Download - arti produksi dalam Islam UNISKA
NAMA KELOMPOK 2
Ahmad Zulianto (13130210334)
Andre Hermawan (13130210286 )
Erwinda Nurul Aditara (131301210311)
Dwi Desi Ismawarni (13130210 318)
Devinda Setiara (13130210341)
Tidar Putra A (13130210329)
ARTI PRODUKSI DALAM ISLAM1.1 Pengertian Produksi
Dalam literature ekonomi Islam padanan produksi adalah “al-intaj ”
Kata al-intaj secara harfiyah . (نتج) ”dari akar kata “nataja ( انتج )
dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu).
Dalam perspektif Islam, produksi adalah suatu usaha untuk menghasilkan
dan menambah nilai guna dari suatu barang baik dari sisi fisik materialnya
maupun dari sisi moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan
hidup manusia sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu mencapai
kesejahteraan dunia dan akhirat
• Menurut ajaran Islam manusia adalah khalifatullah atau wakil Allah di muka bumi dan
berkewajiban untuk memakmurkan bumi denganjalan beribadah kepada-Nya. Dalam
QS.Al-An’am ayat 165 Allah berfirman yang artinya :
“ Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan
sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha pengampun lagi maha penyayang”.
• Bagi Islam memproduksi sesuatu bukanlah sekedar untuk dikonsumsi sendiri dan dujual
ke pasar, dua motivasi itu belum cukup karena masih terbatas pada fungsi ekonomi.
Islam secara khas menekankanbahwa setiap kegiatan produksi harus pula
mewujudkanfungsi sosial. Ini tercermin dalam QS.Al-Hadiid ayat 7 yang artinya:
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasull-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamuyang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala
yang besar”
1.2 Tujuan Produksi dalam Islam
Tujuan Produksi dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) yakmi
produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar besarnya.
Berbeda dengan tujuan produksi dalam dalam islam yaitu memberikan
kemaslahatan yang optimum kepada konsumen dan manusia
secara umum. Dengan kemaslahatan yang optimum ini,
bertujuan untuk mendapat falah sebagai tujuan akhir dari
kegiatan ekonomi yang juga merupakan tujuan akhir hidup
manusia, dan falah adalah bentuk keberuntungan hidup di dunia
dan di akhirat yang akan memberikan kebahagiaan yang hakiki
bagi manusia. Dan kebahagiaan yang hakiki inilah merupakan
wujud dari tercapainya kemulyaan bagi kehidupan manusia.
Mata Rantai Kegiatan Konsumsi dan Produksi
PRODUSEN Menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan
KONSUMEN Memanfa’atkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan
BERKAH
MASLAHAH
KEBUTUHAN
FALAH (KEBERUTUNGAN DUNIA DAN AKHIRAT)
Prinsip Produksi dalam Islam :1. Tugas manusia di muka bumi sebagai
khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya
2. Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi
3. Teknik produksi diserahkan pada keinginan dan kemampuan manusia
4. Islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat
1.Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam
3.Memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran
4.Memperhatikan tujuan kemandirian umat5.Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik
Kaidah-kaidah Produksi
1) Memfungsikan sumber daya insani mencapai kondisi full employment (bekerja dan berkarya)
I Kecuali mereka yang udzur syar’i2) Memproduksi kebutuhan dharuriyyat, lalu
kebutuhan hajiyyat, baru kebutuhan tahsiniyyat secara proporsional
Optimalisasi Produksi
• Teori Produksi Dalam Al-Qur’anil Karim• Al-Qur’anul Karim banyak berbicara tentang teori produksi
dalam berbagai surat dan ayat dalam Al-Qur’an diantaranya adalah dalam QS. Az-Zalzalah; 7, QS. An-Nahal; 97, QS. Al-Jasiyah; 13, QS. Al-Qashas; 77, QS. Al-An’am; 165, QS. Yunus; 14, QS. Al-Hadid; 7, QS. Al-Baqarah; 22, QS. Al-Hijr; 20, QS. Az-Zukhruf; 10, QS. Thaha; 53, QS. Al-A’raf; 10, QS. Al-Mulk; 15, QS. Al-Ambiya’; 94, QS. An-Najam; 39. QS. Al-Jum’ah; 10, QS. Al-Muzammil; 20. yang kebanyakan menggunakan kata ‘amila’ yang berarti bekerja dan “samara-istismar” yang berarti investasi.
