114
BAB III
MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU
PENDIDIKAN MTs NEGERI MODEL BREBES
Pembahasan dalam bab ini meliputi; Pertama, gambaran umum Madrasah
Tsanamiyah Negeri Model Brebes yang terdiri dari sejarah dan perkembangan
madrasah, visi dan misi madrasah, struktur organisasi, perencanaan Program
Kerja Madrasah, serta sumber dana/ keuangan. Kedua, penerapan manajemen
peningkatan mutu terpadu di Madrasah Tasanawiyah Negeri Model Brebes yang
pembahasannya meliputi; kepemimpinan kepala sekolah, struktur organisasi,
hubungan kerjasama, program peningkatan mutu pendidikan, dan strategi
peningkatan mutu pendidikan Ketiga, keunggulan model manajemen peningkatan
mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes yang meliputi; model
manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan, dan keunggulan model
manajemen peningkatan mutu terpadu pendidikan di MTs Negeri Model Brebes.
A. GAMBARAN UMUM
1. Tinjauan Historis
MTsN Model Brebes didirikan pada tahun 1979 awalnya madrasah swasta
yang bertempat di ponpes Annidhom Nurul huda Gamprit Brebes, kemudian
menjadi filial tahun 1982, dan menjadi Negeri tahun 1994 serta mendapat
penghargaan dan kehormatan dari kanwil Prop. Jawa Tengah karena prestasi
dan jumlah peserta didik yang banyak ± 1322 siswa, maka mendapat predikat
MTs Model pada tahun 1998 yang dipimpin oleh H. Jalaludin. Pemimpin
madrasah yang pernah bertugas di MTsN Model Brebes adalah sebagai berikut:
115
Tabel 3.1
No Nama Periode Tugas
1. Zaenal Arifin 1979 – 1986
2. Drs. H. Jalaludin 1986 – 2001
3. Drs. H. Muharrom Hasan Hadiwijaya 2001 – 2004
4. Drs. H. Wahidin 2004 – 2009
5. Drs. Muh. Muntoyo, M.Pd. 2009 – sekarang
Secara geografis, MTsN Model Brebes berada di lingkungan strategis,
yaitu kompleks Islamic Centre, berada di pinggir jalan raya, meskipun bukan
jalan utama. Dari berbagai arah, MTsN Model Brebes mudah dijangkau dengan
berbagai alat transportasi, termasuk kendaraan umum. Pada sisi lain,
masyarakat Brebes juga mempunyai respon baik terhadap keberadaannya,
begitu pula partisipasi pada warga dalam menghidupkan MTsN Model Brebes
juga sangat baik, terutama dalah menyekolahkan putra-putrinya. Terbukti
dengan siswa MTsN Model Brebes setiap tahun meningkat dan jumlahnya
sekarang ± 1243 peserta didik dengan jumlah rombel 34 ruang.
Secara fisik bangunan Madrasah di Kabupaten Brebes, boleh dikatakan
paling lengkap baik karena dilengkapi dengan asrama/pesantren (Boarding
School), Lab. Bahasa, Lab. Komputer, Lab. PTD (Pendidikan teknologi dasar),
Lab. Mipa, Kelas Moving/ Moving Class Bahasa, Agama, Matematika, IPA,
PSKn, Komputer, dll. Jumlah ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar
juga memadai ada 35 lokal. (Tabel 3.2)
116
No Fasilitas Ada/
tidak ada Jumlah Keterangan
1. Ruang kelas Ada 35 Baik
2. Ruang Kepala Madrasah Ada 1 Baik
3. Ruang Guru Ada 1 Baik
4. Ruang UKS Ada 1 Baik
5. Ruang karyawan/administrasi Ada 1 Baik
6. Ruang Guru BP Ada 1 Baik
7. Ruang Kesenian Ada 1 Baik
8. Ruang Perpustakaan Ada 1 Baik
9. Tempat Parkir Guru/Adm Ada 1 Baik
10. Tempat Parkir siswa Ada 1 Baik
11. Kamar Mandi/ WC Guru/
Karyawan Ada 6 Baik
12. Kamar mandi / WC siswa Ada 8 Cukup baik
13. Lapangan Olahraga Ada 1 Kurang
14. Musholla Ada 1 Baik
15. Kebun sekolah/ taman green
house Ada 1 Baik
16. Ruang Koperasi Ada 1 Baik
17. Kantin Ada 4 Baik
18. Laboratorium IPA Ada 1 Baik
19. Laboratorium Bahasa Ada 1 Baik
20. Ruang ketrampilan Ada 1 Baik
21. Ruang PTD Ada 1 Baik
22. Ruang Sekretaris Asrama Ada 1 Baik
23. Asrama Ada 1 Baik
24. Ruang Aula Ada 1 Baik
25. Gudang Ada 1 Baik
26. Laboratorium Komputer Ada 1 Baik
117
27. Rumah Dinas Ada 1 Baik
28. Bangsal Kendaraan Ada 1 Baik
29. Ruang Ps Kn Ada 1 Baik
30. Ruang Agama Ada 1 Baik
31. Ruang Multi media Ada 1 Baik
32. Fotocopy Ada 1 Baik
2. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti; perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi,
berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu
madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang tersebut. MTsN Model
Brebes memiliki citra moral dengan menggambarkan profil madrasah yang
diinginkan di masa datang terwujud dalam Visi madrasah berikut;
a. Visi dan Misi Madrasah
Visi MTsN Model Brebes adalah “Mewujudkan peserta didik yang
unggul dalam Imtaq, Iptek, dan Berprestasi.”
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita madrasah yang berorientasi
ke depan dengan memperhatikan potensi keilmuan. Untuk mewujudkan
visi tersebut, MTsN Model Brebes menyusun misi, antara lain:
1. Menyelnggraankan pendidikan bernuansa Islam dengan
menciptakan lingkungan yang agamis di madrasah
2. Memberdayakan masjid sebagai pusat keagamaan
3. Menyelenggarakan ekstrakurikuler di bidang Iptek
(computer/internet, PTD, KIR), Religius (seni baca Al-Qur’an),
118
Kajian Kitab, bhakti sosial di masyarakat), maupun kesehatan dan
jurnalistik.
4. Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang efektif
dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik maupun
nonakademik
5. Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk
menggali dan menumbuhkembangkan minat, bakat peserta didik
yang berpotnesi tinggi agar dapat berkembang secara optimal.
6. Mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan bahasa Arab (kelas
Fullday)
7. Menyelenggrakan kegiatan belajar sekolah berasrama (boarding
school)
b. Tujuan MTsN Model Brebes
Setelah para siswa dididik selama 3 tahun diharapkan:
1. Mampu mengamalkan ibadah yaumiah dengan benar dan tertib
2. Berakhlakul karimah dan menjadi teladan untuk lingkungan
sekitarnya
3. Hafal juz 30 (juz ‘amma) dan surat Yasin secara tartil
4. Dapat bersaing dengan sehat dalam prestasi Akademik dan non
Akademik dengan sekolah lain.
5. Mampu mengoperasikan peralatan yang menggunakan teknologi
ringan dan computer
119
6. Mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan pengantar
bahasa Inggris dan bahasa Arab pada Class Fullday Learning.
7. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab
secara sederhana
8. Mampu bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat.
c. Sasaran Program
Masing-masing poin dalam tujuan harus direncanakan sedemikian
rupa untuk pencapaiannya. Hal itu dapat dilihat pada table berikut;
(Tabel 3.3)
No Tujuan Program Pemantauan
/ penerapan
1. Mampu mengamalkan
ibadah yaumiah dengan
benar dan tertib
- Melaksanakan sholat
berjama’ah di masjid
MTsN Model Brebes
- Sholat Dhuha,
Sholat Jum’at
terjadwal
Buku
Taubiyah
2. Berakhlakul Karimah - Tatibsi
- Bersalaman antar
siswa dengan
bapak/ibu guru serta
karyawan/ti
- Contoh suri tauladan
dari bapak/ibu guru
Buku
Tatibsi
dengan poin
pelanggaran
3. Hafal juz 30 (juz
‘amma) dan surat yasin
secara tartil
- Setoran hafalan juz
‘amma dan surat
Yasin kepada guru
Buku juz
‘amma yang
telah diberi
120
Pembina kolom nilai,
dan
pemberian
sertifikat
juz ‘amma
.4. Dapat bersaing dengan
para siswa dari sekolah
favorit di lingkungan
Brebes dalam bidang
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
- Pembinaan drill 4
mapel Un
- Pembinaan KIR
- Bina Belajar
computer, internet
- Try out
Catatan
kemajuan
siswa, nilai
tery out,
dan hasil
prestasi
akademik
dan non
akademik
5. Mampu
menggunakan/mengoper
asikan teknologi
informatika
- Menguasai dan
mempraktikkan
penggunaan
computer, Lcd,
internet.
