BUKU SAKU
PETUNJUK TEKNIS Tenaga Kesehatan di Lapangan
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio8 - 15 Maret 2016
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 1
Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada tanggal 8 - 15 Maret 2016.
PIN Polio merupakan kegiatan imunisasi tambahan untuk mencakup seluruh anak umur 0-59 bulan tanpa melihat status imunisasinya, dengan memberikan imunisasi Polio di pos imunisasi.
1. Siapa sasaran PIN Polio?
PIN Polio ditujukan bagi anak yang berumur 0 bulan s.d 59 bulan, termasuk pendatang. Jika pada pelaksanaan PIN Polio ditemukan anak yang seharusnya mendapatkan Imunisasi Polio rutin, maka pemberian Imunisasi Polio pada waktu PIN dicatat sebagai Imunisasi PIN. Selanjutnya anak tersebut harus tetap melengkapi Imunisasi dasar.
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan2
Anak-anak yang sedang dirawat di Rumah Sakit selama masa pelaksanaan PIN Polio agar diberikan imunisasi Polio segera setelah sembuh.
CATATAN:
Anak yang menderita diare dan demam, pemberian imunisasi Polio ditunda sampai anak tersebut sembuh
Bagi anak-anak dengan imunokompromais (rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit) serta bagi balita yang tinggal serumah dengan pasien tersebut agar diberikan Inactivated Polio Vaccine (IPV) di rumah sakit
Bagi bayi dengan berat badan lahir rendah (≤ 2000 gram), pemberian imunisasi Polio ditunda sampai berat badan lebih dari 2000 gram atau usia lebih dari 2 bulan (dengan kondisi klinis stabil)
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 3
2. Dimana sasaran memperoleh imunisasi Polio?
Di pos pelayanan imunisasi (posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan unit pelayanan kesehatan swasta) terminal, pasar, pelabuhan/bandara, sekolah, dll.
3. Persiapan sebelum ke lapangan
a. Sebelum berangkat ke pos imunisasi, pastikan bahwa semua logistik tersebut di bawah ini sudah tersedia dalam keadaan cukup:- Vaccine carrier dengan minimal 2-4
cool pack (tergantung jenis vaccine carrier yang digunakan)
- Gentian Violet - Leaflet- Vaksin Polio dan Penetes (dropper)- Format RR
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan4
b. Bagaimana menyiapkan kotak dingin cair (cool pack) ?
Kotak dingin berisi air disimpan pada suhu 2 – 8°C dalam lemari es selama minimal 12 jam.
4. Waktu dan lama pelaksanaan.
a. Waktu pelaksanaan di Pos imunisasi atau di unit pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan jam kerja yang berlaku, ditambah 30 menit setelah imunisasi Polio terakhir diberikan untuk mengamati terjadinya KIPI.
CATATAN:
Jangan membawa vaksin lain selain vaksin Polio.Dianjurkan untuk tidak menggunakan termos rumah tangga atau lainnya untuk menyimpan/membawa vaksin ke pos pelayanan imunisasi.
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 5
b. Pelayanan imunisasi dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Misalnya di daerah pedesaan yang orang tuanya bekerja di sawah, maka pelayanan dapat dilakukan pada sore hari.
c. Kegiatan pelayanan imunisasi berlangsung 1 minggu pada tanggal 8 - 15 Maret 2016 ditambah dengan sweeping selama 3 hari.
d. Pastikan semua anak yang sehat di bawah 59 bulan di wilayah saudara telah di imunisasi Polio, bila ada anak yang belum datang ke pos pelayanan imunisasi, maka lakukan kunjungan rumah pada hari itu setelah pelayanan atau hari berikutnya.
e. Target cakupan minimal 95%.
5. Bagaimana menjaga vaksin Polio di lapangan?
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan6
a. Gunakan vaccine carrier dan masukkan minimal 2-4 cool pack kedalamnya.
b. Masukkan vaksin Polio dengan kondisi VVM A atau B dan belum kadaluarsa dalam vaccine carrier, serta lindungi dari cahaya matahari langsung.
c. Vaksin Polio dibuka bila sudah ada sasaran. Petugas dapat membuka
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 7
vaksin berikutnya jika vaksin sebelumnya telah habis terpakai.
d. Jika tidak ada anak yang antri untuk imunisasi, maka vaksin yang telah dibuka disimpan di antara busa (spons) atau kotak dingin cair (cool pack) di dalam vaccine carrier atau seperti gambar di bawah ini.
