Download - 3473-6791-1-SM
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
1/8
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
2/8
2
Angka kejadian pasien dengan GGK pada tahun2012 sebanyak 1.364 orang dan pada 2013mengalami peningkatan menjadi 1.380 orangpenderita GGK (Rekam Medik RSUD ArifinAhmad 2013).
DM merupakan penyakit berjangkapanjang, maka bila diabaikan dapat menyebabkankomplikasi pada organ-organ salah satunyakomplikasi mikrovaskuler adalah komplikasipada pembuluh darah kecil salah satu diantaranyanefropati diabetika ini terjadi karena peningkatanlaju filtrasi glomerulus yang menyebabkandilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantungglukosa yang di perantarai hormon vasoaktif,IGF-1, Nitric Oxide, prostaglandin dan glukagon.Efek langsung dari hiperglikemia adalahransangan hipertrofi sel, hiperglikemia kronik dapat menyebabkan terjadinya glikasinonenzimatik asam amino (Sudoyo, Setiyohadi,Alwi, Marcellus, & Setiati, 2009). Sebanyak 25-50% penyandang diabetes menderita nefropatiyang merupakan penyebab tunggal tersering daripenyakit ginjal stadium akhir dan meliputi 30-40% kasus (O’callaghan, 2009).
Hasneli (2009) telah melakukan penelitiantentang “ The effect of The Health Belief Model ondietary behavior to Prevent Complication of DM type 2 “ menunjukkan hasil bahwa setelah
mengikuti program pendidikan berbasis healthbelieve model (HBM), kelompok eksperimentalmemiliki skor perilaku diet lebih tinggi (p
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
3/8
3
kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, lamamenderita DM dan lama menderita GGK.
Tabel 1Karakteristik responden penderita DM berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan,
pekerjaan, lama menderita DM dan lamamenderita GGK
Karakteristik Jumlah dan persentase
N %Jenis Kelamin- Laki-laki- Perempuan
Umur- Dewasa awal (20-40
tahun)- Dewasa pertengahan
(40-60 tahun)
Pendidikan- SD- SMP- SMA- PT
Pekerjaan- Tidak bekerja- PNS- Wiraswasta
3341
2
72
193
2824
271631
44,655,4
2,7
97,3
25,74,1
37,832,4
36,521,641,9
Lama Menderita DM
- 1-9 Tahun- ≥10 Tahun 2747 36,563,5
Lama Menderita GGK- 2,5 Tahun
4529
60,839,2
Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritasresponden dalam penelitian adalah perempuanyaitu sebanyak 41 orang (55,4%) dan berusiadewasa pertengahan sebanyak 72 orang (97,3%).
Responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu28 orang (37,8%) dan mayoritas wiraswastasebanyak 31 orang (41,9%).
Tabel 2 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan dan stadium
Jumlah dan Persentasen %
Tingkat pengetahuan diet- Tinggi
- Rendah 4232 56,843,2Stadium GGK
- Stadium IV- Stadium V
1262
16,283,8
Tabel 2 menunjukkan bahwa respondendengan pengetahuan tinggi sebanyak 42 (56,8%)dan mayoritas stadium V sebanyak 62 (83,8).
