8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keaktifan dan Keberanian Bertanya
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan,meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan
mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses
memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak
manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience)
(Suyono,2014).
Menurut pengertian secara psikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan sebagai berikut : “Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungana” (Slameto,2010).
Menurut Hilgard dalam Suyono (2014) belajar adalah suatu proses
dimana suatu perilaku muncul/berubah karena adanya respon terhadap suatu
situasi. Selanjutnya bersama – sama dengan Marquis, Hilgard memperbaharui
definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu
yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan pembelajaran dan lain – lain
sebagai perubahan dalam diri.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
9
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu aktivitas atau proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap dan pengokohan kepribadian sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan.
b. Tujuan belajar
Tujuan belajar menurut Dimyati (2010) merupakan peristiwa sehari –
hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar
tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari
siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental
dalam menghadapi bahan belajar.
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental, yang meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotor. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat diamati
secara tidak langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal
siswa tidak dapat diamati, akan tetapi dapat dipahami oleh guru.
(Aunurrahman, 2010).
Mengenai tujuan – tujuan belajar itu sebenarnya sangat banyak dan
bervariasi. Tujuan – tujuan belajar yang sangat banyak dan bervariasi. Tujuan
– tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan
instruksional, lazim dinamakan dengan instruksional effects, yang bisa
berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan tujuan – tujuan yang
lebih merupakan hasil sampingan yaitu : tercapai karena siswa menghidupi
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
10
(to live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu seperti contohnya
kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis,
menerima pendapat orang lain. Semua itu lazim diberi istilah instructional
effects. (Sardiman, 2003)
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai – nilai.
Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
c. Macam – macam jenis belajar
Menurut Slameto (2010) ada bermacam – macam jenis belajar yang
dapat dilakukan seseorang yaitu :
a) Belajar bagian (part learning, fractioned learning)
Belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila dihadapkan pada
materi belajar yang bersifat luas dan ekstensif, misalnya, mempelajari
sajak ataupun mempelajari gerak – gerakan seperti bermain silat.
b) Belajar dengan wawasan (learning by insight)
Wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi
belajar dan proses berpikir. Belajar wawasan merupakan proses
mereorganisasikan pola – pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi
satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian atau
persoalan.
c) Belajar diskriminatif ( discriminative learning)
Belajar diskriminatif merupakan usaha untuk memilih beberapa
sifat situasi/stimulan dan menjadikannya sebagai pedoman dalam
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
11
bertingkah laku. Subjek yang belajar diminta untuk berespon secara
berbeda – beda terhadap stimulant yang berlaianan.
d) Belajar global/keseluruhan (global whole learning)
Belajar global adalah mempelajari bahan secara keseluruhan
berulang – ulang sampai pelajaran menguasainya. Belajar global
merupakan lawan dari belajar bagian.
e) Belajar incidental (insidental learning)
Belajar insidental berlawanan dengan anggapan bahwa belajar itu
selalu berarah tujuan, karena dalam belajar insidental pada individu tidak
ada sama sekali keinginan untuk belajar dan jumlah frekuensi untuk
belajar yang diperhatikan tidak memegang peranan penting.
f) Belajar instrumental (instrumental learning)
Reaksi – reaksi seseorang siswa yang diperhatiakan dalam belajar
instrumental ini diikuti oleh tanda – tanda yang mengarah pada apakah
siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.
