VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
33
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh
Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
Muhammad Muchlis Faturrozi
Program Studi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya
Email: [email protected]
Abstract: The song Arrangement "Tanah Airku" by Ibu Sud by Joko Suprayitno entitled "variation on tanah
airku" is an arrangement with a unique form, which is a variation of the theme. Forms of variations of this theme
use a lot of variations of the melody so that the authors are interested in researching about the variation of the
melody technique. This study discusses the structure of the song "Tanah Airku" by Ibu Sud first and then the
variations of the melody used in the arrangement are discussed. In parsing this melodic variation, the theory used
is the theory of arrangements, motifs, song form, and melody variations. In analyzing song structure and melody
variations, the research approach used is a qualitative research approach. In this method, the research subject is a
full score of "variation on tanah airku" by Joko Suprayitno with the object of research being melody variation.
The data source used was from the full score of "variation on tanah airku" by Joko Suprayitno and the data
collection techniques used were through interviews with informants (in this case Joko Suprayitno) and
relationships. The analysis results obtained are the structure of the song "Tanah Airku" consisting of 3 phrases and
6 motifs. The arrangement of arrangements made by Joko Suprayitno starts from the introduction, themes,
variations of I-VII, cadenza, and finally the finale. From this structure, variations in melodies that occur in the
main melody are melodic and fake variations through non-chordal, ornaments and sequences. Then the variations
used when the main melody include, fillers (melody fillers, tails, contents), counter melodies, obbligato, cliches,
and fillers such as obbligato. Melodic variations used by Joko Suprayitno are melodic and fake variations via non-
chordal and filler.
Keywords: Arrangement, Melodic Variation
Abstrak: Aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno yang diberi judul “variation on
tanah airku” merupakan aransemen dengan keunikan bentuknya yaitu variasi tema. Bentuk variasi tema ini banyak
menggunakan variasi melodi sehingga penulis tertarik meneliti tentang teknik variasi melodinya. Penelitian ini
membahas struktur lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud terlebih dahulu kemudian barulah dibahas variasi melodi
yang digunakan dalam aransemen tersebut. Dalam mengurai variasi melodi ini, teori yang digunakan adalah teori
aransemen, motif, bentuk lagu, dan variasi melodi. Dalam menganalisa struktur lagu dan variasi melodi,
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Dalam metode tersebut subjek
penelitiannya adalah full score “variation on tanah airku” oleh Joko Suprayitno dengan objek utamanya yaitu
variasi melodi. Sumber data yang digunakan adalah dari full score “variation on tanah airku” oleh Joko Suprayitno
dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dengan narasumber (yang dalam hal ini
Joko Suprayitno) dan dokumentasi. Hasil analisa yang didapat adalah struktur lagu “Tanah Airku” terdiri dari 3
frase dan 6 motif. Alur aransemen yang dibuat oleh Joko Suprayitno ini dimulai dari bagian introduction, theme,
variasi I-VII, cadenza, dan yang terakhir finale. Dari struktur tersebut, variasi melodi yang terjadi pada melodi
utama adalah melodic variation and fake via non-chordal, ornament dan sekuensi. Sedangkan variasi yang
digunakan diluar melodi utama antara lain, filler (melodic filler, tail, fill in), counter melody, obbligato, cliché,
dan filler like obbligato. Variasi melodi yang banyak digunakan Joko Suprayitno adalah melodic variation and
fake via non-chordal dan filler.
Kata Kunci: Aransemen, Variasi Melodi
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
lagu nasionalnya. Lagu nasional yang fungsinya
sejak dahulu digunakan sebagai pembangkit
semangat kebangsaan dan pemersatu bangsa. Hal
ini dapat dilihat dari lagu-lagu seperti Halo-Halo
Bandung, Satu Nusa Satu Bangsa, Hari Merdeka,
Garuda Pancasila, Bagimu Negeri, Dari Sabang
Sampai Merauke dan banyak lagi. Bahkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya pun yang ditetapkan
menjadi lagu kebangsaan Indonesia juga merupakan
salah satu lagu nasional yang sejak jauh sebelum
kemerdekaan hingga saat ini menjadi lagu
pembangkit semangat kebangsaan sekaligus
pemersatu bangsa.
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
34
Selain menjadi pembangkit semangat
kebangsaan dan persatuan bangsa, beberapa lagu
nasional juga menjadi gambaran keindahan dan
kebesaran alam Indonesia. Lagu-lagu tersebut
seperti Indonesia Pusaka, Rayuan Pulau Kelapa, Nyiur Hijau, Tanah Airku, dan banyak lagi. Judul
terakhir yang disebutkan memiliki tema khusus
mengenai kerinduan dan cinta terhadap tanah air
Indonesia. Karya Saridjah Niung atau yang lebih
dikenal dengan nama Ibu Soed itu menceritakan
betapa bangga dan cintanya seorang Ibu Soed pada
tanah air sehingga selalu rindu pada alam Indonesia.
Ibu Sud dikenal sebagai tokoh musik tiga zaman
(Belanda, Jepang, Indonesia). Kariernya di aspek
musik malahan sudah dimulai jauh sebelum
kemerdekaan Indonesia. Suaranya pertama kali
disiarkan dari radio NIROM Jakarta periode 1927-1928. Setelah menamatkan pendidikan di HKS
Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi guru musik
di HIS Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna
yang masih menggunakan Bahasa Belanda (1925-
1941). Beliau prihatin menonton anak-anak
Indonesia yang tampak kurang mantap saat itu. Hal
ini membuat Ibu Soed berpikir untuk memuaskan
mereka dengan bernyanyi lagu ceria. Didorong rasa
patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk
menyanyi dalam Bahasa Indonesia. Dari sinilah Ibu
Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat
ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia.
Dari sekian banyak lagu ciptaan beliau yang
sebagian besar diperuntukkan pada anak-anak,
terdapat beberapa lagu yang bertemakan patriotisme
seperti Berkibarlah Benderaku dan Tanah Airku.