Buku
kunjungan
lab.
Computer
6. Mampu berbicara
dengan bahasa Inggris
dan bahasa Arab
- Seninn dan Selasa
berbicara bahasa
Arab
- Rabu dan Kamis
berbicara bahasa
Inggris
- Jum’at berbicara
bahasa Jawa
- Sabtu berbicara
bahasa Indonesia
Buku saku
panduan
bicara
harian
Penambaha
n
Pembelakal
an oleh
Kwanta
Tegal
121
7. Mampu hidup mandiri
dengan ketrampilan
PTD (pendidikan
teknologi dasar) dan
menjahit/ tata busana,
dan tata boga
- Muatan lokal untuk
ketrampilan PTD
dan menjahit
Praktik
perbengkela
n, sablon,
listrik,
elektro
(putra),
praktik
menjahit
dan tata
boga (putri)
3. Struktur Organisasi
Organisasi sangat penting dan mempunyai peran demi suksesnya program-
program kegiatan sekolah. Hal ini agar satu program dengan program yang lain
tidak berbenturan dan agar lebih terarah tugas dari masing-masing personal
pelaksana pendidikan. Selain itu organisasi diperlukan dengan tujuan agar
terjadi pembagian tugas yang seimbang dan objektif, yaitu memberikan tugas
sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing orang.
Struktur organisasi sekolah merupakan komponen yang sangat diperlukan
dalam suatu sekolah, lebih-lebih dari segi pelaksanaan kegiatan sekolah. Dalam
rangka pencapaian tujuan, struktur organisasi hendaknya disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan suatu sekolah. Adapun struktur organisasi Madrasah
Tasanawiyah Negeri Model Brebes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Struktur Organisasi MTsN Model Brebes
Tahun Pelajaran 2012/2013
122
Komite Madrasah Kepala Madrasah
Kepala TU Waka. Manajemen ISO
Waka.
Kurikulum
Waka.
Litbang
Waka.
sarpras
Waka.
Humas
Waka.
Kesiswaan
Koordinator Perpus Koordinator BP
Wali Kelas
Guru Kelas
Siswa
Wali Kelas Wali Kelas
Koord Dewan pend
123
4. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan
Guru, siswa dan karyawan merupakan komponen dari sekolah yang tidak
dapat dipisahkan dan saling bekerjasama. Komponen-komponen ini secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil dari
proses belajar mengajar. Komponen peserta didik keberadaannya sangat
dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di madrasah,
peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi
ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketramplan yang diperlukan. Oleh karena
itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja,
akan tetapi harus merupakan bagian kebermutuan dari lembaga pendidikan
Islam (madrasah). Sedangkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses
pendidikan di madrasah memegang peranan strategis terutama dalam upaya
membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai
yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik
dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini
disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus
lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya
dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun
dengan tenaga kependidikan, mereka bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidika pada satuan pendidikan.
124
Adapun jumlah seluruh personil Madrasah sebanyak 11 orang, yang terdiri
dari 93 guru, 19 karyawan TU, dan komite 5 orang. Dari sejumlah guru yang
ada, 75 guru sudah berstatus PNS dan 18 lainnya sebagai guru honorer/GTT.
Kemudian 98% guru MTsN Model Brebes sudah berkualifikasi sarjana, bahkan
sebanyak 13 guru sudah pasca sarjana serta sudah profesional sesuai dengan
keahlian disiplin ilmu masing-masing. Sedangkan karyawan yang berjumlah 19
orang, yang berstatus PNS baru 4 orang, yang 15 masih berstatus honorer/PTT.
Sedangkan jumlah peserta didik pada tahun 2011/2012 seluruhnya
berjumlah 1.306 siswa, yang terbagi menjadi 35 kelas termasuk kelas full day.
Peserta didik MTsN Model Brebes tidak hanya berasal dari dalam kota, tapi
dari berbagai kecamatan di kota Brebes, bahkan ada yang dari Kota Tegal.
Perkembangan jumlah siswa 11 tahun terakhir (Tabel 3.5)
No Tahun
Pelajaran Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1 2001/2002 429 419 394 1242
2. 2002/2003 351 397 399 1147
3. 2003/2004 411 351 389 1151
4. 2004/2005 349 382 331 1062
5. 2005/2006 385 339 374 1098
6. 2006/2007 430 378 323 1131
7. 2007/2008 432 420 359 1214
8. 2008/2009 386 421 404 1211
9. 2009/2010 459 385 411 1255
10. 2010/2011 404 452 378 1243
11. 2011/2012 453 404 452 1309
125
Berdasarkan analisa, bahwa siswa yang DO di MTsN Model Brebes
disebabkan karena ekonomi orang tua, kurang perhatian (motivasi) dari orang
tua dan prestasi rendah. Keadaan putus sekolah 10 tahu terakhir; (Tabel 3.6)
No Tahun
Pelajaran
Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
1. 2001/2002 12 17 17 33
2. 2002/2003 13 9 2 24
3. 2003/2004 20 8 6 34
4. 2004/2005 1 1 2 4
5. 2005/2006 5 8 2 15
6. 2006/2007 10 7 2 19
7. 2007/2008 5 6 0 11
8. 2008/2009 3 - - 3
9. 2009/2010 7 - 1 8
10. 2010/2011 1 - - 1
Sedangkan keadaan ekonomi MTsN Model Brebes tergolong ekonomi
mengengah kebawah, terbukti dengan 32 % pekerjaan orang tua siswa sebagai
buruh dan 28 % dari petani. Serta latar belakang pendidikan orang tua peserta
didik mayoritas tamatan SD/MI. sehingga untuk perhatian dan motivasi belajar
terhadap putra-putrinya masih tergolong rendah.
Daftar sosial ekonomi orang tua siswa (Tabel 3.7)
No Jenis Pekerjaan Orang tua Prosentase
1. Petani 20.60
2. Buruh 32.09
3. Pedagang 31.52
4. PNS 9.70
5. Karyawan Swasta 2.41
126
6. TNI/Polri 0.40
7. Perangkat Desa 0.80
8. Lainnya 2.17
Pada sisi lain input peserta didik MTsN Model Brebes mayoritas berprestasi
sedang, yaitu dengan nilai rata-rata rapor minimal 6.0, kecuali untuk kelas full
day mempunyai input prestasi siswa yang cukup, dengan nilai rata-rata rapor
minimal 7.0.
5. Perencanaan Program Kerja Madrasah
Perencanaan yang baik dalam suatu kegiatan adalah tahap yang sangat
menetukan keberhasilan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, bermanfaat sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Hal inilah yang
perlu ditanamkan dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan baik di masyrakat
maupun di sekolah/madarsah.
Sekolah/madrasah sebagai lembaga kader generasi muda penerus cita-cita
bangsa dan negara diperlukan adanya perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
yang baik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Rencana
biaya dan sumber dana kegiatan dapat terprogram secara menyeluruh,
seimbang dan relevan sesuai dengan kondisi dan kemampuan madrasah.
Dengan demikian RKM perlu dirumuskan dengan seksama sebagai landasan
kita untuk manajemen dan mengelola madrasah sehingga tujuan institusi dapat
tercapai. RKM mempunyai peran penting dalam memberikan arah dan
bimbingan kepada pelaku madrasah dalam rangka menuju perubahan atau
tujuan madrasah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko
yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan. Adapun
127
penyusunan rencana kerja MTsN Model Brebes dilakukan melalui 4 tahap,
yaitu;
Tahap I. identifikasi tantangan.
