8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca diantaranya :
1. Judul skripsi Yunita Setyaningrum tahun 2012, dengan judul :
“Keluarga Sebagai Promotor Terbentuknya Kepribadian Muslim
Anak”.
Pada penelitian tersebut dijelaskan bagaimana penerapan
pembelajaran pendidikan Islam melalui keluarga agar tercipta
kepribadian anak melalui peran keluarga, dengan berbagai metode
pembiasaan dan teladan untuk membentuk kepribadian anak. Dalam
penelitian tersebut ditemukan bahwa keluarga dalam hal ini orang tua
memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian anak,
karena keluarga merupakan lembaga pendidikan anak yang pertama dan
utama. Proses pendidikan anak melalui teladan dan pembiasaan sangat
efektif dalam membentuk pribadi anak.
2. Judul skripsi Mahyudin tahun 2011, dengan judul : “Konsep
Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut Islam”.
Pada penelitian tersebut diterangkan bahwa bagaimana
mendidik akhlak dalam keluarga dan tujuan pendidikan akhlak dalam
keluarga. Menjaga diri dan keluarga dari api neraka, hidup
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
9
dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh SWT, begitu juga amanat,
kita harus dapat menjaganya dengan cara memeliharanya melalui
pendidikan. Agar tidak meninggalkan generasi yang lemah baik
ekonomi maupun Akidah. Diharapkan pendidikan akhlak mampu
mengajarkan dan membentuk sikap keberagamaan yang memiliki
akidah dan tingkat keimanan yang tinggi. Membentuk Akhlak dan
sopan santun anak. Penelitan mengungkap bahwa pendidikan anak
dalam islam sangat dianjurkan bahkan diwajibkan, anak sebagai
amanah dan juga aset orang tua di dunia. Peran orang tua dalam
mengajarkan agama dan mendidik anak agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sesuai dengan fitrah yang suci.
3. Skripsi Ahmad Sobari tahun 2012 dengan judul: “Pendidikan Karakter
Bagi Remaja dalam Perspektif Islam”.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
bagaimana mendidik karakter pada remaja yang sedang mengalami
masa labil dengan berbagai kenakalan remaja. Proses dan peran
berbagai lembaga untuk menerapkan dan menanamkan pendidikan
karakter pada remaja. Hasil penelitian adalah remaja dalam masa
peralihan dan mencari jati diri memerlukan bantuan dan bimbingan dari
semua elemen masyarakat; baik orang tua, pendidik lembaga
pendidikan islam dalam rangka menemukan karakter agar tidak
menyimpang dan memiliki akhlak atau karakter yang mulia. Sehingga
karakter remaja akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
10
4. Artikel Yan Indra Pratama dan Indra Lukita 2012 dengan judul ;
” Realisasi Pendidikan Karakter di SMK Wiworotomo Purwokerto”
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi dan hambatan
dalam menanamkan nilai pancasila dan norma-norma kemasyarakatan
dengan tujuan pendidikan karakter terhadap siswa SMK. Bagaimana
peran pendidik dan kebijakan sekolah sangat berpengaruh terhadap
proses internalisasi nilai pancasila dan etika terhadap siswa SMK yang
masih remaja, hambatan lingkungan yang kurang baik dan juga arus
globalisasi saat ini sangat mempengaruhi tingkah siswa yang
menjadikan banyak terjadi kenakalan pada siswa SMK Wiwirotomo
Purwokerto.
Penelitian dari Yunita Setyaningrum, Mahyudin tentang pendidikan
akhlaq pada anak dalam keluarga menurut Islam sangat berhubungan dengan
judul skripsi yang sedang penulis teliti. Serta skripsi Ahmad Sobari tentang
pendidikan karakter bagi remaja, bagaimana mendidik remaja yang mulai
menunjukkan kenakalan-kenakalan. Namun yang perlu dicari benang merah
bahwa penelitian sekarang bermaksud untuk mencari bagaimana pendidikan
karakter bagi anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam, dengan
menanamkan karakter sejak masa anak usia dini maka diyakini anak akan
terbentuk karakter sejak dini dan saat remaja ia telah memiliki mentalitas dan
budi pekerti yang baik, sehingga tidak melakukan kenakalan remaja, di
samping itu pendidikan anak juga tidak hanya dilakukan oleh lembaga keluarga
saja, tetapi perlu sistem yang komperhensif dan saling mendukung antar
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
11
berbagai elemen masyarakat yaitu: keluarga, sekolah, lingkungan serta
berbagai lembaga terkait yang menjadikan pendidikan karakter harus dilakukan
mulai kecil dan dilakukan secara komperhensif oleh semua elemen masyarakat,
sehingga tujuan pendidikan karakter akan tercapai.
B. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan
Arti pendidikan secara etimologi dari kata paedagogike berasal dari
bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAES”, artinya anak, dan “Ago”,
diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang
diberikan kepada anak (Ahmadi, Uhbiyati. 2001:70)
Secara sederhana pendidikan sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
dan kebudayaan. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan
sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang
sejalan dangan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia
menurut pandangan hidup mereka (Ikhsan, 2005 : 2).
Definisi pendidikan juga dikemukakan oleh para ahli sebagaimana
dikutip oleh Ihsan (2005 : 4-5) antara lain;
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
12
a. Drikaraya
“ Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
Pengangkatan manusia ketaraf insani”
b. Ki Hajar Dewantara
“ Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek)
dan tubuh anak”.
c. GBHN tahun 1973 :
“ Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup”.
Jadi dari uraian diatas, maka pendidikan dapat diartikan sebagai:
a. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan dan
berlangsung terus sampai anak didik mencapai dewasa.
b. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam
pertumbuhannya dan merupakan perbuatan manusia.
c. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi
tertentu yang dikehendaki masyarakat.
d. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju
kedewasaan guna mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian Karakter
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Aqib (2011 : 2)
karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
13
membedakan seseorang dari yang lain; tabiat, watak. Penulis paparkan
tentang beberapa pengertian karakter itu dari beberapa sumber literatur
yang dikemukakan oleh para ilmuwan, diantaranya sebagai berikut :
a. Rutland dalam Hidayatullah ( 2010 : 10) mengemukakan karakter
adalah gabungan dari kebajikan dan nilai-nilai yang dipahat di dalam
kehidupan seseorang.
b. Karakter adalah mengacu pada serangkaian sikap ( attitudes), perilaku
(behaviors), motivasi (motivations), dan ketrampilan ( skill ). Musfiroh
dalam ( Aunillah, 2011 :19)
c. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau
budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
menjadi pengiring dan penggerak, serta yang membedakan dengan
individu lain (Hidayatullah, 2010 :13)
d. Secara bahasa, karakter berasal dari bahasa Yunani, Charassein, yang
berarti mengukir (Munir, 2010 : 2)
e. Nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena
pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang
membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari (Samani dan Hariyanto, 2011
: 43)
Dari beberapa pengertian karakter di atas sebenarnya dapat
disimpulkan bahwa karakter ini tidak berbeda jauh dengan pengertian budi
pekerti dan juga akhlak, bahkan dapat diartikan sama antara karakter, budi
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
14
pekerti dan akhlak. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Sa’aduddin dalam
Hidayatullah (2010 : 11), yang mengemukakan bahwa akhlak mengandung
beberapa arti, antara lain; tabi’at, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh
manusia tanpa dikehendaki dan tanpa diupayakan, dapat berarti adat, yaitu
sifat dalam diri yang diupayakan manusia melalui latihan, yakni
berdasarkan keinginannya, dan dapat juga diartikan watak, cakupannya
meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hingga
menjadi adat.
Dengan kata lain pengertian karakter, akhlak, moral, dan budi
pekerti tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga menurut munir
(2010 :5), karakter itu dapat dibentuk, jika karakter bukan merupakan
seratus persen turunan dari orang tuanya, namun jika gen hanyalah salah
satu faktor pembentuk karakter, kita akan meyakini bahwa karakter dapat
dibentuk semenjak lahir, jadi di sini peran orang tua dan pendidik sangat
besar dalam pembentukan karakter.
3. Pengertian Pendidikan karakter
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 2 Pasal 3
menyatakan bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
15
Lebih lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3)
menyebutkan bahwa pendidikan dasar, bertujuan membangun landasan bagi
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c)
sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan
bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan
di setiap jenjang, sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik
Dalam INPRES Nomor 1 Tahun 2010. Bidang Pendidikan: Penguatan
metodologi dan Kurikulum, menyebutkan:
1. Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan
nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter
bangsa.
