35 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
4. Deskripsi Data Dan Pembahasan
4.1. Gambaran Umum Kota Palangkaraya
4.1.1. Letak dan Luas Wilayah
Secara geografis kota Palangkaraya terletak pada 6° - 40' - 720" Bujur
Timur dan 1° - 30° Lintang Selatan, yang secara administratif berbatasan dengan :
• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas,
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan.
Kota Palangkaraya merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang
terletak di pinggir sungai Kahayan, dengan luas wilayah 2.400 km² atau 1,56%
dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Kota Palangkaraya terdiri atas 2
kecamatan, 121 kelurahan, 482 RT, dan 131 RW. Pada tabel 2.1 dapat dilihat
behwa Kecamatan Pahandut dengan luas wilayah 1.071 km² atau 44.65% dari luas
Kota Palangkaraya, terdiri dari 11 kelurahan, 419 RT dan 113 RW. Sedangkan
Kecamatan Bukit Batu merupakan kecamatan terluas di kota Palangkaraya, yaitu
1.392 km² atau 55,38% dari luas kota Palangkaraya, terdiri dari 10 kelurahan, 63
RT, dan 18 RW.
Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Palangkaraya Menurut Kecamatan dan Kelurahan
serta Jumlah RT dan RW tahun 2001.
Kecamatan Jumlah Luas % Terhadap /Kelurahan RT RW (km2) Kota
A. PAHANDUT 419 113 1.071 44,62 1. Panarung 91 27 4,29 0,18 2. Panarung 46 12 170,71 7,11 3. Langkai 46 14 61,685 2,57 4. Menteng 37 9 8,315 0,35 5. Palangka 93 25 115,122 4,80 6. Bukit Tunggal 50 14 20,878 0,87 7. Kereng Bangkirai 16 3 270 11,25 8 Bereng Bengkel 5 2 120 5,00
9. ……..
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
36
9. Tumbang Rungan 2 1 85 3,54 10. Petuk Katimpun 6 1 110 4,57 11. Kalampangan 27 5 105 4,38 B. BUKIT BATU 63 18 1.329 55,38 1. Marang 6 2 223 9,29 2. Tumbang Tahai 14 4 164 6,83 3. Banturung 7 2 55 2,29 4. Tangkiling 10 2 48 2,00 5. Sei Gohong 8 3 68 2,83 6. Kanarakan 4 1 68 2,83 7. Petuk Bukit 5 1 96 4,00 8. Panjehang 4 1 29 1,00 9. Petuk Barunai 1 1 273 11,38 10. Mungku Baru 4 1 305 12,71 KOTA PALANGKARAYA 482 131 2.400 100
( Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka 2001 )
Selanjutnya luas wilayah kota Palangkaraya dirinci menurut
peruntukannya, seperti yang terlihat dalam tabel 2.2 berikut ini. Sebesar 68,81%
dari luas wilayah kota Palangkaraya merupakan hutan produksi. Sedangkan
selebihnya sebesarn31,29% merupakan kawasan hutan pendidikan dan latihan,
kawasan pelestarian dan suaka alam, kawasan transmigrasi, kawasan pemukiman,
kawasan pengembangan produksi, kawasan pemukiman dan penggunaan lainnya.
Tabel 4.2. Luas Wilayah Kota Palangkaraya dirinci Menurut Peruntukannya
Tahun 2001
Pembagian Wilayah Menurut Peruntukannya
Luas Wilayah (Ha)
Persentase (%)
1. Hutan Produksi (HP) • Hutan Produksi Biasa • Hutan Produksi
Terbatas
130.398 34.518
54.33 14.38
2. Hutan Pendidikan dan Latihan
814 0.34
3. a. Kawasan Pelestarian Alam b. Kawasan Suaka Alam
1.670 2.061
0.86 0.70
4. …….
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
37
4. Kawasan Transmigrasi (T1) dan Realisasi Lokasi Transmigrasi (T2)
2.525 1.05
5. Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) Serta Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya
68.014 28.34
J U M L A H 240.000 100 (Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)
4.1.2. Penduduk dan Tenaga Kerja
Mengetahui keadaan penduduk dengan berbagai karakteristiknya
merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan dan merumuskan suatu
kebijakan pembangunan di suatu daerah.jumlah kepadatan penduduk di Kota
Palangkaraya dapat terlihat dalam tabel 2.3. berikut.
Tabel 4.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Palangkaraya Tahun 2001
Jumlah Penduduk
Kecamatan ( Jiwa ) ( % )
Luas
Wilayah
(km²)
Kepadatan Per
Km² (Jiwa)
Pahandut 156.818 91,33 1.071 146,42
Bukit Batu 14.896 8,67 1.329 11,21
Kota Palangkaraya
171.714 100 2.400 71,55
(Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)
Penduduk Kota Palangkaraya pada tahun 2001 berjumlah sebanyak
171.714 jiwa, atau dengan tingkat kepadatan rata-rata 71,55 jiwa per km². Dari
jumlah tersebut sebesar 91,33% berada di wilayah Kecamatan Pahandut, dengan
kepadatan 142,42 per km². Sedangkan di wilayah Kecamatan Bukit Batu sebesar
8,67%, dengan tingkat kepadatan 11,21 jiwa per km². Keadaan diatas
menunjukkan bahwa penyebaran penduduk kota Palangkaraya umumnya kurang
merata, dan cenderung terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
38
Penduduk yang terserap di berbagai lapangan pekerjaan di kota
Palangkaraya dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Umur 10 Tahun Ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Palangkaraya Tahun 2001
Jumlah Lapangan Pekerjaan
(Orang) (%)
1. Pertanian 3.881 6,52
2. Pertambangan dan Penggalian 1.206 2,02
3. Industri 6.555 11,00
4. Bangunan / Konstruksi 2.581 4,33
5. Perdagangan, Hotel dan
Restoran 18.998 31,89
6. Pengangkutan & Komunikasi 4.256 7,15
7. Bank dan Lembaga Keuangan 1.830 3,07
8. Jasa – Jasa 20.258 34,01
J U M L A H 59.565 100
(Sumber : BPS, Kota Palangkaraya Dalam Angka Tahun 2001)
Pada tahun 2001, dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja yang bekerja di
berbagai sektor meningkat menjadi 59.565 orang, dimana sektor jasa merupakan
sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 34,01% kemudian
diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 31,89%, dan sektor industri
11%, sisanya terserap ke berbagai sektor pekerjaan yang lain.
4.1.3. Perekonomian
Gambaran keadan perekonomian kota Palangkaraya tercermin dari
besarnya sumbangan dari masing-masing sektor atau lapangan usaha dalam
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya yang
dapat dilihat pada tabel 4.5, bahwa struktur perekonomian kota Palangkaraya
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
39
bertumpu pada 4 sektor utama, yaitu sektor pengangkutan/komunikasi, sektor
jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor
bangunan/konstruksi.