Tujuan tahap ini adalah untuk mengidentifikasi tantagan MTsN Model
Brebes yaitu dengan cara membandingkan antara “apa yang diinginkan
(diharapkan/ das sollen)” dengan apa yang ada saat ini (das sein) di MTsN
Model Brebes atau upaya dalam mempertahankan suatu keberhasilan yang
telah dicapai madarsah. Identifikasi tantangan dilakukan melalui langkah-
langkah berikut ini:
1. Menyusun profil MTsN Model Brebes
2. Mengidentifikasi tantangan MTsN Model Brebes
3. Merumuskan tantangan MTsN Model Brebes
Tahap II analisa Pemecahan Tantangan
Langkah-langkah dalam menganlisis tantangan adalah sebagai berikut;
1. Menetukan penyebab tantangan utama
2. Menentukan alternative pemecahan tantangan utama
Tahap III penyusunan Program
Dalam penyusunan program ada 6 langkah yang perlu dilakukan yaitu;
1. Menetapkan sasaran
2. Menetapkan program
3. Menetapkan pertanggungjawaban
4. Menentukan indkator keberhasilan program
5. Menetukan kegiatan dan
6. Menyusun jadwal kegiatan
128
Tahap IV Penyusunan rencana Biaya dan Pendanaan
Pada tahap ini ditetapkan jenis dan banyaknya dana yang dibutuhkan,
perkiraan jenis dan jumlah sumber pendanaan, aturan-aturan dari sumber
pendanaan dan lokasi jenis dan sumber pendanaan untuk jenis kebutuhan
dana.
Tahap V Pengesahan RKM.
Kegiatan akhir ini dilakukan setelah RKm selesai dirumuskan oleh
KKRKS/M, RKS.M dibahas bersama oleh kepala madrasah, dewan guru
dan komite madrasah untuk dikaji ulang agar RKS/M yang telah
dirumuskan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Sumber Dana / Keuangan
Anggaran MTsN Model Brebes berasal dari dana pemerintah dan dana
yang dihimpun dari orang tua peserta didik, setiap peserta didik dikenai biaya
Rp. 40.000 perbulan bagi kelas regular dan Rp. 75.000 per bulan bagi kelas
Full day.
Alokasi dana tertutama diperuntukkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan
intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dan juga untuk memenuhi kelengkapan
sarana belajar peserta didik.
B. PENERAPAN MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU
PENDIDIKAN DI MTs NEGERI MODEL BREBES
1. Kepemimpinan Kepala Madrasah Bermutu
Kepemimpinan merupakan kemampuan meyakinkan dan menggerakkan
orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu
129
tim untuk mecapai suatu tujuan tertentu. Proses mempengaruhi akan tercapai
manakal personal madrasah melakukan kerjasama secara sinergi sebagai
sebuah sistem yang kokoh untuk menguatkan kondisi lingkungan internal
madrasah, sehingga dapat hidup dan bersinergi dengan madrasah/sekolah lain,
dunia industri ataupun yang lainnya. Kepala madrasah mempunyai peran untuk
menganalisa secara tepat berbagai kondisi lingkungan internal maupun ekternal
lingkungan madrasahnya. Sehingga bisa melahirkan strategi yang tepat untuk
membawa madrasah pada perubahan yang diharapkan.
Kepemimpinan kepala MTs Negeri Model Brebes secara formal dijabat
oleh Drs. Muh. Muntoyo, M.Pd. dimulai tahun 2009. Pengelolaan kepala
madrasah di MTsN Model Brebes sangat kompleks dan khas. Kompleksnya
berkaitan dengan keterlibatan personil maupun kelompok, baik secara internal
maupun ekternal. Sedangkan kekhasannya berkaitan dengan tujuan yang
hendak dicapai berkenaan dengan maddrasah yang dinamis, selaras dengan
perkembangan tuntutan masyarakat secara umum. Dengan demikian, untuk
mencapai tujuan madrasah, kepala madrasah di MTsN Model Brebes selalu
mencurahkan banyak waktu untuk pengelolaan dan koordinasi proses
pembelajaran, dan selalu berkomunikasi secara teratur dengan staff, orangtua,
siswa dan anggota masyarakat disekitarnya.
Sedangkan Pelaksanaan kepemimpinanan kepala madrasah dilaksanakan
dengan menggunakan berbagai pendekatan, antara lain:
130
a. Pendekatan formal
Pendekatan formal dilakukan melalui pemberian pengarahan kepada
seluruh tenaga pendidik dan kependidikan untuk selalu melaksnakan
tugasnya dengan baik sesuai dengan visi dan misi madrasah yang
tertulis di dalam RKM MTs Negeri Model Brebes. Hal ini dilakukan
untuk mencetak output pendidikan yang bertqawa dan mengusasi ilmu
pengetahuan serta teknologi.
Pemeberian pengarahan secara formal dilakukan pada setiap
pelaksanaan upacara setiap hari Senin, dan apel pagi pada setiap
harinya. Pelaksnaaan apel pagi di laksanakan pada jam 6.45 wib.
Tujuan dari apel pagi adalah untuk menciptakan budaya disiplin di
lingkungan MTs Negeri Model Brebes yang didahului dengan
kedisiplinan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan, dengan
harapan akan diikuti oleh kedisiplinan seluruh siswa-siswi madrasah.
b. Pendekatan individual
Selain pendekatan formal, kepala madarasah juga menerapkan
pendekatan individual. Pendekatan individual dilakukan melalui
percakapan empat mata antara kepala madarsah dan tenaga pendidik
atau kependidikan, untuk mengetahui penyebab yang mempengaruhi
kurang maksimalnya kinerja tenga pendidik atau tenaga kependidikan.
Pendekatan individual biasnya dilakukan di dalam kantor kepala
madrasah, dalam hal ini kepala madrasah menerapkan metode diskusi
131
dan kemitraan agar pembicaraan dapat berjalan dengan akrab, tidak
kaku.
c. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan dilakukan kepala madrasah dengan
melaksanakan peraturan-peraturan madrasah terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar semua warga madrasah tertanam
keyakinan bahwa semua peraturan yang ada dimadrasah akan
mengantarkan madrasah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di
madrasah. Salah satu contoh bentuk keteladanan kepala madrasah
adalah selalu datang tepat waktu yaitu jam 6.45 wib atau bahkan
sebelum jam 6.45 wib. Selain itu kepala madrasah selalu mengikuti
shalat dhuhur berjama’ah dengan siswa-siswi MTs Negeri Model
Brebes.
d. Pendekatan Religius
Pendekatan religius juga diterapkan oleh kepala madrasah dengan
selalu menanamkan keyakinan bahwa bekerja di madrasah adalah
sebuah pengabdian dan amanah yang akan dimintai
pertangungjawaban oleh masyarakat madrasah dan di akhirat kelak.
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan pedoman
dan arah pendidikan madrasah (visi dan misi, serta tujuan) dan mampu
menghasilkan output yang bermutu, maka akan menjadi amal baik, dan
dapat menjadi catatan kebaikan yang akan mendapatkan pahala dan
menghantarkan ke surga di akhirat.
132
Sedangkan dalam proses pengambilan keputusan, pada Model manajemen
peningkatan mutu terpadu menuntut kepala sekolah mengimplementasikan
proses bottom-up secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung
jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya. Dalam hal ini
kepala MTsN Model Brebes selalu melibatkan seluruh komponen sekolah,
namun dalam hal-hal tertentu hanya waka (wakil kepala sekolah) dan
perwakilan guru yang diikutsertakan dalam pengambilan keputusan sebagai
kebijakan akhir sekolah (wawancara dengan kepala sekolah MTsN Model
Brebes pada tanggal 10 April 2013).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Model Brebes
maka kepala madrasah menentukan kebijakan sekolah dengan tujuan merealisir
tujuan yang telah ditetapkan serta sasaran yang diharapkan sekaligus mengatur
mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan dan sasaran
tersebut. Adapun kebijakan kepala MTsN Model Brebes tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pembinaan rutin guru dan karyawan
Keutuhan dan keharmonisan hubungan antara guru dan karyawan
sebagai penyangga utama suatu lembaga pendidikan MTsN Model Brebes
mutlak diupayakan. Disiplin, konsistensi dan dedikasi tinggi merupakan
modal pokok suatu organisasi pendidikan untuk dapat maju dan berhasil.