1. Analisa Bivariat
Tabel 3
Hubungan tingakat pengetahuan tentang diet dengan komplikasi gagal ginjal kronik Independent
(Tingkatpengetahuan
)
Dependent(Komplikasi
GGK)
Total ρvalue
Stadium IV
Stadium V
N Persen(%)
Rendah 65,2
2636,8
32 100
Tinggi 66,8
3635,2
42 100 0,843
Total 1212,0
6262,0
74 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil ujistatistik responden yang mempunyai tingkatpengetahuan diet rendah dengan komplikasi GGKstadium IV sebanyak 6 responden (18,8%) sertadengan komplikasi GGK stadium V sebanyak 26responden (81,3%) dan dengan pengetahuantinggi dengan komplikasi GGK stadium IVsebanyak 6 responden (16,2) serta komplikasi
GGK stadium V sebanyak 36 responden (85,2%)Hasil uji statistik menggunakan chi-squaredengan nilai expectednya tidak ada yang 0,05) dapatdisimpulkan bahwa tidak ada hubungan antaratingkat pengetahuan diet dengan komplikasi gagalginjal di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
PEMBAHASANa. Karakteristik responden
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan
bahwa sebagian besar responden berjeniskelamin perempuan 41 responden (55,4%) danlaki-laki sebanyak 33 responden (44,6%). Hal
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
4/8
4
ini disebabkan oleh penurunan hormonestrogen akibat menopause . Estrogen padadasarnya berfungsi untuk menjagakeseimbangan kadar gula darah danmeningkatkan penyimpanan lemak, sertaprogesteron yang berfungsi untuk menormalkan kadar gula darah dan membantumenggunakan lemak sebagai energi (Taylor,2005). Pada dasarnya setiap penyakit dapatmenyerang manusia baik laki-laki maupunperempuan, tetapi pada beberapa penyakitterdapat perbedaan frekuensi antara laki-lakidan perempuan. Namun, berbagai literaturtidak ada yang menyatakan bahwa jeniskelamin merupakan patokan untuk menyebabkan seseorang mengalami gagalginjal kronik. Hal inilah yang menyebabkankejadian DM lebih tinggi pada wanitadibanding pria. Penelitian Nurchayati (2011)yang menyatakan bahwa responden laki-lakilebih banyak mengalami gagal ginjal kronik karena faktor pola hidup dan pola makanresponden laki-laki yang suka merokok danminum kopi. Pada penelitian ini didapatkanperempuan lebih banyak yang menderita DMdengan komplikasi GGK hal ini disebabkankarena dari hasil data yang di dapatkan peneliti
jumlah penderita DM lebih banyak perempuan
daripada laki-laki.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukandi RSUD Arifin Achmad Pekanbarudidapatkan hasil bahwa sebagian besarresponden berada dalam tahap dewasapertengahan (41-60 tahun) berjumlah 72responden (97,3%). Menurut Black dan Hawks(2005) DM sering terdiagnosa pada orangdewasa berumur lebih dari 40 tahun serta DMtipe 2 lebih umum terjadi pada orang dewasadengan suku bangsa tertentu. Seiring
bertambahnya usia, sel menjadi semakinresisten terhadap insulin, menurunkankemampuan tubuh untuk memetabolismeglukosa. Selanjutnya, pengeluaran insulin darisel beta pankreas menurun dan terhambat.
Berdasarkan tingkat pendidikan respondendidapatkan bahwa jumlah responden yangterbanyak yaitu tingkat pendidikan SMA yangberjumlah 28 responden (37,8%) dan yangpaling sedikit yaitu tingkat pendidikan SMPyang berjumlah 3 responden (4,1%). Tingkatpendidikan dapat mempengaruhi kemampuandan pengetahuan seseorang dalam menerapkan
perilaku hidup sehat, terutama mencegahkejadian diabetes melitus. Semakin tinggitingkat pendidikan maka semakin tinggi pulakemampuan seseorang dalam menjaga polahidupnya agar tetap sehat. Selain itu, tingginyakejadian hiperglikemia pada responden yangmemiliki tingkat pendidikan yang rendahmenunjukkan bahwa kurangnya pengetahuantentang penyakit menyebabkan kadar guladarah tidak terkontrol (Riyadi, 2004). Hasilyang didapatkan sesuai karena jumlahresponden yang ditemukan di lapangan yangberpendidikan SMA yang paling banyak ditemukan pada responden. MenurutNotoatmodjo (2007) tingkat pengetahuanseseorang dapat di pengaruhi oleh beberapafaktor salah satunya pendidikan, statuspendidikan mempengaruhi kesempatanmemperoleh informasi mengenaipenanggulangan penyakitnya.
