1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association of
South East Nation (ASEAN). Pada era ASEAN Economic Community (AEC) ini
penduduk Indonesia harus mempersiapkan diri baik dari segi mental maupun
kemampuan untuk menghadapi persaingan secara terbuka dengan berbagai negara
di ASEAN. Salah satu kemampuan yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi
persaingan ini yaitu bijak dalam menyikapi masalah keuangan. Pada era ini setiap
komponen pada masyarakat, termasuk didalamnya adalah pendidikan perkuliahan
bagi para mahasiswa yang akan memperoleh pengetahuan mengenai keadaan yang
sedang berlangsung saat ini dan berusaha mencari solusi dari permasalahan yang
terjadi pada berbagai sektor yang semakin kompleks termasuk sektor ekonomi.
Pada saat ini berinvestasi pada pasar keuangan atau financial assets
menjadi sebuah cara yang mulai digemari oleh para pemilik modal untuk
mengembangkan dana yang dimiliki. Instrumen keuangan adalah aset yang dapat
diperdagangkan dalam bentuk apapun dan dapat dikategorikan tergantung pada
bentuknya. Dewasa ini terdapat banyak instrumen keuangan, seperti yang ada
pada pasar uang yaitu deposito dan tabungan yang termasuk pada instrumen kas
yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar, lalu ada saham dan obligasi yang
merupakan isntrumen keuangan dari pasar modal. Instrumen keuangan pada pasar
2
modal adalah salah satu instrumen pasar keuangan yang berkaitan dengan
investasi atau biasa disebut efek dan instrumen keuangan ini mulai banyak dicari
investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang paling besar
dibandingkan dengan instrumen yang ada pada pasar uang maupun pasar barang
atau sektor riil.
Sumber: Indonesia Stock Exchange, 2017.
Gambar 1.1
Keuntungan Pada Instrumen Keuangan
Terlihat dari Gambar 1.1 bahwa keuntungan yang didapatkan dari
instrumen keuangan pasar modal berada pada posisi paling tinggi. Walaupun
memiliki keuntungan yang paling tinggi dibandingkan yang lainnya, instrumen
keuangan pada pasar modal juga memiliki risiko yang paling tinggi karena dalam
ilmu keuangan dan investasi dikenal dengan istilah high risk, high return yang
artinya semakin tinggi keuntungan yang didapat maka akan semakin tinggi risiko
yang dihadapi. Investasi di pasar modal biasanya dilakukan untuk investasi jangka
panjang atau lebih dari satu tahun sehingga menimbulkan berbagai risiko seperti
harga saham atau obligasi yang naik dan turun dengan tidak terkendali dan
2,43
6,948,37
9,28
17,67
Tabungan Deposito Emas Obligasi Saham
Keuntungan dari Berbagai Instrumen Keuangan
Tahun 2016
3
perubahan kondisi perusahaan.
Kegiatan pasar modal di Indonesia telah berlangsung cukup lama. Menurut
catatan sejarah pasar modal atau bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1912. Pada saat itu
pertumbuhan dan perkembangan pasar modal tidak terlalu baik, beberapa kali
bursa ditutup atau mengalami masa vakum. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor politik seperti perang dunia I dan II serta perpindahan kekuasaan dari
pemerintahan kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia. Pada 10 Agustus
1977, tepatnya setelah kemerdekaan Indonesia Bursa Efek Jakarta diresmikan
kembali oleh Presiden Soeharto dan dijalankan di bawah Badan Pelaksana Pasar
Modal (BAPEPAM). Bursa Efek Jakarta kini telah berganti nama menjadi Bursa
Efek Indonesia setelah dilakukan marger dengan Bursa Efek Surabaya pada
tanggal 30 November 2007 dengan kata lain pasar modal di Indonesia telah
bergerak aktif selama kurang lebih empat puluh tahun sejak kemerdekaan
Indonesia. Pasar modal memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi
suatu negara, dengan adanya pasar modal investor individu maupun badan usaha
dapat menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan di pasar
modal. Para pengusaha dapat memperoleh dana tambahan modal untuk
memperluas jaringan usahanya dari para investor yang berada di pasar modal
(Indah, 2010:34).
