Download - 6 BAB VI HASIL PERANCANGAN
33
6 BAB VI
HASIL PERANCANGAN
6.1 Penjelasan Rencana Tapak
Gambar 20 Siteplan
Tapak didesain mengikuti bentuk asli dari kontur lahan namun terdapat area yang diratakan cut /
fill yaitu area parkiran yang mempertimbangkan kemudahan aksesbilitas pengguna dan area
bangunan yang mempertimbangkan kondisi kontur.
34
a. Sirkulasi
Gambar 21 Sirkulasi tapak
Penggunaan perkerasan pada tapak di gunakan seminimal mungkin, penggunaan paving blok
masih dianggap ramah lingkungan karena masih bisa menyerap air dan terjangkau. Karena
pertimbangan kontur lahan yang mempengaruhi aksessibilitas ke lahan maka sirkulasi antara
pejalan kaki dengan kendaraan dpisahkan. Pada tapak terdapat tiga jalur sirkulasi yaitu:
1. Sikrulasi umum: difungsikan sebagai jalur sirkulasi yang diperolehkan dilewati oleh
kendaraan umum, area sirkulasi umum meliputi jalan masuk – parkir umum / ballroom –
keluar.
2. Sirkulasi servis: difungsikan sebagai jalur pelayanan hotel seperti pengadaan barang
kebutuhan hotel resort dan pelayanan pengunjung menginap di villa dan cottage yang
diantar dari lobby ke penginapan menggunakan kendaraan baggi milik hotel resort. Selain
sebagai jalur pelayanan dan servis jalur ini digunakan juga sebagai jalur darurat yang
meliputi kendaraan pemadam kebarakan, ambulance, dan basarnas.
3. Pedestrian: difungsikan untuk pejalan kaki yang ingin menikmati suasana hotel resort,
jalur pedestrian khusus untuk pejalan kaki tidak untuk kendaraan jenis apapun.
35
b. Zonasi
Gambar 22 Zoning Tapak
Berdasarkan pengelompokan ruang dari sifat fungsi yang sama menghasilkan pola zonasi tapak
sesuai dengan kebutuhan dan jenis, berikut pengelompokan ruang berdasarkan fungsi :
1. Parkir : parkir dibagi menjadi dua zona yaitu bagian parkir utama yang difungsikan sebagai
area parkir umum pengunjung baik pengunjung menginap maupun tidak menginap dan
pengelola. Zona kedua yaitu bagian parkir area ballroom yang difungsikan sebagai tempat
parkir kendaraan pengunjung ballroom saat ballroom digunakan untuk tempat acara baik
pesta pernikahan, seminar dll sehingga pengunjung tidak mengambil area parkir umum
yang diperuntukkan pengunjung hotel resort dan pantai. Selain itu area parkir ballroom
didesain dekat dengan ballroom agar memudahkan sirkulasi.
2. Semi privat :pada bagian zona semi privat merupakan bagian umum yang memiliki privasi
namun masih bisa di jangkau oleh public / umum dimana kelompok zona privat tersebut
yaitu gedung penerimaan, gedung kantor pengelola, gedung servis, hotel dan restoran.
3. Privat : bagian zona privat diperuntukkan area villa dan cottage dimana kedua bangunan
ini memiliki kelebihan dalam pelayanan kenyamanan dan keamanan sehingga akses umum
ke area villa dan cottage terbatas.
4. Public / umum : zona umum pada hotel resort ini meliputi seluruh bagian yang bukan
merupakan bagian semi privat / public dan privat yaitu bagian wedding kaple, embung,
pantai dan sekitarnya.
36
c. Kontur
Gambar 23 kondisi kontur
Gambar diatas memperlihatkan kontur yang dipertahankan pada tapak. Cottage di desain
diatas kontur dengan mengikuti keadaan kontur yang ada. Hal ini bentuk dari salah satu upaya
penerapan konsep menyatukan desain terhadap lingkungan.
6.2 Rencana Masa Bangunan
6.2.1 Bentuk Bangunan
Gambar 24 tampak seluruh banguan
Bentuk bangunan berupa beberapa masa yang saling berkaitan. Bangunan di buat dari
bentukan dasar kotak persegi sederhana dan hotel berbentuk melengkung. Bentuk
bangunan mengacu pada isu terkait dengan merespon keadaan tapak dan membuat
bentukan masa yang mengetahui permasalahan lahan berkontur.
37
1. Lobby
Masa bangunan lobby terbentuk dari dasar persegi panjang, dengan atap joglo
sebagai salah satu bentuk atap tradisional sesuai terhadap konsep umum pada
bangunan yaitu arsitektur kontekstual. Bentuk bangunan lobby benbentuk T dengan
fungsi sirkulasi yang menghubungkan lobby kepada bangunan disekitarnya yaitu
room servis, kantor pengelola, hotel dan restoran.
Gambar 25 Tampak depan lobby
Gambar 26 Tampak samping lobby
38
Gambar 27 Tampak atas lobby
2. Hotel
Masa bangunan hotel terbentuk dari dasar lengkungan, dengan atap pelana
sederhana sesuai terhadap konsep umum pada bangunan yaitu arsitektur
kontektual. Dengan desain bentuk lengkungan ini membuat suasana bangunan hotel
resort sedikit beragam dan tidak terlalu kaku.
Gambar 28 Tampak depan hotel
39
Gambar 29 tampak samping hotel
Gambar 30 Tampak atas hotel
3. Villa
Masa bangunan villa menyerupai rumah hunian dua lantai, dengan atap setengah
oval, atap ini terbentuk dari dasar pelana sederhana. Terdapat kolam renang di area
depan dan tersedia pula gazebo didekat kolam renang. Bentuk dasar dari villa adalah
bentuk persegi panjang.
