5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen proyek
Delihat dari studi manajemen, bahwa manajemen proyek adalah suatu,
mengorganisasikan, merencanakan, mengendalikan dan mengarahkan yang
bertujuan supaya mencapai tujuan yang ditentukan dari pelaksanaan sebuah proyek.
Dalam penggerjaan di lapangan, setiap proyek yang dikerjakan sering dijumpai
sebuah kendala – kendala atau masalah yang sifatnya dapat mempengaruhi dalam
penggerjaannya. Ada batasan-batasan dalam sebuah proyek untuk mencapai tujuan
dan sasaran sebuah proyek yang sudah direcanakn yaitu Tripel Constraint yaitu
waktu, mutu, dan biaya. Tripel Constraint sangat penting untuk menjaga
keseimbangnya yang mempunyai menggaruh dalam menentukan keberhasilan dari
pelaksanaan proyek. Bila Tripel Constraint waktu, mutu, dan biaya menggalami
perubahan pada salah satu faktor tersebut akan mempengaruhi faktor yang lainnya.
Karena itu diperlukan adanya pengontrolan dan pengaturan yang tepat, sehingga
dapat mencapai tujuan yang sudah direncanakan, yaitu dengan manajemen proyek.
Dalam Manajemen Proyek meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Perencanaan
Kegiatan ini meliputi mendefinisikan proyek, pengorganisasian tim, dan
menentukan sasaran.
2) Penjadwalan
Kegiatan ini meliputi SDM, uang dan material.
3) Pengendalian
Kegiatan ini meliputi mengawasi, kualitas, biaya, dan anggaran.
2.2 Perencanaan Biaya Anggaran Proyek
2.2.1 Perkiraan Biaya Proyek
Tahap pertama dalam perencanaan sebuah proyek adalah Perkiraan biaya
proyek dalam Perencanaan perkiraan Biaya Anggaran Proyek, kegiatan Perkiraan
6
biaya proyek diperlukan supaya kita dapat mengetahui berapa biaya yang harus
dikeluarkan dalam membangun sebuah proyek tersebut. Perkiraan biaya proyek
mempunyai fungsi untuk, merencanakan sumber daya, yang meliputi tenaga kerja,
material, peralatan dan waktu. Perkiraan biaya anggaran proyek merupakan factor
penting untuk owner/pemilik dalam menentukan dari kelayakan investasi sebuah
proyek. Untuk kontraktor sebagai pelaksana proyek, perkiraan biaya anggaran
proyek adalah untuk mengetahui keuntungan yang didapat dari pelaksanaan
proyek, dan untuk konsultan, perkiraan biaya anggaran proyek pedoman yang akan
diajukan kepemilik proyek untuk perencanaan jumlah biaya yang tepat dari biaya
yang diusulkan. Dalam proyek konstruksi di perlukan sebuah sumber daya yang
berperngaru terhadap keuangan dan pendapatan dari pengerjaan proye, seperti
tenaga kerja, peralatan, dan material.
2.2.2 Komponen Biaya Proyek
Dalam pembangunan proyek besar biaya dan modal yang harus dikelompokan
mejadi dua yaitu, modal kerja dan modal tetap, pengelompokan ini bertujuan untuk
pengkajian dari aspek ekonomi dan pendanaan. dengan demikian biaya proyek atau
investasi = modal kerja + modal tetep.
A. Modal Tetap
Modal tetap adalah biaya proyek yang digunakan dalam membangun untuk
menghasikan sebuah proyek yang direncanakan, yang dimana didalam modal tetap
terdapat biaya dari setiap kegiatan proyek dari yang paling awal mulai studi
kelayakan, desain, pengadaan, pabrikasi, kontruksi hingga selesai dan dapat
digunakan. Modal tetap terbagi menjadi mejadi 2 bagian, yaitu.
1. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung merupakan sebuah biaya digunakan untuk keperluaan
supervisor, manajemen, pembelian material, dan pengadaan proyek yang tidak
akan menjadi produk permanen, akan tetapi bembiayan itu diperlukan untuk
pembangunan dalam proyek tersebut. diantara sebagai berikut :
Gaji tetap pekerja dan tunjangan pekerja.
7
Biaya dalam menjalankan kendaraan, alat berat atau peralatan konstruksi. Juga
termasuk biaya untuk pembelian bahan bakar, pemeliharaan, pembelian suku
cadang dan pelumas.
Pembuatan bangunan untuk sementara, yang Termasuk juga perumahan darurat
untuk tenaga kerja, pengadaan listrik, air, dan lai-lain.
Keuntungan atau laba.
Didalam kontrak kerja direkomendasikan keuntungan yang diperoleh
kontraktor yang pada umumnya 10%. Akan Tetapi keuntungan kontraktor dapat
berubah tergantung pada besar kecilnya resiko dari pekerjaan yang dilakukan,
semakin tinggi resiko yang dihadapi semakin besar juga keuntungan yang
diperoleh. Keuntungan yang di inginkan dipengaruhi dari efesiensi /
memaxsimalkan dengan tidak mengurangi spesifikasi, kualitas, dan waktu
pelaksanaan proyek yang telah di tentukan.
Biaya Overhead dan pajak.
Dalam biaya ini meliputi biaya operasi perusahaan, seperti biaya sewa kantor,
biaya pemasaran, dan biaya untuk pembayaran pajak yang diharuskan untuk
pembangunan sebuah proyek.
2. Biaya Langsung
Biaya langsung sebuah biaya yang diperlukan untuk kegiatan dalam pengerjaan
proyek konstruksi akan tetapi tidak ada hubungan langsung dengan kegiatan
bersangkutan. Dalam penggerjaan dari awal sampai akhir penggerjaan proyek
konstruksi, jika dalam penggerjaan proyek mengalami kemunduran atau tidak
sesuai dengan rencana yang ditentukan, akan berdampak pada biaya langsung
yang akan semakin bertambah besar, yang dapat menggurangi keuntungan yang
direncanakan oleh kontrakor dan dalam kondisi terburuknya kontrakor
mengalami kerugian. Pengerjaan yang ada didalam biaya langsung sebagai
berikut :
Penyiapan lahan. Didalam pekerajaan ini ada grubbing, clearing, menimbun,
memotong tanah, membuat pagar, jembatan, jalan dan lain-lain.
Pengadaan peralatan utama. Sebelumnya dalam pengadaan peralatan untuk
penggerjaan proyek kontruksi perlu dilakukan pertimbangan atau analisa untuk
8
membeli atau menyewa alat tersebut. Pengadaan peralata yang tidak tepat akan
berdampak juga terhadap biaya proyek.
Biaya memasang atau merakitan peralatan utama seperti pondasi, struktur,
penyangga, isolasi dan pengecetan.
Pembebasan tanah. Pembebasan tanah biasanya dimasukan pada biaya langsung.
B. Modal Kerja
Modal kerja adalah biaya yang digunakan untuk menutupi kebutuhan pelaksanaan
pada awal pembagunan, yang antara lain :
Pembelian material, bahan kimia, minyak pelumas dan beberapa bahan untuk
operasional awal pembangunan.
Biaya persediaan. Adalah biaya untuk membeli bahan mentah dan upah para
pekerja pada saat operasional awal pembangunan.
Biaya untuk pembelian berbagai suku cadang yang diperlukan untuk operasional
selama satu tahun.
Total investasi kurang lebih 5 - 10 % jumlah modal kerja.
2.3. Perencanaan Tenaga Kerja ( SDM )
Tenaga kerja atau manusia berperan penting dalam keberhasilan sebuah
pembanggunan proyek. Tenaga kerja atau manusia di haruskan mempunyai
keahlian, keterampilan, dan kualifikasi sesuai yang dibutuhan dalam mencapai
keberhasilan sebuah pelaksaanaan proyek. Dalam perencanaan tenaga kerja atau
manusia (SDM) yang ada dalam sebuah proyek ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam perencanaanya.