Berdasarkan pekerjaan respondendidapatkan bahwa jumlah responden yangbanyak menderita DM yaitu responden yangbekerja sebagai wiraswasta seperti berdagangdan bekerja di perusahaan swasta berjumlah 31responden (41,9%). Pekerjaan jugamempengaruhi pengetahuan masyarakt yangsibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-
hari akan lebih sedikit untuk memperolehinformasi. Menurut American Diabetes Association (2011) yang menyatakan bahwaaktivitas fisik memiliki manfaat yang besarkarena kadar glukosa dapat terkontrol melaluiaktivitas fisik serta mencegah terjadikomplikasi. Hasil penelitian Gultom (2012)mengatakan bahwa setiap orang yang memiliki
jam kerja tinggi dengan jadwal tidak teraturmenjadi faktor dalam meningkatnya penyakitDM, selain itu jam kerja yang bergiliran
sehingga terganggunya jadwal makan dantidur yang mengakibatkan kenaikan beratbadan dan beresiko besar terkena DM.
Berdasarkan lama hari rawat respondendidapatkan bahwa dari 74 responden diruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUDArifin Achmad Pekanbaru yang diteliti,karakteristik responden berdasarkan lamamenderita DM didapatkan bahwa respondenyang dirawat 1-9 tahun berjumlah 27responden (36,5%). Responden yang lamamenderita ≥10 berjumlah 47 responden(63,5%). Hal ini di karenakan DM adalah
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
5/8
5
penyakit kronis, selain itu karena DMmerupakan penyakit global dan malahan sudahmerupakan suatu epidemi (Soegondo,Soewondo & Subekti, 2005)
Berdasarkan lama menderita respondendidapatkan bahwa dari 74 responden diruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUDArifin Achmad Pekanbaru yang diteliti,karakteristik responden berdasarkan lamamenderita didapatkan bahwa responden yangmenderita 2,5tahun berjumlah 29 responden (39,2%). Hal initerjadi karena beberapa penelitian tentangprogesivitas terjadinya gagal ginjal kronisakibat dari DM setelah 12-15 tahun menderitaDM. Tingginya komplikasi kronik sepertiGGK Terjadi karena lamanya penderita DMdengan kondisi Hiperglikemia (Soegondo,Soewondo & Subekti, 2005). Pada penelitianini sesuai karena responden terbanyak menderita DM >10 tahun.
b. Tingkat Pengetahuan DietBerdasarkan tingkat pengetahuan diet
responden didapatkan bahwa tingkatpengetahuan responden sebagian sebagianresponden memiliki tingkat pengetahuanrendah yaitu berjumlah 42 responden (56,8 %).
Pada proses pengumpulan data penelitimenemukan responden banyak berasal daridaerah luar pekanbaru yang mana dipuskesmas ataupun di rumah sakit merekamemeriksa kesehatan tidak pernah penyuluhanatau konsultasi diet. Dari hasil yangdidapatkan bahwa tingkat pendidikanterbanyak adalah SMA, oleh karena ituresponden yang berpendidikan tinggi lebihmudah menerima hal-hal baru. MenurutNotoadmodjo (2010) menjelaskan bahwa
semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pulapengetahuan. Akan tetapi, bukan berartiseseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah dan sebaliknyaseseoraang yang mempunyai pendidikan tinggimempunyai pengetahuan tinggi. Bedasarkanpenelitian yang dilakukan sebagian respondenmendapatkan pengetahuan diet dari tenagakesehatan seperti ahli gizi, dokter dan perawatserta ada yang mendapatkan informasi daribuku dan internet tetapi ada sebagianresponden yang berasal dari luar Pekanbarutidak pernah mendapatkan informasi diet
selama mereka menderita DM baik dirumahsakit maupun puskesmas ditempat daerahmereka tinggal.
