Download - Apa Salahnya Menangis ?
Sirajuddin Putra (@AkhSiput) http://jhusiputmydream.blogspot.com
Apa Salahnya Menangis..??
Disuatu rapat*
Ikhwan A : ..akhi, antum menangis..??(sedikit berbisik)
Ikhwan B : ah, tidak.... (sambil merunduk dan menyeka air matanya)
Ikhwan A : antum kenapakah?? Antum masih sakit ??
Ikhwan B : (tersenyum) ndak kok. Saya Cuma terharusama semangat teman-teman, meskipun
dengan berbagai kendala, keterbatasan dan masalah yg ada, tapi dengan semangat dan
keyakinan akan pertolongan Allah kegiatan ini bisa kita optimalkan. Kita di tolong sama
Allah akhi... (sambil menyeka kembali air matanya)
Ikhwan A : (merangkul ikhwan B)
*truestory (November 2011)
Apa salahnya menangis...??
Rasanya tidak ada yg salah dengan “tangisan” jika memang dengan menangis itu manusia
menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup
menolongnya dari keterpurukan selain Allah SWT. Kesadaran yang membawa manfaat dunia
dan akhirat...
Bukankah kondisi hati manusia tidak pernah stabil (senantiasa labil,, karena yg membolak-
balikkan hati kan Allah,, right ??)
Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda
musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran. Lumrah
kan..???
Nah,, tapi........
Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, karena merupakan tanda
lemahnya seseorang..
Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan
mampu melawan musuh-musuhnya...
Sirajuddin Putra (@AkhSiput) http://jhusiputmydream.blogspot.com
Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap
tidak tegar menghadapi hidup...
Mereka menganggap menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak
mempunyai prinsip hidup.
Ahh.... masa’...???
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda
kepekaan jiwanya terhadap berbagaiperistiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya.
Buktinya,, coba lihat,,
Rasulullah SAW meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh istrinya Khadijah RA;
Ibrahim AS tak kuasa menahan tetes airmatanya dikala akan menyembelih anak tercintanya
Ismail AS;
Abu Bakar Ashshiddiq RA bahkan digelari oleh anaknya Aisyah RA sebagai Rojulun Bakiy
(Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala
sholat dibelakang Rasulullah SAW karena mendengar ayat-ayat Allah;
Bilal Bin Rabbah RA tak kuasa menahan tangisnya ketika menyebut lafaz “asyhadu anna
muhammadarrasulullah” dikala adzan, setelah wafatnya Rasulullah;
Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang
sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri
menghadap Tuhan semesta alam”(QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam
berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya,
kemudian beliau menangis.
Naaah,, Lihatlah betapa Rasulullah SAW dan para sahabatnya benar-benar memahami dan
merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan
mereka kepada derajat hamba Allah yang peka, hingga akhirnya tangisan yg ada pada mereka
bukanlah pertanda kelemahan fisik dan jiwa, melainkan pertanda kuatnya iman dan jiwa.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari
dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya
dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air
mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Mukmin sejati akan menangis
dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang
harus diembannya di dunia ini.
Sirajuddin Putra (@AkhSiput) http://jhusiputmydream.blogspot.com
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran..,
“Danapabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad),
kamulihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yangtelah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robbkami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadisaksi (atas kebenaran Al
Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).
Barangkali sering kita mendengar terlontar kalimat, “...ih, kayak apa saja, dasar cengeng”
atau “ya ampun,, kamu nangis” ?? dan lain sebagainya.
Memang pada dasarnya tangisan itu mesti kita tempatkan pada saat yg tepat. Karena tidak
sedikit juga orang yg menangis justru karena terharu ketika menonton drama (korea)
kesukaannya, atau karena indahnya suara yg dilantunkan oleh penyanyi favoritnya..
maka tangisan seperti ini tentulah bukan yang dimaksud dengan tangisan pertanda kuatnya
jiwa dan keimanan, karena tidak membawa diri kita pada kedekatan kepada Allah.
Percayalah...
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca
Al Qur’an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena
melihat kondisi umat yangterpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika
mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi
penyejuk serta penyubur iman dalam dada.
Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang
diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyakmenangis, sebagai
pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS AtTaubah: 82).
Wallahu a’lam bisshowaab
Jadiapa salahnya menangis....? :’(