Download - Bahan Ajar Kelas x Semester 1
Standar kompetensi : Mendengarkan
Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung/
tidak langsung
Kompetensi Dasar : Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik
(berita dan nonberita)
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendengarkan berita tentang bencana alam (Misal: Gunung Merapi
Yogyakarta, gempa dan tsunami Aceh, lumpur panas Lapindo Jawa Timur)*
2. Siswa dapat menuliskan isi berita dalam beberapa kalimat.
3. Siswa dapat menyampaikan secara lisan isi berita.
4. Siswa dapat mendiskusikan isi berita.
Materi Pembelajaran
Siaran (langsung) dari radio/ televisi, teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita
1. Pokok-pokok isi berita
2. Penangapan isi berita
Menyimak atau Mendengarkan Berita di Radio atau Televisi dan Memberikan Tanggapan
Menyimak berarti mendengarkan suatu hal dengan penuh perhatian. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, berita diartikan sebagai pemberitahuan, pengumuman, laporan, cerita,
atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Media elektronik yaitu sarana
media massa yang mempergunakan alat-alat elektronika modern, misalnya: televisi, radio, dan
film.
1. Mencatat Isi Pokok Siaran Radio
Informasi yang disampaikan secara langsung (tersurat) dan ada yang secara tidak
langsung (tersirat).
Agar dapat mencatat isi pokok siaran dengan baik, kamu perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini.
a. Berkosentrasi dengan baik.
b. Menyimak informasi dengan saksama dari awal hingga akhir.
c. Memperhatikan bagian-bagian penting. Ciri bagian penting adalah bagian yang
mempunyai tekanan berbeda atau diutarakan dengan tempo lebih lambat.
d. Mencatat bagian-bagian informasi yang penting secara cepat.
Bahan Ajar Halifah
1
2. Menuliskan Isi Siaran Radio
Menuliskan isi pokok siaran perlu dibudayakan di kalangan pelajar. Dengan
demikian, kamu akan mempunyai pengetahuan dan wawasan luas.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis isi pokok siaran sebagai
berikut.
a. Mengaitkan pokok informasi yang satu dengan pokok informasi yang lain.
b. Merumuskan pokok-pokok informasi dalam kalimat yang singkat dan jelas.
c. Menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah paragraf yang baik.
1. menyusun kalimat-kalimat sehingga menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
2. menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain hingga menunjukkan
hubungan yang logis.
3. menyusun perkembangan paragraf dengan baik.
4. menyunting paragraf yang ditulis.
3. Menyampaikan Isi Siaran Radio
Menyampaikan isi siaran secara lisa tentu berbeda dengan bentuk tertulis
walaupun isinya sama. Daya tarik penyampaian isi siaran tergantung kepada penutur.
Penyampaian yang menarik akan meyebabkan pendengar senang menyimak sengan baik.
Ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam penyampaian isi siaran secara lisan, yaitu
aspek kebahasaan dan non kebahasaan.
Aspek kebahasaan berkaitan dengan pilihan kata, intonasi, dan struktur kalimat
yang digunakan. Aspek nonkebahasaan berkaitan dengan ekspresi dan gerakan.
Simaklah teks berita berikut ini.
Kisah Sangkuriang di Gedung Kesenian Jakarta
Dalam rangka memperingati hari jadi ke-18 Gedung kesenian jakarta, sutradara Arya
sanjaya bersama studiklub Teater Bandung menggelar pentas, Kamis (15/9) malam. Mereka
menampilkan legenda Tatar sunda, sangkuriang. Pementasan ini adalah rangkaian festival
Schouwburg yang digelar sepanjang ini GKJ.
Arya sanjaya menyangkut cinta terlarang sangkuriang terhadap ibunya, Dayung Sumbi.
Sifat angkuh yang terpengaruh kehidupan gaib kala memburu ilmu kesaktian juga mewarnai
perjalanan hidup Sangkuriang. Ia bahkan tega membunuh Tumang, ayah kandungnya karena
gagal mendapatkan rusa saat berburu.
Saungkuriang yang dibutakan cinta, bahkan tak mau mengakui Dayang sumbi sebagai
ibu kandungnya. Ia justru melamar Dayang sumbi dengan segala kesaktiannya. Di tengah
kerisauannya, Dayang Sumbi berusaha menghalangi keinginan Sangkuriang.
Dayang Sumbi pun memelih mengajukan syarat yang di rasa sulit dilakukan oleh
Sangkuriang. Ia memSSSinta Sangkuriang membendung mata air Tikoro untuk dijadikan telaga
lengkap dengan perahunya. Waktu yang diberikan Cuma sebentar, yakni saru malam.
Bahan Ajar Halifah
2
Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut. Ia melaksanakan tugas dengan meminta bantuan
teman-teman silumannya.
Ketika syarat sudah hampir jadi, Dayang Sumbi mencari akal untuk menggagalkannya.
Ia meminta bantuan teman-teman memukul lesung padi hingga membuat berkokok. Dengan
demikian, para siluman yang membantu Sangkuriang pergi.
Kejadian itu membuat Sangkuriang marah. Ia merasa ditipu. Sangkuriang mengutuk
Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu
berada di sana dalam keadaan terbalik dan membentang Gunung Tangkuban Perahu. Keduanya
akhirnya memilih menenggelamkan diri. Dayang Sumbi memilih matidari pada harus
dipersunting anaknya .
Sumber: liputan6. com, 16 September 2005
Kebahasaan
Menulis Kalimat Aktif-Pasif dan Kalimat Korelatif
1. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
a. Adik mencuri rokok ayah
S P O
b. Rokok ayah dicuri (oleh) adik
S P O
No. Kalimat aktif Kalimat pasif
1. Subjek Objek
2. Predikat (meN-) Predikat (di-, ter-, ku-, dia-)
3. Objek Subjek
Kalimat aktif dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif
instransitif.
a. Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif bercirikan: (1) predikatnya berupa verba transitif atau
verba yang berawalan meN-, dan (2) memiliki objek, misalnya: Dokter memeriksa
pasiennya. (berpola S-P-O).
Kalimat aktif transitif dibedakan atas:
1. kalimat aktif ekatransitif, yaitu kalimat yang hanya memilki satu objek, misalnya:
petani mengairi sawahnya
S P O
2. kalimat aktif bitransitif, yaitu kalimat yang memiliki dua objek, misalnya:
kakak membelikan adik boneka
S P O1 O2
Bahan Ajar Halifah
3
b. Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif bercirikan (1) predikatnya dapat berupa verba
berlawanan selain meN-, kata dasar, baik itu verba maupun nonverba, dan (2) tidak
memiliki objek, misalnya:
Kami duduk-duduk di teras rumah
S P K
2. Kalimat Korelatif
Kalimat korelatif adalah kalimat yang berhubungan antarbagiannya bersifat
sederajat. Kesederajatan antarbagian kalimat tersebut ditandai dengan penggunaan
konjungsi korelatif.yang dimaksud dengan konjungsi korelatif adalah pasangan konjungsi
yang secara tetap menghubungkan dua klausa atau lebih. Pasangan-pasangan konjungsi
tersebut:
a. baik . . . . maupun . . .
b. tidak hanya. . . . tetapi (. . .)
juga. . .
c. apakah. . . . atau . . . .
d. entah . . . . entah . . .
e. jangankan . . . pun. . . . , dll.
Tes Kompetensi
1. Apakah pokok-pokok isi berita yang telah Anda simak?
2. Berikan tanggapan Anda terhadap isi berita tersebut!
3. Ungkapkan kembali berita yang telah Anda simak dengan bahasa Anda sendiri!
Bahan Ajar Halifah
4
Standar kompetensi : Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita
Kompetensi Dasar : Mendiskusikan masalah (yang ditemukan dari berbagai berita,
artikel, atau buku)
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mencari artikel, atau buku yang berhubungan dengan lingkungan daerah
masing-masing (misalnya bencana alam yang terkait dengan daerah setempat)*
2. Siswa dapat membaca berita, artikel atau buku.
3. Siswa dapat mengidentifikasi masalah dalam berita, artikel, atau buku
4. Siswa dapat mendiskusikan masalah
5. Siswa dapat mendiskusikan makna kata sulit
6. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi
Materi Pembelajaran
1. Teks berita, artikel, buku yang berisi informasi aktual (misalnya, AIDS/HIV, SARS, bencana
alam)
2. Penentuan masalah dalam berita
3. Daftar kata sulit dan maknanya
Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi
Seorang pembawa acara berperan sangat penting dalam berlangsungnya suatu acara.
Ia bertugas mengatur dan memandu berbagai mata acara yang telah disiapkan.
Seorang pembawa acara dituntut untuk memperhatikan hal-hal berikut:
1. menguasai situasi;
2. menguasai kaidah bahasa, seperti kata-kata baku, penggunaan kalimat-kalimat efektif,
serta pemilihan kata yang tepat;
3. mempunyai kepercayaan diri;
4. menggunakan gerak-gerik yang wajar; dan
5. memiliki penampilan yang luwes serta terampil berimprovisasi.
Dari kelima hal tersebut, masalah penggunaan bahasalah yang paling sering mendapat
sorotan dari masyarakat, terutama penggunaan kalimat sapaan yang sopan dan efektif.