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan8
6. Cara pemberian dan dosis vaksin Polio
a. Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
b. Diberikan secara oral (melalui mulut). Satu dosis adalah dua tetes.
c. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
d. Di unit pelayanan statis, vaksin Polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1) Vaksin belum kadaluarsa2) Vaksin disimpan dalam suhu 2°C
s/d 8°C3) Tidak pernah terendam air4) Sterilitasnya terjaga5) VVM masih dalam kondisi A atau
B
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 9
e. Sedangkan di pos pelayanan imunisasi atau posyandu vaksin Polio yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
f. Efek Simpang vaksin Polio
Pada umumnya tidak terdapat efek simpang. Efek simpang berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,017 : 1.000.000; Bull WHO 66: 1988)
g. Perhatian Khusus
• Infeksi HIV atau kontak HIV serumah. Pasien dengan HIV dapat diberikan imunisasi dengan mikroorganisme yang inaktif.
• Immunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat, sedang mendapatkan terapi
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan10
immunosupresan jangka panjang).
• Balita yang tinggal serumah dengan penderita imunodefisiensi dianjurkan untuk diberikan Inactivated Polio Vaccine (IPV).
7. Bagaimana dengan vaksin dan logistik lainnya yang tidak habis terpakai di lapangan ?
a. Semua vaksin yang masih baru dan logistik lainnya yang belum terpakai, diberi tanggal pelayanan sebelum dikembalikan ke Puskesmas.
b. Simpan kembali vaksin Polio dengan baik dan teratur di lemari es Puskesmas dan dipisahkan untuk dipakai pada waktu pelayanan berikutnya.
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 11
8. Bagaimana dengan KIPI dan pelaporannya?
a. Catat dan laporkan kasus KIPI yang terjadi dengan menggunakan format laporan KIPI yang telah tersedia.
b. Jika terjadi KIPI maka segera ditangani dan dirujuk ke Puskesmas Perawatan atau RS Pemerintah atau RS lain yang telah ditunjuk.
9. Bagaimana dengan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan?
a. Gunakan format pencatatan dan pelaporan yang telah tersedia.
b. Periksa jumlah anak yang dicatat dan dilaporkan secara benar.
c. Laporan cakupan termasuk pemakaian logistik dibuat oleh tim pos imunisasi
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan12
segera setelah pelaksanaan kegiatan di lapangan (Pos) selesai.
d. Laporan dikirimkan setiap hari oleh Puskesmas ke Kabupaten/Kota dan selanjutnya ke Provinsi dan ke Pusat.
e. Laporan akhir diselesaikan dalam waktu satu bulan setelah pelaksanaan.
Setelah pelaksanaan PIN Polio selesai dan semua anak di wilayah tersebut telah medapatkan imunisasi Polio, semua sisa vaksin Polio dikumpulkan dan diserahkan ke Dinkes Kabupaten/Kota.
CATATAN:
Anak yang tidak datang dan belum mendapatkan imunisasi harus dikunjungi (sweeping) dan diberikan imunisasi Polio dalam kurun waktu maksimal 3 hari.
Petunjuk Teknis Tenaga Kesehatan di Lapangan 13
10. Bagaimana monitoring dan evaluasi hasil kegiatan?
Evaluasi pelaksanaan PIN Polio adalah untuk mengetahui hasil ataupun proses kegiatan bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan PIN Polio, dengan menggunakan format RCA (Rapid Convenience Assesment)/penilaian cepat, Pemerintah diprioritaskan di daerah risiko tinggi, daerah padat penduduk dan kumuh.
iPetunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................. iKata Pengantar .................................................................... iiiBAB I. Pendahuluan ........................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................... 1 1.2 Landasan Hukum ................................................ 3 1.3 Pengertian ............................................................ 3 1.4 Tujuan .................................................................. 4 1.5 Strategi ................................................................ 4 1.6 Sasaran ................................................................. 4 1.7 Tempat Pemberian Imunisasi ............................... 5 1.8 Jejaring Kerja dan Koordinasi ............................. 5 1.9 Pemenuhan Dana ................................................. 5BAB II. Pelaksanaan PIN Polio ........................................... 7 2.1 Lokasi Pelaksanaan ............................................. 7 2.2 Persiapan ............................................................. 7 2.3 Pelaksanaan ......................................................... 12BAB III. Pemantauan dan Penanggulangan KIPI ................ 23 3.1 Pengertian ............................................................ 23 3.2 Permasalahan yang Sering Terjadi Saat PIN Polio dan Antisipasinya ................................................ 23 3.3 Mekanisme Penanggulangan KIPI ...................... 24 3.4 Pelaporan KIPI .................................................... 26BAB IV. Monitoring dan Evaluasi ...................................... 27 4.1 Pertemuan Evaluasi ............................................. 27 4.2 Evaluasi Dampak ................................................ 27LAMPIRAN
iiiPetunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio ini. Buku ini disusun sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas pada saat pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada bulan Maret 2014. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut, Indonesia perlu memperkuat imunisasi rutin dan menutup kesenjangan imunitas melalui kegiatan imunisasi tambahan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada bulan Maret 2016. PIN ini juga diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh anak Indonesia telah terlindungi dari virus polio tipe 2 sehubungan dengan akan dilaksanakannya penggantian vaksin tOPV menjadi bOPV.
Untuk itu Kementerian Kesehatan menyusun buku Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, kiranya buku ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan buku pedoman ini.
Jakarta, November 2015Direktur Jenderal Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan
dr. H. Mohamad Subuh, MPPM
1Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangImunisasi merupakan upaya pencegahan yang terbukti
sangat cost effective. Banyak kematian dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Eradikasi polio secara global akan memberi keuntungan secara finansial. Biaya jangka pendek yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan eradikasi tidak akan seberapa dibanding dengan keuntungan yang akan didapat dalam jangka panjang. Tidak akan ada lagi anak-anak yang menjadi cacat karena polio sehingga biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi penderita polio dan biaya untuk imunisasi polio dapat dikurangi.
Pada bulan Mei 2012, World Health Assembly (WHA) mendeklarasikan bahwa eradikasi polio adalah salah satu isu kedaruratan kesehatan masyarakat dan perlu disusun suatu strategi menuju eradikasi polio (Polio Endgame Strategy). Indonesia telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota WHO di South East Asia Region (SEAR) pada bulan Maret 2014, sementara itu dunia masih menunggu negara lain yang belum bebas polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut dan untuk melaksanakan strategi menuju eradikasi polio di dunia, Indonesia melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, penggantian vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) dan introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV). Pada akhir tahun 2020 diharapkan penyakit polio telah berhasil dihapus dari seluruh dunia.
Berdasarkan laporan dari provinsi, cakupan imunisasi Polio4 telah melebihi 90% namun tidak merata di seluruh
2 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
provinsi. Apabila dibandingkan dengan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, cakupan imunisasi rutin Polio4 adalah 77%. Selain itu, kinerja surveilans AFP juga menunjukkan penurunan di beberapa wilayah sehingga tidak sensitif.
Data dari surveilans AFP tahun 2011 sampai 2014 menunjukkan bahwa 20% kasus non polio AFP tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap. Gambaran ini serupa dengan keadaan pada tahun 2005 pada saat terjadi KLB polio di Indonesia. Selain itu, berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan oleh WHO tahun 2011 sampai 2014, Indonesia dinyatakan berisiko tinggi terhadap importasi virus polio dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi (ITAGI) merekomendasikan Indonesia untuk melaksanakan kegiatan PIN Polio.
