Download - Analisis Kebijakan Transportasi
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
TUGAS ANALISIS KEBIJAKAN TRANSPORTASI DOSEN : Ir IDWAN SANTOSO, Ph.D
ANALISIS KEBIJAKAN DALAM MASALAH TRANSPORTASI PERSAMPAHAN
OLEH : TEDDY TAKAENDENGAN
35312005
SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
LATAR BELAKANG
Sampah perkotaan dari hari ke hari semakin meningkat produksinya sejalan dengan pertumbuhan
penduduk perkotaan yang meningkat. Pemerintah kota dalam hal ini telah menyiapkan TPS yang
mendekati masyarakat, maupun gerobak atau mobil yang beroperasional dari rumah kerumah
untuk mengambil sampah yang selanjutnya sampah dibawa ke TPA. Namun demikian sistem
yang sedang berjalan tersebut masih belum mampu menyelesaikan permasalah sampah dengan
baik dan tuntas. Pengolahan sampah di Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Sekitar 6.500 ton sampah dibuang setiap hari, tetapi yang diolah hanya sekitar 5 persen. Sekitar
20 persen sampah mengalir ke sungai atau laut dan sisanya ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Diperkirakan, dari seluruh jumlah sampah yang ada pada tahun 2006, hanya sekitar 60-70%
yang dapat diamgkut dan dibuang ke TPA oleh institusi yang bersangkutan ( Damanhuri et.al,
2010)
Sistem yang ada saat ini yaitu Sumber sampah (SS) – Tempat pembuangan Sementara (TPS) –
Truk Angkut sampah(TAS) – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dirasakan tidak efisien dan
efektif, karena : (I) sering terjadi keterlambatan angkutan sampah, sehingga timbul aroma kurang
sedap di sekitar TPS; (2) kapasitas sarana angkut (truk pengangkut) dan kualitas pengelola
sampah (sumberdaya manusia) kurang, sehingga sampah tercecer sepanjang jalan dari TPS
menuju TPA; (3) dibutuhkan lokasi dan area pembuangan sampah khusus, sehingga biaya
pengelolaannya makin tidak ekonomis; (4) terkondisikan lingkungan TPA yang kumuh, tidak
hygienis; (5) penumpukan dan proses pembusukan sampah yang lama (~ 30 hari), sehingga
terjadi polusi udara (aroma yang tidak sedap, dan asap pembakaran sampah tidak sempurna oleh
incinerator); (6) adanya kontaminasi bahan beracun dan berbahaya (B3) ke lingkungan sekitar,
sehingga terjadi degradasi kualitas lingkungan hidup.
Dalam perencanaan yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah, harus melihat juga
dari banyak pihak yang berkepentingan (stake holder). Stake holder yang sangat berperan dalam
hal ini adalah pihak Dinas Kebersihan Kota Bandung dan Tentunya Masyarakat. Dalam
menentukan keinginan tersebut maka haruslah ditentukan dahulu Performance Indicator (PI)
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, ditetapkan lokasi yang akan menjadi target adalah kota Bandung,
Stake holdernya adalah PD Kebersihan Kota Bandung dan masyarakat.
BATASAN MASALAH
Masalah yang dihadapi cukup banyak dan kompleks, untuk itu akan dibatasi masalah ini hanya
pada timbulan sampah yang ada pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
.BATASAN SISTEM
Sistem pengumpulan pada Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan system pengangkutan
yang menjadi batasan untuk system, tetapi juga dengan melihat kemungkinan adanya system
pembiayaan
PENENTUAN PERFORMANCE INDICATOR (PI)
SKENARIO A
Keterangan :
1 = Penentuan Tujuan dan Sasaran 2 = Permasalahan 3 = Analisis Kebijakan 4 = Analisis Dampak 5 = Evaluasi
Skenario A; Tujuan dan sasaran ditentukan oleh Owner sendiri, setelah itu ditentukan
Performance Indicator (PI), data-data didapat dari kondisi eksis. (1)
Dilanjutkan dengan menentukan gap yang terjadi pada masing-masing periode untuk mengetahui
permasalahan yang ada, dan dianalisis permasalahan tersebut. (2)
2 3 4 5 1
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Skenario A
1. Penetapan Tujuan dan sasaran
A. PD Kebersihan
Visi atau tujuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bandung melalui PD. Kebersihan adalah :
“Terwujudnya Kota Bandung Bersih dari Sampah Melalui Pengembangan Sistem
Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.”
