NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIADALAM KONSEP DAN PRAKTIK
BAB v
Materi “Nilai-Nilai Persatuan Indonesia Dalam Konsep Dan Praktik” pada bab ini
memusatkan perhatian terhadap upaya mewujudkan nilai persatuan Indonesia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mahasiswa dapat
dikatakan menguasai materi pada bab VI ini, tercermin pada terpenuhinya capaian
pembelajaran sebagaimana berikut ini:
Materi pada bab ini memberikan gambaran mengenai keberagaman bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama maupun keyakinan,
kebudayaan, dan adat istiadat. Keberagaman yang dimiliki memberikan keuntungan
sekaligus ancaman khususnya dalam mewujudkan integrasi nasional antar
perbedaan yang ada didalamnya. Keberadaan pancasila sebagai ideologi negara
menjadi point penting, mengingat terdapat satu sila yaitu yang mengandung Nilai-
nilai persatuan antar anak bangsa tertuang dalam pancasila sila ke-3 yakni
“Persatuan Indonesia”.
Nilai-nilai persatuan merupakan formula ampuh mewujudkan tujuan nasional.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mampu mengimplementasikan secara
konsep dan praktik. Sehingga dalam diri generasi bangsa tertanam faham
perbedaan menjadi kekuatan bukan menjadi pemantik permusuhan.
INTRODUKSI
76
1.3.
4.
mahasiswa memahami konsep
persatuan Indonesia
2.mahasiswa mengetahui
implementasi nilai-nilai persatuan
Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
mahasiswa mencontoh perilaku tokoh
bangsa yang telah menerapkan nilai-nilai
persatuan dalam kehidupannya
mahasiswa mampu
mengimplementasikan nilai-nilai
persatuan dalam kehidupan sehari-hari
NILAI-NILAI PERSATUAN INDONESIA
DALAM KONSEP DAN PRAKTIK
STIMULAN
OPM adalah Organisasi Papua Merdeka yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan
bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi
yang bersikeras untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin
merdeka sendiri krena merasa jika daerah mereka tidak ada hubungannya dengan
bangsa Indonesia.
Kasus Pertama
Pertanyaan bagi mahasiswa:
Bagaimana sikap Saudara sebagai mahasiswa dalam
memandang kasus tersebut?
Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk
menyelesaikan kasus tersebut?
1.
2.
1.
2.
3
Pada bagian ini, berisi contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang
dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Salin itu, mahasiswa juga diminta
untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.
77
Kasus Kedua
Pada tahun 2019 terdapat agenda demokrasi berupa pelaksanaan pemilu
eksekutif (pemilihan presiden dan wakil presiden). Serangkaian tahapan pemilu
telah selesai dilaksanakan, namun ada peristiwa yang cukup disayangkan, yaitu
kerusuhan. Tragedi kerusuhan ini terjadi di wilayah Jati Baru Tanah Abang. Sebanyak
6 orang meninggal dan 200 luka-luka akibat kerusahan yang terjadi. Kerusuhan
terjadi karena menolak keputusan KPU yang memenangkan paslon 01. Massa
berdatangan dari berbagai penjuru daerah untuk melakukan demo, namun massa
bertindak anarkis sehingga timbullah korban jiwa.
Pertanyaan bagi mahasiswa
Bagaimana sikap Saudara sebagai
mahasiswa ketika melihat situasi seperti
di atas?
Bagaimana upaya yang bisa dilakukan
pemerintah untuk meredam konflik
ketika pelaksanaan pemilihan umum?
kerusuhan pemilu
Kerusuhan Pasca Pemilusumber gambar:Tirto.id/Andrey Gromico
78
Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada
bab ini berupa:
BAHASAN
Metode pembelajaran
ceramah, brainstrorming,
Focus group
Alokasi waktu
100 menit
Alat, bahan
dan sumber belajar
alat tulis, papan tulis, LCD,
lembar kerja individu
dan lembar kerja kelompok.
1.
1)
2)
3)
2.
