Download - Anion Kation Fix

Transcript

eksi Pengenalan Anion dan Katio

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

1. Dapat menyebutkan prosedur analisa pengenalan berbagai macam anion dan menuliskan reaksinya

2. Dapat menyebutkan prosedur analisa pengenalan berbagai macam kation dan menuliskan reaksinya

1.2 Dasar Teori

1.2.1 Reaksi Pengenalan Kation dan Anion

Untuk mengenali jenis anion dan kation digunakan uji organoleptik sepeti uji bentuk, warna, rasa, kelarutan, bau, serta sifat-sifat higrokopis sampel. Dalam uji bentuk dapat dilihat apakah sampel tersebut berbentuk serabut, hablur, kristal, atau lainnya. Uji warna larutan juga mempermudah identifikasi. Pengamatan warna adalah yang paling berperan karena warna tertentu mencirikan kation atau anion tertentu. Jenis-jenis reaksi organoleptik adalah sebagai berikut 1. Reaksi Oksidasi-Reduksi

Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses di mana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap sebagai proses di mana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi. Sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain di mana baik oksigen maupun hidrogen tidak ambil bagian belum dapat dikelompokkan sebagai oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi paling umum, yang di dasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron. Sebelum mencoba mendefinisikan dengan cermat apa arti istilah-istilah itu, baiklah diperiksa beberapa reaksi berikuta) Reaksi anion ion besi(III) dan timah (II) menuju bentuknya besi (II) dan timah (IV)

2Fe3+ + Sn2+ 2Fe2+ + Sn4+Jika reaksi ini dijalankan dengan hadirnya asam klorida hilangnya warna kuning (cirri khas Fe3+) dapat diamati dengan mudah. Dalam reaksi ini Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ dan Sn2+ dioksidasi menjadi Sn4+ memberikan elektron-elektron kepada Fe3+ jadi terjadilah serah terima (transfer) elektron.b) Reaksi zink dalam asam klorida juga merupakan reaksi oksidasi reduksi

Zn + 2H+Zn2+ + H2Elektron diambil oleh H+ dari dalam Zn, atom hidrogen tanpa muatan bergabung menjadi molekul H2 dan keluar dari larutan. Di sini Zn dioksidasi menjadi Zn2+ dan H+ direduksi menjadi H2.Melihat contoh-contoh berikut dapat ditarik beberapa kesimpulan umum, yaitu:

a. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memeperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi.

b. Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses ini zat dioksidasikan. 2. Reaksi PengendapanBanyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fasa padat keluar dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Menurut definisi kelarutan adalah sama dengan konsentrasi molar dan larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dalam berbagai kondisi. Seperti suhu, tekanan, kondisi bahan-bahan lain dalam larutan dan pada komposisi pelarutnya.1.2.2 Asam

Asam secara paling sederhana didefenisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dan menghasilkan ion hidrogen. Beberapa asam dan hasil disosiasinya dalah sebagai berikut :HCl H+ + Cl- Asam klorida ion klorida

HNO3 H+ + NO3-Asam Nitrat ion Nitrat

Semua asam yang disebut mengandung satu ion hidrogen oleh satu molekul asam bila terdisosiasi. Asam-asam ini disebut asam bervalensi satu. Asam-asam bervalensi satu lainnya adalah : asam perklorat (HClO4), asam bromida(HBr), asam iodida (HI) dan sebagainya.

Asam bervalensi lebih dari satu berdisosiasi dalam beberapa tingkat, dan menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen setiap satu molekul asam. .Misalkan asam sulfat dan asam fosfat. Asam sulfat adalah asam bervalensi dua dan terdisosiasi dalam dua tingkat. Sedangkan asam fosfat adalah asam bervalensi tiga dan terdisosiasi dalam tiga tingkat. Asam sulfat adalah bervalensi dua H2SO4 H+ + HSO4-HSO4- H+ + SO4-Asam posfat adalah bervalensi tiga : H3PO4 H+ + H2PO4-H2PO4- H+ + HPO4-HPO4- H+ + PO4-1.2.3 Basa

Basa secara paling sederhana dapat didefinisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dan menghasilkan ion OH- dan ion positif dari ion logam. Hidroksida-hidroksida yang larut dalam air, seperti NaOH, KOH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, Ca(OH)2 hampir sempurna berdisosiasi dalam larutan air yang encer. Karena itu basa-basa ini adalah basa kuat. NaOH Na= + OH-KOH K+ + OH-Di lain sisi juga terdapat NH3 yang larut dalam air, merupakan basa lemah. Bila dilarutkan dalam air, ammonia membentuk ammonium hidroksida, yang berdisosiasi menjadi ion ammonium dan ion hidroksida :

NH3 + H2O NH4+ + OH-Karena itu, basa kuat merupakan elektrolit kuat, sedangkan basa lemah merupakan elektrolit lemah.