Pembinaan rutin diharapkan dapat membangkitkan, minimal memelihara
iklim kerja yang pada gilirannya dapat membawa tujuan dan sasaran
133
madrasah menjadi kenyataan, sehingga peningkatan mutu pendidikan di
sekolah dapat terwujud.
b. Peningkatan SDM ketenagaan
Sebagaimana harapan bersama bahwa yang diinginkan oleh UU
Sisdiknas No. 25 tahun 1999 dengan adanya pendidikan ini adalah adalah
para lulusan memiliki kecakapan hidup (life skill), kecakapan berpikir
secara rasional dan kritis (rational skill), kecakapan beriteraksi secara
sosial (social skill), kemampuan akademik (academic skill) dan kecakapan
vokasional (vocational skill). Semua kecakapan ini diharapkan dapat
dijadikan bekal siswa setelah tamat dari sekolah untuk mengatasi problem
hidup.
Untuk menjawab permasalahan pendidikan tersebut salah satu yang
harus dipenuhi adalah peningkatan sumber daya ketenagaan / pengelola
pendidikan. Oleh karena itu peningkatan SDM mendapat prioritas utama
melalui:
1) Peningkatan jenjang pendidikan formal seperti; S1, S2 atau S3
2) Mengirim tenaga guru pada penataran-penataran, seminar dan
lokakarya ilmiah, baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional
3) Pengiriman tenaga guru / karyawan pada pusat-pusat pendidikan
dan latihan yang diselenggarakan Departemen Agama dan
Departemen Pendidikan Nasional.
134
c. Memaksimalkan peran organisasi madrasah
Pengembangan Madrasah Tsanawiyah sangat tergantung pada
efektifitas pembagian tugas yang dilakukan. Setiap komponen / jabatan
memiliki tanggung jawab dan kewenangan sesuai dengan tingkat
pekerjaannya masing-masing. Kesesuaian antara tugas yang harus
dijalankan dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing SDM sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Optimalisasi
fungsi pengelola, wakil kepala sekolah, wali kelas, BP / BK, pembina dan
lain-lain sesuai kewenangannya akan mengurangi kesenjangan antara
tujuan dengan kondisi riil.
d. Pengembangan kurikulum madrasah
Penyempurnaan kurikulum untuk mengantarkan peserta didik yang
berkualitas, baik aspek moral, akhlak, pengetahuan, keterampilan seni, olah
raga dan perilaku telah diamanatkan dalam berbagai kebijakan nasional
seperti yang tercantum dalam Tap. MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
1999-2004 hingga UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
Perubahan itu adalah upaya peningkatan mutu pendidikan dalam
rangka menyongsong dan memasuki era globalisasi. Perubahan dan
pengembangan kurikulum madrasah tetap dianggap relevan tatkala
perubahan itu muaranya untuk peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka pengembangan kurikulum yang ada, maka MTsN
Model Brebes telah menetapkan beberapa kebijakan dalam rangka
135
peningkatan mutu pendidikan baik yang bersifat akademik maupun yang
bersifat non akademik, yaitu sebagai berikut:
1) Menambah waktu belajar sore hari
2) Menetapkan jam tambahan / muatan lokal untuk kelas I dan II
3) Menetapkan jam tambahan pelajaran untuk kelas III
e. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang siswa
berbakat
Semakin banyak diyakini bahwa dalam mengakselerasi daya serap
siswa perlu mendapatkan latihan yang kontinu. Pemilihan bentuk
permainan atau kelompok belajar yang mendapat dukungan kemampuan
adaptasi dan komunikasi yang bertumpu pada penguasaan kompetensi
dasar serta bimbingan guru yang intens akan lebih cepat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan kedua di
sekolah. Dalam rangka pengelolaan dengan bersandar pada manajemen
mutu terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjang
dan meningkatkan bakat siswa, maka MTsN Model Brebes menentukan
beberapa kegiatan. Adapun yang dipilih sebagai kegiatan yang dapat
menunjang daya inovasi dan kreasi siswa adalah sebagai berikut;
1) Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR)
2) Kegiatan praktikum laborat
3) Kegiatan OR prestasi / seni
136
f. Penyediaan sarana prasarana
Sarana prasaran yang memadai akan memberikan kontribusi yang
besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu
penyediaan ruang belajar, alat dan media pembelajaran haruslah merupakan
prioritas utama. Oleh karena itu MTsN Model Brebes melalui penerapan
manajemen peningkatan mutu terpadu telah menyediakan dan menentukan
aspek sarana dan prasarana tersebut. Adapun aspek sarana prasarana yang
dimaksud meliputi:
1) Menyediakan perpustakaan yang memadai yang dilengkapi
dengan buku-buku agama maupun buku umum
2) Menyediakan laboratorium baik Fisika, Kimia, Biologi maupun
komputer
3) Renovasi workshop keterampilan untuk praktek, perbengkelan,
sablon, listrik, elektro (putra), praktik menjahit dan tata boga
(putri)
4) Rehabilitasi ruang kantor sekolah dan ruang guru
g. Pengembangan jaringan madrasah (madrasah networking)
Membangun dan mengelola kemitraan yang produktif baik kemitraan
yang bersifat pribadi maupun kemitraan yang bersifat organisasi sangat
penting untuk dilakukan. Suatu organisasi atau institusi pendidikan
mustahil dapat besar tanpa orang lain. Tolok ukur keberhasilan organisasi
ini dapat dilihat dari seberapa jauh networking yang telah dibangun dengan
pihak lain.
137
Membangun jaringan dengan pihak eksternal madrasah, terlebih
kepada penyandang dana atau pengguna lulusan (MAN/ SMUN) akan
menjadi sangat urgen ketika dibutuhkan suatu sikap yang produktif,
memiliki komitmen, motivasi yang tinggi untuk mendukung visi dan misi
yang sudah dicanangkan. Dalam rangka kerja sama dengan pelanggan baik
eksternal maupun internal ini MTsN Model telah menjalin kerja sama
dalam rangka pengembangan jaringan madrasah (madrasah networking).
2. Program Peningkatan Mutu Pendidikan MTs Negeri Model Brebes
Prinsip program peningkatan mutu madrasah pada dasarnya lebih
menekankan pada kemandirian madrasah dalam mengambil keputusan, dan
tujuan akhirnya adalah untuk mencapai keberhasilan madrasah dalam
mempersiapkan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat. Sedangkan
Program peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes tercantum
dalam Program Kerja Madrasah. Penuyusunan program tersebut sebagai upaya
meningkatkan mutu pelayanan (standar pelayanan minimla/ SPM) pendidikan
menuju MBM (Manajemen Berbasis Madrasah). pedoman ini berisi tentang
hasil pegembangan program madrasah yang mencakup:
a. Sasaran
Sasaran dalam program kerja madrasah digunakan sebagai panduan
dalam menyusun program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu
4 tahun guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah
dirumuskan. Dalam menetapkan sasaran, madrasah terlebih dahulu
melakukan analisis kesiapan madrasah untuk mencapai sasaran tersebut,
138
antara lain melihat kesiapan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana,
keuangan, dan situasi kondisi madrasah.
b. Program
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa
alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki karakteristik yang
saling mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Penetapan program-program dilakukan
setelah sasaran dirumuskan. Penetapan program-program pada madrasah
dilakukan setelah merumuskan sasaran-sasaran.
Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan tantangan utama tersebut,
maka program-program yang akan dikembangkan di MTs Negeri Model
Brebes sebagai berikut:
1) Pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
2) Perbaikan administrasi dan manajemen madrasah
3) Pengembangan organisasi dan kelembagaan
4) Perbaikan sarana dan prasarana
5) Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan)
6) Peningkatan pembiayaan dan pendanaan madrasah
7) Peningkatan peranserta masyarakat
8) Peningkatan prestasi peserta didik
9) Peningkatan kualitas lingkungan dan budaya madrasah
139
c. Indikator keberhasilan
Indikator kinerja adalah sesuatu yang akan dihitung dan diukur. Oleh
karena itu, indikator kinerja harus dapat mengidentifikasi bentuk
pengukuran yang akan menilai hasil dan outcome dari aktivitas yang
dilaksanakan. Indikator kinerja digunakan untuk menyakinkan bahwa
kinerja personel madrasah mengalami kemajuan menuju sasaran yang
telah ditetapkan di dalam rencana strategis. Indikator kinerja tersebut
didasarkan pada perkiraan realistis serta memperhatikan tujuan yang
diinginkan. Indikator merupakan salah satu komponen peningkatan mutu
pendidikan madrasah. indicator disusun untuk mengetahui keberhasilan
apakah program/sasaran yang ditetapkan berhasil atau tidak. Indikator
tersebut dirumuskan berkaitan dengan proses dan/atau hasil akhir.
d. Kegiatan
Kegiatan merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam
program untuk memecahkan tantangan yang dihadapi madrasah.
e. Penanggung jawab
Penanggung jawab merupakan kondisi seseorang yang dinilai oleh
orang lain karena kualitas perfromanya dalam menyelesaikan tujuan yang
menjadi tanggung jawabnya.
