BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMK Negeri 1 Gorontalo didirikan pada tahun 1954 dengan nama SMEA
Gorontalo dan masih berstatus swasta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 4404/B/III tanggal 31 Agustus Tahun 1955
dirubah statusnya menjadi Negeri dengan nama SMEA Negeri Gorontalo. Pada
tahun 1997 sesuai Surat Keputusan Kepala Bidang Dikmenjur Kanwil Propinsi
Sulawesi Utara Nomor 219/I16.8/LL/1997 tanggal 16 Oktober 1997 tentang
perubahan nama SMEA Negeri Gorontalo menjadi SMK Negeri 1 Gorontalo.
SMK Negeri 1 Gorontalo memiliki 9 (sembilan). Program Keahlian
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1:Nama dan Kode Program Keahlian
No. Nama Program Keahlian Nomor Kode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Akutansi (AK)
Administrasi Perkantoran (AP)
Pemasaran (Pem)
Usaha Perjalanan Wisata (UPW)
Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
Teknik Penyiaran Radio (TPR)
Multimedia (MM)
Teknik Komputer Jaringan (TKJ)
Analisis Kimia (Ankim)
119
118
121
097
070
075
072
071
052
Sejak berdirinya hingga sekarang SMK Negeri 1 Gorontalo telah beberapa
kali terjadi pergantian pimpinan (kepala sekolah) sebagaimana terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.2:Kepala SMK Negeri 1 Gorontalo
No. Nama Masa Jabatan
1. Urip Tjitrosuwarno 1954 – 1955
2. A. Monoarfa 1955 – 1955
3. Soepono 1955 – 1958
4. Djamal B 1958 – 1962
5. Husain Hamidun 1962 – 1967
6. Muchsin Bouto 1967 – 1980
7. Drs. Bagenda Mudjarab 1980 – 1992
8. Rizam M. Rauf, BA 1992 – 2000
9. Drs. Samir Badu, M.Pd 2000 – 2008
10. Suryadi, S.Pd 2008 – 2009
11. Drs. Rustam Umalu, M.Si 2009 - Sekarang
Sumber: TU SMK Negeri 1 Gorontalo, Tahun 2012
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan kerangka kerjasama (frame work) sebuah
organisasi yang didalamnya menggambarkan bagian-bagian yang dalam
kedudukan masing-masing jenjang organisasi serta hubungannya satu sama
lainnya, penyusunan struktur organisasi dimaksudkan untuk mempermudah tujuan
organisasi dengan jaalan alur komunikasi dan koordinasi antara individu atau
antar pegawai dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi akan menjadi jelas apabila digambar dalam bentuk
bagan organisasi. Menurut Davis (dalam Sutarto,2002:212) ”Bagan Organisasi
adalah suatu grafik atau semigrafik yang menunjukkan keterangan-keterangan
yang pasti tentang fungsi-fungsi, pengelompokkan-pengelompokkan fungsi dan
garis-garis tanggung jawab, wewenang serta akuntabilitas dalam organisasi”.
Struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara jelas kepada
semua pegawai karena dengan struktur inilah dapat diketahui garis koordinasi dan
tanggungjawab masing-masing pegawai.
Selain itu juga, dengan adanya struktur organisasi, masyarakat luar atau
orang-orang yang tidak termasuk dalam instansi/organisasi, bisa mengetahui
pimpinan maupun bagan-bagan yang ada dalam instansi/organisasi tersebut.
4.2 Hasil Penelitian
Data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran surat
menyurat disajikan dalam delapan kelompok yaitu: (1) data hasil belajar siswa
yang menggunakan Model Pembelajaran PQ4R (A1), (2) data hasil belajar siswa
yang menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick (A2), (3) data hasil belajar
siswa yang memilliki Motivasi Belajar Tinggi (B1), (4) data hasil belajar siswa
yang memiliki Motivasi Belajar Rendah (B2), (5) Hasil Belajar Siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dalam pembelajaran dengan PQ4R (A1 B1), (6)
Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam pembelajaran
dengan Talking Stick.( A1 B2), (7) Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah dalam pembelajaran dengan PQ4R (A2 B1), dan (8) Hasil Belajar
Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam pembelajaran dengan Talking
Stick (A2 B2).
