ANALISIS PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA
AKUNTANSI MENGGUNAKAN KONSEP FRAUD DIAMOND DENGAN
KONFORMITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(SKRIPSI)
Oleh
VITA LESTARI MUZAFFARTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA
AKUNTANSI MENGGUNAKAN KONSEP FRAUD DIAMOND DENGAN
KONFORMITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Oleh
VITA LESTARI MUZAFFARTI
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kecurangan akademik dengan menggunakan konsep fraud
diamond dan konformitas sebagai variabel moderasi,dan seberapa besar pengaruh
dari faktor-faktor tersebut. Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah
data primer yaitu data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
responden. Responden yang menjadi objek penelitian ini adalah mahasiswa
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang
berstatus aktif tahun ajaran 2017/2018. Data dianalisis dengan menggunakan
Structural Equation Model menggunakan pendekatan Partial Least Square.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh faktor-faktor yang
terkandung di dalam fraud diamond seperti tekanan, peluang, rasionalisasi,
kemampuan individu dan semua variabel independen yang dipengaruhi oleh
konformitas sebagai variabel moderasi berpengaruh positif terhadap kecurangan
akademik.
Kata Kunci : Kecurangan Akademik, Fraud Diamond, Konformitas
ABSTRACT
BEHAVIORAL ANALYSIS ACADEMIC CHEATING OF ACCOUNTING
STUDENTS USING THE CONCEPT OF FRAUD DIAMOND WITH
CONFORMITY AS MODERATION VARIABLE
By
VITA LESTARI MUZAFFARTI
This study attempts to get the proof of empirical factors influencing the academic
cheating by using the concept of fraud diamond and conformity as a moderating
variable, and how much influence these factors have. In this study the data to be
analyzed are primary data, namely data obtained from the distribution of
questionnaires to respondents. Respondents who were the object of this study
were the Accounting Department students of the Faculty of Economics and
Business, University of Lampung, who were active in the 2017/2018 school year.
Data were analyzed using the Structural Equation Model using the Partial Least
Square approach. Based on the results of the study show that all the factors
contained in fraud diamond such as pressure, opportunity, rationalization,
individual abilities and all independent variables that are influenced by
conformity as moderating variables positively influence academic fraud.
Keywords: Academic Cheating, Fraud Diamond, Conformity
ANALISIS PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK MAHASISWA
AKUNTANSI MENGGUNAKAN KONSEP FRAUD DIAMOND DENGAN
KONFORMITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Oleh
VITA LESTARI MUZAFFARTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 29 Mei 1995
sebagai putri tunggal dari pasangan Ridwansyah dan
Farijah. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-
kanak di TK Pratama pada tahun 2001. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sekolah
Dasar Al-Azhar II Wayhalim pada tahun 2007. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2010, dan kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah
Atas Yayasan Pembina Unila pada tahun 2013.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis
pernah menjadi anggota beberapa organisasi dan penulis pernah menjabat sebagai
presidium BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ridwansyah dan Ibunda Farijah.
Terimakasih kepada ibu dan ayah yang selalu memberikan doa yang tiada henti
untuk Vita, nasihat yang bermanfaat, kekuatan dalam segala kondisi, dan selalu
memberikan dukungan untuk Vita. Semoga bersama dengan persembahan skripsi
ini Allah SWT senantiasa memberikan kebahagiaan dan rahmat di dunia maupun
di akhirat untuk ibu dan ayah.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap.”
(Q.S. Al- Insyirah: 6-8)
“Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah (dengan mengerjakan
perintahNya dan meniinggalkan laranganNya) niscaya Allah akan mengadakan
baginya jalan keluar (dari segala pekara yang menyusahkanya).”
(Q.S. At-Talaq: 2)
“You have no silver lining without a cloud”
(Vita Lestari Muzaffarti)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi
Menggunakan Konsep Fraud Diamond Dengan Konformitas Sebagai
Variabel Moderasi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama
proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. Selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Susi Sarumpaet., S.E., MBA., Ph.D. Selaku Dosen Pembimbing
Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran, nasihat
dan segala bantuan yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi
ini. Terima kasih banyak Ibu.
5. Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Sc., Akt. Selaku pembimbing dua atas
kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan nasihat yang
bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai
pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis
menjadi mahasiswa.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih telah
memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Lampung.
10. Kedua orang tuaku tercinta; Ayahanda tersayang Ridwansyah dan Ibunda
tersayang Farijah untuk segala bentuk pengorbanan, perjuangan, kasih
sayang, support, kesabaran dan didikan, serta doanya. Semoga kalian sehat
selalu dan semoga skripsi ini dapat menjadi persembahan yang bias
membanggakan untuk ayah dan ibu.
11. Sahabat-sahabat ku semasa Sekolah Menengah Pertama, Niken, Fira
Haifa, Ria, Ala, Nisa, dan Vera. Terimakasih untuk semangat dan
dukunganya. Semoga silaturahmi kita, keluarga kita tetap terjalin sampai
kapanpun. Sukses selalu untuk kita semua.
12. Sahabat-sahabat ku semasa Sekolah Menengah Atas, Sheilla, Arif, Akbar
dan Sulton. Terimakasih sudah menjadi tempat penulis mencurahkan
keluh kesah selama ini. Terimakasih untuk selalu ada dan menemani
penulis saat suka dan duka.
13. Sahabat-sahabat ku saat pertama kali aku menjadi mahasiswa, Carina,
Wilma, Eva, Teta, Ulva, Fatma dan Caca. Terimakasih untuk doa, canda
tawa dan support-nya yang kalian berikan selama ini.
14. Sahabat seperjuanganku Agessy, Cella dan Vio Terimakasih sudah
menjadi apapun yang kubutuhkan, semoga kita menjadi wisudawati
diwaktu yang sama.
15. Terimakasih untuk seluruh keluarga besar Muli Mekhanai Kota
Bandarlampung dan Muli Mekhanai Provinsi Lampung atas segala
dukungan yang telah diberikan.
16. Teman-temanku Akuntansi 2014 , Santika, Hana, Dara, Revi, Yesi, Yulia,
Gusti, Friska, Ribka, Deka, Gea, Eva, Katrin, Nanda, Murtika, Indah,
Reyhan, Haikal, Ari, Ferry, Gede, Wayan, Caven, Renardi, Irfan H, Irfan
R, Ginanda, Gema, Rizki. Terimakasih telah memberikan semangat dan
dukungannya.
17. Seluruh teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik
ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Bandar Lampung, 12 Juli 2019
Penulis,
Vita Lestari Muzaffarti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 8
2.1.1 Kecurangan Akademik ............................................................. 8
2.1.2 Fraud Diamond ........................................................................ 14
2.1.3 Konformitas .............................................................................. 18
2.1.4 Theory of Planned Behaviour ................................................... 19
2.1.5 Teori Motivasi Berprestasi…….. .............................................. 22
2.2 Kerangka Penelitian ........................................................................ 24
2.3 Pengembangan Hipotesis ................................................................ 24
2.3.1 Tekanan…. ................................................................................ 24
2.3.2 Peluang……………………………………………………….. 25
2.3.3 Rasionalisasi…………………………………………………... 26
2.3.4 Kemampuan Individu………………………………………… 27
2.3.5 Konformitas…………………………………………………... 27
2.4 Penelitian Terdahulu……………………………………………... 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian.............................................................................. 31
3.2 Metode Teknik Pengumpulan Data ................................................ 31
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 32
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................... 32
3.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 33
3.5.1 Variabel Independen (X) ........................................................... 33
3.5.2 Variabel Dependen (Y)……………………………………….. 35
3.5.3 Variabel Moderasi (Z)………………………………………... 36
3.6 Metode Analisis Data ..................................................................... 36
3.6.1 Pengukuran Model ................................................................... 37
3.6.1.1 Uji Validitas ....................................................................... 37
3.6.1.2 Uji Reliabilitas ................................................................... 38
3.7 Struktursl Model…………………………………………………. 38
3.7.1 Uji Koefisien Determinasi (R-Square)……………………… .. 38
3.7.2 Path Coefficient……………………………………………………… 38
3.8 Pengujian Hipotesis………………………………………………. 39
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Instrument ................................................................................ 41
4.1.1 Evaluasi Measurment Outer Model……………………………. 41
4.1.2 Uji Validitas……………………………………………………. 41
4.1.2.1 Convergen Validity…………………………………………. 42
4.1.2.2 Discriminant Validity……………………………………… 45
4.1.3 Uji Reliabilitas…………………………………………………. 47
4.1.3.1 Composite Reliability……………………………………….. 47
4.1.3.2 Cronbach Alpha…………………………………………….. 48
4.2 Uji Hipotesis .................................................................................. 50
4.2.1 Evaluasi Measurment Inner Model ........................................... 50
4.2.2 Uji Koefisien Determinasi (R-square) ...................................... 50
4.2.3 Path Coefficient ......................................................................... 51
4.5.4 Pengujian Hipotesis ................................................................... 51
4.3 Pembahasan .................................................................................. 54
4.3.1 Pengaruh Variabel Tekanan Terhadap Kecurangan Akademik
Mahasiswa.. ............................................................................... 54
4.3.2 Pengaruh Variabel Peluang Terhadap Kecurangan Akademik
Mahasiswa.. ............................................................................... 55
4.3.3 Pengaruh Variabel Rasionalisasi Terhadap Kecurangan Akademik
Mahasiswa.. ............................................................................... 56
4.3.4 Pengaruh Variabel Kemampuan Individu Terhadap Kecurangan
Akademik Mahasiswa.. ............................................................. 57
4.3.5 Pengaruh Variabel Tekanan yang dimoderasi Terhadap Konformitas
Kecurangan Akademik Mahasiswa.. ......................................... 58
4.3.2 Pengaruh Variabel Peluang yang dimoderasi Konformitas Terhadap
Kecurangan Akademik Mahasiswa.. ......................................... 59
4.3.3 Pengaruh Variabel Rasionalisasi yang dimoderasi Konformitas
Terhadap Kecurangan Akademik Mahasiswa.. ......................... 60
4.3.4 Pengaruh Variabel Kemampuan Individu yang dimoderasi
Konformitas Terhadap Kecurangan Akademik Mahasiswa.. ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 62
5.2 Saran ........................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu ..................................................................... 29
Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Respon Rate Kuesioner ............................... 40
Tabel 4.2: Hasil Uji Outer Model .................................................................. 42
Tabel 4.3: Hasil Uji Average Variant Extracted ............................................ 44
Tabel 4.4: Hasil Uji Cross Loading ............................................................... 45
Tabel 4.5: Hasil Uji Composite Reliability .................................................... 48
Tabel 4.6: Hasil Uji Cronbach Alpha ............................................................ 49
Tabel 4.7: Hasil Uji R-square ........................................................................ 50
Tabel 4.8: Hasil Uji T-Statistic dan P-Values ............................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Model Theory of Planned Behaviour ........................................ 22
Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran .................................................................. 24
Gambar 4.1: Tampilan Hasil Uji PLS Algorithm ........................................... 41
Gambar 4.2: Tampilan Hasil Bootstraping………………………………….. 60
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian .....................................................
