7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Rangka Teori dan Literatur
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mahatmyo (2015: 6) Sistem informasi menerima input, yang
disebut transaksi, yang dikonversi melalui berbagai proses menjadi informasi
output, yang akan diberikan ke pengguna. Transaksi terbagi menjadi dua jenis:
transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan. Transaksi adalah kegiatan yang
mempengaruhi atau merupakan kepentingan dari perusahaan serta proses oleh
sistem informasinya sebagai unit pekerjaan. Definisi ini meliputi kegiatan yang
bersifat keuangan maupun nonkeuangan. Karena transaksi keuangan sangat
penting bagi pemahaman akuntan terhadap sistem informasi, maka dibutuhkan
definisi yang lebih tepat untuk jenis transaksi ini. Menurut Hutahean (2015:
13) sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan.
Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah data yang diolah dengan
kombinasi teknologi informasi dengan sistem dalam suatu organisasi untuk
mendukung operasi dan manajemen.
Menurut Mahatmyo (2015: 8) Salah satu sistem yang berkaitan dengan
perusahaan adalah sistem akuntansi. Pembahasan mengenai sistem akuntansi
tidak kalah pentingnya dengan pembahasan bidang akuntansi yang lain. Tanpa
sistem akuntansi yang memadai tidak mustahil kegiatan operasional
perusahaan akan terganggu. Sistem akuntansi merupakan suatu rangkaian
bukti transaksi, dokumen, catatan-catatan akuntansi dan laporan-laporan serta
alat-alat prosedur, kebijakan, sumber daya manusia maupun sumber daya lain
dalam suatu perusahaan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk
mendukung dalam pencapaian apa yang menjadi tujuan perusahaan. Menurut
Shatu (2016: 7) akuntansi ialah pengukuran, penjabaran, atau pemberian
kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas
pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya
keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Jadi
8
dapat disimpulkan sistem akuntansi adalah serangkaian proses pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhtisaran dan mengelola menjadi laporan yang
membantu memberikan informasi untuk pihak yang kepentingan.
Menurut Alannita & Suaryana dalam jurmalnya yang berjudu
“Pengaruh kecanggihan teknologi informasi, partisipasi manajemen, dan
kemampuan teknik pemakai sistem informasi akuntansi pada kinerja individu“
(2014 : 33) sistem informasi akuntansi memiliki peran positif pada kinerja
individu dalam organisasi. Jinerja individu memperngaruhi keberhasilan
sebuah perusahaan. Menurut Hall (2016: 7) Accounting Information System
subsystems process financial transaction and non financial transaction that
directly effect the processing of financial transaction. Artinya adalah Sistem
Informasi Akuntansi memproses transaksi keuangan dan transaksi non
finansial yag secara langsung mempengaruhi proses transaksi keuangan.
Menurut Mahatmyo (2014: 9) Sistem Informasi Akuntansi merupakan
sekelompok struktur dalam sebuah entitas yang mengelola sumber daya fisik
dan sumber daya lain untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi
akuntansi, agar dapat memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak. Jadi
dapat disimpulkan sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan proses dan
mengelolah data sesuai dengan ketentuan akuntansi dan menjadikan informasi
akuntansi.
Menurut Mahatmyo (2015: 10) Pada dasarnya suatu sistem akuntansi
dibuat untuk memudahkan dalam pengelolaan kegiatan sehari-hari serta untuk
memberikan perlindungan yang memadai atas kekayaan yang dimiliki
perusahaan. Sistem informasi akuntansi memiliki dua elemen pokok yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pokok (The Accounting System Proper)
Sistem informasi Akuntansi Pokok meliputi:
a. Bukti transaksi (dokumen, formulir)
b. Catatan-catatan akuntansi, yang terdiri dari:
a) Jurnal
b) Buku Besar
c) Buku Pembantu
c. Laporan-laporan yang dihasilkan baik laporan keuangan maupun laporan
– laporan yang lain.
