27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, menurut J.R. David strategi diartikan sebagai
a plan method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal.1
Ada dua hal yang perlu kita ketahui, pertama strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan startegi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum samapi pada tindakan. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari suatu keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum
menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang diukur
keberhasilanya. Sebab tujuan adalah roh dalam implementasi suatu strategi.
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2
1 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Dengan Humor (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2010), hlm.
32.
2 Wina Sanjaya., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:. 2006: kencana prenada media group, 2006), hlm. 126.
28
Mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai sebuah cara yang
digunakan pendidik untuk melaksanakan rencana yaitu mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata atau praktis.
Ruang lingkup metode pembelajaran lebih kecil daripada strategi atau model
pembelajaran. Model pemprosesan informasi yang terjadi di otak manusia
terdiri atas pembelajaran (learning), penyimpanan (storing), dan mengingat
(rememberring) yang ketiganya mempunya sifat dinamis dan interaktif.3
Menurut saya Pemilihan strategi sangatlah penting, guru sebagai
pengembang harus mengetahui pendekatan-pendekatan dalam belajar agar
dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus
dipilih untuk memotivasi siswa, memfasilitasi proses belajar, dan mendorong
terjadi interaksi.
2. Pengertian Strategi Whole Brainteaching
Strategi pembelajaran ini mengenali beberapa prinsip belajar anak
didik yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu visual, verbal, dan kinestetik.
Strategi pembelajaran Whole Brainteaching merupakan strategi pembelajaran
yang berusaha bagaimana cara menarik perhatian peserta didik sehingga
mereka lebih fokus pada materi yang diberikan oleh guru. Menurut beliau
Whole Brainteaching adalah pembelajaran dengan pendekatan instruksional
yang berasal dari gambaran neurolinguistik yang berdasarkan pada fungsi
3 Djamarah and Zain, hlm. 5.
29
otak kanan dan kiri.4
Guru yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
neurolinguistik mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif
untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif pada anak, hal ini menjadi
faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Proses
berpikir otak kiri yang bersifat logis lebih mengedepankan logika, fakta,
sistematis, detain dan rasional, misalnya dikenakan dengan proses
pembelajaran melalui tugas-tugas terstuktur dengan aturan yang jelas,
menulis, membaca, berhitung.
Neurolinguistik yaitu suatu bidang kajian ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana otak memproses kegiatan berbicara,
mendengar, membaca dan menulis menjadi sebuah informasi. Program ini
meneliti hubungan antara bahasa dan prilaku dan dapat digunakan untuk
menciptakan jalinan pengertian anak dan guru.
Maka dalam kegiatan pembelajaran harus menyeimbangkan aktivitas
otak bagian kanan dan kiri sehingga anak merasa rileks. Ketika anak dalam
keadaan rileks akan membuat koneksi kedua belahan otak lebih cepat
memproses informasi. Inti dari strategi Whole Brainteaching adalah
bagaimana cara menarik perhatian audiens dalam hal ini adalah anak didik
sehingga mereka lebih terfokus pada materi yang diberikan guru.
4 Biffle C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids (Amerika: Lucinda Geist, 2008),
hlm. 30.
30
Berdasarkan fakta tersebut, menurut saya pendidik perlu mengatur
strategi cara mengajar agar pemrosesan informasi peserta didik efektif dan
efisien.Salah satunya melalui Whole Brain Teaching karena menekankan
pembelajaran aktif.5
B. Langkah-Langkah Pembelajaran Whole Brain Teaching antara lain:
Menurut Amstrong didalam bukunya, power teaching atau whole brain
teaching adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh-oleh negara-negara
barat. Metode ini sangatlah menarik karena mampu meningkatkan atensi dan
konsentrasi siswa.6 Menurut Chris Biffle terdapat enam langkah-langkah/teknik
yaitu dalam Tabel 2.1.7
Tabel 2
No Langkah Fungsi 1
Class “Yes”
Penarik perhatian
2 Gestures
Mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna
3 Teach – Ok Saling mengajar antaranak 4 Mirror Menirukan Gesture dan penjelasan guru 5 (switch-ok) Mengajar teman secara bergantian 6 Scoreboard Pemberian skor penilaian
Adapun langkah-langkah untuk kegiatan Pelaksanaan strategi whole brain
teaching sebagai berikut:
5 C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids, hlm. 38. 6 Cahaya Icha, “Http://Blogspot.Com/Model-Pembelajaran-Whole-
Braiteachinghtmldiakses%20tgl%2027%,” 2013/03/, 2013. 7 C, Whole Brain Teaching For Challenging Kids, hlm. 38.
