Download - 57497643 Makalah Kel 5B Aspal
MAKALAH ILMU BAHANASPAL
Disusun Oleh :Emira Rendini (071664)Wentika Sari (071704)
Zuliyah Istihanah (071708)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASAFAKULTAS TEKNIK SIPIL
CILEGON – BANTEN2008
Kata Pengantar
Segala puja dan puji tercurah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga Kami mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aspal”. Kami juga tak lupa mengucapakan terima kasih atas bimbingan
serta dukungan yang telah diberikan oleh dosen kami, M. Fakhururiza Pradana.
Makalah Kami yang berjudul “Aspal” membahasa mengenai pengertian aspal,
sifat-sifat aspal secara fisik, sifat-sifat secara kimia, sumber-sumber aspal, dan
sebagainya. Yang semuanya membahas mengenai aspal. Kami hanya berharap agar
makalaha yang Kami buat bermanfaat untuk para pembaca.
Kami meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, karena Kami juga
masih dalam proses pembelajaran.
Cilegon, 22 Mei 2008
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Identifikasi Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Aspal
2.2 Sumber Aspal
2.3 Kalsifikasi Aspal
2.4 Sifat-Sifat Kimia Aspal
2.5 Sifat-Sifat Fisik Aspal
2.6 Macam-macam Aspal
2.7 Aplikasi Aspal
BAB III Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembahasan ilmu bahan kita mencoba untuk membahas materi tentang
aspal. Aspal merupakan pembahasan ke lima dalam mata kuliah ilmu bahan.
Dalam penyusunan makalah ini kami coba mengangkat mengenai aspal hal itu
disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu penghasil aspal terbesar di
dunia, namun di Indonesia sendiri belum mampu mengeksploritasi aspal
secara maksimal. Hal ini di tunjukan oleh bahan pembuat aspal jalan di
Indonesia masih menggunakan aspal dari luar negeri ( aspal import), padahal
aspal di Indonesia masih dapat di eksploitasi dalam kurun waktu yang lama.
1.2 Tujuan
Agar lebih mengetahui tentang aspal lebih jauh. Karena aspal adalah
sumberdaya alam yang terdapat di Indonesia yang masih belum di eksplorasi
lebih jauh karena itu kami mencoba untuk menggali lebih jauh tentang aspal
yang ada di indonesia serta apa saja teknologi terbaru dalam asapl. Serta
sebagai sarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ilmu Bahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aspal
Menurut Bambang Irianto (1988) dan Silvia Sukirman (1999), aspal beton adalah
suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus)
dengan bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material
sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur
dalam keadaan panas, maka sering disebut sebagai hot mix. Semua pekerjaan
pencampuran hot mix dilakukan di pabrik pencampur yang disebut sebagai Asphalt
Mixing Plant (AMP).
Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara lain: Subgrade, Sub Base
Course, Base Course, dan Surface. Aspal beton yang dipergunakan untuk lapis
perkerasan jalan juga terdiri dari beberapa jenis, yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan
lapis aus dua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar, di bawah ini:
Untuk mendapatkan mutu aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan
campuran harus memperhatikan karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi:
1. Stabilitas
Stabilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu mendukung beban
lalu lintas tanpa mengalami perubahan bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari
gaya gesekan antar partikel (internal friction), gaya penguncian (interlocking),
dan gaya adhesi yang baik antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut
dipengaruhi oleh kekerasan permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran,
kadar aspal, dan tingkat kepadatan campuran.
2. Durabilitas
aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mempunyai daya tahan terhadap
cuaca dan beban lalu lintas yang bekerja. Faktor-faktor yang mendukung
durabilitas meliputi kadar aspal yang tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat
kepadatan yang sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas aspal beton dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi
lendutan akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami
perubahan bentuk. Fleksibilitas perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi
yang relatif terbuka dan penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat
menambah ketahanan terhadap pembebanan
2.2 Sumber Aspal
Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang
bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga
menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi
1. Aspal Hasil Destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara Destilasi, yaitu proses dimana berbagai
fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh
kenaikan temperatur pemanasan minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur
tertentu dari proses destilasi akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak
a. Aspal Keras
Pada proses Destilasi fraksi ringan yang terkandung dalam minyak bumi
dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu yang
dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses destilasi ini, aspal keras baru
dihasilkan melalui proses destilasii hampa pada temperatur sekitar 480 ºC.
Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disulaing
atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.
Untuk menghasilkan aspal keras dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses
penyulingan harus ditangani sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-
sifat aspal keras yang dihasilkan. Hal ini sering dilakukan dengan mencampur
berbagai variasi minyak mentah bersama-sama sebelum proses destilasi
dilakukan. Pencampuran ini nantinya agar dihasilkan aspal keras dengan sifat-sifat
yang bervariasi, sesuai dengan sifat-sifat yang diinginkan. Cara lainnya yang
sering dilakukan untuk mendapatkan aspal keras adalah dengan viskositas
menengah, yaitu dengan mencampur berbagai jenis aspal keras dengan proporsi
tertentu dimana aspal keras yang sangat encer dicampur dengan aspal lainnya
yang kurang encer sehingga menghasilkan aspal dengna viskositas menengah.
Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari minyak
mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras juga dapat dihasilkan
melalui proses ekstraksi zat pelarut. Dalam proses ini fraksi minyak ( bensin,
solar, dan minyak tanah) yang terkandung dalam minyak mentah, dikeluarkan
sehingga meninggalkan aspal sebagai residu.
b. Aspal Cair
Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut
berbasis minyak. Aspal ini dapet juga dihasilkan secara langsung dari proses
destilasi, dimana dalam proses ini raksi minyak ringan terkandung dalam minyak
mentah tidak seluruhnya dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yang
digunakan sebagai pelarut atau minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu
pada proses destilasi akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan.
