BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan
datang. Terutama bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional dan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan
martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan percaya kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Di dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang
berkualitas sehingga dalam pola pembelajaran yang diajarkan dalam proses belajar mengajar
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan seorang
pendidik yang mampu berkualitas serta diharapkan dapat mengarahkan anak didik menjadi
generasi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa. Untuk itu, guru tidak
hanya cukup menyampaikan materi pelajaran semata, akan tetapi guru juga harus pandai
menciptakan suasana belajar yang baik, serta juga mempertimbangkan pemakaian metode
dan strategi dalam mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai pula dengan
keadaan anak didik. Keberadaan guru dan siswa merupakan dua faktor yang sangat penting
di mana diantara keduanya saling berkaitan. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
kegiatan mengajar guru, karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu
peran yang penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah
yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah bagaimana menimbulkan
aktifitas dan keaktifan dalam diri siswa untuk dapat belajar secara efektif. Sebab, 1
keberhasilan dalam suatu pengajaran sangat dipengaruhi oleh adanya aktifitas belajar siswa.
Salah satu cara untuk menimbulkan aktifitas belajar siswa adalah dengan merubah kegiatan-
kegiatan belajar yang monoton. Di samping itu, motivasi merupakan salah satu factor yang
turut menentukan keefektifan proses balajar mengajar. Callahan dan clark mengemukakan
bahwa motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah
laku ke arah satu tujuan tertentu.
Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar. Sehingga siswa yang mempunyai motivasi belajar
yang tinggi akan mempunyai semangat yang besar untuk melaksanakan kegiatan belajar
tersebut. Oleh karena itu, motivasi belajar yang ada pada diri siswa perlu diperkuat terus
menerus.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dari judul makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Strategi Belajar Mengajar.
2. Jenis Strategi dan tehnik Belajar Mengajar.
3. Hakikat Kegiatan Belajar Mengajar.
4. Bagaimana Implikasi dalam kehidupan nyata:
a. Bagaimana seorang guru dalam menerapkan strategi belajar mengajar itu?
b. Apakah strategi belajar mengajar seperti ini telah dapat diterapkan sepenuhnya dalam
dunia pendidikan saat ini?
5. Kesimpulan dan Saran.
2
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Membekali diri akan teori-teori, konsep-konsep yang telah dipelajari selama 1 semester.
2. Untuk memenuhi dan sebagai syarat tugas akhir semester.
3. Agar mahasiswa/calon guru/guru memahami strategi belajar mengajar serta mampu
memilih dan melaksanakan strategi belajar mengajar.
4. Mencoba membuat metode dan cara belajar mengajar yang lebih profesional sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih aktif dan efektif.
5. Menghasilkan Pelajar yang mampu mengangkat harkat dan martabat Bangsa Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan bagi siswa/i
yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar. Kegiatan belajar mengajar
sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara siswa dengan komponen-komponen
lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar lebih aktif dan efektif
secara optimal.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah menguasai teknik-teknik
penyajian, atau biasanya di sebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu
pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada
siswa di dalam kelas agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa
dengan baik. Di dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang
digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa, berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,
keterampilan serta sikap. Maka, yang disebut dengan strategi belajar mengajar ialah
memikirkan dan mengupayakan konsistansi aspek-aspek komponen pembentuk kegiatan
sistem intruksional dengan siasat tertentu. Strategi Belajar Mengajar adalah pola-pola umum
kegiatan guru – anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan mempelajari Strategi Belajar Mengajar berarti setiap guru mulai memasuki
suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara
guru dgn ank didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara
4
sistematis dgn memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Sehingga
bahan pelajaran yg disampaikan guru dapat difahami dan diaplikasikan siswa dengan tuntas.
B. Jenis Strategi Belajar Mengajar
Berbagai jenis strategi Belajar Mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai
pertimbangan, antara lain:
1. Atas dasar pertimbangan proses pengolahan pesan.
Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari
mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-
bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi. Deduktif dapat
digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep
terdefinisi.
Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai
dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan.
Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret
maupun konsep terdefinisi.
