Download - BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian sebelumnya dilakukan Yoyon Supriyadi (2011) penelitian
ini meneliti pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada PT Timah Tbk dan
PT. Antam, Tbk. Menggunakan metode analisis regresi linier hasil
menunjukan modal kerja terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang positif.
Dalam penelitian ini persamaannya yaitu sama pada membahas
mengenai modal kerja dan di ukur menggunakan likuiditas. Yang
membedakan yaitu pada objeknya saja yang penelitian terdahulu
menggunakana study kasus. Selain itu variabel bebas penelitian terdahulu
melihat berapa cepat perpuataranya sedangkan pada penelitian ini variabel
bebasnya murni elemen modal kerja.
Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Noer Chakiki (2016).
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang, dan
perputaran modal kerja terhadap likuiditas perusahaan consumer Goods yang
terdaftar di BEI. Data dianalisis secara dengan menggunakan uji regresi linier
berganda, serta pengujian hipotesis menggunakan T test dan F test.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi parsial diketahui bahwa variabel
independent yang mempunyai pengaruh signifikan dominan adalah variabel
perputaran modal kerja, karena mempunyai determinasi parsial paling besar.
Penelitian ini sama-sama variabel terikatnya yaitu likuiditas dan sama
berbicara masalah modal kerja. Yang membedakan yaitu pada penelitian
9
dahulu menggunakan perputaran sedangkan pada penelitian ini murni
elemen modal kerja.
Penelitian sebelumnya selanjutnya dilakukan oleh Ratna Dewi (2016).
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh dari perputaran total aset,
perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang
terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI periode 2011-2014. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Hasil dari penelitian ini bahwa perputaran total aset, perpuataran
modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara silmutan
berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya perpuataran
piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh sedangkan perputaran
total aset dan perpuataran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas.
Peneliti terdahulu sama-sama variabel bebasnya mengenai elemen
modal kerja. Yang membedakan pada peneliti terdahulu yang dilihat
perputaran jadi tingkat efesiensi. Sedangkan pada penelitian ini yang dilihat
elemen modal kerja murni. Sedangkan pada variabel terikatnya sama-sama
menggunakan likuiditas.
Penelitian dilakukan Akhmad Fanny Farhan (2005). Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perputaran modal kerja
terhadap Likuiditas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
Dalam penelitian menggunakan metode analisis regresi linier, analisis
10
analisis historis dan uji t-Test. Hasil penelitian bahwa perputaran modal kerja
tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
Yang membedakan pada penelitian terdahulu dengan penelitian ini
yaitu menggunakan perputaran modal kerja aja sedangkan penelitian ini tiga
elemen modal kerja. Variabel terikat yang sebagai pengukur juga pada
peneliti terdahulu dengan penelitian ini sama-sama mengukur dengan
likuiditas. Persamaan peneliti terdahulu dengan penelitian ini yaitu sama-
sama berbicara modal kerja dan menggunakan elemen modal kerja sebagai
variabel bebasnya.
B. Teori dan Kajian Pustaka
Suatu perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat
menjalankan usahanya seperti operasionalnya setiap harinya mulai dari
pembayaran gaji karyawan, pembelian bahan baku, pembelian mesin dan
lain-lain. Dimana dana yang dikeluarkan itu bermaksud untuk dapat kembali
lebih besar dan kembali lagi perusahaan untuk jangka waktu lebih pendek
melalui kegiatan produksi barang tersebut.
1. Pengertian Modal Kerja
Terdapat beberapa pendapat mengenai modal kerja, antara lain
sebagai berikut: Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk
melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai
investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-suarat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar
11
(Kasmir,2012: 250). (Jumingan,2005: 66) terdapat dua definisi modal kerja
yang lazim digunakan, yakni :
a) Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka
pendek. Kelebihan ini disebut sebagai modal kerja bersih. Kelebihan
ini merupakan jumlah aktiva lancar yang berasal dari utangjangka
panjang dan modal sendiri.
b) Modal kerja adalah jumlah dari aktiva lancar. Jumlah ini merupakan
modal kerja bruto.
(Munawir,2010:114) ada 3 konsep modal kerja yang umum
digunakaan, yaitu :
1) Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada kuantitas yang diperlakukan
untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya
yang bersifat rutin atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia
untuk tujuan operasi jangka penpek. Dalam konsep ini menganggap bahwa
modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).
2) Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam
konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap
hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar
yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun para pemilik
perusahaan.
12
3) Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam
rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya
akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok
perusahaan, tetapi tidak semua dana yang digunakan untuk menghasilkan
laba periode ini (curent income) ada sebagian dana yang akan digunakan
untuk memperoleh laba di masa yanag akan datang.