Karena tema lagu tentang kecintaan dan kerinduan
akan keindahan alam Indonesia, lagu Tanah Airku
sendiri sempat menjadi lagu penutup di akhir siaran
beberapa televisi seperti Tuban TV (masih rencana),
stasiun televisi Family Television, Fajar TV, Parijz
van Java TV, SBO TV, TVRI Jawa Timur, CIP TV,
Radio KPFM, Kelapa TV (masih rencana), Simpang
Lima TV, KSTV, Jujur Jember TV, Buton TV
(masih rencana), TV Sumbawa Barat, PonTV, Sakti
TV Madiun, Sumedang TV, TVKU Semarang, TV
Beruang & Papua TV. (dikutip dari http://ibu-
sud.koran.web.id/id1/306-199/Ibu-
Sud_112232_ibu-sud-koran.html, pada tanggal 5
Maret 2019 pukul 12:20 WIB).
Dapat dilihat peranan lagu tersebut pada
masyarakat yang bukan hanya sebagai lagu patriotik
namun sudah menjadi lagu hiburan yang tetap tak
kehilangan makna kebangsaannya. Hal ini
memungkinkan beberapa orang mulai
mengaransemen lagu tersebut. Aransemen sendiri
menurut Kamus Musik (Banoe, 2003) merupakan
gubahan lagu untuk orkes atau kelompok paduan
musik, baik vokal maupun instrumenal. Sedangkan
menurut Ensiklopedia Musik Klasik (Syafiq, 2003)
aransemen merupakan penyesuaian komposisi
musik dengan nomor suara penyanyi atau instrumen
lain yang didasarkan pada sebuah komposisi yang
telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah.
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa aransemen merupakan gubahan
lagu untuk orkes maupun kelompok musik baik
vokal maupun instrumental, yang tidak
menghilangkan esensi musik dari lagu aslinya.
Teknik aransemen dalam musik dapat mencakup
perubahan birama (sukat), perubahan tangga nada
(dari tangga nada major ke tangga nada minor, dan
sebaliknya), pergerakan harmoni, beat pattern iringan, dan irama melodi.
Arangger (sebutan bagi seorang penulis aransemen) yang cukup terkenal dan kini
merupakan arrangger di Jakarta Philharmonic
Orchestra (JPO) yaitu Joko Suprayitno. Beliau
merupakan salah satu orkestrator andalan dari ISI
Yogyakarta. Selain itu, Joko Suprayitno adalah
seorang pemain trombone dan juga aktif dalam
berbagai kegiatan musik diantaranya, musik klasik,
Pop, dan Jazz. Selain itu juga Joko berprofesi
sebagai dosen tetap di Institut Seni Indonesia
Yogyakarta, Fakultas Seni Pertunjukan, Jurusan
Seni Musik sebagai dosen mayor trombone dan
ensembel tiup.
Karya aransemen orkestrasi Joko antara lain
Hanya PadaMu (2006) lagu karya Lukman Snada,
Bila Waktu T’lah Berganti (2006) karya Opick,
Rindu Rasul (2006) karya Bimbo/Taufik Ismail,
Cahaya Shalawat (2006), Preludium Ibu Pertiwi (2000), Sedih Indonesiaku (2002), Aransemen untuk
ensambel tiup Kau dan Liku, Aransemen untuk Solo
Biola, serta salah satunya adalah aransemen Tanah Airku karya Ibu Soed. Dari sekian lagu tersebut,
aransemen Tanah Airku merupakan salah satu
aransemen beliau yang sangat unik karena
bentuknya yang merupakan variasi tema.
Sebuah aransemen untuk solo clarinet dan
orkestra ini memiliki keunikan, antara lain karena
bentuknya adalah variasi tema. Variasi tema adalah
sebuah teknik merubah melodi utama suatu lagu.
Dalam aplikasinya, variasi tema ini dilakukan
dengan mengubah irama melodi, birama (sukat),
tangga nada, dan juga pattern dari iringannya.
Artinya dalam variasi tema ini secara tidak langsung
mengubah kontur dari cantus firmus (melodi utama)
lagu tersebut. Jenis aransemen dalam bentuk variasi
tema ini jarang ditemui, ditambah lagi dalam bentuk
variasi tema ini, cantus firmus (melodi utama)
lagunya divariasikan dengan menarik. Mulai dari
menyajikan melodi utama dalam beberapa birama
VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
35
(sukat) berbeda diawal lagu, lalu perubahan
tonalitas (nada dasar) dari major ke minor, dan
diakhiri dengan variasi dimana clarinet dan orkestra
bersahut-sahutan memainkan beberapa motif lagu
tersebut yang divariasi. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengkaji bagaimana teknik variasi
melodi pada lagu Tanah Airku karya Ibu Soed yang
diaransemen oleh Joko Suprayitno.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif deskriptif karena variable
penelitian merupakan objek yang tidak perlu
menggunakan pengukuran dan proses statistik.
Menurut Moleong (2001:6), data penelitian kualitatif yang dikumpulkan adalah data yang
berupa kata-kata, gambar, dan bukan merupakan
angka-angka. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan variasi melodi pada aransemen
lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh Joko
Suprayitno yang akhirnya nanti akan diteliti dimulai
dari pemetaan motif dan frase lagu “Tanah Airku”
karya Ibu Sud, dilanjutkan alur aransemen lagu
“Tanah Airku” gubahan Joko Suprayitno dan
kemudian variasi melodi pada aransemen lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud gubahan Joko
Suprayitno. Data yang dianalisis adalah full score
lagu “Variation on Tanah Airku” karya Joko
Suprayitno.
Subjek penelitian ini adalah full score lagu
“Variation on Tanah Airku” karya Joko Suprayitno
dan objek penelitiannya adalah variasi melodi pada
lagu “Variation on Tanah Airku” karya Joko
Suprayitno. Sumber data dalam penelitian ini
diperoleh dari full score lagu “Variation on Tanah Airku” ditambah dengan wawancara dengan
narasumber yaitu Joko Suprayitno untuk
kepentingan identifikasi dan verifikasi data yang
ada. Teknik pengambilan data dari penelitian ini
yaitu dengan metode wawancara dan dokumentasi.
Peneliti sendiri menunjuk Joko Suprayitno sebagai
narasumber yang sekaligus arranger lagu
“Variation on Tanah Airku”. Dokumentasi disini
berupa full score lagu “Variation on Tanah Airku”.
