Download - 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memerlukan oksigen untuk hidup. Respirasi sebagai salah satu sistem berfungsi
memasok oksigen ke dalam sirkulasi darah. Terhentinya pasokan dan edaran oksigen ke
jaringan/sel untuk beberapa saat akan menimbulkan perubahan perangai metabolisme yang
pada gilirannya akan menimbulkan kerusakan sel. Kerusakan otak yang permanen dapat
terjadi jika aliran darah terhenti lebih 4-6 menit. Pemutusan aliran oksigen ke otak dan
seluruh organ dapat menjadi penyebab ataupun sebagai konsekuensi henti
kardiosirkulasi. 1,2
Sumbatan jalan nafas, henti nafas dan syok bahkan henti jantung epat sekali
menimbulkan kematian bila tidak mendapat pertolongan dengan segera. Penguasaan jalan
nafas yang epat dan tepat merupakan hal terpenting untuk berhasilnya penanganan pasien
ga!at darurat. Pasien ga!at darurat adalah pasien yang perlu pertolongan yang tepat,
ermat dan epat untuk men egah kematian atau ke a atan. Kedaruratan medis yang dapat
mengan am nya!a dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja
"oktrin dasar yang digunakan ialah # time saving is life saving $ dimana !aktu adalah
nya!a. %ika pasien mengalami hipoksemia sebelumnya, batas !aktu itu jadi lebih pendek.
&antuan hidup dasar yang dilakukan dengan ara yang benar akan menghasilkan cardiac
output '( ) dari cardiac output normal. 1
*ndikasi penggunaan pipa endotrakeal pada pasien sadar adalah untuk menjaga
impatensi jalan nafas, sedangkan pada pasien tidak sadar adalah untuk melakukan teknik
anastesi perioperatif maupun postoperatif. Pembahasan kali ini akan lebih bayak mengulas
mengenai penggunaan perioperatif, yang sering kali digunakan.
1
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
2/22
BAB II
JALAN NAFAS
2.1. Anatomi Laring
%alan nafas dan dunia luar dihubungkan melalui dua jalur yaitu hidung yang menuju
nasofaring dan mulut yang menuju orofaring. +idung dan mulut di bagian depan
dipisahkan oleh palatum durum dan palatum molle dan di bagian belakang bersatu di
hipofaring. +ipofaring menuju esophagus dan laring yang dipisahkan oleh epiglotis
menuju ke trakea. '
Struktur kerangka laring terdiri dari satu tulang dan beberapa kartilago yang
berpasangan ataupun tidak. "i sebelah superior terdapat os hioideum, struktur yang
berbentuk dan dapat di palpasi di leher depan dan le!at mulut pada dinding faring
lateral. eluas dari masing-masing sisi bagian tengah os atau korpus hioideum adalah
suatu prosesus panjang dan pendek yang mengarah ke posterior dan suatu prosesus pendek
yang mengarah ke superior. Kartilgo krikoidea yang juga mudah teraba di ba!ah kulit,
melekat pada kartilago tiroidea le!at ligamentum krikotiroideum. Kartilago krikoidea
berbentuk lingkaran penuh dan tidak mampu mengembang. Permukaan posterior atau
lamina krikoidea ukup lebar, sehingga kartilago ini tampak seperti signet ring . *ntubasi
yang lama sering kali merusak lapisan mukosa in in yang dapat menyebabkan stenosis
subglotis. 4
Pada permukan superior lamina terletak pasangan kartilago aritenoidea, yang
masing-masing berbentuk seperti piramid bersisi tiga. Sedangkan kartilago epiglotika
merupakan struktur garis tengah tunggal yang berbentuk seperti bat pingpong. aring juga
disokong oleh jaringan elastik. "i sebelah superior, pada kedua sisi laring terdapat
membrana kuardrangularis yang meluas ke belakang dari tepi lateral epoiglotis higga tepi
lateral kartilago aritenoidea. 4
2.2. Fisiologi Laring
Walaupun biasanya laring dianggap sebagai organ penghasil suara, namun ternyata
mempunyai tiga fungsi utama-proteksi jalan nafas, respirasi dan fonasi. Kenyataannya
secara filogenetik, laring mula-mula berkembang sebagai suatu sfingter yang melindungi
2
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
3/22
saluran pernafasan, sementara perkembangan suara merupakan peristiwa yang terjadi
belakangan. 4
Perlindungan jalan nafas selama aksi menelan terjadi melalui berbagai mekanisme
