Download - Analisa Kation

Transcript
Page 1: Analisa Kation

1KATION

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangAnalisa kualitatif adalah suatu penyelidikan untuk

menentukan jenis zat yang terkandung dalam suatu sampel. Zat-zat yang terkandung dalam suatu sampel dapat berupa anion, kation, atau senyawa kompleks.

Dalam praktikum kimia analisa kualitatif ini akan dipelajari cara-cara perlakuan terhadap berbagai macam kation karena setiap jenis kation mempunyai atau menunjukkan reaksi spesifik untuk mengidentifikasi adanya suatu jenis kation.

Melihat uraian di atas maka sangatlah tepat jika diadakan praktikum kimia analisa kation karena ini merupakan dasar bagi pengerjaan berbagai hal dalam lingkungan teknik kimia.

I.2. Tujuan PercobaanTujuan percobaan ini adalah untuk menganalisa

kation-kation yang terkandung dalam suatu sampel secara kualitatif.

I.3. Manfaat PercobaanManfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah

sebagai berikut :a. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti menganalisa

kation yang terkandung dalam sampel secara kualitatif.b. Mahasiswa dapat melakukan analisa kation secara

kualitatif sesuai dengan prosedur praktikum yang benar.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 2: Analisa Kation

2KATION

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Landasan Teori Yang MendukungPengertian Umum

Analisa kimia secara kualitatif adalah suatu penyelidikan untuk mengentahui jenis unsur atau ion yang terkandung dalam suatu sampel. Analisa kimia secara kualitatif dibagi menjadi dua, yaitu analisa anion dan analisa kation. Analisa kation adalah suatu penyelidikan yang bertujuan untuk mengetahui jenis kation yang terkandung dalam suatu sampel.Analisa Kation

Kation adalah ion yang bermuatan positif. Analisa kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap reagensia yang ditandai dengan pembentukan endapan dengan reagensia tersebut.Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan cara pengenalan zat-zat yang terkandung dalam suatu sampel. Uji pendahuluan ini akan membantu sekali dalam penyelidikan.1. Uji Kering

a. Pemeriksaan OrganoleptisPemeriksaan organoleptis adalah pemeriksaan

menggunakan panca indera, berdasarkan :1) Warna

Merah : Pb3O4, As2O3, HgO, HgS, HgI2, CrO3, Cu2O,

Sb2S3. Kuning : As2S3, SnS2, PbI2, HgO, FeCl3, nitrat,

kromat. Hijau : Cr2O3, Hg2I2, Cr(OH)3, garam besi, garam

nitrat.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 3: Analisa Kation

3KATION

Biru : garam kobalt, anhidrat, garam Cu (II) berhidrat.

Coklat : PbO2, CdO, Fe3O4, Ag3AsO4, SnS, Fe2O3, Fe(OH)3.

Hitam : PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, CoS, NiS,

Ni2O3.

2) Bau Amis : Fe Asam : CH3COO-

Telur busuk : H2S Ammonia : NH3

3) Rasa dengan Jari Licin : Mg Peret : Fe

b. Pemeriksaan Mutu Boraks dan PhospatMula-mula kawat platina dibakar sampai merah

membara dan secepatnya dimasukkan dalam boraks lalu dibakar sampai terdapat mutu boraks yang jenuh.

Reaksi yang terjadi :Na2B4O7 → 2NaBO2 + B2O3

Mutu boraks yang terbentuk didinginkan lalu dibasahi aquadest dan dicelupka dalam senyawa yang akan diselidiki lalu dipanaskan dalam nyala reduksi bawah dan amati warnanya.

LogamNyala oksidasi Nyala reduksi

Panas Dingin Panas DinginCa biru biru biru biruNi violet violet Abu-abu Abu-abu

Tabel 1.1Pada mutu phospat mula-mula sama dengan

boraks kecuali bahannya NaNH4HPO4.4H2O. setelah pemanasan timbul, mutu tidak berwarna.

Reaksi yang terjadi :

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 4: Analisa Kation

4KATION

NaNH4HPO4.4H2O → NaPO3 + NH3 + H2O NaPO3

bereaksi dengan logam akan membentuk garam (PO4

3-) berwarna tertentu.