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian .................................................................
Lampiran 3. Hasil Jawaban Responden ................................................... ....
Lampiran 4. Hasil Analisis PLS Algorithm ..................................................
Lampiran 5. Matrix Construct Reliability and Validity ................................
Lampiran 6. Outer Loading .........................................................................
Lampiran 7. Cross Loading………………………………………………….
Lampiran 8. Bootstrapping…………………………………………………
Lampiran 9. R-Square………………………………………………………..
Lampiran 10. Path Coefficient……………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Mahasiswa merupakan tingkatan tertinggi dalam status seseorang pada jenjang
menuntut ilmu. Pada dasarnya kegiatan kecurangan dalam hal akademik yang
dilakukan oleh mahasiswa tidak langsung begitu saja dilakukan ketika di
perguruan tinggi. Salah satu faktor mahasiswa dalam melakukan kecurangan
dalam hal akademik baik ketika ujian maupun mengerjakan tugas adalah
kebiasaan atau perilaku yang sudah lama dilakukan, dan sulit dihilangkan karena
sudah terbiasa melakukan kecurangan tersebut sehingga akan terus berjalan
sedemikian rupa tanpa memikirkan norma dan aturan yang berlaku tentang
larangan melakukan kecurangan akademik.
Pendidikan merupakan sebuah sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan juga merupakan suatu kekuatan yang sangat mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan fisik, mental, etika dan seluruh aspek
kehidupan manusia. Fenomena yang cukup menarik di dalam perguruan tinggi
saat ini dan cukup mengancam dunia pendidikan akademis yaitu banyak
ditemukannya praktik-praktik kecurangan salah satu contohnya mencontek.
2
Mencontek adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk
tujuan yang sah atau terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk
menghindari kegagalan akademik. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat
mahasiwa merupakan salah satu sumber daya potensial dalam menunjang
kemajuan era global yang nantinya akan terjun ke dalam dunia kerja. Becker,dkk.
(2006) menyatakan bahwa, mahasiswa yang cenderung melakukan ketidakjujuran
dalam bidang akademik maka akan cenderung melakukan beragam ketidakjujuran
di dunia kerja. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kecurangan
akademik, khususnya pada mahasiswa akuntansi. Widianto dan Priatnasari (2017)
melakukan penelitiannya mengenai kecurangan akademik terhadap mahasiswa
D III akuntansi Politeknik Harapan Bersama dan menyatakan bahwa variabel-
variabel berupa tekanan, rasionalisasi, dan peluang memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku kecurangan akademik mahasiswa. Dalam hal ini
peneliti akan melakukan penelitian yang sama di tempat berbeda dengan
menambahkan kemampuan individu sebagai variabel independen tambahan dan
konformitas sebagai variabel moderasi sebagai pembeda terhadap penelitian-
penelitian terdahulu.
Konformitas sendiri merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai
hasil tekanan dari kelompok. Pada perguruan tinggi terdapat suatu dorongan bagi
mahasiswa untuk setara dengan teman sebayanya, hal ini sering disebut juga
sebagai konformitas teman sebaya. Konformitas teman sebaya adalah suatu
keterlibatan karakteristik keinginan untuk mengidentifikasi orang lain dan meniru
3
mereka, bergabung dengan kelompok untuk menghindari konflik, dan pada
umumnya lebih mengikuti daripada memimpin dalam mencetuskan suatu ide,
nilai, dan perilaku yang dilakukan oleh sekelompok anak-anak atau remaja yang
memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Perilaku manusia
dipelajari dengan mencontoh perilaku individu lain yang memiliki perilaku
menyimpang akan berpengaruh terhadap peningkatan perilaku individu yang
menirunya.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan apa saja faktor yang
mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam melakukan kecurangan akademik
sehingga penelitian ini juga diharapkan mampu menekan kecurangan bidang
akuntansi di dunia kerja. Dengan memperhatikan uraian diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai kecurangan akademik mahasiswa yang
berjudul “Analisis Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi
Menggunakan Konsep Fraud Diamond dengan Konformitas Sebagai
Variabel Moderasi”
1.2 Rumusan Masalah
Fenomena yang menarik yang akan diangkat pada penelitian ini adalah tentang
pengungkapan kecurangan akademik di lingkungan mahasiswa akuntansi dengan
menggunakan konsep Fraud Diamond dan akan dipengaruhi oleh konformitas
sebagai moderasi antara kedua variabel. Biasanya konsep fraud disini, baik fraud
triangle maupun fraud diamond digunakan untuk melakukan penelitian tentang
kecurangan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, ataupun mengenai
4
pemeriksaan akuntansi. Elemen-elemen dalam fraud triangle telah digunakan oleh
Becker,dkk. (2006) dalam penelitiannya terkait dengan kecurangan akademik.
Penelitian tersebut menemukan bahwa tiga elemen fraud yaitu tekanan, peluang
dan rasionalisasi merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku kecurangan akademik.
Namun kali ini peneliti akan mengaplikasikan konsep fraud diamond dalam
kecurangan akademik mahasiswa yang dilakukan mahasiswa dalam perguruan
tinggi dengan menambahkan kemampuan individu sebagai faktor tambahan yang
akan mempengaruhi tingkat kecurangan akademik mahasiswa. Dan pada
penelitian kali ini peneliti juga akan menambahkan konformitas sebagai variabel
moderasi di mana kuatnya pengaruh sosial yang ada dalam konformitas yang
menunjukkan bahwa orang cenderung melakukan apa yang sesuai dengan norma
yang berlaku, dan mengikuti penilaian orang lain karena tekanan kelompok yang
dirasakan. Misalnya ketika seseorang bersama dengan teman lain yang sangat
menyadari pentingnya kesehatan, maka orang tersebut akan memperlihatkan
kepadanya bahwa ia sangat suka pada buah dan ikan segar serta tidak merokok,
meskipun sesungguhnya orang tersebut tidak begitu suka pada makanan itu.
Dalam situasi ini, jika seseorang mengubah perilakunya agar sesuai dengan norma
kelompok, mungkin juga cenderung akan mengubah keyakinannya. Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Apakah tekanan berpengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
2. Apakah peluang berpengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
5
3. Apakah rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan akademik
mahasiswa?
4. Apakah kemampuan berpengaruh terhadap kecurangan akademik
mahasiswa?
5. Apakah konformitas akan mempengaruhi hubungan antara pengaruh tekanan
terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
6. Apakah konformitas akan mempengaruhi hubungan antara pengaruh peluang
terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
7. Apakah konformitas akan mempengaruhi hubungan antara pengaruh
rasionalisasi terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
8. Apakah konformitas akan mempengaruhi hubungan antara pengaruh
kemampuan terhadap kecurangan akademik mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kecurangan akademik dengan menggunakan konsep fraud
diamond dan konformitas sebagai variabel moderasi, dan seberapa besar pengaruh
dari faktor-faktor tersebut.
Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Menguji pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan akademik.