Tabel 4.5. Rata-rata PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
1993 Kota Palangkaraya Tahun 1993-2000 (Berdasarkan data BPS, Kota
Palangkaraya Dalam Angka Tahun 1993 – 1999 dan 2000 – 2001)
Lapangan Usaha Rata – Rata ( % )
1. Pertanian 6.10
2. Pertambangan / Penggalian 1.54
3. Industri Pengolahan 5.17
4. Listrik, Gas, dan Air Minum 1.39
5. Bangunan / Konstruksi 10.31
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12.94
7. Pengangkutan / Komunikasi 29.05
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6.50
9. Jasa – jasa 27.00
J U M L A H 100
(Sumber : Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya, 2002)
Dalam kurun waktu tahun 1993 – 2000, kontribusi sektor
pengangkutan/komunikasi dalam PDRB rata-rata sebesar 29,05%, sektor jasa-jasa
rata-rata sebesar 27%, sektor perdagangan, hotel dan restoran rata-rata sebesar
12,94%, dan sektor bangunan/konstruksi rata-rata sebesar 10,31%.
4.1.4. Gambaran Umum Pendapatan Pajak Daerah
Sumber penerimaan pajak pada tahun anggaran 1992/1993-1997/1998
terdiri atas 12 sumber penerimaan, kemudian sejak tahun 1999/2000 hanya terdiri
dari 6 sumber penerimaan. Pada tahun 1998/1999 disamping terjadi pengurangan
sumber sebanyak 9 sumber juga terjadi penambahan sumber penerimaan baru.
Pada tahun 1999/2000 penerimaan pajak dari Penerangan Jalan (52.98 %)
merupakan sumber penerimaan pajak yang terbesar, kemudian disusul dengan
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
40
pajak Hotel dan Restoran (29,56 %) serta pajak Pengambilan Dan Pengelolaan
Bahan Galian Golongan C (8,48 %). Sedangkan pada tahun 2002 sumber
penerimaan pajak terbesar diperoleh dari pajak Penerangan Jalan (72,24 %)
disusul pajak Hotel dan Restoran (14,9 %) serta pajak Pengambilan Dan
Pengelolaan Bahan Galian Golongan C (4,97 %).
Tabel 4.6. Komposisi Pajak Daerah Menurut Sumber-Sumbernya
No Jenis Pajak 1992/1993 1996/1997 1997/1998 1999/2000 2001 2002 ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) 1 Potong Hewan 3.35 3.26 3.83 - - 2 Pembangunan I 18.07 25.38 17.23 - - 3 Radio 0.12 0.47 0.41 - - 4 Bangsa Asing 0.02 0.04 0.01 - - 5 Pertunjukan dan Keramaian 18.47 5.54 4.36 2.85 2.14 1.62 Umum (Hiburan) 6 Reklame 17.14 8.75 8.14 5.45 6 5.9 7 Anjing 0.02 0.01 0.03 - - 8 Minuman Beralkohol 0.45 0.26 0.31 - - 9 Kendaraan Tidak Bermotor 1.02 1.26 0.93 - - 10 Penerangan Jalan 32 50.81 61.9 52.98 73 72.24 11 Rmh. Bola (Billyard) 0.42 1.57 1.42 - - 12 Pendaftaran Perusahaan 8.92 2.65 1.43 - - 13 Hotel dan Restoran - - - 29.56 14 14.9 14 Pemanfaatan Air - - - 0.68 1.1 0.37 15 Pemanfaatan Bahan - - - 8.48 3.76 4.97 Galian Gol. C TOTAL 100 100 100 100 100 100
(Sumber : Tim Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Palangkaraya, 2002)
Khusus untuk Pajak Hotel dan Restoran yang menjadi objek penelitian,
penerimaan pajak dari sektor ini dapat dilihat dalam tabel 4.7. berikut :
Tabel 4.7. Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Palangkaraya Tahun
Anggaran 1996/1997 – Tahun 2002
Tahun Jumlah Penerimaan (Rp)
1996/1997 Rp 264,978,118
1997/1998 Rp 184,740,224
1998/1999 Rp. ………………
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
41
1998/1999 Rp 384,081,848
1999/2000 Rp 601,381,601
2000 Rp 423,559,306
2001 Rp 361,876,279
2002 Rp 561,874,180
(Sumber : Diolah dari Data Hasil Penerimaan Daerah Tahun Anggaran 1996/1997 – Tahun 2002 diterbitkan oleh Dinas Pendaparan Daerah Kota Palangkaraya)
Dari data ini terlihat bahwa penerimaan pajak dari sektor Pajak Hotel dan
Restoran di daerah Kota Palangkaraya cenderung berfluktuasi. Hal ini sesuai
dengan keadaan ekonomi nasional yang mengalami penurunan yang tajam pada
tahun 1997/1998. Penurunan pada tahun 2001 juga diakibatkan oleh pengaruh
kerusuhan antar etnis yang melanda Propinsi Kalimantan Tengah pada waktu itu
yang berakibat pada kestabilan ekonomi di daerah Kalimantan Tengah secara
umum.
4.2. Deskripsi Penelitian
4.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Palangkaraya yang merupakan
ibukota dari Propinsi Kalimantan Tengah. Alasan mengapa wilayah ini yang
dipilih sebagai wilayah penelitian adalah karena dengan kapasitasnya sebagai
ibukota propinsi maka Kota Palangkaraya bisa dikatakan sebagai sentral dari
kegiatan ekonomi dan administratif di propinsi Kalimantan Tengah, sehingga
dengan demikian maka bisa dipastikan bahwa jumlah PAD dari Kota
Palangkaraya ini termasuk cukup besar apabila dibandingkan dengan wilayah-
wilayah lain yang berada di propinsi Kalimantan Tengah. Alasan lain adalah
karena kota ini merupakan tempat asal dari peneliti, sehinga dengan demikian
diharapkan data-data yang diperlukan bisa diperoleh dengan lebih mudah dan
cepat.
Kegiatan pengambilan data yang diperlukan untuk penelitian ini
berlangsung selama lebih kurang 1 bulan, yaitu antara tanggal 8 Agustus 2003
sampai dengan 10 September 2003. Hal ini mencakup kepada kegiatan
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
42
menghimpun data-data dokumentasi yang diperlukan serta observasi terhadap
objek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
4.2.2. Kegiatan Penelitian
Sebelum memulai kegiatan pengumpulan data, sesuai dengan prosedur
yang berlaku maka peneliti harus memperoleh ijin untuk mengadakan penelitian
dan pengumpulan data dari pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(BPPD) Propinsi Kalimantan Tengah. Hal ini dimaksudkan agar peneliti bisa
diperkenankan untuk mengakses data-data yang diperlukan dari instansi-instansi
pemerintah ataupun non pemerintah yang berkaitan dengan subjek penelitian ini.
Setelah mengurus dan memperoleh surat ijin yang diperlukan, maka
peneliti mendatangi Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya untuk
memperoleh data-data dokumen mengenai jumlah pendapatan Pajak Daerah
terutama Pajak Hotel dan Restoran, daftar Wajib Pajak sektor Pajak Hotel dan
Restoran dan data-data pendukung lain yang diperlukan seperti Peraturan Daerah
dan Tata Cara Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel dan Restoran.
