ANALISIS KUNJUNGAN
WISMANATAWAN
CANEGARA
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIKP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN KEPARIWISATAANGedung Sapta Pesona Lt. 21
Jalan Medan Merdeka Barat No. 17
Jakarta Pusat 10110
PADA KAWASAN 3 GREAT
KATA PENGANTAR
Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia ini merupakan suatu analisis
terhadap perkembangan kedatangan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia
dengan melihat berbagai faktor yang turut mempengaruhinya. Analisis Kunjungan
Wisatawan Mancanegara ke Indonesia disusun dengan format laporan secara
periodik setiap tiga bulan (Triwulan) yang akan diterapkan oleh ASDEP Puslitbang
Kebijakan Kepariwisataan pada tahun 2015.
Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia antara lain
menggambarkan tingkat perkembangan wisman, pola kunjungan, target,
pencapaian dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas tentang analisis lingkungan
strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik yang bersifat
internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target optimis kunjungan
wisman pada tahun 2015.
Analisis kunjungan wisatawan mancanegara di 3 Great ini diharapkan dapat
menjawab setiap pertanyaan yang timbul terkait fluktuasi kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia. Analisis ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia, khususnya menjadi acuan
dalam pengambilan keputusan di lingkungan internal Kementerian Pariwisata maupun
pemangku kepentingan kepariwisataan lainnya. Oleh karena itu, sumbang saran dan
masukan yang konstruktif untuk kesempurnan kajian ini sangat kami harapkan.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah turut membantu menyelesaikan analisis ini hingga menjadi suatu laporan
yang komprehensif.
Jakarta, November 2015ASDEP Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan
Abdul Kadir, SH., MMT.NIP 19560421.198603.1.001
iASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
ISIKATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 4
1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN 4
1.4 METODOLOGI KAJIAN 5
BAB II OUTBOUND DARI BEBERAPA PASAR PARIWISATA INDONESIA 8
2.1 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA 9
2.2 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA 11
2.3 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG 13
2.4 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN 14
BAB III PERPRES NO. 69/2015 BEBAS VISA KUNJUNGAN 17
3.1 PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) 20
3.2 PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN
DI 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) 32
3.3 KESIMPULAN 33
BAB IV DAMPAK KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN 34
4.1 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA
DARI KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS 36
4.2 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA
DARI TINGKAT HUNIAN KAMAR 46
4.3 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI 48
BAB V DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG 49
5.1 BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP
PINTU MASUK BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA 51
5.2 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP
PINTU MASUK NGURAH RAI (BALI) 53
5.3 KESIMPULAN 60
BAB VI DAMPAK ERUPSI GUNUNG BARUJANI 62
BAB VII BENCHMARKING KUNJUNGAN WISMAN 67
7.1 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 69
ii
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015 iii
7.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 70
7.3 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA THAILAND
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 71
7.4 PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN
(INDONESIA – THAILAND –SINGAPURA) PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 72
BAB VIII CATATAN HASIL FGD DI 3 GREAT TERKAIT KUNJUNGAN WISMAN 74
8.1 HASIL FGD PADA GREAT BALI 75
8.2 HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA 79
8.3 HASIL FGD PADA GREAT BATAM 82
BAB IX OBSERVASI PASAR SINGAPURA & MALAYSIA UNTUK GREAT BATAM 86
9.1 OBSERVASI PASAR SINGAPURA 87
9.2 OBSERVASI PASAR MALAYSIA 96
PENDAHULUAN
BAB I
1ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
1.1 LATAR BELAKANG
Kunjungan Wisatawan Mancanegara merupakan salah satu indikator
keberhasilan kinerja Kementerian Pariwisata. Target kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia pada tahun 2015 adalah 10 juta kunjungan.
Kementerian Pariwisata memfokuskan strategi pengembangan destinasi pada
3 kawasan Great yaitu: Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam.
Kementerian Pariwisata memfokuskan strategi pengembangan pasar
pariwisata pada 5 pasar utama, yaitu: Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok,
dan Jepang.
Kajian ini dibuat karena adanya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan
seputar fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara melalui 3 great, terutama
yang berhubungan dengan 5 fokus pasar utama, sehingga pemerintah dapat
dengan mudah melakukan pengawasan dan evaluasi (bila perlu) terhadap
setiap program terkait pengembangan destinasi maupun pemasaran
pariwisata, guna mencapai target 10 juta kunjungan wisatawan mancanegara
pada tahun 2015.
Kajian Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia antara lain
menggambarkan tingkat perkembangan wisman, prediksi kunjungan wisman,
serta target dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas tentang analisis
lingkungan strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik
yang bersifat internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target
optimis kunjungan wisman pada tahun 2015.
2ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IVJanuari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Target 2015 700.000 750.000 750.000 725.000 775.000 800.000 800.000 850.000 850.000 900.000 1.000.000 1.100.000
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
Target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 adalah sebesar
10 juta kunjungan, dengan distribusi bahwa pada Triwulan 1 pencapaiannya
sebesar 22% atau 2,2 juta kunjungan, Triwulan 2 dengan pencapaian 23% atau
sebesar 2,3 juta, Triwulan 3 dengan pencapaian 25% atau sebesar 2,5 juta, dan
Triwulan 4 dengan pencapaian 30% atau sebesar 3 juta.
Apabila dilihat pada periode semester, maka pada Semester 1 ditargetkan
kunjungan sebesar 4,5 juta atau dengan besaran 45% dari target, dan Semester
2 dengan target 5,5 juta atau sebesar 55% dari target. Target pada Semester 2
lebih besar dari Semester 1, hal ini dilihat dari historis kunjungan wisman tahun-
tahun sebelumnya serta pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan yang berlaku
efektif pada Semester tersebut.
2.200.000 2.300.000 2.500.000 3.000.000
4.500.000 5.500.000
1. Efektif Pemberlakuan BVK
2. Efektif APBN
22% 23% 25% 30%
45% 55%
3ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Ruang lingkup kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan data primer, khusus pada Buku ke-4 analisis wisman maka
ada beberapa data yang langsung diambil di lapangan, baik data berupa
hasil pengamatan lapangan/observasi serta data hasil wawancara dengan
stakeholder/pemangku kepentingan bidan pariwisata di tempat penelitian
dilakukan.
2. Pengumpulan data sekunder berupa statistik kunjungan wisatawan
mancanegara ke Indonesia dari berbagai sumber yaitu: Badan Pusat
Statistik (BPS), dan Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Data sekunder lainnya adalah data terkait isu-isu stratejik
internal dan eksternal kepariwisataan Indonesia yang diambil dari Internet,
WTTC, Media massa, serta sumber-sumber lainnya.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun
2015.Adapun tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Teridentifikasinya perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia
menurut pintu masuk dan fokus pasar dalam setiap tiga bulan (triwulan)
selama tahun 2015;
2. Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jumlah
kunjungan wisman ke Indonesia dalam tahun 2015;
3. Terlaksananya suatu kajian perkembangan jumlah kunjungan wisman ke
Indonesia setiap tiga bulan (triwulan) selama tahun 2015.
1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN
4ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
WTTC, Media massa, serta sumber-sumber lainnya.
3. Melakukan sosialisasi hasil kajian kepada para pemangku kepentingan
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan hasil kajian
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
1.3 METODOLOGI KAJIAN
Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2015,
maka akan dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut:
Dalam melakukan pengumpulan data, maka data yang digunakan adalah
data sekunder yang diperoleh dengan teknik:
1. Studi Kepustakaan, sumber dari litelatur berasal dari buku, internet, ataupun
laporan-laporan terdahulu.
2. Desk Research, merupakan metode penelitian / pegkajian dengan tidak
melakukan observasi lapangan langsung dikarenakan keseluruhan data
yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari literature
yang ada.
3. Focus Group Discussion, melakukan diskusi yang terfokus pada setiap isu
yang muncul terkait kunjungan wisman periode tahun 2015 dengan
mengundang stakeholders/pihak-pihak yang terkait.
Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, konsep yang
digunakan adalah kedatangan pengunjung ke Indonesia (visitor arrivals to
Indonesia). Hal ini berarti di dalamnya termasuk pelancong (excursionist),
namun dalam penyajiannya saat ini belum dapat dipisahkan antara wisman
(tourist) dengan pelancong (excursionist).
5ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Kategori wisatawan mancanegara telah disepakati antara BPS dan Imigrasi,
sehingga tidak semua orang asing yang masuk ke Indonesia bisa dikategorikan
sebagai wisatawan mancanegara. Beberapa kategori yang telah ditetapkan
oleh pihak-pihak terkait tersebut menjadi dasar penentuan pencatatan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Berdasarkan kesepakatan dengan BPS dan Imigrasi, maka yang dikategorikan
sebagai pengunjung (visitor) yang datang ke Indonesia menurut jenis dokumen
perjalanan yang digunakan adalah :
a. Warga Negara Asing yang memasuki wilayah Indonesia yang
menggunakan salah satu jenis dari dokumen perjalanan di bawah ini :
1. Visa Kunjungan Usaha (VKU);
2. Visa Kunjungan Sosial Budaya (VKSB);
3. Visa Kunjungan Wisata (VKW);
4. Visa Kunjungan Pemerintahan;
5. Visa Singgah (crew dan non crew);
6. Visa Tinggal Terbatas ((courtesy dan Visa Berdiam Sementara);
7. Diplomatik;
8. Dinas;
9. Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS);
10.Visa Saat Kedatangan/Visa on Arrival (VSK(VOA);
11.Visa Singgah Saat Kedatangan /Khusus (VSSK);
12.Smard Card;
13.Saphire (pelayan khusus di Bandara Sukarno-Hatta);
14.Transit;
15.Crew (awak kapal udara/laut).
6ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
b. Warga Negara Indonesia yang memilki dokumen perjalanan dan disepakati
persentase besarannya sebagai berikut :
1. Paspor Diplomatik (50%)
2. Paspor Dinas (10%)
3. Tenaga Kerja Indonesia (10%)
4. Penduduk Luar Negeri/Pendul (100%)
Metode pengolahan data yang akan dilakukan untuk meramalkan /
memprediksi tingkat kunjungan wisman adalah dengan tekhnik Moving
Average Unweight, dimana data-data dari periode tahun 1990 hingga 2014
akan diuji dengan tingkat n=3, sehingga akan diperoleh perkiraan kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia di tahun 2015.
Moving Average (MA) memiliki formula sebagai berikut:
dimana :
Xt = data observasi periode t
N = panjang serial waktu yg digunakan
Ft+1 = nilai prakiraan periode t+1
7ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
N
XXX
Nt
i
i
tNttt
N
X
F 11 ......
1
11
OUTBOUND DARI
BEBERAPA PASAR
PARIWISATA
INDONESIA
BAB II
8ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
AUSTRALIA – JEPANG – KOREA
SELATAN – SINGAPURA
9ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Selain isu-isu stratejik baik internal maupun eksternal, perkembangan Outbound dari
beberapa Negara focus pasar pariwisata Indonesia juga merupakan salah satu
indicator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan wisatawan
asal Negara focus pasar tersebut untuk berkunjungan ke Negara lain untuk kegiatan
wisata. Kecenderungan untuk melakukan perjalanan wisata menjadikan salah satu
tolak ukur untuk menjustifikasi naik/turunnya kunjungan wisman dari Negara-Negara
asal tersebut.
Tidak semua Negara focus pasar pariwisata Indonesia mempublikasikan jumlah
outbound/penduduk yang melakukan perjalanan keluar negeri. Diantara 21 focus
pasar yang ada, maka didapatkan data outbound dari beberapa Negara yang
berkontribusi besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia antara lain:
1. Singapura
2. Australia
3. Jepang, dan
4. Korea Selatan
2.1 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA
Singapura merupakan pasar penyumbang wisman terbesar pertama ke Indonesia di
tahun 2014 lalu. selain jarak yang dekat dengan Indonesia, Singapura juga
merupakan pasar yang sangat potensial dikarenakan kemiripan budaya yang
dimiliki Negara tersebut. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan
asal Singapura dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pertumbuhan 2015 -3,80% 7,08% 0,21% 3,84% 8,09% -3,11% 4,06% 9,31% 2,14%
2014 626.646 572.401 757.244 670.221 730.861 896.499 606.034 617.255 713.298 757.472 872.185 1.082.58
2015 602.818 612.946 758.811 695.965 789.999 868.634 630.628 674.736 728.534
-6,00%
-4,00%
-2,00%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
Pertumbuhan 2015 2014 2015
Sumber: http://www.singstat.gov.sg
10ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014 sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Agustus 2014. Sedangkan pada tahun
2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound
Singapura tertinggi pada bulan Agustus 2015 sebesar 9,31% sedangkan angka
pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Januari 2015 sebesar -3,80%. Sedangkan
untuk kecenderungan bepergian masyarakat Singapura yang keluar negeri dapat
dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Maret, Juni, Oktober, November dan
Desember.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Singapura
mengalami pergeseran dimana pada bulan Januari 2014 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 17,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama
mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya
mencapai besaran -3,80%.
Pada bulan Februari justru terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014
pertumbuhannya menurun ke besaran -2,47% namun pada tahun 2015 terjadi
penambahan angka outbound sehingga terjadi pertumbuhan yang signifikan
sebesar 7,08%. Di bulan Juni terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014
pertumbuhannya meningkat sebesar 2,97% namun pada tahun 2015 terjadi
penurunan pertumbuhan angka outbound sebesar -3,11%.
SINGAPURA 2013 2014 +/- 2015 +/-Jan 534,554 626,646 17.23% 602,818 -3.80%
Feb 586,868 572,401 -2.47% 612,946 7.08%
Mar 737,164 757,244 2.72% 758,811 0.21%
Apr 605,614 670,221 10.67% 695,965 3.84%
Mei 697,209 730,861 4.83% 789,999 8.09%
Jun 870,655 896,499 2.97% 868,634 -3.11%
Jul 587,318 606,034 3.19% 630,628 4.06%
Agu 639,716 617,255 -3.51% 674,736 9.31%
Sep 697,010 713,298 2.34% 728,534 2.14%
Okt 717,544 757,472 5.56%
Nov 895,821 872,185 -2.64%
Des 1,077,593 1,082,589 0.46%
Triwulan I 1,858,586 1,956,291 5.26% 1,974,575 0.93%
Triwulan II 2,173,478 2,297,581 5.71% 2,354,598 2.48%
Semester I 4,032,064 4,253,872 5.50% 4,329,173 1.77%
Triwulan III 1,924,044 1,936,587 0.65% 2,033,898 5.02%
Triwulan IV 2,690,958 2,712,246 0.79% - -
Semester II 4,615,002 4,648,833 0.73% - -
TOTAL 8,647,066 8,902,705 2.96% - -
Sumber: http://www.singstat.gov.sg
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar SIngapura
11ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari table perkembangan outbound Singapura diketahui bahwa pada triwulan
pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Singapura mencapai angka
5,26% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%.
Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 5,71% lebih baik dari tahun
2015 yang hanya mencapai 2,48%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka
0,65%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 5,02%.
Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Singapura untuk
melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap
tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu.
2.2 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA
Australia merupakan pasar penyumbang wisman terbesar ketiga ke Indonesia di
tahun 2014 lalu. Australia diuntungkan secara letak geografisnya yang sangat dekat
dengan Bali (Indonesia), ini yang menjadikan Bali sebagai destinasi favorit wisman
asal Australia ke Indonesia. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan
asal Australia dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pertumbuhan 2015 1,72% 5,11% 11,22% -0,39% 2,87% 2,74% 6,58% 1,04% 3,48%
2014 1.463.80 1.183.40 1.300.70 1.412.10 1.268.00 1.421.20 1.343.20 1.423.40 1.404.90 1.297.50 1.358.80 1.701.20
2015 1.489.00 1.243.90 1.446.60 1.406.60 1.304.40 1.460.20 1.431.60 1.438.20 1.453.80
-2,00%
0,00%
2,00%
4,00%
6,00%
8,00%
10,00%
12,00%
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
Pertumbuhan 2015 2014 2015
Sumber: http://www.abs.gov.au
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Desember. Sedangkan pada tahun 2015
data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Australia
tertinggi pada bulan Maret sebesar 11,22% sedangkan angka pertumbuhan
terendah terjadi pada bulan April sebesar -0,39%. Sedangkan untuk kecenderungan
bepergian masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas
banyak terjadi di bulan Januari, April, Juni, Agustus, November, dan Desember.
12ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia
mengalami pergeseran dimana pada bulan April 2014 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 12,78% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama
mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya
mencapai besaran -0,39%.
AUSTRALIA 2013 2014 +/- 2015 +/-Jan 1,321,300 1,463,800 10.78% 1,489,000 1.72%
Feb 1,078,600 1,183,400 9.72% 1,243,900 5.11%
Mar 1,286,700 1,300,700 1.09% 1,446,600 11.22%
Apr 1,252,100 1,412,100 12.78% 1,406,600 -0.39%
Mei 1,195,100 1,268,000 6.10% 1,304,400 2.87%
Jun 1,334,500 1,421,200 6.50% 1,460,200 2.74%
Jul 1,297,900 1,343,200 3.49% 1,431,600 6.58%
Agu 1,340,900 1,423,400 6.15% 1,438,200 1.04%
Sep 1,375,000 1,404,900 2.17% 1,453,800 3.48%
Okt 1,230,700 1,297,500 5.43%
Nov 1,304,500 1,358,800 4.16%
Des 1,685,000 1,701,200 0.96%
Triwulan I 3,686,600 3,947,900 7.09% 4,179,500 5.87%
Triwulan II 3,781,700 4,101,300 8.45% 4,171,200 1.70%
Semester I 7,468,300 8,049,200 7.78% 8,350,700 3.75%
Triwulan III 4,013,800 4,171,500 3.93% 4,323,600 3.65%
Triwulan IV 4,220,200 4,357,500 3.25% - -
Semester II 8,234,000 8,529,000 3.58% - -
TOTAL 15,702,300 16,578,200 5.58% - -
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Australia
Sumber: http://www.abs.gov.au
Dari table perkembangan outbound Australia diketahui bahwa pada triwulan
pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Australia mencapai angka 7,09%
sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%. Untuk
data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 8,45% lebih baik dari tahun 2015
yang hanya mencapai 1,70%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 3,93%,
dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar 3,65%.
Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Australia untuk
melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap
tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pertumbuhan 2015 -1,42% -10,51% -3,93% -3,73% -1,46% -7,62% -7,42% -7,26% 0,34%
2014 1.253.40 1.404.87 1.596.75 1.189.13 1.280.76 1.289.02 1.414.91 1.783.12 1.520.86 1.417.76 1.355.24 1.397.52
2015 1.235.61 1.257.15 1.534.02 1.144.83 1.262.10 1.190.80 1.309.95 1.653.61 1.526.00
-13,00%
-8,00%
-3,00%
2,00%
7,00%
12,00%
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
2.000.000
Pertumbuhan 2015 2014 2015
13ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
2.3 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG
Jepang merupakan pasar penyumbang wisman terbesar kelima ke Indonesia di
tahun 2014 lalu. Jepang memiliki keterikatan Budaya dengan Indonesia terkait
sejarah. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Jepang dari
periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III)
Sumber: http://www.jnto.go.jp
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Mei sedangkan
pertumbuhan pada periode lainnya berada pada pertumbuihan yang negatif.
Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan
angka outbound Jepang tertinggi pada bulan September sebesar 0,34% sedangkan
periode lainnya bertumbuh negatif. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian
masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak
terjadi di bulan Februari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia
mengalami pergeseran dimana pada bulan Mei 2014 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 1,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama
mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya
mencapai besaran -1,46%, dan pada bulan September dimana pada tahun 2014
pertumbuhan berada pada angka -2,15% dan di tahun 2015 pertumbuhan yang
terjadi tercatat sebesar 0,34%.
September – Data Sementara
14ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
JEPANG 2013 2014 +/- 2015 +/-Jan 1,360,639 1,253,404 -7.88% 1,235,612 -1.42%
Feb 1,430,633 1,404,873 -1.80% 1,257,154 -10.51%
Mar 1,652,417 1,596,751 -3.37% 1,534,026 -3.93%
Apr 1,244,438 1,189,132 -4.44% 1,144,833 -3.73%
Mei 1,265,170 1,280,765 1.23% 1,262,103 -1.46%
Jun 1,299,286 1,289,029 -0.79% 1,190,805 -7.62%
Jul 1,454,281 1,414,912 -2.71% 1,309,957 -7.42%
Agu 1,838,683 1,783,127 -3.02% 1,653,618 -7.26%
Sep 1,554,254 1,520,863 -2.15% 1,526,000 * 0.34%
Okt 1,495,836 1,417,766 -5.22%
Nov 1,400,278 1,355,246 -3.22%
Des 1,476,700 1,397,520 -5.36%
Triwulan I 4,443,689 4,255,028 -4.25% 4,026,792 -5.36%
Triwulan II 3,808,894 3,758,926 -1.31% 3,597,741 -4.29%
Semester I 8,252,583 8,013,954 -2.89% 7,624,533 -4.86%
Triwulan III 4,847,218 4,718,902 -2.65% 4,489,575 -4.86%
Triwulan IV 4,372,814 4,170,532 -4.63% - -
Semester II 9,220,032 8,889,434 -3.59% - -
TOTAL 17,472,615 16,903,388 -3.26% - -
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Jepang
Sumber: http://www.jnto.go.jp
Dari table perkembangan outbound Jepang diketahui bahwa pada triwulan
pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Jepang mencapai angka -4,25%
sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka -5,36%.
Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka -1,31% lebih baik dari tahun
2015 yang hanya mencapai -4,29%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka -
2,65%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar -4,86%.
Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Jepang untuk
melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan penurunan setiap
tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya.
*) Data Sementara
2.4 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN
Korea Selatan merupakan pasar penyumbang wisman terbesar keenam ke
Indonesia di tahun 2014 lalu. Pertumbuhan perekonomian Korea Selatan yang
sangat pesat, menciptakan permintaan untuk melakukan perjalanan wisata yang
besar pula. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Korea
Selatan dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Pertumbuhan 2015 24,89% 10,13% 23,09% 26,75% 29,13% 8,12% 15,16% 18,62% 14,41%
2014 1.468.90 1.312.68 1.150.95 1.179.88 1.223.00 1.270.43 1.454.79 1.547.19 1.321.29 1.432.10 1.288.75 1.430.67
2015 1.834.53 1.445.60 1.416.68 1.495.46 1.579.26 1.373.55 1.675.33 1.835.24 1.511.65
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
2.000.000
Pertumbuhan 2015 2014 2015
15ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: http://kto.visitkorea.or.kr
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Desember sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Juli. Sedangkan pada tahun 2015 data
per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Korea Selatan
tertinggi pada bulan Mei sebesar 29,13% sedangkan angka pertumbuhan terendah
terjadi pada bulan Juni sebesar 8,12%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian
masyarakat Korea Selatan yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas
banyak terjadi di bulan Januari, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember.
Performansi outbound wisatawan asal Korea Selatan meningkat signifikan setiap
tahunnya, bahkan di tahun 2014 tercatat pertumbuhan sebesar 8,31% atay hampir
bertambah sejumlah 1,5 juta wisatawan asal Korea Selatan.
Berikut merupakan table perkembangan outbound wisatawan asal Korea Selatan
dari tahun 2013, 2014 hingga September 2015.
September – Data Sementara
16ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
KOREA SELATAN 2013 2014 +/- 2015 +/-Jan 1,425,900 1,468,903 3.02% 1,834,538 24.89%
Feb 1,184,807 1,312,683 10.79% 1,445,609 10.13%
Mar 1,113,946 1,150,959 3.32% 1,416,683 23.09%
Apr 1,097,420 1,179,885 7.51% 1,495,460 26.75%
Mei 1,185,405 1,223,003 3.17% 1,579,265 29.13%
Jun 1,221,491 1,270,439 4.01% 1,373,551 8.12%
Jul 1,417,422 1,454,795 2.64% 1,675,332 15.16%
Agu 1,407,186 1,547,193 9.95% 1,835,249 18.62%
Sep 1,195,238 1,321,293 10.55% 1,511,657 14.41%
Okt 1,239,143 1,432,100 15.57%
Nov 1,154,064 1,288,754 11.67%
Des 1,204,463 1,430,677 18.78%
Triwulan I 3,724,653 3,932,545 5.58% 4,696,830 19.43%
Triwulan II 3,504,316 3,673,327 4.82% 4,448,276 21.10%
Semester I 7,228,969 7,605,872 5.21% 9,145,106 20.24%
Triwulan III 4,019,846 4,323,281 7.55% 5,022,238 16.17%
Triwulan IV 3,597,670 4,151,531 15.39% -
-
100.00%
Semester II 7,617,516 8,474,812 11.25% 5,022,238 -40.74%
TOTAL 14,846,485 16,080,684 8.31% 14,167,344 -11.90%
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Korea Selatan
Sumber: http://kto.visitkorea.or.kr
Dari table perkembangan outbound Korea Selatan diketahui bahwa pada triwulan
pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Korea Selatan mencapai angka
5,58% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 mengalami peningkatan
signifikan sebesar 19,43%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka
4,82% dan pada tahun 2015 meningkat signifikan pada besaran 21,10%. Triwulan
ketiga tahun 2014 mencapai angka 7,55%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya
meningkat signifikan sebesar 16,17%.
Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Korea Selatan untuk
melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan yang
signifikan setiap tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya.
PERPRES NO. 69/2015
BEBAS VISA
KUNJUNGAN
BAB III
17ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
18ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Pada bulan Juni 2015, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait Izin
kunjungan bagi wisatawan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 69 Tahun
2015 tentang Bebas Visa Kunjungan. Pada Kebijakan tersebut tercantum 45 (Empat
puluh lima) negara diberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. 15 Negara, antara lain: Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam,
Philipina, Chili, Maroko, Peru, Vietnam, Ekuador, Kamboja, Laos, Myanmar,
Hongkong SAR dan Macao SAR. Dengan ketentuan melaksanakan kunjungan
dalam rangka tugas pemerintah, pendidikan, sosial budaya, wisata, bisnis,
keluarga, jurnalistik atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain
serta dapat masuk dan keluar ke wilayah Indonesia melalui seluruh Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan diberikan cap tanda masuk Bebas Visa
Kunjungan Singkat (BVKS).
2. 30 Negara, antara lain: Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, Jepang,
Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Mexico, Inggris, Jerman, Perancis,
Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia,
Finlandia, Polandia, Hungaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain,
Oman, dan Afrika Selatan. Dengan ketentuan hanya dapat dilakukan dalam
rangka wisata, dapat keluar masuk melalui 9 TPI meliputi: Bandara Soekarno
Hatta (Jakarta), Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Kuala Namu (Medan),
Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Hang Nadim (Batam), Pelabuhan Laut Sri
Bintan Pura (Tanjung Pinang), Pelabuhan Laut Batam Center (Batam),
Pelabuhan Laut Sekupang (Batam), dan Pelabuhan Tanjung Uban (Tanjung
Uban).
30 NEGARA BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA
19ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, maka diharapkan proses kunjungan
wisatawan ke Indonesia akan lebih mudah secara administrasi. Kebijakan tersebut
juga mendorong keinginan calon wisatawan untuk dapat berkunjung ke Indonesia,
bahkan kebijakan tersebut dapat dijadikan sebagai selling point atau nilai jual bagi
wisatawan asal negara-negara tersebut.
Untuk mengetahui efektivitas pemberlakuan kebijakan fasilitasi bebas visa kunjungan
untuk kunjungan wisata, maka Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan
Kebijakan Kepariwisataan melakukan suatu monitoring untuk mengevaluasi setiap
pengaruh yang ditimbulkan, salah satunya dengan membuat simulasi penetrasi dan
dampak kebijakan tersebut terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Dari 30 negara yang terimbas oleh kebijakan baru ini, terdiri dari 4 Negara Kawasan
Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, dan Selandia Baru), 17
Negara Kawasan Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia,
Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol,
Swedia dan Swiss), 3 Negara Kawasan Amerika (Kanada, Amerika Serikat, dan
Meksiko), 5 Negara kawasan Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni
Emirat Arab), dan 1 Negara Kawasan Afrika (Afrika Selatan). Tercatat dari mulai
kebijakan ini dikeluarkan, maka sudah 4 (empat) bulan periode yang dilalui yaitu
Juni, Juli, Agustus dan September.
Metode perhitungan penetrasi dilakukan dengan membandingkan Jumlah wisman
yang masuk dengan jumlah pengguna fasilitas bebas visa pada pasar yang sama.
Data tersebut kemudian dibuatkan suatu ranking atau peringkat optimalisasii
penetrasi sebagai berikut.
Selama 4 bulan tersebut maka performansi dari penetrasi kebijakan bebas visa
kunjungan yang melalui pintu masuk 3 Great, adalah sebagai berikut.
Skala Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas BVK
0% - 20% Sangat Rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Sedang
60% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi
20ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
3.1 PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM)
A. PASAR ASIA PASIFIK
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
ASIA PASIFIKJEPANG 16.747 19.660 19.001 26.878 82.286 10.584 19.097 17.844 25.956 73.481 89,30%
KOREA SELATAN 12.584 12.947 8.159 11.197 44.887 8.398 12.667 7.767 10.448 39.280 87,51%
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 59.597 80.697 66.309 56.256 262.859 41.781 79.580 63.169 53.968 238.498 90,73%
SELANDIA BARU 7.891 8.320 5.537 8.158 29.906 4.770 7.840 4.874 7.712 25.196 84,25%
TOTAL ASIA PASIFIK 96.819 121.624 99.006 102.489 419.938 65.533 119.184 93.654 98.084 376.455 89,65%
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Bali berada pada
tingkat 89,65%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada
level SANGAT TINGGI, dimana dari total 419.938 kunjungan wisman asal Jepang,
Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 376.455 wisman
memanfaatkan kebijakan BVK.
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Jakarta
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke Pintu Masuk Great Jakarta berada pada
tingkat 40,80%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada
level RENDAH, dimana dari total 211.367 kunjungan wisman asal Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 86.237 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
ASIA PASIFIKJEPANG 16.862 12.237 20.709 21.773 71.581 2.142 3.815 8.101 8.217 22.275 31,12%
KOREA SELATAN 7.639 7.208 10.356 8.304 33.507 1.831 3.778 5.074 4.279 14.962 44,65%
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 22.941 20.601 31.070 28.678 103.290 6.359 10.314 15.686 15.627 47.986 46,46%
SELANDIA BARU 720 612 852 805 2.989 109 279 298 328 1.014 33,92%
TOTAL ASIA PASIFIK 48.162 40.658 62.987 59.560 211.367 10.441 18.186 29.159 28.451 86.237 40,80%
21ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Batam
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Batam
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Batam berada pada
tingkat 47,89%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada
level SEDANG, dimana dari total 36.700 kunjungan wisman asal Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 17.577 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui 3 Pintu Masuk pada
periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang 3 Melalui Pintu Masuk Great
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada
tingkat 71,90%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada
level TINGGI, dimana dari total 668.005 kunjungan wisman asal Jepang, Korea
Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 480.269 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
ASIA PASIFIKJEPANG 1.729 1.951 2.029 1.668 7.377 76 209 280 836 1.401 18,99%
KOREA SELATAN 3.859 3.492 4.513 3.418 15.282 1.372 2.759 3.585 3.214 10.930 71,52%
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 2.682 3.425 4.660 2.595 13.362 433 1.111 1.597 1.935 5.076 37,99%
SELANDIA BARU 148 218 161 152 679 17 41 27 85 170 25,04%
TOTAL ASIA PASIFIK 8.418 9.086 11.363 7.833 36.700 1.898 4.120 5.489 6.070 17.577 47,89%
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
ASIA PASIFIKJEPANG 35.338 33.848 41.739 50.319 161.244 12.802 23.121 26.225 35.009 97.157 60,25%
KOREA SELATAN 24.082 23.647 23.028 22.919 93.676 11.601 19.204 16.426 17.941 65.172 69,57%
REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK 85.220 104.723 102.039 87.529 379.511 48.573 91.005 80.452 71.530 291.560 76,83%
SELANDIA BARU 8.759 9.150 6.550 9.115 33.574 4.896 8.160 5.199 8.125 26.380 78,57%
TOTAL ASIA PASIFIK 153.399 171.368 173.356 169.882 668.005 77.872 141.490 128.302 132.605 480.269 71,90%
22ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Bali pada
periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
B. PASAR EROPA
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia,
Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis,
Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Bali berada pada
tingkat 85,59%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada
level SANGAT TINGGI, dimana dari total 309.682 kunjungan wisman asal 17 Negara
tersebut, sebanyak 265.072 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
EROPAAUSTRIA 975 2.120 1.718 1.690 6.503 505 1.980 1.522 1.583 5.590 85,96%
BELANDA 5.326 13.063 7.206 7.267 32.862 3.044 12.293 6.578 6.623 28.538 86,84%
BELGIA 1.714 3.934 2.368 2.106 10.122 1.146 3.736 2.159 1.977 9.018 89,09%
CEKO 747 687 471 966 2.871 457 615 398 888 2.358 82,13%
DENMARK 1.367 3.515 1.623 1.261 7.766 968 3.332 1.443 1.146 6.889 88,71%
FINLANDIA 622 518 309 665 2.114 361 390 249 575 1.575 74,50%
HUNGARIA 402 342 291 404 1.439 224 305 233 365 1.127 78,32%
INGGRIS 14.627 16.942 14.069 19.246 64.884 8.951 16.057 12.851 18.210 56.069 86,41%
ITALIA 2.350 3.355 6.381 3.255 15.341 1.390 2.974 5.710 2.962 13.036 84,97%
JERMAN 9.942 12.382 12.189 17.622 52.135 5.489 11.660 10.844 16.576 44.569 85,49%
NORWEGIA 1.154 1.541 712 970 4.377 872 1.472 640 772 3.756 85,81%
PERANCIS 8.962 16.815 16.490 13.319 55.586 4.674 15.604 15.113 12.425 47.816 86,02%
POLANDIA 852 1.023 679 1.178 3.732 516 941 625 1.110 3.192 85,53%
RUSSIA 4.532 4.023 2.891 4.185 15.631 2.334 3.562 2.486 3.709 12.091 77,35%
SPANYOL 2.197 3.278 3.495 3.421 12.391 1.366 2.958 3.129 3.185 10.638 85,85%
SWEDIA 1.651 1.724 1.041 1.922 6.338 1.058 1.621 956 1.662 5.297 83,58%
SWISS 2.566 6.426 3.073 3.525 15.590 1.522 5.964 2.755 3.272 13.513 86,68%
TOTAL EROPA 59.986 91.688 75.006 83.002 309.682 34.877 85.464 67.691 77.040 265.072 85,59%
23ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada
periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia,
Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis,
Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Jakarta berada
pada tingkat 62,79%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada
pada level TINGGI, dimana dari total 143.608 kunjungan wisman asal 17 Negara
tersebut, sebanyak 90.166 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
EROPAAUSTRIA 324 725 705 636 2.390 62 439 458 413 1.372 57,41%
BELANDA 4.475 11.262 7.866 7.801 31.404 1.415 9.099 6.433 6.231 23.178 73,81%
BELGIA 1.093 2.286 1.436 2.007 6.822 441 1.842 1.060 1.651 4.994 73,20%
CEKO 273 345 379 496 1.493 121 264 255 436 1.076 72,07%
DENMARK 428 561 483 344 1.816 96 358 238 144 836 46,04%
FINLANDIA 262 170 296 300 1.028 46 80 81 99 306 29,77%
HUNGARIA 160 143 146 141 590 31 89 62 77 259 43,90%
INGGRIS 4.875 5.764 6.983 5.605 23.227 948 3.240 3.837 2.610 10.635 45,79%
ITALIA 1.509 2.249 6.426 1.913 12.097 338 1.410 5.341 1.018 8.107 67,02%
JERMAN 3.169 3.886 6.609 6.227 19.891 742 2.319 4.134 4.228 11.423 57,43%
NORWEGIA 295 286 211 240 1.032 83 193 85 93 454 43,99%
PERANCIS 3.203 5.798 6.391 4.782 20.174 779 4.121 4.790 3.227 12.917 64,03%
POLANDIA 330 466 756 745 2.297 119 359 583 623 1.684 73,31%
RUSSIA 641 699 1.022 879 3.241 166 464 695 607 1.932 59,61%
SPANYOL 1.062 2.516 4.217 2.164 9.959 330 1.911 3.778 1.686 7.705 77,37%
SWEDIA 588 395 475 525 1.983 151 224 224 226 825 41,60%
SWISS 684 1.377 1.174 929 4.164 175 945 761 582 2.463 59,15%
TOTAL EROPA 23.371 38.928 45.575 35.734 143.608 6.043 27.357 32.815 23.951 90.166 62,79%
24ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Batam pada
periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Batam
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia,
Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis,
Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Batam berada
pada tingkat 20,87%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada
pada level RENDAH, dimana dari total 14.599 kunjungan wisman asal 17 Negara
tersebut, sebanyak 3.046 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
EROPAAUSTRIA 19 18 40 26 103 1 7 7 15 30 29,01%
BELANDA 332 424 307 265 1.328 18 88 59 104 269 20,26%
BELGIA 77 73 74 62 286 11 15 13 21 60 20,98%
CEKO 6 18 4 0 28 1 - 1 0 2 7,14%
DENMARK 62 59 67 42 230 8 18 16 17 59 25,63%
FINLANDIA 36 58 41 64 199 3 10 7 33 53 26,63%
HUNGARIA 9 11 16 7 43 - 1 2 2 5 11,52%
INGGRIS 1.627 1.739 1.821 1.360 6.547 91 172 234 723 1.220 18,63%
ITALIA 132 130 132 125 519 8 28 29 59 124 23,91%
JERMAN 371 371 393 352 1.487 31 90 97 193 411 27,65%
NORWEGIA 124 154 127 99 504 14 43 26 46 129 25,57%
PERANCIS 508 535 523 376 1.942 - 12 95 189 296 15,24%
POLANDIA 28 57 36 42 163 - 12 9 16 37 22,76%
RUSSIA 68 82 82 57 289 14 31 16 38 99 34,23%
SPANYOL 60 51 76 87 274 3 20 32 56 111 40,57%
SWEDIA 79 93 69 74 315 10 21 17 36 84 26,63%
SWISS 85 139 71 46 341 2 13 11 31 57 16,72%
TOTAL EROPA 3.623 4.012 3.879 3.085 14.599 215 581 671 1.579 3.046 20,87%
25ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada
periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia,
Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis,
Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke 3 pintu masuk Great utama berada
pada tingkat 76,57%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada
pada level TINGGI, dimana dari total 467.889 kunjungan wisman asal 17 Negara
tersebut, sebanyak 358.284 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
EROPAAUSTRIA 1.318 2.863 2.463 2.352 8.996 568 2.426 1.987 2.011 6.992 77,72%
BELANDA 10.133 24.749 15.379 15.333 65.594 4.477 21.480 13.070 12.958 51.985 79,25%
BELGIA 2.884 6.293 3.878 4.175 17.230 1.598 5.593 3.232 3.649 14.072 81,67%
CEKO 1.026 1.050 854 1.462 4.392 579 879 654 1.324 3.436 78,23%
DENMARK 1.857 4.135 2.173 1.647 9.812 1.072 3.708 1.697 1.307 7.784 79,33%
FINLANDIA 920 746 646 1.029 3.341 410 480 337 707 1.934 57,89%
HUNGARIA 571 496 453 552 2.072 255 395 297 444 1.391 67,12%
INGGRIS 21.129 24.445 22.873 26.211 94.658 9.990 19.469 16.922 21.543 67.924 71,76%
ITALIA 3.991 5.734 12.939 5.293 27.957 1.736 4.412 11.080 4.039 21.267 76,07%
JERMAN 13.482 16.639 19.191 24.201 73.513 6.262 14.069 15.075 20.997 56.403 76,73%
NORWEGIA 1.573 1.981 1.050 1.309 5.913 969 1.708 751 911 4.339 73,38%
PERANCIS 12.673 23.148 23.404 18.477 77.702 5.453 19.737 19.998 15.841 61.029 78,54%
POLANDIA 1.210 1.546 1.471 1.965 6.192 635 1.312 1.217 1.749 4.913 79,35%
RUSSIA 5.241 4.804 3.995 5.121 19.161 2.514 4.057 3.197 4.354 14.122 73,70%
SPANYOL 3.319 5.845 7.788 5.672 22.624 1.699 4.889 6.939 4.927 18.454 81,57%
SWEDIA 2.318 2.212 1.585 2.521 8.636 1.219 1.866 1.197 1.924 6.206 71,86%
SWISS 3.335 7.942 4.318 4.500 20.095 1.699 6.922 3.527 3.885 16.033 79,79%
TOTAL EROPA 86.980 134.628 124.460 121.821 467.889 41.135 113.402 101.177 102.570 358.284 76,57%
26ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
C. PASAR AMERIKA
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 82,43%. Ini
menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT
TINGGI, dimana dari total 59.022 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada,
dan Meksiko, sebanyak 48.653 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Jakarta
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 41,44%.
Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG,
dimana dari total 38.517 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan
Meksiko, sebanyak 15.962 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AMERIKAAMERIKA SERIKAT 12.218 11.754 7.875 12.547 44.394 7.523 10.876 6.980 11.344 36.723 82,72%
KANADA 3.163 3.618 2.426 3.758 12.965 1.801 3.283 2.136 3.392 10.612 81,85%
MEXICO 425 485 324 429 1.663 262 406 254 396 1.318 79,25%
TOTAL AMERIKA 15.806 15.857 10.625 16.734 59.022 9.586 14.565 9.370 15.132 48.653 82,43%
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AMERIKAAMERIKA SERIKAT 7.834 7.280 9.442 7.635 32.191 1.773 3.784 4.105 3.525 13.187 40,96%
KANADA 1.347 1.305 1.770 1.403 5.825 267 712 938 682 2.599 44,62%
MEXICO 123 97 170 111 501 18 46 60 52 176 35,13%
TOTAL AMERIKA 9.304 8.682 11.382 9.149 38.517 2.058 4.542 5.103 4.259 15.962 41,44%
27ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 29,15%. Ini
menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH,
dimana dari total 4.984 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan
Meksiko, sebanyak 1.453 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great
pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat,
Kanada, dan Meksiko) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 64,44%.
Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI,
dimana dari total 102.523 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan
Meksiko, sebanyak 66.068 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AMERIKAAMERIKA SERIKAT 1.057 1.153 1.117 815 4.142 159 296 244 493 1.192 28,78%
KANADA 197 190 217 143 747 28 58 75 83 244 32,68%
MEXICO 18 28 31 19 96 - 6 6 5 17 17,78%
TOTAL AMERIKA 1.272 1.371 1.365 976 4.984 187 360 325 581 1.453 29,15%
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AMERIKAAMERIKA SERIKAT 21.109 20.187 18.434 20.997 80.727 9.455 14.956 11.329 15.362 51.102 63,30%
KANADA 4.707 5.113 4.413 5.304 19.537 2.096 4.053 3.149 4.157 13.455 68,87%
MEXICO 566 610 525 559 2.260 280 458 320 453 1.511 66,87%
TOTAL AMERIKA 26.382 25.910 23.372 26.859 102.523 11.831 19.467 14.798 19.972 66.068 64,44%
28ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu
Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel
berikut.
D. PASAR AFRIKA DAN TIMUR TENGAH
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Bali
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu
masuk Great Bali berada pada tingkat 83,70%. Ini menunjukan optimalisasi
pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 4.731
kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 3.960 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat
84,15%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level
SANGAT TINGGI, dimana dari total 2.460 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 2.070 wisman memanfaatkan kebijakan
BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AFRIKAAFRIKA SELATAN 1.456 1.143 865 1267 4.731 943 1.055 799 1.163 3.960 83,70%
TOTAL AFRIKA 1.456 1.143 865 1.267 4.731 943 1.055 799 1.163 3.960 83,70%
TIMUR TENGAHBAHRAIN 23 83 102 68 276 11 82 97 64 254 92,03%
KUWAIT 93 270 216 207 786 9 266 209 206 690 87,79%
OMAN 40 104 97 84 325 16 102 91 81 290 89,23%
QATAR 30 158 103 81 372 5 140 91 75 311 83,60%
UNI EMIRAT ARAB 141 232 150 178 701 18 213 129 165 525 74,89%
TOTAL TIMUR TENGAH 327 847 668 618 2.460 59 803 617 591 2.070 84,15%
29ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu
Masuk Great Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel
berikut.Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great
Jakarta
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu
masuk Great Jakarta berada pada tingkat 37,83%. Ini menunjukan optimalisasi
pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 1.327
kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 502 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat
79,04%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level
TINGGI, dimana dari total 11.419 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman,
Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 9.067 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AFRIKAAFRIKA SELATAN 356 281 373 317 1.327 48 135 186 133 502 37,83%
TOTAL AFRIKA 356 281 373 317 1.327 48 135 186 133 502 37,83%
TIMUR TENGAHBAHRAIN 22 71 171 91 355 2 38 137 72 249 70,14%
KUWAIT 326 667 1.694 563 3.250 28 511 1.444 435 2.418 74,40%
OMAN 396 1.152 1.685 525 3.758 27 1.042 1.581 496 3.146 83,71%
QATAR 40 98 140 116 394 1 74 109 93 277 70,30%
UNI EMIRAT ARAB 251 1.195 1.688 528 3.662 28 947 1.551 451 2.977 81,29%
TOTAL TIMUR TENGAH 1.035 3.183 5.378 1.823 11.419 86 2.612 4.822 1.547 9.067 79,40%
30ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu
Masuk Great Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel
berikut.Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Batam
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu
masuk Great Batam berada pada tingkat 24,83%. Ini menunjukan optimalisasi
pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 262
kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 65 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat
52,53%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level
SEDANG, dimana dari total 162 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman,
Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 85 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AFRIKAAFRIKA SELATAN 66 67 62 67 262 2 13 6 44 65 24,83%
TOTAL AFRIKA 66 67 62 67 262 2 13 6 44 65 24,83%
TIMUR TENGAHBAHRAIN 0 1 6 0 7 - 1 0 0 1 14,29%
KUWAIT 0 13 1 0 14 - 4 1 0 5 35,71%
OMAN 15 17 61 24 117 - 7 47 19 73 62,50%
QATAR 1 2 2 0 5 - - 1 0 1 20,00%
UNI EMIRAT ARAB 0 2 5 12 19 - 1 4 0 5 26,32%
TOTAL TIMUR TENGAH 16 35 75 36 162 0 13 53 19 85 52,53%
31ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui 3 Pintu
Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut.
Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui 3 Pintu Masuk Great
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke 3 pintu
masuk Great utama berada pada tingkat 71,63%. Ini menunjukan optimalisasi
pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 6.320
kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 4.527 wisman memanfaatkan
kebijakan BVK.
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait,
Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat
79,92%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level
TINGGI, dimana dari total 14.041 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman,
Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 11.222 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
Negara BVKKUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI
BVKJun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total
AFRIKAAFRIKA SELATAN 1.878 1.491 1.300 1.651 6.320 993 1.203 991 1.340 4.527 71,63%
TOTAL AFRIKA 1.878 1.491 1.300 1.651 6.320 993 1.203 991 1.340 4.527 71,63%
TIMUR TENGAHBAHRAIN 45 155 279 159 638 13 121 234 136 504 79,00%
KUWAIT 419 950 1.911 770 4.050 37 781 1.654 641 3.113 76,86%
OMAN 451 1.273 1.843 633 4.200 43 1.151 1.719 596 3.509 83,55%
QATAR 71 258 245 197 771 6 214 201 168 589 76,39%
UNI EMIRAT ARAB 392 1.429 1.843 718 4.382 46 1.161 1.684 616 3.507 80,03%
TOTAL TIMUR TENGAH 1.378 4.065 6.121 2.477 14.041 145 3.428 5.492 2.157 11.222 79,92%
32ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Setelah didapat hasil penetrasi kebijakan visa terhadap jumlah kunjungan wisman,
maka untuk menghitung asumsi pengaruh kebijakan tersebut kepada tingkat
kunjungan wisman, maka dibuatlah suatu simulasi dampak kebijakan visa.
Penghitungan dampak kebijakan fasilitasi bebas visa ini didapatkan dari hasil
akumulasi perkalian pertumbuhan kunjungan wisman dengan tingkat penetrasi,
sehingga didapatkan hasil perkiraan dampak yang dihasilkan dari kebijakan
tersebut.
3.2 PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN DI 3 PINTU
MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM)
Tabel: Simulasi Pengaruh Fasilitasi Bvk Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Ke Indonesia (Great
Bali - Great Jakarta - Great Batam)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh 30 Negara yang masuk melalui 3 pintu masuk Great
Utama (Bali-Jakarta-Batam) selama periode bulan Juni hingga September berada
pada tingkat 73,12%. Tercatat dari 1.136.160 wisman yang datang melalui 3 pintu ini,
sebanyak 1.258.777 menggunakan fasilitasi BVK, ini menunjukan optimalisasi
pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI.
Asumsi pengaruh kebijakan fasilitasi BVK selama periode Juni hingga September 2015
terhadap kunjungan wisatawan mancanegara berada pada rata-rata besaran
7,89%. Ini berarti diasumsikan, apabila tanpa kebijakan Visa maka rata-rata
pertumbuhan yang akan terjadi hanya 2,90% saja, dengan adanya kebijakan visa
maka dengan dampak yang diberikan tersebut menjadikan pertumbuhan rata-rata
kunjungan wisman sebesar 10,79%.
INDIKATORBULAN
TOTALJuni Juli Agustus September
Kunjungan Wisman 30 Negara BVK
Melalui 3 Great Tahun 2014250.185 298.375 317.647 269.953 1.136.160
Kunjungan Wisman 30 Negara BVK
Melalui 3 Great Tahun 2015270.017 337.462 328.609 322.689 1.258.777
Pertumbuhan Month on Month (MoM) 7,93% 13,10% 3,45% 19,54%
Pertumbuhan Year on Year (YoY) 10,79%
Jumlah Wisman Pengguna Fasilitas BVK 2015 131.976 278.990 250.760 258.644 920.370
Penetrasi Fasilitasi BVK Per Bulan 48,88% 82,67% 76,31% 80,15%
Penetrasi Fasilitasi BVK Kumulatif
(Jun s/d September 2015)73,12%
Asumsi Pengaruh BVK Terhadap
Tingkat Kunjungan Wisman Per Bulan3,87% 10,83% 2,63% 15,66%
Asumsi Pengaruh BVK Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman
Kumulatif (Jun s/d September)7,89%
33ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari hasil simulasi yang dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
3.3 KESIMPULAN
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Great Bali merupakan kawasan Great yang memiliki tingkat penetrasi paling tinggi
sebesar 87,48% dengan tingkat optimalisasi SANGAT TINGGI. Pada pintu masuk
Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan
pengaruh sebesar 9,97% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui
pintu masuk Great Bali.
Pada Great Jakarta memiliki tingkat penetrasi sebesar 49,71% dengan tingkat
optimalisasi SEDANG. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas
visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 5,26% terhadap tingkat
kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Jakarta.
Pada Great Batam memiliki tingkat penetrasi sebesar 39,19% dengan tingkat
optimalisasi RENDAH. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas
visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 1,65% terhadap tingkat
kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Batam.
DAMPAK KABUT
ASAP KEBAKARAN
HUTAN
BAB IV
34ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
35ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Pada periode Agustus hingga September telah terjadi bencana kabut asap di
Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan, bencana kabut asap ini
mengakibatkan lumpuhnya penerbangan ke Pulau Sumatera dan Pulau
Kalimantan. Pada peta diatas dapat terlihat bahwa dampak dari kabut asap ini
mencakup banyak provinsi di Sumatera dan Kalimantan bahkan menyebar hingga
ke negara – negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia.
Berita mengenai kabut asap bahkan telah menjadi perbincangan secara global
dikarenakan lamanya penanganan atas bencana kabut asap ini. Apabila tidak
segera ditanggulangi akan banyak dampak buruk yang diterima Indonesia baik
dalam lingkup kesehatan, keragaman hayati, pendidikan, perekonomian bahkan
sektor kepariwisataan dimana dikhawatirkan akan banyak wisatawan
mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Hal ini berdampak
buruk terhadap kepariwisataan Indonesia disaat pemerintah sedang menggalakkan
10 juta wisatawan mancanegara di tahun 2015 dan target 20 juta wistawan
mancanegara di tahun 2019.
Dari hasil pantauan beberapa pintu masuk wisatawan yang terkena dampak kabut
asap, dimana 5 diantaranya dijadikan sebagai sampel dalam analisa dampak
kabut asap terhadap sektor pariwisata, yang terdiri dari:
1. Pintu Masuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang)
2. Pintu Masuk Bandara Supadio (Pontianak)
3. Pintu Masuk Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru)
4. Pintu Masuk Bandara Kuala Namu (Medan), dan
5. Pintu Masuk Batam (Laut dan Udara)
36ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Kabut asap dapat menghambat seluruh rencana di bidang pariwisata sebab
pariwisata tidak lepas dari kelancaran transportasi menuju lokasi wisata, serta situasi
dan kondisi yang mendukung daerah tersebut. Tidak hanya mengurangi kunjungan
dari wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik akan membatalkan
kunjungannya karena akan menyulitkan kunjungan mereka didaerah tersebut.
Perhitungan simulasi dampak kerugian ekonomi pariwisata dibuat untuk mengetahui
sejauh mana sector pariwisata dirugikan baik dari kunjungan wisatawan
mancanegara, perjalanan wisnus, hingga kerugian sector industry perhotelan dari
dampak kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan. Waktu pengambilan
data dilakukan selama periode Agustus sampai dengan 16 September 2015, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Dampak kabut asap yang berlangsung di Palembang selama periode Agustus
hingga 16 September 2015 Otoritas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin telah
membatalkan sebanyak 552 penerbangan domestik. Apabila rata – rata dari setiap
penerbangan adalah sebesar 131 orang, maka dapat diasumsikan bahwa
sebanyak 72.442 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Palembang.
Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini
tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan ke
Palembang.
4.1 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI
KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS
A. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN (PALEMBANG,
PROV. SUMATERA SELATAN)
Bandara : Sultan Mahmud Badaruddin
Lokasi : Palembang
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan
Agustus 2015 334 -
1 - 16 September 2015 218 -
Total 552 -
Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) 131 106
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 72,442 -
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 667,500.00 Rp 8,388,192.96
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 48,355,079,712.92 Rp -
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 48,355,079,712.92
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
37ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Hanya penerbangan Domestik saja yang mengalami batal datang, sehingga asumsi
kerugian terbesar dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Palembang disebabkan oleh banyaknya wisatawan
nusantara dari penerbangan domestik yang batal datang. Kerugian selama periode
Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 48 Miliyar. Data
diperoleh dari AP II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin terkait jumlah pesawat
yang batal tiba selama periode tersebut.
Bencana kabut asap yang terjadi di Kota Palembang tahun ini jauh lebih parah
dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Kondisi udara, diperkirakan akan berangsur
pulih seiring dengan musim penghujan yang diperkirakan akan normal kembali
pada bulan November nanti. Dalam upaya penanggulangan bencana ini, maka
dilakukan pembagian masker gratis di Hotel-hotel serta Bandara. Termasuk
pemasangan Air Purifyer yang dilakukan oleh Hotel Grand Zuri dan The Arista.
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang
masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin pada bulan Agustus tahun 2015
adalah sebanyak 882 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun
sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang
masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin adalah sebanyak 818 wisatawan,
hal ini menunjukkan kenaikkan wisatawan pada bulan Agustus bila dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 860 wisatawan mancanegara
yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin, sedangkan di tahun
sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu Sultan Mahmud
Badaruddin mencapai 882 wisatawan mancanegara hal ini menunjukkan adanya
penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 16.99%. Penurunan kunjungan
wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh
dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan
mancanegara ke Palembang.
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
MELALUI PINTU SULTAN MAHMUD BADARUDDIN
2014 2015 Pertumbuhan
Agustus 818 882 7,82%
September 1.036 860 -16,99%
38ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dampak kabut asap yang berlangsung di Pontianak selama periode Agustus hingga
16 September 2015 Otoritas Bandara Supadio, Pontianak telah membatalkan
sebanyak 48 penerbangan domestik. Apabila rata – rata penumpang dari setiap
penerbangan adalah sebanyak 105 orang, maka dapat diasumsikan bahwa
sebanyak 5.028 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pontianak dan
tercatat 12 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata – rata
penumpang sari setiap penerbangan adalah sebanyak 52 orang maka dapat
diasumsikan bahwa sebanyak 627 orang wisatawan asing batal mengunjungi
Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum
dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Pontianak.
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16
September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh
dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara
Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs 2014.
Bencana kabut asap tahun ini jauh lebih para dibandingkan dengan tahun 2014
lalu. Apabila pada tahun 2014 lalu bencana ini hanya berdampak pada aktivitas
selama 7 hingga 10 hari, maka pada tahun ini sejak timbulnya bencana asap maka
sudah terhitung 21 hari.
B. PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN
BARAT)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Bandara : Supadio
Lokasi : Pontianak
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan
Agustus 2015* 108 9
1 - 16 September 2015 49 11
Total 48 12
Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) 105 52
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 5,028 627
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 887,690.00 Rp 5,267,477.76
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 4,463,459,360.68 Rp 3,304,115,481.84
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574,842.52
*) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015
39ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang
masuk melalui pintu Supadio pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 1.177
wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada
bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui
pintu Supadio adalah sebanyak 713 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan
adnya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar
65.08%.
Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 574 wisatawan mancanegara
yang berkunjung melalui pintu masuk Supadio, sedangkan pada periode yang sama
ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 661
wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan
mancanegara sebesar 13.16% . Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara
pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap
terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara.
Pihak AP II bekerjasama dengan BMKG melakukan public announcement dengan
memasang status cuaca agar penumpang dapat melihat sendiri kondisi yang
sebenarnya.
Bandara : Kuala Namu
Lokasi : Medan
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang
1 - 16 September 2015 1,896 378
Total 1,896 378
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 642,740.00 Rp 6,605,944.64
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 1,218,635,040.00 Rp 2,497,047,073.92
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015) Rp 3,715,682,113.92 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA)
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
MELALUI PINTU BANDARA SUPADIO
2014 2015 Pertumbuhan
Agustus 713 1.177 65,08%
September 661 574 -13,16%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
40ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16
September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh
dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara
Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs 2014.
B. PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN
BARAT)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Bandara : Supadio
Lokasi : Pontianak
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan
Agustus 2015* 108 9
1 - 16 September 2015 49 11
Total 48 12
Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) 105 52
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 5,028 627
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 887,690.00 Rp 5,267,477.76
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 4,463,459,360.68 Rp 3,304,115,481.84
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574,842.52
*) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015
Bandara : Kuala Namu
Lokasi : Medan
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang
1 - 16 September 2015 1,896 378
Total 1,896 378
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 642,740.00 Rp 6,605,944.64
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 1,218,635,040.00 Rp 2,497,047,073.92
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015) Rp 3,715,682,113.92 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA)
41ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dikarenakan arah angin, maka pada bandara ini sempat dilakukan penutupan
meskipun bersifat sementara. Pintu masuk ini memiliki dampak paling kecil
dibandingkan 4 pintu lainnya dikarenakan lokasinya yang jauh dari titik api dan zona
bencana.
Dampak kabut asap yang berlangsung di Medan selama periode 1 – 16 September
2015 Otoritas Bandara Kualanamu, Medan telah membatalkan penerbangan
domestik dan penerbangan Internasional. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Angkasa Pura didapat diasumsikan bahwa sebanyak 1.896 orang wisatawan
nusantara batal mengunjungi Medan. Tercatat pula bahwa diasumsikan sebanyak
378 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri
masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki
dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik
maupun mancanegara ke Medan terutama Medan merupakan salah satu pintu
masuk utama wisatawan mancanegara.
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 15
September ini di perkirakan lebih dari Rp. 3 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan
melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di
Bandara Kuala Namu sepanjang periode September 2015.
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
MELALUI PINTU BANDARA KUALANAMU
2014 2015 Pertumbuhan
Agustus 16.901 16.490 -2,43%
September 17.792 14.857 -16,50%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu
Kualanamu pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 16.490 wisatawan
mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus
tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Kualanamu
adalah sebanyak 16.901 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adanya
penurunan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 2.43%.
Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 14.857 wisatawan
mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Kualanamu, sedangkan pada
periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara
mencapai 17.792 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah
wisatawan mancanegara yang lebih tajam sebesar 16.50% . Penurunan kunjungan
wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh
dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan
mancanegara.
42ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Bandara : Sultan Syarif Kasim II
Lokasi : Pekanbaru
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan
Agustus 2015 93 6
Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) 147 80
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang
Agustus 2015 13,632 479
1 - 15 September 2015* 33,477 2,462
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 47,109 2,941
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 736,190.00 Rp 8,882,406.72
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 34,681,263,513.66 Rp 26,120,615,446.32
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 15 Sep 2015) Rp 60,801,878,959.98
*) Asumsi Mempergunakan perbandingan data penumpang 2014 vs 2015Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
D. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II (PEKANBARU, PROV.
RIAU)
Dampak kabut asap yang berlangsung di Pekanbaru selama periode Agustus
Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru telah membatalkan sebanyak 93
penerbangan domestik dan 6 penerbangan Internasional. Apabila rata – rata
penumpang dari setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka
dapat diasumsikan bahwa sebanyak 13.632 orang wisatawan nusantara batal
mengunjungi Pekanbaru. Apabila diasumsikan dengan perbandingan data
penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka selama periode tanggal 1
hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak 33.477 orang wisatawan nusantara
batal mengunjungi Pekanbaru. Tercatat pula bahwa 6 penerbangan internasional
telah dibatalkan. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan adalah
sebanyak 80 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 480 orang
wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Apabila diasumsikan dengan
perbandingan data penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka
selama periode tanggal 1 hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak 2.462
orang wisatawan mancanegara batal mengunjungi Pekanbaru. Bahkan kabut ini
sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja
memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik
domestik maupun mancanegara ke Pekanbaru.
43ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Pekanbaru selama periode Agustus hingga 15
September ini di perkirakan lebih dari Rp. 60 Miliyar. Data bulan Agustus diperoleh
dari AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II terkait jumlah penerbangan yang batal tiba,
sementara Data bulan September merupakan data asumsi perbandingan data 2015
vs 2014.
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
MELALUI PINTU BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II
2014 2015 Pertumbuhan
Agustus 1.823 2.488 36,48%
September 1.912 1.752 -8,37%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu
Bandara Sultan Syarif Kasim II pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 2.488
wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada
bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui
pintu Bandara Sultan Syarif Kasim II adalah sebanyak 1.823 wisatawan. Terlihat pada
bulan Agustus terdapat kenaikan kunjungan wisatwan mancanegara. Pada bulan
September tahun 2015 wisatawan mancanegara hanya mencapai 1.752
wisatawan, sedangkan pada periode sebelumnya mencapai 1.912, hal ini
menunjukkan adanya penurunan sebesar 8.37%. Penurunan kunjungan wisatawan
mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana
kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara.
Dalam menghadapi bencana kabut asap pihak AP II melalui Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) telah memberikan pertolongan pertama pada setiap penumpang
yang terkena dampak dari bencana asap yang berada di lingkungan AP II Bandara
Sultan Syarif Kasim II seperti pemberian masker, memberikan pertolongan pertama
kepada penumpang yang sesak nafas, iritasi, dsb.
Bencana kabut asap tahun ini dirasa jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun
2014 lalu. Apabila tahun lalu bencana asap akan normal kembali dalam waktu 2
hari, maka tahun ini periode tersebut melebihi 1 minggu dan memiliki potensi untuk
diperpanjang.
Salah satu kerugian akibat bencana kabut asap adalah dibatalkannya event Tour
de Siak 2015 yang sedianya akan diselenggarakan di Riau. Event seperti ini biasanya
diikuti oleh para peserta dari dalam dan luar negeri. Penyelenggaraan event Tour
de Siak merupakan cara efektif untuk mendongkrak pariwisata Indonesia agar lebih
dikenal dunia, khususnya mengenalkan Provinsi Riau dimata dunia.
44ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
E. PINTU MASUK BATAM (PROV. KEPULAUAN RIAU)
Pintu masuk laut, tidak terpengaruh sama sekali dengan bencana asap. Sehingga,
jadwal keberangkatan dan kedatangan sesuai dengan rutinitas. Dampak kabut
asap yang berlangsung di Batam selama periode 1 – 16 September 2015 Otoritas
Bandara Hang Na Dim, Batam telah membatalkan sebanyak 28 penerbangan
domestik dan 1 penerbangan Internasional. Apabila rata – rata penumpang dari
setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka dapat
diasumsikan bahwa sebanyak 4.104 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi
Batam.
Tercatat pula bahwa terdapat 1 penerbangan internasional telah dibatalkan.
Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 80
orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 80 orang wisatawan asing batal
mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang
belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Batam dimana
Batam merupakan salah satu pintu utama penyumbang terbesar terhadap
banyaknya kunjungan wisatawan asing .
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana
kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 16
September ini di perkirakan lebih dari Rp. 5 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan
melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di
Bandara Hang Nadim sepanjang periode September 2015.
Bandara : Hang Na Dim
Lokasi : Batam
INDIKATORDomestik/Wisnus
Internasional/Wisman
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan
1 - 16 September 2015 28 1
Total 28 1
Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) 147 80
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 4,104 80
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Rp 1,257,130.00 Rp 3,710,968.64
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata Rp 5,159,631,596.47 Rp 296,081,943.37
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 5,455,713,539.84
45ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu
Batam baik melalui pintu air maupun udara pada bulan Agustus tahun 2015 adalah
sebesar 111.455 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun
sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang
masuk melalui pintu Batam adalah sebanyak 134.540 wisatawan. Pada bulan
Agustus menunjukkan adanya kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara di
bulan Agustus sebesar 20.71%. Pada bulan September tahun 2015 sebanyak 117.089
wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Batam, sedangkan
pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara
mencapai 113.090 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah
wisatawan mancanegara sebesar 3.54%.
Menurut Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Batam, ada 1 event internasional
yang batal diselenggarakan karena adanya bencana Kabut Asap. Event yang
dimaksud adalah event bersepedah “Wheel of Change” yang seharusnya
dilaksanakan pada 11 September lalu, dan event tahunan ini biasanya diikuti oleh
lebih dari 290 orang asing.
Event internasional tahunan yang terancam batal adalah event bersepedah
“Nongsa Challenge” yang sejatinya kan diselenggarakan pada tanggal 26
September dan biasanya diikuti oleh lebih dari 300 orang asing. Event tersebut masih
dalam tahap pengkajian ulang terkait penyelenggaraannya akibat bencana Kabut
Asap.
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA
MELALUI PINTU MASUK BATAM (LAUT & UDARA)
2014 2015 Pertumbuhan
Agustus 111.455 134.540 20,71%
September 113.090 117.089 3,54%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
46ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
4.2 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI TINGKAT
HUNIAN KAMAR
A. PALEMBANG, PROV. SUMATERA SELATAN
HOTEL KLASIFIKASIAgustus September (tgl 1-20)
2015 2014 % 2015 2014 %
MAXONE ** 1671 1933 -13.554 1219 1372 -11.1516
GRAND ZURI *** -15%
Novotel **** -17%
THE ARISTA ***** -5%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota
Palembang mengalami penurunan TPK antara -5% hingga -17% selama periode
bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk
Provinsi Sumatera Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 46,24%,
sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 47,62%.
Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 46,62%, 30% < Rata-rata TPK
Septermber 2015 < 47,62%
B. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota
Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode
bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi
Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan
untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%.
Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK
Septermber 2015 < 52,06%
HOTELAgustus September (tgl 1-20)
2015 2014 % 2015 2014 %ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30%
SANTIKA Hingga -30%
TRANSERA Hingga -30%
ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan
BEST WESTERN Normal
47ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
C. PEKANBARU, PROV. RIAU
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota
Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode
bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk
Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%,
sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%.
Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK
Septermber 2015 < 52,06%
D. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota
Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode
bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi
Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan
untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%.
Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK
Septermber 2015 < 52,06%
HOTELAgustus September (tgl 1-20)
2015 2014 % 2015 2014 %ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30%
SANTIKA Hingga -30%
TRANSERA Hingga -30%
ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan
BEST WESTERN Normal
HOTELAgustus September (tgl 1-20)
2015 2014 % 2015 2014 %ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30%
SANTIKA Hingga -30%
TRANSERA Hingga -30%
ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan
BEST WESTERN Normal
48ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
4.3 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI
Selain dampak ekonomi, bencana kabut asap ini juga menyebabkan kerugian
terhadap citra Indonesia. Seperti yang terangkum dari beberapa media, dampak
yang sudah meluas hingga ke negara-negara tetangga juga menjadi sorotan di
bulan Agustus dan September.
Malaysia dan Singapura sebagai fokus pasar utama penyumbang wisman ke
Indonesia, terkena dampak bencana asap. Bahkan di media sosial, para
netizen menyindir Indonesia dengan hashtag #TerimakasihIndonesia.
Akibat bencana kabut asap yang sampai hingga Singapura, maka event
internasional olahraga F1 yang akan diselenggarakan Singapura pada
September ini terancam Batal.
Kiriman kabut asap dari Indonesia juga sempat mengganggu proses pemilu di
Singapura.
Beberapa sekolah di Malaysia terpaksa harus diliburkan dikarenakan kualitas
udara yang melewati ambang batas normal terjadi akibat bencana asap ini.
Kekhawatiran akan ada warning dari pemerintah di negara – negara lain untuk
tidak berkunjung ke Indonesia meskipun tujuan utama untuk berkunjung
bukanlah ke proviinsi – provinsi yang berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
DAMPAK ERUPSI
GUNUNG RAUNG
BAB V
49ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
50ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.344 m dpl) adalah gunung berapi kerucut yang
terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung
ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu
Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Secara geografis, lokasi gunung ini berada
dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari
gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung
merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta
menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga
merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di
Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Terdapat empat titik
puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi,
Puncak Sejati.
Sejarah mencatat aktivitas Gunung Raung yang terekam oleh sejarah pertama kali
meletus tahun 1586. Sejak saat itu hingga tahun 2012, Gunung Raung telah meletus
sebanyak 58 kali. Tahun 2015 Gunung Raung Kembali menunjukan aktivitasnya,
tanggal 29 Juni status Raung ditingkatkan menjadi ‘Siaga’. Beberapa bandara turut
terganggu dengan terjadinya bencana alam tersebut, letusan dan abu vulkanik
cenderung mengarah ke arah timur, di antara semua bandara, yang paling
merasakan dampak dari letusan Gunung Raung pada Tahun 2015 ini adalah
Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.
Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma sehingga
diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar. Material pijar mulai menyembur pada
tanggal 26 Juni 2015 dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli 2015. Karena
lubang magma terletak pada kawah yang dalam, semburan material pijar tidak
keluar dari kawah. Meskipun demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni
hujan abu serta merasakan gempa tremor. Rangkaian letusan ternyata terus
berlanjut pada hari-hari selanjutnya sehingga mulai mengganggu perhubungan
udara. Terhitung mulai tanggal 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya notice to airmen
(Notam) dari regulator penerbangan udara (Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia), lima bandar udara ditutup dan tidak melayani penerbangan rutin
AKTIVITAS GUNUNG RAUNG
TAHUN KETERANGAN1586 Catatan paling awal letusan Gunung Raung
1593-1903 Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1593-1903
1915-1924 Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1915-1924
1927-1999 Terdapat 32 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1927-1999
19 Oktober 2012 Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma
13 November 2014 Status Gunung Raung ‘Waspada’
29 Juni 2015 Status Gunung Raung ‘Siaga’
51ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Gambar di bawah menunjukan seberapa jauh efek letusan Gunung Raung, debu
vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Raung menyembur dan efeknya menyebar
ke sekeliling gunung. Jarak sebaran debu vulkanik terjauh dari Gunung Raung
hingga mencapai Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat di sebelah timur Indonesia
dan Surabaya, Jawa Timur di sebelah barat Indonesia.
Untuk mengetahui dan menghitung kerugian dampak dari bencana Gunugn Raung
ini, maka dibuatkan simulasi kerugian sector ekonomi pariwisata. dalam
penghitungan simulasi kerugian sector pariwisata dari dampak erupsi Gunung
Raung, maka dilakukan simulasi berdasarkan pengumpulan data dari mulai tanggal
2 Juli 2015 hingga 24 Juli 2015.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan simulasi dampak
ekonomi antara lain dengan melalui catatan yang dilakukan oleh Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang ada di pintu masuk Ngurah Rai (Bali), dan Juanda
(Surabaya). Pendekatan berikutnya adalah dengan menghitung jumlah
penerbangan yang batal dating ke dua pintu masuk tersebut.
5.1 BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK
BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA
Letusan yang terjadi pada akhir quartal dua dan awal quartal tiga ini memberikan
dampak yang besar pada beberapa bandara (yang terkena imbas debu vulkanik).
Terhitung lima bandara yang terkena efek langsung letusan Gunung Raung, yang
palng merasakan efek paling parah adalah Bandara Internasional Ngurah Rai;
Denpasar dan Bandara Internasional Juanda; Surabaya.
52ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Minggu, 5 Juli 2015. Hari pertama dari serentetan peristiwa di beberapa bandara
yang terkena dampak efek letusan Gunung Raung. Negara tetangga Australia yang
berbatasan langsung dengan wilayah selatan Indonesia yang memutuskan untuk
membatalkan beberapa penerbangan dari Australia menuju Bandara Internasional
Ngurah Rai, Denpasar.
Senin, 6 Juli 2015. Dua maskapai penerbangan asal Asutralia tidak mau mengambil
resiko untuk terbang ke Denpasar. Dua maskapai yang diketahui adalah Maskapai
Jetstar Airlines dan Virgin Australia Airlines asal Australia yang pada akhirnya
membatalkan penerbangannya, keduanya berasal dari rute Kota Perth - Denpasar.
Namun demikian, penerbangan domestik asal Indonesia tetap melakukan
penerbangan keluar dan masuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.
Maskapai tersebut adalah Lion Air, Garuda Indonesia, Cathay Pacific, Malaysia
Airlines, dan penerbangan lainnya.
Jumat, 10 Juli 2015. Garuda Airlines maskapai penerbangan asal Indonesia
membatalkan 112 penerbangan asal Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Seiring hal
tersebut, Notam Nomor A 1413/15 dikeluarkan, yang berbunyi Bandara Ngurah Rai,
Denpasar ditutup penuh untuk hari tersebut dan Bandara Juanda, Surabaya untuk
sementara ditutup dari segala jenis kegiatan penerbangan.
Sabtu, 11 Juli 2015. Bandara Ngurah Rai, Denpasar sempat dibuka kembali. Namun
beberapa penerbangan Garuda Indonesia yang berjumlah 34 penerbangan
outbound dan 35 penerbangan inbound dibatalkan untuk terbang. Hari yang sama
dengan pembatalan penerbangan Garuda Indonesia, penerbangan maskapai
Sriwijaya Airlines asal Denpasar ke China turut dibatalkan.
Senin, 13 Juli 2015. Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar ditutup sementara
dari pukul 10:00 hingga oukul 16:00 WITA, yang berdampak pada dibatalkannya 46
rute penerbangan, dengan rincian 19 kedatangan dan 16 keberangkatan. Kamis,
16 Juli 2015. Bandara Internasional Juanda, Surabaya ditutup penuh, dampaknya
sejumlah penerbangan terbengkalai. Sebanyak 48 penerbangan dibatalkan untuk
dapat terbang pada hari itu.
Rabu, 22 Juli 2015. Rentetan peristiwa tersebut detutup dengan ditutupnya Bandara
Ngurah Rai, dampaknya ratusan penerbangan domestik maupun internasional
dibatalkan. Sebut saja Garuda Indonesia yang membatalkan sebanyak 32
penerbangannya, Lion Air yang terpaksa harus turut membatalkan penerbangan
sebanyak 35 orang, Virgin Air yang membatalkan penerbangannya ke Bali, dan 12
rute penerbangan Denpasar- Australia yang turut dibatalkan akibat fenomena
letusan Gunung Raung.
53ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik
maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada
kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut
adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung
pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara
maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional
Ngurah Rai, Denpasar.
5.2 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK
NGURAH RAI (BALI)
Day Date
Year Low Impact High Impact
2014 2015 Margin Growth Assumed GrowthAssumed
Arrivals
Assumed
Margin
Wed 01/Jul 10.893 11.996 1.103 10,13%
Avg Growth ████
=19,09%
Thu 02/Jul 10.474 11.838 1.364 13,02%
Fri 03/Jul 11.126 12.867 1.741 15,65%
Sat 04/Jul 12.751 11.950 -801 -6,28% 15.186 -3.236
Sun 05/Jul 12.433 13.904 1.471 11,83%
Mon 06/Jul 12.645 13.246 601 4,75%
Tue 07/Jul 11.728 13.109 1.381 11,78%
Wed 08/Jul 10.636 10.618 -18 -0,17% 12.667 -2.049
Thu 09/Jul 10.879 10.859 -20 -0,18% 12.956 -2.097
Fri 10/Jul 10.485 0 -10.485 -100,00% 12.487 -12.487
Sat 11/Jul 12.228 7.036 -5.192 -42,46% 14.563 -7.527
Sun 12/Jul 11.739 10.979 -760 -6,47% 13.981 -3.002
Sun 12/Jul 11.739 10.979 -760 -6,47% 13.981 -3.002
Mon 13/Jul 11.680 13.555 1.875 16,05%
Tue 14/Jul 11.324 13.899 2.575 22,74%
Wed 15/Jul 11.279 12.845 1.566 13,88%
Thu 16/Jul 11.011 14.118 3.107 28,22%
Fri 17/Jul 10.817 13.472 2.655 24,54%
Sat 18/Jul 12.290 13.862 1.572 12,79%
Sun 19/Jul 11.025 14.167 3.142 28,50%
Mon 20/Jul 11.030 12.405 1.375 12,47%
Tue 21/Jul 10.567 12.176 1.609 15,23%
Wed 22/Jul 10.477 5.997 -4.480 -42,76% 12.478 -6.481
Thu 23/Jul 10.236 16.768 6.532 63,81%
Fri 24/Jul 10.912 13.009 2.097 19,22%
Total Lost - 21.756 - 36.878
Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali
Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai
54ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Tabel tersebut menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara
Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014
dan 2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli 2015. Selisih perbandingan jumlah
kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin,
dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan
persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada
tanggal 23 Juli, dengan jumlah margin sebesar 6.532 dan indeks pertumbuhan
sebesar 63,81 %, sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 10 Juli,
dengan jumlah -10.485 dan indeks pertumbuhan sebesar -100 %. Dapat dihitung
bahwa jumlah rataan pertumbuhan adalah 19,09 %. Hal tersebut dapat dikatakan
sebagai low impact atau pengaruh kecil, namun jika dikalikan dengan rataan
pertumbuhan dengan jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang
bernilai minus, nilai tersebut akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh
besar.
LOW IMPACT
No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) - 21.756
Tourist Expenditure / Day (in US$)
Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$)161,74
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) $ 3.518.815
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.) Rp. 45.744.600.720
HIGH IMPACT
No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In person) - 36.878
Tourist Expenditure / Day (in US$)
Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$)161,74
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) $ 5.964.644
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.) Rp 77.540.369.385
Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada
Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar -21.756 orang yang dikalikan
dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014
sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$
3.518.815 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp.
45.744.600.720.
Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan
kedatangan pada Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar -36.878
orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada
tahun 2008-2014 sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian
sebesar US$ 5.964.644 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000)
sebesar Rp. 77.540.369.385.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
55ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka
pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui
penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara
sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki
periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan
Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
Sumber: Angkasa Pura I
Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Ngurah Rai
DAY-DATE
Domestic Arrivals
(AC)
Domestic Arrivals
(PAX)AVERAGE PAX/AC
MARGIN
2014 2015 2014 2015 2014 2015H-15 (2 JUL) 98 94 10.081 12.047 103 128 (4)
H-14 (3 JUL) 90 92 9.774 12.390 109 135 2
H-13 (4 JUL) 93 83 9.213 9.370 99 113 (10)
H-12 (5 JUL) 86 97 9.356 9.870 109 102 11
H-11 (6 JUL) 88 91 9.962 10.286 113 113 3
H-10 (7 JUL) 95 100 11.296 10.155 119 102 5
H-9 (8 JUL) 94 94 10.087 10.714 107 114 -
H-8 (9 JUL) 109 93 10.727 10.582 98 114 (16)
H-7 (10 JUL) 98 - 9.712 - 99 (98)
H-6 (11 JUL) 89 55 9.099 7.233 102 132 (34)
H-5 (12 JUL) 95 51 11.461 7.627 121 150 (44)
H-4 (13 JUL) 97 100 12.886 13.863 133 139 3
H-3 (14 JUL) 99 105 14.916 14.325 151 136 6
H-2 (15 JUL) 102 108 15.870 15.620 156 145 6
H-1 (16 JUL) 93 97 13.865 14.270 149 147 4
H1 (17 JUL) 100 100 14.885 14.960 149 150 -
H2 (18 JUL) 96 91 14.284 14.207 149 156 (5)
H+1 (19 JUL) 102 111 15.251 16.739 150 151 9
H+2 (20 JUL) 101 111 14.362 16.360 142 147 10
H+3 (21 JUL) 100 112 12.621 15.317 126 137 12
H+4 (22 JUL) 100 93 11.671 11.581 117 125 (7)
H+5 (23 JUL) 104 104 12.309 13.521 118 130 -
H+6 (24 JUL) 99 112 11.012 13.581 111 121 13
H+7 (25 JUL) 97 106 11.048 11.570 114 109 9
Total Lost - 218
Domestics Arrivals (AC) diartikan sebagai banyaknya penerbangan yang datang ke
Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Domestics Arrivals (PAX) diartikan
sebagai banyaknya jumlah orang yang datang ke Bandara Internasional Ngurah
Rai, Denpasar. Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015
pada bulan Juli (2-25) sebesar -218.
56ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka
pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui
penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara
sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki
periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan
Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Average Pax / AC 2015: 130
No. of Lost Flight between Lebaran H-
15 to H+6*- 218
No. of Lost Passenger between
Lebaran H-15 to H+6* 28.371
Tourist Expenditure / Day (in Rp.)