Kasus Ketiga
Juru bicara Front Rakyat Indonesia untu West Papua (FRI-WP) Surya Anta
bersuara terkait peristiwa penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua
di Surabaya, Jawa Timur. Surya menjelaskan, awal mula pengepungan itu disebabkan
oleh perusakan Bendera Pusaka yang terletak di depan asrama. Pihak Aparat pun
menduga perusakan bendera pusaka dilakukan oleh oknum mahasiswa di asrama.
Surya menyayangkan pengepunagan tersebut. Menurutnya, aparat tidak melakukan
investigasi mendalam terlebih dahulu terkait perusakan Bendera pusaka. Selain itu,
aparat juga “membiarkan” ormas reaksioner yang turut melakukan pengepungan.
Para pengepung juga beberapa kali melontarkan makian bernada rasis kepada
mahasiswa Papua. Penembakan gas air mata berkali-kali, dan juga perusakan fiber
dip agar asrama. Makian bernada rasis pun terus dilakukan.
Pertanyaan untuk mahasiswa:
Bagaimana tanggapan Saudara sebagai
mahasiswa mengenai kasus di atas?
Bagaimana upaya yang harus dilakukan
pemeritah agar kasus tersebut tidak terulang
kembali?
1.
2.
4
79
Konsep Persatuan Indonesia
Menurut Kaelan (2009:117) Sila Persatuan Indonesia mengandung
pengertian sebagai berikut:
1.
2.
ASUPAN
Negara Indonesia yang bersatu adalah
hasil perjuangan gerakan kemerdekaan
Indonesia yang telah sampai kepada saat
yang berbahagia dan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan Indonesia,
serta terlaksananya cita-cita kemerdekaan
(Pembukaan UUD 1945 alinea II)
Negara melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia (Pokok pikiran I)
Negara Indonesia adalah Negara
kesatuan yang berbentuk Republik
(Pasal 1 UUD 1945)
Negara melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasarkan atas persatuan
Indonesia
(Pembukaan UUD 1945 alinea IV)
Warga Negara ialah orang-orang
Indonesia asli dan orang-orang asing
yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga Negara Indonesia
(Pasal 26 ayat (1) UUD 1945)
Bahasa negara adalah bahasa persatuan
adalah bahasa Indonesia
(Pasal 36 UUD 1945)
Lambang persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara Indonesia adalah
Bhinneka Tunggal Ika
Wawasan dalam mencapai tujuan
pembangunan Negara wawasan
nusantara mencakup:
a) Perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan politik,
b) Perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan budaya,
c) Perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu kesatuan ekonomi,
d) Perwujudan kepulauan nusantara
sebagai satu pertahanan dan keamanan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan bentuk negara yang dipilih
sebagai komitmen bersama. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah pilihan
yang tepat untuk mewadahi kemajemukan bangsa. Oleh karena itu komitmen
kebangsaan akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi suatu
“keniscayaan” yang harus dipahami oleh seluruh komponen bangsa. Dalam
Pasal 37 ayat (5) secara tegas menyatakan bahwa khusus mengenai bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan karena
merupakan landasan hukum yang kuat bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat diganggu gugat. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan
80
negara sebagai modal untuk bersatu. Kemajemukan bangsa merupakan
kekayaan kita, kekuatan kita, yang sekaligus juga menjadi tantangan bagi kita
bangsa Indonesia, baik kini maupun yang akan datang. Oleh karena itu
kemajemukan itu harus kita hargai, kita junjung tinggi, kita terima dan kita
hormati serta kita wujudkan dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Tim Kerja
Sosialisasi MPR, 2012:7).
Dengan Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari
karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang
ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan
keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin,
1992: 16).
Implementasikan nilai-nilai persatuan dalam konsep dan praktik
Implementasi nilai-nilai persatuan Indonesia dapat tercermin melalui sikap
dan perbuatan sebagai berikut:
2.
