Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 18
BAB II: STUDI PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa
Tinjauan umum pada perencanaan dan Perancangan bangunan asrama
mahasiswa UMB Meruya Jakarta Barat dengan target perancangan yang telah
dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain gedung Student Housing Universitas
Mercubuana Meruya Jakarta Barat ini dapat menjadi bangunan yang menunjang
aktivitas pendidikan khususnya di area kampus UMB Meruya serta menunjang
kegiatan perekonomian di sekitar lingkungan kawasan bangunan yang sebagian
besar merupakan kawasan padat permukiman, komersial dan perkantoran dengan
pendekatan desain bangunan Hemat Energi.
Bangunan asrama mahasiswa merupakan bangunan hunian sementara yang
disediakan secara khusus untuk mahasiwa baru yang sedang melaksanakan
studinya di Universitas Mercubuana Meruya, dengan tersedianya hunian yang
terletak dekat kampus Universitas Mercubuana diharapkan dapat mempermudah
dan meningkatkan kualitas kegiatan pendidikan, dengan pertimbangan -
pertimbangan tersebut dapat disimpulkan bahwa bangunan asrama mahasiswa yang
direncanakan dapat memberikan apa yang dapat mencakup kebutuhan mahasisw.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19
2.2. Kerangka Studi
Gambar 1: Kerangka Studi
LATAR BELAKANG
Aktualitas :
Potensi pengembangan kawasan kampus Universitas Mercubuana sebagai perguruan tinggi swasta di Jakarta barat.
Semakin banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta ataupun luar kota Jakarta Barat yang melakukan studi di Universitas Mercubuana.
Urgensi :
Kebutuhan suatu asrama mahasiswa di Universitas Mercubuana untuk mencukupi kebutuhan mahasiswa baru terutama luar kota, sebagai alternative hunian yang sangat tepat untuk membantu mahasiswa baru dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kampus.
Originalitas:
Merencanakan suatu asrama mahasiswa dengan konsep desain Arsitektur sebagai hunian yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan mahasiswa baru sekaligus sebagai fasilitas penunjang untuk peningkatan kualitas pendidikan di Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
TUJUAN
Terciptanya suatu landasan program perencanaan dan Perancangan asrama mahasiswa Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan dan kegiatan penghuninya selain sebagai tempat tinggal sementara juga untuk tempat pengembangan diri untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
SASARAN
Tersusunnya Program ruang dan konsep dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
RUANG LINGKUP
Substansial
Merencanakan dan merancang bangunan Asrama Mahasiswa Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat yang termasuk dalam
kategori bangunan tunggal sebagai fasilitas pendidikan beserta Perancangan Tapak/ Lansekapnya.
Spasial
Secara administrative daerah perencanaan yang terletak di kawasan Kampus Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
STUDI LAPANGAN
Tinjauan Kota Jakarta
Tinjauan Kampus Universitas Mercubuana Meruya
Tinjauan Lokasi dan Tapak
PERENCANAAN
Student Housing Universitas Mercubana Meruya Jakarta Barat
STUDI PUSTAKA
Landasan Teori
Standar Perencanaan dan Perancangan
PERANCANGAN
Penekanan Desain Arsitektur Hijau
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
STUDENT HOUSING UMB MERUYA JAKARTA BARAT
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 20
2.3. Studi Arsitektur Hijau
2.3.1. Pengertian
Arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengkonsumsi sumber daya
alam, termasuk energi, air dan mineral, serta minim menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan. Arsitektur hijau merupakan langkah untuk merealisasikan
kehidupan manusia yang bekelanjutan. Keberlanjutan merupakan usaha manusia
mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan
perusakan alam dan lingkungan dimana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan
menjadi sangat popular ketika Mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland
(1997) memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustainable
development) sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia
masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Dalam bukunya, Green Architecture, Pengantar pemahaman arsitektur hijau
di Indonesia, Tri Harso menyampaikan teknik pengukuran dan standar pengukuran
arsitektur hijau, karena tingkat kehijauan suatu bangunan atau kawasan harus dapat
diposisikan dalam level yang dapat dimengerti atau diukur oleh suatu acuan
(standar) tertentu. Beberapa standar yang digunakan saat ini adalah
1. BREEM (Building Research Establishment’s Enviromental Assessment
Method), Parameter yang digunakan : manajemen, kesehatan dan kualitas
hidup, energo, transportasi, air, material, limbah, tata guna lahan dan ekologi,
polusi dan inovasi
2. LEED (Leadeship in Energy and Enviromental Design), Parameter yang
digunakan: Keberlanjutan tapak (Sustainable site), Penghematan Air (Water
Efficiency), energi dan atmosfer (Energy andAtmosphere), Material dan
sumber daya (Material and Resource), Kualitas Lingkungan Ruang Dalam
(Indoor Enviromental Quality), Inovasi dan Proses Desain (Innovation and
Design Process) .