c. Komplikasi Gagal Ginjal KronikBerdasarkan perilaku responden
didapatkan bahwa dari 74 responden diruangan hemodialisa dan rawat jalan RSUDArifin Achmad Pekanbaru yang diteliti,sebagian besar responden sudah terkompliksiGGK Pada stadium V yaitu berjumlah 62responden (83,8%). Penyandang diabetes yangmengalami penyakit ginjal memiliki mortalitasyang lebih tinggi dibandingkan pasien yangtidak menyandang diabetes namun memilikipenyakit ginjal stadium akhir. Kontrolglikemik yang baik telah terbukti dapatmemprlambat laju timbulnya proteinuria dan
progresisivitas pada diabetes (O’callaghan,2009). Pada penelitian ini tingginya angkakomplikasi DM diakibat kan lamanyaresponden menderita DM, rata-rata respondenyang sudah terkomplikasi GGK sudahmenderita DM > 10 tahun.
d. Hubungan tingkat pengetahuan diet dengankomplikasi gagal ginjal kronik
Hasil analisis hubungan tingkatengetahuan dengan komplikasi gagal ginjal
kronik tentang diet diabetes melitus di RSUDArifin Achmad Pekanbaru didapatkan hasilbahwa 6 (5,2%) responden yangberpengetahuan rendah mempunyaikomplikasi gagal ginjal kronik pada stadiumIV dan berjumlah 26 responden mempunyaikomplikasi pada stadium V (26,6%) danberpengetahuan tinggi berjumlah 6 responden(6,8%) dengan stadium IV dan memilikikomplikasi pada stadium V berjumlah 36responden (35,2%) .
Hasil uji statistik menggunakan chi-squrediperoleh nilai ρ value = 0,843 yang berarti ρvalue < α (0, 843< 0,05). Hal ini berarti Hogagal diterima, maka dapat disimpulkan bahwatidak ada hubungan antara tingkatpengetahuan diet pada diabetes melitus dengankomplikasi gagal ginjal kronik di RSUD ArifinAchmad Pekanbaru.
Berdasarkan hasil penelitian inimenunjukkan bahwa sebagian respondendalam penelitian ini telah menempuhpendidikan menengah keatas. MenurutNotoadmodjo (2005) bahwa tingkat
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
6/8
6
pendidikan seseorang dapat mengembangkanpengetahuan dan kemampuan sehinggaindividu mampu berdiri sendiri. Tetapi hasilpenelitian ini tidak sesuai dengan pernyataansebagian responden memiliki pengetahuantinggi dan angka komplikasi gagal ginjal jugatinggi. Dilihat dari lama menderita DM rata-rata responden menderita DM >10 tahunsemakin lama durasi penyakit yang dirasakan,penderita penyakit kronis seperti DM akanmerasa jenuh dan bosan untuk terusmelakukan upaya pengendalian penyakitnya.Pendapat ini sesuai dengan pernyataan WHO(2003) bahwa durasi penyakit merupakanfaktor yang dapat mempengaruhi kepatuhanpenderita penyakit kronis terhadappengobatan.hal ini lah yang dapatmengakibatkan tingginya angka kejadiankomplikasi pada DM.