Faktor faktor yang menjadi pertimbangkan saat perencanaan tenaga kerja
atau manusia (SDM) adalah :
a) Berapa banyak tenaga kerja atau manusia (SDM) yang diperlukan.
b) Jumlah tenaga kerja atau manusia (SDM) tidak tetep dan tetep.
c) Produktivitas dalam pengerjaan.
d) Pekerjaan.yang dipilih dan biayanya
9
2.4 Produktivitas
2.4.1 Pengertian Produktivitas
Produktivitas merupankan tolak ukur dari pemanfaatan tenaga kerja atau
manusia (SDM) dan sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan
pembanguna proyek dengan sebaik mungkin. Beberapa unsur-unsur yang ada
pada produktivitas yaitu :
1. Kualitas adalah suatu tolak ukur dari seberapa spesifikasi dan harapan
konsumen yang telah dipenuhi dalam pelakasanaan proyek.
2. Efisiensi adalah suatu tolak ukur dari membandingkan penggunaan
Besarnya suber atau biaya yang direncanakan untuk mencapai hasil yang
dingginkan.
3. Efektivitas adalah suatu tolak ukur dari tercapainya suatu target secara
tepat dapat tercapai dari keberhasilanya.
Dari Produktivitas yang baik akan medapatkan :
1. Keuntungan bagi kontraktor, investor, dan pemegang saham.
2. Mendapatkan hasil yang berkualitas dan sesuai yang direncanakan bagi
konsumen.
3. Penghasilan dan Pekerjaan untuk para tenaga pekerja (SDM).
Dengan demikian produktivitas merupakan perbandingan diantara
penggeluaran (output) dengan pemasukan (input), yang mempunyai rumus
seperti berikut :
Produktivitas = Output
Input
Berdasarkan rumus produktivitas yang ada diatas dapat di simpulkan sebagai
berikut :
1. Produktivitas dapat naik jika input tetap, output naik.
2. Produktivitas dapat naik jika input turun, output tetap.
3. Produktivitas dapat naik jika input turun, output naik.
4. Produktivitas dapat naik jika input turun, output turun tapi penurunan
output lebih kecil dari input.
5. Produktivitas dapat naik jika input naik, output naik tapi output
mengalami kenaikan dari input.
10
2.4.2 Faktor Yang berpenggaruh pada Produktivitas
Beberapa faktor yang dapat berpenggaruh dapa produktivitas. Ervianto
(2005) menyatak ada empat kategori utama yang berpenggaruh produktivitas
proyek, yaitu:
1. Lingkungan kerja, yang terdiri: partisipasi, lingkungan fisik, latihan kerja,
keselamatan kerja, kualitas pengawasan, keamanan kerja.
2. Faktor manusia, yang terdiri: gaji pekerja, pembagian keuntungan,
kepuasan kerja, hubungan antar atasan dan pekerja.
3. Manajemen lapangan, yang terdiri: penjadwalan dan perencanaan,
manajemen SDM, keadaan lapangan, komunikasi lapangan, material,
peralatan.
4. Metode dan teknologi, yang terdiri: perencanaan desain, pelaksanaan
konstruksi, urutan pekerjaan.
Beberapa Variabel yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas tenaga
kerja Menurut Iman Soeharto (1995:163-169) :
1. Supervisi, perencanaan, dan koordinasi
2. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu
3. Ukuran besar proyek
4. Kerja lembur
5. Komposisi kelompok kerja
· Perbandingan antara jam orang kekerja dan yang dipimpinnya.
· Perbandingan antara jam orang untuk sikap kedisiplin kerja.