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 21
3. NABERS (the National Australian Built Enviroment Rating Sistem ),
Parameter yang digunakan : Penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca
(energy use and greenhouse emissions), penggunaan air (water use),
penanganan limbah (waste), kualitas lingkungan ruang dalam (indoor
environmental)
4. GREEN STAR ( Standar Bangunan Hijau Australia), Untuk mengembangkan
industri property di Australia yang memenuhi kriteria keberlajutan dengan
menerapkan desain berkonsep hijau, dibagi dalam sejumlah type yakni
Hunian (Residential), Kesehatan (Healthcare), Perbelanjaan (Retail centre),
Pendidikan (Education), Perkantoran (Office), Interior
5. GREEN MARK (Standar Bangunan Hijau Singapore), Hampir serupa dengan
Green Star, parameter yang digunakan: efisiensi penggunaan energi (energy
efficiency), efisiensi penggunaan air (waterefficiency), perlindungan terhadap
lingkungan (environmental protection), kualitas fisik ruang dalam (indoor
environmental quality), aspek hijau lainnya dan inovasi desain (other green
features and innovation)
6. IGEM (Indonesia Green Enviromental Measurement), Parameter yang
digunakan adalah pemilihan tapak, pengolahan tapak (termasuk peningkatan
kualitas tapak), konsep pedestrian, konsep transportasi kawasan, konservasi
air, konservasi energi (hemat energi dari sumber BBM), penggunaan energy
terbarukan, penggunaan material yang berkelanjutan, material penutup tanah
yang berpori, material yang rendah memberikan efek heat island(green
paving, roof garden) serta penggunaan material yang sehat dan tidak
mengkontaminasi lingkungan
IGEM, dibaca ‘ijem’, dalam kosakata bahasa jawa berarti hijau. Untuk
bangunan baru, parameternya meliputi:
a. Pemilihan dan pengolahan tapak
b. Penggunaan energi (listrik dan gas)
c. Penggunaan energi terbarukan (kayu, biomasa, biogas dan sebagainya)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 22
d. Penggunaan air bersih
e. Penggunaan material
f. Kenyamanan fisik dan kualitas udara di dalam ruangan
g. Penerapan konsep bangunan hemat energy
h. Rancangan luar ruang
i. Pengolahan limbah
7. GREENSHIP (Standar Bangunan Hijau Indonesia), Parameter yang
digunakan : Ketepatan Pengembangan Tapak (Appropriate Site
Development), Efisiensi Energi Dan Penghematan Energi (EnergyEfficiency
And Conservation), Penghematan Air (Water Conservation), Sumber Material
Dan Daur Ulang (Material Resource And Cycle), Kesehatan Ruang Dalam
Dan Kenyamanan (Indoor Health and Comfort), Kondisi Lingkungan
Bangunan dan Manajemen bangunan (Building Environment And
Management)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 23
2.4. Studi Student Housing
2.4.1. Pengertian Asrama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desfinisi asrama adalah bangunan
tempat tinggal bagi orang-orang yang bersifat homogen.
Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan istilah
Dorminotory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping
place, dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan keseluruhan bangunan
dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur
dan meja belajar bagi penghuninya.
Menurut de Chiara (2001), perumahan untuk mahasiswa merupakan
kesempatan yang baik untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pendidikan di Institusi Akademik. Hasrat untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa
yang mewadahi kegiatan komputerisasi yang aktif, nyaman, dan adanya kesempatan
bersosialisasi merupakan prioritas dari rencana Universitas dan Perguruan Tinggi.
Sedangkan menurut, KH. Dewantoro, dalam Setiyowati (2012), asrama
mahasiswa adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran
dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas yang dimaksud dengan Pengertian asrama pelajar
dan mahasiswa adalah:
a. Sebuah atau sekelompok bangunan tempat tinggal yang sedemikian untuk
menampung sejumah pelajar secara continue atau periodic dengan
kepentingan yang sama yaitu menuntut ilmu, dengan tujuan dan harapan
agar dapat belajar dan beraktifitas secara efisien dan efektif tanpa paksaan.
b. Bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pelajar dan
mahasiswa dengan fungsi dan tujuan penghuninya.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 24
2.4.2. Fungsi Asrama
1. Menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan pendidikan.
Khususnya mahasiswa Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
2. Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang
kegiatan serta kelanjaran pembelajaran.
3. Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar mahasiswa.