Individu diberi hadiah bila ia bertingkah laku sesuai dengan tingkah laku
yang dikehendaki, sehingga akan terbentuk oleh tingkah laku tertentu.
g) Belajar intensional (intensional learning)
Belajar instensional adalah dalam arah tujuan. Belajar intensional
merupakan lawan dari belajar insidental.
h) Belajar laten (latent learning)
Perubahan – perubahan tingkah laku pada belajar laten tidak terjadi
dengan segera sehingga disebut laten. Belajar laten biasanya dalam bentuk
belajar incidental.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
12
i) Belajar mental (mental learning)
Perubahan tingkah laku yang mungkin terjadi tidak nyata terlihat,
melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang
dipelajari. Belajar mental juga bisa diartikan belajar dengan cara
melakukan observasi dari tingkah laku orang lain.
j) Belajar produktif (Produktif learning)
Belajar produktif merupakan belajar dengan transfer yang
maksimum yaitu mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer
tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila
individu dapat menstranfer prinsip menyelesaikan suatu persoalan dari
satu situasi ke situasi lain.
k) Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal merupakan belajar mengenai materi verbal dengan
melalui latihan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperhatikan dalam
eksperimen klasik. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif
mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar
dengan wawasan mengenai menyelesaikan persoalan yang kompleks yang
harus diungkapkan secara verbal.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010),
sebagai berikut:
1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari individu itu sendiri. Faktor
ini terdiri dari faktor biologis (jasmaniah), faktor psikologis (rohaniah) dan
kelelahan.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
13
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu misalnya
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh
pembelajaran sendiri atau bentuk aktivitas. Aktivitas ini menunjukan pada
keaktifan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik aspek –
aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya
perubahan pada dirinya. Jadi aktivitas belajar dilakukan dengan melakukan
aktivitas, apabila aktivitas jasmani maupun mental rendah berarti
pembelajaran tidak dilakukan secara intensif. Selain itu belajar menunjukan
interaksi individu dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa
manusia atau objek – objek lain yang memungkinkan individu memperoleh
pengalaman – pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau ditemukan
pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan
sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Hasil belajar ditandai dengan
perubahan tingkah laku. (Aunurrahan, 2010)
2. Keberanian Bertanya
a. Pengertian Keberanian Bertanya
Menurut KBBI, berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya,
tidak takut (gentar, kecut). Keberanian adalah keadaan berani, kegagahan.
Menurut Contesa Diane dalam jurnal Bk Unesa (2013) berpendapat bahwa
keberanian adalah kemenangan dan kemauan yang akan dihadapi rasa takut
dan untuk diubah menjadi berani.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
14
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008) bertanya merupakan ucapan
verbal yang meminta responden dari seseorang yang dikenai.Responden yang
memberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal – hal yang
merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulasi efektif yang
mendorong kemauan berfikir.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keberanian bertanya
adalah kemauan dalam ucapan verbal untuk meminta respon dari seseorang
yang dikenai dengan percaya diri.
b. Indikator Keberanian Bertanya
Menurut King dalam jurnal Bk Unesa (2013) indikator yang
mempengaruhi keberanian untuk bertanya adalah :
a). Berani untuk menatap wajah orang yang ditanyai.
b). Memiliki rasa percaya diri untuk memulai bertanya pada orang lain
(mendahului dengan beberapa tindakan tangan, misalnya mengacungkan
tangan).
c). Memiliki keberanian untuk mencoba meminta keterangan dan memperoleh
jawaban yang lebih jelas atas sesuatu yang belum dimengerti (mencoba
menanyakan secara langsung, misalnya maju ke depan langsung untuk
menanyakan kepada guru)
d). Memiliki kemampuan untuk meminta keterangan dan memperoleh
jawaban yang lebih jelas atas sesuatu yang belum dimengerti (memiliki
kemampuan dari pengetahuan dan pengalaman secara nyata, misalnya
sudah mengetahui tata cara/ etika akan bertanya).
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
15
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan indikator keberanian
bertanya siswa yaitu berani menatap wajah orang yang ditanyai dan memiliki
rasa percaya diri untuk memulai bertanya pada orang lain.
c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keberanian Bertanya
Menurut Masrur dalam jurnal Bk Unesa (2013) hal – hal yang
mempengaruhi keberanian adalah :
a) Memiliki tekad dan kemauan untuk mengambil resiko (dicela, mendapat
ejekan, penolakan)
b) Tidak memiliki perasaan gemetar, gantung berdebar, malu dan cemas.
c) Tidak membesar – besarkan masalah yang kecil
d) Memiliki pikiran yang positif
e) Menghargai diri sendiri
f) Memiliki rasa keyakinan yang kuat
g) Memiliki kemauan untuk bertindak dan berbuat
h) Memiliki sikap percaya diri sendiri
i) Memiliki kemauan untuk mencoba.
3. Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan
mendasar yang harus dipahami, didasari dan dikembangkan oleh setiap guru
didalam proses pembelajaran. Demikian pula berarti harus dapat diterapkan
oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai
oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik
jika dibutuhkan (Aunurrahman,2011).
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
16
Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan
oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar
hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri (Dimyati,2010).
Kegiatan fisik siswa adalah peserta didik giat – aktif dengan anggota
badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas
psikis (kejiwaan) adalah jika dia jiwanya bekerja sebanyak – banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan
dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil
pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses
perolehan hasil pengajaran) secara aktif: ia mendengarkan, mengamati,
menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu
dengan lainnya, dan sebagainya (Rohani, 2004).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan
siswa merupakan suatu proses dalam kegitan belajar mengajar, dimana anak
ikut serta secara fisik selama proses pembelajaran.
b. Indikator Keaktifan
Menurut Usman (2010) aktivitas belajar siswa digolongankan kedalam
beberapa hal, yaitu :
a) Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, eksperimen
dan demontrasi.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
17
b) Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya
jawab, diskusi, menyanyi.
c) Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
d) Akvivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis.
e) Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
Menurut Sudjana (2011) Penilaian proses belajar mengajar terutama
adalah dengan melihat sejauhmana keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal, antara lain :
a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
b) Terlibat dalam pemecahan masalah,
c) Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya,
d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan
masalah,
e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
f) Menilai kemampuan dirinya dari hasil – hasil yang diperolehnya,
g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, indikator keaktifan
siswa meliputi siswa menyampaikan pertanyaan, menyampaikan pendapat dan
menyampaikan sanggahan.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
18
c. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa
Gagne dan Briggs Martinis dalam Mulyaningsih (2014) menyebutkan
faktor – faktor yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran yaitu:
a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga mereka
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa.
c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.
d) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).
e) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
f) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
g) Memberikan umpan balik.
h) Melakukan tagihan – tagihan terhadap siswa berupa tes sehingga
kemampuan siswa terpantau dan terukur.
i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.
B. Model Pembelajaran Group Investigation
1. Pengertian
Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan. Pendekatan ini
memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan
yang berpusat pada guru. Pendekatan ini juga mengajarkan siswa keterampilan
komunikasi dan proses kelompok yang benar. Dalam implementasi investigasi
kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
19
5-6 orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam
topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik
yang terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan mempresentasikan laporan
kelompoknya kepada seluruh kelas (Uno,2011).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan group investigasi yaitu
model pembelajaran yang dalam implementasinya guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok dengan anggota 5 – 6 orang yang sifatnya
heterogen untuk melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
terpilih.
2. Langkah – langakah metode pembelajaran Group Investigation
Sharan dalam Majid (2013) telah menetapkan 6 (enam) tahap
Investigasi kelompok.
a. Pemilihan topik
Siswa memilih subtopik khusus didalam suatu daerah masalah
umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa
diorganisasikan menjadi 2 sampai 6 anggota kelompok, dan menjadi
kelompok – kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi kelompok
hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
b. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan
tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada
tahap pertama.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
20
c. Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan
didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam
aktivitas dan keterampilan yang luas dan mengarahkan siswa kepada jenis
– jenis sumber belajar yang berbeda, baik di dalam atau diluar sekolah.
Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan
bantuan bila diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh
pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut
diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk
dipresentasikan kepada seluruh kelas.
e. Presentasi hasil final
Beberapa/semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya
dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa
yang lain ikut terlibat dalam pekerjaan mereka, dan memperoleh perspektif
yang luas pada topik yang dipresentasikan. Presentasi tersebut harus
dikoordinasi oleh guru.
f. Evaluasi
Dalam hal kelompok – kelompok mengenai aspek yang berbeda
dan topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi
kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang
dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
21
Didalam implementasinya pembelajaran kooperatif tipe group
investigation, setiap kelompok presentasi atas hasil investigasi mereka di
depan kelas. Tugas kelompok lain, ketika satu kelompok presentasi di
depan kelas adalah melakukan evaluasi sajian kelompok.
g. Keunggulan dan kelemahan metode Group Investigation.
Keunggulan dan kelemahan metode investigasi kelompok dalam
pembelajaran kooperatif (Suharyono dalam Pramita 2012).
a. Keunggulan
1) Mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir dan
analisis siswa secara optimal.
2) Melatih siswa aktif dan kreatif dalam menghadapi setiap masalah.
3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, mau mendengarkan
dan menghargai pendapat orang lain.
4) Mendorong tumbuhnya sikap demokratis dikalangan siswa.
5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara
terbuka.
6) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar
informasi, pendapat, dan pengalaman di antara mereka.
b. Kelemahan
1) Waktu yang digunakan dalam pembelajaran ini terlalu banyak.
2) Tidak semua siswa berani mengungkapkan pendapat.
3) Dituntut kecakapan guru dan perhatian guru yang penuh,
menyiapkan tugas siswa yang beragam, sehingga tidak semua guru
mampu mampu melaksanakan tuntutan demikian.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
22
4) Tidak semua siswa akan memperhatikan objek yang sama sehingga
pengetahuan mereka tidak sama.
5) Sukar untuk mempertahankan disiplin dan ketertiban.
C. Media Animasi
1. Pengertian
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan. Animasi mewujudkan ilusi (Ilusion) bagi
pergerakan dengan memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang
berubah sedikit demisedikit (progressively) pada kecepatan yang tinggi.
Animasi digunakan untuk memberi gambaran pergerakan bagi sesuatu objek.
Ia membolehkan gerak dari berbagai media atau statik dapat bergerak dan
kelihatan seolah – olah hidup Sheri (2006). Berkaitan dengan media animasi,
maka Mayer dan Moreno dalam Sukoco (2013) mengemukakan bahwa
animasi merupakan satu bentuk presentrasi gambar yang menarik, yang
berupa simulasi gambar bergerak yang menggambarkan perpindahan atau
pergerakan suatu objek.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpilkan, animasi adalah
kumpulan gambar atau suatu bentuk presentasi gambar yang menarik, yang
berupa simulasi gambar bergerak yang menggambarkan perpindahan atau
gerakan suatu objek.
2. Kelebihan Media Animasi
Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil
pembelajaran yang meningkat. Selain itu penggunaan media pembelajaran
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
23
khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran (Mayer dan Moreno dalam Sukoco,2013)
Animasi menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar yang
menyenangkan dan menarik bagi siswa dan juga memperkuat motivasi, dan
juga untuk menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang
diajarkan. Animasi yang pada dasarnya adalah rangkaian gambar yang
membentuk sebuah gerakan yang memiliki keunggulan dibandingkan media
lain seperti gambar statis atau teks (Utami dalam Sakti,2013).
D. Model Pembelajaran dan Media
Model pembelajaran Group Investigation dalam implementasi
investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 5 – 6 orang yang sifatnya heterogen. Kelompok ini dapat
dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat
yang sama dalam topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang
mendalam atas topik yang terpilih. Kemudian, ia menyiapkan dan
mempresentasikan laporan kelompoknya kepada seluruh kelas (Uno,2011).
Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu
dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil
pembelajaran yang meningkat. Selain itu penggunaan media pembelajaran
khususnya animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran (Mayer dan Moreno dalam Sukoco,2013).
