Download - bener
KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE
REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2007
SKRIPSI
Oleh :
NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE
REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2007
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
KARAKTERISTIK PENYALAHGUNA NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) DI SIBOLANGIT CENTRE
REHABILITATION FOR DRUG ADDICT KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2004-2007
Yang telah dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
NOVERRYANA SARAGIH NIM. 041000322
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada tanggal 18 Maret 2009 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I Drs. Jemadi, M.kes drh. Rasmaliah, M.Kes NIP. 131996168 NIP. 390009523 Penguji II Penguji III Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Dra. Jumirah Apt, M.kes NIP. 130702002 NIP. 131803342
Medan, Maret 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 131124053
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT
Abusive use of narcotics, psychotropic, and addictive substances (illicit drugs) has been threatening and destroying our young generation. A National Survey in 2004 reported that drug abuser in Indonesia is 6% of total population or equals to 13 millions people.
The objective of this research is to know the characteristics drug abuser in Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Deli Serdang Regency for period of 2004-2007. Design of the study was case series design and population is 159 drug abusers (total sampling)
Highest proportion of drug abuser at age group 20-29 years (70,4%), male (99,4%), Islam (79,2%), high school (70,5%), unemployed (45,3%), unmarried (71,7%), position among brothers and sisters is in the middle (48,4%), and from Medan City (50,9%), marijuana (49,1%), the last place for treatment is in hospital/mental hospital (76,1%), length of use � 5 years (60,4%), average length of use 5,49 years, and average length of stay 11,48 months. There is no significant difference between age and the type of substance used (p=0,473), between the occupation and the type of substance used (p=0,262), and between average length of use and education level (p=0,463). It is found that the average length of use for the multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,018), and average length of stay for multiple substance users is significantly longer compares to the non multiple substance users (p=0,046).
The role of families, educational institution, and communities have important role for forming children’s behavior, therefore it is necessary to give early promotion and socialization related to the danger of illicit drugs and the importance of rehabilitation for drug abuser. Key Words : Illicit Drugs, The Characteristics of Drug Abusers
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK Ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi muda kita adalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika ,dan Zat Adiktif (NAPZA). Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahguna NAPZA di Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah menyalahgunakan NAPZA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series. Jumlah populasi adalah 159 data (total sampling). Hasil penelitian diperoleh penyalahguna NAPZA terbanyak pada kelompok umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%), status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan daerah asal Kota Medan (50,9%), jenis zat ganja (49,1%), tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%), lama pemakaian � 5 tahun (60,4%), lama pemakaian rata-rata 5,49 tahun, lama rawatan rata-rata 11,48 bulan
Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang dipakai (p = 0,473), pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai (p=0,262),dan lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463). Ditemukan bahwa lama pemakaian rata-rata pada penyalahguna zat multiple secara bermakna lebih besar dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,018), dan lama rawatan rata-rata penyalahguna zat multiple secara bermakana lebih lama dibandingkan penyalahguna zat non multiple (p=0,046). Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku anak, oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA. Kata Kunci : NAPZA, Karakteristik Penyalahguna
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Noverryana Saragih
Tempat/Tanggal Lahir : Purba Tongah, 10 november 1985
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Anggota Keluarga : 4 (empat) orang
Alamat Rumah : Jl. Jamin Ginting gg. Pelita Jaya No.17 Padang
Bulan, Medan.
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 091349 Purba : Tahun 1992-1998
2. SLTP RK Budi Mulia Pematang Siantar : Tahun 1998-2001
3. SMA Negeri 4 Pematang Siantar : Tahun 2001-2004
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU : Tahun 2004-2009
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur, dan hormat hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan kasih, berkat, dan anugerahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul Karakteristik Penyalahguna Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for
Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orangtua tercinta“Ayahanda S.
Saragih dan Ibunda R. Sitorus” yang telah setia membesarkan penulis dengan penuh
kasih, membimbing, berkorban materi maupun moril, dan selalu memberi dorongan
bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Jemadi,
M.Kes dan Ibu drh. Rasmaliah, M. Kes selaku dosen pembimbing serta kepada Bapak
Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku dosen pembanding skripsi dan sekaligus
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, beserta Ibu Dra. Jumirah Apt, M.Kes selaku dosen pembanding
skripsi, yang telah banyak memberi ilmu, kritik maupun saran sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3. Bapak T. Safawi Afin, SE selaku pelaksana harian dan seluruh staf Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang telah
membantu penulis selama penelitian.
4. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
5. Abang Junri Friston, Adek Sanro, dan Adek Lenra tersayang yang selalu
memberi semangat, motivasi serta perhatian dengan penuh kasih sayang dan
doa yang tulus kepada penulis.
6. Sahabat- sahabatku tersayang : Aina, Gifani, Safrida, Efrika, Yanti, Irma yang
senantiasa menemani dalam doa dan memberi semangat dalam menyelesaikan
skripsi ini dan terima kasih atas hari-hari yang kita lalui bersama.
7. Teman-temanku : Lastiar, Nerrida, Dameq, Imelda, Zaro, Rospida, Anie,
Henny, Iwan, Frengki, Bang Ginting, Kak Mey, Kak Meirta, Kak Imelda,
Ezra, Dori dan seluruh rekan mahasiswa peminatan Epidemiologi yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas perhatian dan
kebersamaannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Kiranya Tuhan
Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita semua. Amin.
Medan, Maret 2009
Penulis
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................... i DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang........................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian....................................................................... 6 1.3.1. Tujuan Umum.................................................................. 6 1.3.2. Tujuan Khusus................................................................. 6 1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8 2.1. Defenisi NAPZA ...................................................................... 8 2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan ............................... 9 2.2.1. Narkotika ........................................................................ 9 2.2.2. Psikotropika.................................................................... 15 2.2.3. Zat Adiktif Lainnya ........................................................ 20 2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA................................... 25 2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA ....... 25 2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
NAPZA ........................................................................... 27 2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA ........................ 30 2.5. Jenis Ketergantungan NAPZA ................................................. 31 2.5.1. Ketergantungan Fisik ..................................................... 31 2.5.2. Ketergantungan Psikis.................................................... 32 2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA .......................... 32 2.6.1. Pencegahan Primer (Primary Prevention....................... 32 2.6.2. Pencegahan Sekunder..................................................... 33 2.6.3. Pencegahan Tersier......................................................... 33 BAB 3 KERANGKA KONSEP.................................................................. 38 3.1. Kerangka Konsep .................................................................... 38 3.2. Definisi Operasional ................................................................ 38 BAB 4 Metode Penelitian ........................................................................... 42 4.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 42 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 42 4.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................... 42 4.2.2. Waktu Penelitian ........................................................... 42
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3. Populasi dan Sampel................................................................ 43 4.3.1. Populasi ......................................................................... 43 4.3.2. Sampel ........................................................................... 43 4.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 43 4.5. Teknik Analisa Data ................................................................ 43 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 44
5.1.1. Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang .............................................. 44
5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana ............. 44 5.1.3. Kegiatan Pelayanan ..................................................... 45
5.2. Sosiodemografi........................................................................ 46 5.3. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................ 48 5.4. Tempat Pengobatan Terakhir................................................... 50 5.5 Lama Pemakaian ...................................................................... 51 5.6. Lama Pemakaian Rata-rata ...................................................... 51 5.7. Lama Rawatan Rata-rata ......................................................... 52 5.8. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ............................. 53 5.9. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai....................... 54 5.10. Lama Pemakaian Rata-rat Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 55
5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ..................................................................................... 56
5.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................................... 57
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Sosiodemografi......................................................................... 58 6.2. Jenis Zat yang Dipakai ............................................................. 68 6.3. Tempat Pengobatan Terakhir ................................................... 70 6.4. Lama Pemakaian ...................................................................... 71 6.5. Lama Pemakaian Rata-rata....................................................... 72 6.6. Lama Rawatan Rata-rata .......................................................... 73 6.7. Analisa Statistik........................................................................ 74
6.7.1. Perbedaan Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .................................................................. 74
6.7.3. Perbedaan Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai .............................. 75
6.7.4. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................................................... 76
6.7.5. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ................................................................... 77
6.7.6. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai ............................................................................. 78
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan............................................................................... 80 7.2. Saran......................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehbilitation
for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang............................. 45 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 47
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 49
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Kombinasi Jenis Zat yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 49
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 50
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 51
Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Lama Pemakaian Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 52
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Lama Rawatan Rata-rata di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 53
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang
Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 53
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 54
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 55
Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan
Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 56
Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 57
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Umur di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................ 58
Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Jenis Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 59
Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Agama di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007........................... 61
Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 62
Gambar 6.5 Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Jenis Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 63
Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Status Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 65
Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Posisi dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 66
Gambar 6.8 Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ................ 67
Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 . 69
Gambar 6.10 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 70
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....... 71
Gambar 6.12 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang
Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .................................................................... 74
Gambar 6.13 Diagram Bar Proporsi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat
yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ..................................................................... 75
Gambar 6.14 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 .............................................. 76
Gambar 6.15 Diagram Bar Proporsi Lama Pemakaian Rata-rata
Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007............................ 77
Gambar 6.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan
Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007 ....................................................... 78
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu ancaman yang cepat atau lambat akan menghancurkan generasi
muda kita adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
(NAPZA). Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan
secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan
peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
konsekuen dan konsisten.1
Dalam bidang kedokteran sebagian besar golongan NAPZA masih bermanfaat
bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi
medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan
berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya
generasi muda.1
Laporan World Drug Report (2006) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat
sekitar 200 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun yang
menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan terakhir. Dari semua jenis
obat terlarang, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan. World Drug
Report (2006) juga menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan penyalahgunaan
ganja dari akhir tahun 1990-an hingga tahun 2003 dan 2004. Pada akhir tahun 1990-
an terdapat 144,1 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun yang menyalahgunakan ganja,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
pada tahun 2001 dan 2002 meningkat menjadi 146,2 juta, dan pada tahun 2003 dan
2004 mencapai 160,1 juta.2
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran NAPZA dengan bentuk dan
dampak yang ditimbulkannya merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua
negara di dunia.3 Laporan World Drug Report 2006 menunjukkan peningkatan
penyitaan obat-obat berbahaya dari tahun 1990 hingga tahun 2004. Di Eropa
penyitaan meningkat dari 2,4 milyar dosis obat berbahaya pada tahun 1990 menjadi
10,6 milyar dosis pada tahun 2004. Peningkatan juga terjadi di Asia dari 2,9 milyar
dosis pada tahun 1990 menjadi 5,2 milyar dosis pada tahun 2004, dan di Afrika dari
1,3 milyar dosis pada tahun 1990 menjadi 4,8 milyar dosis pada tahun 2004. 2
Berdasarkan laporan WHO (2004) pada tahun 2002, penyalahgunaan obat-
obat terlarang mengakibatkan 85.000 kematian diseluruh dunia yang terdiri dari
70.000 (82,35%) laki-laki dan 15.000 (17,65%) perempuan. Proporsi tertinggi
terdapat di Mediterania Timur (35,47%) dan disusul di Asia Tenggara (27,10%).4
Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia semakin bertambah dari tahun
ke tahun, bukan hanya menyerang kaum muda saja tetapi juga golongan setengah
baya maupun golongan usia tua. Penyebaran NAPZA sudah tidak lagi hanya di kota
besar, tetapi sudah masuk kota-kota kecil dan merambah di kecamatan bahkan desa.
Jika dilihat dari kalangan pengguna, NAPZA tidak hanya disalahgunakan oleh
kalangan tertentu saja, tetapi sudah memasuki berbagai profesi misalnya manager
perusahaan, pengusaha, pengacara, kalangan birokrat, artis, dan bahkan kepolisian.5
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dari survei nasional pada tahun 2004 pelaku penyalahgunaan NAPZA di
Indonesia terdata sebanyak 6% dari total populasi atau sekitar 13 juta orang telah
menyalahgunakan NAPZA.6 Berdasarkan Survei Nasional Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2003 diketahui bahwa dari 13.710 responden di 26
ibukota provinsi yang menggunakan Narkoba adalah 3,9% atau dengan kata lain
sekitar 4 dari 100 responden adalah penyalahguna Narkoba. Wilayah ibukota provinsi
dengan penyalahgunaan Narkoba tertinggi adalah Jakarta (23%), Medan (15%), dan
Bandung (14%).7
Pada tahun 2000-2004 laporan RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat)
Jakarta menunjukkan angka kunjungan yang berfluktuasi. Jumlah kunjungan pasien
penyalahguna NAPZA yang rawat jalan pada tahun 2000 mencapai 4.667 kunjungan,
tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan, tahun 2002 mencapai 4.160 kunjungan, tahun
2003 mencapai 4.420 kunjungan, dan tahun 2004 mencapai 4.515 kunjungan.8
Dari Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2006 dengan
responden sekitar 2000 orang setiap provinsi diketahui bahwa diantara 100 pelajar
dan mahasiswa rata-rata 5 orang dalam setahun terakhir memakai Narkoba.
Penyalahgunaan lebih tinggi 3 sampai 6 kali lipat pada laki-laki dibanding perempuan
dan lebih tinggi di sekolah/kampus swasta daripada negeri atau agama.9
Berdasarkan laporan Direktorat IV Narkoba dan KT BARESKRIM POLRI
pada tahun 2007 diketahui kasus narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya
sebanyak 22.630 kasus yaitu 11.380 (50,28%) kasus narkotika, 9.289 (43,43%) kasus
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
psikotropika, 1.961 (6.29%) kasus bahan berbahaya dan Sumatera Utara merupakan
peringkat ketiga kasus terbanyak setelah Jawa Timur dan Metro Jaya.10
Penyalahgunaan obat berbahaya atau NAPZA tidak hanya berdampak pada
psikologis, sosial, dan ekonomi, tetapi juga pada permasalahan medis yang
merupakan komplikasi dari efek pemakaian obat yang terus menerus. Hepatitis,
infeksi HIV/AIDS, dan endokarditis bakterialis merupakan komplikasi medis dari
penyalahgunaan obat, yang penyebarannya sangat cepat meluas di antara sesama
pemakai.11
Kasus AIDS pada penyalahguna NAPZA suntik pertama dilaporkan pada
tahun 1993 terdapat 1 kasus, kemudian tahun 1995 dan 1996 masing-masing terdapat
1 kasus. Sejak tahun 1999 jumlah kasus yang dilaporkan meningkat tajam yaitu 17
kasus, 69 kasus tahun 2000, 80 kasus tahun 2001, 114 kasus tahun 2002, 146 kasus
tahun 2003 dan melambung tinggi menjadi 1.183 kasus tahun 2004.8
Menurut laporan Ditjen PPM-PL pada tahun 2004 terdapat 5 provinsi dengan
kasus AIDS terbanyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan NAPZA suntik yaitu
Jakarta 846 dari 1272 total kasus (66,5%), Jawa Barat 66 dari 120 total kasus
(55,0%), Sumatera Utara 34 dari 75 total kasus (45,3%), Bali 50 dari 128 total kasus
(39,1%), dan Jawa Timur 83 dari 220 total kasus (37,7%),.8
Salah satu resolusi dari Single Convention On Narcotic Drug yang diadopsi
oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyatakan bahwa salah satu metode
terapi yang paling efektif bagi pecandu zat adalah pengobatan di unit pelayanan
kesehatan yang bersuasana bebas obat. Unit pelayanan kesehatan yang dimaksud
adalah RSKO, Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Rumah Sakit Umum (RSU), dan Puskesmas,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
sedangkan lembaga non medik adalah institusi pelayanan dibawah sektor kepolisian,
sektor sosial, dan sektor agama.12
Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang
merupakan salah satu tempat rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA dengan
menerapkan metode pengobatan yakni, pengobatan rohani, tradisional, medis, latihan
fisik, dan kebatinan. Data yang diperoleh pada tahun 2004-2007 terdapat 159 kasus
penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug
Addict Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 33 orang (20,7%) tahun 2004, 61
orang (38,4%) tahun 2005, 42 orang (26,4%)tahun 2006, dan 23 orang (14,5%) tahun
2007.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation
for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di
Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun
2004-2007.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penyalahguna NAPZA yang dirawat di
Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun
2004-2007.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan
sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan, status perkawinan, posisi dalam keluarga, dan daerah asal.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan
jenis zat yang dipakai.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan
tempat pengobatan terakhir.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan
lama pemakaian.
e. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA.
f. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA.
g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penyalahguna NAPZA
berdasarkan jenis zat yang dipakai.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pekerjaan penyalahguna NAPZA
berdasarkan jenis zat yang dipakai.
i. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA
berdasarkan tingkat pendidikan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
j. Untuk mengetahui lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA
berdasarkan jenis zat yang dipakai.
k. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA berdasarkan
jenis zat yang dipakai.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug
Addict dalam upaya peningkatan pencegahan dan rehabilitasi pasien
penyalahguna NAPZA
1.4.2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
selanjutnya mengenai penyalahguna NAPZA.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi NAPZA
Napza adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif . Kata
narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Ada juga yang mengatakan narkotika berasal dari kata narcissus,
sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang dapat membuat orang
menjadi tidak sadar.13
Pengertian yang paling umum dari narkotika adalah zat-zat atau obat baik dari
alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau
pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran juga
mengakibatkan daya khayal/halusinasi serta menimbulkan daya rangsang/stimulant.13
Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997, yang dimaksud dengan narkotika
adalah obat atau zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.14
WHO menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika adalah obat
yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman.
