SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,
KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN
KREDIT, DAN EFISIENSI OPERASI
TERHADAP PROFITABILITAS BANK
(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode 2009 - 2012)
Oleh:
Ade Firmansyah
NIM: 108081000038
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
i
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,
KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN KREDIT,
DAN EFISIENSI OPERASI TERHADAP
PROFITABILITAS BANK
(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)
Oleh:
Ade Firmansyah
NIM: 108081000038
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
ii
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL,
PENYALURAN KREDIT, DAN EFISIENSI OPERASI TERHADAP
PROFITABILITAS BANK
(Studi Kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ade Firmansyah
NIM: 108081000038
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni
NIP.19690203 200112 1 003
Pembimbing II
Murdiyah Hayati, S.Kom., MM.
NIP.19741003 200312 2 001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 27 Maret 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Ade Firmansyah
NIM : 108081000038
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi :“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal,
Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas
Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Maret 2013
1. Utami Baroroh S.Pi., M.Si. (_________________ )
NIP. Ketua
2. Adhitya Ginanjar, SE., M.Si (_________________ )
NIP.19740810 201101 1 001 Sekretaris
3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. (_________________ )
NIP.19741003 200312 2 001 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
Nama : Ade Firmansyah
NIM : 108081000038
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi :“Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal,
Penyaluran Kredit, dan Efisiensi Operasi terhadap Profitabilitas
Bank (Studi kasus Pada Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 September 2013
1. Prof. Dr. Abdul Hamid (_________________ )
NIP.19570617 198503 1 002 Ketua
2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si. (_________________ )
NIP.19731221 200501 2 002 Sekretaris
3. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., Msi. (_________________ )
NIP.19770122 200312 1 001 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni (_________________ )
NIP.19690203 200112 1 003 Pembimbing I
5. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM. (_________________ )
NIP.19741003 200312 2 001 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ade Firmansyah
NIM : 108081000038
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan,
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain,
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya,
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data,
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,
Tangerang Selatan, 6 September 2013
Yang Menyatakan
(Ade Firmansyah)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ade Firmansyah
Nama Panggilan : Ade, Alenk
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 November 1990
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl. Puspiptek raya no.16 RT 007 RW 02, Kelurahan
Babakan, Kecamatan Setu - Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten
Agama : Islam
Status Menikah : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Sumatera Barat
Hobby : Komputer, Mendaki Gunung, Sepeda
e-mail : [email protected]
No. Telepon : 08979335966/0217562785
Riwayat Pendidikan
Formal:
2008 – 2013 Program Sarjana (S1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta
2005– 2008 SMA Negeri 1 Cisauk Jurusan IPS (sekarang SMA Negeri 2
Tangsel)
2002 – 2005 SMP Negeri 2 Cisauk (sekarang SMP Negeri 7 Tangsel)
1996 – 2002 SD Negeri Babakan III Kecamatan Setu, Tangsel
Non Formal:
2011 Latihan Gabungan Water Rescue tingkat Kota
2009 Microsoft Office 2007 Open Certification PCPlus
2008 Program Sertifikasi Microsoft Office 2007 for student LP3I
2008 Pelatihan Wall Climbing Mapala Manunggal Bhawana ITI
vii
2007 Basic Survival Training Pecinta Alam Lingkar Selatan
2006 Land Navigation Training Pecinta Alam Lingkar Selatan
2006-2007 Kelas Ekstra Design Grafis SMA Negeri 1 Cisauk
2005 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Pecinta Alam
Organisasi Moonpala SMA Negeri 1 Cisauk
2005 Kelas Ekstra Baginer Programing SMA Negeri 1 Cisauk
Pengalaman Organisasi:
2013 Dewan Pembina Pecinta Alam SMA Islam Sinar Cendikia
2012 Anggota Bidang Organisasi OKP Gema Keadilan Tangsel
2012 Direktur Utama LSO Frontline PMII Komfeis
2011 Anggota LSO Musik BEM FEB
2009 – sekarang Ketua Umum Generasi Pecinta Alam (GEMPA) Tangsel
2009 – sekarang Dewan Pembina SISPALA UTARA SMK Negeri 1 Tangsel
2011 - 2012 Pengurus Solidaritas petualang ASA Tangsel Divisi Rimba &
Gunung Hutan
2010 – 2011 Anggota Bidang Pemberdayaan Ekonomi BEM J Manajemen
2010 Ketua Solidaritas Petualang ASA Tangsel Pengurus Cabang
Kecamatan Serpong Utara
2009 – 2010 Sekretaris Umum Organisasi Himpunan Mahasiswa
Enterpreneur Islam (HIMEI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2008 – 2012 Anggota PMII Komfeis
2008-2009 Koordinator Dewan Perwakilan Anggota Moonpala SMA
Negeri 1 Cisauk
2007 – 2008 Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan Moonpala
SMA Negeri 1 Cisauk
Pengalaman Bekerja
2011 – sekarang Freelance Drafter PT Hascco Rekacipta
2011 – 2012 Mysteriuos Shopper PT Mitra Konsul Prima
2010 – 2011 Tenaga Pengajar Tingkat SMA di A&B Private Lerning
viii
Kepribadian : Jujur, Kreatif, Bertanggung Jawab, Dapat Berkomunikasi
Dengan Baik, dan Dapat Bekerja Sama Dengan Tim
Keahlian
Komputer : Microsoft Office (Word, Power Point, Excel), Desain grafis
(Corel Draw, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator), AutoCAD,
Video Editing (Corel Video Studio, Adobe Premiere, Adobe
After Effect), Website Design (Joomla, Drupal), Computer
Troubleshooting and maintainance
Olahraga : Sepeda, Wall Climbing, Rafting (Arum Jeram)
ix
ABSTRACT
This research has a purposed to provide empirical evidences about the
influence of DPK (Third party Fund), CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan
to Deposit Ratio), and BOPO (Operating Expenses to Operating Income) towards
profitability (ROA) on state owned bank. Time period uses in this research begin
from 2009 until 2012. The analyzed method in this research uses multiple linear
regressions including classical assumption such as normality test, multicolinearity
test, heterocedacity test, and autocorrelation test.
The result shown that DPK,and LDR variables have positive relation and
significantly influence towards ROA. Meanwhile BOPO have negative relation and
significantly influence towards ROA and CAR doesn’t significantly influences
towards ROA. Among all these variables, the most dominant variable influencing
ROA is CAR. In this research ROA could be explained on equal to 84,4% by
variables using in this research, whereas 15,6% explained by another variables
which were not explained in this research.
Keywords: DPK, CAR, LDR, BOPO, ROA
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh
DPK (Dana Pihak Ketiga), CAR (Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit
Ratio), dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap
profitabilitas (ROA) bank persero. Jangka waktu penelitian yang digunakan dari
tahun 2009 – 2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel DPK dan LDR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA bank persero. Sementara BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA dan CAR tidak berpengaruh. Diantara semua
variabel bebas yang diteliti, DPK menjadi variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA. Pada penelitian ini ROA mampu dijelaskan oleh variabel
yang diteliti sebesar 84,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor – faktor lain
yang tidak termasuk dalam penelitan.
Kata Kunci: DPK, CAR, LDR, BOPO, dan ROA
xi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah hirabil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Simpanan Nasabah, Kecukupan
Modal, Penyaluran Kredit, Dan Efisiensi Operasi Terhadap Profitabilitas
Bank (Studi Kasus Pada Bank Persero Periode 2009 - 2012)”. Selain itu juga
tidak lupa penulis sampaikan shalawat serta salam kepada junjungan baginda
Rasulullah Muhammad SAW. semoga kelak kita mendapatkan sa’faatnya.
Penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat utuk menyelesaikan program
Studi Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, karena
keterbatasan dari ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh
karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik. Penulis sadar selama pembuatan skripsi ini penulis mendapat
banyak dukungan dan bantuan, oleh krena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar - besarnya kepada:
1. Kedua Orangtua, Ayah (Alm. Samsul Bahri) dan Mama (Sayurni) yang selalu
berjuang agar anak – anaknya kelak menjadi orang besar dan bermanfaat bagi
orang lain. Semoga persembahan skripsi ini bisa memberikan sedikit rasa
bangga sebagai jerih perjuangan mereka. Beribu kasih dan sayang yang kalian
berikan tidak akan terbalaskan kecuali kecuali hanya Allah SWT. Khusus untuk
Ayahanda tercinta, mohon maaf karena tidak bisa menepati janji untuk melihat
penulis wisuda sampai beliau wafat. Terima kasih karena senantiasa
mengajarkan penulis untuk selalu berusaha dan tidak mudah putus asa. Semoga
kita bisa berkumpul di akhirat kelak.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
xii
3. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan (Pudek) Bidang
Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
4. Ibu Yulianti, SE., M.Si., sebagai Pembantu Dekan (Pudek) Bidang
Administratif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
5. Bapak Herni Ali HT. SE., MM., sebagai Pembantu Dekan (Pudek) Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
6. Bapak Dr. Ahmad Dumiyati Bashori, MA., selaku Ketua Jurusan (Kajur)
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, kritikan, dan nasehat kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi ini,
8. Ibu Murdiyah Hayati S.Kom., MM., selaku Dosen Pembimbing II yang juga
telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini,
9. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di kampus tercinta,
10. Abang dan Kakak tersayang yang sangat mengerti keadaaan penulis. Mohon
maaf tidak dapat membantu banyak dalam menjalankan kegiatan usaha
keluarga RM BUNDO selama proses pembuatan skripsi ini. Semoga kebaikan
kalian akan mendapatkan balasan oleh Allah SWT.,
11. Teman – teman GAMMA 08: Icham, Batak, Robby, Habibi, Jeki, Aceh, Abdi,
Thoriq, Sigit, Dedy, Sadad dan GAMMA 08 lainnya tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas dorongan dan sarannya sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi. Especially for ”The Pamulangs” penulis berharap
persahabatan kita akan tetap terjaga sampai kapanpun, walaupun jarak
memisahkan kita *cheers.
xiii
12. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2008 khususnya jurusan manajemen, thanks for
sweet memories.
13. Teman – teman pecinta alam di Generasi Muda Pecinta Alam (GEMPA),
MOONPALA SMA Negeri 2 Tangsel, SISPALA UTARA SMK Negeri 1
Tangsel, Sispala Sinar Cendikia dan Solidaritas Petualang (SP) ASA Tangsel
terima kasih atas doa – doa kalian. Mari kita jelajahi indahnya nusantara.
Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.
Tangerang Selatan, 6 September 2013
Ade Firmansyah
NIM. 108081000119
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8
1. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
2. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10
A. Landasan Teori .................................................................................... 10
1. Pengertian Bank ............................................................................ 10
2. Jenis – Jenis Bank ......................................................................... 17
3. Rasio – Rasio Keuangan Bank ...................................................... 19
4. Profitabilitas Bank ......................................................................... 26
5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ............................................................. 28
6. Capital Adequacy Ratio (CAR) .................................................... 32
7. Loan to Deposit Ratio (LDR) ........................................................ 33
xv
8. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 36
B. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 38
C. Hubungan Antar Variabel ................................................................... 40
1. Pengaruh DPK terhadap ROA ...................................................... 40
2. Pengaruh CAR terhadap ROA ...................................................... 41
3. Pengaruh LDR terhadap ROA ...................................................... 42
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA .................................................... 43
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 44
E. Hipotesis ..................................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 47
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 48
1. Jenis Data ...................................................................................... 48
2. Sumber Data .................................................................................. 48
D. Metode Analisis................................................................................... 49
1. Analisis Regresi Berganda ............................................................ 49
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 50
a. Uji Normalitas ...................................................................... 51
b. Uji Multikolinieritas ............................................................ 53
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 54
d. Uji Autokorelasi ................................................................... 58
3. Uji Hipotesis ................................................................................. 61
a. Uji F (Simultan) ................................................................... 61
b. Uji t (Parsial) ........................................................................ 63
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 65
E. Operasional variabel penelitian ........................................................... 67
1. Dana Pihak Ketiga (X1) ................................................................. 68
2. Capital Adequacy Ratio (X2) ........................................................ 68
3. Loan to Deposit Ratio (X3) ........................................................... 68
xvi
4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X4) .......... 69
5. Return On Assets (Y) .................................................................... 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 71
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 71
1. Bank Mandiri ................................................................................ 71
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) ....................................................... 72
3. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 .................................................. 74
4. Bank Tabungan Negara (BTN) ..................................................... 77
B. Hasil Analisis dan Pembahasan........................................................... 76
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 76
2. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 84
a. Uji Normalitas ...................................................................... 84
b. Uji Multikolinieritas ............................................................ 87
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 88
d. Uji Autokorelasi ................................................................... 90
3. Analisis Model Regresi Linier Berganda ...................................... 91
4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 92
a. Uji F (Simultan) ................................................................... 92
b. Uji t (Parsial) ........................................................................ 94
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 103
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 104
A. Kesimpulan........................................................................................ 104
B. Implikasi ............................................................................................ 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ xx
LAMPIRAN ......................................................................................................... xxi
xvii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 38
3.1 Sampel Penelitian ................................................................................ 48
4.1 ROA Bank Persero Periode 2009 – 2012 ............................................ 77
4.2 DPK Bank Persero Periode 2009 – 2012 ............................................ 79
4.3 CAR Bank Persero Periode 2009 – 2012 ............................................ 80
4.4 LDR Bank Persero Periode 2009 – 2012 ............................................ 82
4.5 BOPO Bank Persero Periode 2009 – 2012.......................................... 83
4.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .......................................................... 87
4.7 Hasil Multikolinearitas Partial Correlation ......................................... 87
4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Park ...................................................... 89
4.9 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson ............................................... 90
4.10 Hasil Analisis Model Regresi Berganda ............................................. 91
4.11 Hasil Uji F ........................................................................................... 93
4.12 Hasil Uji t ............................................................................................ 94
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 101
xviii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Profitabilitas Bank Persero ........................................... 4
2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 44
4.1 Grafik P-Plot ....................................................................................... 85
4.2 Grafik Histogram................................................................................. 86
4.3 Grafik Scatterplot ................................................................................ 88
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Data Bank Mandiri Periode 2009 - 2012 .................................... xxiii
2 Data Bank Rakyat Indonesia Periode 2009 - 2012 ..................... xxiv
3 Data Bank Negara Indonesia 46 Periode 2009 - 2012 ................. xxv
4 Data Bank Tabungan Negara Periode 2009 - 2012 .................... xxvi
5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Normalitas)........................... xxvii
6 Hasil Uji Park (Heteroskedastisitas) ......................................... xxviii
7 Hasil Uji Regresi Berganda ........................................................ xxix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara antara
pemilik modal (fund supplier) dengan penguna dana (fund user) sehingga
melancarkan kegiatan perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga
keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara
mikro maupun secara makro. Seperti yang diketahui, perbankan mempunyai
pangsa pasar besar sekitar 80% dari keseluruhan sistem keuangan yang ada
(Sudiyanto, 2010:125).
Krisis global yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008 lalu telah
mengguncang industri perbankan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Bahkan pemerintah Amerika serikat harus mengucurkan dana talangan
(bailout) sebesar US$ 418 miliar untuk menyelamatkan perusahaan –
perusahaan besar seperti General Motors, Citigroup Inc. dan American
International Group Inc. (AIG) dari kebangkrutan. Krisis yang disebabkan
kegagalan pada bisnis properti di Amerika Serikat atau lebih dikenal dengan
sub-prime mortage ini bahkan secara tidak langsung masih berlanjut hingga
sekarang di negara – negara Uni Eropa.
Di Indonesia sendiri dampak krisis global ikut mengguncang industri
perbankan. Dampaknya nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar
2
Amerika Serikat hingga menembus angka psikologis (Rp. 10.000/US$) hingga
pada November 2008 dolar meroket pada nilai Rp. 12.650/US$. Bank
Indonesia mengumumkan bahwa cadangan devisa tinggal US$ 51,6 miliar
periode Desember 2008. Padahal lima bulan sebelumnya (Juli 2008), masih
tercatat US$ 60,6 miliar. Jadi menguap US$ 9 miliar atau mencapai sekitar
15% (BI, 2010:4).