Bahan Ajar Halifah
5
1. Kalimat Sapaan yang Efektif
Kalimat yang sapaan yang dapat digunakan bervariasi, tergantung padakonteks
acara. Konteks yang dimaksud antara lain:
a. Siapa massa atau hadirin yang dihadapi, kelompok dewasa atu anak-anak;
b. Apa acaranya;
c. Bagaimana tingkat pengetahuan massa; dan
d. Waktu pelaksanaan acara.
2. Menulis Rancangan Acara
Rancangan acara dibuat agar semua acara yang telah disusun dapat terlaksana
dengan baik. Rancangan acara terdiri atas 3 bagian, yaitu: bagian pembuka, acara inti, dan
penutup. Perhatikan rancangan acara berikut.
Rancangan Acara Peringatan Bulan Bahasa
a. Pembukaan
1. Sambutan ketua panitia
2. Sambutan kepala sekolah
b. Acara Inti
1. Pembacaan pemenang lomba membaca puisi
2. Pembacaan pemenang lomba teater
3. Pembacaan pemenang lomba menulis cerpen
4. Pementasan kreasi siswa
c. Penutup
Pembacan doa
Pembawa acara dapat menentukan (walaupun tidak bersifat kaku) kapan dan pada
bagian mana kalimat-kalimat sapaan digunakan. Hal yang dapat dijadikan tuntunan dalam
membawakan acara sebagai berikut.
1. pembawa acara hendaknya memperkenalkan diri sebelum memandu acara demi acara.
2. pembawa acara hendaknya menyapa massa atau hadirin.
3. kalimat-kalimat sapaan biasanya didahului atau diikuti dengan pernyataan yang berisi
ajakan.
4. sebelum menyapa atau mengajak massa untuk beralih ke mata acara berikutnya,
hendaknya pembawa acara menyampaikan komentar singkat.
5. pembawa acara mengakhiri seluruh rangkaian mata acara dengan mengucapkan terima
kasih kepada massa.
Perhatikan contoh kalimat memperkenalkan diri berikut ini!
Para peserta diskusi yang saya hormati, topik yang akan kita diskusikan pada hari ini
ialah upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup pada era globalisasi. Sebelum diskusi
Bahan Ajar Halifah
6
dimulai, perkenankan saya sebagai moderator untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.
Nama saya Lalu Af’al, lahir di Lombok, 19 juli 1988. saat ini saya duduk di kelas X SMA Negeri 1
Lombok. Selain itu, juga aktif menjadi anggota Kelompok Pecinta Lingkungan “Alam Lestari”
Lombok. Demikian,perkenalan singkat dari saya. Terima kasih.
Tes Kompetensi
1. Berikut ini tersedia kalimat-kalimat sapaan yang biasa diucapkan seorang
pembawa acara. Tentukan dalam konteks apa tiap-tiap kalimat sapaan tersebut digunakan!
a. Assalamu’alaikum, wr.wb., . . . ,
b. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
2. Berikut ini mrupakan kalimat-kalimat sapaan yang tidak efektif. Ubalah kalimat
berikut ini menjadi yang efektif dan tunjukkan letak kesalahan dengan memberikan
penjelasan seperlunya!
Para hadirin sekalian yang saya hormati,
3. Pilihlah salah satu acara berikut ini, kemudian susunlah rancangannya!
a. Pentas seni dalam rangka merayakan HUT sekolah Anda.
b. Lomba baca puisi dalam rangka menyukseskan Bulan Bahasa dan Sastra sekolah Anda.
4. Buatlah kalimat perkenalan untuk memperkenalkan diri dan peserta pada
suatu acara!
Bahan Ajar Halifah
7
Standar kompetensi : Membaca
Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik
membaca
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi ide pokok teks nonsastra dari berbagai
sumber melalui teknik membaca ekstensif
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca teks berita/ artikel (lenong, wayang golek, ketoprak, randai, dll)*
2. Siswa dapat mengidentifikasi ide pokok tiap paragraf
3. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas
4. Siswa dapat mendiskusikan ide pokok dan ringkasan isi
5. Siswa dapat mendiskusikan perbaikan kata tidak baku
Materi Pembelajaran
Teks nonsastra dari berbagai sumber
1. Ide pokok tiap paragraf
2. Ide pokok dari berbagai sumber
3. Fakta dan opini
4. Ringkasan isi
5. Kata baku dan tidak baku
Membaca Ekstensif Teks Nonsastra dari Berbagai Sumber
Membaca ekstensif adalah membaca yang bersifat jangkauannya luas. Membaca
ekstensif berarti ketika membaca suatu informasi hendaknya pandangna mata kita menyeluruh
ke bidang bacaan.
Mengidentifikasi Ide Pokok dari Teks
Keterampilan membaca ekstensif tidak semata-mata diukur berdasarkan kecepatan
membaca, tetapi juga kemampuan mendapatkan informasi penting dari teks. Oleh sebab itu,
diperlukan keterampilan lain untuk menunjang aktivitas menunjang ekstensif, yaitu
mengidentifikasi ide pokok dari teks.
Untuk meningkatkan keterampilanmu dalam membaca cepat, terutama teks-teks
informatif, lakukan hal-hal berikut!
a. Periksa sekilas teks yang kamu baca (terutama judul dan subjudulnya).
b. Bacalah secara aktif, kemudian catatlah ide-ide pokok yang ada pada setiap paragraf.
Bahan Ajar Halifah
8
Bacalah wacana berikut dengan saksama!
KRL Tabrakan, Dua Tewas Puluhan Luka
Kereta Rel Listrik (KRL) Jabotabek yang melaju ke arah Jakaratmengalami tabrakan di
daerah Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kamis (30/6) sekitar pukul 16.15. Akibat
tabrakan itu sekurangnya dua orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka berat.
Tabrakan terjadi antara KRL Ekonomi 583 dan KRL Ekonomi 585 di jalur yang sama 1,5
km Sebelum Stasiun Pasar Minggu. Tabrakan dipicu oleh KRL Eksprs Pakuan yang mengalami
mogok sekitar 500 meter dari Stasiun Pasar Minggu. Karena kereta di depannya mogok maka
KRL Ekonomi 585 yang berada di belakangnya juga ikut berhenti. Tanpa diduga KRL Ekonomi
583 yang meluncur di belakangnya menubruk KRL Ekonomi 585.
Menurut penuturan seorang korban, Slamet, kecepatan kereta sesaat sebelum kejadia
biasa saja. “Kereta kecepatannya biasa saja. Terus goyang dan tiba-tiba saja seperti kebentur
sesuatu, bruuk. . . keras,saya pikir waktu itu kereta anjlok,” cerita Slamet yang saat kejadian
duduk tepat di belakang kabin masinis.
Dua anak slamet, Esti dan Adit juga terhindar dari maut. Tapi sang isteri, Ida yang saat
ini sedang hamil enam bulan, terpaksa harus menjalani persalinan karena air ketubannya
pecah.
Menurut robert (25), saksi mata yang juga ikut membantu evakuasi, rata-rata
korbannya ibu-ibu dan anak-anak. “Ada yang badannya putus jadi dua, itu ibu-ibu yang
meninggal, usia sekitar 30 tahun. Ada juga yang terjepit antara gerbong. Butuh waktu lama
untuk mengeluarkan yang terjepit itu dari gerbong. Jadi yang meninggal di lokasi, dua orang,”
ujarnya.
Proses evakuasi korban dibantu oleh satuan Pol PP, puluhan ambulans dari PMI, Dinkes
Pemprov DKI Jakarta, dan RS Hermina Depok, Badan SAR, pemadam kebakaran, satu
kompiMarinir dari Cilandak, dan Polres Jakarta Selatan.
Korban dibawa ke RS Pasar Rebo, RS Siaga Raya, RS Fatmawati, RSCM, dan RS Pasar
Minggu. Kendaraan dari dan ke arah Depok tertahan hingga satu kilometer. Hingga semalam
ribuan calon penumpang tumpah ruah di jalan-jalan.
Di RS Pasar Rebo, Jakarta ada 52 orang yang dirawat. Menurut petugas di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RS Pasar Rebo, Robin Hutajulu, kebanyakkan korban menderita luka robek
di bagian kaki dan tangan. Selain itu ada juga korban yang mengalami fraktur di kaki dan
tangan.
Kahumas PT KAI Daop I, Akhmad Sujadi menyatakan belum mengetahui sebab
kejadian. “Masih diselidiki bersama KNKT,” ujarnya.
Menteri perhubungan, Hatta Rajasa, Menko Kesra, Alwi Shihab, Menneg BUMN,
Sugiharto, dan Dirut PT KAI Omar Berto kemarin menjengukkorban dan lokasi kejadian. Hatta
mengatakan pemerintah akan menanggung pengobatan seluruh korban.
Bahan Ajar Halifah
9
“Tentu PT KAI akan memberi biaya pengobatan, di sampingJasa Raharja pun akan
memberikan santunan kepada mereka. Pemerintah tidak akan membiarkan satu orang pun
korban untuk mengeluarkan biaya sendiri dalam pengobatan itu,” kata Hatta.
Menurut Hatta, kejadian ini seharusnya tidak perlu terjadi. “Karena ini jalur rel ganda,
satu arah, dilengkapi dengan sistem sinyal yang memadai. Jika ada kereta berhenti seharusnya
ada sinyal yang diberikan pada kereta di belakangnya. Akan kita selidiki apakah sinyalnya tidak
berfungsi dengan baik atau human error,” ujarnya.