9
2. Sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur.
Sistem-sistem operasional dan prosedur-prosedur dapat berupa:
a. Sistem dan prosedur penjualan
b. Sistem dan prosedur pengelolaan piutang dagang
c. Sistem dan prosedur penerimaan kas
d. Sistem dan prosedur pembelian
e. Sistem dan prosedur penanganan hutang dagang
f. Sistem dan prosedur pengeluaran kas
g. Sistem dan prosedur penggajian dan pengupahan
h. Sistem dan prosedur pengelolaan persediaan
i. Sistem dan prosedur akuntansi biaya produksi
j. Sistem dan prosedur pengeloaan aktiva tetap
2.1.2 Sistem Pencatatan Akuntansi Kas Basis dan Akrual Basis
Menurut Warsono & Andari (2015 : 95) sistem pencatatan dalam
akutansi mengunakan prinsip akrual basis atau kas basis. Prinsip basis akrual
terutama terkait dengan pengakuan penghasilan dan beban. Berpijak pada
prinsip basis akrual maka penghasilan dan beban diakui ketika mereka
(penghasilan dan/atau beban) terjadi, tanpa harus mengkaitkannya dengan
keberadaan kas. Dengan demikian, penghasilan dicatat ketika perusahaan
telah menyerahkan jasa/produk, dan beban dicatat ketika perusahaan telah
mengkonsumsi manfaat jasa/produk yang diterima.
Menggunakan basis kas, perusahaan mengakui penghasilan dan beban
ketika perusahaan menerima atau mengeluarkan kas, tanpa memperhatikan
proses terjadinya penghasilan dan beban terkait. Dengan demikian, berlandas
pada basis kas maka penghasilan yang berasal dari penjualan kredit akan
dicatat saat terjadinya pembayaran.
Dapat disimpulkan bahwa pencatatan berbasis kas merupakan
pencatatan yang dilakukan saat adanya transaksi keluar masuk uang,
sedangkan pencatatan menggunakan akrual basis merupakan pencatatan yang
terjadi saat transaksi itu dilakukan. Dalam pencatatan kas basis tidak
mencerminkan keadaan fakta yang sesungguhnya sedangkan pencatatan
dengan akrual menyajikan pencatatan sesuai dengan fakta transaksi.
10
2.1.3 Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan merupakan bagian dari sistem informasi akuntansi
yang berfokus dalam memproses dari penjualan produk atau permintaan jasa
sampai proses pembayaran atas transaksi yang bersangkutan.
Menurut TMbooks (2015: 136) siklus pendapatan pada dasarnya
terdiri dari aktivitas sebagai berikut:
1. Merespon pertanyaan pelanggan mengenai produk atau jasa.
2. Membuat kesepakatan dengan pelanggan dalam rangka penyediaan barang
atau jasa di masa mendatang.
3. Mengirim barang atau menyampaikan jasa ke pelanggan.
4. Melakukan penagihan.
5. Menerima kas.
6. Menyetor ke bank.
7. Menyiapkan laporan.
2.1.4 Pendapatan
Menurut Samryn (2015 : 57) Secara umum pendapatan merupakan
kenaikan aktiva atau pengurangan kewajiban yang bersumber dari
penyerahaan barang atau jasa dalam rangka kegatan komersial perusahaan.
Hasil perolehan pendapatan yang belum direalisasi menjadi kas disebut
piutang. Setelah realisasi menjadi kas, piutang yang berasal dari pendapatan
berubah menjadi kas. Perusahaa-perusahaan yang menerapkan sistem jurnal
khusus sering mencatat semua hasil penjualan tunai dengan debet piutang dan
kredit penjualan. Pada saat yang bersamaan juga mengkreditkan piutang dan
mendebet kas. Hal ini dimungkinkan karena penjualan, piutang dan kas
merupakan akun yang saling berhubungan dalam urutan transaksi pendapatan
dan penerimaan.
Menurut Shatu (2016: 25) pendapatan merupakan penghasilan yang
timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (regular) dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee),
bunga, deviden, royalty dan sewa.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2012) pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan
11
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Jadi
dapat disimpulkan pendapatan merupakan arus masuk dari manfaat ekonomi
yang timbul dan menjadi hak oleh organisasi untuk kenaikan ekuitas.
Menurut Bragg (2012: 4-8) alih Bahasa oleh Sumarman, beberapa
aturan pengakuan pendapatan adalah:
1. Pendapatan pendaftaran (admission fees). Pendapatan yang dihasilkan dari
pertunjukan seni dan acara khusus lainnya yang diakui pada saat acara
berlangsung.
