BAB II
LATAR BELAKANG DAN MODUS TERJADINYA TINDAK PIDANA PENGGELAPAN MOBIL RENTAL
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan
Kejahatan merupakan tingkah laku yang menyimpang, siapapun orangnya
tetap mempunyai kemungkinan untuk melakukan kejahatan karena, terdapat
faktor-faktor didalam diri dan diluar dari diri seseorang mengapa ia melakukan
kejahatan itu. Faktor-faktor tersebut adalah :41
1. Faktor Interen
Faktor interen adalah faktor-faktor yang terdapat pada individu seperti
Psychise, sex dan jenis kelamin, umur/usia, fisik, flebleminded/ mental,
Psycal Handicaps, twin/anak kembar, ras dan keluarga.
2. Faktor Exteren
Faktor exteren adalah faktor-faktor yang berada diluar individu. Faktor
exteren ini berpokok pangkal pada lingkungan individuseperti :
Pendidikan, komunikasi (cultur factor, ekonomi, politik, social modern,
peranan minoritas)dan geografis.
Adapun teori- teori penyebab terjadinya kejahatan terdapat dalam buku
H.Ridwan Hasibuan yang berjudul “Kriminologi dalam arti sempit dan ilmu-ilmu
forensik” yang menyebutkan bahwa tak ada suatu perbuatan pun yang tidak
mempunyai sebab.Demikian kejahatan, tidak mungkin terjadi tanpa sebab.Sudah
sejak lama orang mengkaji dan mengadakan penyelidikan untuk mengetahui latar
41 H. Hani Saherodji, Pokok-Pokok Kriminologi, Aksara baru, Jakarta, 1980, Hal 35.
Universitas Sumatera Utara
belakang yang menyebabkan terjadinya suatu kejahatan. Dan untuk itu pula sudah
banyak para ahli-ahli masyarakat mengemukakan teori-teori tentang sebab-sebab
kejahatan ini dan sekaligus mencoba menguraikan pendapat untuk mengurangi
kejahatan. Oleh karena itu kejahatan (crime) selalu akan ada seperti juga halnya
sakit, penyakit dan mati. Semuanya akan berulang seperti halnya musim. Makin
komplek sesuatu masyarakat makin sukar bagi kita dan makin banyak kegagalan
yang akan kita temui. Bertambah banyak undang-undang dan sanksi-sanksi adalah
makin banyak pula kejahatan.42
George B Vold menyebutkan teori adalah bagian dari suatu penjelasan
yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada gejala yang tidak di mengerti.
Upaya mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan, sejarah peradapan manusia
mencatat adanya dua bentuk pendekatan yang menjadi landasan bagi lahirnya
teori-teori dalam kriminologi yaitu :
a. Spiritualisme
Dalam penjelasan tentang kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan
mendasar dengan metode penjelasan kriminologi yang ada saat ini. Penjelasan
spiritualisme memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara kebaikan yang
datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan. 43
Dihubungkan dengan kejahatan, maka kejahatan adalah penunjukan kepada
godaan setan (dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan dari orang yang
dipengaruhi setan).44
42 H.Ridwan Hasibuan, Op.Cit , Hal 18-19. 43 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 19 44 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 16.
Universitas Sumatera Utara
b. Naturalisme
Naturalisme merupakan perkembangan paham rasionalisme yang muncul
dari ilmu alam setelah abad pertengahan yang menyebabkan manusia mencari
model penjelasan yang lebih rasional dan mampu di buktikan secara ilmiah.45
Dalam perkembangan lahirnya teori-teori tentang kejahatan, maka dapat
dibagi dalam tiga aliran :
1. Aliran klasik : 46
Dasar pemikiran dari ajaran klasik ini adalah adanya pemikiran bahwa
dasarnya manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas.
2. Aliran neo klasik :
Aliran neo klasik pada dasarnya bertolak pada pemikiran aliran klasik.
Ciri-ciri aliran ini adalah :47
a. Adanya perubahan pada doktrin kehendak bebas
b. Pengakuan adanya keadaan lingkungan (cuaca , mekanis dan
sebagainya) atau keadaan mental dari si individu.
3. Aliran positifis : 48
Aliran ini membagi dirinya menjadi dua pandangan yaitu :
a. Determisme biologis
Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran bahwa
perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis yang
ada dialam dirinya.
45Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 21. 46Ibid, Hal 21. 47 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 50. 48 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 23
Universitas Sumatera Utara
b. Determinisme Cultural
Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran mereka
pada pengaruh social, budaya dari lingkungan dimana seseorang itu
hidup.
Dalam mempelajari kriminologi, dikenal adanya beberapa teori yang dapat
dipergunakan untuk menganalisis pemasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan kejahatan.Teori-teori tersebut tergolong kedalam penggolongan teori-teori
kriminologi yang positif dan penggolongan teori-teori yang berkiblat pada mazhab
kritis. Penggolongan teori tersebut terdiri dari :
1. Penggolongan teori-teori kriminologi yang positif merupakan teori-teori yang
berpusat pada keanehan-keanehan dan keabnormalan si individu. Teori-
teorinya ialah : 49
a) Teori-teori fisik
Teori ini dilandasi pemikiran pendapat umum bahwa terdapat perbedaan-
perbedaan biologis pada tingkah laku manusia.Semua keterangan biologis
menggunakan logika dasar, bahwa struktur menentukan fungsi.Individu-
individu bertingkah laku berbeda-beda, karena mereka juga berbeda-beda
dalam struktur. Dalam studinya, William Sheldon meneliti 200 pria
berusia 15 dan 21 dalam usaha menghubungkan fisik dengan tempramen,
kecerdasan, dan delinquency. Dengan mengandalkan pada pengujian fisik
dan psikologis, Sheldon menghasilkan suatu “index to delinquency” yang
49 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 67
Universitas Sumatera Utara
dapat digunakan untuk memberi profil dari tiap problem pria secara mudah
dan cepat. 50
Tabel 1
Sheldon memberikan ciri-ciri dasar dan tipe-tipe fisik dan
tempramen yang bersangkutan dengan tabel sebagai berikut :
Tempramen individu yang dilihat dari tipe-tipe fisiknya
No Fisik Tempramen
1 Endomorfis : Alat-alat pencernaan relatif sangat berkembang dan berpengaruh, ada kecenderungan untuk menjadi gemuk, bentuk badan bulat, anggota-anggota badan pendek-indah, tulang-tulang kecil, kulit halus.
Viscerotonis : Orangnya sifatnya rileks dan komfortabel, cinta pada hal-hal yang enak, empuk, dan lux, tetapi pada dasarnya extrovert.51
2 Esomorfis : Yang relative sangat berkembang dan berpengaruh otot, urat, tulang dan organ-organ penggerak badan, badan besar, dada lebar, tangan besar, bila kurus bentuk badan persegi panjang, kalau tidak menjadi gemuk sekali
Somatonis : Orang yang aktif, dinamis, semua geraknya tegas, kelakuannya agresif.