Sebenarnya psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu
farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarmaka (obat-
obat yang berkhasiat terhadap susunan syaraf pusat) atau psikotropik.13 Undang-
Undang No. 5 tahun 1997 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan psikotropika
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.14
Zat adiktif adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan dan kerugian bagi dirinya sendiri
atau masyarakat sekelilingnya seperti alkohol, nikotin, kafein, dan sebagainya.3
2.2. Jenis-jenis NAPZA yang Disalahgunakan
2.2.1. Narkotika
1. Heroin
Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, heroin
merupakan Narkotika golongan I sama dengan kokain dan ganja. Nama heroin
diambil dari kata hero yang artinya pahlawan. Heroin atau diasetilmorfin adalah obat
semi sintetik dengan kerja analgetis yang 2 kali lebih kuat tetapi mengakibatkan
adiksi yang cepat dan hebat sekali sehingga tidak digunakan dalam terapi, tetapi
sangat disukai oleh penyalahguna NAPZA. Resorpsinya dari usus dan selaput lendir
baik dan di dalam darah, heroin dideasetilasi menjadi 6-monoasetilmorfin dan
menjadi morfin.15
Pertama kali ditemukan digunakan untuk penekan dan melegakan batuk
(antitusif) dan penghilang rasa sakit, menekan aktifitas depresi dalam sistem saraf,
melegakan nafas dan jantung, juga membesarkan pembuluh darah dan memberikan
kehangatan serta melancarkan pencernaan.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Akibat pemakaian heroin selain ketergantungan fisik dan psikis seperti
narkotika yang lain, juga dapat menyebabkan euphoria, badan terasa sakit, mual dan
muntah, mengantuk, konstipasi, kejang saluran empedu, sukar buang air kecil,
kegagalan pernapasan dan dapat menimbulkan kematian.13
2. Kokain/Cocain
Kokain adalah alkaloida yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca yang
tumbuh di Bolivia dan Peru pada lereng-lereng pegunungan Andes di Amerika
Selatan. Kedua negara tersebut dianggap penghasil kokain dalam bentuk pasta koka
mentah terbesar di seluruh dunia, sedang Negara Kolombia memurnikan pasta ini
menjadi serbuk kokain murni. Dalam peredaran gelap kokain diberi nama cake, snow,
gold dust, dan lady serta dijual dalam bentuk serbuk yang bervariasi kemurniannya.16
Pertama sekali kokain digunakan sebagai anastesi lokal pada pengobatan mata
dan gigi. Berlainan dengan opium, morfin, dan heroin yang memiliki sifat
menenangkan terhadap jasmani dan rohani, kokain merupakan suatu obat perangsang
sama seperti psikostimulansia golongan amfetamin tetapi lebih kuat. Zat-zat ini
memacu jantung, meningkatkan tekanan darah dan suhu badan, juga menghambat
perasaan lapar serta menurunkan perasaan letih dan kebutuhan tidur.13
Dalam larutan dengan kadar rendah, kokain menghambat penyaluran impuls
dari SSP di otak sehingga digunakan untuk anastesi lokal, sedangkan dalam
konsentrasi tinggi kokain merangsang penyaluran impuls-impuls listrik. Sifat yang
didambakan oleh pecandu adalah kemampuannya untuk meningkatkan suasana jiwa
(euphoria) dan kewaspadaan yang tinggi serta perasaaan percaya diri akan kapasitas
mental dan fisik.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dalam dosis kecil kokain yang dihisap melalui hidung menimbulkan euphoria
tetapi disusul segera oleh depresi berat yang menimbulkan keinginan untuk
menggunakannya lagi dalam dosis yang semakin besar dan meyebabkan
ketergantungan psikis yang kuat dan toleransi untuk efek sentral. Pada keadaan
kelebihan dosis timbul eksitasi, kesadaran yang berkabut, pernafasan yang tidak
teratur, tremor, pupil melebar, nadi bertambah cepat, suhu badan naik, rasa cemas,
dan ketakutan, serta kematian biasanya disebabkan pernafasan berhenti.13
Dalam bidang ilmu kedokteran, kokain digunakan sebagai anastesi lokal,
seperti, dalam pembedahan pada mata, hidung, dan tenggorokan, menghilangkan rasa
nyeri selaput lendir, menghilangkan rasa nyeri saat luka dibersihkan dan dijahit,
menghilangkan rasa nyeri yang lebih luas denga menyuntikkan kokain kedalam ruang
ekstradural bagian lumbal.15,16
3. Ganja/ Kanabis
Ganja berasal dari tanaman Cannabis yang mempunyai famili Cannabis
Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Americana. Nama yang umum untuk kanabis
adalah marijuana, grass, pot, weed, tea, Mary Jane, has atau hashis.13 Kandungan
kanabis adalah 0,3% minyak atsiri dengan zat-zat terpen terutama
tetrahidrokanabinol (THC) yang memiliki daya kerja menekan kegiatan otak dan
memberi perasaan nyaman.16
Efek pertamanya adalah euphoria yang disusul dengan rasa kantuk dan tidur,
mulut menjadi kering, konjungtiva merah, dan pupil melebar. Efek medis yang
potensial adalah sebagai analgetik, antikonvulsan dan hipnotik, sedangkan efek
psikisnya tergantung pada dosis, cara penggunaan, pengalaman dari pemakai, dan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
kepekaan individual. Secara terapeutis, kadangkala zat ini digunakan pada glaukoma
atau sebagai zat analgetik dan anti emetikum pada terapi dengan sitostatika guna
menghindarkan nausea dan muntah bila kurang efektif.15
Bentuk kanabis yang biasa dipakai berupa tanaman yang sudah dikeringkan,
dirajang dan dihisap seperti tembakau.13 Pemakaian kanabis yang kronis
mempengaruhi berbagai organ tubuh, menyebabkan peradangan pada paru-paru
sehingga fungsi paru-paru terganggu. Dahulu kanabis digunakan sebagai obat tidur,
sedative, dan spasmolitium pada tetanus, dan digunakan pada umumnya dalam
bentuk ekstrak 2-3 dd 30-50 mg, sedangkan sekarang kanabis banyak disalahgunakan
sebagai zat penyegar.15
4. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (menggores)
buah yang hampir masak, getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates".
Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menyerupai aspal lunak dan dinamakan candu
mentah atau candu kasar.13
Penggunaan candu secara klinik antara lain sebagai analgetika pada penderita
kanker, eudema paru akut, batuk, diare, premedikasi anastesia, dan mengurangi rasa
cemas. Penggunaan candu seperti yang terurai di atas adalah khasiat candu pada
umumnya, sebenarnya khasiat candu secara lebih spesifik adalah akibat alkoloida
yang dikandungnya.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Candu mengandung ± 20 alkoloida yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :15
1) Kelompok fenantren yang disebut dengan analgesik opioid dan
mempunyai sifat-sifat seperti opium dan morphine.
2) Kelompok senyawa-senyawa isokinolin yang berkhasiat sangat berlainan
seperti papaverin, narkotin, dan noskapin narsein.
Putus obat dari candu dapat menimbulkan gejala seperti gugup, cemas, gelisah,
pupil mengecil, sering menguap, mata dan hidung berair, badan panas dingin dan
berkeringat, pernafasan bertambah kencang dan tekanan darah meningkat, diare, dan
lain-lain.13
5. Morphine/Morfin
Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, morfin
merupakan Narkotika golongan II. Morfin merupakan hasil olahan dari opium/candu
mentah dan merupakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3). Morfin
menimbulkan efek stimulasi Sistem Saraf Pusat (SSP), seperti miosis (penciutan
pupil mata), mual, muntah-muntah, eksitasi, dan konvulsi. Efek perifernya yang
penting adalah obstipasi, retensi kemih, dan vasodilatasi pembuluh kulit.15
Penggunaan morfin khusus pada nyeri hebat akut dan kronis seperti pasca
bedah, setelah infark jantung, dan pada fase terminal dari kanker. Resorpsinya di usus
baik dan di dalam hati zat ini diubah menjadi glukuronida kemudian di ekskresi
melalui kemih, empedu dengan siklus enterohepatis, dan tinja. Pada intoksikasi
digunakan antagonis morfin sebagai antidotum, yakni nalokson.15
Pada pemakaian yang teratur, morfin dengan cepat menimbulkan toleransi dan
ketergantungan yang cepat. Morfin bekerja pada reseptor opiate yang sebagian besar
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
terdapat pada sususnan saraf pusat dan perut. Dalam dosis lebih tinggi, dapat
menghilangkan kolik empedu dan ureter. Morfin menekan pusat pernafasan yang
terletak pada batang otak sehingga menyebabkan pernafasan terhambat yang dapat
menyebabkan kematian.15
Sifat morfin yang lainnya adalah dapat menimbulkan kejang abdominal, mata
merah, dan gatal terutama disekitar hidung yang disebabkan terlepasnya histamine
dalam sirkulasi darah, dan konstipasi. Pemakai morfin akan merasa mulutnya kering,
seluruh tubuh hangat, anggota badan terasa berat, euphoria, dan lain-lain.16
6. Codein
Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika, codein
merupakan Narkotika golongan III. Codein termasuk garam/turunan dari candu. Efek
codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan
ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih dan cara
pemakaiannya ditelan dan disuntikkan. Secara klinis codein dipergunakan sebagai
obat analgetik, ± 6 kali lebih lemah dari morphine.13,16
Efek samping dan resiko adiksinya lebih ringan sehingga sering digunakan
sebagai obat batuk dan obat anti nyeri yang diperkuat melalui kombinasi dengan
parasetamol/asetosal. Obstipasi dan mual dapat terjadi terutama pada dosis lebih
tinggi (di atas 3 dd 20 mg garam HCL). Resorpsi oral dan rektal baik dan di dalam
hati zat ini diubah menjadi narkodein dan morfin dan ekskresinya melalui kemih
sebagai glukuronida.15
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.2.2. Psikotropika
Dalam United Nation Conference for Adoption of Protocol on Psychotropic
Substance disebutkan batasan-batasan zat psikotropika yaitu bahan yang dapat
mengakibatkan keadaan ketergantungan, depresi dan stimulant SSP, menyebabkan
halusinasi, menyebabkan gangguan fungsi motorik atau persepsi.13
Dari ketentuan di atas maka pembagian psikotropika adalah :
1. Stimulansia
Yang digolongkan stimulansia adalah obat-obat yang mengandung zat-zat
yang merangsang terhadap otak dan saraf. Obat-obat tersebut digunakan untuk
meningkatkan daya konsentrasi dan aktivitas mental serta fisik.13
Obat-obat yang digolongkan dalam stimulansia antara lain :
a. Amphetamine (Amfetamin)
Amfetamin adalah stimulansia susunan saraf pusat seperti kokain, kafein, dan
nikotin. Pada waktu perang dunia ke II, senyawa ini banyak digunakan untuk efek
stimulansnya yaitu meningkatkan daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan
rasa letih, kantuk dan lapar, serta meningkatkan kewaspadaan. Disamping itu, zazt ini
juga meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung yang dapat mengakibatkan
stroke maupun sderangan jantung. Seusai perang zat-zat ini seringkali disalahgunakan
mahasiswa dan pengemudi mobil truk untuk memberikan perasaan nyaman
(euphoria) serta menghilangkan rasa kantuk dan letih.16
Dalam bidang pengobatan, dulu amfetamin dipakai untuk mengobati banyak
macam penyakit antara lain depresi ringan, parkinsonisme, skizofrenia, penyakit
meniere, buta malam, dan hipotensi, sedangkan pada masa sekarang hanya ada 3
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
indikasi medis penggunaan amfetamin yaitu pengobatan narkolepsi, gangguan
hiperkinetik pada anak, dan obesitas.15
Amfetamin dapat dipakai secara oral atau parenteral dan dimetabolisir di
dalam hati. Sebagian kecil diekskresi melalui urine dan bertambah dalam keadaan
asidosis. Dosis oral sebanyak 10-30 mg dapat meningkatkan kesiagaan seseorang,
euphoria, meingkatkan rasa percaya diri, meningkatkan konsentrasi pikiran, banyak
bicara, anoreksia, pernafasan bertambah cepat, dan nyeri kepala. Overdosis dapat
menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan aritmia
jantung. Ketergantungan fisik maupun psikis dan toleransi dapat terjadi dengan cepat
pada pengguna kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala
putus obat (withdrawal symptooms) dan jika digunakan pada saat mengalami depresi,
setelah menghentikan pemakaian maka depresinya akan semakin berat sampai
menjurus pada percobaan bunuh diri.13
b. Ecstasy
Ecstasy pada tahun 1914 dipasarkan sebagai obat penekan nafsu makan. Pada
tahun 1970-an, obat ini digunakan di Amarika Serikat sebagai obat tambahan pada
psikoterapi dan kemudian dilarang pada tahun 1985. Sekarang ini ecstasy banyak
digunakan oleh para pecandu di banyak negara juga di Indonesia terutama oleh para
remaja dan kalangan eksekutif di tempat-tempat hiburan sehingga disebut juga party
drug atau dance drug.15
Efek awalnya berupa simpatomimetis dan dapat terjadi tachyaritmia serta
peningkatan suhu tubuh (hiperpireksia), gerakan klonis, dan konvulsi. Daya kerjanya
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
agak singkat (4-6 jam) dan bekerja berdasarkan gangguan re-uptake dari serotonin di
otak yang berperan penting pada suasana hati, proses berpikir, makan, dan tidur.15
Obat-obat ecstasy mempunyai efek kerja serotonergik dan dopaminergik pada
SSP dan adakalanya dicampur dengan obat-obat lain dengan tujuan memperkuat
efeknya seperti atropine yang sangat berbahaya kerena toksisitasnya juga meningkat.
