ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL DILAN DIA ADALAH
DILANKU TAHUN 1990 KARYA PIDI BAIQ
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
RAJA AZILLAH
NIM 130388201095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Azillah, Raja. 2017. Analisis Psikilogi Tokoh Utama Novel Dilan Dia adalah
Dilanku Tahun 1990 Karya Pidi Baiq. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali
Haji. Pembimbing I : Riau Wati, M.Hum., dan Pembimbing II : Ahada Wahyusari,
M.Pd.
Kata Kunci: Psikologi Tokoh, Novel, Id, Ego, dan Superego.
Penelitian psikologi sastra memiliki peranan penting dalam memberikan umpan balik
terhadap perwatakan yang dikembangkan dalam menganalisis karya satra yang kental
dengan masalah psikologis. Dalam psikosastra, konflik merupakan pergejolakan
antara id, ego dan superego. Ketiga hal tersebut dapat ditemukan dalam sebuah karya
sastra melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan pengarang. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan psikologi id, ego, dan superego, serta menentukan unsur
psikologi yang paling dominan pada tokoh utama dalam novel Dilan Dia adalah
Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan unsur id, ego, dan
superego. Unsur psikologi id dalam novel umumnya mendeskripsikan keinginan
tokoh Milea. Seperti mendeskripsikan keingintahuan Milea terhadap sesuatu, mencari
kesenangan, dan menolak ketidaknyamanan, serta dorongan untuk memenuhi
kebutuhan biologis. Unsur psikologi ego dalam novel menggambarkan tentang
membuat keputusan dan pemenuhan kebutuhan id. Selanjutnya unsur psikologi
superego dikelompokkan ke dalam kelompok benar dan salah, kata hati yang
menghukum perilaku yang salah, serta merintangi dorongan id. Unsur psikologi
paling dominan yang ditemukan dalam novel DilanDia adalah Dilanku Tahun 1990
Karya Pidi Baiq adalah unsur ego.
ABSTRACT
Raja Azillah. 2017. Analyzing Psycology of Main Character Novel Dilan Dia adalah
Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq. Departement of Indonesian Education and
Literature. Faculty of Training Teacher and Knowledge. University of Maritim
Raja Ali Haji. Thesis. Tutor I: Riau Wati, M.Hum. Tutor II: Ahada Wahyusari,
M.Pd.
Keywords: Psychology Figure, Novel, Id, Ego, Superego.
Research psycology literature has important role to give feedback toward
characterization which is developed for analyzing psycology problem in literature
works. In psycology literature, conflict is fluctuation between id, ego, and superego.
These three things can be found in literature work thourgh characters. This research
purposed to describe purposed to describe psycology id, ego, and superego also
decide kind of dominant psycology of main character in novel Dilan Dia adalah
Dilanku Tahun 1990 by Pidi Baiq. Method’s research is counducted descriptive
qualitative. Analyzing data is reduction, presentation data, and conclusion. Result of
this research to find element id, ego, and superego. Element id from this novel
generally describe about Milea’s wish is like describing Milea’s curiosity, looking for
happiness, and refusing uncomfortably feeling, also motivating biology needs. For
element of ego from this novel was describing about making decision and fullfilling
id needs. Element of superego was classificated in right and wrong group, wrong act
judging, and hampered id motivation. For the dominant psycology element is ego.
1. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya karya sastra merupakan hasil pemikiran seseorang tentang
pengalaman hidup yang dirasakan atau dilihat.Hasil pemikiran tersebut kemudian
dituliskan sehingga membuat pembaca seolah-olah merasakan apa yang dialami
dalam sebuah cerita tersebut. Menurut Susanto (2016:17) karya sastra adalah dunia
imajinasi dan fiksi. Karya sastra adalah dunia rekaan yang realitas atau faktanya telah
dibuat sedemikian rupa oleh pengarang. Karya sastra dibuat untuk dapat dinikmati
keindahannya oleh pembaca. Keindahan sebuah karya sastra tersebut dapat dilihat
dari bagaimana penulis menggambarkan imajinasinya. Karya sastra merupakan media
penyampaian pesan tentang sesuatu hal yang dianggap benar akan hal baik dan
buruknya. Sastra diamati dari pandangan penyair terhadap kehidupannya untuk lebih
dimaknai sehingga dapat memberikan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap tidak
benar. Cerita-cerita yang terdapat dalam karya sastra dapat membentuk pemahaman
dan wawasan pembaca melalui pemilihan kata dan gaya bahasa yang khas tentang
kondisi kemanusiaan yang ada sehingga menuntun pembaca dalam hidupnya.