2. Menguji pengaruh kesempatan terhadap perilaku kecurangan akademik.
3. Menguji pengaruh rasionalisasi terhadap perilaku kecurangan akademik.
4. Menguji pengaruh kemampuan terhadap perilaku kecurangan akademik.
6
5.Menguji pengaruh konformitas pada hubungan tekanan terhadap perilaku
kecurangan akademik.
6. Menguji pengaruh konformitas pada hubungan kesempatan terhadap
perilaku kecurangan akademik.
7. Menguji pengaruh konformitas pada hubungan rasionalisasi terhadap
perilaku kecurangan akademik.
8. Menguji pengaruh konformitas pada hubungan kemampuan terhadap
perilaku kecurangan akademik.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini memberi manfaat:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
dunia pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
dunia pendidikan mengenai perilaku kecurangan akademik dipandang dari
perspektif dimensi fraud diamond.
2. Manfaat praktis
Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi pembaca untuk memberikan
pengetahuan mengenai pengaruh dimensi fraud diamond yaitu tekanan,
kesempatan, rasionalisasi dan kemampuan individu terhadap perilaku
kecurangan akademik. Serta dorongan dari faktor eksternal seperti norma
dan kebiasaan yang ikut berpengaruh di dalamnya. Dan dari penelitian ini
7
pula maka pengetahuan mahasiswa ekonomi tentang kecurangan akademik
dan faktor-faktor penyebabnya di lingkungan perguruan tinggi akan
bertambah sehingga secara tidak langsung mahasiswa akan memiliki
kemampuan lebih dalam mengelola dan mengurangi perilaku mereka dalam
hal melakukan kecurangan, serta memberikan pengetahuan dan pemahaman
terhadap persepsi mahasiswa terhadap kasus tersebut, sehingga mahasiswa
memiliki pola pikir yang lebih baik tentang kecurangan akademik dan
mampu bertindak positif.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kecurangan Akademik
Anderman dan Murdock (2007) mendefinisikan kecurangan akademik
sebagai penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun bantuan yang
tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik dan aktivitas
yang menggunakan proses penilaian. Lambert, dkk.(2003) menyatakan
bahwa, kecurangan akademik merupakan berbagai tindakan yang
dilakukan oleh siswa dengan menggunakan cara-cara yang tidak diizinkan
dan tidak dapat diterima dalam melakukan tugas-tugas akademik demi
mendapat keberhasilan. Lambert, dkk.(2003) menerangkan bahwa ada 4
aspek umum dari kecurangan akademik, yakni:
a. Menggunakan alat ataupun bahan yang tidak sah pada setiap kegiatan
akademik. Aspek ini meliputi penggunaan alat dan bahan yang dilarang
dan tidak diizinkan untuk mendapatkan hasil akademik yang
diinginkan, seperti pada pengerjaan tugas maupun pada saat ujian
berlangsung.
b. Febrikasi informasi, referensi atau hasil. Hal ini termasuk juga
memalsukan keterangan ataupun informasi, sumber, maupun hasil
9
(seperti hasil penelitian dan lain sebagainya) dalam proses pengerjaan
kegiatan akademik.
c. Membantu (memfasilitasi) atau memberi keleluasaan pada siswa lain
untuk melakukan tindakan kecurangan akademik. Seperti halnya,
membiarkan siswa lain berbuat kecurangan akademik ataupun dengan
sengaja membantu siswa lain untuk berbuat kecurangan.
d. Plagiarisme atau plagiasi meliputi penggunaan ide tanpa izin, menjiplak
karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri, ataupun
mengutip tanpa menyertakan sumberdaya.
3 aspek umum dalam kecurangan akademik menurut Cizek (2003), yaitu :
a.Memberi dan menerima informasi
b.Menggunakan bahan yang dilarang
c.Memanfaatkan kelemahan orang, prosedur ataupun proses untuk
mendapatkan keuntungan pada bidang akademik.
Anderman dan Murdock (2007) menjelaskan, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku kecurangan akademik di akibatkan oleh beberapa
hal, yakni :
a.Self-Efficacy
b.Perkembangan Emosi
c.Religi
Selain itu dalam sebuah Handbook of the psychology of Academic
Cheating Anderman dan Murdock (2007) menjelaskan bahwa, banyak
faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam tindak
10
kecurangan akademik adalah :
a.Demografis
1.Usia
Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa gaya kecurangan yang
dilakukan semakin kompleks dengan bertambahnya usia, hal ini
dipengaruhi juga oleh adanya perkembangan proses kognitif serta
pengalaman kecurangan akademik pada jenjang sebelumnya
(Anderman dan Murdock, 2007).
2.Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki peluang untuk
melakukan tindak kecurangan. Menurut Anderman dan Murdock
(2007) di dalam penelitiannya menemukan bahwa laki-laki
cenderung lebih banyak terlibat perilaku kecurangan akademik
dibandingkan dengan perempuan.
3.Budaya
Anderman dan Murdock (2007) menjelaskan bahwa, tingkat
kecurangan diperkirakan telah dipengaruhi oleh sudut pandang dan
persepsi yang bervariasi terhadap perilaku kecurangan dalam nilai-
nilai yang dianut oleh lingkungan sosial dan budaya setempat.
4.Religiusitas
Miller, dkk.(2007) menyebutkan bahwa tingkat keagamaan
seseorang juga mempengaruhi bagaimana pandangan mereka
terhadap perlaku kecurangan akademik dan nantinya dapat
11
mempengaruhi pola pikir mereka dalam pengambilan keputusan
apakah akan terlibat dalam kecurangan atau tidak.
5.Lingkungan
Faktor lingkungan dimaksud di sini meliputi faktor perlakuan orang
tua dan pengaruh hubungan individu dengan teman sebaya.
Schraw,dkk.(2007) menemukan bahwa, keterikatan dalam suatu
hubungan teman sebaya mempengaruhi bagaimana seorang individu
mengambil keputusan tentang tindak kecurangan akademik.
6.Status Sosial dan Ekonomi
Miller, dkk.(2007) menemukan bahwa adanya kecenderungan yang
lebih untuk melakukan kecurangan akademik bagi mahasiswa
dengan status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi daripada
mahasiswa dari kalangan status sosial ekonomi yang lebih rendah.
b.Karakteristik Akademik
1.Kemampuan
Anderman dan Murdock (2007) mengungkapkan bahwa, pencapaian
yang tinggi tanpa di barengi dengan kemampuan yang tinggi di
bidang akademik sangat menentukan seseorang terdorong untuk
melakukan kecurangan di bidang akademik.
2.Program Studi
Anderman dan Murdock (2007) meneliti tentang pengaruh program
studi terhadap kecenderungan perilaku kecurangan. Mereka
menjelaskan bahwa mahasiswa program teknik memiliki
12
kecenderungan yang lebih untuk melakukan kecurangan akademik
dibandingkan dengan mahasiswa pada program sosial, salah satunya
pada mahasiswa teknik yang cenderung ditemukannya pemalsuan
hasil labotatorium.
3.Institusi dan Organisasi
Miller, dkk.(2007) menyatakan bahwa, institusi dan organisasi
memiliki pengaruh terhadap muncul dan berkembangnya perilaku
kecurangan akademik. Institusi dan organisasi yang mentolerir serta
kurang mampu memberikan ketegasan terhadap kasus kecurangan
akademik, cenderung memunculkan siswanya untuk terus melakukan
kecurangan akademik.
c.Motivasi
1.Efikasi Diri
Bandura (1997) dalam Anderman dan Murdock (2007) menyatakan
bahwa, efikasi diri dikenal sebagai keyakinan seseorang individu
akan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya menuju pencapaian yang diharapkan. Seseorang yang
memiliki efikasi diri yang tinggi cenderung memiliki kepercayaan
dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
tindakan curang.
13
2.Tujuan Belajar
Dalam teori pencapaian hasil, dikemukakan bahwa motivasi
seseorang dalam mencapai tujuannya dapat di bedakan menjadi dua
kategori, yakni internal dan eksternal (Anderman dan Murdock,
2007).
d.Kepribadian
1.Inpulsivitas
Miller, dkk.(2007) mengatakan bahwa, seseorang yang memiliki
sikap impulsif akan cenderung memiliki kebutuhan yang tinggi
untuk menarik perhatian, selain itu orang tersebut akan cenderung
melakukan sesuatu tanpa pemikiran terlebih dahulu. Anderman dan
Murdock (2007) menjelaskan bahwa kebutuhan yang tinggi akan
perhatian umum cenderung akan melakukan kecurangan akademik
demi menghasilkan pencapaian yang tinggi.
2.Kontrol Diri
Bolin (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kontrol diri
mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan akademik,
yakni ketika seseorang memiliki tingkat kontrol diri yang rendah,
ditambah adanya kesempatan, maka orang tersebut cenderung akan
melakukan kecurangan.
3.Perkembangan Moral dan Sikap
Moralitas dapat dilakukan sebagai kapasitas untuk membedakan
mana yang benar dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut,
14
dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan
merasa bersalah atau malu ketika melanggar standar tersebut (Hasan,
2006).
e.Faktor Situasional
1.Pengetahuan Guru
Anderman, dkk.(2009) mengemukakan bahwa, perilaku akademik di
kalangan siswa dapat dicegah dan diminimalisir ketika seseorang
guru memiliki kemampuan yang baik dalam segi kognitif maupun
personal.