Pengobatan intoksikasi berupa cuci lambung, pemberian klorpromazin dan alfa/beta-
blockers secara intravena. Efek buruk yang penting adalah gagal hati dan ginjal akut
serta kerusakan pada saraf-saraf yang melepaskan serotinin akibat pembentukan
radikal bebas yang merusak membran sel.15
Karena ecstasy dibuat dari bahan dasar amfetamin, maka efek yang
ditimbulkannya juga mirip, seperti mulut kering, jantung berdenyut lebih cepat,
berkeringat, mata kabur dan demam tinggi, ketakutan, sulit konsentrasi, dan seluruh
otot nyeri.13
c. Shabu
Nama shabu adalah nama julukan terhadap zat metamfetamin yang
mempunyai sifat stimulansia yang lebih kuat dibanding turunan amphetamine yang
lain.11 Dalam perdagangan gelap atau nama dalam kalangan pengguna metamfetamin
dikenal dengan sebutan meth, speed, ubas, as, sabu-sabu atau SS, dan mecin. Bentuk
seperti kristal putih mirip bumbu penyedap masakan, tidak berbau, mudah larut
dalam air dan alkohol serta rasanya menyengat.13
Setelah pemakaian shabu, pengguna akan merasakan hal-hal sebagai berikut :
1) Merasa bersemangat karena kekuatan fisiknya meningkat
2) Kewaspadaan meningkat
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3) Menambah daya konsentrasi
4) Menyebabkan rasa gembira luar biasa
5) Kemampuan bersosialisasi meningkat
6) Insomnia, mengurangi nafsu makan
7) Penyalahgunaan pada saat hamil bisa menyebabkan komplikasi pralahir,
meningkatkan kelahiran premature atau menyebabkan perilaku bayi yang
tidak normal.
Dalam pemakaian jangka panjang penggunaan shabu akan menimbulkan
gangguan serius pada kejiwaan dan mental, pembuluh darah rusak, rusaknya ujung
saraf dan otot, kehilangan berat badan, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat,
dan terjadi radang hati.13
2. Depresiva
Depresiva merupakan obat-obat yang bekerja mengurangi kegiatan dari SSP
sehingga dipergunakan untuk menenangkan saraf atau membuat seseorang mudah
tidur. Obat ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis dan pada
umumnya sudah dapat timbul setelah 2 minggu penggunaan secara terus-menerus.13
Golongan obat-obat depresiva antara lain :13,15,16
a. Barbiturat dan Turunan-turunannya
Barbiturat digunakan sebagai obat pereda untuk siang hari dalam dosis
yang lebih rendah dari dosisnya sebagai obat tidur. Overdosis barbital
dapat menimbulkan depresi sentra dengan penghambatan pernafasan
berbahaya, koma, dan kematian.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Benzodiazepin dan Turunan-turunannya
Benzodiazepin terutama digunakan sebagai obat tidur, spasmolitikum (zat
pelepas tegang), dan sebagai premedikasi sebelum pembedahan.
Berdasarkan kecepatan metabolismenya dapat dibedakan menjadi 3
kelompok yakni zat-zat long acting, zat-zat short acting, dan zat-zat ultra
short acting.
c. Metakualon / Methaqualon
Penggunaan Metakualon secara salah populer pada tahun 1970-1985
karena dianggap tidak beracun dan baik sebagai aphrodisial, namun
sebenarnya banyak mengakibatkan keracunan yang serius. Pemakaian
secara oral dalam dosis yang besar menyebabkan koma dan kejang
sedangkan penggunaan secara terus menerus menyebabkan toleransi dan
ketergantungan.
3. Halusinogen
Halusinogen disebut juga psikodelika. Pada tahun 1954, A. Hoffer dan H.
Osmond memperkenalkan istilah halusinogen untuk memberi nama pada zat-zat
tertentu yang dalam jumlah sedikit dapat mengubah persepsi, pikiran dan perasaan
seseorang serta menimbulkan halusinasi. Sebagian zat tersebut merupakan senyawa
sintetik, sedangkan selebihnya terdapat secara alamiah dan telah lama digunakan oleh
berbagai masyarakat secara tradisional.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan struktur kimianya, halusinogen dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu :16
a. asam lisergik (LSD)
b. fenetilamin (meskalin)
c. indolalkil amin (psilosibin, dimetriltriptamin)
d. atropine
e. derivat opioida (nalorfin, siklazosin)
Resiko akan ketergantungan psikis bisa kuat sedangkan ketergantungan fisik
biasanya ringan sekali. Toleransi dapat terjadi tetapi penghentian penggunaannya
tidak menyebabkan abstinensia. Zat-zat ini menyebabkan distorsi penglihatan dan
pendengaran antara lain mampu menimbulkan efek khayalan, juga menyebabkan
ketegangan dan depresi. Salah satu kekhususan zat-zat ini adalah pengaruhnya
terhadap akal budi dengan menghilangkan daya seleksi dan kemampuan
mengkoordinasi persepsi dan rangsangan dari dunia luar. Dalam dosis lebih tinggi
dapat mengakibatkan perasaan ketakutan, kebingungan, dan panik yang biasanya
disebut bad trip/flip.15
2.2.3. Zat Adiktif Lainnya
1. Alkohol
Menurut catatan arkeologik, minuman beralkohol sudah dikenal manusia
sejak ± 5000 tahun yang lalu. Alkohol merupakan penekan susunan saraf pusat tertua
dan paling banyak digunakan manusia bersama-sama dengan kafein dan nikotin.
Alkohol bersifat bakterisid. fungisid, dan virusid yang banyak digunakan untuk
desinfeksi kulit dan sebagai zat pembantu dalam farmasi. Pada penggunaan oral,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
alkohol mempengaruhi SSP yaitu merangsang dan kemudian menekan fungsi otak
serta menyebabkan vasodilatasi. Bila diminum saat perut kosong, alkohol
menstimulasi produksi getah lambung.16
Minum sedikit alkohol merangsang semangat, semua hambatan terlepas, dan
berbicara banyak, sedangkan bila diminum terlampau cepat dan banyak hati tidak
dapat mengolahnya sehingga menyebabkan mabuk dan pingsan. Overdosis dapat
langsung mematikan dan pada pemakaian secara teratur dan banyak dapat
mengakibatkan terganggunya fungsi hati dan akhirnya sel-selnya mengeras
(cirrhosis).13
Kadar Alkohol Darah (KAD) yang tinggi mengakibatkan berkurangnya daya
prestasi, daya kritik dan efisiensi, letargi, amnesia, supresi medulla dan pernafasan,
hipotermia, hipoglikemia, stupor, dan koma. Penggunaan dalam jangka waktu lama
akan meningkatkan kapasitas tubuh untuk metabolisasi alkohol dan menurun kembali
setelah abstinensia berminggu-minggu.15
Alkohol diserap dengan cepat dari usus halus kedalam darah kemudian
disebarkan melalui cairan tubuh. Kadarnya dalam darah meningkat cepat karena
absorpsinya lebih cepat dari pada penguraian dan ekskresinya dari tubuh. Didalam
hati sebagian besar zat ini diuraikan oleh alkoholdehidrogenase menjadi asetaldehida.
Penggunaan lama dalam jumlah berlebihan merusak banyak organ terutama hati, otak,
jantung, gastritis dan perdarahan lambung.15
Mengkonsumsi minuman beralkohol seperti bir, anggur, sherry, dan whisky
sudah termasuk pada pola hidup dan pergaulan sosial sehingga sudah diterima umum
dan ketagihan biasanya terjadi tanpa disadari. Seseorang yang minum alkohol untuk
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
bersantai, dapat berhenti minum tanpa kesulitan, namun apabila mulai tergantung
pada alkohol (alkoholisme) maka tidak dapat lagi berhenti tanpa merasakan akibat
buruk secara fisik maupun psikis.16
Gejala putus alkohol dapat berupa gemetaran, mual, muntah, lelah, jantung
berdebar lebih cepat, tekanan darah tinggi, depresi, halusinasi, dan hipotensi
ortostatik.13
2. Inhalansia dan Solvent (Pelarut)
Zat yang digolongkan inhalansia dan solvent adalah gas atau zat pelarut yang
mudah menguap. Zat ini banyak terdapat pada alat-alat keperluan rumah tangga
seperti perekat, hair spray, deodorant spray, pelumas mesin, bahan pembersih, dan
thinner. Penyalahgunaan inhalansia dan solvent terutama terdapat pada anak-anak
usia 9-14 tahun. Yang banyak digunakan adalah cairan pelarut seperti toluen, etil
asetat, aseton, amiln itrit, metiletilketon, ksilen, gas-gas “tertawa”, butan, propan,
dan fluorokarbon.15
Gejala pecandu inhalansi antara lain pusing-pusing, perasaan bingung, bicara
tidak lancar, berjalan atau berdiri sempoyongan, euphoria, halusinasi, persepsi
terganggu, mudah tersinggung, impulsif, perilaku aneh, ataksia, disartri, tinitus, dan
luka-luka atau peradangan disekitar mulut dan hidung. Intoksikasi akut dengan zat ini
bisa berakibat fatal, sedangkan pada pemakaian kronis dapat merusak berbagai organ
tubuh misalnya otak, ginjal, paru-paru, jantung, dan sumsum tulang dengan
mengganggu pembentukan sel darah merah.13
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Inhalansia bekerja pada membran sel terutama sel saraf pusat. Absorpsi
tercepat melalui paru-paru dan dimetabolisir dalam hati serta diekskresi melalui ginjal
dan paru-paru.15
3. Kafein
Kafein atau 1,3,7 trimetilsantin adalah alkaloida yang terdapat dalam tanaman
Coffea arabica, Coffea canephora, dan Coffea liberica yang berasal dari Arab,
Etiopia, dan Liberia. Kopi mengandung sekitar 24 zat, namun yang terpenting adalah
kafein (1-2,5%), hidrat arang (7%), zat-zat asam, tannin, zat-zat pahit, lemak , dan
zat-zat aroma. Selain kopi minuman lain juga banyak yang mengandung kafein
seperti daun teh (teh hitam dan teh hijau), kakao, dan coklat.16
Minum kopi terlalu banyak (lebih dari 3-4 cangkir/hari) dapat meningkatkan
resiko terkena penyakit jantung karena memperbesar kadar hemosistein darah
terutama bila bersamaan dengan kebiasaan merokok. Metabolisme kafein sangat
kompleks dan berkaitan dengan distribusi, metabolisme, dan ekskresi banyak
metabolit lain.15
Kafein biasa digunakan sebagai zat penyegar, menghilangkan rasa letih, lapar,
dan mengantuk, juga meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Zat ini sering
dikombinasikan dengan parasetamol atau asetosal guna memperkuat efek
analgetiknya dan dengan ergotamin guna memperlancar absorpsinya.13
Kafein merangsang otot jantung sehingga kadang-kadang menyebabkan
aritmia jantung, menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah otak, meningkatkan
tekanan darah, meningkatkan peredaran darah perifer, mempunyai sifat diuretik,
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
melebarkan bronkus, iritasi pada lambung, dan meningkatkan basal metabolisme
rate.15
Toleransi terhadap kafein ada tetapi cepat menghilang dan intoksikasi ditandai
dengan tangan gemetar dan perasaan gelisah, tidak tenang, penuh gairah, muka merah,
ingatan berkurang, tidak dapat tidur, poliuria, mual, otot berkedut, banyak bicara,
serta denyut jantung cepat dan tidak teratur.13
4. Nikotin
Nikotin terdapat pada tanaman tembakau atau Nikotiana tabacom yang diduga
berasal dari Argentina. Kadar nikotin dalam tembakau berkisar 1-4%. Dalam asap
rokok, nikotin tersuspendir pada partikel-partikel ter dan kemudian diserap dari paru-
paru kedalam darah dengan cepat sekali. Didalam hati nikotin dioksidasi menjadi
metabolit yaitu kotinin. Setelah diserap , nikotin mencapai otak dalam waktu 8 detik
setelah inhalasi.16
Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan
berbagai hormon dan neurohormon dopamin di dalam plasma, disamping itu nikotin
dapat menyebabkan mual dan muntah. Nikotin meningkatkan daya ingat, perhatian
dan kewaspadaan, mengurangi sifat mudah tersinggung, dan agresi, serta menurunkan
berat badan. Merokok dikaitkan dengan berbagai penyakit serius mulai dengan
gangguan arteri koroner sampai kanker paru. Dosis fatal pada manusia adalah 60
mg.15
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.3. Epidemiologi Penyalahgunaan NAPZA
2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Penyalahgunaan NAPZA
Prevalensi pengguna NAPZA semakin meningkat dari tahun ke tahun dan
menunjukkan fenomena gunung es (ice berg fenomena) dimana kasus yang tampak
pada permukaan lebih sedikit dibandingkan kasus yang tidak tampak. Berdasarkan
perhitungan WHO (World Health Organization) jumlah penyalahguna yang datang
hanya 10% dari jumlah penyalahguna sebenarnya.8
Berdasarkan laporan WHO (2001) pada tahun 2000 diketahui bahwa 1 dari 3
orang dewasa di dunia atau 1,2 milyar orang adalah perokok dan pada tahun 2025
angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 1,6 milyar. Tembakau
dinyatakan sebagai penyebab lebih dari 3 juta kematian setiap tahun pada tahun 1990,
meningkat menjadi 4 juta kematian pada tahun 1998, diperkirakan 8,4 juta kematian
pada tahun 2020 dan mencapai 10 juta kematian pada tahun 2030.17
Alkohol juga merupakan zat yang sering disalahgunakan disemua negara di
dunia. Point prevalence penyalahgunaan alkohol pada orang dewasa berkisar antara
1.7% di dunia berdasarkan analisis GBD (Global Burden of Disease) 2000.