Data penelitian yang diperoleh melalui teknik
pengumpulan data yang memiliki bentuk berupa
potongan-potongan melodi yang diidentifikasi
sebagai bagian dari variasi melodi maupun data-
data yang didapat dari hasil wawancara. Setelah
melakukan pengambilan data, langkah selanjutnya
yang dilakukan peneliti adalah menganalisis.
Dalam suatu penelitian, teknik analisis data
merupakan suatu bagian yang penting, sebab dalam
bagian inilah suatu data yang terkumpul akan diolah
untuk menjadi suatu data yang sinkron dan tersusun
secara rapi. Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif.
Teknik analisis kualitatif menggunakan proses
berfikir induktif sehingga sesuai dengan kebutuhan
peneliti dalam menganalisa variasi melodi pada
aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh
Joko Suprayitno.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
peneliti setelah data tersaji secara sistematis dan
terperinci adalah menarik kesimpulan dan verifikasi
data tersebut. Peneliti mendeskripsikan hasil
analisis dan kemudian disimpulkan. Kesimpulan
penelitian yang diperoleh tertsebut kemudian dikaji
dengan menggunakan teori yang ada. Proses yang
dilakukan peneliti adalah wawancara kepada Joko Suprayitno guna mengecek dan membandingkan
hasil analisis peneliti dengan Joko Suprayitno
selaku arranger lagu “Variation on Tanah Airku”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Struktur Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud
Motif lagu adalah unsur yang terdiri dari
sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu
gagasan/ide (Prier, 2004:3) sedangkan frase adalah
usaha untuk memperlihatkan struktur kalimat dalam
sebuah lagu (Prier, 2004:4).
Dalam lagu Tanah Airku karya Ibu Sud
tersebut terdapat 6 motif dan 3 frase. Hal ini telah
dijabarkan Prier (2004:15) dalam buku Ilmu Bentuk
Musik, bahwa lagu Tanah Airku ini di satu pihak
nampak segar karena setiap pertanyaan dan jawaban
membawa motif baru, dan di pihak lain agak sukar
untuk dihafal karena tidak ada pengulangan.
Gambar 1. Motif pada lagu “Tanah Airku” karya
Ibu Sud
Dilihat dari gambar diatas, nampak terdapat 6
motif yang membentuk lagu ini, yaitu motif A, x, B,
y, C dan z. Motif A merupakan pertanyaan kalimat
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
36
/ frase A sedangkan motif x merupakan jawaban
dari kalimat / frase A. Selanjutnya Motif B
merupakan pertanyaan dari frase B sedangkan motif
y merupakan jawaban dari kalimat atau frase B.
Terakhir motif C merupakan pertanyaan kalimat C
dan motif z merupakan jawaban dari kalimat C.
Alur Aransemen
Aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu
Sud oleh Joko Suprayitno terdiri dari 166 birama +
okmat 1 ketukan diawal. Tanda birama (sukat) yang
digunakan pada aransemen lagu “Tanah Airku”
karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno dari awal
hingga akhir adalah 4/4.
Aransemen ini dimainkan dibagi menjadi 11
bagian yang terdiri dari bagian introduction, Theme,
Variasi I – VII, Cadenza, dan Finale. Dalam setiap
bagian tersebut, Joko Suprayitno juga memberikan marking huruf (A, B, C, dan seterusnya) kecuali
bagian introduction, sehingga marking dimulai dari
bagian theme hingga bagian finale.
Dalam aransemen ini dalam 4 nada dasar yaitu Bb
major, Eb major, C minor dan F major. Perubahan
tangga nada ini dilakukan dengan menambahkan
jembatan yaitu dari Eb major menuju C minor, dan
2 perpindahan lain diubah dengan menggunakan
salah satu bagian aransemen yaitu variasi IV
(mengubah dari Bb major menjadi Eb major) dan
cadenza (mengubah dari C minor menuju F major).
Namun karena cadenza dalam aransemen itu adalah
bagian untuk unjuk kemampuan virtuosonya maka
pemindahan dari C minor menuju F major
dilakukan oleh virtuosonya secara bebas.
Dalam aransemen ini terdapat juga beberapa
variasi melodi yang terdapat di luar melodi utama di
beberapa bagian. Contoh variasi melodi yang
terdapat di beberapa bagian akan dijelaskan
dibawah ini.
Melodic filler
Notasi 1. Melodic Filler pada bagian introduction
Notasi 1 menunjukkan terdapat variasi dead spot filler pada birama 4 bagian introduction yang
dimainkan oleh violoncello. Kotak dengan garis
berwarna hijau menandai bagian melodi utama
sedangkan kotak dengan garis berwarna kuning
menandai bagian melodic filler.
Pemberian melodic filler yang pertama ini
dilakukan pada ketukan pertama sampai ketukan
ketiga pada birama 4 bagian introduction. Melodic filler yang pertama ini terjadi ketika susunan nada
Db3 Gb3 Ab3 Bb3 dengan nilai nada 1/8, bergerak
pada bagian sisa garis melodi utama yang berjalan
pada violin I. Dengan rest ½ ketukan pada ketukan
pertama, maka susunan nada Db3 Gb3 Ab3 Bb3
pada violoncello bergerak sebagai filler yang
mengisi bagian sisa melodi utama atau titik mati
(dead spot) dalam nada Bb5 pada violin I yang
terjadi dari birama 4 sampai birama 5.
Lead In
Notasi 2. Lead in pada bagian variasi V
Dari notasi 2 diatas, dapat dilihat pada kotak
bergaris coklat merupakan lead in yang terdapat
pada birama 65 bagian variasi V yang dimainkan
oleh melodi utama yaitu clarinet solo in Bb. Lead in ini termasuk dalam bagian variasi V karena
meskipun letaknya terdapat pada bagian variasi IV
namun sesuai dengan fungsinya menurut kawakami
lead in ini digunakan sebelum frase untuk
mengenalkan melodi utamanya, maka melodi yang
terbentuk pada ketukan ketiga dan keempat birama
65 digunakan sebagai awalan untuk mengenalkan
melodi utama untuk bagian variasi V.