Hasil Penelitian Arsono (2005) hipertensidiastolik akan berpengaruh terhadap perfusiginjal yang mengakibatkan kerusakan padaglomerulus ginjal, insiden proteinuria persistenlebih sering terdapat pada pasien DM dengantekanan diastolik >90 mmhg, hal ini di perkuatdengan pernyataan Mongensen bahwahipertensi diastolik merupkan faktor resikokuat timbulnya nefropati. Kemudian selain itu
ada beberapa faktor yang menunjukkan buktipenyebab timbulnya gagal ginjal pada diabetespada diabetes melitus yaitu faktor metabolik,hormon pertumbuhan dan cytokin dan faktorvasoaktif. Penelitian di inggris jugamenyebutkan faktor resiko terjadinya GGKpada penderita DM yaitu glikemia dan tekanandarah, ras, diet dan lipid dan genetik. Padapenelitian ini pengetahuan diet tidak adahubungan dengan terjadinya gagal ginjalkronik, pengetahuan tinggi maupun rendah
kejadian GGK pada stadium V tetap tinggi.Hal ini dikarenakan DM merupakanpermasalahan yang dapat di kendalikan, olehkarena itu penderita DM membutuhkanbantuan nyata bukan hanya sekedarmengetahui saja tetapi sebaiknya harus dibantudalam penyediaan terapi diet maupundukungan sosial, dukungan sosial sepertikeluarga, teman, sesama teman penderita DMdan tenaga kesehatan sebagai sumberinformasi yang bisa meningkatkanpengetahuan dan aplikasi tentang penyakit DMuntuk mencapai keadaan yang sehat sehingga
mampu berprilaku yang sehat agar terhindardari berbagai komplikasi termasuk Gagalginjal kronik.
Sejalan dengan hasil penelitian yangdilakukan Probasari (2013) tentang faktorresiko gagal ginjal pada diabetes melitus yangmenyebutkan ada beberapa faktor yaitu faktormetabolik yang bisa mempengaruhiprogresivitas komplikasi yang menyebabkanhiperglikemi, hormon pertumbuhan danCytokin yang mana hormon ini berperanpenting dalam progresivitas gangguan fungsiginjal, ras biasanya GGK yang disebabkanDM banyak terjadi pada bangsa asia selatan,diet dan lipid beberapa penelitianmembuktikan adanya penurunan kadaralbumin yang signifikan setelah dilakukanintervensi diet tetapi pada penelitian meskipunpengetahuan tinggi tentang diet tinggi tapikejadian komplikasi GGK juga tinggi. Genetik
juga salah satu faktor resiko yaitu peran genpolimorfisme Angiotensin converting enzim(ACE) . Riwayat penyakit kardivaskulersebelumnya.
KESIMPULANHasil penelitian tentang hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang diet pasien DM
dengan komplikasi gagal ginjal kronik RSUDArifin Achmad Pekanbaru menyatakan bahwamayoritas responden dengan jenis kelaminperempuan yaitu sebanyak 41 responden (55,4%),umur responden berada pada tahap umur dewasapertengahan (41-60 tahun) yaitu sebanyak 72responden (97,3) Pada tingkat pendidikan,mayoritas responden berpendidikan SMAsebanyak 28 responden (37,8%), dengan jenispekerjaan responden yaitu sebagai wiraswastaberjumlah 31 responden (41,9%). Hasil
klasifikasi rata-rata responden pengetahuantinggi yaitu sebanyak 42 responden (56,8%), danuntuk komplikasi GGK didapatkan bahwaresponden yang memiliki komplikasi denganstadium V sebanyak 62 responden (83,8%).
Berdasarkan uji statistik didapatkan ρ value0,843 yang berarti ρ value > α (0,843 >0,05). Halini menunjukkan tidak ada hubungan antaratingkat pengetahuan diet DM dengan komplikasigagal ginjal kronik di RSUD Arifin AchmadPekanbaru.
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
7/8
7
SARANBagi Ilmu keperawatan hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi danmasukan bagi perawat maupun tenaga kesehatanlainya untuk berperan serta melakukanpencegahan komplikasi bukan dengan hanya dietsaja, dengan mencari faktor penyebab lainterjadinya komplikasi gagal ginjal kronik padapenderita DM.
Bagi rumah Sakit penelitian inidiharapkan dapat sebagai bahan masukan bagipihak rumah sakit agar selalu melakukanpencegahan ataupun pengobatan yangkomprehensif pada para penderita DM agarkejadian GGK bisa dikendalikan. Bagi perawathendaknya dapat meningkatkan fungsi sebagaieducator yaitu harus memberikan informasikepada penderita DM tentang diet dalammeningkatkan pengetahuan tentang diet danpenatalaksanaannya.
Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitianini dapat dijadikan sebagai data dan informasidasar untuk melakukan penelitian lebih lanjutyang berhubungan dengan 4 pilar pengelolaanDM bukan hanya diet saja. Perbaikan jumlahsampel ataupun metode penelitian agar hasilpenelitian lebih tepat dan akurat.
UCAPAN TERIMA KASIHTerima kasih yang tidak terhingga atas bantuandan bimbingan dari berbagai pihak dalammenyelesaikan laporan penelitian ini.
1Refianti Marsinta : Mahasiswa Program StudiIlmu Keperawatan Universitas Riau2Yesi Hasneli : Dosen Departemen KeperawatanMedikal Bedah Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Riau3Ari Pristiana Dewi : Dosen DepartemenKeperawatan komunitas Program Studi IlmuKeperawatan Universitas Riau
DAFTAR PUSTAKA
Arsono, S. (2005). Faktor resiko terbuktiterjadinya gagal ginjal kronik padadiabetes melitus. Di peroleh tanggal 20
januari 2014 darihttp://www.eprints.undip.ac.id
Departemen Kesehatan RI. (2005).Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes mellitus . Diperoleh tanggal 5Juni 2013 darihttp://binfar.depkes.go.id/download/PC_DM.pdf .
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012). Data penemuan penyakit diabetes melitus.Pekanbaru: Dinkes Kota Pekanbaru.
Friedman, M. M., Bowden, R. V., & Jones, G. E.(2010). Keperawatan keluarga riset, teori& praktek. Jakarta: ECG.
Gultom, T. Y. (2012). Tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentangmanajemen diabetes melitus. Diperolehtanggal 22 januari darihttp://lontar.ui.ac.id/file
Haryanti, D. (2011). Hubungan AntaraPengetahuan Klien Diabetes Mellitus Tipe
II Tehadap Kepatuhan Pola Diet Diabetes. Universitas Riau.Tidak
Dipublikasikan.Hasneli, Y. (2009). The effect of a health beliefemodel based educational program to
prevent diabetes complication on dietarybehavior of Indonsia adults with type 2diabetes mellitus . Jurnal Keperawatanprofessional Indonesia. Vol 1. Pekanbaru:ISSN
Medical Record RSUD. (2013). Catatan Rawat Inap dan Rawat Jalan Pasien DM . Tidak Dipublikasikan.
Notoatmodjo, S. (2010). Metode PenelitianKesehatan . Jakarta: Rineka Cipta
Nurchayati, S. (2011). Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yangmenjalani hemodialisis di rumah sakit islam fatimah cilacap dan rumah sakit
umum daerah banyumas . Diperoleh padatanggal 19 Agustus 2013 darihttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20282431-T%20Sofiana%20Nurchayati.pdf
O’callaghan. (2009). At a glance sistem ginjal .Erlangga: Jakarta
Probasari, E. (2013). Faktor resiko gagal ginjal pada diabetes melitus . Journal. Diperoleh tanggal 15 Desember darihttp://www.e.Journal.undip.ac.id
Royanah. (2010). Efektifitas Transtheoretical
Model Berbasis pendidikan kesehatanterhadap perubahan pola diet (High fat
-
8/19/2019 3473-6791-1-SM
8/8
8
Diet ) pada pasien DM. Universitas Riau.Tidak Dipublikasikan.
Riyadi. (2004). Tingkat pengetahuan dengandeteksi diabetes melitus. Diperolehtanggal 20 januari 2014 darihttp://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4685.
Sudoyo, A., Setyohadi, B., Alwi, I., Marcellus,dan Setiati, S. (2009). Buku ajar ilmu
penyakit dalam . (edisi 4). Jakarta:Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Taylor, C., Lillis, C., & Lemone, P. (2005).Fundamental of nursing . (5 th).Philadelphia: Lippincott Williams &Wilkins.
Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I. (2005).Penatalaksanaan diabetes melitusterpadu . Jakarta: Pusat diabetes dan lipid