ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK PENILAIANKINERJA KEUANGAN STUDI KASUS PADAPT. CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
N a m a : SUMIATI
N I M : 4320411-187
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA2008
ANALISA LAPORAN KEUANGAN UNTUK PENILAIANKINERJA KEUANGAN STUDI KASUS PADAPT. CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk
SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar SARJANA EKONOMIProgram Studi Akuntansi
N a m a : SUMIATI
N I M : 4320411-187
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : S U M I A T I
NIM : 4320411-187
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Analisa Laporan Keuangan Untuk Penilaian
Kinerja Keuangan Studi Kasus Pada PT.
CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk.
(PT. CENTEX Tbk.)
Tanggal Ujian Skripsi : 27 Agustus 2008
Disahkan Oleh :
Pembimbing,
(Drs. Suharmadi, Ak, M.Si)
Tanggal :
Dekan, Ketua Jurusan Akuntansi,
(Drs. Hadri Mulya, M.Si) (Sabarudin Muslim SE. M.Si)Tanggal : Tanggal :
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini baik
dan tepat waktunya. Sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan
pendidikan Program Studi Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi di Universitas Mercu Buana Jakarta.
Penulis sangat menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan
dari penulisan skripsi ini, sehingga penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang dapat menyempurnakan skripsi ini.
Selama proses dimulai dari awal sampai dengan penulisan
skripsi ini, banyak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
sebelumnya penulis terima kasih yang sangat dalam atas segala
dukungannya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada :
1. Kepada Ibu serta seluruh keluarga yang telah banyak
memberikan bantuannya baik secara moril maupun materiil
dan doa-doanya guna mendukung penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak Hadri Mulya, SE. M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Mercu Buana Jakarta
iv
3. Bapak Sabaruddin Muslim, SE. M.Si, Selaku Ketua Jurusan
Akuntansi.
4. Bapak Drs. Suharmadi, Ak, M.Si. Selaku dosen pembimbing
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para dosen dan karyawan Universitas Mercu Buana Jakarta
6. Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberikan
dorongan kepada penulis, Iin, Herni, Dani, Harti dan semuanya
yang tidak disebutkan satu persatu.
7. Terakhir semua pihak yang telah banyak membantu penulis
dalam skripsi ini.
Akhir kata semoga Allah SWT memberkati kita semua dan penulis
berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 8 Agustus 2008
Penulis,
SUMIATI
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..……………………… i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………..……………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………..……………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………….…………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Laporan Keuangan 6
1. Pengertian Laporan Keuangan 6
2. Manfaat dan Tujuan Laporan Keuangan 8
3. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan 11
B. Analisa Laporan Keuangan 18
C. Prosedur Analisa Laporan Keuangan 20
D. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan 21
E. Analisa Rasio Laporan Keuangan 25
vi
F. Analisa Z Score 30
G. Kinerja Keuangan Perusahaan 32
H. Hubungan Analisa Laporan Keuangan dengan
Kinerja Keuangan Perusahaan 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 36
1. Sejarah Singkat Perusahaan 36
2. Struktur Organisasi Perusahaan 37
3. Susunan Dewan Direksi, Komisaris dan Modal Saham
42
4. Bidang Usaha Perusahaan 43
B. Metode Penelitian 46
C. Unit Analisa Data 47
D. Identifikasi Operasional Variable 47
E. Metode Pengumpulan Data 48
F. Metode Analisis Data 50
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan 51
B. Analisa Rasio Laporan Keuangan Perusahaan 52
1. Analisa Likuiditas 52
2. Analisa Solvabilitas 54
vii
3. Analisa Rentabilitas 57
4. Analisa Profitabilitas 59
5. Analisa Z Score 62
C. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 68
B. Saran-Saran 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Neraca PT. Century Textile Industry Tbk
2. Laporan Laba Rugi PT. Century Textile Industry Tbk
3. Laporan Arus Kas PT. Century Textile Industry Tbk
4. Gambar Struktur Organisasi PT. Century Industry Tbk
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi sekarang ini, dengan ditandai adanya
perdagangan bebas atau era pasar global, maka perusahaan-perusahaan
di seluruh dunia dihadapkan pada persaingan yang ketat. Dampak dari
era tersebut telah terasa pada saat sekarang ini, dengan terjadinya krisis
moneter yang telah melanda negara-negara di Asia, khususnya negara
Indonesia. Banyak perusahaan yang harus menata ulang kegiatan
operasionalnya agar tetap eksis dan mampu meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan semakin berkompetisi
untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang lebih baik dari para
pesaingnya. Semua itu mereka lakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas guna meningkatkan volume
penjualannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang mereka
peroleh. Dalam kompetisi yang sangat ketat ini, perusahaan harus
memiliki kondisi keuangan dan kinerja keuangan yang cukup baik dari
segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan profitabilitas.
Kegiatan operasional perusahaan dibiayai oleh dana yang terbatas.
Dana tersebut harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin agar
2
dapat menciptakan hasil yang seproduktif mungkin sesuai dengan kriteria
kualitas produk yang diharapkan. Upaya untuk memperoleh dana dan
mempergunakan dana tersebut seefisien dan seefektif mungkin
merupakan tanggung jawab dari manajemen perusahaan. Disamping itu,
manajer perusahaan harus bertanggung jawab kepada para pemegang
saham dan para pemberi kredit atas kepercayaan yang telah diberikan.
Pertanggungjawaban tersebut dituangkan ke dalam laporan keuangan
perusahaan.
Laporan keuangan sangat berguna bagi manajemen perusahaan
untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang telah mereka terapkan
dan bagi para investor ataupun kreditur yang ingin menanamkan dananya
ke perusahaan tersebut. Namun, laporan keuangan tersebut bersifat
historis, yang menyajikan informasi yang telah terjadi pada masa lalu.
Hal ini menimbulkan kesenjangan kebutuhan informasi, untuk mengatasi
kesenjangan tersebut perlu dilakukan analisis sebagai alat bantu untuk
mengolah kembali laporan keuangan sehingga dapat membantu para
pengambil keputusan dalam melakukan prediksi dan estimasi. Analisis
laporan keuangan memampukan pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi perubahan-perubahan pokok (turning point) pada trend,
jumlah, hubungan serta alasan perubahan tersebut. Sehingga dapat
mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan
murni, terkaan dan intuisi serta mengurangi dan mempersempit ruang
lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakan pada setiap proses
3
pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak pihak yang berkepentingan apabila
data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan
dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan
mendukung keputusan yang akan diambil.
Dengan analisa laporan keuangan yang merupakan suatu
pendekatan yang terorganisir dalam menyerap informasi yang relevan
dari laporan keuangan, diharapkan akan mampu membantu
menginterprestasikan sebagai hubungan kunci dan keberhasilan
perusahaan dimasa yang akan datang.
Dari uraian ini dapat dilihat pentingnya peranan analisa laporan
keuangan sebagai alat untuk menilai kondisi dan prestasi kinerja
keuangan suatu perusahaan. Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk
mengangkat masalah ini dan mencoba menerapkan pada perusahaan PT.
CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk. (PT. CENTEX Tbk.) yang sudah go
publik yang sahamnya terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta
dan Surabaya. Dengan mengangkat sebuah judul “Analisa Laporan
Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan Studi Kasus pada PT.
CENTURY TEXTILE INDUSTRY Tbk”.
4
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas maka penulis akan merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kinerja keuangan PT CENTURY TEXTILE
INDUSTRY Tbk dilihat dari laporan keuangannya pada periode
2006-2007 yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek
Indonesia?
2. Faktor apa yang menyebabkan adanya perbedaan kinerja
keuangan tahun 2007 dibanding tahun 2006 pada PT CENTURY
TEXTILE INDUSTRY Tbk ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. CENTEX Tbk
dilihat dari segi laporan keuangannya pada periode 2006-2007
yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan adanya
perbedaan kinerja keuangan tahun 2007 dibandingkan tahun
2006 pada PT. CENTEX Tbk.
Kegunaan dari penelitian ini dan penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
5
1. Bagi Penulis
Dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang kinerja
keuangan suatu perusahaan melalui analisa laporan keuangannya
dan selanjutnya untuk melengkapi salah satu syarat guna untuk
memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana, Jakarta.
2. Bagi Perusahaan
Dapat dijadikan tolak ukur oleh manajemen perusahaan dalam
menilai kinerja keuangannya yang dapat digunakan untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan juga digunakan
untuk mengembangkan aktivitas perusahaan.