Sumber: Republika, 1 Juli 2005
Kebahasaan
Memahami dan Menggunakan Kalimat Minor, Kalimat Mayor, Kalimat Inti, dan Kalimat Luas
dalam Konteks
1. Kalimat Minor Dan Kalimat Mayor
Kalimat minor adalah kalimat yang mengandungsatu unsur pusat. Unsur pusat
yang sering digunakan dalam kalimat minor berupa predikat. Kalimat minor umumnya
digunakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan, sebagai perintah ataupun seruan.
Contoh:
a. Besok pagi. (sebagai jawaban atas pertanyaan kapan alam berangkat?
b. Ke pasar. (Sebagai jawaban atas Pertanyaan Ibu ke mana?
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandungdua unsur
pusat, yakni bisa terdiri dari subjek dan predikat (S-P) atau subjek, predikat, objek (S-P-O-
K); ataupun lebih dari itu, misalnya dengan disertai keterangan (S-P-O-K).
Contoh:
a. Alam akan pergi besok pagi
S P K
b. Kerjakan tugas ini!
P P
2. Kalimat Inti Dan Kalimat Luas
Kalimat inti dan kalimat luas dibedakan berdasarkan pola dasar yang dimilikinya.
Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
a. Susan mengetik.
S P
b. Susan sedang mengetik.
S P
c. Mengetik Susan
P S
d. Susan mengetik sebelum mengerjakan PR.
S P Ket. Waktu
Bahan Ajar Halifah
10
e. Supri menangis sehingga matanya bengkak.
S P Ket. Akibat
Kalimat a disebut kalimat inti sedangkan kalimat b-e disebut kalimat luas. Di samping
sebagai kalimat luas, kalimat b-e disebut kalimat tranformasi karena juga telah mengalami
perubahan dari kalimat a, Kalimat f hanya merupakan kalimat luas karena bukan merupakan
perluasan dari kalimat a.
Tes Kompetensi
1. Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 orang!
2. Carilah artikel atau berita yang memilki topik sama dengan bacaan di atas (setiap anggota
kelompok mengumpulkan satu artikel)!
3. Catatlah ama sumber, tahun, dan nomor halaman artikel tersebut!
4. Rangkumlah isi dari dari seluruh sumber ke dalam beberapa paragraf!
5. Sampaikan rangkuman tersebut di depan kelas untuk ditanggapi anggota kelompok lain!
Bahan Ajar Halifah
11
Standar kompetensi : Mendengarkan
Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan
secara langsung ataupun melalui rekaman
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendengarkan puisi
2. Siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi tersebut
3. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi
Materi Pembelajaran
Rekaman puisi atau pembacaan langsung
1. Majas,
2. irama,
3. kata-kata konotasi,
4. kata-kata bermakna lambang ,
Menyimak Pembacaan Puisi dan Mengungkapkan Unsur-Unsurnya
Ketika menyimak pembacaan puisi, perhatikan dan dengarkan dengan saksama isi puisi
tersebut. Dengan demikian, Anda dapat menafsirkan isi puisi tersebut dengan baik. Penafsiran
isi sebuah puisi bisa berlainan antara seorang dengan yang lainnya. Perbedaan penafsiran
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti suasana batin si penafsir pada saat menyimak
puisi, sejauh mana ia bersikap kritis terhadap simbol-simbol serta kecenderungan berkreasi si
penyair, dan sejauh mana puisi itu memikat hati seseorang untuk diapreasiasikan.
Daya pikat sebuah puisi bagi setiap pembaca berbeda-beda. Ada yang merasa terpikat
dengan tema, pemilihan kata, makna denotasi dan konotasi, bahasa kiasan, atau citraan
(gambaran angan).
Bahan Ajar Halifah
12
Simaklah puisi di bawah ini!
Candi Muara Jambi
Oleh Dimas Arika Miharja
Aku dengar keluh batu-batu runtuh berpeluh.
Tak ada arca atau stupa hanya ilalang
bergoyang terpanggang matahari
Sebuah situs tak terurus menggerus hati
perjalanan sunyi, sendiri memikul luka diri
mengacu pada bayang batanghari
yang tiada henti merangkum tragedi
Aku sendiri membangun candi
dalam mimpi yang sulit diurai
di kedalaman hati: Kau tegar abadi.
Jambi, 1994
Sumber: Angkatan 200 dalam Sastra Indonesia, 2000: 234
Kebahasaan
Mengenal Bentuk, Jenis, dan Makna Kata Ulang
1. Mengenal Bentuk dan Jenis Kata Ulang
Bentuk ulang atau kata ulang adalah sebuah bentuk gramatikal yang berwujud
penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar kata.
Perhatikan contoh berikut!
Acara sengaja diadakan untuk anak-anak di bawah usia tujuh tahun.
Kata anak-anak merupakan kata ulang. Bentuk dasar pengulangan tersebut adalah
kata anak, yang berarti “ satu anak” (tunggal), setelah diulang menimbulkan makna baru,
yaitu “jamak” (banyak anak).
Lain halnya dengan kalimat berikut.
“Koran, koran, koran!” teriak loper koran.
Meskipun kata koran yang pertama diulang sebanyak dua kali, perulangan tersebut
tidak menimbulkan makana baru, tetapi hanya menyatakan intensitas.
Selain perulangan menimbulkan makan baru, kata ulang juga tampak dari
penggunan tanda hubung (kecuali kata ulang dwipurwa) dan hanya digunakannya satu
kata sebagai pengulangannya.
Jenis-jenis kata ulang dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Kata Ulang Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan yang dilakukan atas suku kata
pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan tersebut, vokal suku kata awal yang
Bahan Ajar Halifah
13
diulang mengalami pelemahan karena menghasilkan satu suku kata tambahan. Hal ini
dapat ditunjukkan dalam proses pembentukan kata lelaki.
laki lalaki lelaki
b. Kata Ulang Dwilingga
Lingga adalah bentuk dasar. Jadi, kata ulang dwilingga merupakan pengulangan
bentuk dasar sutuhnya. Contohnya, kata pedagang-pedagang.
c. Kata Ulang Dwilingga Salin-Suara
Kata ulang jenis ini merupakan kata ulang yang mengulang untuk dasar
seutuhnya, tetapi terjadi perubahan bunyi pada salah satu fonem atau lebih.
Contohnya, ramah-tamah dan corat-coret.
d. Kata Ulang Dwilingga Berimbuhan
Kata ulang bentuk ini merupakan pengulangan bentuk dasar seutuhnya, tetapi
salah satu atau kedua bentuk dasarnya mendapat imbuhan. Contohnya, mengemas-
ngemasi.
2. Mengenal Makna Kata Ulang
Kata ulang sebenarnya tidak mengandung makna leksikal, tetapi makna struktural
atau makna gramatikal, yaitu makna yang muncul setelah adanya proses pembentukan
kata. Makna-makna kata ulang dikategorikan berdasarkan golongan kata bentuk dasarnya
seperti berikut ini.
a. Bentuk Dasar Nomina (Kata Benda)
1. Menyatakan jamak (tak tentu).
Contoh: buku-buku
Acara-acara
2. Menyatakan meyerupai atau tiruan dari suatu hal yang disebut dalam kata dasar.
Contoh: kuda-kudaan
Anak-anakan
b. Bentuk Dasar Verba (Kata Kerja)
1. Menyatakan pekerjaan dilakukan berulang-ulang/itensitas, yaitu menekan atau
mengeraskan sesuatu.
Contoh: mencari-cari
Memukul-mukul
2. Menyatakan saling (resiprok) atau pekerjaan yang berbalasan.
Contoh: hormat-menghormati
Tolong-menolong
3. Menyatakan perbuatan yang dilakukan seenaknya/santai.
Bahan Ajar Halifah
14
Contoh: berjalan-jalan
Membaca-baca
4. Menyatakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebutkan pada
bentuk dasar.
Contoh: tulis-menulis
Karang-mengarang
c. Bentuk Dasar Adjektiva (Kata Sifat)
1. Menyatakan kesangatan.
Contoh: dalam-dalam
Kuat-kuat
2. Menyatakan agak.
Contoh: kemerah-merahan
Kekuning-kuningan
3. Menyatakan paling (superlatif).
Contoh: sekuat-kuatnya
Setinggi-tingginya
d. Bentuk Dasar Numeral (Kata Bilangan)
Menyatakan kumpulan yang terdiri dari.
Contoh: dua-dua
tujuh-tujuh
Tes Kompetensi
1. Menurut Anda mengapa pengarang mengambil tama tentang candi?
2. Nama apakah Batanghjari itu?
3. Menurut Anda, apa tema puisi tersebut?
4. Candi apakah yang dibangun oleh pengarang dalam mimpinya?
5. Apakah maksud kata “Kau tegar abadi” dalam puisi tersebut?
Bahan Ajar Halifah
15
Standar kompetensi : Membaca
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan
cerpen
Kompetensi Dasar : Membacakan puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang
tepat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membacakan puisi dengan memperhatikan lafal, tekanan, dan intonasi yang
sesuai dengan isi puisi
2. Siswa dapat membahas pembacaan puisi berdasarkan lafal, tekanan, dan intonasi
3. Siswa dapat memberi saran perbaikan pembacaan puisi yang kurang tepat
Materi Pembelajaran
1. Puisi
2. Lafal
3. Tekanan
4. Intonasi
5. Jeda
6. Pemenggalan kata, frasa
Membaca Puisi dengan Memperhatikan Lafal, Tekanan, dan Intonasi
Ketika membaca puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a. Lafal adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa.
b. Tekanan adalah keras lembutnya pengucapan bagian ujaran.
c. Intonasi adalah lagu kalimat.