Aspal cair dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:
Aspal Cair Cepat Mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal
jenis ini biasanya adalah bensin
Aspal Cair Mantap Sedang (MC = Medium Curing), yaituaspal cair
yang bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap. Pelarut yang
digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah minyak tanah
Aspal Cair Lambar Mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya lambat menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal
jenis ini adalah solar.
Tingkat kekentalan aspal cair sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio
bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras atau yang terkandung pada
aspal cair tersebut. Aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang
lebih tinggi dari MC-200.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses
ini partikel-partikel aspal keras dipisahkan dan didispersikan dalam airyang
mengandung emulsifer (emulgator). Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran
sangat kecil bahkan sebagian besar berukuran sangat kecil bahkansebagian besar
berukuran koloid.
Jenis emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan
pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat
pengemulsi yang digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan
menjadi :
Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif
Aspal emulsi non-Ionik, yaitu aspal emulsi yang tidsk berion (netral)
2. Aspal Alam
Aspal Alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:
Aspal Danau ( Lake Asphalt)
Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella dan
lewele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral, dan bahan organik
lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan titik lembek
sangat tinggi. Karena aspal ini dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan tertentu
sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang diinginkan.
Aspal Batu ( Rock Asphalt)
Aspal batu Kentucky dan buton adalah aspal yang secara alamiah
terdeposit di daerah Kentucky, USA dan di pulau buton, Indonesia.
Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-calah batuan kapur dan
batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar antara 12
– 35 % dari masa batu tersebut dan memiliki persentasi antara 0 – 40.
Untuk pemakaiannya, deposit ini harus ditimbang terlebih dahulu, lalu
aspalnya diekstrasi dan dicampur dengan minyak pelunak atau aspal
keras dengan angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat
ini aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan
aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil dari
1 mm dan dalam bentuk mastik.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan
tambah. Polymer hádala jenis bahan tambah yang sering di gunakan saat ini,
sehinga aspal modifikasi sering disebut juga aspal polymer.
Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan polymer yang biasanya
digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
Aspal Polymer Elastomer dan karet hádala jenis – jenis polyer elastomer
yang SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber),
SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan karet hádala jenis polymer elastoner
yang biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras.
Penambahanpolymer jenis ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat
rheologi aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek dan
elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan aspal
polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih tinggi
dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras. Presentase
penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan aspal polymer
harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena
penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu memang dapat
memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan
yang berlebiha justru akan memberikan pengaruh yang negatif.
Aspal Polymer Plastomer
Seperti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan
polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan untuk
meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik
campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak
digunakan antara lain adalah EVA ( Ethylene Vinyle Acetate),
Polypropilene, dan Polyethilene. Presentase penambahan polymer ini
kedalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian
labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas
tertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal
dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan
memberikan pengaruh yang negatif.
2.3 Klasifikasi Aspal
Aspal keras dapat di klasifikasikan kedalam tingkatan ( grade ) atau kelas
berdasarkan tiga sisten yang berbeda, yaitu:
Viskositas, viskositas setelah penuaan dan penetrasi. Masing-masing sistem
mengelompokan aspal dalam tingkatan atau kelas yang berbeda pula. Dalam
pengklasifikasian aspal yang ada, yang paling banyak digunakan adalah
sistem pengklasifikasin berdasarkan viskositas dan penetrasi.
Dalam sistem viskositas, satuan poise adalah estándar pengukuran
viskositas absolut. Makin tinggi nilai poise statu aspal makin kental aspal
tesebut.
AC-25 ( aspal keras dengan viskositasn250 pose pada temperature 60°C)
adalah jenis aspal keras yang bersifat lunak, AC-40 (aspal keras dengan 400
poise pada temperature 60ºC) adalah jenis aspal keras yang bersifat keras.
Beberapa Negara mengelompokan aspal berdasarkan viskositas estela
penuaan. Ide ini untuk mengidentifikasikan viskositas aspal estela
penghamparan di lapangan. Untuk mensimulasikan penuaan aspal selama
pencampuran, aspal segar yang akan digunakan dituangkan terlebihdahulu
dalam oven melalui pengujian Thin Film Oven Test (TFOT) dan Rolling Film
Oven Test (RTFOT). Sisa aspal yang tertinggal (residu) kemudian ditentukan
tingkatannya (grade) berdasarkan fiskositasnya dalam satuan poise.
Uji Penetrasi, Pada uji ini, sebuah jarum standar dengna beban 10 gram
( termasuk berat jarum) ditusukan keatas permukaan aspal, panjang jarum
yang masuk kedalam contoh aspal dalam waktu lima detik diukur dalam
satuan persepuluh mili meter (0,1 mm) dan dinyatakan sebagai nilai penetrasi
aspal. Semakin kecil nilai penetrasi aspal, semakin keras aspal tersebut.
2.4 Sifat-Sifat Kimia Aspal
Aspal keras dihasilkan melalui proses destilasi minyak bumi. Minyak bumi
yang digunakan terbentuk secara alami dari senyawa-senyawa organik yang telah
berumur ribuan tahun dibawah tekanan dan variasi temperatur yang tinggi.Susunan
struktur internal aspal sangat ditentukan oleh susunan kimia molekul-molekul yang
terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat kompleks dan dominasi (
90 -95% dari berat aspal)oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa
aspal seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5-
10%), dari dua jenis atom, yaitu: heteroatom dan logam.