3 Ektomorfosis : Yang relative sangat berkembang dan berpenbgaruh adalah kulit dan apa yang bersangkutan dengan kulit, termasuk sistem perurat-syarafan, badan kurus, lemah, kecil mungil, tulang-tulang kecil, muka kecil, hidung mancung, rambut
Cerebrotonis : Seorang introvert,52
50 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 44
selalu mengeluh tentang ketidakberesan, fungsi badan, alergi, gangguan-gangguan kulit, kelesuan kronis, tidak bisa tidur, peka terhadap suara dan gangguan, menghindari orang
51 Exstrovert merupakan tipe kepribadian dimana seseorang menunjukkan perilaku yang suka berbicara, terbuka terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya, mempunyai banyak teman atau relasi, beraktifitas secara aktif maupun tidak bisa diam.
52Introvert merupakan tipe kepribadian dimana seseorang menunjukkan perilaku yang pendiam, pasif, memiliki relasi yang sedikit, tertutup terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
halus, relative isi badan sedikit, sedang luas permukaan kulit besar
banyak.
Sumber : Purnianti dan Moh. Kemal Darmawan, Mazhab dan Penggolongan Teori dan Kriminologi, (PT Citra aditya Bakti, Bandung, 1993), Hal 75.
Tipe-tipe tersebut tidak dianggap sebagai kebulatan oleh Sheldon,
melainkan mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lain, atau
kecenderungan satu pola atau lebih untuk lebih berpengaruh dari pada
yang lain.53
b) Teori-teori tipe test mental dan kelemahan jiwa.
54
Sesudah tipe fisik sebagai ukuran untuk meneliti inferioritas
konstitusional, banyak juga digunakan cacat mental sebagai ukuran.
Sejarah menunjukkan, bagaimana teori-teori tipe fisik satu persatu
mengalami kegagalan, akan tetapi di samping itu satu pemikiran tetap
bertahan, yaitu bahwa ada satu unsur tetap yang menggariskan si penjahat,
yaitu inteligensia yang rendah.
Dengan “mental test” kemudian dicoba “feeble-mindedness” (kelemahan
jiwa), yang antara lain dilakukan oleh Goddard terhadap murid sekolah
untuk orang yang lemah ingatannya. Penemuannya adalah, bahwa diantara
murid-murid tidak ada yang berusia mental lebih dari 13 tahun.
Berdasarkan itu Goddard kemudian menentukan, bahwa usia mental 12
(dengan IQ 75) adalah batas teratas dari kelemahan ingatan. Jadi : IQ 100
= normal, IQ 74 kebawah = lemah ingatan.
53Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 75. 54Ibid, Hal 77.
Universitas Sumatera Utara
Goddard dan para sarjana lain juga mencoba mengetes mental penjahat
dan menemukan bahwa inferioritas mental merupakan ciri yang umum
yang dimiliki oleh semua kelompok penjahat yang ditest, akan tetapi
perbandingan yang dibuat antara kelompok penjahat dengan bukan
penjahat berdasarkan tes-tes yang sama, menunjukkan bahwa ternyata
hanya ada perbedaan-perbedaan yang relative kecil sekali antara
narapidana dengan penduduk di sekitar penjara pada umumnya. Dengan
demikian kelemahan ingatan tidak lagi berlaku sebagai dasar untuk
menjelaskan sebab kejahatan.
c) Teori-teori kewarisan dan hipotesa cacat-cacat yang diturunkan.
Teori-teori tentang keanehan-keanehan dalam tingkah laku manusia
sebagai akibat dari kewarisan karena keturunan, ditimbulkan oleh
pengamatan secara akal sehat, bahwa anak cenderung untuk menyamai
orang tua dalam rupa, tingkah laku dan tabiat. Dasar ilmiah daripada teori-
teori ini adalah : “kelangsungan plasma benih hidup”, yang telah
dikemukakan oleh Jaeger dalam tahun 1950.55
Twin studies :
Ada beberapa hasil kajian
yang menghubungkan faktor-faktor genetika dengan kriminalitas, antara
lain studi tentang orang kembar , (twin studies), adopsi (adoption studies),
dan cromosom (the XXY syndrome).
56
Para ahli telah membandingkan antara identical twinsdengan fraternal twins.
Identical twins dihasilkan dari satu telur yang dibuahi dan membelah menjadi
55Ibid, Hal 80-81 56Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 46-48.
Universitas Sumatera Utara
dua embrio. Kembar seperti ini membagi sama gen-gen mereka. Sementara
fraternal twins dihasilkan dari dua telur terpisah, keduanya dibuahi saat
bersamaan. Mereka membagi sekitar setengah dari gen-gen mereka.
Karl Cristiansen dan Sarnoff A. Mednick melakukan suatu studi terhadap
3.586 pasangan kembar di suatu kawasan Denmark antara tahun 1881 dan
1910 yang dikaitkan dengan kejahatan serius. Mereka menemukan pada
identical twins jika pasangannya melakukan kejahatan maka 50%
pasangannya juga melakukan. Sedangkan pada fratenal twins angka tersebut
hanya 20%. Temuan ini mendukung hipotesa bahwa beberapa pengaruh
genetika meningkatkan resiko kriminalitas.
Adoption Studies
Satu jalan untuk memisahkan pengaruh dari kondisi lingkungan adalah dengan
melakukan studi terhadap anak-anak yang sejak lahirnya dipisahkan dari orang
tua aslinya dan ditempatkan pada keluarga angkat.Satu studi tentang adopsi ini
pernah dilakukan terhadap 14.427 anak yang diadopsi di Denmark antara
tahun 1924 dan 1947. Penelitian itu menemukan data :
1) Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya tidak
tersangkut kejahatan, 13,5% terbukti melakukan kejahatan
2) Dari anak-anak yang memiliki orang tua angkat kriminal tapi orang tua
aslinya tidak, 14,7% terbukti melakukan kejahatan
3) Dari anak-anak yang orang tua angkatnya tidak kriminal tapi memiliki
orang tua asli kriminal, 20% terbukti melakukan kejahatan
Universitas Sumatera Utara
4) Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya kriminal,
24,5% terbukti melakukan kejahatan.
Temuan diatas mendukung klaim bahwa kriminalitas dari orang tua asli (orang
tua biologis) memiliki pengaruh lebih besar terhadap anak dibanding
kriminalitas dari orang tua angkat.
The xxy syndrome
Kromosom merupakan struktur dasar yang mengandung gen yang membuat
masing-masing kita berbeda. Setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom
yang diwariskan. Satu pasang kromosom menentukan gender (jenis kelamin).
Seorang perempuan mendapat satu X kromosom dari ayah dan ibunya,
seorang laki-laki mendapat satu kromosom dari ibunya dan 1 Y kromosom
dari ayahnya.
