LAPORAN INDIVIDUAL
KKN TAHUN 2017
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN KEPADA REMAJA,
ORANGTUA BALITA DAN LANSIA
Oleh:
Sinta Hajrina
Nim. 1134010129
PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Individu Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan basis pengabdian kepada
masyarakat di Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar dengan judul “Bimbingan
dan Penyuluhan kepada Remaja, Orangtua balita dan lansia” telah diperiksa dan disahkan pada
tanggal 15 Maret 2017
Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat-LP2M UIN SGD Bandung
Dr. H. Imam Ghozali Budi Harjo, M.Si
Nip. 196510201994031004
Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag
Nip. 197210302001121002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis
berbagai macam nikmat yang tak terhitung jumlahnya dari mulai nikmat iman, islam, ihsan,
nikmat sehat serta nikmat hidayah. Dengan nikmat itu Alhamdulillah penulis bisa menyusun
makalah ini walaupun dengan metode dan penulisan yang sangat sederhana.
Solawat dan salam selalu tercurah dan terlimpah kepada junjunan alam yakni Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang, dari zaman kebodohan menuju zaman penuh pengetahuan.
Kemudian tidak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. H. Imam
Ghazali Budi Harjo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membimbing
penulis dan kepada rekan-rekan KKN SISDAMAS 2017 yang telah bekerjasama sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis sadari laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan, oleh karenanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan.
Bandung, Maret 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN. ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2
A. Permasalahan ..................................................................................................... 2
B. Metode yang digunakan ..................................................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ........ 4
A. Monografi Desa ................................................................................................. 4
B. Kondisi Masyarakat Sasaran .............................................................................. 6
BAB III PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ............................. 8
A. Tahapan Pengabdian kepada Masyarakat .......................................................... 8
B. Partisipasi dan Perlibatan Masyarakat Sasaran ................................................... 11
C. Hasil Pengabdian kepada Masyarakat ............................................................... 12
D. Faktor pendukung dan Penghambat ................................................................... 16
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................................... 17
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
B. Rekomendasi ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19
BIODATA PENULIS ................................................................................................... 20
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ................................................... 4
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan pekerjaan/matapencaharian ............................. 4
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan ........................................... 5
Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan Agama/aliran kepercayaan .............................. 5
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
Manusia tidak dapat berdiri sendiri melainkan sebuah fitrah manusia untuk
hidup saling berdampingan. Manusia adalah mahluk sosial yang dengan
keberadaannya saling membutuhkan satu sama lain. Pengabdian kepada
masyarakat menjadi kesempatan untuk penulis untuk merenungkan bagaimana
penulis menjadi manusia yang harus mengasah keterampilannya untuk bisa
bersosialisasi dengan masyarakat. Mengabdi dengan ikhlas bersama-sama
membangun tujuan.
Aspek kehidupan mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa dan lansia
merupakan sebuah tahapan yang harus dilewati oleh setiap manusia. Oleh
karenanya berbagai program dan kegiatan dilakukan masyarakat dengan berbagai
cara demi tercapainya sebuah kemajuan.
Siklus kehidupan dapat terpenuhi dengan baik dengan adanya proses atau
berbagai kegiatan yang bersifat menunjang fase-fase tersebut. berbagai kegiatan
dari kelembagaan tentunya dapat menjadi jawaban atas problematika yang dihadapi
masyarakat. Beberapa contoh diantaranya dengan adanya PKK, PAUD dan Pusat
Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
PKK memiliki program Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Bina Keluarga
Balita (BKB). Dua fase penting yang perlu diperhatikan yaitu fokus kepada
kesehatan lansia, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan ruhani. Dan fase balita
dimana fase tersebut adalah masa emas yang dimiliki anak mulai dari usia 0-6
tahun. Kegiatan BKB ini berdampingan dengan kegiatan parenting di PAUD. Dan
terakhir adanya PIK Remaja sebagai wadah bagi kegiatan remaja. Dimana masa
remaja adalah masa yang memiliki semangat yang paling tinggi, cita-cita yang
menggebu-gebu.