berbeda. Aditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari otot tiroaritenoideus dalamplika ariepiglotika dan korda vokalis palsu. Elevasi laring dibawah pangkal lidah
melindungi laring lebih lanjut dengan mendorong epiglotis dan plika ariepiglotika ke
bawah menutup aditus. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral, menjahui aditus
laringis dan masuk ke sinus piriformis, selanjutnya ke introitus esofagi. Relaksasi otot
krikofaringeus yang terjadi bersamaan mempermudah jalan makanan ke dalam esofagus
sehingga tidak masuk ke laring. Disamping itu, respirasi juga dihambat selama proses
menelan melalui suatu refleks yang diperantarai reseptor pada mukosa daerah supraglotis.Hal ini mencegah inhalasi makanan atau saliva. 4
2.3. Tanda dan Gejala Obstruksi
Untuk bertahan hidup manusia memerlukan oksigen. O bstruksi jalan nafas merupakan
salah satu penyebab dari gagal nafas akut. 1 Terhentinya pasokan dan edaran oksigen ke
jaringan akan menimbulkan perubahan perangai metabolisme yang pada gilirannya akan
menimbulkan kerusakan sel. 5 Sebab-sebab obstruksi jalan nafas yang paling sering antara
lain jatuhnya lidah ke hipofaring pada pasien yang tidak sadar serta adanya benda asing,
seperti muntahan, lendir atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau
dibatukkan keluar oleh pasien, atau gigi palsu yang terlepas dan mengakibatkan sumbatan
pada jalan nafas. 1,2,' Spasme laring pada saat anesthesia ringan juga dapat mengakibatkan
obstruksi. "isamping itu sumbatan jalan nafas ba!ah dapat disebabkan oleh
bronkospasme, sekresi bronkus, sembab mukosa, inhalasi isi lambung atau benda asing. 2
/bstruksi jalan nafas dapat terjadi se ara parsial atau total. 1,2 Pada sumbatan parsial
jalan nafas, masih terdapat usaha nafas, suara nafas masih terdengar dan desiran udara
ekspirasi dari mulut atau hidung pasien masih terasa, yang dapat diketahui dengan
merasakan desiran udara melalui pemeriksaan dengan punggung tangan atau telinga dekat
mulut atau hidung pasien. "isamping itu gejala lain yang diberikan berupa adanya 0
- stridor nafasnya berbunyi , terdengar seperti ngorok, bunyi kumur-kumur atau
melengking.
- 3etraksi otot dada kedalam daerah suprakla ikular, suprasternal, sela iga dan
epigastrium selama inspirasi.
'
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
4/22
- 5afas paradoksal pada !atu inspirasi dinding dada menjadi ekung datar bukannya
mengembang membesar .
- 5afas makin berat dan sulit kerja otot-otot nafas tambahan meningkat .
- Sianosis, merupakan tanda hipoksemia akibat obstrusi jalan nafas yang lebih berat.
/bstruksi total serupa dengan obstruksi parsial, akan tetapi gejalanya lebih hebat dan
stridor justru menghilang. Suara nafas sama sekali tidak terdengar, tidak terasa desiran
udara dari mulut atau hidung pasien.
- 3etraksi lebih jelas
- 7erak paradoksal lebih jelas
- Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas
- Sianosis lebih epat timbul. 2
&ila keadaan ini tidak segera ditangani dapat menyebabkan asfiksia hipoksemia ditambah
hiperkarbia henti nafas dan henti jantung karena hipoksia berat jika tidak dikoreksi
dalam !aktu 8 sampai 1( menit. Sumbatan parsial berisik dan harus pula dikoreksi segera,
karena dapat menyebabkan kerusakan otak hipoksik, sembab otak atau paru dan penyulit
lain serta dapat menyebabkan kepayahan, henti nafas dan henti jantung sekunder. 1 Se ara
klinis, salah satu tanda gejala tersebut di atas sudah merupakan suatu peringatan untuk
segera mengatasinya, dan bila mungkin terlebih daulu di ari penyebab dari sumbatan jalan
nafas. 1,'
2.4. Tindakan P ng!asaan Jalan Na"as
9erdapat beberapa prosedur untuk melapangkan jalan nafas se ara maksimal. anu er
tripel jalan nafas terdiri dari 0
1. :ksetensi kepala
2. endorong mandibula ke depan
'. embuka mulut. 1,',6,;
4
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
5/22
7ambar 2.