2.Tingkat Kesulitan Tugas atau Soal Ujian
Whitley dan Spiegel (2002) menjelaskan bahwa tingkat kesulitan
tugas maupun soal ujian menjadi salah satu alasan para siswa untuk
melakukan kecurangan akademik.
2.1.2 Fraud Diamond
Menurut kutipan dari “Fraud Examiner Manual” mendefinisikan fraud
sebagai keuntungan yang diperoleh dari seseorang dengan cara
menghadirkan sesuatu yang palsu. Kecurangan adalah istilah umum dan
mencakup semua cara dimana kecerdasan manusia dipaksakan atau
dilakukan orang lain dari representasi yang salah. Terdapat empat elemen
kunci yang kemudian disebut fraud diamond yang mendasari mengapa
perbuatan fraud dilakukan seseorang, yaitu:
a. Tekanan
Merupakan motivasi yang menuntun ke arah perilaku yang tidak pantas.
15
Jika seseorang merasa sedang dalam tekanan, maka seseorang tersebut
akan cenderung melakukan kecurangan. Selain itu, tekanan disebabkan
karena kondisi, keadaan, atau tuntutan seseorang untuk melakukan
kecurangan. Menurut Becker, dkk.(2006), kemungkinan terjadinya
kecurangan akan semakin besar ketika ada tekanan yang semakin besar
yang dihadapi oleh para pelaku. Tekanan-tekanan tersebut seperti
tekanan keuangan, tekanan akan kebiasaan buruk, dan tekanan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
b. Kesempatan
Peluang hampir serupa dengan tekanan, yaitu tidak berwujud, tetapi
pelaku dapat mempercayai atau merasa bahwa peluang tersebut ada.
Contoh yang meliputi kesempatan, yaitu:
1. Lemahnya suatu sistem yang memungkinan seorang individu
melakukan kecurangan yang biasa disebut juga sebagai kurangnya
pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi pelanggaran.
2. Ketidakmampuan untuk menilai kualitas dari suatu kinerja dan
kegagalan dalam mendisiplinkan pelaku fraud.
3. Ketidaktahuan, apatis, ataupun kemampuan yang tidak memadai dari
korban fraud serta kurangnya akses informasi.
Faktor lainnya yang sama berkontribusi serupa dalam kesempatan
melakukan fraud ialah :
1. Asumsi bahwa seseorang tersebut tidak sadar.
2. Asumsi bahwa karyawan tidak diperiksa secara berkala dalam hal
pelanggaran peraturan perusahaan.
16
3. Percaya bahwa tidak ada orang lain yang peduli.
4. Tidak ada orang lain yang akan mempertimbangkan bahwa perilaku
ini merupakan ancaman serius dalam perusahaan.
c. Rasionalisasi
Widianto dan Priatnasari (2017) mengungkapkan bahwa, rasionalisasi
dapat diartikan sebagai suatu sikap atau anggapan pribadi bahwa
kecurangan merupakan tindakan yang tidak salah. Dengan adanya
rasionalisasidari mahasiswa akuntansi dalam melakukan kecurangan,
maka semakin besar kemungkinan perilaku kecurangan akademik akan
terjadi. Rasionalisasi merujuk kepada pembenaran bahwa perilaku yang
tidak pantas adalah sesuatu yang berbeda dari kegiatan kriminal. Sangat
penting untuk dicatat bahwasanya rasionalisasi merupakan hal yang
sulit untuk dilihat dan diamati, seperti ketidakmungkinan membaca
pikiran dari pelaku fraud. Dalam hal ini tentunya antara satu pikiran
dengan pikiran yang lain akan sangat berbeda mengenai rasionalisasi.
Bisa saja kita berfikir bahwa suatu hal rasional atau dapat
dirasionalisasikan, tetapi belum tentu akan sama jawaban dan hasilnya
dengan pemikiran orang lain.
d. Kemampuan Individu
Wolfe dan Hermanson (2004) menyebutkan bahwa, untuk
meningkatkan pencegahan dan pendeteksian kecurangan perlu
mempertimbangkan elemen keempat. Di samping menangani tekanan,
peluang, dan rasionalisasi seorang peneliti juga harus
17
mempertimbangkan kemampuan individu yaitu sifat-sifat pribadi dan
kemampuan yang memainkan peran utama dalam kecurangan yang
mungkin benar-benar terjadi bahkan dengan kehadiran tiga unsur
lainnya. Keempat elemen ini dikenal sebagai “Fraud Diamond”.
Dengan kata lain, pelaku atau orang yang melakukan kecurangan harus
memiliki keahlian dan kemampuan untuk menjalankan kecurangan nya.
Wolfe dan Hermanson (2004) juga menjelaskan sifat-sifat terkait
elemen kemampuan individu yang sangat penting dalam pribadi pelaku
kecurangan, yaitu:
1. Posisi
Seseorang dalam posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas
situasi tertentu atau di dalam lingkunganya.
2. Kecerdasan dan kreatifitas
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup yang dapat
mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan menggunakan
posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk suatu keuntungan.
3. Sikap / Ego
Setiap individu memiliki ego dan keyakinan yang tidak dapat
terdeteksi. Namun seseorang dengan mental disorder atau ego yang
berlebihan akan cenderung melakukan hal buruk karna ingin
memperlihatkan kemampuan mereka.
18
4. Paksaan
Seorang individu yang dapat memaksa seseorang atau seorang
individu dengan kepribadian persuasif dapat berhasil meyakinkan
seseorang untuk melakukan penipuan, menyembunyikanya, atau
melihat kearah lain.
5. Penipuan
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif dan
konsisten. Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu
berbohong untuk meyakinkan dan harus merancang cerita secara
keseluruhan.
6. Stres
Individu harus dapat mengendalikan diri dari stres karena melakukan
suatu kecuragan dan menjaganya agar tetap tersembunyi.
2.1.3 Konformitas
Sears (2004) dalam Ramadhani (2016) menyatakan, konformitas
merupakan suatu situasi di mana seseorang berusaha menyesuaikan dirinya
dengan keadaan di dalam kelompok sosialnya karena individu merasa ada
tuntutan, tekanan atau desakan untuk menyesuaikan diri. Seseorang yang
menampilkan perilaku tertentu juga dapat disebabkan karena orang lain
menampilkan perilaku yang sama. Orang yang ingin mendapatkan
legitimasi dan penerimaan dari lingkungannya cenderung untuk mengikuti
norma-norma yang ada di dalam lingkungannya tersebut. Dengan
mematuhi tuntutan lingkungan, individu berharap dapat menjadi bagian
19
dan diterima oleh lingkungannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konformitas merupakan suatu
bentuk penyesuaian diri terhadap kelompok atau lingkungan karena
adanya tekanan kelompok.
Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat. Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan konformitas
sebagai suatu bentuk pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap
dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial. Menurut Taylor
(2009), konformitas merupakan sikap sukarela sebagai tendensi keyakinan
yang di tunjukkan melalui perilaku dengan tujuan penyesuaian diri
terhadap individu lain. Sementara menurut Sarwono (2005) konformitas
merupakan perilaku menyamakan diri dengan orang lain yang biasanya
cenderung didorong oleh keinginan diri sendiri.
2.1.4 Theory of Planned Behaviour
Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk
menjelaskan tingkat kecurangan akademik yang akan dipenggaruhi dengan
teori fraud diamond, dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan di
dasarkan pada proses psikologis yang sangat kompleks. Selanjutnya Ajzen
dan Fishbein (1991) mengatakan, TPB telah diterima secara luas sebagai
alat untuk menganalisis perbedaan antara sikap dan niat serta sebagai niat
dan perilaku. Dalam hal ini, upaya untuk menggunakan TPB sebagai
pendekatan untuk menjelaskan kecurangan akademik dapat membantu
mengatasi beberapa keterbatasan penelitian sebelumnya, dan menyediakan
20
sarana untuk memahami kesenjangan luas diamati antara sikap dan
perilaku.
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari Theory
of Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh
Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975. Theory of Planned Behavior (TPB)
didasarkan pada asumsi bahwa manusia biasanya akan bertingkah laku
sesuai dengan pertimbangan akal sehat, bahwa manusia akan mengambil
informasi yang ada mengenai tingkah laku yang tersedia secara implisit
atau eksplisit dan mempertimbangkan akibat dari tingkah laku tersebut.
Manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia
hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Seseorang akan
membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Perilaku yang
ditunjukkan oleh seseorang juga akan mempengaruhi perilaku orang lain.
Ajzen dan Fishben (1985) menyempurnakan Theory of Reasoned Action
(TRA) dan memberikan nama TPB. TPB menjelaskan mengenai perilaku
yang dilakukan individu timbul karena adanya niat dari individu tersebut
untuk berperilaku dan niat individu disebabkan oleh beberapa faktor
internal dan eksternal dari individu tersebut. Sikap individu terhadap
perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu perilaku, evaluasi terhadap
hasil perilaku, norma subyektif, kepercayaan normatif dan motivasi untuk
patuh. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk
yang rasional yang akan memperhitungkan implikasi dari tindakan mereka
21
sebelum mereka memutuskan untuk melakukan suatu perilaku yang akan
mereka lakukan.