Penulis membahas tiga komponen tersebut karena terinspirasi dari isu
masalah yang ada di desa Sukamukti. Penulis mengamati dari ketiga lembaga yang
masih memiliki kekurangan sehingga perlu adanya pembenahan keorganisasian,
kegiatan bimbingan dan penyuluhan demi terciptanya tujuan mulia dari ketiga
program tersebut.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
Desa Sukamukti memiliki masyarakat yang mayoritasnya bekerja
sebagai wiraswasta dan menjadi petani. Sedangkan riwayat pendidikan desa
sukamukti mayoritas hanya sampai tingkat menengah pertama (SMP). Oleh
karena itu, masyarakat desa sukamukti cenderung kurang mendapatkan
wawasan yang baik khususnya pada pendidikan formal. Hal ini berdampak
pula pada kualitas generasi selanjutnya.
Dalam proses pengabdian, penulis mengamati beberapa permasalahan
yang nampak sesuai dengan keahlian prodi. Permasalahan pada masyarakat
tentunya sangat banyak. Namun hal yang sangat jelas terlihat oleh penulis
ialah dari aspek wawasan masyarakat. Pertama, minimnya pendidikan orang
tua membuat orang tua ikut terseret oleh perkembangan zaman. Salah
satunya penggunaan gadget yang kemudian di tiru oleh anak usia balita.
Permasalahan kedua, yaitu dari aspek kesehatan. Khususnya pada
kesehatan lansia. Keterbatasan media dan fasilitator menjadi penghambat
motivasi masyarakat desa sukamukti untuk melakukan kegatan positif,
contohnya senam lansia. Di dusun Sukahurip, kegiatan bina lansia hanya
sekedar pemerikasaan kesehatan saja.
Kemudian permasalahan terakhir sesuai dengan ranah bimbingan dan
konseling, Desa Sukamukti memiliki satu organisasi yang fokus pada
remaja dengan nama Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
Organisasi ini memiliki potensi yang baik untuk desa. Sayangnya organisasi
ini sedang fakum disebabkan beberapa masalah. Pemicu masalahnya adalah
dari aspek keilmuan konseling yang masih kurang sehingga PIK-R keluar
dari ranah konseling.
Pada dasarnya dari ketiga permasalahan tersebut penulis melihat bahwa
orang tua, lansia, dan organisasi tersebut memiliki semangat yang tinggi
dalam meningkatkan kualitas diri maupun kelompok. Namun minimnya
3
wawasan dan kurangnya fasilitas menjadi penghambat motivasi yang
mereka punya.
B. Metode yang Digunakan
Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat, penulis menerapkan
Layanan Masyarakat dengan menggunakan metode Bimbingan dan
Penyuluhan. Menurut Priyatno (2004:99), Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh orang yang ahli, kepada seorang atau beberapa individu, baik
anak-anak, remaja maupun dewasa. Tujuannya yaitu agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri, dan sarana
yang ada.
Adapun kegiatan bimbingan yang dilakukan adalah kegiatan bimbingan
kelompok.Menurut Prayitno (2004) adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan sebagainya. Hal-
hal yang dibicarakan dalam kelompok semuanya bermanfaat untuk diri
peserta sendiri, dan untuk peserta lainnya.
Selain dengan menggunakan metode bimbingan, penulis juga
menggunakan metode penyuluhan. Dimana kegiatan tersebut dirasakan
sangat efektif bagi penulis untuk memanfaatkan kesempatan di waktu yang
terbatas. Penyuluhan memiliki pengertian sebagai berikut:
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang berarti obor atau “pelita”
atau yang memberi “terang”. Dengan penyuluhan diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan dapat
dikatakan bila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang
sudah tau menjadi lebih tahu. Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi
perubahan dari yang tidak mampu menjadi mampu melakukan suati
pekerjaan yang bermanfaat. Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi
perubahan dari yang tidak mau menjadi mau memanfaatkan kesempatan-
kesempatan yang diciptakan (Ibrahim, 2003:1-2).