Situasi krisis ketika itu sampai memukul bank-bank berskala besar. Pada
Oktober 2008, ada tiga bank besar BUMN yakni PT Bank Mandiri Tbk., PT
Bank BNI Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk meminta bantuan likuiditas
dari Pemerintah masing-masing Rp. 5 triliun. Total dana untuk menginjeksi
ketiga bank tersebut sebesar Rp. 15 triliun. Dana tersebut bersumber dari uang
pemerintah yang berada di BI. Bantuan likuiditas itu dipakai untuk
memperkuat cadangan modal bank atau memenuhi komitmen kredit
infrastruktur tanpa harus terganggu likuiditasnya. Maksud bantuan likuiditas
Pemerintah ini agar ketiga bank pelat merah tadi tidak perlu mencari pinjaman
dari luar negeri (BI, 2010:8).
Situasi tersebut memaksa industri perbankan harus lebih kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Oleh
karena itu tak heran jika persaingan antar bank untuk menarik dana dari
masyarakat semakin meningkat. Karena bagi pihak bank sendiri, dana
merupakan persoalan yang paling utama, di mana tanpa adanya dana maka
bank tidak akan berfungsi sebagaimana layaknya (Puspitasari, 2009:2)
3
Sementara dari berbagai semua jenis bank umum, bank persero memiliki
peranan penting dalam industri perbankan di Indonesia, karena menurut data
yang dihimpun dari Bank Indonesia, bank persero memiliki aset yang sangat
besar, yaitu 1.535.343 miliar rupiah (Desember 2012). Jumlah tersebut
memang masih kalah dibanding dengan bank swasta yang memiliki aset
sebesar 1.840.880 miliar rupiah (Desember 2012). Akan tetapi mengingat
banyaknya jumlah bank swasta yang beroperasi, tentu angka tersebut masih
kalah dibanding bank persero yang berjumlah hanya 4 buah.
Bila merujuk data statistik BI per Desember 2008, laba bank-bank umum
setelah pajak diperkirakan Rp. 30,61 triliun. Jumlah ini merosot Rp 3,86 triliun
bila merujuk angka perolehan laba sebulan sebelumnya (Nopember) yang
membukukan sebesar Rp. 34,47 triliun. Penurunan laba ini terutama
disebabkan beban biaya (cost of funds) yang semakin tinggi. Situasi perbankan
ketika itu betul-betul mencekam. Betapa gentingnya situasi itu juga dapat
dilihat tatkala Dewa Gubernur Bank Indonesia menyalakan mekanisme Crisis
Management Protocol (CMP) pada 29 Oktober 2009 (BI, 2010:ix).
Bank Indonesia selaku pemegang otoritas kebijakan moneter Indonesia
harus bertindak cepat untuk meredam efek krisis global yang berdampak
tingginya inflasi sehingga melemahkan daya beli masyarakat. Melalui
pengawasan yang ketat terhadap operasional bank – bank serta membuat
regulasi untuk menjaga stabilitas system perbankan, Bank Indonesia berharap
agar industri perbankan Indonesia tetap survive dari krisis agar dampak krisis
tidak meluas keseluruh sendi perekonomian.
4
Bank didorong untuk berlomba – lomba meningkatkan kepercayaan
masyarakat yang sempat anjlok karena imbas krisis global dengan cara
meningkatkan suku bunga khusunya deposito dari 6% menjadi 12%. Hal
tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau menyimpan
dananya di bank, akan tetapi disisi lain peningkatan suku bunga akan
memberatkan dunia usaha sehingga bank harus rela memangkas sebagian
keuntungan karena tingginya cost of fund yang harus ditanggung oleh bank.
Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas bank umum khususnya bank
persero sempat anjlok pada tahun 2009 dan tumbuh dengan lambat pada tahun
awal 2010. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, besarnya cost of fund
yang harus ditanggung karena tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi
membuahkan hasil yang diharapkan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank
mulai tumbuh sehingga bank dengan perlahan mulai menurunkan tingkat suku
bunga simpanan.
Gambar 1.1
Perkembangan Profitabilitas Bank Persero 2009 – 2012
sumber: Bank Indonesia (data diolah)
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
3.00%
3.50%
4.00%
4.50%
jan
apr
jul
okt jan
apr
jul
okt jan
apr
jul
okt jan
apr
jul
okt
RET
UR
N O
N A
SSET
S
5
Alasan dipilihnya Return on Assets (ROA) sebagai ukuran kinerja
profitabilitas bank adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap
total aset (Puspitasari, 2009:4)
Tingkat profitabilitas yang dicapai oleh perbankan pada umumnya bukan
merupakan profitabilitas dan efisiensi yang sustainable. Hal ini disebabkan
oleh lemahnya struktur aktiva produktif bank-bank. Margin yang diperoleh
bank-bank semakin mengecil karena adanya kecenderungan suku bunga yang
menurun. Faktor lain dari tidak sustainable-nya profitabilitas dan efisiensi
adalah karena sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading
yang fluktuatif serta rendahnya rasio aset per-nasabah yang membuat biaya
operasional perbankan Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara-negara
lain. (Rizky, 2008:161).
Menurut Paul Sutaryono (mantan assisten vice president BNI) yang dikutip
dari sindonews.com pada februari 2013, pencapaian tingkat efisiensi bank
nasional antara lain diukur melalui rasio beban (biaya) operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) dan rasio Net Interest Margin (NIM) atau
rasio Net Operating Margin (NOM).
BOPO diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi.
Melalui rasio ini diukur apakah manajemen bank telah menggunakan semua
faktor produksinya dengan efektif dan efisien. BOPO merupakan perbandingan
6
antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi (Budi Ponco,
2008:6)
Sementara jika melihat data dari Statistik Perbankan Indonesia dapat
diketahui bahwa pasca krisis BOPO terus mengalami penurunan dan saat ini
seluruh kelompok bank telah mengantongi rasio BOPO ideal 70–80%. Bank
Indonesia akan terus menekan BOPO agar lebih rendah lagi menjadi 60–70%.
Hal ini bertujuan untuk mendekati BOPO bank-bank Asia Tenggara yang
mencapai 40–60%.
Hal tersebut yang mendasari Bank Indonesia untuk menerbitkan Peraturan
Bank Indonesia (PBI) Nomor 14/26/PBI/2012 pada 27 Desember 2012,
tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.
Secara garis besar, PBI tersebut mengatur mengenai pengelompokan bank
berdasarkan kegiatan usaha sesuai dengan besarnya modal inti, kewajiban bank
untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan produktif dan pembukaan jaringan
kantor bank yang harus didukung oleh alokasi modal inti yang mencukupi.
Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya
dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank (Budi
Ponco, 2008:4)
Sementara dari segi penyaluran kredit, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank
persero yang masih berkutat pada kisaran 65-85% dan memiliki trendline yang
7
terus meningkat hingga akhir 2012. Secara presentase angka tersebut masih
tertinggal dibanding bank campuran atau bank asing yang memiliki presentase
yang lebih tinggi. Tetapi bila melihat besarnya Dana Pihak Ketiga (DPK) tentu
nominal kredit yang disalurkan bank persero jauh lebih besar dibanding bank
campuran dan asing. Sehingga dengan mempertimbangkan segi simpanan
nasbah angka tersebut sudah cukup ideal.
Jika melihat peningkatan simpanan nasabah yang meningkat dalam 4 tahun
terakhir yang diikuti oleh peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR), serta
peningkatan penyaluran kredit serta penekanan pada efisiensi operasional
mengakibatkan peningkatan profitabilitas pada bank persero. Berdasarkan latar
belakang yang ada maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,
KECUKUPAN MODAL, PENYALURAN KREDIT, DAN EFISIENSI
OPERASI TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Studi Kasus Pada
Bank Persero Periode Tahun 2009 - 2012)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran
kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan
rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara
simultan?
8
2. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, penyaluran
kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang diukur dengan
rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di Indonesia secara
parsial?
3. Variabel bebas manakah yang paling dominan mempengaruhi
profitabilitas bank persero di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan perumusan
masalah sebelumnya adalah:
a. Untuk menganalisa pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal,
penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang
diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di
Indonesia secara simultan,
b. Untuk menganalisa pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal,
penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap profitabilitas yang
diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada bank persero di
Indonesia secara parsial,
c. Untuk menganalisa variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi
profitabilitas bank persero di Indonesia.
9
2. Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang didaptkan dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi penulis, menambah wawasan terhadap dunia perbankan di
Indonesia khususnya pengetahuan tentang pengaruh simpanan nasabah,
kecukupan modal, penyaluran kredit, dan efisiensi operasi terhadap
profitabilitas yang diukur dengan rasio Return On Assets (ROA) pada
bank persero di Indonesia,
b. Bagi industri perbankan, sebagai bahan pertimbangan pihak
manajemen agar bisa memaksimalkan profitabilitas bank yang
dikelolanya,
c. Bagi lingkungan akademis, sebagai bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya yang memiliki objek penelitian sejenis.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bank
Definisi bank menurut undang – undang no. 10 tahun 1998 tentang
perbankan (yang merupakan perubahan dari undang – undang no. 7 tahun
1992) berbunyi: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi yang
berbeda-beda mengenai bank, namun demikian berbagai definisi tersebut
mempunyai tujuan yang sama. Untuk memudahkan dalam mengartikan
definisi tersebut, berikut beberapa pengertian bank menurut beberapa
ahli :
Kasmir (2008: 1) : “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa lainnya”.
Lukman Dendawijaya (2003:25) : ”Bank adalah suatu jenis lembaga
keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan
pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,
11
bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.
Malayu S.P Hasibuan (2008:2) : ”Bank adalah lembaga keuangan,
pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas
pembayaran, stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan
perekonomian”
Peranan utama bank sebagai lembaga intermediasi keuangan
(financial intermediary) adalah mengalihkan dana dari pihak yang
kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekuarangan dana (deficit)
di samping jasa – jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu bank berfungsi
sebagai lembaga intermediasi keuangan atau perantara keuangan, maka
dalam hal ini faktor “kepercayaan” dari masyarakat atau nasabah
merupakan factor utama dalam menjalankan bisns perbankan (Martono,
2010:19)
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan
atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas
dalam bentuk simpana giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan
pengertian penyaluran dana adalah melemparkan kembali dana yang
diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat
dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip
konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah. (Kasmir 2004: 12)
12
Pada dasarnya, bank pada dasarnya merupakan perantara SSU
dengan DSU. Menurut Hasibuan (2009:5) usaha pokok bank didasarkan
ata empat hal pokok, yaitu:
a. Denomination divisibility
Bank menghimpun dana dari SSU yang masing – masing
nilainya relatuf kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan
sangat besar. Dengan demikian bank dapat memenuhi
permintaan DSU yang membutuhkan dana tersebut dalam
bentuk kredit.
b. Maturity flexibility
Bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentuk –
bentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu penarikannya
seperti rekening giro, rekening Koran, deposito berjangka,
sertifikat deposito, buku tabungan, dan sebagainya.
Penarikan yang dilakukan SSU juga bervariasi sehingga ada
dana yang mengendap. Dana yang mengendap inilah yang
dipinjamkan oleh DSU dari bank yang bersangkutan.
Pembayaran kredit kepada DSU harus didasarkan atas yuridis
dan ekonomis.
c. Liquidty transformation
Dana yang disimpan oleh SSU kepad bank umumnya
bersifat likuid. Oleh karena itu SSU dapat dengan mudah
mencairkan sesuai dengan bentuk tabungannya. Untuk menjaga
13
likuiditas, bank diharuskan menjada dan mengendalikan posisi
likuiditas/giro wajib minimumnya. Giro wajib minimum ini
ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan memperhitungkan
jumlah uang yang beredar agar seimbang dengan volume
pergadangan (rumus Irving Fisher, yaitu MV=PT). dengan
seimbangnnya jumlah uang beredar diharapkan nilai tukar uang
relatif stabil.
d. Risk diversification
Bank dalam menyalurkan kredit kepada banyak pihak atau
debitur dan sektor – sektor ekonomi yang beraneka macam,
sehingga resiko yang dihadapi bank dengan cara penyebaran
kredit semakin kecil.
Selain kedua hal tersebut (menghimpun dan menyalurkan) bank juga
dimiliki jasa lainnya, seperti:
a. Jasa setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah
b. Jasa pembayaran seperti gaji, pensiunan atau hadiah
c. Jasa pengiriman uang (transfer)
d. Jasa penagihan (inkaso)
e. Jasa kliring (clearing)
f. Jasa penjualan mata uang asing (valas)
g. Jasa penyimpanan dokumen (safe deposit box)
h. Jasa cek wisata (travelers cheque)
i. Jasa kartu kredit (bank card)
14
j. Jasa – jasa yang ada dipasar modal seperti penjamin emisi dan
pedagang efek
k. Jasa letter of credit (L/C)
l. Jasa bank garansi dan referensi bank
Menurut Arthesa (2006:62) terdapat beberapa sumber dana bank
yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Dana yang bersumber dari dalam bank, meliputi:
1) Modal yang disetor oleh pemegang saham,
2) Cadangan – cadangan,
3) Keuntungan yang belum dibagikan ke pemegang saham,
4) Dana dari penjualan saham dari bursa, dan
5) Agio saham.
b. Dana yang bersumber dari luar bank, meliputi:
1) Dana yang bersumber dari masyarakat, antara lain:
(a) Tabungan,
(b) Simpanan berjangka,
(c) Rekening giro,
(d) Dana transfer,
(e) Setoran jaminan.
2) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan lain, antara
lain:
(a) Call money,
(b) Pinjaman antarbank,
15
(c) Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI),
(d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
(e) Fasilitas diskonto Bank Indonesia.
Menurut Arthesa (2006:8) terdapat tiga fungsi bank yang akan
dijelskan secara spesifik berikut ini:
a. Fungsi Pembangunan (Development)
Tugas bank sebagai penghimpun adan penyalur dana sangat
menunjang pertumbuhan perekonomian Negara. Pemerintah dan
masyarakat membutuhkan dana yang disediakan bank sebagai
perantara untuk menggerakan sektor riil. Pembangunan Negara
akan berjalan baik apabila perbankan turut terlibat dalam
pembiayaan yang diperlukan.
Dengan demikian proses penyaluran pembiayaan perbankan
harus dilakukan secara aktif, hati – hati, dan didasarkan pada
pengetahuan informasi yang tepat mengenai sektor/industri usaha
tertentu yang produktif. Pola kerja perbankan harus akomodatif
terhadap kebutuhan perekonomian nasional, sehingga
pembangunan dapat berjalan dengan lancar.
b. Fungsi Pelayanan (Services)
Perbankan adalah jenis perusahaan dengan kegiatan utama
berupa pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabahnya, baik
nasabah penyimpan dana maupun nasabah peminjam dana.
Pelayanan ini pada dasarnya adalah memberikan semua kegiatan
16
yang dibutuhkan nasabah guna memperoleh kebutuhan dalam
melakukan kegiatan transaksi keuangannya.
Pelayanan yang prima (service excellence) adalah jenis
pelayanan yang mampu memberikan harapan yang tertinggi dari
nasabah terhadap pelayanan bank tertentu. Dalam persaingan
bisnis perbankan yang sangat ketat pada saat ini maka service
excellence harus diterapkan ke semua perbankan.
c. Fungsi Transmisi
Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang
berkaitan dengan lalu lintas pembayaran dan peredaran uang yang
menciptakan instrument keuangan yang disebut uang giral.
Semakin maju perekonomian suatu negara pada umumnya
proporsi uang giral lebih besar dibandingkan dengan jenis uang
lainnya. Hal tersebut karena beberapa kelebihan yang dimiliki
uang giral dibandingkan uang lainnya, yaitu faktor keamanan.
Uang giral memiliki nomor seri sehingga mudah dilacak
apabila hilang, dapat dipindah tangankan tanpa biaya yang tinggi,
dan tidak diperlukannya uang kembali karena cek dapat ditulis
sesuai dengan besarnya nilai transaksi. Selain itu uang giral dapat
diciptakan melalui mekanisme pemberian kredit, dengan
demikian uang giral akan dapat menambah jumlah peredaran
uang di suatu negara.