Kadang-kadang kesalahan dalam memproduksi sperma atau sel telur
menghasilkan abnormalitas genetika.Satu tipe abnormalitas tersebut adalah
“the XXY chromosome male” atau laki-laki dengan XYY kromosom.Orang
tersebut menerima dua Y kromosom (dan bukan satu) dari ayahnya.Kurang
lebih satu dari tiap 1000 kelahiran laki-laki dari keseluruhan populasi
memiliki komposisi genetika semacam ini.Mereka yang memiliki kromosom
XYY cenderung bertubuh tinggi, secara fisik agresif, sering melakukan
kekerasan.
d) Teori-teori psikopati
Sudah sejak dulu kala masyarakat dihadapkan kepada masalah
penanggulangan tingkah laku penjahat yang berbahaya, dicela dan sering kali
Universitas Sumatera Utara
luar biasa bentuknya.Demikian pula masyarakat harus menaggulangi tingkah
laku yang berbahaya dan sering luar biasa bentuknya dari orang-orang yang
kacau mentalnya dan emosinya, yaitu disebut sebagai si “gila”.57
Meskipun perkiraannya berbeda-beda, namun berkisar antara 20 hingga 60
persen penghuni lembaga pemasyarakatan mengalami satu tipe mental
disorder (kekacauan mental). Keadaan seperti itu digambarkan oleh seorang
dokter perancis bernama Philipe Pinel sebagai manie sans delire (madness
without confusion), atau oleh dokter inggris bernama James C. Prichard
sebagai “moral insanity”, dan oleh Gina Lambrosso- Ferrero sebagai
“irresistible atavistic impulses”. Pada dewasa ini penyakit mental tadi disebut
sebagai “psychopathy” atau “antisocial personality”, suatu kepribadian yang
ditandai oleh suatu ketidakm ampuan belajar dari pengalaman, kurang
kehangatan/keramahan, dan tidak merasa bersalah.
Psikiater Hervey Cleckey memandang psychopathy sebagai penyakit serius
meski si penderita tidak kelihatan sakit. Menurutnya para psychopath terlihat
mempunyai kesehatan mental yang sangat bagus, tetapi apa yang kita saksikan
itu hanyalah suatu “mask of sanity” atau topeng kewarasan. Para psychopath
tidak menghargai kebenaran, tidak tulus, tidak merasa malu, bersalah, atau
terhina.Mereka berbohong dan melakukan kecurangan tanpa ada keraguan dan
melakukan pelanggaran verbal maupun fisik tanpa perencanaan.58
57Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 87-88
58Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 50.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori-teori yang berpusat kepada pengaruh-pengaruh kelompok atau
pengaruh-pengaruh kebudayaan (kejahatan sebagai suatu aspek khusus dari
konflik-konflik kebudayaan yang lebih umum sifatnya).
Teori-teori ini sama sekali mengabaikan arti dari pada struktur biologis dan
psikologis dari pada individu. Dalam pada itu keterangan tentang sebab-
musabab kejahatan dicarinya dalam beberapa keadaan-keadaan seperti :59
a) Hubungan antara kondisi-kondisi ekonomi dengan kriminalitas.
Pendapat bahwa kehidupan ekonomi adalah fundamental, dan oleh karena itu
merupakan pengaruh yang menentukan kehidupan sosial dan kultural.
Teori-teori determinisme ekonomi menganggap bahwa kehidupan sosial
umumnya sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang ada, maka dianggap
bahwa masalah-masalah sosial misalnya kejahatan, juga merupakan hasil dari
dan dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi yang ada.
Dalam bidang ini sering tidak ada perspektif yang dapt dibuat berdasarkan
asumsi teoritis mengenai hubungan-hubungan yang mungkin ada antara
kondisi ekonomi dengan kejahatan. Ada dua asumsi yang saling bertentangan
satu sama lain, seperti :60
1) Bahwa hubungan-hubungan itu bersifat inverse, yaitu bahwa apabila
kondisi-kondisi ekonomi baik, maka jumlah kriminalitas harus rendah,
akan tetapi apabila kondisi-kondisi ekonomi buruk, maka jumlah
kejahatan harus tinggi.
59Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 95 60Ibid, Hal 99-100
Universitas Sumatera Utara
2) Bahwa hubungan-hubungan itu bersifat langsung atau positif, yaitu bahwa
kriminalitas merupakan suatu lanjutan dari pada aktivitas ekonomi normal,
oleh karenanya kriminalitas bertambah atau berkurang dengan cara yang
sama dan pada waktu yang sama dengan kegiatan ekonomi normal.
Menurut asumsi kedua ini jumlah kejahatan akan bertambah dan mencapai
titik punjaknya dalam periode kemakmuran, dan akan berkurang dalam
periode-periode dimana aktivitas ekonomi berkurang.
Kesimpulannya adalah, bahwa hubungan umum antara kondisi ekonomi
dengan kejahatan adalah demikian tidak menentunya, sehingga tidak dapat ditarik
kesimpulan yang tjelas dan tegas. Oleh karena itu ada suatu kecenderungan untuk
menerima kondisi ekonomi hanya sebagai salah satu faktor lingkungan dalam
faktor-faktor yang multiple sifatnya, yang ada hubungan-hubungannya dengan
kejahatan.
b) Teori Asosiasi Diferensial
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland. Menurut Sutherland,
perilaku kriminal merupakan perilaku yang dipelajari di dalam lingkungan sosial.
Teori asosiasi diferensial ini didasarkan pada tiga hal, yaitu :
1) Setiap orang akan menerima dan mengikuti pola-pola perilaku yang dapat
dilaksanakan,
2) Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan inkonsistensi
dan ketidakharmonisan,
Universitas Sumatera Utara
3) Konflik budaya (conflict of cultures) merupakan prinsip dasar dalam
menjelaskan kejahatan. Ketiga hal ini yang menjadi dasar pengembangan
teori Sutherland.61
Teori ini semata-mata sosiologis sifatnya, sebab berpusat pada hubungan-
hubungan sosial. Untuk lebih jelasnya lagi yang dimaksud dengan asosiasi
diferensial adalah orang yang bergaul dengan pencuri kemungkinan besar akan
menjadi pencuri juga.
62
c) Teori Anomi
Istilah anomiedipergunakan oleh dua tokoh yaitu Emile Durkheim dan
Robert K. Merton.Teori anomi ialah adanya pembagian antara tujuan-tujuan dan
sarana-sarana dalam suatu masyarakat yang terstruktur.Misalnya adanya
perbedaan kelas-kelas sosial yang menimbulkan adanya perbedaan tujuan dan
sarana yang tersedia.
Menurut Merton, dalam setiap masyarakat terdapat tujuan-tujuan tertentu
yang ditanamkan kepada seluruh warganya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
terdapat sarana-sarana yang dipergunakan.Tetapi dalam kenyataan tidak setiap
orang dapat menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Hal ini menyebabkan
penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan.