4
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
A. Monografi Desa
Secara singkat, monografi Desa Sukamukti dapat digambarkan dengan
ringkas dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah
penduduk berdasarkan pekerjaan/mata pencaharian, jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan, dan terakhir dapat dilihat dari jumlah
penduduk dari agama atau kepercayaan. Berikut adalah data Desa
Sukamukti tahun 2016:
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jumlah Laki-Laki (orang) 1.883
Jumlah Perempuan (orang) 1.849
Jumlah Total (orang) 3.732
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 1.185
Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2) 0
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan Pekerjaan/Mata Pencaharian
Jenis Pekerjaan
Laki-
Laki
(orang)
Perempua
n (orang) Jumlah (Orang)
Petani 204 12 216
Buruh Tani 1 1 2
Pegawai Negeri Sipil 14 6 20
173 22 195
Pengrajin 2 1 3
Pedagang barang kelontong 40 5 45
Peternak 1 1 2
Montir 3 1 4
Perawat swasta 1 0 1
Bidan swasta 0 1 1
TNI 0 1 1
POLRI 1 0 1
Pedagang Keliling 25 2 27
5
Pembantu rumah tangga 1 3 4
Arsitektur/Desainer 1 0 1
Karyawan Perusahaan Swasta 1 0 1
Karyawan Perusahaan
Pemerintah
10 2 12
Wiraswasta 235 4 239
Tidak Mempunyai Pekerjaan
Tetap
3 1 4
Belum Bekerja 362 301 663
Pelajar 332 330 662
Ibu Rumah Tangga 16 1.072 1.088
Purnawirawan/Pensiunan 13 5 18
Perangkat Desa 10 2 12
Buruh Harian Lepas 389 14 403
Karyawan Honorer 0 1 1
Jumlah Total (Orang) 1.838 1.788 3.626
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkatan
Pendidikan
Laki-Laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
(Orang)
Tamat SD/sederajat 886 1.023 1.909
Tamat SMP/sederajat 254 210 464
Tamat SMA/sederajat 235 150 385
Tamat D-1/sederajat 2 1 3
Tamat D-2/sederajat 11 7 18
Tamat D-3/sederajat 1 0 1
Tamat S-1/sederajat 21 13 34
Jumlah Total (Orang) 1.410 1.404 2.814
Tabel 4. Jumlah penduduk berdasarkan Agama/aliran kepercayaan
Agama Laki-laki Perempuan
Islam 1826 orang 1774 orang
Kristen 1 orang 3 orang
Hindu 3 orang 5 orang
Budha 1 orang 0 orang
Konghucu 1 orang 1 orang
6
B. Kondisi Masyarakat Sasaran
1. Kondisi Orang Tua PAUD
PAUD cendrawasih 2 berlokasi di Dusun Sukahurip, Desa
Sukamukti kecamatan Pataruman Kota Banjar. Mayoritas anak yang
belajar di PAUD Cendrawasih 2 merupakan warga asli dusun
Sukahurip. Dilihat dari data anak pos Paud Cendrawasih 2 dusun
Sukahurip tahun 2015-1016, anak yang belajar di paud cendrawasih
berasal dari RT 1 sampai RT 9, adapula anak yang berasal dari dusun
lain seperti Karang sari dan Mukti Asih.
Orang tua PAUD Cendrawasih 2 dusun Sukahurip terdiri dari
berbagai macam latar belakang pekerjaan. Orang Tua PAUD
Cendrawasih 2 mayoritas bekerja sebagai buruh. Sementara pekerjaan
lain diantaranya: Perangkat desa, Wiraswasta, Pegawai Swasta,
Honorer, Guru, dan Pedagang.
Dalam pendidikan, tidak sedikit orang tua PAUD yang memiliki
latarbelakang pendidikan yang rendah. Sehingga penulis mengamati ada
beberapa orang tua yang belum faham tentang perkembangan
pendidikan dari sisi pola asuh. Sehingga apa yang di ajarkan guru paud
tidak di terapkan di rumah karena perspektif pola asuh yang dikatakan
masih awam. Sehingga orangtua sukar untuk menerima ilmu baru dalam
pola asuh. Dalam hal ini, guru paud harus mengoptimalkan uasahanya
untuk meyakinkan orang tua agar dapat bekerja sama dalam
membangun pola asuh yang baik untuk anak.