TPB menjelaskan bahwa niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh
tiga faktor, yaitu :
1. Sikap terhadap perilaku sikap bukanlah perilaku, namun sikap
menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk tindakan yang mengarah
pada perilaku. Individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan sikap
yang dimilikinya terhadap suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku
yang dianggapnya positif itu yang nantinya akan dipilih individu
untuk berperilaku dalam kehidupannya. Oleh karena itu sikap
merupakan suatu wahana dalam membimbing seorang individu untuk
berperilaku.
2. Persepsi kontrol perilaku dalam berperilaku seorang individu tidak
dapat mengkontrol sepenuhnya perilakunya di bawah kendali individu
tersebut atau dalam suatu kondisi dapat sebaliknya di mana seorang
individu dapat mengontrol perilakunya dibawah kendali individu
tersebut. Pengendalian seorang individu terhadap perilakunya
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan juga faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut
seperti keterampilan, kemauan, informasi, dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal berasal dari lingkungan yang ada disekeliling individu
tersebut. Persepsi terhadap kontrol perilaku adalah bagaimana
seseorang mengerti bahwa perilaku yang ditunjukkannya merupakan
hasil pengendalian yang dilakukan oleh dirinya.
22
3. Norma subyektif seorang individu akan melakukan suatu perilaku
tertentu jika perilakunya dapat diterima oleh orang-orang yang
dianggapnya penting dalam kehidupannya dapat menerima apa yang
akan dilakukannya. Sehingga, normative belief menghasilkan
kesadaran akan tekanan dari lingkungan sosial atau norma subyektif.
TPB dapat digambarkan melalu model berikut:
Gambar 2.1 Model Theory of Planned Behaviour
2.1.5 Teori Motivasi Berprestasi
Dalam hidup ini setiap orang memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai,
tentunya untuk mencapai tujuan tersebut seseorang harus memiliki
motivasi. Masing-masing individu memiliki motivasi yang berbeda-beda
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Awan, dkk. (2011)
mendefinisikan motivasi sebagai kondisi internal yang menstimulasi,
menggerakkan, dan memelihara perilaku, sedangkan Singh (2011)
menyebutkan motivasi sebagai penggerak untuk mencapai target dan
proses untuk memelihara penggerak tersebut. Dengan bahasa sederhana,
motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang melangkah,
BehaviorBehavioral Intension
Attitude
Behavioral Belief
Outcome Evaluation
Subjective Norm
Normative Belief
Motivation to Company
Preceived Behavioral
Control
Control Behavior
Physical Limit
23
membuatnya tetap melangkah, dan menentukan ke mana seseorang
tersebut mencoba melangkah (Slavin, 2011).
Motivasi diperlukan seseorang sebagai kekuatan dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan, kesuksesan, dan keberhasilan. Seberapa besar
kekuatan motivasi yang dimiliki seseorang akan sangat menentukan
kualitas pelaku dan sikap yang ditunjukkan dalam kegiatan sehari-harinya,
contohnya pada saat ia belajar atau bekerja. Motivasi untuk berprestasi
adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan
dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan, baik berasal dari standar
prestasinya sendiri, di waktu lalu, ataupun prestasi orang lain (Robbins,
2003). Motivasi berprestasi tersebut akan berkembang terus sesuai dengan
pengalaman, interaksi, serta tindakan seseorang untuk mencapai tujuannya.
Pencapaian suatu prestasi tergantung dari tindakan yang dilakukan
seseorang. Namun terkadang tidak semuaorang melakukan cara atau
tindakan yang tepat dalam mencapaisuatu prestasi. Perilaku penyimpangan
dalam penyelesaian tugas berupa plagiarisme dan menyontek dalam
pelaksanaan ujianyang termasuk dalam perilaku kecurangan akademik, di
mana bentuk motivasi berprestasi yang dimiliki mahasiswa untuk dapat
mencapai standar nilai yang diinginkan dilakukan dengan cara yang salah.
24
KONFORMITAS
(Z)
TEKANAN
(X1)
KEMAMPUAN
(X4)
RASIONALISASI
(X3)
PELUANG
(X2)
KECURANGAN
AKADEMIK
(Y)
2.2 Kerangka Penelitian
(H5)
(H6)
(H7)
(H8)
(H1)
(H2)
(H3)
(H4)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Tekanan
Nursani (2014) melakukan penelitiannya dengan mahasiswa akuntansi
angkatan 2010-2013 Universitas Brawijaya sebagai sampel penelitian, ia
menemukan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam melakukan kecurangan akademik, yaitu peluang, rasionalisasi, dan
kemampuan individu. Sedangkan faktor lainya yaitu tekanan tidak
berpengaruh terhadap perilaku mahasiswa dalam melakukan kecurangan
akademik. Namun dalam penelitian ini peneliti menduga bahwa tekanan
memiliki andil sebagai salah satu faktor yang berpengaruh positif terhadap
kecurangan akademik. Tekanan dalam penelitian yang akan dilakukan ini
merupakan tekanan yang dialami oleh mahasiswa sebagai faktor
25
pendorong bagi mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademik. Jadi
tekanan dalam konteks kecurangan akademik merupakan dorongan
maupun motivasi yang dihadapi mahasiswa dalam kesehariannya yang
mempunyai hubungan dengan masalah akademik dan menyebabkan
mereka memiliki tekanan yang kuat untuk mendapatkan hasil akademik
yang terbaik dengan cara apapun.
H1: Tekanan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi.
2.3.2 Peluang
Peluang biasanya muncul karena adanya sistem yang kurang baik sehingga
pada dasarnya kesempatan merupakan faktor yang paling mudah untuk
diminimalisasi dan diantisipasi asalkan dapat menciptakan sistem dengan
pengendalian yang baik. Artani dan Wetra (2017) pada penelitianya
mengenai kecurangan akademik di tiga perguruan tinggi di Bali
menemukan bahwa, peluang tidak berpengaruh terhadap kecurangan
akademik. Namun pada penelitian kali ini peneliti menduga bahwa
peluang akan berpengaruh secara positif terhadap perilaku kecurangan
akademik, karena mahasiswa akan selalu mencari peluang untuk sesuatu
yang mereka anggap menguntungkan di mana semakin besar peluang yang
tersedia bagi seseorang untuk melakukan kecurangan maka akan semakin
besar pula kemungkinan orang tersebut untuk melakukan kecurangan.
Semakin meningkat peluang yang diperoleh, maka semakin besar
kemungkinan perilaku kecurangan.
26
Hal ini berarti bahwa peluang memiliki pengaruh terhadap perilaku
kecurangan akademik mahasiswa.
H2: Peluang berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi.
2.3.3 Rasionalisasi
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), rasionalisasi merupakan
proses atau cara untuk menjadikan sesuatu yang tidak rasional menjadi
rasional (dapat di terima akal sehat) atau menjadi sesuatu yang baik.
Rasionalisasi dalam konteks kecurangan akademik adalah proses
pembenaran diri yang dilakukan mahasiswa untuk mentutupi atau
mengurangi rasa bersalah yang timbul karena telah melakukan perbuatan
yang tidak jujur dalam konteks akademik. Hal ini karena rasionalisasi
ataupun alasan untuk melakukan kecurangan dianggap sebagai perilaku
yang dapat diterima dan dianggap wajar. Selain itu, rasionalisasi juga akan
dilakukan ketika mahasiswa meyakini bahwa mereka tidaklah berbuat
salah dan masih berada dalam batasan yang sewajarnya. Seperti halnya
dua faktor sebelumnya, rasionalisasi juga memberikan pengaruh yang
positif terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan akademik.
Berdasarkan berbagai penjelasan yang telah diberikan sebelumnya, maka
peneliti menduga bahwa rasionalisasi mempunyai pengaruh positif
terhadap perilaku kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa.
H3: Rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi.
27
2.3.4 Kemampuan Individu
Banyak kecurangan akademik yang sering dilakukan mahasiswa yang
tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat.
Peluang membuka pintu masuk untuk melakukan kecurangan, tekanan dan
rasionalisasi dapat menarik mahasiswa untuk melakukan kecurangan itu.
Tetapi mahasiswa tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengenali
peluang tersebut dan mengambil keuntungan sehingga dapat
melakukannya secara berulang kali. Hal tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam melakukan kecurangan
akademik cenderung lebih memungkinkan untuk melakukan kecurangan
akademik lebih sering daripada mereka yang tidak memiliki kemampuan
dalam melakukan kecurangan akademik.
H4: Kemampuan individu berpengaruh positif terhadap perilaku
kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi.
2.3.5 Konformitas
Taylor (2009) mengemukakan bahwa, konformitas merupakan tendensi
individu untuk mengubah keyakinan atau perilaku sehingga sesuai dengan
orang lain. Hal tersebut dilakukan individu sebagai bentuk penyesuaian
diri terhadap lingkungannya. Konformitas terjadi juga karena adanya
kekuatan berupa tuntutan yang tidak nyata dalam suatu kelompok.