1.1.1 Situasi Polio IndonesiaSetelah dilaksanakan PIN Polio tiga tahun berturut-turut
pada tahun 1995, 1996 dan 1997, virus polio liar asli Indonesia (indigenous) sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996. Namun pada tanggal 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kasus polio tersebut berkembang menjadi KLB yang menyerang 305 orang dalam kurun waktu 2005 sampai awal 2006. KLB ini tersebar di 47 kabupaten/kota di 10 provinsi. Selain itu juga ditemukan 46 kasus Vaccine Derived Polio Virus (VDPV) yaitu kasus Polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin, yang terjadi apabila banyak anak yang tidak di imunisasi, dimana 45 kasus di antaranya terjadi di semua kabupaten di Pulau Madura dan satu kasus terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. Setelah dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI), dua kali mop-up, lima kali PIN, dan dua kali Sub-PIN, KLB dapat ditanggulangi sepenuhnya.
Kasus Virus Polio Liar (VPL) terakhir yang mengalami kelumpuhan ditemukan pada tanggal 20 Februari 2006 di Aceh
3Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Tenggara, Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak saat itu hingga sekarang tidak pernah lagi ditemukan kasus Polio.
1.1.2 Kebijakan PIN PolioBerdasarkan hasil pertemuan desk review pada tanggal
20-23 Oktober 2014 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan bersama WHO, UNICEF, dan melibatkan para pakar dan akademisi serta organisasi profesi, maka direkomendasikan untuk melakukan PIN Polio pada anak usia 0-59 bulan untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi seluruh anak terhadap virus polio
1.2 Landasan HukumLandasan hukum penyelenggaraan PIN Polio adalah:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabahb. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anakc. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerahd. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatane. Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerahf. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menularg. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasih. Surat Edaran Menkes No. HK.03.03/Menkes/545/Menkes/
545/2014 tentang Penguatan Sinergisitas Penyelenggaraan Imunisasi di Pusat dan Daerah
4 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
1.3 PengertianPIN Polio adalah pemberian imunisasi tambahan polio
kepada kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi polio tanpa memandang status imunisasi yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian epidemiologi.
1.4 TujuanTujuan Umum Tercapainya eradikasi polio di dunia pada akhir tahun 2020.
Tujuan Khususa) Memastikan tingkat imunitas terhadap polio di populasi
(herd immunity) cukup tinggi dengan cakupan > 95%.
b) Memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin.
1.5 StrategiStrategi PIN Polio dilaksanakan dengan langkah sebagai
berikut:1. Perencanaan Pembiayaan dan Logistik2. Penyusunan Pedoman Teknis3. Penyusunan Media KIE4. Sosialisasi dan Pelatihan Secara Berjenjang5. Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pra Pelaksanaan6. Monitoring Persiapan Pelaksanaan7. Pelaksanaan PIN Polio8. Monitoring dan Evaluasi Pasca Pelaksanaan
5Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
1.6 Sasaran PIN Polio akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan
sasaran semua anak usia 0 s.d 59 bulan tanpa memandang status imunisasinya.
1.7 Tempat Pemberian ImunisasiPemberian imunisasi polio dilaksanakan di Posyandu,
Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, Klinik swasta dan Rumah Sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan setempat.
1.8 Jejaring Kerja dan KoordinasiPelaksanaan kegiatan dilakukan dengan keterlibatan
berbagai pihak terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, PKK, Kantor Departemen Agama di bawah koordinasi Dinas Kesehatan melalui jejaring kerja dengan pembagian tugas masing-masing untuk meningkatkan kelancaran penyelenggaraan PIN Polio.
1.9 Pemenuhan DanaBiaya penyelenggaraan PIN Polio pada tahun 2016
bersumber pada anggaran APBN, APBD, dan sumber lain yang tidak mengikat dan sah menurut ketentuan yang berlaku.
7Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
BAB IIPELAKSANAAN PIN POLIO
2.1 Lokasi Pelaksanaan
PIN Polio dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia kecuali di DI Yogyakarta karena tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes sejak 2007.
2.2 Persiapan 2.2.1 Menyusun Rencana Kerja
Dalam melaksanakan PIN Polio, rencana kerja disusun di semua tingkat baik di Pusat maupun Daerah sesuai dengan tugas masing-masing dan memperhitungkan data dasar (jumlah sasaran, pos pelayanan, tenaga pelaksana, daerah sulit, dll). Rencana kerja PIN Polio disusun sebagai berikut:a. Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
Hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan rencana kerja:1). Jumlah sasaran.