2. Kondisi Lansia
Saat kegiatan bina lasia, penulis mengamati kondisi kesehatan lansia
yang memiliki beberapa keluhan diantaranya rasa pusing, linu dan
permasalahan yang sering ditemui adalah hipertensi. Ketika penulis
mengeksplorasi beberapa orang, dengan cara berbincang, pnulis
mendapatkan permasalahan lain yang didapat dari lansia yaitu
permasalahan psikis. Biasanya lansia memiliki masalah dengan
7
keluarga sehingga menimbulkan stress. Dari kadar stress yang tinggi,
dapat memicu datangnya penyakit fisik yang di derita oleh lansia.
Sehingga dalam hal ini konsisi stress lansia perlu diturunkan.
3. Kondisi Organisasi PIK-R
PIK REMAJA adalah wadah yang dikelola dari, oleh dan untuk
remaja dalam memperoleh informasi dan pelayanan konseling tentang
PKBR ( Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja). Melalui
program ini, pemerintah berupaya untuk membentuk remaja TEGAR
yaitu remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko TRIAD KRR
(seksualitas, HIV dan AIDS, serta NAPZA), serta menunda usia
perkawinan/pendewasaan usia perkawinan.
Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) saat ini sedang fakum
hampir memasuki 1 tahun. Penulis bersama mahasiswa KKN yang
searah dengan prodi kekonselingan mengamati bahwa PIK-R di desa
Sukamukti belum matang. Perlu adanya arahan untuk bisa fokus di
ranah remaja. Semangat yang menggebu-gebu dalam menjalankan
program menjadi tidak baik ketika berada di luar jalurnya. Oleh karena
itu motivasi tinggi PIK-R perlu dioptimalkan ke ranah remaja.
Struktur organisasi yang belum jelas, kegiatan jangka panjang yang
belum tergambar secara baik dan program jangka pendek yang belum
tersusun menjadi hambatan kemajuan PIK-R. Adapun masalah lain
ialah koordinasi dengan cabang-cabang PIK-R di berbagai dusun Desa
Sukamukti masih kurang. Sehingga ilmu yang didapat dari BKKBN
kepada PIK-R Garudasakti tidak mengalir ke PIK-R dusun lain yang
pada akhirnya PIK-R dusun lainpun tidak berjalan.
8
BAB III
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
A. Tahapan Pengabdian kepada Masyarakat
Tahapan Bimbingan Kelompok:
Dalam buku bimbingan dan konseling kelompok karya Lilis Satriyah,
Menurut Anas (2010) pelaksanaan program satuan kegiatan, yaitu kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus
ditempuh sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi,
metode, waktu, tempat, dan rencana penilaian.
Dalam hal ini utamanya, penulis mengobservasi orang tua paud dan
berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk menenukan permasalahan
apa yang sedang terjadi, kemudian penulis membuat satuan layanan
bimbingan sebagai acuan dari kegiatan bimbingan yang akan dilakukan.
2. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan layanan kegiatan (layanan
atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. Setelah
mendapat izin dari ketua PAUD, penulis mengadakan kegiatan
bimbingan parenting yang secara tidak langsung membantu kegiatan
bulanan di PAUD tersebut.
3. Tahap Penilaian, hasil kegiatan di ukur dengan nilai. Penilaian
dilakukan dengan metode evaluasi seberapa besar bimbingan itu
berhasil.
4. Tahap analisis hasil, hasil diananlisis untuk mengetahui aspek-aspek
yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan, terdapat beberapa
kekurangan sehingga tujuan dari bimbingan tersebut kurang
tersampaikan dengan baik. oleh karena itu, proses penyampaian pesan
9
menjadi tugas besar bagi pembimbing untuk memperhatikan apa saja
yang harus ditindaklanjuti.
5. Tahap Tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan
pendukung yang relevan.