LogamNyala Oksidasi Nyala Reduksi

panas dingin panas Dingin

Ca hijau biruTidak

berwarna

Merah

FeKuning merah

Tidak berwarn

akuning

Tidak berwarn

aCr Hijau hijau hijau Hijau

Mn violet violetTidak

berwarna

Tidak berwarn

aCo biru biru biru biruNi coklat coklat Abu-abu Abu-abu

Tabel 1.2c. Uji Nyala Bunsen

Keterangan :1) Bagian oksidasi atas2) Bagian reduksi atas3) Bagian suhu

tertinggi4) Bagian oksidasi

bawah5) Bagian reduksi

bawah6) Bagian suhu

terendah

Gambar 1.1

Pembagian Nyala Api :

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 5: Analisa Kation

5KATION

1) Bagian oksidasi atas : nyala api tidak bercahaya, banyak

mengandung oksigen. Fungsi : untuk oksidasi zat-zat yang tidak memerlukan suhu

tinggi.2) Bagian reduksi atas : ujung lengkungan nyala biru,

banyakkarbon yang belum terbakar.

Fungsi : mereduksi oksida logam menjadi logam.3) Bagian suhu tertinggi : untuk zat yang tidak

mudah menguap

4) Bagian oksidasi bawah : untuk zat yang larut dalam mutu

dan mudah menguap pada nyala

api.5) Bagian reduksi bawah (lebih kecil dari daya

reduksi atas) : untuk mereduksi zat-zat yang terlarut dalam mutu.

6) Bagian suhu terendah (terletak pada dasar nyala) : untuk menyelidiki zat-zat yang mudah menguap.

Daerah Nyala :

1) Mantel ADB : mengandung banyak gas yang belum

terbakar.2) Puncak D : puncak bercahaya, akan tampak bila

lubang udara nyala diperkecil.

3) Mantel ACBD : gas terbakar dengan sempurna.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 6: Analisa Kation

6KATION

Prosedur Uji Nyala Bunsen :

Kawat platina dicelupkan ke dalam HCl pekat lalu dibakar sampai merah membara. Setelah itu, dicelupkan ke HCl lagi kemudian dicelupkan ke zat yang akan diperiksa. Selanjutnya, kawat dibakar dalam nyala bunsen dan diamati warnanya. HCl pekat digunakan supaya kawat platina bersih sehingga bila dipanaskan tidak memberikan warna pada nyala bunsen.

Daftar warna nyala bila menggunakan larutan HCl :

unsur warna unsur warnaNa Kuning emas Ba Hijau kuning

KMerah

lembayungCu Hijau biru

Li merah Sb Hijau kelabuTe hijau As Biru pucat

CaMerah

kekuninganPb Biru kelabu

Tabel 1.3

Logam Na akan memberikan warna yang kuat pada nyala api sehingga akan mengganggu warna dari unsur lain (misal K). Untuk melihat warna nyala dari K dapat diatasi dengan menggunakan kaca kobalt atau larutan tawas khrom (K2SO4Cr2(SO4)3.24H2O).

2. Uji BasahDalam uji basah digunakan reaksi yang mudah

diamati dengan panca indra. Zat padat yang akan dianalisa dilarutkan dalam pelarut yang sesuai sampai homogen. Reaksi yang terjadi dapat diketahui dengan terbentuknya : Endapan Keluarnya gas

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 7: Analisa Kation

7KATION

Terjadinya perubahan warnaContoh :Gas SO2 : kertas ditetesi K2Cr2O7 menjadi hijauAsetat : dengan indigo test menjadi hijau biruBr- : kertas fluorin menjadi merah

Dengan pemeriksaan pHUntuk analisa sampel yang larut dalam air :pH< 7 : diperkirakan mengandung NH4

-, Fe, Ag, Hg.ph netral : diperkirakan mengandung Bi, Sb.pH> 7 : diperkirakan ion-ion karbonat, sulfat, tiosulfat.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 8: Analisa Kation