2. Atas dasar pertimbangan pihak pengolah pesan.
Strategi Belajar Mengajar Ekspositorik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang
menyiasati agar semua aspek dari komponen pembentukkan sistem intruksional
mengarah pada penyampaian isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Dalam
strategi ini tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsi dan konsep yang
dipelajari. Semuanya telah disajikan guru secara jelas melalui aspek-aspek dari
komponen yang langsung behubungan dengan para siswa pada waktu proses
pembelajaran berlangsung.
Strategi Belajar Mengajar Heuristik, yaitu suatu strategi belajar mengajar yang
mensiasati agar aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem intruksional mengarah
5
pada pengaktifan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip dan
konsep yagn mereka butuhkan.
3. Atas Dasar Pertimbangan Pengaturan Guru
Strategi Seorang Guru. Seorang guru mengajar kepada sejumlah siswa.
Strategi Pengajaran Beregu (Team Teaching). Dengan Pengajaran Beregu, dua orang
atau lebih guru mengajar sejumlah siswa. Pengajaran Beregu dapat digunakan di
dalam mengajarkan salah satu mata pelajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
terpusat kepada suatu topik tertentu.
4. Atas Dasar Pertimbangan Jumlah Siswa
Strategi Klasikal
Strategi Kelompok Kecil
Strategi Individual.
5. Atas Dasar Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa
Strategi Tatap Muka. Akan lebih baik dengan menggunakan alat peraga.
Strategi Pengajaran Melalui Media. Guru tidak langsung kontak dengan siswa,
akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media. Siswa berinteraksi dengan media.
6. Berdasarkan Model Desain Pelaksanaan Evaluasi Belajar
Berdasarkan maksud atau fungsinya, terdapat beberapa model desain pelaksanaan
evaluasi belajar-mengajar. Di antaranya ialah evaluasi; sumatif, formatif, refleksi,
dan kombinasi dari ketiganya.
Evaluasi sumatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah
berakhirnya kegiatan belajar-mengajar, atau sering juga kita kenal dengan istilah
6
lain, yaitu post test. Pola evaluasi ini dilakukan kalau kita hanya bermaksud
mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan
belajar (mastery learning) yang telah dicapai oleh siswa. Asumsi yang
mendasarinya ialah bahwa hasl belajar itu merupakan totalitas sejak awal sampai
akhir, sehingga hasil akhir itu dapat kita asumsikan dengan hasil. Hasil penilaian ini
merupakan indikator mengenai taraf keberhasilan proses belajar-mengajar tersebut.
Atas dasar itu, kita dapat menentukan apakah dapat dilanjutkan kepada program
baru atau harus diadakan pelajaran ulangan seperlunya.
Evaluasi formatif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan selama masih
berjalannya proses kegiatan belajar-mengajar. Mungkin kita baru menyelesaikan
bagian-bagian atau unit-unit tertentu dari keseluruhan program atau bahan yang
harus diselesaikan. Tujuannya ialah apabila kita menghendaki umpan-balik yang
secara (immediate feedback), kelemahan-kelemahan dari proses belajar itu dapat
segera diperbaiki sebelum terlanjur dengan kegiatan lebih lanjut yang mungkin
akan lebih merugikan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri. Bila dibiarkan
kesalahan akan berlarut-larut. Dengan kata lain, evaluasi formatif ini lebih bersifat
diagnostik untuk keperluan penyembuhan kesulitan-kesulitan atau kelemahan
belajar-mengajar (remedial teaching and learning), sedangkan reevaluasi sumatif
(EBTA) biasanya lebih berfungsi informatif bagi keperluan pengambilan
keputusan, seperti penentuan nilai (grading), dan kelulusan.
Evaluasi reflektif ialah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan sebelum proses
belajar-menagjar dilakukan atau sering kita kenal dengan sebutan pre-test. Sasaran
utama dari evaluasi reflektif ini ialah untuk mendapatkan indikator atau informasi
awal tentang kesiapan (readliness) siswa dan disposisi (keadaan taraf penguasaan)
bahan atau pola-pola perilaku siswa sebagai dasar penyusunan rencana kegiatan
belajar-menagjar dan peramalan tingkat keberhasilan yang mungkin dapat
7
dicapainya setelah menjalani proses belajar-menagjar nantinya. Jadi, evaluasi
reflektif lebih bersifat prediktif.