2.4.3. Klasifikasi Asrama
A. Berdasarkan Bentuk Hunian
Room in private
homes
Tempat tinggal berupa rumah pondokan atau saat ini biasa disebut kos – kosan,
dengan jumlah kamar, fasilitas, dan peralatan yang sangat terbat. Biasanya
menempel jadi satu pemilik rumah sebagai pengelola bangunan.
Co – operative
house
Tempat tinggal dengan sistem sewa yang diatur dan diurus secara bersama oleh
penghuninya, saaat ini biasa disebut rumah kontrakan. Terpisah dari pemilik rumah,
memiliki fasilitas ruang peralatan yang lebih baik dari room in private homes.
Dorminotory Tempat tinggal yang dapat menampung hingga beberapa ratus mahasiswa dengan
fasilitas ruang dan peralatan yang cukup lengkap yang bertujuan agar mahasiswa
dapat lebih kosentrasi pada ,kuliah dan belajar hidup bersosial
Hostel Tempat tinggal yang hampir serupa dengan dorminotory, tetapi hostel bersifat lebih
santai dan biasanya tidak dihuni oleh satu disiplin ilmu. Memiliki fasilitas ruang dan
peralatan yang cukup..
Apartment Target penghuninya adalah mahasiswa yang sudah berkeluarga, dan memiliki
fasilitas ruang dan peralatan yang lengkap
Perkampungan
Mahasiswa
Tempat tinggal masyarakat kecil yang memilki kesamaan tujuan yaitu kuliah.
Karena penghuninya adalah mahasiswa yang heterogen dalam jenis kelamin,
tingkat studi dan disiplin ilmu, sehingga hunian ini memilki fasilitas sosial yang
sangat mempengaruhi pembentukan watak atau kepribadian mahasiswa dan
mampu menjembatani dunia kuliah dengan masyarakat sekitar.
(Sumber: widiastuti, 1995)
Tabel 1. Klasifikasi Bentuk Hunian
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 25
B. Berdasarkan Ketinggian Bangunan
Menurut Ehrlich, Paul R. (1976). Asrama dapat diklasifikasikan berdasarkan
status Ketinggian Bangunan yaitu:
Maisonette, Asrama dengan tinggi 1 – 4 lantai.
Low rise, Asrama dengan tinggi 4 – 6 lantai.
Medium Rise, Asrama dengan tinggi 6 – 9 lantai.
High Rise, Asrama dengan tinggi 9 lantai.
C. Berdasarkan Macam Penghuni
Menurut widiastuti (1995) asrama dapat diklasifikasikan berdasarkan status
Macam penghuni yaitu:
1. Menurut jenis kelamin
a) Women student housing, tempat tinggal khusus mahasiswa putri yang
banyak memilki fasilitas untuk aktivitas di dalam.
b) Man student housing, tempat tinggal khusus mahasiswa putri yang
banyak memilki fasilitas untuk aktivitas di luar.
c) Co – educatinal housing, tempat tinggal untuk mahasiswa putra dan putri
yang berada dalam satu kompleks yang terpisah dalam 2 bangunan yang
berbeda, tapi memilki ruang -ruang bersama yang merupakan media
penghubung 2 bangunan tersebut.
2. Menurut Status Pernikahan
a) Married students housing, Tempat tinggal bagi nahasiswa yang telah
berkeluarga.
b) Unmarried students housing, Tempat tinggal bagi mahasiswa yang belum
berkeluarga.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 26
3. Menurut Tingkat Pendidikan
a) Undergraduate students housing, Tempat tinggal bagi mahasiswa tingkat
sarjana muda.
b) Granduate students housing, Tempat tinggal bagi mahasiswa tingkat
sarjana.
c) Doctoral student housing, Tempat tinggal bagi mahasiswa pasca sarjana.
d) Campuran, Tempat tinggal bagi mahasiswa dari semua tingkat
pendidikan.
D. Berdasarkan Sirkulasi Horisontal (Paul, 1976)
Jenis Definisi Kajian
Kelebihan Kekurangan
Open Corridor/
Single Loaded
Coridor/ Gallery
Acces
Sirkulasi memanjang yang
meletakkan ruang-ruang
hunian hanya pada salah
satu sisi selasar,
sedangkan sisi satunya
merupakan open view.
Maksimalisasi pencahayaan
dan penghawaan alami pada
ruang sirkulasi maupun ruang
hunian.
Membutuhkan lahan yang luas untuk
sirkulasi, pencapaian ke sirkulasivertikal
dari ruang hunian kurang terjaga.
Interior Coridor/
Double Loaded
Corridor
Sirkulasi memanjang yang
berada di antara ruang –
ruang hunian yang salling
berhadapan.
Pemanfaatan ruang sirkulasi
dan ruang bersama lebih
efisien, ruang hunian dapat
dicapai dari berbagai arah.