6. Pekerja langsung dan subkontraktor
7. Kepadatan pekerja
8. Kurva pengalaman kerja
2.5 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan iyalah suatu kegiatan perencanaa dan sebuah pengontrolan
waktu yang sudah ditetepkan atau direcanakan dalam pelaksanakan sebuah
pekerjaan yang bertujuan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan tercapaila hasil
11
optimal. Penjadwalan sebuah proyek merupakan aspek yang penting dan
memepunyai pengaruh tehadap tingkat keberhasilan dari pembangunan sebuah
proyek konstruksi yang di laksanakan. Dari penjadwalan proyek yang baik dan tepat
didalamnya ada beberapa informasi yang dapat dilihat seperti jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal tenaga kerja , biaya, material, dan peralatan. Terdapat
juga informasi durasi proyek yang berlangsung,yang dapat di gunakan kontraktor
untuk mengetahui waktu penyelesaian dari sebuah proyek.
2.4.1 Metode Gantt Chart
Metode penjadwalan yang sering digunakan dalam perencanaan proyek
adalah Barchart yang disebut juga diagram batang atau juga bagan balok.
Barchart iyalah kumpulan dari aktivitas atau kegiatan yang dimasukan dalam
sebuah kolom vertikal, untuk waktu diletakan pada garis horizontal. Dalam
barchart untuk menunjukan waktu dari mulai sampai selesai untuk suatu
kegiatan serta durasi pengerjaan ditunjukan mengunakan balok balok horizontal
pada bagian sisi sebelah kanan aktivitas. Perkiraan waktu mulai dan selesai dapat
ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian atas bagan. callahan 1992
menyebutkan bahwah untuk mengetahui durasi dari kegiatan atau aktivitas
dengan panjang dari balok.
Barchart di buat oleh Henry L. Gant pada waktu perang dunia I, karena itu
sering juga di sebut Gantchart. Barchart merupakan teknik dari penjadwalan
konstruksi. Di karenakan barchart mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai bentuk yang mudah untuk dimengerti.
2. Pembuatan dan persiapanya yang mudah.
3. Kita kurva S digabungkan dalam metode ini, bias digunakan untuk
pengendalian biaya kontruksi.
Menurut callahan 1992, penggunaan metode bagan balok juga terbatas
karena hal - hal berikut.
1. Sanagat sulit untuk memperbarui atau memperbaiki dikarenakan harus
membuat bagan yang balok baru.
12
2. Dalam Barchart Tidak memperlihatkan hubungan ketergantungan pada
kegiatan satu dengan kegiatan yang lain secara spesifik, karena itu sulit untuk
melihat akibat atau dampak untuk jadwal keseluruhan proyek dari
keterlambatan satu kegiatan.
3. Penjadwalan menggunakan barchart hanya bisa digunakan untuk sebuah
proyek yang kegiatannya tidak lebih dari 100 kegitan.
Gambar 2.1: Contoh Metode bagan balok ( Bar chart )
2.5.2 Kurva S
Kurva S iyalah sebuah pengendaliaan dan Perencanaan biaya dan di
gunakan untuk pembuantan arus kas ( cash flow ). Kurva S merupakan hasil yang
di dapat dari Barchat, yang di gambarkan dengan grafik sumbu vertical untuk
nilai dari kumulatif biaya atau penyelesaian proyek dan sumbu horizontal untuk
waktu. Kurva S ditujukan supaya dapat melihat dari urutan kegiatan – kegiatan
yang dikerjakan untuk pengamatan dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dalam
kurva s dapat juga melihat dari kemampuan proyek, waktu yang di butukan dan
bobot dari sebuah pekerjaan yang persentase secara kumulatif dari semua
kegiatan proyek.
13
Berdasarkan pengertian diatas, bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa kurva s
digunakan sebagai berikut :
1. Kurva s digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan pengeluran dari biaya
pelaksanaan sebuah proyek.
2. Kurva s digunakan untuk menganalisis kemajuan dari keseluruhan proyek.
3. Kurva s digunakan untuk kontrol dari masalah atau penyimpangan pada
proyek dan dapat di ketahui dengan melihat dari kurva s actual yang di
bandingkan dengan kurva s rencana.