Semua basa tidak larut dalam air kecuali NaOH, KOH, NH4OH, Ba(OH)2, Sr(OH)2, dan Ca(OH)2.

1.2.4 Garam1. Garam merupakan senyawa hasil ikatan ion antara ion positif (logam) dan ion negatif yang merupakan sisa asam. Dikatakan garam apabila di dalam air 100% teriraui menjadi ion-ionnya. Ada beberapa reaksi pembentukkan garam, antara lain:2. Asam + Basa Garam + Air

3. Oksidasi Logam + Oksidasi nonlogam Garam + Air

4. Oksidasi Logam + Asam Garam + Air

5. Oksidasi nonLogam + Basa Garam + Air6. Logam + Asam Garam + H2syarat : Semua asam bisa. Semua logam bisa kecuali Ag, Hg, Pt, Cu, Au7. Logam I + Garam I Logam II + Garam IIsyarat : logam I harus disebelah kiri dari logam II pada deret volta8. Asam I + Garam I Asam II + garam IIsyarat : asam I adalah asam kuat, asam II adalah asam lemah. Jika asam yang digunakan sama-sama kuat, maka garam II harus mengendap.9. Basa I + Garam I Basa II + Garam IIsyarat : basa I larut dalam air dan basa II tidak larut dalam air. Jika basa sama-sama larut maka basa I harus lebih kuat dari basa II. Jika basa sama-sama kuat maka garam II harus mengendap 10. Garam I + Garam II Garam III + Garam IV

syarat: garam I dan garam II larut dalm air, garam III dan garam IV mengendapDengan syarat kelarutan garam, antara lain :1. Semua garam nitrat dan nitrit larut dalam air

2. Semua garam sulfat larut dalam air, kecuali Ba(SO4), Sr(SO4), CaSO4 .3. Semua garam klorida, bromida, iodida larut dalam air kecuali Pb2+, Ag+, dan Hg2+4. PbCH3COOH larut dalam air5. Semua garam ammonium, natrium, kalium larut dalam air

6. Semua kriteria yang di atas tidak larut dalam air1.2.5 Analisa Kation Analisia kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari campurannya. Pada prinsipnya dilakukan, sebelum uji reaksi dilakukan pemisahan kation dari campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat dilihat hasilnya yaitu warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa kelompok. Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya : 1. Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.

2. Golongan II : kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu,Cd, As, Sb, Sn.

3. Golongan III : kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral/amoniakal. Kation golongan ini adalah Co, Fe, Al, Cr, Mn, Zn.

4. Golongan IV : kation golongan ini berekasi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V : kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi Mg, K, NH4+1.2.6 Analisa Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-. Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-. Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .

Analisa anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

BAB IIMETODOLOGI2.1. Alat dan Bahan2.1.1. Alat yang digunakan :

a) Rak tabung

b) Tabung reaksi

c) Pipet tetes

d) Hot plate

e) Botol aqua

f) Gelas kimia

g) Gegep

*ket = gambar alat berada pada lampiran 2.1.2. Bahan yang digunakan :a) AgNO3

b) NaCl

c) HCl

d) NaOH

e) Na2CO3f) HgCl

g) FeCl3h) Pb(NO3)2i) KOH

j) K2CrO4k) CH3COOH

l) CaCl2m) Na2SO3n) KIo) H2SO4p) KBr2.2. Prosedur Kerja2.2.1. Analisa Kation

1. a. Memasukkan AgNO3 ke dalam tabung reaksi. Menambahkan NaCl

b. MemasukkanAgNO3 ke dalam tabung reaksi. Menambahkan NaOH

2. a. Memasukkan Pb(NO3) ke dalam tabung reaksi, menambahkan NaCl, kemudian memanaskannya setalah terbentuk endapan

b. Memasukkan Pb(NO3) ke dalam tabung reaksi, menambahkan NaOH

3. a. Memasukkan HgCl2 ke dalam tabung reaksi. Lalu menambahkan NaOH hingga terbentuk endapan.

b. Memasukkan HgCl2 kedalam tabung reaksi, menambahkan Na2CO3 hingga terbentuk endapan. Memanaskan hingga berubah warna.