17
2. Jenis – Jenis bank
Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain (Kasmir, 2004:21) :
a. Dilihat dari segi jenisnya
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri
dari:
1) Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
b. Dilihat dari segi kepemilikannya:
1) Bank Milik Pemerintah
merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
18
2) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun
didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam bank
swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang
dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.
3) Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik
milik swasta asing maupun pemerintah suatu negara.
4) Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana
kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia.
c. Dilihat dari segi statusnya:
1) Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing
secara keseluruhan.
2) Bank Non-Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga
19
tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank
devisa.
d. Dilihat dari segi cara menentukan harga
1) Bank berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang beroperasi di Indonesia berdasarkan
prinsip konvensional. Ciri khas prinsip konvensional antara
lain menetapkan bunga sebagai harga jual untuk produk
simpanan maupun pinjaman. Selain itu bank yang
berdasarkan prinsip konvensional menetapkan biaya –
biaya dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya
administrasi, sewa, atau biaya lainnya.
2) Bank berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang
menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam
antar bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau mencari
keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah.
3. Rasio – Rasio Keuangan Bank
Menurut Lukman Dendawijaya (2003:58) Rasio keuangan bank
merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam
membuat analisis laporan keuangan. Rasio keuangan bank
20
menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah
lainnya.
Menurut Martono (2010:81) Berikut beberapa jenis rasio yang
digunakan dalam suatu bank:
a. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan
dapat memenuhi kewajiban hutang – hutangnya. Dapat
membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi
permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Oleh karena itu bank dikatakan likuid apabila:
1) Bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan
yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya,
2) Bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari
kebutuhan likuiditasnya, tetapi memiliki asset atau
aktiva lainnya (misalnya surat berharga) yang dapat
dicairkan sewaktu – waktu tanpa mengalami penurunan
nilai pasarnya, dan
3) Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk
menciptakan cash asset yang baru melalui bentuk
hutang.
Berikut ini adalah beberapa rasio likuiditas yang dapat
diukur melalui:
21
1) Quick Ratio
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah
yang menyimpan dananya dengan aktiva lancer yang lebih
likuid yang dimilikinya.
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Kas + Efek + Piutang
Hutang lancar× 100%
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang
telah menanamkan dananya dengan kredit – kredit yang
telah diberikan kepada para debiturnya.
LDR =kredit yang disalurkan
dana pihak ketiga× 100%
3) Loan to Assets Ratio
Rasio ini untuk ini untuk mengukur kemampuan
bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan aset
bak yang tersedia.
𝐿𝑜𝑎𝑛 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =kredit yang disalurkan
total aset× 100%
22
b. Rasio Solvabilitas (Capital)
Rasio permodalan sering juga disebut juga rasio solvabilitas
dapat dihitung dengan rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR). Analisis solvabilitas digunakan untuk:
Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugian – kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber
dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang
tidak terpakai dan lain – lain,
Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut
yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan
Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan
manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja
dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendali
oleh pemilik modal pada bank tersebut.
CAR =Modal Bank (modal inti + modal pelengkap)
Total ATMR
c. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
Rasio rentabilitas selain untuk mengetahui kemampuan bank
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya.
23
Berikut adalah beberapa rasio untuk menghitung
profitabilitas/rentabilitas:
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba secara keseluruhan.
ROA =laba tahun berjalan
total aset× 100%
2) Gross Profit Margin (GPM)
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni.
GPM =Pendapatan operasi − beban operasi
Biaya operasi× 100%
3) Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income)
ditinjau dari sudut pandang operasinya.
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =laba bersih sebelum pajak
pendapatan operasi × 100%
d. Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko,
begitu pula resiko yang dihadapinya. Resiko – resiko ini dapat
pula diukur secara kuantitatif melalui rasio sebagai berikut:
24
1) Deposit Risk Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukan
kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban
kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur
dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =modal keseluruhan
dana pihak ketiga× 100%
2) Interest Rate Risk Ratio
Rasio ini memperlihatkan resiko yang mengukur
kemungkinan bunga (interest) yang diterima oleh bank
lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan
oleh bank.
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =hasil bunga
biaya bunga× 100%
e. Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah
telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat
guna, maka secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai
oleh manajemen bank yang bersangkutan juga dapat diukur
melalui rasio efisiensi usaha sebagai berikut:
25
1) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan
biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan
yang diperoleh bank. Semakin kecil rasio BOPO maka
semakin baik kondisi bank tersebut.
BOPO =beban operasional
pendapatan operasional× 100%
2) Leverage Multiplier Ratio
Rasio ini umtuk mengukur kemampuan manajemen
suatu bank didalam mengelola aktiva yang dikuasainya,
mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank
harus mengeluarkan sejumlah biaya tetap.
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =total aset
modal× 100%
3) Asset Utilazation Ratio
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen
suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai
untuk memperoleh total income.
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑧𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
pendapatan operasi + pendapatan non operasi
total aset× 100%
26
4) Operating Ratio
Rasio ini untk mengukur rata – rata biaya operasional
dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk
memperoleh pendapatan.
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
biaya operasi + biaya non operasi
pendapatan operasi× 100%
4. Profitabillitas Bank
Rasio profitabilitas disebut juga rasio rentabilitas. Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu. Semakin tinggi rasio profitabilitas yang dimiliki
menggambarkan bank tersebut berhasil meningkatkan pendapatan dan
meminimalisir biaya operasional yang dikeluarkan. Analisis profitabilitas
dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang notabene
profit motif (Mawardi, 2004:15).
Rasio Return on Assets (ROA) memberikan informasi seberapa
efisien bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ROA
mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-
rata terhadap setiap rupiah asetnya (Siamat, 2005:102).
Return on Equity Capital, rasio untuk mengetahui kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan Net Income (laba bersih sebelum
pajak) ditinjau dari sudut Equity Capital-nya (Donny 2007:36).
27
Keberhasilan usaha bank sangat tergantung pada pengelolaan
earning dan investment. Pengelolaan tersebut berupa strategi untuk
mengoperasikan secara terpadu antar rekening nerasa pada sisi asset dan
liability sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang tampak pada
rekening laba rugi.
Terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan oleh bank untuk
mengatur kemampuan mengelola earning dan investment, misalnya
dengan cara mengelola kualitas aktiva, manajemen dan administrasi,
posisi likuiditas, capital adequacy, dan berbagai rasio finansial. Tujuan
pengelolaan earning dan investment adalah (1) mempertahankan tingkat
profitabilitas yang tinggi, (2) meningkatkan pertumbuhan aktiva, (3)
menentukan komposisi neraca, dan (4) menentukan investasi dalam
portofolio aktiva untuk mencapai hasil optimal melalui pemilihan
kombinasi efek, obligasi dan instrumen pasar uang, sekaligus tetap
melaksakan prinsip kehati – hatian/prudential (Arthesa, 2006: 192).
Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) nomor
3/30/DPNP Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam satu periode. Semakin
besar Return On Assets (ROA) menunjukkan kinerja perusahaan semakin
baik, karena return semakin besar. Sehingga dalam penelitian ini
menggunakan Return On Assets (ROA) sebagai indikator pengukur
profitabilitas bank.
28
Rumus ROA dapat dijabarkan sebagai berikut:
ROA =Laba Sebelum Pajak
Total Aset× 100%
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menghimpun dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat
merupakan kegiatan pokok perbankan. Pengertian menghimpun dana
berarti mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilaksakan oleh bank melalui berbagai
strategi agar masyarakat tertarik dan mau menginvestasikan dananya
melalui lembaga keuangan bank (Martono, 2010:24).
Menurut Arthesa (2006:63) terdapat 3 macam sumber dana langsung
dari masyarakat yaitu: rekening tabungan (saving deposit), rekening
simpanan berjangka (time deposit), dan rekening giro (demand deposit).
Selain itu terdapat pula sumber dana lain yang bersifat tidak langsung atau
berupa pengendapan dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa
bank (fee based income).
a. Tabungan
Tabungan adalah jenis simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan melalui syarat – syarat tertentu, serta dapat dilakukan
setiap saat melalui kantor bank, Automatic Teller Machine
(ATM), dan kartu debet.
29
b. Simpanan berjangka
Simpanan berjangka atau dikenal dengan deposito
merupakan simpanan masyarakat dimana penarikan dana
tersebut hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai
dengan tanggal yang telah disepakati nasabah dengan pihak
bank.
Simpananan berjangka dibagi menjadi deposito berjangka
dan sertifikat deposito. Deposito berjangka merupakan
simpanan atas nama. Dengan demikian simpanan ini hanya
dapat dicairkan oleh pemilik deposito atau yang namanya
tercantum dalam deposito tersebut.
Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa
atau atas unjuk dimana bukti simpanan ini dapat
diperjualbelikan atau dipindah tangankan ke pihak ketiga.
Selain kedua jenis simpanan tersebut, dikenal pula deposit on
call (DOC) yaitu berupa simpanan yang tetap berada di bank
selama nasabah tidak membutuhkannya.
c. Rekening giro
Rekening giro adalah jenis simpanan nasabah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap sat dengan menggunakan
cek untuk penarikan tunai atau bilyet untuk pemindahbukuan
antar rekening.
30
Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan
agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing –
masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu
pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh
dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau keamanan
uangnya (Kasmir, 2004:48).
Menurut Selamet Riyadi (2004:79) berdasarkan dari segi mata
uangnya DPK dibagi menjadi:
a. Sumber dana pihak ketiga rupiah
Dana pihak ketiga rupiah adalah kewajiban – kewajiban
bank yang tercatat dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank,
baik kepada penduduk maupun bukan penduduk. Komponen
DPK ini terdiri dari tabungan, giro, simpanan berjangka (deposito
dan sertifikat deposito) dan kewajiban – kewajiban lainnya yang
terdiri dari kewajiban segera yang dapat dibayar, surat – surat
berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, setoran
jaminan, dan lainnya.
b. Sumber dana pihak ketiga asing
Yang dimaksud dengan dana pihak ketiga dalam valuta asing
adalah kewajiban bank yang tercatat dalam valuta asing kepada
dana pihak ketiga baik penduduk maupun bukan penduduk
termasuk pada Bank Indonesia atau bank lain (pinjaman melalui
pasar uang). DPK valuta asing terdiri atas giro, call money,
31
Deposit On Call (DOC), deposito berjangka, margin deposit,
setoran jaminan, pinjaman yang diterima dan kewajiban lainnya
dalam valuta asing.
Sedangkan bila ditinjau dari segi biaya yang harus dibayar oleh
bank, sumber dana dapat dikelompokan menjadi sumber dana berbiaya
dan sumber dana tidak berbiaya:
a. Sumber dana berbiaya
Sumber daya berbiaya pada umumnya adalah dana – dana
yang berasal dari masyarakat, baik dana pihak ketiga maupun daa
pihak kedua (tidak termasuk penerbit saham). Sumber dana
berbiaya terdiri atas: giro, tabungan, simpanan berjangka, atau
kewajiban lainnya.
b. Sumber dana tidak berbiaya
Hampir sebagian besar dana bank memiliki beban biaya
yang harus ditanggung oleh bank terutama dana yang berasal dari
dana pihak pertama dan dana pihak ketiga sehingga dapat
dikatakan tidak ada dana tanpa biaya bagi suatu bank. Namun
beberapa jenis dana ada yang tidak mengandung unsur biaya
seperti: agio saham, laba tahun berjalan, laba yang ditahan,
cadangan umum, dan lainnya. Semakin besar dana tidak berbiaya
ini maka akan semakin mempertinggi Return On Assets (ROA)
dan Return On Equity (ROE) bagi suatu bank.
32
6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut utnuk
menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut
akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas
(Suhardjono, 2002:73).
Telah adanya peraturan dari BIS (Banking for International
Settlement) yang mengatur perihal tingkat kesehatan bank dalam rangka
prudential banking. Setiap bank yang beroperasi diwajibkan untuk
memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum bank yang lebih
dikenal dengan Capital Adequacy Ratio. Sebelum masa krisis perbankan
Indonesia diwajibkan memenuhi CAR 8% dan bertahap menjadi 12%.
(Riyadi, 2006:5)
CAR adalah rasio modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR). Modal dimaksud terdiri dari modal inti dan modal pelengkap.
Modal inti sendiri terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal
(Rizky, 2008:233).
Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) merupakan nilai total
dari masing- masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing
bobot risiko dari masing- masing aktiva. Setiap aktiva diberikan bobot
33
risiko berdasarkan kadar risiko yang terkandung pada aktiva tersebut.
Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% sedangkan aktiva yang
paling berisiko diberi bobot 100%.
Berikut adalah rumus CAR:
CAR =Modal bank (modal inti + modal pelengkap)
ATMR × 100%
7. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) atau juga dikenal sebagai banking
ratio bertujuan untuk membandingkan jumlah kredit yang disalurkan
dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka
tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang
digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula
sebaliknya (Kasmir, 2004:269).
Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan
untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini
merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank.
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR
suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85%
dan 100% (Dendawijaya, 2003:119).
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tgl 14
Desember 2001 bahwa LDR bank dikatakan sehat jika memiliki LDR
85%-110%.
34
Berikut adalah rumus LDR:
LDR =Kredit yang Disalurkan
Dana Pihak Ketiga× 100%
Menurut Hasibuan Melayu (2009:88) tujuan dari penyaluran kredit
sebagai berikut:
a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
b. Memanfaatkan dana memproduktifkan dana – dana yang ada,
c. Melaksanakan kegiatan oerasional bank,
d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat,
e. Memperlancar lalu lintas pembayaran,
f. Menambah modal kerja perusahaan,
g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu penyebab kegagalan usaha bank antara lain adalah
penyediaan dana yang tidak didukung oleh kemampuan bank dalam
mengelola konsentrasi penyediaan dana secara efektif. Untuk mengurangi
potensi kegagalan usaha bank sebagai akibat dari konsentrasi penyediaan
dana tersebut bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian antara lain
dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi portofolio penyediaan
dana terutama melalui pembatasan penyediaan dana baik kepihak terkait
maupun ke pihak bukan terkait sebesar presentase tertentu dari modal bank
atau dikenal dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
(Arthesa, 2006:18)
Beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004:75)
35
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit
yang diberikan benar – benar diterima kembali dimasa yang akan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum
dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan
tentang nasabah (anlisis kredit).
b. Kesepakatan
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing – masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan
dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu
tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati.
d. Resiko
Resiko dapat diakibatkan nasabah sengaja tidak mau
membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang
diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya
musibah seperti bencana alam. Semakin panjang jangka waktu
suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih.
36
e. Balas jasa
Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut dikenal
dengan nama bunga bagi prinsip konvensional. Sedangkan bank
yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan
bagi hasil.
8. Beban Operasionan terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Dalam melakukan kegiatan setiap bank membutuhkan berbagai
sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Penggunaan
sarana dan prasarana ini memerlukan sejumlah biaya yang harus
ditanggung bank sebagai biaya operasi. Biaya operasi merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini
terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan
biaya lainnya (Martono, 2010:56)
Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu
pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk
kredit dan penempatan operasi lainnya. BOPO merupakan rasio antara
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin rendah
tingkat rasio BOPO semakin baik kinerja manajemen bank tersebut,
karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di
perusahaan (Riyadi, 2006:159)
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
37
operasional terhadap pendapatan operasional. Bank yang sehat ketentuan
dari BI harus memiliki BOPO < 93,52%. Artinya jika sebuah bank
memiliki BOPO lebih dari ketentuan BI maka bank tersebut kategori tidak
sehat dan tidak efisien. (Yuliani. 2007:25)
Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat,
maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga
dan hasil bunga. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada
berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan
laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya,
2003:121).
Bank melakukan efisiensi operasi, yakni untuk mengetahui apakah
bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank
dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan
pemegang saham. Menurut ketentuan bank indonesia, efisiensi operasi
diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total
pendapatan operasi (Mawardi, 2004:17).
Jika angka rasio menunjukan angka diatas 90% dan mendekati 100%
hal tersebut berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukan tingkat
efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya
mendekati 75% berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukan
tingkat efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2010:159).