Gambar 2.2. Kurva S atau Hannum Curve
2.5.3 Metode Networking (Jaringan Kerja)
Jaringan kerja sebuah penggambaran dari suatu diagram yang mulai dari
urutan, hubungan dan ketergantungan dari semua kegiatan dalam pengerjaan
sebuah proyek yang harus dipenuhi. Dalam jaringan kerja tercantung kegitan atau
aktivitas dari pelaksanaan proyek, tahap – tahap dari kegiatan proyek yang
dikerjakan, penggaruh antar kegiatan satu dengan kegiatan lain. Jaringan kerja
dapat dibilang sebagai suatu metode penyempuraan dari metode bagan balok atau
14
Barchart, dikarenakan dalam jaringan kerja mempunyai beberapa informasi seperti
berikut :
Waktu dalam penyelesaian sebuah proyek.
Melihatkan kegiatan yang kritis dan berhubungan penting untuk
penyelesaian sebuah proyek.
Jika terjadi suatu kelambatan pada kegiatan proyek tertentu, dapat di
lihat pengaruhnya terhadap jadwal proyek selesai.
Jaringan kerja juga berguna untuk :
Membuat penjadwalan paling ekonomis.
Membuat urutan kegiatan dalam proyek yang ketergantungan yang
bersifat kompleks.
Untuk penelitian yang saya kerjakan ini, saya menggunakan metode Diagram
Precedence atau PDM yang saya gunakan untuk membuat jaringan kerja dan untuk
melihat lintasan kritis dari kegiatan sebuah proyek konstruksi.
2.5.4 Metode Diagram Precedence atau PDM
Metode Diagram Precedence atau PDM sebuah jaringan kerja yang
termasuk dalam klarifikasi teknik penjadwalan Network Planning atau AON
(activity on node). Metode diagram precedence atau PDM berbeda dengan
diagram panah yang cenderung pada kegiatan, karena dalam metode diagram
precedence atau PDM cenderung kegiatan pada sebuah node - node. Metode
diagram precedence atau PDM memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
a . Dalam Metode diagram precedence atau PDM garis menunjukan sebagai
hubungan yang saling bersangkutan.
b. Dalam Metode diagram precedence atau PDM kegiatan – kegiatan
digambarkan dengan node, kotak (block) dan persegi panjang.
Dalam pembuatan diagram metode diagram precedence atau PDM suatu
kegiatan atau aktivitas digambarkan dengan node berbentuk kotak (block) dan
persegi panjang yang di dalam setiap node mempunyai informasi dari hal – hal
sebagai berikut :
15
1. Waktu atau durasi.
2. Nomor urut suatu aktivitas.
3. Deskripsi aktivitas.
4. LF, ES, LS, EF.
5. Float yang sedang di lakukan.
Gambar 2.3 : Node dari block
Yang dimana :
EF : Berakhir paling awal ( Earliest Finish )
LF : Berakhir paling lambat ( Latest Finish)
LS: Mulai paling lambat (Latest Start)
ES: Mulai paling awal ( Earliest Start)
1. Perhitungan maju dan mundur pada Metode PDM
Pada metode PDM juga terdapat perhitungan maju dan mundur yang
Sama seperti dengan metode penjadwalan jaringan kerja AOA, yang
digunakan untuk menghitung waktu atau lamanya dari sebuah kerja proyek.
16
(Imam Soeharto, 1997) menyatan pada metode PDM perhitungan maju dan
mundur dijelaskan sebagai berikut :
A. Perhitungan maju pada PDM
Pembuatan perhitungan maju dengan dijumblahkan mulai dari kiri ke kanan.
Sebagai contoh berapakah ES dari kegiatan akan mulai atau berakhir.
Perhitungan maju pada PDM bertujuan untuk menentukan waktu kapan mulai
paling awal. Dalam Perhitungan maju pada PDM mempunyai ketentuan
sebagai berikut :
1. EF (berakhir paling awal) hasil dari ES (mulai paling awal) + D.
2. Aktivitas dan angka terkecil pada ES adalah nol.
3. Nilai ES adalah hasil dari penambahan kegiatan atau lag anak panah nilai
EF dengan kegiatan sebelumnya dan mempunyai hubungan yang logis
antara kegiatan.