Anggota kelompok akan mengikuti permintaan tertentu sesuai kesepakatan
yang telah disetujui, walaupun secara personal ia tidak menyetujui
kesepakatan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa konformitas yang
28
nantinya akan diteliti oleh peneliti memiliki pengaruh terhadap hubungan
antara konsep fraud diamond dan kecurangan akademik, dengan presepsi
bahwa mahasiswa dapat memperoleh dorongan untuk melakukan
kecurangan dipengaruhi oleh adanya ketidaknyamanan akan tuntutan dan
norma sosial yang harus diikuti. Berdasarkan berbagai penjelasan yang
telah diberikan sebelumnya, maka peneliti menduga bahwa konformitas
akan memperkuat hubungan antara konsep fraud diamond terhadap
perilaku kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa.
H5:Konformitas memperkuat pengaruh positif dari tekanan terhadap
perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa
akuntansi.
H6:Konformitas memperkuat pengaruh positif dari peluang terhadap
perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa
akuntansi.
H7:Konformitas memperkuat pengaruh positif dari rasionalisasi
terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan oleh
mahasiswa akuntansi.
H8:Konformitas memperkuat pengaruh positif dari kemampuan
individu terhadap perilaku kecurangan akademik yang dilakukan
oleh mahasiswa akuntansi.
29
2.4 Penelitian Terdahulu
Untuk memperkuat penelitian maka diperlukan tinjauan terhadap penelitian
terdahulu. Adapun penelitian-penelitian yang sejenis yaitu:
NO. NAMA RUMUSAN
MASALAH DAN
TUJUAN
METODE HASIL
1. Artani dan
Wetra
(2017)
Penelitian mengenai
Fraud diamond dalam
kaitannya dengan
perilaku kecurangan
akademik di perguruan
tinggi di Indonesia
dilakukan diantaranya
oleh dilakukan oleh
Prawira dan Irianto
(2015) di beberapa
universitas di kota
Malang dengan
menggunakan sampel
penelitian sebesar 120
mahasiswa serta 5
informan, menemukan
bukti empiris bahwa
perilaku kecurangan
akademik mahasiswa
dipengaruhi oleh dimensi
fraud diamond.
Beragamnya hasil
penelitian menyebabkan
penelitian ini perlu
dilakukan untuk
menemukan bukti
empiris baru ataupun
bukti-bukti yang
memperkuat hasil
penelitian sebelumnya
dengan menambahkan
faktor-faktor lainnya.
Penelitian ini merupakan
ekstensi dari penelitian
Irianto dan Prawira
(2015) yang
menggunakan konsep
fraud diamond dalam
meneliti perilaku
kecurangan akademik
mahasiswa akuntansi.
Perbedaannya adalah
penelitian ini menguji
variabel academic self
efficacy sebagai variabel
tambahan. Perbedaan
lainnya sampel yang
digunakan adalah
Data dianalisis
dengan mengunakan
analisis data
deskriptif untuk
memberikan
gambaran mengenai
pengiriman dan
pengembalian
kuesioner, gambaran
umum responden
penelitian (umur,
jenis kelamin,
semester) serta
deskripsi mengenai
konstruk penelitian
yang menunjukkan
angka minimum,
maksimum, mean dan
standar deviasi.
Pengujian hipotesis
dilakukan dengan
analisis regresi
berganda untuk
mengetahui pengaruh
variabel independen
yaitu academic self
efficacy dan fraud
diamond (peluang,
tekanan, rasionalisasi
dan kemampuan)
terhadap variabel
dependen yaitu
kecurangan akademik
mahasiswa. Sebelum
dilakukan uji
hipotesis, dilakukan
uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji
normalitas, uji
multikolinearitas dan
uji
heteroskedastisitas.
Penelitian ini bertujuan
untuk menginvestigasi
pengaruh academic self
efficacy dan variabel
fraud diamond terhadap
perilaku kecurangan
mahasiswa akuntansi di
Bali. Untuk menemukan
jawaban tersebut ada
lima hipotesis yang
diajukan dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis dapat
disimpulkan bahwa
perilaku kecurangan
akademik mahasiswa
dipengaruhi secara
bersama-sama oleh
variabel academic self
efficacy, tekanan,
peluang, rasionalisasi
dan kemampuan untuk
melakukan kecurangan.
Pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa
academic self efficacy,
tekanan, peluang dan
rasionalisasi tidak
berpengaruh terhadap
perilaku kecurangan
akademik mahasiswa
akuntansi, namun
variabel kemampuan
berpengaruh positif
terhadap terjadinya
perilaku kecurangan
akademik mahasiswa.
30
mahasiswa akuntansi
baik swasta maupun
negeri di wilayah Bali
dengan menggunakan
metoda kuantitatif. 2. Widianto
dan
Priatnasari
(2017)
Perguruan Tinggi sebagai
sistem pendidikan
nasional memiliki peran
strategis dalam mendidik
kehidupan bangsa dan
memajukan sains dan
teknologi dengan
mengamati dan
menerapkan nilai
humaniora serta budaya
dan pemberdayaan
bangsa yang lestari.
Peran strategis dalam
mendidik kehidupan
bangsa yang dimiliki
oleh perguruan tinggi
terancam oleh praktik
penipuan yang terjadi,
dan biasa disebut sebagai
kecurangan akademik.
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka
dapat tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
untuk menguji dan
menganalisis Apakah
tekanan (pressure),
peluang (opportunity),
dan rasionalisasi
(rationalization)berpeng
aruh secara simultan dan
parsial terhadap perilaku
kecurangan akademik
(academic
fraud)mahasiswa
Teknik pengumpulan
data yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah kuesioner
yang disajikan dalam
kuesioner; Dalam
bentuk pertanyaan
tertutup yang dibuat
dengan menggunakan
skala interval. Hasil
uji T menunjukkan
bahwa variabel
Tekanan, Peluang,
Rasionalisasi
signifikan dan
signifikan terhadap
Penipuan Akademik
sedangkan uji F
(simultan)
menunjukkan bahwa
variabel Tekanan,
Peluang,
Rasionalisasi secara
simultan dan
signifikan
mempengaruhi
kecurangan
akademik.
Berdasarkan hasil
analisis data dan
pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab
sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan uji t
secara parsial
menunjukan bahwa,
Pressure (Tekanan),
Oppurtunity
(Kesempatan),
Rationalization
(Rasionalisasi)
berpengaruh signifikan
terhadap Perilaku
Kecurangan Akademik.
2. Berdasarkan uji f
menunjukan bahwa,
secara bersamaan
simultan Pressure
(Tekanan), Oppurtunity
(Kesempatan),
Rationalization
(Rasionalisasi)
berpengaruh simultan
dan signifikan terhadap
Perilaku Kecurangan
Akademik.
3. Koefisien determinasi
(Adj R2) menunjukan
Nilai koefisien
determinasi yang telah
terkoreksi dengan jumlah
variabel dan ukuran
sampel (Adjusted R²)
sebesar 0,738
menunjukkan bahwa
variable tekanan,
kesempatan dan
rasionalisasi dapat
kecurangan akademik
sebesar 73, 8 persen
sedangkan sisanya
sebesar 26,2 persen
dijelaskan oleh variabel
lainnya diluar variabel
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Dalam penelitian ini,
lingkup objek penelitian yang ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti yaitu mengenai kecurangan akademik, dengan menggunakan
konsep fraud diamond sebagai variabel independent dan konformitas sebagai
variabel moderasi.
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dengan metode penelitian, penulis bermaksud mengumpulkan data dengan
menggunakan metode penelitian survei. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif
yang digunakan peneliti di sini adalah untuk mendeskripsikan variabel-variabel
independen dan dependen yaitu variabel fraud diamond, kecurangan akademik
dan konformitas sebagai variabel moderasi yang melukiskan sifat-sifat dari
fenomena dengan keadaan yang terjadi. Metode verifikatif yang digunakan
peneliti di sini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang terjadi
antar variabel.
32
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian populasi yang akan
mewakili populasi untuk diteliti (Indriantoro dan Supomo, 2012). Populasi dalam
penelitian ini meliputi mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung yang berstatus aktif tahun ajaran 2017/2018. Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut,
ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Jogiyanto, 2015). Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini di dasarkan pada metode Convenience
Sampling. Salah satu alasan pengambilan sampel yang terbatas adalah karena jika
jumlah elemen populasi relatif banyak, peneliti tidak mungkin mengumpulkan
seluruh populasi, karena akan memerlukan waktu yang relatif tidak sedikit.
Populasi dalam penelitian ini di kelompokkan menjadi tiga sub populasi
berdasarkan tahun angkatan masuk yang masih aktif pada saat penelitian
berlangsung, yaitu angkatan 2014, 2015, dan 2016. Alasan dipilihnya Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sebagai populasi
dan sampel pada penelitian ini adalah dikarenakan peneliti ingin mengetahui
besarnya tingkat kecurangan akademik di Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitan ini adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli atau tidak melalui media perantara. Data primer secara khusus dikumpulkan
33
oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa
opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap
suatau benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Namun pada
penelitian kali ini peneliti akan mengumpulkan data dengan pengumpulan opini
subjek melalui angket yang akan disebarkan secara langsung kepada objek
penelitian sesuai sampel yang telah ditetapkan.