(Wachowicz,2013:250) menyatakan bahwa terdapat dua konsep
utama modal kerja yaitu
a) Modal kerja netto ( modal kerja bersih )
Perbedaan nilai uang antara aset lancar dan liabilitas jangka
pendek. Modal kerja netto dapat dihitung dengan cara aset lancar
dikurangi liabilitas jangka pendek.
b) Modal kerja bruto ( modal kerja kotor )
Investasi perusahaan dalam aset lancar ( seperti kas dan sekuritas
yang dapat diperjual belikan, piutang dan persediaan ) Modal kerja bruto
dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh aktiva lancar. Berdasarkan
pengertian diatas maka yang dimaksud modal kerja adalah jumlah
keseluruhan dari aktiva lancar yang dipergunakan untuk membiayai atau
menutupi kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan.
13
2. Jenis-jenis modal kerja
Mengenai jenis-jenis modal kerja, (Riyanto,2001:61) mengutib dari
W.B.Taylor, menggolongkan kedalam :
a) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain
modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan kedalam :
1) Modal kerja primer yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada
pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
2) Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian normal disini
adalah dalam artian yang dinamis.
b) Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan anatara lain:
1) Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah disebabkan karena fluktuasi musim
2) Modal kerja silis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
3) Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah
karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
3. Sumber dan Penggunaan Modal
Sumber (kenaikan) dan penggunaan (penurunan) modal kerja
dilakukan untuk mengetahui bagaimana modal kerja tersebut digunakan dan
14
dibelanjakan oleh suatu perusahaan. Sumber-sumber modal kerja
(Riyanto,2001:353) adalah sebagai berikut :
a Berkurangnya aktiva tetap
b Bertambahnya utang jangka panjang
c Bertambahnya modal
d Adanya keuntungan dari operasinya perusahaan
Sumber-sumber modal kerja menurut (Munawir,2000;119) adalah
sebagai berikut:
1) Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah
minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berbelanja
dengan lanacar tanpa kesulitan keuanagan.
2) Jumlah moodal kerja yang variabel yang jumalhnya tergantung
pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan diluar aktivitas
yang biasa.
4. Komponen Modal kerja
Menganalisis modal kerja maka harus diketahui hal apa saja yang
masuk kedalam komponen modal kerja. Modal kerja diartikan sebagai
investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek,
seperti kas, bank, surat-suarat berharga, piutang, persediaan dan aktiva
lancar (Kasmir,2012: 250).
Pendapat syafarudin di perkuat dengan pengertian modal kerja
menurut J. Fred dan Thomas yang di terjemahkan (Ronbinson,1996:327)
menyatakan, modal kerja adalah investasi perusahaan berupa uang tunai,
15
surat berharga, piutang, persediaan, di kurangi kewajiban lancar yang
digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
Modal kerja yaitu ada dua pengertian modal kerja, yang pertama
gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar, dan net working
capital adalah aktiva lancar di kurangi dengan hutang lancar
(Sartono,2001:385).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komponen modal
kerja itu berupa aktiva lancar dan komponen pembentuk ativa lancar
berupa kas, piutang, surat berharga dan persediaan.
a. Kas
Kas adalaha uang tunai atau alat pembayaran lainya yang
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. uang tunai yang
digunakan berupa uang logam, uang kertas, chek. Wesel-wesel bank,
money order dan lain-lainoleh bank dapat diterima sebagai deposit dan
demend deposit pada bank.
b. Piutang
Piutang yaitu penjualan yang dilakukan secara kredit kepada
pembeli dengan ketentuan jatuh tempo yang telah disepakati oleh pembelli
dan penjual. Penjualan secara kredit dilakukan untuk bisa bersaing
dipsaran dengan cara mempermudah pembeli dengan cara kredit.
16
c. Surat berharga
Surat berharga yaitu surat-surat yang bisa di jual untuk menjadi
uang kas. perusahaan memiliki sekuritas ini adalah untuk menjaga
likuditas perusahaan dan memperoleh pendapatan dari investasi tersebut.
Jadi sekuritas merupakan investasi perusahaan bentuk surat berharga yang
terdiri dari saham, obligasi dengan jangka waktu maksimal satu tahun.
d. Persediaan
Persediaan merupakan suatu barang yang dibeli untuk di jual
kembali yang masih pada saat menyusun neraca. Untuk perusahaan
industri yang mengelola bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga
persedian yakni: persediaan bahan dasar, persediaan barang dalam proses
dan persediaan barang jadi.
5. Likuiditas
Likuiditas merupakan indikator yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
(Wild, 2005:184) Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek.