B. Perhitungan mundur pada PDM
Pembuatan perhitungan mundur dengancara dikurangi durasi dari sebelah
kanan ke kiri diagram. Saat menghitungan mundur, kotak dari LS dan LF akan
terisi. dalam perhitungan mundur terdapat langka-langka sebagai berikut :
1. LS adalah hasil dari LF dikurangi durasi suatu kegiatan.
2. Nilai durasi proyek terbesar mungkin terdapat pada LS atau LF.
3. Pada kegiatan sebelum nilai LF didapat dari pengurangaan nilai LS
terhadap lag anak panah kegiatan.
2.6 Lintasan kritis
Lintasan kritis semuah lintasan yang menentukan dari penyelesaian
keseluruhan proyek. lintasan kritis PDM dan jaringan kerja AOA memiliki sifat
yang sama. Pembuatan atau penggambaran lintasan kritis digunakan untuk
menggetahui :
a. Jika pekerjaan pada lintasan kritis terjadi penundaan, maka berdampak untuk
seluruh proyek dalam penyelesaiannya.
b. Mempercepat pekerjaan pada lintasan kritis berdampak dalm
penyelesaiannya proyek.
17
c. Mengetahui pekerjaan - pekerjaan yang perlu diketatkan di lintasan kritis.
Perlunya pengawasan di setiap pekerjaan di lintasan kritis karena dari setiap
pekerjaan di lintasan kritis saling berhubungan yang sangat berpengaruh
besar dalam kelancaran penyelesaian proyek..
d. Pada pekerjaan - pekerjaan yang tidak ada di lintasan kritis mempunyai
kelonggaran waktu (Time Slack) pada pekerjaanya, yang memungkinkan
untuk mefisiensikan sumber daya ke pekerjaan di lintasan kritis.
2.7. Analisa Time Cost Trade Off (TCTO)
Analisa Time Cost Trade Off (TCTO) sebuah metode analisa untuk
mengatasi keterlambatan dengan cara biaya yang ditukar dengan waktu, yang
dimana waktu penyelesaian dari sebuah pekerjaan dapat dipersingkat dengan
penambahan biayanya. Persingkat waktu dalam pembahasan ini dengan cara
penambahan jam kerja. untuk definisikan hubungan antara waktu dan biaya pada
suatu kegiatan sebagai berikut :
1. Biaya normal adalah biaya perencanaan awal yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu kegiatan dengan waktu perencanaan awal.
2. Kurun waktu dipersingkat adalah waktu penyelesaian yang dipersingkat
bertujuan untuk menyelesaikan sebuah kegiatan.
3. Kurun waktu normal adalah waktu yang di perencanaan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan, dengan lebih efisien, seperti mencari
sumber daya yang lebih baik dan bagus.
4. Biaya untuk waktu dipersingkat adalah biaya yang dikeluarkan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dipersingkat waktunya.
Dalam manajemen biaya merupakan hal yang penting, dikarenakan bagi
kontraktor biaya adalah penentu dari keberhasilan dari sebuah penyelesaiaan
sebuah proyek. Faktor waktu sangat berpenggaru terhadap biaya, karena dalam
biaya sebuah proyek sangat berpengaruh terhadap waktu penyelesaian suatu
proyek dan aktivitas - aktivitas pendukungnya. Metode analisa time cost trade
off (TCTO) berfungsi dalam percepatan dari pelaksaan proyek yang bertujuan
18
proyek tersebut dapat dioperasionalkan dan cepat selesai. Dalam menggunaan
metode time cost trade off (TCTO) memiliki kerugian yang dimana
bertambahnya biaya awal untuk pertambahan sumber daya. Ada beberapa
masalah yang dihadapi dalam percepatan penyelesaian sebuah proyek dengan
penambahan biaya seminimal mungkin.
