Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2) pengertian metode penelitian adalah :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, metode penelitian merupakan cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey eksplanatory atau
penjelasan yaitu suatu metode yang menyoroti adanya hubungan antar variabel dengan
menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis. Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Teknik analisis yang digunakan ialah analisi regresi teknik analisis ini digunakan
memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang
dijelaskan oleh variabel bebas X.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Sugiyono (2010:117) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sementara menurut Wiratna Sujarweni (2012:13) :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VIII pada SMP Labschool UPI
Bandung.
Tabel 3.1
Populasi Siswa Kelas VIII SMP Labschool UPI Bandung
Tahun Pelajaran 2015/2016
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Kelas Jumlah
1. VIII A 33
2. VIII B 33
3. VIII C 33
4. VIII D 32
5. VIII E 33
Jumlah Siswa 164
Berdasarkan pengertian diatas tampak bahwa yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Labschool UPI Bandung.
3.2.2 Sampel
Sugiyono (2010:118) menyatakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut”.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), :
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus slovin sebagai berikut : (Riduwan 2004:65)
N
n = 1 + Ne2
Keterangan :
n = Ukuran sampel keseluruhan
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan
Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel siswa sebagai berikut:
N
n =
1 + Ne2
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = 164
( )
=
=
=
= 116
Dari perhitungan diatas,diperoleh ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini adalah 116 orang.
3.2.3 Sampel Siswa
Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara acak menggunakan metode
Proporsional random sampling, yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Sampel Siswa Kelas VIII SMP Labschool UPI Bandung
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Sampel Siswa
1. Labschool UPI
Bandung VIII A 33 33/164 x 116 = 23
2. Labschool UPI
Bandung VIII B 33 33/164 x 116 = 23
3. Labschool UPI
Bandung VIII C 33 33/164 x 116 = 23
4. Labschool UPI
Bandung VIII D 33 33/164 x 116 = 24
5. Labschool UPI
Bandung VIII E 33 33/164 x 116 = 23
Jumlah 164 116
Pemilihan sampel siswa di masing-masing dilakukan secara acak (random),
jika kuota sampel sama dengan jumlah siswa yang ada maka keseluruhan siswa di
kelas tersebut akan dijadikan sebagai sampel siswa dalam penelitian. Maka
berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa siswa SMP Labschool UPI Bandung yang
menjadi sampel penelitian sebanyak 116 siswa dari jumlah populasi 164 siswa
dijadikan objek penelitian.
3.3 Operasional Variabel
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2008:60):
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang bebentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
dalam penelitian kuantitatif penelitian ini memiliki dua variabel penelitian yakni variabel
bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel dipendent). Adapun variabel
bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan Reinforcement
(penguatan), sedangkan variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar. Dengan demikian,
operasional variabel dalam penelitian ini dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris
(Indikator) Skala
Reinforcement
Verbal ( X1 )
Penguatan verbal merupakan respon
yang diberika oleh guru terhadap
prilaku atau responbelajar siswa yang
disampaikan melalui bentuk kata-
kata/lisan atau kalimat ucapan
Kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan,
dan sebagainya.
Ordinal
Reinforcement
Gestural ( X2 )
Salah satu bentuk penguatan yang bisa
diberika oleh guru untuk memotivasi
siswa agar perpartisipasi dalam
pembelajaran lewat wajah/anggota
badan
Senyum,mengangkat alis,
tepuk tangan, memunjuk,
anggukan, gelengan
kepala, tanda ok,dan
sebagainya
Ordinal
Reinforcement
dengan
Mendekati
( X3 )
Penguatan non verbal sebaliknya dari
penguatan verbal, yaitu respon
terhadap perilaku belajar (respon)
yang dilakukan tikan dengan kata-kata
atau ucapan lisan.
Mimik dan gerakan badan,
gerak mendekati, sentuhan,
kegiatan yang
menyenangkan, pemberian
simbol atau benda,
penguatan tak penuh.
Ordinal
Motivasi
Belajar
( Y )
Motivasi merupakan dorongan mental
yang menggerakan dan mengarahkan
perilaku manusia,termasuk perilaku
belajar
Durasi kegiatan, Frekuensi
kegiatan, Persistensinya,
Ketabahan, keuletan, dan
kemampuan, Devosi
(pengabdian) dan
pengorbanan, Tingkatan
aspirasinya, Tingkatan
kualifikasi, Arah sikapnya.
