ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA
SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL PADA SISWA
KELAS X MAN 1 SUKOHARJO TAHUN 2017/2018
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
ROCHMAT SETIAWAN AJI NUGROHO
A410130121
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM
PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL PADA SISWA KELAS X MAN 1
SUKOHARJO TAHUN 2017/2018
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita matematika pada materipersamaan linier tiga varibel pada siswa kelas X MAN
I Sukoharjo tahun 2017/2018.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif.Teknik pengumpulan data dengan metode tes, wawancara dan dokumetasi.
Pemeriksaan keabsahan data dengan teknik triangulasi teknik, yaitu dengan
mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama
melalui tes, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui tahap reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan siswa mengalami kesalahan yaitu: kesalahan transformasi atau
Transformation Errors sebesar 19,23% yaitu kesalahan karena siswa salah dalam
mengubah informasi yang disajikan ke dalam kalimat matematik, kesalahan ketrampilan
proses atau Process Skill Errors sebesar 75% yaitu kesalahan karena siswa salah dalam
prosedur matematika dan operasi hitung, kesalahan penulisan jawaban akhir Encoding
Errors sebesar 50% yaitu kesalahan karena siswa tidak menuliskan kesimpulan dari
solusi yang diperoleh dan kesalahan pemahaman atau Comprehension Errors sebesar
11,54% yaitu kesalahan karena siswa salah dalam mengidentifikasi masalah ke dalam
konsep matematika dan salah dalam memahami perintah serta hal yang ditanyakan dalam
soal.
Kata Kunci: kesalahan, soal cerita, kesalahan Newman, persamaan linier tiga variabel
Abstract The object of this research is to describe student’s wrong in solvingmathematic question
of the three variable linear equations X class MAN 1 Sukoharjo in2017/2018 years. This
research used descriptive qualitative method. Technique of collecting data by test
method, interviewand documentation. The data validity investigation used triangulation
method, is by collecting different data to get data from the same sourcethrough tests,
interviews and documentation. Technique of analyzing datathrough data reduction phase,
data presentation and conclusion. Based onthe analysis data and discussion student
experience errors are: transformation error or Transformation Error of 19,23% is error
because students wrong in changing the information presented into mathematical
sentence, the error of process skill or Process Skill Error of 75% is error because students
wrong the mathematical procedure and arithmeticoperating, error of writing final answer
or Encoding Error of 50% that iserror because students are not writing conclusion from
the solusion by theresult, and comprehension error or Comprehension Error of 11,54%
that is error because students wrong on identifying problem into the mathematical
concepts and commands misunderstand also the question of the questioner.
Keywords: problem, word story, Newman Errors, three variable linear equations
1. PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang pastilah kita tak akan lepas dengan yang namanya pendidikan, karena
pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan yang serba modern. Oleh karena pentingnya
pendidikan ini, semua lapisan masyarakat haruslah ada akan gerakan sadar dalam hal
pendidikan. Pendidikan menurut pandangan Freeman Butt pendidikan sebagai suatu proses
2
penyesuaian diri secara timbal balik (member dan menerima pengetahuan), dan dengan
penyesuaian diri ini akan terjadi perubahan – perubahan pada diri manusia. Maka pendidikan
berfungsi untuk memberikan arah terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia dan
lingkungan (Muhammad anwar,2015:24-25).Menurut Muhafilah (Delphie 2009:2)
Matematika adalah bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan
hubungan – hubungan kuantitatif dan keruangan.
Rendahnya pemaham soal pada ujian nasional bisa menjadi salah satu contoh bahwa
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diujiakan sangat berfariasi,hal tersebut
sesuai dengan info dari detikNews bahwa rata-rata nilai UN SMA nasional negeri dan swasta
tahun 2015 ada 61,29% sedangkan di tahun 2016 ini niai rata-rata peserta UN ada 54,78%
atau turun sekitar 6,51 poin. Karena itu untuk mengetahui kesulitan siswa dan faktor
penyebabnya difokuskan pada hal-hal yng disebabkan oleh kesalahan-kesalahan akibat dari
kesulitan dalam menggunakan fakta, ketrampilan memahami konsep dan menerapkan prinsip
dalam menyelesaikan soal ujian nasional.