:kstensi kepala dan mengangkat dagu 8
7ambar '.
embuka mulut 8
anu er ini diindikasikan bagi penderita yang tidak sadar tanpa adanya patah tulang leher.
:kstensi kepala, pendorongan mandibula ke depan atau keduanya, men egah sumbatan
hipofaring oleh dasar lidah. Kedua gerak tersebut meregangkan jaringan antara laring dan
mandibula sehingga dasar lidah terangkat dari dinding posterior faring. 4,6
Pada kira-kira 2() pasien tidak sadar, ekstensi kepala saja tidak ukup untuk
membuka jalan nafas. Pada keadaan demikian mandibula perlu didorong ke depan sebagai
tambahan untuk membuka jalan nafas. &ahkan bila kedua gerak inipun dilakukan bersama
masih mungkin terjadi sumbatan !aktu ekspirasi di nasofaring pada kira-kira sepertiga
pasien tidak sadar jika mulut tertutup. Karena itu mulut hendaknya sedikit dibuka.
Sehubungan dengan ini perlu di atat bah!a jika mulut terbuka lebar keregangan leher akan
berkurang, sehingga sumbatan total atau parsial di hipofaring kembali lagi.
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
6/22
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
7/22
pen egahan maupun penanggulangannya. 7ejala obstruksi jalan nafas sebenarnya mudah
dikenal dan apapun penyebabnya langkah-langkah penanggulangannya hampir sama, yaitu0
BAB III
PIPA END#T$A%EA PE$I#PE$ATIF
&.1. %arakt ristik Pi'a Endotrak a
Pipa endotrakea adalah suatu alat yang dapat mengisolasi jalan nafas, mempertahankan
patensi, men egah aspirasi serta mempermudah entilasi, oksigenasi dan pengisapan.
7ambar 8. Pipa endotrakea 12
Pipa endotrakea terbuat dari material sili on P>? Poly inyl ?hloride yang bebas
lateks, dilengkapi dengan 18mm konektor standar. 9ermosensitif untuk melindungi
jaringan mukosa dan memungkinkan pertukaran gas, serta struktur radioopak yang
memungkinkan perkiraan lokasi pipa se ara tepat. Pada tabung didapatkan ukuran dengan
jarak setiap 1 m untuk memastikan kedalaman pipa. 12
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
8/22
disebut intubasi tanpa lihat blind . ?ara lain adalah dengan menggunakan laringoskop
serat optik
ntuk orang de!asa dan anak diatas 6 tahun dianjurkan untuk memakai pipa
dengan balon lunak olume besar tekanan rendah, untuk anak ke il dan bayi pipa tanpa
balon lebih baik. &alon sempit olume ke il tekanan tinggi hendaknya tidak dipakai karena
dapat menyebabkan nekrosis mukosa trakea. Pengembangan balon yang terlalu besar dapat
dihindari dengan memonitor tekanan dalam balon yang pada balon lunak besar sama
dengan tekanan dinding trakea dan jalan nafas atau dengan memakai balon tekanan
terbatas. Pipa hendaknya dibuat dari plastik yang tidak iritasif.
&erikut ditampilkan berbagai ukuran pipa endotrakea baik dengn atau tanpa uff.
kuran penggunaan ber ariasi bergantung pada usia pasien. ntuk bayi dan anak ke il
pemilihan diameter dalam pipa mm A 4 B C umur tahun .
SizePLAIN
SizeCUFFED
2.5 mm 4.5 mm
3.0 mm 5.0 mm
3.5 mm 5.5 mm
4.0 mm 6.0 mm
4.5 mm 6.5 mm
7.0 mm
7.5 mm
8.0 mm
8.5 mm
9.0 mm
Pemakaian pipa endotrakea sesudah ; sampai 1( hari hendaknya dipertimbangkan
trakeostomi, bahkan pada beberapa kasus lebih dini. Pada hari ke-4 timbul kolonisasi
bakteri yang dapat menyebabkan kondritis bahkan stenosis subglotis. 1' Kerusakan pada
laringotrakea telah jauh berkurang dengan adanya perbaikan balon dan pipa. %adi
trakeostomi pada pasien koma dapat ditunda jika ekstubasi diperkirakan dapat dilakukan
dalam !aktu 1-2 minggu.