Tahapan Penyuluhan:
Tahapan penyuluhan pun hampir sama dengan bimbingan
kelompok. Dalam hal ini penulis melakukan penyuluhan dalam
program PKK yaitu Bina Keluaga Lansia (BKB) dengan sasaran lansia.
penyuluhan lain yaitu dengan berbagi infomasi atau materi seputar
konseling kepada PIK-R. Berikut adalah tahapan yang dilakukan:
1. Tahap Observasi
a. Program BKL
Dalam tahap observasi ini penulis melakukan eksplorasi
masalah kepada ibu Hanni, beliau adalah salah satu kader PKK
yang mengurus program BKL. Terdapat permasalahan yang di
sebutkan yaitu kurangnya kegiatan senam lansia. dikarenakan
beberapa faktor yaitu keterbatasan media speaker, kurangnya
materi tentang senam lansia.
b. Program PIK-R
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan KKP dan
Koordinator Desa untuk mengetahui apa saja yang menjadi
permasalahan di PIK-R. ketika kami sepakat untuk mengadakan
pertemuan dan melakukan dialog dalam forum. Akhirnya sangat
jelas bahwa PIK-R memiliki masalah tentang kematangan
organisasi konseling yang masih perlu diasah.
10
2. Tahap Persiapan
a. Program BKL
Penulis tergerak untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang
bagaimana senam lansia. namun dalam hal ini tidak banyak
gerakan yang membuat lansia kelealahan. Penulis menyiapakan
laptop sebagai media pembelajaran penyuluhan nanti.
b. Program PIK-R
Penulis menyiapkan apa saja kebutuhan untuk penyampaian
informasi tentang dunia konseling yang pernah penulis pelajari.
Ditahap persiapan ini, penulis menyiapkan powerpoint dan satu
contoh video konseling sebagai gambaran untuk melakukan
konseling.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Program BKL
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan setelah peserta
lansia memeriksakan kesehatan di pos kesehatan desa
(poskesdes). Penyuluhan ini mengangkat tema refleksi progresif
untuk mengelola stress. Penyuluhan di awali dengan
mengenalkan informasi masa-masa lansia yang tidak bisa
terhindar dari stress, gejala, dampak, dan terakhir adalah upaya
untuk mengelola stress tersebut dengan melakukan gerakan
relaksasi progresif.
b. Program PIK-R
Kegiatan penyuluhan dilakukan bersama oleh beberapa
mahasiswa yang fokus pada prodi konseling. Diantaranya prodi
Bimbigan Konseling Islam, Prodi Psikologi, dan Prodi Tasawuf
psikoterapi. Kegiatan penyuluhan ini dibagi beberapa sesi sesuai
dengan prodi masing-masing dengan materi konsleing dari jurusan
masing-masing.
11
B. Partisipasi dan Perlibatan Masyarakat
Kegiatan pengabdian yang dilakukan melibatkan beberapa pihak
diantaranya:
1. Perangkat desa
Pihak desa yang terlibat adalah sekertaris desa, sekertaris desa
mewakili Bapak ketua desa untuk memonitor berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa KKN. mulai dari kegiatan individu maupun
kegiatan yang bersifat kelompok dan melibatkan kegiatan-kegiatan
desa.
2. Kader PKK
Kegiatan pengabdian tidak terlepas dari program-program desa yang
ada salah satunya program PKK. Mahasiswa KKN bersama kader PKK
berkoordinasi saling membantu untuk mensukseskan program PKK
dengan berbagai inovasi yang dibawa oleh mahasiswa KKN. program
PKK yang terealisasi tentunya akan menguntungkan kader PKK,
sementara mahasiswa KKN akan mendapatkan pengalaman yang sangat
berharga ketika langsung terjun kepada masyarakat dan merasakan
secara langsung bangaimana melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Segelintir program yang terpenuhi adalah program Bina keluarga balita
(BKB) dan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) dengan sasaran lansia.
3. Kepala PAUD Cendrawasih 2
Kegiatan bimbingan kelompok berkoordinasi dengan ibu Yuyun
selaku kepala PAUD cendrawasih 2 dusun Sukahurip yang merangkap
sebagai sekertaris PKK. dalam hal ini kegiatan bimbingan kelompok
telah menuntaskan dua program kegiatan yaitu: pertama, program bina
keluarga balita (BKB) di PKK da Program Parenting di PAUD
Cendrawasih 2.
12
4. Guru PAUD
Ketika penulis sedang melakukan bimbingan kelompok, guru paud
terlibat untuk melakukan pengajaran kepada siswa. Sementara penulis
fokus kepada orang tua paud. Sehingga kegiatan bisa berjalan dengan
baik.