E. Hakikat Pengajaran Geografi
Secara sederhana, pengajaran geografi adalah geografi yang diajarkan
di tingakat sekolah dasar dan sekolah menengah. Karena itu, penjabaran
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
24
konsep – konsep, pokok bahasan, dan subpokok bahasannya harus disesuaikan
dan diserasikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental anak
pada jenjang – jenjang pendidikan yang bersangkutan (Sumaatmadja,1997).
Pakar – pakar geografi pada Seminar dan Lokarya Peningkatan
Kualitas Pengajaran Geografi Semarang tahun 1988, telah merumuskan
konsep geografi sebagai berikut: Geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
(Sumaatmadja,1997)
Geografi mengandung relasi sebab akibat yang khas;ia
mengembangkan konsep teoritis dan ia berusaha pula mendorong suatu
permasalahan untuk masa depan. Di dalam geografi konsep tentang tempat
memiliki makna yang istimewa. Tempat secara lokal atau regional janganlah
diartikan sebagai hasil interaksi berbagai kekuatan alam, tetapi harus
dilengkapi dengan warisan pengalaman dari masa lampau. Adanya kondisi
sebagaimana yang nampak sekarang disebabkan karena dulu – dulunya ada ini
dan itu. (Daldjoeni,1982)
Geografi dan studi geografi berkenaan dengan (1). permukaan bumi
(geosfer), (2). alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3).
Umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer), (4). penyebaran keruangan
gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, serta (5).
analisis hubungan keruangan gejala – gejala geografi di permukaan bumi.
Dengan demikian, pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
25
aspek – aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala
alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya.
(Sumaatmadja,1997).
F. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Atmosfer itu
sendiri berasal dari kata atmos dan sphaira yang berarti bola bumi. Atmosfer
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. Manfaat atmosfer antara
lain menahan sinar ultraviolet dari matahari, menstabilkan suhu udara di bumi,
dan melindungi bumi dari hujan meteor. Atmosfer yang menyelubungi bumi
ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis gas yang terkandung dalam meteor.
Berikut manfaat – manfaat gas yang terkandung dalam atmosfer.
1. Nitrogen merupakan gas yang jumlahnya banyak di dalam atmosfer.
Nitrogen tidak bergabung dengan gas yang lain, tetapi merupakan bagian
dari senyawa organik.
2. Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan, salah
satunya sumber pernapasan bagi manusia.
3. Ozon merupakan gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari
oksigen. Gas ini berada pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon
berfungsi menyerap radiasi ultraviolet yang mempunyai energy besar dan
berbahaya bagi tubuh manusia.
4. Karbon dioksida merupakan gas yang dapat menyebabkan kenaikan suhu
di bumi.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
26
Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan.Berikut diuraikan dengenai
lapisan – lapisan yang ada di atmosfer beserta cirri – cirinya.
1. Troposfer
a. Lapisan troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, terdapat
pada ketinggian antara 0 – 8 km di daerah kutub dan antara 0 – 16 km
di daerah ekuator atau khatulistiwa.
b. Kandungan unsurnya didominasi unsur nitrogen dan oksigen.
c. Merupakan satu – satunya lapisan atmofer yang mengandung air ( cair,
uap, dan es), sehingga di lapisan ini berlangsung evaporasi dan
kondensasi.
d. Terjadinya pembentukan dan perubahan cuaca, seperti angin, awan,
presipitasi, badai, kilat, dan guntur.
e. Suhu udara pada lapisan ini turun dengan bertambahnya ketinggian,
yaitu setiap naik 100 m suhu turun sebesar C (disebut lapse rate)
2. Stratosfer
a. Statosfer mempunyai dua lapisan molekul – molekul gas tipis yang
tidak ada troposter.
b. Lapisan bawah yang mengandung bahan sulfat yang mempengaruhi
terjadinya hujan.