Konstruksi lead in ini pada ketukan ketiga
birama 65 menggunakan arpeggio akor F major
(dalam tangga nada Eb major sama dengan akor Eb
major) yaitu nada C4 F4 A4 C5. Kemudian pada
ketukan keempat birama 65 konstruksi nada yang
digunakan adalah konstruksi tangga nada yang
dimulai dari nada F5 hingga nada C6 (maka
terbentuk susunan nada F5 G5 A5 Bb5 C6). Hal
tersebut sesuai dengan bentuk umum konstruksi lead in yaitu konstruksi tangga nada.
Counter melody
Counter melody mendukung melodi dan
memainkan peran penting dalam mengaransemen,
dan dapat digunakan dalam berbagai cara. Fungsi
utamanya adalah untuk memperkuat perasaan
harmoni dengan menggunakan garis melodi kedua,
tetapi juga dapat digunakan untuk memberikan
sentuhan aransemen individualitas melalui
penyisipan frase yang efektif (Kawakami, 1975: 46). Maka fungsi counter melody adalah
VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
37
memperkuat perasaan harmoni. Berikut ini contoh
counter melody pada bagian introduction.
Notasi 3. Counter Melody pada bagian introduction
Notasi 3 diatas menunjukkan counter melody
yang terdapat pada birama 1-5. Kotak dengan garis
berwarna hijau merupakan melodi utama sedangkan
kotak dengan garis berwarna orange merupakan
bagian counter melody. Sesuai dengan fungsinya
yaitu untuk memperkuat rasa harmoni melalui garis
melodi kedua, contrabass memainkan garis melodi
kedua yang sekaligus menjadi penguat rasa harmoni
yang kemudian juga menjadi basis dalam
membentuk obbligato.
Cliché
Cliche adalah teknik harmoni yang mewarnai
chord yang sama dengan mengubah satu nada dari
susunan chord tanpa mengubah fungsi dasar.
Dengan menghubungkan nada karakteristik dari
chord kemudian masing-masing diubah. Berikut ini
adalah contoh cliché dalam aransemen lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno yang
terdapat pada bagian introduction.
Notasi 4. Cliché pada bagian introduction
Pada notasi 4 kotak berwarna merah
merupakan cliché. Karena pengertiannya adalah
mewarnai akor yang sama dengan mengubah datu
susunan akor tanpa mengubah fungsi dasarnya,
maka nada Bb yang kemudian berganti dengan nada
B bergerak selama akor Eb major. Akor Eb major
yang memiliki susunan akor Eb G Bb, diwarnai
dengan hadirnya nada B setelah nada Bb di ketukan ketiga birama 1, sehingga terjadilah cliché.
Filler like obbligato
Notasi 5. Filler like obbligato pada bagian theme
Notasi 5 diatas menunjukkan filler like
obbligato yang terdapat pada bagian theme birama
7-9 dengan dimulai dari adanya filler pada ketukan
pertama birama 7 yang diawali dengan rest ½
ketukan. Kemudian obbligato pada 1 ketukan di
akhir birama 7 hingga birama 9.
Kotak dengan garis berwarna hijau
merupakan melodi utama, kotak berwarna biru
merupakan obbligato sedangkan kotak dengan garis
berwarna kuning merupakan filler. Dilihat dari
pengertiannya menurut kawakami dimana filler like
obbligato yaitu ketika filler bergerak selama bagian
sisa melodi utama, kemudian obbligato terbentuk,
maka kontras antara motif vs rest dan rest vs motif.
Artinya obbligato terbentuk setelah munculnya
filler, dengan begitu akan terlihat dengan jelas rest
vs motif antara garis melodi utama dengan filler, dan motif vs rest antara obbligato dengan bagian
sisa filler.
Sesuai dengan pengertian diatas, maka
melodi yang nampak pada notasi 4.5 pada bassoon
dan horn in F merupakan filler like obbligato. Hal
ini dikarenakan filler yang mengisi bagian sisa
(dead spot) melodi utama pada horn in F
membentuk obbligato pada bassoon yang
memainkan melodi pada bagian sisa filler.
Obbligato
Yang terakhir adalah obbligato. Obbligato
terdapat pada birama 33-37 bagian variasi II yang
dimainkan oleh clarinet in Bb yang kemudian
dilanjutkan pada horn in F. Obbligato ini
sebenarnya memainkan melodi asli dari lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud frase 3 dan 4 bagian
B. Namun melodi ini bukan sebagai melodi utama
karena dalam bentuk variasi, fokus utamanya adalah
variasi yang terjadi dari tema lagu yang dimainkan
oleh solois yang dalam kasus ini dimainkan oleh
clarinet solo in Bb. Obbligato yang kedua ini dapat
dilihat pada notasi 4.6.
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
38
Notasi 6. Obbligato pada bagian variasi II
Kotak bergaris hijau pada notasi 4.6
menunjukkan melodi utama yang dimainkan oleh
clarinet solo in Bb sedangkan kotak bergaris biru
menunjukkan obbligato yang dimainkan oleh
clarinet in Bb dan horn in F. Seperti yang telah
dijelaskan diatas bahwa clarinet in Bb dan horn in F
sejatinya memainkan melodi asli lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud, namun dalam konteks ini
melodi yang dimainkan oleh clarinet in Bb dan horn
in F hanya merupakan melodi yang mendukung
melodi utama yang dimainkan oleh clarinet solo in
Bb.
Hal ini dikarenakan fokus utamanya adalah
clarinet solo in Bb yang sejatinya tengah
memainkan variasi bentuk kedua dari tema lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud. Sesuai dengan
fungsinya yang merupakan melodi sekunder yang
berfungsi mendukung melodi utama yang
dimainkan oleh clarinet solo in Bb, maka melodi
yang dimainkan oleh clarinet in Bb dan horn in F
merupakan obbligato.
Variasi Melodi pada Aransemen Lagu “Tanah
Airku” Karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno
Aransemen lagu ”Tanah Airku” karya Ibu
Sud oleh Joko Suprayitno memiliki bentuk musik
variasi tema, sehingga terdapat satu solois
(virtuoso) sebagai penyaji melodi utama yang akan
divariasikan dalam beberapa bentuk. Dalam
aransemen ini, bagian solo ini dibawakan oleh
clarinet solo in Bb.
Clarinet solo in Bb ini memainkan sebagian
besar melodi utama lagu. Clarinet solo in Bb ini
hanya tidak memainkan melodi utama pada bagian
introduction, variasi IV, bridge pada variasi V dan
Variasi VIII. Hal ini dikarenakan pada bagian
tersebut memiliki fungsi-fungsi untuk
menjembatani satu bentuk variasi dengan variasi
yang lain.
