Analisis Pengaruh Scanlation Terhadap Pembelian Manga Terjemahan:
Studi Kasus Mahasiswa Universitas Indonesia
Yudhistira Nurpatria dan Fauziah Zen
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi memberikan kesempatan dan tantangan yang lebih luas.
Salah satunya adalah semakin mudahnya penyebaran produk digital yang mengabaikan hak
cipta. Salah satu produk dengan hak cipta yang didistribusikan secara ilegal dengan masif
adalah manga. Pengaruh penyebaran scanlation (manga bajakan) terhadap penjualan komik
manga merupakan hal yang dampaknya belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh scanlation terhadap pembelian manga legal, dengan mengambil sampel
Mahasiswa Universitas Indonesia. Hasil kesimpulan dari penelitian ini, tidak ditemukan
cukup bukti yang menyatakan scanlation memiliki pengaruh negatif terhadap jumlah
pembelian manga. Sebaliknya, sebagai salah satu kesempatan di era teknologi informasi ini,
scanlation bisa menjadi salah satu alat pemasaran bagi penerbit manga, untuk memetakan
selera pasar dan mempromosikan komik manga terbaru.
Analysis of the Effect of Scanlation on The Purchase of Translated Manga: A Case
Study on Students of University of Indonesia
Abstract
The development of information technology gives us wider opportunities and challenges. One
of the challenges is the increasing distribution of digital products that may have violate
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
intellectual property rights. One of them that is massively distributed is scanlation (scanned
and translated manga), the pirated version of manga. The impact of scanlation on manga
sales is still unclear. This study tries to find the impact of scanlation on the sales of legal
translated manga in Indonesia. The study concludes that there is no sufficient evidence to
prove that scanlation harms manga sales. On the contrary, scanlation may be utilized as
marketing tool for the manga publishers to map the market taste and to promote new manga.
Keywords: consumer behavior, copyright, creative industry
Pendahuluan
Keberadaan internet telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan
manusia. Di antara dampak positif dari keberadaan internet antara lain: informasi bisa
disampaikan dengan jeda waktu yang sangat singkat, berkurangnya penyensoran sehingga
setiap ide bisa disampaikan secara bebas, menurunnya biaya komunikasi, lebih mudah
membentuk komunitas, makin banyaknya sumber informasi, makin mudah dalam mengakses
informasi, dan adanya peluang untuk menjadi anonim, memberikan keleluasaan untuk
mengekspresikan diri.
Meskipun begitu, perkembangan internet juga memberikan tantangan tersendiri. Salah
satu masalah yang timbul dengan berkembangnya internet adalah masalah perlindungan
kekayaan intelektual. Dengan makin majunya teknologi, pembajakan terhadap Musik, video,
piranti lunak, dan buku semakin mudah dan gencar.
Bagi Indonesia, masalah ini harus cepat dicermati melihat makin tingginya tingkat
pengguna internet dari tahun ke tahun. Terlihat pada Gambar 1 bahwa persentase pengguna
internet dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari tahun 1994 dimana persentase pengguna
interdet di Indonesia mendekati 0 persen, pada tahun 2012 persentase tersebut naik mencapai
15.36 persen.
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Gambar 1 Persentase Pengguna Internet di Indonesia
Tahun 1994-2012 Sumber: World Bank1, diolah oleh penulis
Salah satu industri yang terancam dengan makin mudah dan gencarnya pembajakan
internet adalah industri penerbitan, terutama industri penerbitan manga2 terjemahan,
mengingat komik (yang didominasi oleh manga) masih memegang peringkat pertama
penjualan di toko buku (Kompas, 2010).
Beberapa tahun belakangan ini, industri penerbitan manga dihadapkan oleh
kemunculan scanlation3 (di Indonesia lebih akrab dengan sebutan manga-scan). Scanlation
merupakan suatu bentuk pembajakan internet, dimana para grup scanlator menerjemahkan
dan menyebarkan manga karya seseorang tanpa izin melalui media internet.
Penyebaran scanlation di Indonesia bisa dibilang cukup masif, melihat situs-situs
penyedia scanlation memiliki pengunjung yang terbilang banyak. Alexa.com mencatat dua
situs penyedia scanlation berbahasa Indonesia menempati peringkat 133 dan 146 di Indonesia.
Artinya kedua situs tersebut merupakan situs yang paling sering dikunjungi ke 133 dan ke 146
oleh pengguna internet di Indonesia.