Mulyono (2010:257) menyatakan dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak
mengalami kesulitan, tampak terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat
kalimat matematika tanpa lebih dahulu memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang
harus di tempuh. Soal cerita memang memerlukan pemahaman yang lebih, karena bila salah
menelaah atau mengartikan suatu soal cerita akan membuat kesalahan dalam mengerjakan-
nya. Di dalam mengerjakan soal cerita, hendaknya siswa bisa mengidentifikasi dan
menganalisa masalah yang ada pada soal cerita.Sering terjadi kesalahan dimana siswa tidak
mampu mengartikan soal cerita itu ke dalam model matematika.Hal itu saya temukan saat
melakukan magang di SMA, banyak siswa mengaku bahwa mereka merasa kesulitan dalam
mengerjakan soal cerita.
Siswa di MAN 1 Sukoharjo mengalami kesulitan saat mengerjakan soal – soal
matematika yang di jelaskan oleh guru matematika di sekolahan dan siswa yang masih
mendapatkan nilai dibawah KKM.Salah satu materi yang menurut siswa sulit adalah materi
persamaan linier tiga variabel.Masih banyak siswa yang belum faham dengan materi
tersebut.Hasil wawancara dengan guru matematika di sekolahan tersebut bahwa siswa kurang
teliti saat mengejakan soal, kesalahan dalam memahai soal, kesalahan dalam menerapkan
konsep untuk merencanakan penyelesaian akhir dari soal yang diberikan. Dari beberapa
faktor tersebut bentuk soal yang diberikan mempengaruhi siswa dalam menyelesaikan soal
terutama jika soal yang diberikan adalah berbentuk soal cerita.
3
Berdasarkan uraian tersebut dan juga wawancara yang dilakukan dengan guru
matematika masih sekitar 50% siswa yang belum memahami materi persamaan linier tiga
variabel terutama dalam bentuk soal cerita, yang menyebabkan banyak siswa yang nilainya
kurang. Sehingga peneliti tertarik untuk malakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah
tersebut dengan judul “Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem
Persamaan Linier Tiga Variabel pada Siswa Kelas X MAN 1 Sukoharjo Tahun Ajaran
2017/2018”.
2. METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif jenis analisis
dokumen.Metode ini dipilih sebagai metode penelitian karenadata yang digunakan bersumber
dari hasil tes siswa kelas X IPA 3 pada sistem persamaan linier tiga variabel tahun ajaran
2017/2018. Sampel sumber data dalampenelitian ini adalah hasil tes siswa kelas X IPA 3
tahun ajaran 2017/2018 berdasarkan analisis kesalahan Newman. Dokumen yang diteliti yaitu
hasiltes siswa pada materi persamaan linier tiga variabel tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri
dari 3 soal.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, wawancara
dan dokumentasi. Metode tes diberikan kepada seluruh siswa kelas X IPA 3 sebanyak 31
siswa.Kemudian dipilih enam siswa yang melakukan kesalahan untuk dilakukan wawancara.
Metode dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelengkap telah melakukan penelitian.Arsip
hasil tes siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kesalahan Newman. Pada
pengolahan data digunakan teknik analisis yang meliputi tahap reduksi, penyajian data dan
verifikasi data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik untuk keabsahan
data, yaitu dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
(observasi, tes, wawancara atau dokumentasi) dalam menyelesaikan soal cerita.