2. Terimplementasinya uji coba kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan nilai nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan
karakter bangsa.
Dari dasar hukum dan tujuan pendidikan tersebut maka pendidikan
juga berfungsi untuk membentuk karakter bangsa karena banyak pilar
karakter yang harus dikembangkan dari subyek pendidikan yaitu anak bangsa.
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan,
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
16
kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk
menjalankan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud insan
kamil (aunillah, 2011 :18).
Pendidikan karakter juga berarti proses pemberian tuntunan kepada
peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Sebagai pendidikan nilai budi
pekerti, moral, watak yang bertujuan mengembangkan kemampuaan peserta
didik dalam mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. ( Munir,
2010 : 20)
Pendidikan karakter adalah sebuah bantuan sosial agar individu dapat
bertumbuh dalam menghayati kebebasannya dalam hidup bersama dengan
orang lain dalam dunia, dan membentuk setiap pribadi menjadi insan yang
berkeutamaan (Aqib, 2011 : 38)
Berdasarkan pengertian di atas, maka pendidikan karakter merupakan
sesuatu yang sangat penting dan menjadi kebutuhan mendesak. Hal ini
mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan sudah sedemikian akut
menjangkit bangsa ini disemua lapisan masyarakat (Asmani, 2011 :47).
Sebab lain juga karena bangsa kita telah lama memiliki kebiasaan-kebiasaan
yang kurang kondusif untuk membangun bangsa yang unggul (Hidayatullah,
2010 :15)
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
17
Pendapat lain menjelaskan faktor penyebab rendahnya pendidikan
karakter adalah: pertama, sistem pendidikan yang kurang menekankan
pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pengembangan intelektual.
Kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung pembangunan karakter
yang baik (Hidayatullah, 2010 : 15).
C. Anak Usia Dini
1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun. Usia
dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan sehingga disebut
the golden age ( usia emas). ( Suyadi, 2010 : 8 )
Anak Usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun
( UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS). Anak usia dini menurut pakar
pendidikan anak adalah kelompok manusia berumun 0-8 tahun, sehingga anak
usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan ( koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi ( daya fikir,
daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdaasan spiritual), sosial emosional (
sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak ( Mansur, 2009 : 88)
Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak
membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan
kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
18
orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.
Menurut John Locke anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.
Augustinus dalam Suryabrata (2000 : 14), yang dipandang sebagai
peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah
sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk
menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih
mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang
bersifat memaksa. Pengertian anak juga mencakup masa anak itu exist (ada).
Hal ini untuk menghindari keracunan mengenai pengertian anak dalam
hubugannya dengan orang tua dan pengertian anak itu sendiri setelah menjadi
orang tua. Anak adalah makhluk yang sedang dalam taraf perkembangan yang
mempunyai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang kesemuannya itu
merupakan totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada
tiap-tiap fase perkembangannya. Filsafat tentang perkembangan dan
pertumbuhan itu di samping memperhatikan individualitas anak juga harus
memperhatikan masyarakat anak tempat diasuh dan didewasakan Kartono (cet
keeenam, 2007 :42), hal ini memberikan pengertian bahwa sikap bawaan dan
lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan pribadi anak.
http://pgribanjarsari. wordpress.com /2010/01/11/perkembangan-anak-pada-masa-sekolah/ (13 /9/ 2012)
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
19
2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pengertian lebih lengkap tentang pendidikan anak usia dini adalah
sebagai berikut :
a) Menurut mansur ( 2009 : 88-89)
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu proses pembinaan
tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang
mencangkup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan
bagi perkembangan jasmani, rohani ( moral dan spiritual) motorik, akal
pikiran, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Upaya yang dilakukan mencangkup
stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, penberian nutrisi, dan
penyediaan kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi dan belajar
secara aktif.