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan
Muatan ini menghendaki warga negara Indonesia menempatkan
persatuan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi terjadi, kita
harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan
ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi
kelompoknya seperti penjualan aset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh
sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan yang bersifat
aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.
a.
Berdoasumber gambar:Sam Scholes/flickr.com
respect
81
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai contoh pada muatan ini
misalnya di Indonesia ada suatu masalah, bukan berarti kemudian lari dari
masalah tersebut. Seyogyanya harus berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan
agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Misalnya: untuk menyelesaikan
masalah pengangguran, sebagai warga yang baik bisa membuka lapangan
pekerjaan untuk orang lain. Bisa dalam dunia pendidikan dengan membuat
yayasan atau sekolah, dalam dunia garmen bisa membuka pabrik kaos, baju,
dsb, Bisnis Kuliner dengan membuka gerai atau warung makan, restoran,
dsb.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan
Sanggup dan rela berkorban merupakan salah satu sikap mulia yang
harus kita miliki dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap rela
berkorban pada dasarnya dapat diartikan sebagai kerelaan kita untuk
mendahulukan kepentingan pihak lain daripada kepentingan diri kita
sendiri. Dalam hal sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa, maka kita
harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada kepentingan diri kita
sendiri. Jika ditinjau dari manfaat dan tujuannya, sikap rela berkorban
bahkan dapat dikategorikan sebagai salah satu sikap bela negara dalam
bentuk yang sederhana.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan. Sebagai contoh:
1)Perlu ikut berpatisipasi berjuang apabila negara Indonesia terancam
keamanannya
2) Senang membantu tanpa mengharap imbalan
3)Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
4)Toleransi sesama umat beragama.
b.
Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada
tanah air dan bangsa
Kebangsaan Indonesia merefleksikan suatu kesatuan dalam keragaman
serta kebaruan dan kesilaman. Indonesia adalah bangsa majemuk paripurna
yang menakjubkan karena kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat
menyatu dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia. Indonesia
adalah sebuah bangsa besar yang mewadahi warisan peradaban Nusantara
dan kerajaan-kerajaan bahari terbesar di muka bumi. Jika di tanah dan air
yang kurang lebih sama, nenek moyang bangsa Indonesia pernah
menorehkan tinta keemasannya, maka tidak ada alasan bagi manusia baru
Indonesia untuk tidak dapat mengukir kegemilangan (Latif, 2011: 377).
c.
82
Mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan kebangsaan kepada tanah
air dan bangsa. Berikut contoh sikap cinta tanah air yang bisa kita lakukan:
Tokoh lintas agamasumber gambar:Kompas.com/Iqbal Fahmi
Bangga sebagai bangsa Indonesia
Kita sebagai warga negara harus merasa bangga terhadap tanah
air Indonesia. rasa bangga itu tentu saja tidak akan muncul tanpa
adanya rasa memiliki. Dan siapa lagi yang akan merasa memiliki
tanah air jika bukan rakyatnya sendiri? Sebagai wujud dari rasa
bangga itu, kita harus menampilkan identitas kita sebagai rakyat
Indonesia yang cinta pada tanah air. Tidak perlu merasa malu atau
menyembunyikan asal kita di mata dunia.
Hargailah produk-produk dalam negeri, jangan semua produk
menggunakan buatan dari luar untu mensejahterakan
perekonomian nasional
Menjaga nama baik tanah air Indonesia
Menggunakan hak pilih dalam pemilu
Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Melestarikan kebudayaan Indonesia
Menjaga kelestarian lingkungan
Menciptakan kerukunan antar umat beragama
Hidup rukun dan gotong royong.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9) PRIDE
Made in
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Tujuan Negara Indonesia terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alenia
keempat. Salah satu tujuan Negara Indonesia yaitu: Ikut mewujudkan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Pemerintah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal tersebut
merupakan prestasi yang sangat gemilang dan patut dibanggakan. Menurut
Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan meskipun
terpilihnya Indonesia bukanlah untuk pertama kalinya, tapi harus disyukuri
di tengah kondisi dunia yang semakin mencemaskan. Diharapkan negara
Indonesia dapat memainkan peran strategis di Dewan Keamanan PBB.