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
9/22
di unit terapi intesif untuk pasien yang refleks laringnya terganggu serta gagal nafas akut. ;,@
*ntubasi endotrakea diindikasikan sebagai pilihan terakhir penguasaan jalan nafas darurat
pada pasien tidak sadar. *ntubasi tersebut dapat dikerjakan dengan mengunakan pipa
orotrakeal, nasotrakeal atau trakeostomi.
*ndikasi utama dilakukannya intubasi pada anestesia umum bertujuan untuk0
1. empermudah pemberian anestesia.
2. empertahankan jalan nafas agar tetap bebas, mempertahankan kelan aran
pernafasan.
'. en egah kemungkinan aspirasi isi lambung pada keadaan-keadaan tidak sadar,
lambung penuh, tidak ada refleks batuk .
4. emudahkan pengisapan sekret trakeo bronkial.
8. Pemakaian entilasi mekanis yang lama.
6. engatasi obstruksi laring akut.
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
10/22
2. Pipa khusus pipa endotrakea .
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
11/22
'. Setelah pasien tidur biasanya dengan pemberian obat induksi intra ena,
tiopental 8 mg kg&& atau ketamin 1,8 mg kg&& berikan obat pelemas otot
suksinilkolin 1 mg kg&& intra ena.
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
12/22
&ila dengan ara tidak lihat blind dan laringoskop serat optik juga gagal baru
dipertimbangkan trakeostomi. 5amun saat ini ara intubasi blind sebaiknya tidak
dilakukan lagi. 4
Pada keadaan-keadaan tertentu dimana kesulitan intubasi tidak dapat diduga
sebelumnya maka pada !aktu tindakan intubasi sedang berlangsung hendaknya
selalu diperhatikan nadi dan perifer mukosa mulut. &ila timbul bradikardia dan atau
sianosis hendaknya tindakan dihentikan. &erikan kembali bantuan nafas dan oksigen.
+al-hal yang harus diperhatikan setelah pipa endotrakea masuk 01. 3ongga dada kiri dan kanan harus sama-sama mengembang serta bunyi udara
inspirasi paru kanan dan kiri harus terdengar sama keras dengan memakai
stetoskop. &ila pipa masuk terlalu dalam seringkali pipa masuk ke bronkus kanan
sehingga bunyi nafas hanya terdengar pada satu paru. Pipa harus ditarik sedikit,
lalu periksa kembali dengan stetoskop.2. &alon uff diisi sampai tidak ada tanda-tanda bo or kebo oran dapat
diketahui dengan mendengar bunyi di mulut pada saat paru di inflasi ditiup .'. Pasang alat pen egah tergigitnya pipa.4. akukan fiksasi dengan plester atau dengan tali pengikat agar pipa tidak
bergerak malposisi . 2
Pada umumnya intubasi endotrakeal dibatasi, tidak lebih dari 2 minggu.
9indakan trakeostomi sebaiknya dihindari, ke uali bila bantuan jalan nafas masih
diperlukan untuk jangka !aktu tertentu. Keuntungan intubasi lama ialah bah!a
komplikasi trakeostomi dapat dihindari, !alaupun diketahui bah!a intubasi sendiri
memiliki berbagai komplikasi, diantaranya komplikasi selama intubasi berupa trauma
gigi geligiE laserasi bibir, gusi, laringE merangsang saraf simpatis hipertensi-
takikardi E intubasi bronkusE intubasi esofagusE aspirasiE spasme bronkus. Komplikasi
setelah ekstubasi berupa spasme laring, aspirasi, gangguan fonasi, edema glotis-
subglotis, infeksi laring, infeksi faring dan infeksi trakea. ',;
12
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
13/22
7ambar 6. Perlengkapan intubasi endotrakea
Kebanyakan pipa endotrakea terlalu panjang dan harus dipotong. Panjang pipa
yang dibutuhkan dapat diperkirakan dengan meletakkannya disamping muka dan leher
pasien dengan bifurkasio trakea terletak pada pertemuan manubrium-sternum. "iameter
pipa yang tepat sangat penting, terutama dalam pemilihan pipa untuk anak, tetapi dapat
diperkirakan dari besarnya diameter jari kelingking anak. ntuk meja resusitasi persediaan
pipa dengan diameter 6-1( men ukupi.