3. Bagi Masyarakat Umum
Hasil Penelitian ini, dapat memberikan gambaran secara akurat
tentang kinerja keuangan PT. CENTEX Tbk. Sehingga dapat
dijadikan bahan referensi tentang analisa laporan keuangan dan
analisa terhadap kinerja keuangan perusahaan bagi siapapun yang
membutuhkannya.
6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Laporan Keuangan
Untuk mengetahui kondisi dan potensi suatu perusahaan di masa
yang akan datang atau juga sering disebut dengan memprediksi keadaan
suatu perusahaan melalui laporan keuangan tahunan perusahaan,
haruslah didasari dengan pengetahuan yang memadai mengenai laporan
keuangan dan teknik-teknik laporan keuangan yang sangat relevan
terhadap keputusan yang akan diambil.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan adalah merupakan informasi
atau gambaran tentang posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan juga merupakan
pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Laporan keuangan menurut Munawir (2004 : 2), pengertian
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan sebuah hasil dari proses akuntansi yangdigunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan danaktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingandengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
7
Agar pembaca laporan keuangan memperoleh suatu gambaran
yang jelas, maka laporan keuangan yang disusun harus didasarkan
pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau yang lazim. Di
Indonesia prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) yang dituangkan di dalam PSAK.
Selanjutnya pengertian laporan keuangan menurut Ikatan
Akuntan Indonesia dalam PSAK (2004 : par 2) adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah keuangan yangditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besarpengguna laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk jugalaporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalamdokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus.
Laporan keuangan menurut SAK harus disusun atas dasar dua
asumsi dasar yaitu atas dasar akrual dan kelangsungan usaha. Dengan
dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Asumsi dasar
lainnya adalah laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di
masa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
Selanjutnya pengertian laporan keuangan menurut Myer dalam
bukunya Finansial Statement Analysis seperti yang dikutip oleh
Munawir S. (2004 : 5), sebagai berikut :
8
“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuksuatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca ataudaftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi.Pada waktu akhir-akhir ini telah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambah daftar ketiga yaitu daftar surplus ataudaftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan)”
Sedangkan laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap
(2006:105) Laporan keuangan adalah sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untukmenilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan”.
Bentuk yang paling umum dari informasi keuangan dasar suatu
perusahaan adalah informasi yang dipublikasikan secara umum kecuali
perusahaan yang dimiliki secara pribadi, merupakan seperangkat
laporan keuangan yang dikeluarkan menurut pedoman profesi akuntan
publik dan menurut pengawasan pasar modal. Seperangkat laporan
keuangan tersebut biasanya terdiri dari Neraca untuk tanggal tertentu
dan Laporan Laba Rugi untuk periode tertentu.
2. Manfaat dan Tujuan Laporan Keuangan
a. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian
9
besar pemakai. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk
juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan
dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau
prospektus.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan
keuangan menyajikan informasi perusahaan yang meliputi :
1) Aktiva
2) Kewajiban
3) Ekuitas
4) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
5) Arus kas
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa laporan keuangan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyediakan
informasi yang dapat digunakan oleh banyak pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen
perusahaan dalam hal melakukan estimasi-estimasi mengenai
tindakan untuk :
1. Menilai atau mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan
perusahaan.
10
2. Untuk menentukan ataupun mengukur efisiensi tiap-tiap
bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat
keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu
yang diserahkan wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan
atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih
baik.
Dalam hubungannya dengan analisa laporan keuangan
manajer merupakan orang dalam yang dapat menggunakan data
keuangan ataupun yang ada di dalam perusahaan dan hasil analisa
sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan.
Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers
maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau
memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka ini
menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap
prospek keuntungan untuk dimasa yang akan datang dan
perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan
investasinya dan untuk mengetahui kondisi kinerja atau kondisi
keuangan perusahaan tersebut, dari hasil analisa laporan keuangan
11
para investor bankers dan para kreditur lainnya akan dapat
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuhnya.
Pihak pemerintah, laporan keuangan perusahaan sangat
bermanfaat bagi pemerintah untuk menentukan besarnya pajak
yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik para informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan belas jasa manfaat pensiun dan kesempatan
kerja.
3. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap dikemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam PSAK No.1 (2004: Par-07) terdiri dari
komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca
b. Laporan Laba-Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
1) Neraca
12
Pengertian neraca menurut Kieso, Weygandt, dan
Warfield (2002:216), neraca adalah :
Bagian dari Laporan Keuangan suatu perusahaan yangdihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkanposisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut.
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi
sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk
memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulan, kwartal, atau tahunan). Neraca, minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut :
a) Aktiva Lancar
b) Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas.
c) Aktiva berwujud
d) Aktiva tidak berwujud
e) Kewajiban yang diestimasi
f) Kewajiban berbunga jangka panjang
g) Hak Minoritas
h) Modal Saham dan pos ekuitas lainnya
2) Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi menurut Ikatan Akuntan Indonesia yang
dinyatakan dalam PSAK No.1 (2004 par 56), adalah :
13
Laporan Laba Rugi merupakan laporan utama untukmelaporkan kinerja dari suatu perusahaan dalam satuperiode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaanterutama tentang profitabilitas dibutuhkan untuk mengambilkeputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola oleh suatuperusahaan dimasa yang akan datang.
Laporan Laba Rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa
yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang
diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan Laba Rugi
minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
a) Penjualan bersih atau pendapatan usaha
b) Laba Rugi usaha
c) Beban Pinjaman
d) Bagian dari Laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlukan menggunakan metode ekuitas
e) Beban Pajak
f) Laba atau Rugi dari aktivitas normal perusahaan
g) Pos luar biasa
h) Hak minoritas
i) Laba atau rugi perusahaan untuk periode berjalan
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama
14
periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu
yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laporan Perubahan Ekuitas, selain untuk perubahan yang berasal
dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal
pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan
kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selain periode
yang bersangkutan.
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas
sebagai komponen laporan keuangan yang menunjukan sebagai
berikut :
a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau
kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK
terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi
dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar
sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan; keuangan terkait.
d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir
periode serta perubahannya.
15
f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing
jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan
akhir periode yang mengungkapakan secara terpisah
setiap perubahan.
4) Laporan Arus Kas
Pengertian Laporan Arus Kas menurut Warren dan Fees
(2005 : 230), Laporan arus kas adalah :
Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangandasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasioperasi masa lalu dan dasar merencanakan aktivitas investasiserta pembiayaan dimasa depan.
Tujuan adalah memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui
laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan
Aktivitas Operasi, Investasi maupun Pendanaan selama suatu
periode akuntansi.
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan
laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat
dalam catatan atas laporan keuangan yang mengungkapkan :
16
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan
terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas.
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian
secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan
naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas
serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen. Catatan laporan keuangan juga mencakup informasi
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam
pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-
pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Adapun bentuk dari laporan keuangan terdiri dari bentuk
laporan neraca dan bentuk laporan laba rugi.
a. Neraca (Balance Sheet)
17
Neraca adalah laporan yang menentukan posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu dan didalamnya terdapat pos-pos
aktiva, utang dan modal.
Dalam prakteknya, ada bermacam-macam bentuk-bentuk
neraca. Bentuk ini dapat dipengaruhi oleh sifat dan ukuran
perusahaan. Oleh karakter pemilikan perusahaan, oleh peraturan
yang ditetapkan oleh badan yang berwenang, atau oleh
penekanan dalam penyajian hubungan-hubungan penting.
Munawir S. (2004:20) mengemukan bahwa neraca disusun dalam
salah satu dari dua bentuk, yaitu :
1) Bentuk perkiraan (Account form), dengan aktiva disajikan
pada sebelah kiri dan kewajiban serta ekuitas pemilik pada
sebelah kanan.
2) Bentuk laporan (Report form), dengan aktiva, kewajiban dan
ekuitas pemilik disusun secara vertikal.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba-rugi menunjukan kinerja perusahaan
dalam kurun waktu tertentu. Laporan ini merupakan laporan
yang sistematis mengenai penghasilan, biaya,dan laba/rugi yang
diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
18
Pos-pos penting yang biasanya terdapat dalam laporan
laba-rugi, yaitu: harga pokok penjualan, biaya operasi,
penghasilan, dan biaya-biaya lain serta laba bersih.