Karya sastra dapat bersifat umum dan khusus. Dikatakan bersifat umum
karena semua karya sastra seharusnya dapat dibedakan dengan bentuk hasil-hasil seni
atau kebudayaan lainnya. Karya sastra bersifat khusus karena karya sastra bisa
divedakan atas puisi, prosa, dan drama (Siswanto, 2008:70). Karya sastra dapat
dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra imajinatif(fiksi) dan nonimajinatif. Karya
sastra imajinatif adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan imajinasi atau khayalan
yang diambil dari refleksi kehidupan. Sedangkan sastra nonimajinatif adalah sastra
yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan yang terjadi. Biasanya sastra
nonimajinatif menggunakan bahasa denotatif, yaitu bahasa yang digunakan sesuai
dengan makna sebenarnya, tidak mengandung unsur-unsur fiksi atau khayalan.
Contoh sastra imajinatif adalah esai, kritik, sejarah, catatan harian, biografi dan auto
biografi.
Jenis dari prosa naratif adalah novel. Novel berasal dari bahasa Italia
novella(yang dalam bahasa Jerman: novelle. Secara harfiah novelle berarti ‘sebuah
barang baru yang kecil’, dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk
prosa’(Abrams dalam Nurgiyantoro, 2013:11). Novel dari istilah bahasa Inggris
novel dan Prancis roman. Dari segi panjang cerita, novel (jauh) lebih panjang dari
pada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak
melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur
cerita yang membangun novel itu (Nurgiyantoro, 2013:13). Unsur-unsur pembangun
sebuah novel seperti, alur, tokoh, watak, setting atau latar, tema, dan sudut pandang
pengarang.
Penulis yang baik harus mampu membuat tokoh dalam cerita itu hidup dan
menarik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan bagi pembaca. Unsur instrinsik
paling dominan dalam sebuah novel adalah tokoh. Tokoh adalah pelaku yang
memerankan karakter dalam sebuah cerita fiksi. Tokoh-tokoh dalam novel
merupakan unsur yang paling penting dalam menghidupkan sebuah karya sastra
dengan permasalahan-permasalahan yang timbul pada karakter tokohnya. Novel
kerap menampilkan tokoh fiksi yang mengaplikasikan unsur-unsur kehidupan dan
kejiwaan. Bermacam karakter dan watak yang ditampilkan pengarang dalam setiap
tokoh yang dibuatnya. Tidak hanya tokoh utama yang memiliki bermacam konflik,
tetapi juga tokoh-tokoh pendukung. Pengarang dalam membuat jalan cerita, tidak
hanya menghadirkan konflik tokoh utama dengan tokoh lain, namun biasanya tokoh
utama juga memiliki konflik terhadap dirinya sendiri. Konflik ini dinamakan dengan
konflik batin.
Dalam ilmu psikologi, konflik merupakan salah satu kajian dari psikologi
kepribadian. Psikologi kepribadian adalah psikologi yang mempelajari tentang
kepribadian seseorang terhadap suatu objek atau faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi tingkah laku. Psikologi juga erat kaitannya dengan dunia sastra,
karena keduanya sama-sama menampilkan persoalan manusia sebagai makhuk
individu dan sosial. Psikologi dalam sastra disebut dengan psikologi sastra.
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas
kejiwaan. Karya sastra merupakan ungkapan jiwa melalui kata-kata. Asumsi dasar
penelitian psikologi sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adanya
anggapan bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran
pengarang yang berbeda pada situasi setengah sadar atau subconcius setelah jelas
baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar (conscious). Kedua, kajian psikologi
sastra disamping meneliti perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek
pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut (Endraswara
2013:96).
Dalam psikosastra, konflik merupakan pergejolakan antara id, ego dan
superego. Ketiga hal tersebut dapat ditemukan dalam sebuah karya sastra melalui
tokoh-tokoh yang ditampilkan pengarang.Id merupakan dorongan yang sifatnya
biologis dan dibawa sejak lahir. Id tidak mengenal aturan-aturan yang ada dalam
masyarakat. Maka untuk mengendalikannya diperlukan ego. Ego adalah pengendali
agar manusia bertindak dengan cara yang benar dan bersifat rasional. Superego
merupakan penentu perilaku seseorang yang dibetuk dari pembudayaan dan
pendidikan.