Data yang terkumpul dianalisis kemudian dilakukan uji keabsahan datanya dengan
triangulasi teknik tersebut berdasarkan analisis kesalahan Newman. Data dikelompokkan dari
keempat jenis kesalahan, kemudian persentase tiap jenis kesalahan dari empat indikator
dihitung.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan soal tes materi persamaan linier tiga variabel
dalam bentuk soal cerita pada kelas X IPA 3 MAN 1 Sukoharjo yang diikuti sebanyak 31
siswa.Hasil tes tersebut dianalisismenggunakan procedure Newman untuk menentukan jenis
kesalahan danfaktor-faktor penyebab siswa melakukan kesalahan.Berikut disajikan besar
persentase jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas X IPA 3 pada tabel.
4
Tabel 1. Deskripsi Hasil Tes Siswa Kelas X IPA 3
Nomor Soal Keterangan
∑ B ∑ S ∑ T Total
1 23 8 0 31
2 7 20 4 31
3 1 24 6 31
Total 31 52 10 93
Presentase 33.33% 55.91% 10.75% 100%
Berdasarkan tabel 1 diketahui kasalahan siswa sebanyak 52 kesalahan atau 55,91% dari
nomor 1 sampai 3. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mengetahui besar persentase
kesalahan tiap soal. Pada nomer 1 persentase kesalahan sebesar 15,38%, soal nomer 2
persentase kesalahan sebesar 38,46%, soal nomer 3 persentase kesalahan sebesar 46,15%.
Untuk mengetahui jenis kesalahan dan faktor penyebab siswa melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan soal bentuk cerita pada materi persamaan linier tiga variabel, berikut
akan disajikan hasil tes disertai petikan wawancara dari beberapa subjek penelitian yang
mewalili 4 jenis kesalahan pada prosedure Newman.
3.1 Kesalahan Kesalahan Pemahaman (Comprehension Errors)
Kesalahan pemahaman adalah kesalahan dalam mengidentifikasi masalah ke dalam konsep
matematika yang relevan dan kesalahan dalam memamahi perintah serta hal yang ditanyakan
dalam soal. Pada kesalahan pemahaman ini besar persentase kesalahan adalah 11,54%
dengan kualifikasi sangat rendah. Contoh jenis kesalahan pemahaman dapat dilihat pada soal
berikut:
Soal Nomor 1
Ahmad membeli di sebuah Toko peralatan sekolah berupa 4 buah penggaris, 6 buah buku
tulis dan 2 buah pena dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 19.000,00. Di toko yang sama
Sulaiman berbelanja 3 buah buku tulis dan senuah penggaris dengan menghabiskan uang
Rp7.000,00. Jika harga sebuah penggaris adalah Rp 1.000,00 maka berapakah harga sebuah
pena?
5
Jawaban Siswa:
Subjek Ivanda Dwi A (S-27)
Gambar 1. Kesalahan pemahaman subjek ivanda dwi
Pada gambar 1 adalah hasil pekerjaan siswa subjek S-27, dapat dilihat bahwa siswa
melakukan kesalahan dalam pemahaman. Subjek S-27 melakukan kesalahan yaitu tidak
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Dalam hal ini, subjek S-
27 telah melakukan kesalahan pemahaman soal.
Hasil Petikan wawancara siswa S-27:
P : “Dari soal nomor 1 ini apakah bisa dipahami dengan jelas dek?”
S-27 : “(sambil mengangguk)bisa pak”
P : “Kalau sudah jelas, apa yang kamu ketahui dari soal tersebut?”
S-27 : “ada dua orang membeli masing – masing penggaris, buku, pena”
P : “kenapa kamu tidak menuliskan apa yang diketahui tersebut dengan lengkap saat
mengerjakan itu”
S-27 : “itu saya sudah menuliskan 4x + 6y +2z = 19.000 pak. Kan sama saja pak”
P : “Beda. Kok kamu tiba – tiba menuliskan seperti itu? Kenapa kamu tidak
menuliskan kembali apa yang diketahui, berapa banyak tiap masing – masing
barang tersebut ke model matematika, terus apa yang ditanyakan”
S-27 : “emm..(sambil terdiam) iya mas lupa, tergesa – gesa dan males nulis kembali
pak”
P : “lain kali kamu harus tulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, seperti
yang ibu guru contohkan di kelas”
S-27 : “iya pak, tapi jawabanya kan sudah benar pak”
P : “iya benar, sebenarnya sudah benar cara kamu mengerjakan soal nomor 1 itu.