Stilet plastik atau logam berujung tumpul yang dapat dibentuk membuat lengkung
pipa dapat diatur. &ila digunakan, ujung stilet hendaknya tidak keluar dari ujung distal
pipa. Pemakaian stilet lurus yang dibengkokkan 48 ( pada seperlima bagian distal , bersama
dengan daun laringoskop bengkok memudahkan intubasi pada keadan sulit, bahkan jika
hanya epiglotis yang dapat dilihat. 6
Pasien dengan lambung yang penuh yang memerlukan anestesia umum atau dalam
koma akibat penyakit atau edera, mungkin memerlukan intubasi epat. Persiapkan
pengisap untuk regurgitasi. Pilihan antara posisi terlentang atau setengah duduk
kontro ersi. Posisi terlentang terutama jika kepala direndahkan dapat mengatasi aspirasi,
sedangkan posisi setengah duduk dapat mengurangi kemungkinan regurgitasi. Sesudah
preoksigenasi lebih disukai dengan oksigen 1(() tanpa tekanan positif , tutuplah
esofagus pasien dengan tekanan pada krikoid Selli k dan lumpuhkan pasien dengan
suksinilkolin. *ntubasi se epatnya.
Pasien asfiksia yang kejang dengan edera kepala merupakan ontoh tantangan.Pasien ini mungkin harus diintubasi dengan pelumpuh otot, karena batuk dan mengedan
1'
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
14/22
pada keadaan memar otak, dapat menambah sembab otak dan perdarahan. *ntubasi epat
mungkin berbahaya jika ditangani tenaga yang tidak berpengalaman. *ntubasi endotrakea
pasien sadar oleh beberapa orang dianggap diindikasikan sebelum anestesia umum pada
risiko aspirasi dan insufisiensi paru berat. 6
&.4. Ekst!(asi P rio' rati"
Setelah opersi berakhir, pasien memasuki prosedur pemulihan yaitu pengembalian fungsi
respirasi pasien dari nafas kendali menjadi nafas spontan. Sesaat setelah obat bius
dihentikan segeralah berikan oksigen 1(() disertai penilaian apakan pemulihan nafas
spontan telah terjadi dan apakah ada hambatan nafas yang mungkin menjadi komplikasi.
&ila dijumpai hambatan nafas, tentukaan apakah hambatan pada entral atau perifer.
9eknik ekstubasi pasien dengan membuat pasien sadar betul atau pilihan lainnya pasien tidak sadar tidur dalam , jangan lakukan dalam keadaan setengah sadar ditakutkan
adanya agal refleks. &ila ekstubasi pasien sadar, segera hentikan obat-obat anastesi
hipnotik maka pasien berangsu-angsur akan sadar. : aluasi tanda-tanda kesadaran pasien
mulai dari gerakan motorik otot-otot tangan, gerak dinding dada, bahkan sampai
kemampuan membuka mata spontan. Fakinkan pasien sudah bernafas spontan dengan jalan
nafas yang lapang dan saat inspirasi maksimal. Pada ekstubasi pasien tidak sadar
diperlukan dosis pelumpuh otot dalam jumlah yang ukup banyak, dan setelahnya pasien
menggunakan alat untuk memastikan jalan nafas tetap lapang berupa pipa orofaring atau
nasofaring dan disertai pula dengan triple airway manufer standar.