Penunjukkan penanggung jawab dalam setiap program peningkatan
mutu madrasah merupakan sebagai upaya pengorganisasian madrasah
untuk memperjelas tugas dan fungsi, serta tanggung jawab masing-masing
dalam mewujudkan mutu madrasah.
140
f. Jadwal kegiatan
Penjadwalan adalah sarana pengalokasian waktu, ruang, staf, dan
sumberdaya melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Tujuan penjadwalan untuk mensistemasikan kegiatan dapat
berjalan dengan lancar dalam mewujudkan mutu madrasah yang telah
ditetapkan.
3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan latihan merupakan faktor penting yang membantu dalam
membuat upaya perbaikan mutu pendidikan, karena diklat yang bermutu
merupakan salah satu media mendidik dan melatih semua warga madrasah
untuk meningkatkan pengetahuan, memperoleh ketrampilan, sehingga dapat
memberikan informasi tentang struktur misi, visi, arah dan organisasi. Diklat
juga secara tidak langsung dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam
organisasi. Dengan demikian, pelatihan dapat menjadi alat untuk mencapai
kualitas seperti yang direkomendasikan suatu lembaga.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di MTs Negeri Model Brebes
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, sebagai upaya mewujudkan mutu madrasah yang telah
ditetapkan. Keberhasilan peningkatan mutu madrasah juga tidak terlepas dari
pelayanan yang diberikan oleh semua tenaga pendidik dan kependidikan.
Pelaksnaaan pendidikan dan pelatihan di MTs Negeri Model Brebes
menggunakan model DDTK (diklat di tempat kerja), hal ini dilakukan agar
untuk efekfititas dan efisiensi kegiatan tersebut. Biasanya dengan memanggil
141
narasumber dari kanwil Depag Jateng. Diklat yang sering dilaksanakan seperti
diklat manajemen dan administrasi, penyususnan KTSP, penyususnan RKM
dll.
4. Struktur Pendukung Peningkatan Mutu Madrasah
Dalam rangka kelancaran kegiatan dan dalam rangka untuk pelaksanaan
organisasi sekolah, maka institusi pendidikan tersebut perlu memiliki struktur
organisasi yang baik dan akurat dengan penempatan petugas yang tepat dan
memiliki kompetensi, kemampuan, kemauan dan kesempatan. Hal ini
dilakukan karena dengan pengorganisasian yang baik, maka segala kegiatan
akan lebih terarah, teratur dan terkontrol sehingga penyimpangan dari arah
tujuan yang telah diprogramkan dapat dihindari sedini mungkin.
Berdasarkan realita yang ada, sesuai dengan hasil observasi penulis,
bahwa MTs Negeri Model Brebes dalam kegiatan opersionalnya sehari-hari
dipimpin kepala sekolah sebagai pimpinan puncak sekolah. Adapun kepala
sekolah dijabat oleh Drs. H. Muh. Muntoyo, M.Pd. Sedangkan dalam
menjalankan tugas-tugasnya Kepala Sekolah dibantu oleh seorang Wakil
Kepala Sekolah dan 6 orang petugas urusan tertentu yaitu urusan kurikulum
(Drs. Sururoh), urusan kesiswaan (Drs. M. Suedi, M.Pd), urusan sarana dan
prasarana (Drs. Nurkholid) dan urusan hubungan masyarakat (Drs. Hj.
Maslikha.), urusan bidang penelitian dan pengembangan (Miftahudin, S.Ag.),
urusan Manajemen Mutu ISO (Drs. Hj. Evelina dan juga dibantu staf-staf yang
lain. Untuk jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi MTs Negeri
Model Brebes berikut.
142
Tabel 3. 4
Struktur Organisasi MTs Negeri Model Brebes Berdasarkan Fungsi dan Jabatan
Tabel 3. 5
Struktur Organisasi MTs Negeri Model Brebes Secara Operasional
Keterangan:
....................... = garis koordinasi
____________= garis intruksi
Kepala Sekolah
Guru
Tata Usaha
Kepala Sekolah Komite
Kepala Urusan TU
Guru
Siswa
Wali Kelas
Wakamad
Kodis Perpus Koordinator
BP
Kord. Dewan
Pend.
143
Sedangkan fungsi dan tugas masing-masing bagian tersebut adalah
sebagai berikut
a) Kepala Madrasah
1) Tugas dan tanggung Jawab:
a. Mengorganisasikan semua kegiatan madrasah, seperti kegiatan
belajar mengajar dan kegiatan administrasi madrasah.
b. Mengatur kegiatan proses belajar mengajar.
2) Sebagai manajer kepala madrasah bertugas:
a. Menentukan kebijaksanaan madrasah
b. Mengambil keputusan
c. Menyusun Program Kerja dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Madrasah (RAPBM)
d. Mengarahkan kegiatan madrasah
e. Mengkoordinasikan kegiatan madrasah
f. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap semua
kegiatan
g. Mengatur semua komponen madrasah seperti guru, staf
madrasah, siswa, sarana dan prasarana, keuangan, kurikulum
dan hubungan dengan masyarakat.
3) Sebagai administrator kepala madrasah bertugas menyelenggara-
kan administrasi madrasah yang meliputi bidang kurikulum,
ketenagaan kesiswaan, perkantoran, keuangan, perpustakaan,
144
bimbingan konseling, UKM, kegiatan kesiswaan, sarana dan
prasarana dan hubungan dengan masyarakat dan lain-lain.
4) Sebagai supervisor kepala madrasah bertugas: menyelenggarakan
kegiatan supervisi mengenai:
a. Proses kegiatan belajar mengajar
b. Kegiatan bimbingan dan konseling
c. Kegiatan ekstrakurikuler
d. Kegiatan ketatausahaan
e. Kegiatan kesiswaan
f. Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
g. Sarana dan prasarana
h. Keuangan
i. Kegiatan 6 K
b) Wakil Kepala Madrasah
Wakil Kepala Madrasah mempunyai tugas langsung membantu kepala
madrasah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan jadwal
pelaksanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Ketenagaan
5) Pengkoordinasian
6) Pengawasan
145
7) Penilaian
8) Identifikasi dan pengumpulan
9) Penyusunan laporan
c) Wakamad Manajemen Mutu, dengan tugas dan tanggung jawab;
1) Membuat kerja manajemen mutu
2) Mengelola sistem manajemen mutu organisasi
3) Mengendalikan sistem mutu organisasi
4) Memastikan proses yang diperlukan, diterapkan, dan pemeliharaan
sistem manajemen mutu
5) Menjadi penghubung pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu
d) Wakamad Bidang Kurikulum, dengan tugas dan tanggung jawab:
1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan pelaksanaan kurikulum
madrasah
2) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang kurikulum
3) Mengontrol kegiatan pelaksanaan kurikulum madrasah
4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelaksanaan kurikulum di
madrasah
5) Melaporkan pelaksanaan kegiatan bidang kurikulum kepada
kepala madrasah
e) Wakamad Bidang Kesiswaan, dengan tugas dan tanggung jawab :
1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan kesiswaan di madrasah
2) Mengontrol pelaksanaan kegiatan kesiswaan di madrasah
146
3) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang kesiswaan
4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelaksanaan kesiswaan di
madrasah
f) Wakamad Bidang Sarana dan Prasarana, dengan tugas dan tanggung
jawab :
1) Merencanakan kebutuhan dan penataan ruang KBM dan kantor
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan sarpras penunjang KBM
3) Mendistribusikan kebijakan madrasah di bidang sarpras
4) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan sarpras di
madrasah
g) Wakamad Bidang Hubungan dengan Masyarakat (Humas), dengan
tugas dan tanggung jawab :
1) Merencanakan dan mempersiapkan berbagai hal tentang:
a) Susunan pengurus dan uraian tugas
b) Program kerja
c) Pelaksanaan kegiatan
d) Administrasi keuangan
e) Laporan
2) Merencanakan dan menyiapkan berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan masyarakat sebagai berikut:
a) Hubungan dengan lingkungan sekolah (tokoh masyarakat)
b) Hubungan dengan instansi terkait
c) Hubungan kerjasama dengan pelaksanaan PKG
d) Hubungan dengan KKM
147
3) Merencanakan dan menyiapkan berbagai kegiatan intern keluarga
besar MTsN Model Brebes sebagai berikut:
a) Ikut membantu kepala MTs dalam memecahkan masalah