Prevalensi penyalahgunaan alkohol sangat bervariasi diseluruh dunia, mulai dari
sangat rendah di beberapa negara di Asia Tengah sampai lebih dari 5% di Amerika
Utara dan beberapa Negara Eropa Timur. Periode prevalensi dari penyalahgunaan dan
ketergantungan zat berkisar antara 0.4% hingga 4%, tetapi cara penyalahgunaan zat
sangat bervariasi. Diperkirakan 5 juta manusia di dunia menggunakan jarum suntik
dalam menyalahgunakan NAPZA.17
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi pada setiap orang dan keluarga dengan
latar belakang pendidikan apapun, baik kaya maupun miskin, tua dan muda, dan
dalam kedudukan apapun. Walaupun demikian resiko setiap orang berlainan, pemuda
dan laki-laki setengah baya termasuk golongan beresiko tinggi, demikian pula anak
yang orangtuanya menyalahgunakan NAPZA.18
NAPZA yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari Kolombia, China, dan
Daerah Segi Tiga Emas (Golden Triangle) yang meliputi Negara Laos, Birma,dan
Thailand. Berdasarkan data BNN tahun 2003, jumlah tersangka tindak pidana
psikotropika yang melibatkan WNA (Warga Negara asing) dan WNI (warga Negara
Indonesia) cenderung mengalami peningkatan. Jumlah tersangka pada tahun 2001
terdiri dari 4.874 orang WNI dan 50 orang WNA. Pada tahun 2002 tersangka WNI
meningkat 7,3% menjadi 4.924 sedangkan tersangka WNA meningkat 64% menjadi
82 orang.19
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Pusdatin (Pusat Data dan Informasi)
melalui SIP2NAPZA (Sistem Informasi Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA),
dari 5.321 responden pada tahun 2001, 51,1% adalah penyalahguna yang berumur 20-
24 tahun, 25,7% adalah penyalahguna yang berumur 25-29 tahun, dan selebihnya
secara berurutan adalah penyalahguna NAPZA yang berumur 15-19 tahun (14,7%),
30-34 tahun (5,4%), >35 tahun (2,5%), dan 0-14 tahun (0,6%). Sedangkan pada tahun
2002 dari 3.860 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 48,2% adalah kelompok umur
20-24 tahun, diikuti dengan 24,0% dari kelompok umur 25-29 tahun, 17,8% dari
kelompok umur 15-19 tahun, 5,9% dari umur 30-34 tahun, 3,3% dari umur >34 tahun,
dan 0,7% dari umur 10-14 tahun.8
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tahun 2003, dari 3.583 orang jumlah penyalahguna NAPZA, 40,0%
adalah kelompok umur 20-24 tahun, diikuti dengan 28,3% dari kelompok umur 25-29
tahun, 10,9% dari kelompok umur 15-19 tahun, 10,2% kelompok umur 30-34 tahun,
9,4% kelompok umur >34 tahun, dan 1,3% kelompok umur 10-14 tahun. Tahun 2004,
dari 6.218 orang penyalahguna NAPZA, 34,2% berumur 20-24 tahun, diikuti 28,9%
yang berumur 25-29 tahun, 13,3% kelompok umur 30-34 tahun, 12,5% kelompok
umur >34 tahun, 8,7% berumur 15-19 tahun, dan 0,5% kelompok umur 10-14 tahun.8
Berdasarkan data yang dikumpulkan BNN dari 641 responden tahun 2001,
sebagian besar adalah penyalahguna yang menggunakan NAPZA dengan cara hisap
(26,7%) dan suntik (22,2%). Pada tahun 2002, dari 1.936 penyalahguna NAPZA
yang mengkonsumsi NAPZA dengan cara hisap adalah 42,3%, kemudian
penggunaan NAPZA dengan cara suntik 24,4%, sisanya adalah dengan cara oral.8
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sejak tahun 2000-2005
peredaran NAPZA meningkat. Selama Januari hingga Juni 2005 disita barang bukti
ganja seberat 18,6 ton, 15.151 gram heroin, 207.713 butir esctasy dan shabu-shabu
seberat 82.472 gram, sedangkan sejak tahun 2000 – 2004 (Juni), BNN menyita 122,9
ton ganja, 87,7 kg heroin, 78,4 kg kokain, 621.830 tablet ecstasy dan lainnya.8
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA
Pada dasarnya terjadinya penyalahgunaan NAPZA hampir sama dengan
terjadinya penyakit menular yaitu sebagai hasil interaksi dari tiga faktor, yaitu faktor
zat, individu, dan lingkungan.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Faktor Zat
Tidak semua zat dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat, hanya zat
dengan khasiat farmakologik tertentu dapat menimbulkan ketergantungan. Apabila
disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan ketergantungan zat mudah diperoleh,
maka di tempat itu akan banyak terdapat kasus gangguan penggunaan zat. Oleh
karena itu, zat yang dapat menimbulkan ketergantungan harus diatur dengan aturan-
aturan yang efektif tentang penanamannya, pengolahannya, impornya, distribusinya,
dan pemakaiannya.12
2. Faktor Individu
Resiko untuk menyalahgunakan zat berbeda-beda untuk semua orang. Faktor
kepribadian dan faktor konstitusi seseorang merupakan dua faktor yang ikut
menentukan seseorang tergolong kelompok beresiko tinggi atau tidak. Kenyataan
menunjukkan bahwa sebagian besar gangguan penggunaan zat terdapat pada atau
dimulai pada usia remaja. Ada beberapa ciri perkembangan remaja yang dapat
menjuruskan seseorang kepada gangguan penggunaan zat. Masa remaja ditandai
dengan perubahan yang pesat baik jasmani, intelektual, maupun kehidupan sosial.
Perubahan yang cepat kadang-kadang menimbulkan ketegangan, keresahan,
kebingungan, perasaan tertekan, rasa tidak aman, bahkan tidak jarang menjadi
depresi.12
Hasil survey BNN pada pelajar dan mahasiswa menunjukkan bahwa sekitar
40% penyalahguna mulai memakai Narkoba pada umur 11 tahun atau lebih muda9,
selain itu penelitian Fransisca di Rumah Sakit Jiwa Medan pada Juni 2001-Juli 2002,
menyatakan bahwa 50 orang (51,0%) penyalahguna yang dirawat jalan merupakan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
anak tengah di dalam keluarga diikuti anak bungsu sebanyak 24 orang (24,7%) dan
anak sulung sebanyak 19 orang (19,6%).20
Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya gangguan penggunaan NAPZA. Kebaikan selalu dikaitkan dengan
kewanitaan, ada kecenderungan bahwa laki-laki harus berprestasi dan menerima
tanggung jawab dalam keluarga. Tekanan tersebut dapat menimbulkan ketegangan
dan untuk mengatasinya seseorang akan memberontak yang salah satunya dengan
menyalahgunakan NAPZA.12
Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penyalahgunaan NAPZA dikalangan siswa SMU diketahui bahwa siswa laki-laki
berpeluang 29,77 kali lebih besar untuk menyalahgunakan NAPZA dibanding siswa
perempuan.21
3. Faktor Lingkungan
Berdasarkan penelitian BNN pada siswa SMU diketahui bahwa sebagian
besar responden (89,9%) berada dalam keluarga yang komunikasinya buruk dan
sebanyak 49,0% responden mempunyai teman yang menggunakan NAPZA.21
Faktor lingkungan meliputi :12
a. Lingkungan Keluarga
Hubungan ayah dan ibu yang retak, komunikasi yang kurang efektif antara
orang tua dan anak, dan kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga
merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan
penggunaan zat.12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat tempat hiburan, kurang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara
kreatif dan positif, dan adanya murid pengguna NAPZA merupakan faktor
kontributif terjadinya penyalahgunaan NAPZA.12
c. Lingkungan Teman Sebaya
Adanya kebutuhan akan pergaulan teman sebaya mendorong remaja untuk
dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya
menggunakan NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja
agar diterima kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.12
d. Lingkungan Masyarakat / Sosial
Gangguan penggunaan zat dapat juga timbul sebagai suatu protes terhadap
sistem politik atau norma-norma. Lemahnya penegak hukum, situasi
politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung mendorong untuk
mencari kesenangan dengan menyalahgunakan zat.12
2.4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.22 Menurut Satya
Joewana yang dimaksud penyalahgunaan zat adalah suatu pola penggunaan zat yang
bersifat patologik paling sedikit 1 bulan lamanya sehingga menimbulkan gangguan
fungsi sosial atau okupasional.16
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pola penggunaan zat yang bersifat patologik dapat berupa intoksikasi
sepanjang hari, terus menggunakan zat tersebut walaupun penderita mengetahui
dirinya sedang menderita sakit fisik berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan
bahwa ia tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut, atau
tidak dapat menghentikan kebiasaannya menggunakan zat tersebut.16
Ketergantungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah
(toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala
putus obat ( withdrawal symptom ).13,23 Ketergantungan juga dapat diartikan sebagai
suatu keadaan fisik atau psikis yang diakibatkan oleh interaksi antara suatu mahkluk
hidup dengan satu atau lebih jenis obat yang ditandai oleh perilaku yang terdorong
oleh suatu hasrat kuat untuk terus menerus menggunakan obat tersebut. Hasrat
tersebut menguasai seluruh pikiran dan tingkah laku pecandu dan keinginannya untuk
memperoleh obat tersebut sangat kuat sehingga membuatnya bertindak asosial dan
kriminal.15
2.5. Jenis Ketergantungan Zat
2.5.1. Ketergantungan Fisik
Ketergantungan fisik adalah suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan
fisik yang terjadi akibat dihentikannya pemakaian zat. Keadaan ini timbul sebagai
akibat penyesuaian diri terhadap adanya zat dalam tubuh, dalam jangka waktu yang
cukup lama. Gangguan fisik ini disebut keadaan lepas dari suatu zat yang memiliki
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
sifat spesifik untuk masing-masing jenis zatnya. Ketergantungan fisik ini dapat
diikuti dengan ketergantungan mental.23
Ketergantungan fisik bercirikan terjadinya gejala abstinensia bila penggunaan
obat yang berulangkali dihentikan. SSP menggunakan zat sejenis morfin (endorfin)
sebagai neurotransmiter yang produksinya dihentikan bila diberikan suatu opiat. Bila
kemudian pemberian opiat mendadak dihentikan, segera timbul kekurangan endorfin
dan terjadilah gejala abstinensia.15
2.5.2. Ketergantungan Psikis
Ketergantungan psikis adalah suatu keadaan dimana suatu zat dapat
menimbulkan perasaan puas dan nikmat sehingga mendorong seseorang untuk
memakainya lagi secara terus menerus atau berkala, sehingga diperoleh kesenangan
atau kepuasan terus menerus.23 Ketergantungan psikis berciri terjadinya gejala
abstinensia psikis bila pemberian obat dihentikan karena telah terjalin suatu ikatan
antara si pemakai dan obat.15
2.6. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali kelompok yang mempunyai
resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi
terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan
sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh kembang
anak dapat diatasi dengan baik.24
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain:
a. Penyuluhan tentang bahaya NAPZA
b. Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya NAPZA
c. Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan pada penyalahguna pada tahap coba-coba serta
komponen masyarakat yang berpotensi menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan
yang dilakukan pada pencegahan ini antara lain :
a. Deteksi dini anak yang menyalahgunakan NAPZA
b. Konseling
c. Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah
d. Penerangan dan pendidikan pengembangan individu.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan ini dilakukan terhadap orang yang sedang menyalahgunakan
NAPZA dan yang pernah menyalahgunakan NAPZA agar tidak kembali
menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta
kelompok lingkungannya
b. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna.25
Penanganan kasus yang dilakukan oleh RSKO, RSJ, dan RSU pada umumnya
hanya pada masalah medik akut, kronis, dan medik dengan komplikasi. Biasanya
pasien yang ditangani di institusi ini akan menjalani detoksifikasi untuk
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
menghilangkan pengaruh NAPZA dan menghambat pemakaian lebih lanjut yang
pelaksanaannya dilakukan oleh dokter. Selanjutnya, penanganan perbaikan perilaku
dilakukan oleh bagian rehabilitasi/panti rehabilitasi yang pada umumnya di luar
institusi rumah sakit. Penanganan penyalahguna di institusi tersebut dilakukan
melalui berbagai pendekatan non medis seperti sosial, agama, spiritual, therapeutic
community dan pendekatan alternatif lainnya.8
Kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahguna narkoba
dilaksanakan sesuai Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, meliputi :26
1. Pendekatan Awal
Pendekatan awal adalah kegiatan yang mengawali keseluruhan proses
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi
program kepada masyarakat, instansi terkait, dan organisasi sosial lain guna
memperoleh dukungan dan data awal calon klien residen dengan persyaratan yang
telah ditentukan.
2. Penerimaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menentukan apakah
diterima atau tidak dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengurusan administrasi surat menyurat yang diperlukan untuk persyaratan
masuk panti (seperti surat keterangan medical check up, test urine negatif,
dan sebagainya).
b.Pengisian formulir dan wawancara dan penentuan persyaratan menjadi
residen.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
c. Pencatatan residen dalam buku registrasi.
3. Assessment
Assesstment merupakan kegiatan penelaahan dan pengungkapan masalah
untuk mengetahui seluruh permasalahan residen, menetapkan rencana dan
pelaksanaan intervensi.
Kegiatan assessment meliputi :
a. Menelusuri dan mengungkapkan latar belakang dan keadaan residen.
b. Melaksanakan diagnosa permasalahan.
c. Menentukan langkah-langkah rehabilitasi.
d. Menentukan dukungan pelatihan yang diperlukan.
e. Menempatkan residen dalam proses rehabilitasi.
4. Bimbingan Fisik
Kegiatan ini ditujukan untuk memulihkan kondisi fisik residen, meliputi
pelayanan kesehatan, peningkatan gizi, baris berbaris dan olah raga.
5. Bimbingan Mental dan Sosial
Bimbingan mental dan sosial meliputi bidang keagamaan / spritual, budi
pekerti individual dan sosial / kelompok dan motivasi residen (psikologis).
6. Bimbingan Orang Tua dan Keluarga
Bimbingan bagi orang tua / keluarga dimaksudkan agar orang tua / keluarga
dapat menerima keadaan residen memberi dukungan, dan menerima residen kembali
di rumah pada saat rehabilitasi telah selesai.
7. Bimbingan Keterampilan
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Bimbingan keterampilan berupa pelatihan vokalisasi dan keterampilan usaha
(survival skill), sesuai dengan kebutuhan residen.
8. Resosialisasi / Reintegrasi
Kegiatan ini merupakan komponen pelayanan dan rehabiltasi yang diarahkan
untuk menyiapkan kondisi residen yang akan kembali kepada keluarga dan
masyarakat.
Kegiatan ini meliputi:
a. Pendekatan kepada residen untuk kesiapan kembali ke lingkungan keluarga
dan masyarakat tempat tinggalnya.
b.Menghubungi dan memotivasi keluarga residen serta lingkungan
masyarakat untuk menerima kembali residen.
c. Menghubungi lembaga pendidikan bagi klien yang akan melanjutkan
sekolah.
9. Penyaluran dan Bimbingan Lanjut (Aftercare)
Dalam penyaluran dilakukan pemulangan residen kepada orang tua / wali,
disalurkan ke sekolah maupun instansi / perusahaan dalam rangka penempatan kerja.
Bimbingan lanjut dilakukan secara berkala dalam rangka pencegahan kambuh /
relapse dengan kegiatan konseling, kelompok dan sebagainya.
10. Terminasi
Kegiatan ini berupa pengakhiran / pemutusan program pelayanan dan
rehabilitasi bagi residen yang telah mencapai target program (clean and sober).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 3 KERANGKA KONSEP
2.1. Kerangka Konsep Penelitian
2.2. Defenisi Operasional
2.2.1. Penyalahguna NAPZA adalah orang yang menggunakan NAPZA diluar
indikasi medis dan dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan.
2.2.2. Umur adalah usia penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada
kartu status yang dikategorikan atas 3 kelompok, yaitu :
1. � 19 tahun 2. 20 – 29 tahun 3. � 30 tahun
Dalam tabulasi silang umur dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. � 20 tahun 2. >20 tahun
2.2.3. Jenis kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penyalahguna
NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas
Karakteristik Penyalahguna NAPZA 1. Sosiodemografi :
Umur Jenis kelamin Agama Tingkat pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Posisi dalam keluarga Daerah asal
2. Jenis zat yang dipakai. 3. Tempat pengobatan terakhir 4. Lama pemakaian 5. Lama pemakaian rata-rata 6. Lama rawatan rata-rata
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Laki-laki 2. Perempuan.