Tetapi harus dilengkapi lagi karena soal ini jenis soal cerita jadi kamu harus
menuliskan semua yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal tersebut. Agar
kamu benar – benar paham ketika ditanya jawaban yang kamu tulis diperoleh dari
mana”
S-27 : “iya pak lain kali saya akan lengkapi”
6
Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa subjek S-27 tidak terbiasa dalam
mengidentifikasi dan menuliskan kembali hal – hal yang diketahui dan ditanyakan
menyebabkan kesalahan pemahaman yang dilakukan oleh siswa. Selain itu ada faktor
penyebab lain, siswa terlalu terburu – buru dalam mengerjakan soal tersebut dan kurang
memahami langkah – langkah mengerjakan soal cerita yang secara sistematis sehingga salah
dalam memahami. Sebanding dengan hasil penelitian dari Ulifa (2014) menunjukkan bahwa
siswa melakukan banyak kesalahan-kesalahan yang bervariasi dalam menyelesaikannya
karena siswa masih bingung dan belum memahami maksud dari soal, sehingga kesalahan
yang dilakukan oleh siswa akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa dikelas.Sama
penelitian yang dilakukan oleh Fatahillah (2017) Penyebab lainnya yaitu siswa tidak terbiasa
mengerjakan soal berbentuk cerita sehingga siswa tidak memahami langkah-langkah dalam
mengerjakan soal cerita, siswa juga kurang memahami materi operasi hitung bilangan
pecahan. Hal ini searah dengan penelitian Gultepe dkk (2013) bahwa pemahaman konsep dan
kemampuan proses dalam matematika akan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah.
3.2 Kesalahan Transformasi (Transformation Errors)
Kesalahan transformasi adalah kesalahan dalam merubah informasi yang disajikan ke dalam
bentuk aljabar atau model matematika dan kesalahan dalam merencanakan solusi. Pada
kesalahan transformasi siswa melakukan kesalahan dengan persentase yaitu 19,23% dengan
kualifikasi sangat rendah. Contoh jenis kesalahan transformasi dapat dilihat pada soal berikut:
Soal Nomor 3
Ibu Sonia membeli 5 kg telur, 2 kg daging, dan 1 kg udang dengan harga Rp 265.000,00. Ibu
Endang membeli 3 kg telur dan 1 kg daging dengan harga Rp 126.000,00.Ibu Sinta membeli
3 kg daging dan 2 kg udang dengan harga Rp 320.000,00. Jika Ibu Ani membeli 2 kg telur, 1
kg daging, dan 1 kg udang ditempat yang sama, ia harus membayar berapa?
Jawaban Siswa:
Subjek Aulia Sholihah (S-14)
Gambar 2. Kesalahan Transformasi subjek aulia sholihah
7
Pada gambar 2 adalah hasil pekerjaan siswa subjek S-14, dapat dilihat bahwa pada tahap
memahami masalah/ pemahaman, subjek S-14 tidak mengalami masalah. Kemudian pada
tahap tranformasi, subjek S-14 masih kurang tepat dalam membuat model matematika dengan
menuliskan Sonia telur = 5 kg, daging = 2 kg, udang 1 kg = 265.000; endana x = 3,y = 1, =
126.000; sinta x = 3 y = 320.000. Seharusnya subjek S-14 memisalkan tiap barang tersebut
selanjutnya merubah kedalam model matematikannya, dengan memisalkan telur = x, daging
= y, udang = z. setelah memisalkan merubah kedalam model matematikanya yaitu 5x + 2y + z
= 265000 ;3x + y = 126000 ; 3y + 2z = 320000. Dalam hal ini, subjek S-14 telah melakukan
kesalahan transformasi soal.