Pengaruh pembajakan digital terhadap penjualan barang hak cipta masih ambigu. Di
satu pihak, pembajakan bisa mengurangi penjualan ketika orang-orang dengan willingness to
1 http://data.worldbank.org/indicator/IT.NET.USER.P2 diakses 23 Juni 2014 pukul 16.35 WIB. 2 Manga adalah komik Jepang. Namun dalam penelitian ini, komik Korea dan China juga dianggap sebagai manga. 3 Scanlation merupakan gabungan kata dari kata ‘scan’ dan ‘translation’, yakni hasil scan dari manga asli terbitan Jepang yang isinya lalu diterjemahkan ke dalam bahasa lain
0.00 0.03 0.06 0.19 0.26 0.44 0.93
2.02 2.13 2.39 2.60 3.60
4.76 5.79
7.92 6.92
10.92 12.28
15.36
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Persentase Pengguna Internet Indonesia
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
pay yang lebih tinggi dari harga produk asli tidak jadi membeli produk tersebut karena telah
mendapatkan produk yang sama tanpa harus membayarnya (Waldfogel, 2012).
Di lain pihak pembajakan bisa menaikkan penjualan melalui dua cara. Pertama,
dengan adanya produk bajakan, konsumen bisa mencoba suatu produk terlebih dahulu.
Dengan begitu, konsumen bisa memiliki informasi yang cukup mengenai kualitas produk
tersebut, sehingga konsumen tersebut bersedia membeli produk tersebut. Kedua, file-sharing
dalam lingkup yang kecil bisa meningkatkan penjualan dengan argumen yang mirip barang
publik. Andai sebuah produk intelektual memiliki harga 15.000 rupiah. Jim menghargai
produk tersebut sebesar 8.000 rupiah, sementara Susan menghargainya sebesar 7.000 rupiah.
Jika dibiarkan sendirian, keduanya tidak akan membeli produk tersebut, namun dengan
membentuk persatuan file-sharing, keduanya akan bersedia membeli produk tersebut
(Waldfogel, 2012).
Melihat keadaan tersebut, penulis berusaha mencari tahu bagaimana pengaruh
konsumsi scanlation terhadap pembelian manga terjemahan Indonesia.
Tinjauan Teoritis
Manga Manga menurut pengertian modern sederhana berarti buku komik yang dibuat di
Jepang, oleh orang Jepang, atau berbahasa Jepang. Kata “manga” sendiri merupakan turunan
kata dari bahasa China, “manhua”, yang berarti “sketsa tanpa persiapan” (imprompru
sketches). Penggunaan kata manga baru mulai umum digunakan pada tahun 1920, walaupun
komik di Jepang sudah berkembang sebelum tahun tersebut (Petersen, 2011).
Manga modern baru muncul setelah berakhirnya perang dunia ke-2. Kelahiran manga
modern ini ditandai dengan munculnya genre cerita yang lebih dewasa yang pada awalnya
dinamakan “gekiga” yang berarti “gambar dramatis” (dramatic pictures). Penamaan ini
dilakukan untuk membedakan dirinya dengan manga yang pada masa itu masih diidentikkan
dengan cerita-cerita lucu untuk anak-anak (Petersen, 2011).
Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah manga terjemahan, yakni manga
yang telah diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia dan beredar di Indonesia.
Scanlation Scanlation adalah bentuk digital dari komik Jepang (manga), Korea (manhwa), atau
China (manhua) yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan beredar di dunia maya.
Scanlation merupakan gabungan kata dari ‘scan’ dan ‘translation’. Scanlation dapat dengan
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
mudah diakses melalui situs baca manga online, forum-forum manga, atau situs grup yang
merilis scanlation tersebut (grup scanlator).
Perkembangan scanlation bisa dikatakan cukup pesat. Dari sekitar 69 jumlah rilis per
tahun pada tahun 2001, scanlation dalam bahasa Inggris terus tumbuh mencapai puncaknya
pada tahun 2012 dengan 29.501 rilis, dan menurun sedikit pada tahun 2013 dengan 28.013
rilis. (lihat Gambar 2).
Gambar 2 Jumlah rilis scanlation dalam bahasa Inggris per Tahun
Sumber: www.mangaupdates.com4, diolah oleh penulis.