Secara lengkap, deskripsi data hasil belajar pada mata pelajaran surat
menyurat di kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo dapat disajikan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.3: Deskripsi Data hasil Belajar Siswa
Klmpk n S2 S Me Mo
A1 40 902 21204 863,9 22,55 4,707 2,17 21,00 18,00
A2 40 647 10761 295,775 16,175 2,754 1,66 16,00 15,00
B1 40 908 21450 838,4 22,7 4,637 2,15 21,50 19,00
B2 40 641 10515 242,975 16,025 2,496 1,58 16,00 18,00
A1B1 20 539 14591 64,95 26,95 1,849 1,36 27,00 27,00
A2B1 20 369 6859 50,95 18,45 1,638 1,28 19,00 19,00
A1B2 20 363 6613 24,55 18,15 1,137 1,07 18,00 18,00
A2B2 20 278 3902 37,8 13,9 1,41 1,19 14,00 14,00
Keterangan:
A1 = Skor hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran PQ4R
A2 = Skor hasil belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Talking
Stick
B1 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki Motivasi Belajar Tinggi
B2 = Skor hasil belajar siswa yang yang memiliki Motivasi Belajar Rendah
A1 B1 = Skor Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam
pembelajaran dengan PQ4R
A1 B2 = Skor Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam
pembelajaran dengan Talking Stick.
A2 B1 = Skor Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam
pembelajaran dengan PQ4R.
A2 B2 = Skor Hasil Belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dalam
pembelajaran dengan Talking Stick.
Deskripsi data hasil belajar siswa untuk setiap kelompok dapat dijelaskan
dalam uraian berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Mahasiswa yang Diajar dengan Model
Pembelajaran PQ4R (A1)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran PQ4R, diperoleh skor tertinggi 29 dan skor terendah
15. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-rata sebesar 22,55, Varians (S2)
4,707, Standar Deviasi (S) 2,17, Media (Me) 82,95, dan modus (Mo) 32,85.
Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti pembelajaran dengan model
PQ4R dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4:Daftar Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Siswa Yang
diajar dengan Model PQ4R
No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 15 - 17 4 10,00
2 18 - 20 16 40,00
3 21 - 23 1 2,50
4 24 - 26 6 15,00
5 27 - 29 13 32,50
40 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas
ketiga. Dalam hal ini, terdapat 19 orang siswa (47,50%) berada dibawah kelas
interval yang memuat skor rat-rata, 1 orang (2,50%) termasuk pada kelas yang
memuat skor rata-rata dan 20 orang siswa (50,00%) berada di atas kelas interval
yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 4.1 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model PQ4R
2. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Model Talking
Stick (A2)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Talking Stick, diperoleh skor tertinggi 21 dan skor terendah
11. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-rata sebesar 16,175, Varians (S2)
2,754, Standar Deviasi (S) 1,66, Media (Me) 53,14, dan modus (Mo) 20,68.
Distribusi frekuensi data hasil belajar yang mengikuti pembelajaran dengan model
Talking Stick dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5:Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Diajar
Dengan Model Talking Stick
No Interval Kelas
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif
1 11 - 12 4 10,00
2 13 - 14 8 20,00
3 15 - 16 11 27,50
4 17 - 18 6 15,00
5 19 - 20 9 22,50
6 21 -22 2 5,00
40 100
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Category 114,5 17,5 20,5 23,5 26,5 29,5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas
ketiga. Dalam hal ini, terdapat 11 orang siswa (27,50%) berada dibawah kelas
interval yang memuat skor rat-rata, 6 orang (15,00%) termasuk pada kelas yang
memuat skor rata-rata dan 23 orang siswa (57,00%) berada di atas kelas interval
yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 4.2 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Model Talking Stick
3. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (B1)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi, diperoleh skor tertinggi 29 dan skor terendah 15. Disamping itu,
diperoleh nilai skor rata-rata sebesar 22,7, Varians (S2) 4,637, Standar Deviasi
(S) 2,15, Median (Me) 76,83, dan modus (Mo) 30,06. Distribusi frekuensi data
hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dapat dilihat pada tabel berikut:
0
2
4
6
8
10
12
Category 110,5 12,5 14,5 16,5 18,5 20,5 22,5
Tabel 4.6: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Tinggi (B1)
No Interval Kelas
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif
1 15 - 17 5 12,50
2 18 - 20 13 32,50
3 21 - 23 3 7,50
4 24 - 26 6 15,00
5 27 - 29 13 32,50
40 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas
ketiga. Dalam hal ini, terdapat 18 orang siswa (47,50%) berada dibawah kelas
interval yang memuat skor rat-rata, 3 orang (7,50%) termasuk pada kelas yang
memuat skor rata-rata dan 18 orang siswa (45,00%) berada di atas kelas interval
yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 4.3 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Tinggi.