Hasil Petikan wawancara siswa S-14
P : “Untuk soal nomor 3 ini apakah bisa dibaca dengan jelas?”
S-14 : “Iya bisa pak”
P : “sekarang langkah pertama untuk menyelesaikan permasalahan soal itu dengan
cara apa?”
S-14 : “emmmm…” (sambil terdiam agak lama)
P : “Sudah lupa ya. Coba dilihat buku catatannya, langkah pertama apa ”
S-14 : “emm…(sambil ngecek buku) langkah pertama dengan membuat model
matematiknya terlebih dahulu”
P : “coba dicek lagi, seperti itu sudah dalam bentuk model matematikanya belum”
S-14 : “(sambil dicek) oh iya pak. Belum saya buat model matematiknya hehe.. (sambil
terseyum). Yang benar persamaannya seperti apa pak?”
P : “Nah persamaan yang benar seharusnya telur disalkan x, daging dimisalkan y,
udang dimisalkan z. lalu persamaannya menjadi 5x + 2y + z = 265000 ;3x + y =
126000 ; 3y + 2z= 320000. Sekarang sudah tahukan kan letak kesalahanya
dimana?”
S-14 : “iya pak insya allah sudah”
Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa subjek S-14 dapat disimpulkan bahwa
penyebab siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal adalah siswa belum
memahami dalam mengubah informasi yang disajikan dalam soal ke dalam model
matematika.Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Mushlihah Rohmah dan Sugeng
Sutiarto (2018) yang menyatakan bahwa penyebab kesalahan adalah siswa belum memahami
apa yang disebut transformasi masalah, siswa tidak memahami materi secara lengkap, dan
kurangnya pengalaman dalam mengerjakan soal.Hal ini senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Haryati (2016) bahwa Kesalahanyangpaling banyak dilakukan oleh siswa
8
adalah padatahap transformasi. Secara umum, kesalahan tersebut terjadi karena siswa
kurang banyak melatih kemampuan pemecahan masalah terutama pada soal tidak rutin,
sehingga siswa kurang terampil dalam membuat manipulasi dan berpengaruh pada
kemampuan-nya membuat model matematis. Sebanding dengan penelitian yang dilakukan
oleh Utami (2016) menjelaskan bahwa jenis kesalahan mahasiswa pada kategori
Transformation diantaranya adalah mahasiswa salah dalam merencanakan solusi, mahasiswa
salah dalam menggunakan operasi hitung karena pemahaman terhadap soal kurang
komprehensif, kesalahan dalam membuat manipulasi, dan mahasiswa hanyamembuat contoh
permisalan tetapi tidak dapat membuktikan.
3.3 Kesalahan Ketrampilan Proses(Process Skill Errors)
Kesalahan ketrampilan proses adalah kesalahan dalam melakukan prosedur matematika yaitu
langkah atau proses pengerjaan yang tidak sistematis dan kesalahan dalam melakukan operasi
hitung. Pada kesalahan ketrampilan proses ini besar persentase kesalahan adalah 75% dengan
kualifikasi tinggi. Contoh jenis kesalahan kesalahan proses dapat dilihat pada soal berikut:
Soal Nomer 2
Sebuah kios menjual bermacam – macam buah di antaranya jeruk, salak, dan apel. Seseorang
yang membeli 1 kg jeruk, 3 kg salak, dan 2 kg apel harus membayar Rp33.000,00. Orang
yang membeli 2 kg jeruk, 1 kg salak, dan 1 kg apel harus membayar Rp23.500,00. Orang
yang membeli 1 kg jeruk, 2 kg salak, dan 3 kg apel harus membayar Rp36.000,00. Berapakah
harga per kilogram salak, harga per kilogram jeruk, dan harga per kilogram apel?