Penggunaan teknik pelaksanaan evaluasi itu secara kombinasi dapat dan sering juga
dilakukan terutama antara reflektif dan sumatif atau model pre-post test design. Tujuan
penggunaan model dilaksanakan evaluasi ini ialah apabila kita ingin mengetahui taraf
keefektivan proses belajar-mengajar yang bersangkutan. Dengan cara demikian, kita akan
mungkin mendeteksi seberapa jauh konstribusi dari komponen-komponen yang terlibat dalam
proses belajar-mengajar tersebut. Sudah barang tentu model ini pun lebih bersifat diagnostik,
tetapi lebih komprehensi.
C. Macam-macam Teknik Penyajian Belajar Mengajar
Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:
1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif sebagai pendengar.
2. Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas
dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka
bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan
berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
3. Teknik Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental
yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang dimaksud
proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat
8
dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip yang dimaksud
dengan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu
sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakn instruksi.
4. Teknik Penyajian Tanya-Jawab
Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada siswa
agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru
agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.
5. Teknik Ceramah
Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
Ada banyak lagi macam- macam teknik penyajian belajar mengajar diantaranya,
Simulasi, Unit Teaching, Microteaching, Sumbang Saran, Inqury, Eksperimen, Demonstrasi,
Karya Wisata, Penyajian Secara Kasus, Latihan, dan lain sebagainya. Dalam keterbatasan
Rumusan Masalah dan Bahan materi penulis hanya dapat menjelaskan lima dari beberapa yang
menjadi teknik-teknik penyajian belajar mengajar.
D. Hakikat Strategi Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan
Belajar adalah kegiatan Primer dalam kegiatan kegiatan belajar mengajar, sedangkan
Mengajar adalah kegiatan Skunder, maksudnya untuk terciptanya kegiatan belajar siswa
yang optimal.
1. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Belajar memiliki lima atribut pokok ialah:
a. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
9
b. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik,
maupun afektif.
c. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara
tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi
dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
d. Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi
intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena
berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan
motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan
terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
3) Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak
terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak
belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa
lebih aktif belajar.
4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui
benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang
mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari
yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai
dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi
setiap siswa sangat diperlukan.
6) Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur:
tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau
10
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya
berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan.
2. Variabel Strategi Belajar Mengajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi belajar-mengajar ialah: tujuan,
bahan pelajaran, alat dan sumber, siswa, dan guru.
1. Gagne mengklasifikasikan hasil-hasil belajar yang membawa implikasi terhadap
penggunaan strategi belajar-mengajar, sebagai berikut:
a. Keterampilan intelektual dengan tahapan-tahapannya:
1) Diskriminasi, yaitu mengenal benda konkret.
2) Konsep konkret, yaitu mengenal sifat-sifat benda/objek konkret.
3) Konsep terdefinisi, yaitu kemampuan memahami konsep terdefinisi.
4) Aturan, yaitu kemampuan menggunakan aturan, rumus, hukum/dalil, prinsip.
5) Masalah/aturan tingkat tinggi, yaitu kemampuan memecahkan masalah
dengan menggunakan berbagai aturan.
b. Strategi kognitif, yaitu kemampuan memilih dan mengubah cara-cara memberikan
perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir.
c. Informasi verbal, yaitu kemampuan menyimpan nama/label, fakta, pengetahuan di
dalam ingatan.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan fisik.
e. Sikap, yaitu kemampuan menampilkan perilaku yang bermuatan nilai-nilai.
f. Yang perlu dipertimbangkan dari faktor siswa di dalam menggunakan strategi
belajar-mengajar, antara lain:
1) Siswa sebagai pribadi tersendiri memiliki perbedaan-perbedaan dari siswa
lain.
2) Jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.
3) Dari faktor alat dan sumber yang perlu dipertimbangkan ialah:
11
Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga.
Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran (bahan cetakan dan
lingkungan sekitar).
Dari faktor guru yang akan mempengaruhi penggunaan strategi belajar-
mengajar ialah kemampuan menguasai bahan pelajaran dan kemampuan
membelajarkan siswa.
3. Kerangka Acuan Strategi Belajar Mengajar
1. Pengaturan Guru dan Siswa
Segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru
atau suatu tim, sanjutnya apakah hubungan guru-siswa terjadi secara tatap muka
(langsung), atau dengan perantaraan media (tidak langsung). Sedangkan dari segi
pengaturan siswa dapat dibedakan pengajaran yang bersifat klasikal (kelompok besar),
(kelompok kecil) dan pengajaran perseorangan (individual).