Novel yang akan peneliti kaji adalah novel “Dilan Dia adalah Dilanku Tahun
1990”karya Pidi Baiq.Dalam novel ini, Milea seolah-olah menjadi seorang pengarang
yang berinteraksi langsung dengan pembaca. Berdasarkan uraian yang dipaparkan
sebelumnya, peneliti akan melakukan analisis terhadap psikologi tokoh utama yang
terdapat di dalam novel “Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990” karya Pidi Baiq.
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk : (1) menganalisis psikologi id, ego,
supergeo tokoh utama dalam novel Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi
Baiq; (2) menentukan unsur psikologi yang paling dominan pada tokoh utama novel
Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990.
2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian
adalah novel Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq, cetakan IX
tahun 2016, Penerbit Pastel Books. Peneliti menelaah psikologis tokoh Milea dalam
novelDilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq.Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi. Analisis isi adalah teknik penelitian
untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan sahih data
dengan memperhatikan konteksnya.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik baca dan teknik catat. Teknik baca simak adalah teknik yang dilakukan dengan
cara membaca novel secara keseluruhan sehingga memperoleh data berupa psikologi
tokoh utama yang terdapat dalam novelDilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya
Pidi Baiq. Sedangkan teknik catat adalah teknik yang dilakukan setelah membaca
objek penelitian yang kemudian dicatat unsur-unsur psikologi tokoh utama yang
terdapat dalam novelDilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq.Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
kepada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya.
3. Penarikan kesimpulan :untuk mengecek kembali data yang diseleksi sebelumnya,
memastikan tepat atau tidaknya data yang digunakan untuk penelitian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarakan teori psikoanalisis Sigmund Freud, didapatkan hasil penelitian
berupa psikologi kepribadian pada novel Dilan Dia adalah Dilanku Tahun 1990
karya Pidi Baiq. Unsur psikologi yang diteliti adalah unsur id,ego, dan superego.
Penelitian ini dipusatkan pada tokoh utama yaitu Milea. Unsur-unsur psikologi
tersebut dipaparkan sebagai berikut:
IdTokoh Milea yang merupakan tokoh utama dalam novel ini mempunyai
dorongan keinginan dengan mencari tahu sesuatu hal yang akan berujung pada
pemenuhan rasa senang atau penolakan terhadap ketidaknyaman yang ia rasakan.
Tokoh Milea juga mempunyai dorongan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
Contoh :
1. Milea ingin mengetahui kejadian di depan pada saat upacara. Rasa ingin
tahu Milea merupakan ciri dari id yaitu mencari kesenangan. Hal ini
terlihat dari kutipan teks berikut:
“Kupandang ke depan karena ingin tahu soal apa gerangan, tapi justru di
saat itulah aku bisa melihat dirinya.”(hlm. 31)
2. Milea merasa terancam dengan keberadaan Dilan. Ini merupakan ciri dari
id yaitu menolak ketidaknyamanan, sehingga menimbulkan rasa takut. Hal
ini terlihat dari kutipan teks berikut:
“Sejak semua itu, aku betul-betul jadi merasa takut. Aku juga jadi
langsung berpikir Dilan pasti sangat nakal dan mungkin jahat. Meskipun
aku yakin, dia tidak seperti yang kuduga.” (hlm. 32)
3. Milea merasa mengantuk setelah Kang Adi pulang. Rasa ngantuk Milea
merupakan ciri dari id yaitu instink kehidupan dan dorongan biologis
untuk tidur. Hal ini terlihat dari kutipan teks berikut:
“Setelah Kang Adi pulang, aku ngantuk, gosok gigi dan langsung tidur.”
(hlm. 170)
EgoTokoh Milea berusaha mengendalikan id dengan mengambil keputusan
atau dengan memenuhi id. Contoh:
Perilaku yang ditunjukkan oleh Milea merupakan ciri dari ego yaitu membuat
keputusan untuk mempertahankan kehidupan dengan tetap waspada terhadap orang
yang belum dikenalnya. Hal ini terlihat dari kutipan teks berikut:
1. “Aku gak tahu apa yang dia inginkan. Aku hanya berpikir dia adalah
salah satu dari anak nakal di dunia, yang suka menggoda perempuan di
jalan. Pikiranku mengembara. Meskipun saat itu banyak orang yang
pada mau pergi sekolah, aku merasa harus tetap waspada, khawatir
barangkali dia mau berbuat buruk kepadaku.” (hlm. 20)
2. Perilaku Milea yang ingin membeli sesuatu untuk diminum merupakan
ciri dari ego yaitu memenuhi kebutuhan id terkait dengan dorongan
biologis(minum). Hal ini terlihat dari kutipan teks berikut:
“Aku hanya ingin membeli sesuatu untuk kuminum. Tapi Nandan,
Ketua Murid kelas 2 Biologi 3, minta waktu ingin ngobrol denganku,
katanya ada yang mau dibahas.” (hlm. 23)
Superego mengacu pada moralitas dalam kepribadian, penentuan baik atau
buruk perilaku, kata hati (menghukum perilaku yang salah), dan merintangi dorongan
id.Contoh :
1. Perilaku Milea menunjukkan ciri dari superego yaitu kebenaran nilai-nilai
budaya dalam masyarakat dengan bersikap ramah kepada orang yang
ditemui. Hal ini terlihat dari kutipan teks berikut:
“Kamu Milea ya?” tanya dia kemudian berusaha membuat percakapan.