31
1. Seruan sapa guru terhadap kelas (Class “Yes”)
Terkadang guru merasa kesulitan mengajar di kelas karena anak-anak
ramai dan berbicara sendiri dengan temannya sehingga tidak memperhatikan
apa yang diterangkan oleh guru. Langkah pertama dalam metode
pembelajaran Whole Brain Teaching adalah memfokuskan perhatian peserta
didik. Pada tahap ini pendidik mengarahkan perhatian peserta didik pada
kegiatan pembelajaran dengan mengucap kata “class“ dengan intonasi
tertentu. Peserta didik menjawab ucapan dengan kata “Yess” dengan intonasi
kata yang sama dengan intonasi pendidik. Intensitas dan intonasi pendidik
juga dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta didik.8
2. Mengajar sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna (Gestures).
Hal ini sangat
efektif digunakan untuk menarik perhatian peserta didik. Peserta didik akan
fokus ke pendidik di awal pembelajaran. Saat peserta didik fokus kepada
pendidik inilah saat yang tepat dimanfaatkan pendidik untuk menjelaskan
berbagai konsep yang diinginkan.
Menurut Silberman, dalam proses kegiatan pembelajaran guru
memberikan uraian penjelasan kepada peserta didik dengan singkat atau
pendek-pendek. Disamping itu untuk membantu anak memahami apa yang
diajarkan oleh guru, maka guru melakukan gerakan-gerakan simbolik
8 Icha, “Http://Blogspot.Com/Model-Pembelajaran-Whole-Braiteachinghtmldiakses%20tgl%2027%.”
32
bermakna.9
3. Saling mengajar antaranak (Teach – Ok)
Gerakan yang dilakukan guru melibatkan tidak hanya tangan tapi
juga dapat dipadukan dengan gerakan bagian tubuh lainnya serta perpaduan
intonasi suara yang bervariasi menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan
oleh seorang guru. Maka dalam persiapan mengajar guru wajib menyusun
rancangan pembelajaran dengan rinci serta terus melatih diri membuat
gerakan-gerakan (gestures) asosiatif dan bermakna. Gerakan-gerakan tersebut
akan ditirukan oleh para anak ketika mereka diminta untuk oleh guru
melakukan ini aktivitas “saling mengajarkan” (teach-ok )/swich-ok/ mirror.
Teknik yang digunakan dalam ”teach-ok“, yaitu dengan melibatkan
anak dalam melakukan empat aktivitas dalam pembelajaran, yaitu melihat,
mengatakan, mendengar dan melakukan. Hal ini merupakan inovasi terbaru
dalam pembelajaran di kelas dan akan membuat anak belajar menyenangkan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran dalam melakukan kegiatan “teach-ok”
adalah10
9 Melvin. L Silberman., Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Jakarta: indeks,
2013), hlm. 32.
membagi anak kedalam kelompok yang terdiri dari dua anak, ketika
guru berseru ”teach” dengan irama, gerakan dan kecepatan tertentu,
selanjutnya anak menjawab “oke” dengan irama, gerakan dan kecepatan
tertentu juga meniru guru.
10 Researchgate, “Http://Www.Net/Publiction/326827898_Penerapan_Metode_Whole_Brain-_Teaching_dalam_Meningkatkan_Motivasi_Belajar¬_Anak_Usia_Dini&hl-ID,” n.d.
33
Selanjutnya anak-anak saling berhadapan dengan teman sebelahnya dan
mengajarkan apa yang diminta oleh guru dengan menggunakan gestures.
Kegiatan mengajarkan teman ini berlangsung sampai guru berseru, “class...!”,
dan anak –anak langsung berhenti mengajar temannya dan menghadap lagi
ke guru sambil berseru, “yes...”.