14
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
15/22
BAB I
LAP#$AN %ASUS
A. E/al!asi Pra An st sia
*. *dentitas pasien
5ama 0 5i Kt urni
mur 0 '@ tahun
%enis kelamin 0 Perempuan
Pekerjaan 0 *bu 3umah 9angga
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
16/22
• Kebiasaan merokok, alkohol, maupun pemakaian obat terlarang tidak ada
• 3i!ayat alergi obat dan makanan tidak ada
***. Status PresentKesadaran 0 ?omposmentis :4>8 6
3espirasi 0 2( kali menit
Sirkulasi 0 9ek darah0 12( @( mm+g, 5adi 0 @( kali menit
9emperatur aksila 0 '6,@ (
&erat badan 0 88 Kg
9inggi 0 16( ?m
>. Pemeriksaan Hisik
4.1. Pemeriksaan fisik umum
1. SSP 0 5ormal
2. 3espirasi 0 Sumbatan jalan nafas tidak ada
'. Sirkulasi 0 5ormal
4. +ematologi 0 5ormal
8. rinari 0 5ormal
6. Saluran erna 0 5ormal
;. +epatobilier 0 5ormal
@. etabolik 0 Peningkatan &asal etabolisme 3ate penurunan berat
badan
D. /tot 3angka 0 allampati * f d normal
4.2.Pemeriksaan fisik khusus
1. Keadaan gigi 0 5ormal
2. Kemampuan membuka mulut 0 5ormal
'. Hleksi dan ekstensi leher 0 5ormal
4. "eskripsi massa0 assa padat berjumlah 2 buah, masing-masing pada
leher kanan dan kiri. Konsistensi kenyal, mobile, ukuran 6I6 m dan 8I4 m.
>. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Penunjang
16
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
17/22
J&? 0 ;,41 . 1( 6 L 4,8-11 . 1( 6 L
+7& 0 1',4 g d 12-16 g d
+?9 0 '@,D ) '6-4@ )
P 9 0 '12 . 1( ' L 18(-44( . 1( ' L
• &leeding time 0 1 M(( $ 1M-' M
• ?lothing time 0 ; M(( $ 8M-18 M
• Hungsi hati 5ormal
• *. Kesimpulan 0
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
18/22
• Persiapan fisik 0 puasa @ jam sebelum operasi, melepaskan aksesoris yang
dipakai in in, gelang, kalung , penderita mandi bersih kemudian
menggunakan pakaian khusus untuk operasi
**. Persiapan di ruang persiapan *&S
• emeriksa kembali identitas pasien dan surat persetujuan operasi
• emberikan premedikasi sedatif dan analgetik ida=olam 8 mg dan Pethidin
;( mg intramuskuler .
• emasang infus di tangan kiri
• 3 8((
• kebutuhan airan 0 *. 11( B 8() N 11(( A 66(( .
***. Persiapan di kamar operasi
• Persiapan mesin anestesia dengan sistem aliran gasnya
• Persiapan alat dan obat anestesia 0 Pentotal 28( mg
• Persiapan alat dan obat resusitasi
• Persiapan alat pantau dan kartu anestesia
4.1. P ng lolaan An st sia )
o %enis
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
19/22
5adi 0 D2 I menit
o 3ekapitulasi 0
?airan masuk 0 3 1((( , Petidin 1;8 mg B ketorola 6( mg dalam "8).
&.4 P manta!an 'as a An st sia )
o
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
20/22
BAB
PE BAHASAN
Perempuan '@tahun, keluhan benjolan pada kedua leher sejak @tahun yang lalu dengan
semakin lama semakin membesar. &enjolan tersebut dirasakan ikut bergerak se!aktu
menelan, nyeri dan gangguan bi ara maupun menelan disangkal. "i keluhkan penurunan
berat badan tanpa sebab yang jelas seiring dengan pembesaran kedua benjolan tersebut.
3i!ayat operasi sebelumnya tidak ada, ri!ayat penyakit sistemik tidak ada, ri!ayat
pemakaian obat tidak ada, ri!ayat alergi obat tidak ada. Pasien didiagnosa dengan soliter
nodul tiroid bilateral, dengan hasil histopatologi folokular neoplasia. "ari status present
dalam batas normal dan pemeriksaan fisik umum dan penunjang dalam batas normal.
Kesimpulan pada pasien ini adalah Status Hisik
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
21/22
memberi
-
8/16/2019 50927370 Endotracheal Tube Perioperatif
22/22
12. :ndotra heal 9ube &reathing 9ube . < ailable at0 http0 !!!.suru. om endo.htm .
< essed0 'rd %une 2((;
1'. Hriedland "3, et all. &a terial ?oloni=ation of :ndotra heal 9ubes in *ntubated
5eonatal in