Jawaban Siswa
Subjek Dewi Lestari (S-03)
Gambar 3.kesalahan ketrampilan proses subjek Dewi lestari
Pada gambar 3 adalah hasil perkerjaan subjek S-03, dapat dilihat bahwa pada tahap
memahami masalah / pemahaman, siswa tidak mengalami kesulitan dalam menuliskan apa
yang diketahui dan yang ditanya dari soal. Kemudian pada tahap transformasi subjek S-03
sudah benar dalam mengubah informasi ke dalam model matematika dengan memisalkan
9
jeruk dengan j, salak dengan s, apel dengan a dan membentuk persamaan 1, 2, dan 3. Pada
tahap ketrampilan proses subjek S-03 melakukan metode eliminasi dari persamaan 1 dan 2,
dan menghasilkan persamaan baru yaitu 5s + 3a = 43.000(iv) sudah benar. Namun
selanjutnya saat mengeliminasikan persamaan 3 dengan 4 ada proses kesalahan yang
seharusnya persamaan 3 di operasikan dengan persamaan 1 atau 2 yang akan menghasilkan
persamaan baru lagi. Selain itu juga pada tahap ketrampilan proses subjek S-03 melakukan
kesalahan dalam mengoperasikan hasil persamaan 5j + 7a = 101.000 menjadi 7a = 101.000/5
menjadi 7a=23.000. Dalam hal ini subjek S-03 telah melakukan kesalahan ketrampilan
proses.
Hasil petikan wawancara siswa S-03:
P : “Apakah ada kesulitan ketika kamu membaca soal nomor 2 itu?”
S-03 : “Tidak pak”
P : “Apa yang dicari dari soal itu dek?”
S-03 : “Harga per kilogram salak, jeruk, dan apel pak”
P : “Untuk mencarinya caranya gimana?”
S-03 : “dengan membuat model matematika lalu menyelesaikan persamaan yang ada
pak”
P : “iya betul. Coba lihat pekerjaan kamu untuk sistem pengerjaan kamu sudah benar
tapi proses pengoprasian kamu ada yang salah yaitu untuk persamanna 3 kamu
oprasikan dengan persamaan 4. Seharusnya kamu oprasikan dengan persamaan 1
atau 2.”
S-03 : “(sambil melihat lembar jawabnya)oh iya pak (sambil mengangguk)”
P : “untuk menyelesaikan permasalahan linier tiga variabel ini. Harus dibuat
persamaan linier dua variabel dengan cara, mengoperasiakan persamaan 1 dan 2
atau 2 dan 3 atau 1 dan 3. Kamu tidak boleh oprerasikan dengan persamaan
baru.Lain kali kamu harus teliti dalam mengerjakan ya.”
S-03 : “emm..iya pak”
Dari hasil tes dan wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa
subjek S-03 melakukan kesalahan adalah karena kurang teliti dalam melakukan operasi
persamaan.Hal ini sesuai dengan penelitian Kristayulita Saleh dkk (2017) bahwa kesalahan
ketrampilan proses dapat disebabkan karena kecerobohan siswa yang tidak teliti dalam
melakukan perhitungan.Sebanding dengan penelitian yang dilakukan Imswatama dan
Nura’aini (2015) yang mengungkapkan bahwa kesalahan hitung disebabkan karena
ketidaktelitian mahasiswa dalam mengerjakan soal meskipun mahasiswa sudah menguasai
10
mengenai konsep yang diberikan. Senada dengan penelitian yang dilakukan Amalia (2018)
yang menyatakan bahwa kesalahan ketrampilan proses diantaranya adalah kurang teliti dan
juga tergesa – gesa dalam menyelesaikan soal.
3.4 Kesalahan Penulisan Jawaban(Encoding Errors)
Kesalahan penulisan jawaban akhir adalah kesalahan kerena tidak menuliskan dari solusi
yang diperoleh.Pada kesalahan penulisan jawaban akhir ini besar persentase kesalahan adalah
50% dengan kualifikasi sedang. Contoh jenis kesalahan penulisan jawaban dapat dilihat pada
soal berikut:
Soal Nomor 3
Ibu Sonia membeli 5 kg telur, 2 kg daging, dan 1 kg udang dengan harga Rp 265.000,00. Ibu
Endang membeli 3 kg telur dan 1 kg daging dengan harga Rp 126.000,00.Ibu Sinta membeli
3 kg daging dan 2 kg udang dengan harga Rp 320.000,00. Jika Ibu Ani membeli 2 kg telur, 1
kg daging, dan 1 kg udang ditempat yang sama, ia harus membayar berapa?