Sasaran :
Tahun 2014 -2018 : 90 % sampah dapat dikelola : 3R 30 % : TPA 60 % (teknologi 35 %, landfill 25 %).
B. Masyarakat
Tujuan yang diharapkan oleh masyarakat adalah : Memiliki lingkungan yang bersih, nyaman,
sehat
Sasaran : Tahun 2014 -2018
- pengangkutan sampah di TPS dilakukan 3 kali seminggu
- Volume sampah yang tersisa atau tidak terangkut minimal 10 % dari total
volume
- Sampah tidak dibiarkan meluber keluar TPS sejauh 1 meter
Data-data yang didapat pada TPS adalah :
Lebar : 1,2 meter
Panjang : 2 meter
Tinggi : 1,5 meter
Volume : 3,6 meter3
Jadwal pengangkatan : setiap 2 minggu atau 2 kali dalam sebulan
Petugas : 2 orang dari pihak kelurahan
Gambar 1. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jl. Banda
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Forecast yang dilakukan dalam time frame.
Sasaran Kondisi Kondisi do nothing Kondisi yang diharapkan Gap
pengangkutan sampah di
TPS
2 minggu sekali dilakukan 6 kali / 2 minggu 5 kali / 2 minggu
Volume sampah yang
tersisa
> 50 % total volume < 10 % total volume 40 % total
volume
Luberan sampah 1 meter Tidak ada 1 meter
Rentang waktu 2014 2018
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Performance Indicator :
Volume Sampah Di TPS
InFlow
Lokasi TPS
Daerah layanan
Karakteristik
Mudah
dijangkau
Dimensi TPS
Jaringan
jalan
RTRW
Pemukiman
persekolahan
Perkantoran
Outflow
Sistem
Jaringan
Sistem
operasi
pengangkutan
Wilayah jangkauan
Rute
Jumlah angkutan
Jenis angkutan
Pemulung
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk pelaksanaan 3R, belum maksimal karena masih banyaknya masyarakat yang
belum menyadari sehingga volume sampah yang ada di TPS masih banyak
Pengangkutan Sampah yang ada di TPS tidak menentu, sehingga masih banyak
sampah yang menumpuk dan meluber.
Sarana angkutan yang tidak memadai sehingga masih tersisa sampah di TPS
Timbul masalah bau yang menyengat
Mengganggu pemandangan menjadi kotor
2. PERMASALAHAN
Sosialisasi 3R belum sepenuhnya dilaksanakan dan dijalankan
Jumlah dan jenis armada pengangkutan masih sangat terbatas
Sektor Informal (pemulung) belum optimal dalam pemilahan sampah
3. ANALISIS KEBIJAKAN
Dari pohon masalah yang ada,
B. Volume sampah
Inflow
Outflow
No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan
1 Mudah dijangkau Dimensi TPS Kondisi finansial
2 Pengangkutan Jaringan jalan
3 Rute RTRW
4 Jumlah angkutan Pemukiman
5 Jenis angkutan Persekolahan
6 Pemulung Perkantoran
7 Wilayah jangkauan
Mudah
dijangkau
Dimensi TPS Jaringan Jalan RTRW Pemukiman
Persekolahan Perkantoran
Pengangkutan Wilayah
jangkauan Jenis angkutan
Rute
Jumlah Angkutan
Pemulung
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Dari table diatas, didapat beberapa alternatif kebijakan :
1. Sektor Informal (Pemulung) dikembangkan untuk membantu dalam program 3R (reduce,
reuse dan recycle)