8KATION

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Bahan Yang Digunakan

1. Sampel2. Karbo aktif3. HCl encer dan HCl

pekat4. K2CrO4

5. NH4OH6. HNO3 encer dan

HNO3 pekat7. Na stannit8. Na cobalt nitrat9. H2C2O4

10. Mg(NO3)2

11. Bubuk FeCl312. HgCl213. Dimetil glikosin14. NH4NO3

15. Reagen nessler

16. CH3COOH17. Ammonia18. H2O2 3%19. Gas H2S20. Larutan H2S21. KOH22. NaOH23. Pb3O4

24. Ammonium klorida

25. Pb asetat26. NH4Cl27. NaI padat28. NaCl29. PbO2

30. Ca(NO3)2

31. Hg(NO3)2

III.2. Alat Yang Digunakan

1. Tabung reaksi2. Beaker glass3. Erlenmeyer4. Corong5. Pengaduk6. Pipet tetes7. Penjepit

8. Tripot9. Pemanas bunsen10. Kasa asbes11. Cawan porselen12. Kawat osse13. Pipa bengkok14. Kertas saring

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 9: Analisa Kation

9KATION

III.3. Gambar Alat

(1) (2) (3) (4)

(5) (6) (7)(8)

(9) (10) (11) (12)

(13) (14)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 10: Analisa Kation

10KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 11: Analisa Kation

11KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 12: Analisa Kation

12KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 13: Analisa Kation

13KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 14: Analisa Kation

14KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 15: Analisa Kation

15KATION

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil PercobaanWarna sampel mula-mula : kuning beningWarna sampel + karbon aktif : putih beningKation yang ditemukan dan ada dalam sampel : Cu2+

Kation yang ditemukan dan tidak ada dalam sampel: Hg22+,

Zn2+

Kation yang tidak ditemukan dan ada dalam sampel: Al3+, Mn2+

IV.2. Pembahasana. Kation yang ada dan ditemukan dalam sampel

Cu2+

Uji nyala bunsen pada ion Cu2+ menghasilkan warna hijau terutama pada kehadiran halida, misalnya dengan membasahkan dengan asam klorida pekat sebelum dipanaskan. Asam klorida pekat digunakan supaya kawat platina bersih sehingga bila dipanaskan tidak memberikan warna nyala pada bunsen.

Cu2+ apabila direaksikan dengan KCNS maka akan terbentuk endapan hitam, dengan reaksi :

Cu2+ + 2SCN- → Cu(SCN)2 ↓(Vogel 232, 235)

Nilai kelarutannya adalah :Ksp Cu(SCN)2 = [Cu2+] [2SCN-]4,0 x 10-14 = [s] [2s]2

4,0 x 10-14 = 4s3

4s3 = 0,04.10-12

s3 = 0,01.10-12

s = 0,215.10-4

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 16: Analisa Kation

16KATION

s = 2,15.10-5

b. Kation yang ditemukan dan tidak ada dalam sampel Hg2

2+

Dari identifikasi yang telah kami lakukan, terdapat dua reaksi dengan dua reagen yang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung ion Hg2

2+.1) S + K2CrO4 → ↓ coklat, dipanaskan ↓ merah

Pada saat sampel ditambahkan reagen K2CrO4

lalu terbentuk endapan coklat. Hal ini sesuai karena jika uji dilakukan dalam keadaan dingin, terbentuk endapan amorf coklat dengan komposisi yang tak tertentu. Dengan reaksi sebagai berikut :Hg2

2+ + CrO42- → Hg2CrO4 ↓

(Vogel 215)2) S + Na2HPO4 → ↓ putih

Pada saat sampel ditambahkan reagen Na2HPO4

terjadi endapan putih. Sehingga kami menyimpulkan terdapatnya ion Hg2

2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :Hg2

2+ + HPO42- → Hg2HPO4 ↓

(Vogel 216)

Zn2+

Dari percobaan yang telah kami lakukan, pada saat sampel ditambahkan dengan dengan reagen Na2HPO4 terjadi endapan putih. Maka dari itu kami menyimpulkan bahwa sampel mengandung ion Zn2+. Hal ini dikarenakan apabila sampel mengandung ion Zn2+ jika direaksikan dengan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 17: Analisa Kation