Selain itu, peneliti juga melakukan dialog dengan petugas dari bagian yang terkait
langsung dengan Pajak Hotel dan Restoran untuk mengetahui kondisi dan
permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Dalam kegiatan dokumentasi data, sedikit ditemukan kesulitan karena
dokumen-dokumen yang ada di Kantor Dinas Pendapatan Daerah masih belum
tersusun dengan rapi. Menurut petugas, hal ini disebabkan karena kantor tersebut
baru saja ditempati lebih kurang 2 bulan yang lalu sehingga masih banyak
dokumen yang tercecer atau tertinggal di kantor yang lama. Data-data dokumen
yang diperlukan baru bisa terkumpul setelah peneliti beberapa kali kembali
mendatangi kantor tersebut.
Dokumen yang dikumpulkan adalah :
1. Laporan Realisasi Penerimaan Dan Tunggakan Pajak/Retribusi Daerah,
Bagian Laba Usaha, Penerimaan Lain-Lain, Bagi Hasil Pajak Dan Bagi Hasil
Bukan Pajak tahun anggaran 2002 (Lampiran 1),
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
43
2. Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 1998 tentang Pajak Hotel dan Restoran
(Lampiran 2) serta Peraturan Darah Nomor 26 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel dan Restoran.
3. Daftar Wajib Pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran berupa Surat Ketetapan
Pajak Sementara (Lampiran 3).
Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah ini diketahui bahwa
jumlah Wajib Pajak untuk usaha Hotel berjumlah 30 Wajib Pajak dan untuk usaha
Restoran/Rumah Makan berjumlah 154 Wajib Pajak.
Untuk mendapatkan keyakinan atas jumlah Wajib Pajak, maka dilakukan
perbandingan antara data-data yang dikumpulkan dari berbagai instansi seperti
Dinas Pendapatan Kota Palangkaraya, Dinas Pariwisata Kota Palangkaraya dan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangkaraya serta ditambah dengan hasil dari
observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dari sini diketahui bahwa jumlah Wajib
Pajak Hotel adalah sebesar 32 hotel (lampiran 4) dan jumlah Wajib Pajak
Restoran/Rumah Makan adalah sebesar 197 restoran/rumah makan (lampiran
lampiran 5).
Melihat bahwa jumlah dari populasi penelitian yang cukup besar dan
mengingat segala keterbatasan yang dimiliki peneliti, maka diputuskan untuk
memperkecil jumlah objek yang akan diteliti lebih lanjut dengan menggunakan
teknik sampling. Untuk keperluan pengambilan sampel ini, maka peneliti terlebih
dahulu membagi populasi Restoran/Rumah Makan kedalam kelompok-kelompok
(strata) tertentu yang mempunyai kesamaan. Karakter yang dijadikan acuan
dalam pengelompokan ini adalah berdasarkan jenis menu/makanan utama yang
disediakan dalam restoran/rumah makan tersebut dengan pertimbangan bahwa
harga dari menu/makanan yang sejenis yang disajikan dalam berbagai
restoran/rumah makan pada dasarnya sama atau tidak jauh berbeda. Dengan
menggunakan cara ini peneliti membagi restoran/rumah makan yang ada menjadi
beberapa jenis, yaitu :
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
44
a. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar/Kalimantan Selatan).
Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi
oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan
(Banjarmasin), antara lain :
- Soto Banjar,
- Sop Ayam Banjar,
- Ketupat Kandangan,
- Sate Banjar,
- Nasi Kuning,
- Lontong, dan lain-lain.
Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 7.000,-
b. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Dayak/Kalimantan Tengah)
Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi
oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Kalimantan Tengah, antara
lain :
- Juhu Rimbang (Sayur Asam)
- Juhu Singkah (Sayur Rebung Rotan/Kelapa Sawit)
- Juhu Kedondong (Sayur daun kedondong)
- Juhu Taya (Sayur daun taya)
- Aneka masakan daging babi khas Kal-Teng
- Aneka masakan ikan khas Kal-Teng, dan lain-lain
Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 8.000,-
c. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang)
Menu utama makanan di restoran./rumah makan ini sebagian besar didominasi
oleh masakan-masakan yang berasal dari daerah Padang.
Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 10.000,-
d. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum)
Menu makanan di restoran/rumah makan jenis ini tidak didominasi oleh
masakan dari daerah-daerah tertentu, tapi masih menyajikan masakan-
masakan Indonesia, seperti :
- Rawon
- Gado-gado
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
45
- Nasi Campur
- Ayam Goreng
- Sop Buntut
- Nasi/Mie Goreng
- Soto Ayam
- Sayur Asam, dan lain-lain
Dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-
e. Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food.
Menu/makanan didominasi oleh makanan-makanan ikan (laut/sungai), antara
lain :
- Pecel lele
- ikan patin bakar/goreng
- ikan bawal bakar/goreng
- ikan nila bakar/goreng
- pepes ikan
- tanak ikan manjuhan, dan lain-lain
Dengan harga rata-rata sebesar Rp. 8.000,-
f. Restoran/Rumah Makan Chinese Food.
Menu/makanan di restoran/rumah makan ini didominasi oleh jenis-jenis
makanan toinghoa (chinese food), seperti :
- bakmi goreng/kuah
- bihun goreng/kuah
- swikee
- capcay
- nasi goreng tionghoa
- koloke
- fu yung hai
- aneka masakan daging babi, dan lain-lain.
Dengan harga rata-rata Rp. 7.000,-
g. Depot Bakso/Mie.
Menu/makanan di sini khusus menyajikan Bakso Daging, Mie Pangsit, atau
Mie Ayam. Dengan harga rata-rata Rp. 5.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
46
h. Depot Es/Minuman.
Hanya menyediakan minuman seperti soft drink, es teler, es campur, juice
buah dan lain-lain ditambah makanan-makanan kecil seperti kue. Dengan
harga rata-rata Rp. 3.500,-
i. Café dan Karaoke.
Pada dasarnya hanya menyediakan minuman baik itu minuman ringan (soft
drink) ataupun minuman ber-alkohol ditambah makanan-makanan kecil
seperti kacang, kue dan lain-lain. Berbeda dengan restoran/rumah makan lain,
café dan restoran menyediakan atraksi hiburan bagi para pengunjungnya. Di
café para pengunjung dihibur dengan atraksi musik panggung, sedangkan di
karaoke disajikan hiburan musik melalui media audio video dan pengunjung
bisa menyanyi sendiri melalui media tersebut. Harga rata-rata menu
Rp. 15.000,-
j. Restoran Hotel.