2. Pendapatan uang pangkal/ anggota (initiation fees). Jika biaya awal atau
biaya keanggotaan hanya merupakan syarat keanggotaan, maka penjual
dapat mengakui pendapatan ketika tidak ada ketidakpastian yang signifikan
mengenai biaya penagihan. Namun, jika biaya tersebut memberikan hak
kepada pembeli untuk menikmati jasa atau publikasi atau pembelian diskon
dari penjual selama periode keanggotaan, maka penjual dapat mengakui
pendapatan atas dasar yang mencerminkan waktu, sifat dan nilai manfaat
yang diberikan.
3. Pendapatan Uang pengajaran (tuition fees). Penyedia jasa pendidikan harus
mengakui pendapatan biaya pendidikan selama periode pengajaran.
2.1.5 Pengakuan Pendapatan Jasa Servis/Jasa
Menurut Bragg (2012: 4-8) alih Bahasa oleh Sumarman, sebuah
perusahaan atau badan usaha biasanya dapat membuat sebuah estimasi
pendapatan yang dapat diadalkan, setelah pihak-pihak lain telah menyetujui
syarat-syarat penyelesaian, pertimbangan untuk menukar, dan setiap pihak
mempunyai hak sehubungan dengan servis yang disediakan dan diterima.
Sebuah entitas dapat mengakui pendapatannya sesuai dengan servis yang
disediakan dan diterima. Sebuah entitas dapat mengakui pendapatannya
sesesuai dengan servis yang disediakan ketika dia memenuhi syarat dan
ketentuan berikut ini:
1. Pendapatan yang dapat diukur (revenue measurable). Jumlah dari
pendapatan yang diakui dapat diukur secara handal.
2. Jaminan manfaat (benefit assured). Manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi akan masuk ke dalam entitas.
12
3. Penyelesaian yang dapat diukur (completion measurable). Tahap dari
penyelesaian pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara handal.
4. Biaya yang dapat diukur (cost measurable). Biaya-biaya yang berhubungan
dengan transaksi dapat diukur secara nyata, dan sama halnya dengan biaya
untuk penyelesaian.
2.1.6 Piutang
Menurut Warren, Reeve, et al (2014 : 248) istilah piutang mencakup
seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan,
perusahaan, dan organisasi lain. Piutang-piutang ini biasanya merupakan
bagian yang signifikan dari total aset lancar. Piutang usaha dicatat sebagai
debit pada akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini biasanya
diharapkan dapat ditagih dalam waktu dekat, semisalnya 30 hari atau 60 hari.
Piutang ini digolongkan sebagai aset lancar dilaporan posisi keuangan.
Menurut Herry (2016: 10) Piutang usaha mencerminkan hak
perusahaan untuk menagih kepada customer/pelanggan demi mendapatkan
uang kas.
Menurut Hery (2013: 161) Piutang usaha adalah jumlah yang akan
ditagihkan dari pelanggan sebagai sebagai akibat penjualan barang atau jasa
secara kredit.
Jadi dapat disimpulkan hak asset perusahaan yang masih harus
ditagihkan kepada pelanggan untuk mendapatkan uang kas dan hal ini piutang
adalah hak perusahaan yang masih berada di konsumen atau pelanggan.
2.1.7 Analisis dan Perancangan Sistem
2.1.7.1 Analisis Sistem
Menurut Susanto (2013: 318) Analisis sistem adalah studi
tentang sistem bisnis yang sedang berjalan dan permasalahannya,
menentukan kebutuhan aktivitas bisnis dan permintaan-permintaan
pemakai sistem dan melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif
solusi.
13
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013: 18) Analsisis sistem
adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan dan
kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam
sistem yang baru.
Menurut Mulyani (2016 : 70) Dalam melakukan analisis
sistem, ada beberapa proses yang harus dilakukan. Namun Whitten
and Bentley(2007) berpendapat terdapat ada 5 (lima) proses dalam
melakukan analisis sistem yaitu
1. Menentukan batas dan ruang lingkup sistem
Menentukan batasan dan ruang lingkup sistem merupakan salah
satu ciri-ciri sistem, selain itu batasan sistem merupakan salah satu
parameter dan pengukuran harga proyek dan layak tidak nya suatu
proyek.