Dalam setiap masyarakat selalu terdapat struktur sosial.Struktur sosial,
yang berbentuk kelas-kelas, menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan
kesempatan dalam mencapai suatu tujuan.Misalnya, mereka yang kelas yang
61 Made Darma Weda,Op.Cit, Hal 28-29. 62 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 107
Universitas Sumatera Utara
rendah mempunyai kesempatan yang lebih kecil dalam mencapai sebuah tujuan
bila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kelas yang tinggi.63
Adapun selain penggolongan teori kriminologi yang positif ada juga
penggolongan teori-teori yang berkiblat pada mazhab kritis. Salah satu teorinya
ialah :
Teori Label
Teori label menekankan proses interaksi manusia menghasilkan adanya
ciri dan penerimaan peranan. Penekanan terhadap pembentukan peranan
mengundang perhatian caraperilaku dibentuk oleh ekspektasi orang lain yang
berinteraksi dengannya dan bagaimana persepsi kita tentang diri masing-masing
diperkuat oleh label yang diberikan karena contoh perbuatan kita. Setelah peranan
didefinisikan, maka sejumlah ciri disimpulkan. Kesimpulan-kesimpulan tersebut
mendorong adanya persepsi selektif yang memungkinkan terjadinya kaitan antara
berbagai perbuatan menjadi suatu cap yang berarti.64
Para penganut labeling theorymemandang para criminal bukan sebagai
orang yang bersifat jahat (evil) yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan bersifat
salah tetapi mereka adalah individu-individu yang sebelumnya pernah berstatus
jahat sebagai pemberian sistem peradilan pidana maupun masyarakat secara
luas.Dipandang dari perspektif ini, perbuatan criminal tidak sendirinya signifikan,
justru reaksi sosial atasnyalah yang signifikan. Jadi, penyimpangan dan kontrol
atasnya terlibat dalam suatu proses definisi social dimana tanggapan dari pihak
63 Made Darma Weda, Op.Cit, Hal 32 64 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 125
Universitas Sumatera Utara
lain terhadap tingkah laku seorang individu merupakan pengaruh kunci terhadap
tingkah laku berikutnya dan juga pandangan individu pada diri mereka sendiri.65
Pembahasan teori labeling menekankan pada dua hal yaitu :
66
1) Menjelaskan permasalahan mengapa dan bagaimana orang-orang tertentu
diberi label;
2) Pengaruh / efek dari label tersebut sebagai suatu konsekuensi dari
perbuatan yang telah dilakukannya
Dari pernyataan Becker tersebut di atas jelaslah bahwa reaksi masyarakat
terhadap suatu perilaku dapat menimbulkan perilaku jahat.
Teori – teori tentang sebab-sebab kejahatan yang telah dikemukakan oleh
para ahli yang dapat digolongkan pada aliran-aliran :67
a. Prescientific theories :
Teori yang paling tua, menerangkan, bahwa perbuatan crimeialah :
“diabolical procession and instigation”, orang menjadi jahat adalah karena
pengaruh roh jahat.
b. Aliran Classic :
Aliran ini berkembang di Inggris kira-kira pertengahan ke-19 dan tersebar
sampai Eropa daratan dan Amerika Serikat.Aliran ini beranggapan bahwa
tingkah laku manusia ditentukan oleh kebahagiaan dan kesengsaraan atau
penderitaan. Karena itu unsur“ Bahagia” atau “derita” merupakan sebab
terjadinya kejahatan.
65Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 98. 66 Made Darma Weda, Op.Cit, Hal 42 67H. Ridwan Hasibuan, Op.Cit, Hal 20
Universitas Sumatera Utara
Dasar ajaran ini adalah hedonistic psychology.Menurut psikologi ini,
manusia mengatur tingkah lakunya atas dasar pertimbangan suka dan
duka. Suka yang diperoleh dari suatu tindakan tertentu dapat dibandingkan
dengan duka yang diperoleh dari tindakan yang sama. Sipetindak
diperkirakan berkehendak bebas dan menentukan pilihannya berdasarkan
perhitungan hedonistis saja.Inilah yang dianggap penjelasan final dan
komplit tentang sebab musabab kejahatan.68
c. Aliran Hedomis Modern Jeremy Bentham
Pernah berkata; Perbuatan yang saya lakukan adalah perbuatan yang saya
pikir akan memberi kebahagiaan besar kepada saya, demikian perbuatan
yang akan saya lakukan adalah perbuatan yang sesungguhnya akan
memberi kebahagiaan besar kepada saya.
d. Aliran Cartographic :
Aliran ini disebut juga aliran geographic oleh karena mereka menarik
kesimpulan dan memberikan pendapat melalui sistem perkaturan dan
pembuatan peta,peta, mencatat kegiatan kejahatan pada wilayah tertentu.
Aliran ini mengatakan bahwa struktur kebudayaan manusia adalah unsur
yang menentukan tingkah laku termasuk penyebab kejahatan.69
68 Purnianti, Moh Kemal, Op.Cit, Hal 21.
Ajaran ini
berkembang di perancis, Inggris dan Jerman pada tahun 1830-1880.
Ajaran ini sama dengan apa yang akhir ini disebut ajaran ekologis. Yang
dipentingkan dalam ajaran ini adalah distribusi kejahatan dalam daerah-
daerah tertentu, baik secara geografis maupun secara sosial.Dianggapnya
69 H. Ridwan Hasibuan,Op.Cit, Hal 20
Universitas Sumatera Utara
kejahatan merupakan suatu ekspresi dari kondisi-kondisi sosial.Penganut
ajaran ini diantaranya adalah Quetelet dan Guerry.70
e. Aliran Sosialis :
Aliran ini mendasarkan teori pada ajaran Marx dan Engels dengan
memberikan tekanan pada unsur ekonomi (economie determinant).Ajaran
ini mulai berkembang sejak tahun 1850 dan sudah tentu sampai sekarang
diteruskan oleh mereka yang berpaham komunis.71Ajaran ini memandang
kejahatan hanya sebagai hasil, sebagai akibat atau sebagai akibat lainnya
saja.Ajaran ini menghubungkan dengan kondisi ekonomi yang dianggap
memiliki hubungan sebab akibat.72
Dalam buku-buku kriminologi lainnya juga dapat dijumpai beberapa
mazhab-mazhab mengenai faktor–faktor penyebab terjadinya kejahatan antara
lain:
73
1. Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi
Antara lain tokohnya yang terkenal adalah C. Lambroso yang pada
pokoknya mengemukakan bahwa para penjahat dipandang dari sudut antropologi
mempunyai tanda-tanda tertentu. Tengkoraknya mempunyai kelainan-kelainan.
Roman muka juga lain dari pada orang biasa, tulang dahi melengkung ke
belakang. Intinya penjahat dipandang sebagai suatu jenis manusia sendiri.
Lambroso juga mengemukakan hipotesa atavisme, artinya bahwa ia sekonyong-
konyong mendapat kembali sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki oleh nenek
70Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 28.
71H. Ridwan Hasibuan,Op.Cit, Hal 20. 72 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Op.Cit, Hal 29 73 Soerjono Soekamto, Hengkie Liklikuwata, Mulyana W.Kusuma, Op.Cit, Hal 16.