Jenis/kategori Restoran Hotel ini dibuat karena peneliti mengalami kesulitan
untuk mengobservasi dan menghitung jumlah rata-rata pengunjung restoran
yang yang menjadi satu dengan bangunan hotel. Hal ini disebabkan karena
selain dipergunakan sebagai salah satu fasilitas bagi penginap, restoran ini
juga sering dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan
perayaan yang sifatnya insidentil dan melibatkan banyak pengunjung dari luar
(bukan penginap hotel) seperti resepsi pernikahan, ulang tahun dan
sebagainya. Sehingga untuk jenis restoran ini diputuskan untuk memakai
asumsi bahwa jumlah pengunjung restoran adalah sama dengan 2 kali jumlah
hunian di hotel tersebut, dengan asumsi bahwa 1 kamar diisi oleh 2 orang
penginap. Harga rata-rata menu Rp. 20.000,-
Selanjutnya digunakan formula yang diajukan oleh Nazir (1988) untuk
menentukan jumlah sampel yang akan diambil dari kelompok Wajib Pajak
Restoran/Rumah Makan. Dari hasil perhitungan maka ditetapkan total jumlah
sampel untuk kelompok restoran/rumah makan adalah sebesar 67 sampel
(Lampiran 6). Kemudian jumlah sampel tadi akan dibagi secara proporsional
terhadap kelompok-kelompok (strata) yang telah ditentukan secara acak (random),
sehingga akan diperoleh pembagian sebagai berikut :
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
47
a. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar/Kalimantan Selatan) sebanyak 14
sampel
b. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Dayak/Kalimantan Tengah) sebanyak 4
sampel
c. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang/Sumatra) sebanyak 3 sampel
d. Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum) sebanyak 7 sampel
e. Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food sebanyak 5 sampel
f. Restoran/Rumah Makan Chinese Food sebanyak 5 sampel
g. Depot Bakso/Mie sebanyak 10 sampel
h. Depot Es/Minuman sebanyak 9 sampel
i. Café dan Karaoke sebanyak 8 sampel
j. Restoran Hotel sebanyak 4 sampel
Sedangkan untuk kelompok Wajib Pajak Hotel, seluruh anggota populasi
dipergunakan sebagai sampel mengingat jumlahnya hanya sebanyak 32 buah
(Lampiran 7). Pengelompokan atas Wajib Pajak Hotel ini dilakukan berdasarkan
klasifikasi kelas hotel yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Kota Palangkaraya
sebagai berikut :
a. Kelas Hotel Bintang 2 sebanyak 1 hotel
b. Kelas Hotel Bintang 1 sebanyak 1 hotel
c. Kelas Hotel Melati 3 sebanyak 12 hotel
d. Kelas Hotel Melati 2 sebanyak 5 hotel
e. Kelas Hotel Melati 1 sebanyak 7 hotel
f. Kelas Hotel Non Melati sebanyak 6 hotel
Setelah objek yang akan diteliti telah ditentukan, maka tahap selanjutnya
adalah melakukan observasi. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data-
data yang diperlukan untuk dapat menghitung Potensi Pajak dari objek yang
diteliti. Data-data yang dikumpulkan dalam observasi ini adalah :
a. Untuk Kelompok Wajib Pajak Hotel adalah :
- Jenis dan tarif kamar.
- Jumlah rata-rata hunian kamar per hari.
b. Untuk Kelompok Wajib Pajak Restoran/Rumah Makan :
- Jenis dan harga rata-rata makanan yang ditawarkan.
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
48
- Jumlah rata-rata pengunjung per hari.
Data jenis dan tarif kamar hotel diperoleh dengan cara melihat daftar jenis
dan tarif kamar yang berada di front office. Sedangkan data tentang jumlah rata-
rata hunian kamar per hari diperoleh dengan cara melihat di buku tamu hotel
tersebut. Di dalam buku tamu tersebut pada setiap akhir bulannya jumlah rata-rata
hunian kamar disajikan dalam bentuk prosentanse yang diperoleh dari persamaan :
%100)(30
xhari
KamarJumlahSebulanKamarHunianJumlah
HunianRataRata���
���
=−
Menurut Bapak Santos, SE yang merupakan seorang staf marketing dari Hotel
Dandang Tingang, persamaan ini merupakan persamaan baku yang diterapkan
oleh pihak Dinas Pariwisata dan dipergunakan oleh semua hotel yang ada untuk
menghitung rata-rata jumlah tamu yang menginap dalam kurun waktu 1 bulan.
Data rata-rata hunian yang diambil peneliti adalah data 3 bulan terakhir yaitu
antara bulan Mei – Juli 2003. Disini peneliti juga menemui kesulitan karena ada
beberapa hotel yang tidak bersedia untuk menunjukkan buku tamunya, sehingga
untuk memperoleh data tersebut penulis terpaksa hanya memperoleh jawaban
secara lisan tanpa melihat dokumen (buku tamu) tersebut secara langsung.
Data jenis dan harga makanan diperoleh dari daftar menu yang ada di
restoran/rumah makan, sedangkan harga rata-rata makananan adalah perkiraan
jumlah minimum rata-rata yang dibayarkan oleh pengunjung berdasarkan harga
yang tercantum di daftar menu. Sedangkan data tentang jumlah rata-rata
pengunjung per hari diperoleh dari pengamatan dan penghitungan yang dilakukan
oleh peneliti terhadap restoran/rumah makan yang dijadikan sample dalam
penelitian.
Setelah data-data tersebut terkumpul dengan lengkap, maka tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung Potensi Pajak dari Hotel dan
Restoran yang ada. Penghitungan Potensi Pajak tersebut dilaksanakan dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
a. Hotel
Potensi Pajak = (tingkat rata-rata hunian per hari) x (tarif rata-rata) x 365
Hari x Tarif pajak
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
49
b. Restoran/Rumah Makan
Potensi Pajak = (jumlah rata-rata tamu per hari) x (harga rata-rata) x 365
Hari x Tarif pajak
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah melakukan perbandingan antara
Potensi Pajak hasil perhitungan peneliti dengan Realisasi Penerimaan Pajak
berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya. Berdasarkan perbandingan ini akan diperoleh gambaran tentang
efektifitas pemungutan pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran di wilayah Kota
Palangkaraya.
Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap beberapa faktor yang
dianggap berpengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan dan besarnya hasil
pemungutan Pajak Hotel dan Restoran. Faktor-faktor tersebut antara lain :
- Pelaksanaan kegiatan pemungutan pajak di lapangan. Dengan cara melakukan
tanya jawab dengan petugas lapangan tentang teknik pemungutan pajak yang
dipergunakan serta kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Dari sini
diketahui bahwa penagihan dilakukan tiap minggu pertama setiap bulannya,
dan dilakukan dengan cara mendatangi Wajib Pajak satu persatu dengan
membawa SKP (Surat Ketetapan Pajak) yang memuat jumlah pajak yang
harus dibayarkan oleh Wajib Pajak tersebut. Cara ini memakan waktu, tenaga
dan biaya yang cukup banyak, ditambah lagi dengan tidak tersedianya sarana
berupa kendaraan dinas yang dapat dipergunakan sehingga petugas harus
mempergunakan kendaraan umum untuk mendatangi tempat Wajib Pajak,
padahal tidak semua lokasi Wajib Pajak berada dalam rute yang dilewati oleh
kendaraan umum.
Selain itu, penagihan secara langsung ini juga memerlukan tenaga pemungut
yang cukup banyak, sehingga seringkali petugas dari unit lain seperti unit
pendataan dan unit pengawasan juga diperbantukan untuk melaksanakan
kegiatan penagihan. Hal ini mengakibatkan ketidakteraturan dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab.
- Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Dari sini diketahui bahwa
kesadaran masyarakat masih rendah dalam membayar pajak, karena menurut
pengelola restoran masih banyak pelanggan yang menolak untuk membayar
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
50
beban pajak yang ditambahkan dalam pembayarannya. Dari tanya jawab
kepada sebagian masyarakat pengguna jasa hotel dan restoran diketahui bahwa
masih banyak diantara mereka yang tidak tahu akan adanya pajak yang
dipungut atas penggunaan jasa hotel dan restoran tersebut. Ini berarti bahwa
sosialisasi yang dilakukan pihak yang terkait masih kurang efektif.
4.3. Analisis dan Pembahasan
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis lebih
lanjut dalam usaha untuk memperoleh potensi penerimaan pajak sektor Pajak
Hotel dan Restoran di wilayah Kota Palangkaraya.
4.3.1. Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan
Penghitungan potensi pajak dari sektor Restoran/Rumah Makan dilakukan
berdasarkan jenis rumah makan yang diklasifikasikan berdasarkan jenis
makanan/menu utama serta karakteristik dari Restoran/Rumah Makan tersebut.
Sedangkan harga rata-rata dari setiap jenis restoran/rumah makan diperoleh dari
perkiraan rata-rata pembayaran minimal yang dilakukan konsumen berdasarkan
harga makanan yang terdapat di dalam daftar menu dari restoran/rumah makan
yang bersangkutan. Adapun penghitungan potensi pajak dari setiap jenis
restoran/rumah makan yang ada di wilayah penelitian adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Banjar)
Tabel 4.8. Perhitungan Perkiraan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia
(Banjarmasin)
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1 R.M AMANDIT 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88
2 R.M NASI KUNING 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68
3 R.M NASI KUNING RACHMAN 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
4 R.M PUSAKA BANJAR 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68
5 R.M SENGGOL 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
6 R.M FADLI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 RP. 7000,-
7 R.M SERAMBI BANJAR 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
8 R.M FACHRINA 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60
9 R.M SOTO BANJARAYA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
10 R.M BANJAR NIKMAT 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60
11 R.M AMUNTAI …… ….. …. ……… …
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
51
11 R.M AMUNTAI 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60
12 R.M PAL SATU 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
13 R.M ABANG DJALI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88
14 R.M ADUHAI 40 25 4 10.00-20.00 WIB 82
Total 982 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 14982
= 70
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 70 x Rp. 7.000,-
= Rp. 490.000,-/hari
Potensi Pajak R.M Banjar = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 70 x Rp. 7000,- x 365 x 10%
= Rp. 17.885.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 17.885.000,- x 42
= Rp. 751.170.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Senggol
Rata-rata Pengunjung Per- Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan Per-Hari : Minimal Rp. 400.000,-
Maksimal Rp. 500.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
52
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10% = Rp. 18.250.000,-
2. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Pal Satu
Rata-rata Pengunjung Per- Hari : Minimal 40 orang
Maksimal 50 orang
Rata-rata Penjualan Per-Hari : Minimal Rp. 300.000,-
Maksimal Rp. 400.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-
Maksimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode
penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi
pajak untuk 1 restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp. 17.885.000,-.
Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket, diketahui
bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 10.950.000 –
Rp. 18.250.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan
berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil perhitungan
berdasarkan data angket.
b. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Kalteng)
Tabel 4.9. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia
(Kal-Teng)
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1R.M GUANG WEI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 2R.M KINIBALU 30 24 3 10.00-20.00 WIB 72 Rp. 8000,-
3R.M SAMBA 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88 4R.M GLORIA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
Total 312 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
53
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 4
312
= 78
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 78 x Rp. 8.000,-
= Rp. 624.000,-/hari
Potensi Pajak R.M Kalteng = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 78 x Rp. 8000,- x 365 x 10%
= Rp. 22.776.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 22.776.000,- x 13
= Rp. 296.088.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Samba
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang
dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil
perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
54
Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket
menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa
menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka
rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan
potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada
titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala
data yang ada di dalam angket yang dibagikan.
c. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Padang)
Tabel 4.10. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia
(Padang)
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1 R.M SEJAHTERA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 2 R.M SIMPANG RAYA 40 25 4 10.00-20.00 WIB 82 Rp. 10.000,-
3 R.M SAIYO 30 20 4 10.00-20.00 WIB 72 Total 218
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 3
218
= 72
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 72 x Rp. 10.000,-
= Rp. 720.000,-/hari
Potensi Pajak R.M Padang = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
55
= 72 x Rp. 10.000,- x 365 x 10%
= Rp. 26.280.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 26.280.000,- x 10
= Rp. 262.800.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Simpang Raya
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-
Maksimal Rp. 500.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
Dari kedua perhitungan ini terlihat bahwa perkiraan potensi pajak masing-
masing restoran yang dihitung berdasarkan data angket berada diantara skala
Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000, sedangkan bila dihitung berdasarkan data
hasil perkiraan peneliti menunjukkan jumlah perkiraan potensi pajak sebesar
Rp. 26.280.000,-. Hal ini mengindikasikan bahwa ada estimasi berlebih
(overestimated) yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan jumlah rata-
rata penjualan (penghasilan bruto) yang menjadi dasar dalam penghitungan
potensi penerimaan pajak ini.
d. Perhitungan Potensi Pajak Depot Bakso/Mie
Tabel 4.11. Perhitungan Potensi Pajak Depot Bakso/Mie
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1DEPOT CITRA UTAMA 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44
2DEPOT SIDO MUNCUL 20 14 2 10.00-19.00 WIB 42
3DEPOT PAK TOHIR 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44
4DEPOT YANTI 20 12 2 10.00-19.00 WIB 38
5DEPOT SOLO 30 20 3 10.00-19.00 WIB 61 Rp. 5.000,-
6DEPOT SOLO …… ….. ….. ………… ….
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
56
6DEPOT JAWA TIMUR 30 18 3 10.00-19.00 WIB 57
7DEPOT TULUNG AGUNG 20 14 2 10.00-19.00 WIB 42
8DEPOT SRI REJEKI 20 15 2 10.00-19.00 WIB 44
9DEPOT YANTO 20 10 2 10.00-19.00 WIB 34
10DEPOT SIANTAN 30 25 3 10.00-19.00 WIB 71
Total 477 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 7 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 10477
= 47
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 47 x Rp. 5.000,-
= Rp. 235.000,-/hari
Potensi Pajak Depot Bakso = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 47 x Rp. 5.000,- x 365 x 10%
= Rp. 8.577.500,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 8.577.500,- x 28
= Rp. 240.170.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Jawa Timur
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang
Maksimal 40 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 200.000,-
Maksimal Rp. 300.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
57
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-
Maksimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-
2. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Solo
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang
Maksimal 40 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 200.000,-
Maksimal Rp. 300.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-
Maksimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-
Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode
penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi
pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp.