2. Struktur Peristiwa Belajar Mengajar
Struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup dalam artian segala
sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat, seperti yang dilakukan oleh para calon guru
yang berlatih mengajar yang tidak berani menyimpang dari persiapan mengajar yang
telah dibuat dan disetujui oleh dosen pembimbing.
3. Peranan Guru-Siswa dalam mengolah pesan
Peristiwa belajar mengajar bermaksud untuk mencapai tujuan, ingin menyampaikan
sesuatu pesan yang dapat berupa pengetahuan, wawasan, keterampilan, atau isi
keterampilan lain. Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap
diolah dinamakan bersifat ekspositorik, sedangkan yang mengharuskan pengolahan
pesan oleh siswa dinamakan Heuristik-hipotetik.
12
4. Proses Pengolah Pesan
Proses pikir manusia di dalam menjalani pengalaman belajar tidak selalu sama, ada
peristiwa belajar mengajar di mana proses ini bertolak dari yang umum untuk dilihat
keberlakuan atau akibatnya pada yang khusus ini disebut Umum ke Khusus (Deduktif).
Sebaliknya bila peristiwa belajar mengajar yang di mana prosesw pengolahan bertolak
dari contoh-contoh konkret kepada generalisasi atau prinsip umum ini disebut Khusus
ke Umum (Induktif). Dengan demikian strategi belajar mengajar heuristik proses
pengolahanya adalah induktif, sebaliknya ekspositorik bersifa deduktif.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Makalah ini penulis dapat memberi kesimpulan, bahwa pentingnya
Sistem dan Strategi Belajar Mengajar itu untuk membangun, mendidik dan menciptakan
anak didik yang memiliki potensi dan pola pikir yang baik dan positif. Sebab bukan hal
yang mudah untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjalankan tugas
pangilanya untuk memberikan apa yang telah diketahui kepada siswa/i di kelas. Tanggung
jawab dalam melayani siswa/i adalah besar dan itu yang menentukan arah pendidikan suatu
bangsa. Bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang dibutuhkan melainkan harus pandai
dalam menyampaikan kepada peserta didik dengan metode-metode, teknik-teknik dan
strategi yang bijaksana agar proses belajar mengajar itu tidak monoton dan menyenakan
bagi siswa/i serta mudah dicerna dan di pahami.
B. Saran
Penulis menyarankan agar di dalam melakukan tugas panggilan sebagai seorang
pelayan siswa/i atau sering kita katakan guru haruslah cerdas dalam Intelektual, Emosional
dan Spiritual agar proses belajar mengajar itu berjalan dengan lancar. Pandai dalam
menggunakan waktu, dapat membedakan kepentingan pribadi dengan kepentingan
pendidikan. Sebab kita sebagai calon/guru sebagai alat untuk menciptakan generasi
penerus bangsa yang lebih baik dari pada kita saat sekarang ini, untuk mereka di masa
yang akan datang.
14
DAFTAR PUSTAKA
A, Dina Purwaningrum.2013.”Makalah Pengertian Strategi Belajar Mengajar”(online),
(http://dinap92.wordpress.com/2013/01/12/makalah-pengertian-strategi-belajar-
mengajar-sbm/, diakses tanggal 3 Maret 2014).
Anonim.2013 . ”Pengertian Strategi Pembelajaran”(online),( http://www.referensimak
alah.com/2013/01/pengertian-strategi-pembelajaran.html, diakses tanggal 3 Maret
2014.
Hani, Sri .2012.”Kedudukan & Macam Strategi Belajar Mengajar”(online), (http://shriy-
hanny.blogspot.com/2012/05/kedudukan-macam-strategi-belajar.html, diakses
tanggal 3 Maret 2012).
Sibarani, Ahaddin Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan
Model Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com /2013/03
/perbedaan -pendekatan-strategi-metode.html, diakses tanggal 4 Maret 2014).
Simanjutak, Lisnawati.dkk.1992.Metode Mengajar Matematika, Jakarta : Rineka Cipta.
Sulastri, Ayu .2012.”Makalah Strategi Belajar Mengajar”(online),
(http://yueolala.blogspot.com/2012/10/makalah-strategi-belajar-mengajar.html,
diakses tanggal 3 Maret 2014.
15