“Eh?” Aku tersentak. Kutoleh lagi dirinya, memastikan barangkali
akukenal, nyatanya tidak. Dia menatapku dan tersenyum.
“Iya”.
Alasan utamaku menjawab adalah sekadar untuk bisa bersikap
ramah.” (hlm. 20)
2. Perilaku Milea yang merasa bersalah telah mengusir Dilan merupakan ciri
dari superego. Merupakan komponen moral kepribadian yaitu kata hati
yang menghukum tingkah laku Milea dengan perasaan bersalah. Hal ini
terlihat dari kutipan teks berikut:
“Ketika dia pergi, aneh, kemudian ada muncul perasaan bersalah
karena sudah bersikap judes kepadanya. Pastilah dia sedih. Pastilah dia
kesal. Aku juga pasti akan merasakan hal yang sama kalau diperlakukan
orang seperti aku kepadanya.” (hlm. 37)
3. Perilaku Milea menunjukkan id,ego dan superego Milea bekerja sama
sehingga mampu mengontrol keinginannya. Id Milea menginginkan Dilan
ikut belajar bersamanya, namun ego mengambil keputusan menahan
keinginan tersebut, dan superego Milea mampu mengontrol karena merasa
tidak enak kepada teman-temannya. Hal ini terlihat dari kutipan teks
berikut:
“Jangan ikut belajar di kelasku!” kataku sambil aku goyangkan jari
telunjukku. Aslinya sih aku suka ada Dilan dikelasku, tapi aku merasa
gak enak ke temen-temen.” (hlm. 60)
4. SIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan, peneliti menemukan unsur id yang
dikategorikan menjadi tiga, yakni mencari kesenangan, menolak ketidaknyamanan
dan dorongan biologis. Selanjutnya, unsur ego dalam penelitian ini dikelompokkan ke
dalam membuat keputusan dan pemenuhan kebutuhan id. Sedangkan superego yang
dikelompokkan ke dalam kelompok benar atau salah, kata hati yang menghukum
perilaku yang salah, serta merintangi dorongan id. Dan unsur psikologi paling
dominan yang ditemukan dalam novel DilanDia adalah Dilanku Tahun 1990 Karya
Pidi Baiq adalah unsur ego.
5. DAFTAR PUSTAKA
Alfiatnanto, Riko. 2013. Analisis Unsur Psikologi Tokoh Hang Tuah dalam Naskah
Laksmana Hang Tuah Karya Tenas Effendy. Skripsi (tidak dipublikasikan.
Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Baiq, Pidi. 2016. Dia Adalah Dilanku Tahun 1990. Pastel Books.
Bungin, Burhan. 2015. Metedologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metedologiske
Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia, 2004. Ensiklopedia Sastra Indonesia.
Bandung: Titian Ilmu.
Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metedologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Fitriyah, Lailatul. 2014. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya.
Hadijah. 2012. Analisis Psikologi Tokoh Utama dan Latar Sosial Novel Perempuan
di Titik Nol Karya Nawal El-Saadawi. Skripsi (tidak dipublikasikan).
Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Minderop, Albertine. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori
danContoh Kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Puisi. Yogyakarta. Gadjah
MadaUniversity Press.
Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Santi, Helvia. 2012. Analisis Karakter Tokoh Novel Dian yang Tak Kunjung Padam
karya Sutan Takdir Alisjahbana. Skripsi (tidak dipublikasikan. Tanjungpinang:
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT. Bulan
Bintang.
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.
Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Toha, Riris K dan Sarumpaet. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak.
Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Yusuf, LN Syamsu dan Ahmad Juntika Nurihsan. Teori Kepribadian. 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.