5. Ketua dan Pengurus PIK-R
Semua pengurus PIK-R terlibat dalam kegiatan pengabdian yang
sekaligus menjadi fokus pemberdayaan mahasiswa KKN SISDAMAS
kelompok 314.
Kang Riyan, selaku ketua PIK-R Garuda sakti bersama dengan ketua
PIK-R dusun lain menjadi perantara pertemuan mahasiswa KKN dengan
pengurus-pengurus PIK-R.
Adapun masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian
ini adalah sasaran pengabdian, diantaranya para lansia yang sudah
terdaftar menjadi anggota bina keluarga lansia, orang tua siswa dari
PAUD Cendrawasih 2 dusun Sukahurip, dan anggota PIK-R.
Berbagai partisipasi dan antusiasme masyarakat sasaran memiliki
tingkat yang berbeda-beda. Partisipasi tertinggi didapatkan dari para
anggota lansia yang semangat untuk mengelola kesehatannya.
Kemudian orang tua siswa PAUD dan pengurus PIK-R.
C. Hasil Pengabdian kepada Masyarakat
1. Program BKL
Kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang merupakan
kegiatan dari oleh dan untuk Masyarakat. Tujuan yang ingin di capai
oleh BKL adalah: Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
keluarga lansia dan atau keluarga lainnya yang perduli terhadap usaha
peningkatan kualitas hidup lansia, untuk memahami dan membina
13
kondisi serta mengatasi permasalahan lansia, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan lansia.
Sasaran tidak langsung terhadap lansia
Memberikan kasih sayang, kemudahan, dan fasilitas yang
dibutuhkan agar lansia tetap dapat beperan dalam keluarga, terjaga
kondisi fisik dan mental serta mendorong dan membantu lansia agar
dapat menjalankan aktifitas kesehariannya.
Program Bina Keluarga Lansia dapat Membantu keberlangsungan
aktifitas lansia. dan mendukung lansia dari sisi mental maupun fisik.
Program penyuluhan kesehatan yang dilakukan penulis saat pengabdian
merupakan upaya kecil yang diharapkan dapat membantu lansia
merefleksikan aktivitas kesehariannya dari pengelolaan stress agar
dapat terciptanya mental yang baik sehingga membantu kebugaran fisik
lansia.
Dari hasil penyuluhan di Pos kesehatan Desa (Poskesdes) di dusun
Sukahurip, masyarakat terutama lansia sangat antusias menyambut
penyuluhan refleksi progresif tersebut. karena kegiatan refleksi tersebut
dirasakan menjadi sebuah kebutuhan bagi peserta lansia yang hadir
pada hari tersebut.
Peserta lansia menyimak berbagai informasi seputar dunia lansia
kemuadian ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan refleksi progresif
dengan semangat, walaupun tidak jarang peserta lansia tersebut keliru
dalam memahi tahapan gerakan-gerakan refleksi.
Peserta lansia memiliki harapan besar ketika kegiatan BKL ini
diselipkan beberapa kegiatan yang mampu membantu kesehatan fisik
dan kekuatan mental lansia.
14
2. Kegiatan bimbingan parenting PAUD Cendrawasih 2
Orangtua terkadang kurang pengetahuannya, pengalaman yang
mereka miliki masih kurang. Apalagi mereka yang tidak selesai dalam
mengenyam pendidikan di bangku sekolah, banyak dari mereka yang
belum paham tentang pola asuh untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal bagi anak-anaknya. Anak cenderung lebih
dekat dengan Ibu, sehingga orang yang paling mengerti perkembangan
anak-anaknya adalah Ibu. Penting bagi para Ibu untuk memahami pola
asuh yang baik bagi anaknya agar anak tersebut menjadi pribadi yang
baik dan terjaga kondisi kesehatannya.
Dari hasil bimbingan kelompok (parenting) masih banyak orang tua
anak yang belum begitu memahami bagaimana pola asuh yang
sebaiknya. Proses eksplorasi pengetahuan sang ibu dilihat dari
partisipasi sang ibu menjawab berbagai pertanyaan yang di ajukan.
Dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut masih banyak orang tua
anak yang cenderung pasif dan beru mengetahui berbagai informasi
yang disampaikan.