2. Analisis masalah
Analisis masalah merupakan proses untuk mempelajari
permasalahan-permasalahan sistem yang sudah identifikasi pada
proses identifikasi permasalahan sistem. Pada proses ini sistem
analis dan tim pengembang akan mempelajari apakah solusi yang
telah diidentifikasi benar-benar bisa memecahkan masalah atau
apakah sistem yang baru layak untuk dikembangkan atau tidak.
3. Analisis kebutuhan sistem
Proses ini pertujuan untuk menentukan kebutuhan sistem, banyak
analis amatir yang melewati tahapan proses ini. Mennetukan
kebutuhan sistem sangat penting, mengingat sistem tidak akan
berjalan jika kebutuhan sistem tersebut tidak dipenuhi. Kebutuhan
sistem dibagi menjadi 2 dua yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan
yang terkait dengan input, proses, output dan stored (penyimpanan
data). Sedangkan kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan
sistem yang terkait dengan performa sistem, kemudahan user
dalam menggunakan sistem, biaya operasional, deadline,
dokumentasi dan kebutuhan training, quality management,
keamanan dan pengontrolan sistem.
14
4. Proses Logical Design
Proses logical design adalah proses untuk melakukan pemodelan
sistem walaupun tidak semua pengembangan sistem menggunakan
metode model-driven, namun sebagian besar pengembangan sistem
menggunakan pemodelan sistem seperti misalnya data structure,
business process, data flows, dan user interface.
5. Analisis keputusan
Setelah mengidentifikasi berbagai masalah dan kebutuhan
sistem langkah selanjutnya adalah menentukan solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Terdapat lima alur aktivitas
dalam proses analisi solusi yaitu
a. Mengidentifikasi kandidat solusi
b. Melakukan analisis kandidat solusi
c. Membandingkan kandidat solusi yang sudah dianalisis
d. Memperbaruhi perencanaan proyek
e. Merekomendasikan solusi yang akan didtetapkan.
Jadi dapat disimpulkan analisis sistem adalah melihat sistem
yang sedang berjalan dan melihat kebutuhan tentang aktiviats bisnis
kemudian mendokumentasikan atas analisis sistem yang sudah
dilakukan.
2.1.7.2 Perancangan Sistem
Menurut Susanto (2013:344) Setelah memahami apa yang
diinginkan pemakai, analis sistem informasi harus memahami
bagaimana menterjemahkan keinginan pemakai sistem informasi
tersebut kedalam bahasa komputer, untuk selanjutnya mulailah ia
dapat merancang sistem informasi baru. Perancangan sistem informasi
baru umumnya meliputi, ouput, input, file-file, database, komputer
dan bahasa yang digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian
intern. Analis sistem informasi dalam merancang sistem informasi
baru harus memiliki kemampuan dalam hal pemograman komputer,
hasil dari tahap perancangan ini adalah spesifikasi desain. Alternatif
15
lain yang dapat digunakan adalah dengan membuat protipe dari sistem
informasi yang akan disusun.
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013: 23) Perancangan sistem
merupakan upaya untuk mengkrontruksi sebuah sistem yang
memberikan kepuasan (mungkin informal) akan spesifikasi kebutuhan
fungsional, memenuhi target, memenuhi kebutuhan secara implisit
atau eksplisit dari segi performansi maupun penggunaan sumber daya,
kepuasan batasan pada proses proses desain dari segi biaya, waktu,
perangkat.
\Jadi dapat disimpulkan perancangan sistem adalah
penerjemahan ke dalam diskripsi dan struktur sebuah sistem sesuai
keinginan user kemudian dirancang untuk membuat sistem usulan
yang baik.
2.1.7.3 Analisis dan Desain Berbasis Objek
Menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016 : 55) Pemograman
berbasis objek bekerja dengan baik ketika dibarengi dengan Object-
Oriented Analysis and Design Process (OOAD). Orientasi objek
merupakan teknik dalam penyelesaikan masalah yang kerap muncul
dalam pengembangan perangkat lunak. Teknik ini merupakan titik
kulminasi dalam menemukan cara efektif dalam membangun sistem
dan menjadi metode yang paling banyak dipakai oleh para
pengembang perangkat lunak saat ini. Orientasi objek merupakan
teknik pemodelan sistem rill yang berbasis objek.