Laporan laba-rugi secara tradisional disusun dalam 2 (dua)
bentuk. Pendapat ini dikemukakan oleh S.Munawir (2004:26),
yaitu :
1) Bentuk langkah tunggal (single-step form). Pada bentuk ini,
semua pendapatan dan keuntungan yang diidentifikasi sebagai
pos-pos operasi ditempatkan pada bagian pertama, diikuti
dengan semua beban dan kerugian yang diidentifikasi sebagian
pos-pos operasi. Selisihnya dilaporkan sebagai laba dari operasi.
Jika tidak terdapat pos-pos tidak biasa non-operasi atau pos-pos
luar biasa, perbedaan ini biasa disebut sebagai laba bersih.
2) Bentuk langkap bertahap (multiple-step form). Pada bentuk
ini, laporan laba-rugi dibagi menjadi bagian terpisah dan
berbagai sub total dilaporkan sehingga mencerminkan tingkat
profitabilitas yang berbeda.
B. Analisa Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Pengertian analisa laporan keuangan secara umum, yaitu
penilaian atas keadaan keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu untuk mengetahui, mengidentifikasi, serta mengevaluasi
19
kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan mempelajari
data-data dari laporan keuangan perusahaan.
Analisa laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progres report) secara
periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
Analisa laporan keuangan meliputi suatu proses evaluasi dan
interprestasi yang sistematis atas kinerja masa lalu, kondisi sekarang,
kemungkinan pencapaian hasil pada waktu yang akan datang. Analisa
terutama ditujukan untuk menghasilkan informasi yang mungkin dapat
membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil
keputusan ekonomi yang berkaitan dengan perusahaan.
2. Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Tujuan dari analisa laporan keuangan menurut Bernstein (1983)
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi
b. Sebagai dasar understanding kondisi keuangan dan hasil usaha.
c. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen
d. Sebagai alat forecasting mengenai kinerja dan keuangan dimasa
yang akan datang
e. Sebagai alat evaluation mengenai kinerja perusahaan
20
Selanjutnya, tujuan analisa laporan keuangan dikemukakan
oleh Munawir (2004 : 31), secara umum tujuan analisa laporan
keuangan adalah :
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untukmemperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan danhasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yangberkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk 2(dua)periode dan analisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yangakan dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
C. Prosedur Analisa Laporan Keuangan
Prosedur analisa laporan keuangan menurut Dwi Prastowo
(2005:58), menyebutkan ada 4 langkah yang harus ditempuh dalam
melakukan analisa laporan keuangan, yaitu :
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan. Pemahaman
latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup
pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni dan kebijakan
akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan.
Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai
pengaruh terhadap perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi-
kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi mengenai
kecendrungan (trend) industri dimana perusahaan beroperasi,
perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, perubahan faktor-
21
faktor ekonomi seperti pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat
inflasi, pajak dan perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu
sendiri, seperti perubahan posisi manajemen kunci.
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan. Sebelum berbagai
teknik analisa laporan keuangan diaplikasikan perlu dilakukan review
terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Apabila dipandang
perlu, dapat menyusun kembali laporan keuangan perusahaan yang
dianalisa. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan
keuangan cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan
dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
4. Menganalisa laporan keuangan. Setelah memahami profil
perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka dengan
menggunakan berbagai metode dan teknik analisa yang ada dapat
menganalisa laporan keuangan dan menginterprestasikan hasil analisa
tersebut.
D. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
1. Metode Analisa Laporan Keuangan
Secara umum ada dua metode analisa laporan keuangan yang
sering digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan. Metode
itu adalah metode analisa harisontal (dinamis) dan metode analisa
22
vertikal (statis). Pengertian Metode Analisa Harisontal dan Vertikal
menurut Munawir (2004: 36) dinyatakan sebagai berikut :
a. Metode Analisa harisontal
Yang dimaksud dengan analisa harizontal disini adalah
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangan dan
kecenderungannya.
b. Metode Analisa Vertikal
Metode analisa yang dilakukan dengan cara menganalisa laporan
keuangan hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu
dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos
lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan
diketahui keadaaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu
saja.
2. Teknik Analisa Laporan Keuangan
Teknik analisa keuangan yang sering digunakan dalam analisa
laporan keuangan menurut Munawir (2004: 36), adalah sebagai
berikut :
a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan
teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan
untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan :
23
1) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
2) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah dalam rupiah
3) Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
4) Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
5) Prosentase dari total
Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang
memerlukan penelitian lebih lanjut.
b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan
yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis),
adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi
daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap,
naik atau bahkan turun.
c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size
statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan
komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah
penjualannya.
d. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu
analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaaan modal
24
kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja
dalam periode tertentu.
e. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement
analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas atau mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
f. Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g. Analisa Perubahan Laba Kotor (Gross profit analysis), adalah
suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor
suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan
laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode
tersebut.
h. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan
tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga akan
diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai
tingkat penjualan.
i. Analisa Z-Score, adalah analisa untuk mendeteksi tanda-tanda
kebangkrutan suatu perusahaan berbagai rasio keuangan seperti
25
modal kerja, rasio-rasio profitabilitas, tingkat hutang atau leverage,
dan likuiditas.
Metode dan teknik analisa manapun yang digunakan,
kesemuanya itu adalah merupakan permulaan dari proses analisa yang
diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan dan setiap metode
analisa mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar data
dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
E. Analisa Rasio Laporan Keuangan
Rasio keuangan adalah untuk menaksir kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang-hutangnya, menilai keberhasilan pengelolaan
usaha dan untuk memantau kinerja perusahaan. Data-data di dalam
neraca dan laporan laba rugi belum dapat menunjukan suatu hal tentang
hal keadaan dan kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Untuk itu sangat perlu sekali dilakukan analisa ratio keuangan. Menurut
Munawir (2004: 38), yang dimaksud dengan analisa ratio adalah :
Perbandingan antara dua data/kelompok data financial statementdalam suatu periode tertentu. Sumber data tersebut dapat berasaldari suatu neraca atau antar data dari laporan laba rugi atau bisajuga antar data dari laporan laba rugi dengan neraca atau financialstatement lainnya
Rasio merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam praktek.
Tidak ada suatu standar tentang jenis dan cara menghitung rasio.
26
Masing-masing ahli mengemukakan daftar jenis rasio yang berbeda.
Adapun jenis rasio yang secara umum sering digunakan adalah :
1. Rasio likuiditas
Adapun pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2004: 71),
adalah sebagai berikut :
Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan tepat pada saat
ditagih.
Adapun pembagian jenis rasio likuiditas, adalah :
a. Rasio lancar (current ratio), adalah merupakan rasio yang
paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja
suatu perusahaan dengan rumus :
b. Rasio cair (acid-test / quick ratio), rasio ini menunjukkan
sejauh mana kewajiban lancar perusahaan dijamin pembayarannya
oleh aktiva lancar, tanpa persediaan. Dimana persediaan diketahui
sebagai aktiva lancar yang kurang likuid. Dengan rumus :
Aktiva lancarCurrent ratio =
Kewajiban lancar
Aktiva lancar – Persediaan – Persekot BiayaQuick ratio =
Kewajiban lancar
27
2. Rasio Solvabilitas
Pengertian rasio solvabilitas menurut Munawir (2004: 32), adalah
sebagai berikut :
“Menunjukkan kemampuan perusahaan tersebut mempunyaikewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baikkewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang”.
Adapun pembagian jenis dari rasio solvabilitas adalah sebagai berikut :
a. Debt ratio
Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman
(relative importance of borrow fund),dari margin of protection
atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, kalau rasio 75%
berarti 25% aktiva perusahaan dibiayai dari pinjaman dan margin of
safety (protection) adalah 3:1 (300%), adapun rumus yang
digunakan :
b. Debt to Equity ratio
Total kewajibanDebt ratio = X 100%
Total Aktiva
28
Rasio ini mempunyai tujuan untuk mengukur, berapa dari modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk seluruh hutang perusahaan,
dengan rumus sebagai berikut :
3. Rasio Rentabilitas
Definisi rasio rentabilitas adalah sebagai berikut : Menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.(Munawir (2004 : 33))
Pembagian jenis rasio rentabilitas terdiri dari, antara lain :
a. Gross Profit Margin
Gross margin ratio merupakan ratio atau perimbangan antara gross
profit yang diperoleh perusahaan dengan tingkat pendapatan yang
dicapai pada periode yang sama. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Total kewajibanDebt to equity ratio = X 100%
Total Ekuitas
Laba KotorGross Profit Margin =
Penjualan
29
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian modal yang disertakan
para pemegang saham kepada perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu rasio ini juga dapat menjadi indikator yang tepat untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan untuk
memaksimalisasi keuntungan bagi pemegang saham. Adapun rumus
yang akan digunakan adalah :
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan margin laba
yang diperoleh perusahaan dari operasi perusahaan pada suatu
periode. Adapun jenis pembagian rasio profitabilitas ini antara lain :
a. Net Profit Margin
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
dari kegiatan operasionalnya secara keseluruhan dengan rumus :
b. Operating income margin
Laba BersihReturn on equity =
Ekuitas
Laba BersihNet profit margin =
Penjualan
30
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan pendapatan dari aktivitas operasinya, dengan rumus :
F. Analisa Z-Score
Analisa Z-Score adalah analisis keuangan untuk memprediksi
potensi kebangkrutan perusahaan. Analisis ini dibuat dengan
mengkombinasi lima rasio keuangan yang berbeda-beda untuk
menentukan potensi atau kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan
(Agnes Sawir :2005 ).