Scanlation diterbitkan oleh grup scanlator (scanlator group). Grup scanlator tidak
jauh berbeda dari penerbit pada umunya. Didalamnya terdapat penyedia naskah (raw
provider), penerjemah (translator), pembersih (cleaner), pengetik (typesetter), dan pemeriksa
ejaan (proofreader).
Pada awalnya anggota grup scanlator ini biasanya tidak mengenal satu-sama lain,
namun karena minat yang sama, akhirnya mereka bertemu di internet dan membuat sebuah
grup scanlator. Maka bisa ditebak bahwa motif utama mereka membuat scanlation adalah
karena mereka mengidolakan manga yang mereka terbitkan, dan mereka ingin
mempromosikan selera mereka tersebut dengan cara membuat scanlation (Lee, 2009).
Grup scanlator datang dan pergi. Mangaupdates.com mencatat bahwa lebih dari 80%
grup scanlator yang pernah tercatat sudah tidak lagi aktif5 menerbitkan scanlation. Sampai 22
4 Diakses pada tanggal 22 Juni 2014 pukul 20.00 WIB
2 0 0 69 649 2434
3982
8036 9969
13184
18080
25693 26017 27308
29501 28013
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Rilis ScanlaAon
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Juni 2014 terdapat 756 grup scanlator yang masih aktif dan 3.431 grup yang sudah tidak lagi
aktif, seperti yang bisa dilihat di Gambar 3.
Gambar 3 Proporsi Grup Scanlator Berdasarkan Status Aktif
Sumber: www.mangaupdates.com diolah oleh penulis
Pengaruh pembajakan terhadap penjualan barang intelektual
Dalam hal penjualan produk, produk bajakan dianggapp bisa mengurangi jumlah
pembelian produk asli. Insentif untuk membeli produk asli menurun karena tersedia produk
bajakan yang memiliki kualitas yang hampir sama, namun dengan harga yang jauh lebih
murah atau malah gratis.
Di lain pihak, produk bajakan juga berpotensi meningkatkan penjualan dengan
perannya sebagai pemberi sampel. Para calon pembeli mungkin tidak mengetahui produk-
produk yang baru keluar. Dengan adanya produk bajakan, para calon pembeli bisa terlebih
dahulu mencoba sebuah produk, dan menghilangkan uncertainty yang sebelumnya ada. Efek
ini disebut juga efek “sampling”.
Barang intelektual (intellectual property) biasanya dijual oleh monopolis pemegang
hak cipta, sehingga besarnya permintaan yang dihadapinya merupakan permintaan pasar.
Karena sifatnya yang monopoli, terdapat dead weight loss dalam pasar barang intelektual.
5 Mangaupdates menyatakan Grup scanlator tidak lagi aktif ketika grup tersebut tidak lagi merilis scanlation dalam waktu 6 bulan terakhir.
756 18%
3431 82%
Status Grup Scanlator
AkAf Tidak AkAf
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Selanjutnya akan dijelaskan bahwa keberadaan barang bajakan bisa mengurangi penjualan
barang asli, namun di lain pihak juga bisa mengurangi dead weight loss yang ada.
Untuk melihat bagaimana pembajakan internet bisa mengurangi penjualan, bayangkan
perusahaan menetapkan harga barang intelektual sebesar 15.000 rupiah. Tanpa ada
pembajakan, orang-orang dengan willingness to pay sebesar 15.000 rupiah atau lebih akan
membeli barang ini. Pembajakan bisa mengurangi penjualan ketika orang-orang dengan
willingness to pay sebesar 15.000 rupiah atau lebih tidak jadi membeli barang tersebut karena
ada alternatif yang jauh lebih murah (mengonsumsi barang bajakan).
Tetapi tidak semua konsumsi barang bajakan akan mengurangi penjualan barang asli.
Konsumen dengan willingness to pay yang lebih rendah dari 15.000 tetap tidak akan membeli
barang intelektual tersebut baik ketika ada barang bajakan atau tidak. Konsumsi barang
bajakan yang mereka lakukan hanya akan mengurangi dead weight loss yang sebelumnya ada.
Maka dari sudut pandang ini adanya pembajakan merupakan hal yang positif, karena bisa
mentransformasi dead weight loss menjadi consumer surplus.
Di lain pihak adanya pembajakan ini justru bisa menaikkan permintaan akan barang
legal. Karena barang intelektual kebanyakan merupakan experience good, sehingga konsumen
tidak akan tahu secara pasti nilai barang tersebut sampai konsumen tersebut menikmatinya,
konsumen yang mengetes (sampling) sebuah barang intelektual bisa mendapatkan informasi
yang cukup mengenai nilai barang tersebut sehingga bersedia membeli barang tersebut.