Dalam melodi utama yang dimainkan oleh
clarinet solo in Bb, terjadi beberapa variasi yang
dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada tabel tersebut telah
dipetakan pola irama dan variasi yang terjadi pada
setiap bagian dalam aransemen lagu “Tanah Airku”
karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno. Tabel 1. Variasi pada melodi utama aransemen
lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno
Nama Bagian
Nada Dasar
Pola irama
Jenis Variasi
Introdu
ction
B
b major
Diam
bil dari dua
frase terakhir
lagu “Tanah Airku
Melo
dic variation
and fake via
non-chordal
Theme B
b major
Tema
lagu “Tanah
Airku”
Tida
k ada variasi
Variasi I
Bb major
Pola triplet
Melodic variation
and fake via
non-chordal
dan tail
Variasi II
Bb major
Pola not 1/16
Melodic variation
and fake via
non-chordal
Variasi
III
B
b major
Komb
inasi triplet dan not 1/16
Melo
dic variation and fake via
non-chordal
dan tail
Variasi IV
Eb major
Tema lagu “Tanah
Airku”
Tidak ada variasi
Variasi
V + bridge
E
b major
Komb
inasi triplet dan
not 1/16 + frase pertama lagu
“Tanah Airku”
diulang 3 kali
Melo
dic variation
and fake via non-chordal,
tail dan
ornament
Variasi
VI
C
minor
Tema
lagu “Tanah Airku” dalam
tangga nada
minor
Melo
dic variation and fake via
non-chordal
Variasi
VII
C
minor
Komb
inasi not 1/32
Melo
dic variation and fake via
non-chordal
Cadenz
a
- Sesuai
kehendak
solois
-
Finale F
major
Motif
a lagu “Tanah
Ariku” (bagian
marking J) &
Kombinasi not 1/32 (bagian
marking K)
Sequ
ence on
interval
(bagian
marking J) & Melodic
variation and
fake via non-
chordal
(bagian marking K)
Pada table 1 dapat dilihat perubahan yang
dilakukan pada tiap bagian dari sisi pola irama dan
juga nada dasarnya. Perubahan pola irama hampir di
setiap bagian ini sekilas memang mengarah pada
terjadinya rhytmyc variation and fake. Pengertian
rhytmyc variation and fake yang menurut
Kawakami (1975: 20) merupakan perubahan melodi
VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
39
dengan memindahkan posisi irama tanpa
mengganggu garis melodi asli. Dilihat dari
pengertian tersebut maka penggunaan rhytmyc
variation and fake dilakukan dengan menggeser
posisi nada dalam pola irama sehingga terjadi
syncopation dan anticipation.
Dalam aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu
Sud oleh Joko Suprayitno ini, melodi utama yang
ditampilkan pada setiap bagian tidak hanya
divariasikan dengan menggeser posisi nada dalam
pola irama namun beberapa dengan mengubah pola
irama seutuhnya menjadi pola triplet (seperti pada
bagian variasi I) atau bisa juga dengan kombinasi
not 1/16 dengan triplet not 1/32 (seperti pada bagian variasi III).
Dalam perubahan pola irama yang terjadi beberapa
kali tersebut, terdapat juga beberapa nada yang
disisipkan dalam melodi asli lagu “Tanah Airku”
karya Ibu Sud. Sisipan nada yang dimasukkan
kedalam melodi asli lagu “Tanah Airku” karya Ibu
Sud tersebut juga tidak hanya berasal dari akor yang
berjalan pada melodi tersebut, namun juga dari
nada-nada diluar akor.
Dilihat dari penjelasan diatas maka variasi yang
terjadi pada melodi utama aransemen lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno ini
merupakan jenis melodic variation and fake via
non-chordal. Melodic variation and fake via non-
chordal ini memiliki basis seperti halnya melodic variation and fake hanya saja nada yang disisipkan
guna memvariasikan melodi utama tidak hanya
menggunakan nada dalam akor namun dapat juga
diambil dari nada diluar akor.
Meskipun begitu, tidak hanya melodic variation and fake via non-chordal saja yang digunakan Joko
Suprayitno dalam memvariasikan tema lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud. Beberapa variasi seperti
ornament, tail dan juga sequence on interval juga
ikut mewarnai melodi utama aransemen lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno
seperti yang tampak pada tabel 4.1.
Contoh variasi yang terjadi pada melodi utama
aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud oleh
Joko Suprayitno dapat dilihat pada notasi dibawah
ini. Namun seperti pada tabel 4.1, bagian theme,
variasi IV dan cadence dikecualikan karena tidak
terdapat variasi yang signifikan dalam melodi
utama. Pada bagian theme melodi utama dibawakan
tanpa variasi, pada bagian variasi IV melodi utama
dibawakan seperti melodi asli hanya saja nada
dasarnya diubah, sedangkan bagian cadence
merupakan bagian solo dimana solois membentuk
melodi sesuai dengan kemauannya sehingga
sangatlah bebas.
Notasi 7. Melodi utama pada bagian theme
Notasi 7 merupakan melodi utama pada bagian theme dimana pada bagian ini melodi utama
yang dimainkan oleh clarinet solo in Bb memainkan
melodi asli lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud tanpa
variasi. Pada notasi 4.7 terdapat melodi utama pada
bagian theme. Melodi utama pada bagian theme dimulai dari okmat 1 ½ ketukan pada birama 5 yang
kemudian diakhiri pada birama 17 ketukan 2. Notasi
4.28 digunakan untuk pembanding dengan melodi
yang telah divariasi pada bagian yang lain.
Variasi Melodi pada bagian Introduction
Notasi 8. Melodic variation and fake via non-chordal
pada bagian Introduction
Pada notasi 4.8 dapat dilihat variasi yang
terjadi pada melodi utama yang dimainkan oleh
violin I pada bagian introduction. Bagian
introduction ini memainkan bagian C lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud. Kotak bergaris orange
merupakan melodic variation and fake via non-chordal. Terdapat dua melodic variation and fake
via non-chordal, yang pertama pada birama 2
ketukan kedua dan birama 3 ketukan keempat.