4. Menirukan Gesture dan penjelasan guru (Mirror)
Mirror adalah salah satu teknik yang sederhana dalam Whole Brain
Teaching. Ketika guru mengatakan “mirror” lalu anak merespon dengan
mengatakan “mirror”, kemudian anak menirukan gesture dan penjelasan
dari guru. Cara kerja otak dalam proses ini adalah ketika anak meniru gesture
guru, korteks motor mereka, area memori yang paling dapat diandalkan
otak secara otomatis terlibat. Gunakan mirror ketika bercerita, memberi
petunjuk, menjelaskan langkah-langkah dalam prosedur, menunjukkan
proses, kapan saja guru ingin melihat pemahaman anak tentang apa yang telah
diajarkan.11
5. Mengajar teman secara bergantian (switch-ok)
Pada saat menggunakan perintah teach-ok, guru terkadang merasa
kesulitan dalam memperhatikan anak, antara anak yang aktif berbicara dan
anak yang menjadi pendengar. Dari sinilah guru bisa menggunakan perintah
switch-ok.
11 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 85.
34
Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi anak ke
dalambeberapa kelompok yang terdiri dari dua anak. Anak dengan nilai
yang tinggi dipasangkan dengan anak yang nilainya rendah, sedangkan
anak yang nilainya cukup dipasangkan dengan anak yang nilainya cukup
pula. Jadi, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok satu sebagai pengajar
pertama dan kelompok dua sebagai pengajar kedua.
Selanjutnya guru menjelaskan tentang perintah switch-ok ini, yaitu
apabila guru berkata teach, anak menjawabnya dengan ok dan berarti
dimulainya anak kelompok pertama mengajarkan apa yang disampaikan
guru kepada anak kelompok kedua sebagai pendengar. Dan ketika guru
berkata switch, anak menjawab ok.
Selanjutnya sekarang giliran kelompok dua sebagai pengajar dan
kelompok satu sebagai pendengar. Kunci utama dari interaksi ini adalah
bahwa baik guru sebagai pembicara dan anak sebagai pendengar harus
menggunakan gerakan/gesture dengan baik. Guru menggambarkan apa
yang mereka katakan dengan gerakan-gerakan bermakna dan anak
mendengarkan tentang apa yang dijelaskan tersebut. Hal ini dilakukan
bergantian kepada anak agar anak dapat menerapkan sebagai pembicara dan
pendengar dengan baik pada temannya.12
12 Wena. Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Suatu Tujuan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 186–87.
35
6. Pemberian skor penilaian (Scoreboard).
Pada pelaksanaan metode whole brain teaching ini, guru telah
menyiapkan kolom penilaian yang terdiri dua kolom, yaitu gambar
gembira (smile) dan kecewa (frowny). Guru memberitahukan pada anak
bahwa bila anak dapat menjawab pertanyaan, melakukan dengan baik
aktivitas teach-ok/mirror/switch-ok yang di instruksikan oleh guru, maka
akan di tempelkan gambar smile di sebelah kolom anak sebagai reword.
Tetapi bila sebaliknya, maka guru akan memberikan gambar frowny di
sebelah kolom anak pada papan skor.13
Jadi dapat disimpulkan, berdasarkan langkah-langkah yang diberikan
oleh Christ biffle dan Amstrong maka strategi whole brain teaching ini
sebagai berikut .Seruan sapa guru terhadap kelas (Class “Yes”), mengajar
sambil melakukan gerakan-gerakan simbolik bermakna (Gestures), saling
mengajar antaranak(Teach – Ok), menirukan Gesture dan penjelasan guru
(Mirror), mengajar teman secara bergantian (switch-ok), Pemberian skor
penilaian (Scoreboard).
C. Keunggulan Strategi Whole Brainteaching
1. siswa tidak tergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan berpikirsendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan
belajar dari siswa lain
13 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja wali Press, 2011), hlm. 50.
36
2. mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-
kata secara verbaldan dengan mengembanglan ide-ide atau gagasan orang lain
3. mambantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain dan menyadari
segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya
4. membantu sosiwa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnnya
5. meningkatkan motivasi dan membrikan rangsangan untuk berfikir
6. meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan verbal.
D. Kelemahahan Strategi Whole Brainteaching
1. Kadang-kadang bisa terjadi pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang
dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga
memrlukan waktu yang panjang.
2. Bila adanya kelompok, biasanya siswa yang bertanggung jawab dalam tugas,
membuat mreka lebih mengandalkan pasangannya sehingga mereka bermain-
ain sendiri tanpa mau mengerjakan tuagas.
