ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP DAYA TARIK IKLAN SABUN LUX PADA MEDIA TELEVISI
DENGAN MINAT BELI KONSUMEN Studi Kasus pada Mahasiswa Angkatan 2005 dan 2006
Universitas Sanata Dharma di Kampus I Mrican Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Ekonomi Manajemen
Disusun oleh:
Theresia Ratmawati SS
NIM: 012214197
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP
DAYA TARIK IKLAN SABUN LUX PADA MEDIA TELEVISI
DENGAN MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Pada Mahasiswa Angkatan 2005 dan 2006
Universitas Sanata Dharma di Kampus I Mrican Yogyakarta
Disusun Oleh :
Nama : Theresia Ratmawati SS
NIM : 012214197
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I
Drs. Marianus Mochtar Modesir, MM Tanggal 9 Maret 2006
Dosen Pembimbing II
Drs. A. Triwanggono MS Tanggal 3 April 2007
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
TUHAN ADALAH KEKUATANKU
JIWA PEKERJA KERAS TELAH BEKERJA KERAS
BAGI DIRINYA, KARENA MULUTNYA TELAH
MENDESAK NYA DENGAN KUAT. (AMSAL 16 :26)
IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA
WAKTUNYA. BAHKAN IA MENARUH WAKTU YANG
TIDAK TERTENTU DALAM HATI MEREKA, AGAR
MANUSIA TIDAK PERNAH DAPAT MEMAHAMI
PEKERJAAN YANG DIBUAT OLEH ALLAH YANG
BENAR SEJAK PERMULAAN SAMPAI AKHIR. (PENGKOTBAH 3:11)
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Yang terkasih Ibu,bapak Petrus Soedharno,
mas suppry-kak Happy;
mas Pudji and kak Moy;
mas Yatin-Mba Assich
serta pendamping hidupku Panji
tak lupa keponakanku yang manis
tegar, resya, Vianney, and teja
iv
v
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN KONSUMEN
TERHADAP DAYA TARIK IKLAN SABUN LUX PADA MEDIA
TELEVISI
DENGAN MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus pada Mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 Universitas Sanata Dharma di Kampus I Mrican
Yogyakarta
THERESIA RATMAWATI SS UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap iklan sabun Lux di televisi serta hubungannya dengan minat beli konsumen. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Skala yang digunakan adalah analisis Semantic Differential Scale untuk mengetahui daya tarik iklan sabun Lux di televisi serta minat beli konsumen, Analisis korelasi Product Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux dengan minat beli konsumen. Hasil rata-rata skor daya tarik iklan menunjukkan bahwa daya tarik iklan sabun Lux di televisi adalah tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata analisis sebesar 3,74 yaitu masuk dalam range nilai 3,40-4,19. Selanjutnya dari hasil analisis korelasi product moment dapat diketahui bahwa daya tarik iklan sabun Lux di televisi memiliki hubungan atau korelasi yang positif dan signifikan dengan minat beli konsumen, dengan nilai korelasinya sebesar 0,418.
vi
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE RELATIONSHIP BETWEEN
CONSUMERS EVALUATION TOWARD THE APPEALS OF
LUX SHOWER SOAP TELEVISION ADVERTISEMENT AND
PURCHASE INTENTION
A case study on students of Sanata Dharma University
Yogyakarta
THERESIA RATMAWATI SS SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This research aimed to find out the relationship between evaluation towards the appeals of Lux shower soap television advertisement and purchase intention.
The research was conducted by giving questionnaires to 100 respondents using “purposive sampling” technique. The research used “Sementic Differential Scales” to find out the appeals of Lux shower soap television advertisement. “Product Moment” correlation analisis was used to analyze the relationship between the appeals of Lux shower soap commercial and consumers’ purchase intention. The result of the study showed that the appeal of Lux shower soap adverstisement was high, with the value of 3.74. The product moment correlation analysis showed that the appeal of Lux shower soap television advertisement had a positive and significant correlation with the consumers’ purchase intention, with the value of 0.418.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas terang kasihMu Bapa. Hanya dengan berkat dan
kebaikanMu, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan serta
bimbingan yang sangat berguna bagi penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
ingin manyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan yesus Kristus pembimbing jalanku yang tidak pernah lelah
menemani dalam kehidupanku sekarang, dan selamanya.
2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Marianus Mochtar Modesir, MM, selaku Dosen Pembimbing I
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, dan
memberikan pengarahan, dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini. Tanpa bantuan dan bimbingan yang Bapak berikan
dalam penulisan skripsi ini penulis tidak dapat menyelesikan dengan
semaksimal mungkin.
viii
5. Bapak Drs. A Triwanggono., M.S, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membantu penulis dalam menyempurnakan penulisan skripsi ini
dengan sabar dan penuh dengan keprofesionalan sebagai dosen senior.
Tanpa bantuan bapak untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukan,
mungkin skripsi ini jauh dari sempurna, trimakasih atas masukan-masukan
yang sangat membangun.
6. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen penguji.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi prodi Manajemen yang telah
memberikan bekal ilmu selama dibangku kuliah sampai dengan penulis
menempuh ujian sarjana.
8. Seluruh Staf sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu dalam
menyediakan berkas-berkas dalam penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah menciptakan
suasana belajar yang penuh dengan Humanitas.
10. Romo FX. Endra Wijayanta, Pr yang dengan sabar dan setia mengirimkan
doa dan berkat, trimakasih banyak Romo.
11. Keluarga besar Agung Komari atas motivasinya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Bapak dan ibu terkasih, trimakasih atas kesabaran, bimbingan, dukungan,
motifasi, dan doa yang diberikan, terimakasih yang teramat sangat atas
hangat peluk kasihmu, [for my mom you’re my best inspiration].
13. Mas Supri, Mba Assich, dan mas Pudji thanks buat saran, dukungan
dan doa selama penulisan skripsi.
ix
14. adik tegar, Resya, Vianney, dan Teja yang selalu memberikan kecerian
saat penulis malas mengerjakan skripsi ini.
15. Yang selalu menyinari hari-hariku My Soulmate mas Panji, you
make me strong and have a good live.
16. K’ Happy, K’ Moy, and Ms Yatin trimakasih atas doanya.
17. My friends, Iin, Mamet, Hendra, Topan, Ndoer, Andit, Michael, Mas Dwi,
Lila, Mbirut, Bitha, K’ Acid, Netta, and Nina Thanks ya buat pertemanan
kita selama ini, buat dukungan, support, serta spirit dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
18. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
dengan senang hati membantu dan memberikan dukungan yang begitu
besar.
Penulis menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan
dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
Yogyakarta, Maret 2007
Penulis
Theresia Ratmawati SS
x
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... .v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………….………….….…………... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………….…….….………….. 1
B. Perumusan Masalah…………………………….……..………………. 3
C. Batasan Masalah…………………………………….………..……….. 3
D. Tujuan Penelitian……………………………….….………….………. 3
E. Manfaat Penelitian……………………………….……….…..……….. 4
F. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 4
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………6
A. Pengertian Pemasaran………………………………………………….6
B. Komunikasi Pemasaran……………………………………………...…7
C. Promosi ………………………………………………..……........... 8
D. Periklanan…..………………………………………………..…......... 10
E. Tujuan Periklanan……………………………………………………. 11
F. Pengaruh Iklan………………………………………………………. 12
G. Iklan dan Pemasaran…………………………………………………. 14
H. Televisi.………………………………………………………............ 15
I. Teknik-teknik Visual Iklan di Televisi…..……………………………16
xi
J. Kekuatan dan Kelemahan Televisi…………………………………….18
K. Pengertian Sikap………………………………………………………19
L. Perilaku Konsumen……………………………………………………19
M. Minat………………………………………………………………….20
N. Minat Beli Konsumen……………………………………………….. 21
O. Penilaian………………………………………………………………21
P. Hipotesis…………………………………………………………….. 22
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………… 23
A. Jenis Penelitian…………………………………………………….... 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………...... 23
C. Subjek dan Obyek Peneliltian……………………………………….. 23
D. Variabel Penelitian……………………………………………...…... 24
E. Populasi dan Sampel………………………………………………… 25
F. Teknik Pengujian Instrumen…………………………………………. 26
G. Data…………………………………………………………………. 28
H. Metode Pengumpulan Data…………………………………………. 28
I. Teknik Analisis Data………………………………………………… 29
BAB IV GAMBARAN UMUM ...................………......................................... 35
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma…….………………... 35
B. Gambaran Umum Iklan Sabun Lux ………………………………….47
BABA V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………………49
A. Kuesioner…………………………………………………………… 49
B. Pengujian Instrumen……………………………….…………………51
1. Pengujian Validitas Kuesioner……………………………………51
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner…………….…………………... 53
C. Teknik Analisis Data………………………………….…………….. 55
1. Analisis Persentase……………………………………………….56
2. Analisis Data tarik iklan …………..………………………….…. 60
3. Analisis Minat beli sabun Lux ………………………………….. 70
4. Analisis Hubungan Daya Tarik Iklan Dengan Minat Beli………. 74
xii
D. Pembahasan……………………………………………………..…… 77
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN………………. 80
A. Kesimpulan……………………………………………………….…..80
B. Saran………………………………………………………….……….81
C. Keterbatasan Penelitian………………….……………………………82
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi komunikasi pemasaran yang menggunakan media periklanan
seperti radio, televisi, majalah, internet, surat kabar, dan lain sebagainya selalu
memberikan daya tarik yang luar biasa. Produk yang ditawarkan akan lebih
hidup dengan banyaknya atribut komunikasi pemasaran. Menurut Harry
Susianto, Psikolog Konsumen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, iklan
dibuat agar produk tersebut dibeli oleh konsumen (Kompas, 6 Oktober
2003:11).
Dalam memasarkan suatu produk pasti selalu ada persaingan antar
perusahaan, dan untuk memenangkan persaingan tersebut iklan dapat
digunakan sebagai sarana untuk memenangkan persaingan. Iklan merupakan
salah satu bagian dari pemasaran yang menggunakan konsep pemuasan
konsumen dengan memberikan jasa layanan yang terbaik, presentasi produk
merupakan salah satu cara untuk menginformasikan pesan dan memotivasi
konsumen. Setiap iklan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, dan
masing-masing perusahaan berusaha menyampaikan produk yang diiklankan
dengan baik dan seefektif mungkin.
Pemilihan media promosi yang tepat dalam menentukan penempatan
iklan merupakan hal yang sangat penting. Televisi merupakan salah satu
media promosi yang paling efektif dalam mengiklankan suatu produk.
1
2
Di Indonesia media iklan yang utama masih dikuasai oleh televisi, hal
ini terbukti dengan dampak yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan
dengan media iklan lainnya. Dibanding dengan media lain televisi memiliki
keunggulan, keunggulan tersebut antara lain adalah jangkauan yang luas, pasar
yang disampaikan lebih mudah diekspresikan, bersifat hiburan dan menarik
untuk dilihat, penetapan sasaran yang bersifat informasi dan persuasif dapat
lebih tercapai, frekuensi pesan yang sering sehingga lebih mudah untuk
diingat.
Iklan sabun Lux di media televisi memperoleh tanggapan yang beraneka
ragam dari para konsumen dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda.
Karakteristik tersebut meliputi jenis kelamin, usia, status, dan pendapatan.
Konsumen ada yang memberikan tanggapan positif, karena mereka
menganggap bahwa iklan tersebut memberikan informasi dan pengetahuan
serta hiburan yang menarik. Ada pula yang memberikan tanggapan yang
negatif, mereka menganggap bahwa iklan yang ditayangkan di televisi dapat
menyesatkan konsumen dan dapat membuat orang membeli produk yang
sesungguhnya tidak mereka inginkan.
Berdasarkan berbagai uraian di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai ”ANALISIS HUBUNGAN PENILAIAN
KONSUMEN TERHADAP DAYA TARIK IKLAN SABUN LUX PADA
MEDIA TELEVISI DENGAN MINAT BELI KONSUMEN”,
Studi Kasus pada Mahasiswa Angkatan 2005 dan 2006 Universitas
Sanata Dharma di Kampus I Mrican Yogyakarta.
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana daya tarik iklan sabun Lux di televisi?
b. Apakah terdapat hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux yang
ditayangkan di televisi dengan minat beli konsumen?
C. Batasan Masalah
a. Konsumen yang diartikan disini adalah yang pernah melihat iklan sabun
Lux di televisi dan belum pernah menggunakan produk tersebut.
b. Subyek penelitian adalah Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian “Analisis Hubungan Penilaian Konsumen Terhadap
Daya Tarik Iklan Sabun Lux Pada Media Televisi” terdapat beberapa tujuan
yang ingin dicapai oleh penulis. Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
a. Untuk mengetahui daya tarik iklan sabun Lux yang ditayangkan di
televisi.
b. Untuk mengetahui hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux dengan
minat beli konsumen.
4
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Perusahaan
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan
kebijakan promosi agar lebih diminati oleh konsumen.
b. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta
merupakan kesempatan menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku
kuliah, dalam upaya untuk memecahkan masalah secara sistematis dan
ilmiah.
c. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan yang
dapat membantu bagi penelitian sejenis yang lebih lanjut.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini mengemukakan latar belakang, rumusan masalah,
hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
5
Bab II : Landasan Teori
Bab ini mengemukakan secara terperinci studi pustaka yang
berisi teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan dan
pemecahan masalah.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini meliputi jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi dan teknik pengambilan sampel,
teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran umum
Bab ini akan membahas mengenai gambaran umum Universitas
Sanata Dharma dan Gambaran umum iklan sabun Lux.
Bab V : Analisis Data
Pada bab analisis data akan dijelaskan mengenai analisis data dan
pembahasannya.
Bab VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitian
Pada bab kesimpulan akan diuraikan mengenai kesimpulan dari
analisis data yang ada serta saran yang dapat diberikan oleh
penulis dan keterbatasan penelitian selama menyusun skripsi ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain
(Kotler, 1995:8).
Sedangkan pengertian pemasaran dari segi perusahaan adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiata-kegiatan bisnis yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial (Basu Swastha dan Irawan, 1985:5).
Kombinasi dari kegiatan pemasaran yaitu kegiatan penerapan produk,
penetapan harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi disebut sebagai
bauran pemasaran (marketing mix) (Stanton, 1986:38). Dari variabel bauran
pemasaran ini, pemasaran harus memilih kombinasi terbaik yang sesuai
dengan lingkungannya. Bauran pemasaran adalah inti dari kegiatan
pemasaran, pemasaran harus menggunakan kombinasi yang mengacu pada
hasil yang sinergis.
6
7
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing variabel:
1. Produk
Perusahaan harus merencanakan, menetapkan, dan mengembangkan
produk produk yang akan dipasarkan. Produk dapat berupa barang, jasa,
atau ide.
2. Harga
Perusahaan harus menentukan harga yang tepat untuk produk-
produknya. Penetapan harga adalah hal yang penting karena harga sangat
terlihat oleh konsumen dan langsung berhubungan dengan keuntungan
perusahaan.
3. Promosi
Promosi digunakan oleh perusahaan untuk memberi informasi tentang
produk perusahaan dan membujuk pasar sasaran agar melakukan
pembelian.