Selain ketiga hal di atas, ketika membaca puisi kita harus menyisipkan tanda-tanda
henti agar puisi tersebut enak dibaca. Tanda-tanda henti yang berupa tanda baca dapat kita
sisipkan, sebagai berikut.
1. tanda koma, biasanya diganti dengan (/)
2. tanda titik, biasanya diganti dengan (/ /)
3. tanda pemisah bait, biasanya diganti dengan (/ / /).
Bahan Ajar Halifah
16
Perhatikan contoh berikut.
Bantimurung
Oleh Ras Agaffar
gemercik airnya/meneteskan puisi alam yang panjang/
mengalirkan mata air kerinduan/melelahkan duka kecemasan/
di celah-celah bebatuan/
di pucuk ranting pepohonan/
di ujung mentari kepagian/
di lereng bukit kedamaian/
di bibir kedamaian/
di cakrawala langit kebebasan/
di rentang siang kecerahan/
di sejuk udara kenikmatan//
Bantimurung/
gemuruh airnya menerjang sepanjang musim/
mengalir ke kota/-ke sawah/-ke ladang-ladang kehidupan/
menumbuhkan gairah/-harapan masa depan//
Bantimurung/
bumi yang dihuni sang kupu-kupu/
hinggap dan bertebaran/
di antara serangga satwa lindung anugerah Illahi/
meniupkan pesona lagu-simponi kelestarian alami//
Sumber: Ombak Losari “Sajak-Sajak dari Makasar”, 1992: 58
Tes Kompetensi
1. Apakah pengarang menggunakan gaya pengungkapan dalam puisi “Bantimurung”?
Sebutkan jika jawabannya ya!
2. Apakah maksud kata “genercik airnya meneteskan puisi alam yang panjang”?
3. Apakah yang ingin diungkapkan pengarang dalam puisi tersebut?
4. Apakah tema atau isi puisi tersebut?
5. Jelaskan unsur-unsur bentuk dan isi puisi tersebut!
Bahan Ajar Halifah
17
Standar kompetensi : Menulis
Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis
puisi
Kompetensi Dasar : Menulis puisi lama dengan memperhati-kan bait, irama, dan rima
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca puisi lama (pantun, syair)
2. Siswa dapatmengidentifikasi puisi lama (pantun, syair) berdasarkan bait, irama, dan rima
3. Siswa dapat menulis pantun/ syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
4. Siswa dapat menyunting puisi lama (pantun/ syair) yang dibuat teman
Materi Pembelajaran
Contoh puisi lama (pantun, syair)
1. Bait
2. Irama
3. Rima
4. Perbedaan pantun dengan syair
Menulis Puisi Lama
Salah satu bentuk puisi lama yang sangat populer adalah pantun. Puisi lama adalah
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Pantun menunjukkan adanya irama (yang dikesankan oleh perulangan bunyi di akhir larik
puisi(rima). Keberadaan mantra (pola yang berwujud, misalnya berupa pertentangan yang
berseling-seling antara suku yang panjang dan pendek, suku yang bernada tinggi dan rendah,
atau suku yang beraksen dan tidak) dan rima (persajakan akhir a-b-a-b).
Abdul Rani dan Yani Maryani (1999: 14) menjelaskan bahwa puisi lama memiliki
beberapa kaidah yang harus diikuti yaitu sebagai berikut.
a. Jumlah baris atau jumlah kalimat dalam setiap baitnya.
b. Jumlah suku kata atau jumlah kata dalam setiap baitnya.
c. Adanya rima atau persamaan bunyi.
d. Adanya rima.
Berikut akan dijelaskan mengenai bait, rima, dan irama
a. Bait
Bait adalah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris. Fungsi bait
adalah membagi puisi menjadi “bab-bab” pendek.
Bahan Ajar Halifah
18
b. Rima
Rima atau sajak adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Persamaan bunyi
tidak terbatas pada akhir baris, tetapi keseluruhan baris, bahkan bait.
c. Irama
Irama hampir sama dengan irama dalam musik. Keduanya sama-sama ditentukan
oleh ukuran waktu dan tempo. Perbedaannya, ukuran tempo dalam musik bisa mandiri,
sedangkan tempo dalampuisi tergantung banyaknya bunyi suku kata. Irama adalah alunan
yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek
serta kemerduan bunyi (dalam prosa).
Puisi lama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:
a. Mantra
Mantra merupakan puisi yang berisi puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau
dikeramatkan.
b. Bidal
Bidal digunakan masyarakat lama untuk mengungkapkan sesuatu. Bidal menggunakan
bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: pepatah, tamsil.
Kiasan, perumpamaan, dan pemeo.
c. Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris
pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat ialah isi.
d. Talibun
Talibun merupakan juga pantun, tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat. Jumlah
baris dalam tiap baitnya selalu genap.
e. Gurindam
Gurindam merupakan puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dua baris. Persajakannya a-a
dan isi atau temanya adalah nasihat, hal-hal yang mendidik, dan masalah agama.
f. Selokan
Selokan merupakan pantun berbingkai.perbedaan dengan pantun adalah kalimat kedua
dan keempat pada bait pertama dilang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat
ketiga bait kedua, begitu seterusnya.
g. Syair
Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait.
Persajakan syair adalah aa-aa.
h. Kit’ah
Kit’ah adalah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat.
i. Gazal
Gazal adalah puisi Arab yang berisi cinta kasih.
Bahan Ajar Halifah
19
j. Nazam
Nazam adalah puisi Arab yang berisi cerita hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau
bangsawan istana.
k. Ruba’i
Ruba’i adalah puisi Arab yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan nasihat.
l. Masnawi
Masnawi adalah puisi Arab yangbberisi pujian-pujian tentang tingkah laku seseorang yang
mulia.
Perhatikan contoh puisi lama berikut ini!
Pantun termasuk puisi lama. Pantun terdiri atas 4 baris, secara umum tiap baris ada 4
perkataan. Suku kata tiap baris diusahakan sama untuk menjaga irama. Sajaknya a b a b,
sampiran dan isi.
Contoh: Anak kuda di gunung karang
Pohon aren di kebun kosong
Anak muda zaman sekarang
Biar keren kantongnya kosong.
Pisang emas bawa berlayar
Masak sebiji di dalam peti
Utang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati.
Tes Kompetensi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar
1. Bagaimana cara mengungkap pesan lama puis?
2. Ceritakan kembali isi cerpen “Anak Kebanggan”
3. Diskusikanlah nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen “Anak Kebanggaan”!
4. Carilah puisi lama yang terkenal dan isinya mengesankan kalian!
5. Nilai-nilai yang kalian peroleh dari puisi lama pada nomor 4 tersebut, Sebutkan alasan
kalian!
Bahan Ajar Halifah
20
Standar kompetensi : Berbicara
Mengungkap-kan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan
berkenalan, berdiskusi, dan bercerita
Kompetesi Dasar : Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi
yang tepat
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat secara bergiliran siswa bercerita pengalaman pribadi (yang lucu,
menyenangkan, atau mengharukan)* dengan menggunakan:
- Pilihan kata dan ekspresi secara tepat.
- Menggunakan kosakata sesuai dengan situasi dan konteks.
2. Siswa dapat membahas pengalaman yang diceritakan
Materi Pembelajaran
Cerita pengalaman (yang lucu, menggembirakan, mengharukan, dsb.)
1. Penggunaan diksi (pilihan kata)
2. Penggunaan intonasi, jeda, dan ekspresi
Menceritakan Pengalaman
Bercerita merupakan kegiatan yang menarik. Melalui kegiatan bercerita seseorang
dapat menceritakan pengalamannya kepada orang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bercerita.
1. pilihan kata yang digunakan;
2. keruntutan kalimat;
3. penjedaan dan pengaturan intonasi;
4. ekspresi yang ditunjangdengan gerak gerik anggota badan.
Perhatikan contoh pengalaman dibawah ini!
Lebih Percaya Diri Karena Ekskul
(Cerita pengalaman siswa SMA 2 Tasikmalaya)
Aku masuk ekskul PMR dan jurnalistik di sekolah. Aku tidak merasa lelah walaupun
masuk dua ekskul. Alhamdulillah, prestasiku di kelas pun tidak buruk. Aku malah merasa
senang soalnya aku jadi punya banyak teman dan pengalaman. Selain itu, aku juga bisa belajar
berorganisasi.
Bahan Ajar Halifah
21
Ekskul pun bisa membuat kita lebih percaya diri. Jika kita pemalu dan tidak berani
tampil di muka umum, hal itu bisa diubah dengan mengikuti ekskul. Di dalam kegiatan ekskul,
kita dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak. Jadi, kita akan terbiasa berbicara di
depan umum. Namun, bisa jadi ada sebagian dari teman-teman yang bingung dalam memilih
kegiatan ekskul. Pilih apa ya, Paskibra atau Jurnalistik? Basket atau Pramuka?