17KATION

reagen Na2HPO4 akan menimbulkan endapan putih. Sesuai dengan reaksi berikut :3Zn2+ + 2HPO4

2- → Zn3(PO4)2 ↓ + 2H+

(Vogel 291)

c. Kation yang tidak ditemukan tetapi ada dalam sampel Al3+

Dari hasil identifikasi yang kami lakukan, dari ketiga reagen tidak menunjukkan hasil positif mengandung ion Al3+. Reagen tersebut antara lain :1) S + NaOH →↓ putih, larut dalam reagen berlebih

Pada saat direaksikan yang terjadi adalah terdapatnya endapan coklat kemerahan.

2) S + NaCH3COO →≠↓ bila dipanaskanPada saat direaksikan yang terjadi adalah timbulnya endapan putih.

3) S + Na2CO3 →↓ putihPada saat direaksikan yang terjadi adalah endapan berwarna coklat.

Mn2+

Dari hasil identifikasi yang kami lakukan, dari kedua reagen tidak menunjukkan hasil positif mengandung ion Mn2+. Reagen tersebut antara lain :1) S + NaOH →↓ putih, terkena udara →↓ coklat

Pada saat direaksikan yang terbentuk bukan endapan putih ataupun coklat, melainkan endapan coklat kemerahan.

2) S + Na2HPO4 →↓ merah jambuPada saat direaksikan, yang terbentuk adalah endapan putih.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 18: Analisa Kation

18KATION

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulana. Ion yang ditemukan dan terdapat dalam sampel adalah

Cu2+.b. Ion yang ditemukan tetapi tidak terdapat dalam sampel

adalah Hg22+ dan Zn2+.

c. Ion yang ada dalam sampel tetapi tidak ditemukan adalah Al3+ dan Mn2+.

V.2. Sarana. Pengerjaan praktikum harus dilaksanakan sesuai

prosedur pelaksanaan agar diperoleh hasil yang maksimal.

b. Setelah melakukan percobaan, peralatan harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali agar tidak terjadi kontaminasi.

c. Pengamatan harus dilakukan secara cermat dan teliti sehingga hasil pengamatan sesuai dengan apa yang diharapkan.

d. Dalam praktikum ini diperlukan kerjasama tim dan disiplin yang kuat agar dapat efektif dan efisien.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 19: Analisa Kation

19KATION

DAFTAR PUSTAKA

Eliftord, A. Happed and Glosset G Hewbrey. Glossary of Chemical Them, 4th edition. New York: Van Harstand Dictionary.

Kinbal, John W. 1992. Biologi Untuk Mahasiswa, ed. kelima. Diterjemahkan oleh H. Siksoetarmi. Jakarta: Erlangga.

Pudjatmoko. 1955. Jakarta: PT. Kaliman Media Pustaka.

Vogel, A. I.. Buku Tas Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro. Diterjemahkan oleh Ir. L. Setiono dan dr. A. Hadyono.

Weantend Emil, JS. Chemical Prinsiples in the Laboratory with Qualitative Analysis.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 20: Analisa Kation

20KATION

SKEMA KATION

SAMPEL

SAMPEL + HCl tetes demi tetesSampai tidak ada ↓

Saring

Filtrat golongan II-V +H2O2 3% + 0,1 ml HCl +H2S ↓ golongan I

Saring

Filtrat golongan III-V +HNO3(p) +NH4Cl(s) +NH4O+ + alkali +NH4OH (e)

Panaskan

Saring

Filtrat golongan III B ↓ golongan III A

+H2S

Filtrat golongan IV-V Saring+(NH4)2CO3+NH4Cl (buffer)

↓ golongan III B

Filtrat golongan V Saring Na+, Mg2+, NH4

+

↓ golongan IV

BaCO3, S, CO3, CaCO3

Uji Nyala Identifikasi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 21: Analisa Kation

21KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 22: Analisa Kation

22KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN I

S + HCl tetes demi tetes sampai tidak ada ↓

Saring

↓ golongan I Filtrat Cuci dengan air yang mengandung sedikit HCl untuk gol. II-V

didihkan dengan air

Saring

↓ cuci dengan air + NH3 Filtrat Saring

+NH4CH3COOH didinginkan↓ hitam Filtrat + HNO3(e) +K2CrO4

Hg (+)

↓ putih ↓ kuning ↓ putih Pb (+) Pb (+)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 23: Analisa Kation

23KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN II A

Filtrat + 1 ml H2O2 3% suasana 0,3 ↑ 80℃ + H2S

Saring

↓ golongan II Filtrat +KOH 2M ↑ + H2S 3 tetes untuk gol. III-V

Saring

↓ golongan IIA Filtrat II ACuci dengan air + HNO3 ↑ aduk

Saring

↓cuci dengan air + 5 tetes NaOCl 10 % Filtrat + NH3 excessHCl ↑ 1-2 ml SnCl2 Saring↓ hitam

NaOH ↑ Filtrat

+CH3COOH +KCN

Saring +1 tetes K3[Fe(CN)6] warna hilang+H2S

↓ coklat Cu (+) ↓ kuning Cd (+)

↓cuci dengan air filtrat + CH3COOH +Na2SrO3 +K2CrO4

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 24: Analisa Kation

24KATION

↓ hitam Br (+) ↓ kuning Pb (+)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 25: Analisa Kation

25KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN II B

Filtrat II A untuk golongan II B + HCl pekat + H2S

↓(HgS + As2S3, SbS3, SnS2)

Cuci dengan air + 2ml HCl pekat ↑ cuci dengan HCl

Saring

↓ (HgF, As2S3) Filtrat N(SbCl4)2

Cuci dengan NaOH N2(SbCl6)

Saring

+ NH3 Mg+2 tetes FeCl3 +serbuk Fe↓ hitam Filtrat + Na2C2O4 +2-3ml C4H4O6 saring

+ HNO3 + H2S +2-2ml dimetil ↓ putih

Glikosin +NH4 sampai basa

↓ + NH3 panas uji ↓ merah Sn (+)+H2O2 ↑ Mg(NO3)2 Bu + zeot↓ putih

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 26: Analisa Kation

26KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN III A

Filtrat dari golongan II ↑ + HNO3 pekat + NH4Cl pekat ↑

Saring

↓ golongan III A Filtrat golongan III ACuci dengan air+NaBO3.4H2O didihkanSaring, cuci dengan NH4NO3 2%

Saring

Didihkan HNO3 (1:1) +HNO3(1:1) +HCl +HCl Filtrat+3tetes H2O23% +3tetes H2O23% +K3[Fe(CN)6] +NH4CNS+0,5 gr Pb2O3 ↑ didinginkan Diamkan +0,02 gr NaBrO3

Kocok

Biru larutan merahLarutan ungu larutan ungu Fe (+) Fe (+) Mn (+) Mn (+)

+ CH3COOH +HCl + HNO3

+ Pb(CH3COO)2 + NH4OH +amil alkohol

Sampai alkali kocok ↑ diamkan

Kuning Cr (+)

Saring lapisan atas

biru

↓ putih

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 27: Analisa Kation

27KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN III B

Filtrat dari golongan III A ↑ + H2S

Saring

↓ III B Filtrat III BCuci dengan NH4Cl 1% +H2S untuk golongan IV – VPindah ke labu rebus + HCl (1:10)

↓ dilarutkan dalam campuran Filtrat1 bagian NaOCl % dari bagian HCl↑dinginkan ↑+NaOH+1 mol H2O23%

Dinginkan

+ NaF padat +NH4OH→alkali+1 ml amil alkohol dimetil glikosin saring +2 mg NH4 (u) Kocok

↓ merah ↓larutkan HNO3 filtratNi (+) +H2O23% ↑ PbO2

+CH3COOHLarutan Biru +HNO3 (p) ↑ + H2S Co (+)