Pada September 2017 terdapat 555 efek dan 108 perusahaan efek yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Banyaknya efek yang terdaftar dapat
memudahkan kita untuk memilih efek mana yang akan kita pilih untuk kita
investasikan. Investor yang masih awam mengenai pasar modal bisa memilih
4
produk lain dari pasar modal seperti reksadana yang dikelola oleh manajer
investasi, sehingga semua diatur dan dikelola oleh manajer investasi tersebut.
Pemilihan produk pasar modal ini tergantung kemampuan kita dalam
menganalisis produk mana yang mampu kita kelola dengan benar.
Kegiatan yang dilakukan di pasar modal terdiri dari lembaga yang
mengawasi, fasilitator serta pelaku dari pasar modal tersebut. Sebelumnya pasar
modal diawasi langsung oleh BAPEPAM-LK, namun berdasarkan UU No. 21
Tahun 2011 menyebutkan bahwa terhitung dari tanggal 31 Desember 2012 tugas
dan fungsi BAPEPAM-LK akan berpindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi
seperti yang diketahui sebelumnya bahwa pengawas pasar uang dilakukan oleh BI
dan pasar modal dilakukan oleh BAPEPAM-LK, namun sekarang keduanya
diawasi langsung oleh OJK. Dapat dilihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3
mengenai perubahan struktur pasar modal Indonesia.
Sumber: www.sahamok.com
Gambar 1.2
Struktur Pasar Modal Indonesia Lama
5
Sumber: www.sahamok.com
Gambar 1.3
Struktur Pasar Modal Indonesia Baru
Kini semua kegiatan pasar modal diawasi langsung oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun
2011. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak
lain dan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan dan penyidik yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan. Selain mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh
pasar modal, sektor jasa keuangan lainnya yang diawasi langsung olehnya adalah
perbankan, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia, perusahaan pembiyaan sekunder perumahan dan penyelenggara
program jaminan sosial, pensiun dan kesejahteraan.
Pasar modal yang ada di Indonesia diidalamnya terdapat pihal-pihak yang
berkaitan satu sama lain salah satunya fasilitator. Fasilitator yang terdapat di pasar
modal terdiri dari Bursa Efek Indonesia yaitu pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
6
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka, lalu
ada Lembaga Kliring dan Penjaminan yang diselenggarakan oleh KPEI yaitu
pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi
bursa serta terdapat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian diselenggarakan
oleh KSEI, yaitu pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi
bank kustodian, perusahaan efek dan pihak lain.
Pada struktur pasar modal Indonesia, didalamnya terdapat lembaga-
lembaga yang melaksanakan kegiatan pasar modal dengan berbagai tugas. Selain
fasilitator, didalamnya terdapat pelaku pasar modal yang terdiri dari perusahaan
efek yaitu yang melakukan kegiatan sebagai perantara sedangkan pedagang efek
merupakan pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan
sendiri atau pihak lain, penjamin emisi efek yang merupakan pihak pembuat
kontrak emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten
dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual dan
manajer investasi yaitu pihak yang usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah, lalu terdapat lembaga yang menjadi penunjang pasar modal yaitu biro
administrasi efek, kustodian, wali amanat dan pemeringkat efek, serta terdapat
profesi penunjang pasar modal yang terdiri dari akuntan, konsultan hukum, penilai
dan notaris.
Pada Juli 2017 yang lalu PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
mencatat jumlah single investor identification (SID) di Indonesia sebanyak
1.025.414 rekening, jumlah ini terus mengalami peningkatan pada sepanjang
tahun 2017. Peningkatan ini sebenarnya sangat kecil dibandingkan dengan
populasi penduduk di Indonesia. Badan Pusat Statistik saja pada Juli 2017 telah
7
mencatat populasi penduduk Indonesia sebanyak 257.912.349 jiwa yang artiya
jumlah investor di pasar modal sesungguhnya masih sangat kurang yaitu hanya
sekitar 0.39% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia saat ini. Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK (Nurhaida, 2017) menyebutkan bahwa
investor pasar modal yang berada pada negara lain bisa mencapai 20% hingga
30%.