c. Stratosfer adalah lapisan inverse, yaitu semakin tinggi dari permukaan
bumi, suhu udara akan semakin meningkat. Kenaikan suhu ini
disebabkan oleh lapisan ozon yang mnyerap radiasi ultraviolet dari
matahari.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
27
d. Suhu di lapisan stratosfer paling bawah relative stabil dan sangat
dingin.
e. Tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
f. Merupakan satu – satunya lapisan yang mengandung ozon. Volume
gas ozon ini relative kecil, tetapi berperan besar untuk melindungi
bumi dari radiasi ultraviolet yang berlebihan. Radiasi ultraviolet yang
tinggi berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat menyebabkan
kanker kulit pada manusia.
g. Batas anatara lapisan stratosfer dan lapisan di atasnya disebut
stratopause.
3. Mesosfer
a. Berada pada ketinggian 50 hingga 85 km.
b. Semakin tinggi tempat, suhu semakin rendah.
c. Pada lapisan mesosfer, sebagian meteor terbakar dan terurai sehingga
melindungi bumi dari hujan meteor.
d. Batas antara lapisan mesosfer dan lapisan diatasnya disebut
mesospause.
4. Ionosfer
a. Merupakan lapisan yang panas sehingga disebut pula lapisan
termosfer.
b. Merupakan lapisan tempat terjadinya ionisasi atom – atom udara oleh
radiasi sinar x dan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh radiasi sinar
matahari.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
28
c. Berperan dalam hubungan komunikasi manusia. Lapisan ini
memantulkan gelombang radio yang dipancarkan dari bumi sehingga
diterima kembali pada bagian bumi yang jauh.
d. Batas antara lapisan termosfer dan lapisan di atasnya disebut
termospause.
e. Pada lapisan ionosfer ini terdapat pula sinar kutub (aurora) yang
muncul di kala fajar atau petang.
5. Eksosfer
a. Merupakan lapisan terluar dari atmosfer.
b. Kandungan gas utama adalah hydrogen dengan kerapatan semakin
berkurang sampai hamper habis di ambang angkasa luar.
Unsur – unsur cuaca dan iklim
Hakekatnya, cuaca dan iklim mempelajara hal yang sama yaitu
keadaan atmosfer. Kondisi cuaca dan iklim pada permukaan bumi
ditentukan melalui parameter – parameter atmosfer yang dapat diukur,
dan disebut unsur – unsur cuaca.Berikut unsur – unsure cuaca.
a. Suhu udara
b. Tekanan udara
c. Angin
d. Kelembapan udara
e. Awan
f. Hujan
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
29
G. Penelitian yang Relevan
Tabel 2. 1 Penelitian yang relevan
No Nama Tujuan
Teknik
Pengum
pulan data
Hasil
1 Ladzia Laras Intani
Upaya meningkatkan
prestasi belajar peserta
didik pada pelajaran IPS
kelas VII di SMP
Muhammadiyah
Cilongok melalui model
pembelajaran kooperatif
tipe group investigation.
2012
Meningkatkan prestasi
belajar peserta didik
pada pelajaran IPS
kelas VII di SMP
Muhammadi
yah Cilongok melalui
model pembelajaran
kooperatif tipe group
investigation.
Observasi,
tes tertulis,
wawancara
dan
dokumen
tasi.
Menunjukan adanya
peningkatan nilai rata –
rata kelas dari siklus I
sebesar 71,25 menjadi
80,17 pada siklus dua
2 Giras Arif Prasetyo
Upaya meningkatkan
rasa ingin tahu dan
prestasi belajar IPS
materi masalah –
masalah sosial di
lingkungan setempat
malalui model
pembelajaran group
investigation di kelas IV
SD Negeri Kalikembang
2013
Meningkatkan rasa
ingin tahu dan prestasi
belajar IPS materi
masalah – masalah
sosial di lingkungan
setempat melalui model
pembelajaran group
investigation di kelas
IV SD Negeri
Kalikembang
Teknik tes
dan non tes
(Observasi,
wawancara
dan skala
sikap)
Hasil belajar meningkat
pada siklus I 63,15 %
meningkat menjadi
94,75%
3 Gusriana Tri Rukmawati
Upaya meningkatkan
motivasi dan prestasi
belajar mata pelajaran
IPS melalui model
pembelajaran kooperatif
tipe group investigation
(GI) pada siswa kelas VII
SMP Negeri 4 Wanayasa
tahun pelajaran
2013/2014.