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 120) Analsis berbasis
objek adalah tahapan untuk menganalisis spesifikasi atau kebutuhan
akan sistem yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek,
apakah benar kebutuhan yang ada dapat diimplementasikan menjadi
sebuah sistem berorientasi objek.
Pemodelan berorientasi objek biasanya dituangkan dalam
dokumentasi perangkat lunak dengan menggunakan perangkat
pemodelan berorientasi objek, diantaranya adalah UML (Unified
Modeling Language). Kendala dan permasalahan pembangunan
sistem berorientasi objek dapat dikenali dalam tahap ini.
16
2.1.7.4 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Wazlawick (2014 : 3) UML merupakan sebuah
bahasa yang menggamabarkan atau mendiskripsikan suatu sistem.
Bahasa UML telah dikembangkan sejak James Rumbaugh dan Grady
Booch bergabung di Rational Software dan mulai menyatukan notasi
dan proses diagram mereka. Kemudian, Ivar Jacobson bergabung
dengan kelompok tersebut dan menambahkan kasus penggunaannya
dan notasi lainnya ke bahasa sedang dikembangkan. UML terus-
menerus direvisi dan saat ini memiliki tiga diagram diantaranya
adalah
1. Diagram struktur:termasuk package diagram, class diagram,
object diagram, composite structure diagram, package diagram,
and deployment diagrams. Diagram struktur digunakan untuk
mendefinisikan komponen yang diimplementasikan dalam sistem.
2. Diagram perilaku: termasuk use case diagrams, activity diagrams,
dan state machine diagrams. Diagram perilaku menekankan apa
yang terjadi dalam sistem atau proses bisnis. Diagram perilaku
digunakan untuk menggambarkan fungsionalitas dari sistem.
3. Diagram interaksi: termasuk communication diagrams, sequence
diagrams, timing diagrams, dan interaction overview diagrams.
Diagram perilaku menggambarkan aliran kontrol antar komponen
sistem yang berbeda.
Tidak setiap diagram harus digunakan selama pengembangan
suatu sistem. Penggunaan bahasa UML digunakan beberapa saja yang
berguna dalam proyek.
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 133) UML (Unified
Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak
digunakan didunia industri untuk mendifinisikan requirement,
membuat analisis & desain, serta menggambarkan arsitektur dalam
pemograman berorientasi objek. UML merupakan bahasa visual untuk
pemodelan dan komunikasi mengenai sebauh sistem dengan
menggunakan diagram dan teks-teks pengdukung.
17
UML 2.3 Diagram
Structure
Diagrams
Behavior
Diagrams
Intraction
Diagrams
Class Diagram
Object Diagram
Component
Diagram
Composite
Structure
Diagram
Package Diagram
Deployment
Diagram
Use Case diagram
Acivity diagram
State machine
diagram
Squance diagram
Communication
diagram
Timing diagram
Interaction
overview diagram
Gambar 2.1.1 Diagram UML
2.1.7.5 Class Diagram
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 141) Diagram kelas
atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.
Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode aatau operasi.
1. Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu
kelas
2. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu
kelas
Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer
membuat kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar
antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak singkron.
18
Berikut adalah simbol-simbol yanga ada pada diagram kelas:
Tabel 2.1.1Simbol-Simbol Diagram Kelas
Simbol Diskripsi
Kelas
Kelas pada struktur sistem
Antaramuka (interface)
Sama dengan konsep interface dalam
pemograman berorientasi objek
Asosiasi (association)
Relasi antarkelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplicity
Asosiasi berarah (directed association)
Relasi antarkelas dengan makna kelas
yang satu digunakan oleh kelas yang
lain, asosiasi biasanya juga disertai
dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antarkelas dengan makna
generalisasi-spesialisasi (umum khusu)
Kebergantungan (dependency)
Relasi antar kelas dengan makna
kebergantuangan antar kelas
Agregasi (aggregation)
Relasi antar kelas dengan makna semua -
bagian (whole-part)
19
2.1.7.6 Use Case Diagram
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 155) Use case atau
diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior)
sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendiskripsikan sebuah
interaksi antar satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang
akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui
fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa
saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Syarat penamaan pada use case adalah nama didefinisakn
sesimpel mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use
case yaitu pendifinisian apa yang disebut aktor dan use case.
1. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor
adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
2. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor.
Berikut adalah symbol-simbol yanga da pada diagram use case:
Tabel 2.1.2 Simbol-Simbol Use Case Diagram
Simbol Deskripsi
Use case
Fungsionalitas yang disediakan sistem
sebagai unit-unit yang saling bertukar
pesan antar unit atau aktor; biasanya
dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja di awal di awal frase nama use
case
Aktir (actor)
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktor belum tentu
20
Simbol Deskripsi
merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase
nama aktor
Asosiasi (association)
Komunikasi antara aktor dan use case
yang berpartisipasi dengan use case
atau use case memiliki interaksi
dengan aktor
Ekstensi (extend)
Relasi use case tambahan ke sebuah
use case dimana use case yang
ditambahkan dapat berdiri sendiri
walau tanpa use case tambahan; mirip
dengan prinsip inheritance pada
pemograman berorientasi objek;
biasanya use case tambahan memiliki
nama depan yang sama dengan use
case yang ditambahkan, missal
Arahan panah pengarah pada use case
yang ditambahkan; biasanya use case
yang menjadi extend-nya merupakan
jenis yang sama dengan use case yang
menjadi induknya
21
Simbol Deskripsi
Generalisasi (generalization)
Hubungan generalisasi dan
spesialisasi (umum – khusus) antara
dua buah use case dimana fungsi yang
satu adalah fungsi yang lebih umum
dari lainnya, misalnya:
Arah panah mengarah pada use case
yang menjadi generalisasinya(umum)
Menggunakan (include/ uses)
Relasi use case tambahan ke sebuah
use case di mana use case yang
ditambahkan memerlukan use case ini
untuk menjalankan fungsinya atau
sebagai syarat dijalankan use case ini
Ada dua sudut pandang yang cukup
besar mengenai include di use case:
1. Include berarti use case yag
ditambahkan akan selalu
dipanggil saat use case
tambahan dijalankan
2. Include berarti use case yang
ditambah akan selalu
pengecekan apakah use case
yang di tambahkan telah
22
Simbol Deskripsi
dijalankan sebelum use case
tambahan dijalankan
2.1.7.7 Activity Diagram
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 161) diagram aktivitas
atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau
aktivitas daris ebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada
pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa
diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang
dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk
mendefinisikan hal-hal berikut:
1. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang
digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan
2. Urutan atau pengelompokan tampilan daris sistem atau user
interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah
rancangan antarmuka tampilan
3. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap
memerlukan sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasus uji
4. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas:
Tabel 2.1.3 Simbol-Simbol Diagram Aktivitas
Simbol Deskripsi
Status awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah
status awal
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem,
aktivitas biasanya diawali dengan
kata kerja
Percabangan (decision) Asosiasi percabangan dimana jika
ada pilihan aktivitas lebih dari satu
23
Simbol Deskripsi
Penggabungan (join)
Asosiasi penggabungan dimana
lebih dari satu aktivitas
digabungkan menjadi satu
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem,
sebuah diagram aktivitas memiliki
status akhir
Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap
aktivitas yang terjadi
2.1.7.8 Sequance Diagram
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2013 : 165) sequance
diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendiskripsikan waktu hidup dan message yang dikirimkan dan
diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram
sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah
use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang di
24
instansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga
dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen:
Tabel 2.1.4 Simbol-Simbol Diagram Sekuen
Simbol Diskripsi
Aktor
Atau
Orang, proses, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem informasi
yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah
gambar orang, tapi aktir belum entu
merupakan orang; biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase
nama aktor
Garis hidup (lifeline)
Menyatakan kehidupan suatu objek
Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi
pesan
Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan dan
berinteraksi, semua yang terhubung
dengan waktu aktif ini adalah sebuah
tahapan yang dilakukan di dalamnya.