4. Distribusi
Kegiatan distribusi meliputi proses transportasi, penyimpanan di
gudang dan pemilihan tempat untuk memasarkan produk.
B. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi 2 arah, antara
pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran. Dalam bukunya, Basu Swastha
dan Irawan mengutip pendapat Nickels yang mengartikan komunikasi
pemasaran sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh penjual dan
8
pembeli, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan
keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih
memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik
(Basu Swastha dan Irawan, 1985:345).
Pemasaran modern menghendaki lebih daripada mengembangkan
produk yang baik, menetapkan harga yang bersaing, dan memungkinkan
dijangkaunya pelanggan sasaran. Tetapi juga harus mampu
mengkomunikasikan diri dengan pelanggan yang ada maupun yang potensial.
Sebab tidak dapat dihindari bahwa setiap perusahaan haruslah dapat berperan
sebagai komunikator dan promotor (Kotler, 1993:376).
C. Promosi
Promosi adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya pada pasar sasaran
(Kotler, 1995:114).
Berikut ini adalah definisi promotional mix menurut William J. Stanton:
“Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-
variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lain yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan” (Basu
Swastha dan Irawan, 1985:349).
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai tingkat
penjualan tertentu perusahaan dapat memakai variabel promotional mix, yaitu:
periklanan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan personal.
9
Definisi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Periklanan (Advertising)
Yaitu setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi akan gagasan,
barang atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor tertentu.
2. Promosi penjualan (Sales promotion)
Adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau
penjualan produk atau jasa.
3. Publisitas (Publicity)
Adalah rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa, atau
satuan bisnis dengan memasang berita yang disignifikan secara komersial
mengenai produk jasa atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan
memperoleh penyajian yang menarik melalui radio, TV, atau pentas yang
tidak dibayar oleh sponsor.
4. Penjualan pribadi (Personal selling)
Yaitu penyajian lisan dalam percakapan dengan satu atau lebih calon
pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan
10
D. Periklanan (Advertising)
Dari keempat alat promosi yang telah dijelaskan, alat promosi yang
paling banyak digunakan oleh perusahaan untuk mendorong komunikasi
dengan audiens sasaran atau masyarakat dalam usahanya memasarkan suatu
produk atau jasa adalah dengan periklanan (advertising).
Berikut adalah beberapa definisi periklanan:
1. Menurut Philip Kotler (Kotler, 1999: 627)
Periklanan adalah suatu presentasi dan promosi bukan pribadi atas ide-
ide, barang-barang, dan jasa-jasa dari sponsor tertentu dengan imbalan
tertentu.
2. Menurut Skinner Ivancevich (Kasali, 1992: 556)
Suatu bentuk komunikasi bukan pribadi ditujukan pada audiens
pemasaran yang dilakukan melalui media massa. Seperti televisi, surat
kabar, dan majalah dengan imbalan tertentu.
Kedua definisi diatas menjelaskan bahwa periklanan adalah suatu bentuk
komunikasi bukan pribadi dengan sejumlah biaya dan imbalan tertentu yang
diadakan secara sengaja oleh pihak perusahaan pemasang iklan dengan tujuan
menginformasikan ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa pada audiens sasaran
dan masyarakat melalui media massa sebagai suatu usaha untuk
mempengaruhi dan membujuk audiens sasaran agar bersikap positif dan
melakukan pembelian. Iklan bersifat satu arah dari penjual pada pembeli.
11
E. Tujuan Periklanan
Aspek penting dalam manajemen adalah menentukan tujuan (objektif).
Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan
keputusan. Tantangan dalam kegiatan periklanan dewasa ini adalah membawa
konsep manajemen efektif pada proses periklanan dan kunci terpenting dari
semua ini adalah penentuan tujuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
tujuan periklanan untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan
(Kotler, 1998: 237). Adapun berbagai kemungkinan tujuan lain adalah:
1. Untuk menginformasikan
a. Memberitahukan pasar tentang suatu produk baru
b. Mengusulkan kegunaan baru suatu produk
c. Memberitahukan pasar tentang perubahan harga
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk
e. Menjelaskan layanan yang tersedia
f. Mengoreksi kesan yang salah
g. Mengurangi kecemasan konsumen
h. Membangun citra perusahaan
2. Untuk membujuk
a. Membentuk preferensi merek
b. Mendorong alih merek
c. Mengubah persepsi konsumen tentang atribut produk
d. Membujuk konsumen untuk membeli sekarang
e. Membujuk pembeli untuk menerima kunjungan penjualan
12
3. Untuk mengingatkan
a. Mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut mungkin akan
dibutuhkan kemudian
b. Mengingatkan konsumen dimana dapat membeli produk tersebut
c. Membuat konsumen tetap ingat produk itu walaupun tidak sedang
musimnya
d. Mempertahankan kesadaran puncak
F. Pengaruh Iklan
Begitu banyak terpaan iklan yang menyelimuti kehidupan kita, sehingga
tidak mustahil bahwa iklan sedikit atau banyak dipastikan akan membawa
dampak. Efek itu sangat beragam, merambah berbagai bidang kehidupan
manusia mulai dari tingkat individual, keluarga hingga masyarakat (Rendra
Widyatama, 2005: 156). Pengaruh tersebut antara lain:
a. Pengaruh ekonomi
Dalam melihat aspek ini, iklan harus dilihat dalam dua sisi. Pertama, iklan
sebagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang mampu mempengaruhi
kehidupan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat. Pada sisi ini, kita
memandang iklan layaknya kegiatan ekonomi lainnya, semacam jual beli
barang. Jelasnya, untuk menyampaikan pesan, pegiat iklan harus
membayar media yang dipilih. Pengaruh ekonomi kedua dari kegiatan
iklan dapat dilihat dari sisi dampak pesan yang ditimbulkan. Dampak ini
banyak bertumpu pada tujuan dari iklan itu sendiri. Sejak kelahirannya
13
iklan memang lebih difungsikan untuk kepentingan ekonomi, yaitu
pemasaran produk sekalipun tidak berarti semua difokuskan untuk itu.
b. Pengaruh psikologis
Iklan ikut menentukan tingkat minat, kepercayaan, dan keyakinan
kita terhadap produk. Minat masyarakat terhadap produk tumbuh karena
iklan yang menarik, atau sebaliknya. Tingkat keyakinan tersebut, pada
gilirannya juga ikut menjadi penentu keputusan seseorang dalam memilih
produk yang hendak dibeli.
Dalam perspektif psikologis, kesetiaan terhadap merek merupakan
fenomena yang menarik. Sebab, ketika konsumen dihadapkan pada
sejumlah pilihan, dimana persaingan produk telah menyebabkan barang
semakin baik dan murah, namun konsumen tidak mencoba berpaling pada
produk tertentu. Produk yang berkualitas saja tidak akan memiliki
pengaruh yang signifikan dalam membangun kesetiaan.
Kesetiaan konsumen justru akan terbangkitkan bila psikologi
konsumen direkayasa sedemikian rupa oleh rekayasa pesan melalui iklan.
Dengan kata lain, iklan tampaknya mampu membangun pengaruh terhadap
kesetiaan konsumen pada produk.
c. Pengaruh sosial budaya
Standar-standar baru yang dibentuk oleh “sihir iklan” cenderung seragam.
Sehingga di tengah masyarakat cenderung terjadi penyeragaman budaya.
Penyeragaman budaya tersebut muncul tenggelam sesuai perubahan iklan.
Suatu ketika sebuah budaya baru muncul dan menjadi populer dalam suatu
14
waktu, namun pada waktu tertentu pula budaya tersebut hilang digantikan
oleh budaya yang lain. Sekalipun timbul tenggelam, namun budaya-
budaya pop tersebut mampu menjadikan masyarakat mengalami dinamika
kebudayaan yang dinamis.
G. Iklan dan Pemasaran
Menurut Rendra Widyatama dalam bukunya Pengantar Periklanan,
Dewasa ini membicarakan pemasaran tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
periklanan. Sebaliknya, menggeluti bidang periklanan juga akan sulit bila
tidak mengetahui pemasaran. Periklanan dan pemasaran merupakan dua hal
yang sulit untuk dipisahkan. Iklan tidak pernah bisa lepas dari kegiatan
pemasaran (marketing).
Dalam kegiatan pemasaran modern, periklanan merupakan bagian dari
kegiatan promotion mix (bauran promosi), bersama-sama dengan kegiatan
personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Sementara itu dalam
perspektif komunikasi pemasaran dan ekonomi, promotion mix tersebut
merupakan bagian dari kegiatan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan
kata lain, dalam perspektif ini periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari
kegiatan pemasaran yang lebih luas.
Dewasa ini kegiatan periklanan disadari oleh banyak kalangan, terutama
industri, sebagai sesuatu yang penting. Dalam ilmu komunikasi pemasaran,
iklan merupakan investasi untuk menjaga hubungan yang berkesinambungan
antara perusahaan dengan konsumen.
15
Pada era modern seperti sekarang ini, pemasaran tidak sekedar membuat
barang sebaik mungkin, lalu memasarkannya kepada konsumen, menetapkan
harga yang sesuai, serta menata (mendisplay) pada tempat yang menarik.
Perusahaan juga perlu melakukan komunikasi yang baik kepada calon
konsumennya. Dalam perspektif ini perusahaan sebenarnya merupakan pihak
komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikannya melalui
barang dan jasa yang ditawarkannya. Untuk itu perusahaan perlu melakukan
komunikasi yang efektif terhadap komunikannya.
Pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai produk bagus
tetapi tidak pernah ditawarkan pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak pernah
mengetahui ada barang semacam itu. Jadi bagaimana konsumen akan tertarik,
melihat, memilih, memakai atau mengkonsumsi produk itu bila konsumen
tidak pernah mengetahui apa, bagaimana dan dimana produk dapat ditemukan.
Oleh karena itulah, barang atau jasa yang dihasilkan perlu
dikomunikasikan kepada publik. Semakin luas dikomunikasikan kepada
masyarakat, semakin luas pula barang atau jasa tersebut dikenal.
H. Televisi
Kehadiran televisi di Indonesia terutama televisi swasta disambut baik
oleh masyarakat Indonesia yang cenderung untuk menonton televisi
dibandingkan untuk membaca. Sejak dikeluarkan SK Menteri Penerangan
No.190A/Kep/Menpen/1987 tentang siaran terbatas, timbul harapan bagi
masyarakat periklanan Indonesia bahwa penggunaan media iklan akan segera
tampak (Kasali, 1992:115).
16
Pada tahun-tahun berikutnya, stasiun televisi swasta mulai bermunculan.
Stasiun televisi swasta ini dimanfaatkan oleh pala pengiklan untuk
menyampaikan pesan-pesan tentang produk yang akan ditawarkan. Dengan
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran serta kemampuan dalam
menjangkau khalayak yang luas, televisi dianggap sebagai media yang paling
efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen.
I. Teknik-teknik visual iklan di televisi
Dalam pembuatan iklan di televisi, teknik visual yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut (Kasali, 1992: 94-95):
1. Spokes person
Teknik ini menampilkan seseorang dihadapan kamera yang langsung
membawakan iklan kepada pemirsa di televisi.
2. Testimonial
Teknik ini mempergunakan seseorang yang dikenal luas yang mampu
memberikan kesaksian atau jaminan tentang suatu produk.
3. Demonstration
Teknik ini memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat
suatu produk.
4. Close up
Teknik ini memberikan gambar yang lebih jelas pada produk dengan
mengambil gambar secara dekat.
17
5. Story line
Teknik ini mirip membuat sebuah film yang sangat pendek.
6. Direct product compatison
Teknik ini membuat produk secara langsung
7. Humor
Iklan yang disajikan dengan humor
8. Slice of life
Teknik ini mempergunakan penggalan dari adegan-adegan sehari-hari
9. Customer interview
Teknik ini menampilkan pewawancara dengan konsumen yang
diwawancarainya.
10. Animation
Teknik ini menggunakan gambar atau tokoh kartun sebagai pengganti
suasana atau manusia sebenarnya.
11. Stop mution
Teknik ini menampilkan iklan dengan gambar tidak bergerak atau
rangkaian gambar berseri.
12. Rotoscope
Teknik ini menggabungkan teknik animasi dengan gambar nyata.
13. Combination
Teknik ini merupakan gabungan dari dua atau beberapa teknik dasar
diatas.
18
J. Kekuatan dan kelemahan televisi
Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki televisi adalah (Kasali,1992:121-
122)
1. Kekuatan
a. Efisiensi biaya
Kemampuan dalam menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas
menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.
b. Dampak yang kuat
Penekanan pada dua indera: penglihatan dan pendengaran dapat
memberikan dampak yang kuat.
c. Pengaruh yang kuat
Kebanyakan calon pembeli lebih percaya kepada perusahaan yang
mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali.
2. Kelemahan
a. Biaya untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial bisa
menghabiskan jutaan rupiah.
b. Khalayak yang tidak selektif
Iklan-iklan yang disiarkan di televisi memiliki kemungkinan
menjangkau pasar yang tidak tepat.
a. Kesulitan teknis
Iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya,
apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.
19
K. Pengertian sikap
Sikap dapat didefinisikan sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh yang
memungkinkan orang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif
yang diberikan (James F. Engel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniardi,
1994: 53).
L. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Perilaku
konsumen akan berubah sesuai dengan pengaruh sosial yang semakin
mendesak. Pemahaman tentang perilaku konsumen sangatlah dibutuhkan agar
dapat mengembangkan produk baik barang maupun jasa yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Definisi perilaku konsumen (Swastha, 1987:10) adalah kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang dan jasa yang termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Perilaku konsumen perlu dipahami agar perusahaan dapat
mengetahui apa saja keinginan-keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga
dapat mengetahui strategi pemasaran secara tepat.
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler (1997:215) adalah kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
20
mempergunakan barang atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penelitian kegiatan tersebut.
M. Minat
Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan sebagai sarana
untuk menunjang Pemasarannya, yaitu dengan mengeluarkan sejumlah biaya
yang relatif besar. Kita juga sering dapat melihat bagaimana besarnya
persaingan-persaingan yang ditampilkan dari sebuah iklan untuk menonjolkan
sebuah produk, tetapi bagaimanapun juga sebuah iklan harus dapat
memberikan perbedaan dari yang lain. Bagi konsumen ketertarikan pada
sebuah produk memang dapat diawali dari sebuah iklan yaitu bagaimana
sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat memberikan minat (interest) yang
besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih
jauh dan ingin tahu secara lebih rinci. (Kasali, 1993:84). Menurut Kotler ada
beberapa elemen yang dapat digunakan untuk mengukur minat, yaitu keluarga,
pekerjaan, masyarakat, rekreasi, mode, makanan, rumah, media, prestasi
(Kotler, 1995:213)
N. Minat beli Konsumen (Purchase Intention)
Teori reasoned action merupakan salah satu teori yang dapat
menerangkan hubungan antara sikap, minat dan perilaku, yang dikemukakan
oleh Fisbein dan Ajzen (1975) mengenai model intensi perilaku (Feisbein`s
Behavioral Intention Model). Perilaku orang sangat tergantung pada minatnya,
sedangkan minat berperilaku tergantung pada sikap dan norma subyektif atas
21
perilaku. Feisbein dan Ajzen (1975) berpendapat bahwa, keyakinan
menunjukkan informasi yang dimiliki seseorang tentang suatu obyek.