ada 2 macam biaya ( cost ) proyek yang kita ketahui yaitu :
a. Biaya Langsung ( Direct Cost )
Biaya langsung sebuah biaya yang diperlukan untuk kegiatan dalam
pengerjaan proyek konstruksi akan tetapi tidak ada hubungan langsung
dengan kegiatan bersangkutan. Dalam penggerjaan dari awal sampai akhir
penggerjaan proyek konstruksi, jika dalam penggerjaan proyek mengalami
kemunduran atau tidak sesuai dengan rencana yang ditentukan, akan
berdampak pada biaya langsung yang akan semakin bertambah besar, yang
dapat menggurangi keuntungan yang direncanakan oleh kontrakor dan
dalam kondisi terburuknya kontrakor mengalami kerugian
b. Biaya tak langsung ( Indirect cost )
Biaya tidak langsung merupakan sebuah biaya digunakan untuk keperluaan
supervisor, manajemen, pembelian material, dan pengadaan proyek yang
tidak akan menjadi produk permanen, akan tetapi bembiayan itu diperlukan
untuk pembangunan dalam proyek tersebut.
Dari keteranagan di atas biaya langsung akan bertambah Saat waktu
penyelesaian dari suatu aktivitas atau kegiatan proyek dipercepat. Hubungan dari
waktu dan biaya yang dipersingkat yang bias digambarkanan grafik di bawah ini.
19
Gambar 2.4 : . hubungan waktu dan biaya
Saat menggunakan crash schedule, akan berdampak bertambahnya biaya
yang jauh lebih besar dari normal schedule. Untuk mempercepat pelaksanaannya
dalam crash schedule kegiatan - kegiatan kritis yang mempunyai tingkat
kemiringan kecil yang akan dipilih.
Gambar 2.5 Grafik dari mepersingkat suatu kegiatan dan hubungan waktu normal
dan biaya normal (Soeharto, 1999, p.294)
20
Dari Gambar 6. Kita dapat melihat hubungan waktu dan biaya suatu
kegiatan yang dimana Titik A merupakan kondisi normal dan titik B merupakan
kondisi yang dipercepat. Kurva waktu biaya merupakan sebutan dari garis yang
menghubungkan antar titik.
Perumusan cost slope sebagai berikut :
Cost slope = 𝒄𝒓𝒂𝒔𝒉 𝒄𝒐𝒔𝒕−𝒏𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒄𝒐𝒔𝒕
𝑵𝒐𝒓𝒎𝒂𝒍 𝒅𝒖𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏−𝒄𝒓𝒂𝒔𝒉 𝑫𝒖𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏
Setiap aktivitas yang terjadi percepatan mempunyai dua nilai waktu yang
ditunjukkan didalam jaringan kerja (Ardika, 2014, p.275) yaitu:
a. Normal Duration
Waktu yang diperlukan dalam penyelesaian dari aktivitas atau kegiatan
dengan sumber daya normal dan tidak ada biaya tambahan lain dalam proyek
tersebut.
b. Crash Duration
Waktu yang perlukan untuk mempersingkat waktu dari normal duration agar
durasinya lebih pendek.
Tahap - tahap untuk menghitung crash duration :
1. Menghitung produktifitas harian
Produktifitas harian = Volume Pekerjaan
Durasi Normal
2. Menghitung produktifitas per jam
Produktifitas per jam = = 𝑃𝑟𝑜𝑑.ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
Dimana : jam kerja normal harian = 8 jam
3. Menghitung produktifitas lembur
Produktifitas lembur = Jam kerja lembur x Koef. Prod x Prod. Per jam
Dimana : Jam kerja lembur per hari = 4 jam
Koef. Prod =80 %
4. Menghitung produktifitas harian setelah di-crash
Produktifitas harian setelah di-crash = Prod. harian + Prod. Lembur
5. Menghitung crash duration
Crash duration = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛
𝑝𝑟𝑜𝑑.ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
21
Dalam proses percepatan membuat elemen biaya berubah, yaitu :
a. Normal Cost
Biaya yang di dapat saat perencanaan, penjadwalan dan penentuan waktu
normal dalam penyelesaian proyek.