Sumber: KSEI, 2017.
Gambar 1.4
Grafik Pertumbuhan SID
Dapat dilihat pada Gambar 1.4 mengenai grafik pertumbuhan investor dari
tahun ke tahun. Setiap tahun pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia
selalu meningkat, namun jika dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia
jumlah investor pasar modal masih sangat rendah. Jumlah investor lokal yang
masih sangat rendah dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti masyarakat yang
kurang memiliki pengetahuan mengenai investasi di pasar modal. Rendahya
animo ataupun minat masyarakat ini disebabkan karena rendahnya pemahaman
8
dan pengetahuan masyarakat mengenai investasi di pasar modal (Luh Komang &
I Putu, 2015). Hal ini juga disampaikan oleh Direktur Utama PT. Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tito Sulistio (2015) bahwa minat investasi masyarakat yang
rendah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengalaman masyarakat
Indonesia tentang investasi di pasar modal yang dapat menghasilkan keuntungan
yang lebih tinggi dibandingkan instrumens investasi lainnya. Diperlukan
pengetahuan yang cukup untuk mengetahui berbagai hal mengenai investasi agar
masyarakat memiliki kemauan untuk mencoba berinvestasi di pasar modal.
Tingkat pengetahuan keuangan seseorang disebut juga sebagai tingkat literasi
keuangan.
Seseorang yang sedang berinvestasi atau akan berinvestasi memerlukan
pengetahuan untuk mengelolanya, termasuk masyarakat Indonesia. Minat
investasi masyarakat yang rendah dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai
investasi, utamanya investasi di pasar modal. Berinvestasi di pasar modal adalah
investasi jangka panjang yang dilakukan seseorang untuk menambah peluang
penghasilan di masa yang akan datang namun berinvestasi pada sektor ini
memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan investasi pada sektor lainnya.
Pengetahuan masyarakat yang kurang berpengaruh terhadap minat mereka dalam
melakukan investasi karena ketidaktahuan yang menyebabkan tidak adanya rasa
keinginan untuk mencari tahu dan mencoba berinvestasi. Survey nasional Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016 menunjukan bahwa minat masyarakat
berinvestasi di pasar modal pada setiap provinsi berbeda-beda namun masih
didominasi oleh investor dari daerah Jawa dan Bali, dapat dilihat dari Gambar 1.5
mengenai literasi keuangan pada setiap provinsi.
9
Sumber: OJK, 2016.
Gambar 1.5
Indeks Literasi Keuangan Provinsi
Berbagai jenis investasi yang ada di Indonesia menawarkan kepada
masyarakat untuk memilih pada sektor apa masyarakat menginvestasikan
modalnya. Terdapat beberapa sektor yang dapat menjadi pilihan seperti
perbankan, perasuransian dan lembaga pembiayaan. Pada penelitiannya N.
Yulianty dan M. Silvy (2009) menyebutkan bahwa pengetahuan diperlukan untuk
menganalisis investasi-investasi yang ada sehingga dapat menentukan apa yang
akan dibeli, dijual ataupun tetap dimiliki. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat
29 perusahaan yang dilaporkan dengan tuduhan menawarkan investasi liar atau
bodong, hal inilah yang menjadi alasan pemerintah giat-giatnya melakukan
edukasi masyarakat dengan upaya literasi keuangan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan produk-produk investasi dan manajemen keuangan
pribadi.
Literasi keuangan telah menjadi perhatian khusus diberbagai negara dalam
beberapa tahun kebelakang ini, hal ini dikarenakan setiap negara berkeinginan
untuk membentuk cara berpikir penduduknya agar memiliki pola pikir keuangan
10
yng baik dan berkualitas dalam mengelola keuangan. Hal itu diharapkan mampu
membawa dampak positif terhadap roda perekonomian suatu negara. Upaya
peningkatan literasi keuangan yang dilakukan OJK meliputi peningkatan
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence)
konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan
pribadi mereka baik dengan melakukan investasi ataupun yang lainnya karena
terlihat pada Gambar 1.6 bahwa literasi keuangan mengenai pasar modal berada
pada posisi paling bawah atau peling rendah sehingga mempengaruhi minat
masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Sumber: OJK, 2016.