2. Dimensi TPS diperbesar untuk menampung volume sampah, dan dibuat tertutup.
3. Pengangkutan dilakukan minimal 3 x seminggu
4. Rute pengangkutan dengan mempetimbangkan RTRW, Karakteristik wilayah jangkauan
5. Jumlah angkutan ditambah untuk dapat memaksimalkan ritasi pengangkutan
6. Jenis angkutan yang sesuai dengan kondisi sampah dengan melihat kemampuan finansial
untuk pengadaan
4. Analisis Dampak
Dari Alternatif yang ada, dievaluasi dampak yang yang akan berpengaruh :
1. Sektor Informal (Pemulung) dikembangkan untuk membantu dalam program 3R (reduce,
reuse dan recycle)
2. Kegiatan 3R (reduce, reuse dan recycle) berjalan baik, volume yang ke TPA akan
berkurang
Untuk alternatif kebijakan yang diambil diatas, dampak yang diakibatkan adalah
- Jika pemilahan dilakukan di sumber (Rumah Tangga) maka tempat penampungan sampah
akan bertambah, yang satu untuk sampah organik, yang lain untuk sampah kering (kertas,
kardus, botol, kaleng dll)
- Di TPS juga akan mengalami penambahan ruang untuk sampah organic dan sampah kering
- Pada proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan secara terpisah antara
sampah organic dan sampah kering.
- Volume sampah yang masuk ke TPS dan TPA akan semakin berkurang.
- Biaya untuk pengumpulan dan pengangkutan akan bertambah.
- Penggunaan tekonologi yang tepat untuk pengolahan kompos serta proses pemilahan dan
pengolahan sampah plastic, kertas, kardus, besi, logam (Kegiatan Recycle) akan mempunyai
nilai tambah yang sangat besar, khususnya untuk sector Informal
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
3. Dimensi TPS diperbesar untuk menampung volume sampah, dan dibuat tertutup.
4. Pengangkutan dilakukan minimal 3 x seminggu
5. Rute pengangkutan dengan mempetimbangkan RTRW, Karakteristik wilayah jangkauan
6. Jumlah angkutan ditambah untuk dapat memaksimalkan ritasi pengangkutan
7. Jenis angkutan yang sesuai dengan kondisi sampah dengan melihat kemampuan finansial
untuk pengadaan
Untuk Alternatif diatas, dampaknya adalah :
- TPS sudah tidak bisa diperbesar, karena tidak ada lahan yang cukup
- Diperlukan angkutan yang memadai dan jumlah operator yang cukup banyak untuk proses
pengumpulan dan pengangkutan
- Harus dilakukan analisis rute untuk mendapatkan rute yang optimal
- Jumlah angkutan dan kapasitas angkutan disesuaikan untuk memaksimalkan ritasi
- Dengan menggunakan angkutan bermotor atau truk yang sesuai
- Penambahan biaya operasional kendaraan dan biaya pengelolaan sampah.
5. EVALUASI
- Untuk alternative kebijakan No. 1,2,3 harus dilakukan sosialisasi untuk mendapatkan
pemahaman yang benar mengenai program 3 R
- Alternatif no. 4-8, dengan melihat kondisi dan kemampuan keuangan yang ada, maka
alternative yang diambil diatas dapat dilakukan secara bertahap.