Based on Passenger Exit Survey 2014Rp 220.895,35
Tourist Receipt Lost between Lebaran
H-15 to H+6* (In Rp.)*Rp 6.267.082.042
Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada
tahun 2015 di Bandara Internasional Ngurah Rai dapat dilihat dari jumlah perkalian
selisih penerbangan sebesar -218 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah
penerbangan per-harinya sebesar 130, hasilnya sebesar 28.371 orang. Total kerugian
dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni
sebesar Rp. 220.895,35 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar 28.371,
hasil estimasi kerugian sebesar Rp. 6.267.082.042.
Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik
maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada
kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut
adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung
pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara
maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Surabaya melalui Bandara
Internasional Juanda, Surabaya.
5.3 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK
JUANDA (SURABAYA)
57ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali
Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai
Day Date
Year Low Impact High Impact
2014 2015 Margin Growth Assumed GrowthAssumed
Arrivals
Assumed
Margin
Wed 01/Jul 1.950 1.918 -32 -1,64%
Avg Growth ████
=24,42%
2.524 -606
Thu 02/Jul 1.611 2.329 718 44,57%
Fri 03/Jul 2.280 2.363 83 3,64%
Sat 04/Jul 1.873 1.931 58 3,10%
Sun 05/Jul 2.059 2.754 695 33,75%
Mon 06/Jul 2.043 1.756 -287 -14,05% 2.644 -888
Tue 07/Jul 2.164 2.536 372 17,19%
Wed 08/Jul 1.655 2.287 632 38,19%
Thu 09/Jul 2.130 2.572 442 20,75%
Fri 10/Jul 2.207 2.984 777 35,21%
Sat 11/Jul 2.335 2.260 -75 -3,21% 3.022 -762
Sun 12/Jul 2.210 2.681 471 21,31%
Mon 13/Jul 2.136 2.140 4 0,19%
Tue 14/Jul 2.070 3.413 1.343 64,88%
Wed 15/Jul 2.163 2.897 734 33,93%
Thu 16/Jul 2.338 1.121 -1.217 -52,05% 3.026 -1.905
Fri 17/Jul 2.044 1.398 -646 -31,60% 2.645 -1.247
Sat 18/Jul 2.720 2.472 -248 -9,12% 3.520 -1.048
Sun 19/Jul 1.603 2.454 851 53,09%
Mon 20/Jul 1.743 2.521 778 44,64%
Tue 21/Jul 2.051 2.712 661 32,23%
Wed 22/Jul 2.261 2.806 545 24,10%
Thu 23/Jul 2.892 2.225 -667 -23,06% 3.743 -1.518
Fri 24/Jul 2.516 1.947 -569 -22,62% 3.256 -1.309
Total Lost -3.741 -9.284
Tabel di Atas menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara
Internasional Juanda, Surabaya. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014 dan
2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli 2015. Selisih perbandingan jumlah
kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin,
dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan
persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada
tanggal 14 Juli, dengan jumlah margin sebesar 1.343 dan indeks pertumbuhan
sebesar 64,88 %,
58ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 16 Juli, dengan jumlah -1.217
dan indeks pertumbuhan sebesar -52,05 %. Dapat dihitung bahwa jumlah rataan
pertumbuhan adalah 24,42 %. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai low impact
atau pengaruh kecil, namun jika dikali-kan dengan rataan pertumbuhan dengan
jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang bernilai minus, nilai tersebut
akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh besar.
Asumsi kedatangan terbesar ada pada tanggal 23 Juli, yakni sebesar 3.743 dan
asumsi margin terbesar ada pada tanggal 16 Juli, yakni sebesar -1.905. Jumlah
kehilangan kedatangan (low impact) pada Bandara Internasional Juanda,
Surabaya sebesar -3.741, kemudian untuk jumlah asumsi terbesar kehilangan
kedatangan (high impact) pada Bandara Internasional Juanda, Surabaya sebesar -
9.284.
Low Impact
No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) 3.741
Tourist Expenditure / Day (in US$)
Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) 110,34
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$)* $ 412.782
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.)* Rp 5.366.165.220
High Impact
No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) 9.284
Tourist Expenditure / Day (in US$)
Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) 110,34
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) $ 1.024.359
Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.) Rp 13.316.666.384
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada
Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar -3.741 orang yang dikalikan dengan
rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014 sebesar US$
110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ 412.782 atau jika
konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp. 5.366.165.220.
Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan
kedatangan pada Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar -9.284 orang
yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun
2008-2014 sebesar US$ 110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar
US$ 1.024.359 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp.
13.316.666.384.
59ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka
pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui
penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara
sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki
periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan
Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
Sumber: Angkasa Pura I
Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Juanda
Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015 pada bulan Juli (2-
25) sebesar -149.
DAY-DATE
Domestic Arrivals
(AC)
Domestic Arrivals
(PAX)AVERAGE PAX/AC
MARGIN
2014 2015 2014 2015 2014 2015
H-15 (2 JUL) 130 149 17.581 21.182 135 142 19
H-14 (3 JUL) 136 164 18.572 22.471 137 137 28
H-13 (4 JUL) 144 150 19.674 19.599 137 131 6
H-12 (5 JUL) 137 154 19.071 20.774 139 135 17
H-11 (6 JUL) 142 158 20.019 21.875 141 138 16
H-10 (7 JUL) 135 161 20.127 23.087 149 143 26
H-9 (8 JUL) 162 167 23.155 25.795 143 154 5
H-8 (9 JUL) 161 159 22.672 25.016 141 157 (2)
H-7 (10 JUL) 164 155 24.623 25.538 150 (9)
H-6 (11 JUL) 160 160 23.303 26.650 146 167 -
H-5 (12 JUL) 172 174 26.153 27.826 152 160 2
H-4 (13 JUL) 181 171 29.813 27.588 165 161 (10)
H-3 (14 JUL) 177 185 29.857 30.548 169 165 8
H-2 (15 JUL) 171 192 29.214 33.088 171 172 21
H-1 (16 JUL) 166 69 2.173 11.306 13 164 (97)
H1 (17 JUL) 161 130 24.503 20.714 152 159 (31)
H2 (18 JUL) 157 174 24.449 27.720 156 159 17
H+1 (19 JUL) 162 173 24.535 27.017 151 156 11
H+2 (20 JUL) 162 178 23.570 26.152 145 147 16
H+3 (21 JUL) 164 186 22.369 27.010 136 145 22
H+4 (22 JUL) 170 183 24.203 25.135 142 137 13
H+5 (23 JUL) 177 181 25.793 25.513 146 141 4
H+6 (24 JUL)
H+7 (25 JUL)
Total Lost - 149
60ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka
pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui
penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara
sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki
periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan
Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada
tahun 2015 di Bandara Internasional Juanda dapat dilihat dari jumlah perkalian
selisih penerbangan sebesar -149 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah
penerbangan per-harinya sebesar 151, hasilnya sebesar 22.512 orang. Total kerugian
dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni
sebesar Rp. 189.560,53 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar 22.512,
hasil estimasi kerugian sebesar Rp. 4.267.293.
Average Pax / AC 2015: 151
No. of Lost Flight between Lebaran H-15 to H+6* - 149
No. of Lost Passenger between Lebaran H-15 to H+6* 22.512
Tourist Expenditure / Day (in Rp.)
Based on Passenger Exit Survey 2014Rp 189.560,53
Tourist Receipt Lost between Lebaran H-15 to H+6* (In Rp.)* Rp 4.267.293.791
Pendekatan Jumlah Wisatawan mancanegara yang masuk melalui TPI Ngurah Rai
Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah 21.756 wisman batal datang
dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 3,5 Juta atau Rp.
45,7 Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah 36.878 wisman batal datang
dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 5,9 Juta atau Rp.
77,5 Miliar.
Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Ngurah Rai
Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 218 Pesawat
batal mendarat dengan asumsi total penumpang 28.371 dan kerugian devisa
pariwisata sebesar Rp. 6,3 Miliar.
5.3 KESIMPULAN
61ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Pendekatan Jumlah Wisatawan yang masuk melalui TPI Juanda
Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah 3.741 wisman batal datang
dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 413 Ribu atau Rp. 5,4
Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah 9.284 wisman batal datang
dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 1 Juta atau Rp. 13,3
Miliar.
Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Juanda
Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 149 Pesawat
batal mendarat dengan asumsi total penumpang 22.512 dan kerugian devisa
pariwisata sebesar Rp. 4,3 Miliar.
Total Jumlah Kerugian Sektor Pariwisata Periode 2-22 Juli 2015
Dampak minimum yang ditimbulkan Sejumlah Rp. 61,65 Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan sejumlah Rp. 101,39 Miliar.
DAMPAK ERUPSI
GUNUNG
BARUJARI
BAB VI
62ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
63ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Gunung Barujari merupakan gunung baru dari bentukan letusan Gunung Rinjani
yang terdapat di sisi timur kaldera Gunung Rinjani. Gunung Barujari mempunyai
kawah yang berukuran kurang lebih 170 x 200 meter dengan ketinggian mencapai
2.376 dpl. Pembentukan Gunung Barujari terjadi pada tahun 1847.
Gunung Barujari tercatat pernah meletus pada tahun 1966, 1994, 2004, 2009, dan
2010. Pada tahun 2009 berdasarkan Pos Pemantauan Gunung Berapi, debu dari
Gunung Barujari pernah menjulang mencapai delapan kilometer dan sempat
membahayakan tanaman pangan milik penduduk. Letusan terlama Gunung
Barujari terjadi pada tahun 2009 dimana periode letusan terjadi selama hampir
selama satu setengah tahun.
Pada tanggal 24 Oktober 2015, Gunung Barujari mulai menunjukkan tanda-tanda
akan meletus kembali.Gunung Barujari akhirnya meletus pada tanggal 25 Oktober
2015. Karakteristik letusan dari Gunung Barujari yaitu Tipe Stromboli dimana sering
terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan
banyak mengeluarkan efflata. Material yang dimuntahkan dari Gunung Barujari
berupa material padat, gas, dan batu.
Sumber: Anthony Davis (abc.net.au), November 2015
64ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Secara tidak langsung, letusan Gunung Barujari tahun 2015 menggunggu industri
pariwisata di Bali dan sekitarnya. Letusan Gunung Barujari tahun 2015 yang
menghasilkan asap vulkanik cenderung mengarah ke arah barat dan arah barat
daya. Akibatnya asap vulkanik tersebut mengakibatkan terganggunya
penerbangan dari dan menuju Bali dan sekitarnya.
Berdasarkan hasil survey sekunder, terganggunya penerbangan di Bali dan
sekitarnya berlangsung selama tidak kurang dari sepuluh hari. Meskipun Gunung
Barujari mulai meletus sejak 25 Oktober 2015, namun terhitung mulai tanggal 3
November 2015 asap vulkanik dari letusan tersebut mengganggu penerbangan di
Bali dan sekitarnya hingga menyebabkan beberapa kali penutupan Bandara
Ngurah Rai, Bali dan Bandara Salaparang, Lombok.
Terhitung mulai tanggal 3 November sampai 9 November, Bandara Ngurah Rai
mengalami penutupan sebanyak empat kali. Selama periode tersebut tercatat
sejumlah penerbangan juga dibatalkan meskipun tidak adanya Notice to Airman
(Notam) terkait penutupan bandara. Berikut rekapitulasi pembatalan kedatangan
penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurung waktu tujuh hari
terhitung sejak tanggal 3 November 2015.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
65ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Berdasarkan tabel di atas, selama kurun waktu satu minggu, total penerbangan
yang batal datang ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 201 penerbangan.
Negara yang paling banyak melakukan pembatalan penerbangannya adalah
Australia yaitu sebanyak 123 penerbangan. Setelah itu disusul dari Malaysia
sebanyak 23 penerbangan. Sementara penerbangan yang batal dari Tiongkok
sejumlah 18 penerbangan. Apabila melihat dari waktunya, jumlah pembatalan
penerbangan terbanyak pada tanggal 4 dan 5 November 2015 dimana terjadi 111
pembatalan penerbangan.
Sumber: BMKG
Simulasi dampak erupsi Gunung Barujani terhadap sektor ekonomi pariwisata
dilakukan dengan 2 pendekatan, yaotu dampak minimum (low impact), dan
dampak maksimum (high impact). Dikarenakan erupsi gunung barujani terjadi
dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu, maka penentuan penghitungan dampak
diasumsikan bahwa penumpang yang batal mendarat melakukan pembatalan
secara keseluruhan rencana kedatangan dan asumsi bahwa kedatangan tidak
dibatalkan namun hanya berubah dari jadwal semula.
66ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Apabila diasumsikan sekali penerbangan membawa 194 wisatawan, maka jumlah
wisatawan yang batal masuk ke Bali sejumlah 38.994 wisatawan selama periode
tanggal 3 November sampai 9 November 2015. Jika diasumsikan 93% dari wisatawan
tersebut adalah wisatawan mancanegara, maka dalam periode tersebut sebanyak
36.264 wisatawan mancanegara dari berbagai negara batal mengunjungi Bali.
(1) LOW IMPACT SCENARIO
Berdasarkan data Passenger Exit Survey (PES) tahun 2014 dimana rata-rata
pengeluaran perhari sebesar U$ 159,53 maka sektor pariwisata di Bali diperkirakan
mengalami kerugian minimum devisa/pendapatan sebesar U$ 5,785 Juta atau
kurang lebih Rp 78,101 Miliar selama periode tersebut dengan asumsi, wisatawan
yang batal berkunjung pada saat penutupan, mencari alternative untuk tetap
berangkat ke Indonesia di hari yang berbeda (Postponed).
(2) HIGH IMPACT SCENARIO
Apabila diasumsikan wisatawan yang batal berkunjung pada saat penutupan tidak
mencari alternative untuk tetap berangkat/membatalkan seluruh perjalanannya ke
Indonesia, maka apabila dilihat dari rata-rata pengeluaran perkunjungan sebesar
U$ 1.453,35 Maka sektor pariwisata diperkirakan mengalami kerugian maksimum
devisa/pendapatan sebesar U$ 52,704 Juta atau sejumlah kurang lebih Rp 711,516
Miliar selama periode tersebut.
SIMULASI DAMPAK EKONOMI PARIWISATA
No. of Cancelled Flight Arrivals between 3 - 9 November 2015 201
Assumption No. of Cancelled Arrivals Passengers between 3 - 9
November 2015*38.994
No. of Cancelled Int'l Tourist Arrivals between 3 - 9 November
2015 ( 93% (Ratio Int’t Tourist : Domestic Tourist at Ngurah Rai))36.264
(1) Low Impact Scenario
Tourist Expenditure / Day (in US$)Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$)
159,53
Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In US$) $ 5.785.263
Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In Rp.) Rp 78.101.049.455
(2) High Impact Scenario
Tourist Expenditure / Visit (in US$)Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$)
1.453,35
Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In US$) $ 52.704.895
Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In Rp.) Rp711.516.079.895
*) Average Pax/Ac is 194 (Based on Data of July-August 2015)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
BENCHMARKING
KUNJUNGAN
WISMAN PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
INDONESIA │ SINGAPURA │ THAILAND
BAB VII
67ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
68ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Kunjungan wisatawan mancanegara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
kinerja pariwisata dunia. Diharapkan pertumbuhan positif dari kujnungna wisatawan
mancanegara akan memberikan dampak yang positif pula terhadap aspek
ekonomi, social-budaya, dan lingkungan pada suatu negara. Untuk melihat sejauh
mana kinerja pariwisata Indonesia selama periode bulan januari hingga September
2015, maka dibuatlah suatu benchmarking/perbandingan antara Indonesia dengan
negara-negara yang dianggap sebagai competitor/pesaing bagi sektor
kepariwisataan di Indonesia. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia,
Singapura, dan Thailand.
Selain karena letak geografis yang dekat, negara-negara tersebut juga memiliki
peringkat daya saing dan jumlah kunjungan yang sangat kompetitif di dunia.
Karena keterbatasan data dari tingkat kunjungan untuk negara Malaysia (Tidak
update), maka yang akan dijadikan perbandingan adalah Singapura dan Thailand.
Singapura, selain sebagai sumber wisman terbesar di Indonesia juga merupakan
negara competitor terdekat dimana jumlah kunjungan wisman pada negara
tersebut juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia dan peringkat daya saing
pariwisata negara tersebut merupakan yang terbaik diantara negara-negara ASEAN
lainnya. Thailand, merupakan negara dengan pertumbuhan kunjungan wisman
yang paling pesat di ASEAN, karakteristik produk wisata yang sama dengan
Indonesia menjadikan Thailand sebagai competitor yang sangat diperhitungkan
oleh Indonesia.
Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/ASEAN_countries_capitals.svg/200
0px-ASEAN_countries_capitals.svg.png
69ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: https://www.kemenpar.go.id
8.1 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI –
SEPTEMBER 2015
BULAN
AKTUAL
2014
AKTUAL
2015
Achv. MoM Year on Year
Margin
Growth AKTUAL AKTUAL
Margin
Growth
MoM 2014 2015 YoY
(%) (%)Jan 753.079 723.039 -30.040 -3,99 753.079 723.039 -30.040 -3,99
Feb 702.666 786.653 83.987 11,95 1.455.745 1.509.692 53.947 3,71
Mar 765.607 789.596 23.989 3,13 2.221.352 2.299.288 77.936 3,51
Apr 726.332 749.882 23.550 3,24 2.947.684 3.049.170 101.486 3,44
May 752.363 793.499 41.136 5,47 3.700.047 3.842.669 142.622 3,85
Jun 851.475 815.148 -36.327 -4,27 4.551.522 4.657.817 106.295 2,34
Jul 777.210 814.233 37.023 4,76 5.328.732 5.472.050 143.318 2,69
Aug 826.821 850.542 23.721 2,87 6.155.553 6.322.592 167.039 2,71
Sep 791.296 869.179 77.883 9,84 6.946.849 7.191.771 244.922 3,53
TOTAL 6.946.849 7.191.771 244.922 3,53
Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura
Secara Month on Month pada periode Januari-September terjadi performansi
negative pada bulan Januari dan Juni, dimana Juni menjadi performansi negatif
terbesar dengan -36.327 kunjungan atau dengan besaran -4,27% dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan
positif terbesar terjadi pada periode Februari, dimana pada periode ini terjadi
pertumbuhan sebesar 11,95% atau kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia bertambah +83.987 kunjungan dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia berada pada pertumbuhan positif
dibandingkan dengan peridoe yang sama pada tahun sebelumnya. Ini menunjukan
secara performansi, Pariwisata Indonesia lebih baik dari segi kunjungan wisatawan
mancanegara dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun ini, hingga bulan
September tercatat telah terjadi 7.191.771 kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia, angka ini meningkat +244.922 kunjungan atau sebesar 3,35%
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara
kumulatif, penurunan hanya terjadi pada bulan Januari saja, dimana kunjungan
wisatawan mancanegara berkurang -30.040 kunjungan atau -3,99% dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
70ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: https://www.stb.gov.sg/statistics-and-market-insights/Pages/statistics-Visitor-Arrivals.aspx
8.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA PERIODE JANUARI –
SEPTEMBER 2015
BULAN
AKTUAL
2014
AKTUAL
2015
Achv. MoM Year on Year
Margin
Growth AKTUAL AKTUAL
Margin
Growth
MoM 2014 2015 YoY
(%) (%)Jan 1,345,842 1,252,598 -93,244 -6.93% 1,345,842 1,252,598 -93,244 -6.93%
Feb 1,238,239 1,188,818 -49,421 -3.99% 2,584,081 2,441,416 -142,665 -5.52%
Mar 1,297,551 1,201,648 -95,903 -7.39% 3,881,632 3,643,064 -238,568 -6.15%
Apr 1,245,307 1,208,621 -36,686 -2.95% 5,126,939 4,851,685 -275,254 -5.37%
May 1,208,532 1,222,831 14,299 1.18% 6,335,471 6,074,516 -260,955 -4.12%
Jun 1,181,422 1,184,730 3,308 0.28% 7,516,893 7,259,246 -257,647 -3.43%
Jul 1,408,400 1,519,182 110,782 7.87% 8,925,293 8,778,428 -146,865 -1.65%
Aug 1,362,935 1,445,031 82,096 6.02% 10,288,228 10,223,459 -64,769 -0.63%
Sep 1,098,626 1,131,517 32,891 2.99% 11,386,854 11,354,976 -31,878 -0.28%
TOTAL 11,386,854 11,354,976 -31,878 -0.28%
Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura
Secara Month on Month pada periode Januari-April, kunjungan wisatawan
mancanegara ke Singapura menunjukkan pertumbuhan negatif, tercatat di bulan
Maret menjadi pertumbuhan negative terbesar dengan -95.903 kunjungan
wisatawan mancanegara atau sebesar -7,39% dibandingkan periode yang sama
pada tahun sebelumnya. Sementara pada periode Mei-September, kunjungan
wisatawan mancanegara ke Singapura menunjukan pertumbuhan yang positif,
dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada bulan Juli dengan 7,87% atau
meningkat sebanyak +110.782 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada
tahun sebelumnya.