Privasi ruang hunian sangat tidak terjaga
karena melebur menjadi satu dengan
aktivitas yang terjadi di sepanjang
selasar, pencahayaan alami dan ventilasi
silang hanya dapat dirasakan oleh ruang
hunian yang berada pada tepi selasar,
serta memungkinkan munculnya kesan
monoton dan masalah orientasi ruang
hunian.
Cengtered
Corridor
Sirkulasi utama terpusat di
seputar sirkulasi vertikal.
Pemanfaatan ruang sirkulasi
vertikal lebih efektif dan privasi
ruang hunian cukup tinggi.
Ruang hunian memilki jumlah yang
terbatas ditiap lantainya dan
memungkinkan adanya ruang hunian
yang memilki orientasi yang tidak
menguntungkan.
(Sumber: Ehrlich, Paul R. 1976)
Tabel 2. Kalisfikasi Asrama Berdasarkan Sirkulasi Horisontal
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 27
E. Berdasarkan Status Kepemilikan
Menurut widiastuti (1995) asrama dapat diklasifikasikan berdasarkan status
kepemilikan yaitu:
a) Milik Pemerintah Daerah, penyelenggaraan, pengadaan, pengawasan, dan
pengelolaan dipegang oleh Pemerintah Daerah asal mahasiswa.
b) Milik Perguruan Tinggi, pengadaan oleh Perguruan Tinggi, namun
pengelolaan dipegang oleh badan di bawah administrasi perguruan tinggi.
c) Milik Swasta atau Perorangan, penyelenggaraan, pengadaan, pengawasan,
dan pengelolaan dipegang oleh yayasan, dapat berupa musaha komersial
ataupun yayasan sosial yang mendapat subsidi dari pemerintah.
F. Berdasarkan Sistem Pengelolaan
Menurut Kumalasari (1989) dalam Kurniawan (2012) mengklasifikasikan asrama
berdasarkan Sistem pengelolaan menjadi:
a) Self Contained, sistem pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha
dimana penghuni di dalamnya merupakan mahasiswa dari beberapa
perguruan tinggi yang berdiri sendiri dan terlepas dari peraturan sebuah
perguruan tinggi. Asrama ini lebih mementingkan segi social.
b) Komersial, sistem pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha dengan
Tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan harga sewa
sesuai dengan lokasi dan fasilitas yang disediakan
c) Bersubsidi, sistem pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha,
dimana demi kelangsungan operasionalnya mendapatkan subsidi, terdapat
dua macam asrama mahasiswa yaitu:
- Bersubsidi sebagian dengan anggaran pengelolaan dibebankan
sebagian kepada penyewa
- Bersubsidi seluruhnya dengan anggaran pengelolaan ditanggung
sepenuhnya oleh pemerintah, swasta atau lembaga lainnya yang
bertujuan meringankan beban mahasiswa.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 28
G. Berdasarkan Ukuran Daya Tampung Asrama
Menurut Ernerst, Neufert (1970) dalam buku Architect’s Data, mengklasifikasikan
asrama berdasarkan ukuran daya tampung, sebagai berikut:
a) Asrama Kecil mampu menampung 30-50 tempat tidur
b) Asrama Sedang menampung 40-100 tempat tidur
c) Asrama Besar menampung 100-125 tempat tidur
d) Asrama Sangat besar menampung 250-600 tempat tidur
2.4.4. Persyaratan dan Kebutuhan Desain
1. Aspek –aspek perilaku
Menurut Deasy dan Lasswell (1985) dalam buku Designing Place for People,
mengulas lebih jauh mengenai aspek perilaku manusia di dalam asrama,
adapun aspek perilaku di dalam asrama sebagai berikut:
Keselamatan Pribadi (Personal Safety), di dalam asrama tidak lepas dari
bahaya kriminal dan kekerasan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain: peraturan asrama yang kurang ketat dan kurangnya pertahanan
desain bangunan asrama.
Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para
penghuni walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena
mereka harus menaati peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan
tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni agar memiliki
perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang bersifat temporer (sementara).
Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain
membutuhkannya, tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama
karena dihuni oleh banyak orang.
Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua,
dimana pada tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 29
penghuni lain. Pembentukan kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa
aman (Personal Safety) dan nyaman di dalam asrama.
2. Kegiatan Mahasiswa
Belajar Ruang belajar dalam asrama biasanya dilakukan di kamar masing-masing atau di ruang-ruang
sosialisasi yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan baik resmi maupun diskusi kelompok
yang tersedia di masing-masing lantai.
Beristirahat Ruang tidur mahasiswa merupakan bagian paling privat bagi mahasiswa dalam ruang asrama.