Unsur-unsur heteroatom seperti Nitrogen, Oksigen dan Sulfur. Dapat
menggantikan kedudukan atom karbon yang terdapat di dalam stuktur molekul aspal.
Hal inilah yang menyebabkan aspal memiliki rantai kimia yang unik dan interaksi
antar atom tom ini dapat menyebabkan perubahan pada sifat fisik aspal. Jenis dan
jumlah heteroatom yang terkandung didalam aspal sangat ditentukan oleh sumber
minyak tanah mentah yang digunakan dan tingkat penuaannya. Heteroatom, terutama
sulfur lebih reaktif daripada karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen. Oleh sebab
itu, aspal degna kandungan sulfur yang tinggi akan mengalami penuaan yang lebih
cepat dari pada aspal yang mengandung sedikit sulfur.
Atom logam seperti vanadium, nikel, besi, magnasium dan kalsium hanya
terkandung di dalam aspal dalam jumlah yang sangat kecil, umumnya aspal hanya
mengandung satu persen atom logam dalam bentuk garam organik dan hidroksidanya.
Karena susunan kimia aspal yang sangat kompleks, maka analisa kimia aspal
sangat sulit dilakukan dan memerlukan peralatan labolatorium yang canggih, dan data
yang dihasilkan pun belum tentu memiliki hubung an dengan sifat rheologi
aspal.Analisa kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat memisahkan molekul aspal
dalam dua grup, yaitu aspalten dan malten. Selanjutnya malten dapat dibagi menjadi
saturated, aromatik dan resin. Walaupun begitu pembagian ini tidak dapat
didefinisikan secara jelas karena adanya sifat saling tumpang tindih antara kelompok-
kelompok tersebut.
Aspalten
Aspalten adalah unsur kimia aspla yng padat yang tidak larut dalam n- penten.
Aspalten berwarna cokelat sampai hitam yang mengandung karbon dan hidrogen
dengan perbandungan 1 : 1, dan kadang-kadang juga mengandung nitrogen,
sulfur, dan oksigen. Aspalten biasanya deanggap sebagai material yang bersifat
polar danmemiliki bau yang khas dengan berat molekul yang cukup berat.
Molekul aspalten ini memiliki ukuran antara 5-30 nano meter. Besar kecilnya
kandungan aspalten dalam aspal sangat mempengaruhi sifat rheologi aspal
tersebut. Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal menghasilkan aspal yang
lebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek yang tinggi dan
tingkat kekentalan aspal yang tinggi pula.
Malten
Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain aspalten.
Unsur malten ini dapat dibagi lagi menjadi :
a) Resin
Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit
mengandung oksigen, sulfur dan nitrogen. Rasio kandungan unsur hidrogen
terhadap karbn di dalam resin berkisar antara 1,3 – 1,4. Resin ini memiliki
ukuran antara 1-5 nanometer, berwarna cokelat, berbentuk semi padat, bersifar
sangat polar dan memberikan sifat adesif pada aspal. Didalam aspal, resin
berperan sebagai zat pendispersi aspaltene. Sifat aspal, SOL ( larutan ) atau
GEL ( jeli) sangat ditentukan oleh proporsi kandungan resin terhadap
kandungan aspalten yang terdapat pada aspal tersebut.
b) Aromatik
Aromatik adalah unsur pelaryt aspalten yang paling dominan di dalam aspal.
Aromatik berbentuk cairan kental yang berwarna cokelat tua dan kandungan di
dalam aspal bersifat antara 40% - 60% terhadap berat aspal. Aromatik terdiri
dari rantai karbon yang bersifat non polar yang didominasi oleh unsur tak
jenuh ( un saturated) dan memiliki daya larut yang tinggi terhadap molekul
hidrokarbon.
c) Saturated
Saturated adalah bagian dalam molekul malten yang berupa minyak kental
yang berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat non polar. Saturated
terdiri dari parafin ( wax) dan non parafin, kandungannya di dalam aspal
berkisar antara 5% - 20% terhadap berat aspal.
2.5 Sifat – Sifat Fisik Aspal
Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja
campuran beraspal antara lain adalah:
Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan
sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan. Hal
ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan akibat
oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengankutan dan
penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan sifat ini akan
menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna kata lain aspal
telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan ini
disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas yang
baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian kuantitatif
yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah pengujian
penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini dlakukan
pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin Film
Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses
penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan
untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi
akan berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal
dengan durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.
Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan
kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi
dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal
Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas
aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan
untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras
dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang
kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang
tinggi. Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam
air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti
pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat
akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang
tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik
sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali
Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperatur
menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk
berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal
terhadap temperatur.
Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan
jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.
Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan
penuaan.
2.6 Macam – macam Aspal
Aspal Makadam (macadam penetrasi)
Aspal yang digunakan untuk menambal tebal kontruksi pondasi dan untuk
memperbaharui permukaan. Terdiri dari lapisan batuan dengan butir yang
lebih besar diletakan diatas permukaan jalan, dengan tebal kurang lebih 1,5 x
ukuran batuan terbesar, kemudian dipadatkan sehingga menjadi kompak dan
stabil, selanjutnya dipenetrasi agar saling mengikat.
Kesalahan aspal macadam :
- penggunaan batuan yang tidak benar
- penyebaran aspal yang tidak benar
Beton Aspal
Batuan kering yang dipanaskan dicampur dengan aspal panas dengan aspal
panas dalam pabrik pencampur dan diangkut ketempat pekerjaan.