Ordinal
3.4 Sumber dan Jenis Data
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2010:172 ):
“Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana
data dapat diperoleh”.
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Guru IPS SMP Labschool UPI Bandung
2. Angket kepada siswa
Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari jawaban dari angket yang diberikan kepada siswa, dan data sekunder berupa
dokumentasi nilai yang dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP
Labschool UPI Bandung.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam hal ini penulis menggunakan
teknik angket (kuesioner), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya Sugiyono (2010:199). Pertanyaan dalam kuesioner disusun dengan
alternatif jawaban Skala Likert lima point. Kuesioner dikembangkan berdasarkan indikator
masing-masing variabel penelitian, masing-masing jawaban dari 5 alternatif jawaban yang
tersedia diberi bobot nilai seperti pada tabel 3.5.Angkat menggunakan model survey scale of
habit and attitude (SSHA) menurut (William f. Brown)
Tabel 3.4
Pernyataan Kuisioner
No Jawaban Responden Skor
Positif Negatif
1 Selalu 5 1
2 Sering 4 2
3 Kadang-kadang 3 3
4 Jarang 2 4
5 Tidak Pernah 1 5
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dengan tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Memeriksa kelengkapan dan kejelasan data dari angket sebagai instrumen pokok
dalam penelitian ini. Jika terdapat angket yang tidak lengkap dan tidak jelas, maka
angket tersebut tidak dijadikan bahan untuk melakukan pengolahan data selanjutnya.
b. Memberikan skor terhadap data yang diperoleh dari angket yang biasanya berupa
angka sesuai dengan prinsip pengukuran.
c. Menyajikan data dalam bentuk tabel yang telah ditentukan sesuai kebutuhan dengan
menghasilkan skor yang telah diperoleh.
3.6.2 Analisis Data
Sebagaimana yang dikemukakakan oleh Sugiono (2008, hlm 207) bahwa
analisis data adalah:
“Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau seluruh data lain
terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data
berdasarkan variabel dan responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data mengenai penerapan penguatan
(reinforcement) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menyebarkan angket
sebagai instrumen.Pengguanaan instrumen dalam penelitian ini dijadikan suatu alat
pengukuran pengetahuan, keterampilan, sikap dan dapat berupa tes, angket ataupun
wawancara.
Hipotesis dalam penelitian ini telah dirumuskan sebelumnya, maka hipotesis tersebut
perlu diuji untuk pembuktiannya. Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui mekanisme
angket, terdapat dua jenis data yaituordinal dan interval. Dengan adanya dua jenis data
tersebut maka terlebih dahulu data ordinal terlebih dahulu harus diubah menjadi interval
dengan menggunakan Methode of Succesive Interval (MSI) karena dalam pengukuran sikap,
salah satu kegunaan MSI adalah untuk meningkatkan pengukuran dari ordinal ke interval.
Untuk melakukan transformasi data melalui MSI langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
:
a. Perhatikan tiap butir pertanyaan dalam angket
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Untuk butir tersebut,tentukan berapa banyak responden yang mendapatkan (
menjawab ) skor 1,2,3,4 dan 5 yang disebut frekuensi
c. Mencari skor terbesar dan terkecil
d. Mencari nilai rentangan (R)
e. Mencari banyaknya kelas
f. Membuat tabulasi dengan tabel penolong
g. Mencari rata-rata (Mean)
h. Mencari simpangan baku (standar deviasi)
i. Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus sebagai berikut :
j. T=50+10 ( )
Dimana : T = data interval
X = data ordinal yang akan dinaikan menjadi data interval
X = rata-rata (mean)
S = simpangan baku ( standar deviasi )
Agar hasil penelitian tidak bisa dan tidak diragukan kebenarannya,maka alat ukur
tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itu, maka dilakukan dua macam test yaitu uji
validitas dan test uji realibilitas.
3.7.1 Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2006:173). Suatu tes dikatakan
memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, dalam uji
validitas ini digunakan teknik korelasi produk moment yang dikemukakan oleh
pearson sebagai berikut :
Txy = ∑ (∑ )(∑ )
√ ( ∑ ) (∑ ) ( ∑ ) (∑ )
Keterangan : rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden
x = skor tiap item
y = skor keseluruhan item responden uji coba
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kusnendi (2008:94) menyebutkan item pertanyaan atau pertanyaan diidikasi
memiliki validitas apabila item tersebut berkorelasi secara positif dan signifikan (
nilai P-hitung ≤0,05 ) dengan skor totalnya. Jika koefisien korelasi antara skor item
dengan skor total tidak signifikan (nilai P-hitung > 0,05) atau bernilai negatif hal
tersebut menunjukan item yang bersangkutan tidak valid.