Bersosialisasi Kegiatan bersosialisasi akan terjadi apabila tersredia fasilitas-fasilitas yang memungkinkan
terjadinya sosialisasi dan interaksi antar penghuni asrama.
Kultural Asrama pada dasarnya mampu mewadahi seluruh kegiatan dalam mahasiswa dari pentas music
sampai diskusi, maka dari itu adalah tugas dan kebutuhan dalam mendesain untuk memperhalus
masa transisi dan perbedaan antara mahasiswa baru sampai kepada mahasiswa tingkat atas.
(Sumber: Time Saver Standarts)
Tabel 3. Kegiatan Mahasiswa
3. Konfigurasi Ruang Tidur
Menurut De Chiara, J and John Callendar. (1990), dalam bukunya Time Saver
Standards for Building Types 3rd edition terdapat beberapa pilihan konfigurasi ruang
tidur dalam asrama, yaitu:
Ruang Tunggal/Single Rooms
Kepemilikan tunggal ini memungkinkan pengendalian privasi bagi mahasiswa
Ruang ganda terpisah/Split Double Rooms
Yang dimaksud ganda terpisah ini adalah dua ruang terpisah yang
dihubungkan dengan pintu penghubung dengan kepemilikan satu ruang
bersama yang berupa koridor atau tempat berkumpul, yang kemudian
memberikan keterbatasan visual dan akustika. Hal ini ditujukan untuk
menghindari konflik akibat perbedaan ketertarikan dan kegiatan.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 30
Ruang ganda bersama/Double Rooms
Ruang ganda bersama tidak memiliki pemisah ruang sehingga
memungkinkan berbagai kegiatas bersama dalam ruang tersebut.
Ruang ganda tiga/Triple Rooms
Ruang bersama yang digunakan tiga mahasiswa secara bersama namun kini
sudah jarang di implementasikan karena tidak menunjang dalam perndidikan
masa kini. Sistem ini hanya diterapkan lebih pada keterbatasan ekonomi
mahasiswa.
Ruang ganda empat/Four-Student Rooms
Sama seperti ruang ganda tiga, ruang ganda empat sangat tidak sesuai bila
diterapkan pada masa sekarang karena kepemilikan bersama untuk empat
orang akan menimbulkan konflik dan sangat tidak menyediakan kenyamanan
privasi.
Suites
Yang dimaksud suites disini adalah dua ruang tidur yang masing-masing
dimiliki bersama dua orang dengan kepemilikan bersama atas satu ruang
tamu/ruang berkumpul bersama.
4. Definisi Standar Luas Ruang Tidur
Minimal, Luas minimal yang dibutuhkan mahasiswa dalam kamar yang
memungkinkan adanya tumpukan (overlap) interior.
Optimal, Ruang yang dianggap cukup tanpa overlap baik interior maupun sisa
ruang.
General ,Menyediakan tidak saja ruang untuk interior namun memungkinkan
kenyamanan bergerak
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 31
5. Standar Luas Ruang Tidur
Menurut De Chiara, J and John Callendar. (1990), dalam bukunya Time Saver
Standards for Building Types edisi ketiga mengemukakan bahwa terdapat
beberapa tipe -tipe ukuran standar luas ruang tidur asrama, yaitu:
a) Ruang Tunggal/Single Rooms
Minimal: 8, 5 m2
Optimal: 10 m2
General: 11 m2
Gambar 2: Ukuran ruang dan bentuk ruang single room
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 32
b) Ruang Ganda/Doubel rooms, tanpa tempat tidur susun:
Minimal: 16 m2
Optimal: 20, 5 m2
General: 22 m2
Gambar 3: Ukuran ruang dan bentuk ruang double room
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
c) Ruang Ganda/Doubel rooms, dengan tempat tidur susun:
Minimal: 13 sq feet
Optimal: 15 sq feet
General: 17 sq feet
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 33
6. Fasilitas-fasilitas Standar di dalam asrama
Menurut De Chiara, J and John Callendar. (1990), dalam bukunya Time Saver
Standards for Building Types edisi ketiga, mengemukakan bahwa ruang-ruang
yang dibutuhkan pada sebuah asrama mahasiswa antara lain:
Student room (ruang kamar mahasiswa)
Berdasarkan fungsi dari student room (Kamar Mahasiswa) berfungsi:
• Study (belajar)
• Sleep (tidur/istirahat)
• Socializing (bersosialisasi secara pribadi)
• Dressing (berganti pakaian)
Untuk memenuhi kebutuhan fungsi-fungsi tersebut terdapat beberapa tipe
ruang yang bisa dipilih, antara lain:
Single rooms Kamar untuk satu penghuni), memiliki tingkat privasi tinggi, dengan satu pintu bukaan
langsung menuju koridor, tetapi memungkinkan penghuni untuk dapat menerima satu
orang tamu, sehingga sebaiknya memiliki fasilitas lengkap dalam kamar tersebut
(tape/radio, ataupun fasilitas lain yang diusahakan tidak mengganggu penghuni lain.