38
Menurut Bank Indonesia dalam lampiran Surat Edaran (SE) nomor
3/30/DPNP berikut adalah rumus untuk menghitung BOPO:
BOPO =Beban Operasional
Pendapatan Operasional × 100%
B. Penelitian Sebelumnya
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang membahas masalah serupa
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No. Peneliti Variabel Metode
Analisis
Hasil
1 Wisnu Mawardi
(2004) BOPO (X1)
NPL (X2)
NIM (X3)
CAR (X4)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel BOPO, NPL,
NIM, dan CAR
berpengaruh terhadap
ROA
Secara uji parsial variabel
NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
ROA. Sementara variabel
BOPO, dan NPL
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA.
Sedangkan variabel CAR
tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
2 Budi Ponco
(2008) CAR (X1)
NPL (X2)
NIM (X3)
LDR (X4)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel CAR, NPL, NIM,
LDR berpengaruh
terhadap ROA
Secara uji parsial variabel
CAR, NIM dan LDR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
Sementara itu variabel
BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
39
No. Peneliti Variabel Metode
Analisis
Hasil
terhadap ROA. Sedangkan
variabel NPL tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA
3 Diana
Puspitasari
(2009)
CAR (X1)
NPL (X2)
PDN (X3)
NIM (X4)
BOPO (X5)
LDR (X6)
Suku Bunga
SBI (X7)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel CAR, NPL, PDN,
NIM, BOPO, LDR, dan
Suku Bunga SBI
berpengaruh terhadap
ROA
Secara uji parsial variabel
CAR, NIM, dan LDR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
Sementara variabel NPL
dan BOPO berpengaruh
negatif dan signifkan
terhadap ROA. Sedangkan
variabel PDN dan Suku
Bunga SBI tidak bengaruh
signifikan terhadap ROA
4 Ahmad Buyung
(2009) NPL (X1)
CAR (X2)
LDR (X3)
BOPO (X4)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel NPL, CAR, LDR
dan BOPO berpengaruh
terhadap ROA
Secara uji parsial variabel
CAR dan LDR
berpengaruh dan
signifikan terhadap ROA.
Sementara variabel NPL
dan BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA
5 Bambang
Sudiyatno
(2010)
DPK (X1)
BOPO (X2)
CAR (X3)
LDR (X4)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel DPK, BOPO,
CAR, dan LDR
berpengaruh terhadap
ROA
Secara uji parsial variabel
DPK dan CAR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
Sementara variabel BOPO
berepengaruh negatif
40
No. Peneliti Variabel Metode
Analisis
Hasil
Dan signifikan terhadap
ROA. Sedangkan variabel
LDR tidak berpengaruh
terhadap ROA
6 Anjar Permata
(2012) DPK (X1)
Jumlah
Kredit (X2)
ROA (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel DPK dan Jumlah
kredit berpengaruh
terhadap ROA
Secara uji pasrsial variabel
DPK dan jumlah kredit
yang disalurkan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
7 Masnindar
Nasution
(2012)
DPK (X1)
NPF (X2)
Nisbah
Bagi Hasil
(X3)
Laba (Y)
Regresi
Berganda Secara uji simultan
variabel DPK, NPF, dan
Nisbah bagi hasil
berpengaruh terhadapa
laba
Secara uji parsial variabel
DPK dan Nisbah bagi hasil
positif dan signifikan
terhadap laba. Sedangkan
variabel NPF tidak
berpengaruh terhadap laba
C. Hubungan Antar Variabel
Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka diatas maka dibentuk
kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:
1. Pengaruh DPK terhadap ROA
Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki hubungan positif terhadap
Return On Assets (ROA). Hal ini disebabkan karena keuntungan utama
bisnis bank berasal dari sumber – sumber dana dengan bunga yang
diterima dari alokasi dana tertentu. Pengalokasian dana dapat dilakukan
41
untuk penyaluran kredit adan membelikan berbagai macam aset yang
dianggap menguntungkan bank (Kasmir, 2004:95).
Dengan demikian lembaga keuangan (bank) sebenarnya hanyalah
mengalihkan atau memindahkan kewajiban pinjaman menjadi suatu
aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan keinginan
penabung (Martono, 2010:3).
2. Pengaruh CAR terhadap ROA
Rasio kecukupan modal merupakan indikator terhadap kemampuan
bank dalam menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian –
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko
(Dendawijaya, 2003:122).
Resiko atas kerugian yang mungkin timbul tersebut diukur dari
jumlah aset yang dimiliki bank. Oleh karena itu kondisi suatu bank
digolongkan parah apabila kecukupan modalnya tidak mampu lagi
memikul resiko kerugian yang nyata atau disebut sangat rendah
(Soehandjono, 2002:86).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
memiliki hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA).
3. Pengaruh LDR terhadap ROA
Salah satu fungsi kredit yaitu untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dari bentuk bunga
42
yang diterima oleh bank tersebut sebagai balas jasa. Keuntungan ini
penting untuk kelangsungan hidup bank (Kasmir, 2004:100).
Sehingga dapat disimpulkan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki
hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA).
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA
BOPO merupakan rasio perbandingan antara Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO
berarti semakin baik kinerja manajemen tersebut, karena lebih efisien
dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan (Riyadi,
2010:159).
Inefisiensi operasional merupakan hal yang disebabkan oleh kurang
berfungsinya proses pengawasan internal bank, atau akibat kesalahan
eksternal. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bank baik langsung
maupun tidak langsung. Selain itu hal ini juga mengakibatkan
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan karena
rendahnya kemampuan dalam melakukan aktivitas yang
menguntungkan bank (Arthesa, 2006:95).
Sehingga dapat diketahui disimpulkan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional memiliki hubungan negatif terhadap Return
On Assets (ROA).
43
D. Kerngka Pemikiran
Berdasarkan penelitian terdahulu dan hubunga antar variabel, dibuat sebuah
kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat
dari kenerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat
Bank Persero
LDR
ROA
Model Regresi Linier Berganda
CAR DPK BOPO
Uji Asumsi Klasik: 1. Normalitas 2. Multikolinieritas 3. Heteroskedastisitas 4. Autokorelasi
Uji Hipotesis: 1. Uji F (Simultan) 2. Uji t (Parsial) 3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Kesimpulan dan Implikasi
44
dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis kerja,
dan hipotesis statistik atau hipotesis nol (Abdul Hamid, 2010:16).
Berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan dari latar belakang dan
penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis
statistik atau hipotesis nol.
Hipotesis statistik atau hipotesis nol adalah hipotesis yang bertujuan untuk
memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya akan
ditolak melalui bukti-bukti yang sah. Karena hipotesis ini menggunakan alat –
alat statistik maka disebut hipotesis statistik dan dalam hipotesis ini peneliti
akan membuat dugaan-dugaan yang berhati-hati dimana menurut peneliti tidak
terjadi hubungan atau pengaruh yang berarti dan dugaan ini akan dibuktikan
atas dugaan tersebut (Abdul Hamid, 2010:16).
Beradasrkan kerangka pemikiran teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya,
hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh signifikan antara jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK),
antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanl (BOPO) terhadap
Return on Assets (ROA) pada bank persero secara simultan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero
secara parsial.
45
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara
parsial.
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan anatar Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap Return on Assets (ROA) pada bank persero secara
parsial.
5. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasioanl (BOPO) terhadap Return on Assets
(ROA) pada bank persero secara parsial.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang terdiri
dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to
Deposit Ratio (LDR), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dapat mempengaruhi variabel terikat yaitu profitabilitas
pada bank persero yang diproksikan dengan rasio Return on Assets (ROA).
Jangka waktu penelitian dilakukan mulai Januari 2009 sampai dengan
Desember 2012.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain. Perbedaan – perbedaan itu disebabkan adanya nilai
karakteristik yang berlainan. Populasi adalah kumpulan seluruh nilai data
observasi dan kemungkinan hasil eksperimen (Sugiyono, 2009:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum di Indonesia yang yang
melaporkan kinerjanya pada Bank Indonesia yang terdiri dari 120 bank.
Sementara metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.
Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang satuan
sampelnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk
47
memperoleh satuan sampel yang memiliki karakteristik dan kriteria yang
dikehendaki dalam pengambilan sampel (Sugiyono, 2009:116).
Kriteria bank yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bank umum yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode penelitian.
2. Sebagian besar kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pemerintah
(persero).
3. Tersedia data laporan keuangan triwulan selama periode waktu
penelitian (tahun 2009 - 20012).
4. Bank yang diteliti masih beroperasi selama periode waktu penelitian
(tahun 2009 - 20012).
Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 4 bank yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Gambar 3.1
Sampel Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat melalui laporan
keuangan triwulan yang diterbitkan bank tersebut. Data berupa laporan
keuangan yang didalamnya terdapat rasio keuangan bank persero di Indonesia
No Nama Bank Kode
1 PT Bank Mandiri Tbk. BMRI 2 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI
3 PT Bank Negara Indonesia 46 Tbk. BBNI
4 PT Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN
48
seperti ROA, DPK, CAR, LDR, dan BOPO, yang mencerminkan kinerja bank
persero dengan periode 2009 hingga tahun 2012.
Data laporan keuangan triwulan diterbitkan 4 kali setahun yaitu setiap bulan
Maret (triwulan I), Juni (triwulan II), September (triwulan III), dan Desember
(triwuan IV).
Laporan Keuangan menggambarkan kinerja keuangan suatu bank yang terdiri
dari laporan posisi keuangan, laba rugi, komitmen dan kontijensi, transaksi spot
dan derivative, laporan rasio keuangan, perhitungan kewajiban penyediaan
modal minimum, serta laporan arus kas.
D. Metode Analisis
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data
adalah analisis regresi linier berganda (multiple linier regression method)
yang bertujuan untuk menguji pengaruh dan hubungan lebih dari satu
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pada awalnya analisis regresi berganda dikembangkan oleh para ahli
ekonometri untuk membantu meramal akibat dari aktivitas - aktivitas
ekonomi pada berbagai segmen ekonomi. Fenomena ekonomi dan bisnis
bersifat kompleks sehingga perubahan suatu variabel tidak hanya dapat
dijelaskan hanya dengan menggunakan satu variabel bebas saja (Suliyanto,
2011:53).
49
Prinsip – prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak
berbeda dengan regresi linier sederhana. Akan tetapi dalam regresi linier
berganda akan dijumpai beberapa permasalahan seperti multikolinieritas,
heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Nachrowi, 2008:118).
Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Y = a + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + β₄X₄ +℮
Keterangan:
Y = Return on Assets (persentase)
β₀ = Konstanta
β₁ - β₄ = koefisien regresi masing-masing variabel bebas
X1 = Dana Pihak Ketiga (Nominal)
X2 = Capital Adequacy Ratio (Persentase)
X3 = Loan to Deposit Ratio (Persentase)
X4 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Persentase)
℮ = Error Term (variabel Pengganggu)
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, sebuah model
regresi harus melewati serangkaian uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
bertujuan agar hasil analisis regresi berganda memenuhi kriteria BLUE
(Best Linear Unbiased Estimate) yaitu data terdistribusi normal, tidak
terdapat gejala autokorelasi, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak
50
bersifat heteroskedastisitas. Untuk penjelasan dari masing - masing uji
asumsi klasik adalah sebagai berikut:
a. Uji normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Nilai residual dikatakan normal jika nilai residual
terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata - ratanya.
Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan
karena distribusi data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat
nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi
karena adanya kesalahan dalam pengambilan sampel, bahkan karena
kesalahan dalam melakukan input data atau memang karena
karakteristik data tersebut jauh dari rata - rata. Dengan kata lain, data
tersebut memang benar - benar berbeda dibanding yang lain
(Suliyanto, 2011:69).
Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan melalui
analisis grafik ataupun melakukan berdasarkan metode statistik
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
1) Analisis grafik
Untuk menguji normalitas data dapat dilihat melalui
ataupun penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik P-Plot (normal probability plot) ataupun bentuk
kurva lonceng pada grafik Histogram. Adapun dasar dari
51
pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah
sebagai berikut:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal P-Plot
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika bentuk kurva pada Histogram berbentuk
gambar lonceng (bell shaped curve) yang kedua
sisinya melebar sampai tak terhingga dan
seimbang, maka nilai residual terstandarisasi
berdistribusi normal
2) Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji statistik yang dipakai untuk menguji normalitas
data adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S) adalah uji statistik non-parametrik yang
menggunakan fungsi distribusi kumulatif (Suliyanto,
2011:77).
Melalui pengujian ini, model regresi dapat memenuhi
sumsi normalitas apabila nilai K-S > α. Sedangkan apabila
nilai K-S < α maka asumsi normalitas tidak dapat terpenuhi.
α yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 5% (0,05).
Sehingga untuk memenuhi asumsi normalitas nilai K-S
harus lebih besar dari α=0,05.
52
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna
diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang
terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara
variabel bebas maka model tersebut dinyatakan mengandung gejala
multikolinier (Suliyanto, 2011:81).
Beberapa penyebab timbulnya gejala multikolinieritas pada
model regresi adalah sebagai berikut:
1) Kebanyakan variabel ekonomi berubah sepanjang waktu.
Besar – besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor – faktor
yang sama sehingga jika suatu faktor mempengaruhi variabel
terikat maka seluruh variabel cenderung berubah dalam satu
arah,
2) Adanya penggunaan nilai lag (lagged value) dari variabel –
variabel bebas tertentu dalam model regresi,
3) Metode pengumpulan data yang dipakai (the data collection
method employed),
4) Adanya kendala dalam model atau populasi yang menjadi
sampel (consrtaint on the model or in the population being
sampled),
5) Adanya kesalahan spesifikasi model (specification model).
Hal ini dapat terjadi karena peniliti memasukan variabel
53
penjelas yang seharusnya dikeluarkan dari model empiris
atau dapat juga karena peneliti mengeluarkan variabel
penjelas yang seharusnya dimasukan dalam model empiris,
6) Adanya model yang berlebihan (an overdetermined model).
Hal ini terjadi ketika model empiris (variabel penjelas) yang
digunakan melebihi data (observasi).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya masalah multikolinieritas, yaitu:
1) Dengan melihat nilai R2 dan nilai tHitung.
Jika nilai R2 tinggi, misalkan diatas 0,80 dan uji F
menolak hipotesis nol, tetapi nilai tHitung sangat kecil atau
bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan, maka hal
itu menunjukan adanya gejala multikolinieritas
2) Dengan melihat nilai korelasi parsial antar variabel
Dengan melihat nilai koefisien korelasi parsial dan R2.
Jika nilai koefisien korelasi parsial ≤ R2 maka pada model
regresi tersebut tidak terjadi gejala multikolinier
c. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut
dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi
54
adalah homoskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas sering terjadi
pada penelitian yang menggunakan data cross-section (Suliyanto,
2011:98).
Berikut ini beberapa contoh penyebab perubahan nilai varian
yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya:
1) Adanya pengaruh dari kurva pengalaman (learning curve)
Dengan semakin meningkatnya pengalaman maka akan
semakin menurun tingkat kesalahannya. Akibatnya, nilai
varian makin lama semakin menurun.
2) Adanya peningkatan perekonomian
Dengan semakin meningkatnya perekonomian maka
semakin beragam tingkatan pendapatan sehingga alternatif
pengeluaran juga akan semakin besar. Hal ini akan
meningkatkan varian.
3) Adanya peningkatan teknik pengambilan data
Jika teknik pengumpulan data semakin membaik, nilai
varian cenderung mengecil. Misalnya bank yang
menggunakan peralatan Electronic Data Processing (EDP)
akan membuat kesalahan yang relatif kecil dalam laporan
dibandingkan dengan bank yang tidak mempunyai peralatan
tersebut.
55
Untuk mengetahui adanya gejala heteroskedastisitas dalam
model regresi dapat diketahui melalui analisis grafik scatterplot
ataupun dengan uji statistik yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Analisis grafik scatterplot
Analisis grafik scatterplot dilakukan dengan cara
melihat persebaran titik antara nilai prediksi variabel terikat
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2011:
139).
Sehingga model regresi dikatakan homokedastisitas
apabila titik pada scatterplot tidak membentuk pola
tertentu/menyebar diatas dan dibawah nilai 0 pada sumbu X
dan Y.
Analisis grafik scatterplot dalam mendeteksi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi memiliki kelemahan
yaitu memberikan penilaian subjektif dan sulit
diinterpretasikan jika jumlah pengamatannya sedikit
(Suliyanto, 2011:97).