2.2.4. Agama adalah kepercayaan yang dianut penyalahguna NAPZA sesuai dengan
yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas :
1. Islam 2. Kristen Protestan
2.2.5. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terakhir ditempuh
penyalahguna NAPZA sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang
dikategorikan atas:
1. Pendidikan Tingkat Dasar (SD,SLTP) 2. Pendidikan Tingkat Menengah (SLTA) 3. Pendidikan Tingkat Tinggi (Akademi/Sarjana)
2.2.6. Jenis pekerjaan adalah suatu aktivitas utama yang dilakukan penyalahguna
NAPZA diluar atau didalam rumah sesuai dengan yang tercatat pada kartu
status yang dikategorikan atas:
1. PNS/POLRI/TNI 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. Pelajar/Mahasiswa 5. Tidak bekerja 6. Tidak Tercatat 7. Dll Dalam tabulasi silang pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Bekerja 2. Tidak bekerja
2.2.7. Status perkawinan adalah ada tidaknya pasangan hidup penyalahguna NAPZA
sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dikategorikan atas:
1. Menikah 2. Belum menikah 3. Janda/duda
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2.2.8. Posisi dalam keluarga adalah posisi penyalahguna berdasarkan urutan
kelahiran dalam keluarga sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang
dikategorikan atas :20
1. Anak sulung 2. Anak tengah 3. Anak bungsu
3.2.9. Daerah asal adalah daerah dimana penyalahguna tinggal dan menetap sesuai
dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :
1. Kota Medan 2. Deli Serdang 3. Banda Aceh 4. Aceh Tenggara 5. Lhokseumawe 6. Tebing Tinggi 7. Dan Lain-lain
3.2.10. Jenis zat yang dipakai adalah jenis NAPZA yang digunakan penyalahguna
NAPZA sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas:
1. Ganja 2. Shabu-shabu 3. Alkohol 4. Ecstacy 5. Putaw 6. Tidak tercatat
Dalam tabulasi silang jenis zat yang dipakai dikategorikan menjadi 2 yaitu : 1. Multiple (lebih dari 1 jenis zat) 2. Non Multiple (1 jenis zat saja)
3.2.11. Tempat pengobatan terakhir adalah fasilitas kesehatan tempat penyalahguna
NAPZA memperoleh pelayanan kesehatan terakhir sesuai dengan yang tercata
dalam kartu status yang dikategorikan atas :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa 2. Panti Rehabilitasi Lain 3. Tradisional 4. Tidak Ada/Langsung
3.2.12. Lama pemakaian adalah lamanya penyalahguna menggunakan NAPZA sesuai
dengan yang tercatat di kartu status yang dikategorikan atas :
1. � 5 tahun 2. 6-10 tahun 3. > 10 tahun
3.2.13. Lama pemakaian rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna memakai
NAPZA sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status.
3.2.14. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penyalahguna NAPZA
menjalani rehabilitasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict
Kabupaten Deli Serdang terhitung dari tanggal masuk sampai keluar sesuai
dengan yang tercatat dalam kartu status.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan desain case
series yang dilanjutkan dengan analisa statistik.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict
Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan bahwa Sibolangit Centre
Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu unit
rehabilitasi yang menangani penyalahgunaan NAPZA, tersedianya data mengenai
panyalahgunaan NAPZA., dan belum pernah dilakukan penelitian tentang
karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug
Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai Maret 2009, diawali dengan
survei pendahuluan, penulisan proposal, seminar proposal, pengumpulan dan
pengolahan data, penulisan skripsi sampai dengan ujian skripsi.
.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penyalahguna NAPZA yang
dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang
tahun 2004-2007 yang berjumlah 159 data.
4.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah data penyalahguna NAPZA yang dirawat
di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun
2004-2007, dengan besar sampel adalah seluruh populasi (total sampling).
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status
dan data konsultasi penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for
Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 dan dicatat sesuai dengan
variabel yang diteliti.
4.5. Teknik Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan diolah menggunakan komputer dengan program
SPSS, kemudian dianalisa secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, uji
Anova, dan uji t-test. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi proporsi, diagram
bar, dan diagram pie.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
5.1.1. Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang
Sibolangit Centre merupakan tempat Pendidikan dan Pelatihan
Pemberantasan Pencegahan HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba (P4 HIV/AIDS
PN) yang berlokasi di Jl. Medan – Berastagi Km.45 Sibolangit, Kab. Deli Serdang
Sumatera Utara. Sibolangit Centre merupakan panti rehabilatasi swasta yang
pemiliknya adalah HM Kamaluddin Lubis SH. Panti rehabilitasi ini dibangun di atas
lahan seluas 4 hektare (ha) dan melatih 60 orang yang menjadi instruktur anti
narkoba yang terdiri dari mahasiswa USU dan Gerakan Dai Anti Narkoba (Radar).
Panti rehabilitasi ini merupakan yayasan yang bersifat keagamaan dan pada
awalnya berada dilokasi mesjid Al Kamal sebelum dibangun gedung yang baru di
depan lokasi mesjid tersebut.
5.1.2. Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana
Sibolangit Centre dikelola oleh dua lembaga yaitu :
a. Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) yang
berdiri pada tanggal 26 Mei 2000.
b. Gerakan Anti Narkoba (GAN) Indonesia yang berdiri pada tanggal 27 Mei
2000.
Kedua lembaga tersebut berkantor di kantor gubernur Sumatera Utara Jl.
Diponegoro, Medan yang dikelola oleh pelaksana harian yang terdiri dari sebagai
berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.1. Susunan Pelaksana Harian Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang
No Pelaksana Harian Jumlah (orang) 1 2 3 4 5 6
Ketua pelaksana harian Konselor Security Tenaga Medis Tenaga Pengobatan Tradisional Cleaning service/Juru masak/Perlengkapan
1 1 9 1 1 3
Total 16 Sarana yang ada di Sibolangit Centre Rehbilitation for Drug Addict
Kabupaten Deli Serdang terdiri dari kantor, asrama, ruang kelas, ruang keterampilan,
aula, dapur, ruang security, dan gazebo, sedangkan prasarana yang ada antara lain
jalan, listrik, air minum, pagar, peralatan kantor, dan peralatan pelayanan.
5.1.3. Kegiatan Pelayanan
Adapun pelayanan yang diberikan terhadap penyalahguna NAPZA/klien
antara lain :
a. Pendekatan dan Penerimaaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyampaian informasi mengenai prgraam
yang dilaksanakan selama masa perawatan setahun dan penandatanganan perjanjian
oleh orang tua yang berisi persetujuan bahwa penyalahguna harus dirawat selama satu
tahun serta pengisian formulir data pribadi penyalahgunaa NAPZA.
b. Pemenuhan Kebutuhan Penyalahguna NAPZA
Kebutuhan pokok dipenuhi oleh pengelola patti rehabilitasi yang terdiri dari :
i. Makan 3 kali sehari ditambah makanan tambahan berupaa jamu 3 kali
sehari dan orang tua diharapkan dapat mengirimkan makanan-makanan
kering.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
ii. Pengelola panti rehabillitasi bekerjasama dengan tenaga medis dan
konselor dalam memantau perkembangan kesehatan penyalahguna
NAPZA.
iii. Rekreasional dilakukan dengan kegiatan cross country, mandi air
belerang, dan berenang.
c. Bimbingan Fisik, Mental,dan Keterampilan
Bimbingan fisik dilakukan untuk memulihkan kondisi fisik penyalahguna
melalui kegiatan olahraga seperti basket, volley, badminton, lari-lari pagi, senam pagi,
sepak bola, dan tennis meja. Kegiatan bimbingan mental meliputi keagamaan,
konseling, dan penyuluhan yang dilakukan pengelola atau instruktur anti narkoba.
Bimbingan keterampilan yang dilakukan berupa praktek komputer, pertanian,
menyablon, dan sebagainya.
Bila dibandingkan dengan Standar Minimal dan Pedoman Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba yang disusun BNN, pelayanan di
Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang sudah
memenuhi standar dan tidak banyak ditemukan perbedaan pelayanan
5.2. Sosiodemografi
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif (NAPZA) di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict
Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007, diperoleh distribusi proporsi
penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Sosiodemografi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten deli Serdang Tahun 2004-2007
Penyalahguna NAPZA No Sosiodemografi f %
1 Umur (tahun) : � 19 20-29 � 30
9 112 38
5,7
70,4 23,9
Total 159 100 2 Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan
158 1
99,4
0,6 Total 159 100
3 Agama : Islam Kristen Protestan
126 33
79,2 20,8
Total 159 100 4 Tingkat Pendidikan :
Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi
8 112 39
5,0 70,5 24,5
Total 159 100 5 Pekerjaan :
PNS/TNI/POLRI Pegawai Swasta Wiraswasta Pelajar/Mahasiswa Tidak Bekarja Dan Lain-lain Tidak Tercatat
7 10 32 19 72 5 14
4,4 6,3 20,1 12,0 45,3 3,1 8,8
Total 159 100 6 Status Perkawinan :
Kawin Tidak Kawin Janda/Duda
39 114 6
24,5 71,7 3,8
Total 159 100 7 Posisi dalam Keluarga :
Sulung Tengah Bungsu
40 77 42
25,2 48,4 26,4
Total 159 100 8 Daerah Asal :
Kota Medan Deli Serdang Banda Aceh Aceh Tenggara Lhokseumawe Tebing Tinggi Dan Lain-lain
81 8 7 9 6 6 42
50,9 5,0 4,4 5,7 3,8 3,8 26,4
Total 159 100
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa karakteristik penyalahguna NAPZA
berdasarkan sosiodemografi yaitu sebagai berikut : proporsi penyalahguna NAPZA
yang terbesar adalah umur 20-29 tahun yaitu sebesar 70,4%. Menurut jenis kelamin
yang terbesar adalah laki-laki yaitu sebesar 99,4%. Menurut agama yang terbesar
adalah agama Islam yaitu sebesar 79,2%.
Menurut tingkat pendidikan yang terbesar adalah pendidikan menengah yaitu
sebesar 70,5% dan menurut pekerjaan yang terbesar adalah tidak bekerja yaitu
sebesar 45,3%. Menurut status perkawinan yang terbesar adalah tidak kawin yaitu
sebesar 71,7% dan menurut posisi dalam keluarga yang terbesar adalah anak tengah
yaitu sebesar 48,4%. Menurut daerah asal yang terbesar adalah berasal dari Kota
Medan yaitu sebesar 50,9%.
Pada pekerjaan yang tidak tercatat, analisa statistik tidak perlu dilakukan
karena tidak menggambarkan jenis pekerjaan yang sebenarnya.
5.3. Jenis Zat yang Dipakai
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang
dipakai sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Jumlah No Jenis Zat yang Dipakai f %
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ganja Shabu-shabu Alkohol Ecstacy Putaw Tidak tercatat
78 56 33 7 37 16
49,1 35,2 20,8 4,4 23,3 10,1
Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa jenis zat yang paling banyak dipakai
penyalahguna NAPZA adalah Ganja yaitu sebesar 49,1% dan yang paling sedikit
adalah Ecstacy yaitu sebesar 4,4%.
Berdasarkan jenis zat yang dipakai, ditemukan 93 orang yang menggunakan
zat non multiple, 50 orang yang menggunakan zat multiple (kombinasi), dan 16 orang
yang tidak tercatat. Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for
Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan kombinasi jenis
zat yang dipakai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Kombinasi Jenis Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
No Jenis Zat yang Dipakai f % 1 2 3 4 5
Ganja + Shabu-shabu + Alkohol Ganja + Shabu-shabu + Putaw Ganja + Shabu-shabu Ganja + Alkohol Ecstacy + Alkohol
12 6 11 14 7
24,0 12,0 22,0 28,0 14,0
Jumlah 50 100
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA yang terbesar
berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai adalah Ganja + Alkohol yaitu sebesar
28,0%, urutan kedua adalah Ganja + Shabu-shabu + Alkohol yaitu sebesar 24,0%,
kemudian Ganja + Shabu-shabu yaitu sebesar 22,0%, proporsi selanjutnya adalah
Ecstacy + Alkohol yaitu sebanyak 14,0%, kemudian Ganja + Shabu-shabu + Putaw
yaitu sebesar 12,0%.
5.4. Tempat Pengobatan Terakhir
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi kasus berdasarkan tempat pengobatan terakhir sebagai berikut :
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Tempat Pengobatan Terakhir di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
No Tempat Pengobatan Terakhir f % 1 2 3 4
Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa Rehabilitasi Lain Tradisional Tidak Ada/Langsung
121 3 26 9
76,1 1,9 16,3 5,7
Jumlah 159 100
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa tempat pengobatan terakhir yang
dikunjungi penyalahguna NAPZA terbesar adalah Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa
yaitu sebesar 76,1%, urutan kedua adalah tradisional yaitu sebesar 16,3% (26 orang),
yang tidak ada/langsung sebesar 5,7%, dan yang terendah adalah rehabilitasi lain
yaitu sebesar 1,9%.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5.5. Lama Pemakaian
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi kasus berdasarkan lama pemakaian sebagai berikut :
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
No Lama Pemakaian (Tahun) f % 1 2 3
� 5 6-10 >10
96 50 13
60,4 31,4 8,2
Jumlah 159 100
Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi lama pemakaian penyalahguna
NAPZA terbesar adalah � 5 tahun yaitu sebesar 60,4% diikuti 6-10 tahun yaitu
31,4%, dan yang paling sedikit adalah > 10 tahun yaitu sebesar 8,2%.
5.6. Lama Pemakaian Rata-rata
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian rata-rata
sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.7. Lama Pemakaian Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Lama Pemakaian (tahun) Rata-rata 5,49 Standar Deviasi 3,868 95% confidence of interval 4,88-6,10 Coefisien of variation 70,45% Minimum 1 Maksimum 21
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna
NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar
deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation 70,45% (> 10%) artinya lama
pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian
terendah adalah 1 tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari
Confidence of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian rata-
rata penyalahguna NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun.
5.7. Lama Rawatan Rata-rata
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama rawatan rata-rata
sebagai berikut :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Lama Rawatan (bulan) Rata-rata 11,48 Standar Deviasi 2,247 95% confidence of interval 11,13-11,83 Coefisien of variation 19,57% Minimum 6 Maksimum 24
Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna
NAPZA adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan
standar deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation 19,57% (> 10%) artinya
lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan
terendah adalah 6 bulan dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence
of Interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata
penyalahguna NAPZA adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan.
5.8. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut :
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Umur (tahun) Total � 20 > 20
No Jenis Zat yang Dipakai
f % f % f %
1 Multiple 7 14,0 43 86,0 50 100 2 Non Multiple 8 8,6 85 91,4 93 100
X2 = 0,516 df = 1 p = 0,473
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple, 86,0% terdapat pada kelompok umur >20 tahun dan 14,0% pada
kelompok umur � 20 tahun. Sedangkan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat
non multiple, 91,4% terdapat pada kelompok umur > 20 tahun dan 8,6% pada
kelompok umur � 20 tahun.
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,473 (>
0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis
zat yang dipakai.
5.9. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai berikut :
Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Pekerjaan Total Bekerja Tidak Bekerja
No Jenis Zat yang Dipakai
f % f % f %
1 Multiple 17 39,5 26 60,5 43 100 2 Non Multiple 45 51,7 42 48,3 87 100
X2 = 1,260 df = 1 p = 0,262
Pada tabel 5.10 dapat dilihat bahwa dari 43 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple, 60,5% adalah penyalahguna yang tidak bekerja dan 39,5% yang bekerja.
Sedangkan dari 87 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple, 51,7% adalah
penyalahguna yang bekerja dan 48,3% yang tidak bekerja.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p = 0,262 (>
0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada pekerjaan berdasarkan
jenis zat yang dipakai.
5.10. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan sebagai
berikut :
Tabel 5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Lama Pemakaian Rata-rata (tahun) No Tingkat Pendidikan N X SD
1 Pendidikan Dasar 8 4,50 3,117 2 Pendidikan Menengah 112 5,36 3,646 3 Pendidikan Tinggi 39 6,08 4,579
F = 0,775 df = 2 p = 0,463
Pada tabel 5.11 dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan tingkat
pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan Standar
Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan menengah
memiliki lama pemakaian rata-rata 5,38 tahun dengan SD = 3,646, dan dari 39
penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian rata-rata
6,08 tahun dengan SD = 4,579.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p = 0,463 (> 0,05) yang berarti tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan
tingkat pendidikan.