- Goodwill dari pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri,E.,Handoko,W., Padmi,T. (2010) : Municipal Solid Waste Management in Indonesia,
95-112 dalam Agamuthu, P., Tanaka, M. Municipal Solid Waste Management, 261
p.,Society of Solid Waste Management Expert ini Asia and the Pacific Islands,
Bandung-Indonesia
Kementrian Pekerjaan Umum, (2011) : Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,
Materi I Bidang Sampah, Jakarta
Lubis, H.A., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB –
Bandung
Santosa, I., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB – Bandung
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
SKENARIO B
Keterangan :
2 = Permasalahan 1 = Penentuan Tujuan dan Sasaran 3 = Analisis Kebijakan 4 = Analisis Dampak 5 = Evaluasi
Skenario B ; Dari kondisi eksis , ditemui permasalahan. Dari permasalahan yang ada, ditetapkan
Performance Indicator (PI) yang jumlahnya lebih banyak. Setelah itu mem”forecast” keadaan
dalam time frame yang ditentukan. Dari banyak PI , ditetapkan 3 yang terburuk untuk
memfokuskan permasalahan yang paling urgen. Setelah itu di analisis permasalahan. (2)
Menentukan tujuan dan sasaran yang lebih “reasonable” untuk dijangkau. (1)
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk contoh, diambil yang berlokasi di Jl. Banda Kota
Bandung, yang melayani warga sekitar RW 3.
Ditetapkan dalam kondisi Short Term ( tahun 2014 – tahun 2018)
Data-data yang didapat pada TPS adalah :
Lebar : 1,2 meter
Panjang : 2 meter
Tinggi : 1,5 meter
Volume : 3,6 meter3
Jadwal pengangkatan : setiap 2 minggu atau 2 kali dalam sebulan
Petugas : 2 orang dari pihak kelurahan
1 2 3 4 5
Gambar 1. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jl. Banda
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
1. PERMASALAHAN
Volume sampah di TPS semakin banyak sehingga meluber keluar
Waktu pengangkutan semakin tidak menentu
Bau yang ditimbulkan semakin menyengat
Banyaknya Lalat dan tikus.
IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk pelaksanaan 3R, belum maksimal karena masih banyaknya masyarakat yang
belum menyadari sehingga volume sampah yang ada di TPS masih banyak
Sampah yang masuk ke TPA, belum sepenuhnya dikelola dengan menggunakan
teknologi.
Pengangkutan Sampah yang ada di TPS tidak menentu,
Sarana angkutan yang tidak memadai
Timbul masalah bau yang menyengat
Banyak bermunculan hewan dan serangga yang bisa membaa penyakit (tikus dan
lalat)
Mengganggu pemandangan.
PENENTUAN PERFORMANCE INDIKATOR
PI Volume sampah yang semakin banyak
Pengangkutan yang tidak menentu
Bau yang ditimbulkan
Lokasi : TPS Jl. Banda Waktu : Bulan Pebruari 2013
No PI Unit Value Standard Score Bobot Nilai Akhir
1 Volume M3 3,0 0 2,7 0,5 1,35
2 Angkutan ritasi /bulan 2 8 7,5 1 7,5
3 Bau Radius jarak (m) 25 1 7,5 0,3 2,25
4 Hewan dan
serangga
Ekor Banyak
berkeliaran dan
beterbangan
0 2 0,5 1
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
2. PERUMUSAN TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan yang ingin dicapai : supaya lingkungan sekitar menjadi bersih, sehat, nyaman
Sasaran : - Volume sampah yang tidak terangkut dan tertahan minimal 10 %
- Pengangkutan Sampah di TPS minimal 3 x dalam seminggu
- Bau yang ditimbulkan tidak tercium dalam radius 1 m
- Hewan dan serangga tidak ada lagi.
Forecast yang dilakukan dalam time frame.
Sasaran Kondisi Kondisi do nothing Kondisi yang diharapkan Gap
pengangkutan sampah di
TPS
2 minggu sekali dilakukan 6 kali / 2 minggu 5 kali / 2 minggu
Volume sampah yang
tersisa
> 50 % total volume < 10 % total volume 40 % total
volume
Bau >5 meter < 1 meter 4 meter
Rentang waktu
2014 2018
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Analisis Masalah :
Dari PI yang didapat , maka focus terhadap 3 PI yang terjelek yaitu :
- Pengangkutan sampah
- Bau
- Volume
- Pengangkutan sampah:
Pengangkutan Sampah seharusnya dilakukan minimal 3 hari karena jika sampah yang
ada tertahan selama 3 hari,maka sampah tersebut akan mengalami proses pembusukan
yang disertai dengan adanya leachet (lindi)
- Bau; bau akan timbul dari hasil proses pembusukan dan lindi, semakin banyak sampah
organic maka akan semakin bau.