56
2) Uji Park
Uji Park adalah uji statistik yang digunakan untuk
mendeteksi masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
Pengujian heteroskedastisitas dengan uji Park dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai Ln
residual (Ln e2). Jika terdapat pengaruh bebas yang
signifikan terhadap nilai Ln residual kuadrat (Ln e2) maka
dalam model terdapat masalah heteroskedastisitas. Oleh
karena itu persamaan yang digunakan untuk uji
heteroskedastisitas dengan metode Park adalah sebagai
berikut:
ln µ𝑖2 = α + β lnXi + 𝜐i
Keterangan:
µ2i = Nilai residual kuadrat
Xi = Variabel bebas
Jika β signifikan (sig ≤ 0,05) maka terdapat pengaruh
variabel bebas terhadap nilai ln residual kuadrat sehingga
dinyatakan terdapat gejala heteroskedastsitas. Demikian pula
sebaliknya. Apabila β tidak signifikan (sig ≥ 0,05) maka
tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap nilai ln
residual kuadrat sehingga dinyatakan tidak terdapat gejala
heteroskedastsitas (Suliyanto, 2011:102).
57
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time series) atau ruang (cross section) (Suliyanto,
2011:125).
Beberapa penyebab munculnya masalah autokorelasi dalam
analisis regresi adalah:
1) Adanya kelembaman (interia)
Salah satu ciri yang menonjol dari sebagian data runtut
waktu (time series) dalam fenomena ekonomi adalah
kelembaman, seperti data pendapatan nasional, indeks
harga konsumen, data produksi, data kesempatan kerja, data
pengangguran yang menunjukan pola konjungtur. Dalam
situasi seperti ini, data observasi pada periode sebelumnya
dan periode sekarang, kemungkinan besar akan
mengandung saling ketergantungan (interdependence).
2) Bias spesifikasi model kasus variabel yang tidak dimasukan
Hal ini disebabkan oleh tidak dimasukannya variabel
menurut teori eonomi sangat penting peranannya dalam
menjelaskan variabel tak bebas. Bila hal ini terjadi, unsur
pengganggu (error term) µi, akan merefleksikan suatu pola
sistematis diantara sesama unsur pengganggu sehinggat
terjadi situasi autokorelasi diantara unsur pengganggu.
58
3) Adanya fenomena laba – laba (cobweb phenomenon)
Munculnya fenomena laba – laba terutama terjadi pada
penawaran komoditi sektor pertanian, reaksi penawaran
terhadap perubahan harga terjadi setelah melalui tenggang
waktu (getation period). Misalnya, panen komoditi
pertanian ternyata lebih rendah daripada harga tahun
sebelumnya maka pada tahun berikutnya (t+1) akan
cenderung untuk memproduksi lebih sedikit daripada yang
diproduksi pada tahun t. Akibatnya µi tidak lagi bersifat
acak (random) tetapi mmengikuti pola sarang laba – laba
4) Manipulasi data (manipulation of data)
Dalam analisis empiris, terutama pada data time series,
seringkali terjadi manipulasi data. Hal ini terjadi karena
data yang diinginkan tidak tersedia. Contohnya adalah data
GNP. Data GNP biasanya tersedia dalam bentuk tahunan
sehingga apabila seorang penieliti ingin mendapatkan data
GNP kuartalan, peneliti tersebut harus melakukan
interpolasi data.
Adanya interpolasi atau manipulasi data jelas akan
menimbulkan suatu pola fluktuasi yang tersembunyi yang
mengakibatkan munculnya pola sistematis dalam unsur
pengganggu dan akhirnya akan menimbulkan masalah
autokorelasi
59
5) Adanya kelambanan waktu (time lags)
Dalam regresi menggunakan time series, pengeluaran
konsumsi tingkat pendapatan merupakan hal yang lazim
untuk mendapatkan bahwa pola konsumsi untuk periode
sekarang antara lain ditentukan oleh pengeluaran konsumsi
pada periode sebelumnya, dimana model seperti ini dalam
ekonometrika dikenal dengan model autoregresif
Dalam penelitian ini pengujian yang dilakukan untuk
mendeteksi gejala autokorelasi dalam model regresi menggunakan
uji Durbin –Watson (uji D-W).
Uji Durbin - Watson (uji D-W) merupakan uji yang sangat
populer untuk menguji ada - tidaknya masalah autokorelasi dari
model empiris yang diestimasi. Uji ini pertama kali diperkenalkan
oleh J. Durbin dan GS. Watson tahun 1951. Pada penerapan uji
terdapat beberapa asumsi penting yang harus dipenuhi, yaitu:
(a) Model regresi yang dilakukan harus menggunakan
konstanta.
(b) Variabel bebas adalah non-stokastik, atau relatif tetap untuk
sampel yang berulang
(c) Kesalahan pengganggu atau residual diperoleh dengan
otoregresif order pertama
(d) Model regresi tidak meliputi nilai kelambaman (lag) dari
variabel tak bebas sebagai variabel penjelas.
60
(e) Dalam melakukan regresi, tidak boleh ada data atau
observasi yang hilang.
Rumus yang digunakan untuk uji Durbin-Watson adalah:
DW =Σ(e − et−1)2
Σ𝑒𝑡2
Keterangan:
DW = nilai Durbin-Watson test
e = nilai residualnya
et-1 = nilai residual satu periode sebelumnya
Untuk mendeteksi keberadaan masalah autokorelasi pada model
regresi dapat diketahui melalui ketentuan sebagai berikut (Sunyoto,
200:135):
(a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2
(DW < -2)
(b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2
dan +2 (-2 < DW ≤ +2)
(c) Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas -2
(DW > -2)
3. Uji Hipotesis
a. Uji F (simultan)
Uji F digunakan untuk menguji ketepatan model (goodnes of
fit). Uji F ini juga sering disebut uji simultan, untuk menguji apakah
61
variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan
perunbahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk
menyimpulkan apakah model termasuk dalam kategori cocok (fit)
atau tidak, kita harus membandingkan nilai FHitung dengan nilai FTabel
dengan derajat bebas: df: α;(k-1),(n-k) (Suliyanto, 2011:62).
Pada penelitian ini selang kepercayaan (confidence level) yang
digunakan sesuai pada umumnya yaitu sebesar 95% sehingga nilai α
yang dimiliki sebesar 0,05 (α=5%).
Untuk menghitung besarnya nilai FHitung digunakan formula
berikut:
F =R2 (k − 1)⁄
1 − R2 (n − k)⁄
Keterangan:
F = nilai Fhitung
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel
n = jumlah pengamatan (jumlah sampel)
Uji F dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima yaitu variabel-variabel
bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
62
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak yaitu variabel-variabel
bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel
terikat.
Selain dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
untuk mengetahui hasil uji F juga dapat diketahui dengan melihat
nilai signifikansi dari hasil uji F (α=5%). Apabila hasil uji F
memiliki sig ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model
dinyatakan cocok (fit) sehingga variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat secara simultan.
b. Uji t (parsial)
Uji t (parsial) merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui apakah koefisien regresi (dari masing-masing variabel
bebas) signifikan atau tidak. Sebelum melakukan pegujian biasanya
dibuat hipotesis terlebih dahulu yang lazimnya berbentuk:
H0: β = 0
H1: β ≠ 0
Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan
pengujian terhadap β (koefisien regresi) apakah sama dengan nol
yang berarti tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat atau tidak sama dengan nol yang berarti mempunyai pengarih
signifikan (Nachrowi 2008:24).
Nilai tHitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung atau
63
tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika tHitung
variabel tersebut lebih besar dibandingkan dengan nila tTabel begitu
juga sebaliknya.
Dalam pengujian ini digunakan uji t satu ujung (one tail) karena
hipotesis yang dirumuskan sudah menunjukan arah yaitu positif atau
negatif. Jika menggunakan satu ujung maka df: α,(n-k). Akan tetapi
jika meggunakan dua ujung maka derajat bebasnya adalah df: α⁄2,(n-
k) (Suliyanto, 2011:62).
Pada penelitian ini selang kepercayaan (confidence level) yang
digunakan sesuai pada umumnya yaitu sebesar 95% sehingga nilai α
yang dimiliki sebesar 0,05 (α=5%).
Untuk menghitung besarnya nilai tHitung digunakan rumus
sebagai berikut:
ti =bj
Sbj
Keterangan:
t = nilai tHitung
bj = koefisien regresi
Sbj = kesalahan baku koefisien regresi
Uji t ini dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika tHitung ≤ tTabel maka H0 diterima yaitu variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
64
2) Jika tHitung > tTabel maka H0 ditolak yang berarti variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Selain dengan cara membandingkan nilai tHitung dengan tTabel
untuk mengetahui hasil uji t juga dapat diketahui dengan melihat
nilai signifikansi dari hasil uji t (α=5%). Apabila hasil uji t memiliki
sig ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial akan tetapi
apabila uji t memiliki sig ≥ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat secara
parsial.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 dilakukan untuk menilai seberapa besar kemampuan
variabel bebas menjelaskan variabel-variabel terikat. Uji R2 pada
intinya mengatur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Dimana R2 nilainya berkisar
antara 0 < R2 < 1 semakin besar R2 maka variabel bebas semakin
dekat hubungannya dengan variabel terikat, dengan kata lain model
tersebut dianggap baik.
Nilai R2 berkisar hampir 1 yang artinya semakin kuat
kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat.
Sebaliknya jika nilai R2 semakin mendekati nilai 0 berarti semakin
65
lemah kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan fluktuasi
variabel terikat (Ghozali 2012: 83).
Bila R2= 0 artinya variasi dari variabel terikat (Y) tidak dapat
diterangkan oleh variabel bebas (X) sama sekali. Sementara bila R2=
1 maka semua titik pengamatan berada pada garis regresi (Nachrowi,
2008:21)
Formula untuk menghitung koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
R2 =Σ(Y − Y)2
Σ(Y − Y)2
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
(Y − Y)2 = kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi
(Y − Y)2 = kuadrat selisih nilai Y rill dengn nilai Y rata - rata
Koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan, yaitu bias
terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan dalam model regresi
dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah
pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun
variabel yang dimasukan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi
kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang
telah disesuaikan, Adjusted R square (R2adj).
66
Koefisien determinasi yang telah disesuaikan (R2adj) berarti
bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukan jumlah
variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan
koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien
determinassi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya
penambahan variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:60).
Formula yang dipakai untuk menghitung koefisien determinasi
yang disesuaikan (R2adj) adalah:
Radj2 = R2 −
P(1 − R2)
N − P − 1
Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
N = ukuran sampel
P = jumlah variabel bebas
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel bebas yang akan digunakan yaitu:
Dana Pihak Ketiga (X1) yang merupakan proksi dari simpanan nasabah,
Capital Adequacy Ratio (X2) yang merupakan proksi dari kecukupan modal,
Loan to Deposit Ratio (X3 yang merupakan proksi dari penyaluran kredit, dan
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X4) yang merupakan
proksi dari efisiensi operasi. Sementara variabel terikat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return of Assets (Y) yang mewakili indikator
profitabilitas.
67
Operasional variabel akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Dana Pihak Ketiga (X1)
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakam sumber dana yang berasal
dari masyarakat yang didapat melalui tabungan, simpanan berjangka
(deposito berjangka dan sertifikat deposito), dan simpanan. Dalam
penelitian ini data variabel DPK yang digunakan berasal dari halaman
kegiatan usaha bank persero yang terdapat pada tabel bank umum
pada SPI. Data yang digunakan berbentuk nominal dalam satuan
triliun rupiah.
2. Capital Adequacy Ratio (X2)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan
modal bank yang didapat dengan cara membagi antara modal bank
dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Dalam
penelitian ini variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) yang digunakan
berasal dari halaman kinerja bank persero yang terdapat pada tabel
bank umum pada SPI. Data yang digunakan berbentuk persentase (%).
CAR =Modal bank (modal inti + modal pelengkap)
ATMR × 100%
3. Loan to Deposit Ratio (X3)
Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio likuiditas bank yang
digunakan untuk mengukur banyaknya kredit yang disalurkan
dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga. Dalam penelitian ini
68
variabel LDR yang digunakan berasal dari halaman kinerja bank
persero yang terdapat pada tabel bank umum pada SPI. Data yang
digunakan berbentuk persentase (%).
LDR =Kredit yang Disalurkan
Dana Pihak Ketiga× 100%
4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X4)
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
merupakan rasio yang mengukur efisiensi operasi dengan cara
membagi jumlah beban operasional bank dengan pendapatan
operasional bank. Dalam penelitian ini variabel BOPO yang
digunakan berasal dari halaman kinerja bank persero yang terdapat
pada tabel bank umum pada SPI. Data yang digunakan berbentuk
persentase (%).
BOPO =Beban Operasional
Pendapatan Operasional × 100%
5. Return On Assets (Y)
Return on Assets adalah rasio yang mengukur profitabilitas bank
yang merupakan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.
Untuk menghitung ROA dapat dilakukan dengan cara membagi laba
sebelum pajak terhadap total aset. Dalam penelitian ini variabel ROA
yang digunakan berasal dari halaman kinerja bank persero yang
69
terdapat pada tabel bank umum pada SPI. Data yang digunakan
berbentuk persentase (%).
ROA =Laba Sebelum Pajak
Total Aset× 100%
70
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bank persero atau yang lebih sering dikenal dengan Bank BUMN adalah
bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Pada
awalnya bank persero didirikan dengan Undang-Undang tersendiri dimana
pembagian tugas untuk masing-masing bank berbeda-beda. Namun dalam
kegiatan operasionalnya bank persero tetap tunduk pada undang-undang
tentang perbankan.
Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya
menjadi hanya 4 bank. Langkah ini dilakukan sebagai akibat dari
restrukturisasi yang dilakukan oleh pemerintah di awal dekade 2000-an
sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Komposisi kepemilikan bank
persero juga ikut mengalami perubahan, dimana saham bank-bank persero
tidak lagi sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah. Beberapa bank persero telah
menjadi bank publik melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar
modal antara lain. Bank Persero yang menjadi objek dalam penelitian ini
antara lain: Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
Indonesia (BNI) 46, dan Bank Tabungan Negara (BTN)
1. Bank Mandiri
Bank Mandiri didirikan pada 2 oktober 1998, sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
71
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu: bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Bank Pembangunan Indonesia yang dilebur menjadi Bank Mandiri.
Setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu bank Mandiri menutup 194 kantor
cabang yang paling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari
jumlah gabungan 26.600 karyawan menjadi 17.620 karyawan.
Pada tahun 2012 Bank Mandiri memperkerjakan 30.762 karyawan
dan mengoperasikan 1.810 cabang diseluruh Indonesia dan 7 cabang di
mancanegara. Selain itu bank mandiri telah memilliki lebih dari
180.000 Electronic Data Capture (EDC) dan terhubung dengan
jaringan Mandiri Mobile, Internet Banking, SMS Banking and Call
Center 14000. Saat ini Bank Mandiri telah didukuh oleh unit syariah,
pasar modal, lembaga pembiayaan dan asuransi jiwa yang membuat
Bank Madiri menjadi bank dengan aset terbesar di Indonesia dengan
total aset 561,1 triliun rupiah.
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia didirikan di Purwokerto,
Jawa tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandssche Hoofden yang
artinya adalah Bank Bantuan dan Simpanan Milki Kaum Priyayi
purwokerto. Suatu lemabaga keuangan yang melayani orang-orang
72
kebangsaan Indonesia (Pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16
desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Berdasarkan Undang-Undang No.14 tahun 1967 tentang Undang-
Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No.13 tahun 1968
tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan
fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara
Indonesia Unit II bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-
masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank
Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang
No.21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai
bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasrkan Undang-Undang Perbankan
No.7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No.21 tahun 1992 status
BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilkian BRI saat itu
masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun
2003, pemerintah Indonesia memeutuskan untuk menjual 30% saham
bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Yang masih digunakan sampai
saat ini.