Selanjutnya, file-sharing dalam lingkup yang kecil bisa meningkatkan penjualan
dengan argumen yang mirip barang publik. Andai sebuah produk intelektual memiliki harga
15.000 rupiah. Jim menghargai produk tersebut sebesar 8.000 rupiah, sementara Susan
menghargainya sebesar 7.000 rupiah. Jika dibiarkan sendirian, keduanya tidak akan membeli
produk tersebut, namun dengan membentuk persatuan file-sharing, keduanya akan bersedia
membeli produk tersebut (Waldfogel, 2012).
Studi empiris pengaruh pembajakan online
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Karena teori tentang pengaruh pembajakan memberikan hasil yang ambigu,
pertanyaan mengenai dampak pembajakan ditentukan oleh studi-studi empiris. Dejean (2009)
merangkum studi-studi empiris mengenai efek pembajakan ke dalam 3 pendekatan:
1. Studi yang menggunakan penetrasi internet sebagai proksi atas pembajakan
internet
2. Studi yang langsung menggunakan transfer data di jaringan individu (Peer-to-
peer = P2P) sebagai ukuran pembajakan
3. Studi yang berbasis survei
Masing-masing jenis studi memiliki kelebihan dan kekurangannya. Studi dengan
penetrasi internet sebagai proksi pembajakan internet memiliki cakupan yang luas, tetapi
memiliki kekurangan karena menyederhanakan masalah dengan menggunakan proksi
penetrasi internet sebagai pembajakan internet. Penetrasi internet mungkin bisa mengurangi
penjualan produk-produk Intelectual property, tapi bukan berarti penyebab utamanya adalah
pembajakan. Penetrasi internet mungkin mengurangi penjualan produk-produk tersebut karena
orang-orang mungkin mengalihkan waktu mereka pada aktivitas-aktivitas online lainnya
(misal: social media, chatting, browsing, dll.) daripada mengonsumsi produk berhak cipta.
Studi dengan menggunakan transfer data sebagai ukuran pembajakan unggul karena
bisa langsung melihat tingkat distribusi file digital ilegal secara langsung (tidak melalui
proksi). Studi ini melihat catatan (log) download lagu dalam beberapa waktu lalu
membandingkannya dengan penjualan album-album dari lagu-lagu yang didownload tersebut.
Akan tetapi studi ini memiliki kekurangan karena data-data yang didapat di studi tersebut
mungkin kurang merepresentasikan keseluruhan transfer data di jaringan P2P. Liebowitz
(2005) juga mengkritisi studi dengan pendekatan ini terutama karena adanya masalah simultan
dimana album yang lebih populer akan dibeli dan didownload dalam jumlah yang cenderung
lebih besar, menyebabkan asosiasi yang positif.
Terakhir, studi yang berbasis survei terbagi dua. Pada jenis yang pertama peneliti
mendesain kuesioner dengan tujuan langsung mengukur dampak pembajakan terhadap
penjualan atau kesejahteraan. Jenis penelitian ini memiliki kelebihan karena bisa melihat lebih
dalam pada pola tingkah laku dan motivasi individu-individunya. Kelebihan lainnya, studi ini
bisa mengukur perubahan tingkat kesejahteraan (welfare). Namun kekurangan model studi ini
biasanya memiliki populasi yang spesifik, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan umum.
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Jenis studi dengan survei yang kedua, menggunakan data survei yang tujuan utamanya tidak
mengukur pengaruh pembajakan internet. Contohnya survei pengeluaran rumah tangga.
Peneliti bisa menggunakan variabel “lama waktu berinternet” sebagai proksi “pembajakan
internet” dan variabel “jumlah CD yang dimiliki” sebagai proksi”pembelian CD”. Kelebihan
penelitian jenis ini adalah cakupan yang lebih luas daripada penelitian survei jenis pertama.
Namun kekurangannya adalah terbatasnya variabel yang bisa digunakan.
Metode Penelitian
Model dan variabel
Permintaan seseorang atas suatu barang dipengaruhi oleh pendapatannya, harga
barang tersebut, harga dan ketersediaan barang substitusi maupun komplemennya, ekspektasi,
juga selera individu (Mankiw, 2011). Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut,
penelitian pengaruh pembajakan terhadap pembelian barang hak cipta menggunakan model
berikut:
!! = ! + !!!! + !! !!