Universitas Sumatera Utara
moyangnya yang terdekat, tetapi nenek moyangnya yang lebih jauh. Ferri, seorang
murid Lambroso, lebih mengembangkan lagi teori ini.Dikatakannya bahwa rumus
timbulnya kejahatan adalah hasil dari keadaan fisik, individu dan sosial.Pada
suatu waktu unsur individulah yang tetap paling penting.“Keadaan sosial memberi
bentuk pada kejahatan, tetapi ini berasal dari bakatnya yang biologis, anti sosial
(organis dan psikis)”.
Lambroso juga menggolongkan para penjahat dalam beberapa golongan
seperti :74
a. Antropologi Penjahat :Penjahat umumnya dipandang dari segi antropologi
merupakan suatu jenis manusia tersendiri (genus home delinguenes),
seperti halnya dengan negro. Mereka dilahirkan demikian (il delinguente
nato) mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu
prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya.
Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmata-stigmata lahir,
suatu tipe penjahat yang dapat dikenal.
b. Hypothese atavisme : Persoalannya ialah bagaimana caranya menerangkan
terjadinya makhluk yang abnormal itu (penjahat sejak lahir). Lambroso
dalam memecahkan soal tersebut, memajukan hypothase yang sangat
cerdik, diterima bahwa orang masih sederhana peradapannya sifatnya
adalah amoral, kemudian dengan berjalannya waktu dapat memperoleh
sifat asusila (moral), maka orang penjahat merupakan suatu gejala
atavistis, artinya ia dengan sekonyong-konyong dapat kembali menerima
74 H.M Ridwan, & Ediwarman, Op.Cit ,Hal 65-66.
Universitas Sumatera Utara
sifat-sifat yang sudah tidak dimilikinenek moyangnya yang terdekat tapi
dimiliki nenek moyangnya yang lebih jauh (yang dinamakan pewarisan
sifat secara jauh kembali).
c. Hypothese Pathology:Berpendapat bahwa penjahat adalah seseorang
penderita penyakit epilepsi.
d. Type Penjahat:Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Lambrosso terlihat pada
penjahat, sedemikian sifatnya, sehingga dapat dikatakan tipe penjahat.
Para penjahat dipandang dari segi antropologi mempunyai tanda-tanda
tertentu, umpamanya isi tengkoraknya (pencuri) kurang bila dibandingkan
dengan orang lain, dan terdapatkelainan-kelainan pada tengkoraknya.
Dalam tengkoraknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan
kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkanadanya kelainan-
kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain dari pada orang
biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, tulang dahi melengkung ke
belakang.
2. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan
Mazhab ini timbul teruatama sebagai penentang mazhab (ajaran)
Lambroso.Pemuka-pemukanya adalah para dokter yang mengemukakan arti
penting dari pada milieu sebagai penerbit dari macam-macam penyakit infeksi dan
etiologi dari pada penyakit-penyakit infeksi.Para dokter ini terutama telah lebih
menonjolkan teori milieu dengan menyangkal kebenaran ajaran tentang
kriminalitas sejak lahir.Walaupun mereka adalah dokter dan bukan ahli-ahli
sosiologi, namun mereka mempunyai pengertian yang tepat mengenai sebab-
Universitas Sumatera Utara
sebab sosial dari pada kriminalitas. Pemuka-pemukanya adalah Lacassagne
(dokter), Manouvrier (anthropolog) dan G. Tarde (yuris dan sosiolog). Menurut
Tarde, kriminalitas bukan gejala antropoligis, melainkan karena gejala sosial,
seperti juga lain-lain gejala sosial yang dipengaruhi oleh imitasi.75
Menurut mazhab lingkungan ekonomi yang mulai berpengaruh pada abad
ke-18 dan permulaan abad ke-19 menganggap bahwa keadaan ekonomi yang
menyebabkan timbulnya perbuatan jahat. Menurut F. Turati, ia menyatakan tidak
hanya kekurangan dan kesengsaraan saja yang dapat menimbulkan kejahatan,
tetapi juga didorong oleh nafsu ingin memiliki yang berhubungan erat dengan
sistem ekonomi pada waktu sekarang yang mendorong kejahatan ekonomi.
Menurut N. Collajani, menunjukkan bahwa timbulnya kejahatan ekonomi dengan
gejala patologis sosial yang berasal dari kejahatan politik mempunyai hubungan
dengan keadaan kritis. Ia menekankan bahwa antara sistem ekonomi dan faktor-
faktor umum dalam kejahatan hak milik mendorong untuk mementingkan diri
sendiri yang mendekatkan pada kejahatan.
76
3. Mazhab Bio-Sosiologi
Ferri memberikan suatu rumus tentang timbulnya tiap-tiap kejahatan
adalah resultan dari keadaan individu, fisik dan sosial.Pada suatu waktu unsur
individu yang paling penting, keadaan sosial memberi bentuk pada kejahatan, tapi
ini bakatnya berasal dari bakatnya yang anti sosial (organis dan psikis).Di antara
semua penganut dari Lambrosso, Ferri yang paling berjasa dalam menyebarkan
ajarannya. Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, ia sudah mengetahui bahwa
75 Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit, Hal 40-41. 76 W. A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, P.T. Pembangunan Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1982, Hal. 95.
Universitas Sumatera Utara
ajaran lambrosso dalam bentuk aslinya tidak dapat di pertahankan. Dengan tidak
mengubah intinya Ferri mengubah bentuknya, sehingga tidak lagi begitu berat
sebelah, dengan mengakui pengaruh lingkungan.
Dari uraian diatas aliran bio-sosiologi ini bersintesis kepada aliran
antroplogi yanitu keadaan lingkungan yang menjadi sebab kejahatan, dan ini
berasal dari Ferri. Rumusnya berbunyi : “tiap kejahatan adalah hasil dari unsur-
unsur yang terdapat dalam individu yaitu seperti unsur-unsur yang diterangkan
oleh lambroso. Lama-kelamaan banyak ahli kriminologi menganut aliran tersebut
antara lain Prins (1845-1919) di Brussel mendirikan Union Internasionale de droit
Penal.77
4. Mazhab Spritualis
Mazhab ini mencari sebab-musabab kejahatan dalam ketidakadanya
kepercayaan agama.Pendapat ini dibuatnya atas dasar penemuan, bahwa makin
banyak orang yang tidak pergi ke gereja, makin bertambah kejahatan; jadi
terdapat hubungan kausal antara kedua hal tersebut.78
M. De Baetts mengajarkan bahwa makin meluasnya, juga pada lapisan
bawah masyarakat, pengasingan diri terhadap Tuhan serta pandangan hidup dan
pandangan dunia berdasarkan ini, yang sama sekali kososng dalam hal dorongan-
dorongan moral, adalah merupakan dasar yang hitam dimana kebusukan dan
kejahatan berkembang dengan subur.
79
Diantara aliran-aliran kriminologi yang mempunyai kedudukan sendiri,
ialah aliran yang dulu mencari sebab terpenting dari kejahatan dalam tidak
77 H.M Ridwan, & Ediwarman, Op.Cit ,Hal 67. 78Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit,Hal 44. 79Soerjono Soekamto, Hengkie Liklikuwata, Mulyana W.Kusuma, Op.Cit, Hal 17.