Berdasarkan informasi, sikap dan perilaku terhadap suatu obyek merupakan
sesuatu yang menguntungkan atau merugikan. Berbagai informasi yang
diterima dan terkumpul pada diri seseorang inilah yang disebut dengan
pengetahuan.
Aspek pengetahuan yang mempengaruhi sikap adalah aspek
pengetahuan yang berisikan aspek positif atau negatif dari suatu
permasalahan. Norma subyektif berisikan keputusan yang dibuat individual
setelah mempertimbangkan pandangan orang-orang yang mempengaruhi
norma subyektif tentang perilaku tertentu. Individual dapat terpengaruh atau
tidak, tergantung pada kekuatan kepribadian individual yang bersangkutan
dalam menghadapi kehendak orang lain.
O. Penilaian
Menurut Philip Kotler (1984:170) penilaian atau tanggapan konsumen
terhadap suatu produk adalah suatu pendapat atau pandangan konsumen
terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
P. Hipotesis
Menurut Iqbal Hasan, hipotesis merupakan jawaban yang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah,
sehingga harus diuji secara emrpiris (hipotesis berasal dari kata hypo yang
berarti dibawah dan thesa yang berarti kebenaran). Dalam penelitian ini
hipotesis yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
22
a. Daya tarik iklan sabun Lux pada media televisi adalah tinggi.
b. Terdapat hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux yang ditayangkan di
televisi dengan minat beli konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Karena banyaknya jenis penelitian yang biasa digunakan dalam suatu
penelitian maka dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada jenis
penelitian yang berbentuk studi kasus, yaitu penelitian mengenai status obyek
penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas.(Iqbal Hasan , 2002: 15).
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan November, tahun 2006
C. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian,
dalam hal ini adalah mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini adalah
mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang melihat iklan sabun Lux di
televisi.
23
24
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pokok
pembicaraan dalam penelitian ini yaitu iklan sabun Lux di televisi.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
diteliti sesuai dengan perumusan masalah. Dalam penulisan ini yang menjadi
variabel penelitian adalah :
1. Variabel masalah 1:
Yang menjadi variabel masalah 1 adalah daya tarik iklan sabun Lux
dilihat dari unsur-unsur yang mempengaruhi sikap konsumen untuk
menarik perhatian calon konsumen, dimulai dari image iklan sampai
dengan penyampaian iklan secara keseluruhan.
Setiap unsur daya tarik iklan diukur dengan item-item pertanyaan, dan
masing-masing item pertanyaan diukur dengan skala likert 1 = sangat
kurang menarik sampai 5 = sangat menarik.
2. Variabel masalah 2:
a. Variabel independen
Yaitu variabel yang mempengaruhi dan tidak tergantung dengan
variabel yang lain. Dalam hal ini adalah daya tarik iklan sabun Lux.
25
a. Variabel dependen
Yaitu variabel yang tidak mempengaruhi dan berhubungan dengan
variabel yang lain. Dalam hal ini adalah minat beli mahasiswa.
Definisi minat beli adalah keinginan konsumen sebelum melakukan
pembelian terhadap suatu produk. Aspek-aspek minat beli yang akan
diteliti meliputi: keluarga, masyarakat, mode, media, prestasi.
Minat beli diukur dengan menggunakan skala ordinal yang pilihan
jawaban setiap item pertanyaan ada dalam kuesioner.
E. Populasi dan Sampel
Populasi yang dimaksud adalah jumlah keseluruhan pengamatan yang
menjadi perhatian kita. Baik orang, event, perusahaan, rumah sakit, toko,
mahasiswa, dan lain-lain (Simamora, 2004:193). Populasi ini dipilih erat
hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, sehingga dalam hal ini
populasi tersebut adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata
Dharma yang pernah melihat iklan sabun Lux di televisi dan belum pernah
menggunakan produk tersebut.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dari jumlah populasi yang dianggap
mewakili populasi. Sampel juga disebut sebagai subgroup populasi yang
dipilih untuk dilibatkan dalam penelitian. Melalui sampel diharapkan peneliti
mengetahui informasi tentang populasi (Bilson S, 2004:36) Sedangkan
sampling adalah cara pengumpulan data statistik yang sifatnya tidak
menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek penelitian (populasi)
26
tetapi hanya sebagian dari populasi saja (J. Supranto, 1983:63). Untuk
mempermudah dalam kuesioner, maka digunakan metode purposive sampling
yaitu pemilihan subjek yang dijadikan sebagai sampel dengan didasarkan pada
ciri-ciri atau sifat populasi tertentu yang dipandang memiliki sangkut paut
dengan ciri-ciri populasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
sebanyak 100 orang responden. Responden dalam penelitian adalah
mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma angkatan 2005 dan
2006 yang pernah melihat iklan sabun Lux di televisi namun belum pernah
menggunakan produk tersebut.yang dapat penulis jumpai didalam kelas,
diarea parkir, lingkungan kampus, perpustakaan, kos atau tempat tinggal
responden.
F. Teknik Pengujian Instrumen
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka
untuk mengukur kevalidan dan keandalannya dilakukan pengujian terlebih
dahulu.
1. Uji Validitas Konsumen
Untuk pengukuran validitas digunakan rumus Product Moment dari
Karl Pearson (Simamora, 2004:65) sebagai berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }[ ]∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−=
2222
.
YYNXXN
YXXYNrxy
27
Keterangan:
rxy= Koefisien korelasi product moment X = Nilai atau skor dari variabel Y = Nilai atau skor dari total variabel N = Jumlah responden
Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan
taraf signifikansi
xy
( )α = 5 %. Jika r r tabel , maka kuesioner yang
digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
xy ≥
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Uji reliabilitas dilakukan untuk memenuhi konsistensi atau
keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang
apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama
akan menghasilkan data yang sama pula (Simamora, 2004:63).
Untuk memperoleh koefisien reliabilitas digunakan rumus
Spearman Brown (Singarimbun, 1989:144) yaitu sebagai berikut
Rumus Spearman Brown:
( )xy
xyxx r
rr
+=
12
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antar item bernomor ganjil dan bernomor genap
rxx = koefisien reliabilitas.
Dengan taraf signifikansi ( )α = 5%, apabila r r , maka
kuesioner memenuhi syarat reliabilitas.
xy ≥ tabel
28
G. Data
Menurut Widayat (2004:110), data terdiri dari data primer dan data
sekunder. Pengertian kedua jenis data tersebut adalah:
a. Data primer (primary data), adalah data yang secara khusus dikumpulkan
untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan. Data ini dikumpulkan secara
langsung maupun tidak langsung oleh peneliti.
b. Data sekunder (secondary data), merupakan data yang dikumpulkan tidak
hanya untuk keperluan suatu riset tertentu saja. Data ini telah dikumpulkan
oleh pihak lain dan peneliti merupakan pihak kedua yang menggunakan
data tersebut.
Data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data primer
yang dikumpulkan dengan kuesioner terdiri dari 2 bagian:
a. Bagian I : Berisi daftar pertanyaan mengenai data pribadi responden
b. Bagian II: Berisi daftar pertanyaan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan iklan sabun Lux pada media televisi.
H. Metode Pengumpulan Data
Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka perlu
dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada di lapangan. Data-data
tersebut dikumpulkan dengan metode tertentu yang disebut dengan teknik
29
pengumpulan data. Selanjutnya data-data tersebut dianalisa dan disimpulkan
secara induktif.
Bila dilihat dari segi teknik pengumpulan data, maka metode
pengumpulan dapat dilakukan dengan observasi, survey, dan kuesioner
(Widayat, 2004:113)
1. Observasi (pengamatan)
Dalam pengertian yang sederhana, observasi meliputi kegiatan pencatatan
pola perilaku orang, objek, dan kejadian-kejadian dalam suatu cara
sistematis untuk mendapatkan informasi tentang fenomena-fenomena yang
diminati.
2. Wawancara
Metode wawancara merupakan metode yang memberi pertanyaan
terstruktur kepada sampel dari populasi dan dirancang untuk memperoleh
informasi atau data dari responden
3. Kuesioner (daftar pertanyaan tertulis)
Kuesioner merupakan kumpulan dari pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk
mendapatkan informasi dari para responden.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan pengolahan data kuesioner yang telah
disebarkan penulis yang kemudian diisi oleh responden. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis sehingga menghasilkan interpretasi yang mudah
dipahami untuk mencapai tujuan penelitian.
30
Menurut Bilson Simamora, (2004:223):
Analisis kuantitatif
Adalah representasi realitas yang disimbolkan secara numerik (dengan
angka-angka).
Analisis Kualitatif
Adalah data yang mempresentasikan realitas secara deskriptif melalui
kata-kata, kalimat ataupun uraian. Adakalanya data kualitatif dapat
diurutkan secara berjenjang, misalnya, sangat tidak baik, tidak baik,
sedang, baik, dan sangat baik. Kemudian pilihan-pilihan berjenjang itu
diberi angka, sehingga menjadi data kuantitatif.
Data yang diperoleh dari responden kemudian dianalisis dengan alat
analisis sebagai berikut:
1) Analisis Presentase
Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden iklan
sabun Lux dengan cara membandingkan presentase jawaban yang
menunjukkan karakteristik responden.
Rumusan perhitungan analisis presentase adalah sebagai berikut:
NnxP =
Dimana:
P = Jumlah presentase nx = Jumlah responden N = Jumlah sample
31
2) Analisis Semantic Differential Scales
Analisis ini digunakan untuk mengetahui daya tarik iklan
sabun Lux ditelevisi. Hal ini ditujukan untuk menganalisis
pertanyaan yang terdapat pada bagian II.. Skala pengukuran yang
berbentuk Sementic differential dikembangkan oleh Osgood. Skala
tersebut juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya
bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu
garis kontium yang jawabannya sangat positif terletak di bagian
kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian
kiri, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala
ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristiktertentu
yang dimiliki seseorang. Sermentic differential menggunakan skala
yang disisipkan diantara dua kata bipolar (kata yang berlawanan).
(Donald R. Cooper, 1996:198) maka jawaban responden
menggunakan skala likert kemudian diubah pengertiannya menjadi
kata yang bersifat bipolar sesuai dengan masing-masing item
pertanyaan.
Rendah _:_:_:_:_:_ Tinggi
SR = 1,00 - 1,79
R = 1,80 - 2,59
C = 2,60 - 3,39
T = 3,40 - 4,19
ST = 4,20 - 5
32
Langkah-langkah yang dilakukan :
a. Tiap-tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban yang diberi point 1
sampai dengan 5.
b. Setelah responden memiliki 1 jawaban, jumlah responden
yang menjawab dikalikan dengan bobot dari tiap-tiap
jawaban.
c. Skor dari tiap-tiap jawaban responden dijumlahkan dan
diambil rata-ratanya, yaitu membaginya dengan jumlah
responden yang menjawab.
Hasil final rata-rata skor daya tarik iklan sabun Lux diperoleh
dengan cara = total skor: (total responden x total item kuesioner)
misal: total skor 400, jumlah total responden 100, jumlah total
item kuesioner 14.
Hasil final rata-rata daya tarik iklan sabun Lux adalah:
Total rata-rata = 400 : (100x14)
400 : 1400
= 0,29
Dengan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui rata-ratanya
yang akan dipakai dalam pembuatan grafik.
3) Analisis Korelasi Product-Moment
Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu.
33
Korelasi Product-Moment, digunakan untuk menentukan
hubungan dua gejala interval, dalam penelian ini yaitu hubungan
antara daya tarik iklan sabun Lux di televisi dengan minat beli
konsumen. (Suharsimi Arikunto, 2002:243).
Rumus:
rxy=( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222 Υ∑−Υ∑ΝΧ∑−Χ∑Ν
Υ∑Χ∑−ΧΥ∑Ν
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
X : Nilai daya tarik iklan
Y : Nilai Minat beli
N : Banyaknya responden
Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks.
Betapapun kecilnya indeks korelasi jika bukan 0,0000 dapat
diartikan bahwa antara dua variabel yang dikorelasikan, terdapat
adanya korelasi. Interpretasi tinggi rendahnya korelasi dapat
diketahui juga dari besar-kecilnya angka dalam indeks korelasi.
Makin besar angka dalam indeks korelasi, makin tinggilah korelasi
kedua variabel yang dikorelasikan.
4) Melakukan uji signifikansi uji t (t-test) untuk menetahui apakah
korelasi tersebut signifikan atau tidak.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut (Imam Ghazali,
2001:132):
34
t =
21 2
−−
Nr
rxy
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi N : Jumlah responden t : Besarnya pengaruh satu variabel independen secara
individu dalam menerangkan variasi variabel dependen (thitung)
Setelah thitung diperoleh lalu dibandinhkan dengan ttabel. Kriteria
yang digunakan untuk mencari ttabel adalah derajat kebebasan
df = n-3, dan tingkat signifikansi atau kepercayaan 5%.
5) Merumuskan hipotesis :
HO : rs = 0, artinya tidak ada hubungan antara daya tarik iklan
dengan minat beli konsumen.
HA : rs ≠ 0, artinya ada hubungan antara daya tarik iklan dengan
minat beli konsumen.
6) Mengambil keputusan tentang penerimaan atau penolakan
hipotesis
Apabila diperoleh hasil thitung < ttabel, maka hipotesis nol (Ho)
diterima dan hiupotesis alternatif (HA) ditolak. Ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara daya tarik iklan
dengan minat beli konsumen. Sedangkan apabila diperoleh hasil
thitung > ttabel, maka hipotesis nol (HO) ditolak dan hipotesis
alternatif (HA) diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara daya tarik iklan dengan minat beli konsumen.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran umum Universitas Sanata Dharma
1. Latar Belakang
Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika Prof.
Moh. Yamin, SH. Menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus guru-guru SMTP/
SMU dilaksanakan oleh BI/ BII yang didirikan di berbagai kota di Indonesia.
Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat penting itu diangkat ketarah
keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan tujuannya sendiri,
yaitu keguruan di sekolah menengah.
Inisiatif ini menarik bagi gereja, terutama di Jawa Tengah yang waktu itu,
Ordo Sociates Jesu (Serikat Jesus sering disingkat SJ) telah membuka kursus-
kursus BI diantaranya BI Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang
dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan BI Sejarah, dan BI Bahasa Inggris
(Yayasan Loyola) di Semarang yang dilelola oleh Pater W.J. Van der Meulen,
S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.
Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap Crash Program sehingga
Superior Misionaris Societas Jesu, yaitu Pater Kester berusaha mendirikan
suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1954-1955, Prof. De Quelje,
pejabat kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan ini
kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding dan Pater H. Loeff
35
36
untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh. Yamin, SH untuk
mendirikan PTPG.
Pater Kester berpendapat bahwa justru gagasan inilah yang selaras dengan
karya-karya para Jesuit dan tidak melampaui batas-batas kemampuan ordo.