8.577.500,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket,
diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 7.300.000
– Rp. 10.950.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari
perhitungan berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil
perhitungan berdasarkan data angket.
e. Perhitungan Potensi Pajak Depot Minuman
Tabel 4.12. Perhitungan Potensi Pajak Depot Minuman
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1DEPOT RAHAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38
2DEPOT UDIN 20 16 2 10.00-17.00 WIB 42
3DEPOT SALEH 20 12 2 10.00-17.00 WIB 34
4DEPOT BELA 20 12 2 10.00-17.00 WIB 34
5DEPOT SRI RAHAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38 Rp. 3.500,-
6DEPOT DONAL 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38
7DEPOT 99 20 15 2 10.00-17.00 WIB 40
8DEPOT RYAN 20 15 2 10.00-17.00 WIB 40
9DEPOT BAYU 20 14 2 10.00-17.00 WIB 38
Total 342
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
58
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 5 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 9
342
= 38
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 38 x Rp. 3.500,-
= Rp. 133.000,-/hari
Potensi Pajak Depot Minuman = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 38 x Rp. 3.500,- x 365 x 10%
= Rp. 4.854.500,-
Total Potensi Pajak Depot = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 4.854.500,- x 25
= Rp. 121.362.500,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Depot Udin
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 30 orang
Maksimal 40 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 100.000,-
Maksimal Rp. 200.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 100.000 x 365 x 10 % = Rp. 3.650.000,-
Maksimal : Rp. 200.000 x 365 x 10 % = Rp. 7.300.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
59
Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode
penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi
pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar Rp.
4.858.500,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari angket,
diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala Rp. 3.650.000
– Rp. 7.300.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan
berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam skala hasil perhitungan
berdasarkan data angket.
f. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Sea (Fish) Food
Tabel 4.13. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan
Sea/Fish Food
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1R.M. ALMUMINUN I 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84
2R.M CIPTA RASA 30 24 4 10.00-20.00 WIB 80
3R.M AL IKHLAS 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 8.000
4R.M JAYA RASA SURABAYA 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84
5R.M DAHLIA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
Total 376
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 5
376
= 75
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 75 x Rp. 8.000,-
= Rp. 600.000,-/hari
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
60
Potensi Pajak Sea (Fish) Food = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 75 x Rp. 8.000,- x 365 x 10%
= Rp. 21.900.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 21.900.000,- x 16
= Rp. 350.400.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Almuminun
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-
Maksimal Rp. 500.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
Dari kedua perhitungan ini terlihat bahwa perkiraan potensi pajak masing-
masing restoran yang dihitung berdasarkan data angket berada diantara skala
Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000, sedangkan bila dihitung berdasarkan data
hasil perkiraan peneliti menunjukkan jumlah perkiraan potensi pajak sebesar
Rp. 21.900.000,-. Hal ini mengindikasikan bahwa ada estimasi berlebih
(overestimated) yang dilakukan oleh peneliti dalam menentukan jumlah rata-
rata penjualan (penghasilan bruto) yang menjadi dasar dalam penghitungan
potensi penerimaan pajak ini.
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
61
g. Perhitungan Potensi Pajak Retoran/Rumah Makan Chinese Food
Tabel 4.14. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan
Chinese Food
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1R.M SRIWIJAYA 40 26 4 10.00-20.00 WIB 84
2R.M MUDA RAYA 40 24 4 10.00-20.00 WIB 80
3R.M GARENG 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 7000,-
4R.M MATAHARI 30 18 3 10.00-20.00 WIB 60
5R.M MELATI 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64
Total 352
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 5
352
= 70
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 70 x Rp. 7.000,-
= Rp. 490.000,-/hari
Potensi Pajak Chinese Food = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 70 x Rp. 7.000,- x 365 x 10%
= Rp. 17.885.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 17.885.000,- x 15
= Rp. 268.275.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
62
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Sriwijaya
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 400.000,-
Maksimal Rp. 500.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Maksimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
Dari kedua jenis perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa dengan metode
penghitungan berdasarkan data hasil perkiraan diperoleh perkiraan potensi
pajak untuk masing-masing restoran dalam kelompok ini adalah sebesar
Rp. 17.885.000,-. Sedangkan bila dihitung dengan data yang diperoleh dari
angket, diketahui bahwa perkiraan potensi pajak berada di antara skala
Rp. 14.600.000 – Rp. 18.250.000. Dari sini terlihat bahwa hasil yang
diperoleh dari perhitungan berdasarkan data perkiraan masih berada di dalam
skala hasil perhitungan berdasarkan data angket.
h. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia (Umum)
Tabel 4.15. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Indonesia
( Umum )
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1 R.M BOROBUDUR 40 30 4 10.00-20.00 WIB 92
2 R.M BOROBUDUR II 30 22 3 10.00-20.00 WIB 68
3 R.M DUMAMI 40 28 4 10.00-20.00 WIB 88
4 R.M AYAM GORENG JAKARTA 30 20 3 10.00-20.00 WIB 64 Rp. 7.000,-
5 R.M IDAMAN 30 16 3 10.00-20.00 WIB 56
6 R.M HIKMAH 30 15 3 10.00-20.00 WIB 54
7 R.M RIA 40 30 4 10.00-20.00 WIB 92
Total 514
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
PH = Peak Hour (Jam Sibuk/Tingkat Kunjungan Tertinggi)
QH = Quit Hour (Jam Sepi/Tingkat Kunjungan Rendah)
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
63
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
= 7
514
= 73
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 73 x Rp. 7.000,-
= Rp. 511.000,-/hari
Potensi Pajak R.M Indonesia = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
x 365 Hari x Tarif Pajak
= 73 x Rp. 7.000,- x 365 x 10%
= Rp. 18.651.500,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total Restoran
= Rp. 18.651.500,- x 22
= Rp. 410.333.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Borobudur
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000,-
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
2. Nama Restoran/Rumah Makan : Rumah Makan Idaman
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Minimal 40 orang
Maksimal 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Minimal Rp. 300.000,-
Maksimal Rp. 400.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
64
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 300.000 x 365 x 10 % = Rp. 10.950.000,-
Maksimal : Rp. 400.000 x 365 x 10 % = Rp. 14.600.000,-
Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang
dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil
perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.
Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket
menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa
menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka
rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan
potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada
titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala
data yang ada di dalam angket yang dibagikan.
i. Perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke
Tabel 4.16. Perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Jam Total Harga Rata-
PH QH Buka Tamu Rata Menu
1CAFÉ RAJAWALI 30 21.00-02.00 WIB 60 2CAFÉ PURNAMA PERMAI 30 21.00-02.00 WIB 55 3CAFÉ BOY 40 21.00-02.00 WIB 80 4CAFÉ LIS 40 21.00-02.00 WIB 75 Rp. 15.000,-
5KARAOKE DIAMOND 30 21.00-02.00 WIB 50 6KARAOKE FORTUNA 30 21.00-02.00 WIB 45 7KARAOKE HARMONI 30 21.00-02.00 WIB 54 8KARAOKE MELATI 30 21.00-02.00 WIB 50
Total 469
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
Untuk perhitungan Potensi Pajak Café/Karaoke, tidak ada Peak Hour ataupun
Quit Hour karena dianggap bahwa jumlah kunjungan ke Café/Karaoke ini
jumlahnya konstan.