b) Menurut UU NO.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab, Pasal 1,
butir 1, menyatakan:
“ Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepda anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkenbangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”
3. Fase Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Kohlberg yang dikutip Wibowo (2012 : 108-109), bahwa
perkembangan anak dibagi tahapan-tahapan, diantaranya:
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
20
a) Tingkatan 1. Pada tahap ini orientasi anak kepada hukuman dan
kepatuhan, dimana kesan fisik sangat menentukan mana yang baik dan
buruk.
b) Tingkatan 2. Pada tingkatan ini orientasi anak kepada individu atau
instrumen, dimana apa yang dapat memuaskan diri sendiri dan saling
memuaskan antara satu dengan yang lain dianggap baik.
c) Tingkatan 3. Pada tingkatan ini orientasi anak adalah pada apa yang
baik dan yang tidak baik, anak-anak sudah memperhatikan orientasi
perlakuan-perlakuan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh orang
lain.
d) Tingkatan 4. Pada tingkatan ini orientasi anak adalah mempertahankan
norma sosial dan otokrasi. Pada tingkatan ini perbuatan baik yang
diperlihatkan oleh seseorang bukan hanya bertujuan agar ia dapat
diterima oleh masyarakat, akan tetapi bertujuan untuk mempertahankan
norma-norma sosialnya.
e) Tingkatan 5. Pada tingkatan ini orientasi pada nilai-nilai yang diterima
dan disetujui oleh masyarakat yang mencangkup hak-hak pribadi dan
kelompok, serta segala peraturan yang menentukan mana yang benar.
Menurut Suyadi ( 2010 : 67 ) mengemukakan beberapa aspek
perkembangan anak usia dini, diantaranya :
a) Perkembangan fisik-motorik
Perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmani melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
21
tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang ada sejak
lahir.
b) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada anak-anak bermula dari perhatian mereka
terhadap lingkungan sekitarnya. Pada usia empat bulan anak sudah dapat
melakukan sesuatu agar apa yang diinginkannya terpenuhi.
c) Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa sudah mulai terlihat pada akhir masa dininya, rata-
rata anak telah menyimpan lebih dari empat belas ribu kata.
d) Perkembangan sosial emosional
Perkembangan sosial adalah adalah tingkat jaringan interaksi anak
dengan orang lain, mulai dari orang tua saudara, teman bermain, hingga
masyarakat secara luas. Sementara perkembangan emosional adalah
luapan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dengan
demikian,perkembangan sosial-emosional adalah kepekaan anak untuk
memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari.
e) Perkembangan nilai-nilai moral keagamaan
Perkembangan nilai-nilai moral keagamaan pada anak lebih berupa
doktrin teologis yang disampaikan oleh orang tuanya, orang tuanya terus
menanamkan dogma-dogma agama sehingga muncul rasa beragama
dalam dirinya, walaupun belum dipahami oleh anak karena tahap
perkembangan anak belum sampai menerima dogma agama
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
22
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini
Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangannya
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Keduanya memiliko pengaruh
dalam perkembangan anak, yaitu”
1) Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah segala sesuatu
yang ada dalam diri individu yang keberadaannya mempengaruhi
dinamika perkembangan. Termasuk ke dalam faktor-faktor internal
tersebut adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kematangan fisik dan psikis.
2) Faktor Eskternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
individu. yang keberadaannya mempengaruhi terhadap dinamika
perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor sosial,
faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah
fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam,
antara lain :
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
23
a) Faktor Pembawaan
Pada waktu anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi
yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan-kemungkinan
potensi yang ada pada anak yang baru lahir adalah :
(1) Kecerdasan
(2) Bakat-bakat khusus
(3) Jenis kelamin
(4) Jenis ras
(5) Sifat-sifat fisik
(6) Sifat-sifat kepribadian
(7) Dorongan-dorongan
Pada waktu dilahirkan anak telah merupakan satu kesatuan
psycho-physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu
sewaktu dalam kandungan ibu. Selama perkembangannya individu-
individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar
yang disajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat-sifat khasnya
yang sesuai dengan perkembangannya itu.
Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang
dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya
tiap individu akan berbeda-beda baik dari segi fisik/jasmani maupun
perkembangan rohaninya.