E. Motivasi Belajar Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar
Suatu kegiatan akan berjalan dengan lancar dan baik apabila ada
keinginan yang timbul karena adanya kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan
maka timbullah motivasi yang disebebkan adanya minat yang besar terhadap
sesuatu yang mengandung arti dan bernilai tinggi bagi orang atau karena ia
37
akan memenuhi kebutuhan dirinya sehingga terpenuhinya kebutuhan ia akan
merasa senang.
Dalam hidup ini setiap manusia mempunyai tujuan.Untuk mencapai
suatu tujuan manusia harus belajar dari segala hal.Diperlukan juga motivasi
atau dorongan yang kuat dari dalam maupun dari luar. Oleh karena itu
motivasi adalah bermaksud sebab , tujuan atau dorongan, faktor inilah yang
harus diperhatikan agar semua berjalan dengan maksimal. Kurangnya
motivasi menjadi penyebab timbulnya masalah untuk mencapai tujuan
tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan dengan memotivasi diri dalam belajar,
akan menjadi penggerak utama untuk berusaha keras mencapai atau mendapat
apa yang diinginkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau
ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sebuah
keluarga,organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa yang telah
ditetapkan. Jadi, dengan tujuan atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih
kuatlah pula dorongan atau motvasi seseorang itu untuk berusaha bagi
mencapai tujuannya.
Ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai motivasi, diantaranya
sebagai berikut:14
1. Thorndike
14 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 2003), hlm. 206.
38
Ia mengatakan bahwa belajar dengan “trial-and-error” yang dimulai
dengan adanya beberapa motif yang mendorong keaktifan. Dengan ini
untuk membangkitkan anak dalam belajar diperlukan motivasi.
2. Ghuthtrie
Menurutnya motivasi hanyalah menimbulkan variasi respon pada individu
dan bila dihubungkan dengan hasil belajar motivasi tersebut bukan
instrumental dalam belajar.
3. Frederick J. McDonald
Motivasi merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.Motivasi
merupakan bagian dari learning.
Dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi adalah
gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar yang efektif. Motivasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam aktivitas belajar seorang siswa.Tidak ada seorang pun
yang belajar tanpa motivasi.Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan
belajar.
39
Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan A. Tabrani
Rusyan merumuskan pengertian motivasi sebagai berikut a) Motif yang dalam
bahasa inggris motive berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu
yang bergerak. b) Motif adalah keadaan didalam pribadi seseorang yang
mempengaruhinya melakukaan aktivitas. c) Motivasi adalah penggerak
tingkah laku kearah sesuatu tujuan yang didasari adanya suatu kebutuhan.
Ivor K. Devis mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan tersembunyi
pada diri kita untuk melakukan atau bertindak dengan cara yang khas.15
Thomas M. Risk memberikan pengertian motivasi sebagai usaha yang
disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta
didik yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan pembelajaran.16 Crider,
motivasi adalah sebagai abstrak keinginan yang timbul dari seseorang dan
langsung ditujukan kepada suatu objek.17 Sedangkan menurut S. Nasution,
motivasi adalah menciptkan kondisi sedemkian rupa sehingga anak itu mau
melakukan apa yang dilakukannya.18
Sedangkan Hamzah B. Uno berpendapat motivasi belajar adalah
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator yang
15 Ivor K. Devis, Pengelolaan Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), hlm. 214. 16 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 11. 17 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 117. 18 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, hlm. 117.
40
mendukung. Diantara unsur-unsur yang mendukung tersebut dapat
diklasifikasikan sebahai berikut:19
1. Unsur-unsur internal
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita
2. Unsur-unsur eksternal
a. Adanya penghargaan dalam belajar
b. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
c. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian motivasi belajar adalah dorongan atau kekuatan yang timbul dari
dalam maupun dari luar diri siswa sehingga dengan kekuatan tersebut dirinya
dapat memiliki kemauan dan semangat untuk belajar.
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar Siswa
Motivasi merupakan suatu hal yangangat individual. Anak didik yang
satu dengan yang lainnya, belum tentu mempunyai motivasi belajar yang
sama pada saat yang sama, begitu juga sebaliknya, karena motivasi belajar
setiap anak didik berbeda. Anak didik yang mempunyai motivasi belajar yang
19 Hamzah B.Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Analisis Bidang Pendidikan)
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 9.