Dilihat dari pengertiannya dimana melodic
variation and fake via non-chordal memiliki basis
dari melodic variation and fake dimana melodi asli
lagu diubah dengan menyisipkan nada dalam akor,
hanya saja melodic variation and fake via non-
chordal dapat lebih leluasa karena dapat
menyisipkan tidak hanya nada dalam akor saja
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
40
namun nada diluar akor juga dapat disisipkan
kedalam melodi asli lagu.
Dari pengertian diatas maka melodi dalam
kotak bergaris orange merupakan melodic variation
and fake via non-chordal karena pada kotak yang
pertama pada birama 2 ketukan kedua, nada D C B
C D quintuplet tersebut bergerak pada akor Dm
namun terdapat nada C dan B yang bukan
merupakan nada pembentuk akor Dm. Selanjutnya
pada birama 3 ketukan keempat juga terdapat
septuplet dengan nada C D Eb F G A Bb yang
mengisi akor F major.
Beberapa nada dalam rangkaian nada tersebut
seperti nada D, Eb, G, dan Bb bukan merupakan
nada pembentuk akor F major. Sehingga variasi
yang terjadi pada melodi utama bagian introduction
ini adalah melodic variation and fake via non-chordal. Hal ini dikarenakan melodi yang diubah
disisipi tidak hanya dengan nada dalam akor
melainkan nada diluar akor juga.
Variasi melodi pada bagian Variasi I
Notasi 9. Melodic variation and fake via non-
chordal pada bagian variasi I
Kemudian variasi pada melodi utama bagian
variasi I dapat dilihat pada notasi 4.9. Kotak
bergaris orange merupakan melodic variation and fake via non-chordal. Contoh pada variasi I yang
menunjukkan bahwa terdapat melodic variation and
fake via non-chordal salah satunya adalah pada
frase kedua.
Pola irama yang memiliki basis not triplet ini
tidak hanya merubah pola irama seutuhnya menjadi
bentuk triplet namun juga menyisipkan beberapa
nada dengan nada dalam akor maupun nada diluar akor. Dapat dilihat pada notasi 4.9 dalam kotak
bergaris orange birama 20 ketukan ketiga, yaitu
terdapat rangkaian nada B C B (yang dalam tangga
nada Bb major sama dengan nada A Bb A). Nada C
pada rangkaian tersebut merupakan nada sisipan
yang digunakan sebagai variasi. Namun nada C
pada rangkaian nada tersebut merupakan nada
sisipan yang berasal dari luar akor karena akor yang
tengah berjalan adalah akor G major (yang dalam
tangga nada Bb sama dengan F major) yang
memiliki konstruksi nada G B D.
Dalam hal ini nada C ini adalah nada diluar
akor yang disisipkan dalam melodi sebagai variasi
untuk melodi utama. Karena alasan ini maka pada
bagian variasi I, melodi utama divariasikan dengan
melodic variation and fake via non-chordal. Kemudian juga terdapat variasi tail. Tail ini dapat
dilihat pada notasi 4.10.
Notasi 11. Tail pada bagian variasi I
Dari notasi 4.11 diatas, dapat dilihat pada kotak bergaris hitam merupakan tail yang terdapat
pada birama 29 bagian variasi I yang dimainkan
oleh melodi utama yaitu clarinet solo in Bb. Akhir
melodi utama yang seharusnya nada C (dalam
tangga nada Bb sama dengan nada Bb) 3 ketukan
diubah menjadi akhiran dengan arpeggio akor C
major (dalam tangga nada Bb sama dengan akor Bb
major) yaitu nada C5 G5 E5 C5 G4 E4 C4. Tail
yang pertama tersebut digunakan sebagai penutup
bagian variasi I.
Variasi Melodi pada bagian Variasi II
Sama halnya dengan bagian variasi I, bagian
variasi II juga memiliki melodi utama yang telah
divariasi dengan melodic variation and fake via
non-chordal. Hal ini dapat dilihat pada notasi 4.12
dimana kotak bergaris orange pada birama 32
tersebut merupakan contoh melodic variation and fake via non-chordal pada bagian variasi II.
Notasi 12. Melodic variation and fake via non-chordal
pada bagian variasi II
Melodic variation and fake via non-chordal ini dapat dilihat pada ketukan pertama birama 32
dimana terdapat rangkaian nada C# D E F (dalam
tangga nada Bb sama dengan B C D Eb). Rangkaian
nada tersebut bergerak pada akor Dm (yang dalam
tangga nada Bb sama dengan akor Cm). dilihat dari
konstruksi nada dari akor Dm yaitu D F A, tidak
terdapat nada C# dan E. Hal ini menunjukkan
bahwa nada C# dan E sengaja disisipkan pada
VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
41
melodi utama untuk membentuk konstruksi jenis
tangga nada D minor harmonik yaitu C# D E F.
Sisipan nada C# dan E ini juga membuktikan variasi
yang digunakan pada melodi utama bagian variasi
II ini adalah melodic variation and fake via non-
chordal.
Variasi Melodi pada bagian Variasi III Masih dengan variasi yang sama, melodi
utama bagian variasi III juga divariasikan dengan
menggunakan melodic variation and fake via non-
chordal. Contoh melodic variation and fake via
non-chordal pada bagian variasi III ini dapat dilihat
pada notasi 4.13 dengan penanda kotak bergaris
orange.
Notasi 13. Melodic variation and fake via non-
chordal pada bagian variasi III
Melodic variation and fake via non-chordal pada melodi utama bagian III ini dapat dilihat pada
birama 42 ketukan pertama. Rangkaian nada dengan
pola irama kombinasi not 1/16 dan triplet not 1/32
memiliki nada A B A G E (yang dalam tangga nada
Bb major sama dengan G A G F D). Rangkaian nada
tersebut berjalan pada akor C major (yang dalam
tangga nada Bb major sama dengan Bb major) yang
memiliki nada pembentuk akor yaitu C E G, namun
dalam rangkaian nada tersebut nada A B A bukan
merupakan nada pembentuk akor C major.