- kepadatan tinggi dengan ruang kosong yang rendah (3-8 %)
- kadar aspal rendah (4-6%)
- permukaan lapisan lebih tahan lama
- mampu menahan gesekan
- permukaannya rata
- pencampurannya saggat merata
- kekuatan dan stabilitasnya yang tinggi
kesalahan pada aspal beton :
- gradasi batuan tidak benar
- terlalu banyak aspal
- pencampuran aspal terlalu sedikit
- batuan tidak cukup kering
- kesalahan pelaksanaan penghamparan
- kesalahan membuat sambungan
Butas (Buton aspal)
Aspal yang tergolong aspal batu / rock aspal, banyak di temui di pulau buton,
sulawesi tenggara. Bentuknya seperti batu cadas berwarna hitam
Kesalahan pada butas :
- waktu pengeraman terlalu singkat / lama
- pengadukan tidak homogen
- terjadi segregasi
- komposisi campuran tidak benar.
2.7 Aplikasi Aspal
Program Aspal Buton Tahun 2008
Direktorat Jenderal Bina Marga baru selesai
mengadakan kegiatan evaluasi sekaligus sosialisasi
Program Aspal Buton untuk Tahun 2007 dan 2008.
Pada kegiatan tersebut hadir para Satker dari berbagai daerdi Indonesia untuk
mendengarkan pemaparan dari para pejabat Departemen PU serta para pakar Aspal
Buton dari Pusjatan Departemen PU. Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana
hasil pelaksanaan dari program pemanfaatan Aspal Buton di Tahun 2007 ini termasuk
berbagai masalah yang dihadapi baik oleh produsesn, satker, maupun para kontraktor
pemenang tender.
Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi dan pemahaman lebih
mendalam tentang produk aspal buton, persyaratan yang ditetapkan serta berbagai
aplikasi yang dapat dipergunakan dalam program pembangunan dan pemeliharaan
jalan.
Direktorat Jenderal Bina Marga selaku lembaga yang bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan jalan di Indonesia pada berbagai kesempatan menyatakan
kesungguhannya dalam mendorong pemanfaatan Aspal Buton secara maksimal. Hal
itu tentunya harus didukung para produsen aspal buton yang memiliki peran dan
tanggung jawab untuk menhasilkan produk-produk aspal buton sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Kenaikan anggaran dari Dirjend Bina Marga untuk Tahun 2008 hingga 2 kali
lipat dari Tahun 2007 menjadi 19 Trilyun merupakan komitmen pemerintah untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. Hal itu merupakan
peluang bagi produsen Aspal Buton untuk turut mendukung program percepatan
pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan menggunakan material aspal Buton.
Mastic Asbuton
Adalah jenis aspal buton yang memiliki
kandungan bitumen kualitas tinggi dengan kadar ±
30-40% dan telah keluar di permukaan butiran
batuan. Selain itu Mastic Asbuton juga mengandung
filler batu kapur (limestone) yang juga dipergunakan dalam proses pencampuran aspal
untuk jalan-jalan kelas tinggi. Pengunaan Mastic asbuton juga dapat dikerjakan
dengan cara yang mudah serta menggunakan banyak tenaga kerja (padat karya).
Harga mastic asbuton relatif lebih murah dibandingkan harga aspal minyak sehingga
pemanfaatannya dapat menghemat anggaran. Aplikasi Mastic Asbuton untuk
beberapa jenis pembangunan jalan dapat menggantikan sebagian besar pemakaian
aspal minyak (substitusi) sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap aspal
minyak.
Keuntungan dari penggunaan Mastic Asbuton antara lain:
1. Penggunaan Mastic Aspal dalam campuran meningkatkan Stabilitas Dinamis
dari kontruksi jalan
2. Campuran bahan jalan dengan Mastic Aspal lebih kuat, tahan lentur, tahan aus
dan cuaca.
3. Mastic Aspal secara ekonomis lebih murah sehingga dapat mengurangi
konsumsi aspal minyak dan filler
4. Campuran Mastic Aspal telah berhasil diaplikasikan di wilayah jabotabek
dengan hasil memuaskan dan kendala teknis cukup kecil.
5. Dengan potensi cadangan yang cukup besar, proyeksi kedepan penggunaan
Mastic Aspal akan meningkat sehingga menghemat biaya konstruksi jalan
Buton Granular Asphalt
Adalah aspal Buton jenis berbutir yang
digunakan sebagai additive dalam campuran aspal.
Pemakaian aspal buton jenis ini dapat dipergunakan
dalam campuran panas, campuran hangat dan
campuran dingin. Jenisnya yang kering dan sudah terselimuti oleh bitumen dengan
ukuran maksimal 1,2 mm.