40
Gambar 31 Tampak depan villa
Gambar 32 Tampak samping villa
Gambar 33 Tampak atas villa
41
4. Cottage
Masa bangunan cottage terbentuk rumah hunian satu lantai, dengan atap pelana
bertumpuk. Masa cottage didesain panggung menyesuaikan keadaan kontur. Bentuk
dasar bangunan cottage adalah bentuk persegi panjang.
Gambar 34 Tampak depan cottage
Gambar 35 Tampak samping cottage
42
Gambar 36 Tampak atas cottage
5. Restoran
Masa bangunan restoran merupakan bentuk dasar dari persegi panjang, dengan atap
joglo sesuai terhadap konsep umum pada bangunan yaitu arsitektur kontektual.
Terdapat pula selasar bagian entrance dari arah lobby.
gambar 37 Tampak depan restoran
43
Gambar 38 Tampak samping resaturant
Gambar 39 Tampak atas restoran
6. Ballroom
Masa bangunan restoran merupakan terbentuk dari dasar persegi panjang, dengan
atap joglo daerah lampung sesuai terhadap konsep umum pada bangunan yaitu
arsitektur kontektual. Terdapat selasar bagian entrance dari bagian hotel.
44
gambar 40 Tampak depan ballroom
Gambar 41 Tampak samping ballroom
Gambar 42 Tampak atas ballroom
45
6.2.2 Rencana interior
Interior bangunan didesain mengikuti kebutuhan dari fungsi ruang dimana memiliki
mudah akses. Pada bangunan hotel didedain seirama dengan bentuk bangunan yang
melengkung dan pada bangunan yang lainnya seperti cottage lobby dan servis mengikuti
fungsi. Interior pada lobi didesain luas dan terbuka dengan bentuk sederhana sehingga
dapat dipergunakan dengan efisien. Pada bagian interior kamar cottage dibuat terbuka
tanpa sekatan hal ini dibuat agar ruang terasa lebih luas.
Gambar 43 interior kamar cottage
6.2.3 Rencana fasad
gambar 44 fasad bangunan hotel
Bentuk fasad bangunan pada hotel berbentuk tatanan kayu yang didesain di fungsikan
untuk menghalau langsungnya cahaya matahari ke dalam bangunan. Bentuk fasad bukan
hanya sekedar sebagai pemanja visual namun difungsikan sebagai peredam panas
matahari yang berlebihan serta hambusan angin yang berlebih. Selain fungsi itu fasad
46
merupakan elemen pertama visual yang dapat digambarkan seorang dalam
mendefinisikan sebuah bangunan.
Gambar 45 tampak tipikal hotel
Gambar 46 fasad villa
bentuk fasad bangunan pada villa berbentuk tatanan kayu yang didesain berpola di
fungsikan untuk menghalau langsungnya cahaya matahari ke dalam bangunan.
Penggunaan pasrtisi secoundaryskin sebagai visual fasad dan menghalau cahaya panas
matahari secara langsung dan berlebih sehingga sinar dari arah pantai dapat
menimbuklan efek bayangan dan mereduksi penghawaan pada ruang bangunan. Pada
47
bangunan gedung penerimaan / lobby menggunakan fasad dinding bata expose
dikombinasi dengan kayu dan finishing parkit membuat kesan bangunan seirama.
Gambar 47 komponen fasad lobby
Gambar 48 komponen fasad cottage
48
6.2.4 Sistem Struktur Dan Konstruksi Bangunan
Struktur pada bangunan memiliki 2 struktur yaitu struktur beton dan struktur kayu.
Struktur beton digunakan pada bangunan hotel, lobby, kantor, room servis, restoran,
dan ballroom, Sedangkan struktur kayu digunakan pada bangunan cottage.
Gambar 49 struktur cottage
Gambar 50 sistem skur pada bangunan cottage
pada struktur cottage menggunakan sistem skur yang menyangga balok agar kokoh dan
menahan gerakan apabila terjadi pergeseran pada bangunan.
49
6.2.5 Sistem utilitas
Sistem air bersih pada bangunan menggunakan sumur bor yang diproses kedalam
groundwater dan tower water tank yang kemudian disalurkan ke setiap bangunan.
Sistem air kotor pada hotel resort menggunakan sebuah septictank, bak kontrol dan
sumur resapan.
Gambar 51 potongan tipikal water system
6.2.6 Luas Bangunan Hasil Perancangan
tabel 10 tabel luas bangunan hasil perancangan
Perhitungan Luas real Peraturan
Luas Lahan 50.000 m2
Luas lobby 200 m2
Luas kantor 188 m2
Luas room servis 376 m2
Luas hotel 728 m2
Luas cottage 380 m2
Luas villa 400 m2
Luas ballroom Luas restoran Luas klinik Luas total bangunan +
480 m2
377 m2
150 m2
4.161 m2
50
sirkulasi
KDB 10 % Berdasarkan peraturan daerah
Kabupaten pesawaran No 06 tahun 2014
tentang KDH) 40%
KLB 0% berdasarkan (
Peraturan daerah provinsi
Lampung nomor 21 pasal 26 tahun 2014 tentang bangunan
Gedung) ditetapkan KLB maksimal 2.4
KDH 90% Berdasarkan ketetapan (Peraturan
daerah Kabupaten pesawaran Lampung
No 06 tahun 2014
tentang KDH) ditetapkan KDH minimal 60%