Split double rooms dua ruang kamar yang memiliki satu bukaan yang menghubungkan antar ruang,
memiliki nilai privasi, tetapi memperhatikan faktor sosial antar penghuni
Double rooms lebih memperhatikan faktor ekonomis dengan dua penghuni saling berbagi dalam satu
ruang kamar
Triple room sama dengan double rooms, hanya dibedakan pada penghuni kamar yang berjumlah
3 orang
Four-student room sama dengan double & triple room, hanya dibedakan pada penghuni kamar yang
berjumlah 4 orang
Suites dihuni oleh lebih dari 4 orang mahasiswa, tidak hanya memiliki ruang tidur, tetapi
memiliki ruang bersama untuk bersosialisasi dengan sesama penghuni kamar
Tabel 4. Type Ruang Tidur
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 34
Bathing (Toilet/KM/WC)
Posisi kamar mandi pada asrama biasanya terpusat karena pertimbangan
faktor ekonomi. Pemasangan instalasi kamar mandi dengan sistem terpusat
membutuhkan biaya yang lebih rendah dibanding dengan biaya instalasi
dengan titik terpencar.
Gang Bath
Gambar 4: Gang Bath
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Untuk toilet dengan perhatian lebih terhadap privasi pengguna, dapat
digunakan 1 ruang toilet/kamar mandi/wc untuk setiap 2-4 ruang
kamar.
Adapun Standard ukuran & jumlah fasilitas toilet:
• 1 shower untuk tiap 4-8 mahasiswa
• 2-3 ruang mandi untuk seluruh penghuni dalam satu lantai
• 1 WC + urinal untuk tiap 6-10 mahasiswa laki-laki
• 1 WC untuk tiap 6-8 mahasiswa perempuan
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 35
Dining (ruang makan)
Dalam mendesain ruang makan perlu dipertimbangkan masalah efisiensi,
fleksibitas, dan permasalahan ekonomi di samping harus juga
mempertimbangkan kenyamanan dan lingkungan sosial ruang makan yang
baik. Masalah keamanan dan kebersihan juga harus dipertimbangkan dalam
perancangan ruang persiapan makanan.
Standard
Area
Number of diners : 20 % - 80 % dari total keseluruhan mahasiswa penghuni asrama
Number of sittings : 2 – 3 per meal
Lebar tempat duduk : > 600 mm & lebar meja : 600 mm, lebih disarankan 750 mm, dengan
meja makan & bangku panjang
Lebar tempat duduk : > 2 ft 2 in lebar meja : > 700 atau 800 mm dengan meja makan dan kursi
Ruang yang dibutuhkan tiap mahasiswa 1,2 – 1,3 m2
Serving
spaces
Area dapur: 40 % dari luas keseluruhan ruang makan
Lain-lain Entrance hall & cloakroom : 40 %
Small dining room for lecturer or small parties : 20 %
(Sumber: Time Saver Standarts)
Tabel 5. Standar Ruang Makan
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Gambar 5: Dinning
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 36
Recreation and Social Activity (Tempat rekreasi dan aktivitas bersama)
Dalam merancang ruang rekreasi dan kegiatan social dibutuhkan kreativitas
dalam bentuk, ukuran, dan fasilitas dikarenakan sangat berperan dalam
terjadinya interaksi dan sosialisasi antar mahasiswa baik yang baru dan lama.
Ruang rekreasi di setiap lantai baik kecil maupun besar dibutuhkan untuk
mewadahi berbagai aktivitas mahasiswa. Pertimbangan perabot dan instalasi
listrik harus fleksibel untuk pertimbangan berbagai aktivitas mahasiswa.
Adapun beberapa ketentuan ukurang luas ruang berdasarkan persentasi dari
jumlah penghuni yaitu (Sumber: Time Saver Standarts):
• Common room (preferably extendible) : 20 – 120 %
• Occasionally small auditorium 20 %
• Rooms (three) for woman students: 10 %
• Rooms for group activities & students recreation 20 %
Cultural (Ruang Baca, Ruang Musik, Ruang Diskusi, dll)
Ruang yang disediakan dalam bangunan dan digunakan untuk memperkaya
ilmu / pengetahuan secara bersama
Committee room & reference library 30 m2
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 37
Circulation and Interrelation of space (sirkulasi)
Secara umum sirkulasi memiliki ukuran yang bervariasi, antara 7-25% dari
luas keseluruhan ruang dalam satu lantai. Adapun Lima perencanaan dasar
mengenai ruang sirkulasi:
o Koridor dengan ruang tidur di kedua sisinya (The Double-Loaded
Corridor), Ruang kamar yang berjajar dipisahkan oleh koridor sebesar
2,5m yang di salah satu ujungnya dilengkapi kelompok kamar mandi atau
kamar mandi terpusat, dan tangga di sisi satunya.