!
! !!
+ !
Dengan penjelasan masing-masing variabel, sebagai berikut:
Pi = Pembelian barang hak cipta (misal: musik, film) per tahun oleh responden i
Li = Jumlah barang bajakan yang dikonsumsi per tahun oleh responden i
Xi = Variabel-variabel kontrol terkait responden i, meliputi pendapatan, taste
terhadap barang hak cipta, dan variabel-variabel demografi lainnya.
Model ini merupakan model yang umum digunakan dalam studi berbasis survei
mengenai pembajakan internet (Rob dan Waldfogel, 2006) (Bai & Waldfogel, 2012)
(Waldfogel, 2010) (Bounie et al, 2007). Meskipun menggunakan model yang sama, tiap
penelitian kadang memiliki perbedaan-perbedaan dalam metode desain survei, pengumpulan
data, metode regresi, maupun variabel kontrol yang digunakan.
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Dengan mempertimbangkan model-model yang pernah dipakai dalam penelitian-
penelitian sebelumnya mengenai hak cipta, penelitian ini menggunakan model sebagai
berikut:
!"#$"%&'(! = ! + !!!. !"#$%#&'($! + !!!.!"#$"%&'('#! + !!!. !"#$%$&#!+ !!!.!"#$%&"%'&()! + !!!.!"#$%&#'!"#$"%&ℎ!"!+ !!!"#$$"#"#%#&'(#'&! + !!!. !"#$$%&''(#)! + !!!"#"$%&"'!+ !!!. !"#$$"#"#%&#'"(! + !!"!"#$! + !
Dengan penjelasan masing-masing variabel sebagai berikut:
“Pembelian” merupakan total pembelian manga yang dilakukan responden dalam 1
tahun terakhir.
“i.Scanlation” merupakan total scanlation yang dikonsumsi oleh responden selama 1
tahun terakhir dalam bentuk volume. Variabel ini menggunakan skala ordinal, sehingga dalam
analisis regresi akan dianggap sebagai variabel boneka (dummy variable).
“i.Pengeluaran” menggambarkan tingkat disposable income responden. Dalam
kuesioner variabel yang digunakan adalah pengeluaran, bukan pendapatan agar responden
lebih mudah memahami pertanyaan. Variabel ini menggunakan skala ordinal, sehingga dalam
analisis regresi akan dianggap sebagai variabel boneka (dummy variable).
“i.Interest” menggambarkan taste atau tingkat ketertarikan responden terhadap manga.
Variabel ini didapatkan dengan meminta responden menilai tingkat ketertarikan mereka
terhadap manga dibanding orang-orang pada umumnya. Variabel ini menggunakan skala
ordinal, sehingga dalam analisis regresi akan dianggap sebagai variabel boneka (dummy
variable).
“i.Totalkoleksi” adalah jumlah koleksi manga yang dimiliki responden. Variabel ini
juga digunakan untuk mengetahui tingkat ketertarikan responden terhadap manga. Berbeda
dengan variabel “i.Interest” yang subjektif, variabel “i.Totalkoleksi” ini diharapkan lebih
objektif menggambarkan tingkat ketertarikan responden terhadap manga. Variabel ini
menggunakan skala ordinal, sehingga dalam analisis regresi akan dianggap sebagai variabel
boneka (dummy variable).
“i.Kualitasterjemahan” adalah persepsi responden tentang perbandingan kualitas
terjemahan scanlation dibandingkan dengan kualitas manga terjemahan yang diterbitkan
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
penerbit Indonesia. Berbeda dengan musik maupun film dimana kualitas bajakannya tidak
mungkin lebih baik dibandingkan aslinya, scanlation memiliki kemungkinan untuk lebih baik
dibandingkan manga terjemahan legal. Variabel ini mencoba melihat apakah persepsi
responden terhadap perbedaan kualitas terjemahan scanlation dengan manga terjemahan
Indonesia berpengaruh terhadap pembelian manga terjemahan. Variabel ini menggunakan
skala ordinal, sehingga dalam analisis regresi akan dianggap sebagai variabel boneka (dummy
variable).