Total Tamu = ( 2 jam x PH ) + ( 8 jam x QH )
Rata – Rata Kunjungan ( R ) = SampelJumlahTamuTotal
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
65
= 8
469
= 58
Perkiraan Penghasilan Bruto = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-rata
Menu
= 58 x Rp. 15.000,-
= Rp. 870.000,-/hari
Potensi Pajak Café/Karaoke = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-Rata
Menu 365 Hari x Tarif Pajak
= 58 x Rp. 15.000,- x 365 x 10%
= Rp. 31.755.000,-
Total Potensi Pajak = Potensi Pajak x Jumlah Total
= Rp. 31.755.000,- x 22
= Rp. 698.610.000,-
Sebagai data pembanding, disajikan data perkiraan pendapatan yang diperoleh
melalui angket yang diisi oleh beberapa pengusaha restoran yang termasuk ke
dalam kelompok ini (Lampiran 8).
1. Nama Restoran/Rumah Makan : Café Boy
Rata-rata Pengunjung Tiap Hari : Lebih dari 50 orang
Rata-rata Penjualan per-hari : Diatas Rp. 500.000
Perkiraan Potensi Pajak/Tahun :
Potensi Pajak = Penjualan x 365 hari x tarif pajak
Minimal : Rp. 500.000 x 365 x 10 % = Rp. 18.250.000,-
Dari kedua metode ini, terlihat bahwa hasil perkiraan potensi pajak yang
dihitung berdasarkan metode perkiraan jumlahnya lebih besar daripada hasil
perhitungan perkiraan potensi pajak yang dihitung berdasarkan data angket.
Tetapi harus diperhatikan bahwa hasil perhitungan berdasarkan data angket
menunjukkan perkiraan potensi minimal, dan pada dasarnya masih bisa
menunjukkan hasil yang lebih besar lagi. Hal ini disebabkan karena angka
rata-rata penjualan perhari yang digunakan sebagai dasar penghitungan
potensi pajak hanya bisa menunjukkan data jumlah rata-rata penjualan pada
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
66
titik terendah, sedangkan titik tertinggi rata-rata penjualan berada di luar skala
data yang ada di dalam angket yang dibagikan.
j. Perhitungan Potensi Pajak Restoran Hotel
Tabel 4.17. Perhitungan Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan Hotel
No Nama Restoran/Rumah Makan Kapasitas Jumlah Tamu Total Harga Rata-
PH QH Tamu Rata Menu
1RESTORAN BANAMA TINGANG 100 64
2RESTORAN BATU SULI 100 50 Rp.20.000,-
3RESTORAN SAKURA 80 20
4RESTORAN LAMPANG 80 30
Total 164
(Sumber : Hasil Olahan Peneliti)
Perhitungan Potensi Pajak Restoran Hotel tidak ada Peak Hour ataupun Quit
Hour, karena jumlah konsumen yang mendatangi Restoran ini diasumsikan
sama dengan 2 kali jumlah hunian Hotel per hari.
Total Potensi Pajak Restoran Hotel = Rata-rata Kunjungan x Harga Rata-
Rata Menu x 365 Hari x Tarif Pajak
= 164 x Rp. 20.000,- x 365 x 10%
= Rp. 119.720.000,-
Kemudian hasil perhitungan potensi pajak masing-masing jenis
Restoran/Rumah Makan tersebut dijumlahkan seluruhnya untuk memperoleh total
potensi pajak untuk keseluruhan Restoran/Rumah Makan yang ada di wilayah
Kota Palangkaraya.
Tabel 4.18. Total Potensi Pajak Restoran/Rumah Makan
No Jenis Restoran Potensi Pajak 1 R.M Indonesia (Banjar) 740,439,0002 R.M Indonesia (Kalteng) 296,088,0003 R.M Indonesia (Padang) 262,800,0004 Depot Bakso/Mie 240,170,0005 Depot Minuman 121,362,0006 R.M Sea (Fish) Food 350,400,0007 R.M Chinese Food 268,275,0008 R.M Indonesia (Umum) 410,333,0009 Café/Karaoke …………….
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
67
9 Café/Karaoke 698,610,00010 Restoran Hotel 119,720,000
Total 3,508,197,000 (Sumber : Hasil Olahan Peneliti) 4.3.2. Potensi Pajak Hotel
Berbeda dengan perhitungan potensi pajak restoran, perhitungan potensi
pajak untuk hotel dilakukan tanpa menggunakan sampel. Hal ini berarti seluruh
hotel yang ada dihitung potensinya satu persatu sehingga dengan demikian akan
diperoleh total potensi pajak hotel secara keseluruhan.
Tabel 4.19. Daftar Hotel, Tarif Rata-Rata, dan Hunian Rata-Rata
No Nama Hotel Harga/Tarif Kamar Jumlah Hunian Rata-Rata Rata-Rata per Hari 1Dandang Tingang Rp 168,704 32 2Batu Suli Rp 107,065 25 3Lampang Rp 110,000 12 4Sakura Rp 101,000 10 5Adidas Rp 118,845 13 6Pelangi Rp 51,774 14 7Virgo Rp 68,750 6 8Halmahera Rp 82,645 11 9Foni Rp 65,091 11
10Yanti Rp 58,636 8 11Rachman Rp 48,793 8 12Hawai Rp 42,909 13 13Pasah Asi Rp 78,000 5 14Sahid Tamara Rp 51,098 12 15Sahid Raya Rp 70,000 6 16Dian Wisata Rp 65,789 5 17Mahkota Rp 60,769 6 18Mina Rp 56,977 8 19Triana Rp 60,000 6 20Panarung Rp 32,400 8 21Sampaga Rp 45,000 4 22Ayu Rp 45,000 7 23Riwut Tarung Rp 46,250 5 24Serasi Rp 40,000 4 25Kencana Rp 40,000 7 26Putir Sinta Rp 40,000 7 27Cempaka Kuin Rp 35,000 5 28Pahandut Jaya Rp 40,000 7 29Payang Rp 40,000 5 30Sukma Indah Permai Rp 27,500 6 31Inter Payang ………………. …………
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
68
31Inter Payang Rp 30,000 4 32Putra Mentaya Rp 25,000 4
(Sumber : Lampiran 5)
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka perhitungan potensi pajak
masing-masing hotel adalah sebagai berikut :
1. Hotel Dandang Tingang
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 168.704,- x 32 x 365 x 10 %
= Rp. 197.045.926,-
2. Hotel Batu Suli
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 107.065,- x 25 x 365 x 10 %
= Rp. 97.697.000,-]
3 Hotel Lampang
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 110.000,- x 12 x 365 x 10 %
= Rp. 48.180.000,-
4. Hotel Sakura
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 101.000,- x 10 x 365 x 10 %
= Rp. 36.865.000,-
5. Hotel Adidas
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 118.845,- x 13 x 365 x 10 %
= Rp. 56.221.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
69
6. Hotel Pelangi
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 51.774,- x 13 x 365 x 10 %
= Rp. 26.456.000,-
7. Hotel Virgo
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 68.750,- x 6 x 365 x 10 %
= Rp. 15.056.000,-
8. Hotel Halmahera
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 82.645,- x 11 x 365 x 10 %
= Rp. 33.182.000,-
9. Hotel Foni
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 65.091,- x 11 x 365 x 10 %
= Rp. 26.134.000,-
10. Hotel Yanti
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 56.836,- x 8 x 365 x 10 %
= Rp. 17.121.000,-
11. Hotel Rachman
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 48.793,- x 8 x 365 x 10 %
= Rp. 14.247.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