0
2
4
6
8
10
12
14
Category 114,5 17,5 20,5 23,5 26,5 29,5
4. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B2)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi rendah, diperoleh skor tertinggi 20 dan skor terendah 11. Disamping itu,
diperoleh nilai skor rata-rata sebesar 16,025, Varians (S2) 2,496, Standar
Deviasi (S) 1,58, Median (Me) 47,48, dan modus (Mo) 21,47. Distribusi frekuensi
data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Rendah (B2)
No Interval Kelas
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif
1 11 - 12 4 10,00
2 13 - 14 8 20,00
3 15 - 16 9 22,50
4 17 - 18 12 30,00
5 19 - 20 7 17,50
40 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas
ketiga. Dalam hal ini, terdapat 19 orang siswa (47,50%) berada dibawah kelas
interval yang memuat skor rat-rata, 9 orang siswa (22,50%) termasuk pada kelas
yang memuat skor rata-rata dan 12 orang siswa (30,00%) berada di atas kelas
interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di
atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 4.4 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Rendah.
5. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan
Diajar dengan Model Pembelajran PQ4R (A1B1)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan diajar dengan model pembelajaran PQ4R, diperoleh skor
tertinggi 29 dan skor terendah 22. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-rata
sebesar 26,95, Varians (S2) 1,849, Standar Deviasi (S) 1,36, Median (Me) 124,03,
dan modus (Mo) 93,05. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki
motivasi tinggi dan diajar dengan model pembelajaran PQ4r dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.8: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Tinggi dan Diajar dengan Model Pembelajran
PQ4R (A1B1)
No Interval Kelas
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif
1 22 - 25 3 15,00
2 26 - 29 17 85,00
20 100
0
2
4
6
8
10
12
14
Category 110,5 12,5 14,5 16,5 18,5 20,5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat penempatan interval
secara signifikan akan tetapi dapat diketahui terdapat 17 orang siswa (85,00%)
yang berada di interval bawah dan 3 orang siswa (15,00%) berada diatas kelas
interval. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam
histogram berikut ini:
Gambar 4.5 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Motivasi Tinggi dan
Diajar dengan Model Pembelajran PQ4R
6. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Tinggi dan
Diajar dengan Model Pembelajran Talking Stick (A1B1)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan diajar dengan model pembelajaran Talking Stick, diperoleh
skor tertinggi 21 dan skor terendah 15. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-
rata sebesar 18,45, Varians (S2) 1,638, Standar Deviasi (S) 1,28, Median (Me)
64,71, dan modus (Mo) 28,59. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Category 121,5 25,5 29,5
memiliki motivasi tinggi dan di ajar dengan model pembelajaran Talking Stick
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Tinggi dan Diajar dengan Model Pembelajran
Talking Stick (A2B1)
No Interval Kelas
Frekuensi
Absolut Frekuensi Relatif
1 15 - 17 5 25,00
2 18 - 20 13 65,00
3 21 - 23 2 10,00
20 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata berada pada kelas
ketiga. Dalam hal ini, terdapat 2 orang siswa (10,00%) berada dibawah kelas
interval yang memuat skor rat-rata, 13 orang siswa (65,00%) termasuk pada kelas
yang memuat skor rata-rata dan 5 orang siswa (25,00%) berada di atas kelas
interval yang memuat skor rata-rata. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di
atas dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 4.6 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Motivasi Tinggi dan
Diajar dengan Model Pembelajran Talking Stick (A2B1)
0
2
4
6
8
10
12
14
Category 114,5 17,5 23,5 20,5
7. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah dan
Diajar dengan Model Pembelajran PQ4R (A1B2)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi rendah dan diajar dengan model pembelajaran PQ4R, diperoleh skor