Masih ada orang tua yang kurang antusias dengan kegiatan
bimbingan kelompok tersebut. ketika penulis mewawancarai kepala
PAUD, masalah yang dihadapi oleh guru-guru paud disana adalah
sulitnya menyelaraskan pemahaman guru dengan orang tua. sehingga
pola asuh yang diajarkan guru tidak diterapkan di rumah. Padahal
pendidikan utama anak usia dini adalah di rumah.
Disisi lain, adapula orangtua yang terbuka menerima informasi dan
berantusias dalam kegiatan bimbingan kelompok. Penulis dapat
merefleksikan pemahaman orangtua dengan partisipasinya dalam
menyampaikan pendapat mengenai pola asuh mereka yang keliru,
harapan mereka terhadap anak, dan cita-cita orang tua untuk anak
mereka.
15
3. Organisasi PIK-R
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan
pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan,
Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan,
pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan
pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.
PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan wilayah administrasi seperti
tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota atau provinsi.
Artinya PIK Remaja dapat melayani remaja lainnya yang berada di luar
lokasi wilayah administrasinya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa
dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja
sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja pesantren, dan lain-lain.
Kondisi PIK Remaja di desa Sukamukti yang sedang fakum
membuat proses pengabdian berjalan sulit karena keterbatasan waktu.
Namun dalam proses pengabdian, kesempatan memberikan penyuluhan
kepada PIK Remaja menjadi gerbang pembuka mahasiswa KKN
dengan PIK Remaja untuk menyamakan persepsi.
Walaupun ketua PIK Remaja sedikit kebingungan atas gambaran
program yang berkaca dari PIKMA UIN Bandung untuk membenahi
struktur keorganisasian, namun PIK remaja disana memiliki antuasias
dan harapan yang tinggi untuk bisa memajukan PIK R.
Dalam kegiatan penyuluhan tersebut, anggota PIK Remaja memiliki
gambaran dan referensi baru seputar dunia kekonselingan. Gambaran
dari mahasiswa KKN yang telah membagikan ilmunya disambut baik
oleh anggota menyimak setiap sesi yang diberikan oleh mahasiswa
Psikolog, mahasiswa Bimbigan Konseling Islam, dan mahasiswa
Tasawuf psikoterapi.
Penyampain materi yang diberikan dalam penyuluhan mengundang
banyak pertanyaan anggota PIK Remaja untuk mendalami materi yang
telah disampaikan.
16
D. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung saat melakukan kegiatan bimbingan maupun
penyuluhan adalah koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti sekdes,
kader PKK dan pengurus PIK Remaja. Karena tanpa adanya koordinasi
dan integritas dari keduabelah pihak, maka kegiatan bimbingan dan
penyuluhan sukar untuk diselenggarakan.
Faktor pendukung lain adalah media bimbingan dan penyuluhan
yaitu laptop, powerpoint, speaker aktif, proyektor dll sebagai sarana
untuk menunjang pemahaman-pemahaman peserta. Tidak jarang
penulis menampilkan video-video yang kaya akan hikmah. Sehingga
pesan dari bimbingan maupun penyuluhan dapat tersampaikan dengan
optimal. Karena bukan hanya mendapatkan pemahaman lewat kata-kata
melainkan juga lewat musik, gambar, alur cerita dan sebagainya.
2. Faktor penghambat
Faktor yang dirasakan menjadi penghambat utama adalah waktu.
Ketika kesempatan waktu yang diberikan hanya sedikit, proses
pengabdian pun dirasakan masih banyak kekurangan. Ditambah
kebutuhan untuk monitoring dan evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
sangat sulit dirasakan.
Contohnya, kegiatan bina keluarga lansia, setelah melakuakn
kegiatan refleksi progresif mengelola stress, penulis kurang dapat
memonitor apakah gerakan refleksi tersebut telah diteapkan dalam
kehidupan sehari-hari atau tidak, minimalnya dapat dilihat di pertemuan
sekanjutnya. Namun waktu kegiatan BKL hanya dilakukan sebulan
sekali.