Kemudian Pater Kester menjadi ”tukang sulap”. Tiga kursus BI milik Jesuit
yang sudah ada digabungkan menjadi satu. Gabungan itu diperkuat dengan
”Bumbu”
US $ 150.000, hadiah dari Conggregation de Propaganda Fide. Dengan
demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma yang mulai pada tanggal 20 Oktober
1955 dan diresmikan oleh pemerintah tanggal 17 Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma memiliki 4 jurusan, yaitu (1) Bahasa
Inggris, (2) Sejarah, (3) IPA, dan (4) Ilmu mendidik. Sedangkan nama Sanata
Dharma sendiri diciptakan oleh Peter K Looymans, S.J., pejabat Departemen
PP dan K di Kawali (Kantor Waligereja Indonesia). Aslinya, Sanata Dharma
dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya ”kebaktian yang sebenarnya”
atau ”pelayanan yang nyata”. Kebaktian itu ditujukan kepada tanah air, bangsa
dan Gereja (Pro Patria et Eclesia).
Selanjutnya pembesar misi Societas Jesu menunjuk Pater Prof. Dr.
Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma Sedangkan
wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J.
2. Perkembangan Sanata Dharma
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Pemerintah, dalam hal ini
Kementerian PP dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG
37
Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP Sanata
Dharma dan merupakan bagian dari universitas Katolik Indonesia cabang
Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status
DISAMAKAN dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 jo.
No. 77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Tetapi secara de facto FKIP-FKIP yang
dibentuk dari PTPG tetap berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di
Universitas Khatolik Indonesia Cabang Yogyakarta hanyalah nama di atas
kertas saja.
Untuk mengatasi kerancunan ini akhirnya pemerintah kembali menetapkan
agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu, FKIP Sanata Dharma juga
berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP
No.237/BSwt/U/1965. Surat keputusan ini mulai berlaku tanggal 1 September
1965.
Dalam masa IKIP ini, banyak hal berkembang di Sanata Dharma.
Perkembangannya meliputi banyak aspek, baik yang menyangkut
pembangunan secara fisik, administrasi, pengajaran dan penelitian maupun
pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma juga dilengkapi dengan
lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma dan Pusat
Pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma juga dilengkapi dengan
lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma dan pusat
pengabdian pada masyarakat. Di samping itu, IKIP Sanata Dharma juga
didukung oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum, Biro
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
38
Pada tanggal 1 Januari 1973 dibuka pendidikan non gelar bagi lulusan
SLTA, yaitu program Extension Course Bahasa Inggris. Program ini
dilaksanakan dalam rangka pengabdian pada masyarakat.
Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1
(sebelum IKIP Sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan
Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP
Sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III. Pada berbagai
jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS dan
PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya
dibuka program Diploma II PGSD.
Pada akhirnya, untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK
Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi
Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan
perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan
guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Setelah berkembang menjadi Universitas, Sanata Dharma terdorong untuk
memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap
mempertahankan pendidikan guru dengan membuka FKIP (Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas
baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dan 25
39
Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program
Kursus Bersertifikat.
Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata Dharma.
Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab,
perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem1nformasi,
manajemen, biro/lembaga/pusat/ serta unit pendukung), peningkatan mutu
akademik, penelitian, pengajaran serta pengabdian pada masyarakat.
3. Tujuan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di USD bertujuan untuk membantu mencerdaskan putra-putri
bangsa dan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang
berlandaskan nilai-nilai, nilai kristiani yang universal dan cita-cita
kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam pancasila sehingga memiliki
kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas
kepribadian yang tinggi.
4. Visi dan Misi Sanata Dharma
a. Visi USD
Universitas Sanata Dharma (USD) didirikan oleh Serikat Yesus
Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik
untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan
martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai
kemanusiaan.
1) Universitas Sanata Dharma terdorong terus mencari, menemukan,
dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan
40
kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan dan kebaikan
hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki
dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi
kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.
2) Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia. Universitas Sanata Dharma merasa
terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha
bersama dalam pengembangan pikiran, hati dan kehendak kaum
muda dengan maksud mengembangkan potensi mereka untuk
secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistik
yang adil, demokratis dan sejahtera.
3) Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD
1945; pada misi kristiani mengenai martabat manusia sebagai
ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang
luhur; dan pada spiritualitas Ignasian yang terwujud dalam arah
pendidikan Serikat Yesus seperti ”menjadi manusia bagi sesama”
(men and women for and with others), perhatian pribadi (cura
personalis), serta semangat keunggulan (magis) dan dialogis.
b. Misi USD
1) Mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memadukan nilai
akademik dan kemanusiaan
41
2) Mengembangkan Universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis
masyarakat.
3) Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali
secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat
manusia.
4) Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan
untuk dapat menemukan kebenaran berdasarkan pada etika
keilmuan.
5) Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat
dialogis yang mengembangkan segi intelektualitas, moral,
emosional dan spiritual secara terpadu.
6) Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa,
dan dapat berguna bagi masyarakat.
7) Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus
membantu kepekaan sosial terhadap masyarakat.
8) Mempersiapkan tenaga yang profesional, baik dalam bidang
keilmuan maupun dalam bidang pendidikan
42
Tabel IV.1 Keseluruhan Mahasiswa dalam dua tahun terakhir
No. Fakultas 2005/2006 2006/2007
1 FKIP 4.032 4.241 2 Ekonomi 2.389 1.796 3 MIPA 591 391 4 Sastra 1.262 951 5 Teknik 1.773 1.422 6 Farmasi 739 668 7 Psikologi 887 744 8 Teologi 300 312 Jumlah 11.973 9.842 9 S2 Teologi 29 35 10 S2 Ilmu Religi dan Budaya 37 36 11 S2 Kajian Bahasa Inggris 85 149 Jumlah 151 220 12 Extension Bahasa Inggris 456 419 Jumlah Total 12.580 10.481
Tabel IV.2 Jumlah pendaftar mahasiswa baru
selama dua tahun terakhir Tahun Jumlah
2005/2006 5.724 2006/2007 4.885
Tabel IV.3 Mahasiswa baru selama dua tahun terakhir
Tahun D2 D3 S1 S2 TEO
S2 IRB
S2 KBI EC Jumlah
2005/2006 141 49 1.585 12 12 48 152 1.999 2006/2007 156 36 1.556 11 15 52 154 1.980
5. Program Studi
a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma sebagai sebuah perguruan tinggi
memberikan perhatian serius pada pengadaan tenaga kependidikan.
43
Itulah sebabnya mengapa diperlukan adanya FKIP. Universitas Sanata
Dharma memiliki pengalaman puluhan tahun dalam mendidik calon
guru pada berbagai Program Studi yang memiliki keahlian profesional,
meskipun tidak menutup kemungkinan lulusannya dapat bekerja di
bidang non-kependidikan.
1) Program Studi Bimbingan dan konseling
Mendidik calon konselor yang kompeten
menyelenggarakan program pelayanan bimbingan dan konseling bagi
orang perorangan atau kelompok, baik disekolah maupun lembaga-
lembaga luar sekolah, dengan tujuan membantu pihak yang dilayani
untuk lebih memahami diri dan lingkungannya agar mampu memilih
secara cerdas dan bertanggung jawab serta mampu menyesuaikan
diri secara memadai.
2) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Mendidik calon guru yang mampu secara aktif berbahasa
Inggris, baik lisan maupun tertulis serta mengajarkannya kepada
peserta didik, serta mampu mendesain program-program
pendidikan Bahasa Inggris untuk kursus-kursus. Di samping itu
lulusannya juga dapat bekerja di berbagai bidang di luar bidang
pendidikan seperti penerbitan, pariwisata, bisnis, kesekretariatan,
dan kewirausahaan.
44
3) Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Mendidik calon guru yang menguasai bahasa
Indonesia secara aktif, lisan maupun tertulis, dan mengajarkannya
kepada peserta didik, serta dapat bekerja di bidang jurnalistik.
4) Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi
Mendidik calon guru yang menguasai bidang ilmu
ekonomi dan manajemen sehingga dapat mengajarkannya kepada
peserta didik, dapat juga bekerja di berbagai dunia usaha.
5) Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Mendidik calon guru yang menguasai prinsip dan
sistem akuntansi serta dapat mengajarkannya kepada peserta didik,
dapat juga bekerja dalam bidang-bidang usaha yang menurut
keahlian akuntansi.
6) Program Studi Pendidikan Sejarah
Mendidik calon guru yang menguasai metode dan
ilmu sejarah serta dapat mengajarkannya kepada peserta didik,
dapat juga bekerja dalam bidang-bidang seperti penelitian,
jurnalistik, penerbitan, dan pariwisata.
7) Program Studi Pendidikan Fisika
Mendidik calon guru yang mengetahui prinsip-
prinsip ilmu fisika dan mengajarkannya kepada peserta didik.
Menurut pengalaman, permintaan akan lulusan program studi
fisika sangat tinggi.
45
8) Program Studi Pendidikan Matematika
Mendidik calon guru menguasai ilmu matematika
dan mampu mengajarkannya dengan perangkat-perangkat
komputer. Lulusan program studi ini menjadi incaran sekolah-
sekolah swasta.
9) Program Studi ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik
Mendidik calon guru yang mengajar agama, baik
didalam maupun diluar sekolah.
10) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
PGSD adalah program pendidikan non gelar
(Diploma II) yang mendapat ijin dari Dirken Dikti, yang bertujuan
mendidik calon guru yang menguasai bidangnya sebagai guru SD.
c. Fakultas Ekonomi
1) Manajemen
Memiliki kemampuan untuk mengelola dan
mengembangkan kegiatan keuangan, pemasaran, sumber daya
manusia, operasi dan strategi bisnis bagi organisasi-organisasi
profit dan non profit. Bidang konsentrik : Manajemen Pemasaran,
Manajemen Sumber Daya dan Strategik, Manajemen Operasi,
manajemen Keuangan.
46
2) Akuntansi
Menguasai bidang-bidang ilmiu Akuntansi yang dilandasi
oleh pemahaman terhadap Ilmu Ekonomi sehingga mereka
diharapkan mampu menyusun, menganalisis, dan memeriksa
keuangan baik untuk kepentingan intern maupun ekstern. Bidang
konsentrasi : Auditing, Sistem Informasi dan Kewirausahaan,
Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan, Sektor Publik dan
Pemerintahan.
c. Fakultas Sastra
1) Sastra Inggris
Menghasilkan sarjana yang mampu berbahasa Inggris aktif
maupun pasif, lisan maupun tertulis, memahami khasanah sastra dan
bahasa Inggris serta bisnis, hubungan massa, kesekretariatan,
penterjemah, media massa, dan penyuntingan. Lulusan Program Studi
Sastra Inggris dapat bekerja dalam bidang pendidikan, jurnalistik,
pariwisata, broadcasting, Public Relation dan lain-lain.
2) Sastra Indonesia
Menghasilkan sarjana yang menguasai bahasa Indonesia secara aktif,
baik lisan maupun tertulis, mampu meneliti dan menganalisis karya-
karya sastra Indonesia serta memanfaatkan dalam bidang seni sastra,
dalam bidang ekspresi seni, penerbitan, dan jurnalistik. Lulusan Sastra
Indonesia berpeluang memasuki profesi unggulan sebagai berikut:
47
dosen, peneliti, wartawan, editor, public speaker, pekerja seni,
penterjemah, leksikograf dan sebagainya.
3) Ilmu Sejarah
Menghasilkan sarjana yang menguasai metodologi penelitian
sejarah dan perkembangannya, sehingga mampu melakukan analisis
sosial, budaya, ekonomi, politik serta dapat bekerja dalam bidang
profesi yang berkaitan dengan sejarah, seperti penelitian dan penulisan
sejarah, jurnalistik, kearsipan, perawatan peninggalan sejarah dan
pariwisata budaya.
B. Gambaran Umum Iklan Sabun Lux pada Media Televisi
Lux merupakan sabun mandi yang sangat fenomenal. Fenomenal karena
selalu dibintangi model cantik papan atas. Pertama iklannya di bintangi oleh Ida
Iasha yang kemudian berlanjut ke Desy Ratnasari,Vira Yuniar, Bella Saphira, dan
Feby Febiolla. Kini di tahun 2007 semakin memukau dengan tema Lux Beauty
gives You Super Powers yang dibintangi oleh bintang muda baru Luna Maya,
setelah sebelumnya dibeberkan para artis muda berbakat lainnya seperti Dian
Sastro dan Mariana Renatta. Dan pada tema yang diusung kali ini masih
menggunakan model lawas yang tetap digunakan sebagai icon produk yang tak
lain adalah wanita cantik Tamara Blezynski.
Sabun produksi PT Unilever ini memiliki keunggulan pada produknya.
Selain wangi, harganya juga termasuk murah sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh kalangan. Kemasan 100 gramnya saja hanya dikenai harga Rp.1350, tentu
48
saja tidak hanya mendapatkan sensasi keharuman dalam kesegaran. Melainkan
juga deretan model (artis) terkenal dalam setiap kemasannya, yang tentu saja
hanya didapatkan pada setiap kemasan Lux baru atau dengan edisi terbatas.
Lux Beauty gives You Super Powers Special Edition ini dihiasi oleh para
model cantik Luna Maya, Tamara Blezynski , Dian Sastro dan Mariana Renatta
yang bisa didapatkan pada setiap kemasan 100 gr. Strategi promo yang cukup
cerdas ditengah maraknya aneka sabun sejenis yang sedang berkembang.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden,
untuk mengetahui daya tarik iklan sabun Lux yang ditayangkan di televisi dan
untuk mengetahui hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux dengan minat beli
konsumen, khususnya mahasiswa atau mahasiswi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Untuk memenuhi tujuan tersebut peneliti mengumpulkan data-data
meliputi daya tarik iklan dimulai dari image iklan sampai dengan penyampaian
iklan secara keseluruhan dan data minat beli. Data tersebut kemudian dianalisis
dengan Analisis Semantic Differential Scales untuk mengetahui daya tarik iklan
sabun Lux di televisi dan dengan Analisis Korelasi Tata Jenjang untuk
mengetahui hubungan antara daya tarik iklan dengan minat beli.
Sebelum data dianalisis, dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap
instrumen yang digunakan dan pengujian deskriptif. Pengujian instrumen untuk
mengetahi validitas dan reliabilitatas kuesioner yang digunakan sehingga tidak
ada keraguan terhadap hasil yang dicapai dalam penelitian, dan pengujian
deskriptif untuk mengetahui profil konsumen.
A. Kuesioner
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling
untuk mendapatkan data dengan menyebar kuesinoer pada 100 responden
(Mahasiswa/Mahasiswi angkatan 2005 dan 2006 USD di kampus I Mrican).
Peneliti menemui responden di lingkungan kampus, lingkungan perpustakaan,
49
50
area parkir, kantin, kopma USD, kos/tempat tinggal responden, yang dapat
peneliti temui untuk mendapatkan data. Kuesioner dibagikan pada responden
dengan melihat ciri-ciri yang sesuai dengan sampel, responden ditemui
peneliti dengan mengajukan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
dalam bentuk multiple choice, dimana responden hanya memilih jawaban-
jawaban yang telah tersedia, yaitu dengan cara memberi tanda silang pada
jawaban yang dirasa paling tepat dan sesuai dengan keadaan konsumen.