Aspal Buton Granular dapat dipergunakan sebagai bahan pengikat bersama-sama
dengan aspal minyak sehingga bersinergi membentuk suatu bahan pengikat yang lebih
baik dan handal. Fungsi dari aspal Buton jenis granular ini adalah untuk
meningkatkan kualitas campuran sehingga campuran akan memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Lebih tahan terhadap deformasi
2. Nilai modulus resilient lebih tinggi
3. Tahan terhadap temperatur tinggi
4. Lebih tahan lama (durable)
5. Sangat baik untuk digunakan pada Konstruksi Jalan kelas I, Highway, Jalan
Tol, dll
Prospek Harga Aspal Minyak Tahun 2008
Kenaikan harga minyak dunia yang telah menyentuh 97 US$
per barel akan memberikan dampak negatif pada berbagai sektor di
Indonesia. Dengan asumsi harga minyak sebesar 60 US$ di APBN
Tahun 2007 maka kenaikan harga minyak di pasar dunia pasti akan meningkatkan
subsidi terhadap BBM. Walaupun terdapat potensi meningkatnya pendapatan dari
ekspor minyak mentah ke luar negeri, namun Indonesia juga harus mengimpor
minyak dalam jumlah yang lebih besar. Sehingga selisihnya dapat menimbulkan
defisit yang akan menekan APBN terutama dari komponen subsidi BBM. Walaupun
berkali-kali pemerintah mengatakan tidak akan menaikan harga BBM hingga tahun
2009 namun kebijakan tersebut merupakan solusi paling realistis untuk mengatasi
defisit anggaran.
Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2005 lalu ketika pemerintah
melakukan kenaikan harga BBM maka dunia usaha melakukan penyesuaian dengan
menaikkan harga jual produk terutama yang menggunakan komponen minyak tinggi.
Salah satu sektor yang berhubungan langsung dengan minyak bumi adalah
industri aspal minyak. Sebagai bahan residu dari pengolahan minyak bumi, aspal
minyak merupakan komponen utama dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan.
Kenaikan harga minyak dunia secara otomatis akan menaikan harga aspal minyak
termasuk berbagai jenis aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan.
Kenaikan harga BBM pada pertengahan dunia tahun 2005 lalu baru
berdampak pada kenaikan harga aspal minyak di awal tahun 2006. Melihat pola yang
sama maka dampak kenaikan minyak dunia di ahir tahun 2007 ini baru akan
berdampak pada tahun 2008 mendatang. Hal tersebut terlihat dari masih stabilnya
harga aspal minyak di tahun 2007 dikarenakan harga yang masih dipergunakan adalah
harga lama dengan stok yang masih tidak terganggu pasokannya.
Perhitungan sederhananya adalah: dengan asumsi harga minyak dunia
sebesar 60 US$ harga aspal minyak pertamina berkisar antara Rp. 4.500 s/d Rp. 5.000
per Kg tergantung lokasi dan ongkos transportasi. Sehingga kenaikan harga minyak
dunia hingga mencapai 90 US$ sebagaimana yang terjadi saat ini akan menciptakan
harga aspal minyak berkisar antara Rp 6.750 s/d Rp. 7.500 per Kg. Terjadi kenaikan
sebesar 50% dari harga semula.
Evaluasi Program Aspal Buton 2007
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Tahun
2007 telah memprogramkan pemakaian Aspal Buton
Berbutir untuk dipergunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan di 14
Provinsi. Adapun jenis perkerasan jalan yang dipergunakan adalah jenis campuran
panas (hotmix) dan campuran hangat (warm mix). Jenis aspal buton berbutir yang
dipakai antara lain tipe 5/25, 10/25, 15/25.
Sebagai bahan campuran aspal buton dipergunakan sebagai additive yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas campuran. Campuran aspal dan Aspal Buton
Berbutir akan lebih tahan terhadap deformasi dan nilai modulus resilient lebih tinggi.
Selain itu campuran Aspal Buton Berbutir memiliki ketahanan terhadap temperatur
tinggi serta lebih tahan lama (durable).
Evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Marga menyatakan bahwa
Program Aspal Buton 2007 kurang berhasil. Bahkan hampir sebagian besar produsen
mengalami kegagalan sehingga target kuantitas sebesar 80.000 tidak dapat terpenuhi
baik secara kuantitas, kualitas maupun time delivery. Berbagai faktor dikemukakan
oleh para produsen antara lain material Lawele yang memiliki karakteristik berbeda
dengan material Kabungka yang selama ini biasa digunakan oleh para produsen.
Secara jujur dan terbuka produsen juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapi
terkait dengan waktu persiapan yang sangat singkat untuk mempersiapkan peralatan
produksi dengan kapasitas skala penuh.
AMP mini
Tahun 2007 Pemerintah Pusat melalui
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia mengadakan
program bantuan alat pengolah aspal. Alat tersebut
dikenal juga dengan AMP mini yang sekilas bentuknya sama dengan Pan Mixer.
Beberapa provinsi seperti di Kalimantan Timur mendapatkan bantuan alat tersebut
untuk selanjutnya di distribusikan ke seluruh sub dinas bina marga Pekerjaan Umum
di Kabupaten dan Kota.
Fungsi alat tersebut adalah untuk mengolah campuran material batu dan pasir
dengan aspal. Hasil campuran tersebut dapat langsung dipergunakan di lapangan
dengan cara digelar baik untuk campuran hangat, campuran dingin, atau jenis latasir/
sandsheet. Keunggulan alat ini dapat dipindahkan (movable) menuju lokasi
pengerjaan jalan sehingga menghemat biaya pengangkutan produk jadi dari AMP
(base camp) ke lokasi tersebut.
Kepraktisan alat ini juga memungkinkan pembangunan jalan dapat dilakukan
dilokasi-lokasi yang terpencil dan jauh dari tempat AMP. Sebagaimana diketahui
bahwa ada jarak maksimal yang harus dipenuhi antara lokasi AMP dengan lokasi
pembangunan jalan. Maksudnya adalah agar kualitas campuran panas yang digelar
tidak berkurang karena jaraknya terlalu jauh dan menyebabkan suhu campuran sudah
tidak memenuhi persyaratan pada saat digelar di lapangan.
Sebagai alat pembakarnya mengunakan kompor tekan dengan bahan bakar
minyak tanah.