Posisi keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB harus
dimanfaatkan secara optimal. Untuk perjuangan menjaga keutuhan wilayah
dan kedaulatan NKRI. Serta untuk membantu perjuangan bangsa-bangsa
lain yang nasibnya masih terjajah dan dirundung konflik. Indonesia harus
ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan perdamaian global, seperti
penjajahan Israel atas negara Palestina, konflik di Afghanistan, Rohingya,
Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan negara lainnya. Selanjutnya
d.
83
tidak kalah penting adalah ikut terlibat dalam mengatasi ancaman bahaya
terorisme global. Sebab terorisme mengancam perdamaian dunia. Posisi
Indonesia harus dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk
menggalang dukungan dunia, melakukan pembelaan negara, misalnya
untuk Palestina.
Posisi Indonesia di DK PBB juga bisa menjadi sarana melakukan
pembelaan terhadap negara Islam dan negara lain yang mengalami
penindasan. Menjadi anggota tidak tetap DK PBB juga bisa menjadi
kesempatan Indonesia untuk turut berkontribusi mewujudkan perdamaian
dunia.Posisi strategis ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia,
terutama di dunia internasional (Intan, 2018).
Kunjungan TK ABA aisyah keTK Katholiksumber gambar:Bagas Bimantara/Radar Madiun
Memajukan pergaulan dan mengembangkan persatuan kesatuan
bangsa Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Eka
Akar nasionalisme Indonesia sejak awal justru didasarkan pada tekad
yang menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, disamping
pengakuan sekaligus penghargaanpada perbedaan sebagaipengikat
kebangsaan. Kesadaran semacam itu jelas terlihat pada semboyan Bhinneka
Tunggal Ika yang menekankan pada pentingnya cita-cita yang sama dan
sekaligus kemajemukan sebagai perekat kebangsaan. Pada prinsipnya etika
ini meneguhkan pada pentingnya komitmen negara untuk memberi ruang
bagi kemajemukan pada satu pihak dan pada pihak lain tercapainya cita-cita
kemakmuran dan keadilan sebagai wujud dari tujuan nasionalisme
Indonesia (Sparringa, 2006).
e.
84
Sejarah bangsa kita sangat jelas memberikan pelajaran bahwa bangsa
indonesia menjadi kenyataan karena dua kali ada komponen bangsa yang
merelakan kedudukan dominannya demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam sumpah pemuda 1928 para pemuda jong djava merelakan bahasa
melayu menjadi bahasa Indonesia. Seandainya saja bahasa jawa yang
dijadikan bahasa Indonesia, maka republik Indonesia akan dipahamai
sebagai republic jawa raya dengan akibat bahwa kaum sunda, minang,
batak, bugis, ambon, bali, aceh dan daerah lain sangat mungkin tidak akan
ikut terintegrasi. Peristiwa yang kedua adalah dimana dalam sidang
penetapan sila Pancasila sebagai dasar negara dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Kesepakatan itu memastikan bahwa Idonesia menjadi
milik seluruh rakyat Indonesia tanpa adanya perbedaan berdasarkan atas
agama mayoritas atau minoritas, agama yang superior atau inferior.
Kesediaan para wakil umat islam dalam kepatitiaan untuk tidak menuntut
kedudukan khusus dalam Undang-Undang Dasar meski mereka secara
realitas adalah agama yang terbesar di indonesia memungkinkan
terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal
Ika. Bisa dibayangkan dalam catatan sejarah seandainya saja sila pertama
dalam Pancasila itu masih mencantumkan nilai dari satu agama tertentu,
maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia dibagian timur tidak akan masuk
dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.
Indonesia dikenal oleh dunia sebagai
satu negara kepulauan yang memiliki
pluralitas, kemajemukan, dan heterogenitas
suku bangsa yang mendiami kepulauannya.