BRI sampai saat ini memfokuskan diri untuk melakukan pelayanan
kepada masyarakat kecil seperti memberikan fasilitas kredit kepada
golongan usaha kecil. Kini BRI memiliki unit kerja yang berjumlah
4.447 buah dan kantor cabang khusus di New York, Cayman Island,
73
dan Hongkong. Selain itu BRI telah terhubung dengan jaringan Mobile
Banking, Internet Banking, SMS Banking, Call Center 14017 dan unit
syariah. BRI merupakan bank dengan aset terbesar kedua di Indoensia
dengan total aset 547,5 triliun rupiah dan telah mempekerjakan lebih
dari 40.000 karyawan.
3. Bank Negara Indonesia (BNI) 46
Berdiri sejak 1946, BNI 46 yang dahulu dikenal sebagai Bank
Negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan dimilki
oleh pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan
alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan pemerintah
Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia. Pada malam
menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai
Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada
tanggal 5 juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik
setelah keberhasilan mengarungi masa-masa sulit. Sebutan Bank BNI
dipersingkat menjadi BNI sedangkan tahun pendirian ‘46’ digunakan
dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank
nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
74
Saat ini BNI 46 memperkerjakan 23.639 karyawan yang meliputi
1.364 cabang diseluruh Indonesia dan 6.227 unit ATM. Selain itu BNI
telah memiliki 5 cabang mancanegara yang berada di New York,
Hongkong, dan Singapura. Selain itu BNI 46 telah terhubung dengan
jaringan Mobile Banking, Internet Banking, SMS Banking, Call Center
500046, unit syariah dan program dana pensiun. Saat ini BNI 46
merupakan bank dengan aset terbesar keempat di Indoensia dengan
total aset 248,6 triliun rupiah.
4. Bank Tabungan Negara (BTN)
Pada tahun 1897 dengan pendirian perseroan yang didirikan
dengan nama Postspaar Bank. Pada masa pendudukan jepang di
Indonesia kegiatan bank ini dibekukan dan digantikan dengan Tyokin
Kyoku. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, bank ini diambil
alih oleh pemerintah Indonesia dan diubah menjadi kantor tabungan
pos. Lalu pada tahun 1950 namanya diubah menjadi Bank Tabungan
Pos (Undang-Undang darurat tahun 1950). Pada tahun 1963 nama Bank
Tabungan Pos diubah menjadi Bank Tabungan Negara atau BTN sesuai
dengan Perpu No.4 tahun 1963 dan Undang-Undang No.4 tahun 1964.
Pada tahun 1968 BTN menjadi bank milik Negara sesuai degan
Undang-Undang No.20 tahun 1968. Tahun 1989 Bank BTN beroperasi
sebagai bank umum dan mulai menerbitkan obligasi. Tahun 1992 status
hukum BTN menjadi perusahaan perseroan dan 2 tahun setelahnya
75
mendapat izin sebagai bank devisa. Pada tahun 2000 BTN ikut dalam
program rekapitulasi.
Pada tahun 2002 Bank BTN sebagai bank umum dengan fokus
pinjaman tanpa subsidi untuk perumahan. Saat ini BTN telah memiliki
659 cabang kantor konvensional, 50 cabang kantor syariah, 9 kantor
layanan prioritas, dan 1.227 mesin ATM dengan total aset 89,2 triliun
rupiah. Selain itu BTN telah bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
dengan jumlah outlet 2.922 jaringan kantor pos online di seluruh
Indonesia.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah gambaran umum variabel penelitian
berdasarkan data observasi. Data yang dideskripsikan berupa satuan
kuantitatif dengan analisis statistik yang disusun pada tabel. Tabel
deskriptif berisi informasi data observasi variabel dari masing – masing
sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi: ROA (Return
On Assets) sebagai variabel terikat serta DPK (Dana Pihak Ketiga), CAR
(Capital Adequacy Ratio), LDR (Loan to Deposit Ratio) dan BOPO
(Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) sebagai variabel
bebas.
76
a. Analisis Deskriptif Return On Assets (ROA)
Tabel 4.1
ROA Bank Persero (Dalam %)
Periode 2009 - 2012
sumber: data diolah
Dari tabel diatas pada tahun 2009 didapat nilai rata – rata
ROA sebesar 2,38% sementara nilai ROA tertinggi sebesar
3,92% diraih BRI pada triwulan pertama dan nilai ROA
terendah sebesar 1,26% terjadi pada BTN di triwulan kedua.
Sementara pada tahun 2010 didapat nilai rata – rata nilai ROA
sebesar 2,90% atau meningkat 0,52% dibanding tahun
sebelumnya. Sementara nilai ROA tertinggi sebesar 2,90%
Bank Triwulan Tahun
2009 2010 2011 2012
Bank Mandiri
(BMRI)
I 2,46 2,93 4,55 3,25
II 2,67 2,93 3,66 3,35
III 2,87 3,06 3,52 3,47
IV 3,13 3,50 3,37 3,55
Bank Rakyat
Indonesia
(BBRI)
I 3,92 3,71 4,41 5,11
II 3,61 3,51 4,44 4,87
III 3,47 3,65 4,67 4,87
IV 3,73 4,64 4,93 5,15
Bank Negara
Indonesia 46
(BBNI)
I 1,91 2,51 2,82 2,76
II 1,62 2,34 3,05 2,81
III 1,57 2,61 2,96 2,81
IV 1,72 2,49 2,94 2,92
Bank Tabungan
Negara
(BBTN)
I 1,35 2,32 1,93 1,99
II 1,26 2,02 1,82 1,98
III 1,33 2,10 1,77 2,01
IV 1,47 2,05 2,03 1,94
Rata - Rata 2,38 2,90 3,30 3,30
Tertinggi 3,92 4,64 4,93 5,15
Terendah 1,26 2,02 1,77 1,94
77
dicapai oleh BRI pada triwulan keempat dan nilai ROA
terendah sebesar 2,02% terjadi pada BTN pada triwulan kedua.
Pada tahun 2011 didapat nilai rata – rata ROA sebesar
3,30% atau meningkat 0,4% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara nilai ROA tertinggi sebesar 4,93% diraih BRI pada
triwulan keempat dan nilai ROA terendah sebesar 1,77%
terjadi pada BTN di triwulan ketiga. Sementara pada tahun
2012 didapat nilai rata – rata nilai ROA sebesar 3,30% yang
nilainya sama dibanding tahun sebelumnya. Sementara nilai
ROA tertinggi sebesar 5,15% dicapai oleh BRI pada triwulan
keempat dan nilai ROA terendah sebesar 1,94% terjadi pada
BTN pada triwulan keempat.
b. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dari tabel DPK pada tahun 2009 didapat nominal rata –
rata DPK sebesar 175,72 triliun rupiah sementara nominal
DPK tertinggi sebesar 299,72 triliun rupiah diraih BMRI pada
triwulan keempat dan nominal DPK terendah sebesar 32,24
triliun rupiah terjadi pada BTN di triwulan pertama. Sementara
pada tahun 2010 didapat nilai rata – rata nominal DPK sebesar
199,66 triliun rupiah atau meningkat 23,94 triliun rupiah
dibanding tahun sebelumnya. Sementara nominal DPK
tertinggi sebesar 332,72 triliun rupiah dicapai oleh BMRI
78
pada triwulan keempat dan nominal DPK terendah sebesar
36,41 triliun rupiah terjadi pada BTN pada triwulan pertama.
Tabel 4.2
DPK Bank Persero (Dalam Triliun Rupiah)
Periode 2009 – 2012
sumber: data diolah
Pada tahun 2011 didapat nominal rata – rata DPK sebesar
227,72 triliun rupiah atau meningkat 28,05 triliun rupiah
dibanding tahun sebelumnya. Sementara nominal DPK
tertinggi sebesar 380,23 triliun rupiah diraih BMRI pada
triwulan keempat dan nominal DPK terendah sebesar 46,11
triliun rupiah terjadi pada BTN di triwulan pertama. Sementara
pada tahun 2012 didapat nominal rata – rata DPK sebesar
Bank Triwulan Tahun
2009 2010 2011 2012
Bank Mandiri
(BMRI)
I 255,98 299,72 324,16 360,73
II 270,04 302,10 328,40 375,04
III 283,98 295,87 338,07 248,59
IV 299,72 332,72 380,23 435,45
Bank Rakyat
Indonesia
(BBRI)
I 203,10 241,49 290,57 336,96
II 216,34 256,05 294,62 371,14
III 220,08 257,01 309,71 373,13
IV 254,11 328,55 372,14 436,09
Bank Negara
Indonesia 46
(BBNI)
I 162,14 170,90 183,82 214,22
II 164,21 180,19 194,95 235,72
III 160,03 179,02 198,63 231,51
IV 184,59 189,37 224,75 248,99
Bank
Tabungan
Negara
(BBTN)
I 32,24 36,41 46,11 60,70
II 33,36 38,45 48,25 62,40
III 32,61 41,41 50,32 65,55
IV 38,95 45,33 58,65 75,78
Rata - Rata 175,72 199,66 227,71 258,25
Tertinggi 299,72 332,72 380,23 436,09
Terendah 32,24 36,41 46,11 60,70
79
258,25 triliun rupiah atau meningkat 30,54 triliun rupiah
dibanding tahun sebelumnya. Sementara nominal DPK
tertinggi sebesar 436,09 triliun rupiah dicapai oleh BRI pada
triwulan keempat dan nominal DPK terendah sebesar 60,70
triliun rupiah terjadi pada BTN pada triwulan pertama.
c. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Tabel 4.3
CAR Bank Persero (Dalam %)
Periode 2009 - 2012
sumber: Bank Indonesia (data diolah)
Dari tabel diatas pada tahun 2009 didapat nilai rata – rata
CAR sebesar 15,15% sementara nilai CAR tertinggi sebesar
21,49% diraih BTN pada triwulan keempat dan nilai CAR
Bank Triwulan Tahun
2009 2010 2011 2012
Bank Mandiri
(BMRI)
I 15,30 15,96 18,54 17,54
II 14,02 14,50 16,65 16,15
III 14,14 13,25 16,13 16,08
IV 15,43 13,36 15,34 15,48
Bank Rakyat
Indonesia
(BBRI)
I 14,91 15,44 15,62 17,36
II 14,60 14,11 14,79 16,00
III 13,50 13,36 14,84 15,95
IV 13,20 13,76 14,96 16,95
Bank Negara
Indonesia 46
(BBNI)
I 15,00 13,09 18,36 18,11
II 14,30 13,32 17,34 16,76
III 15,51 12,02 16,65 17,05
IV 13,78 18,63 17,63 16,67
Bank Tabungan
Negara
(BBTN)
I 16,68 20,43 17,13 16,89
II 15,59 18,99 15,85 15,59
III 15,00 17,22 15,46 15,22
IV 21,49 16,74 15,03 17,69
Rata - Rata 15,15 15,26 16,27 16,59
Tertinggi 21,49 20,43 18,54 18,11
Terendah 13,20 12,02 14,79 15,22
80
terendah sebesar 13,02% terjadi pada BRI di triwulan
keempat. Sementara pada tahun 2010 didapat nilai rata – rata
nilai CAR sebesar 15,26% atau meningkat 0,11% dibanding
tahun sebelumnya. Sementara nilai CAR tertinggi sebesar
20,43% dicapai oleh BTN pada triwulan pertama dan nilai
CAR terendah sebesar 12,02% terjadi pada BNI pada triwulan
ketiga.
Pada tahun 2011 didapat nilai rata – rata CAR sebesar
16,27% atau meningkat 1,01% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara nilai CAR tertinggi sebesar 18,54% diraih BMRI
pada triwulan pertama dan nilai CAR terendah sebesar 14,79%
terjadi pada BRI di triwulan kedua. Sementara pada tahun
2012 didapat nilai rata – rata nilai CAR sebesar 16,59% atau
meningkat 0,32% dibanding tahun sebelumnya. Sementara
nilai CAR tertinggi sebesar 18,11% dicapai oleh BNI pada
triwulan pertama dan nilai CAR terendah sebesar 15,22%
terjadi pada BTN pada triwulan ketiga.
.
d. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dari tabel LDR pada tahun 2009 didapat nilai rata – rata
sebesar 79,74% sementara nilai LDR tertinggi sebesar
113,08% diraih BTN pada triwulan ketiga dan nilai LDR
terendah sebesar 59,15% terjadi pada BRI di triwulan
81
keempat. Sementara pada tahun 2010 didapat nilai rata – rata
nilai LDR sebesar 82,99% atau meningkat 3,35% dibanding
tahun sebelumnya. Sementara nilai LDR tertinggi sebesar
116,29% dicapai oleh BTN pada triwulan kedua dan nilai LDR
terendah sebesar 61,89% terjadi pada BMRI pada triwulan
pertama.
Tabel 4.4
LDR Bank Persero (Dalam %)
Periode 2009 - 2012
sumber: data diolah
Pada tahun 2011 didapat nilai rata – rata LDR sebesar
85,28% atau meningkat 2,29% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara nilai LDR tertinggi sebesar 112,27% diraih BTN
pada triwulan ketiga dan nilai LDR terendah sebesar 67,93%
Bank Triwulan Tahun
2009 2010 2011 2012
Bank
Mandiri
(BMRI)
I 61,79 61,89 67,93 78,97
II 60,23 64,22 73,43 81,42
III 60,43 69,62 76,25 82,23
IV 59,15 65,44 71,65 77,66
Bank Rakyat
Indonesia
(BBRI)
I 81,35 86,53 85,75 84,03
II 85,33 88,26 90,22 82,13
III 87,35 88,98 89,06 85,23
IV 80,88 75,17 76,20 79,85
Bank Negara
Indonesia 46
(BBNI)
I 68,76 67,23 73,27 74,36
II 70,97 68,21 76,08 73,61
III 74,60 68,64 78,29 76,82
IV 64,06 70,15 70,37 77,52
Bank
Tabungan
Negara
(BBTN)
I 101,96 114,11 110,33 102,77
II 104,66 116,29 110,79 108,30
III 113,08 114,63 112,27 110,44
IV 101,29 108,42 102,56 100,90
Rata - Rata 79,74 82,99 85,28 86,02
Tertinggi 113,08 116,29 112,27 110,44
Terendah 59,15 61,89 67,93 73,61
82
terjadi pada BMRI di triwulan pertama. Sementara pada tahun
2012 didapat nilai rata – rata nilai LDR sebesar 110,44% atau
meningkat 0,74% dibanding tahun sebelumnya. Sementara
nilai LDR tertinggi sebesar 110,44% dicapai oleh BTN pada
triwulan ketiga dan nilai LDR terendah sebesar 73,61% terjadi
pada BNI pada triwulan kedua.
e. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Tabel 4.5
BOPO Bank Persero (Dalam %)
Periode 2009 – 2012
sumber: data diolah
Dari tabel BOPO pada tahun 2009 didapat nilai rata – rata
sebesar 81,72% sementara nilai BOPO tertinggi sebesar
Bank Triwulan Tahun
2009 2010 2011 2012
Bank
Mandiri
(BMRI)
I 78,76 69,59 58,31 65,82
II 75,92 70,67 64,79 64,60
III 74,01 70,16 65,33 63,56
IV 70,72 66,43 67,22 63,93
Bank Rakyat
Indonesia
(BBRI)
I 74,00 70,78 69,12 61,31
II 78,64 73,70 69,44 61,81
III 78,85 73,63 67,93 61,76
IV 77,66 70,86 66,69 59,93
Bank Negara
Indonesia 46
(BBNI)
I 84,96 77,08 70,50 72,56
II 86,74 78,03 70,17 72,13
III 86,58 75,80 72,89 71,98
IV 84,86 75,99 72,58 70,99
Bank
Tabungan
Negara
(BBTN)
I 88,79 82,38 82,91 81,18
II 89,59 83,97 83,90 80,54
III 89,22 83,03 84,14 80,26
IV 88,29 82,39 81,75 80,74
Rata - Rata 81.72 75.28 71.73 69.57
Tertinggi 89.59 83.97 84.14 81.18
Terendah 70.72 66.43 58.31 59.93
83
89,59% diraih BTN pada triwulan kedua dan nilai BOPO
terendah sebesar 70,72% terjadi pada BMRI di triwulan
keempat. Sementara pada tahun 2010 didapat nilai rata – rata
nilai BOPO sebesar 75,28% atau menurun 6,44% dibanding
tahun sebelumnya. Sementara nilai BOPO tertinggi sebesar
83,97% dicapai oleh BTN pada triwulan kedua dan nilai
BOPO terendah sebesar 66,43% terjadi pada BMRI pada
triwulan keempat.