4. Memasukkan FeCl3 ke dalam tabung reaksi, lalu menambahkan KOH hingga terdapat endapan, setelah itu menambahkan HCl.

5. Memasukkan CaCl2 kedalam tabung reaksi, lalu menambahkan K2CrO4 dan alkohol hinga terdapat endapan. Kemudian menambahkan CH3COOH.2.2.2. Analisa Anion

1. a. Memasukkan 5 tetes Na2CO3 ke dalam tabung reaksi, 1 tetes AgNO3. Memanaskannya

b. Memasukkan 5 tetes Na2CO3 ke dalam tabung reaksi, 7 tetes AgNO3. Memanaskannya

2. a. Memasukkan 5 tetes Na2CO3 ke dalam tabung reaksi, 1 tetes AgNO3. Lalu mengocoknya.

b. Memasukkan 5 tetes Na2CO3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan 5 tetes AgNO3 lalu mongocoknya.

3. a. Memasukkan 5 tetes Na2S2O3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan 6 tetes FeCl3b. Memasukkan 5 tetes Na2S2O3 ke dalam tabung reaksi, menambahkan 6 tetes Pb(NO3)2 lalu memanaskannya.

4. a. Memasukkan 5 tetes KBr ke dalam tabung reaksi, menambahkan 1 tetes AgNO3b. Memasukkan 5 tetes KBr ke dalam tabung reaksi, menambahkan 2 tetes Pb(NO3)25. a. Memasukkan 5 tetes KI, dan menambahkan 1 tetes AgNO3b. Memasukkan 1ml KI, dan 4 tetes H2SO4 pekat

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Analisa Kation

No.KegiatanPengamatanReaksiKesimpulan

1AgNO3 + NaClWarna keruh dan endapan berwarna putih susuAg + ClAgClkarena ada ion Ag+ maka terbentuk endapan

AgNO3 + NaOHWarna keruh dan endapan berwarna coklat2Ag + 2OH Ag2O + H2O

2Pb(NO3)2 + NaClLarutan tidak berwarna, terdapat endapan putihPb + 2Cl PbCl2Karena terdapat ion Pb2+ sehingga terbentuk endapan

DipanaskanEndapan larut dan kembali mengendap ketika dingin

Pb(NO3)2 + NaOHLarutan tidak berwarna, terdapat endapan putihPb + 2OH Pb(OH)2

3HgCl2 + NaOHTerdapat endapan putihHg + 2OH Hg2O +H2OTerdapat ion Hg2+ sehingga terdapat endapan

HgCl2 + Na2Co3Terdapat endapan berwarna coklat2Hg + CO3 Hg2CO3

DipanaskanWarna endapan coklat tua

4FeCl3 + KOHTerdapat endapan merah bataFe2 + 3OH Fe(OH)3Terdapat endapan karena terdapat Fe2+, dan menghilang Karena garam FeCl3 larut dalam air

Ditambahkan HClEndapan hilang, warna larutan kuning keruhFe(OH)3 + 3HCl FeCl3 + 3H2O

5CaCl2 + K2CrO4+alkoholTerdapat endapan putihCa2 + CrO42 CaCrO4Terdapat endapan karena terdapat ion Ca2+, garam kalsium asetat larut dalam air.

Menambahkan CH3COOHEndapan hilangCa2 + CH3COO Ca(CH3COO)2

Tabel 2. Hasil Analisis AnionNo.KegiatanPengamatanReaksiKesimpulan

15tetes Na2CO3 + 1tetes AgNO3Terdapat endapan, warna larutan keruhCO32- + 2Ag Ag2CO3Terbentuk endapan karena terdapat CO32-

5 tetes Na2CO3 + 7 tetes AgNO3Terdapat endapan berwarna hijauCO32- + 2Ag Ag2CO3

MemanaskanWarna menjadi bening

25 tetes Na2SO3 + 1 tetes AgNO3Larutan tidak berwarna, terdapat endapanSO32- + Ag Ag2SO3Terbentuk endapan karena terdapat ion SO32-

5 tetes Na2SO3 + 5 tetes AgNO3Larutan tidak berwarna, terdapat endapanSO32- + Ag Ag2SO3

35 tetes Na2S2O3 + 6 tetes FeCl3Larutan berwarna hijau dan tidak terdapat endapan3S2032- + 2Fe3+ Fe2(S2O3)3S2O32- mengendapa dengan Pb2+

5 tetes Na2S2O3 + 6 tetes Pb(NO)3Larutan berwarna keruh, terdapat endapan warna putihS2O32- + Pb2 Pb(S2O3)

memanaskan

45 tetes KBr + 1 tetes AgNO3Terdapat endapan, berwarna putih susuBr + Ag AgBrTerbentuknya endapan karena terdapat Br-

5 tetes KBr + 2 tetes Pb(NO3)2Larutan tidak berwarna dan tak terdapat endapan2Br + Pb2 PbBr2

55 tetes KI + 1 tetes AgNO3Terdapat endapan berwarna hijauI + Ag AgITerbentuk endapan, karena adanya I- dan percobaan kedua tidak terdapat endapan karena reagen kurang

1ml KI + 4 tetes H2SO4Larutan bening, setelah selang waktu tertentu timbul warna kuning

3.2 Pembahasan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prosedur analisa pengenalan berbagai macam kation dan anion serta dapat menuliskan reaksinya. Pada analisa kation, praktikan dapat mengenali dan mengamati adanya perubahan wujud baik dari segi warna maupun bentuknya.