bersama
b) Ikut membantu rekanya dalam memecahkan masalah
kesulitan mengajar
c) Ikut menciptakan hubungan yang baik dengan karyawan
maupun sesama teman guru
h) Wakamad Bidang penelitian dan pengembangan, dengan tugas dan
tanggung jawab :
1) Mengadakan studi kelayakan tentang pembaharuan sistem
pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Mengatur program analisis hasil evaluasi belajar siswa
3) Mengambil langkah perbaikan dari pelaksanaan evaluasi belajar
yang belum memenuhi kriteria
i) Kepala Divisi Pesantren (Boarding School)
Dengan tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan setiap kegiatan pesantren/ boarding school
2) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
3) Mendistribusikan kebijakan madrasah ke dalam kebijakan
4) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan
148
j) Guru Inti dengan tugas dan tanggung jawab:
1) Pembimbing terhadap teman sejawat
2) Mengkoordinir pelaksanaan MGMP intern
3) Mengkoordinir pelaksanaan MGMP antar sekolah
4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
5) Menyiapkan perangkat administrasi pembelajaran
6) Melaksanakan pembelajaran tepat waktu
7) Melaksanakan evaluasi pembelajaran
8) Melaksanakan análisis hasil evaluasi pembelajaran
9) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
10) Menyimpan dan memelihara hasil pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
11) Melaporkan hasil pelaksanaan pembelajaran kepada waka
kurikulum
12) Berkoordinasi dengan waka kurikulum
k) Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran bertanggungjawab kepada madrasah dan
mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif
dan efisien. Adapun tugas dan tanggung jawab guru meliputi:
1) Membuat perangkat program pengajaran / praktik, seperti:
a. Program tahunan/semester
b. Program mingguan guru
c. Program satuan pelajaran/silabus pengajaran
149
d. Program rencana pengajaran
e. Lembar kerja siswa
2) Melaksanakan kegiatan pengajaran/praktik
3) Melaksanakan penilaian kegiatan belajar, analisis hasil ulangan
harian
4) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
5) Mengisi daftar nilai siswa
6) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan
kepada guru lain dalam kegiatan proses belajar mengajar)
7) Membuat alat peraga/alat pelajaran
8) Mengikuti kegiatan pengembangan dan memasyarakatkan
kurikulum
9) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni
10) Melaksanakan tugas-tugas tertentu dari madrasah
11) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi
tanggungjawabnya
12) Meneliti daftar hadir siswa dan mengisi jurnal kelas sebelum
memulai pelajaran
13) Mengatur kebersihan ruang kelas/praktikum
14) Mengumpulkan dan menghitung angka kreditnya untuk kenaikan
pangkatnya
150
l) Guru Piket
Tugas guru piket sebagai berikut:
1) Guru piket datang 10 menit sebelum proses belajar mengajar
dimulai
2) Guru piket memimpin doa dan mengabsen siswa pada jam pertama
bagi kelas yang gurunya belum/tidak hadir
3) Guru piket bertugas mulai jam pertama s/d ke 9 (khusus hari Jumat
s/d jam ke 6)
4) Guru piket mencatat dan memberi ijin kepada siswa-siswa
terlambat maupun siswa-siswa yang ijin keluar madrasah karena
kepentingan tertentu
5) Guru piket wajib mengamankan siswa di kelas yang gurunya
berhalangan hadir sehingga tidak mengganggu kelas atau
lingkungan yang lain serta tidak berkeliaran
6) Guru piket wajib mengamankan proses belajar mengajar sampai
jam terakhir (jam 13.30 WIB dan untuk hari Jumat 11.15 WIB)
7) Guru piket wajib mencatat semua kegiatan PBM pada buku piket
8) Guru piket wajib mencatat guru yang ijin pada buku piket
9) Guru piket bersama BP/BK memantau siswa pada jam ke 9 dan
mencatat pada buku pantauan(khusus hati Jumat jam ke 6)
10) Pada hari senin atau jumat guru piket ikut mengamankan
pelaksanaan upacara dan SKJ
151
11) Guru piket memimpin doa sebelum pelajaran berakhir bagi kelas
yang guru pada jam terakhir kosong/ijin
12) Setelah pelajaran selesai semua perlengkapan piket dirapikan
kembali dan disimpan
m) Wali Kelas
Wali kelas bertanggungjawab terhadap pengelolaan edukasi dan
administrasi kelas. Adapun tugas wali kelas meliputi:
1) Menyelenggarakan administrasi kelas
2) Mengkoordinir pembagian tugas dan tanggung jawab siswa
3) Menyusun rencana kegiatan tahunan
4) Membuat statistik kemajuan siswa
5) Merekap daftar kehadiran siswa setiap bulan
6) Berkoordinasi dengan lintas sektoral
7) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa atau legger
8) Mengetahui dan mengenal latar belakang siswanya
9) Melaporkan hasil belajar siswa kepada wali murid
n) Guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) dengan tugas dan tanggung
jawab, sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
konseling
2) Mengadministrasikan data dari berbagai aspek tentang siswa
3) Menempatkan dan menyalurkan sesuai dengan fitroh agama, bakat
minat, kemampuan dan kebutuhan siswa
152
4) Membantu siswa untuk tercapainya tujuan perkembangan yang
diharapkan serta menyelesaikan masalah-masalah siswa
o) Kepala perpustakaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1) Mengelola dan mengkoordinir penyelenggaraan perpustakaan
2) Menerima dan menguapayakan penggunaan buku paket
p) Kepala Tata Usaha
Kepala TU bertanggungjawab kepada madrasah mempunyai tugas dan
tanggung jawabb sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga
MTs secara rinci, sebagai berikut:
a) Ketatausahaan bidang pengajaran
b) Ketatausahaan bidang ketenagaan
c) Ketatausahaan bidang kesiswaan
d) Ketatausahaan bidang sarana prasarana
e) Ketatusahaan bidang pembiayaan/keuangan
f) Ketatausahaan bidang kehumasan
2) Menangani dan merencanakan bidang khusus ketenagaan:
a) Buku induk guru/ pegawai
b) Daftar pembagian tugas guru dan pegawai
c) Buku piket
153
d) Instrumen-instrumen yang berkaitan dengan kepegawaian
seperti:
� Daftar pencatatan penilaian pekerjaan (DP3) dan angka
kredit
� Surat permintaan dan surat ijin cuti
� Daftar mutasi kepangkatan jabatan dan pendidikan
� Surat uraian tugas
� Surat-surat usulan pengangkatan/kenaikan
5. Komunikasi
Komunikasi dalam program peningkatan mutu mempunyai peran yang
penting untuk menyampaikan komitmen terhadap program dan kebijakan
peningkatan mutu madrasah. komukasi dapat berlangsung secara lancer apabila
terdapat kesejajaran antara kedua belah pihak karena setiap manusia memiliki
kekurangan dan kelebihan. Sehingga kekurangn yang satu dapat ditutupi oleh
kelebihan yang lain. Demikian juga hubungan kepala MTsN Model Brebes
dengan guru, karyawan dilandasi sikap ramah, santun dan kesejajaran antara
kedua belah pihak karena guru dan karyawan bukan bawahannya melainkan
rekan kerja atau patner mereka. Sikap santun dan ramah yang dilakukan kepala
madrasah kepada tenaga pendidik dan kependidikan mengandung suatu ajakan
dan atau harapan seorang pemimpin kepada tenaga kependidikan untuk
mengadakan komunikasi secara imbal balik atau dua arah.
Pada ranah komunikasi formal, seperti dalam rapat-rapat, kepala
madrasah selalu berusaha untuk mengadakan pendekatan bottom-up dalam
154
menerima ususlan/ saran peningkatan mutu madrasah. karena hal ini akan
menumbuhkan sikap memiliki terhadap program peningkatan mutu madrasah,
sehingga komitmen kea rah tersebut akan tumbuh dengan sendirinya.
6. Pengukuran Pelaksanaan Program Peningkatan Mutu Madrasah
Pengukuran keberhasilan program peningkatan mutu terpadu di MTsN
Model Brebes selalu didasarkan pada setiap indikator-indikator keberhasilan
program masing-masing bidang yang ada di adalam rencana kerja madrasah
(RKM).