Jawaban Siswa
Subjek Septi Khoiru Nisa (S-22)
Gambar 4. kesalaha penulisan jawaban Septi Khoirun Nisa
Pada gambar 4 adalah hasil pekerjaan subjek S-22, dapat dilihat bahwa pada tahap
memahami/ pemahaman, siswa tidak mengalami kesulitan dalam menuliskan ada yang
diketahui dan yang ditanyakan dari soal.Kemudian pada tahap transformasi subjek S-22 juga
tidak mengalami kesulitan untuk mengubah informasi ke dalam model persamaan umum
matematika. Tahap ketrampilan proses siswa salah dalam melakukan perhitungan dengan
menggunakan metode eliminasi subtitusi. Namun pada tahap penulisan jawaban akhir siswa
melakukan kesalahan yaitu tidak menuliskan solusi atau tidak menyimpulkan jawaban dari
pertanyaan dalam soal.Dalam hal ini subjek S-22 telah melakukan kesalahan penulisan
jawaban.
Hasil petikan wawancara siswa S-22:
P : “Apakah jawaban kamu ini sudah menjawab pertayaan dari soal?”
S-22 : “Sudah pak”
11
P : “Yang ditanya dari soal nomor 3 tadi apa?”
S-22 : “Jika Ibu Ani membeli 2 kg telur, 1 kg daging, dan 1 kg udang ditempat yang
sama, ia harus membayar berapa?”
P : “Mana jawaban kamu yang menunjukkan kamu telah menjawab pertayaan dari
soal nomor 3?”
S-22 : “ini pak(sambil menunjukkan jawabannya)”
P : “itu baru hasil perhitungannya. Untuk menjawab pertayaan soal bentuk cerita
kamu harus menyimpulkan jawaban kamu yaitu dengan didahului dengan kata
Jadi…. Diikuti pertayaan yang ditanyakan pada soal serta menuliskan solusi atau
hasil akhirnya.Itu baru yang dinamakan menjawab pertayaan soal.”
S-22 : “ooh iya pak saya lupa.”
P : “Kenapa kok bisa lupa menuliskan kesimpulan yang ditanyakan soal?”
S-22 : “Karena tidak terbiasa pak. Kan biasanya sampe hitungannya saja sudah selesai”
Berdasarkan hasil tes dan wawancara siswa subjek S-22 dapat disimpulkan bahwa
penyebab siswa melakukan kesalahan penulisan jawaban akhir adalah siswa tidak terbiasa
dalam menjawab soal dengan menyimpulkan hasil dari jawabannya.Hal ini sependapat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Najua Syuhada Alhassora, Mohd Salleh Abu, danA. H
Abdullah(2017) yang menyatakan bahwa gagalnya siswa dalam menjawab pertanyaan
dengan benar karena kurangnya dalam penafsiran dan menggunakan metode yang sesuai,
selain itu juga adanya faktor kurangnya pengalaman dalam menyelesaikan masalah sesuai
dengan metode yang benar.Sejalan dengan hasil penelitian Junaedi, Iwan (2012) jenis
kesalahan pada kategori encoding diantaranya adalah kurangnya latihan dalam mengerjakan
soal cerita.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kesalahan – kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi
persamaan linier tiga variabel yaitu:
(a) Kesalahan Pemahaman (Comprehension Errors), faktor penyebab diantaranya (1) siswa
tidak memahami soal dengan teliti (2) kemampuan siswa yang rendah dalam menentukan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal (3) tingkat kreativitas siswa yang kurang
dalam mengidentifikasi masalah nyata ke dalam model matematika.