tertinggi 20 dan skor terendah 15. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-rata
sebesar 18,15, Varians (S2) 1,137, Standar Deviasi (S) 1,07, Median (Me) 68,34,
dan modus (Mo) 46,40. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang memiliki
motivasi Rendah dan di ajar dengan model pembelajaran PQ4R dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.10: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Rendah dan Diajar dengan Model Pembelajran
PQ4R (A1B2)
No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 15 - 17 4 20,00
2 18 - 20 16 80,00
20 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat penempatan interval
secara signifikan akan tetapi dapat diketahui terdapat 16 orang siswa (80,00%)
yang berada di interval bawah dan 4 orang siswa (20,00%) berada diatas kelas
interval. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam
histogram berikut ini:
Gambar 4.7 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Motivasi Rendah
dan Diajar dengan Model Pembelajran PQ4R
8. Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Rendah dan
Diajar dengan Model Pembelajran Talking Stick (A2B2)
Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi rendah dan diajar dengan model pembelajaran Talking Stick, diperoleh
skor tertinggi 16 dan skor terendah 11. Disamping itu, diperoleh nilai skor rata-
rata sebesar 13,9, Varians (S2) 1,41, Standar Deviasi (S) 1,19, Median (Me)
57,59, dan modus (Mo) 36,37. Distribusi frekuensi data hasil belajar yang
memiliki motivasi Rendah dan di ajar dengan model pembelajaran Talking Stick
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11: Daftar Distribusi Data Hasil Belajar Siswa yang Memiliki
Motivasi Rendah dan Diajar dengan Model Pembelajran
Talking Stick (A2B2)
No Interval Kelas Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 11- 13 7 35,00
2 14 - 16 13 65,00
20 100
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Category 115,5 17,5 19,5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat penempatan interval
secara signifikan akan tetapi dapat diketahui terdapat 13 orang siswa (65,00%)
yang berada di interval bawah dan 7 orang siswa (35,00%) berada diatas kelas
interval. Sebaran data dalam distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam
histogram berikut ini:
Gambar 4.8 :
Histogram data Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Motivasi Motivasi Rendah
dan Diajar dengan Model Pembelajran Talking Stick
4.3 Pengujian Homogenitas Data
Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua
kelompok: (1) dua kelompok perlakuan, yaitu antara kelompok siswa yang diajar
dengan model pembelajaran PQ4R (A1), dan kelompok siswa yang diajar dengan
model pembelajaran Talking Stick (A2), (2)dua kelompok kategori atribut subyek
penelitian, yaitu antara kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi (B1) dan
kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah (B2), (3) empat kelompok sel
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Category 110,5 13,5 16,5
dalam rancangan eksperimen yaitu antara kelompok siswa yang memiliki motivasi
tinggi dan diajar dengan model pembelajaran PQ4R (A1B1), kelompok siswa yang
memiliki motivasi tinggi dan diajar dengan model pembelajaran Talking Stick
(A2B1), kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah dan diajar dengan model
pembelajaran PQ4R (A1B2), dan kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah
dan diajar dengan model pembelajaran Talking Stick (A2B2).
1. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Perlakuan A1 dan A2
Hasil perhitungan homogenitas data yang telah dilakukan dapat disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4.12: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil
Belajar Siswa Pada Kelompok Perlakukan A1 dan A2
Kelompok Varians (S2) Kesimpulan
A1 4,707
1,71 2,11 Homogen A2 2,754
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan harga
= 1,71 dan = 2,11. Ternyata harga < ,
sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa
antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PQ4R dan yang
diajar dengan model pembelajaran Talking Stick memiliki varians populasi yang
homogen.
2. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok kategori atribut subyek
Penelitian B1 dan B2
Pengujian homoogenitas dari kelompok-kelompok kategori atribut dalam
penelitian ini dilakukan seperti langkah-langkah pada kelompok sebelumnya. Dua
kelo pok yang dimaksudkan dalam pengunian ini adalah kelompok hasil belajar
siswa yang memiliki motivasi tinggi dan kelomplk hasil belajar siswa yang
memiliki motivasi rendah. Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.13: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Skor Hasil
Belajar Siswa Pada Kelompok Kategori Atribut Subyek
Penelitian B1 dan B2
Kelompok Varians (S2) Kesimpulan
B1 4,637
1,42 2,11 Homogen B2 2,496
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan
harga = 1,42 dan = 2,11. Ternyata harga < ,
sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa
antara hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan yang memiliki
motivasi rendah, berasal dari varians populasi yang homogen.
3. Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok Sel Dalam Rancangan
Eksperimen (A1B1, A2B1, A1B2 dan A2B2)
Pengujian homogenitas varians dari kelompok sel dalam penelitian ini
dilakukan sesuai dengan yang telah digunakan pada pengujian homogenitas
sebelumnya. Kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok hasil belajar siswa
yang memiliki motivasi tinggi dan diajar dengan menggunakan model
pembelajaran PQ4R (A1B1) dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan diajar dengan metode Talking Stick (A2B1), kelompok hasil
belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dan diajarkan dengan model
pembelajaran PQ4R (A1B2) dan kelompok hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi rendah dan diajarkan dengan model pembelajaran Talking Stick (A1B2).
Hasil perhitungan homogenitas data dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.14: Ringkasan Pengujian Homogenitas Varians Pada Kelompok
Sel Dalam Rancangan Eksperimen (A1B1, A2B1, A1B2 dan
A2B2)
Klpok
Varians
Kelompok
(Si2)
Varians
Gabungan
(S2)
Harga
B Kesimpulan
A1B1 1,849
1,5084 13,57 1,223 7,81 Homogen
A2B1 1,638
A1B2 1,137
A2B2 1,41
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan menunjukkan
harga = 1,223 dan = 7,81. Ternyata harga < ,
sehingga dapat disimpulkan H0 diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa
skor hasil belajar siswa pada kelompok sel dalam rancangan eksperimen memiliki
varians populasi yang homogen.
4.4 Pengujian Hipotesis
Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab III bahwa pengujian hipotesis
penelitian dalam ini dilakukan dengan teknik Analisis Varians 2 jalur (ANAVA 2
x 2), yang selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kesamaan dua
rata-rata (uji t-test).
Analis varians dua jalur untuk mengukur pengaruh utama (main effect) dan
pengaruh interaksi (interaction effect). Pengaruh utama yang dimaksud adalah
pengaruh perbedaan metode pembelajaran (PQ4R dan Talking Stick) dan
pengaruh perbedaan motivasi belajar (Tinggi dan Rendah) terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran surat menyurat kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo.
Sedang pengaruh interaksi adalah pengaruh interaksi antara model pembelajaran
dengan motivasi belajar siswa. Hasil perhitungan ANAVA 2 jalur dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.15: Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Data Hasil Belajar
Siswa
Sumber
Variasi JK db RJK Fhitung Ftabel (0,05)
Antar A 812,812 1 812,812 346,557 3,96
Antar B 891,112 1 891,112
Antar AB 90,3125 1 90,3125 38,5063 3,96
Dalam 178,25 76 2,34539 - -
Total 1972,49 79 24,9682 - -
Berdasarkan rangkuman perhitungan ANAVA di atas, dapat dijelaskan:
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Dari hasil analisis varians dua jalur antar kolom diperoleh harga Fhitung=
346,557 lebih besari dari Ftabel= 3,96 pada tarf signifikan α= 0,05, dk pembilang =
1 dan dk penyebut= 76. Hal ini berarti bahwa hipoteses nol yang menyatakan
tidak terdapat perbedaan hasil belajar sisiwa yang diajar dengan model
pembelajaran PQ4R dan yang diajar dengan model pembelajaran Talking Stick
ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PQ4R dan
yang diajar dengan model pembelajaran Talking Stick diterima secara signifikan.