Tidak perlu bingung. Kita bisa memilih kegiatan ekskul yang sesuai dengan minat dan
bakat kita. Kalau kita senang menulis, kita bisa bergabung dengan eskul jurnalistik. Kalau suara
kita bagus, kita bisa mengasahnya di ekskul kesenian.
Oh ya, teman-teman, kadang ada kegiatan ekskul yang tidak ada instrukturnya. Kalau terjadi hal
seperti ini,kita bisa bermusyawarah dengan OSIS dan guru untuk mencari instrukturnya dari
luar sekolah. Nah, sekarang sudah jelas, kan, bahwa kegiatan ekstrakulikuler memberi kita
banyak keuntungan. Jadi, sekarang sudah tidak ragu lagi untuk masuk dan mengikuti kegiatan
ekskul.
Sumber: Priangan, edisi Agustus 2006
Keterangan:
Ekskul : ekstra kurikuler
Tes Kompetensi
1. Bagaimana kesan Anda setelah membaca cerita di atas?
2. Amanat apa yang dapat Anda petik dari cerita tersebut?
Bahan Ajar Halifah
22
Standar kompetensi : Menulis
Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan
tempat dalam bentuk paragraf naratif
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur paragraf naratif
2. Siswa dapat menulis paragraf naratif
3. Siswa dapat menggunakan kata ulang dalam paragraf naratif
4. Siswa dapat menyunting paragraf naratif yang ditulis teman
5. Siswa dapat mendiskusikan paragraf naratif
Materi Pembelajaran
Paragraf naratif
1. Contoh paragraf naratif
2. Pola pengembangan paragraf naratif (urutan waktu, tempat)
3. Ciri/ karakteristik paragraf naratif
4. Kerangka paragraf naratif
5. Penggunaan kata ulang dalam paragraf naratif
Menulis Paragraf Naratif
Naratif/narasi adalah sejenis karangan yang berisi peristiwa yang dialami oleh
seseorang. Di dalamnya terdapat rangkaian kejadian atau peristiwa. Menuliskan peristiwa
secara kronologis merupakan bagian dari kegiatan menulis wacana naratif. Dalam paragraf
naratif kita akan menemukan tiga unsur utama sebagai bahannya.
a. Adanya tokoh-tokoh;
b. Kejadian; dan
c. Adanya latar atau ruang dan waku.
Perhatikan penggalan cerita berikut.
Inilah sebuah kisah. Tersebutlah seorang pemuda bernama Malin Kundang tinggal di
sebuah daerah di sebelah selatan Kota Padang. Malin Kundang adalah anak tunggal sepasang
suami-istri nelayan. Ketika masih di dalam kandungan, ia ditinggal pergi oleh ayahnya berlayar
dan tidak pernah kembali lagi. Ia pun diasuh oleh ibunya. Kehidupan mereka sangat sederhana.
Bahan Ajar Halifah
23
Sejak kecil, Malin Kundang sangat disayang oleh ibunya. Ke mana pun ia pergi, ibunya selalu
mengawasi.
Setelah dewasa, Malin Kundang meminta izin untuk pergi merantau. Meskipun berat
hatinya, namun sang Ibu mengizinkan Malin Kundang pergi. Sebelum pergi, sang Ibu
membekali nasihat kepada Malin Kundang agar senantiasa ingat pada orang tua dan kampung
halamannya. Setelah puas menasihati anaknya, sang Ibu ikut ke pelabuhan melepas kepergian
anaknya.
Tes Kompetensi
1. Di kota mana Malin Kundang dan ibunya tinggal?
2. Bagaimana kehidupan mereka?
3. Bagaimana cara agar pembaca terkesan dan tertarik untuk membaca wacana naratif
sampai tuntas?
4. Bagaimana alur paragraf naratif?
5. Bagaimana bahasa yang digunakan pada paragraf naratif?
Bahan Ajar Halifah
24
Standar kompetensi : Mendengarkan
Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung
Kompetensi Dasar : Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendengarkan puisi
2. Siswa dapat mengidentifikasi jenis puisi
3. Siswa dapat mendiskusikan isi puisi
4. Siswa dapat melaporkan hasil diskusi
Materi Pembelajaran
Rekaman puisi yang berjenis tertentu atau yang dibacakan
1. Jenis puisi
2. Isi puisi
3. Tema
4. Maksud puisi
Mendengarkan Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan
reamaja.
1. Menghayati Puisi
Bacalah secara nyaring puisi berikut ini! Agar pembacaan yang dilakukan enak
dirasakan dan mudah dipahami, perhatikan pelafalan, tekanan, intonasi, ekspresi,
kelancaran, penjiwaan, kesatuan gagasan, dan gerak. Pelafalan berhubungan dengan
ketetapan dan kejelasan ucapan atas fonem atau kata. Intonasi berhubungan dengan
panjang-pendek ucapan atau tinggi-rendahnya ucapan dan nada. Ekspresi berhubungan raut
muka, apakah serius, lucu, gembira dan lain-lain. Kelancaran berhubungan dengan daya
ingat. penjiwaan berhubungan dengan kemampuan untuk merasakan suatu yany terjadi
dalam puisi. Gerak berkenaan dengan aktivitas tubuh kita, seperti menunjuk, berjalan,
berjingkrak, dan sebagainya.
Bahan Ajar Halifah
25
Pesan Bumi
Andai bukan 5 miliar manusia menghuni bumi
melainkan 5 miliar binatang tak punya hati
traumakah kau?
setiap jengkal (tanah) yang kau temui
adalah kehancuran hari esok
perut bumi dibor dan diledakkan
membagi kotoran
atas tanah, sungai, laut, udara
Di sana ada hujan asam
ozon pun rusak
bumi makin panas
berapa waktu yang kenal usia
berapa umat yang perlu dibudidayakan
agar tak cemaskan kecemaran lingkungan
Sadarlah!
bahwa kehidupan dan alam ada dalam satu harmoni
mestinya dijaga kelestariannya
(Jarot Wuryanto-Bogor)
Sumber: Apresiasi Puisi remaja: Catatan mengolah Cinti, Riris K. Toha
Sarumpaet, Gransindo. Jakarta, 2002:224
2. Menentukan Tema Puisi
Tahap berikutnya adalah menentukan tema puisi tersebut. Puisi mengandung
informasi, baik berupa informasi kejadian atau peristiwa yang diolah oleh penyair.
Peristiwa itu bukan peristiwa biasa, melainkan peristiwa yant telah dipikirkan dan
direnungkan. Pemikiran dan perenungan itu didasari pula oleh falsafah hidup, lingkungan,
agama, pekerjan, serta pendidikan penyair, informasi inti inilah yang kemudian kita kenal
dengan tema puisi.
Untuk penentuan tema, yang pertama kita lakukan adalah melengkap setiap baris
bait puisi dengan kata atau frase sehingga membentuk kalimat. Proses ini dilakukan
terhadap sejumlah baris dan bait, dengan kata lain, baris menghasilkan paragraf.
Kemudian, kita parafrasakan hasil pada tahap tadi ke dalam bentuk prosa dengan bahasa
kita sendiri.
Bahan Ajar Halifah
26
3. Mengungkapkan makna
Penyair melalui karyanya ingin menyampaikan sesuatu kepada pembaca.
Penyampaian tersebut dilakukan dengan caranya sendiri. Di balik pengungkapan itu ada
makna yang hendak disampaikan kepada pembaca.
4. Mengungkapkan pesan
Penyair memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam menulis puisi. Bisa sekedar
memenuhi kebutuhan pribadi, bisa pula kepentingan untuk pembaca. Maksud dan tujuan
ini biasanya tegantung pula pada pengalaman pribadinya. Misalnya, penyair yang
berprofesi sebagai guru pada umumnya pesan yang hendak disampaikan berupa hal-hal
yang bersifat mendidik para pembaca.
Tes kompetensi
Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa. Lakukan diskusi dengan
kelompok kalian untuk menafsirkan puisi di atas berdasarkan
1. Tema;
2. Nada dan suasana puisi;
3. Perasaan dalam puisi.
Bahan Ajar Halifah
27
Standar kompetensi : Menulis
Mengungkap-kan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis
puisi
Kompetensi Dasar : Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca puisi baru
2. Siswa dapat mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima
3. Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
4. Siswa dapat menyunting puisi baru yang dibuat teman
Materi Pembelajaran
1. Contoh puisi baru
2. Ciri-ciri puisi baru
3. Bait
4. Rima irama
Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Pelajaran yang lalu, anda telah membahas bentuk-bentuk puisi lama dan berlatih
menulis puisi lama, anda akan membahas bentuk-bentuk puisi baru dan berlatih menulisnya.
Abdul Rani dan Yani Mariyani (1999: 80-93) menyebutukan bahwa puisi baru berbeda
dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan persajakan yang terdapat dalam puisi lama berbeda
dengan yang terdapat dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap
baitnya, puisi baru dibagi dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut.
Berdasarkan isi yang terkandung, puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Balada
Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan
penyairnya saja.
2. Romance
Romance adalah sajak yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya antara
sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal.
3. Satire
Satire adalah sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar (sarkasme) dan tajam
(sinis) terhadap suatu ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Bahan Ajar Halifah
28
4. Elegi
Elegi adalah sajak yang berisi tentang duka nestapa, sajak ini sesalu mengungkapkan
sesuatu yang pedih dan menyayat hati.