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
24
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang
penuh ketergantungan. Masa anak-anak awal dimulai ketika anak
berusia antara 2 sampai 6 tahun. Pada masa anak awal perkembangan
fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada
masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai
terlihat dan orangtua atau orang yang lebih tua darinya akan
memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak.
b) Faktor Lingkungan
Kehidupan manusia khususnya anak-anak dibutuhkan banyak
berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkungan fisik (phiysical
envirenment) banyak mempengaruhi perkembangan individu. Faktor
lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.
Pada anak usia ini anak anak sudah siap memasuki dunianya yakni
masuk dunia kanak-kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas,
keikutsersertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat
pertumbuhan intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah
mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai
salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa
yang dicapai akan memudahkan mereka belajar lebih lanjut.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru
alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
25
anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua
akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain
itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung
mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan.
Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi,
kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-
faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak
mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di
tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.
http://pgribanjarsari.wordpress.com/2010/01/11/perkembangan-anak-
pada-masa-sekolah/ (13/ 9/ 2012)
3. Pendidikan Islam
a. Pengertian Pendidikan Islam
Marimba dalam Ahmadi (2003 : 110) menerangkan bahwa
pendidikan islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam.
Mujib (2006 :10-21) mengungkapkan bahwa Dalam khasanah
pendidikan Islam, pengertian kata pendidikan pada umumnya mengacu
pada term al-tarbiyah, al-ta’dib, al-ta’lim, riyadhah. masing-masing
istilah tersebut memiliki keunikan makna sendiri-sendiri yaitu:
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
26
1) Istilah al-tarbiyah
Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb yang
berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan
menjaga kelestarian dan eksistensinya.
Jika ditinjau dari katanya, dapat dilihat dalam tiga bentuk:
a) Raba-yarbu-tarbiyah,yang berarti bertambah dan berkembang.
b) Rabiya-yarba-tarbiyah, yang bermakna tumbuh dan
berkembang.
c) Rabba-yarubbu-tarbiyah, yang bermakna memperbaiki,
menguasai, memelihara, dan merawat, memperindah dan
menjaga kelestariannya.
2) Istilah al-Ta’lim
Penggunaan istilah al-ta’lim bersumber dari ‘allama, berarti
pengajaran yang bersifat pemberian, penyampaian, pengetahuan
dan ketrampilan.
Kata ta’lim menurut tinjauan bahasanya mempunyai asal
kata berikut:
a) ‘allama-ya’lamu, yang berarti mengecap atau memberi tanda.
b) ‘alima-ya’lamu, yang berarti mengerti atau memberi tanda.
3) Istilah al-Tadrib
Kata al-ta’dib merupakan masdar dari kata addaba,
mempunyai kata dan makna dasar sebagai berikut:
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
27
a) Ta’dib, berasal dari kata dasar ‘aduba-ya’dubu, yang berarti
melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan
sopan santun.
b) Berasal dari kata ‘adaba-ya’dibu, yang berarti mengadakan
pesta atau perjamuan yang berbuat dan berperilaku sopan.
c) Kata ‘addaba, sebagai bentuk kerja ta’dib, mengandung
pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ta’dib
berarti usaha menciptakan situasi dan kondisi sedemikian rupa,
sehingga anak didik terdorong untuk berperilaku sopan santun sesuai
dengan yang diharapkan.
4) Istilah Riyadah
Riyadah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan
pelatihan. Menurut Al Bastani, riyadah dalam konteks pendidikan
berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak mulia.
Di bawah ini pengertian pendidikan islam oleh para ahli yang dikutip
Mujib (2006 : 25-26) :
a) Muhammad SA. Ibrahim, pendidikan Islam adalah suatu sistem
pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan
kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam.
b) Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, pendidikan Islam adalah
proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,
masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
28
suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi
dalam masyarakat.
c) Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960,
merumuskan pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan
hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan
mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
b. Tugas dan Fungsi Pendidikan Islam
Menurut ibnu Taimiyah yang dikutip Mujib (2006 : 51) bahwa tugas
pendidikan Islam pada hakikatnya tertumpu pada dua aspek, yaitu pendidikan
tauhid dan pendidikan pengembangan tabiat peserta didik. Sedangkan fungsi
pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas-tugas pendidikan agama Islam tersebut tercapai dan
berjalan dengan lancar.