Gambar 1.6
Indeks Literasi Keuangan Sektoral
Para mahasiswa yang menempuh pendidikan perkuliahan di bidang
ekonomi dan bisnis pasti mengetahui seberapa pentingnya mengetahui
perencanaan dan pengelolaan keuangan yang baik, hal itu dikarenakan mahasiswa
ekonomi dan bisnis dituntut untuk memahami dan mengimplementasikan
perencanaan dan pengelolaan keuangan sejak dini guna menghindari perilaku
konsumtif dan mencapai kesejahteraan di masa depan dan salah satunya dengan
cara investasi. Secara sederhana investasi diartikan sebagai penanaman modal.
11
Seseorang dapat memperoleh pengetahuan keuangan termasuk mengenai pasar
modal dan investasi salah satunya adalah dari perkuliahan.
Proses perkuliahan pada mahasiswa memperkenalkan berbagai
pengetahuan keuangan seperti kinerja keuangan, suku bunga, dampak inflasi,
termasuk mengenai investasi dan pasar modal. Irin Widayati (2012) menjelaskan
dalam penelitiannya bahwa pembelajaran di perguruan tinggi sangat berperan
penting dalam proses pembentukan literasi keuangan mahasiswa. Mahasiswa yang
mengambil jurusan ekonomi dan bisnis pasti mengetahui mengenai investasi dan
pasar modal pada mata kuliah manajemen investasi dan portofolio, teori
portofolio dan analisis investasi serta ekonomi moneter. Mahasiswa yang
mengambil mata kuliah tersebut akan mengetahui hal-hal mengenai investasi dan
pasar modal seperti manfaat investasi di pasar modal dan risiko investasi di pasar
modal. Pembelajaran yang efektif dan efisien akan membantu mahasiswa
memiliki kemampuan memahami, menilai dan bertindak dalam kepentingan
keuangan. Luthfi dan Iramani (2008) menyatakan dalam penelitiannya bahwa
pembelajaran pada perkuliahan berpengaruh terhadap literasi keuangan.
Universitas Pasundan merupakan salah satu universitas swasta terbaik di
Indonesia. Berdasarkan pengumuman yang telah diterbitkan dari dikti pada tahun
2017, Universitas Pasundan berada di peringkat 49 se-Indonesia sebagai
Universitas non-Politeknik terbaik di tahun 2017. Selain itu, Universitas Pasundan
secara resmi meraih ISO 9001:2008 pada 5 prodi, diantaranya adalah (1) Program
Studi Manajemen (S1), (2) Program Studi Administasi Negara (S1), (3) Program
Studi Tek nik Pangan (S1), (4) Program Studi Pendidikan Biologi (S1) dan (5)
Program Studi Hukum (S1).
12
Di tahun 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan
mengadakan seminar mengenai likuiditas pasar modal nasional untuk mendorong
mahasiswanya berinvestasi di pasar modal. Pada seminar itu Dr. Atang
Hermawan, SE., MSIE., Ak., selaku dekan FEB UNPAS menyampaikan bahwa
pasar modal merupakan penggerak perekonomian sehingga seminar itu dilakukan
untuk mengenalkan dinamika berinvestasi dan dapat memotivasi mereka untuk
berinvestasi karena bisa saja setelah lulus mahasiswa akan berinvestasi, selain itu
dia berencana untuk menghidupkan kembali keberadaan galeri investasi di
kampusnya namun hingga saat ini keberadaan galeri investasi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan belum terlaksana. Berdasarkan hal
itulah peneliti melakukan penelitian pendahuluan mengenai minat investasi pada
diri mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan.