Setelah dilakukan tabulasi data ke dalam tabel induk penelitian dilakukan
pengujian validitas menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics 21 sebagai
berikut.
Tabel 3.5
Reinforcement Verbal ( X1 )
Variabel Keputusan Valid Keputusan Tidak Valid
Reinforcement Verbal ( X1 ) 9 0
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa semua item hasil pengujian diindikasi
memiliki validitas karena berkolerasi secara positif dan signifikan (nilai P – hitung ≤
0,05) dengan skor totalnya. Dengan demikian, instrument penelitian untuk
Reinforcement Verbal terdiri dari 9 item pernyataan.
Tabel 3.6
Reinforcement Gestural ( X2 )
Variabel Keputusan Valid Keputusan Tidak Valid
Reinforcement Gestural ( X2 ) 15 0
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 3.7 menunjukkan bahwa semua item hasil pengujian diindikasi
memiliki validitas karena berkolerasi secara positif dan signifikan (nilai P – hitung ≤
0,05) dengan skor totalnya. Dengan demikian, instrument penelitian untuk variabel
Reinforcement Gestural terdiri dari 15 item pernyataan.
Variabel Keputusan Valid Keputusan Tidak Valid
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Reinforcement dengan Mendekati ( X3 )
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 3.8 menunjukkan bahwa semua item hasil pengujian diindikasi
memiliki validitas karena berkolerasi secara positif dan signifikan (nilai P – hitung ≤
0,05) dengan skor totalnya. Dengan demikian, instrument penelitian untuk variabel
Reinforcement dengan Mendekati terdiri dari 12 item pernyataan.
Tabel 3.8
Motivasi Belajar ( Y )
Variabel Keputusan Valid Keputusan Tidak Valid
Motivasi Belajar ( Y ) 17 1
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 3.9 menunjukkan bahwa 17 item hasil pengujian diindikasi
memiliki validitas karena berkolerasi secara positif dan signifikan (nilai P –hitung ≤
0,05) dengan skor totalnya. 1 item hasil pengujian diindikasi memiliki ketidak
validitas karena berkolerasi secara positif tetapi tidak signifikan (nilai P – hitung ≥
0,05) dengan skor totalnya. Dengan demikian, instrument penelitian untuk variabel
Motivasi Belajar terdiri dari 17 item pernyataan.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Langkah selanjutnya setelah menghitung validitas butir soal yaitu menghitung
nilai reliabilitas instrument dengan rincian sebagai berikut:
a. Membagi butir pernyataan yang valid menjadi dua bagian, yaitu butir
pernyataan yang bernomor genap menjadi variabel X dan butir pernyataan
yang bernomor ganjil menjadi variabel Y.
b. Mengkorelasikan antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus
Pearson Product-Moment sebagai berikut:
Reinforcement dengan Mendekati ( X3 ) 12 0
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2222xy
YYnXXn
YXXYnr
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi yang dicari
ΣXY : jumlah perkalian skor dari variabel X dan Y
ΣX : jumlah skor variabel X
ΣY : jumlah skor variabel Y
ΣX2 : jumlah skor variabel X
2
ΣY2 : jumlah skor variabel Y
2
(ΣX)2 : jumlah skor variabel X yang dikuadratkan
(ΣY)2 : jumlah skor variabel Y yang dikuadratkan
n : jumlah sampel
c. Mencari reliabilitas seluruh perangkat item tes dengan menggunakan
persamaan Spearman Brown sebagai berikut:
xy
xy
iir1
xr2r
Keterangan :
iir : reliabilitas instrumen
rxy : indeks korelasi antara belahan instrumen
Dari hasil penghitungan dengan teknik korelasi Pearson Product-Moment
dimasukan kedalam persamaan Spearman Brown, kemudian untuk menentukkan nilai
t hitung, nilai r seluruh item tes yang dihasilkan dimasukan kedalam rumus yang
dikembangkan oleh Sudjana (1989, hal. 115) sebagai berikut:
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
ii
r1
2nrt
Keterangan:
t : nilai t hitung yang dicari
rii : koefisien seluruh tes
n-2 : besar sampel dikurangi 2
Hasil uji signifikan koefisien korelasi dikonversikan dengan ttabel, apabila thitung
lebih besar dari ttabel maka koefisien korelasi tersebut signifikan, hal ini berarti
instrumen tersebut layak untuk dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini.Hasil
uji reliabilitas instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Reliabilitas Data
Keterangan X1 X2 X3 Y
Rxy 0,89001431 0,848704 0,559727 0,628111
Rii 0,941806954 0,918161 0,717724 0,771583
T 49,22944145 40,47044 17,03411 20,35713
t tabel 1,974534576 1,974535 1,974535 1,974535
Hasil Pengujian Reliable Reliable Reliabel Reliabel
Sumber:Lampiran 3
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada
variabel X1, X2, X3, dan Y memiliki reliabilitas yang baik karena angka
reliabilitasnya X1 sebesar 49,23, X2 sebesar 40,47 X3 sebesar 17,03, dan Y1 sebesar
20,36 yang berarti thitung> dari ttabel. Dengan demikian instrumen ini layak untuk
dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian.