Latasir Asbuton
Salah satu jenis pekerjaan jalan adalah Latasir
singkatan dari lapisan atas pasir. Jenis ini dikenal juga
dengan pekerjaan jenis sandsheet. Biasanya kedua jenis
pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan komponen aspal minyak sebagai
bahan pengikat material pasir atau juga dikenal dengan abu batu.
Pola pengerjaan jenis ini dapat dilakukan di lokasi pekerjaan atau secara
manual yakni dengan menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi untuk
mencampur material abu batu dengan aspal minyak. Atau dilaksanakan di Asphalt
Mixing Plant (AMP) sehingga produk akhirnya akan menjadi seperti campuran
hotmix.
Latasir atau sand sheet termasuk dalam jenis lapis tipis yang bertujuan
memberikan lapisan tipis diatas permukaan jalan yang telah mengalami segregasi
sehingga bentuknya menjadi kasar dan tidak nyaman untuk dilewati. Umur
perencanaan dari lapisan tipis ini biasanya direncanakan satu sampai dengan dua
tahun.
Perkembangan teknologi pengolahan aspal buton menghasilkan temuan bahwa
aspal buton dapat dipergunakan sebagai material pengganti aspal minyak dalam jenis
pekerjaan Latasir. Bahkan kualitasnya lebih baik dari segi performance dan daya
tahan serta harga yang jauh kompetitif apabila dibandingkan aspal minyak.
Tantangan Pemerintah Daerah
Meningkatnya kebutuhan infrastruktur
sebagai pra syarat pertumbuhan ekonomi &
masuknya investasi ke daerah. Infrastruktur jalan
berperan penting dalam distribusi barang dan orang
antar daerah. Ketiadaan infrastruktur jalan berpengaruh langsung terhadap
keterisolasian daerah, tingginya biaya produksi akibat mahalnya biaya angkutan.
Masyarakat di daerah semakin menuntut ketersediaan pelayanan fasilitas
publik seperti: jalan, jembatan, listrik, air bersih, dll. Pra sarana tersebut diperlukan
oleh masyarakat untuk mendapatkan akses dan pelayanan kebutuhan dasar hidupnya
seperti, pendidikan, kesehatan, dll. Oleh karena itu ketersediaan pra sarana publik
merupakan indikator utama kesejahteraan masyarakat.
Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah yang disertai dengan
kenaikan biaya material telah menghambat laju pembangunan & pemeliharaan jalan.
Akibatnya kerusakan jalan semakin parah yang berdampak langsung pada
perekonomian daerah.
Dampak Kenaikan Minyak Bumi
Kenaikan minyak dunia hingga melebihi 90 US$ per
barrel telah mendorong kenaikan berbagai produk
industri. Salah satunya adalah aspal minyak yang
dihasilkan dari proses produksi minyak bumi.
Sebagaimana yang terjadi dipenghujung taun 2006 kenaikan harga minyak telah
mendorong kenaikan aspal minyak hingga 200% dari periode Januari s/d Desember
2006.
Kondisi tersebut bertolakbelakang dengan kenyataan proyek-proyek
pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama yang didanai oleh APBD masih belum
banyak yang belum berjalan. Pengerjaan proyek sebagaimana waktu-waktu terdahulu
akan terkonsentrasi di akhir tahun yang berarti akan ada permintaan aspal dalam
jumlah besar. Sesuai dengan hukum pasar manakala permintaan tinggi dan suplai
terbatas maka harga akan meningkat
Bantuan Aspal Pedesaan
Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan
di seluruh daerah memerlukan material aspal untuk
menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun
meningkatnya harga minyak bumi hingga lebih dari
90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan harga aspal minyak yang berpotensi
menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah.
Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan mengunakan produk alternatif yang
dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal
minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya
sudah setara dengan aspal minyak.
Untuk mendukung program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan
dan desa/kelurahan di seluruh daerah perlu dirancang sebuah program ”Bantuan Aspal
Buton bagi kabupaten dan kota untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan
kecamatan dan jalan desa/kelurahan ”. Program tersebut pernah dilaksanakan di
Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis
Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan
menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota
di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat
menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30
persen.
Lapis Penetrasi Macadam Asbuton
Perkerasan jalan tanpa menggunakan AMP (Asphalt Mixing Plant);
Proses pengerjaannya dilakukan dengan cara manual di lokasi penghamparan
dan tidak bisa dilaksanakan pada permukaan yang basah / hujan;
Lapisannya hanya terdiri dari lapisan agregat pokok dan pengunci bergradasi
seragam yang diikat oleh Mastik Aspal Buton;
Aspal hanya berfungsi untuk bahan pengikat / binder dan dilakukan dengan
cara dihampar diatas agregat pokok;
Pemadatan pada saat pengerjaan dilakukan lapis demi lapis;
Perkerasan yang hanya dapat diukur kinerjanya dengan banyaknya lalu lintas
yang melewatinya;
Program Bantuan Aspal Buton untuk Pedesaan
Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan
di berbagai daerah memerlukan material aspal untuk
menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun
meningkatnya harga minyak bumi telah mendorong
kenaikan harga aspal minyak. Hal itu berpotensi menghambat program pembangunan
dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah
daerah.
Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan memgunakan produk
alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif
pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun
kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak.
Untuk mendorong terlaksananya program pembangunan dan pemeliharaan jalan
tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di daerah perlu di laksanakan ”Program
Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota di daerah untuk pembangunan serta
pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan.
Program tersebut pernah dilaksanakan secara sukses di Provinsi Jawa Barat
pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton
(LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah
berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan,
Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya
pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.