Contoh kedua adalah kegiatan PIK Remaja, yang tidak memiliki
waktu yang banyak. Mayoritas anggota PIK Remaja adalah Siswa SMA
yang kegiatan sehari-harinya dihabiskan di sekolah. Akhirnya, kegiatan
peyuluhan pun terpaksa diselenggarakan pada malam hari. Dan
cenderung kurang kondusif.
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Manusia tidak dapat berdiri sendiri melainkan sebuah fitrah
manusia untuk hidup saling berdampingan. Manusia adalah mahluk
sosial yang dengan keberadaannya saling membutuhkan satu sama lain.
Pengabdian kepada masyarakat menjadi kesempatan untuk penulis
untuk merenungkan bagaimana penulis menjadi manusia yang harus
mengasah keterampilannya untuk bisa bersosialisasi dengan
masyarakat. Mengabdi dengan ikhlas bersama-sama membangun
tujuan.
Aspek kehidupan mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa dan lansia
merupakan sebuah tahapan yang harus dilewati oleh setiap manusia.
Oleh karenanya berbagai program dan kegiatan dilakukan masyarakat
dengan berbagai cara demi tercapainya sebuah kemajuan.
Desa Sukamukti kaya akan masyarakat yang harmonis, saling
berdampingan dan bergotong royong. Program-program yang telah
tercanang dari berbagai lembaga kemasyarakatan seperti PKK, PAUD
dan PIK-R dapat dikatakan baik. Hanya perlu beberapa pembenahan
untuk program yang lebih baik lagi.
Dapat disimpulkan, program Bina keluarga Lansia, Bina keluarga
Balita yang terselenggara bersandingan dengan program parenting
PAUD, dan program PIK-R merupakan potensi desa yang perlu
dioptimalkan kembali demi terciptanya masyarakat yang madani.
18
B. Rekomendasi
1. Rekomendasi Internal bagi pelaksanaan KKN
Mahasiswa sedikit kewalahan dengan adanya sistim KKN
baru yaitu berbasis pemberdayaan. Namun sedikitnya dapat
terlaksana walaupun mahasiswa masih meraba apakah kegiatan
yang berlangsung sudah masuk siklus sisdamas atau bukan.
Digarapkan untuk kedepannya kegiatan KKN tidak banyak
pelaporan. Contohnya dengan adanya pelaporan melalui blog,
kendala yang dihadapi adalah tempat yang tidak mendukung untuk
mengakses internet. Sehingga kelompok cukup kewalahan untuk
mengelola blog yang pada akhirnya tidak dapat dikelola dengan
baik.
2. Rekomendasi Eksternal bagi pengabdian Masyarakat
Masyarakat cukup terpuaskan dengan pengabdian KKN
SISDAMAS dari UIN SGD Bandung. Tak jarang dalam kegiatan
sosial seperti pengajian partisipasi mahasiswa KKN sering disebut-
sebut oleh masyarakat. Namun tetap masih ada kekurangan ketika
masyarakat berbicara kepada mahasiswa agar bisa lebih merangkul
lagi masyarakat di lokasi pengabdian, komunikasi yang baik dan
kegiatan di kantor desa yang harus di tingkatkan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, 2004. Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok.
Padang: UNP.
Satriah, 2015. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Bandung: CV
Mimbar Pustaka
Netisulistiani.wordpress.com
Rerefensi: http://ceria.bkkbn.go.id
20
BIODATA PENULIS
Nama : Sinta Hajrina
Nim : 1134010129
Jurusan : Bimbingan Konselung Islam
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Ttl : Cianjur, 7 Januari 1995
Alamat : Jl. Ciguruwik Komp. Bukit Permata Karsamanik Blok B 19,
Cinunuk, Kab Bandung.
Email : [email protected]
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Gambar 1. Lokasi kegiatan penyuluhan kesehatan lansia
Gambar 2. Kegiatan refleksi progresif untuk mengelola stress
Gambar 3. Kegiatan Bimbingan Kelompok dalam program Bina Keluarga Balita
dan parenting di PAUD Cendrawasih 2
Gambar 4. Partisipasi peserta (orangtua balita) dalam kegiatan bimbingan
kelompok
Gambar 5. Kegiatan Penyuluhan tentang Konseling pada organisasi PIK Remaja
desa Sukamukti