3.8 Statistik Deskripsi
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing
variabel. Berdasrkan acuan distribusi normal maka, interpretasi akor terhadadap semua
variabel dalam penelitian dikategorikan kedalam 5 level yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggi, rendah,dan sangat rendah. Adapun kategorisasi skor mengacu kepada pendapat Aaker
(2004:28) penilaian terhadap skor dianggap mempunyai skala pengukuran interval sehingga
dapat dihitung rata-rata dan simpangan baku dari pengumpulan data responden. Kategorisasi
tersebut dijadikan sebagai acuan dalam melakukan interpretasi untuk masing-masing
variabel.
Sebelum menghitung skor, terlebih dahulu ditentukan range intervalnya,yaitu dengan
rumus berikut :
Range = Nilai tertinggi –
Sesuai dengan skor alternative jawaban angket yang terentang dari 1 sampai dengan
5,banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas
interval sebagai berikut :
Panjang kelas interval =
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban Responden
Rentang Penafsiran
1,00-1,79 Sangat rendah
1,80-2,59 Rendah
2,60-3,39 Cukup tinggi
3,40-4,19 Tinggi
4,20-500 Sangat tinggi
3.8.1 Koefisien Determinasi Majemuk R2
Pengolahan data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat bantu statistik yaitu program software komputer SPSS 21.
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis statistik parametrik dengan analisis
regresi linier berganda.
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari
bagaimana pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel
terikat. Teknik analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dan
teori untuk mengetahui Pengaruh reinforcement verbal (X1), reinforcement gestural
(X2), dan reinforcement dengan mendekati (X3) terhadap motivasi belajar (Y) adalah
dengan Analisis Regresi Linier Berganda. Model dalam penelitian ini adalah:
Y = f (X1,X2, X3)
persamaan fungsi regresinya menjadi:
332211 XbXbXbaY
Keterangan:
Y = Motivasi belajar
X1 = Reinforcement verbal
X2 = Reinforcement gestural
X3 = Reinforcement dengan mendekati
a = Konstanta
ß1,2,3 = Koefisien arah Regresi ( parameter/ estimator/ penaksir )
Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan (goodness of fit) dari
persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam
variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Koefisien determinasi
majemuk (multiple coefficient of determination) dinyatakan dengan R2. Koefisien
determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus:
∑ ∑
∑
(Gujarati,2006: 13)
Besarnya nilai R2 berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 < R
2 < 1. Jika
nilai R2
semakin mendekati 1 (satu) maka model tersebut baik dan pengaruh antara
variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin kuat (erat berhubungannya).
3.8.2 Uji Statistik T
Vera Apriza, 2017 PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN REINFORCEMENT (PENGUATAN) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP LABSCHOOL UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara individual. Dalam analisis regresi, selain
mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Uji yang dilakukan
adalah uji t. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t
hitung masing-masing koefisien dengan t tabel, dengan tingkat signifikansi 5%. Jika t
hitung < t tabel, maka Ho diterima. Ini berarti bahwa variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika t hitung > t tabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Jika
tingkat signifikansi ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika tingkat signifikansi ≤ 0,05
maka hipotesis diterima.
3.8.3 Uji Statistik F
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) bertujuan untuk mengukur apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian secara simultan ini
dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi F dari hasil
pengujian dengan nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini. Cara
pengujian simultan terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainya
lebih kecil dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen
maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara
simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika tingkat signifikansi F yang diperoleh dari hasil pengolahan nilainya
lebih besar dari nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5 persen
maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.