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan
wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang negatif.
Hingga bulan September, performansi kunjungan wisatawan mancanegara berada
pada performansi negatif, dimana tingkat kunjungan hingga bulan September
tercatat sebesar 11.354.976, berkurang -31,878 kunjungan atau sebesar 0,28%
dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat hingga
bulan September lalu sebesar 11.386.854 kunjungan wisatawan mancanegara ke
Singapura.
71ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Sumber: http://www.tourism.go.th/
8.3 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA THAILAND PERIODE JANUARI –
SEPTEMBER 2015
BULAN
AKTUAL
2014
AKTUAL
2015
Achv. MoM Year on Year
Margin
Growth AKTUAL AKTUAL
Margin
Growth
MoM 2014 2015 YoY
(%) (%)Jan 2,282,568 2,616,565 333,997 14.63% 2,282,568 2,616,565 333,997 14.63%
Feb 2,075,304 2,670,520 595,216 28.68% 4,357,872 5,287,085 929,213 21.32%
Mar 2,018,008 2,562,705 544,697 26.99% 6,375,880 7,849,790 1,473,910 23.12%
Apr 1,934,841 2,419,758 484,917 25.06% 8,310,721 10,269,548 1,958,827 23.57%
May 1,670,860 2,309,250 638,390 38.21% 9,981,581 12,578,798 2,597,217 26.02%
Jun 1,491,300 2,282,645 791,345 53.06% 11,472,881 14,861,443 3,388,562 29.54%
Jul 1,896,098 2,642,761 746,663 39.38% 13,368,979 17,504,204 4,135,225 30.93%
Aug 2,084,839 2,600,171 515,332 24.72% 15,453,818 20,104,375 4,650,557 30.09%
Sep 1,869,491 2,031,496 162,005 8.67% 17,323,309 22,135,871 4,812,562 27.78%
TOTAL 17,323,309 22,135,871 4,812,562 27.78%
Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Thailand
Secara Month on Month pada periode Januari-September, performansi kunjungan
wisatawan macnanegara ke Thailand berada pada pertumbuhan yang positif,
bahkan angka pertumbuhan mereka naik sangat signifikan. Kenaikan tertinggi
terjadi pada bulan Juni, dimana angka pertumbuhan berada pada besaran 53,06%
atau naik sebesar 791.345 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Pertumbuhan terendah terjadi pada bulan September dengan
besaran 8,67% atau naik sejumlah 162.005 kunjungan dibandingkan periode yang
sama pada tahun sebelumnya.
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan
wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang positif.
Apabila di kalkulasikan jumlah kunjungan mereka hingga September 2015 mencapai
22.135.871 kunjungan wisatawan mancanegara, naik 4.812.562 kunjungan atau
sebesar 27,78% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Thailand merupakan Negara dengan kunjungan wisatawan mancanegara terbesar
pertama di ASEAN dengan pertumbuhan yang paling tinggi.
72ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
8.4 PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN (INDONESIA – THAILAND –
SINGAPURA) PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi jumlah
kunjungan, Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak disusul oleh Singapura dan
Indonesia. Periode wisman terbanyak Thailand terjadi pada periode Januari
(2.616.565), Februari (2.670.520), dan Juli (2.642.761). Periode wisman terbanyak
Singapura terjadi pada periode Januari (1.252.598), Juli (1.519.182), dan Agustus
(1.445.031). Sedangkan untuk Indonesia, wisman terbanyak terjadi pada periode Juli
(814.233), Agustus (850.542), dan September (869.179).
A. Month On Month
Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura, 2015
-20,00%
-10,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Tin
gkat
Pe
rtu
mb
uh
an
Jum
lah
Ku
nju
nga
n
Periode
INDONESIA THAILAND SINGAPORE INDONESIA THAILAND SINGAPORE
Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi tingkat
pertumbuhan, Thailand memiliki tingkat kunjungan terbanyak disusul oleh Indonesia
dan Singapura. Periode pertumbuhan tertinggi Thailand terjadi pada periode Mei
(38,21%), Juni (53,06%), dan Juli (39,38%). Periode pertumbuhan tertinggi Indonesia
terjadi pada periode Februari (11,95%), Mei (5,57%), dan September (9,84%).
Sedangkan untuk Singaoura, pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode Juli
(7,87%), Agustus (6,02%), dan September (2,99%) dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya.
73ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Secara Year on Year pada periode September 2015, dari segi jumlah kunjungan,
Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak sejumlah 22.135.871 kunjungan disusul
oleh Singapura sejumlah 11.354.976 dan Indonesia sejumlah 7.191.771. Namun
apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan, Indoneisa masih lebih unggul dari
Singapura dari tingkat kunjungan wisman hingga periode September 2015. Thailand
memiliki pertumbuhan Year on Year tertinggi dengan capaian 27,78% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Indonesia memiliki tingkat
pertumbuhan Year on Year 3,53% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Sedangkan Singapura memiliki tingkat tingkat pertumbuhan Year on
Year sebesar -0,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
B. Year On Year
Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura, 2015
27,78%
3,53%
-0,28%
Thailand
Indonesia
Singapura
CATATAN HASIL
FGD DI 3 GREAT
TERKAIT
KUNJUNGAN
WISMANBALI│ JAKARTA │ BATAM
BAB VIII
74ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
75ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
7.1 HASIL FGD PADA GREAT BALI
Kunjungan wisman ke Bali terfokus dan menumpuk di Bali selatan, rencananya
penyebaran wisman akan didistribusikan ke seluruh Bali, terutama Bali bagian
selatan. Pemerintah daerah provinsi Bali melakukan upaya antara lain dengan
melaksanakan pembangunan Jalan Tol Kuta-Soka-Seririt pada tahun 2017, hal
tersebut untuk mendorong penyebaran wisman ke 9 kabupaten di Bali utara.
Selain itu akan dibangun juga shortcut (jalan tembus) dari Bedugul menuju
Singaraja. Jalan shortcut ini mampu memotong jarak dan waktu tempuh
perjalanan. Selama ini jarak Singaraja-Bedugul 27 kilometer (km) dengan jalan yang
berkelok-kelok dan membutuhkan waktu tempuh satu jam. Sedangkan, jika ada
jalan shortcut, hanya 17 km dengan waktu tempuh 20 menit, atau mampu
memotong 10 km. Pembangunan infrastruktur berupa jalam shortcut lebih
mendesak untuk mempercepat perkembangan perekonomian di Buleleng. Sebab
jalan ini direncanakan dapat mempercepat waktu tempuh dari Buleleng menuju
Singaraja atau sebaliknya. Namun pembangunan jalan belum bisa dilaksanakan
pada tahun 2025, saat ini rencana pembangunan jalan shortcut masih dalam tahap
pra feasibility study (FS) oleh Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum.
Wilayah Bali utara relatif stagnan, bahkan pendapatan dari sektor pariwisata masih
tertinggal dengan delapan kabupaten/kota lainnya di Bali. Jalan tersebut
rencananya akan dibangun lurus melalui Bedugul, Pancasari, dan Gitgit. Selama ini
waktu tempuh Denpasar-Singaraja mencapai tiga hingga empat jam melalui jalur
perbukitan yang rawan longsor pada musim hujan. Kemacetan lalu lintas (traffic
jam) mulai menjadi masalah serius terutama di Bali bagian selatan seperti Denpasar
dan Kuta. Macet menyebabkan jarak tempuh antar destinasi menajadi lebih lama,
hal ini dikeluhkan oleh wisman asal Jerman.
A. Pembangunan Infrastrukur
B. Target Kunjungan Wisatawan
Target kunjungan wisman ke Bali pada tahun 2015 sebesar 4 juta kunjungan, sampai
dengan bulan September 2015 telah mencapai 2.931.251 kunjungan. Terjadi
penurunan wisman di agustus untuk Australia (30%), kumulatif 90%. Malaysia juga
turun sampai dengan agustus (12%). Januari-September Jepang turun 33 %,
Australia naik 15%, Malaysia turun 12%.
Menurut hasil FGD, target Kementerian Pariwisata terlalu tinggi untuk tingkat
kunjungan wisman triwulan ke-4 2015 ini untuk Great Bali (September 379.000,
Oktober 366.000, Nopember 318.000, dan Desember 372.000). Kondisi Great Bali
tahun ini seharusnya mampu menunjukan performansi positif yang tinggi, namun
nenerapa bencana alam yang melanda baik langsung maupun tidak langsung
sangat mempengaruhi aksesibilitas wisatwan menuju ke Bali.
76ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Salah satu masukan dalam FGD tersebut adalah kebutuhan untuk me-rebranding
Pariwisata Bali. Sekarang ini branding pariwisata Bali adalah Bali, santi, santi, santi.
Peserta FGD menganggap bahwa branding tersebut tidak komersial dan kurang
menjual sehingga harus diganti dengan branding lain yang lebih acceptable oleh
wisatawan. Branding sebaiknya mudah dipahami oleh orang di luar Bali.
Sedangkan yang ada saat ini hanya dipahami oleh orang Bali saja
Utamakan wisman MICE ketimbang leisure, karena spending dan lama tinggal lebih
besar. Paket-paket wisata yang disediakan travel agent harus menyesuaikan
preferensi wisman yang berkunjung, jangan memaksakan untuk menjual produk
wisata (tourism product) yang tidak disukai wisman yang menjadi costumer.
Perlunya optimalisasi penerbangan langsung dari Eropa ke Bali, dikarenakan pasar
ini sangat potensial baik dari segi lama tinggal maupun pengeluaran perkunjungan.
Keterbatasan keberadaan konektivitas langsung dari dan ke pasar tersebut saat ini
masih menjadi tantangan tersendiri bagi pariwisata di Bali.
Forum juga berpendapat bahwa perlunya menjadikan Thailand sebagai Hub
Altenative di samping Singapura. Banyaknya wisman yang berkunjung ke Negara
tersebut juga dapat dijadikan sebagai peluang. Promosi untuk pasar Eropa juga
dirasakan akan efektif di lakukan di Thailand, dimana pada tahun 2014 lalu
terinformasikan sebanyak 6 juta wisman asal Eropa mengunjungi Thailand.
C. Promosi Pariwisata Bali
Dampak kebijakan BVK terhadap kunjungan wisman di Bali sangat positif terhadap
kunjungan wisman, namun pengawasan keberaaannya di Bali mendapat perhatian
khusus dari para peserta FGD. Mereka mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan
yang sangat besar. Dampak negative BVK antara lain berpotensi besar
meningkatkan kejahatan oleh wisman. Kedatangan wisman ke Bali tidak hanya
untuk tujuan wisata, tetapi juga untuk bisnis (bekerja), menambah penghasilan dan
melakukan tindakan criminal (cyber crime).
Pelanggaran yang tercatat tahun 2014 telah dilakukan sebanyak 140 tindakan
administratitif. Sampai dengan bulan Oktober 2015 telah dilakukan 294 tindakan,
sebagian besar pelanggar keimigrasian adalah kewarganegaraan Tiongkok dan
Australia, yang berarti juga tingkat pelanggaran perijinan meningkat dari tahun
sebelumnya.
Pengawasan bebas visa bersama sudah berjalan tahun 2014 melibatkan 31 instansi.
Perlu penguatan dengan perluasan kantor, penambahan SDM untuk memperkuat
pengawasan BVK.
D. Penerapan Kebijakan Baru BVK
77ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Bandara Ngurah Rai memiliki kapasitas bandara 25,4 juta pax/tahun, hingga saat ini
realiasasi baru 17 juta/ tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk menambah
jumlah kunjungan melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai. Permasalahan yang
teridentifikasi adalah, slot penerbangan internasional yang ada belum secara
optimal digunakan. Banyak/menumpuknya kedatangan di sore dan malam hari
untuk penerbangan Internasional menunjukan bahwa adanya slot penerbangan
yang kosong untuk internasional di Pagi dan Siang hari.
Tahun 2014 penambahan penerbangan dan penambahan rute baru cukup rumit
prosesnya, diskon 50% landing fee untuk penambahan penerbangan baru maskapai
lokal masih dirasakan belum mampu menjadi pendorong peningkatan frekuensi
penerbangan ke Bali.
Great bali merupakan kantong terbesar wisatawan mancanegara ke Indonesia,
kondisi ini seharusnya mampu dijadikan sebagai peluang bagi provinsi lain dalam
melakukan kegiatan promosi. Mereka dapat melakukan promosinya di Bali, bahkan
di dalam Bandara. Pihak Angkasa Pura I menyampaikan bahwa sebenarnya
banyak sekali spot-spot yang kosong dimana dapat dimanfaatkan untuk melakukan
promosi di dalam bandara. Daerah dapat mengajukan proposal permohonan yang
kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola Bandara.
E. Kesiapan Bandara Internasional Ngurah Rai
Menurut forum, Bali saat ini seharusnya sudah bisa melakukan pembangunan
pariwisata yang berkelanjutan. Penyebaran wisatawan diasumsikan sebagai salah
satu cara agar pembangunan tidak terfokus di satu wilayah saja (Bali Selatan).
Penumpukan wisman di Bali selatan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang,
sehingga selain dapat mengikis tatanan social-budaya juga dapat mengikis
eksistensi dari lingkungan hidup.
Quality tourism diharapkan dapat dikembangkan dibali, dimana dengan
keberadaan / terfokusnya wisman di Bali selatan saat ini, sambil menunggu
pembangunan konektivitas ke kawasan Bali yang lain, maka focus pendatngan
wisman tidak hanya kepada jumlah (Kuantitas) saja, namun juga harus mampu
mendatangkan wisman yang memiliki kualitas. Kualitas wisman selain dilihat dari
lama tinggal dan besarnya pengeluaran, juga dapat dilihat dari bagaimana
wisatawan berperilaku ketika berwisata. Perilaku positif wisatawan yang diharapkan
selain mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, juga dapat menjaga kondisi
social-budaya serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
F. Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan
78ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Ada 3 isu penting yang menjadi perhatian pemangku kepentingan dalam
pengembangan pariwisata di Bali dari hasil focus diskusi grup yang dilakukan, antara
lain
1. Kemacetan
Kemacetan saat ini tidak hanya melanda Ibu Kota Jakarta, namun juga melanda
Bali, factor utama yang menyebabkan kemacetan adalah pembangunan yang
sedang dilakukan terhadap berbagai infrastruktur public, serta semakin banyaknya
wisatawan mancanegara yang dating ke Bali. Tak bisa dipungkiri keberadaan Bali
masih menjadi magnet bagi wisman dunia, hal ini menuntut pembangunan
infrastruktur dan fasilitas penunjang serta pendukung dari sector pariwisata untuk
dikembangkan, karena Pariwisata merupakan sector unggulan di Bali.
Pembangunan yang sedang dilakukan di Bali Selatan, menyebabkan penyempitan
jalan serta penutupan beberapa akses umum yang biasa dilalui wosman. Dengan
jumlah wisman yang bertambah dan area bergerak yang berkurang karena
pembangunan, maka kemacetan sudah tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Terlebih
saat ini banyak laporan bahwa Bis besar dapat masuk ke area-area yang dulunya
tidak boleh dilalui oleh Bis sehingga keberadaannya yang mengambil banyak ruas
jalan serta keterbatasan lahan parker kendaraan besar menjadi penyebab utama
isu kemacetan di Bali.
2. Sampah
Sampah sebenarnya bukan masalah baru, namun amsalah lama yang hingga saat
ini penanganannya masih terus dilakukan. Sampah yang menjadi perhatian adalah
sampah yang berasal dari limbah sector pariwisata. pemerintah saat ini berusaha
keras untuk mengatasi masalah ini. Isu lingkungan hidup yang sangat sensitive
terutama bagi wisatwan asal Eropa, Australia, dan Amerika tidak bisa dipisahkan
dengan permasalahan sampah. Keberadaan sampah selain dapat merusak
indahnya pemandangan, juga dapat merusak keberadaan ekosistem lingkungan
sekitarnya, dan untuk lebih jauh lagi akan menyebabkan munculnya berbagai
macam penyakit.
3. Rabies
Rabies saat ini juga menjadi salah satu isu kedaerahan yang menghawatirkan di
Bali, bukan dari banyaknya kasus yang ditemukan namun dari lambannya
penanganan terhadap pasien yang terjangkit rabies serta penanganan terhadap
hewan rabies di Bali saat ini. Keterbatasan jumlah vaksin menjadi persoalan yang
membutuhkan pemecahan segera.
G. Isu Stratejik Kedaerahan Di Bali
79ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
7.2 HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA
Bagi Jakarta, Pariwisata belum menjadi sector unggulan. Hal ini karena
perekonomian Jakarta sangat bergantung pada sector Industri. Namun tak bis
dielakan saat ini Pariwisata Jakarta sudah berkembang dengan pesat, meski ada
beberapa hal yang sederhana seakan terlupakan. SOP di destinasi wisata belum
terbangun dengan baik. Dalam FGD mengemuka bahwa Thailand sudah
mempunyai SOP yang baku dalam pariwisata, standar toilet, restoran, parkiran dan
amenitas lain dalam pariwisata. Sebagai gerbang masuk wisatawan, menurut hasil
FGD, promosi pariwisata di Bandara Soekarno-Hatta belum maksimal. Misalnya di
terminal 2, masih belum ditemui brosur atau flyer yang merekomendasikan kemana
wisatawan bisa pergi setelah sampai di Jakarta. Padahal bila banyak promosi
tentang destinasi wisata di Jakarta, mungkin akan membuat wisatawan tertarik
untuk berkeliling dan mengahabiskan lebih banyak waktu di Jakarta. Informasi yang
jelas bagi wisatawan adalah hal yang sangat penting, oleh karena itu ketersediaan
brosur berisi informasi destinasi wisata apa saja yang bagus untuk dikunjungi sangat
penting. Tourism Information Center juga diperlukan di pintu kedatangan di Bandara
Soekarno Hatta sebagai pusat informasi yang memudahkan wisatawan untuk
memperoleh informasi tentang Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Demi
mewujudkan hal ini diperlukan join promotion antara pihak Angkasa Pura,
Kemenpar, dan Pemprov DKI.
Dinas Pariwisata Provinsi DKI menyebutkan untuk target 2014 yang diterapkan 2,3
juta kunjungan tercapai, sedangkan untuk target 2015 , 2,5 juta kunjungan masih
optimis bisa tercapai. Untuk mencapai target kunjungan wisatawannya,
Dinasparprov DKI banyak menyelenggarkan event internasional di semester 2 tahun
2015, salah satunya adalah Jakarta Marathon 2015. Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta juga menambah berbagai event baik berskala
nasional maupun internasional di Jakarta. Event internasional harusnya bisa jadi
sarana promosi wisata yang efektif.
Jakarta sebagai ibukota tentu dari segi amenitas lebih layak dibandingkan dengan
Sukabumi. Sedangkan di Sukabumi sendiri pada November 2015 akan
diselenggarakan world rafting championship yang melibatkan 1100 pelaku dari
seluruh dunia. Event Jakarta Fashion Week yang digelar di Jakarta beberapa tahun
belakangan ini juga sangat potensial untuk meraih kunjungan wisatawan ke Jakarta.
Namun, selain ajang pameran, masukan dari peserta FGD sebaiknya acara Jakarta
Fashion Week juga menjadi ajang pertemuan dan transaksi antara pembeli dan
penjual bidang fesyen.
80ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Hal yang juga sangat penting adalah bahwa promosi harus diimbangi dengan
pengelolaan harapan wisman, sehingga wisman tidak merasa ditipu oleh iklan
pariwisata Indonesia, sebab pariwisata sangat berkaitan pengalaman sehingga
ketidaknyamanan haruslah diminimalisir. Namun pemerintah dalam hal ini Dinas
Pariwisata Provinsi DKI Jakarta optimis kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke
Jakarta karena banyak event yang akan diselenggarkan di bulan Desember.
Jumlah kunjungan juga diharapkan naik karena moment tahun baru.
Jakarta memiliki keunggulan fasilitas berupa bandara Internasional Soekarno-Hatta
yang membuat Jakarta jadi pintu gerbang utama masuknya wisman ke Indonesia.
Selain fasilitas akomodasi berupa hotel, di Jakarta juga banyak dijumpai objek
wisata yang memberikan daya tarik wisatawan baik wisnus maupun wisman.