Larutan Ungu Putih Mn (+) Zn

(+)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 28: Analisa Kation

28KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN IV

Filtrat dari golongan III B ditaruh pada cawan porselen +CH3COOH, diuapkan→dimasak seperti bubur, dinginkan +HNO3 pekat, keringkan

dengan memanasi, dinginkan +HCl 10mol →saring +2ml NH4Cl+NH4OH→alkali, aduk + NH4CO4 ↑ 50° - 60°

Saring

Endapan IV FiltratCuci dengan CH3COOH, 2N dengan untuk golongan VSaringan +1ml K2CrO4 ↑ kuning Ba (+)

Jika Ba (+) sisa larutan ↑+ K2CrO4 Jika Ba(-) sisa larutan(3) didihkan

Saring ↓ ClLarutan A/B dinginkan +2ml

(NH4)2SO3

↓cuci dengan H2O panas + NH3 +0,2gr Na2CO3

+(NH4)2CO2 excess didihkan

Cuci, panaskan + CH3COOH 2N Saring (larutan asam)

↓cuci dengan H2O Filtrat↓encerkan larutan dengan HCl (p) s/d kertas terbakar (NH4)2CO2

Uji nyala, hijau Ba2+ (+) dinginkan panaskan

Uji nyala Sn2+(+) ↓putih Ca2+(+)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 29: Analisa Kation

29KATION

SKEMA ANALISA KATION GOLONGAN V

Filtrat golongan IV diuapkan sampai menjadi pasta +HNO3 (p) diuapkan sampai kering ↓ cuci dengan H2O

Saring

↓ larutkan dalam HCl (e) Filtrat+H2O 2 – 3 ml

+K2H2SbO7 uji nyala+NH4OH sampai 2H2S.Mg+2NaOH ↓putih,Na+(+) kuning keemasan Alkalis sampai alkalis Na+ (+) +Na2HPO4

↓putih, Mg2+(+) ↓biru, Mg2+(+)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 30: Analisa Kation

30KATION

“ Kimia Tembaga “

I. TUJUAN PERCOBAANMempelajari pembuatan pembuatan tembaga (I) oksida.

II. DASAR TEORITembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan

liat. Melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut sedikit. Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat kimiawi tembaga ditemukan sebagai Cu+

dan Cu2+ [1].Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan

paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+

sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap [4].

Tembaga (I) seperti terdapat dalam CuI dan Cu(CN) memiliki bentuk stereokimia tetrahedral, sedangkan CuII memiliki bentuk yang

lebih beragam. Segi empat untuk CuO(s), CuCO , atau CuCl dan oktahedral terdistorsi dalam ikatan trans yang lebih panjang sebagai contoh Cu(H2O) dan CuCl2(s) [5].

Tembaga dalam jumlah yang kecil esensial bagi kehidupan, tetapi akan bersifat racun dalam jumlah yang besar, terutama bagi bakteri, alga, dan fungi. Diantara banyak senyawa tembaga yang digunakan sebagai pestisida adalah asetat basa, karbonat, klorida, hidroksida, dan sulfat. Secara komersil senyawa tembaga yang terpenting adalah CuSO4.5H2O. Selain dalam bidang pertanian, CuSO4 juga digunakan untuk baterai dan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 31: Analisa Kation

31KATION

penyepuhan, pembuatan garam tembaga yang lain, perminyakan, keret, dan industri baja [4].

Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air. Senyawa-senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, muapun dalam larutan-air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II) [Cu (H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Senyawa-senyawa Cu (I) berwarna putih kecuali oksidasinya merah. Sedangkan senyawa Cu (II) hidratnya biru dan anhidratnya abu-abu. Senyawa-senyawa Cu (II) lebih stabil dalam larutan. Mereka beracun dan mengion yang berwarna gelap (biru gelap) yang terbentuk dengan larutan amonia berlebihan. Cu digunakan buat kabel/kawat/peralatan listrik; dalam logam-logam paduan; monel, perunggu

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 32: Analisa Kation

32KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 33: Analisa Kation

33KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 34: Analisa Kation

34KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 35: Analisa Kation

35KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 36: Analisa Kation

36KATION

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I

Page 37: Analisa Kation

37KATION

DIPERIKSAKETERANGAN

TANDA TANGANNO TANGGAL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia I


Top Related