70
12. Hotel Hawai
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 42.909,- x 13 x 365 x 10 %
= Rp. 20.360.000,-
13. Hotel Pasah Asi
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 78.000,- x 5 x 365 x 10 %
= Rp. 14.235.000,-
14. Hotel Sahid Tamara
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 51.098,- x 12 x 365 x 10 %
= Rp. 22.380.000,-
15. Hotel Sahid Raya
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 70.000,- x 6 x 365 x 10 %
= Rp. 15.330.000,-
16. Hotel Dian Wisata
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 65.789,- x 5 x 365 x 10 %
= Rp. 12.006.000,-
17. Hotel Mahkota
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 60.769,- x 6 x 365 x 10 %
= Rp. 13.308.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
71
18. Hotel Mina
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 56.977,- x 8 x 365 x 10 %
= Rp. 16.637.000,-
19. Hotel Triana
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 60.000,- x 6 x 365 x 10 %
= Rp. 13.140.000,-
20. Hotel Panarung
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 32.400,- x 8 x 365 x 10 %
= Rp. 9.460.000,-
21. Hotel Sampaga
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 45.000,- x 4 x 365 x 10 %
= Rp. 6.570.000,-
22. Hotel Ayu
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 45.000,- x 7 x 365 x 10 %
= Rp. 11.497.000,-
23. Hotel Riwut Tarung
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 46.250,- x 5 x 365 x 10 %
= Rp. 8.440.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
72
24. Hotel Serasi
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 40.000,- x 4 x 365 x 10 %
= Rp. 5.840.000,-
25. Hotel Kencana
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %
= Rp. 10.220.000,-
26. Hotel Putir Sinta
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %
= Rp. 10.220.000,-
27. Hotel Cempaka Kuin
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 35.000,- x 5 x 365 x 10 %
= Rp. 6.387.000,-
28. Hotel Pahandut Jaya
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 40.000,- x 7 x 365 x 10 %
= Rp. 10.220.000,-
29. Hotel Payang
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 40.000,- x 5 x 365 x 10 %
= Rp. 7.300.000,-
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
73
30. Hotel Sukma Indah Permai
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 27.500,- x 6 x 365 x 10 %
= Rp. 6.022.000,-
31. Hotel Inter Payang
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 30.000,- x 4 x 365 x 10 %
= Rp. 4.380.000,-
32. Hotel Putra Mentaya
Potensi Pajak = Harga/Tarif Rata-Rata x Hunian Rata-Rata x 365 hari x Tarif
Pajak
= Rp. 25.000,- x 4 x 365 x 10 %
= Rp. 3.650.000,-
Sedangkan total dari potensi pajak hotel adalah jumlah total dari seluruh
perhitungan potensi dari masing-masing hotel diatas, yaitu sebesar Rp.
795.806.000,-
Dari perhitungan masing-masing total potensi pajak hotel dan total potensi
pajak restoran ini kemudian dapat diketahui bahwa total jumlah Potensi Pajak
Hotel dan Restoran adalah :
Total Potensi = Potensi Pajak Hotel + Potensi Pajak Restoran
= Rp. 795.806.000 + Rp. 3,508,197,000,-
= Rp. 4.304.003.000,-.
4.3.3. Perbandingan Realisasi Penerimaan Pajak dengan Potensi Pajak
Berdasarkan Laporan Realisasi Penerimaan dan Tunggakan
Pajak/Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha, Penerimaan Lain-Lain Dan Bagi
Hasil Pajak/Bukan Pajak tahun anggaran 2002 yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendapatan Kota Palangkaraya pada bulan Desember 2002 diketahui bahwa
realisasi penerimaan pajak sektor Pajak Hotel dan Restoran pada tahun 2002
adalah sebesar Rp. 561.874.180,-. Sedangkan menurut hasil penelitian bahwa
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
74
Potensi Pajak untuk sektor Pajak Hotel dan Restoran adalah berjumlah Rp.
4.304.003.000,-.
Apabila realisasi penerimaan tahun 2002 dibandingkan dengan Potensi
Pajak, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
%100Re
xAdaYangPotensi
PenerimaanalisasiAER =
%100000,-.4.304.003. Rp.
0,-561.874.18 Rp.xAER =
= 13,05 %
Hal ini menandakan bahwa realisasi penerimaan yang dicapai pada tahun 2002
hanya sebesar 13,05 % dari potensi yang ada. Ini membuktikan bahwa penerimaan
pajak dari sektor Pajak Hotel dan Restoran di wilayah Kota Palangkaraya masih
belum efektif dan masih bisa ditingkatkan lagi.
Menurut hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh pernyataan dari
Bapak Hargo, BSc. yang menjabat sebagai Kepala Seksi T.U Penetapan, pihak
Dinas Pendapatan Daerah sudah menyadari bahwa jumlah pajak yang dipungut
selama ini masih jauh dari jumlah yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor, baik itu faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor itu antara lain :
a. Faktor terbatasnya tenaga operasionil di lapangan, baik itu tenaga pemungut
pajak, tenaga pendataan, dan tenaga pengawasan.
b. Faktor terbatasnya sarana dan fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh
petugas di lapangan. Sebagai contoh dalam kegiatan pemungutan pajak baik
itu kegiatan pendataan ataupun penagihan, petugas harus menggunakan
kendaraan umum untuk mendatangi Wajib Pajak satu persatu karena masih
belum tersedianya kendaraan dinas yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
operasional.
c. Kesadaran wajib pajak yang masih rendah. Hal ini ditandai dengan masih
banyak masyarakat pengguna jasa hotel dan restoran yang keberatan dan
menolak untuk membayar beban pajak sebesar 10% yang dipungut oleh pihak
pengusaha hotel dan restoran.
d. Belum efektifnya sistem pengendalian dan pengawasan. Hal ini disebabkan
karena adanya ketidakjelasan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab.
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
75
Terutama terlihat pada kegiatan penagihan, dimana seringkali petugas dari
unit lain seperti dari unit pendataan dan pengawasan merangkap sebagai
petugas penagih yang sebenarnya bukan merupakan tugas dan tanggung jawab
mereka. Adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas dan wewenang
menyebabkan tindakan pengawasan dan pengendalian menjadi sulit untuk
diterapkan dan memperbesar potensi terjadinya kecurangan.