Universitas Sumatera Utara
beragamanya seseorang.Menurut Kampe kemudian aliran ini mengalami
bermacam-macam perubahan dan kehalusan, oleh karena itu mungkin pada waktu
sekarang lebih tepat jika dinamakan aliran neo spiritualis, mempunyai
kecenderungan mementingkan unsur kerohanian dalam mencegah terjadinya
kejahatan-kejahatan.80
5. Mazhab Mr. Paul Moedikno Moeliono
Menurut Mazhab ini membagi kepada 5 (lima) golongan antara lainialah :
5.1.Golongan salahmu sendiri (SS)
Aliran ini berpendapat bahwa kejahatan timbul disebabkan kemauan bebas
individu (free of the will) kejahatan disebabkan oleh kemauan maka perlu
hukuman untuk jangan lagi berbuat jahat.
5.2.Golongan tiada yang salah (TOS)
Aliran ini mengemukakan sebab-sebab kejahatan itu disebabkan Hereditas
Biologis, kultur lingkungan, bakat ditambah lingkungan, perasaan
keagamaan.Jadi kejahatan itu ekspresi dari pressi faktor biologis kulturil.Bio-
sosiologis, spritualis.
5.3. Golongan salah lingkungan
Aliran ini menyatakan timbulnya kejahatan disebabkan oleh faktor
lingkungan.
5.4. Golongan Kombinasi
Aliran kombinasi ini menyatakan bahwa struktur personal individu terdapat 3
bagian :
80H.M Ridwan, Ediwarman, Op.Cit ,Hal 67-68.
Universitas Sumatera Utara
a. Das Es = Id
Das es berisi nafsu hewani yang jika meminta harus direalisir, dan
sepenuhnya berada dalam alam tak sadar.Dalam lapisan ini nafsu bersifat
konstruktif dan ada bersifat destruktif.
b. Das Ich = Ego
Das ich terletak dalam kesadaran dan merupakan inti, berfungsi
menyelaraskan tuntutan Das Es sesuai dengan norma kehidupan. Lapisan
ini menyeleksi keinginan Das Es.
c. Uber Ich = Super Ego
Uber Ich merupakan instansi yang tertinggi dalam mengatur tindakan
manusia serta bernilai moral, Norma yang mempengaruhi EGO
membekas dalam super ego.Super Ego mengontrol ego dan member
celaan dan pujian terhadap tindakan Ego.Orang beriman bila Super Ego
membatasi nafsu dan mengarahkan ke hal yang normatif tinggi, sehingga
terbentuknya “iman” ini terlebih dahulu ada pertentangan antar Das ich dan
Das Es.
5.5. Golongan Dialog
Golongan ini menyatakan manusia adalah dialog maka dia adalah pusat
hubungan. Karena manusia berdialog dengan lingkungan, maka ia
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan. Mempengaruhi lingkungan
maksudnya memberi struktur pada lingkungan sedangkan dipengaruhi
lingkungan maksudnya manusia yang dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan.81
81 Ibid, Hal 67-72
Universitas Sumatera Utara
B. Faktor-faktor Penyebab dan Modus Terjadinya Tindak Pidana Penggelapan
Setelah membahas tentang teori-teori tentang sebab musabab kejahatan
maka dalam bagian ini akan menganilis teori-teori kriminologi dengan faktor-
faktor terjadinya tidak pidana penggelapan mobil rental yang di analisis melalui 4
putusan Pengadilan Negeri yang dapat terlihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2
Putusan Pengadilan dalam Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental
Berdasarkan Kronologis dan Fakta-Fakta Hukum
No Putusan dan nama terdakwa
Kronologis dan Fakta-fakta hukum
1 50/pid.B/2012/PN/Kbm Terdakwa : Supardiyono
Kronologis Bahwa awalnya terdakwa Supardiyono pada hari Senin tanggal 26 Desember 2011 sekitar pukul 08.00 WIB berniat untuk menyewa sebuah mobil merk futura warna merah dengan no.Pol. AA 8576 CD milik saksi Sugirman selama satu hari yang menurut terdakwa ia gunakan untuk mengantar saudaranya ke Pantai Suwuk. Kemudian setelah sepakat dengan saksi Sugirman, terdakwa membawa mobil beserta STNKnya pergi. Pada keesokan harinya terdakwa tidak mengembalikan mobil tersebut kepada saksi Sugirman sebagaimana kesepakatan yang telah dibuat oleh terdakwa dan saksi Sugirman. Terdakwa pun tidak memberi tahu kepada saksi Sugirman akan memperpanjang sewa, oleh terdakwa pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 mobil tersebut malah digadaikan kepada Taty Rusmiyati tanpa seijin Sugirman selaku pemilik mobil rental tersebut. Terdakwa menggadaikan mobil saksi Sugirman untuk mendapatkan uang. Uang hasil menggadaikan mobil tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang-hutangnya dan untuk memenuhi kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
hidupnya. Fakta-fakta Hukum Terdakwa Pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2011 sekitar pukul 13.00 WIB menyewa mobil merek Futura milik saksi Sugirman yang menurut terdakwa ia menggunakan mobil tersebut untuk mengantar saudaranya ke pantai. Kesepakatan terdakwa dengan saksi Sugirman bahwa mobil akan disewa selama satu hari. Keesokan harinya pada tanggal 27 Desember 2011, terdakwa tidak mengembalikan mobil tersebut kepada saksi Sugirman dan terdakwa pun tidak memberi tahu saksi Sugirman akan memperpanjang sewa, oleh terdakwa mobil tersebut malah digadaikan tanpa sepengetahuan pemilik mobil, yaitu Sugirman.Uang hasil dari menggadaikan mobil tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang-hutangnya dan memenuhi kebutuhan hidupnya
2 37/Pid.B/2013/PN.M Terdakwa : Gusti Chandra
Kronologis Bermula pada hari minggu tanggal 06 Januari 2013 sekitar pukul 19.00 WIB terdakwa menelepon saksi Amiludin, kemudian terdakwa mengatakan ingin merental mobil guna untuk Operasional Tower Indosat. Selanjutnya saksi saksi Amiluddin menelepon rekannya Didik dan mengatakan kalau mobilnya akan ada yang merental. Pada hari senin tanggal 07 Januari 2013 sekitar jam 08.30 WIB saksi Didik datang ke rumah saksi Amaluddin mengantarkan satu unit mobil Toyota Avanza dengan No.Pol BE 2627 GJ beserta STNKnya. Sekira pukul 09.00 WIB terdakwa datang kerumah saksi Amaluddin, dan terdakwa mengatakan kalu dia ingin merental selama 10 hari dan selanjutnya terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah kepada saksi Amaluddin sebagai uang rental mobi selama 10 hari dan sisanya akan dibayarkan jika waktu rental habis, dan terdakwa pun langsung membawa pergi mobil
Universitas Sumatera Utara
Avanza yang ia rental tersebut. Kemudian selama 5 hari mobil tersebut terdakwa pakai untuk mencari orang yang menerima gadaian mobil tersebut. Pada tanggal 11 Januari 2013 menemui saksi Nanik Surhayatun untuk meminjam uang sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dengan jaminan 1 unit mobil Toyota Avanza. Kemudian saksi Nanik memberikan uang pinjaman sebesar apa yang dimintakan oleh terdakwa kepada saksi. Terdakwa mengatakan kepada saksi Nanik bahwa mobil yang terdakwa gadaikan kepada saksi Nanik adalah milik terdakwa dan terdakwa sebelumnya tidak meminta izin kepada saksi Didik selaku pemilik mobil rental untuk menggadaikan mobil tersebut. Bahwa uang hasil gadaian tersebut terdakwa gunakan untuk melunasi hutang-hutangnya. Fakta-fakta Hukum Pada hari Senin, tanggal 07 Januari 2013, sekitar pukul 09.00 WIB terdakwa datang ke rumah saksi Amiluddin. Tujuan terdakwa datang ke rumah saksi Amiluddin adalah untuk merental satu unit mobil. Terdakwa merental mobil tersebut selama 10 hari, dari tanggal 07 Januari 2013 sampai dengan 17 Januari 2013. Pada tanggal 11 Januari, terdakwa menemui saksi Nanik Suharyatun untuk meminjam sejumlah uang dengan jaminan mobil yang terdakwa rental. Terdakwa mengatakan kepada saksi Nanik bahwa mobil yang terdakwa gadaikan adalah milik terdakwa. Selanjutnya, saksi Nanik memberikan kepada terdakwa uang yang dipinjam oleh terdakwa. Uang hasil gadaian mobil itu, terdakwa gunakan untuk melunasi hutang-hutangnya.