Pesan tipe create
Menyatakan suatu objek membuat objek
yang lainm arah panah mengarah pada
objek yang dibuat
Pesan tipe call Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain
25
Simbol Diskripsi
atau dirinya sendiri, arah panah
mengarah pada onjek yang memiliki
operasi/metode, karena ini memanggil
operasi/metode maka operasi/metode
yang dipanggil harus ada pada diagram
kelas sesuai dengan kelas objek yang
berinteraksi
Pesan tipe send
Menyatakan bahwa suatu objek
mengirimkan data/masukan/ informasi ke
ojek lainnya, arah panah mengarah pada
objek yang dikirimi
Pesan tipe return
Menyatakan bahwa suatu objek yang
telah menjalankan suatu operasi atau
metode menghasilkan suatu kembalian
objek tertentu, arah panah mengarah
pada objek yang menerima kembalian
Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri
hidup objek yang lain, arah panah
mengarah pada objek yang di akhiri,
sebaiknya jika ada create maka ada
destroy
2.1.7.9 Package Diagram
Package diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-
elemen yang saling terkait dalam diagram UML. Hampir semua
diagram dalam UML dapat dikelompokan menggunakan Package
diagram.
26
Berikut simbol-simbol yang digunakan
Tabel 2.1.5 Simbol-Simbol Package Diagram
Simbol Diskripsi
Package
Package merupakan sebuah bungkusan
dari satu atau lebih kelas atau elemen
dalam UML lainnya.
Elemen dalam package digambarkan di dalam package
Elemen diluar package digambarkan di dalam package
27
2.1.7.10 Metode System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem
informasi yang dapat digunakan dalam merancanga sistem informasi.
Menurut Susanto (2013 : 341) SDLC adalah tahapan-tahapan
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem informasi dan programmer
dalam membangun sistem informasi. Metode SDLC ini seringkali
dinamakan juga sebagai proses pemecahan masalah, yang langkah-
langkahnya meliputi:
1. Melakukan survei dan menilai kelayakan projek pengembangan
sistem informasi,
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang
berjalan,
3. Menentukan permintaan sistem informasi,
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik,
5. Menentukan perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak
(sofware) komputer,
6. Merancang sistem informasi baru,
7. Membangun sistem informasi baru,
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi
baru,
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem
informasi baru bila diperlukan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan lima jurnal penelitian yang relevan
dengan permasalahan yang diteliti tentang Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Akuntansi Revenue Cycle Jasa Pendidikan pada Yayasan Pendidikan
Telkom.
Penelitian Rauscher, Wheeler (2008) Pada artikel memberikan penjelasan
tentang praktik pengelolaan siklus pendapatan rumah sakit saat ini. Selanjutnya,
menyarankan pengukuran manfaat finansial dari manajemen siklus pendapatan
dalam hal peningkatan jumlah dan kecepatan pengumpulan pendapatan pasien.
Peneliti mempertimbangkan apakah ada trade-off antara jumlah pendapatan pasien
yang diperoleh rumah sakit dan kecepatan pengumpulan pendapatan.
28
Dengan menggunakan data laporan keuangan dari rumah sakit di California
untuk tahun 2004 sampai 2006, peneliti menguji secara empiris hubungan antara
ukuran-ukuran penting manajemen siklus pendapatan rumah sakit yang efektif.
Peneliti menemukan bahwa rumah sakit dengan kecepatan pengumpulan pendapatan
yang lebih tinggi cenderung mencatat jumlah pendapatan bersih pasien yang lebih
tinggi per debit yang disesuaikan, tunjangan kontrak yang lebih rendah, dan
penurunan bad debts. Ketentuan perawatan amal, di sisi lain, cenderung lebih tinggi
di antara rumah sakit dengan kecepatan pengumpulan pendapatan yang lebih tinggi.
Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada bukti adanya trade-off antara jumlah
pendapatan pasien dan kecepatan pengumpulan pendapatan namun manfaat finansial
dari manajemen siklus pendapatan rumah sakit yang efektif ini sering berjalan
seiring. Dengan demikian, peneliti memberi indikasi awal bahwa hasil ini saling
melengkapi, menunjukkan bahwa manajemen siklus pendapatan rumah sakit yang
efektif menghasilkan banyak hasil positif.