Dengan adanya perbedaan hasil belajar, maka selanjutnya dapat dilihat perbedaan
skor hasil belajar siswa di antara kedua perlakuan. Hasil perhitungan
menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran PQ4R (A1) sebesar 22,55 lebih tinggi dari skor rata-rata hasil belajar
siswa yang diajar dengan model pembelajaran Talking Stick (A2) SEBESAR
16,175. Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama menyatakan: “Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
PQ4R lebih tinggi dibandingkan yang diajar dengan model pembelajaran Talking
Stick siswa pada Mata Pelajaran Surat Menyurat di Kelas XI SMK Negeri 1
Gorontalo”, dapat diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hasil analisis varians dua jalur antar baris diperoleh harga Fhitung= 2,34539
lebih besar dari Ftabel= 3,96 pada tarf signifikansi α= 0,05, dk pembilang= 1 dan
dk penyebut = 76. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan
tidak terdapat iteraksi antara model pembelajaran (PQ4R dan Talking Stick)
dengan motivasi belajar (Tinggi dan Rendah) terhadap hasil belajar siswa ditolak.
Dengan demikian hipotesis alternatif yang menyatakan terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi
rendah diterima secara signifikan. Dengan adanya perbedaan hasil belajar,
selanjutnya dapat dilihat pula mana yang lebih tinggi hasil belajar siswa diantara
kedua kategori atribut subyek penelitian. Hasil perhitungan menunjukkan skor
rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi (B1) sebesar 22,7 lebih
tinggi dari skor rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah (B2)
sebesar 16,025. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat
interaksi antara model pembelajaran (PQ4R dan Talking Stick) dengan motivasi
belajar siswa (Tinggi dan Rendah) terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran Surat Menyurat di Kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo”, dapat diterima.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil analisis varians dua jalur antar kolom dan baris diperoleh
harga Fhitung= 38,5063 lebih besar dari Ftabel= 3,96 pada taraf signifikansi
α=0,05, dk pembilang= 1 dan dk penyebut= 76. Hal ini berarti bawa hipotesis
nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan dengan model pembelajaran
PQ4R memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang diajar dengan
model pembelajaran Talking Stick, ditolak. Dengan demikian hipotesis
alternatif yang menyatakan terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa diterima secara signifikan.
Berdasarkan analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang
menyatakan “Siswa yang memiliki motivasi tinggi yang diajar dengan model
pembelajaran PQ4R memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang
diajar dengan model pembelajaran Talking Stick pada Mata Pelajaran Surat
Menyurat di Kelas XI SMK Negeri 1 Gorontalo”. Dapat diterima.
4. Pengujian Hipotesis Keempat
Dari hasil analisis untuk kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi menunjukkan, bahwa model pembelajaran PQ4R memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
pembelajaran Talking Stick. Hal ini terbukti dengan haraga thitung=
3,54239>ttabel= 2,84 pada tarf signifikansi α=0,05. Disamping itu dapat dilihat
pada nilai rata-rata hasil belajar dari kelompok A1B2 ( ) lebih tinggi dari
kelompok A2B2 ( ). Artinya, hipotesis ini diterima atau teruji secara
signifikan.
4.5 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian
terhadap temuan penelitian sebagaimana diuraikan sebelumnya, yaitu hasil belajar
siswa yang mengikuti model pembelajaran PQ4R lebih tinggi dibandingkan yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick pada mata
pelajaran surat menyurat. Disamping itu, dilakukan pula pembahasan tentang
interaksi model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran surat menyurat.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PQ4R lebih tinggi
dibandingkan denga yang diajar dengan model pembelajaran Talking Stick pada
mata pelajaran surat menyurat. Hal ini memberikan gambaran bahwa penggunaan
model pembelajaran PQ4R dalam pembelajaran mata pelajaran surat menyurat
memberikan peluang yang lebih baik bagi siswa untuk dapat menyerap dengan
baik materi pelajaran, hingga terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
surat menyurat dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda pula.
Siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih unggul dari pada siswa yang memiliki
motivasi rendah terhadap hasil belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajr siswa antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan perbedaan model
pembelajaran yaitu model pembelajaran PQ4R dan model pembelajaran Talking
Stick pada mata pelajaran surat menyurat. Dengan memperhatikan karakteristik
mata pelajaran surat menyurat, maka penggunaan model pembelajaran PQ4R
dianggap paling tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran dibandingkan
dengan penggunaan model pembelajaran Talking Stick, baik terhadap siswa yang
memiliki motivasi tinggi maupun siswa yang memiliki motivasi rendah.