3 143/Pid.B/2012/PN.Bkl Terdakwa : Zainal Arifin
Kronologis Pada hari jum’at 03 Januari 2012 sekitar pukul 16.00 WIB terdakwa menelpon saksi Farham Sugianto selaku orang yang menjalankan usaha rental mobil Fadiaca dengan tujuan menyewa 1
Universitas Sumatera Utara
unit mobil Isuzu Panther dengan No.Pol L 1346 DR selama 10 hari. Saat pembicaraan di telepon tersebut terdakwa mengatakan kalau mobilnya akan dipakai oleh pamannya dan diambil setelah bekerja. Atas dasar pembicaraan tersebut dan sebelumnya antara terdakwa dan saksi Farham sudah saling kenal, maka Farham tidak curiga kepada terdakwa dan tergerak hatinya untuk menyerahkan 1 unit mobil rental tersbut. Setelah kunci mobil beserta STNK diserahkan saksi Farham kepada terdakwa, terdakwa langusng membawa mobil tersebut kepada Taufiq Hawan untuk di gadaikan sebesar Rp.20.000.000 (dua puluh juta rupiah) tanpa seizin Farham. Sebelumnya terdakwa menghubungi saksi Taufiq Hawan melalui telepon dan mengatakan “minta tolong untuk titip mobil karena uangnya akan dipakai untuk membayar bank” dan mengakui bahwa mobil tersebut adalah milik terdakwa sendiri. Selanjutnya setelah jatuh tempo dari waktu yang dijanjikan, terdakwa ternyata tidak mengembalikan mobil rental tersebut kepada saksi Farham, kemudian saksi Farham menemui terdakwa dan menanyakan biaya sewa mobil dan keberadaannya, saat ketemu terdakwa mengatakan “sabar dulu uangnya msih belum dikasih sama orang yang memakai mobil tersebut” atas jawaban terdakwa saksi Farham mempercayainya, selanjutnya setelah 2 bulan mobil tersebut tidak dikembalikan juga kepada saksi Farham. Setelah ditelusuri oleh saksi Farham ternyata tanpa seizinnya mobil tersebut telah terdakwa gadaikan kepada saksi Taufiq Hawan, dan uang hasil gadai tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
Fakta-fakta Hukum Bahwa pertama, terdakwa menyewa mobil di rental Fadiaca milik Farham Sugianto selama 10 hari dan biaya sewanya telah dibayar. Lalu, terdakwa menyewa mobil yang sama untuk kedua kalinya selama 20 hari dan sebagian biaya sewa telah dibayar. Namun, selanjutnya terdakwa tidak membayarnya lagi selama 5 bulan, mulai Januari 2012 sampai dengan Juni 2012. Terdakwa sebelumnya tidak memberi tahu kepada Farham bahwa mobilnya telah digadaikan. Uang hasil gadaian tersebut terdakwa gunakan untuk membayar hutang.
4 72/Pid.B/2013/PN.Pwr Terdakwa : Edi Susanto
Kronologis Bahwa terdakwa Edy Susanto pada hari Minggu tanggal 17 Februari 2013 sekitar pukul 14.00 WIB meminjam mobil kepada saksi Muhammad Charisuddin dengan alasan untuk keperluan pekerjaan terdakwa yang sebenarnya untuk alat transportasi terdakwa saja, berupa 1 unit mobil Grand Livina An. Muhammad Charisuddin dan 1 unit mobil Daihatsu Xenia An. Muasiroh. Terdakwa menyewa kedua mobil tersebut tidak mengembalikan dan membayar sewanya melainkan kedua mobil tersebut terdakwa gadaikan. Mobil merek Nissan Grand Livina digadaikan terdakwa kepada Akhmad Tahrir dengan harga gadai gadai sebesar Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah), sedangkan mobil merek Daihatsu Xenia digadaikan kepada saksi Eko Priyatno seharga kurang lebih Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Uang hasil gadai tersebut terdakwa gunakan untuk bermain judi dan keperluan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Fakta-fakta Hukum Pada hari Minggu, tanggal 17 Februari 2013, terdakwa merental 2 unit mobil milik saksi Muhammad Charisuddin. Terdakwa meminjam mobil melalui saksi Winarno dengan alasan akan digunakan sebagai alat transportasi, guna menunjang bisnis terdakwa. Namun terdakwa menggadaikan mobil itu tanpa meminta izin kepada pemilik mobil. Uang hasil gadaian yang diterima terdakwa telah habis digunakan oleh terdakwa untuk bermain judi.