“Langgananinternet” melihat akses internet yang dimiliki responden. Responden yang
berlangganan internet memiliki akses yang lebih besar terhadap scanlation. Namun di lain
pihak, internet juga bisa digunakan untuk mencari info mengenai manga terjemahan yang
legal. Kedua argumen ini memperlihatkan hubungan yang masih ambigu antara akses internet
dengan pembelian manga terjemahan. Variabel ini merupakan variabel boneka (dummy
variable) dimana nilai 1 berarti responden berlangganan internet, sementara nilai 0 berarti
tidak.
“i.SkillInggris” menggambarkan presepsi responden atas kemampuan mereka
berbahasa Inggris. Variabel ini digunakan mengingat sebagian besar scanlation menggunakan
bahasa inggris, sehingga kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik seharusnya memberikan
akses yang lebih besar terhadap scanlation. Variabel ini merupakan variabel boneka (dummy
variable) dimana nilai 1 berarti responden menganggap dirinya memiliki kemampuan bahasa
Inggris yang baik, sementara nilai 0 berarti tidak.
“Lamakenal” mengukur sudah berapa lama responden mengenal keberadaan
scanlation yang beredar bebas di internet. Semakin lama seseorang mengenal scanlation,
mereka diharapkan memiliki informasi yang lebih baik tentang dunia manga dan scanlation,
sehingga konsumsinya mungkin terpengaruh.
“i.Langgananrental” adalah variabel boneka untuk status langganan rental komik. 1
untuk langganan rental komik dan 0 untuk tidak langganan rental komik.
“Pria” adalah variabel boneka untuk jenis kelamin responden. 1 untuk lelaki dan 0
untuk wanita.
Data
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Penelitian ini dimulai dengan menyebarkan kuesioner kepada beberapa mahasiswa
Universitas Indonesia yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai informasi demografi
responden dan perilaku konsumsi manga mereka. Waktu penyebaran adalah pada tanggal 8-
20 Desember 2013
Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 200 kopi dan disebarkan secara convenience
method. Metode pengumpulan sampel yang convenience dilakukan karena itu merupakan
metode yang paling mudah dan singkat. Kelemahan dari metode ini adalah kita tidak bisa
menggeneralisasi hasil sampel sebagai penggambaran dari populasi.
Pengolahan data
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, dilakukan analisis regresi dengan
menggunakan model yang telah ditetapkan sebelumnya. Regresi dilakukan dengan
menggunakan metode Ordinary Least Suare (OLS).
Setelah dilakukan regresi, ditemukan adanya masalah heteroscedasticity, yakni
masalah dimana varians-nya tidak sama untuk setiap nilai x. Heteroscedasticity sendiri tidak
membuat nilai parameternya menjadi bias. Heteroscedasticity mengakibatkan nilai F-test dan
t-test nya menjadi tidak akurat. Hal ini bisa mengakibatkan variabel yang seharusnya
signifikan menjadi tidak signifikan, atau kebalikannya. Untuk mengatasi masalah ini,
dilakukan robust regression. Dengan robust regression, standard error yang didapat sudah
memperhitungkan adanya masalah heteroscedasticity, sehingga didapatkan standard error
yang lebih baik.
Hasil dan Pembahasan
Tidak semua data yang masuk digunakan dalam analisis regresi. Hanya data dari
kuesioner yang valid dan terisi sampai akhir yang digunakan dalam regresi ini. Tabel 1
memperlihatkan hasil regresi dari model yang digunakan
Tabel 1 Hasil Regresi 2
Variabel Koefisien Robust Standard Error
Scanlation yang dibaca dalam 1 tahun terakhir
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
-‐ 0 volume -‐ 1-10 volume -‐ 11-50 volume -‐ 51-100 volume -‐ Lebih dari 100 volume
----------base----------.0969256 -.5959646 3.241031 -.9443881
----------base---------- 1.57693 1.922484 3.217215 2.892842
Skala ketertarikan dibandingkan orang-orang pada umumnya
-‐ Jauh lebih rendah -‐ Lebih rendah -‐ Sama saja -‐ Lebih tinggi -‐ Jauh lebih tinggi
----------base--------- -1.872065 .1158362 2.000656 10.40831*
----------base---------- 1.861515 1.723486 2.114691 6.050048
Total Koleksi -‐ 0 - 10 volume -‐ 11 - 50 volume -‐ 51 - 100 volume -‐ > 100 volume
----------base--------- .5665978 8.879917** 11.69501**
----------base---------- 1.806492 3.316634 4.402521
Pengeluaran Pribadi -‐ 0 - 700.000 rupiah -‐ 700.001 - 1.000.000 rupiah -‐ 1.000.001 - 2.000.000 rupiah -‐ > 2.000.001 rupiah
----------base--------- 1.124989 1.73474 3.022724
----------base---------- 1.973438 2.329368 3.748511
Persepsi responden tentang kualitas terjemahan scanlation dibandingkan penerbit resmi Indonesia
-‐ Kualitas Scanlation lebih buruk
-‐ Kualitas Scanlation sama saja
-‐ Kualitas scanlation lebih baik
-‐ Tidak tahu
----------base--------- -4.405928 .969273 -1.540391
----------base---------- 3.914625 4.311719 3.977687
Kemampuan bahasa Inggris yang Baik
-3.24852 2.524603
Pria -.769204 2.014287 Berlangganan internet .5001092 1.527789 Lama Mengenal Scanlation .2218844 .3806187 Berlangganan Rental Komik .7552331 2.851188 _cons 3.333606 4.893365
Number of obs = 129
Prob > F = 0.0005
R-squared = 0.4487
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang digunakan sudah
cukup signifikan dalam mempengaruhi variabel independennya. Hal ini bisa dilihat dari nilai
Prob > F yang lebih kecil dari nilai alfa.