Rumus Z Score adalah sebagai berikut :
Z = nilai hasil perhitungan
A = modal kerja / total aktiva
B = saldo laba / total aktiva
C = laba sebelum beban bunga dan pajak / total aktiva
Laba UsahaOperating income margin =
Penjualan
Z = 1,2A + 1,4B + 3,3C + 0,6D + 1,0E
31
D = nilai pasar dari Ekuitas / total kewajiban
E = total pendapatan atau penjualan / total aktiva
Secara umum, semakin rendah nilai dari perhitungan
berdasarkan rumus Altman Z Score maka semakin tinggi potensi
kebangkrutan perusahaan. Jika nilai Z Score lebih rendah dari 1,8
maka perusahaan sedang diambang kebangkrutan ; jika di atas 3 maka
perusahaan dalam kondisi sehat ; dan jika diantara 1,8 – 3 maka
kondisi perusahaan harus diperhatikan dengan seksama.
1. Formula Z Score untuk Perusahaan Publik (Terbuka), adalah :
Z = 1,2A + 1,4B + 3,3C + 0,6D + 1,0E
Sehat jika Z>2,99;Grey Zone jika 1,81<Z<2,99;Tidak Sehat jika
Z<1,81
2. Formula Z Score untuk Perusahaan Tertutup, adalah :
Z = 6,56A + 3,26B + 6,72C + 1,05D
Sehat jika Z> 2,60;Grey Zone jika 1,1<Z<2,59; Tidak Sehat jika
Z<1,1
Dari penjelasan atas atas formula Z Score tersebut, investor
dapat menggunakan model tersebut sebagai indicator awal dalam
berinvestasi. Namun demikian, Z Score bukanlah model analisis
keuangan yang sempurna dan harus dihitung serta ditafsirkan secara
32
hati-hati. Hal-hal yang dapat menyebabkan hasil Z Score memberikan
indikasi yang salah, antara lain :
1. Nilai Z Score bisa direkayasa atau dibiaskan melalui penerapan
prinsip akuntansi yang salah atau rekayasa keuangan lainnya. Z Score
akan efektif jika data yang dimasukkan dalam formula adalah data
yang benar.
2. Formula Z Score kurang tepat untuk perusahaan baru yang labanya
masih rendah atau bahkan masih merugi. Nilai Z Score biasanya akan
rendah.
3. Perhitungan Z Score secara triwulanan pada suatu perusahaan
dapat memberikan hasil yang tidak konsisten jika perusahaan tersebut
mempunyai kebijakan untuk menghapus piutang diakhir tahun secara
sekaligus.
G. Kinerja Keuangan Perusahaan
Penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, adalah merupakan suatu
usaha untuk mengetahui suatu kinerja perusahaan. Kinerja keuangan
perusahaan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki perusahaan
dalam mengelola dana yang dimilikinya, seefektif dan seefisien mungkin
33
dilihat dari dimensi-dimensi kinerja keuangan di atas, yaitu likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, serta profitabilitas.
Dalam hal mengetahui suatu kinerja keuangan perusahaan secara
umum sangat bermanfaat untuk :
1. Mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotifasian karyawannya secara maksimum.
2. Membantu di dalam hal pengambilan keputusan yang bersangkutan
dengan melibatkan karyawannya.
3. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasannya menilai kinerja, maka dengan menyediakan suatu dasar
distribusi penghargaan.
Terdapat berbagai teknik analisa, termasuk berbagai rasio
keuangan yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kinerja keuangan
sebuah perusahaan. Akan tetapi, perlu teknik yang berbeda akan sesuai
untuk tujuan yang berbeda.
H. Hubungan Analisa Laporan Keuangan dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan
34
Analisa laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu alat
guna untuk melihat kondisi keuangan perusahaan, mengetahui kekuatan
dan kelemahan perusahaan, mengetahui kinerja keuangan perusahaan
dan untuk mendiagnosis penyebab keadaan yang “kurang baik” dalam
struktur aktiva maupun permodalannya.
Hubungan antara analisa laporan keuangan dengan kinerja
perusahaan sangat erat, dimana kinerja keuangan perusahaan tersebut
dapat tercermin dari hasil analisa terhadap laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan.
Dilihat dari pengertian kinerja itu sendiri, bahwa pengertian
kinerja dapat diartikan sebagai penentuan ukuran-ukuran tertentu yang
dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba.
Untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas perusahaan maka
diperlukan indikator-indikator sebagai alat ukurnya. Analisis keuangan
yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan
dibidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Dengan
analysis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang
dimiliki.
Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan
memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya,
35
besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan,
perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang
sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham, dapat dicapai.
Dengan menganalisa prestasi keuangan, seorang analisis keuangan
akan dapat menilai apakah manajer keuangan akan dapat merencanakan
dan mengimplementasikan ke dalam setiap tindakan secara konsisten
dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada awal sejarahnya, perusahaan tekstil ini didirikan dengan
nama PT. Century Textile Industry disingkat PT. CENTEX dalam rangka
Penanaman Modal Asing (“PMA”) berdasarkan Undang-Undang No.1
tahun 1967 jo Undang-Undang No.11 tahun 1970, dengan akte notaris
Dian Paramita Tamzil (pengganti notaris Djojo Muljadi SH) tanggal 22
Mei 1970 No. 52, yang diubah dengan akte notaris Djojo Muljadi SH
tanggal 25 Januari 1971 No.90. Akte-akte ini disetujui oleh Menteri
Kehakiman dengan No.J.A.5/19/19 tanggal 10 Februari 1971
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta dengan No. 508 dan 509
tanggal 16 Februari 1971, dan diumumkan dalam Tambahan No. 150
pada Berita Negara No. 25 tanggal 26 Maret 1971.
Anggaran dasar perseroan telah diubah beberapa kali.
Mengenai perubahan nama peseroan menjadi PT. Century Textile
Industry Tbk disingkat (PT. CENTEX Tbk) dilakukan dengan akte-akte
notaris Singgih Susilo, SH. Tanggal 20 September 1997 No. 65, dan
tanggal 21 Oktober 1997 No. 100, serta akte notaris Irene Yulia Susilo,
37
SH. (pengganti notaris Singgih Susilo, SH.) tanggal 8 Januari 1998
No.22. Akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No.C2-
2028.HT.01.04.Th.98 tanggal 20 Maret 1998, dan diumumkan dalam
Tambahan No. 2704 pada Berita Negara No. 41 tanggal 22 Mei 1998.
Sesuai dengan pasal 3 dari anggaran dasarnya, PT. Centex Tbk
merupakan perusahaan tekstil yang terpadu, yang terdiri dari :
pemintalan, pertenunan, serta pencelupan dan penyempurnaan. PT.
Centex Tbk. Didirikan atas usaha bersama antara TORAY Industries
Inc. dan Kanematsu Corporation, Japan. PT. Centex Tbk resmi
beroperasi secara komersial pada tahun 1972.
PT. Centex Tbk merupakan salah satu pabrik tekstil terbesar di
Indonesia yang ikut mendukung sepenuhnya pengarahan pemerintah
dalam usahanya untuk mencukupi sendiri kebutuhan bidang sandang,
yaitu kain.
PT. Centex Tbk berkantor pusat di gedung Summitmas lantai 3,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta Selatan, sedangkan lokasi
pabrik PT. Centex Tbk adalahJl. Raya Bogor Km 27, Ciracas-Jakarta
Timur.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada dasarnya suatu perusahaan adalah suatu organisasi, yaitu
adanya sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan harus
38
mengadakan pembagian tugas sehingga terbentuk suatu struktur
organisasi.