Responden diberi kesempatan untuk mengisi kuesioner dengan memberi tanda
centang (√) pada kuesioner yang disediakan. Dari hasil kuesioner atau
jawaban responden kemudian didapat data-data yang kemudian diolah oleh
peneliti dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
12,0 kemudian didapatkan hasil dan kesimpulan sesuai dengan jawaban
responden. Kuesioner dapat dilihat pada lampiran
Dalam penyusunan kuesioner ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Bagian I terdiri dari 7 pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai data
responden.
2. Bagian II berisi tentang bagaimana daya tarik iklan sabun Lux yang
ditayangkan di televisi.
3. Bagian III berisi tentang bagaimana minat beli konsumen.
51
B. Pengujian Instrumen
Agar kuesioner dapat dipergunakan dalam penelitian, maka terlebih
dahulu harus diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, setelah
kuesioner disusun harus diuji coba pada objek penelitian. Percobaan ini
dimaksud untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan atau
ketidakmampuan dalam mengungkapkan suatu gejala yang sedang diselidiki
atau diteliti.
1. Pengujian Validitas Kuesioner
Kuesioner yang dipergunakan terlebih dahulu diuji validitasnya,
karena apabila validitas suatu kuesioner tidak memenuhi syarat akan
menyebabkan ketepatan alat pengukuran tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi validitas mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka semakin tepat pula
alat pengukur itu mengenai sasarannya. Dan sebaliknya, semakin rendah
validitas suatu alat ukur, maka semakin jauh pula alat ukur tersebut
mengenai sasarannya.
Pengukuran tingkat validitas kuesioner dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik korelasi “Product Moment”. Apabila nilai rhitung yang
diperoleh lebih dari rtabel, berarti ada korelasi yang nyata, yang
menunjukkan bahwa alat ukur tersebut adalah valid. Sebaliknya, apabila
nilai rhitung yang diperoleh kurang dari rtabel, berarti tidak terdapat korelasi
yang menunjukkan bahwa alat pengukur tersebut tidak valid.
52
Sedangkan untuk proses perhitungan, penulis menggunakan
bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi
11,0 yang hasilnya adalah sebagai berikut :
( )( )( ){ } ( ){ }[ ]∑ ∑∑ ∑
∑ ∑∑−=
2222
.
YYNXXN
YXXYNrxy
Tabel V.1 Pengujian Validitas Daya tarik iklan
Variabel Daya Tarik Iklan rxy r table Status
Informasi produk 0,2449 0,196 Valid Tema cerita 0,2751 0,196 Valid Pemeran/ tokoh iklan 0,4740 0,196 Valid Mudah diingat 0,4889 0,196 Valid Mampu mempengaruhi 0,5462 0,196 Valid Menampilkan keunggulan produk 0,4776 0,196 Valid Memberikan hiburan 0,4889 0,196 Valid Mendidik konsumen 0,3328 0.196 Valid Jelas dalam penyampaian pesan 0,3685 0,196 Valid Menarik konsumen untuk membeli 0,3392 0,196 Valid Mampu memberi kesan yang baik 0,4445 0,196 Valid Informasi jujur dan dapat dipercaya 0,3226 0,196 Valid Menarik perhatian konsumen 0,3757 0,196 Valid Ditampilkan dengan baik 0,2748 0,196 Valid
Variabel Minat beli rxy r table Status Keluarga 0,3872 0,196 Valid Masyarakat 0,7247 0,196 Valid Mode 0,4196 0,196 Valid Media 0,4276 0,196 Valid Prestasi 0,7247 0,196 Valid
Jadi rhitung lebih besar dari rtabel, yang berarti ada korelasi yang nyata
antara nilai total item dengan nilai item. Berdasarkan kriteria tersebut,
maka kuesioner sebagai alat ukur adalah valid.
53
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas sebenarnya adalah suatu instrumen yang digunakan
untuk mengukur suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur,
maka semakin stabil juga alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.
Dan sebaliknya, semakin rendah reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin
tidak stabil alat pengukur tersebut dalam mengukur suatu gejala.
Metode yang dipergunakan untuk menguji tingkat reliabilitas dari
kuesioner adalah teknik belah dua yang menggolongkan pengukuran multi
pertanyaan menjadi kelompok-kelompok yang sepadan dan
mengkorelasikan respon-respon pertanyaan untuk mengestimasikan
reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Untuk uji
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dengan rumus yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Rumus Koefisien Korelasi “Product Moment”
( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222 YYNXXN
YXYXNrxy
Keterangan
xyr : Koefisien korelasi antara item ganjil dan genap
X : Nilai item-item bernomor ganjil
Y : Nilai item-item bernomor genap
N : Banyaknya responden
54
b. Rumus Koefisien Korelasi “Spearman Brown”
( )( )xy
xygg r
rr
+=
12
Keterangan :
ggr : Koefisien reliabilitas
xyr : Koefisien korelasi product moment (antara nilai item ganjil dan nilai item genap) taraf nyata 5 %
Tabel V. 2
Uji Reliabilitas Metode Spearman Brown
Variabel Daya Tarik Iklan rxy r table Status Informasi produk 0,7748 0,196 Reliabel Tema cerita 0,7712 0,196 Reliabel Pemeran/ tokoh iklan 0,7538 0,196 Reliabel Mudah diingat 0,7522 0,196 Reliabel Mampu mempengaruhi 0,7451 0,196 Reliabel Menampilkan keunggulan produk 0,7528 0,196 Reliabel Memberikan hiburan 0,7522 0,196 Reliabel Mendidik konsumen 0,7660 0.196 Reliabel Jelas dalam penyampaian pesan 0,7631 0,196 Reliabel Menarik konsumen untuk membeli 0,7655 0,196 Reliabel Mampu memberi kesan yang baik 0,7557 0,196 Reliabel Informasi jujur dan dapat dipercaya 0,7669 0,196 Reliabel Menarik perhatian konsumen 0,7623 0,196 Reliabel Ditampilkan dengan baik 0,7717 0,196 Reliabel
Variabel Minat beli rxy r table Status Keluarga 0,7707 0,196 Reliabel Masyarakat 0,6403 0,196 Reliabel Mode 0,7512 0,196 Reliabel Media 0,7442 0,196 Reliabel Prestasi 0,6403 0,196 Reliabel
Nilai reliabilitas dikatakan reliabel jika nilainya tidak negatif dan
lebih besar dari r tabel. Jadi rhitung lebih dari rtabel, maka dikatakan
55
tercapainya reliabilitas, yang berarti bahwa kuesionernya tersebut telah
memenuhi syarat reliabilitas. Setelah melakukan uji reliabilitas, kuesioner
ini telah memenuhi syarat reliabilitas.
Nilai rhitung > r tabel (0, 196) maka terdapat hubungan antara pertanyaan
ganjil dan genap.
Nilai rhitung > r tabel (0, 196) maka kuisioner memenuhi syarat reliabilitas.
C. Teknik Analisis Data
Setelah syarat validitas dan reliabilitas kuesioner terpenuhi, maka
kuesioner tersebut dapat digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya,
Kuesioner dibagikan kepada responden, yaitu mahasiswa angkatan 2005 dan
2006 Universitas Sanata Dharma, kampus 1 Mrican Yogyakarta yang sudah
pernah melihat iklan sabun Lux, tetapi belum pernah menggunakan produk
tersebut. Pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling,
jumlah sampel yang diambil adalah 100 orang responden.
Dalam menganalisis data-data yang ada, penulis menggunakan bantuan
program computer SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 11,0
yang memang telah menyediakan fasilitas perhitungan statistika. Adapun
perhitungan tersebut, penulis berikan dalam bentuk lampiran, yaitu dapat
dilihat pada lampiran 3.
56
1. Analisis Persentase
a. Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel V.3 Menurut jenis kelamin
Jumlah Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki Perempuan
32 68
32 68
Jumlah 100 100
Ditinjau dari jenis kelamin responden di Universitas Sanata
Dharma di kampus I , terbanyak adalah laki-laki sebanyak 32 orang
(38%), sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang
(68%)
b. Pengelompokan responden berdasarkan Usia
Tabel V.4 Menurut usia
Jumlah Usia responden Frekuensi Persentase (%) 17 – 20 tahun 21 -25 tahun Lebih dari 25 tahun
44 51 5
44 51 5
Jumlah 100 100
Dari 100 responden, ternyata 51 orang (51%) mahasiswa
berumur 21-25 tahun, selanjutnya berumur 17-20 tahun ada 44 orang
(44%), sedangkan lebih dari 25 tahun hanya 5 orang (5%).
57
c. Pengelompokan responden berdasarkan uang saku per bulan
Tabel V.5 Menurut uang saku per bulan
Jumlah Uang Saku per Bulan Frekuensi Persentase (%)< Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 > Rp 500.000,00
15 41 44
15 41 44
Jumlah 100 100
Berdasarkan uang saku responden ada 3 tingkatan uang saku,
yaitu :
1) Yang mempunyai uang saku kurang dari Rp. 500.000 termasuk
kategori responden yang memiliki uang saku rendah, yaitu terdiri
dari 15 orang (15%).
2) Yang mempunyai uang saku Rp. 500.000 termasuk kategori
responden yang beruang saku menengah, yaitu terdiri dari 41 orang
(41%).
3) Yang mempunyai uang saku lebih dari Rp. 500.000 termasuk
dalam kategori responden yang memiliki uang saku tinggi, terdiri
dari 44 orang (44%)
58
d. Pengelompokan responden berdasarkan Fakultas di Universitas
Sanata Dharma kampus I Mrican Yogyakarta
Tabel V.6 Menurut Fakultas di Universitas Sanata Dharma
Jumlah Fakultas di USD Frekuensi Persentase (%)
Ekonomi Sastra FKIP
28 16 56
28 16 56
Jumlah 100 100
Ditinjau dari Fakultas responden di Universitas Sanata Dharma
kampus I, diketahui dari 100 responden yang diteliti sebagian besar
responden, yaitu 56 orang (56%) dari FKIP, sebanyak 28 orang (28%)
dari Fakultas Ekonomi, dan 16 orang (16%) dari Fakultas Sastra.
e. Pengelompokan responden berdasarkan angkatan masuk di
Universitas Sanata Dharma
Tabel V.7 Menurut angkatan masuk di Universitas Sanata Dharma
Jumlah Angkatan Frekuensi Persentase (%) 2005 2006
59 41
59 41
Jumlah 100 100
Dari 100 responden, angkatan masuk di USD terbanyak adalah
mahasiswa / mahasiswi angkatan 2005 sebanyak 59 orang (59%) dan
angkatan 2006 sebanyak 41 orang (41%).
59
f. Pengelompokan responden berdasarkan frekuensi menonton iklan
Tabel V.8 Menurut frekuensi menonton iklan
Jumlah Frekuensi Frekuensi Persentase (%)
1-2 kali > 2 kali Sering
27 25 48
27 25 48
Jumlah 100 100
Ditinjau dari frekuensi menonton iklan dari 100 responden
yang diteliti sebagian besar responden, yaitu 48 orang (48%) sering
menonton iklan sabun Lux, sebanyak 27 orang (27%) menonton iklan
sebanyak 1-2 kali, dan 25 orang (25%) menonton iklan lebih dari 2
kali.
g. Pengelompokan responden berdasarkan status pembelian
Tabel V.9 Menurut status pembelian
Jumlah Pembelian Frekuensi Persentase (%) Belum pernah Sudah pernah
100 0
100 0
Jumlah 100 100
Ditinjau dari status pembelian dari 100 responden yang diteliti, 100
orang (100%) belum pernah membeli produk sabun Lux.
60
2. Analisis daya tarik iklan sabun Lux di televisi
Untuk mengetahui bagaimana daya tarik iklan sabun Lux di televisi,
maka akan dilakukan dengan cara, jawaban dari responden dikumpulkan,
kemudian dianalisis dengan analisis Semantic Differential Scale.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tiap-tiap pertanyaan memiliki 5 jawaban yang diberi poin 1-5
b. Setelah responden memilih satu jawaban, jumlah responden yang
menjawab dikalikan dengan bobot nilai tiap-tiap jawaban.
c. Dengan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui rata-ratanya untuk
mengetahui urutan-urutan atribut mulai dari yang tertinggi sampai yang
terendah.
Kriteria penilaian daya tarik iklan di televisi untuk setiap aspek yang dinilai
yaitu :
SR = 1,00 –1,79
R = 1,80 – 2,59
C = 2,60 – 3,39
T = 3,40 – 4,19
ST = 4,20 – 5
61
Keterangan :
SR = Sangat Rendah
R = Rendah
C = Cukup
T = Tinggi
ST = Sangat Tinggi
Daya tarik iklan dalam memberikan informasi produk.
Tabel V. 10 Daya tarik iklan
dalam memberikan informasi produk
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 38 38 17 2 5 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 190 152 51 4 5 402 Nilai rata-rata 4,02
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.10 diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,02, masuk dalam
kriteria penilaian tinggi.
Hal ini menunjukkan daya tarik iklan sabun Lux di televisi mampu
menyampaikan informasi tentang produknya.
2) Daya tarik iklan dalam menyampaikan tema cerita yang menarik
Tabel V. 11 Daya tarik iklan
dalam menyampaikan tema cerita yang menarik
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 19 43 29 5 4 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 95 172 87 10 4 368 Nilai rata-rata 3,68
62
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.11 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,68, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu menyampaikan tema cerita
yang menarik.
3) Daya tarik iklan dalam menampilkan pemeran atau tokoh
Tabel V. 12 Daya tarik iklan
dalam menampilkan pemeran atau tokoh
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 33 44 19 1 3 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 165 176 57 2 3 403 Nilai rata-rata 4,03
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.12 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi adalah sebesar 4,03, masuk dalam criteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa iklan sabun Lux di televisi mampu memilih pemeran
atau tokoh yang sesuai.
4) Daya tarik iklan untuk diingat
Tabel V. 13 Daya tarik iklan untuk diingat
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 19 48 26 3 4 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 95 192 78 6 4 375 Nilai rata-rata 3,75
63
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.13 diperoleh nilai rata-rata penilaian konsumen terhadap
daya tarik iklan sabun Lux di televisi adalah sebesar 3,75. Hal ini
menunjukkan setelah melihat iklan sabun Lux di televisi, iklan tersebut
mampu melekat dalam ingatan responden.
5) Daya tarik iklan dalam mempengaruhi konsumen
Tabel V. 14 Daya tarik iklan
dalam mempengaruhi konsumen
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 18 47 17 14 4 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 90 188 51 28 4 361 Nilai rata-rata 3,61
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.14 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,61, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan daya tarik iklan sabun Lux di televisi mampu mempengaruhi
responden.
6) Daya tarik iklan dalam mendemonstrasikan keunggulan produk
Tabel V. 15 Daya tarik iklan
dalam mendemonstrasikan keunggulan produk
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 28 39 24 7 2 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 140 156 72 14 2 384 Nilai rata-rata 3,84
64
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.15 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,84, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu mendemonstrasikan
keunggulan produknya.