41
tinggi selalu berusaha terus menerus, sehingga tujuan yang diinginkan
tercapai. Selajutnya anak didik tersebut, selalu menyelesaikan setiap masalah
materi pembelajaran yang dihadapinya dan selalu semangat dalam
menghadapi masalah tersebut
Berkaiatan denga itu Frued menyatakan bahwa cirri-ciri motivasi
belajar yaitu:
a. Tekun menghadapi tugas artinya dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai.
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan artinya tidak cepat putus asa,
sebagaimana dijelaskan dalam Q,S Yusuf ayat 87
Artinya: “Dan jangan kamu berpututs asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir”. (QS. Yusuf: 87).20
c. Menunjukan minat dalam bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja sendiri
e. Cepet bosan terhadap tugas yang sifatnya rutin
f. Dapat mempertahankan sesuatu pendapatnya jika sudah yakin dengan
sesuatu
g. Tidak melepaskan hal-hal yang sudah diyakini
h. Suka mencari dan menyelesaikan masalah
20 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran Dan Terjemahannya (Bandung: Dipenogoro,
2004), hlm. 218.
42
Hal ini juga dinyatakan oleh Hamzah B. Uno bahwa ciri-ciri motivasi
belajar sebagai berikut 1) Adanya hasrat keinginan berhasil 2) Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa
depan.21
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri motivasi belajar adalah adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
dan mengubah keadan dari tidak baik menjadi baik, yang disertai dorongan
dan kebutuhan dalam belajar guna untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Sedangkan Mc Clelland berpendapat bahwa individu yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi lebih menyukai pekerjaan atau
menemukan pemecahan masalah dengan kemampuan sendiri. Dengan
demikian jika dalam proses pembelajaran terdapat anak didik yang tidak
berpartisipasi dalam belajar, malas belajar, malas mencatat, dan tidak
mendengarkan penjelasan dari guru, itu merupakan pertanda bahwa anak
didik tersebut tidak mempunyai motivasi. Dalam keadaan seperti ini peran
seorang guru sangat dibutuhkan agar mottivasi belajar siap menjadi tinggi.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam proses pembelajaran motivasi sangatlah diperlukan. Makin
tepat motivasi yang diberikan, maka tujuan pembelajaran bisa berhasil.Jadi,
motivasi itu senantiasa menentukan keberhasilan belajar bagi anak didik.
21 B.Uno, hlm. 9.
43
Sehubungan dengan hal itu, maka Sadirman menjelaskan motivasi sebagai
berikut.22
a. Mendorong seseorang untuk berbuat. yakni sebagai penggerak yang
melepaskan energi. Energy inilah yang mendorong siswa untuk belajar.
Misalnya seorang siswa yang mempunyai keinginan untuk mengetahui
materi pelajaran, untuk memenuhi keinginan maka siswa tersebut
terdorong untuk mencari buku yang berkaitan dengan materi yang ia
maksud.
b. Menentukan arah perbuatan. Yakni menentukan arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian, mpotivasi dapat membrikan arah kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
c. Menyelesaikan perbuatan. Yakni menentukan arah-arah perbuatan yang
harus dikerjakan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan yang diinginkan.
Selanjutnya Ramayulis menyatakan fungsi motivasi diantaranya.23
a. Memberikan semangat dan mengaktifkan anak didik agar tetap berminat
dan siaga
b. Memusatkan perhatian anak didik pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian belajar
22 Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajarhal (Jakarta: CV. Raja Wali, 1986),
hlm. 84–85. 23 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm. 34–35.
44
c. Membatu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka panjang dan hasil
jangka pendek.
Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi dalam belajar ada banyak, diantaranya mampu memberikan
semangat belajar kepada peserta didik serta mendorong peserta didik untuk
mampu memusatkan perhatian pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan
dengan pencapaian belajar.
4. Jenis-jenis Motivasi Belajar
W. H Burton membagi dua jenis motivasi yaitu motivasi internal dan
motivasi eksternal. Motivasi internal adalah suatu cita-cita itu daya yang telah
ada dalam diri individu yang mendorong seseorang untuk berbuat atau
mekakukan sesuatu sedangkan motivasi eksternal adalah segala sesuatu yang
datangnya dari luar yang menjadi cemeti bagi murid- muridberbuat lebih
giat.24
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercangkup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebuuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.