Peneliti melakukan wawancara mengenai variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi minat mahasiswa dalam berinvestasi. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan kepada 10 orang mahasiswa yaitu empat orang
mahasiswa dari jurusan manajemen, tiga orang dari jurusan akuntansi dan tiga
orang dari jurusan ekonomi pembangunan didapatkan hasil bahwa 7 dari 10 orang
menyatakan bahwa pemahaman dan pengetahuan yang kurang mengenai investasi
mempengaruhi mereka dalam melakukan invetasi, karena kurangnya pemahaman
dan pengetahuan itu menjadikan mahasiswa tersebut tidak yakin untuk
berinvestasi di pasar modal. Mereka menilai bahwa mereka tidak paham
bagaimana prosedur dan tata cara investasi yang tepat, mereka hanya mengetahui
secara umum bahwa investasi memang dapat menghasilkan keuntungan yang
besar. Beberapa mahasiswa masih takut untuk terjun langsung mengelolanya dan
13
masih meragukan kemampuannya dalam berinvestasi jika mereka tidak paham
betul mengenai investasi itu sendiri karena mereka hanya mendapatkan ilmu
investasi dalam waktu yang singkat. Pengetahuan yang kurang mengenai investasi
membuat mereka ragu akan kemampuannya dan merasa tidak yakin dapat
melakukannya.
Pasar modal Indonesia masih minim investor jika dibandingkan dengan
jumlah populasi di Indonesia sehingga literasi keuangan sangat penting untuk
meningkatkan perekonomian negara Indonesia (S. Nidar & S. Bestari, 2012).
Diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk
menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli dalam melakakukan investasi di
pasar modal (Abdul Halim, 2009:36). Penelitian yang dilakukan oleh (Bhushan &
Medury, 2013) mengungkapkan bahwa literasi keuangan adalah kemampuan
untuk membuat penilaian informasi dan mengambil keputusan yang efektif
tentang penggunaan dan pengeloaan uang. Literasi keuangan erat kaitannya
dengan manajemen keuangan dimana semakin tinggi tingkat literasi keuangan
seseorang maka makin baik pula manajemen keuangan seseorang tersebut karena
seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih mengenai keuangan dapat
mengelola dan menjaga kondisi keuangannya agar tetap berjalan dengan baik
sehingga dapat merencanakan masa depan yang sejahtera.
Selain pengetahuan, seorang individu memerlukan rasa keyakinan atau
kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka sehingga dapat mendorong mereka
untuk melakukan sesuatu yang mana dalam ilmu psikologi dikenal sebagai efikasi
diri (Farrel, Fry & Risse, 2015). Banyak mahasiswa yang telah memiliki
pengetahuan keuangan mengenai bagaimana cara berinvestasi di pasar modal dan
14
telah mencoba untuk berinvestasi, namun tak sedikit pula yang gagal ditengah
perjalanannya. Hal itu terjadi karena mereka tidak mempunyai tujuan keuangan
yang spesifik dan belum memiliki keyakinan atau kepercayaan diri untuk
mempraktikkan ilmu yang telah mereka peroleh dari perkuliahan mengenai pasar
modal yang sesungguhnya. Akibat dari hal tersebut akan terjadi dua hal, yaitu
sulitnya mengetahui keberhasilan investasi dan kurangnya minat berinvestasi.
Efikasi keuangan adalah salah satu pemicu seseorang dalam mengelola
keuangan dengan benar dan berusaha memperbaiki cara pengelolaan uangnya
sehingga investor yang memiliki tingkat efikasi keuangan yang tinggi akan
cenderung lebih tepat dalam mengambil keputusan investasi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya (Peter Garlans Sina, 2013). Mahasiswa yang
memiliki pengetahuan keuangan dan efikasi keuangan seharusnya lebih berminat
berinvestasi karena mereka telah mengetahui keputusan investasi apa yang akan
mereka ambil dan memiliki keyakinan positif untuk berhasil mengelola investasi
tersebut (Brandon & Smith, 2009). Maka dari itu pengetahuan yang kurang
mengenai investasi membuat keyakinan seseorang berkurang untuk
melakukannya, karena keyakinan yang dimiliki seseorang akan meningkat jika
pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhannya. Literasi keuangan
mahasiswa mengenai investasi di pasar modal belumlah memadai, ilmu yang
didapatkan melalui mata kuliah mengenai investasi belum cukup membangun
minat mereka dalam melakukan investasi oleh karena itu hal ini mempengaruhi
keyakinan mereka untuk berhasil dalam melakukan investasi sehingga hal inilah
yang menjadi salah satu penyebab rendahnya investor pasar modal di Indonesia.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dijelaskan maka
15
penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
LITERASI DAN EFIKASI KEUANGAN TERHADAP MINAT
MAHASISWA BERINVESTASI DI PASAR MODAL (Studi Empiris pada
Mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah dan rumusan masalah dalan penelitian ini diajukan
untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahan dalam penelitian ini
yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berinvestasi di pasar
modal.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka identifikasi
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya jumlah investor pasar modal di Indonesia yaitu hanya sekitar
0,39% dari keseluruhan populasi penduduk.
2. Rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia mengenai pasar modal.
3. Rendahnya pengetahuan dan pengalaman masyarakat Indonesia tentang
investasi di pasar modal.
4. Rendahnya tingkat keyakinan seseorang untuk berhasil dalam melakukan
investasi di pasar modal.
5. Dampak dari pengetahuan dan keyakinan diri seseorang mengakibatkan
rendahnya jumlah investor di Indonesia.
16
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang yang telah dikemukakan tersebut di atas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat literasi keuangan, efikasi keuangan dan minat mahasiswa
berinvestasi di pasar modal.
2. Bagaimana pengaruh literasi keuangan dan efikasi keuangan terhadap minat
mahasiswa berinvestasi di pasar modal.
3. Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap minat mahasiswa
berinvestasi di pasar modal.
4. Bagaimana pengaruh efikasi keuangan terhadap minat mahasiswa berivestasi
di pasar modal.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui,
menganalisis dan menguji:
1. Tingkat literasi keuangan, efikasi keuangan dan minat mahasiswa berinvestasi
di pasar modal.
2. Pengaruh literasi keuangan dan efikasi keuangan terhadap minat mahasiswa
berinvestasi di pasar modal.
3. Pengaruh literasi keuangan terhadap minat mahasiswa berinvestasi di pasar
modal.
4. Pengaruh efikasi keuangan terhadap minat mahasiswa berinvestasi di pasar
modal.
17
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa manfaat
teoritis, manfaat praktis, manfaat bagi pihak akademisi dan manfaat bagi peneliti
itu sendiri.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya
di bidang keuangan terutama mengenai financial behaviour yang berkaitan
dengan literasi keuangan, efikasi keuangan dan minat investasi seseorang serta
dapat dijadikan bahan pendukung untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para
praktisi lembaga keuangan yang ingin mengajak mahasiswa berkontribusi sebagai
investor indonesia melalui penyelengaraan seminar dan workshop ke kampus-
kampus dalam menyusun program workshop atau materi seminar serta dengan
bekerja sama dengan kampus-kampus untuk mengadakan atau menghidupkan
galeri investasi untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal di Indonesia.
Penyusunan seminar dan workshop tidak hanya mengenai pengertian umum
namun lebih dalam mengenai macam-macam produk investasi yang dtawarkan di
Indonesia, manfaatnya bagi mahasiswa di masa sekarang hingga masa mendatang
yaitu mengetahui cara mendapatkan produk investasi dan simulasi berinvestasi di
pasar modal.
18
1.4.3 Kegunaan Bagi Pihak Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
pihak akademisi dalam mengembangkan penyusunan materi mata kuliah investasi
dan pasar modal supaya apa yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa serta dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk berinvestasi di pasar
modal. Kegiatan perkuliahan yang dijalani mahasiswa melalui mata kuliah
investasi dan pasar modal menjadikan mahasiswa dapat mengenal macam-macam
produk investasi serta bagaimana produk-produk tersebut dapat mereka andalkan
dalam mencapai tujuan dan kebutuhan di masa mendatang serta mengenal
berbagai return serta risiko yang dihadapi jika melakukan investasi di pasar
modal.
1.4.4 Kegunaan Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai pemenuh syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Sarjana (S1), penunjang dalam merencanakan keuangan yang baik sehingga dapat
mengelola setiap kondisi keuangan dengan lebih baik dan bekal menjadi seorang
pemimpin yang baik.