3.5 Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Variabel Independen (X)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert dengan skala 1
hingga 5. Secara berurutan skala 1 hingga 5 merefleksikan sangat tidak
setuju (STS), tidak setuju (TS), cukup setuju (CS), setuju (S), dan sangat
setuju (SS). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a.Tekanan(X1)
Tekanan merupakan suatu situasi di mana seseorang merasa perlu untuk
melakukan kecurangan. Albrecht (2012), menjelaskan bahwa tekanan
merupakan suatu situasi di mana seseorang merasa perlu untuk
melakukan kecurangan. Semakin tingginya tekanan maka semakin
besar pula kemungkinan perilaku kecurangan akademik akan terjadi.
Indikator dari tekanan yang di paparkan dalam kuesioner, mengadopsi
Albrecht (2003) yang digunakan oleh Nursani (2014) terdapat dalam
pertanyaan 1-7 pada lembar lampiran.
34
b. Peluang (X2)
Menurut Albrecht (2012), peluang merupakan sebuah situasi yang
memungkinkan seseorang untuk melakukan kecurangan, sebuah situasi
yang dianggap aman oleh pelaku untuk berbuat curang dengan
anggapan tindakan kecurangannya tidak akan terdeteksi. Pada
penelitian ini indikator dari peluang yang di paparkan dalam kuesioner,
mengadopsi dari Artani dan Wetra (2017), dalam pertanyaan 8-12 pada
lembar lampiran tetapi terdapat sedikit penyesuaian dikarenakan adanya
indikator yang serupa dalam variabel ini.
c. Rasionalisasi (X3)
Rasionalisasi merupakan pembenaran diri sendiri atau alasan yang salah
untuk suatu perilaku yang salah. Menurut Albrecht (2012), rasionalisasi
berbuat kecurangan tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu
kecurangan sering dilakukan, keadaan terdesak, perlakuan tidak adil
dari kampus, tidak ada pihak yang dirugikan, untuk menjaga nama baik.
Indikator dari rasionalisasi yang dipaparkan dalam kuesioner,
mengadopsi dari Albrecht (2003) yang terdapat dalam penelitian serta
digunakan oleh Nursani (2014) dalam pertanyaan 13-17 pada lembar
lampiran.
d. Kemampuan Individu (X4)
Menurut Wolfe dan Hermanson (2004), kemampuan didefinisikan
sebagai sifat-sifat pribadi dan kemampuan yang memainkan peran
utama dalam kecurangan akademik. Indikator dari kemampuan individu
35
yang di paparkan dalam kuesioner, mengadopsi Wolfe dan Hermanson
(2004) yang digunakan juga oleh Nursani (2014), dalam pertanyaan 18-
22 pada lembar lampiran tetapi terdapat sedikit penyesuaian
dikarenakan adanya indikator yang serupa dalam variabel ini.
3.5.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku kecurangan
akademik. Kecurangan akademik dapat diartikan sebagai perilaku yang
dilakukan oleh mahasiswa dengan sengaja meliputi:
a. Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan dalam menyelesaikan ujian
atau tugas.
b. Memberikan keuntungan kepada mahasiswa lain di dalam ujian atau
tugas dengan cara yang tidak jujur.
Variabel ini digunakan untuk mengukur intensitas dalam melakukan
kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Indikator
dari kecurangan akademik yang di paparkan dalam kuesioner
menggunakan referensi dari Cizek (2003) yakni menggunakan catatan saat
ujian, dan menyalin jawaban orang lain ketika ujian, Colby (2006) yang
juga digunakan oleh Sagoro (2013). Terdapat dalam pertanyaan 23-28
pada lembar lampiran yang akan diukur dengan menggunakan skala Likert
dengan skala 1 hingga 5 dengan keterangan, sangat tidak setuju (STS),
tidak setuju (TS), cukup setuju (CS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).
36
3.5.3 Variabel Moderasi (Z)
Variabel moderasi (z) dalam penelitian ini adalah konformitas yang mana
merupakan norma maupun pemikiran umum yang harus diterima secara
mau tidak mau, dan dilakukan untuk mendapat hadiah atau menghindari
hukuman. Melakukan suatu tindakanyang sesuai dengan norma dalam
psikologi sosial disebut konformitas (Levianti,2008). Indikator dari
konformitas yang dipaparkan dalam kuesioner, mengadopsi aspek-aspek
konformitas yang dijelaskan Sears (1985) dan disempurnakan kembali
oleh Taylor (2009). Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala
Likert dengan skala 1 hingga 5 dengan keterangan, sangat tidak setuju
(STS), tidak setuju (TS), cukup setuju (CS), setuju (S), dan sangat setuju
(SS). Dalam pertanyaan 29- 38 pada lembar lampiran yang disesuaikan
dengan variabel terkait lainya. Variabel ini akan mempengaruhi hubungan
antara faktor-faktor yang terkandung dalam variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y), dengan demikian variabel ini dapat
memperkuat atau melemahkan hubungan antara keduanya.
3.6 Metode Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Model
menggunakan pendekatan Partial Least Square softwarenya. PLS merupakan
pendekatan alternative yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance
menjadi berbasis varian (Gozali, 2006). Menurut Jogiyanto (2015) ketika terjadi
permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitianyang kecil,
adanya data yang hilang itu PLS adalah analisis persamaan struktural
secara simultan dapat melakukan pengujian model pegukuran sekaligus pengujian
37
model struktural. Model struktural tersebut menunjukkan hubungan antara
konstruk independen dan konstruk dependen. Model pengukuran menunjukkan
hubungan penulis menggunakan Partial Least Square tepat untuk menguji
variabel dalam penelitian ini. Dikarenakan PLS mampu mempertimbangkan
semua arah koefisien secara bersamaan untuk memungkinkan analisis langsung,
tidak langsung, dan hubungan palsu yang tidak dimiliki oleh analisis regresi.
3.6.1Pengukuran Model
Pengukuran model dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
konsistensi dan keakuratan data yang dikumpulkan. Pengukuran model
dalam penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.6.1.1 Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda
antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Ghozali, 2016).
1. Convergent Validity, dinilai berdasarkan korelasi antara item score
AVE yang dihitung dengan PLS. Skala pengukuran nilai loading 0,5
sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Convergent validity sangat
baik apabila skor AVE (Hanseler, dkk, 2009) .
2. Discriminant Validity, dinilai dengan metode Cross-loading
menyatakan bahwa semua item harus lebih besar dari konstruk
lainnya (Al-Ghatani, dkk, 2007).
38
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach
Alpha dan Composite Reliability. Hulland (1999) mengungkapkan suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha lebih dari 0,7 dan composite reliability lebih dari 0,7.
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-
masing pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.
3.7 Struktural Model
Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan
literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of
Determination (R-square) dan Path Coefficient (ß) (Chenhall, 2004) untuk
melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.
3.7.1 Uji Koefisien Determinasi (R-square)
Teknik pengukuran ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa konstruk
endogen diuji untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen
dengan mengevaluasi (R-square). R-square berfungsi untuk mengukur
hubungan antara variabel laten terhadap total varians. Sebagaimana yang
dikatakan dalam penelitian sebelumnya, nilai (R-square) diterima
(Chenhall, 2004).
3.7.2 Path Coefficient (ß)
Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
prosedur boostrap dengan 500 penggantian. Dapat dikatakan jika antar
39
konstruk memiliki hubungan yang kuat apabilan nilai path coefficients
lebih dari 0,100. Serta hubungan antara variabel laten dikatakan signifikan
jika path coefficients ada pada level 0,050 (Urbach andAhlemann, 2010)
3.8 Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil
path coeffecient dengan T tabel. Hipotesis dapat dikatakan sangat signifikan
apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 1%. Hipotesis dikatakan
signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%, dan apabila T
hitung > T tabel pada derajat kebebasan 10% maka hipotesis dikatakan lemah.
Sedangkan hipotesis dikatakan tidak signifikan apabila T hitung < T tabel pada
derajat kebebasan 10%. Untuk pengujian hipotesis menggunakan hipotesis satu
arah (one-tailed) ditunjukkan oleh nilai statistik T (T-statistic) harus = 1,64 maka
hipotesis alternatif dapat dinyatakan didukung (Jogiyanto, 2015).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari tekanan, peluang,
rasionalisasi, dan Kemampuan individu yang terkandung dalam konsep
fraud diamond terhadap kecurangan akademik yang dimoderasi oleh
konformitas. Sampel penelitian yaitu 158 mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dari empat variabel
independen yaitu tekanan, peluang, rasionalisasi dan kemampuan individu
yang diinteraksikan dengan variabel moderasi yaitu konformitas yang
diduga berpengaruh terhadap kecurangan akademik, ternyata semua
variabel yang diuji yaitu tekanan, peluang, rasionalisasi dan kemampuan
individu maupun semua variabel independen yang dipengaruhi oleh
konformitas sebagai variabel moderasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kecurangan akademik.