5.11. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai
sebagai berikut :
Tabel 5.12. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Lama Pemakaian Rata-rata No Jenis Zat yang Dipakai N X SD
1 Multiple 50 6,74 5,001 2 No Multiple 93 4,87 3,015
t = 2,417 df = 68,627 p = 0,018
Pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan Standar Deviasi
(SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple
memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015.
Berdasarkan hasil uji t-test didapat nilai p = 0,018 (< 0,05) yang berarti ada
perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang
menggunakan zat multiple dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple
yaitu lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara
signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non
multiple
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Hasil penelitian tentang karakteristik penyalahguna NAPZA di Sibolangit
Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007,
diperoleh distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai sebagai
berikut :
Tabel 5.13 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit CentreRehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Lama Rawatan Rata-rata No Jenis Zat yang Dipakai N X SD
1 Multiple 50 12,04 2,740 2 Non Multiple 93 11,25 1,932
t = 2,013 df = 141 p = 0,046
Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang menggunakan
zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD = 2,740, dan
dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama rawatan
rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932.
Berdasarkan hasil uji T-Test didapat nilai p = 0,046 (< 0,05) yang berarti ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penyalahguna yang
menggunakan zat multiple, dan penyalahguna yang menggunakan zat non multiple
yaitu lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple secara
signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai jenis zat non
multiple.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Sosiodemografi
6.1.1. Umur
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
umur dapat dilihat pada gambar 6.1 :
70.4%
23.9%
5.7%
20-29� 30� 19
Gambar 6.1. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Umur
di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.1 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan umur adalah kelompok umur 20-29 tahun yaitu
sebesar 70,4% dan yang paling rendah pada umur � 19 tahun yaitu 5,7%.
Usia muda adalah sasaran strategis peredaran gelap NAPZA, oleh karena itu
kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman
kelangsungan pembinaan generasi muda.1
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei nasional penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa
pola penyalahgunaan narkoba dalam variasi kelompok umur adalah diatas 25 tahun
(20%) dan umur 21-25 tahun (12,3%).7
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian masalah narapida
narkoba di lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan negara tahun 2003 yang
dilakukan oleh BNN yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga (32,8%) responden
berumur antara 19-24 tahun dan yang paling rendah adalah umur dibawah 19 tahun
(0,3%).7
6.1.2. Jenis Kelamin
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 6.2 :
0.6%
99.4%
Laki-lakiPerempuan
Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis
Kelamin di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan gambar 6.2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penyalahguna
NAPZA laki-laki sebesar 99,4% sedangkan perempuan sebesar 0,6%.
Salah satu teori penyebab ketergantungan zat menyatakan bahwa ada
kecenderungan perilaku anak laki-laki antisosial, laki-laki harus berprestasi dan
bertanggungjawab terhadap keluarga. Orang yang menderita ketergantungan zat tidak
bisa menerima tanggungjawab keluarga. Ketergantungan zat adalah lanjutan aktivitas
antisosial melawan rasa tanggungjawab dan kematangan.16
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian BNN yang menunjukkan
bahwa dari seluruh penyalahguna narkoba di Indonesia tahun 2004, 79% adalah laki-
laki dan 21% adalah perempuan.8 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan survei
nasional penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok rumah tangga
di Indonesia tahun 2005 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa prevalensi
penyalahgunaan NAPZA pada laki-laki (4,6%) jauh lebih tinggi dibanding
perempuan (0,4%)7.
6.1.3. Agama
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
agama dapat dilihat pada gambar 6.3 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
79.2%
20.8%
IslamKristen Protestan
Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Agama
di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.3 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan agama adalah yang beragama Islam yaitu sebesar
79,2%, dan agama Kristen Protestan sebesar 20,8%.
Hal ini tidak menunjukkan bahwa yang menyalahgunakan NAPZA lebih
banyak yang beragama Islam, namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh
tempat rehabilitasi Sibolangit Centre yang merupakan yayasan agama Islam dan
bekerja sama dengan mesjid Al-Kamal yang berada tepat di depan lokasi Sibolangit
Centre.
6.1.4. Tingkat Pendidikan
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 6.4 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
24.5%
5.0%
70.5%
Pendidikan Menengahpendidikan TinggiPendidikan Dasar
Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan tingkat pendidikan adalah penyalahguna pada
tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 70,5% dan yang paling rendah adalah
tingkat pendidikan dasar yaitu 5,0%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang berhasil dihimpun oleh Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa 69,8%
penyalahguna adalah berpendidikan SLTA, demikian juga pada tahun 2002, 2003,
dan 2004 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tertinggi adalah SLTA yaitu
masing-masing 65,4%, 51,7%, dan 49,5%8.
Pada gambar diatas juga dapat dilihat bahwa penyalahguna NAPZA terdapat
pada semua tingkat pendidikan bahkan pada tingkat pendidikan tinggi. Hal ini dapat
terjadi karena tindakan menyalahgunakan NAPZA tidak hanya dapat disebabkan oleh
satu faktor, namun banyak faktor yang sangat kompleks.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.5. Jenis Pekerjaan
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
jenis pekerjaan dapat dilihat pada gambar 6.5 :
45.3
20.1
8.8 6.3 4.4 3.1
12.0
05
101520253035404550
Tidak B
ekerj
a
Wira
swast
a
Pelajar
/Mah
asisw
a
Tidak T
ercata
t
Pegaw
ai Swast
a
PNS/TNI/P
OLRI
Dan Lain
-lain
Jenis Pekerjaan
Prop
orsi
(%)
Gambar 6.5. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis
Pekerjaan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis pekerjaan adalah penyalahguna yang tidak
bekerja yaitu sebesar 45,3% dan yang paling rendah adalah kategori dan lain-lain
yang terdiri dari pedagang, buruh bangunan, dan pembalap motor yaitu sebesar 3,1%.
Tingginya penyalahgunaan NAPZA si Sibolangit Centre Rehabilitation for
Drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang tidak bekerja kemungkinan didukung
oleh tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA yaitu pendidikan menengah sehingga
dapat menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Salah satu faktor pendukung terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah
penggunaan waktu luang yang tidak baik. Penelitian Raharni dan Herman
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penggunaan waktu luang
dengan penyalahgunaan NAPZA.21
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei gambaran penyalahguna
NAPZA tahun 2003 dan 2004 oleh BNN yang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
penyalahguna yang tertinggi adalah yang tidak bekerja yaitu masing-masing 38,5%
dan 23,0% dan urutan kedua adalah wiraswasta yaitu 12,5% dan 14,4%, selanjutnya
adalah penyalahguna yang masih berstatus pelajar/mahasiswa yaitu 10,7% dan
10,8%8.
6.1.6. Status Perkawinan
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
status perkawinan dapat dilihat pada gambar 6.6 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
24.5%
3.8%
71.7%
Tidak Kawin KawinJanda/Duda
Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Status
Perkawinan di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.6 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan status perkawinan adalah penyalahguna yang
tidak kawin yaitu sebesar 71,7% dan yang paling rendah adalah janda dan duda yaitu
sebesar 3,8%. Hal ini dapat disebabkan karena penyalahguna NAPZA yang di rawat
di Sibolangit Centre Rehabilitaion for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun
2004-2007 paling banyak berada pada golongan umur 20-29 tahun yang merupakan
kelompok usia produktif dan muda.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil survei BNN pada tahun 2003 dan 2004
yang menunjukkan bahwa penyalahguna yang belum kawin lebih tinggi yaitu
masing-masing 68,2% dan 60,8%, yang berstatus kawin masing-masing 23,8% dan
21,3%, sedangkan yang janda/duda masing-masing1,4% dan 1,7%8.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.7. Posisi dalam Keluarga
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
posisi dalam keluarga dapat dilihat pada gambar 6.7 :
26.4%
25.2%
48.4%TengahBungsuSulung
Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Posisi
dalam Keluarga di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.7 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan posisi dalam keluarga adalah penyalahguna pada
posisi anak tengah yaitu sebesar 48,4% dan yang paling rendah adalah anak sulung
yaitu sebesar 25,2%.
Salah satu faktor penyabab terjadinya penyalahgunaan NAPZA adalah
lingkungan keluarga yang tidak baik. Aspek keluarga yang dapat menyebabkan
penyalahgunaan NAPZA adalah jumlah anggota keluarga serta kedudukannya yang
dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.29
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.1.8. Daerah Asal
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
daerah asal dapat dilihat pada gambar 6.8 :
50.9
26.4
5.7 5.0 4.4 3.8 3.8
0
10
20
30
40
50
60
Kota Med
an
Dan Lain
-lain
Aceh T
engg
ara
Deli Serd
ang
Banda
Ace
h
Lhoks
eumaw
e
Tebing
Tinggi
Daerah Asal
Prop
orsi
(%)
Gambar 6.8. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Daerah Asal di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Berdasarkan gambar 6.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA adalah penyalahguna yang berasal dari Kota Medan yaitu
sebesar 50,9% dan yang paling rendah adalah berasal dari Lhokseumawe dan Tebing
Tinggi yaitu masing-masing sebesar 3,8%. Kategori dan lain-lain terdiri atas
Kabupaten Karo, Tanjung Balai, dan Binjai masing-masing 5 orang, Bireuen, Sibolga,
Padang Sidempuan, Pematang Siantar, dan Kota Pinang masing-masing 3 orang, serta
sisanya berasal dari Langsa, Sidikalang, Batam, Bagan Batu, Simeulue, Kisaran,
Padang, Riau, dan Tangerang
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Hal ini dapat terjadi karena lokasi tempat rehabilitasi yang berlokasi tidak
jauh dari kota Medan dan juga dapat disebabkan karena mudahnya akses untuk
memperoleh NAPZA. Apabila disuatu tempat zat yang dapat menimbulkan
ketergantungan mudah diperoleh, maka di daerah itu akan banyak pula dijumpai
kasus gangguan penggunaan zat. Oleh karena itu, zat yang dapat menimbulkan
ketergantungan harus diatur dengan aturan-aturan yang efektif tentang penanamannya,
pengolahannya, distribusinya, dan pemakaiannya.16
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agusnita H (2004) di Pusat
Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit tahun 2001-2003 yang menunjukkan
bahwa tempat tinggal penyalahguna paling banyak adalah dari Medan yaitu sebesar
68,4%.28
6.2. Jenis Zat yang Dipakai
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
jenis zat yang dipakai dapat dilihat pada gambar 6.9 :
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
49.1
35.2
23.3 20.8
10.14.4
0
10
20
30
40
50
60
Ganja Shabu-shabu
Putaw Alkohol TidakTercatat
Ecstacy
Jenis Zat yang Dipakai
Prop
orsi
(%)
Gambar 6.9. Diagram Bar Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Jenis
Zat yang Dipakai di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna
NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai adalah ganja yaitu 49,1% dan yang paling
rendah adalah ecstacy yaitu 4,4%.
Berdasarkan UU RI Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, ganja termasuk
dalam narkotika golongan I yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkan ketergantungan,14dan juga merupakan narkotika yang paling sering
disalahgunakan.1
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil suvei nasional penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba tahun 2003 yang dilakukan BNN yang menunjukkan bahwa
ganja merupakan jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan (74,9%)7.
Pada umumnya jenis zat adiktif yang paling banyak disalahgunakan adalah
alkohol karena merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari pada
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
kebudayaan tertentu. Di Indonesia dikenal beberapa minuman lokal yang
mengandung alkohol seperti brem, saguer, dan ciu.16 Demikian juga dengan Ecstacy
banyak disalahgunakan di Indonesia terutama oleh remaja dan kalangan eksekutif
muda.13
Ecstacy sebetulnya tidak menyebabkan ketergantungan fisik tetapi
menimbulkan ketergantungan emosional dan sosial. Ecstacy dapat merangsang emosi
gembira, membangkitkan rasa percaya diri, tahan lama menari (tripping), bekerja,
olahraga, relaksasi, berkhayal, dan mendengar musik untuk irama tertentu.23
6.3. Tempat Pengobatan Terakhir
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
tempat pengobatan terakhir dapat dilihat pada gambar 6.10 :
76.1%
16.4%
5.7% 1.9%
RS/RSJTradisionalTidak Ada/LangsungRehabilitasi
Gambar 6.10. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan
Tempat Pengobatan Terakhir yang di Rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Berdasarkan gambar 6.10 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi
penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir adalah penyalahguna
dengan tempat pengobatan terakhir Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa yaitu sebesar
76,1% dan yang paling rendah adalah penyalahguna yang sebelumnya pernah dirawat
di tempat rehabilitasi lain yaitu sebesar 1,9%.
Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena lama pemakaian rata-rata yang
cukup tinggi sehingga penyalahguna yang direhabilitasi telah terlebih dahulu dirawat
di RS/RSJ dan dilanjutkan dengan pemulihan di tempat rehabilitasi.
6.4. Lama Pemakaian
Proporsi penyalahguna NAPZA yang dirawat di Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2007 berdasarkan
lama pemakaian dapat dilihat pada gambar 6.11 :
60.4%
31.4%
8.2%
� 5 tahun6-10 tahun> 10 tahun
Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Penyalahguna NAPZA Berdasarkan Lama
Pemakaian di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada gambar 6.11 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penyalahguna
NAPZA berdasarkan lama pemakaian adalah � 5 tahun yaitu 60,4% dan yang paling
rendah adalah > 10 tahun yaitu 8,2%.
Bila dikaitkan dengan umur penyalahguna terbanyak yaitu umur 20-29 tahun
dapat diasumsikan bahwa penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation
for drug Addict Kabupaten Deli Serdang paling banyak mulai menyalahgunakan
NAPZA 5 tahun sebelum dirawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict
Kabupaten Deli Serdang . Hal ini dapat membuktian bahwa kelompok usia muda
adalah kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA karena sedang
mengalami proses mencari identitas diri dan sedang memilih gaya hidup yang paling
diminati pada jamannya. Oleh karena ituperlu dilakukan upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA sejak dini.23
Upaya ini dapat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan lingkungan
pola hidup masyarakat terutama bagi kaum remaja dan pemuda dengan kegiatan-
kegiatan produktif, konstruktif, dan kreatif, sedangkan kegiatan yang bersifat
preventif edukatif dengan metode komunikasi, informasi, dan edukasi dapat
dilakukan melalui berbagai jalur antara lain keluarga, pendidikan, lembaga
keagamaan, dan organisasi kemasyarakatan23
6.5. Lama Pemakaian Rata-rata
Hasil analisis didapatkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna
NAPZA adalah 5,49 tahun (95 % Confidence of Interval: 4,88-6,10), dengan standar
deviasi 3,868 tahun dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama pemakaian
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
rata-rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama pemakaian terendah adalah 1
tahun dan lama pemakaian tertinggi adalah 21 tahun. Dari Confidence of Interval
dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini lama pemakaian rata-rata penyalahguna
NAPZA adalah diantara 4,88 tahun sampai dengan 6,10 tahun.
Penyalahguna NAPZA dengan lama pemakaian 21 tahun berumur 37 tahun,
sedangkan umur tertinggi adalah umur 47 tahun dengan lama pemakaian 17 tahun.