Didalam penelitian etnologi diketahui bahwa
Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku
bangsa dengan perbedaan identitasnya
masing-masing dan dengan kebudayaan
yang berbeda. Dari catatan sensus tahun
2000, menunjukan bahwa indonesia
memiliki 101 suku bangsa dengan jumlah
penduduk 201.092.238 jiwa sebagai warga negara. Dari sisi agama,
kepulauan di Indonesia yang dalam sejarahnya memanglah jalur
perdagangan internasional membawa dampak langsung bagi penyebaran
agama-agama besar di dunia. Sejak zaman pra kemerdekaan sampai
sekarang setidaknya ada 6 agama yang diakui oleh negara sebagai agama
yang banyak dianut oleh masyarakat indonesia yaitu Islam, Kristen,
Katholik,Hindu, Budha dan Khonghucu. Tentunya masih banyak lagi agama
agama lokal dan aliran kepercayaan yang diyakini dalam masyarakat
berbeda beda tapi tetap satusumber gambar:https://id.wikipedia.org/
85
Indonesia. Secara substansi, sesanti Bhineka Tunggal Ika adalah sesanti yang
mengingatkan kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sesanti
ini lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva.
Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena tidak
ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin sutasoma mpu tantular
secara lengkap menyinggung bhineka tunggal ika yang pada awalnya
karena adanya perbedaan antara agama budha dan hindu (siwa). Hal
tersebut dimaksudkan untuk menghindari konflik. Kemudian dalam sejarah
bangsa indonesia dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal Ika dalam pita
lambing burung garuda semata-mata dimaksudkan karena kata tersebut
sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya,
agamanya, rasnya, antar golongannya adalah suatu keberagaman yang
sejatiya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan
pancasila sebagai falsafah bangsa (Shofa, 2016:37-38).
3.
Pancasila adalah common platform sekaligus rasionalitas publik di mana
keberagaman dari budaya, agama, etnis dan ras bertemu dan disana
terbentuk suatu negara bangsa. Di dalam negara bangsa kita identitas
kedaerahan, identitas keagamaan semua merasa terwakili. Tidak berlaku
yang namanya mayoritas minoritas atau superior inferior karena semua
tertampung dengan sama. Demokrasi yang berlaku bukanlah demokrasi
mayoritarian tetapi adalah demokrasi Pancasila (Oentoro, 2010). Adat
istiadat yang beragam pun juga dihormati dan di abadikan dalam semangat
Bhineka Tunggal Ika. Pancasila adalah suatu sistem nilai yang digali dari nilai
dan identitas bangsa yang berdasarkan atas kehidupan sosial, kultural, dan
religiusitas yang beragam dan majemuk. Nilai-nilai tersebut tidak dapat
dipisah-pisahkan.Kerukunan umat beragama, keberagaman etinistas,
budaya dan bahasa akan terjaga apabila kita dapat menjaga konsistensi dan
komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Fakta kemajemukan dan
multikulturalitas dalam masyarakat harus dihormati, dilestarikan, dan
dikembangkan berdasarkan atas nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila
Pancasila (Shofa, 2016:39).
Ki Hajar Dewantara: Tokoh Bangsa yang Cinta Tanah Air Indonesia
Terlahir dari keluarga bangsawan, putra GPH Soerjaningrat dan cucu
Pakualam III, R. Soewardi Soerjaningrat bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo lantas mendirikan Indische Partij pada 25 Desember 1912.
Karena penanya yang tajam dan kiprah politiknya, pria yang memutuskan
menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara pada umur 40 tahun tersebut sangat dimusuhi pemerintah
kolonial Belanda. Bersama dua sahabatnya sesama pendiri Indische Partij, Ki
Hadjar dijatuhi hukuman tanpa proses pengadilan. Mereka harus menjalani
masa pembuangan. Atas hukuman itu, ketiganya mengajukan permohonan
untuk dibuang ke Belanda, sebuah tempat terpencil di negeri sendiri. Pada 1913,
pemerintah kolonial menyetujui hal itu. Selama lima tahun, Ki Hadjar menjalani
masa pembuangan di Negeri Kincir Angin. Kesempatan itu digunakan untuk
mendalami masalah pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar
mendapatkan Europeesche Akte yang memungkinkannya mendirikan lembaga
pendidikan.