Berbagai objek wisata dan rekreasi di Jakarta yang menarik untuk dikunjungi antara
lain: Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum, Monumen Nasional (Monas), Taman
Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Dunia Fantasi, Taman
Impian Jaya Ancol, dan sebagainya. Soekarno-Hatta sebagai salah satu gerbang
masuk wisatawan ke Bandara terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan
terhadap wisatawan. Sebagai bandara tujuan, kapasitas Bandara Soetta saat ini
adalah 65 juta penumpang pertahun. Pembangunan dan perluasan terminal baru
diprediksi akan mampu menampung 25 juta penumpang/tahun.
A. Bandara Soekarno-Hatta, Sebagai Pintu Masuk Utama Tenaga Kerja
Indonesia
Sebagai mana yang telah ditetapkan bersama terkait pencatatan wisatawan
mancanegara, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) didalamnya juga termasuk kedalam
salah satu jenis wisatawan mancanegara.. TKI yang dicatat sebagai wisman dibatasi
jumlahnya sebesar 10% saja, dan hanya pada mereka yang bertujuan untuk pulang
berlibur/mengunjungi keluarganya di Indonesia untuk sementara dan harus kembali
lagi ke Negara tempat mereka bekerja (bukan untuk mereka yang habis kontrak),
serta sudah bekerja minimal 12 bulan.
Isu ini menjadi bahasan tersendiri pada Great Jakarta dengan didatangkannya
narasumber dari BNP2TKI. Menurut BNP2TKI, negara-negara yang menjadi tujuan TKI
dan menyumbang jumlah wisman ke Indonesia adalah Malaysia, Singapura,
Hongkong, Arab Saudi. Sayangnya moratorium TKI ke Arab Saudi berimbas pada
menurunnya kunjungan wisman asal Arab Saudi. Sekitar 60% kepulangan TKI melalui
Jakarta, dimana jumlah ini sangat potensial karena TKI bisa menjadi duta wisata
atau menjadi TKI sebagai marketer pariwisata Indonesia. Rata-rata kontrak kerja TKI
selama 2 tahun, dimana masa cuti boleh diambil setelah 1 tahun kerja. Umumnya
mereka difasilitasi oleh majikan, dengan 50% TKI menggunakan hak cuti untuk
kembali ke Indonesia dan sekitar 10% TKI akan membawa teman dari negara asal
pada saat mereka cuti pulang ke tanah air.
81ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dalam Fokus diskusi grup ini juga dibahas terkait proporsi mereka yang TKI untuk
dicatat sebesar 10% dirasakan perlu ditambah. Justifikasi dari hal tersebut adalah,
mengingat mereka yang bekerja juga memiliki jatah untuk cuti, meskipun hanya
sedikit dari mereka yang menggunakan fasilitas pariwisata ketika berkunjungan
kembali ke Indonesia, namun mereka membawa devisa yang besar yang mana
pada umumnya akan dihabiskan di Indonesia salah satunya adalah untuk berlibur
bersama keluarga.
B. Isu Stratejik Kedaerahan Di Great Jakarta
Ada 2 isu stratejik kedaerahan pada Great Jakarta, dimana isu ini bukanlah isu yang
sangat asing didengar yaitu: Banjir dan Kemacetan.
1. Banjir
Dihadapkan dengan musim penghujan yang pada umumnya dating pada Triwulan
ke-4 dan Triwulan ke-1, Great ini dihadapkan pad tantangan klasik yaitu Banjir. Untuk
mengatasi hal ini memang dirasakan perlu waktu yang tidak sebentar dan perlu
political will dari pemerintah daerah. Apabila Jakarta Banjir, sebagai Ibu Kota makan
akan melumpuhkan kegiatan Bisnis dan Ekonomi, hal ini berbahaya karena lebih dari
50% wisman yang berkunjung ke Great ini bertujuan untuk melakukan kegiatan Bisnis.
Contohnya pada saat banjir besar tahun 2007, sektor pariwisata di DKI Jakarta dari
perhitungan tidak langsung diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp13,5
miliar. Kerugian tersebut antara lain karena selama dua pekan banyak obyek wisata
tutup akibat akses jalan tergenang banjir, jadwal penerbangan yang tertunda dan
tempat hiburan yang kebanjiran. Bila lokasi wisata tidak mengalami banjir, maka
akses jalan menuju ke tempat wisata yang terputus karena banjir. Keadaan ini
tentunya menyebabkan penurunan jumlah pengunjung sehingga berpotensi
mengurangi pendapatan.
2. Kemacetan
Pelaku industri pariwisata tentunya kesulitan menjual paket wisata di Jakarta karena
macet dan banjir. Meski dari sisi sarana dan prasarana Jakarta terbilang lengkap,
persoalan klasik terkait banjir dan macet menjadi kendala yang sangat
menghambat. Berdasarkan hasil FGD, keluhan utama wisman yang masuk Jakarta
adalah macet. Kota Tua sebagai destinasi wisata di Jakarta yang banyak dikunjungi
oleh wisatawan Belanda harus ditempuh kurang-lebih 2 jam oleh wisatawan.
Pembangunan infrakstruktur seperti MRT yang masih terus berlangsung berpotensi
mengganggu kunjungan wisman. Masalah pedagang asongan juga dikeluhkan
oleh wisatawan karena mengganggu ketertiban. Menghadapi hal ini, Kota Tua
sebaiknya dikelola penuh oleh pemerintah DKI Jakarta. Kebijakan Pemprov DKI
Jakarta untuk meluncurkan bis pariwisata gratis terasa belum optimal, karena masih
dihadang macet.
82ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Kemacetan lalu lintas Kota Jakarta yang semakin parah, ternyata tidak hanya
berdampak pada pencemaran lingkungan, tetapi juga menimbulkan potensi
kerugian di bidang kesehatan dan ekonomi bagi warga Jakarta. Potensi kerugian
yang dialami warga Jakarta mencapai Rp 68,2 triliun per tahun. Angka kerugian ini
hampir menyamai nilai APBD DKI 2015 sebesar Rp 73,08 triliun, atau sekitar 93,3
persen dari APBD DKI 2015. Potensi kerugian akibat kemacetan lalu lintas tersebut
berasal kerugian dari sektor kesehatan senilai Rp 38,5 triliun dan dari sektor
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 29,7 triliun. Kemacetan lalu
lintas yang makin parah di Jakarta membawa dampak kerugian besar bagi warga
Jakarta.
7.3 HASIL FGD PADA GREAT BATAM
Beberapa hal yang menjadi topik diskusi FGD analisis wistawan mancanegara
(wisman) yang dilaksanakan di Kota Batam adalah: target pencapaian s.d bulan
Desember 2015, permasalahan dan isu regional great Batam, serta persiapan
pencapaian 12 juta kunjungan pada tahun 2016. Batam merupakan pintu masuk
dengan jumlah kunjungan terbesar ketiga setelah Bali dan Jakarta. Karena karakter
geografis yang dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia,
angka kunjungan terbesar berdasarkan kebangsaan (nationality) juga berasal dari
kedua Negara tersebut. Optimisme pemerintah untuk mencapai target nasional 10
juta kunjungan wisman di tahun 2015 terkendala beberapa kejadian luar biasa di
Indonesia. Great Bali misalnya, letusan Gunung Raung, Gunung Anak Rinjani, dan
Gunung Barujari berdampak langsung pada penurunan kunjungan wisman di Bali
dan Sekitarnya, hal ini disebabkan banyak penerbangan internasional yang cancel
karena masalah keamanan. Berikut beberapa permasalahan yang muncul dalam
FGD dan dapat mempengaruhi angka kunjungan wisman selama tahun 2015 di
Batam.
A. Dampak Kabut Asap Kebakaran Hutan Di Prov. Riau
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Kota Batam merupakan salah satu
daerah yang terdampak kabut asap cukup parah. Dampak tersebut terutama
dirasakan pada bulan September dan Oktober 2015 dimana terdapat beberapa
jadwal penyeberangan ferry ke Batam-Singapura dan sebaliknya dibatalkan.
Demikian pula dengan jadwal beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Hang
Nadim oleh maskapai lokal juga dibatalkan. Kabut asap membuat wisatawan
mengalihkan tujuan ke destinasi wisata selain Batam. Selain pembatalan kunjungan,
kabut asap juga membuat beberapa event internasional seperti Tour de Bintan
dibatalkan.
83ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
B. Image Batam Sebagai Destinasi yang Miskin Atraksi
Meski secara geografis sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia, tetapi jumlah
kunjungan dari kedua negera tersebut ke Indonesia melalui Batam tidak pernah
mengalami lonjakan besar, artinya dari tahun ke tahun angka kunjungannya relatif
kecil meski terus mengalami peningkatan. Hal ini sangat berbeda dengan angka
kunjungan dari Singapura ke Malaysia, dan sebaliknya. Salah satu penyebabnya
adalah image Batam sebagai destinasi wisata yang sangat miskin atraksi atau
produk wisata (tourism product). Untuk menarik wisatawan asal Singapura dan
Malaysia lebih banyak, Batam harus melakukan diferensiasi pasar. Pasar Malaysia
terutama yang berasal dari Johor, mempunyai karakter muslim taat dan berwisata
bersama keluarga, sedang pasar Singapura lebih mencari leisure dan hiburan. Untuk
menarik pasar Singapura, Batam sudah punya modal yang cukup kuat dari sisi
atraksi. Banyaknya tempat hiburan malam merupakan hal yang sangat disukai oleh
wisman asal Singapura. Untuk menarik pasar Malaysia maka harus disediakan atraksi
wisata yang family friendly dan cocok untuk wisatawan muslim. Batam sangat
kurang daya Tarik wisata buatan seperti Legoland dan Helokity yang menyasar
segmen anak-anak dan keluarga. Minimnya atraksi wisata di Batam membuat lama
tinggal wisman menjadi lebih singkat, rata-rata 2-3 hari. Lama tinggal yang singkat
berkorelasi dengan pengeluaran untuk belanja yang lebih sedikit.
C. Bandara Hang Nadim Kurang Optimal sebagai HUB dan Aksesibilitas yang
Belum Terintegrasi
Bandara Internasional Hang Nadim merupakan satu-satunya bandara di Kota
Batam. Sejak awal berdirinya bandara ini memang direncanakan menjadi hub atau
penghubung dari Batam ke destinasi wisata lainnya di Indonesia. Tetapi pada
perkembangannya, peran Hang Nadim sebagai hub belum begitu optimal.
Penerbangan internasional masih sangat minim. Saat ini hanya ada rute Sabang
(Malaysia)–Batam. Untuk menciptakan hub yang baik perlu aksesibilitas yang
terintegrasi. Wisman asal Singapura dan Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui
Batam diharapkan dapat melanjutkan perjalanan ke destinasi lainnya di Indonesia
melalui Bandara Hang Nadim. Tetapi belum ada moda transportasi yang terintegrasi
di bandara maupun pelabuhan di Batam. Idealnya, lingkungan bandara atau
pelabuhan menyatu dengan stasiun kereta api atau shuttle bus untuk mobilitas
penumpang ke bandara dan sebaliknya. Hal ini yang masih menjadi pekerjaan
rumah bagi stakeholder pariwisata di Batam, yaitu bagamana menciptakan sistem
transformasi yang terintegrasi demi mendukung aktivitas pariwisata.
84ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
D. Kegiatan Promosi dan Event Yang Sangat Minim dan Belum Terintegrasi
Satu hal yang juga menjadi permasalahan adalah minimnya promosi pariwisata
yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Kota Batam di
kedua Negara target pasar yaitu Singapura dan Malaysia. Hal ini terbukti branding
“Wonderful Indonesia” belum dipromosikan baik dalam bentuk brosur, media luar
ruang (baliho), dan program acara radio lokal. Bahkan pada beberapa event
pariwisata yang diselenggarakan oleh KJRI Johor Bahru di tahun 2015 masih
menggunakan logo branding visit Indonesia tahun 2008. Untuk meningkatkan jumlah
kunjungan, maka diperlukan juga peran aktif dari stakeholder pariwisata di daerah,
karena yang paling memahami situasi, kondisi dan karakter wisman yang menjadi
target pasar adalah daerah itu sendiri. Selain minimnya promosi, di Batam belum
terdapat event pariwisata yang terintegrasi dengan memadukan beberapa produk
wisata misal wisata belanja, religi dan olahraga (sport tourism). Jika dibandingkan
dengan Singapura, harga barang-barang di Batam masih relatif lebih murah. Hal
tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman asal Johor. Yang perlu
dilakukan adalah mengkreasi suatu event yang dapat memadukan ketiga aktivitas
wisata tersebut di Batam.
E. Belum optimal Dalam Menggarap Segmen Pasar
Sebagai salah satu kawasan industri di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan
internasional yang beroperasi di Batam seperti Ciba Vision, Epson, Halliburton, Hydril,
Hyundai, Matsushita, McDermott, Nikon, Nippon Steel, Pan United Shipyard, Philips,
Sanyo, Schneider Manufacturing, Seagate Technology, Siemens, Sony, Sumitomo,
Thomson Television, dan lain-lain. Beberapa diantaranya adalah industri berat seperti
pembuatan baja, pipa threading, peralatan eksplorasi minyak, rig minyak, jaket
lepas pantai, dan alat berat. Selain itu, juga terdapat kurang lebih 41 galangan
kapal untuk industri dan perbaikan kapal di Batam (www.bpbatam.go.id).
Banyaknya perusahaan internasional yang beroperasi di Batam menjadi potensi
besar untuk mendatangkan wisman ke Batam. Rata-rata pekerja asing yang berada
di Batam mempunyai masa kerja yang cukup lama. Hal tersebut membuka peluang
para pekerja tersebut membawa keluarganya untuk berkunjung ke Batam. Momen
yang menjadikan Batam sebagai meeting point destination bagi para expatriat
dengan keluarga mereka. Tetapi sayangnya peluang ini belum tergarap dengan
maksimal, karena belum terdapat banyak daya Tarik wisata yang bersifat family
friendly di Batam. Jika stakeholder pariwisata di Batam tidak menggarap dengan
serius segmen pasar ini maka, akan diambil alih oleh Singapura dan Malaysia yang
lebih siap.
85ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
F. Minimnya Sosialisasi Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK)
BVK atau Bebas Visa Kunjungan merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh
pemerintah dalam rangka menarik lebih banyak wisman untuk berkunjung ke
Indonesia. Pemberlakuan BVK mulai Juni 2015 dan berlaku efektif Juli 2015. Batam
merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk BVK di Indonesia yaitu
Pelabuhan Batam Center, Pelabuhan Sekupang dan Bandara Internasional Hang
Nadim. Meski sudah berlaku sejak Juni 2015, tetapi BVK belum massif dipromosikan
oleh pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Pariwisata, pemerintah
provinsi, kabupaten/kota, Kementerian Luar Negeri, dalam hal ini Kedutaan Republik
Indonesia dan Kantor Imigrasi serta pemangku kepentingan lainnya seperti operator
kapal ferry. Informasi dan sosialisasi mengenai BVK sangat dibutuhkan wisatawan
dan bisa menjadi faktor penarik (pull factor), karena biaya perjalanan wisman akan
jauh lebih murah. Minimnya sosialisasi BVK membuat penetrasi BVK di pintu masuk
Batam s.d bulan Oktober 2015 masih relatif rendah. BVK bisa dipromosikan secara
terintegrasi dengan aktivitas-aktivitas promosi di mancanegara seperti event-event
pariwisata, sales mission, table top, farm trip dan aktivitas promosi lainnya, juga
dengan mempromosikan BVK melalui web site dan media sosial.
OBSERVASI PASAR
SINGAPURA &
MALAYSIA UNTUK
GREAT BATAMSINGAPURA │ JOHOR
BAB IX
86ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
87ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
8.1 OBSERVASI PASAR SINGAPURA
Singapura dan Batam dihubungkan melalui 2 pelabuhan internasional yang ada di
Singapura yang dikelola oleh Singapore Cruise Center yaitu Pelabuhan Harbourfront
dan Pelabuhan Tanah Merah. Pelabuhan ini sudah berdiri sejak tahun 1991 dan
telah memenangkan banyak sekali penghargaan internasional. Terdapat 8 operator
kapal feri yang beroperasi di Singapura, antara lain:
1. Batam Fast
Batam Fast Ferry Pte Ltd didirikan pada tahun 1985. Pada mulanya, perusahaan ini
hanya memiliki 2 feri penumpang dengan kapasitas 60 dan 70 orang yang melayani
rute Singapura-Batam. Hingga saat ini, perusahaan ini memiliki 15 kapal feri yang
beroperasi setiap harinya dengan total 35 jadwal keberangkatan ke 6 terminal feri
(harbourfront, Tanah Merah, Batam Center, Sekupang, Nongsa Pura, dan Harbour
Bay) dan melayani 4 rute berbeda.
Semua feri telah di sertifikasi oleh ISM (International Safety Management) sejak tahun
1998 sesuai dengan ketentuan IMO (International Maritime Organisation). Total
kapasitas tempat duduk dari setiap feri yang dimiliki adalah 140 hingga 338
penumpang dengan kemampuan jelajah 20 hingga 28 knots. Total rata-rata
keberangkatan per harinya sekitar 27 kali menuju Batam dan 9 kali menuju Bintan.
2. Wave Master
Dengan kapasitas feri 168 penumpang, Wavemaster beroperasi dari pelabuhan
Harbourfront ke batam Center dan Sekupang, serta dari Pelabuhan Tanah Merah ke
Tanjung Pinang. Dengan total rata-rata keberangkatan perharinya sebanyak 17 kali
ke Batam dan 4 kali ke Bintan.
88ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
3. Bintan Resort Ferries
Ferry ini hanya melayani perjalanan rute dari Singapura ke Bintan (Bandar Bentan
Telani) dengan jumlah rata-rata keberangkatan perhari sebanyak 6 kali. Bintan
Resort Ferries Pte Ltd. Sudah beroperasi sejak 1994 yang kala itu masih menggunakan
pelabuhan World Trade Center (yang sekarang dikenal dengan harbourfront). Di
tahun 1995, mereka memindahkan pelabuhan operasionalnya ke Tanah Merah.
Perusahaan ini mengoperasikan 4 jenis kapal feri dengan kapasitas 270-306
penumpang per kapalnya.
4. Indo Falcon
Perusahaan ini hanya melayani perjalanan feri dari Singapura ke Tanjung Balai dan
beroperasi 2 kali dalam 1 hari dari pelabuhan Harbourfront.
5. Sindo Ferry
SINDO Ferry adalah operator feri terbesar di Singapura dan memiliki jaringan rute
yang sangat luas yang menawarkan perjalanan sehari-hari untuk Batam Centre,
Sekupang Ferry Terminal, Waterfront City, Tanjung Balai (Karimun) dan Tanjung
Pinang (Pulau Bintan). Degan jadwal keberangkatan perhari 28 kali untuk rute Batam
dan 6 kali untuk rute Bintan dan kapasitas penumpang 150 hingga 300 per kapalnya.
89ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
6. Majestic Fast Ferry
Majestic Fast Ferry beroperasi dari pelabuhan harbourfront dengan tujuan Batam
Center dan Sekupang, dengan total keberangkatan perharinya sebanyak 19 kali
keberangkatan.
7. Mozaic Ferry Lines
Mozaic Ferry Line melayani rute Singapura ke Bintan lagoon melalui pelabuhan
tanah Merah dengan total keberangkatan 2 kali dalam sehari dan kapasitas
penumpang sebanyak 190 penumpang.
8. Horizon Fast Ferry
Sempat beroperasi dengan nama Prima Ferries, pada tahun 2014 lalu perusahaan ini
melakukan perubahan merk dagang menjadi Horizon Fast ferry. Perusahaan ini
beroperasi dari Pelabuhan harbourfront ke Pelabuhan harbor bay di Batam dengan
total keberangkatan per hari sebanyak 6 kali dan kapasitas feri 238 penumpang.
90ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari hasil tinjauan didapatkan bahwa terdapat 5 operator feri yang melayani
penyeberangan dari Singapura menuju pintu masuk Batam, kelima operator
tersebut antara lain: Batam fast, Wave Master, Sindoferry, Majestic fast ferry, dan
Horizon.