(Munawir,2001:71) menyatakan bahwa likuiditas adalah menunjukan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keungannya
yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan disaat ditagih.
17
(Riyanto,2001:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi.
Suatu perusahaan yang mampu memenuhi semua kewajibanya
terpenuhi, perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya peusahaan yang
tidak mampu memenuhi kewajibanya dalam jatuh tempo, perusahaan
tersebut ilikuid.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas
adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiaban jangka
pendek harus terpenuhi saat jatuh tempo.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuditas
(Syafrida,2015:121) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi likuiditas adalah unsur pembentuk likuiditas itu sendiri
yakni bagian dari aktiva lancar dan kewajiban lancar, termasuk perputaran
kas, dan arus kas operasi, ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh
(growth opportunities), keragaman arus kas operasi, rasio utang atau
struktur utang.
(Jumingan,2014:124) menyatakan bahwa analisis current rasio
harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
a. distribusi dari pos-pos aktiva lancar.
b. Data tren dari aktiva lancar dan utang jangka pendek untuk jangka
waktu 5 atau10 tahun.
18
c. syarat kredit yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaan dalam
pengembalian barang, dan syarat kredit yang diberikan perusahaan
kepada langganan dalam penjualan barang.
d. nilai sekarang atau nilai pasar atau nilai ganti dari barang dagangan dan
tingkat pengumpulan piutang.
e. kemungkinan adanya perubahan nilai aktiva lancar.
f. perusabahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan
sekarang dan yang akan datang.
g. besar kecilnya kebutuhan modal kerja untuk tahun mendatang.
Menurut Subramanyam (2011: 239) likuiditas mengacu pada
ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek. Komponen-kompone yang mempengaruhi likuiditas
sebagai berikut :
1. kas adalahah aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito
dana, money orders, dan cek.
2. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek
yang siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo sehingga
risiko perubahan harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga
yang hanya minimal.
Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas menjadi
berbagai aset seperti persediaan yang digunakan untuk menghasilkan
piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas
kembali ke perusahaan melalui proses penagihan yang memungkinkan
19
dimulainya siklus operasi baru. Kas yang di dapat dari penjualan
persediaan secara kredit dan diterima setelah jatuh tempo maka akan di
gunakan untuk pembayaran hutang dan beban lainya selama operasi
perusahaan berlangsung.
7. Rasio Likuiitas
(James,2013:167) menyatakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka
pendeknya. Riyanto (2001:331) rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang
dimaksu untuk mengukur likuiditas perusahaan.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Current ratio merupakan ratio yang paling umum
digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja perusahaan dan juga
merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuanganya.
(Syamsuddin,2004) current ratio merupakan alat untuk menghitung
seberapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya
dengan aktiva lancar yang tersedia. Selain itu, current ratio menunjukan
likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar
terhadap hutang lancar atau hutang jangka pendek. Current dapat di
rumuskan seperti berikut :
20
A. KERANGKA FIKIR
Berdasarkan masalah yang ada, maka sesuai dengan teori bahwa
pembentuk dari modal kerja (likuiditas) tiga elemen modal yang di gunakan.
Sehingga dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh tiga elemen modal
kerja terhadap likuiditas secara sistematis pada gambar berikut:
Gambar : 1 kerangka pikir Pengaruh Elemen Modal Kerja terhadap Likuiditas.
B. HIPOTESIS
Berdasarkan paradigma penelitian kuantitatif , hipotesis merupakan
jawaban atas masalah penelitian yang secara rasional di deduksi dari teori
(Indriantoro, 2013:191). Tujuan peneliti dapat menduga sementara sesuai
dengan jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis
didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan dianalisis.
Penelitian sebelumnya dilakukan Yoyon Supriyadi (2011) penelitian
ini meneliti pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada PT Timah Tbk dan
X1
Kas
X2
Piutang
X3
Persediaan
Y1
likuditas
21
PT. Antam, Tbk. Menggunakan metode analisis regresi linier hasil
menunjukan modal kerja terhadap likuiditas memiliki pengaruh yang positif
H1 : Elemen Modal Kerja berpengaruh terhadap Likuditas.
Penelitian sebelumnya selanjutnya dilakukan oleh Ratna Dewi (2016). Secara
parsial hanya perpuataran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh
sedangkan perputaran total aset dan perpuataran modal kerja tidak berpengaruh
terhadap likuiditas. Selain itu persediaan yang menimbulkan piutang atas dasar
penjualan barang secara kredit sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Dengan
dukungan penelitian terdahulu maka dapat diambil hipotesis.
H2 : Persediaan berpengaruh positif terhadap likuid