Aplikasi Aspal Buton
Aspal Buton sudah dapat dipergunakan untuk
berbagai jenis pembangunan dan pemeliharaan
jalan, seperti:
1. Hotmix (Campuran Panas)
Warmmix (Campuran Hangat)
2. Coldmix (Campuran Dingin)
3. LPMA (Lapis Penetrasi Macadam Asbuton)
Aspal Buton
Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat
di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Aspal
Buton memiliki berbagai keunggulan dibandingkan
dengan aspal minyak yang saat ini harganya terus
meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Harga yang kompetitif,
kualitas yang setara dengan aspal minyak, aplikasi yang mudah, hanyalah sebagian
keunggulan yang dimiliki oleh aspal buton.
Kenaikan harga aspal minyak akibat meningkatnya harga minyak dunia merupakan
momentum yang tepat untuk memakai produk alternatif yang merupakan produk
dalam negeri Indonesia. Sehingga ketergantungan kita terhadap impor aspal minyak
akan semakin berkurang. Artinya, devisa negara yang dihabiskan untuk mengimpor
aspal minyak dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan lainnya seperti sektor
pendidikan, kesehatan, dll.
Derivasi dari produk aspal buton sedemikian lengkapnya dan dapat dipergunakan
untuk berbagai aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia.
Sudah saatnya bangsa Indonesia menghargai dan menggunakan produk dalam negeri
yang terbukti memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan produk serupa
yang diimpor dari negara lain.
SIFAT-SIFAT ASPAL YANG DIGUNAKAN UNTUK JALAN DI INDONESIA
SEBELUM DAN SESUDAH DIPROSES DENGAN KAPUR, Enung Sudjana, 1992,
Program Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pasc asar jana Institut
Teknologi Bandung. Retak yang terjadi pada permukaan lapis aspal dari suatu
perkerasan jalan adalah suatu problem yang luas yang terjadi pada daerah
bertemperatur tinggi dan berhubungan erat dengan pengerasan aspal (bitumen
hardening) yang terutama disebabkan oleh oksidasi dan volatilisasi dari fraksi-fraksi
ringan yang ada didalam aspal. Sebagai konsekwensi dari terjadinya pengerasan,
material aspal menjadi lebih peka terhadap lalu lintas dan non lalu lintas yang
digabungkan dengan adanya retak. Di Indonesia, aspal yang digunakan untuk
konstruksi jalan dipasok dari sejumlah sumber dan diimport untuk rnembantu
produksi dalam negeri. Bitumen yang mempunyai tingkat penetrasi yang sama tetapi
diambil dari sumber yang berbeda, dapat mempunyai sifat yang bervariasi eukuplebar,
jadi rriisalnya aspal dari pemasok yang berbeda, akan merapunyai tingkat penetrasi
yang sama tetapi akan memperlihatkan penyebaran yang lebar, misalnya untuk
kepekaan terhadap temperatur dan/atau untuk ketahanan terhadap pengerasan selama
'handling' dan selama pelayanan mempunyai perbedaan yang cukup besar. Additive
kadang-kadang diberikan terhadap campuran aspal untuk memperbaiki beberapa
aspek dari kinerja dan study-study memperlihatkan bahwa kapur hidrat dapat
mengurangi besarnya pengerasan dari aspal sebagai konsekwensi dari oksidasi.
Dilakukan penyelidikan terhadap sifat-sifat dari contoh aspal dengan tingkat penetrasi
80 dari sumber yang berbeda yang dipasok untuk industri konstruksi di Indonesia.
Dua contoh aspal yang mempunyai kepekaan terhadap pengerasan yang paling besar
dan paling kecil dipilih untuk dicampur dengan kapur hidrat dan benzene sebagai
pelarut yang dilakukan sesuai dengan cara/prosedur dari Plancher dan kawan-kawan.
Didapat bahwa aspal yang diproses dengan kapur hidrat rrfengindikasikan suatu
perbaikan pads ketahanan terhadap pengerasan sebagaimaria diukur melalui
percobaan-percobaan penetrasi, titik lembek, daktiliti, berat jenis, kelarutan, titik
nyala, hubungan kekentalan dengan temperature. Sisa bahan dari TFOT dipanaskan
kembali dan perkembangan pengerasanriya dimonitor pada periode waktu yang
berbeda. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat suatu kecenderungan kapur hidrat
dapat memperlambat proses pengerasan aspal selama pelayanan, dari lebih besar dari
25 jam untuk aspal asli menjadi lebih besar dari 50 jam untuk aspal setelah diproses.
Artinya aspal setelah diproses dengan kapur akan menjadi lebih tahan terhadap
pengerasan selama pelayanan
Kesimpulan
Aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran antara batuan (agregat
kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat aspal yang mempunyai persyaratan tertentu,
dimana kedua material sebelum dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih
dahulu.
Proses perencanaan campuran harus memperhatikan karakteristik campuran
aspal beton, yang meliputi:
1. Stabilitas
2. Durabilitas
3. Fleksibilitas
Sumber Aspal
1. Aspal Hasil Destilasi
a. Aspal Keras
b. Aspal Cair
c. Aspal Emulsi
2. Aspal Alam
a. Aspal Danau ( Lake Asphalt)
b. Aspal Batu ( Rock Asphalt)
3. Aspal Modifikasi
a. Aspal Polymer Elastomer
b. Aspal Polymer Plastomer
Sifat-sifat kimia aspal
1. Aspalten
2. Malten
a. Resin
b. Aromatik
c. Saturated
Sifat-sifat fisik aspal
1. Durabilitas
2. Adesi dan Kohesi
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Kelemahan Jalan beraspal:
Umurnya pendek dan air dapat meresap dari permukaan karena tidak ada
lapisan penutupnya. Mengakibatkan stabilitas jalan cepat berkurang dan biaya yang
tinggi.