Motivasi ini sering disedut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya,
yang timbul dari dalam diri peserta didk misalnya keingian untuk mendapat
keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman,
mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan secara sadar
24 Sadirman, hlm. 171.
45
memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh
orang lain.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-
faktor dari luar situasi belajar sseperti angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,
pertentangan dan persaingan; yang bersifat negatif ialah ejekan dan
hukuman.Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pembelajaran
di sekolah tidak semuanya menarik minat atau sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya
bahan pelajaran yang disampaiakan oleh guru.Dalam keadaan ini peserata
bersangkutan perlu dimotivasi uuntuk belajar agar belajar. Guru berupaya
membangkitkan motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peserta
didik itu sendiri.
5. Usaha Untuk Membangkitkan Motivasi dalam Belajar
Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada
enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu.25
1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan
pada akhir pelajaran
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didiik sehingga
dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik
dikemudian hari
25 Djamarah and Zain, hlm. 148–49.
46
4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5. Memberi keksulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok
6. Menggunakan metode yang bervariasi
Dalam hal ini Slameto menyatakkan bahwa sesorang guru diharapkan
mampu:26
a. Mengenal dan memahami setiap siswa, baik secara individu maupun
kelompok
b. Memberikan penerangan kepada siswa akan mengenai hal-hal yang
diperlukan dalam pembelajaran
c. Membangkitkan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya
d. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang
dihadapi
e. Menilai keberhasilan setiap kegiatan yang dilakukan siswa
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa untuk
menumbuhkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa maka guru harus
mampu memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang perlu
dalam proses belajar mengajar serta memberikan kesempatan yang memadai
agar siswa dapat belajar dengan kemampuan pribadinya.
26 Slameto, hlm. 100.
47
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1) Persepsepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau
tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergntung pada proses kognitif
berupa persepsi. Persepsi seseorang tantang dirinya sendiri akan
medorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
2) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan
individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong
individu yang berprestasi.
3) Harapan; adaneya harapan-harapan atau masa depan.harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi
sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
4) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan
dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara lokal. Kebutuhan akan mendorong dan
mengarahkan seseorang untuk mencari ataumenghindari, mengarahkan
dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
48
5) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan efektif yang mencul
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan
dari suatu perilaku.
b. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untukmenentukan sikap atau pilihan pekerjaan
yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi oleh sejauh
mana nilai imbalan yang dimiliki ileh objek pekerjaan dimaksud;
2) Kelompok kerja dimana individu bergabung;kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu
individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu
sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
3) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat
mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari
satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih
besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
49
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai
tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua orang, belajar
sebenarnya menyenangkan.Namun selalu ada saja hambatan-hambatan yang
membuat kita malas untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono terdapat
beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi manipulasi kemandirian, keiginan yang tidak terpuasakan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pemabelajaran
penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan
menjdi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat
lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan
memperkuat semangat belajar dan memberikan pribadi belajar.
2. Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan dan kecakapan untuk
mencapai. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk
melakukan tugas-tugas perkembangannya
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang
sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan mengganggu perhatiannya
dalam belajar
4. Kondisi lingkungan sekolah
50
Lingkungan siswa dapat berubah keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan sebagai anggota
masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
5. Unsur-unsur dinamis salam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatiaan, kemauan, ingatan dan pikiran yang
mengalami perubahan karena pengalaamn hidup.Pengalaman dengan
teman sebaya berpengaruh paa motivasi dan prilaku belajar.Lingkungan
alam tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah, radio, televise semakin
menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi
belajar.
Menurut Wlodkowski dan Jaynes, motivasi belajar dipengaruhi
beberapa faktor, antara lain27
1. Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar.
Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha daripada kemampuan
berbagai lapangan sepertti pakar matematika, neurology, pianis, maupun
olahragawan, menunjukan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan
orang tua mereka. Mereka menunjukkan adanya keterlibatan langsung
27 Hack-zone., “Http:Blogspot.Com/Motivasi-Belajar-Faktor-Faktor-Yang-Mempengaruhi-
Motivasihtml,” n.d.
51
orang tua dalam belajar anak.Mereka melihat dorongan orang tua
merupakan hal yang utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.
2. Sekolah
Peran guru dalam motivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini
beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak yaitu:
a. Guru melakukan manajer yang baik
b. Guru nmengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses
c. Guru memberikan tahun pelajaran yang sesuai dengan kepastian
muridnya
d. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya
e. Guru memberikan tes yang adil
f. Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya
g. Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi dan
penguasaan murid.