(b) Kesalahan Transformasi (Transformation Errors) faktor penyebab diantaranya (1)
kemampuan siswa dalam mengubah informasi ke dalam model matematika sangat rendah. (2)
12
Kurangnya pengusaan siswa terhadap materi sehingga dalam menentukan langkah
selanjutnya masih salah.
(c) Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Errors) faktor penyebab diantaranya (1)
kurangnya ketelitian siswa dalam melakukan operasi bilangan (2) kemampuan berfikir kreatif
siswa yang masih rendah dalam melakukan perhitungan dan menentukan langkah yang harus
dilakukan (3) siswa terburu – buru dalam melakukan perhitungan.
(d) Kesalahan Penulisan Jawaban(Encoding Errors) faktor penyebab diantaranya (1) siswa
kurang teliti dalam mengubah hasil yang diperoleh kedalam bentuk kata – kata (2)
Kemampuan siswa dalam memahami perintah dalam soal yang ditanyakan masih kurang (3)
Siswa tidak terbiasa menuliskan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhassora, N. S., Abu, M. S., & Abdullah, A. H. (2017).Newman Error Analysis On
Evaluating AndCreating Thinking Skills. Man In India, 97(19),413-427.
Amalia, R., Aufin, M., & Khusniah, R. (2018).Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal
Cerita pada PokokBahasan Persamaan Linier Berdasarkan Newman Kelas X-Mia
diSMA Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan: Prosiding SNMPM II, Prodi Pendidikan
Matematika, Unswagati. Cirebon.
Anwar, M. (2015).Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Delphie, B. (2009). Psikologi Perkembangan : Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: Intan
Sejati.
Fatahillah, A., Wati, Y. F., & Susanto.(2017). Analisis Kesalahan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal CeritaMatematika Berdasarkan Tahapan Newman
BesertaBentuk Scaffolding Yang Diberikan.Journal University of Jember. 8(1):40-
51.
Gultepe, N., Celik, A. Y., & Kilic, Z. (2013).Exploring Effect of High School Students’
Mathematical Peocessing Skill and Conceptual Understanding of Chemical Concept
on Algorithmic Problem Solving.Australian Jurnal of Teacher Education.
38(1):122.
Imswatama, A., & Nur’aini, M. (2015). Analisis Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan
Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis dan Lingkaran: Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2015. UNY Yogyakarta.
Jha, S. K. (2012). Mathematics Performance of Primary School Student in Assam(India): An
Analysis Using Newman Procedure. International Journal of Computer Applications
in Engineering Science, 2(1).
13
Junaedi, I., Suyitno, A., & Sugiharti, E. (2015).Disclosure Causes of Students Error in
ResolvingDiscrete Mathematics Problems Based on NEA as A Means of Enchacing
Crearivity. International Journal of Education 7(4):31-42.
Medistiara, Y. (2016). Nilai Rata-rata UN SMP Tahun 2016 turun 3 Poin dari Tahun Lalu.online.
Diakses pada 20 Maret 2018, dari https://news.detik.com/berita/3230382/nilai-rata-rata-
un-smp-tahun-2016-turun-3-poin-dari-tahun-lalu
Rohmah, M., & Sutiarso, S. (2018).Analysis Problem Solving in Mathematical Using Theory
Newman.EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology
Education,14(2):671-681.
Saleh, K., Yuwono, I., & As’ari, A. R. (2017).Errors analysis solving problems analogies by
Newman procedure using analogical reasoning.International Journal of Humanities
and Social Sciences, 9(1),17-26.
Ulifa, N. S., &Effendy, D. (2014).Hasil Analisis Kesalahan Siswa dalamMenyelesaikan Soal
Matematika Pada Materi Relasi.Jurnal Pendidikan Matematika 2(1):123-133.
Utami, A. D. (2016). Tipe Kesalahan Mahasiswa dalam MenyelesaikanSoal-Soal Geometri
Berdasar Newman’s Error Analysis (NEA). Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
4(2), 85-92.