7) Daya tarik iklan dalam memberikan hiburan
Tabel V. 16 Daya tarik iklan
dalam memberikan hiburan
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 19 48 26 3 4 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 95 192 78 6 4 375 Nilai rata-rata 3,75
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.16 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,75, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu menghibur bagi yang
melihat iklan tersebut.
8) Daya tarik iklan dalam mendidik konsumen
Tabel V. 17 Daya tarik iklan
dalam memberikan informasi pendidikan
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 9 46 30 11 4 100
Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 45 184 90 22 4 345
Nilai rata-rata 3,45
65
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.17 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,45, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu memberikan informasi
pendidikan.
2) Daya tarik iklan dalam menyampaikan pesan iklan
Tabel V. 18 Daya tarik iklan
dalam menyampaikan pesan iklan
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 11 39 34 8 8 100
Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 55 156 102 16 8 337
Nilai rata-rata 3,37
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.18 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,37,masuk dalam kriteria penilaian cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa iklan sabun Lux di televisi cukup dalam penyampaian
pesan.
3) Daya tarik iklan dalam menimbulkan sikap tertarik untuk membeli produk
tersebut
Tabel V. 19 Daya tarik iklan
dalam menimbulkan sikap tertarik untuk membeli produk
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 18 43 27 9 3 100
Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 90 172 81 18 3 364
Nilai rata-rata 3,64
66
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.19 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi adalah sebesar 3,64, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu menimbulkan sikap tertarik
untuk membeli produk tersebut.
11) Daya tarik iklan dalam menimbulkan kesan yang baik
Tabel V. 20 Daya tarik iklan
dalam menimbulkan kesan yang baik
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 27 41 22 7 3 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 135 164 66 14 3 382 Nilai rata-rata 3,82
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.20 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi sebesar 3,82, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu menimbulkan kesan baik
bagi responden setelah melihat penayangan iklan tersebut.
12) Daya tarik iklan dalam kesan jujur dan dapat dipercaya.
Tabel V. 21 Daya tarik iklan
dalam kesan jujur dan dapat dipercaya
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 25 38 28 8 1 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 125 152 84 16 1 378 Nilai rata-rata 3,78
67
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.21 diperoleh nilai rata-rata penilaian konsumen terhadap
daya tarik iklan sabun Lux di televisi adalah sebesar 3,78, masuk dalam
kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan iklan sabun Lux di televisi
mampu menimbulkan kesan jujur dan dapat dipercaya bagi responden.
13) Daya tarik iklan dalam menarik perhatian konsumen
Tabel V. 22 Daya tarik iklan
dalam menarik perhatian konsumen
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 31 40 20 6 3 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 155 160 60 12 3 390 Nilai rata-rata 3,9
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.22 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi adalah sebesar 3,9, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu untuk menarik perhatian
responden.
14) Daya tarik iklan dalam menampilkan keseluruhan iklan dengan baik
Tabel V. 23 Daya tarik iklan
dalam menampilkan keseluruhan iklan dengan baik
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 24 45 22 4 5 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 120 180 66 8 5 379 Nilai rata-rata 3,79
68
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential Scales
pada tabel V.23 diperoleh nilai rata-rata daya tarik iklan sabun Lux di
televisi adalah sebesar 3,79, masuk dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini
menunjukkan iklan sabun Lux di televisi mampu menampilkan keseluruhan
iklan dengan baik
15) Perhitungan rata-rata dari semua item pertanyaan
Tabel V. 24 Perhitungan rata-rata dari semua item pertanyaan
ITEM ST T C R SR
Total Bobot
Rata-rata Bobot
1 190 152 51 4 5 402 4.02 2 95 172 87 10 4 368 3.68 3 165 176 57 2 3 403 4.03 4 95 192 78 6 4 375 3.75 5 90 188 51 28 4 361 3.61 6 140 156 72 14 2 384 3.84 7 95 192 78 6 4 375 3.75 8 45 184 90 22 4 345 3.45 9 55 156 102 16 8 337 3.37 10 90 172 81 18 3 364 3.64 11 135 164 66 14 3 382 3.82 12 125 152 84 16 1 378 3.78 13 155 160 60 12 3 390 3.9 14 120 180 66 8 5 379 3.79
Total Rata-rata skor Daya Tarik 3.745 Dari tabel V.24, menunjukkan bahwa rata-rata penilaian
terhadap keseluruhan aspek iklan sabun Lux di televisi adalah sebesar 3,745.
Nilai tersebut masuk pada range antara 3,40 – 4,19 dalam
kriteria penilaian, berarti masuk kategori tinggi. Hal ini berarti konsumen
memandang bahwa iklan sabun Lux di televisi menarik untuk mereka
saksikan.
69
16) Urutan daya tarik iklan sabun Lux
Tabel V. 25
Urutan daya tarik iklan sabun Lux
Item
Isi Iklan Rata-rata
1 Mampu memilih tokoh iklan yang sesuai 4,03 2 Memberikan informasi produk 4,02 3 Mampu menarik perhatian konsumen 3,9 4 Mampu menampilkan keunggulan produk 3,84 5 Mampu memberi kesan yang baik 3,82 6 Menampilkan keseluruhan iklan dengan baik 3,79 7 Mampu menimbulkan rasa percaya 3,78 8 Memberikan hiburan 3,75 9 Mampu untuk diingat 3,75 10 Menyampaikan tema cerita yang menarik 3,68 11 Menimbulkan rasa tertarik untuk membeli 3,64 12 Mampu mempengaruhi konsumen 3,61 13 Mampu mendidik konsumen 3,45 14 Mampu menyampaikan pesan secara jelas 3,37
Dari tabel V.25 yang berisi urutan-urutan atribut berdasarkan nilai rata-rata
penilaian mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah, dapat diketahui
bahwa kemampuan memilih tokoh iklan yang sesuai merupakan urutan
tertinggi dengan rata-rata sebesar 4,03 dan kemampuan menyampaikan
pesan secara jelas mempunyai rata-rata sebesar 3,37 merupakan urutan
terbawah atau terendah.
70
3. Analisis minat beli sabun Lux
Untuk mengetahui bagaimana minat beli sabun Lux di televisi, maka
akan dilakukan dengan cara, jawaban dari responden dikumpulkan,
kemudian dianalisis dengan analisis Semantic Differential Scale.
Langkah-langkah yang dilakukan dan kriteria yang diperlukan sama
seperti yang tercantum pada anlasis daya tarik iklan.
1) Minat beli konsumen terhadap sabun Lux menurut pengaruh keluarga.
Tabel V. 26 Minat Beli sabun Lux
menurut pengaruh keluarga
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 18 44 19 12 7 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 90 176 57 24 7 354 Nilai rata-rata 3,54
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential
Scales pada tabel V.26 diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,54, masuk
dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga
memberi pengaruh yang besar dalam keputusan pembelian produk sabun
Lux.
2) Minat beli konsumen terhadap sabun Lux menurut pengaruh masyarakat.
Tabel V. 27 Minat Beli sabun Lux
menurut pengaruh masyarakat
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 17 53 17 11 2 100
Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 85 212 51 22 2 372
Nilai rata-rata 3,72
71
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential
Scales pada tabel V.27 diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,72, masuk
dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
memberi pengaruh yang besar dalam keputusan pembelian produk sabun
Lux.
3) Minat beli konsumen terhadap sabun Lux menurut pengaruh mode/tren.
Tabel V. 28 Minat Beli sabun Lux
menurut pengaruh mode/tren
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 19 50 18 8 5 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 95 200 54 16 5 370 Nilai rata-rata 3,70
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential
Scales pada tabel V.28 diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,70 masuk
dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mode/tren
memberi pengaruh yang besar dalam keputusan pembelian produk sabun
Lux.
4) Minat beli konsumen terhadap sabun Lux menurut pengaruh iklan.
Tabel V. 29 Minat Beli sabun Lux
menurut pengaruh iklan
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 20 57 15 7 1 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 100 228 45 14 1 388 Nilai rata-rata 3,88
72
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential
Scales pada tabel V.29 diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,88 masuk
dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa iklan
memberi pengaruh yang besar dalam keputusan pembelian produk sabun
Lux.
5) Minat beli konsumen terhadap sabun Lux menurut pengaruh prestasi.
Tabel V. 30 Minat Beli sabun Lux
menurut pengaruh prestasi
Keterangan ST T C R SR Total Jumlah responden 17 53 17 11 2 100 Bobot 5 4 3 2 1 Nilai 85 212 51 22 2 372 Nilai rata-rata 3,72
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Semantic Differential
Scales pada tabel V.30 diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,72 masuk
dalam kriteria penilaian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi
memberi pengaruh yang besar dalam keputusan pembelian produk sabun
Lux.
6) Perhitungan rata-rata seluruh pernyataan minat beli
Tabel V. 31 Perhitungan rata-rata dari semua item pernyataan
ITEM ST T C R SR
Total Bobot
Rata-rata Bobot
1 90 176 57 24 7 354 3.54 2 85 212 51 22 2 372 3.72 3 95 200 54 16 5 370 3.70 4 100 228 45 14 1 388 3.88 5 85 212 51 22 2 372 3.72
Total Rata-rata skor Minat Beli 3.712
73
Dari tabel V.31 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian terhadap
keseluruhan aspek minat beli sabun Lux di televisi adalah sebesar 3,712.
Nilai tersebut masuk pada range antara 3,40 – 4,19 dalam kriteria
penilaian, berarti masuk kategori tinggi. Hal ini berarti konsumen
memandang bahwa minat beli sabun Lux tinggi.
7) Urutan skor rata-rata seluruh pernyataan minat beli
Tabel V. 32
Urutan minat beli sabun Lux
Item
Isi Minat Beli Rata-rata
1 Pengaruh iklan terhadap minat beli sabun Lux 3,88 2 Pengaruh masyarakat terhadap minat beli
sabun Lux 3,72
3 Pengaruh prestasi terhadap minat beli sabun Lux
3,72
4 Pengaruh mode/tren terhadap minat beli sabun Lux
3,70
5 Pengaruh keluarga terhadap minat beli sabun Lux
3,54
Dari tabel V.32 yang berisi urutan-urutan atribut berdasarkan nilai rata-
rata penilaian mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah, dapat
diketahui bahwa pengaruh iklan memberikan pengaruh tertinggi dengan
rata-rata sebesar 3,88.
74
4. Analisis Hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux dengan minat
beli
Untuk Menganalisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini
digunakan teknik analisis data Korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi
Rank Spearman digunakan untuk menjawab hipotesis, yaitu mengetahui
adanya korelasi antara daya tarik iklan sabun Lux sebagai variabel
independen dengan minat beli konsumen sebagai variabel dependen. Dalam
penelitian ini berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan
SPSS maka dapat ditentukan korelasi antara daya tarik iklan sabun Lux
dengan minat beli konsumen.
Koefisien korelasi untuk variabel daya tarik iklan (rxy) = 0,418 (lihat pada
lampiran). Untuk mengetahui apakah korelasi (rxy) signifikan atau tidak,
maka harus diuji dengan menggunakan statistik uji t.
Nilai ttable ditentukan dengan memperhatikan jumlah responden sebanyak
100 responden, dengan tingkat signifikansi 5%, dengan standart kebebasan
( df ) = n-2
a) Koefisien korelasi (rxy)
Untuk mengetahui hubungan antara daya tarik iklan dengan minat
beli. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy= ( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222 Υ∑−Υ∑ΝΧ∑−Χ∑Ν
Υ∑Χ∑−ΧΥ∑Ν
75
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
X : Nilai daya tarik iklan
Y : Nilai Minat beli
N : Banyaknya responden
Berdasarkan rumus korelasi tersebut maka koefisien korelasi (r)
dapat dihitung sebagai berikut:
N = 100 ΣXY = 1404,84
ΣX = 374,57 ΣX² = 1427,56
ΣY = 371,2 ΣY² = 1426,4
rxy= ( ) ( ){ }( ) ( ){ }2222 Υ∑−Υ∑ΝΧ∑−Χ∑Ν
Υ∑Χ∑−ΧΥ∑Ν
rxy =( ) ( )
( ) ( ){ }( ) ({ })22 3714,142610057,37456,1427100
2,37157,37484,1404100
−×−×
×−×
( ) ( )( )( ){ }4,1377891426407,140302142756
384,139040140484−−
−=xyr
( )( )6,48503,453.2616,1443
=xyr
98,11899976616,1443
=xyr
6343,3449616,1443
=xyr
418,0=xyr
76
b) Uji Signifikansi
Untuk menguji signifikansi korelasi tersebut digunakan uji t atau t-
test dengan rumus sebagai berikut (Imam, 2001:132):
thitung =
21 2
−−
Nr
r
t =
981747,01
418,0−
t =
988253,0418,0
t =09176,0
418,0
t = 4,556
Hasil uji 2 sisi menunjukkan ;
HO diterima
Ho ditolak Ho ditolak
4,556 -1,67 1,67
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan daya tarik dan Minat beli
HA : Ada hubungan yang signifikan daya tarik dan Minat beli
77
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa thitung (4,556)
lebih besar dari ttabel (1,67) sehingga HO ditolak dan HA diterima, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi positif antara variabel daya tarik
iklan dengan variabel minat beli konsumen.Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi daya tarik iklan sabun Lux di televisi, maka semakin tinggi
pula minat beli konsumen.
D. Pembahasan
Setelah menganalisis data yang diperoleh dari hasil analisis profil
responden dan dengan menggunakan metode statistik maka selanjutnya
penulis akan membahas hasil analisis data tersebut sebagai berikut:
1. Jumlah responden dilihat dari jenis kelamin, responden wanita lebih
banyak dari pada pria, yaitu sebanyak 68 orang (68%) dan sisanya 32
orang (32%) responden pria.
Dilihat dari usia responden yang terbanyak adalah yang berusia 21-25
tahun yaitu sebanyak 51 orang (51%), urutan berikutnya adalah responden
yang berusia 17-20 tahun sebanyak 44 orang (44%), dan yang terakhir
adalah yang berusia lebih dari 25 tahun sebanyak 5 orang (5%).
Dilihat dari jumlah uang saku per bulan, mahasiswa terbanyak adalah yang
memiliki uang saku lebih dari Rp. 500.000 yaitu sebanyak 44 orang
(44%), urutan berikutnya jumlah uang saku Rp. 500.000 yaitu sebanyak
41 orang (41%), dan yang terakhir jumlah uang saku yang kurang dari Rp.
500.000 sebanyak 15 orang (15%).
78
Dilihat dari fakultas responden yang terbanyak adalah dari FKIP
sebanyak 56 orang (56%), urutan berikutnya adalah Fakultas Ekonomi
sebanyak 28 orang (28%), dan yang terakhir adalah dari Fakultas
Sastra sebanyak 16 orang (16%).
Dilihat dari angkatan masuk yang terbanyak adalah angkatan 2005
sebanyak 59 orang (59%) dan angkatan 2006 sebanyak 41 orang
(41%).