Gambar 6: The Double-Loaded Corridor
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 38
o Tipe perencanaan galeri (The Gallery Plan): variasi dari koridor dengan
ruang tidur di kedua sisinya namun memiliki pintu untuk menuju koridor.
Gambar 7: The Gallery Type
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
o Tipe Perluasan lorong (The
extended core plan): sistem
jajaran ruang tidur yang
ditengahnya terdapat koridor
dan ruang servise termasuk
kamar mandi, ruang
sanitasi,ruang mekanikal dan
elektrikal, serta tangga dan
elevator.
Gambar 8: The Extended Core Plan
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 39
o Rumah vertical (Vertical House):
rangkaian dari 4-8 ruang tidur dan
tiap kelompok tersebut memiliki
tangga dan kamar mandinya
sendiri, sehingga dapat
menciptakan perasaan seperti
rumah sendiri.
Gambar 9: Vertical House
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
o Tipe terpusat (Core Plan): biasanya digunakan dalam bangunan
bertingkat tinggi dengan kebutuhan sirkulasi vertical, tangga dan lift
terletak di pusat bangunan.
Gambar 10: Core Plan
(Sumber: De Chiara, J and John Callendar. (1990), Time Saver Standards for Building Types3rd
edition)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 40
Service and storage (Ruang Service dan Penyimpanan)
Ruang servis yang dimaksud adalah ruang maintenance bangunan dan ruang
mekanikal elektrikal, sedangkan storage adalah gudang penyimpanan bagi
masing-masing penghuni / mahasiswa. Diletakkan pada area terpisah dan
jauh dari tempat dengan sirkulasi yang ramai.Sebuah bangunan asrama
harus memenuhi beberapa fasilitas seperti:
o Ruang perawatan
o Ruang peralatan mekanikal dan elektrikal
o Ruang penampungan pembuangan dari ruang tidur mahasiswa seperti
ruang pengumpulan sampah.
Perawatan dari sistem elektrikan dan mekanikal yang efektif harus bisa
diakses tanpa mengganggu privasi dari mahasiswa, maka dari itu dibutuhkan
penempatan khusus untuk panel-panel elektrikal dan instalasi serta peralatan
untuk mewujudkannya.
Kamar Penjaga
Ruang administrasi
• Kantor manajemen : + 30 m2
• Kantor supervisor : 15 – 20 m2
• Ruang organisasi mahasiswa daerah : 1-2 rooms @ + 30 m2
• Ruang konsultasi : + 25 m2
Ruang Tambahan (fasilitas tambahan lain, seperti warnet, wartel, dll)
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 41
7. Penentuan Daya Tampung Tiap Kamar
Menurut Kumalasari dalam Kurniawan (2012). Dikemukakan bahwa Penentuan
daya tampung tiap kamar dapat didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
Privacy, ketenangan dan kenyamanan bagi penghuni terjaga dengan baik
Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan terhadap
perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan yang tidak pada tempatnya.
Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan
lingkungan sosial sekitarnya.
Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan pemakaian
luas lantai yang seoptimal mungkin.
Berdasarkan pertimbangan - pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar
dapat ditentukan sebagai berikut:
a) Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single room)
Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta
cara belajar individu yang lebih efisien.
Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang
dan biaya pemeliharaan tinggi.
b) Dalam 1 kamar dihuni 2-3 orang (double/triple room)
Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam
kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah.
Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi
terganggu.
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 42
c) Dalam 1 kamar dihuni 4 orang (four-student room)
Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya
pemeliharaan lebih murah,
Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang
efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan
menimbulkan perasaan kurang / tidak aman.
Beedasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan dalam tabel berikut:
Jumlah
Penghuni
dalam 1
Kamar
Privacy Kedisiplinan Kebersamaan Biaya
1 Orang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
2-3 Orang Sedang Sedang Sedang Sedang
4 Orang Rendah Rendah Tinggi Rendah
Tabel 6. Penentuan Daya Tampung
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 43
2.4.5. Rangkuman Kajian Literatur
Berikut adalah mengenai ringkasan kajian literatur yang digunakan untuk mengetahui
variable – variable yang dibahas didalamnya (lihat Tabel):
NO KAJIAN LITERATUR MENURUT AHLI VARIABEL - VARIABEL
1. Kajian
Bangunan
Asrama
Pengertian
Kamus
Bahasa
Indonesia
De Chiara
The
Enyclopedia
America
KH.