Selain pengukuran keberhasilan peningkatan mutu yang diambil melalui
program evaluasi KBM, MTsN Model Brebes juga mengukur tingkat kepuasan
pelanggan dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada semua
stakeholder madrasah, seperti orang tua, masyarakat sekitar, dan sekolah
lanjutan tingkat SMU/MA yang menjadi tempat belajar selanjutnya dari siswa
MTsN Model Brebes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dampak atau
outcome alumni MTsN Model Brebes. Outcome yang dimaksud adalah
kontribusi atau tingkat keaktifan dan keberhasilan alumni MTsN Model
Brebes, baik pada program akademik atau non akademik, bahkan sikap dan
perilaku sehari-hari.
7. Penghargaan/ reward
Salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan motivasi kerja
pegawai adalah adanya peluang karier. Karena faktor tersebut merupakan
reward/penghargaan dari pegawai yang berkinerja baik.
155
MTsN Model Brebes sangat memperhatikan pembinaan karier dan
peluangnya. Peluang tersebut terbuka untuk semua guru dan pegawai yang ada
di MTsN Model Brebes, tidak memilah-milah terhadap golongan tertentu,
hanya yang menjadi syarat utama adalah guru atau pegawai tersebut harus
memiliki kompetensi baik akademik maupun kepemimpinan dan sosial diatas
rata-rata. Hal ini mutlak diberlakukan karena pimpinan adalah faktor utama
dalam mengemudikan dinamika lembaga pendidikan agar tetap eksis dan lebih
maju dari sebelumnya.
Peluang karier di MTsN Model Brebes tercantum dalam struktur
organisasi dan buku panduan tugas pokok dan fungsi MTsN Model Brebes.
Seperti dijelaskan sebagai berikut:
a. Kepala Madrasah
Adapun persyaratan menjadi kepala madrasah adalah berpendidikan
minimal S1, dengan pengalaman kerja minimal 8 tahun, mempunyai
ketrampilan kepemimpinan dan mengikuti semua ketentuan dari
Kemenag Kab. Brebes
b. Wakil kepala madarsah
Persyaratan menjadi wakil kepala madrasah antara lain,
berpendidikan minimal S1, dengan pengalaman kerja minimal 7
tahun, memiliki kemampuan manajerial, dan pernah mengikuti diklat
SMM, peningkatan SDM minimal 3 macam.
156
c. Kepala tata usaha
Adapun persyaratan menjadi kepala tata usaha antara lain,
berpendidikan minimal S1, memiliki pengalaman kerja minimal 5
tahun, mampu mengoperasikan computer, memiliki kemampuan
manajerial, dan pernah mengikuti diklat manajemen perkantoran.
d. Kepala divisi/ laboratorium
Persyaratan menjadi kepala divisi atau laboratorium adalah
berpendidikan minimal S1, memiliki pengalaman kerja 4 tahun,
memiliki kemampuan manajerial, dan pernah mengikuti diklat
peningkatan SDM.
e. Guru inti
Sedangkan persyaratan menjadi guru inti adalah berpendidikan
minimal S1, memiliki masa kerja minimal 5 tahun, dan mampu
mengoperasikan komputer.
f. Wali kelas
Persyaratan menjadi wali kelas adalah berpendidikan minimal S1,
memiliki masa kerja minimal 3 tahun, dan mampu mengoperasikan
komputer.
157
C. MODEL MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TERPADU
PENDIDIKAN MTs NEGERI MODEL BREBES
1. Model Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu di MTs Negeri Model
Brebes
Konsep peningkatan mutu lembaga pendidikan yang berkembang dewasa
ini bahwa mutu pendidikan lebih banyak ditentukan oleh lembaga pendidikan
(sekolah/madrasah), yakni rancangan program yang disusun melalui
manajemen sekolah/madrasah. Mutu pendidikan bukanlah ditentukan dari luar
sekolah. Oleh karenanya peran kepala madrasah, guru-guru, staf dan juga
komite madrasah menjadi lebih penting dan menentukan.
Peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes selalu merujuk
kepada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup (a) standar isi;
(b) standar proses; (c) Standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan
tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar
pengelolaan; (g) standar pembiayaan; dan (h) standar penilaian pendidikan.
MTs Negeri Model Brebes memandang bahwa mewujudkan peningkatan
mutu pendidikan sesuai dengan SNP membutuhkan sebuah model manajemen
peningkatan mutu terpadu atau kerangka konsep yang dijadikan acuan kerja
dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri Brebes, karena hal
tersebut bukanlah suatu pendekatan yang sifatnya langsung jadi atau hasilnya
diperoleh dalam waktu singkat dan sekejap, tetapi membutuhkan suatu proses
yang sistematis. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan,
MTsN Model Brebes selalu berusaha semaksimal mungkin
158
mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu dalam sekolah. Meskipun
belum maksimal, akan tetapi MTsN Model Brebes selalu mengusahakan yang
terbaik dalam rangka meningkatkan mutu.
Adapun model manajemen peningkatakan mutu terpadu pendidikan di
MTsN Model Brebes adalah sebagi berikut:
a. Plan (Perencanaan)
Pada tahap perencanaan (plan) ini berisi penentuan proses mana yang
perlu diperbaiki, menetukan perbaikan apa yang dipilih, dan menentukan
data serta informasi yang diperlukan untuk perbaikan proses.
Dalam aplikasinya MTs Negeri Model Brebes melakukan kegiatan
analisis SWOT terlebih dahulu sebelum penyusunan perencanaan
peningkatan mutu madrasah dan mengadakan pembacaan keadaan riil
madrasah hari ini dan harapan yang akan datang (dinginkan). Melalui
analisis swot ini madrasah berupaya memanfaatkan kekuatan dan peluang
yang dimiliki serta mencoba mengeliminir kelemahan dan tantangan yang
ada. Selanjutnya, berdasarkan ke empat aspek tersebut disusun dan
dikembangkan berbagai program pendidikan yang kesemuanya
diorientasikan pada pencapaian mutu madrasah.
Pada dataran operasional pelaksanaan analisis swot akan berkembang
menghasilkan visi, misi, tujuan, dan program peningkatan mutu
penyelengraan pendidikan MTs Negeri Model Brebes. Kegiatan
perencanaan dapat digambarkan sebagai berikut;
159
Pada tahap perencanaan ini, MTs Negeri Model Brebes juga
mengadakan pelatihan penyusunan program peningkatan mutu madrasah
dengan mendatangkan nara sumber dari balai diklat Kemenag Jateng/
LPMP, tujuan diklat ini adalah untuk memberi bekal kepada seluruh
pemangku kepentingan madrasah (stakeholder) dalam menyusun program
peningkatan mutu madrasah.
Setelah pelatihan dan penyusunan program-program madrasah dan
indikator-indikator keberhasilan program peningkatan mutu, dilanjutkan
dengan verifikasi program-program yang ada. verifikasi dilakukan dengan
melihat alternatif-alternatif program yang telah disusun dan
membandingkan dengan data hasil analisis swot yang telah dilakukan.
Dengan mendiskusikan kedua data tersebut, didapat gambaran tentang
program-program peningkatan mutu yang realistis untuk dicapai pada 3-5
tahun ke depan.
Setelah tahapan pembacaan analisis swot, pelatihan, penyusunan
program, penyusunan indikator keberhasilan dan verifikasi. Dilanjutkan
dengan persetujuan dan penetapan program kerja madrasah yang dijadikan
Kekuatan dan kelemahan
Peluang dan tantangan
Visi Misi Tujuan Program peningkatan
mutu madrasah
160
arah kerja dan pengembangan madrasah 5 tahun s/d 10 tahun. Namun
demikian, program-program yang telah disusun, sewaktu-waktu dapat
direvisi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat
madrasah.
b. Do (Pelaksanaan)
Pada tahap ini berisi pengumpulan data dasar tentang jalannya proses,
implementasi perubahan yang dikehendaki (skala kecil), mengumpulkan
data untuk mengetahui perubahan (ada perbaikan atau tidak).
Pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan MTs Negeri Model Brebes
dimulai dengan pembagian tugas masing-masing guru, tenaga
kependidikan dan pembentukan tim quality control. Tahap ini dilakukan
melalui rapat semua warga madrasah (ka. Madrasah, waka-waka
madrasah, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan) sebelum tahun
pelajaran baru dimulai, tepatnya sebelum pembagian rapot hasil belajar
siswa.