Rangkaian nada tersebut juga terasa seperti
gerak suspensi karena pada nada G yang seharusnya
pada melodi asli berada tepat pada ketukan pertama
mundur ½ ketukan dibelakang triplet not 1/32
dengan nada A B A. Ini menunjukkan terjadinya
melodic variation and fake, dan dengan alasan
bahwa nada A B A bukan merupakan bagian dari
akor C major, maka pada bagian variasi III ini,
melodi utama divariasi dengan melodic variation
and fake via non-chordal. Selanjutnya terdapat tail pada bagian
variasi III ini. Berikut ini tail pada bagian
variasi III.
Notasi 14. Tail pada bagian variasi III
Pada notasi 4.14 nampak tail yang terdapat
pada birama 53 bagian variasi III yang dimainkan
oleh melodi utama yaitu clarinet solo in Bb. Dalam
tail 3 ini terdapat dua tail yaitu yang terdapat pada melodi utama dan juga pada violoncello yang
kemudian di-double dengan contrabass. Motif yang
diberikan untuk tail pada melodi utama masih
menggunakan arpeggio akor C major (dalam tangga
nada Bb sama dengan akor Bb major) dengan ritme
triplet 1/16, sehingga terbentuk susunan nada C5 G5
E5 C5 E5 C5 G4 C5 G4 E4 G4 E4 C4.
Selaras dengan tail pada melodi utama, tail yang terjadi pada violoncello dan contrabass juga
merupakan arpeggio akor C major (dalam tangga
nada Bb sama dengan akor Bb major) namun
dengan not 1/8 sehingga nada Bb3 F3 Bb2 pada
violoncello nampak memberi penegasan harmoni
yang lebih efektif dalam akhir bagian III.
Variasi Melodi pada bagian Variasi V
Notasi 15. Melodic variation and fake via non-chordal
dan ornament pada bagian variasi V
Kemudian pada bagian variasi V + bridge terdapat melodic variation and fake via non-
chordal, tail dan juga ornament. Kotak bergaris
orange pada notasi 4.15 diatas menunjukkan
terjadinya melodic variation and fake via non-
chordal dan juga pemberian ornament. Hal ini dapat
dilihat pada birama 66 ketukan ketiga dimana
terdapat nada C Bb A G. Nada C dalam rangkaian
nada tersebut sebenarnya merupakan sisa panjang
nada dari nada C yang sudah bergerak sejak ketukan
pertama birama 66.
Rangkaian nada tersebut berjalan pada akor
G minor (yang dalam tangga nada Eb major sama
dengan F minor) yang memiliki nada penyusun
yaitu G Bb D. Nada C pada awal rangkaian nada
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
42
tersebut masuk dalam sisa panjang nada C pada
ketukan pertama maka tidak dihitung sebagai nada
yang berdiri sendiri. Sedangkan nada A pada
rangkaian nada tersebut bukan merupakan nada
penyusun akor G minor. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada melodi utama bagian
variasi V divariasikan dengan melodic variation and fake via non-chordal.
Selain melodic variation and fake via non-
chordal, terdapat juga ornament yang diberikan
pada melodi utama dimana dapat dilihat dalam
kotak bergaris orange pada notasi 4.15 terdapat
penambahan ornament trill yang sengaja
dimasukkan dalam melodi utama variasi V untuk
memberikan warna yang lebih banyak dalam
melodi. Yang terakhir terdapat tail pada akhir
melodi utama pada bagian variasi V ini. Berikut ini tail yang terjadi pada bagian variasi V.
Notasi 16. Tail pada bagian variasi V
Notasi 4.16 menunjukkan tail yang terdapat
pada akhir melodi utama bagian variasi V.
Sebenarnya tail ini tidak terjadi pada akhir bagian
variasi V karena pada akhir bagian variasi V masih
terdapat bagian bridge yang menghubungkan
variasi V dan variasi VI. Namun karena pemisahan
bagian antara variasi V dan bridge, maka melodi
yang dimainkan clarinet solo in Bb sebagai melodi
utama pada birama 77 merupakan tail dari bagian
variasi V.
Tail yang keempat ini juga menggunakan
arpeggio untuk menghias akhir melodi utama yang
seharusnya hanya nada panjang 3 ketukan pada
ketukan pertama sampai ketukan ketiga. Arpeggio
akor F major (yang dalam tangga nada Eb sama
dengan Eb major) digunakan dalam not triplet 1/16
dengan susunan nada F5 C6 A5 F5 A5 F5 C5 F5 C5
A4 C5 A4 F4. Tail yang keempat ini menutup
melodi utama pada akhir bagian variasi V sebelum
masuk bridge.
Variasi Melodi pada bagian Variasi VI
Notasi 17. Melodic variation and fake via non-
chordal pada bagian variasi VI
Setelah penjelasan mengenai variasi melodi
pada bagian introduction, variasi I, variasi II, variasi
III, dan variasi V, selanjutnya adalah variasi melodi pada bagian variasi VI. Variasi yang terjadi pada
variasi VI dapat dilihat pada notasi 4.17. Pada notasi
4.17, dapat dilihat bahwa pada bagian variasi VI
menggunakan jenis variasi melodic variation and
fake via non-chordal. Dapat dilihat pada kotak bergaris orange
dimana terjadi pada ketukan pertama birama 93.
Rangkaian nada G A G F# yang berjalan pada akor
G minor (yang dalam tangga nada Eb sama halnya
dengan akor F minor). Karena nada A dan F# pada
rangkaian nada tersebut bukan merupakan nada
penyusun akor G minor maka melodi yang divariasi
ini disisipi tidak hanya dengan nada dalam akor
namun juga disisipi dengan nada-nada diluar akor.
Artinya melodi utama pada bagian variasi VI ini
divariasi dengan melodic variation and fake via
non-chordal. Variasi Melodi pada bagian Variasi VII
Notasi 18. Melodic variation and fake via non-chordal
pada bagian variasi VII
Pada bagian variasi VII, melodi utama juga
divariasikan dengan melodic variation and fake via non-chordal. Hal ini dapat dilihat pada notasi 4.18
dimana ditandai dengan kotak bergaris orange.
Rangkaian nada pada ketukan keempat birama 96
dengan ritme not 1/32 menunjukkan pola konstruksi
melodi jenis tangga nada.