Itulah titik balik perjuangan Ki Hadjar. Sepulang ke tanah air, dia mendirikan
Perguruan Taman Siswa pada 1922. Perjuangan penanya pun bergeser dari
masalah politik ke pendidikan. Tulisan-tulisan itulah yang lantas menjadi dasar-
dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Saat Indonesia merdeka, ia
pun dipercaya menjabat menteri pendidikan dan pengajaran. Berkat perjuangan
dan komitmennya terhadap pendidikan, Ki Hadjar mendapat gelar doktor
honoris causa dari Universitas Gajah Mada pada 1957. Dua tahun berselang,
tepatnya 28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di
Yogyakarta.
3.
86
Ki Hajar Dewantarasumber gambar:https://id.wikipedia.org/
Bagi seorang Petinggi Negeri, kenikmatan duniawi bukanlah hal yang
sukar untuk dirasakan dan didapatkan. Pesta besar usai pelantikan sebagai
pejabat adalah hal lumrah dengan dalih sebagai bentuk syukur kepada
Tuhan atas kepercayaan yang diembankan. Namun, hal itu tak berlaku bagi
Ki Hadjar Dewantara.
Setelah ditetapkan menjadi orang pertama yang menjabat Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ki Hadjar
pulang larut malam. Tak ada pesta atau makan besar istimewa yang
menyambut kedatangannya. Bahkan sekadar lauk- pauk pun tak tersedia di
meja makan. Nyi Hadjar lantas menyuruh salah satu anak mereka untuk
membeli mie godhok di pinggir jalan. Bagi Ki Hadjar, itu bukan masalah
besar. Meski berasal dari keluarga bangsawan, kesederhanaan memang
telah menjadi bagian dari sikap hidupnya. Kesederhanaan inilah yang
membuat Ki Hadjar tak silau memandang dunia walaupun jabatan prestisius
disandangnya.
Seperti terpampang di Museum Sumpah Pemuda, Ki Hadjar pernah
berujar: “Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia,
dengan cara Indonesia. Namun, yang penting untuk kalian yakini, sesaat pun
aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku, lahir maupun batin
aku tak pernah mengkorup kekayaan negara. Aku bersyukur kepada Tuhan
yang telah menyelamatkan langkah perjuanganku.” (KPK, 2015: 39).
87
Darmodihardjo, D. 1979. Orientasi Singkat Pancasila. Dalam Santiaji Pancasila, 9-
132. Surabaya: Usaha Nasional.
Dewantara, Agustinus W. 2017. Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong:
Indonesia dalam Kacamata Soekarno. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Buku Ajar Mata
Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi RI.
HAR Tilaar. 2004. Multikulturalisme: Tantangan-tantangan Global Masa Depan
dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila “Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:
Paradigma.
Kaisiepo, Manuel. 2006. Pancasila dan Keadilan Sosial: Peran Negara. Dalam
Restorasi Pancasila, peny. Irfan Nasution dan Ronny Agustinus, 176-194. Bogor: Brighten
Press.
Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
KPK. 2015. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh Bangsa.
Jakarta: KPK.
Latif, Yudi. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan aktualitas
Pancasila. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muzayin. 1992. Ideologi Pancasila: Bimbingan ke Arah Penghayatan dan
Pengamalan bagi Remaja. Jakarta: Golden Terayon Press.
Oentoro, Jimmy., 2010, Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Bisa:
Membangun Bhineka Tunggal Ika di Bumi Nusantara. Jakarta: Kompas Gramedia.
Shofa, Abd Mu'id Aris. 2016. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia
Dalam Bingkai Pancasila. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, Juli
2016 ISSN 2527-7057.
SUMBER BACAAN
89