6.6. Lama Rawatan Rata-rata
Hasil analisis didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA
adalah 11,48 bulan (95 % Confidence of Interval: 11,13-11,83), dengan standar
deviasi 2,247 bulan dengan Coefisien of variation > 10% artinya lama rawatan rata-
rata penyalahguna NAPZA bervariasi, dimana lama rawatan terendah adalah 6 bulan
dan lama rawatan tertinggi adalah 24 bulan. Dari Confidence of Interval dapat
disimpulkan bahwa 95% diyakini lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA
adalah diantara 11,13 bulan sampai dengan 11,83 bulan.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebijakan Sibolangit Centre
Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang yang membuat ketetapan
bahwa penyalahguna NAPZA harus dirawat selama 1 tahun (12 bulan) dengan waktu
kunjungan satu kali dalam 6 bulan, namun ada pihak keluarga yang mengeluarkan
anggota keluarganya yang dirawat lebih cepat atau lebih lama dari ketetapan tersebut.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7. Analisa Statistik
6.7.1. Umur Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Proporsi umur berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA yang
di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang
tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.12 :
8.6
91.4
14.0
86.0
01020304050
60708090
100
Multple Non Multiple
Jenis Zat yang Dipakai
Prop
orsi
Um
ur (%
)
� 20
> 20
Gambar 6.12. Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan Jenis Zat yang
Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Pada gambar 6.12 diatas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat
multiple pada kelompok umur > 20 tahun sebesar 86,0%, dan umur � 20 tahun 14,0%.
Penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple pada kelompok umur > 20 tahun
sebesar 91,4%, dan umur � 20 tahun sebesar 8,6%.
Berdasarkan analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05 yang
berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang
dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.2. Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Proporsi pekerjaan berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA
yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli
Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar 6.13 :
39.5
51.7
60.5
48.3
0
10
20
30
40
50
60
70
Multple Non Multiple
Jenis Zat yang Dipkai
Prop
orsi
Pek
erja
an (%
)
Bekerja
Tidak Bekerja
Gambar 6.13. Diagram Bar Proporsi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Zat yang
dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Pada gambar 6.13 di atas dapat dilihat penyalahguna yang memakai zat
multiple yang tidak bekerja sebesar 60,5% dan yang bekerja sebesar 39,5%.
Penyalahguna yang memakai zat non multiple yang bekerja sebesar 51,7% dan yang
tidak bekerja sebesar 48,3%.
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji Chi-Square diperoleh p > 0,05
yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada jenis pekerjaan berdasarkan
jenis zat yang dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.3. Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat pendidikan penyalahguna
NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
5.36
6.08
4.50
0 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menengah
Pendidikan Tinggi
Tin
gkat
Pen
didi
kan
Tahun
Gambar 6.14. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 8 penyalahguna dengan
tingkat pendidikan dasar memiliki lama pemakaian rata-rata 4,50 tahun dengan
Standar Deviasi (SD) = 3,117, dari 112 penyalahguna dengan tingkat pendidikan
menengah memiliki lama pemakaian rata-rata 5,36 tahun dengan SD = 3,646, dan
dari 39 penyalahguna dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki lama pemakaian
rata-rata 6,08 tahun dengan SD = 4,579.
Berdasarkan hasil uji anova didapat nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata berdasarkan tingkat
pendidikan.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.4. Lama Pemakaian rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Lama pemakaian rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna
NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
4.87
6.74
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Non Multiple
Multiple
Jeni
s Zat
yan
g D
ipak
ai
Tahun
Gambar 6.15. Diagram Bar Lama Pemakaian Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007.
Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang
menggunakan zat multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 6,74 tahun dengan
Standar Deviasi (SD) = 5,001, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non
multiple memiliki lama pemakaian rata-rata 4,87 tahun dengan SD = 3,015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemakaian rata-rata penyalahguna
yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan
penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
6.7.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai
Lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai penyalahguna
NAPZA yang di rawat di Sibolangit Centre Rehabilitation for drug Addict Kabupaten
Deli Serdang tahun 2004-2007 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
11.25
12.04
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Non Multple
Multiple
Jeni
s Zat
yan
g D
ipak
ai
Bulan
Gambar 6.16. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Jenis Zat yang Dipakai Penyalahguna NAPZA di Sibolangit Centre Rehabilitation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007
Pada hasil tabulasi silang dapat dilihat bahwa dari 50 penyalahguna yang
menggunakan zat multiple memiliki lama rawatan rata-rata 12,04 bulan dengan SD =
2,740, dan dari 93 penyalahguna yang menggunakan zat non multiple memiliki lama
rawatan rata-rata 11,25 bulan dengan SD = 1,932.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penyalahguna
yang memakai jenis zat multiple secara signifikan lebih besar dibandingkan
penyalahguna yang memakai jenis zat non multiple (p < 0,05).
Pada dasarnya lama rawatan penyalahguna NAPZA yang dirawat di
Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug Addict Kabupaten Deli Serdang tidak
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
dibedakan, baik berdasarkan jenis zat yang dipakai maupun faktor lain karena adanya
kebijakan bahwa semua penyalahguna harus dirawat selama 1 tahun, namun karena
ada pihak keluarga yang mengeluarkan penyalahguna lebih cepat atau lebih lama dari
ketentuan maka secara statistik hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lama
rawatan rata-rata berdasarkan jenis zat yang dipakai.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan sosiodemografi yang terbesar
adalah umur 20-29 tahun (70,4%), jenis kelamin laki-laki (99,4%), agama
Islam (79,2%), tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%),
status tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), dan
daerah asal Kota Medan (50,9%).
7.1.2. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan jenis zat yang dipakai terbesar
adalah ganja (49,1%) dan berdasarkan kombinasi jenis zat yang dipakai
terbesar adalah ganja + alkohol (28,0%).
7.1.3. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan tempat pengobatan terakhir
terbesar adalah yang berobat dari Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa (76,1%).
7.1.4. Proporsi penyalahguna NAPZA berdasarkan lama pemakaian terbesar adalah
yang � 5 tahun (60,4%).
7.1.5. Lama pemakaian rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 5,49 tahun dengan
SD = 3,868.
7.1.6. Lama rawatan rata-rata penyalahguna NAPZA adalah 11,48 bulan dengan SD
= 2,247.
7.1.7. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang
dipakai (p = 0,473).
7.1.8. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pekerjaan berdasarkan jenis zat
yang dipakai (p = 0,262).
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
7.1.9. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama pemakaian rata-rata
berdasarkan tingkat pendidikan (p = 0,463).
7.1.10. Lama pemakaian rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple
secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai
jenis zat non multiple (p = 0,018, 6,74 vs 4,87).
7.1.11. Lama rawatan rata-rata penyalahguna yang memakai jenis zat multiple
secara signifikan lebih besar dibandingkan penyalahguna yang memakai
jenis zat non multiple (p = 0,046, 12,04 vs 11,25).
7.2. Saran
7.2.1. Peranan keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat sangat
berpengaruh pada pembentukan perilaku anak sehingga perlu dilakukan
penyuluhan dan sosialisasi mengenai bahaya NAPZA sejak dini dan
pentingnya rehabilitasi bagi penyalahguna NAPZA.
7.2.2. Kepada petugas administrasi di Sibolangit Centre Rehabilitation for Drug
Addict Kabupaten Deli Serdang disarankan untuk lebih melengkapi
pencatatan konsultasi pasien khususnya pada variabel jenis zat yang dipakai,
jenis pekerjaan, dan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini
sehingga peneliti lain dapat memperluas tujuan penelitian.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyono A, 2006. Mengenal Jenis dan Faktor Penyebab dan
Penyalahgunaan NAPZA. http://unpad.ac.id/content. 2. UNODC, 2006. World Drug Report 2006. http://www.unodc.org. 3. Departemen Kesehatan RI, 2004. Akibat Lemahnya Perpu, Indonesia
Menjadi Negara Produsen dan Pengekspor NAPZA. http : //www.depkes.go.id.
4. WHO, 2004. The World Health Report 2004, Changing History.
http://www.who.int/whr/2004. 5. Departemen Kesehatan RI, 2007. Kasus Narkoba Di Indonesia Terus
Meningkat. http : //www.depkes.go.id/index. 6. Badan Narkotika Nasional, 2005. Materi Advokasi Pencegahan Narkoba.
BNN, Jakarta. 7. Badan Narkotika Nasional, 2007. Kumpulan Hasil-hasil Penelitian
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di Indonesia Tahun 2003-2006. http : //www.bnn.go.id.
8. Badan Narkotika Nasional, 2006. Gambaran Penyalahguna NAPZA Tahun
2001-2004. http : //www.bnn.go.id. 9. Badan Narkotika Nasional, 2007. Hasil Survei Nasional Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33 Provinsi Di Indonesia Tahun 2006. http://www.bnn.go.id.
10. Badan Narkotika Nasional, 2008. Peringkat Daerah Berdasarkan Kasus
yang Terjadi Tahun 2007. http://www.bnn.go.id/file/data_kasus. 11. Suwarso, 2002. Manajemen Laboratoris Penyalahgunaan Obat dan
Komplikasinya. Cermin Dunia Kedokteran. No.135. 12. Badan Narkotika Nasional, 2003. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan
Penanggulangannya. http : //www.bnn.go.id. 13. Sasangka H, 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana.
Mandar Maju, Bandung.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
14. Nasution Z,dkk.,2006. Kompilasi Peraturan Perundang-undangan
Tentang Narkoba. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 15. Tjah, T.H., Rahardja, K., 2002. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan,
dan Efek Sampingnya. Edisi V, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 16. Joewana S, 1989. Gangguan Penggunaan Zat Narkotika, Alkohol, dan Zat
Adiktif Lain. PT Gramedia, Jakarta. 17. WHO, 2001. The World Health Reprort 2001, Mental Health : New
Understanding New hope. WHO, Geneva. 18. Rasyid R, 1995. Penanganan Ketagihan Obat dan Alkohol Dalam
Masyarakat. Penerbit ITB, Bandung. 19. Sunarso S, 2005. Penegakan Hukum Psikotropika Dalam Kajian Sosiologi
Hukum. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. 20. Fransisca S, 2002. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif (NAPZA) Rawat Jalan DI Rumah Sakit Jiwa Medan Juni 2001-Juli 2002. Skripsi FKM USU.
21. Raharni, Herman, M.J.,2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Kalangan Siswa SMU. http://www.kalbe.co.id.
22. Hudoyo A,dkk., 2002. Opiat, Masalah Medis dan Penatalaksanaannya.
Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 23. Wresniwiro M, 1999. Masalah Narkotika, Psikotropika dan obat-obat
Berbahaya (Narkoba). Mitra BINTIBMAS, Jakarta. 24. Alatas H,dkk., 2001. Penanggulangan Korban Narkoba : Meningkatkan
Peran Keluarga dan Lingkungan. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 25. Sutarti E, 2008. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA.
http://www.bkkbn.go.id 26. Badan Narkotika Nasional, 2003. Standar Minimal dan Pedoman
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyalahgunaan Narkoba. http : //www.bnn.go.id.
27. Departemen Pendidikan Nasional RI, 2008. Sistem Pendidikan Nasional.
http://www.depdiknas.go.id.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
28. Agusnita H, 2004. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Pusat Pendidikan Masyarakat Anti Narkoba Sibolangit Tahun 2001-2003. Skripsi FKM USU.