Struktur Organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan,
yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dan
bawahan. Masing-masing fungsi memiliki wewenang dan tanggung
jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya supaya
tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai melalui efisiensi dan
efektivitas kerja.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian/jabatan dalam struktur organisasi PT. Centex Tbk,
yaitu sebagai berikut :
a. Presiden Direktur (President Director)
Presiden direktur dipegang oleh salah satu pemegang saham
dan pengangkatannya diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RPUS).
Adapun tugas dari presiden direktur, adalah :
1) Memberikan tanggungjawab kepada dewan komisaris.
2) Menetapkan kebijaksanaan dari penjabaran keputusan
pemegang saham dan dewan komisaris.
3) Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan seluruh aktivitas perubahan.
39
4) Bertanggungjawab atas perkembangan dan kemajuan
perusahaan.
b. Wakil Presiden Direktur (Vice President Director)
Wakil presiden direktur merupakan orang yang mewakili
presiden direktur apabila presiden direktur tidak ada di tempat.
Adapun tugas wakil presiden direktur, adalah :
1) Bertanggungjawab atas semua aktivitas departemen
operasional.
2) Mengambil keputusan apabila presiden direktur tidak ada di
tempat.
c. Direktur Keuangan (Director of Finance)
Direktur keuangan merupakan salah satu anggota dewan
direksi yang membawahi segala kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan.
Adapun tugas dari direktur keuangan, adalah :
1) Memberikan tanggungjawab tentang keuangan perusahaan
kepada presiden direktur yang akan dilaporkan pada para
pemegang saham dan dewan komisaris.
2) Mengkoodinir seluruh kegiatan keuangan perusahaan.
3) Menentukan kebijakan yang berhubungan dengan masalah
keuangan perusahaan.
40
d. Direktur Pemasaran (Director of Marketing)
Direktur pemasaran merupakan salah satu anggota dewan
direksi yang membawahi bagian pemasaran. Direktur pemasaran ini
bertanggungjawab kepada presiden direktur.
Adapun tugas dari direktur pemasaran, adalah :
1) Memberikan laporan kepada presiden direktur atas hasil
pembelian, penjualan, dan perkembangan pasar.
2) Memberikan tanggung jawab tentang pemasaran produk yang
dihasilkan oleh perusahaan kepada presiden direktur.
e. Direktur Produksi (Director of Production)
Direktur produksi merupakan salah satu anggota dewan
direksi yang membawahi segala kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan produksi.
Adapun tugas dari direktur produksi, adalah :
1) Mengontrol dan mengawasi selama proses produksi, mulai
dari bahan baku sampai dengan menjadi produk jadi.
2) Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan produksi.
f. Direktur Teknik (Director of Technic)
Direktur teknik merupakan salah satu anggota dewan direksi.
Adapun tugas dari direktur teknik,adalah :
41
1) Memberikan tanggung jawab tentang mekanik pabrik secara
keseluruhan kepada presiden direktur.
2) Melakukan kontrol terhadap kinerja departemen-departemen
produksi.
g. Manajer Keuangan (Financial Manager)
Adapun tugas dari manager keuangan, adalah :
1) Menetapkan semua prosedur dan bentuk formulir dalam
bidang keuangan dengan persetujuan direktur keuangan.
2) Memberikan laporan pertanggungjawaban kepada direktur
keuangan dalam hal keuangan dan administrasi perusahaan.
h. Manajer Pemasaran (Marketing Manager)
Manajer pemasaran membawahi bagian penjualan dan
pembelian.
Adapun tugas dari manajer pemasaran, adalah :
1) Merencanakan dan membuat prosedur yang berkaitan
dengan pemasaran produk.
2) Mengembangkan dan melaksanakan pemasaran produk.
i. Manajer Produksi (Production Manager)
Adapun tugas dari manajer produksi, adalah :
1) Merencanakan produksi
42
2) Menghitung pemakaian bahan baku
3. Susunan Dewan Direksi, Komisaris dan Modal Saham
Per 31 Maret 2007, Susunan Dewan Komisaris dan DewanDirektur Perseroan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Suhardi Budiman
Komisaris Independen : Tetsuo Kondo
Komisaris : Hiroshi Ishikawa
Dewan Direksi
Presiden Direktur : Hidekatsu Nakagawa
Wakil Presiden Direktur : Muljadi Budiman
Direktur Keuangan : Tetsuya Fukui
Direktur Pemasaran : Masao Kojima
Direktur Produksi : Masutoshi Ueda
Direktur Teknik : Toshiya Ishii
Per 1 April 2006 – 31 Maret 2007, Susunan pemegangsaham perusahaan, adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham % Kepemilikan
Yang tercatat di Bursa Efek Indonesia :
Toray Industries Inc, Jepang
Kanematsu Textile Corp., Jepang
Tokai Senko K.K, Jepang
Kurabo Industries Ltd, Jepang
PT. Budiman Kencana Lestari
PT. Prospect Motor
PT. Easterntex
Masyarakat lainnya
30
23
3
1
10
12
10
11
Jumlah Modal Saham 100
Sumber : PT.Centex Tbk.
43
4. Bidang Usaha Perusahaan
a. Proses Produksi
PT. Centex Tbk adalah perusahaan yang mempunyai
kegiatan terdiri dari dua kelompok, yaitu : kelompok pekerja
kantor dan kelompok pekerja produksi. PT. Centex Tbk merupakan
perusahaan yang kegiatannya mengubah bahan baku atau bahan
mentah ditambah dengan bahan penolong menjadi barang jadi.
Pada bagian produksi terdapat tiga departemen produksi, yaitu :
pemintalan (spinning), pertenunan (weaving) serta pencelupan dan
penyempurnaan (dyeing).
Secara garis besar proses produksi pada PT. Centex Tbk
melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1) Departemen Pemintalan (Spinning)
Adalah departemen produksi yang melakukan proses
pembuatan benang. Proses produksinya adalah sebagai berikut :
a) Serat polyster dan cotton dimasukkan ke mesin blowing
untuk dilakukan proses penguraian
b) Kemudian dimasukkan ke mesin carding untuk disisir dan
dihasilkan sliver
c) Setelah itu sliver dimasukkan ke mesin combing untuk
disisir kembali.
44
d) Kemudian ke mesin drawing untuk melakukan proses
perangkapan dan peregangan sliver
e) Kemudian ke mesin roving, yaitu proses peregangan,
pilinan dan penggulungan dari sliver hasil mesin drawing.
f) Kemudian ke mesin spinning, yaitu proses pemintalan
benang.
g) Kemudian ke mesin winding, yaitu proses untuk
menggulung kembali benang dari proses pemintalan ke
dalam bentuk cheese agar mudah digunakan untuk proses
selanjutnya.
h) Kemudian ke mesin heat setting, yaitu proses untuk
menstabilkan serat pada benang.
2) Departemen Pertenunan (Weaving)
Adalah departemen yang melakukan proses pertenunan
benang hingga menjadi kain, akan tetapi kain yang dihasilkan
oleh departemen pertenunan ini masih berupa kain mentah.
Proses produksinya adalah sebagai berikut :
a) Benang yang dihasilkan dari departemen pemintalan
dimasukkan ke mesin pirn winding untuk melakukan
persiapan penggulungan benang.
b) Warping, yaitu proses penggulungan benang
45
c) Sizing, yaitu proses pengkajian pada benang
d) Drawing, yaitu proses pencucukan benang
e) Weaving, yaitu proses pertenunan benang menjadi kain
mentah.
f) Inspection, yaitu proses pemeriksaan kain yang cacat
2) Departemen Pencelupan (Dyeing)
Adalah departemen produksi yang melakukan proses
pencelupan dari kain mentah menjadi kain jadi. Proses
produksinya adalah sebagai berikut :
a) Kain mentah yang dihasilkan dari departemen pertenunan
dimasukkan ke mesin gas singeing untuk melakukan proses
pembakaran bulu-bulu benang.
b) Souring dan Desizing, yaitu proses pemasakan dan
penghilangan kanji pada kain.
c) Bleaching, yaitu proses pemutihan pada kain.
d) Mercerizing, yaitu proses penstabilan serat pada kain.
e) Drying, yaitu proses pengeringan kain
f) Baking, yaitu proses heat setting pada kain.
g) Printing, yaitu proses pencetakan motif pada kain
46
h) Steaming, yaitu proses pembangkitan/penimbulan warna
pada kain.
i) Resing finishing, yaitu proses pemberian obat resin untuk
mendapatkan handfeel.
j) Sanforizing, yaitu proses pemampatan kain agar tidak
mengkeret.
k) Inspection, yaitu proses pemeriksaan kualitas kain
l) Packing, yaitu proses pengepakan kain yang siap dikirim.
b. Pemasaran Produk
Dalam orientasi pemasarannya PT. Centex Tbk tidak hanya
memasarkan produknya di dalam negeri saja, akan tetapi PT.