Dilihat dari frekuensi menonton televisi yang terbanyak adalah dengan
frekuensi sering yaitu sebanyak 48 orang (48%), urutan berikutnya
dengan frekuensi 1-2 kali sebanyak 27 orang (27%), dan frekuensi
lebih dari 2 kali sebanyak 25 orang (25%)
Dilihat dari pemakaian produk sabun Lux yang belum pernah
menggunakan sabun Lux sebanyak 100 orang (100%).
2. Dengan analisis Semantic Differential Scales penilaian konsumen
terhadap daya tarik iklan sabun Lux pada media televisi diperoleh hasil
rata-rata analisis sebesar 3,745 masuk dalam range antara 3,40 – 4,19,
dalam kriteria penilaian berarti masuk kategori tinggi. Hal ini berarti
konsumen menganggap bahwa iklan sabun Lux di televisi memiliki
daya tarik yang tinggi untuk mereka saksikan.
3. Dengan analisis Semantic Differential Scales minat beli sabun Lux
diperoleh hasil rata-rata analisis sebesar 3,712 masuk dalam range
antara 3,40 – 4,19, dalam kriteria penilaian berarti masuk kategori
79
tinggi. Hal ini berarti konsumen menganggap bahwa minat beli sabun
Lux adalah tinggi.
4. Dengan analisis korelasi Product moment dapat diketahui bahwa
antara daya tarik iklan sabun Lux dan minat beli konsumen memiliki
hubungan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari tingginya daya tarik
iklan sabun Lux yang ditayangkan di televisi yang kemudian menjadi
faktor timbulnya minat beli konsumen. Untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux sebagai variabel
independen dengan minat beli konsumen sebagai variabel dependen
maka digunakan analisis korelasi product moment. Besarnya koefisien
korelasi antara daya tarik iklan sabun Lux dengan minat beli konsumen
menunjukkan angka 0,418. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi
korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan uji t (t-test). Dari
hasil perhitungan uji t diperoleh
thitung = 4,556 dan ttabel = 1,67. Jadi berdasarkan hasil koefisien
korelasi (0,418) dan uji t (thitung > ttabel) maka dapat diartikan bahwa ada
hubungan positif yang nyata antara daya tarik iklan sabun Lux dengan
minat beli konsumen atau dengan kata lain hipotesis diterima. ini
berarti semakin tinggi daya tarik iklan sabun Lux yang ditayangkan di
televisi, maka semakin tinggi pula minat beli konsumen.
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Setelah proses penelitian, melakukan analisis dan pembahasan, maka
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Daya tarik iklan sabun Lux di televisi
Berdasarkan nilai rata-rata penilaian mulai dari yang tertinggi
hingga yang terendah, dapat diketahui bahwa kemampuan daya tarik iklan
sabun Lux dalam memilih tokoh iklan yang sesuai merupakan urutan
tertinggi dan kemampuan daya tarik iklan sabun Lux dalam
menyampaikan pesan secara jelas merupakan urutan terendah. Kemudian
dilihat dari hasil rata-rata dengan analisis Semantic Differential Scales,
diperoleh skor sebesar 3,745 yaitu masuk dalam range antara 3,40 – 4,19
dalam kriteria penilaian, berarti masuk kategori tinggi. Hal ini berarti
penilaian konsumen terhadap daya tarik iklan sabun Lux pada media
televisi tinggi.
2. Minat beli sabun Lux
Berdasarkan nilai rata-rata penilaian mulai dari yang tertinggi hingga yang
terendah, dapat diketahui bahwa pengaruh iklan terhadap minat beli sabun
Lux merupakan urutan tertinggi dan pengaruh keluarga terhadap minat
beli sabun Lux merupakan urutan terendah. Kemudian dilihat dari hasil
rata-rata dengan analisis Semantic Differential Scales, diperoleh skor
80
81
sebesar 3,712 yaitu masuk dalam range antara 3,40 – 4,19 dalam kriteria
penilaian, berarti masuk kategori tinggi. Hal ini berarti minat beli
konsumen terhadap sabun Lux adalah tinggi.
3. Hubungan antara daya tarik iklan sabun Lux yang ditayangkan di televisi
dengan minat beli konsumen
Dengan metode korelasi product moment ternyata daya tarik iklan
sabun Lux di televisi memiliki hubungan dengan minat beli konsumen.
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji hipotesis korelasi product
moment.
Perolehan hasil korelasi antara daya tarik iklan sabun Lux dengan
minat beli konsumen menunjukkan hasil positif yaitu 418,0=Γ .
Ini berarti semakin tinggi daya tarik iklan sabun Lux, maka semakin tinggi
pula minat beli konsumen.
Dari hasil uji t menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel
(4,556>1,67). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara daya tarik
iklan sabun Lux dengan minat beli konsumen.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian, maka penulis dapat
memberikan masukan sebagai berikut:
1. Berdasarkan rata-rata penilaian daya tarik iklan sabun Lux diketahui bahwa
kemampuan menyampaikan pesan secara jelas masuk dalam urutan
terendah maka sebaiknya iklan sabun Lux lebih memperjelas pesan apa
yang ingin disampaikan kepada konsumen. Selain itu dalam pemilihan
82
tokoh iklan yang sesuai masuk dalam urutan tertinggi, sehingga iklan
sabun Lux sebaiknya tetap mempertahankan dalam memilih artis papan
atas untuk iklannya.
2. Berdasarkan analisis korelasi product moment diperoleh hasil positif
antara daya tarik iklan sabun lux dengan minat beli konsumen. Hasil ini
membuktikan bahwa dengan ditayangkannya iklan sabun Lux di televisi
beserta daya tariknya, konsumen menjadi berminat untuk membeli produk
tersebut. Oleh karena itu sebaiknya iklan sabun Lux meningkatkan
kualistas iklannya agar minat beli konsumen juga dapat meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Selama menyusun karya ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan
kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan pengumpulan data.
Keterbatasan tersebut meliputi :
1. Responden yang dipilih hanya mahasiswa atau mahasiswi angkatan 2005
dan 2006 Universitas Sanata Dharma di Kampus I Mrican Yogyakarta,
sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh konsumen
sabun Lux .
2. Kelemahan pengumpulan data dengan kuesioner yang dikarenakan
kurangnya pemahaman kalimat dari kuesioner yang diberikan, kejujuran
responden, dan lain sebagainya.
Namun penulis mengharapkan semoga informasi-informasi yang telah
diolah dan disajikan dalam skripsi ini dapat menjadi acuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), PT Bina
Aksara, Yogyakarta Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek,
Edisi Revisi V, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Assael, H, Consumer Behavior and Marketing Action, Boston, 1992
Cooper, R, Donald dan Emory William, C. Metode Penelitian Bisnis, Jilid Pertama. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga,1996.
Cooper, R, Donald dan Emory William, C. Metode Penelitian Bisnis, Jilid Kedua.
Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga, 1996. Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariant dengan SPSS, UNDIP, 2001 Hasan, Iqbal, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cetakan pertama, Ghalia
Indonesia, Jakarta, Mei 2002. James F. Enger, Roger D, Blackwell dan Paul W. Miniardi, Perilaku Konsumen,
Jilid 1, Binarupa Aksara, 1994 Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, PT. Pustaka Utama Grafiti, 1992. Kompas, 6 Oktober 2003. Kotler, Philip and Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid pertama, Edisi
keenam, Penerbit Inter Media, Jakarta, 1995 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian,edisi kelima, Erlangga, Jakarta, 1984 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol, Jilid pertama, edisi kedelapan, alih bahasa Ancella Anitawati Hermawan, Penerbit Salemba 4, Jakarta,1995.
Kotler, Philip, Marketing Management: Analysis,Planning, Implementation and
Control, alih bahasa Adi Zakaria Affif, Edisi ketujuh, Penerbit FEUI, Jakarta, 1993.
Loudon, David.L & Bitta A.J.D, Consumer Behavior: Concept and Application,
Mc Graco Hill Book Co, Singapore, 1988
Schifman and Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior, Fifth Edition, Prenttice-
Hall International, Inc, 1994. Simamora, Bilson, Riset Pemasaran, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survei, Edisi revisi, LP3ES, Jakarta, 1989 Stanton, William, Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Erlangga, 1986 Supranto MA, J, Teknik Riset Pemasaran dan Peramalan Penjualan, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983 Swastha, Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi kedua, Liberty,
Yogyakarta, 1985.
Widayat, Metode Penelitian Pemasaran, UMM Press, Malang, 2004 Widyatama, Rendra, Pengantar Periklanan, Penerbit Buana Pustaka Indonesia, Jakarta, 2005
LAMPIRAN
No Jenis Kelamin Umur Uang Saku Fakultas Tahun Masuk Frekuensi Nonton Status Konsumen1 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah2 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah3 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah4 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah5 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah6 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah7 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah8 Laki-Laki 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah9 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah
10 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah11 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah12 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah13 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah14 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah15 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah16 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah17 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah18 Laki-Laki 21-25 th < Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah19 Laki-Laki 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah20 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah21 Laki-Laki 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah22 Laki-Laki 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah23 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah24 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah25 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah26 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah27 Laki-Laki 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah28 Perempuan 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah29 Laki-Laki 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah30 Perempuan 21-25 th < Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah31 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah32 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah33 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah34 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah35 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah36 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah37 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah38 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah39 Laki-Laki 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah40 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah41 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah42 Perempuan 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah43 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah44 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 >2 kali Belum Pernah45 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah46 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah47 Laki-Laki 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah48 Laki-Laki 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 1-2 kali Belum Pernah49 Perempuan 21-25 th < Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah50 Perempuan >25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah51 Perempuan 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah52 Perempuan 17-20 th < Rp 500 rb FKIP 2006 1-2 kali Belum Pernah53 Laki-Laki 17-20 th Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah54 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb FKIP 2005 Sering Belum Pernah55 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb FKIP 2005 >2 kali Belum Pernah56 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb FKIP 2006 Sering Belum Pernah57 Laki-Laki 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah58 Laki-Laki 17-20 th < Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 >2 kali Belum Pernah59 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 Sering Belum Pernah60 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 1-2 kali Belum Pernah61 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 >2 kali Belum Pernah62 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah63 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah
64 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 >2 kali Belum Pernah65 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah66 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 >2 kali Belum Pernah67 Laki-Laki 21-25 th < Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah68 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah69 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 >2 kali Belum Pernah70 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 >2 kali Belum Pernah71 Laki-Laki 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 Sering Belum Pernah72 Perempuan >25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah73 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah74 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah75 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah76 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 Sering Belum Pernah77 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 >2 kali Belum Pernah78 Laki-Laki 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 1-2 kali Belum Pernah79 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah80 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 >2 kali Belum Pernah81 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 Sering Belum Pernah82 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 Sering Belum Pernah83 Perempuan 21-25 th < Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2005 >2 kali Belum Pernah84 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Ekonomi 2006 Sering Belum Pernah85 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 >2 kali Belum Pernah86 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2006 Sering Belum Pernah87 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2006 Sering Belum Pernah88 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2006 Sering Belum Pernah89 Perempuan 17-20 th < Rp 500 rb Fak. Sastra 2006 Sering Belum Pernah90 Perempuan >25 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 1-2 kali Belum Pernah91 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 1-2 kali Belum Pernah92 Laki-Laki 21-25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 Sering Belum Pernah93 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 >2 kali Belum Pernah94 Perempuan 17-20 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2006 1-2 kali Belum Pernah95 Perempuan 21-25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 Sering Belum Pernah96 Laki-Laki >25 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 1-2 kali Belum Pernah97 Perempuan 17-20 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 Sering Belum Pernah98 Laki-Laki 17-20 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 Sering Belum Pernah99 Perempuan >25 th Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 Sering Belum Pernah