Pola semacam ini menggunakan urutan nada
dalam tangga nada sebagai pergerakan melodinya. Pada ketukan keempat birama 96 tersebut terdapat
rangkaian nada G A Bb C# D E F G (yang dalam
VIRTUOSO (Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Musik), Vol. 3 No. 1, Juni 2020
ISSN: 2622-0407
43
tangga nada Eb sama dengan F G Ab Bb C D Eb F).
Rangkaian nada tersebut bergerak pada akor E
halfdim7 (yang pada tangga nada Eb sama dengan
D halfdim7) yang memiliki nada penyusun yaitu E
G Bb D.
Dalam rangkaian nada tersebut terdapat nada
A C# F yang bukan merupakan bagian dari nada
penyusun akor E halfdim7. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa melodi utama pada bagian
variasi VII ini menggunakan melodic variation and
fake via non-chordal. Bagian terakhir yang akan
dibahas yaitu bagian finale dimana variasi melodi
yang digunakan pada bagian ini adalah sekuensi dan
juga melodic variation and fake via non-chordal.
Variasi Melodi pada bagian Finale
Notasi 19. Sekuensi pada bagian finale
Pada notasi 4.19 nampak variasi yang
pertama pada bagian ini yaitu sekuensi. Pada
dasarnya sekuensi yang berarti pengulangan pada
tingkat nada yang berbeda. Dapat dilihat pada kotak
bergaris orange pada notasi 4.19 dimana clarinet in
Bb memainkan not 1/16 dengan motif dasar yang
digunakan adalah motif a bagian A lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud.
Nada D B C D (yang dalam tangga nada F
major sama dengan C A Bb C) pada ketukan
keempat birama 126 yang diulang sama persis pada
ketukan kedua birama 127 kemudian kedua motif
tersebut diulang pada satu tingkat lebih tinggi
menjadi E C D E (yang dalam tangga nada F major
sama dengan D Bb C D) pada ketukan keempat
birama 127 dan ketukan kedua birama 128. Hal ini
membuktikan telah terjadi sekuensi naik pada motif
dasar yang digunakan pada bagian finale ini.
Kemudian melodic variation and fake via
non-chordal yang terdapat pada bagian finale dapat
dilihat pada notasi 4.20
Notasi 20. Melodic variation and fake via non-
chordal pada bagian finale
Pada notasi 4.20 dapat dilihat melodi utama
yang dimainkan oleh clarinet solo in Bb memainkan
sebuah frase dengan dasar frase pertama lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud. Diawal frase ini yaitu
pada ketukan keempat birama 134 nada yang
dimainkan oleh clarinet solo in Bb, nada yang
dimainkan adalah D B C C# D. Rangkaian nada ini
merupakan bentuk variasi dari motif a bagian A lagu
“Tanah Airku” karya Ibu Sud.
Nada C# pada variasi motif tersebut merupakan
passing tone antara nada C dan D. Nada C# ini juga
menjadi nada sisipan yang diambil bukan dari akor
yang berjalan. Karena akor yang tengah berjalan
pada awal bagian ini adalah akor G major (yang
dalam tangga nada F major sama dengan akor F
major), maka nada C# merupakan nada diluar akor
yang disisipkan pada motif lagu di melodi utama ini.
Sehingga jelas terjadi melodic variation and fake
via non-chordal yang terjadi pada bagian finale ini.
PENUTUP
Lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud terdiri dari
3 frase dimana setiap frase terdiri dari 2 motif. Dari
struktur lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud tersebut
dibuatlah aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu
Sud oleh Joko Suprayitno. Aransemen lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud oleh Joko Suprayitno
memiliki bentuk variasi tema dimana didalamnya
terdapat 12 variasi diantaranya, introduction, theme,
variasi I, variasi II, variasi III, variasi IV, variasi V
+ bridge, variasi VI, variasi VII, cadenza, variasi
VIII, dan finale.
Dalam aransemen lagu “Tanah Airku” karya Ibu
Sud oleh Joko Suprayitno melodi utama yang
mempunyai peran penting divariasi dengan
menggunakan melodic variation and fake via non-
chordal dan sekuensi. Namun variasi yang dominan
digunakan dalam memvariasikan tema lagu “Tanah
Airku” karya Ibu Sud adalah melodic variation and
fake via non-chordal. Variasi ini terdapat hampir
pada setiap bagian, kecuali bagian theme, variasi IV
dan cadenza. Selain pada melodi utama terdapat pula
Muhammad Muchlis Faturrozi
Aransemen Lagu “Tanah Airku” Karya Ibu Sud Oleh Joko Suprayitno (Tinjauan Variasi Melodi)
44
beberapa variasi melodi yang digunakan dalam
menghias aransemen ini diantaranya, filler (melodic filler, tail, dan lead in), counter melody, cliché,
obbligato, dan yang terakhir filler like obbligato.
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik: Yogyakarta:
Kanisius
Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Kawakami, Genichi. 1975. Arranging Popular
Music. Tokyo: Yamaha Music Foundation.
Kostka, Stefan & Dorothy Payne. 1995. Tonal
Harmony with an introduction to
Twentieth-Century Music. Edisi Ketiga.
United State of America: McGraw-Hill,
Inc. Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Narselina, P. M. (2015). Analisis Bentuk Musikal
dan Struktur Lagu Tanah Airku Karya Ibu Soed Aransemen Joko Suprayitno untuk
Duet Vokal dan Orkestra (Doctoral
dissertation, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta).
Prier, Karl-Edmund. 2004. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Prier, Karl-Edmund. 2014. Kamus Musik.
Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Stein, Leon. Tanpa Tahun. Structure & Style
Expanded Edition, The Study and Analysis of Musical Forms
Sturbe, Gustav. Tanpa Tahun. The Theory And Use of Chords A Text-Book of Harmony.
United State of America: Oliver Ditson
Company
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Suwahyono, A. (2018). Caprice No. 24 Karya
Paganini Pada Solo Gitar Aransemen John
Williams (Analisis Bentuk
Musik). Virtuoso (Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik), 1(1), 24-29.
Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik
Klasik: Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Tim Penyusun. 2014. Panduan Penulisan dan
Penilaian Skripsi. Surabaya. Unesa
Yudhiani P, F. A. R. I. D. A. (2016). Karya Musik
“Moira” Dalam Tinjauan Variasi Melodi
Dan Teknik Permainan Solo
Viola. Solah, 6(2).