Centex Tbk juga melakukan ekspor ke beberapa negara, antara lain:
Asia, Eropa, Amerika dan negara lainnya.
B. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskriptif, dengan memberikan gambaran yang jelas mengenai data-data
laporan keuangan PT. Centex Tbk antara tahun 2006-2007 melalui analisa
ratio dan analisa z score laporan keuangan yang sangat berguna untuk
penilaian kinerja keuangan perusahaan. Sehingga akhirnya dapat diambil
suatu kesimpulan yang akan digunakan baik itu pihak internal maupun
47
eksternal yang berkepentingan terhadap perusahaan di dalam
pengambilan keputusan.
C. Unit Analisa Data
Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah berupa
laporan keuangan perusahaan periode tahun 2006 sampai dengan tahun
2007 yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.
D. Identifikasi Operasional Variable
Variable-variable yang penulis teliti berkenaan dengan topik
pembahasan skripsi ini adalah :
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang diukur melalui
perbandingan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah menggambarkan tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan
48
seluruh aktiva yang dimiliki yang diukur melalui perbandingan
jumlah kewajiban terhadap jumlah aktiva.
3. Rasio Rentabilitas
Imbal hasil modal sendiri (return on equity / ROE) adalah tingkat
kemampuan menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang
ditanamkan oleh para pemegang saham di perusahaan yang dilihat
dari rasio laba bersih terhadap modal sendiri.
4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari usahanya margin laba yang dapat
diperoleh perusahaan dari operasi perusahaan.
5. Z-Score
Z-Score dapat menentukan potensi atau kemungkinan bangkutnya
sebuah perusahaan.
F. Metode Pengumpulan Data
Kelengkapan data-data serta informasi yang berhubungan dengan
objek penelitian yang dilakukan sangat mempengaruhi di dalam
melakukan penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil
yang akurat, relevan dan dapat dipercaya maka penulis menggunakan
dua metode, yaitu :
49
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan mengumpulkan data-data serta informasi dan
mencari bahan yang berhubungan erat dengan judul penelitian
guna melengkapi data yang sudah ada melalui buku-buku,
literatur, bahan-bahan dan catatan kuliah, serta dokumen-
dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengunjungi langsung
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Jakarta guna memperoleh
data-data mengenai perusahaan yang berhubungan dengan
penulisan skripsi ini yaitu berupa laporan tahunan perusahaan
(annual report) pada periode tahun 2006 dan 2007
3. Wawancara
Yaitu dengan mengadakan wawancara secara langsung terhadap
orang-orang tertentu yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
dengan masalah yang akan dibahas oleh penulis, sehingga akan
diperoleh data yang lebih akurat.
Adapun jenis data yang berhasil diperoleh berupa data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang merupakan data sekunder yang
didapat dari literatur-literatur, buku-buku mengenai teori yang
berhubungan erat dengan obyek penelitian, dokumen catatan, laporan
50
keuangan dari perpustakaan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam)
di gedung Bursa Efek Indonesia (Jakarta).
G. Metode Analisis Data
Di dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan penelitian
deskriptif, karena penulis bertujuan untuk menganalisa bagaimana
kinerja keuangan perusahaan PT. Centex Tbk dengan cara melakukan
analisa laporan keuangannya yang telah diaudit dari tahun 2006 dan 2007
melalui perbandingan angka rasionya. Adapun metode analisa data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Kualitatif
Di dalam analisa kualitatif ini penulis menganalisa mengenai
kinerja keuangan perusahaan PT. Centex Tbk untuk tahun 2007
dibandingkan dengan kinerja tahun 2006
2. Analisa Kuantitatif
Di dalam metode analisa kuantitatif ini peneliti menggunakan
analisis rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas.
51
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa laporan
keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan
dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan. Salah satu cara penilaian tersebut adalah dengan melakukan
interprestasi terhadap laporan keuangan sehingga dapat diketahui
kinerja perusahaan yang bersangkutan.
Pada pembahasan ini penulis akan melakukan analisa terhadap
keuangan perusahaan PT. Century Textile Industry , Tbk untuk
mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahan yang bersangkutan.
Analisa yang dilakukan terbatas pada informasi yang disajikan di dalam
laporan keuangan dengan memahami sifat dan keterbatasan laporan
keuangan itu sendiri. Untuk keperluan analisa ini, laporan keuangan
perusahaan yang dipakai adalah neraca dan laporan laba rugi.
Dalam analisa ini penulis tidak melakukan penilaian terhadap
penyajian laporan keuangan perusahaan dikarenakan hasil pemeriksaan
auditor memberikan pendapat wajar yang berarti penyajian laporan
keuangan tersebut telah dianggap wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
52
akuntansi yang berlaku umum bagi perusahaan dan diterapkan secara
konsisten.
Untuk melakukan analisa rasio komparatif terhadap laporan
keuangan, penulis menggunakan analisa rasio-rasio yang meliputi analisa
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas dan analisa z-score.
Dari rasio yang digunakan penulis tersebut di atas, nantinya akan
mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT. Century Textile
Industry, Tbk pada periode tahun 2006 dan 2007 dilihat dari laporan
keuangan dengan melakukan interprestasi rasio tersebut.
B. Analisa Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rasio keuangan
sangat berguna untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam
membayar hutang-hutangnya, menilai keberhasilan pengelolaan usaha
dan untuk memantau kinerja perusahaan. Data-data di dalam laporan
keuangan terutama neraca dan laporan laba rugi belum dapat
menunjukan sesuatu hal tentang keadaan dan kinerja manajemen
perusahaan yang bersangkutan untuk itu sangat perlu untuk dilakukan
analisa rasio keuangan.
1. Analisa Rasio Likuiditas
Yang bertujuan mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kwajiban jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi.
53
a. Rasio lancar (current ratio)
Aktiva lancar
Rasio =
Kewajiban lancar
Pada tahun 2006 = 144.395
171.518
= 84.19%
Pada tahun 2007 = 152.704
109.148
= 139.91%
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas diketahui bahwa current
ratio PT Centex Tbk pada posisi akhir tahun 2007 lebih baik
dibanding tahun 2006 .
b. Rasio cair (acid-test ratio / quick ratio)
Aktiva lancar – Persediaan – Persekot biaya
Quick ratio =
Kewajiban lancar
Pada tahun 2006 = 144.395 – 62.038 - 20.371
171.518
= 36.14%
54
pada tahun 2007 = 152.704 – 73.321 - 16.153
109.148
= 57.93%
Rasio ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih tajam dalam
menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan
current ratio disebabkan hanya memperhitungkan sebagian aktiva
lancar yang memiliki kemungkinan untuk dikonversikan dalam waktu
singkat. Pada umumnya quick ratio sebesar 100% dianggap telah
cukup memuaskan. Pada quick ratio perusahaan PT. Century Textile
Industry, Tbk yang menunjukkan perusahaan memiliki persediaan
yang relatif tinggi dalam komposisi aktiva lancar . Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan melunasi
utang jangka pendek relatif berisiko jika tidak dapat menjual
persediaan secara lebih cepat.
2. Analisa Rasio Solvabilitas
Dengan solvabilitas dimaksudkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajibannya dari aktiva-aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut
a. Debt ratio
55
Menunjukkan sejauhmana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Dapat
juga dibaca berapa porsi kewajiban dibanding dengan aktiva.
Total Kewajiban
Debt ratio = X 100%
Total Aktiva
Pada tahun 2006 = 185.535 X 100%
336.618
= 55.12%
Pada tahun 2007 = 259.993 X 100%
390.777
= 66.53%
Dari perhitungan debt ratio di atas adanya indikasi kurang baik bagi
perusahaan, terlihat dari pada debt ratio perusahaan pada akhir
tahun 2007 mengalami kenaikan yaitu sebesar 11,00 % yakni 55,12%
di tahun 2006 dan 66,53% pada tahun 2007. Pada kenaikan yang
cukup signifikan ini, perusahaan bisa dikatakan cukup berisiko
karena dilihat dari total kewajiban perusahaan tahun 2007 lebih
tinggi dari tahun 2006 walaupun dibarengi oleh kenaikan aktiva.
b. Debt to Equity ratio
56
Untuk mengukur berapa jumlah dari modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk seluruh hutang perusahaan. Menunjukkan pentingnya
sumber modal pinjaman, semakin tinggi rasio ini berarti semakin
kecil jumlah modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva
perusahaan.
