Download - Abs Trak
ABSTRAK
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok usia lanjut. Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah setiap tahunnya. Ironisnya peningkatan usia sering dibarengi dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada kelompok ini.. Profil Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2009 menunjukan bahwa hipertensi menduduki peringkat kedua 10 besar penyakit lansia. Tingginya penyakit hipertensi di Puskesmas Pemmbina diduga berhubungan dengan faktor resiko antara lain : umur, jenis kelamin, berat badan, genetik dan kurang olahraga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah penderita hipertensi yang berusia berusia 60 tahun keatas dan terdiagnosa penyakit hipertensi. Penelitian diambil dengan cara Non random sampling dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan kuisioner dan pemeriksaan fisik berupa pengukuran berat badan, tinggi badan dan tekanan darah sistolik.
Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa p value < (0,05) adalah variabel umur (0,010), dan olahraga (0,033). Sedangkan p value > (0,05) adalah jenis kelamin (0,217), genetik (0,067), dan berat badan (0,281).
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada para lansia dan keluarga agar selalu menjaga pola makan dan menjalani pola hidup yang sehat, mempertahankan berat badan, pentingnya mengontrol tekanan darah. dan kepada petugas kesehatan terutama di Puskesmas Pembina Plaju Palembang agar selalu memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam meningkatkan informasi tentang hipertensi pada kelompok lansia, komplikasi dan penanggulangannya
Daftar Pustaka : 18 (2001-2009)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer),
karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul,
gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya
terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sustrani, 2006).
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena
jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya
stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal
(Gunawan, 2001).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya
kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun
tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension).
Isolated systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering
terjadi pada lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus
pada orang yang berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST
maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas
dan mortalitas untuk orang lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor
risiko utama untuk stroke, gagal jantung penyakit koroner, dimana
peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada orang yang lebih
muda (Kuswardhani, 2007)
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari
keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding,
yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari
jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang
tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam
(diastolik) (Wolff , 2008).
Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25%
pada kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih
sering ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di
Rotterdam, Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun,
prevalensi hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih
tinggi pada perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di
kota Tainan, Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia
diatas tahun dengan kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High
Bloodpressure (JNC VI),ditemukan prevalensi hipertensi sebesar
60,4% (laki-laki 59,1% dan perempuan 61,9%), yang sebelumnya telah
terdiagnosis hipertensi adalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan perempuan 33,1%),
hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki 29,7% dan
perempuan 28,8%). Pada kclompok ini, adanya riwayat keluarga dengan
hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan faktor risiko
hipertensi (Kuswardhani, 2007).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia.
Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur
harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan
usia tersebut sering diikiuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan
masalah kesehatan lain pada kelompok ini. Hipertensi sebagai salah satu
penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok lansia
(Abdullah.2005).
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan
26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta
berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang,
temasuk Indonesia (Andra,2007).
Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55
tahun ke atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun
2000 meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut
akan meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun.
Dalam hal ini secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke
arah struktur penduduk yang semakin menua (ageing population). Peningkatan
UHH akan menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada
pergeseran pola penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit
degenerasi. Prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan
penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak
menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan
faktor risiko yang sama (common underlying risk faktor) seperti
kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronik, dan
kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara lain mengkonsumsi tembakau,
konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah raga, alkohol, hipertensi,
obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi
Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001,
di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-
laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung
iskemik dan stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami
kelebihan berat badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau
lebih per minggu hanya 14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang
mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5%, dan wanita sebesar
1,2% (http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dinkes08/screening dinkes.pdf).
Profil kesehatan Puskesmas Pembina tahun 2008 menunjukkan bahwa
ISPA menduduki peringkat pertama dan hipertensi menduduki peringkat ke
dua dari 10 besar penyakit pada lansia (Profil Kesehatan Puskesmas Pembina
Tahun 2008).
Berdasarkan data dari Puskesmas Pembina Plaju Palembang diperoleh
jumlah penderita hipertensi pada lansia tahun 2006 tercatat 657 lansia. Pada
tahun 2007 tercatat 483 lansia. Pada tahun 2008 tercatat 290 lansia. Dan data
pada bulan Januari- Maret tahun 2009 tercatat 77 orang lansia dengan laki-laki
45 orang dan perempuan 32 orang.
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada
Lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
masiah tingginya angka kejadian (prevalensi) hipertensi pada lansia yang
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, genetik, berat badan, dan kurang
olahraga.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah terdapat hubungan antara umur dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009?
2. Apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009?
3. Apakah terdapat hubungan antara keturunan dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009?
4. Apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009?
5. Apakah terdapat hubungan antara kurang olahraga dengan tekanan
darah penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang
tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan antara umur dengan tekanan darah penderita
hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun
2009.
b. Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009.
c. Diketahuinya hubungan antara keturunan dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009.
d. Diketahuinya hubungan antara obesitas dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009.
e. Diketahuinya hubungan antara olahraga dengan tekanan darah
penderita hipertensi pada lansia di Puskesmas Pembina Plaju
Palembang tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Puskesmas Pembina Plaju Palembang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi
dalam upaya menanggulangi penyakit hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Pembina Plaju Palembang.
2. Bagi Pendidikan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang
berhubungan dengan penyakit hipertensi.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan
untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu
pengetahuan serta keterampilan didalam menganalisa permasalahan
kesehatan yang ada dimasyarakat terutama mengenai penyakit hipertensi
pada Lansia.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pendekatan analitik menggunakan rancangan
cross sectional, dan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tekanan darah penderita hipertensi pada lansia. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pembina Plaju Palembang tahun 2009
dengan subjek peneliti yaitu lansia berusia 60 tahun keatas dan terdiagnosa
hipertensi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2009, dengan dilakukan
wawancara dari data primer, pengukuran, dan kuisioner.