- Volume ; volume sampah yang masuk tidak terlalu berpengaruh jika pengangkutan
berjalan dengan lancar dan baik.
Pohon Masalah
Pengangkutan
Frekuensi pengangkutan
Rute pengangkutan
Jalur pengangkutan
Lalu lintas
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
Volume sampah
Sumber sampah
Perumahan Non Perumahan Fasilitas umum
Teratur Tidak Teratur Kumuh Tempat/rumah makan tetap
Tempat/rumah makan Tidak tetap
Kantor Sekolah
Tempat pembuangan sementara (TPS)
Jumlah penduduk
Jumlah Timbulan Pengangkutan
Jumlah kendaraan Jenis kendaraan
Daerah pelayanan
Luas Wilayah
Bau
Waktu Tinggal
% organic
Komposisi
% kertas
% plastik
% logam
% kaca
Karakteristik
Kadar Air
Berat Jenis Frekuensi pengangkutan
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
3. ANALISIS KEBIJAKAN.
A. Pengangkutan sampah
Ujung Pohon masalah :
No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan
1 Frekuensi Pengangkutan Lalu Lintas Kondisi Topografi
2 Jalur Pengangkutan
Alternatif Kebijakan :
- Optimasi Jalur untuk memaksimalkan system pengumpulan dan pengangkutan
- Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan sampah ditambah dan ritasi dimaksimalkan
- Penempatan TPS yang memudahkan system pengumpulan dan pengangkutan
B. Bau
No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan
1 Frekuensi Pengangkutan Lalu Lintas Kondisi Topografi
2 % organic Berat Jenis Iklim/Cuaca
3 % Kertas Kadar Air Iklim/Cuaca
4 % Plastik
5 % Logam
6 % kaca
Alternatif Kebijakan :
- Sosialisasi pemilahan sampah organic dan sampah kering.
- Penyediaan tempat sampah organic dan sampah kering dengan warna yang berbeda
- Membuat TPS yang baik, mempunyai penutup untuk menghindari binatang, hujan
- Membuat bilik tersendiri di TPS untuk sampah organic dan sampah kering
- Frekuensi pengumpulan dan pengangkutan dilakukan 3 x seminggu untuk sampah organic
dan 1 x seminggu untuk sampah kering.
Frekuensi Pengangkutan Jalur Pengangkutan Lalu Lintas
Frekuensi Pengangkutan
% organik % kertas % plastik % logam % kaca Berat Jenis Kadar air
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
C. Volume Sampah
No. Variabel Kebijakan Internal Barrier External Barrier Keterangan
1 Luas Lalu Lintas Topografi wilayah
2 Wilayah Jenis Perumahan Iklim/Cuaca
3 Jumlah Penduduk Kantor Kesadaran Masy.
4 Jumlah angkutan Sekolah
5 Jenis angkutan Rumah makan tetap
6 Rumah makan tdk
tetap
Alternatif Kebijakan
- Dibangun beberapa TPS untuk satu RW agar supaya buangan ke TPS bisa berkurang
- Penempatan dan dimensi TPS dilakukan dengan melihat kondisi kepadatan penduduk tiap
RW/RT
- Jumlah armada pengumpul dan pengangkut ditambah untuk mengantisipasi pertambahan
TPS dan memaksimalkan ritasi
- Jenis armada pengumpul dan pengangkut disesuaikan dengan kondisi topografi wilayah
layanan
- Setiap Fasilitas umum dan social harus mempunyai wadah/tempat penampungan yang baik
sesuai dengan standard yang ditentukan.