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang mendukung kesimpulan peneliti :
1. Tekanan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik
yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti dengan
nilai T-statistics sebesar 4,826 dengan P-values 0,000 di mana angka
tersebut signifikan karena (p<0,05).
63
2. Peluang berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik yang
dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti dengan nilai
T-statistics sebesar 4,627 dengan P-values 0,000 di mana angka tersebut
signifikan karena (p<0,05).
3. Rasionalisasi berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik
yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti dengan
nilaiT-statistics sebesar 3,674 dengan P-values 0,000 di mana angka
tersebut signifikan karena (p<0,05).
4. Kemampuan berpengaruh positif terhadap perilaku kecurangan akademik
yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti dengan
nilai T-statistics sebesar 4,536 dengan P-values 0,000 di mana angka
tersebut signifikan karena (p<0,05).
5. Konformitas memperkuat pengaruh tekanan terhadap perilaku kecurangan
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti
dengan nilai T-statistics sebesar 4,571 dengan P-values 0,446 di mana
angka tersebut 0,002 signifikan karena (p>0,05).
6. Konformitas memperkuat pengaruh peluang terhadap perilaku kecurangan
akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal tersebut terbukti
dengan nilai T-statistics sebesar 3,713 dengan P-values 0,000 di mana
angka tersebut signifikan karena (p<0,05).
7. Konformitas memperkuat pengaruh rasionalisasi terhadap perilaku
kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal
tersebut terbukti dengan nilai T-statistics sebesar 3,827 dengan P-values
0,002 di mana angka tersebut signifikan karena (p<0,05).
64
8. Konformitas memperkuat pengaruh kemampuan terhadap perilaku
kecurangan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa akuntansi. Hal
tersebut terbukti dengan nilai T-statistics sebesar 4,357 dengan P-values
0,000 di mana angka tersebut signifikan karena (p<0,05)
5.2.Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti lainnya
Sebaiknya melakukan penelitian yang sama, dengan menyempurnakan
model penelitian, yaitu dengan memperbanyak sampel penelitian dan
menambahkan variabel lain seperti kejujuran, religiusitas dan variable
lainnya.
2. Peneliti selanjutnya
Bisa melakukan pengumpulan sumber data dengan mewawancarai
sampel, tidak hanya menggunakan kuesioner. Informasi yang di dapatkan
bias lebih detail dengan melakukan wawancara.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecth, W.S. 2003. Fraud Examination. South Western: Thomson. Availabel at
https://books.google.co.id/ pada 13 Oktober 2018
Albrecth, W.S., Albrecth,C.C., Albrecth,C.O and Zimbelman,M.F .2012. Fraud
Examination. USA: South westhern. Cengage Learning. Availabel at
https://books.google.co.id/ pada 13 Oktober 2018
Al-Gahtani, S. S., Hubona, G. S., & Wang, J. 2007.”Information Technology (IT) in
Saudi Arabia: Culture and The Acceptance and Use of IT.” Information &
Management, 44 (8): 681-691.
Ajzen, I. 1991. The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human
Decision Processes Journal, 50: 179-211.
Ajzen, I., 1985, From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior dalam J.
Kuhl & J. Beckman, Eds., Action-control: From Cognition to Behavior, 11-39,
Springer, Heidelberg.
Anderman, E.M., Cupp, P.K., and Lane, D. 2009. Impulsivity and Academic
Cheating. Journal of Experimental Education, 78 (1) : 135-150
Anderman, E.M., and Murdock T. B. 2007. Psychology of Academic Cheating.
London: Academic Press, Inc.
Artani, Ketut Tri Budi dan Wetra, I Wayan.2017. Pengaruh Academic Self Eficacy
dan Fraud Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa
Akuntansi di Bali. Jurnal Riset Akuntansi JUARA. Vol.7 No.2,September 2017.
Akademi Akuntansi Denpasar.
Awan, R. U., Ghazala, N., danAnjum, N. 2011. A Study of Relationship between
Achievement Motivation, Self Concept and Achievment in English and
Mathematics at Secondary Level.International Education Studies 4(3): 72-79.
Baron,R. A. & Byrne, D. 2005. Psikologi sosial, 10th edition. Diterjemahkan oleh:
Djuwita, R.Jakarta: Erlangga
Becker, J. Coonoly, Paula L, and J. Morrison. 2006. Using the Business Fraud
Triangle to Predict Academic Dishonesty Among Business Student.Academy of
Educational Leadership Journal, Volume 10, Number 1.
Bolin, A. U. 2004. Self-Control, Perceived Opportunity, and Attitudes as
Predictors of Academic Dishonesty.The Journal of Psychology, 138 (2),
101-114. Arkansas: Arkansas State University.
Chenhall, R. H. 2004. “The Role of Cognitive and Affective Conflict in Early
Implementation of Activity-Bast Cost Management.” Behavioral Research in
Accounting, Vol. 16. pp. 19-44.
Cizek, G. J. 2003. Detecting and reventing Classroom Cheating. Promoting Integrity
in Assesment. California: Comin Press.
Colby, B. 2006. Cheating: What is it. Availabel at
https://clas.asu.edu/files/AI%20Flier.pdf diakses pada 11 Oktober 2018
Ghozali, Imam.2016. Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program SPSS 23.
Cetakan VII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanseler, J. dan M. Sarstedt. 2012. “Goodness-of-Fit Indicies for Partial Least
Squares Path Modeling”. Computer Station, Vol. 28. pp. 565-580.
Hartono, Jogiyanto. 2015. Metodelogi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Hasan, A.B.P. 2006. Psikologi Perkembangan Islami: Menyingkap Rentang
Kehidupan Manusia dari Prakelahiran hingga Pasca Kematian. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Hulland, J. 1999. “Use of Partial Least Square (PLS) in Strategic Management
Research: A Review of Four Recent.” Strategic Management Journal, 20(2):
195.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Manajemen dan Akuntansi, Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta :
BPEE.
Lambert, E.G., Hogan, N.L., and Barton, S.M. 2003. Collegiate academic
dishonesty revisited: what have they done, how often have they done it, who
does it, and why did they do it. Electronic Journal of Sosiology. Availabel at
http://www.sociology.org/content/vol7.4/lambert_etal.htmldiakses 18 oktober
2018
Levianti. 2008. Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Vol. 6 No 1.
Miller, N. D., Murdock, T.B., Anderman, C.M., and Poindexter, A.L. 2007.
Characteristics of academically dishonest students.In E. M. Anderman & T. B.
Murdock (Eds.). Psychology of academic cheating, hal 9-32. London: Elsevier
Academic Press.
Nursani, Rahmalia dan Gugus Irianto. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik
Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamond. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 2(2).
Universitas Brawijaya.
Purnamasari, Desi. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecurangan Akademik
Pada Mahasiswa. Educational Psychology Journal. EPJ 2(1),13-21. Semarang.
Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Ramadhani, Aprilina. 2016. Hubungan Konformitas Dengan Prokrastinasi Dalam
Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Yang Tidak Bekerja Di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Samarinda.
PSIKOBORNEO, 2016,4(3): 507–517 ISSN 2477-2674
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Index: Jakarta.
Sagoro, Endra. 2013. Pensinergian Mahasiswa, Dosen, dan Lembaga dalam
Pencegahan Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia.Vol. XI, No. 20.
Sarwono. Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi
Terapan). Jakarta: Balai Pustaka.
Schraw, G., Olafson, L., Kuch, F., Lehman, T., Lehman, S., &McCrudden,
M.T.2007. Interest and academic cheating. In E. M. Anderman& T. B.
Murdock (Eds.), Psychology of academic cheating (pp. 59–85). Amsterdam:
Academic Press.
Sears, D. O and Kinder, D. R. 1985. “Whites Opposition to Busing: On
Conceptualizing and Operationalizing Group Conflict”. Journal of Personality
and Social Psychology, 48, 1141-1147
Sears, D. O . 2004. Psikologi social, jilid 2. Diterjemahkan oleh: Michael Santoso.
Jakarta: Erlangga
Singh, K. 2011. Study of Achievement Motivation in Relation to Academic
Achievement of Sudents. International Journal of Educational Planning And
Administration.1(2), 161–171
Slavin, Robert E. 2011.Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Taylor, Shelley E, Letitia Anne Peplau& D. O. Sears. 2009. Psikologi Sosial Edisi 12.
Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Urbach, N., & Ahlemann. F. 2010. “Structural Equation Modeling in Information
Systems Research Using Partial Least Squares.” Journal of Information
Technology Theory and Application, 11(2): 5-39.
Widianto, Andri dan Priatna Sari,Yeni.2017. Deteksi Kecurangan Akademik pada
Mahasiswa D III Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Tegal dengan Model
Fraud Triangle. Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sitem Informasi). Vol.1
ISSN:2528-6145
Whitley, B. E., and Spiegel, P. 2002. Academic Dishonesty. London: Lawrence
Erlbaum Associates.
Wolfe, David T. dan Hermanson, Dana R. 2004. The fraud diamond: Considering the
four elements of fraud. The CPA Journal. Vol.74 Issue 12, 38-42.