5. Himne
Himne adalah sajak pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne sering disebut sajak
ketuhanan.
Berikut ini ada sebuah contoh puisi baru yang berbentuk tarzina, karya Or.Mandank.
Bacalah dengan saksama sebelum Anda berlatih menulis puisi lama!
Bagaimana
Oleh Or. Mandank
Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai aku maki
...........diriku sendiri
Seperti aku
Menjadi seteru
...........diriku sendiri
Waktu itu
Aku.........
Seperti seorang lain dari diriku
Aku tak puas
Sebab itu aku menjadi buas
Menjadi busa dan panas
Sumber: Intisari Sastra Indonesia, 1999: 82
Tes kompetensi
1. Carilah contoh bentuk-bentuk puisi baru yang telah dijelaskan di atas!
2. Buatlah sebuah puisi baru ! Anda dapat memilih salah satu bentuk yang telah dijelaskan !
3. Puisi karya Anda ditempel di mading sekolah.
Bahan Ajar Halifah
29
Standar kompetensi : Berbicara
Membahas Cerita pendek melalui kegiatan diskusi
Kompetensi Dasar : Mengemuka kan hal-hal ang menarik atau mengesankan dari
cerita pendek melalui kegiatan diskusi
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca cerita pendek
2. Siswa dapat menceritakan kembali isi cerita pendek yang dibaca dengan kata-kata sendiri
3. Siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari karya tersebut
4. Siswa dapat mendiskusikan unsur-unsur intrinsik (tema, penokohan, alur, sudut pandang,
latar , amanat) cerita pendek yang dibaca
5. Siswa dapat mendiskusikan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen
Materi Pembelajaran
Naskah cerita pendek
1. Isi cerpen
2. Hal yang menarik unsur-unsur
3 Intrinsik (tema, penokohan, alur, sudut pandang, latar , amanat)
Membaca Cerpen dan Mendiskusikan Hal-hal yang Menarik
Cerpen memiliki unsur-unsur yang menarik untuk didiskusikan, Nurgiyantoro (2002: 23)
menjelaskan bahwa unsur instrik sebuah karya fiksi adalah unsur-unsur yang membangun karya
sastra itu sendiri. Unsur instrik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yanh (secara langsung) turut
serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intriknsik inilah yang membuat
sebuah cerpen atau novel terwujud. Unsur intrik tersebut antara lain: peristiwa, cerita, plot,
penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, dan bahasa atau gaya bahasa. Pelajaran
kali ini akan dijelaskan unsur-unsur intrik berupa tema, plot, latar, dan penokohan, sedangkan
unsur intrik yang lain akan dijelaskan pada pelajaran selanjutnya.
1. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra gan yang
terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-
persamaan atau perbedaa-perbedaa. Jadi, tema menjadi dasar pengembangan seluruh
cerita sehingga ia bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi
yang umu sehingga untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari
keseluruhan cerita.
Bahan Ajar Halifah
30
2. Cerita dan Plot
Cerita sangat berkaitan dengan plot sehingga kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan.
Cerita dan plot sama-sama mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa yang disajkan dalan
sebuah karya, tetapi plot lebih komplek dari pada cerita. Cerita sekedar menunjukkan
urutan waktunya, sedangkan plot lebih menekankan permasalahannya pada hubungan
sebab akibat dan kelogisan hubungan antar peristiwa yang dikisahkan dalam naratif ysng
bersangkutan, Stanton melalui Nurgiyantoro (2002: 113) mengemukakan bahwa plot atau
alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan
secara sebab akibat. Unsur dalam pengembangan plot adalah peristiwa, konflik, dan
klimaks.
3. Latar
Secara sederhana latar adalah segala petunjuk, keterangan, pengacuan yang berkaitan
dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya perisriwa dalam suatu karya sastra. Hudson
melalui Sudjiman (1986: 44) membedakan latar sosial dan latar fisik/material. Latar sosial
mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya,
adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain yang melatari peristiwa. Adapun latar fisik,
yaitu: bangunan, daerah, dan sebagainya.
4. Tokoh dan Penokohan
Istilah tokoh dan penokohan sebenarny menyarankan pada pengertian yang hampir
sama.Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan
menunjuk pada sikap kualitas pribadi tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca.
Tokoh dalam cerita fiksi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut.
1. Berdasarkan Peranan Tokoh
a.Tokoh utama, yaitu tokoh yang diutamakan pencertitaan dalam karya sastra ia
merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.
b.Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang kekadirannya dalam
suatu cerita untuk melengkapi tokoh utama.
2. Berdasarkan Fungsi Penampilan Tokoh
Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang mengejawantahkan
norma-norma dan nilai-nilai, yang ideal bagi kita
Tokoh antagonis, taitu tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada beberapa
metode penokohan, yaitu metode analisas atau metode langsung, metode perian, dan metode
tidak langsung adalah metode yang digunakan pengarang untuk menceritakan sifat-sifat,
hasrat, pikiran, dan perasaan tokohnya secara langsung. Kadang-kadang pengarang juga
menyisipkan pernyataan setuju tidaknya akan sifat tokoh. Metode tidak langsung (dramatik)
Bahan Ajar Halifah
31
atau ragaan adalag metode di mana watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran,
cakapan, dan lakuan tokoh.
Simaklah penggalan cerpen dibawah ini!
Gubug Kecil di Tepi Sungai
(Sari Narulita)
Simin sedang mengais-ngais di tengah sampah dengan tongkatnya yang berujung
kawat ketika hidungnya tiba-tiba mencium bau terbakar yang terbawa angin. Ia mencari
sekelilingnya, tak ada benda yang terbakar. Lalu, ia mengadah, uh . . ., matahari bersinar amat
teriknya, namun di ujung sebelah sana terlihat asap hitam mengepul.
”Pasti kebakaran,” ucapnya pada dirinya sendiri. Cepat ia mengangkat keranjang dan
menumpangkannya di belakang punggungnya yang hitam.
Simin mulai melangkah meninggalkan tumpukan sampah tempatnya sehari-hari
mencari rezeki dengan harapan dapat membantu orang yang sedang kemalangan, uang
memang dia tidak punya sebab hidupnya hanya tergantung pada hasil yang ditemukannya di
tengah sampah. Namun, tenaganya masih dapat diandalkan. Dia masih mampu mengangkat
barang-barang. Teringat olehnya bagaimana berterima kasihnya suami istri yang ditolongnya
sewaktu kebakaran bulan lalu. Mereka tak habisnya memuji keberaniannya menerjang api
untuk membantu menyelamatkan barang mereka sebaba mobil pemadam kebakaran
terlambat datang karena kemacetan jalan. Sudah lama ia menjumpai keramahan itu dan ia
rindu. Simin ingin menjadi orang yang berguna. Dia ingin berbakti seperti apa yang pernah
dicita-citakannya sewaktu kecil di kampung dulu. Sudah terlalu lama rasanya ia melihat sinar
mata orang mengejek dirinya, seolah dia adalah bagian dari sampah itu sendiri. Sering pula ia
terpaksa tertunduk malu melihat orang yang akan dilewatinya dari jauh mulai menutup hidung.
Sakit memang rasanya, tetapi itu adalah kenyataan sehari-hari terpaksa ditelannya. Kadang
kerinduannya pulang ke kampung menggelitiknya. Dia rindu pada suasana yang tenang, pada
orang-orang yang ramah, pada kehidupan yang tidak terlalu banyak menuntut, sangat berbeda
dari Jakarta ini.
Tetapi sekarang ini keinginan itu belum dapat terwujud. Simin tidak mau pulang dalam
keadaan seperti sekarang. Dia malu sebaba sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Gubuk kecil milik
orang tuanya dahulu sudah dijualnya untuk ongkos memboyong keluarganya ke kota. Ah,
kadang timbul penyesalan Simin mengapa ia pernah membayangkan kehidupan makmur di
kota, padahal kehidupannya di desa jauh lebih nyaman.
Tanpa terasa kakinya telah membawanya ke dekat daerah tempat tinggalnya.
Dari jauh ia melihat kerumunan orang dan beberapa truk berderet,. Sedang asap hitam
itu makin menebal.
”Astagfirullah,” ucapnya pelan. Dia tiba-tiba jadi berlari menyusuri sungai. ”Oh, anakku,
istriku, gunukku!” jeritnya lirih. Dan dia semakin cepat berlari ke tempat itu.
Bahan Ajar Halifah
32
Beberapa petugas menghadang ketika ia mencoba menyeerbu ke dalam gerombolan
orang berdiri. ”Mau ke mana!” suara orang berseragam membentaknya.
”Istri saya, anak saya!” suaranya gugup terengah-engah.
”Semuanya aman, tidak ada korban!” bentak orang itu sambil mencoba mencegah
Simin, tetapi Simim sudah tidak peduli pada popor senjata yang menghadangnya. Dia lari ke
tengah-tengah sambil matanya liar mencari anak dan istrinya.
Beberapa orang tampak mencoba menyelamatkan kepingan atap mereka dari tangan
petugas yang seenaknya melemparkan batang-batang tersebut ke dalam api. Api menjilat-jilat
semakin tinggi, sementara para gelandangan menatap sedih. Akhirnya, ia menemukan istrinya
yang tengah menyusui bayinya sambil memandangi api dengan perasaan yang sukar dilukiskan.