Pada tahun 2011 didapat nilai rata – rata BOPO sebesar
71,73% atau menurun 3,55% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara nilai BOPO tertinggi sebesar 84,14% diraih BTN
pada triwulan ketiga dan nilai BOPO terendah sebesar 58,31%
terjadi pada BMRI di triwulan pertama. Sementara pada tahun
2012 didapat nilai rata – rata nilai BOPO sebesar 69,57% atau
menurun 2,16% dibanding tahun sebelumnya. Sementara nilai
BOPO tertinggi sebesar 81,18% dicapai oleh BTN pada
triwulan pertama dan nilai BOPO terendah sebesar 59,93%
terjadi pada BRI pada triwulan keempat.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan
menggunakan metode grafis berdasarkan Histogram dan P-Plot serta
84
uji statistik yang dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
yng berdasarkan analisis non-parametric test K-S pada software
SPSS.
1) Analisis Grafik
Gambar 4.1
Grafik P-Plot
sumber: output SPSS21
Dari gambar grafik normal probability plot (P-Plot) diatas
dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar disekitar garis
diagonal sehingga dapat disimpulkan melalui analisis grafik P-
Plot bahwa nilai residual yang telah terstandarisasi memiliki
distribusi normal, dengan kata lain memenuhi asumsi
normalitas.
85
Gambar 4.2
Grafik Histogram
sumber: output SPSS 21
Berdasarkan tampilan grafik histogram diatas terlihat
bahwa kurva grafik membentuk lonceng (bell-shaped curve)
yang seimbang pada kedua sisinya sehingga berdasarkan
analisis grafik Histogram, asumsi normalitas telah terpenuhi.
2) Uji Kolmogorov-Smirnov
Selain menggunakan analisis grafik, dalam penelitian ini
juga dilakukan metode statistik untuk menguji asumsi
normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-
S). Hal ini bertujuan untuk menghindari penilaian subjektif
dalam menguji normalitas data dalam penelitian.
86
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
sumber: output SPSS 21
Berdasarkan hasil metode uji K-S diatas diketahui nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,930 dan lebih besar daripada
α=5%. Hal ini berarti bahwa data memiliki distribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
Partial Correlation
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .96773340
Most Extreme Differences
Absolute .068
Positive .068
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .543
Asymp. Sig. (2-tailed) .930
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Correlations
Zero-order Partial Part
1 (Constant)
LN_DPK .774 .522 .234
LN_CAR -.125 -.158 -.061
LN_LDR -.304 .595 .283
LN_BOPO -.866 -.468 -.202
a. Dependent Variable: roa
87
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .924a .854 .844 .41101
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
b. Dependent Variable: roa
sumber: output SPSS 21
Berdasarkan hasil kolom correlation, diketahui besarnya
partial correlation pada jangkauan -0,468 sampai 0,595.
Sementara besarnya RSquare (R2) sebesar 0,854. Berarti dapat
disimpulkan bahwa model tidak mengandung masalah
multikolinieritas karena nilai partial correlation lebih kecil
daripada nilai R2.
c. Uji Heteroskedastisitas
1) Analisis Grafik Scatterplot
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
88
Berdasarkan grafik scatterplot dapat terlihat bahwa titik
menyebar pada nilai 0 sumbu horizontal (regression standardized
predicted value) dan pada nilai 0 sumbu vertical (regression
studentized residual) serta menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola tertentu. Dari hasil analisis grafik scatterplot
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
2) Uji Park
Metode statistik yang dilakukan dalam mendeteksi gejala
heteroskedastisitas menggunakan uji Park dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Park
sumber: Output SPSS 21
Dari hasil uji Park diatas diketahui bahwa nilai signifikansi dari
masing – masing variabel bebas berkisar pada 11,8% - 44,4%. Hal ini
berarti seluruh variabel bebas tidak signifikan pada tingkat α=5%
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) -1.840 .071
LN_DPK 1.581 .119
LN_CAR .770 .444
LN_LDR 1.537 .130
LN_BOPO 1.588 .118
a. Dependent Variable: LN_U2
89
sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, dalam model
regresi tidak boleh terjadi masalah autokorelasi. Oleh karena itu dalam
penelitian ini dilakukan uji autokorelasi menggunakan metode uji
Durbin-Watson (D-W). Apabila Nilai Durbin-Watson yang berada
pada kriteria -2 < DW ≤ +2 berarti tidak terdapat masalah autokorelasi
pada model regresi, sebaliknya apabila nilai Durbin-Watson berada
diluar kriteria -2 < DW ≤ +2 maka terdapat masalah autokorelasi pada
model regresi. Hasil pengujian autokorelasi sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson
sumber: Output SPSS 21
Dari hasil output uji Durbin-Watson diatas diketahui besarnya nilai
D-W hitung sebesar 0,749 yang berada diantara -2 dan +2, maka dapat
disimpulkan data dalam penelitian ini tidak terdapat masalah
autokorelasi.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .924a .854 .844 .41101 .749
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
b. Dependent Variable: roa
90
3. Analisis Model Regresi Linier Berganda
Tabel 4.10
Hasil Analisis Model Regresi Berganda
sumber: output SPSS 21
Dari tabel hasil output analisis model regresi berganda diatas dapat
dijelaskan hubungan antara masing – masing variabel bebas dengan
variabel terikat sebagai berikut:
Dari model regresi linier berganda diatas diperoleh hasil konstanta
sebesar 6,814 berarti jika variabel DPK, CAR, LDR, dan BOPO
diasumsikan 0 maka ROA akan sebesar 6,814%. Sementara koefisien
regresi pada variabel DPK sebesar 0,987 berarti jika DPK naik setiap 1
triliun rupiah maka akan terjadi peningkatann ROA sebesar 0,987% jika
variabel lain bersifat konstan. Koefisien regresi pada variabel CAR sebesar
-0,709 berarti jika CAR naik setiap 1% maka akan terjadi penurunan ROA
sebesar 0,709% jika variabel lain bersifat konstan.
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.814 8.061 .845 .401
LN_DPK .987 .210 .761 4.699 .000
LN_CAR -.709 .575 -.077 -1.232 .223
LN_LDR 2.836 .498 .521 5.692 .000
LN_BOPO -4.517 1.110 -.478 -4.070 .000
a. Dependent Variable: roa
ROA = 6,814 + 0,987 DPK - 0,709 CAR + 2,836 LDR - 4,517 BOPO
91
Koefisien regresi pada variabel LDR sebesar 2,836 berarti jika LDR
naik setiap 1% maka akan terjadi peningkatan ROA sebesar 2,836% jika
variabel lain bersifat konstan. Sementara koefisien regresi pada variabel
BOPO sebesar -4,517 berarti jika BOPO naik setiap 1% maka akan terjadi
penurunan ROA sebesar -4,517% jika variabel lain bersifat konstan.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F
Pengujian hipotesis uji F (simultan) dilakukan untuk menganalisa
kecocokan (fit) pada model regresi sehingga dapat dapat disimpulkan
apakah variabel bebas yang diteliti berpengaruh terhadap variabel
terikat secara simultan. Hasil uji F (simultan) dapat diketahui dengan
membandingkan antara nilai FHitung dengan nilai FTabel ataupun dengan
melihat tingkat signifikansi pada tabel ANOVA.
Untuk mengetahui nilai FTabel dilihat berdasarkan nilai derajat
bebas (degree of freedom) df1 = (k-1), df2 = (n-k) pada tabel F dengan
α= 5% (lihat lampiran). Pada penelitian ini menggunakan variabel (k)
sebanyak 5 buah dan jumlah data observasi (n) sebanyak 48 buah
sehingga didapat nilai FTabel sebagai berikut:
FTabel = {α; df1= (k-1), df2= (n-k)}
= {5%; df1= (5-1), df2= (48-5)}
= 0,05; 4 , 43
= 2,59
92
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya jika nilai
FHitung ≤ FTabel, maka H0 diterima yaitu variabel-variabel bebas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat, sedangkan jika
FHitung > FTabel, maka H0 ditolak yaitu variabel-variabel bebas secara
simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Melalui software SPSS
21 didapat hasil FHitung sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 58.336 4 14.584 86.333 .000b
Residual 9.967 59 .169
Total 68.302 63
a. Dependent Variable: roa
b. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
sumber: output SPSS 21
Berdasarkan output tabel ANOVA diatas nilai FHitung adalah 86,333
sedangkan nilai FTabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar 2,59.
Karena nilai FHitung > FTabel maka hipotesis H0 ditolak dengan kata lain
variabel-variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel
terikat.
Kesimpulan ini juga diperkuat dengan melihat tingkat signifikansi
dari hasil tabel ANOVA (α=5%). Pada hasil tabel ANOVA diatas
memiliki tingkat sig sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi sig ≥
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model dinyatakan cocok (fit)
sehingga disimpulkan variabel bebas secara simultan berpengaruh
terhadap variabel terikat yang diteliti.
93
b. Uji t (parsial)
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya jika nilai
tHitung ≤ tTabel maka H0 diterima yaitu variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan jika tHitung > tTabel maka
H0 ditolak yang berarti variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat
Untuk mengetahui nilai tTabel dilihat berdasarkan nilai derajat bebas
(degree of freedom) df= (n-k) dan α. Pada penelitian ini menggunakan
variabel (k) sebanyak 5 buah dan jumlah data observasi (n) sebanyak
48 buah sehingga didapat nilai tTabel sebagai berikut:
tTabel = α;(n-k)
= 5%; (48-5)
= 0,05; 43
= 1.68107
Tabel 4.12
Hasil Uji t
sumber: output SPSS 21
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.814 8.061 .845 .401
LN_DPK .987 .210 .761 4.699 .000
LN_CAR -.709 .575 -.077 -1.232 .223
LN_LDR 2.836 .498 .521 5.692 .000
LN_BOPO -4.517 1.110 -.478 -4.070 .000
a. Dependent Variable: roa
94
Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Return On Assets
(ROA)
Berdasarkan tabel Coefficients variabel DPK memiliki
hubungan positif terhadap Return On Assets (ROA). Nilai tHitung
variabel DPK yang dihasilkan pada tabel Coefficients sebesar
4,699 sedangkan nilai tTabel yang telah diketahui sebelumnya
sebesar 1,68107. Karena nilai tHitung > tTabel maka hipotesis H0
ditolak dengan kata lain variabel DPK secara parsial
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel
Coefficients dimana variabel DPK signifikan pada α= 5%
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel DPK terhadap variabel terikat. Hasil tersebut
sesuai dengan hipotesis alternatif pertama (H1) yang
menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Sudiyanto (2010) yang
meneliti menyertakan variabel DPK dan menggunakan data
time series pada sampel bank yang listing di BEI dan
menyimpulkan Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh
95
signifikan terhadap profitabilitas bank. Sementara Nasution
(2011) yang melakukan penelitian terhadap bank persero di
Indonesia juga menghasilkan temuan bahwa Dana Pihak Ketiga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak simpanan
nasabah yang dihimpun bank persero maka akan meningkatkan
kegiatan usaha bank untuk memperoleh profitabilitasnya.
Sehingga bank diharapkan mampu mendorong nasabah untuk
meningkatkan simpanannya agar dapat memaksimalkan
profitabilitasnya dengan menjaga spread antara bunga
simpanan dan bunga kredit serta menjaga agar dana tidak idle.
Dengan semakin banyak dana yang dapat dihimpun melalui
dana pihak ketiga maka bank dapat menambah kredit atau
kegiatan usaha lainnya yang dapat mendatangkan profitabilitas
yang lebih besar bagi bank. Oleh karena itu bank dituntut kreatif
untuk mengembangkan produk – produk yang menarik dan
sesuai dengan kebutuhan nasabah guna menambah dana pihak
ketiga yang dihimpun oleh bank.
2) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On
Assets (ROA)
Berdasarkan tabel Coefficients variabel CAR memiliki
hubungan negatif terhadap variabel terikat. Nilai tHitung variabel
96
CAR yang dihasilkan pada tabel Coefficients sebesar -1,232
sedangkan nilai tTabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar
1,68107. Karena nilai tHitung < tTabel maka hipotesis H0 diterima
dengan kata lain variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel
Coefficients dimana variabel CAR tidak signifikan pada α= 5%
sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel CAR terhadap variabel terikat. Hasil
tersebut tidak sesuai dengan hipotesis alternatif kedua (H2) yang
menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets
(ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Christi (2012) yang meneliti
tentang analisis faktor yang mempengaruhi ROA pada bank
yang listing di BEI dan menyimpulkan bahwa variabel CAR
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank.
Sementara Maula (2012) yang melakukan penelitian terhadap
bank devisa di Indonesia juga menghasilkan temuan bahwa
Capital Adequacy Ratio memililiki hubungan negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas bank.
97
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Mawardi (2004), Maula (2012) dan Christi
(2012). Hal ini diduga bahwa bank sebagai intermediary
institution yang kegiatan usaha utamanya menghimpun dana
dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito serta menyalurkan
kembali dalam bentuk kredit. Sehingga besar kecilnya
keuntungan yang diperoleh berdasarkan besar – kecilnya dana
yang berhasil dihimpun dan disalurkan kembali untuk
mendapatkan spread, bukan seperti kegiatan usaha non bank
yang sangat mengandalkan capital yang dimiliki untuk
memperoleh keuntungan.
Selain itu kebijakan pemerintah yang mengatur kewajiban
penyediaan modal minimum juga berpotensi mengurangi
profitabilitas bank dikarenakan dana yang seharusnya dapat
digunakan untuk kegiatan usaha seperti meningkatkan kredit
atau transaksi valuta asing harus dibatasi guna memenuhi
kewajiban CAR sebesar 8%.
3) Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On
Assets (ROA)
Berdasarkan tabel Coefficients variabel LDR memiliki
hubungan positif terhadap variabel terikat. Nilai tHitung variabel
LDR yang dihasilkan pada tabel Coefficients sebesar 5,692
98
sedangkan nilai tTabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar
1,68107. Karena nilai tHitung > tTabel maka hipotesis H0 ditolak
dengan kata lain variabel LDR secara parsial berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel
Coefficients dimana variabel LDR signifikan pada α= 5%
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel LDR terhadap variabel terikat. Hasil tersebut
sesuai dengan hipotesis alternatif ketiga (H3) yang menyatakan
bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitasari (2009) yang
meneliti tentang variabel yang mempengaruhi ROA pada 20
bank devisa di Indonesia yang menyimpulkan bahwa kredit
diproksikan dengan LDR memiliki pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank, sementara Buyung (2009) yang
melakukan penelitian terhadap 81 bank juga menghasilkan
temuan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit yang
disalurkan oleh bank persero maka profitabilitas yang
dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan
99
kegiatan utama bank sebagai lembaga perantara keuangan
(financial intermediary institution) dimana jumlah kredit yang
disalurkan merupakan sumber pendapatan utama bank.
Sehingga bank diharapkan meningkatkan kredit yang disalurkan
dengan mempertimbangankan aspek analisis kredit guna
meminimalisir resiko gagal bayar (default) yang dapat
mengurangi profitabilitas bank.
Sebagai lembaga keuangan, penyaluran kredit merupakan
kegiatan utama bagi bank. Sehingga dana pihak ketiga yang
berhasil dihimpun melalui tabungan, giro, dan deposito dapat
tersalurkan kembali ke debitur yang memberikan balas jasa
berupa bunga (Spread) yang merupakan keuntungan bagi bank.
Oleh karena itu sebaiknya menyalurkan kredit secara variatif
agar dapat menjangkau semua segmen dalam memenuhi
permintaan kredit yang tinggi.
4) Pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Return On Assets (ROA)
Berdasarkan tabel Coefficients variabel BOPO memiliki
hubungan positif terhadap variabel terikat. Nilai tHitung variabel
BOPO yang dihasilkan pada tabel Coefficients sebesar 4,070
sedangkan nilai tTabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar
1,68107. Karena nilai tHitung > tTabel maka hipotesis H0 ditolak
100
dengan kata lain variabel BOPO secara parsial berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel
Coefficients dimana variabel BOPO signifikan pada α= 5%
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel BOPO terhadap variabel terikat. Hasil tersebut
sesuai dengan hipotesis alternatif keempat (H4) yang
menyatakan bahwa Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Return On Assets (ROA).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh, Buyung (2009), dan
Sudiyanto (2010). \
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Mahardian (2008) yang
meneliti tentang variabel yang mempengaruhi Profitabilitas
pada 20 bank devisa di Indonesia yang menggunakan data
laporan keuangan triwulan yang menyimpulkan bahwa efisiensi
operasi diproksikan dengan rasio BOPO memiliki pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank, penelitian serupa yang
dilakukan oleh Buyung (2009) yang melakukan penelitian
terhadap 81 bank juga menghasilkan temuan bahwa semakin
101
berkurangnya beban operasionalberpengaruh signifikan
terhadap peningkatan ROA bank.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Puspitasari (2009) yang
meneliti tentang variabel yang mempengaruhi ROA pada 20
bank devisa di Indonesia yang menyimpulkan bahwa kredit
diproksikan dengan LDR memiliki pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank, sementara Buyung (2009) yang
melakukan penelitian terhadap 81 bank juga menghasilkan
temuan bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin meninngkatnya
efisiensi yang diindikasikan dengan menurunnya BOPO akan
mempengaruhi profitabilitas bank. Bank sebagai suatu badan
usaha tentunya membutuhkan sumberdaya seperti karyawan,
gedung, ataupun kendaraan untuk menunjang kegiatan
operasionalnya dalam mendulang profit. Semakin tinggi
efisiensi yang yang dilakukan oleh bank dalam kegiatan
operasionalnya maka akan mengurangi cost yang tentu saja
dapat menambah selisih keuantungan yang dihasilkan dalam
kegiatan operasional. Sehigga untuk meningkatkan
profitabilitasnya, bank harus berusaha meminimalisir cost yang
dikeluarkan seperti memperbaiki sistem manajemen,
102
penggunaan teknologi, ataupun reformasi birokrasi yang dapat
menghemat waktu dan biaya operasional bank.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat dilihat
berikut ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
sumber: output SPSS 21
Pada tabel diatas Model Summary diatas diketahui nilai Adjusted R
Square sebesar 0,854 sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya
pengaruh variabel Return On Assets (ROA) yang dapat diterangkan
oleh model persamaan ini sebesar 84,4% dan sisanya sebesar 15,6%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti sehingga tidak
dimasukkan kedalam model regresi seperti faktor ekonomi secara
makro atau faktor politik negara.
Jika semakin banyak regressor (variabel bebas) yang sering
dinotasikan dengan X yang signifikan, maka goodness of fit (R2)
cenderung tinggi karena semakin banyak variabel bebas yang dapat
menjelaskan variabel terikat (Nachrowi, 2008:122).
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .924a .854 .844 .41101
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
b. Dependent Variable: roa
103
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian memunjukan bahwa variabel DPK (Dana Pihak Ketiga)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Return On Assets)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Variabel CAR (Capital
Adequacy ratio) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA
(Return On Assets) dengan nilai signifikansi sebesar 0,223. Variabel
LDR (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA (Return On Assets) dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Dan variabel BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA (Return
On Assets) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
2. Dari semua variabel bebas yang diteliti, variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA adalah variabel DPK (Dana Pihak Ketiga).
B. Implikasi
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel bebas, diharapkan
bagi akademisi yang akan melakukan penelitian selanjutnya menambah
104
variabel - variabel lain seperti: rasio – rasio lainnya (PDN, GWM,
CKPN) , faktor ekonomi secara makro (Inflasi, nilai kurs, PDB) , serta
faktor resiko.
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda, diharapkan bagi akademisi yang akan melakukan
penelitian selanjutnya menggunakan metode lainnya seperti analisis jalur
(path analysis), atau SEM (Structural Equation Model), atau menambah
jangka waktu penelitian agar didapat hasil yang lebih akurat.
2. Bagi Industri Perbankan di Indonesia
Dengan adanya temuan dari hasil penelitian ini yang
menyimpulkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Loan to Deposit
ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Return
On Assets). sementara Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
(Return On Assets). Diharapkan bagi industri perbankan yang ada di
Indonesia khususnya bagi bank persero untuk meningkatkan simpanan
nasabah, serta penyaluran kredit. Selain itu bank juga harus
meningkatkan efisiensi operasi dengan cara mengurangi beban
operasional untuk meningkatkan profitabilitas bank.
Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap profitabilitas bank persero, oleh karena itu bagi
industri perbankan di Indonesia diharapkan mendorong nasabah untuk
105
meningkatkan simpanannya di bank sebagai prioritas utama seperti
meningkatkan pelayanan produk simpanan, atau memberikan hadiah
khusus kepada nasabah yang mau menyimpan dananya di bank dalam
jumlah besar agar bank dapat memperoleh keuntungan maksimal.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mashud, “Asset Liability Management: Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
Operasional”, PT. Gramedia, Jakarta, 2004.
Arthesa, Ade dan Handiman Edia, “Bank dan Lembaga Keuangan Bukan bank”,
PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006.
Darmawan, Komang, ”Analisis Rasio-Rasio Bank”, Majalah Info Bank Hal. 18-
21, Juli, 2004
Dendawijaya, Lukman, “Manajemen Perbankan”, PT.Ghalia Indonesia, Jakarta,
2003.
Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Hamid, Abdul, ”Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jakarta, 2010.
Hasibuan, Malayu S.P., “Dasar – Dasar Perbankan”, PT Bumi Aksara, Jakarta,
2009
Humas Bank Indonesia, ”Krisis Global dan penyelamatan Sistem Perbankan
Indonesia”, Bank Indonesia, Jakarta, 2010.
Kasmir, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, PT. Rajawali Press, Jakarta,
2004
Latifah, Nurul Maulidya, Rodhiyah, dan Saryadi, “Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Loan To Deposit Ratio
(LDR) Terhadap Return On Asset (Roa) (Studi Kasus Pada Bank Umum
Swasta Nasional Devisa Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-
2010), Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Semarang.
xxi
Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, EKONOSIA Fakultas Ekonomi
UII, Yogyakarta, 2010.
Mahardian, Pandu, “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, Npl, NIM dan LDR
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan
Perbankan Yang Tercatat Di BEJ Periode Juni 2002 – juni 2007)”, Tesis
Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.
Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, “Evaluasi Pengaruh Camel Terhadap Kinerja
Perusahaan”, Buletin Studi Ekonomi vol. 12, hal 102 – 110, 2007.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman, ”Penggunaan Teknik Ekonometri”,
PT Raja Grafindo, Jakarta, 2008.
Nasution, Masnindar, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing
Financing (NPF), Dan Nisbah Bagi Hasil Terhadap Laba Pada Bank
Syariah Di Indonesia (Periode 2003-2012)”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
Ngadlan dan R. M. Riadi, “Pengaruh Camel Terhadap Size Pada Bank Yang
Listing Pada Bursa Efek Indonesia”, Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3 hal 382 -
390, 2010.
Permana,Anjar, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan Terhadap
Rentabilitas (Studi Kasus Pada PD BPR Artha Sukapura Tasikmalaya),
Bandung, 2012.
Rizky, Awalil dan Nasyith Majidi, “Bank Bersubsidi Yang Membebani –
Indonesia Undercover Economy”, E Publishing, Jakarta, 2008”
Riyadi, Selamet,”Banking Assets and liability Management”, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006.
Respati, Harianto, “Tinjauan Tentang Variabel – Variabel CAMEL Terhadap Laba
Usaha Pada Bank Umum Swasta Nasional”, Jurnal Keuangan dan
Perbankan vol. 12, hal 283 - 295, 2008.
xxii
Sabir, Muhammad , Muhammad Ali, Abdul Hamid Habbe “Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan
Bank Konvensional di Indonesia” Jurnal Analisis, Vol.1 No.1 : 79 – 86 Juni,
Makassar, 2012.
Siamat, Dahlan, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta, 2005.
Soehandjono, “Bank Indonesia Dalam Kasus BLBI”, Bank Indonesia, Jakarta,
2002.
Sudiyanto, Bambang, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) (periode 2005-2008)” Dinamika Keuangan
dan Perbankan, Mei 2010, Hal: 125 - 137 Vol. 2, No.2, Semarang, 2010.
Suliyanto ”Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS”, CV. Andi
Offset, Yogyakarta, 2011.
Sunyoto, Danang, “Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi”, Penerbit CAPS,
Yogyakarta, 2011.
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan
xxiii
Lampiran 1
Data Bank Mandiri
Periode 2009 – 2012
sumber: www.bankmandiri.co.id/corporate01/quarter.asp?row=12
Tahun Triwulan ROA
(%)
DPK
(juta rupiah)
CAR
(%)
LDR
(%)
BOPO
(%)
2009 I 2,46 255,987,520 15,30 61,79 78,76
II 2,67 270,042,447 14,02 60,23 75,92
III 2,87 283,986,295 14,14 60,43 74,01
IV 3,13 298,874,940 15,43 59,15 70,72
2010 I 2,93 299,721,264 15,96 61,89 69,59
II 2,93 302,104,798 14,50 64,22 70,67
III 3,06 295,874,643 13,25 69,62 70,16
IV 3,50 332,727,856 13,36 65,44 66,43
2011 I 4,55 324,159,736 18,54 67,93 58,31
II 3,66 328,403,229 16,65 73,43 64,79
III 3,52 338,073,736 16,13 76,25 65,33
IV 3,37 380,236,178 15,34 71,65 67,22
2012 I 3,25 360,731,270 17,54 78,97 65,82
II 3,35 375,043,453 16,15 81,42 64,60
III 3,47 248,593,113 16,08 82,23 63,56
IV 3,55 435,458,912 15,48 77,66 63,93
xxiv
Lampiran 2
Data Bank Rakyat Indonesia
Periode 2009 – 2012
sumber: www.ir-bri.co.id/phx.corporate-ir/phoenix.zhtml?c=irol-reportsOther
Tahun Triwulan ROA
(%)
DPK
(juta rupiah)
CAR
(%)
LDR
(%)
BOPO
(%)
2009 I 3,92 203,107,654 14,91 81,35 74,00
II 3,61 216,345,847 14,60 85,33 78,64
III 3,47 220,081,286 13,50 87,35 78,85
IV 3,73 254,117,950 13,20 80,88 77,66
2010 I 3,71 241,496,896 15,44 86,53 70,78
II 3,51 256,054,046 14,11 88,26 73,70
III 3,65 257,016,954 13,36 88,98 73,63
IV 4,64 328,555,801 13,76 75,17 70,86
2011 I 4,41 290,574,966 15,62 85,75 69,12
II 4,44 294,625,917 14,79 90,22 69,44
III 4,67 309,713,768 14,84 89,06 67,93
IV 4,93 372,148,122 14,96 76,20 66,69
2012 I 5,11 336,959,762 17,36 84,03 61,31
II 4,87 371,142,453 16,00 82,13 61,81
III 4,87 373,137,247 15,95 85,23 61,76
IV 5,15 436,098,085 16,95 79,85 59,93
xxv
Lampiran 3
Data Bank Negara Indonesia 46
Periode 2009 – 2012
sumber: www.bni.co.id/id-id/hubinvestor/kinerjakeuangan/laporantriwulanan.aspx
Tahun Triwulan ROA
(%)
DPK
(juta rupiah)
CAR
(%)
LDR
(%)
BOPO
(%)
2009 I 1,91 162,148,713 15,00 68,76 84,96
II 1,62 164,209,617 14,30 70,97 86,74
III 1,57 160,029,979 15,51 74,60 86,58
IV 1,72 184,590,063 13,78 64,06 84,86
2010 I 2,51 170,906,002 13,09 67,23 77,08
II 2,34 180,195,290 13,32 68,21 78,03
III 2,61 179,028,060 12,02 68,64 75,80
IV 2,49 189,378,393 18,63 70,15 75,99
2011 I 2,82 183,828,683 18,36 73,27 70,50
II 3,05 194,957,400 17,34 76,08 70,17
III 2,96 198,639,082 16,65 78,29 72,89
IV 2,94 224,755,289 17,63 70,37 72,58
2012 I 2,76 214,226,468 18,11 74,36 72,56
II 2,81 235,725,798 16,76 73,61 72,13
III 2,81 231,516,023 17,05 76,82 71,98
IV 2,92 248,992,835 16,67 77,52 70,99
xxvi
Lampiran 4
Data Bank Tabungan Negara
Periode 2009 – 2012
sumber:www.btn.co.id/Hubungan-Investor/Laporan-Keuangan/LaporanTriwulanan.aspx
Tahun Triwulan ROA
(%)
DPK
(juta rupiah)
CAR
(%)
LDR
(%)
BOPO
(%)
2009 I 1,35 32,243,384 16,68 101,96 88,79
II 1,26 33,362,952 15,59 104,66 89,59
III 1,33 32,618,383 15,00 113,08 89,22
IV 1,47 38,949,509 21,49 101,29 88,29
2010 I 2,32 36,410,509 20,43 114,11 82,38
II 2,02 38,450,542 18,99 116,29 83,97
III 2,10 41,410,174 17,22 114,63 83,03
IV 2,05 45,332,091 16,74 108,42 82,39
2011 I 1,93 46,117,477 17,13 110,33 82,91
II 1,82 48,257,072 15,85 110,79 83,90
III 1,77 50,324,171 15,46 112,27 84,14
IV 2,03 58,649,604 15,03 102,56 81,75
2012 I 1,99 60,701,428 16,89 102,77 81,18
II 1,98 62,402,752 15,59 108,30 80,54
III 2,01 65,554,778 15,22 110,44 80,26
IV 1,94 75,782,530 17,69 100,90 80,74
xxvii
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .96773340
Most Extreme Differences
Absolute .068
Positive .068
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .543
Asymp. Sig. (2-tailed) .930
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
xxviii
Lampiran 6
Hasil Uji Park
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -87.737 47.675 -1.840 .071
LN_DPK 1.964 1.242 .652 1.581 .119
LN_CAR 2.620 3.402 .122 .770 .444
LN_LDR 4.529 2.947 .358 1.537 .130
LN_BOPO 10.419 6.563 .474 1.588 .118
a. Dependent Variable: LN_U2
xxix
Lampiran 7
Hasil Uji Regresi Berganda
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT roa
/METHOD=ENTER LN_DPK LN_CAR LN_LDR LN_BOPO
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID).
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 LN_BOPO,
LN_CAR,
LN_LDR,
LN_DPKb
. Enter
a. Dependent Variable: roa
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .924a .854 .844 .41101 .749
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
b. Dependent Variable: roa
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 58.336 4 14.584 86.333 .000b
Residual 9.967 59 .169
Total 68.302 63
a. Dependent Variable: roa
b. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_CAR, LN_LDR, LN_DPK
xxx
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.814 8.061 .845 .401
LN_DPK .987 .210 .761 4.699 .000
LN_CAR -.709 .575 -.077 -1.232 .223
LN_LDR 2.836 .498 .521 5.692 .000
LN_BOPO -4.517 1.110 -.478 -4.070 .000
Coefficientsa
Model Correlations
Zero-order Partial Part
1 (Constant)
LN_DPK .774 .522 .234
LN_CAR -.125 -.158 -.061
LN_LDR -.304 .595 .283
LN_BOPO -.866 -.468 -.202
a. Dependent Variable: roa
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 1.0955 4.7364 2.9714 .96227 64
Std. Predicted Value -1.949 1.834 .000 1.000 64
Standard Error of Predicted
Value
.060 .190 .112 .026 64
Adjusted Predicted Value 1.0217 4.6971 2.9673 .96267 64
Residual -.98810 .96320 .00000 .39774 64
Std. Residual -2.404 2.344 .000 .968 64
Stud. Residual -2.472 2.398 .005 1.003 64
Deleted Residual -1.04488 1.00872 .00413 .42756 64
Stud. Deleted Residual -2.589 2.503 .005 1.021 64
Mahal. Distance .373 12.535 3.938 2.341 64
Cook's Distance .000 .105 .015 .021 64
Centered Leverage Value .006 .199 .063 .037 64
a. Dependent Variable: roa
xxxi
Charts
xxxii
xxxiii