2014
Meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar
mata pelajaran IPS
melalui model
pembelajaran kooperatif
tipe group investigation
(GI) pada siswa kelas
VII SMP Negeri 4
Wanayasa tahun
pelajaran 2013/2014
Observasi,
tes, dan
angket
Terdapat peningkatan
motivasi belajar
siswadari siklus I ke
siklus II pada siklus I
rata – rata secara
klasikal yaitu 63,78
dengan kriteria motivasi
tinggi dan pada siklus II
rata - rata klasikalnya
75,91 dengan motivasi
tinggi. Prestasi belajar
juga mengalami
peningkatan dari siklus I
ke siklus II dengan
kenaikan rata – rata
kelas sebesar 3,12 dan
ketuntasan secara
klasikal sebesar 12,05%
4 Gustin Farida Rohmah
Upaya meningkatkan
keberanian bertanya dan
keaktifan belajar geografi
pada kompetensi dasar
atmosfer memlalui model
pembelajaran group
investigation
menggunakan media
animasi pada siswa kelas
x 4 MAN Purwokerto 2
tahun pelajaran 2014/
2015.
Meningkatkan
keberanian bertanya dan
keaktifan belajar
geografi pada
kompetensi dasar
atmosfer melalui model
pembelajaran group
investigation
menggunakan media
animasi pada siswa
kelas X 4 MAN
Purwokerto 2 tahun
pelajaran 2014/2015
Observasi, ,
dokumen
Tasi
Menunjukan adanya
peningkatan keberanian
bertanya pada siklus I
sebanyak 26,24 % dan
meningkat pada siklus II
menjadi 45,24 %.
Keaktifan belajar pada
siklus I sebanyak 21,84
% meningkat pada
siklus II menjadi 33,61
%.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
30
H. Kerangka Pikir
Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, telah
diperoleh gambaran awal bahwa keberanian bertanya dan keaktifan belajar
siswa terhadap pembelajaran Geografi masih rendah. Rendahnya keberanian
bertanya dan keaktifan belajar pada siswa mengakibatkan prestasi siswa
rendah dalam pembelajaran karena adanya kekurangan pada penerapkan
model maupun media pembelajaran dikelas. Agar keberanian bertanya dan
keaktifan belajar Geografi di kelas X 4 meningkat, maka perlu dilakukan
adanya tindakan yang berasal dari guru dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation menggunakan media Animasi.
Gambar 2.1 Diagram Alur Penelitian
Kondisi awal
Siswa
Keberanian bertanya dan
keaktifan belajar masih
rendah
Guru belum menrapakan
model pembelajaran
group investigation dan
media animasi
Siklus I
Menerapkan model
pembelajaran group
investigation dan media
animasi
Guru menerapkan model
pembelajaran group
investigation dan media
animasi Tindakan
Siklus II
Menerapkan model
pembelajaran group
investigation dan media
animasi Melalui model
pembelajaran dan group
investigation dan media
animasi terjadi peningkatan
keberanian bertanya dan
keaktifan belajar siswa
Kondisi akhir
Siklus
BerikutnyaMenyempurna
kan kembali dari siklus I
dan II jika belum
mendapatkan hasil yang
memuaskan dengan
menerapkan model
pembelajaran group
investigation dan media
animasi
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
31
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, peneliti
mempunyai hipotesis tindakan dengan menerapkan model pembelajaran group
investigation menggunakanmedia animasi dapat meningkatkan keberanian
bertanya dan keaktifan belajar pada mata pelajaran Geografi kelas X 4 MAN
Purwokerto 2
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015