Transcript

Mengapa engkau tidak sempat menyapaku?

Saudaraku, sepanjang sore kemarin, saat aku berkunjung ke rumahmu, engkau begitu bersemangat menceritakan dirimu, dari keberhasilanmu membina relasimu dengan isteri dan anak-anakmu, keberhasilan kerjamu yang bagus di kantormu, juga kesuksesanmu membina relasi dengan warga RT dan RWmu. Aku kagum mendengarkan ceritamu.Apalagi engkau juga disegani dan diandalkan sebagai sekretaris Dewan Pastoral Paroki "St. Johanes Maria Vianney" di kota Undur-Undur. Setelah engkau menceritakan semua itu, aku merasa ada sesuatu yang mengganjal bagiku.

Bolehkah aku bertanya padamu? "Kenapa dirimu tidak satu patah katapun bertanya, "Apa kabarmu?“

Blas Slamet Lasmunadi Blas Slamet Lasmunadi PrPr

Engkaupun kelihatan kaget dan gelisah. Tapi syukurlah, engkau masih mau menjawab pertanyaanku,

"Iya ya...kenapa sejak tadi, dua jam berlalu, aku hanya menceritakan diriku sendiri dan keluargaku ya...Aku tidak kepikiran untuk bertanya keadaanmu? Apakah aku terlalu bangga dengan segala karya dan tugas yang sudah kubuat? Apakah aku begitu bangga dengan kesuksesanku? Padahal aku sukses juga tidak sendiri, dan ada "team work" yang mendukungku. Tentu juga karena Tuhan menyertaiku. Tapi mengapa aku merasa begitu bangga pada diriku sampai lupa menyapamu?

Aku pun tergerak untuk menanggapi, "Saudaraku, syukurlah engkau mengakui, sedang bangga dengan tugas dan karyamu. Syukurlah engkau mulai bertanya-tanya, dan tidak sakit hati, kenapa aku bertanya begitu.”

“Rasanya engkau ada di depanku, tapi engkau begitu jauh di sana. Saat aku mau mengunjungimui sekarang ini, aku merasa tidak bertemu dengan dirimu yang sesungguhnya, tapi aku merasa mendengarkan suara dari "sebuah rumah yang pintunya tertutup rapat!" Aku mengetuk, engkau membukakan pintu sebentar, masuk di kamar tamu, tapi setelah itu, engkau seperti berbicara dari kamarmu yang terkunci rapat.”

Engkau mengerutkan dahimu dan mulai berpangku tangan. "Benar katamu, aku tidak mengelak, bila gambaranmu itu diterapkan padaku. Aku ternyata tidak menemuimu selama 2 jam berlalu, tapi aku hanya menemui diriku sendiri karena aku sedang kagum dan bangga pada diriku sampai tidak peduli dengan kehadiranmu dari jauh!

Aku bertemu denganmu malah hanya menit menit pertama dan terakhir saat engkau bertanya dan pamit pulang rumah! Aku sadari, aku keliru! Aku minta maaf padamu karena saat engkau mengunjungi aku, aku malah menemui diriku sendiri, padahal kita berbicara berhadap hadapan, namun aku tidak menyapamu secara pribadi. Sekedar bertanya, sehat, Mas? Waras, Mas? Itupun tidak terucapkan dari mulutku!

Saudaraku, terima kasih permintaan maafmu! Aku juga minta maaf, mungkin pertanyaanku mengganggumu dan menggelisahkanmu..

Aku berharap, semoga engkau tidak lupa menyapa kabar isteri dan anak anakmu. Jangan sampai engkau merasa sukses, namun engkau lupa menyapa orang orang yang paling dekat denganmu.Have a nice and blessed today


Top Related