A. Simulasi Penghitungan Passenger Capacity Jalur Laut
(Singapura-Batam)
FROM SINGAPORE TO BATAM
Ferry OperatorFrom
Harbourfront to:
Avg. No. Of
Departure/Day
From Tanah Merah to:
Avg. No. Of
Departure/Day
Avg Seat Capacity/
Flee
Total Departure Per Port
Daily Seat Capacity
Monthly Seat
Capacity
Yearly Seat
Capacity
Batam FastBatam Center 14 Nongsa Pura 9
239 36 8,604 258,120 3,140,460 Sekupang 9Harbour Bay 4
Wave MasterBatam Center 13 Tanjung Pinang 4
168 17 2,856 85,680 1,042,440 Sekupang 4
Bintan Resort Ferries
Bandar Bentan Telani
6 281 0 - - -
IndoFalcon Tanjung Balai 2 200 * 0 - - -
Sindo Ferry
Batam Center 14 Tanjung Pinang 6
225 28 6,300 189,000 2,299,500 Sekupang 9Waterfront 3Tanjung Balai 2
Majestic Fast Ferry
Batam Center 12200 * 19 3,800 114,000 1,387,000
Sekupang 7
Mozaic Ferry Lines
Bintan Lagoon 2 190 0 - - -
Horizon Harbour Bay 6 238 6 1,428 42,840 521,220
Total Seat Ferry Capacity From Singapore to Batam 22,988 689,640 8,390,620
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015 *)Data tidak tersedia, sehingga menggunakan perkiraan
Dari kelima feri yang beroperasi untuk penyeberangan dari Singapura ke Batam,
maka diperoleh rata-rata ketersediaan kursi penumpang perhari sebesar 22.988, dan
ketersediaan kursi penumpang perbulan sebesar 689.640, sedangkan untuk
ketersediaan kapasitas kursi pertahun mencapai 8.390.620.
91ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dengan asumsi bahwa peak period untuk wisatawan asal Singapura menuju Batam
adalah pada saat weekend dan apabila dalam 1 tahun terdapat 52 minggu dan
ketersediaan kursi perhari sebesar 22.988, maka ketersediaan kursi pada saat peak
period dalam 1 tahun adalah sebesar 52 x 22.988 = 1.195.376.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa, pemanfaatan kapasitas penumpang
feri yang menghubungkan Singapura dan Batam belum dimanfaatkan secara
optimal. Hal ini terlihat dari banyaknya seat pada periode weekdays yang tersedia
sejumlah lebih dari 7 juta. Dengan hanya mengandalkan weekend traveler,
kunjungan wisatawan Singapura ke Batam diyakini tidak akan mencapai 2 juta
dalam 1 tahun dengan lama tinggal rata-rata tidak lebih dari 2-3 hari saja. Untuk
mengoptimalkan ketersediaan kapasitas penumpang yang ada untuk weekdays,
maka diperlukan event tourism seperti Education Tourism, Event Tourism –meet
&great, music concert, religious event, etc-, MICE, dan lainnya.
92ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari observasi yang dilakukan dilapangan, maka ditemukan beberapa titik strategis
dimana Indonesia dapat menjadikan titik-titik tersebut untuk kegiatan promosi
kepariwisataan. Titik-titik strategis tersebut adalah sebagai berikut.
1. MRT Singapura
Mass Rapid Transit atau MRT Singapura adalah sebuah sistem angkutan cepat yang
membentuk tulang punggung dari sistem kereta api di Singapura dan membentang
ke seluruh negara (kota) ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu
Kang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan
cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. Jaringan ini telah
berkembang cepat karena Singapura memprioritaskan pengembangan jaringan
kereta yang lengkap sebagai tulang punggung utama dari sistem angkutan umum
di Singapura dengan perjalanan penumpang harian rata-rata 2,755 juta jiwa tahun
2013, hampir 77% dari 3,601 juta penumpang jaringan bus pada waktu yang sama.
MRT memiliki 113 stasiun (1 di antaranya tidak beroperasi) dengan jalur sepanjang
152,9 kilometer. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan
milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba
SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus
dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum.
MRT ini dilengkapi oleh sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan
stasiun MRT dengan perumahan umum HDB. Layanan ini beroperasi mulai pukul 5.30
pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai
delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura. Pada
tahun 2014 jumlah pengguna MRT sebesar 2.899 juta orang.
B. Promosi Pariwisata di Singapura
Taiwan memasang iklan pada stasiun serangoon yang merupakan sebuah stasiun
simpang yang sibuk. Lift yang terletak dipertengahan simpangan di bungkus oleh
iklan pariwisata Taiwan.
93ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Pemasangan iklan pada MRT mampu memberikan eksposure yang besar pada
rakyat Singapura. Secara garis besar pemasangan iklan di MRT dapat dilakukan di
Stasiun dan di kereta. Teridentifikasi, terdapat 27 spot yang potensial dalam
pemasangan iklan. 27 spot ini merupakan stasiun MRT karena berdasarkan hasil
observasi pemasangan iklan di dalam kereta tidak terlalu efektif. Kebiasaan
penumpang didalam mrt terlalu terpaku kepada gadget mereka. 27 spot ini
merupakan stasiun MRT yang merupakan hub atau stasiun transit. Penumpang harus
turun untuk berganti kereta untuk pindah ke jalur lain.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
2. Shopping Mall
Singapura merupakan salah satu destinasi wisata belanja. Shopping mall yang ada
di Singapura tercatat sebanyak 233 mall. Jumlah rasio antara penduduk Singapura
dengan mall sebesar 1:62.000. satu mall untuk 62.000 penduduk Singapura. Semua
pusat perbelanjaan yang berada di Singapura, terintegrasi dengan layanan
transportasi umum MRT, sehingga tersedia terowongan yang mengarahkan
penumpang untuk menuju ke pusat perbelanjaan tersebut.
Sistem transportasi yang sudah sangat terintegrasi yang mampu menghubungkan
satu destinasi dengan destinasi lain di Singapura, yang menjadikan jarak yang
tadinya begitu jauh menjadi mudah dijangkau dan tidak membutuhkan waktu yang
lama karena terbebas dari macet, merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki
negara ini yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk melakukan kegiatan
promosi pada tempat-tempat tertentu seperti shopping mall/pusat perbelanjaan
yang ada di Singapura.
94ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Thailand merupakan salah satu Negara yang menggunakan Mall di Singapura
sebagai sarana berpromosi pariwisata. Mall yang dipakai berpromosi adalah BHG,
BHG terletak di daerah Bugis. Mall tersebut terkoneksi dengan stasiun MRT Bugis yang
merupakan sebuah stasiun transit.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
3. Moda Transportasi Bis
Bis merupakan bagian penting dari transportasi umum di Singapura, dengan lebih
dari tiga juta penumpang per hari. Lebih dari 300 jasa bis yang terjadual. Sebagian
besar dioperasikan oleh SBS Transit dan SMRT Buses, saat ini ada sekitar 4.200 bis yang
beroperasi. Sama halnya dengan MRT, apabila ingin berpromosi pada transportasi
Bis, pengiklan bisa memilih antara halte Bis dengan Bis. Malaysia lebih memilih untuk
beriklan di Bis dengan cara membungkus Bis dengan iklan pariwisata. Berbeda
dengan MRT yang sebagian besar rutenya berada dibawah tanah, bis berkeliling di
jalan Singapura. Apabila ingin membungkus bis dengan iklan dapat memilih rute
yang mengelilingi daerah pusat wisata.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
95ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
4. Terminal Pelabuhan
Apabila dilihat konektivitas Indonesia dan Singapura melalui jalur laut terhubung
dengan Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau. Terminal yang ada pada 2
pelabuhan tersebut merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi untuk
dijadikan sebagai media untuk melakukan promosi tentang Indonesia. Salah satu
hotel di Batam bahkan telah melakukan promosi di Harborfront di signage ruang
tunggu penumpang. Masih banyak spot yang dapat dipasangkan iklan. Harborfront
merupakan pintu masuk dan keluar bagi wisatawan menuju dan dari Batam.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
96ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
8.2 PENELITIAN PASAR MALAYSIA (JOHOR)
Dari hasil wawancara mendalam dengan 4 instansi/perusahaan di Johor yang
terkait dengan pariwisata, yakni Konsulat Jenderal RI untuk Johor, Manajer
Operasional Berjaya Water Front, Manager Operasional Senai Airport, Ustad Dzul
(Pusat Islam Iskandar Johor) dan Mohammed Shafie Obet (VITO Malaysia),
menghasilkan beberapa poin sebagai berikut.
A. HASIL WAWANCARA DENGAN BEBERAPA PEMANGKU KEPENTINGAN
1. Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk Johor
Konsulat Jenderal RI untuk Johor mendukung program pemerintah untuk
mendatangkan wisman asal Johor. KJRI Johor tahun ini melakukan kegiatan
Indonesian Promotion Centre yang dilaksanakan selama tiga bulan Kota Raya
Galeria. Kegiatan ini diadakan guna mengenalkan produk-produk Indonesia ke
masyarakat Johor. Pada kegiatan ini, Pemerintah Kota Bandung memanfaatkan
untuk memromosikan pariwisata kota Bandung, dengan menampilkan kegiatan seni
dan Budaya Bandung (angkung Saung Ujo). Selain itu pemerintah kota Sleman,
Yogyakarta, Surabaya dan Batam juga turut serta memromosikan daerahnya.
Menurut Pak Taufikur Rijal(Konjen RI), kegiatan ini akan diadakan setiap tahun,
dapat dimanfaatkan oleh kementerian pariwisata untuk mempromosikan destinasi
wisata Indonesia terutama Batam. Selain itu, pada tanggal 25 November 2015,
diadakan Konser Rosa “Pesona Cinta Dato” sebagai brand ambassador Wonderful
Indonesia.
Menurut Pak Taufik, karakteristik orang Johor adalah sangat menghormati Sultan
Johor, sehingga segala perintah dan titah Sultan akan menjadi acuan bagi
masyarakat Johor. Selain Sultan Johor, yang menjadi acuan masyarakat Johor juga
adalah para Mukhti atau ulama Johor. Di Johor, terdapat beberapa perkumpulan
majelis taklim dengan jamaah yang cukup banyak. Hal ini juga dapat dimanfaatkan
oleh Indonesia untuk mempromosikan Indonesia melalui ustad atau ketua majelis
taklim Johor. Selain taat beragama, orang Johor juga suka belanja, mereka senang
berbelanja factory outlet di Bandung dan Tanah Abang. untuk usia yang menyukai
belanja adalah sekitar 20-60 tahun, dan dengan jenis kelamin perempuan. Kedua
karakteritik masyarakat Johor ini dapat dijadikan segmen pasar wisatawan Johor
dengan destinasi Batam, Bandung dan Jakarta. Sebagai catatan hari weekend di
Johor adalah hari Jum’at dan Sabtu. Untuk promosi Wonderful Indonesia juga
dapat memanfaatkan Tv Malaysia dan Radio Sultan. Kedua media elektronik ini
merupakan media favorit orang Johor. Selain itu diperlukan Brand ambassador
untuk menarik wisatawan asalan Johor, bisa artis Indonesia atau ulama Malaysia.
Pak Taufik juga mengatakan, kementerian pariwisata dan KJRI belum saling
koordinasi untuk promosi pariwisata. Kami siap membantu untuk mengkoordinasikan
dengan pihak terkait di Johor dalam promosi branding Wonderful Indonesia.
97ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Dari hasil observasi tim peneliti, pada acara Indonesia Promotion Centre, KJRI belum
tepat menggunakan branding Wonderful Indonesia. Logo masih menggunakan Visit
Indonesia Tahun 2008. Menurut salah satu staf, belum ada informasi /sosialisasi atau
guideline dalam menggunakan Wonderful Indonesia, sehingga mereka masih
menggunakan logo yang lama.
2. Berjaya Waterfront Ferry Terminal
Yang mewakili dari pihak Berjaya Waterfront Ferry Terminal adalah Bapak Steven dari
Manajer Operasional. Menurut beliau, schedule yang tersedia saat ini untuk Berjaya-
Batam Centre sebanyak 15 kapal, Berjaya- Harbour Bay sebanyak 4 kapal dan
BerjayaBintan sebanyak 3 kapal per hari. Berjaya Waterfront hanya untuk kapal
Johor –Batam dan Johor-Bintan. Kapasitas yang disediakan oleh terminal adalah 8
kapal untuk setiap jam. Artinya, hal ini belum dimanfaat secara maksimal oleh pihak
Indonesia dalam hal ini Batam dan Bintan. Untuk seat capacity perkapal 80 sd 220
orang. Sampai dengan saat ini lebih banyak pekerja /orang Indonesia yang datang
ke Johor melalui terminal ini. Masyarakat johor hanya sedikit, kalaupun ada, hanya
untuk bertemu dengan sanak keluarganya. Menurut pak Steven, Indonesia kurang
memanfaatkan terminal ini. Terminal ini juga menyediakan tempat untuk
mempromosikan suatu produk atau jasa, dapat dimanfaat oleh Indonesia untuk
Promosi.
3. Ustad Faiz(Pusat Islam Iskandar Johor)
Menurut Ustad Faiz, masyarakat Johor sangat menghormati ulama Malaysia
khususnya Johor. Para ustad yang brdakwah, harus mengikuti aturan yang sudah
dikeluarkan oleh Pusat Islam Iskandar Johor. Materi dakwah harus diseleksi terlebih
dahulu. Apabila ada ulama Indonesia yang berdakwah di Johor, harus ada ijin dari
Pusat kajian, dan untuk substansi tausiyah juga diseleksi sesuai mahzab yang benar.
Apabila hendak bekerjasama untuk mendatangkan jamaah majelis taklim ke Batam
atau Indonesia, sebaiknya kerjasama dahulu dengan pusat kajian kami. Apabila
sudah kerjasama, maka para jamaah dari majelis taklim mau untuk berkunjung ke
Batam. Ustad yang menjadi panutan di Johor adalah haji Khazi Milyas, Ali zaibidin.
4. Senai Airport
Kami melakukan courtesy call dengan Senai Airport , adapun yang hadir pada
acara tersebut perwakilan dari senai Airport, perwakilan Air Asia, dan perwakilan
Kementerian Pelancongan. Pada rapat tersebut kami membahas peluang
Indonesia di mata masyarakat Johor dan penerbangan Johor ke Indonesia. Adapun
hasil dari pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.
98ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
a) Bahwa Masyarakat Johor baru mengenal Bandung, Surabaya, Jakarta dan
Bali sebagai destinnasi wisata Indonesia. Belum mengenal batam sebagai
destinasi wisata Indonesia. Masyarakat Malaysia senang melakukan
sightseeing, budaya, shopping dan mencari souvenir dalam melakukan
kunjungan wisata. Apabila menawarkan destinasi wisata yang baru,
sebaiknya memperhatikan karakteristik orang Johor.
b) Pesawat yang tersedia dari Bandara Senai ke Indonesia baru Air Asia, dengan
tujuan ke Bandung dan Surabaya. Untuk itu Bandara Senai sangat
mengharapkan ada airlnes Indonesia yang membuka rute Johor Indonesia
secara langsung tanpa melalui ke Kuala Lumpur. Misalkan Johor-Jakarta,
Johor-Bandung, Johor-Makasar. Tentunya dengan memperhitungkan
loadfactor atau dengan seat capacity untuk 100 orang.
c) Mengadakan kerjasama antara senai airport dengan airlines Indonesia
d) Bandara Senai siap melakukan joint promotion untuk promosi pariwisata serta
menyiapkan public space branding untu promosi Indonesia.
5. Wawancara dengan VITO Malaysia
Hasil dari wawancara dengan Bapak Mohammed Shafie (Obet) dari VITO Malaysia
adalah sebagai berikut.
a) VITO Malaysia telah melakukan promosi Indonesia ke negara-negara bagian
di Malaysia, seperti Penang, Malaka, Kucing, langkawi, Johor dan Lain-lain.
Bentuk promosi yang dilakukan membuat sales mission, pameran, dan
koordinasi untuk melakukan Wonderful Indonesia Branding. Destinasi wisata
Indonesia yang dipromosikan adalah semua destinasi utama Indonesia seperti,
Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya, Lombok, Raja Ampat, Batam.
b) Pihak VITO mengalami kendala untuk koordinasi dengan provinsi Kepulauan
Riau dalam hal ini Batam baik koordinasi dengan pemerintah daerah maupun
dengan Tour &Travel Agent di Batam. Pernah melakukan bisnis to bisnis
meeting untuk semua travel Agent di Indonesia, Hanya Travel Agent Batam
yang tidak mengikuti acara tersebut. Mereka beralasan, target market mereka
hanya Outbound Indonesia. Outboun Indonesia dari Batam-Singapura dan
Batam-Malaysia, sudah dapat memenuhi keuntungan perusahaan. Jadi
mereka tidak terlalu memperhatikan/focus terhadap inbound yang ke Batam.
Pemerintah Provinsi, belum mempersiapkan atraksi wisata yang sesuai minat
dari warga Malaysia.
c) Wisatawan Malaysia juga ingin, harga yang ditawarkan untuk produk wisata
dalam hal inihotel dan lain-lain disesuaikan dengan harga rupiah atau Ringgit,
bukan menggunakan Dollar Singapura.
d) Untuk pemanfaatan promosi Branding Wonderful Indonesia di Johor, memang
belum optimal.
99ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Johor sebesar 3.497.000 orang, dengan
jumlah kunjungan per tahun sebesar 185.997 orang, namun jumlah wisatawan
mancanegara asal Johor yang ke Batam hanya 61.997 orang. Artinya wisatawan
Johor yang ke Batam adalah repeater dengan frekuensi kunjungan 3 kali per orang
selama setahun. Apabila dilihat dari jumlah penduduk Johor, wisatawan asal Johor
yang ke Batam baru sebesar 0,15 %. Data tersebut dapa dilihat pada table 1.2.Hal
ini dapat dimaknai bahwa Provinsi Kepulauan Riau belum optimal menangkap pasar
wisatawan asal Johor.
Dari hasil observasi, ditemukan beberapa masalah, mengapa Indonesia khususnya
Batam belum optimal dalam menangkap pasar wisatawan asal Johor, adalah
sebagai berikut
1. Karakteristik wisatawan Johor/penduduk Johor adalah pemeluk agama Islam
yang taat, patuh terhadap fatwa Sultan Johor dan Pemuka Agama. Warga
Johor menjadi jamaah pada majelis taklim atau surau. Wisatawan asal Johor
melakukan wisata yang bersifat massal, seperti Sightseeing, wisata belanja,
wisata kuliner. Untuk jenis pasar Johor, Batam memerlukan perubahan Image dari
image Lifestyle(Hura-hura) menjadi family friendly destination. Batam sebaiknya
menyiapkan atraksi wisata yang diminati oleh wisatawan asal Johor yakni wisata
Belanja. Ada paket wisata yang menarik yang bisa ditawarkan untuk wisatawan
asal Johor, yakni dengan memgadakan tabligh akbar dengan mendatangkan
ustad dari Malaysia atau Indonesia yang terkenal di Johor, kemudian dekat lokasi
tablig akbar tersebut, tersedia Factory Outlet atau produk dari Bandung dan
Tanah Abang, dengan harga yang sama seperti asal produksinya. Kemudian
juga disediakan wisata kuliner. Kegiatan dapat dilaksanakan pada hari jumat
dan Sabtu. Karena Johor libur pada hari Jumat dan Sabtu. Setelah produk paket
wisata sudah siap, mengadakan kerjasama dengan KJRI Johor melakukan
promosi. Promosi yang dapat dilakukan adalah melalui pemimpim majelis taklim
atau melalui Radio Sultan. Apabila paket wisata ini berhasil, maka bukan hanya
wisatawan Johor saja yang menjadi target, akan melebar ke wisatawan asal
Penang, Malaka dan KualaLumpur
2. Branding Wonderful Indonesia. Warga Johor belum mengenal Branding
Wonderful Indonesia. Bahkan KJRI Johor belum memahami Branding Wonderful
Indonesia. Untuk mengenalkan branding wonderful Indonesia, sebaiknya
Kementerian Pariwisata melakukan sosialisasi wonderful Indonesia ke KJRI Johor.
Mengkoordinasikan ke KJRI Johor untuk mengetahui tempat atau public space
branding di Johor yang tepat sasaran., seperti Berjaya Water Front, Senai Airport,
dan mal di Johor. Terlampir tempat yang tepat untuk brading Wonderful
Indonesia di Berjaya Water Front.
B. HASIL OBSERVASI PASAR MALAYSIA (JOHOR)
100ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
A N A L I S I S I S U - I S U S T R A T E J I KP E R I O D E J A N U A R I – S E P T E M B E R 2 0 1 5
3. Keseriusan dari pemerintah daerah Provinsi Kepri dan tours travel Agent yang
belum optimal dalam menggarap pasar wisatawan asal Johor. Tours Travel Agent
Batam , hanya mengurusi Outbound Indonesia ke Singapura dan Malaysia. Untuk
Itu Kementerian Pariwisata perlu bersama-sama menyelesaikan masalah ini,
supaya lebih optimal.
4. Harga paket wisata ke Batam untuk wisatawan asal Malaysia masih
menggunakan Dollar Singapura. Wisatawan Malaysia keberatan akan hal seperti
itu, sebaiknya harga paket wisata menyesuaikan dengan Rupiah atau Ringgit
Malaysia.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Masih
menggunakan
Brand Visit Indonesia
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN KEPARIWISATAANGedung Sapta Pesona Lt. 21
Jalan Medan Merdeka Barat No. 17
Jakarta Pusat 10110