• Allah, swt. akan menjamin pemenuhan rizki kepada semua hambanya, akan tetapi Allah, swt. pun memberi prasyarat untuk mendapatkan rizki ini harus dilakukan dengan usaha, karena rizki itu didapat dengan berusaha. Karena langit tidak akan berhujan emas ataupun perak, akan tetapi dengan usaha manusia yaitu dengan cara mengambil sebab (al-akhdzu bil asbab) untuk mendapatkan rizki ini, sebagaimana firman Allah, swt. QS. Al-Mulk; 15.
• “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS. 67: 15).
Faktor-faktor Produksi
Faktor Produksi Islam
Yusuf Qardhawi
Al-Maududi dan Abu
Suud
M.A. Mannan
1. Alam2. Kerja
manusia
1. Amal/kerja2. Tanah3. Modal
1. Tanah2. Tenaga
kerja3. Modal4. Organisasi
Faktor-faktor Produksi
Tanah
QS As-Sajdah 32:27 – “Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?”
HR Bukhari - Diriwayatkan tentang Abu Umamah yang berkata, bahwa pada waktu Nabi SAW melihat sebuah bajak dan beberapa peralatan pertanian lain, “ Saya mendengan Nabi SAW berkata: ‘Tidaklah ini masuk ke rumah suatu kaum selain menimbulkan kehinaan’ ”.
Faktor-faktor Produksi
Tenaga Kerja
QS Huud 61 - ... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726] ...
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
HR Bukhari Muslim – “Tidak ada yang lebih baik dari seseorang yang memakan makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri. Jika ada seseorang di antara kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan kayu itu dan mengikatnya dengan tali lantas memikulnya di punggungnya, sesungguhnya itu lebih baik ketimbang meminta-minta kepada orang lain.”
Faktor-faktor Produksi
Modal
QS Al-Baqarah 272–
... Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri.
dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu
melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa
saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya
kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang
kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).Hadits – “Investasikanlah harta agar tidak habis dimakan
zaman”.
Faktor-faktor Produksi
Organisasi
HR Bukhari – Nabi mengatakan, “Seseorang yang mempunyai sebidang tanah harus menggarap tanahnya sendiri, dan jangan membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus memberikannya kepada orang lain untuk mengerjakannya. Tetapi bila kedua-duanya tidak dia lakukan – tidak digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya – maka hendaknya dipelihara/dijaga sendiri. Namun kami tidak menyukai hal ini.”
Prinsip dan Tujuan Produksi
Kebijakan Perusahaan Islami
Tidak terlibat dalam kegiatan yang dilarang Islam, seperti memproduksi minuman beralkohol, spekulasi, meminjam uang dengan bunga
Menghindari strategi pasar yang menghambat perusahaan lain untuk masuk atau bentuk monopoli
Mengikuti aturan yang wajar dalam tindakannya sebagai penjual atau pembeli barang dan jasa
Menahan diri menggunakan strategi pasar yang berpura-pura menguasai pangsa pasar dan meningkatkan harga produk
Menghindari kegiatan pemerasan, diskriminasi dan pembatasan kegiatan perdagangan
Terima Kasih…
PERTANYAAN
1. bagaimana hukumnya suatu perusahaan menimbun barang yg akan di jual,karena langka menjual dengan harga lebih tinggi? Dan bagai mana solusinya? Ayu 302
2. bagaimana hukum uang dari bunga pinjam hasil koprasi atau bank? Harris 240
3.Bagaimana maksud dari”investasikan lah hartamu agar tidak dimakan zaman? Susanti 210
4. sebutkan lebih rinci nilai nilai islam dalam produksi? Enggar 310