Total kewajiban
Debt to Equity ratio =
Modal (Equity)
Pada tahun 2006 = 185.535
151.083
= 122.80%
Pada tahun 2007 = 259.993
130.784
= 198.80%
Pada debt equity ratio perusahaan terlihat juga kenaikan
presentase perhitungan, terlihat pada tahun 2007 debt equity
perusahaan berada pada posisi 198,80% dibandingkan dengan 2006
hanya 122,80% ada kenaikan sekitar 76,00% pada tahun 2007. Pada
posisi tersebut di atas perusahaan sangat diharapkan sekali untuk
memperhatikan kenaikan rasio tersebut, karena rasio ini sangat
diperhatikan sekali oleh pihak eksternal perusahaan seperti pihak
57
bank dan kreditor yang berminat pada kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang jangka panjang perusahaan karena makin
besar rasio ini berarti akan semakin besar risiko yang ditanggung
atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi.
3. Analisa Rasio Rentabilitas
Menunjukan kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
a. Gross Profit Margin
Rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan
manajemen dalam mengendalikan usaha untuk tujuan menghasilkan
pendapatan. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat
mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi
sehingga perusahaan dapat menikmati laba.
Laba Kotor
Gross Profit Margin =
Penjualan
Pada tahun 2006 = 65.655
307.486
= 21.35%
58
Pada tahun 2007 = 24.065
323.625
= 7.44%
Dari perhitungan gross profit margin di atas terlihat bahwa
perusahaan PT. Centex Tbk menunjukan penurunan tingkat
pendapatan usaha yang cukup signifikan sekali pada tahun 2006 yaitu
sebesar 21,35% dibandingkan dengan tahun 2007 hanya sebesar
7,44%. Penurunan tersebut diakibatkan oleh meningkatnya beban
pokok penjualan yang disebabkan oleh kekurangan pasokan gas dari
PN Gas sejak bulan Mei 2006, sehingga harus memakai bahan bakar
yang harganya lebih tinggi daripada harga gas.
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian modal yang yang
disertakan para pemegang saham kepada perusahaan bersangkutan.
Selain itu rasio ini juga dapat menjadi indikator yang tepat untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan untuk
memaksimalisasi keuntungan bagi pemegang saham.
Return on Equity = Laba Bersih
Equity
59
Pada tahun 2006 = 14.419
151.083
= 9.54%
Pada tahun 2007 = (19.791)
130.784
= -15.13%
Dilihat dari perhitungan di atas return on equity perusahaan
mengalami penurunan yang sangat drastis sekali 9,54 % pada tahun
2006 dan – 15,13% ditahun 2007. Ini memungkinkan perusahaan
berada dalam posisi yang sangat buruk dalam hal pengembalian
modal pinjaman perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
dapat membayar bunga pinjaman ataupun dalam pembagian
deviden kepada para pemegang saham. Penurunan tersebut
diakibatkan oleh keadaan perusahaan yang merugi yang sangat
signifikan sekali pada tahun 2007.
4. Analisa Rasio Profitabilitas
Rasio ini adalah menggambarkan margin laba yang diperoleh
perusahaan dari kegiatan operasi perusahaan.
a. Net Profit Margin
60
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
dari kegiatan operasionalnya secara keseluruhan.
Laba Bersih
Net profit margin =
Penjualan
Pada tahun 2006 = 14.419
307.486
= 0.05%
Pada tahun 2007 = (19.791)
323.625
= -6.12%
Dari perhitungan Net Profit Margin perusahaan yang dengan tujuan
sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari kegiatan
operasionalnya terlihat bahwa PT. Centex, Tbk tidak mampu
menaikan tingkat trend tersebut terlihat pada tahun 2006 yakni
sangat kecil yaitu sebesar 0,05 %, sedangkan pada tahun 2007
sebesar - 6.12 %
b. Operating Income Margin
61
Rasio ini menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan pendapatan dari aktivitas operasinya.
Laba Usaha
Op. Income Margin =
Penjualan
Pada tahun 2006 = 25.753
307.486
= 8.38%
Pada tahun 2007 = (14.972)
323.625
= -4.63%
Dilihat dari segi perhitungan operating income margin perusahaan
juga mengalami penurunan. Disini terlihat suatu kinerja perusahaan
yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan
pendapatan melalui operasinya. Terlihat pada tahun 2006 yakni
mampu mencapai 8,38 %, sedangkan di tahun 2007 mengalami
penurunan mencapai -4,63%.
62
5. Analisa Z-Score
Analisa Z-Score adalah analisis keuangan untuk memprediksi
potensi kebangkrutan perusahaan. Analisis ini dibuat dengan
mengkombinasikan lima rasio keuangan yang berbeda-beda untuk
menentukan potensi atau kemungkinan bangkrutannya sebuah
perusahaan.
Z = 1,2A + 1,4B + 3,3C + 0,6D + 1,0E
A = Modal Kerja / Total Aktiva
Pada tahun 2006 = -27.123 /336.618
= -0.08
Pada tahun 2007 = 43.556 / 390.777
= 0.11
B = Saldo Laba / Total Aktiva
Pada tahun 2006 = 126.574 / 336.618
= 0.38
Pada tahun 2007 = 106.275 / 390.777
= 0.27
C = E B I T / Total Aktiva
63
Pada tahun 2006 = 29.240 / 336.618
= 0.09
Pada tahun 2007 = -15.008 / 390.777
= -0.04
D = Nilai pasar dari Ekuitas / Total Kewajiban
Pada tahun 2006 = 49.000 / 185.535
= 0.26
Pada tahun 2007 = 30,000 / 185,535
= 0.16
E = Penjualan / Total Aktiva
Pada tahun 2006 = 307.486 / 336.618
= 0.91
Pada tahun 2007 = 323.625 / 390.777
= 0.83
64
Hasil perhitungan Z-Score, yaitu :
Pada tahun 2006 Z = 1,2A + 1,4B + 3,3C + 0,6D + 1,0E
= 1,2(-0,08)+1,4(0,38)+3,3(0,09)+0,6(0,26)+1,0(0,91)
= -0.10 + 0.53 + 0.30 + 0.16 + 0.91
= 1.80
Z = 1,80 < 1,81, PT. Centex adalah perusahaan tidak
sehat.
Pada tahun 2007 Z = 1,2A + 1,4B + 3,3C + 0,6D + 1,0E
= 1,2(0,11)+1,4(0,27)+3,3(-0,04)+0,6(0,16)+1,0(0,83)
= 0.13 + 0.38 + -0.13 + 0.10 + 0.83
= 1.31
Z = 1,31 < 1,81, PT. Centex adalah perusahaan tidak
sehat.
65
C. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan
Ringkasan Analisis Laporan Keuangan untuk penilaian.
Nama Rasio Th 2006 Th 2007 Variable Penilaian
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt Ratio
b. Debt to Equity Ratio
3. Rasio Rentabilitas
a. Gross profit margin
b. Return on Equity
4. Rasio Profitabilitas
a. Net Profit margin
b. Operating Income
margin
5. Analisa Z-Score
84,19 %
36,14 %
55,12 %
122,80 %
21,35 %
9,54 %
0,05 %
8,38 %
1,80
139,91 %
57,93 %
66,53 %
198,80 %
7,44 %
-15,13 %
-6,12 %
-4,63 %
1,31
55.72 %
21.79 %
11.41 %
76.00 %
-13.91 %
-24.67 %
6.07 %
-13.01 %
-0.49
Cukup
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Tidak sehat
Secara keseluruhan berdasarkan perhitungan kelima analisa di
atas (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, profitabilitas dan Z-Score)
dapat dilihat bahwa perusahaan PT. Centex Tbk dalam menjalankan
usaha menunjukkan kinerja dalam hal ini adalah keuangan dapat
dikatakan sangat mengkhawatirkan sehingga sangat mempengaruhi
kinerja perusahaan untuk terus menjalankan aktivitas bidang usahanya.