Pada pengujian perak larutan yang digunakan adalah AgNO3 dengan mereaksikan dengan NaCl dan NaOH. Dimana ketika mereaksikannya pada NaCl terdapat endapan putih susu. Endapan putih susu ini merupakan AgCl yang terbentuk yang terbentuk dari reaksi antara AgNO3 dengan NaCl Ag + ClAgClDan ketika sanpel Ag ditambahkan NaOH terbentuk endapan berwarna cokelat. Endapan cokelat ini merupakan prak oksida yang terbentuk dari reaksi antara AgNO3 dengan NaOH.

2Ag + 2OH Ag2O + H2O

Pada pengujian ion Pb2+ , digunakan pereaksi NaCl. Dimana terjadi reaksi yang menghasilkan endapan berwarna putih. Ketika dipanaskan endapan larut, tetapi memisah lagi membentuk endapan seperti jarum saat dingin.

Pb + 2Cl PbCl2

Pengujian Ion Hg+ digunakan pereaksi yaitu NaOH sehingga timbul endapan berwarna kuning atau dengan natrium karbonat yang mengendapakan Ag+ berwarna cokelat, untuk memurnikannya kembali dipanaskan maka endapan cokekat berubah menjadi coklat tua. Hg + 2OH Hg2O +H2OHg + 2OH Hg2O +H2O

Untuk pengujian Fe3+, direaksikan dengan KOH. Menghasilkan endapan merah bata. Sampel ditambahkan HCl untuk membuktikan kembali apakah sampel tersebut benar-benar mengandung Fe3+. Setelah diraksikam endapa hilang karena garam FeCl3 larut dalam air dan larutan bewarna kuning. Sehingga dapat disimpulkan bahawa sampel mengandung ion Fe3+.

Fe2 + 3OH Fe(OH)3Fe(OH)3 + 3HCl FeCl3 + 3H2O

Pada pengujian Ca2+ yang direaksikan dengan kalium kromat, ketika mereaksikan penambahan dilakukan sedikit demi sedikit sampai terjadi endapan, dan ketika diberi asam asetat maka endapannya hilang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel positif mengandung ion Ca2+. Ca2++ CrO42- CaCrO4Ca2++ CH3COO- Ca(CH3COO)2

Pada analisa anion ada lima ion yang akan digunakan untuk pengenalan yaitu: CO32-, SO32-, S2O32-, Br-, I- dengan perubahan wujudnya yang bisa dirasakan dengan panca indra.

Ion karbonat dengan menggunakan AgNO3 pada larutan tersebut terdapat endapan warna hijau, lalu dipanaskan agar dimurnikan kembali larutan tersebut yang berubah bukan endapannya tetapi warna larutannya menjadi bening setelah keruh tadi. Ion thio dikenali dengan pereaksi FeCl3 dan Pb(NO3)2 yang terdapat endapan pula. Ion sulfit yang di tetesi AgNO3 dengan perbedaan tetesan dan ternyata didapat endapan yang sama. Ion bromida yang dicampurkan dengan AgNO3 atau Pb(NO3)2 di dapat endapan yang sama berwarna putih susu. Dan terakhir ion iodida yang direaksikan dengan AgNO3 dan asam sulfat, yang menimbulkan endapan coklat dan terdapat gelembung-gelembung, tetapi ketika dikocok endapan hilang berserta gelembung-gelembungnya, tetapi warna larutan menjadi kuning muda. Ion I- yang direaksikan dengan AgNO3 terdapat endapan hijau lumut.BAB IV

PENUTUP4.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa;

1. Kation yang dapat dikenali antara lain adalah Pb2+,Ag+,Hg2+, dan Fe3+2. Anion yang dapat dikenali adalah CO32-, SO32-, S2O32-, Br-, dan IDaftar Pustaka

Anonim. 2013. Reaksi Pengenalan Anion dan Kation. Dalam : www.google.com, diakses tanggal 03 April 2014. Pukul 15.02 WITA.

Shevla, G 1979.Buku Teks Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro. Jakarta . PT. Kalman Media Pusaka.LAMPIRAN

GAMBAR ALAT

Botol Semprot

Gegep

Pipet Tetes

Hot Plate

Gelas Kimia

Tabung Reaksi dan Rak Tabung


Top Related