Aspal Esso dan Shell Masuk Lampung
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Aspal merek dunia Esso dan Shell memasuki
pasar Lampung melalui PT Perdana Jaya. Aspal Esso dan Shell menjadi standar bagi
pembangunan landasan bandar udara dan jalan tol dalam dan luar negeri.
"Aspal ini tidak hanya di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi di seluruh dunia. Kami
berkomitmen untuk berpartisipasi membangun infrastruktur jalan di Lampung dengan
mendistribusikan aspal bermutu tinggi," kata Pimpinan PT Perdana Jaya Eddy
Mulyawan, Rabu (3-10).
Aspal berkualitas sebagai bahan baku konstruksi dan perbaikan jalan, kata Eddy,
sangat penting terutama di wilayah yang sangat strategis seperti Lampung. "Peranan
Lampung atas pertumbuhan perekonomian Sumatera dan Jawa, sangat besar karena
letak geografisnya sebagai pintu gerbang Sumatera dan Jaw
a. Hampir semua arus lalu lintas bahan baku, hasil bumi dan barang melalui
Lampung," kata dia.
Oleh karena itu, kondisi infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan laut di
Lampung seharusnya lebih baik dari provinsi lain. "Pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan tidak bisa dicapai jika kondisi infrastruktur tidak mendukung.
Kerusakan infrastruktur akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan tidak
kompetitif," kata Eddy.
Perusahaan ini memasarkan aspal Esso dan Shell dalam kemasan drum yang
dilengkapi dengan SGS Report dengan berat bersih 160 kilogram (Esso) dan 154
kilogram (Shell). Selain itu, standar kualitas konsisten dari waktu ke waktu. Ciri
lainnya, logo Esso timbul dan logo Shell pada setiap tutup drum.
"Ciri-ciri aspal yang asli yakni saat proses pembakaran. Aspal yang asli akan memuai
hingga 50% lebih banyak dari volume awal sebelum dibakar, yang akan berdampak
pada penghematan penggunaan aspal.konsumen tidak banyak yang bisa mengetahui
keaslian produk, jika hanya melihat fisiknya. Biasanya aspal asli baru bisa diketahui
setelah diaplikasikan. Jadi, konsumen bisa menghubungi kami jika ingin berkonsultasi
tentang produk Esso dan Shell yang asli dan tekhnik aplikasinya di lapangan," kata
Eddy.
Tekonogi aspal
Burner AMP Batubara (Coal Burner)
Tergerak untuk ikut aktif berperan serta menyukseskan program yang telah
dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam GERAKAN
PENGHEMATAN BBM dan juga PEMBERDAYAAN SUMBER ALTERNATIF,
kami atas nama CV. GRAHA MANDIRI memperkenalkan PRODUK INOVATIF
SOLUSI PENGGANTI BBM berupa BURNER AMP BATUBARA.
BURNER ini berfungsi sebagai PENGGANTI SUMBER PANAS untuk
mengeringkan material (DRYER) pada Plant Pencampur Aspal (AMP) konvensional
yang telah dimiliki oleh Bapak/Ibu dan telah kita kenal selama ini mempergunakan
Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar, Minyak Bakar atau Kerosene yang semakin hari
HARGANYA KIAN MELAMBUNG dan hampir TIDAK TERJANGKAU.
Dengan mempergunakan PRODUK INOVASI ini, diharapkan Perusahaan-
perusahaan Konstruksi yang memiliki AMP akan semakin Kompetitif dalam
menghadapi persaingan usaha menuju ERA GLOBALISASI dan yang PASTI akan
semakin MENGHEMAT BIAYA PELAKSANAAN.
ASPAL - NEXTBASE ROAD SYSTEM
NEXTBASE ROAD SYSTEM adalah Teknologi Baru Peningkatan Jalan “Serupa
Aspal” dengan tanpa menggunakan batu; Dengan NEXTBASE ROAD SYSTEM ini
maka akan diperoleh hasil jalan sebagai berikut :
1. Biaya Peningkatan Lebih Murah, karena hanya tanah di lokasi peningkatan jalan
yang digunakan, dan tidak perlu membawa tanah dari luar lokasi seperti pembuatan
jalan cara konvensional.
2. Aplikasi Cepat dan Mudah.
3. Jalan Bebas dari Debu dan Lumpur.
4. Jalan Bebas Hambatan di Segala Musim.
5. Kemampuan Menahan Beban Besar sampai Puluhan Ton {sampai +/- Truk 25
Ton (Tipe Truk 1.22)}, dan bergantung kepada dasar tanah asli.
6. Aman bagi Lingkungan, Tidak Berbahaya, Tidak Beracun dan Tidak Mudah
Terbakar.
NEXTBASE ROAD SYSTEM ini dikhususkan untuk Peningkatan Jalan Pedesaan
dan Perkebunan yang menghubungkan Perumahan, Pedesaan, Propinsi yang saat ini
jalannya masih menggunakan Jalan Tanah atau Kerikil.
DAFTAR PUSTAKA
www. Wikipedia.com
www. Google.com
www. dep.pu.co.id
www.diligib.itb.ac.id
www.mstt.ugm.ac.id
www. diligib.its.ac.id
www.iptekitb.ac.id
www.mediaindonesia.com
www.replubika.com
www.detik.com