Nilai R-Squared sebesar 0.4487 bisa bisa diartikan sekitar 45 persen pergerakan
“Pembelian manga” bisa dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model ini.
Selanjutnya dilakukan analisis dari masing-masing variabel. Bisa dilihat dari tabel di
atas, hanya variabel-variabel yang menggambarkan selera (taste) yang berpengaruh secara
signifikan. Variabel-variabel tersebut antara lain: skala ketertarikan yang jauh lebih tinggi
daripada orang pada umumnya. Koefisien pada regresi di atas menunjukkan nilai sebesar
10.40831. Angka ini bisa diartikan: orang-orang yang menjawab tingkat ketertarikannya jauh
lebih tinggi memiliki pembelian manga sebesar 10.40831 volume lebih banyak daripada
orang-orang yang menjawab tingkat ketertarikannya jauh lebih rendah daripada orang-orang
pada umumnya.
Variabel lainnya yang berpengaruh secara signifikan adalah variabel total koleksi
manga. Pada tabel di atas bisa dilihat bahwa responeden dengan jumlah koleksi manga
sebanyak 51-100 memiliki pembelian 8.879917 volume lebih banyak dibandingkan responden
dengan jumlah koleksi 0-10. Selanjutnya juga bisa dilihat responden dengan total koleksi
manga di atas 100 memiliki pembelian 11.69501 volume lebih banyak daripada responden
dengan total koleksi manga sebesar 0-10.
Beberapa variabel penting yang tidak signifikan adalah variabel pengeluaran
(pendapatan) pribadi dan variabel persepsi responden atas perbedaan kualitas terjemahan
penerbit asli dibandingkan scanlation.
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan (pengeluaran)
dengan pembelian manga tidak berbeda dengan temuan Andersen dan Frenz (2010).
Kesimpulan yang bisa ditarik dari temuan ini adalah, mungkin pembelian manga masih
cenderung kecil dibandingkan konsumsi barang-barang lain secara keseluruhan, sehingga
tidak ada efek yang signifikan terhadap perilaku konsumsi.
Sedangkan untuk persepsi responden atas perbedaan kualitas terjemahan scanlation
yang tidak signifikan mungkin dikarenakan responden tidak hanya mempertimbangkan
perbedaan kualitas terjemahan dalam memutuskan untuk membeli manga terjemahan.
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Mungkin banyak faktor lain yang lebih dirasa penting bagi responden seperti preferensi
bahasa, kualitas editing, dan preferensi antara komik digital dan komik berbentuk buku kertas.
Kesimpulan
Tingkat ketertarikan (yang juga didapat dengan proksi “jumlah koleksi manga”)
merupakan faktor yang paling mempengaruhi pembelian manga. Responden dengan tingkat
ketertarikan yang jauh lebih tinggi akan memiliki jumlah pembelian yang lebih besar. Jumlah
pembelian juga lebih besar pada responden yang merupakan kolektor atau penggemar berat
manga, di studi ini diwakili oleh konsumen dengan jumlah koleksi manga di atas lima puluh
volume.