Penelitian Al-Eqab, Ismail (2011) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji faktor-faktor yang mempengaruhi desain sistem informasi akuntansi dalam
konteks spesifik perusahaan yang terdaftar di Yordania. Enam faktor, kecanggihan
teknologi dalam teknologi informasi, kecanggihan informasi dalam teknologi
informasi, kecanggihan fungsional dalam teknologi informasi, kecanggihan
manajerial dalam teknologi informasi, cost leadership dan diferensiasi inovatif,
ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap desain AIS.
Ada dua implikasi penting dari temuan penelitian ini. Pertama, perusahaan
harus memprioritaskan kebutuhan informasinya sebelum berinvestasi dalam proyek
informasi sistem manapun. Aspek lain seperti fungsional dan manajerial juga penting
disamping kecanggihan teknologi. Kedua, perusahaan harus berhati-hati dalam
membuat keputusan teknologi informasi. Berinvestasi sangat pada kecanggihan
teknologi yang mahal akan menjadi limbah besar jika perusahaan mengabaikan
aspek lain seperti informasi, fungsional dan manajerial. Singkatnya, penelitian ini
telah memperdalam pemahaman terkini tentang desain sistem informasi akuntansi
dan faktor pengaruhnya, dan telah memberikan wawasan yang berguna mengenai
kecanggihan pengembangan teknolohi informasi di Yordania.
Penelitian Chapman, Kihn (2009) Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang bagaimana integrasi sistem informasi membantu
manajemen dalam meningkatkan kinerja. Untuk memahami implikasi keberhasilan,
29
aspek keuangan dan non-keuangan kinerja unit bisnis. Penelitian ini mengukur
keberhasilan sistem dalam hal apakah sistem (baik anggaran, maupun dukungannya)
dirasakan sebagai alat hemat biaya dan alat yang tepat untuk mengelola unit bisnis.
Hasil empiris penelitian menunjukkan bahwa pendekatan yang
memungkinkan untuk penganggaran yang memiliki efek langsung pada keberhasilan
dan kinerja sistem. Penelitian ini menemukan hubungan langsung antara semua
aspek yang memungkinkan pengendalian anggaran, kecuali fleksibilitas, dan
keberhasilan sistem yang dirasakan. Hasil Penelitian juga menunjukkan beberapa
hubungan antara memungkinkan kontrol anggaran dan berbagai aspek kinerja.
Beberapa efek statistik yang signifikan antara proses penganggaran dan
kinerja bervariasi menurut dimensi kinerja, namun hampir semuanya positif seperti
yang diharapkan. Satu-satunya pengecualian adalah transparansi internal, yang
nampaknya dikaitkan secara negatif dengan kinerja keuangan. Hasil ini mungkin
mencerminkan penggunaan anggaran yang besar untuk mencoba memahami proses
internal ketika kinerja keuangan buruk. Artinya, mungkin kinerja yang buruk
menyebabkan penyelidikan berbasis anggaran yang mengarah pada transparansi yang
lebih besar.
Hubungan yang signifikan secara statistik antara perbaikan dan kinerja pasar
ditemukan. Transparansi global tampaknya terkait secara signifikan dengan tanggung
jawab sosial.
Penelitian Nena (2015) dengan judul Analisa Sistem Informasi Akuntani
Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal atas Pendapatan di Rumah Sakit
Hermana-Lembean. Peran sistem informasi akuntansi pada pelayanan publik dapat
meningkatkan pengendalian interal atas pendapatan. Dengan adanya pemisahan
fungsi atas sikulus pendapatan ini dapat membantu dalam menjalankan sistem
informasi akuntasi siklus pendapatan berjalan dengan efektif dan efesien.
Penelitian Grascia, Nangoi, &Tirayoh (2016) Salah satu kelebihan yang
menonjol pada siklus pendapatan yaitu dapat memudahkan dalam pelayanan
pelanggan dalam melakukan permohonan jasa layanan. Kekurangan dari penerapan
sistem informasi terkomputerisasi online yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero)
Area Manado, yaitu ada beberapa pegawai yang mengatakan bahwa aplikasi yang
diterapkan sulit digunakan dalam pengolahan data pelanggan karena kurangnya skill
yang dimiliki (human error), serta gangguan yang sering muncul dari sistem itu