Dewantoro
Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang-orang yang bersifat homogeny.
Perumahan untuk mahasiswa merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Institusi Akademik. Hasrat untuk menyediakan ruang bagi mahasiswa yang mewadahi
kegiatan komputerisasi yang aktif, nyaman, dan adanya kesempatan bersosialisasi merupakan prioritas dari rencana Universitas dan Perguruan Tinggi.
Asrama yang dikenal dengan istilah Dorminotory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dorminotory merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan bangunan pendidikan,yang terbagi atas kamar tidur dan meja belajar bagi penghuninya..
Asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk pengajaran dan pendidikan.
2. Fungsi Perkampungan Mahasiswa Menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan pendidikan. Khususnya mahasiswa Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai penunjang kegiatan serta kelanjaran pembelajaran.
Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar mahasiswa.
3. Klasifikasi
Beradasarkan
Bentuk Hunian
Widiastuti, 1995 Room in private homes
Co-operative house
Dorminotory
Hostel
Apartement
Perkampungan Mahasiswa
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 44
4. Klasifikasi
Berdasarkan
Ketinggian
Bangunan
Paul, 1976
Maisonette
Low rise
Medium Rise
High Rise
5. Klasifikasi
Berdasarkan
Macam Penghuni
Widiastuti, 1995
1. Menurut jenis kelamin
a. Women student housing
b. Man student housing
c. Co – educatinal housing
2. Menurut Status Pernikahan
a. Married students housing
b. Unmarried students housing
3. Menurut Tingkat Pendidikan
a. Undergraduate students housing
b. Granduate students housing
c. Doctoral student housing
d. Campuran
6. Klasifikasi
Berdasarkan
Sirkulasi
Horisontal
Paul, 1976
Open Corridor/ Single Loaded Coridor/ Gallery Acces
Interior Coridor/ Double Loaded Corridor
Cengtered Corridor
7. Klasifikasi
Berdasarkan
status
Kepemilikan
Widiastuti, 1995
Milik Pemerintah Daerah
Milik Perguruan Tinggi
Milik Swasta atau Perorangan
8. Klasifikasi
Berdasarkan
Sistem
Pengelolaan
Kumalasari,1989
Self Contained
Komersial
Bersubsidi
9. Ukuran Daya
Tampung Ernerst
Neufert,1970
Asrama Kecil mampu menampung 30-50 tempat tidur
Asrama Sedang menampung 40-100 tempat tidur
Asrama Besar menampung 100-125 tempat tidur
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 45
Asrama Sangat besar menampung 250-600 tempat tidur
10. Aspek-Aspek
Perilaku Deasy dan
Lasswell, 1985
Keselamatan Pribadi (Personal Safety)
Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni
asrama
Privacy
Pembentukan Kelompok (Friendship)
8. Kegiatan
Mahasiswa Time Saver
Standarts
Belajar
Beristirahat
Bersosialisasi
Kultural
9.. Konfigurasi
Ruang Tidur
Ruang Tunggal/Single Rooms
Ruang ganda terpisah/Split Double Rooms
Ruang ganda bersama/Double Rooms
Ruang ganda tiga/Triple Rooms
Ruang ganda empat/Four-Student Rooms
Suites
10. Definisi Standar
Luas Ruang Tidur
Minimal
Optimal
General
11.. Standar Luas
Ruang Tidur Time Saver
Standarts
Ruang Tunggal/Single Rooms
Minimal: 8, 5 m2
Optimal : 10 m2
General : 11 m2
Ruang Ganda/Doubel rooms, tanpa tempat tidur susun:
Minimal : 16 m2
Optimal : 20,5 m2
General : 22 m2
Ruang Ganda/Doubel rooms, dengan tempat tidur susun:
Minimal : 13 sq feet
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 46
Optimal : 15 sq feet
General : 17 sq feet
12. Fasilitas Asrama
Time Saver
Standarts
Student room (ruang kamar mahasiswa)
Bathing (Toilet/KM/WC)
Dining (ruang makan)
Recreation and Social Activity (Tempat rekreasi dan aktivitas
bersama)
Cultural (Ruang Baca, Ruang Musik, Ruang Diskusi, dll)
Circulation and Interrelation of space (sirkulasi)
Service and storage (Ruang Service dan Penyimpanan)
Kamar Penjaga
Ruang administrasi
Ruang Tambahan (fasilitas tambahan lain, seperti warnet,
wartel, dll)
(Sumber: Hasil Analisa 2014)
Tabel 7. Rangkuman Kajian Literatur
Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
Desain Gedung Student Housing UMB Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 47
2.5. Studi Kasus
2.5.1. Studi Kasus Bangunan Asrama
Gambar 11: Studi Bangunan Asrama