Pemilihan waktu ini dengan pertimbangan, semua warga (khususnya
guru) dapat menyusun program peningkatan mutu masing-masing pada
waktu libur madrasah.
Sedangkan tim quality control terdiri dari kepala madrasah dan semua
waka madrasah, ditambah dengan koordinator guru tiap mata pelajaran.
Arah perubahan yang dikehendaki dari peningkatan mutu merujuk pada
indikator-indikator peningkatan program peningkatan mutu madrasah
161
dalam skala kecilnya, dan merujuk pada visi misi madrasah untuk skala
besarnya.
Tim Quality Control bekerja setiap hari, yaitu dengan melakukan
pengecekan terhadap kehadiran guru dalam melaksanakan KBM, dan
melakukan pertemuan setiap hari Kamis, Jumat, dan Sabtu. Pada kegiatan
ini, tim quality contorl membahas perkembangan pelaksanaan peningkatan
mutu, ”apakah kegiatan yang ada sudah sesuai dengan visi dan misi MTs
Negeri Model Brebes.
c. Check (monitoring dan evaluasi)
Pada tahap ini berisi langkah pemimpin untuk menafsirkan hasil
implementasi (berhasil atau tidak) atau upaya pemimpin untuk
memperoleh pengetahuan baru tentang proses yang berada dalam tanggung
jawabnya.
Secara aplikatif, tahap pengawasan atau pengendalian dilakukan setiap
hari melalui program pencatatan kehadiran guru dalam melaksanakan
KBM di kelas sesuai dengan jadwalnya. Kegiatan pengarahan dilakukan
supaya arah dan tujuan yang ada di KTSP atau RKM dapat tercapai sesuai
dengan visi dan misi madrasah.
Sedangkan kegiatan pengawasan dilakukan dalam bentuk supervisi
manajerial dan pembelajaran. Kegiatan ini dibantu oleh tim quality
control. Selain supervisi manajerial dan pembelajaran kegiatan
pengendalian dilakukan melalui pengarahan terhadap seluruh warga
madrasah. Kegiatan pengarahan dilakukan dalam 3 skala:
162
1. Pengarahan setiap bulan yang dilakukan pada tanggal 17,
pengarahan ini ditujukan kepada semua warga madrasah.
2. Pengarahan setiap 2 (dua) bulan, pengarahan ini dihadiri untuk
waka-waka dan kepala madrasah.
3. Pengarahan setiap 3 (tiga) bulan antara waka, kepala madrasah, dan
komite madrasah
Pelaksanaan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan evaluasi, yaitu
dengan menyusun jadwal dan materi yang akan di evaluasi. Setelah
perencaan evaluasi tersusun, dilanjutkan dengan pelaksanaan evaluasi.
Kegiatan pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan membandingkan data
yang ada di program peningkatan mutu madrasah dan pelaksanaan
dilapangan. Apabila ada temuan problematika pelaksanaan peningkatan
mutu madrasah, maka tim quality melakukan analisis dengan diagram
tulang ikan, yaitu dengan melakukan identifkasi problematikan, mencari
akar permasalahan dan perumusan problem solving dari masing-masing
permasalahan. Pelaksanaan peningkatan mutu terpadu pendidikan dapat
digambarkan sebagai berikut:
163
Tujuan Pendidikan
Islam (Depag)
Tujuan Pendidikan
Nasional (SNP)
Tujuan Institusional Pendidikan
(MTsN Model Breebs)
Penentuan Isi dan Struktur
Program peningkatan mutu
Strategi Pelaksanaan
peningkatan mutu
Standar mutu pendidikan
madrasah
Indicator mutu pendidikan
madrasah
Monitoring dan evaluasi
Hasil peningkatan mutu yang
di temukan
Hasil peningkatan mutu yang
di harapkan
Identifikasi permasalahan (problematika)
pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan
madrasah
Reorientasi peningkatan mutu pendidikan
madrasah
164
d. Act (melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan)
Kegiatan ini berisi pengambilan keputusan perubahan mana yang akan
di implementasikan, penyusunan prosedur baku, pelatihan ulang bagi
anggota terkait, dan pemantauan secara kontinu.
Secara aplikatif pada tahap ini tim quality control menggunakan solusi
dan perubahan proses yang sudah ditentukan dari hasil monitoring dan
evaluasi pada tahap sebelumnya. Langkah ini meliputi perencanaan
perbaikan kualitas, koordinasi, penugasan, pemantauan, dan pengukuran
rencana tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk menghindari kembali
timbulnya permasalahan yang sama atau menetapkan sasaran peningkatan
mutu berikutnya.
2. Keunggulan Model Manajemen Peningkatan Mutu Terpadu di MTs
Negeri Model Brebes
Ada beberapa keunggulan model manajemen peningkatan mutu terpadu di
MTsN Model Brebes, antara lain:
a. Tim quality control (pengendali mutu) yang terstruktur.
Keberadaan tim pengendali mutu (quality control) dalam peningkatan
mutu madarsah merupakan suatu yang harus ada. Tim ini terdiri dari
kepala madrasah dan wakil kepala madarsah beserta kordinator guru
matapelajaran. Pelaksanaan pengendalian mutu dilaksnakan setiap hari
melalui monitoring kebaradaan guru disetiap jam pelajaran berjalan, yang
di tandai dengan checklist kehadiran guru setiap kelas pada setiap jam
pelajaran. Pelaksana monitoring adalah guru piket yang sudah terjadwal.
165
Selain monitoring dimasing-masing kelas, pengendalian mutu juga
dilakukan melalui koordinasi rutin antara kepala madrasah dan semua
wakil kepala madrasah yang dilakukan setiap minggunya (jadwal antara
hari kamis s/d sabtu), materi koordinasi adalah membahas temuan-temuan
permasalahan dilapangan terhadap kegiatan belajar-mengajar dan
kemajuan pelaksanaan program peningkatan mutu madrasah.
b. Adanya sumber daya manusia yang berkompeten
Sumberdaya manusia yang berkompeten dan bededikasi merupakan
modal yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang
berkomitmen meningkatkan mutu pendidikannya. Di MTsN Model Brebes
semua sumberdaya manusia yang ada bekerja melalui visi misi madrasah
dengan baik.
c. Metode perbaikan berkelanjutan yang sistematis
Metode merupakan salah satu unsur kegiatan manajemen. Metode
perbaikan yang berkalnjutan secara sistematis merupakan keunggulan
peningkatan mutu di MTsN Model Brebes yang selalu bekerja melalui
siklus PDCA, nanum dalam tahap perencanaan selalu didahului oleh
analisis SWOT, dan pada tahap chek atau pengendalian selalu
menggunakan kegiatan mencari sumber problem/permsalahan yang
kemudian menyusun problem solving (solusi) dari setiap permasalahan
yang ada untuk mewujudkan mutu madrasah yang telah ditetapkan.
166
d. Pendekatan data dan fakta.
Pendekatan data dan fakta juga faktor penting dalam peningkatan
mutu madrasah. begitu pula di MTsN Model Brebes, pendekatan data dan
fakta dalam peningkatan mutu dilakukan secara konsisten, sebagai sontoh
adanya check list kehadiran guru dalam melaksanakan tugasnya di setiap
KBM mata pelajaran sesuai dengan jadwal yang ada. Selain itu,
penggunaan nilai prestasi penguasaan siswa terhadap setiap kompetensi
yang harus dimiliki selalu dijadikan acuan dalam memantau peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan KBM.
e. Budaya mutu
Aspek terpenting dalam model manajemen peningkatan mutu terpadu
pendidikan Islam adalah membangun tatanan sosio-kultural madrasah.
salah satu tujuan pembangunan sosio-kultur tersebut dibangun dalam
rangka mendukung tercapainya kualitas madrasah, dan tatanan yang
bernuansa islami dalam rangka mengembangkan dan menananmkan nilai-
nilai ajaran islami ke dalam diri peserta didik dan semua warga madrasah.
budaya mutu yang dimiliki madrasah akan sangat membantu madrasah
dalam mewujudkan visi dan misi madrasah, pada sisi lain juga budaya
mutu akan meningkatkan kinerja semua warga madrasah dalam
mewujudkan tujuan madrasah.