Lebih lanjut lagi Mujib (2006 : 52) mengatakan bahwa pendidikan
Islam berfungsi menumbuhkembangkan potensi, dimana manusia memiliki
sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses
untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi tersebut yang dimiliki peserta
didik.
c. Sumber Pendidikan Islam
Mujib (2006 :29) mengungkapkan bahwa sumber pendidikan islam
adalah:
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
29
1) Al Quran
Secara harfiah al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Hal
ini sesuai dengan tujuan kehadirannya, antara lain agar menjadi bahan
bacaan untuk dipahami, dihayati dan diamalkan kandungannya. Adapun
secara istilah al-Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, dianggap
ibadah bagi yang membacanya.
2) As Sunnah
Secara harfiah as-Sunnah adalah sesuatu yang didapatkan dari
Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, persetujuan, sifat fisik atau budi,
atau biografi baik sebelum maupun setelah masa kenabian. Sunnah
menurut ahli hadis sama dengan pengertian hadits.
3) Kata-kata sahabat (madzhab shahabi)
Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Nabi SAW,
dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan beriman juga. Fazhrul
Rahman yang dikutip Mujib (2006 :40) berpendapat bahwa karakteristik
sahabat adalah:
a) Tradisi yang dilakukan para sahabat secara konsepsional tidak terpisah
dari Sunnah Nabi SAW.
b) Kandungan yang khusus dan aktual tradisi sahabat sebagian besar
adalah produk sendiri.
c) Unsur kreatif dari kandungan merupakan ijtihad personal yang telah
mengalami kristalisasi dalam ijma, yang disebut madzhab shahabi
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
30
d) Praktik amaliah sahabat identik dengan ijma (kuosesus umum)
4) Kemashalatan umat/sosial (mashalil al-mursalah)
Adalah menetapkan undang-undang, peraturan dan hukum
tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan
dalam nash, demi pertimbangan kemashalatan bersama.
5) Kebiasaan masyarakat (‘uruf)
Tradisi atau adat (‘uruf) adalah kebiasaan masyarakat, baik
perkataan atau perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-
akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang dalam
melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat yang
sejahtera.
6) Hasil pemikiran para ahli dalam Islam (ijtihad)
Ijtihad adalam pengerahan segala kesanggupan dan kekuatan
untuk memperoleh apa yang dituju sampai batas puncaknya. Hasil
ijtihad berupa rumusan operasional tentang pendidikan Islam yang
digunakan dalam melihat masalah-masalah kependidikan.
4. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam
Dalam islam tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika
Islam, dan pentingnya komparasi akal dan wahyu dalam menentukan nilai-
nilai moral terbuka untuk diperdebatkan. Akhlak merujuk kepada tugas dan
tanggungjawab selain syariat. Keteladanan merujuk kepada kualitas karakter
seorang muslim yang baik yang mengikuti keteladanan Nabi Muhammad
SAW (Majid, 2012 :58)
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013
31
Nyatalah bahwa pendidikan individu dalam Islam mempunyai tujuan
yang jelas dan tertentu, yaitu: menyiapkan individu untuk dapat beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa
totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum
dan haji; tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk
Allah semata merupakan ibadah.
(Aisyah Abdurrahman Al Jalal) Maktabah Abu Salma al-Atsari
http://dear.to/abusalma. (13/ 9/ 2012)
Sebagai usaha yang identik dengan ajaran agama, pendidikan karakter
dalam islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di
dunia Barat. Perbedaan-perbedaan tersebut mencangkup penekanan terhadap
prinsip-prinsip agama yang abadi, aturan dan hukum dalam memperkuat
moralitas, perbedaan pemahaman tentang kebenaran, penolakan terhadap
otonomi moral sebagai tujuan pendidikan moral, dan penekanan pahala di
akhirat sebagai motivasi perilaku bermoral. Intinya adalah wahyu Ilahi sebagai
sumber dan rambu-rambu pendidikan karakter dalam Islam. Akibatnya
karakter dalam Islam sering dilakukan dalam doktriner dan dogmatis, tidak
secara demokratis dan logis (Majid 2012 :58-59).
Pendidikan Karakter Bagi…, Fajar Muzaki, Fakultas Agama Islam UMP, 2013