- Sosialisasi dari aparat pemerintah tentang pentingnya program 3R, kebersihan dan
kesehatan lingkungan.
- Penambahan jumlah armada yang sesuai dengan perencanaan dan melihat ketersediaan dana
- Penambahan jenis armada sesuai dengan peruntukannya dengan dana yang tesedia.
- Penambahan anggaran untuk gaji dan bahan bakar minyak
- Optimasi rute yang efisien dan efektif untuk pengangkutan sampah
- Ritasi pengangkutan sampah diperbanyak
Wilayah Luas Jumlah penduduk Jumlah angkutan Jenis angkutan
Perumahan teratur Perumahan tdk teratur Perumahan kumuh
Kantor Rumah makan tetap Sekolah Rumah makan tidak tetap
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
4. ANALISIS DAMPAK
4.1. Pengangkutan Sampah
Analisis Dampak :
- Membuat peta spasial untuk menentukan jalur yang optimal
- Bertambahnya operator untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah
- Jam kerja bertambah
- Diperlukan lahan untuk penempatan TPS
- Biaya operasional operator bertambah
- Biaya pengelolaan bertambah
4.2. Bau
Analisis Dampak :
- Membuat peta spasial untuk menentukan jalur yang optimal
- Bertambahnya operator untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah
- Jam kerja bertambah
- Diperlukan lahan dan konstruksi yang tertutup untuk TPS
- Biaya operasional operator bertambah
- Biaya pengelolaan bertambah
4.3. Volume Sampah
Analisis Dampak :
- Perlu lahan untuk penempatan TPS
- Penambahan jenis dan jumlah armada, juga penambahan operator/crew.
- Diperlukan Peta Spasial untuk menetapkan rute yang paling optimal
- Didapatkannya suatu system pengumpulan dan pengangkutan sampah yang efisien dan
efektif
- Penambahan anggaran untuk pengelolaan sampah
- Masyarakat akan terbebani dengan biaya sampah.
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
5. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap mengidentifikasi dampak serta membandingkan alternative yang
ada.
5.1 Pengangkutan
Dari hasil analisis dampak, dapat dikatakan bahwa untuk mendapatkan system pengangkutan
yang paling optimal, diperlukan suatu terobosan baru dalam pengaturan rute, penempatan
kembali TPS serta penambahan jumlah armada serta operator yang kesemuanya membutuhkan
biaya.
5.2. Bau
Diperlukan wadah untuk pengumpulan yang sesuai dengan standard, yaitu kedap air, tahan, tidak
mudah dibongkar oleh binatang. Juga untuk TPS, diperlukan yang tertutup agar tidak mudah
kena hujan yang dapat mengakibatkan kadar air meningkat, sampah organic akan mengalami
degradasi secara cepat. Pengangkutan dilakukan 3 x seminggu sehingga sampah organic belum
mengalami proses pembusukan yang dapat menyebabkan bau. Penambahan biaya operasional
5.3. Volume Sampah
Untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPS dan TPA, dilakukan sosialisasi 3R, melakukan
pemilahan dari sumber, menempatkan sampah organic dalam wadah yang tertutup yang sesuai
dengan standard. Menambah biaya operasional dan pengelolaan sampah.
SPS ITB Tugas Analisis Kebijakan
TEDDY TAKAENDENGAN 35312005
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri,E.,Handoko,W., Padmi,T. (2010) : Municipal Solid Waste Management in Indonesia,
95-112 dalam Agamuthu, P., Tanaka, M. Municipal Solid Waste Management, 261
p.,Society of Solid Waste Management Expert ini Asia and the Pacific Islands,
Bandung-Indonesia
Kementrian Pekerjaan Umum, (2011) : Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP,
Materi I Bidang Sampah, Jakarta
Lubis, H.A., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB –
Bandung
Santosa, I., (2013) : Materi dan Catatan kuliah Analisis Kebijakan Transportasi, ITB – Bandung