Anak perempuannya duduk di samping ibunya sambil memainkan pengikat buntelan. Dia juga
terbengong-bengong melihat kejadian yang cepat berlalu. Ah, sekali lagi Simin merasa bersalah,
membiarkan keluarganya ikut susah. Dengan perasaan iba dan lemas, ia memandang
sekelilingnya pada kawan-kawannya yang berdiri pasrah tanpa dapat berbuat apa-apa.
”Mengapa kalian diam?” bentaknya.
”Lalu, apa yang harus kami lakukan? Daerah ini akan dibersihkan!”
”Jadi, kita diusir begitu saja? Dan kalian membiarkan mereka membakar atap dan
dinding-dinding yang kita kumpulkan di bawah terik matahari dan hujan! Pengecut!” teriaknya.
”Kita, kan, manusia. Kita juga berhak hidup wajar . . . Mentang-mentang kita kere, diperlakukan
seenaknya!”
Kawan-kawannya hanya memandang denagn lesu, sementara dada Simin gemuruh
oleh luapan kemarahan. Dia tidak terima diperlakukan seperti itu. Merasa tidak mendapat
dukungan dari kawan lainnya, Simin maju mencoba menemui pimpinan petugas, namun ia
kembali dihadang. Simin jadi jengkel. Ia lari menyerang petugas yang diam melemparkan
potongan kayu gubuknya.
”Itu milikku!” teriaknya.
Petugas itu tidak peduli. Ia siap mengayunkannya ke dalam api.
Simin jadi marah dan mencoba merebut barang itu.
Petugas itu dibantu oleh kawannya dan Simin merasa benda keras itu mengenai
punggungnya. Sebentar Simin merasa sakit, kemudian ia jadi bertambah garang.
”Barang ini kudapatkan dengan tetesan keringat . . . kakiku sampai sobek kena goretan
kaleng!” teriaknya.
”Buk!” sebuah benda keras menghantam kepalanya. Simin terhuyung ke belakang.
Pandangannya mendadak jadi gelap. Kepalanya sakit, tetapi hatinya lebih sakit lagi. Dengan
langkah yang gontai, dia coba mendekati petugas lainnya.
”Pak kalian tidak berhak melemparkan benda-benda kami begitu saja!” katanya
setengah mengiba.
Bahan Ajar Halifah
33
”Phok!” sebuah tamparan melayang di pipinya. Kepala Simin jadi pening, namun ia
masih berusaha bertahan.
Cepat ia membalik dan mencari pipmpinan mereka. Namun, sudah terlambat. Sebuah
jip membawa laki-laki setengah umur yang memegang tongkat kecil tadi. Dan Simin jadi lemas.
Dia jadi tak tahu harus mengadu kepada siapa. Matanya nanar memandang petugas-petugas
yang ada di sekelilingnya.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sumber: Antologi Cerita Pendek Wanita
Cerpenis Indonesia, Dunia Wanita.
Yogyakarta: Bentang
Tes Kompetensi
1. Apakah tema cerpen tersebut? Jelaskan?
2. Bagaimana plot atau alur cerita cerpen tersebut? Jelaskan unsur-unsur peristiwa, konflik,
dan klimaksnya!
3. Jelaskan latar cerpen tersebut, meliputi: latar tempat, waktu, dan sosial!
4. Siapakah tokoh utama cerpen tersebut? Sebutkan juga tokoh-tokoh lainnya!
5. Sebutkan watak tokoh utama dan tokoh-tokoh lainnya! Bagaimana pengarang
menggambarkan watak tokoh utama?
Bahan Ajar Halifah
34
Standar kompetensi : Menulis
Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca paragraf deskripsi
2. Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik paragraf deskriptif
3. Siswa dapat menulis paragraf deskriptif
4. Siswa dapat menggunakan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif
5. Siswa dapat menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman
6. Siswa dapat mendiskusikan paragraf deskriptif
Materi Pembelajaran
Paragraf deskriptif
1. Contoh paragraf deskriptif
2. Pola pengembangan paragraf deskripsi
3. Ciri/ karakteristik
4. Paragraf deskriptif
5. Kerangka paragraf deskriptif contoh penggunaan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif
Menulis Paragraf Deskriptif
Paragraph deskriptif adalah paragraph yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan
terperinci. Tujuannya adalah melukiskan atau memberikan gambaran dengan terperinci
(sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat
sendiri objek tersebut. Hasan Alwi mengatakan ciri-ciri paragraf deskriptif adalah
1. bertujuan melukiskan suatu objek;
2. dibatasi dalam dimensi ruang berdasarkan apa yang dilihat dan/atau didengar.
Persiapan/langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun paragraf deskriptif
adalah sebagai berikut.
1. mengumpulkan data yang menggambarkan ciri dari suatu objek misalnya manusia, benda,
hewan, tumbuhan, atau lingkungan sesuai hasil pengamatan (observasi).
2. mengungkapkan setiap data yang terkumpul dengan kalimat yang baik secara berurutan.
3. menyusun semua kalimat tersebut menjadi paragraf deskriptif.
Bahan Ajar Halifah
35
Secara umum paragraf deskriptif dibedakan atas dua macam, yaitu paragraf deskriptif
spasial dan deskriptif objektif.
1. Paragraf deskriptif spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat
berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh:
Malam gelap-gulita di hulu sungai Ketahun . . . sebentar-sebentar hiruk pikuk yang
tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendahsyatkan dan
mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanta tak akan berhenti. Tak ada kasihan–
mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-sekali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api, tetapi dalam
sekejap mata hilanglah cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu,
dimusnakan oleh musuh lamanya ”raja gulita”.
Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1
2. Paragraf deskriptif objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang
dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat
membayangkan keadaannya.
Apabila objek yang dilukiskan itu seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap
aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohaniah meliputi perasaan, watak, bakat,
peranannya dalam suatu bidang kerja, harta/milik, dan sebagainya.
Contoh:
Dari sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, Syahbuddin. Pakaiannya, celana
pendek dan baju kaos yang telah koyak, melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang
sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh,
penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-
harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan
bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan onak, ranjau, dan duri.
Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1
Bahan Ajar Halifah
36
Perhatikan contoh paragraf deskriptif berikut ini!
Kucoba menghidupkan pagi ini dengan sinar kemesraan dari balik rimbun pepohonan di
kejauhan sana. Burung layang-layang bergerak cepat di atas pohon-pohon. Pagi ini cukup sejuk.
Aku dapat merasakan lewat semilir angin pagi yang menembus pori-pori kulitku. Mereka tak
perlu terburu-buru kembali ke sarang. Kurasa pohon-pohon pagi ini pun masih basah karena
samar-samar kudengar hujan turun semalam. Pasti lebat karena pendengaranku telah
berkurang dari yang pernah kumiliki dulu.
. . .
(Sumber: ”Hukuman Terbaik” karya Dyah Wahyuningsih)
Tes Kompetensi
1. Apakah tema paragraf di atas?
2. Apa tujuan penulisan paragraf ekspositif?
3. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam paragraf ekspositif?
Bahan Ajar Halifah
37
Standar kompetensi : Membaca
Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik
membaca
Kompetensi Dasar : Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik
membaca cepat (250 kata/menit)
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca cepat teks tentang kesenian daerah (lenong, wayang golek,
ketoprak, dll)
2. Siswa dapat menemukan ide pokok paragraf dalam teks
3. Siswa dapat membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat.
4. Siswa dapat membahas ide pokok dan ringkasan isi
Materi Pembelajaran
Membaca cepat
1. Teks nonsastrat teknik membaca cepat
2. Rumus membaca cepat
3. Fungsi membaca cepat
Teknik Membaca Cepat 250 Kata/Menit
Membaca cepat/skimming adalah teknik membaca cepat untuk mengetahui gambaran
keseluruhan sesuatu bahan bacaan.
Kecepatan setiap orang dalam mebaca tidak selalu sama. Ada yang memiliki kecepatan
100-150 kpm (kata per menit), ada yang 150-200 kpm, dan ada yang di atasnya.
Rumus untuk menghitung kecepatan efektif membaca adalah
KM = KB : {(SM : 60) X (PI : 100)} kpm
KM : kecepatan membaca (kadang juga disebut kecepatan efektif membaca (KEM))
KB : jumlah kata dalam wacana
SM : waktu yang diperlukan untuk membaca (dalam hitungan detik)
PI : skor pemahaman isi
Kpm : kata per menit
Bahan Ajar Halifah
38
Dalam membaca cepat, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, yaitu:
1. Mengurangi regresi
Regresi adalah kebiasaan selalu kembali ke belakang untuk melihat kata atau
bebrapa kata yang baru dibaca. Kebiasaan semacam ini bisa menjadi hambatan serius
dalam membaca. Oleh sebab itu, kurangilah regresi jika kamu ingin membaca secara
cepat. Keinginan untuk melakukan regresi bisa terjadi karena kurang percaya diri, merasa
kurang tepat menangkap arti, atau merasa salah saat membaca sesuatu.