100 Perempuan 21-25 th > Rp 500 rb Fak. Sastra 2005 1-2 kali Belum Pernah
No. PERTANYAAN DAYA TARIK (X) VALIDResp X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 TOTAL X RATA2 KATEGORI
1 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 57 4.07 SS2 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 59 4.15 SS3 5 3 5 4 5 3 4 3 3 4 4 4 5 5 57 4.08 SS4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 54 3.85 S5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 55 3.92 S6 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 5 5 5 54 3.92 S7 3 2 4 2 3 5 2 4 4 3 4 4 3 4 47 3.46 S8 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 55 3.92 S9 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 4 61 4.38 SS
10 5 5 4 4 5 5 4 1 5 4 4 5 4 2 57 4.08 SS11 4 5 4 4 4 5 4 4 1 3 5 5 5 5 58 4.15 SS12 5 4 1 1 5 2 1 5 3 5 1 5 5 5 48 3.62 S13 3 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 3 54 3.85 S14 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 3 4 56 3.92 S15 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 60 4.23 SS16 4 4 4 4 2 3 4 4 1 2 2 2 2 2 40 2.77 R17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 50 3.54 S18 4 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 4 4 40 2.92 R19 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 4 4 40 2.85 R20 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 54 3.85 S21 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 61 4.38 SS22 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 61 4.38 SS23 3 3 5 5 2 5 5 2 4 2 5 2 5 5 53 3.69 S24 2 1 5 5 2 4 5 4 2 3 5 1 4 4 47 3.23 S25 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 52 3.77 S26 3 4 3 3 2 3 3 2 1 1 3 2 3 4 37 2.62 R27 4 3 5 5 4 3 5 4 3 5 5 5 5 4 60 4.23 SS28 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 38 2.69 R29 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 4 41 2.92 R30 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 3 40 2.85 R31 1 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 3 4 54 3.85 S32 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 53 3.77 S33 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 3 3 2 2 54 3.77 S34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 55 3.92 S35 4 4 3 3 4 5 3 3 1 4 3 5 5 5 52 3.77 S36 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 5 4 4 3 53 3.85 S37 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 3 3 5 4 56 4 S38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 53 3.77 S39 5 5 4 4 4 4 4 1 2 3 4 5 4 3 52 3.69 S40 5 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 55 3.92 S41 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 50 3.54 S42 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 49 3.54 S43 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 1 46 3.23 S44 5 5 1 1 1 2 1 2 1 2 4 3 1 1 30 2.23 R45 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 52 3.69 S46 5 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 3 51 3.69 S47 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 28 2.08 TS48 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 46 3.31 S49 5 3 3 3 4 5 3 4 3 1 5 5 5 5 54 3.92 S50 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 53 3.85 S51 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 57 4.08 SS52 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 4 4 3 4 59 4.15 SS53 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 4 S54 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 4 3 3 58 4.15 SS55 4 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4 4 54 3.77 S56 4 3 3 3 1 2 3 3 1 2 1 5 3 1 35 2.46 R57 5 4 4 5 4 2 5 3 4 5 5 3 5 4 58 4.08 SS58 5 5 5 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 65 4.62 SS59 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 3 4 5 4 56 4 S60 1 1 5 3 3 2 3 3 5 5 4 3 4 5 47 3.38 S61 4 4 5 4 3 1 4 3 5 4 4 2 4 3 50 3.54 S62 4 4 5 5 4 4 5 4 3 3 3 5 3 4 56 3.92 S63 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 56 4 S64 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 55 4 S65 5 3 5 3 4 5 3 4 4 4 2 3 5 4 54 3.92 S66 5 4 5 5 3 3 5 3 3 4 5 5 4 3 57 4 SS67 5 5 5 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 5 58 4.23 SS68 5 4 5 2 3 3 2 3 3 3 4 4 5 5 51 3.77 S69 4 4 4 1 4 5 1 2 4 5 5 4 5 3 51 3.85 S70 4 3 5 3 1 4 3 1 3 3 2 4 5 1 42 3 R71 5 3 5 4 4 4 4 3 1 4 2 2 3 2 46 3.23 S72 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 56 4 S73 5 2 5 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 53 3.85 S74 3 2 5 4 4 4 4 5 3 1 5 3 5 5 53 3.77 S75 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 54 3.85 S76 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 5 4 4 4 55 3.92 S77 5 5 5 3 4 5 3 5 4 3 4 4 4 5 59 4.31 SS78 4 3 4 5 5 5 5 3 4 4 3 3 4 1 53 3.69 S79 3 4 4 3 2 5 3 5 3 4 5 3 5 5 54 3.92 S
No. PERTANYAAN DAYA TARIK (X) VALIDResp X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 TOTAL X RATA2 KATEGORI
80 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 60 4.31 SS81 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 49 3.46 S82 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 4 41 2.85 R83 4 2 3 4 4 3 4 4 1 4 3 2 4 4 46 3.23 S84 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 53 3.77 S85 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 3 57 4.08 SS86 3 3 3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 57 4.08 SS87 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 4 64 4.54 SS88 5 3 5 5 4 3 5 3 2 3 5 4 5 3 55 3.85 S89 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 61 4.38 SS90 3 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 62 4.38 SS91 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 55 3.92 S92 4 3 4 3 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 57 4.15 SS93 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 57 4.08 SS94 5 5 5 4 5 4 4 3 3 3 4 3 4 3 55 3.92 S95 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3 56 4 S96 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 56 4 S97 3 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 59 4.15 SS98 3 4 4 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 4 47 3.31 S99 1 2 3 3 5 4 3 1 3 5 1 5 3 4 43 3.08 S
100 5 5 5 4 3 3 4 3 3 2 5 4 3 5 54 3.85 S
No. PERTANYAAN MINAT BELI (Y) VALIDResp Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 TOTAL Y RATA2 KATEGORI
1 4 4 5 4 4 21 4.2 SS2 4 5 4 5 5 23 4.6 SS3 4 4 3 5 4 20 4 S4 2 4 4 5 2 19 3.8 S5 4 3 4 5 3 19 3.8 S6 2 4 3 4 5 17 3.4 S7 4 3 4 4 3 18 3.6 S8 3 4 4 4 4 19 3.8 S9 4 4 4 3 4 19 3.8 S
10 2 3 4 2 3 14 2.8 R11 4 4 4 4 3 20 4 S12 4 1 4 4 3 14 2.8 R13 5 3 2 5 5 18 3.6 S14 4 4 4 4 4 20 4 S15 4 4 4 4 3 20 4 S16 1 5 4 4 4 19 3.8 S17 2 2 4 2 2 12 2.4 R18 1 2 2 2 2 9 1.8 TS19 5 5 5 4 3 24 4.8 SS20 5 5 4 4 4 23 4.6 SS21 5 4 3 3 4 19 3.8 S22 4 4 4 4 4 20 4 S23 5 4 1 4 1 18 3.6 S24 3 3 5 4 3 18 3.6 S25 5 4 4 4 3 21 4.2 SS26 1 2 4 4 2 13 2.6 R27 5 5 5 5 1 25 5 SS28 4 2 2 3 2 13 2.6 R29 2 2 4 3 4 13 2.6 R30 2 4 3 3 2 16 3.2 S31 5 5 5 4 4 24 4.8 SS32 4 4 4 4 4 20 4 S33 3 4 5 4 3 20 4 S34 4 4 4 4 4 20 4 S35 4 4 4 4 4 20 4 S36 4 4 5 4 1 21 4.2 SS37 1 2 1 1 4 7 1.4 TS38 4 4 4 4 4 20 4 S39 3 3 4 5 1 18 3.6 S40 1 2 1 3 4 9 1.8 TS41 3 3 4 4 3 17 3.4 S42 4 4 4 3 4 19 3.8 S43 4 4 4 4 4 20 4 S44 4 3 3 4 4 17 3.4 S45 2 2 3 4 3 13 2.6 R46 4 4 4 3 3 19 3.8 S47 4 4 3 2 1 17 3.4 S48 2 2 2 2 4 10 2 TS49 3 4 4 4 5 19 3.8 S50 3 4 5 5 4 21 4.2 SS51 3 4 4 4 4 19 3.8 S52 3 3 3 4 4 16 3.2 S
No. PERTANYAAN MINAT BELI (Y) VALIDResp Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 TOTAL Y RATA2 KATEGORI
53 4 1 3 5 1 14 2.8 R54 4 4 4 4 4 20 4 S55 4 4 4 4 4 20 4 S56 4 3 4 4 3 18 3.6 S57 3 5 5 5 3 23 4.6 SS58 3 4 4 4 4 19 3.8 S59 5 4 3 4 3 20 4 S60 4 4 4 4 4 20 4 S61 5 3 3 5 2 19 3.8 S62 1 5 2 3 1 16 3.2 S63 4 5 5 5 3 24 4.8 SS64 5 5 3 4 4 22 4.4 SS65 5 4 5 5 3 23 4.6 SS66 4 4 4 5 1 21 4.2 SS67 5 3 4 3 3 18 3.6 S68 5 4 4 4 5 21 4.2 SS69 5 4 3 4 2 20 4 S70 1 3 4 3 5 14 2.8 R71 3 4 2 2 4 15 3 R72 4 5 1 5 4 20 4 S73 4 4 3 4 5 19 3.8 S74 5 4 4 4 3 21 4.2 SS75 4 4 4 4 3 20 4 S76 2 2 3 5 4 14 2.8 R77 4 5 5 5 1 24 4.8 SS78 4 4 3 4 4 19 3.8 S79 4 4 5 4 3 21 4.2 SS80 3 5 5 5 5 23 4.6 SS81 4 4 2 4 2 18 3.6 S82 4 2 2 2 2 12 2.4 R83 2 3 4 4 2 16 3.2 S84 4 4 3 3 4 18 3.6 S85 3 4 5 5 4 21 4.2 SS86 4 4 4 4 4 20 4 S87 4 4 4 4 3 20 4 S88 4 4 4 4 5 20 4 S89 5 5 5 4 4 24 4.8 SS90 4 4 3 4 3 19 3.8 S91 4 5 4 4 5 22 4.4 SS92 3 4 4 4 3 19 3.8 S93 3 3 5 5 3 19 3.8 S94 3 3 4 4 3 17 3.4 S95 3 4 4 4 3 19 3.8 S96 5 4 4 3 3 20 4 S97 2 5 5 4 4 21 4.2 SS98 2 4 4 3 3 17 3.4 S99 3 3 1 4 1 14 2.8 R
100 4 5 5 3 1 22 4.4 SS
PERHITUNGAN RATA-RATA BOBOT SKOR DAYA TARIK
JUMLAH RESPONDEN JUMLAH NILAI BOBOT TOTAL RATA2ITEM SS S R TS SKS SS S R TS SKS BOBOT BOBOT
1 38 38 17 2 5 190 152 51 4 5 402 4.022 19 43 29 5 4 95 172 87 10 4 368 3.683 33 44 19 1 3 165 176 57 2 3 403 4.034 19 48 26 3 4 95 192 78 6 4 375 3.755 18 47 17 14 4 90 188 51 28 4 361 3.616 28 39 24 7 2 140 156 72 14 2 384 3.847 19 48 26 3 4 95 192 78 6 4 375 3.758 9 46 30 11 4 45 184 90 22 4 345 3.459 11 39 34 8 8 55 156 102 16 8 337 3.37
10 18 43 27 9 3 90 172 81 18 3 364 3.6411 27 41 22 7 3 135 164 66 14 3 382 3.8212 25 38 28 8 1 125 152 84 16 1 378 3.7813 31 40 20 6 3 155 160 60 12 3 390 3.914 24 45 22 4 5 120 180 66 8 5 379 3.79
Rata-rata final skor Daya Tarik=3.745
PERHITUNGAN RATA-RATA BOBOT SKOR MINAT
JUMLAH RESPONDEN JUMLAH NILAI BOBOT TOTAL RATA2ITEM SS S R TS SKS SS S R TS SKS BOBOT BOBOT
1 18 44 19 12 7 90 176 57 24 7 354 3.542 17 53 17 11 2 85 212 51 22 2 372 3.723 19 50 18 8 5 95 200 54 16 5 370 3.704 20 57 15 7 1 100 228 45 14 1 388 3.885 17 53 17 11 2 85 212 51 22 2 372 3.72
Rata-rata Skor Minat = 3.712
Data Perhitungan Manual Korelasi Product MomenNo. x y x2 y2 xy
1 4.07 4.2 16.5649 17.64 17.0942 4.21 4.6 17.7241 21.16 19.3663 4.07 4 16.5649 16 16.284 3.86 3.8 14.8996 14.44 14.6685 3.93 3.8 15.4449 14.44 14.9346 3.86 3.4 14.8996 11.56 13.1247 3.36 3.6 11.2896 12.96 12.0968 3.93 3.8 15.4449 14.44 14.9349 4.36 3.8 19.0096 14.44 16.568
10 4.07 2.8 16.5649 7.84 11.39611 4.14 4 17.1396 16 16.5612 3.43 2.8 11.7649 7.84 9.60413 3.86 3.6 14.8996 12.96 13.89614 4 4 16 16 1615 4.29 4 18.4041 16 17.1616 2.86 3.8 8.1796 14.44 10.86817 3.57 2.4 12.7449 5.76 8.56818 2.86 1.8 8.1796 3.24 5.14819 2.86 4.8 8.1796 23.04 13.72820 3.86 4.6 14.8996 21.16 17.75621 4.36 3.8 19.0096 14.44 16.56822 4.36 4 19.0096 16 17.4423 3.79 3.6 14.3641 12.96 13.64424 3.36 3.6 11.2896 12.96 12.09625 3.71 4.2 13.7641 17.64 15.58226 2.64 2.6 6.9696 6.76 6.86427 4.29 5 18.4041 25 21.4528 2.71 2.6 7.3441 6.76 7.04629 2.93 2.6 8.5849 6.76 7.61830 2.86 3.2 8.1796 10.24 9.15231 3.86 4.8 14.8996 23.04 18.52832 3.79 4 14.3641 16 15.1633 3.86 4 14.8996 16 15.4434 3.93 4 15.4449 16 15.7235 3.71 4 13.7641 16 14.8436 3.79 4.2 14.3641 17.64 15.91837 4 1.4 16 1.96 5.638 3.79 4 14.3641 16 15.1639 3.71 3.6 13.7641 12.96 13.35640 3.93 1.8 15.4449 3.24 7.07441 3.57 3.4 12.7449 11.56 12.13842 3.5 3.8 12.25 14.44 13.343 3.29 4 10.8241 16 13.1644 2.14 3.4 4.5796 11.56 7.27645 3.71 2.6 13.7641 6.76 9.64646 3.64 3.8 13.2496 14.44 13.83247 2 3.4 4 11.56 6.848 3.29 2 10.8241 4 6.5849 3.86 3.8 14.8996 14.44 14.66850 3.79 4.2 14.3641 17.64 15.91851 4.07 3.8 16.5649 14.44 15.46652 4.21 3.2 17.7241 10.24 13.47253 3.93 2.8 15.4449 7.84 11.00454 4.14 4 17.1396 16 16.5655 3.86 4 14.8996 16 15.44 SX= 374.57
56 2.5 3.6 6.25 12.96 9 SY= 371.257 4.14 4.6 17.1396 21.16 19.044 SXY= 1404.842
Data Perhitungan Manual Korelasi Product MomenNo. x y x2 y2 xy
58 4.64 3.8 21.5296 14.44 17.632 SX2= 1427.566
59 4 4 16 16 16 SY2= 1426.460 3.36 4 11.2896 16 13.4461 3.57 3.8 12.7449 14.44 13.56662 4 3.2 16 10.24 12.863 4 4.8 16 23.04 19.264 3.93 4.4 15.4449 19.36 17.29265 3.86 4.6 14.8996 21.16 17.75666 4.07 4.2 16.5649 17.64 17.09467 4.14 3.6 17.1396 12.96 14.90468 3.64 4.2 13.2496 17.64 15.28869 3.64 4 13.2496 16 14.5670 3 2.8 9 7.84 8.471 3.29 3 10.8241 9 9.8772 4 4 16 16 1673 3.79 3.8 14.3641 14.44 14.40274 3.79 4.2 14.3641 17.64 15.91875 3.86 4 14.8996 16 15.4476 3.93 2.8 15.4449 7.84 11.00477 4.21 4.8 17.7241 23.04 20.20878 3.79 3.8 14.3641 14.44 14.40279 3.86 4.2 14.8996 17.64 16.21280 4.29 4.6 18.4041 21.16 19.73481 3.5 3.6 12.25 12.96 12.682 2.93 2.4 8.5849 5.76 7.03283 3.29 3.2 10.8241 10.24 10.52884 3.79 3.6 14.3641 12.96 13.64485 4.07 4.2 16.5649 17.64 17.09486 4.07 4 16.5649 16 16.2887 4.57 4 20.8849 16 18.2888 3.93 4 15.4449 16 15.7289 4.36 4.8 19.0096 23.04 20.92890 4.43 3.8 19.6249 14.44 16.83491 3.93 4.4 15.4449 19.36 17.29292 4.07 3.8 16.5649 14.44 15.46693 4.07 3.8 16.5649 14.44 15.46694 3.93 3.4 15.4449 11.56 13.36295 4 3.8 16 14.44 15.296 4 4 16 16 1697 4.21 4.2 17.7241 17.64 17.68298 3.36 3.4 11.2896 11.56 11.42499 3.07 2.8 9.4249 7.84 8.596
100 3.86 4.4 14.8996 19.36 16.984
Jum 374.57 371.2 Jumlah 1427.566 1426.4 1404.842Jum*2 140302.7 137789.4
r = A / B = 0.41849
dimana ; A = 1443.8 N(XY)-(X)(Y)B = 3450.1
Correlations
1.000 .418**
.418** 1.000
. .000
.000 .
100 100
100 100
RATAX
RATAY
RATAX
RATAY
RATAX
RATAY
PearsonCorrelation
Sig.(2-tailed)
N
RATAX RATAY
Correlations
Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).
**.
Regression
RATAX a . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
Variables Entered/Removed b
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: RATAYb.
.418a .175 .166 .6391Model1
R R SquareAdjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate
Model Summary
Predictors: (Constant), RATAXa.
8.477 1 8.477 20.755 .000a
40.028 98 .408
48.506 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
ANOVAb
Predictors: (Constant), RATAXa.
Dependent Variable: RATAYb.
1.511 .487 3.102 .003
.588 .129 .418 4.556 .000
(Constant)
RATAX
Model1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Coefficients a
Dependent Variable: RATAYa.