Saran
Melihat mudahnya informasi mengalir, menghentikan pembajakan internet
kelihatannya tidak mungkin dilakukan. Jalan terbaik bagi industri yang berbasis hak cipta
adalah dengan beradaptasi dengan situasi pasar. Dari studi ini, penulis menyarankan industri
manga terjemahan di Indonesia memanfaatkan data mengenai popularitas scanlation sebagai
dasar untuk mengetahui tingkat ketertarikan konsumen pada suatu judul manga tertentu. Hal
ini menguatkan pendapat Mardhika (2014) yang mendukung keputusan tersebut oleh penerbit
manga di Indonesia. Studi ini memberikan temuan bahwa tingkat pembelian manga paling
dipengaruhi oleh variabel ketertarikan terhadap manga, sehingga perkembangan manga digital
dapat dijadikan salah satu alat marketing produk manga.
Saran untuk penelitian selanjutnya
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Salah satunya
adalah sampel yang didapat dengan metode convinience, sehingga kurang representatif. Saran
untuk penelitian selanjutnya adalah memperbaiki pengambilan sampel menjadi sampel yang
lebih representatif mewakili konsumen manga.
Penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia mengenai pengaruh
pembajakan online terhadap penjualan barang hak cipta; studi semacam ini perlu dilakukan
lebih banyak, terutama mengingat masifnya tingkat pembajakan di Indonesia dan pesatnya
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi di kalangan masyarakat. Pengaruhnya
tidak hanya pada industri manga tetapi juga pada industri lainnya yang berbasis hak cipta,
misalnya novel/buku, musik, film, fotografi, dan sebagainya. Hasil penelitian semacam ini
dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan alat evaluasi untuk industri berbasis hak cipta.
Untuk penelitian selanjutnya, selain melihat pengaruh pembajakan online terhadap
penjualan, perlu juga dilakukan penelitian yang melihat pengaruh pembajakan terhadap
kesejahteraan (welfare) masyarakat dan pengaruh pembajakan terhadap supply barang hak
cipta.
Daftar Referensi
Andersen , Irgitte & Frenz, Marion. 2010. "Don’t blame the P2P file-sharers: the impact of
free music downloads on the purchase of music CDs in Canada," Journal of
Evolutionary Economics, Springer, vol. 20(5), pages 715-740, October.
Bai, J., & Waldfogel, J. (2012). “Movie piracy and sales displacement in two samples of
Chinese consumers”. Information Economics and Policy 24 (2012) , 187–196.
Bounie, David, Marc Bourreau and Patrick Waelbroeck. 2007. “Pirates or Explorers? Analysis
of Music Consumption in French Graduate Schools”. Brussels Economic Review Vol.
50 (2) Summer 2007
Dejean, Sylvain . 2009. “What Can We Learn from Empirical Studies About Piracy?”. CESifo
Economic Studies (2009) 55 (2): 326-352.
Kompas. (2010, Maret 25). Penjualan Komik Pegang Peringkat Tertinggi. Retrieved Februari
15, 2013, from kompas.com
<http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/25/18020666/Penjualan.Komik.Pegang
.Peringkat.Tertinggi>
Lee, H.-K. (2009). “Between Fan Culture and Copyright Infringement: Manga Scanlation”.
Media, Culture & Society, 36(6): 1011-‐1022.
Liebowitz, Stan J.. 2005. “Pitfalls in Measuring the Impact of File-sharing on the Sound
Recording Market”. CESifo Economic Studies, Vol. 51, 2 -3/2005, 439–477
Mankiw, N. Gregory. 2000. Principles of Economics – 2nd Edition. Harcourt College
Publishers
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014
Mardhika, Ardiatma. Personal Interview. 2 January. 2014.
Petersen, Robert S. (2011). Comics, Manga, and Graphic Novels: A History of Graphic
Narratives. Praeger
Rob, Rafael dan Waldfogel, Joel. 2006. “Piracy On The High C’s: Music Downloading, Sales
Displacement, And Social Welfare In A Sample Of College Students”. Journal of Law
and Economics, vol. XLIX (April 2006)
Waldfogel, Joel, 2010. "Music file sharing and sales displacement in the iTunes era,"
Information Economics and Policy, Elsevier, vol. 22(4), pages 306-314, December.
Waldfogel, Joel. 2012. “Music Piracy and Its Effects on Demand, Supply, and Welfare”.
Innovation Policy and the Economy, Vol. 12, No. 1 (January 2012), pp. 91-110
Analisis pengaruh …, Yudhistira Nurpatria, FE UI, 2014