b. Crash Cost
Merupakan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan aktivitas atau
kegiatan percepatan. Besar biaya mengacu pada berapa besar durasi waktu yang
dipercepat. Biaya crash memacu kontraktor dalam mempercepat selesai aktivitas
atau kegiatan. Biaya crash lebih besar dari biaya normal, di karenakan Biaya crash
lebih cepat dari dapa waktu normal.
Urutan dalam menghitung crash cost :
a. Menghitung berapa upah harian dari kerja normal
Upah harian dari kerja normal = Harga satuan upah kerja x Prod. Harian
b. Menghitung berapa upah per jam kerja normal
Upah per jam kerja normal = Harga satuan upah kerja x Prod. Per jam
c. Menghitung berapa upah kerja saat lembur (4 jam kerja)
(1,5 x perjam upah pekerja normal) + 4 x (2 x perjam upah pekerja normal)
d. Menghitung berapa crash cost dari tenaga kerja sehari
Crash cost dari tenaga kerja sehari = upah kerja lembur per hari + upah harian
e. Menghitung berapa total crash cost
Total crash cost = crash duration x crash cost perhari
Menurut Ervianto (2004) time cost trade off merupakan sebuah proses yang
sengaja, analitik, dan sistematik, berdasarkan pengujian dari keseluruan kegiatan
dalam sebuah proyek yang berpusat pada setiap kegiatan yang pada pada jalur
kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai dari lintasan kritis yang
mempunyai nilai cost slope terendah. Percepatan durasi proyek dalam
pelaksanaanya menyebabkan biaya langsung (direct cost) terjadi peningkatan yang
ditujukan untuk menambah dari produktivitas kerja. Time cost trade off adalah
memampatkan sebuah proyek dengan durasi yang bisa diterima dengan biaya total
proyek seminimalis mungkin. Pengurangan durasi proyek bertujuan untuk
mendapat keuntungan dari segi biaya, waktu (durasi), dan pendapatan.
22
Dalam mempersingkat waktu atau durasi mempunyai prosedur yang sebagai
berikut : (Soeharto 1999)
1. Menghitung waktu dalam penyelesaian sebuah proyek dan mengidentifikasi
float mengunakan kurun waktu normal.
2. Menentukan sebuah biaya normal setiap kegiatan.
3. Menentukan sebuah biaya percepat setiap kegiatan.
4. Menghitung cost slope dari setiap komponen kegiatan.
5. Mempersingkat kurun waktu dari kegiatan kritis yang dimulai dari cost slope
terendah.
6. Jika proses mempercepat waktu sebuah proyek menghasilkan jalur kritis baru,
maka percepat dari kegiatan - kegiatan kritis yang memiliki kombinasi dari slope
biaya terendah.
7. Meneruskan mempersingkat dari waktu sampai dititik dari proyek dipersingkat.
8. Membuat sebuah tabulasi biaya dengan waktu, digambarkan dengan grafik
hubungkan titik biaya dan waktu normal, setiap titik yang terbentuk dari
mempersingkat kegiatan sampai kepada titik proyek dipersingkat.
9. Gambarkan grafik dari hitungan biaya tidak langsung proyek.
10. Mencari biaya total sebelum kurun waktu diinginkan dengan menjumlahkan
biaya langsung dan biaya tak langsung.
11. Untuk mencari waktu optimal dalam kurun waktu penyelesaian sebuah proyek
dengan biaya terendah dengan memeriksa pada grafik biaya total.
Biaya langsung merupakan biaya yang akan bertambah jika dilakukan
pengurangan durasi pada suatu kegiatan proyek. Dalam melaksanakan percepat
penyelesaian sebuah proyek harus mengupayakan untuk penambahan biaya yang
seminimal mungkin.