Berdasarkan 4 kasus yang terdapat di atas yang dilihat dari fakta-fakta
hukumnya, maka dapat dianalisis dengan teori kriminologi. Untuk kasus pertama ,
kedua dan ketiga dalam fakta-fakta hukumnya kita dapat melihat bahwa para
terdakwa menggadaikan mobil rental untuk memenuhi kebutuhan hidup dan untuk
membayar hutang-hutangnya. Hal ini berkaitan dengan mazhab lingkungan
ekonomi dan kejahatan yang tergolong kedalam golongan hubungan antara
kondisi ekonomi dengan kriminalitas yang mempunyai teori determinisme
ekonomi.Mazhab lingkungan ekonomi menjelaskan bahwa keadaan ekonomi
dapat menyebabkan timbulnya perbuatan kriminal.Juga dalam teori terkait dengan
kasus pertama, kedua dan ketiga di atas, terlihat adanya perbuatan kriminal yang
dilakukan oleh terdakwa yang disebabkan oleh keadaan ekonominya, sehingga
terdakwa memiliki hutang dan juga kurang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal inilah yang mendorong terdakwa untuk melakukan tindakan
kriminal, yaitu menggadaikan mobil rental milik orang lain agar terdakwa dapat
memenuhi kebutuhan pribadinya maupun membayar hutang-hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori determinisme ekonomi menyebutkan bahwa memang ada
dasar historis yang baik bagi perkembangan idiologi dari pengaruh ekonomi atas
kehidupan manusia.Produksi, distribusi, konsumsi dan tukar menukar barang-
barang serta jasa-jasa, dimana-mana merupakan bagian yang terpenting dari
aktivitas manusia.Inilah yang menjadi dasar yang sederhana, tetapi sangat
mendalam, dari pemikiran inin juga bahwa faktor-faktor ekonomi mempengaruhi
sifat dan bentuk dari semua hubungan-hubungan sosial.Dalam bentuk yang
ekstrim, fakta ini di tingkatkan menjadi faktor dasar atau faktor penentu, yang
mendominasi dan mengendalikan semua aspek-aspek lainnya dari
kehidupan.82
Selanjutnya, untuk kasus keempat di atas berkaitan dengan mazhab
spritualis, yang mana terdapat hubungan kausal antara rasa keagamaan dengan
kejahatan.Kasus keempat menunjukkan bahwa perbuatan kriminal yang dilakukan
terdakwa, yaitu penggelapan mobil rental disebabkan oleh adanya niat terdakwa
untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk berjudi.Hal ini terjadi
dikarenakan oleh kurangnya rasa keagamaan maupun moral yang terdakwa miliki,
sehingga terdakwa melakukan tindakan yang diharamkan oleh agama, yaitu
berjudi, yang mana uang yang digunakan untuk berjudi tersebut terdakwa
dapatkan dari tindakan kriminal juga, yaitu penggelapan mobil rental.
Aliran sosialis yang yang menjadi pemikiran dasar sebagai landasan
lahirnya teori-teori kriminologi juga menghubungkan kondisi kejahatan dengan
kondisi ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat.
82 Purnianti, Moh.Kemal Darmawan, Op.Cit,Hal 96.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas yang memuat kronologis terjadinya tindak pidana
yang dilakukan oleh pelaku kejahatan dapat dilihat pula modus terjadinya
penggelapan mobil rental.
Pada kasus No 50/Pid.B/2012/PN/Kbm terdakwa Supardiyono pada hari
Senin tanggal 26 Desember 2013 telah menggelapkan 1 unit mobil rental yang
terdakwa rental dari saksi korban yang bernama Sugirman dengan modus ingin
mengantarkan saudaranya ke pantai. Namun keesokan harinya yang seharusnya
mobil itu telah dikembalikan kepada saksi Sugirman, tetapi terdakwa tidak
mengembalikannya melainkan malah menggadaikan kepada Taty
Rusmiyati.Terdakwa mengaku kepada saksi Taty bahwa mobil yang digadaikan
terdakwa merupakan mobil terdakwa sendiri.
Pada kasus No 37/Pid.B/2013/PN.M Terdakwa Gusti Chandra telah
terbukti menggelapkan 1 unit mobil Toyota Avanza yang terdakwa rental. Modus
kejadian ini bermula ketika terdakwa menelpon Amiluddin dan mengatakan kalau
terdakwa ingin merental mobil untuk keperluan Operasional Tower Indosat,
setelah itu Amiluddin menelpon saksi Korban bernama Didik dan mengatakan
kalau ada yang ingin merental mobil. Terdakwa mengatakan kalau terdakwa ingin
merental selama 10 hari dan terdakwa telah membayar sebagian biaya rental
mobil tersebut sedangkan sisanya akan dibayar pada saat waktu rental telah habis.
Selama 5 hari dalam kurun waktu masa rental ternyata terdakwa gunakan untuk
mencari orang yang dapat menerima gadaian mobil dan terdakwa pun menemui
saksi Nanik Surhayatun yang dapat menrima gadaian mobil.Terdakwa
Universitas Sumatera Utara
menggadaikan mobil tersebut kepada saksi.Nanik dan mengaku bahwa mobil
tersebut adalah milik terdakwa sendiri.
Pada kasus No 143/Pid.B/2012/PN.Bkl, Terdakwa Zainal Arifin
menggelapkan 1 unit mobil rental yang bermoduskan bahwa terdakwa akan
merental mobil milik Farham Sugianto selama 10 hari. Terdakwa Zainal Arifin
memanfaatkan kedekatannya dengan Farham agar saksi tidak curiga dengan niat
terdakwa.Terdakwa pada tanggal 13 Januari 2012 mendatangi rental Fadiaca milik
saksi Farham untuk merental mobil. Terdakwa mengaku bahwa mobil yang ingin
di rental tersebut akan dipakai untuk keperluan pamannya. Setelah sepakat dengan
Farham terdakwa membawa mobil tersebut dan langsung menggadaikannya
kepada saksi Taufiq Hawan tanpa memberi tahu kepada Farham bahwa mobilnya
akan digadaikan. Sesampai di rumah Taufiq Hayan terdakwa mengatakan bahwa
ingin meminjam uang untuk dipakai membayar bank dengan jaminan mobil akan
ditinggal dirumah Taufiq Hayan. Uang hasil gadaikan mobil tersebut terdakwa
gunakan untuk bermain judi.
Pada kasus No 72/Pid.B/2013/PN.Pwr Terdakwa Edy Susanto meminjam
mobil kepada saksi Muhammad Charisuddin dengan alasan untuk keperluan
pekerjaaan terdakwa yang sebenarnya untuk alat transportasi terdakwa mondar-
mandir saja, berupa 1 (satu) unit mobil Merk Grand Livina beserta STNKnya An.
Muhammad Charisuddin dan 1 (satu) unit mobil merk Daihatsu Xenia warna abu-
abu An.Muasiroh dengan cara terdakwaEdy Susanto merental atau menyewa
kedua mobil tersebut tidak membayar sewanya dan mobil juga tidak dikembalikan
melainkan 1 (satu) unit mobil merk Grand Livina digadaikan oleh terdakwa
Universitas Sumatera Utara
kepada saksi Akhmad Tahrir dengan harga gadai kurang lebih sebesar
Rp. 20.000.000.- (dua puluh juta rupiah) dan 1` (satu) unit mobil merk Daihatsu
Xenia digadaikan kjepada saksi Eko Priyatno alias sebesar kurang lebih
Rp. 50.000.000.- (lima puluh juta rupiah) uang daria hasil menggadaikan mobil
tersebut telah habis dipergunakan terdakwa untuk keperluan pribadi dan bermain
judi,dalam menggadaikan kedua mobil tersebut terdakwa tanpa seijin pemilik
mobil.
Universitas Sumatera Utara