2. Menghilangkan kebiasaan membaca bersuara
Membaca dengan bersuara sangat memperlambat kecepatan membaca karena
kamu harus mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. Membaca dengan menggumam
juga termasuk membaca dengan bersuara. Oleh karena itu, hindari membaca dengan
bersuara.
3. Meningkatkan kosentrasi
Membaca cepat membutuhkan koordinasi atau kerja sama antara otak dan mata.
Seringan apa pun bacaan yang kamu baca, kosentrasi mutlak diperlukan.
Perhatikan rumus di bawah ini!
KM = K : jumlah kata
Wm : lama waktu membaca (dalam menit)
Contoh kebiasaan salah saat membaca:
1. Menggerakkan bibirnya ketika membaca di dalam diam (membaca dalam hati)
2. Menyuarakan setiap kata
3. Tidak berkosentrasi ketika membaca
Untuk melatih kemampuan membaca cepat, bacalah teks berikut.
Festival Litesari Indonesia
Loncatan Kultur Menjadikan Minat Baca Rendah
Minat membaca di Indonesia secara keseluruhan masih sangat rendah. Masyarakat
tidak pernah mengalami budaya membaca karena telah terjadi loncatan kultur dari praliterasi
ke pascaliterasi. Perkembangan teknologi terjadi lebih cepat dari budaya membaca sehingga
masyarakat cenderung lebih menikmati tontonan televisi.
Padahal, tingginya minat membaca terkait erat dengan peradaban dan kecemerlangan
suatu bangsa. Untuk pertama kali, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menggelar
Festival Literasi Indonesia 2007 yang berlangsung pada 7-9 Desember di Pusat Kebudayaan
Koesnadi Hardjasoemantri Universitas Gadjah Mada.
”Kami mengutamakan mendorong tumbuhnya TBM (taman bacaan masyarakat).
Komunitas literasi dan perpustakaan juga harus terus ditingkatkan untuk mendongkrak minat
Bahan Ajar Halifah
39
baca,” ujar Kepala Pusat Informasi Humas Depdiknas Bambang Wasito Adi pada pembukaan
Festival Literasi Indonesia 2007, Jumat (7/12).
Melalui festival yang rencananya diadakan secara rutin tiap tahun ini, diharapakan
dapat mendorong minat baca masyarakat. Sebagai gambaran, bisnis buku di Indonesia hanya
mengeruk keuntungan Rp3,5 triliun-Rp4triliun per tahun, sedangkan bisnis rokok mencapai
Rp120 triliun. Dari 12 juta penduduk Jakarta, pengunjung perpustakaan ada 200 orang per hari
dan hanya20 persen yang meminjam buku.
Saat ini ada sekitar 4.000 TBM yang dikelola oleh Direktorat Pendidikan Luar Sekolah
Depdiknas. Jumlah komunitas literasi dan perpustakaan masih belum terdata, tetapi harus
terus dikembangkan karena peranannya yang besar.
Menurut Bambang, minat membaca harus terus didongkrak terutama di lini
masyarakat menengah ke bawah. Sarana pelengkap untuk membaca juga dinilai masih sangat
kurang. Dari sekitar 300.000 sekolah di Indonesia, hanya 5.000 yang memilki fasilitas
perpustakaan.
Lahirnya undang-undang perpustakaan, lanjut Bambang, merupakan suatu loncatan
luar biasa bagi pengembangan minat baca. Dalam undang-undang tersebut, sekolah wajib
memilki perpustakaan dan mengalokasikan dana perpustakaan paling sedikit lima persen dari
anggran belanja operasional sekolah atau madrasah.
Sumber: Kompas, 8 Desember 2007
Tes Kompetensi
1. Siapa yang menggagas penyelenggaraan Festival Literasi Indonesia 2007?
2. Kapan dan di mana acara itu diselenggarakan?
3. Apakah kepanjangan TBM?
4. Apa akibat perkembangan teknologi terjadi lebih cepat dari budaya membaca?
5. Apa tanggapannya tentang lahirnya undang-undang perpustakaan?
Bahan Ajar Halifah
40
Standar kompetensi : Menulis
Mengungkap-kan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif,
deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam
paragraf ekspositif
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca paragraf ekspositif
2. Siswa dapat mengidentifikasi karekteristik paragraf ekspositif
3. Siswa dapat menulis paragraf ekspositif dengan menggunakan kata penghubung yang tepat
4. Siswa dapat mengidentifikasi kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif
5. Siswa dapat menyunting paragraf ekspositif yang ditulis teman
6. Siswa dapat mendiskusikan paragraf eksposistif
Materi Pembelajaran
1. Contoh paragraf ekspositif
2. Pola pengembangan paragraf ekspositif
3. Contoh penggunaan kata berimbuhan dalam paragraf ekspositif
4. Penggunaan kata penghubung dalam paragraf
Menulis Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang berusaha menerangkan atau menjelaskan
pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf ini bertujuan
meyampaikan fakta-fakta secara teratur, logis, dan saling bertautan dengan maksud untuk
menjelaskan suatu ide, istilah, masalah, proses, unsur-unsur sesuatu, hubungan, sebab akibat,
dan sebagainya, agar diketahui oleh orang lain.
Paragraf eksposisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memaparkan definisi (pengertian).
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu
kegiatan.
Ada beberapa pola pengembangan paragraf ekspositif, yaitu
1. Ekspositif definisi, penulis memberi keterangan atau penjelasan untuk
menerangkan suatu istilah;
Bahan Ajar Halifah
41
2. Ekspositif proses, berusaha menerangkan urutan atau tahapan sebuah proses;
3. Ekspositif klasifikasi, penulis membagi atau memecah sesuatu menjadi bagian-
bagian tertentu;
4. Ekspositif ilustrasi (contoh), penulis memberi contoh yang memadai terhadap
apa yang telah disebutkan pada kalimat topik;
5. Ekspositif perbandingan atau pertentangan, penulis ingin membandingkan dua
hal atau lebih untuk mengmukakan perbedaan dan persamaan tentang hal yang
dibandingkan itu;
6. Ekspositif laporan, penulis menyajikan suatu gambaran umum tentang suatu
hal, peristiwa, keadaan yang dianggap belum dipahami oleh pembaca.
Simaklah contoh paragraf ekspositif di bawah ini!
Penguin Jepang Tambah Koleksi Satwa Taman Safari
Di Indonesia yang beriklim tropis memang tak pernah ada penguin. Namun, bukan
berarti orang Indonesia tak bisa melihat langsung hewan yang biasa hidup di daerah bersalju
itu. Saat ini, Taman Safari Indonesia segera menghadirkan binatang berbulu tebal tersebut di
Tanah Air. Penguin ini berasal dari Jepang yang dikenal dengan penguin Humbold atau dalam
bahasa Latinnya disebut Spheniscus humboldti. Saat ini pengelola Taman Safari Indonesia sudah
mendatangkan 12 ekor penguin Humbold, yang terdiri atas 6 ekor jantan dan 6 ekor betina.
Umur keenam pasangan penguin itu antara 10-13 tahun dan masih dalam proses
adaptasi atau karantina. Satwa kecil yang memiliki bulu hitam-putih ini didatangkan ke
Indonesia atas kerja sama dengan Sea Life Park Tokyo, Jepang. Jumlah penguin Humbold
diperkirakan hanya 12.000 ekor di habitat aslinya. Jadi, penguin jenis ini merupakan satwa
langka dan masuk dalam kategori dilindungi.
Penguin berkembang biak dengan bertelur dan masa inkubasinya 40-42 hari. Biasanya,
telur itu disimpan di dlam tanah agar tetap hangat. Maklum, habitat penguin di daerah bersalju
suhunya da bawah nol derajat Celsius.
Seperti spesies penguin lainnya, pengui Humbold dapat ditemukan di sepanjang pantai
Amerika selatan yang berdekatan dengan kutub selatan. Penguin merupakan jenis spesies
burung laut yang bisa berenang dan menahan napas selama dua menit di bawah air. Mereka
dapat menjangkau kedalaman 60-15 meter di bawah permukaan laut untuk mencari makanan,
seperti ikan atau udang.
Lalu, bagaimana penguin bisa hidup di indonesia yang beriklim tropis? Apalagi, di
indonesia nyaris tak ada wilayah yang bersalju dan suhunya rata-rata sekitar 20-30 derajat
Celsius.
Dalam hal ini, ternyata pihak Taman Safari Indonesia telah menyediakan tempat khusus
agar penguin tetap nyaman dan bisa hidup seperti habitat aslinya. Kedua belas penguin itu
Bahan Ajar Halifah
42
ditempatkan di kandang dan kolam khusus yang suhunya sesuaikan dengan habitatnya. Agar
suhu air bisa dingin, tempat itu dilengkapi alat pengatur suhu yang di atur sedemikian rupa
hingga mendekati suhu nol derajat Celsius. Kolam khusus ini juga dilengkapi pengatur kadar
garam yang di rancang sesuai habitatnya. Selain itu, Taman Safari Indonesia dibantu seorang
dokter hewan dari jepang, drh. Hiroshi Takeuchi.
Sumber: Koran Seputar Indonesia, 27 Februari 2008
Tes Kompetensi
1. Apa tujuan penulisan paragraf ekspositif?
2. Bagaimana bahasa yang digunakan dalam paragraf ekspositif?
3. Dalam ragam karangan apa paragraf ekspositif digunakan?
Bahan Ajar Halifah
43