66
Agar dapat menghasilkan kinerja keuangan yang baik dan
profesional maka diperlukan adanya suatu evaluasi kinerja manajemen
sehingga tingkat efisiensi dan efektivitas dari suatu kinerja perusahaan
secara keseluruhan dapat dinilai guna mendukung jalannya kegiatan
operasional di masa yang akan datang.
Dilihat dari data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
Jakarta, melalui laporan keuangan perusahaan PT. Centex, Tbk dari
tahun 2006-2007, di sini menunjukkan bahwa penjualan perusahaan pada
tahun 2006 Rp 307.486.000.000 dan pada tahun 2007 sebesar Rp
323.625.000.000 menunjukkan ada peningkatan penjualan tetapi beban
usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2007 terjadi
penurunan yang cukup signifikan terlihat pada tahun 2006 Rp
39.902.000.000 sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp 39.037.000.000.
Menurut penulis ini baik sekali, karena perusahaan telah melakukan
efisiensi pada beberapa biaya operasional.
Dari segi tingkat laba yang diperoleh perusahaan mengalami
kerugian pada tahun 2007 yakni sebesar Rp 19.791.000.000 penurunan
tersebut lebih dari 100% dibandingkan dengan tahun 2006 yang
mengalami laba sebesar Rp 14.419.000.000, ini menunjukkan adanya
indikasi bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2007 lebih buruk
dibandingkan dengan tahun 2006 yang dikarenakan beban pokok
penjualan meningkat tajam sebesar 24 persen atau Rp 57.729.000.000
disebabkan oleh kekurangan pasokan gas dari PN Gas sejak bulan Mei
67
2006 sehingga harus memakai bahan bakar yang harganya lebih tinggi
dari harga gas.
Dilihat dari segi tingkat likuiditas perusahaan memiliki
kecenderungan terus menurun, disini perusahaan dapat dikatakan
mengalami masalah dalam likuidasi.
Dari segi tingkat solvabilitas , rentabilitas dan profitabilitas
perusahaan terlihat sangat merugikan karena adanya penurunan
persentase di tahun 2007, hal ini tentunya menjadi perhatian yang
sangat serius bagi perusahaan.
Dari analisa laporan keuangan tersebut di atas yang meliputi rasio
likuidasi, solvabilitas, rentabilitas dan profitabilitas serta analisa z-score
PT. Centex Tbk, penulis dapat menyimpulkan bahwa secara umum
kinerja perusahaan jauh lebih buruk di tahun 2007 dibandingkan dengan
tahun 2006.
68
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan penulis pada bab
sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Dari analisa rasio laporan keuangan secara umum yang meliputi
analisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio
profitabilitas serta analisa z-score diperoleh hasil :
a. Hasil analisa likuiditas yang mencakup current ratio dan acid test
ratio menunjukkan secara keseluruhan posisi likuiditas PT. Centex
Tbk dalam tahun 2006 dan 2007 berada dalam tidak likuid. Hal ini
berarti perusahaan mengalami masalah dalam kesanggupan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dan dan perusahaan perlu
meningkatkan penjualan.
b. Hasil perhitungan analisa rasio solvabilitas yang mencakup debt
ratio dan debt to equity ratio menunjukkan adanya indikasi
penurunan trend dan ini dipengaruhi oleh pembiayaan secara
tunai. Apabila perusahaan tidak dapat dikatakan solvabel, maka
perusahaan tersebut tidak bisa memenuhi kewajiban jangka
69
pendek maupun jangka panjangnya sewaktu perusahaan
dilikuidasi. Dalam hal ini PT. Centex, Tbk sangat perlu untuk
menaikkan tingkat solvabel perusahaan untuk dimasa yang akan
datang.
c. Dari hasil perhitungan analisa rasio rentabilitas laporan keuangan
perusahaan yang meliputi gross profit margin dan return on
equity, PT. Centex, Tbk menunjukkan bahwa perusahaan
peningkatan pada tahun 2006 sedangkan tahun 2007 kembali
terjadi penurunan dikarenakan adanya pembelian mesin dan
peralatan produksi. Perusahaan memiliki kinerja keuangan yang
cukup baik.
d. Dari hasil perhitungan analisa profitabilitas yang meliputi dari net
profit margin dan operating income margin perusahaan telah
menunjukkan margin laba yang semakin turun dari kegiatan
operasi perusahaan. Kinerja keuangan PT. Centex, Tbk. Dilihat
dari analisa rasio profitabilias dapat dikatakan buruk dan
tentunya ini sangat berpengaruh sekali bagi perusahaan dalam hal
untuk menjalankan aktivitasnya dengan pembiayaan dana yang
tidak sedikit dibutuhkan oleh perusahaan.
e. Dari hasil perhitungan analisa z-score PT. Centex, Tbk
menunjukkan keadaan yang tidak sehat.
70
2. Secara umum kinerja perusahaan tahun 2007 lebih buruk
dibandingkan tahun 2006, hal ini terutama disebabkan kerugian
yang sangat signifikan sekali di tahun 2007 yang diiringi oleh
terpuruknya industri TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) di Indonesia
dan naiknya harga minyak bumi dan gas.
B. Saran-saran
Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan pada bab
sebelumnya penulis dapat memberikan saran-saran berupa beberapa
tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
kinerja keuangan PT. Centex, Tbk antara lain, sebagai berikut :
1. Dalam rangka meningkatkan volume pendapatan perusahaan
hendaknya perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualitas, mutu
dan pelayanan kepada klien sehingga dimasa yang akan datang
apabila klien mempunyai kebutuhan akan tekstil tidak akan ragu lagi
untuk menggunakan hasil produk perusahaan.
2. Dilihat dari tingkat laba yang diperoleh perusahaan yang sangat
signifikan penurunannya ditahun 2007 dibanding tahun 2006.
perusahaan harus lebih efektif dalam menggunakan sumber dayanya
dalam tahun berjalan sehingga pemodal atau investor dapat menilai
investasinya mengguntungkan atau mengkhawatirkan dalam arti
tidak menguntungkan.
71
3. Perusahaan perlu mengurangi prosentase terhadap penggunaan dana
yang berasal dari para kreditur karena akan semakin meningkatkan
hutang perusahaan yang akhirnya menjadi beban perusahaan
sendiri, sehingga laba bersih nantinya akan diterima oleh
perusahaan tidak maksimal.
4. Pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan ratio-ratio
kinerja yang disoroti pihak ekstern terutama bagi para investor dan
kreditor sehingga dapat menyelaraskan kebutuhan dana dan
penggunannya yang pada akhirnya dapat tercapai efisiensi kinerja
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Darminto, Dwi Prastowo. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep danAplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : YKPN
Harahap, Sofyan Safri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia.2002. Pernyataan Standar AkuntansiKeuangan, Salemba Empat, Jakarta
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Yogyakarta :Liberty
Raharjo Budi. 2005. Laporan Keuangan Perusahaan. Gajah MadaUniversity Press, Yogyakarta
Sawir Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan KeuanganPerusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wild J.John, Halsen Robert.2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kede-lapan, Salemba Empat, Jakarta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADINama : SumiatiJenis Kelamin : PerempuanTempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 3 Januari 1971Agama : IslamStatus : Belum kawinAlamat : Perum. Parung Permata Indah Blok D4 No.5
Kalisuren, Bojong Gede, BogorTelp. Rumah/Hp. : 0251-8551235 / 08159900272
RIWAYAT PENDIDIKANTh. 1979-1985 : SDN Pasar Manggis 02 Pt, JakartaTh. 1985-1988 : SMP Negeri 67 JakartaTh. 1988-1991 : SMEA Negeri 3, JakartaTh. 2004-2008 : Universitas Mercu Buana, Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
LAIN-LAIN Th. 1991 bulan Agustus s/d Nopember bekerja di Biro Iklan
“Menteng” sebagai staff Administrasi. Th. 1992 bulan Februari sampai Juni 2005 bekerja di PT. KI-ANTAKA
RASAo Th. 1992-1994 : sebagai staff Adm Sample Marketingo Th. 1994-1995 : sebagai kasiro Th. 1995-1996 : sebagai staff Accountingo Th. 1996-2005 : sebagai staff Adm. Marketing, Purchasing,
Adm. Production dan Logistic Staff.
Th. 2005 sampai Juli 2007 bekerja di PT. Majucitra Kemikasentosasebagai Adm. Keuangan.
Th.2007 bulan Agustus sampai sekarang bekerja di PT. GLORIANUSANTARA sebagai Kepala Produksi
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini, saya buat dengan sesungguhnya.
Hormat saya,
Sumiati