29. Sudarsono, 2004. Kenakalan Remaja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
MASTER DATA
No
Um
r
Um
rk
Um
rkk
Jklm
Agm
Ddk
Kja
Kjk
Sts
Pss
Das
l
Jzat
Kjz
at
Jzat
k
Pgbt
n
Lm
pkn
Lm
pkk
Lrw
t
1 28 2 2 1 1 2 5 2 2 1 7 1 . 2 3 14 3 12 2 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 5 1 12 3 24 2 2 1 1 2 7 3 2 2 7 1 . 2 1 6 2 14 4 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 1 3 . 2 3 9 2 12 5 31 3 2 1 2 2 5 2 1 1 7 5 4 1 1 4 1 8 6 28 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 1 . 2 4 4 1 12 7 19 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 3 . 2 1 3 1 12 8 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 7 5 5 1 1 16 3 12 9 27 2 2 1 1 3 5 2 1 1 1 1 . 2 1 6 2 7 10 23 2 2 1 1 2 7 3 1 2 7 3 . 2 1 2 1 12 11 23 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 3 . 2 1 7 2 12 12 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 4 1 12 13 26 2 2 1 1 1 5 2 2 2 7 5 4 1 3 9 2 18 14 31 3 2 1 1 2 7 3 1 3 1 5 5 1 1 16 3 12 15 24 2 2 1 2 3 5 2 2 3 1 4 . 3 1 3 1 12 16 30 3 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 . 2 1 3 1 12 17 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 6 1 . 2 1 6 2 12 18 22 2 2 1 1 2 6 1 2 2 4 2 . 2 1 2 1 12 19 22 2 2 1 1 3 4 1 2 2 4 2 . 2 1 1 1 12 20 20 2 1 1 1 2 4 1 2 2 5 5 1 1 4 1 1 12 21 35 3 2 1 2 3 7 3 1 1 2 4 . 3 1 5 1 12 22 33 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 3 . 2 1 9 2 12 23 30 3 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 . 2 1 6 2 12 24 27 2 2 1 1 2 7 3 2 3 1 1 . 2 1 9 2 12 25 30 3 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 13 3 15 26 27 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 . 2 1 5 1 12 27 20 2 1 1 1 2 5 2 2 1 1 5 3 1 1 1 1 7 28 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 1 5 1 8 29 34 3 2 1 1 3 1 1 2 1 4 5 3 1 1 19 3 20 30 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 2 1 1 12 3 12 31 38 3 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 . 2 1 6 2 12 32 21 2 2 1 1 2 4 1 2 2 5 3 . 2 1 1 1 7 33 19 1 1 1 1 2 5 2 2 1 1 1 . 2 3 2 1 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
34 20 2 1 1 1 2 3 1 2 2 7 5 5 1 1 6 2 12 35 22 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 5 4 1 1 6 2 12 36 36 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 . 2 1 9 2 12 37 24 2 2 1 2 2 5 2 2 1 1 1 . 2 1 5 1 12 38 27 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 2 . 2 3 1 1 7 39 23 2 2 1 2 2 5 2 1 2 7 2 . 2 1 4 1 12 40 37 3 2 1 1 3 1 1 1 2 1 5 3 1 1 21 3 12 41 34 3 2 1 1 3 3 1 1 2 1 2 . 2 1 1 1 7 42 23 2 2 2 1 2 4 1 2 1 1 2 . 2 1 3 1 12 43 24 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 3 . 2 3 6 2 12 44 27 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 4 . 3 3 5 1 12 45 29 2 2 1 1 2 6 1 2 3 7 4 . 3 1 9 2 12 46 27 2 2 1 1 2 5 2 3 2 6 5 1 1 1 9 2 12 47 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 1 . 2 1 10 2 12 48 26 2 2 1 1 2 5 2 2 2 3 4 . 3 1 7 2 12 49 29 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 4 . 3 1 5 1 12 50 35 3 2 1 2 3 2 1 3 3 1 1 . 2 1 8 2 12 51 22 2 2 1 1 2 5 2 1 2 7 3 . 2 1 3 1 12 52 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 4 1 1 7 53 22 2 2 1 1 2 4 1 2 3 1 4 . 3 3 2 1 6 54 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 3 5 3 1 1 6 2 12 55 28 2 2 1 1 2 3 1 2 1 5 4 . 3 1 6 2 12 56 34 3 2 1 2 2 5 2 1 2 1 3 . 2 1 7 2 12 57 28 2 2 1 1 2 5 2 2 2 2 1 . 2 3 8 2 15 58 34 3 2 1 1 3 3 1 1 2 1 3 . 2 1 7 2 12 59 24 2 2 1 1 2 5 2 2 2 6 1 . 2 3 5 1 9 60 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 4 . 3 3 7 2 12 61 30 3 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 3 10 2 12 62 31 3 2 1 1 3 4 1 2 2 1 1 . 2 3 9 2 12 63 34 3 2 1 2 2 5 2 2 1 1 5 5 1 1 17 3 24 64 18 1 1 1 1 2 4 1 2 2 3 1 . 2 3 1 1 7 65 27 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 1 . 2 1 7 2 12 66 23 2 2 1 1 2 4 1 2 1 1 3 . 2 1 5 1 12 67 24 2 2 1 1 2 5 2 1 3 1 2 . 2 1 1 1 7 68 30 3 2 1 1 3 2 1 1 2 3 4 . 3 4 4 1 12 69 23 2 2 1 1 2 4 1 2 3 7 4 . 3 1 2 1 8 70 30 3 2 1 2 2 5 2 1 1 7 1 . 2 3 3 1 12 71 29 2 2 1 1 3 5 2 1 3 1 5 1 1 1 9 2 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
72 33 3 2 1 1 2 3 1 2 1 7 3 . 2 1 11 3 12 73 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 1 1 1 2 1 12 74 25 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 1 8 2 12 75 21 2 2 1 1 1 5 2 2 1 1 1 . 2 1 5 1 12 76 25 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 4 . 3 1 3 1 12 77 31 3 2 1 1 2 3 1 1 3 1 2 . 2 1 4 1 12 78 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 1 . 2 1 7 2 12 79 28 2 2 1 2 2 6 1 2 2 1 3 . 2 2 4 1 12 80 23 2 2 1 2 2 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 81 29 2 2 1 2 3 3 1 2 3 1 5 3 1 1 2 1 10 82 22 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 5 4 1 1 5 1 12 83 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 1 1 1 13 3 12 84 20 2 1 1 2 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 3 1 12 85 25 2 2 1 1 3 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 86 30 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 5 1 1 1 4 1 12 87 21 2 2 1 2 2 5 2 2 1 1 2 . 2 1 5 1 12 88 25 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 5 4 1 3 5 1 12 89 23 2 2 1 1 3 5 2 2 2 4 5 3 1 4 1 1 7 90 27 2 2 1 1 2 7 3 1 1 3 5 3 1 1 8 2 12 91 26 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 4 1 12 92 25 2 2 1 1 3 5 2 2 3 1 3 . 2 3 2 1 6 93 32 3 2 1 1 3 2 1 1 2 1 5 4 1 1 5 2 12 94 14 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 5 4 1 4 1 1 12 95 22 2 2 1 2 2 4 1 2 2 7 4 . 3 3 2 1 7 96 23 2 2 1 1 2 5 2 2 1 1 1 . 2 1 3 1 12 97 16 1 1 1 1 1 4 2 2 3 5 1 . 2 1 1 1 6 98 34 3 2 1 2 3 2 1 1 1 1 5 5 1 1 7 2 12 99 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 5 4 1 1 3 1 12
100 26 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 . 2 1 2 1 7 101 27 2 2 1 1 3 3 1 2 3 1 3 . 2 3 5 1 12 102 30 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 2 . 2 1 5 1 12 103 35 3 2 1 2 2 3 1 3 1 7 2 . 2 1 8 2 8 104 47 3 2 1 1 2 7 3 3 1 7 1 . 2 3 17 3 12 105 27 2 2 1 1 2 5 2 2 3 1 2 . 2 1 5 1 12 106 33 3 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 . 2 1 6 2 12 107 26 2 2 1 1 2 7 3 2 3 1 1 . 2 1 2 1 12 108 17 1 1 1 1 2 5 2 2 2 3 1 . 2 1 2 1 12 109 25 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 2 . 2 1 4 1 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
110 29 2 2 1 1 2 3 1 2 2 7 5 4 1 3 6 2 12 111 21 2 2 1 1 2 4 1 2 1 4 1 . 2 2 2 1 12 112 30 3 2 1 2 2 3 1 1 2 1 3 . 2 1 3 1 12 113 18 1 1 1 1 2 5 2 2 2 2 2 . 2 4 1 1 7 114 27 2 2 1 1 3 5 2 2 2 1 5 4 1 1 2 1 12 115 27 2 2 1 1 2 3 1 2 1 7 3 . 2 4 1 1 7 116 23 2 2 1 1 2 4 1 2 2 1 1 . 2 1 4 1 12 117 26 2 2 1 2 2 5 2 2 3 2 5 1 1 3 7 2 12 118 22 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 5 1 1 6 2 12 119 29 2 2 1 1 3 1 1 2 2 6 4 . 3 1 4 1 12 120 31 3 2 1 1 2 3 1 1 1 7 5 4 1 1 8 2 12 121 24 2 2 1 1 2 4 1 2 2 4 1 . 2 1 2 1 12 122 22 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 3 1 12 123 17 1 1 1 2 2 5 2 2 2 1 1 . 2 4 1 1 6 124 25 2 2 1 2 2 7 3 2 2 7 3 . 2 3 6 2 12 125 25 2 2 1 1 3 5 2 2 3 4 5 1 1 1 3 1 12 126 32 3 2 1 1 3 3 1 3 2 7 1 . 2 3 9 2 12 127 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 5 1 12 128 24 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 1 . 2 1 6 2 12 129 31 3 2 1 2 2 5 2 1 1 1 5 4 1 1 4 1 12 130 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 3 . 2 1 9 2 12 131 28 2 2 1 1 1 5 2 2 2 1 5 1 1 3 4 1 12 132 27 2 2 1 1 3 5 2 1 1 7 1 . 2 1 6 2 12 133 19 1 1 1 1 2 4 1 2 3 1 3 . 2 1 3 1 12 134 29 2 2 1 1 2 3 1 1 3 5 4 . 3 1 16 3 12 135 24 2 2 1 2 3 5 2 2 3 7 4 . 3 1 3 1 12 136 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 3 . 2 1 2 1 12 137 23 2 2 1 1 2 5 2 2 3 7 2 . 2 1 4 1 12 138 26 2 2 1 1 1 5 2 2 2 7 5 4 1 3 9 2 12 139 31 3 2 1 1 2 3 1 1 3 1 5 5 1 1 10 2 12 140 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 7 1 . 2 1 6 2 12 141 30 3 2 1 1 3 5 2 2 3 4 2 . 2 1 3 1 12 142 29 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 5 3 1 1 2 1 10 143 28 2 2 1 2 2 6 1 2 2 7 3 . 2 2 4 1 12 144 23 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 3 . 2 1 3 1 12 145 20 2 1 1 2 2 5 2 2 2 7 5 2 1 1 3 1 12 146 22 2 2 1 1 2 5 2 2 1 7 5 4 1 1 5 1 12 147 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 1 5 1 1 1 13 3 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
148 30 3 2 1 1 2 1 1 1 2 6 5 2 1 1 4 1 12 149 31 3 2 1 2 3 5 2 2 1 7 2 . 2 1 8 2 12 150 22 2 2 1 1 2 6 1 2 2 7 2 . 2 1 2 1 12 151 20 2 1 1 1 2 4 1 2 2 5 5 1 1 1 1 1 12 152 27 2 2 1 1 2 2 1 2 3 7 1 . 2 1 5 1 12 153 23 2 2 1 1 2 5 2 2 2 1 5 3 1 1 5 1 12 154 21 2 2 1 1 2 4 1 2 2 4 3 . 2 1 1 1 7 155 35 3 2 1 2 3 2 1 1 3 1 2 . 2 1 6 2 12 156 27 2 2 1 1 3 7 3 2 1 6 5 2 1 1 5 1 12 157 24 2 2 1 2 2 5 2 2 1 7 1 . 2 1 5 1 12 158 23 2 2 1 2 2 3 1 1 2 1 2 . 2 1 4 1 12 159 27 2 2 1 1 2 7 3 3 2 2 5 1 1 1 10 2 12
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Frequency Table umur penyalahguna NAPZA
9 5.7 5.7 5.7112 70.4 70.4 76.138 23.9 23.9 100.0
159 100.0 100.0
<= 19 tahun20-29 tahun>= 30 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
jenis kelamin penyalahguna NAPZA
158 99.4 99.4 99.41 .6 .6 100.0
159 100.0 100.0
laki-lakiPerempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
agama penyalahguna NAPZA
126 79.2 79.2 79.233 20.8 20.8 100.0
159 100.0 100.0
IslamKristen ProtestanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
tingkat pendidikan penyalahguna NAPZA
Frequenc
y Percent Valid
Percent
Cumulative Perce
nt Valid Pendidikan Dasar 8 5.0 5.0 5.0
Pendidikan Menengah 112 70.5 70.5 75.5
Pendidikan Tinggi 39 24.5 24.5 100.0 Total 159 100.0 100.0
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
jenis pekerjaan penyalahguna NAPZA
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent PNS/TNI/PO
LRI 7 4.4 4.4 4.4
Pegawai Swasta 10 6.3 6.3 10.7
Wiraswasta 32 20.1 20.1 30.8 Pelajar/Maha
siswa 19 12.0 12.0 42.8
Tidak Bekerja 72 45.3 45.3 88.1 Dan Lain-lain
(pembalap motor,pedagang, dan buruh
bangunan)
5 3.1 3.1 91.2
Tidak Tercatat 14 8.8 8.8 100.0
Valid
Total 159 100.0 100.0
status perkawinan penyalahguna NAPZA
39 24.5 24.5 24.5114 71.7 71.7 96.2
6 3.8 3.8 100.0159 100.0 100.0
KawinTidak KawinJanda/dudaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
posisi penyalahguna NAPZA dalam keluarga
40 25.2 25.2 25.277 48.4 48.4 73.642 26.4 26.4 100.0
159 100.0 100.0
SulungTengahBungsuTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
daerah asal penyalahguna NAPZA
81 50.9 50.9 50.98 5.0 5.0 56.07 4.4 4.4 60.49 5.7 5.7 66.06 3.8 3.8 69.86 3.8 3.8 73.6
42 26.4 26.4 100.0159 100.0 100.0
Kota MedanKabupaten Deli SerdangBanda AcehAceh TenggaraLhokseumaweTebing TinggiDan Lain-lainTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA
35 22.0 22.0 22.027 17.0 17.0 39.031 19.5 19.5 58.516 10.1 10.1 68.650 31.4 31.4 100.0
159 100.0 100.0
GanjaShabu-shabuPutawTidak Tercatat> dari 1 Jenis ZatTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
kombinasi jenis zat yang dipakai penyalahguna NAPZA
12 7.5 24.0 24.0
6 3.8 12.0 36.0
11 6.9 22.0 58.014 8.8 28.0 86.0
7 4.4 14.0 100.050 31.4 100.0
109 68.6159 100.0
Ganja + Shabu-shabu +AlkoholGanja + Shabu-shabu +PutawGanja + Shabu + ShabuGanja + AlkoholEcstacy + AlkoholTotal
Valid
SystemMissingTotal
Frequency Percent Valid PercentCumulative
Percent
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
tempat pengobatan terakhir penyalahguna NAPZA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Rumah
Sakit/Rumah Sakit jiwa
121 76.1 76.1 76.1
Tempat Rehabilitasi 3 1.9 1.9 78.0
Tradisional 26 16.3 16.3 94.3 Tidak
ada/langsung 9 5.7 5.7 100.0
Total 159 100.0 100.0
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid <= 5
tahun 96 60.4 60.4 60.4
6-10 tahun 50 31.4 31.4 91.8
> 10 tahun 13 8.2 8.2 100.0
Total 159 100.0 100.0
Explore
Case Processing Summary
159 100.0% 0 .0% 159 100.0%lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Descriptives
5.49 .3074.88
6.10
5.105.00
14.9603.868
121204
1.486 .1922.658 .383
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat
Statistic Std. Error
Explore Case Processing Summary
159 100.0% 0 .0% 159 100.0%lama penyalahgunaNAPZA dirawat
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Descriptives
11.48 .17811.13
11.83
11.4912.005.0492.247
624180
.495 .1927.747 .383
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
lama penyalahgunaNAPZA dirawat
Statistic Std. Error
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Crosstabs Case Processing Summary
143 100.0% 0 .0% 143 100.0%
umur penyalahgunaNAPZA * jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
umur penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation
7 8 155.2 9.8 15.0
46.7% 53.3% 100.0%
14.0% 8.6% 10.5%
43 85 12844.8 83.2 128.0
33.6% 66.4% 100.0%
86.0% 91.4% 89.5%
50 93 14350.0 93.0 143.0
35.0% 65.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
CountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within umurpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA
<= 20 tahun
> 20 tahun
umur penyalahgunaNAPZA
Total
Multiple Non Multiple
jenis zat yangdisalahgunakan
penyalahguna NAPZATotal
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Chi-Square Tests
1.009b 1 .315.516 1 .473.974 1 .324
.392 .233
1.002 1 .317
143
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.24.
b.
Crosstabs Case Processing Summary
130 100.0% 0 .0% 130 100.0%
pekerjaan penyalahgunaNAPZA * jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
pekerjaan penyalahguna NAPZA * jenis zat yang disalahgunakan penyalahguna NAPZA Crosstabulation
17 45 6220.5 41.5 62.0
27.4% 72.6% 100.0%
39.5% 51.7% 47.7%
26 42 6822.5 45.5 68.0
38.2% 61.8% 100.0%
60.5% 48.3% 52.3%
43 87 13043.0 87.0 130.0
33.1% 66.9% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
CountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZACountExpected Count% within pekerjaanpenyalahguna NAPZA% within jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZA
Bekerja
Tidak Bekerja
pekerjaan penyalahgunaNAPZA
Total
Multiple Non Multiple
jenis zat yangdisalahgunakan
penyalahguna NAPZATotal
Chi-Square Tests
1.714b 1 .1901.260 1 .2621.724 1 .189
.199 .131
1.701 1 .192
130
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.51.
b.
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Oneway Descriptives
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
8 4.50 3.117 1.102 1.89 7.11 1 9112 5.36 3.646 .345 4.67 6.04 1 17
39 6.08 4.579 .733 4.59 7.56 1 21159 5.49 3.868 .307 4.88 6.10 1 21
Pendidikan DasarPendidikan MenengahPendidikan TinggiTotal
N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
.998 2 156 .371
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
lama penyalahguna NAPZA menyalahgunakan zat
23.252 2 11.626 .775 .4632340.484 156 15.0032363.736 158
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
T-Test
Group Statistics
50 6.74 5.001 .707
93 4.87 3.015 .313
jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZAMultiple
Non Multiple
lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Independent Samples Test
14.695 .000 2.787 141 .006 1.869 .671 .543 3.195
2.417 68.627 .018 1.869 .773 .326 3.412
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
lama penyalahgunaNAPZAmenyalahgunakan zat
F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifferenceLower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
T-Test Group Statistics
50 12.04 2.740 .38893 11.25 1.932 .200
jenis zat yangdisalahgunakanpenyalahguna NAPZAMultipleNon Multiple
lama penyalahgunaNAPZA dirawat
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Independent Samples Test
.457 .500 2.013 141 .046 .793 .394 .014 1.571
1.817 75.801 .073 .793 .436 -.076 1.662
Equal variancesassumedEqual variancesnot assumed
lama penyalahgunaNAPZA dirawat
F Sig.
Levene's Test forEquality of Variances
t df Sig. (2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifferenceLower Upper
95% ConfidenceInterval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Noverryana Saragih : Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Sibolangit Centre Rehabiltation For Drug Addict Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009