Jumlah sasaran didapatkan dari data estimasi yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
2). Kebutuhan logistik.Vaksin yang digunakan dalam kampanye ini adalah vaksin dengan kemasan 20 dosis per vial dengan perhitungan kebutuhan vaksin sebagai berikut:
3). Ketersediaan sarana rantai vaksin (cold chain).Petugas imunisasi Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus
Vaksin Polio = Jumlah sasaran 0 s.d 59 bulanIndeks Pemakaian (17)
8 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi cold chain (untuk penyimpanan dan distribusi vaksin) yang ada saat ini, serta kekurangannya ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun Puskesmas, serta melakukan upaya untuk mengatasinya jika terjadi kekurangan, serta diharapkan dapat menggalang dukungan dari berbagai sumber, termasuk swasta maupun masyarakat.
4). Tenaga PelaksanaDinas kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota harus mengetahui kebutuhan jumlah tenaga pelaksana yang ada di tingkat Puskesmas dan memberi bantuan apabila terdapat kekurangan tenaga pelaksana.
b. Tingkat PuskesmasPuskesmas menyusun rencana kerja yang lebih rinci menurut petugas, tempat dan waktu, serta bagaimana menjangkau sasaran, termasuk pemetaan daerah sulit, daerah risiko tinggi, dan lokasi pelayanannya (microplaning) yang terdiri dari:1) Jumlah sasaran.
Puskesmas mendapatkan jumlah sasaran balitanya berdasarkan pendataan dan atau proyeksi dari sasaran kabupaten/kota.
2) Kebutuhan logistik.Kebutuhan Vaksin (Vaksin dengan kemasan 20 dosis per vial ):
Jumlah sasaran 0 s.d 59 bulanIndeks Pemakaian (17)
Vaksin Polio =
Perencanaan vaksin polio kemasan 20 dosis untuk PIN harus secermat mungkin karena vaksin tersebut tidak akan
digunakan lagi setelah kegiatan PIN berakhir
9Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
3) Ketersediaan Cold chain Koordinator imunisasi (Korim) Puskesmas harus melakukan inventarisasi jumlah cold chain (lemari es vaksin yang berfungsi, vaccine carrier) yang tersedia untuk tempat penyimpanan dan distribusi vaksin, jumlah yang masih berfungsi/dapat digunakan, lokasinya, kekurangannya, kemungkinan mendapatkan dukungan dari sumber lain (contoh: swasta/masyarakat), dan ketersediaan ruang penyimpanan/kemampuan menampung vaksin.
4) Tenaga pelaksanaPuskesmas harus menghitung perkiraan kebutuhan tenaga pelaksana berdasarkan jumlah sasaran, pos pelayanan dan hari pelayanan. Perkiraan jumlah tenaga pelaksana (satu tim) dihitung dengan mempertimbangkan:a) Satu orang tenaga kesehatan diperkirakan mampu
memberikan pelayanan pada maksimal 150 sasaran.b) Setiap pos pelayanan dibantu oleh 3 orang kader yang
bertugas untuk: (1) menggerakkan masyarakat untuk datang ke pos pelayanan imunisasi, (2) mengatur alur pelayanan imunisasi di pos pelayanan (3) mencatat hasil imunisasi, dan (4) memberi tanda/marker pada kuku jari kelingking kiri anak yang sudah mendapat imunisasi.
c) Setiap 3-5 pos pelayanan imunisasi dikoordinir oleh satu orang supervisor untuk memastikan pelaksanaan PIN berjalan dengan baik. Supervisor juga bertugas memantau kecukupan logistik dan KIPI.
10 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Tabel 1. Contoh Puskesmas Buludoang
Desa Jumlah sasaran
Jumlah hari
Jumlah tenaga kesehatan yg dibutuhkan
A 3.000 5 4 orangB 15.000 5 20 orangC 1500 5 2 orang
Perlu diinventarisasi tenaga yang dapat membantu pelaksanaan di pos pelayanan:• Tenaga kesehatan (Perawat, Bidan, dan Dokter) dan
tenaga terlatih lainnya.• Dalam hal tenaga kesehatan tidak mencukupi, maka
kader terlatih dapat membantu memberikan pelayanan saat PIN ini.
2.2.2 Pemetaan dan Jadwal PelaksanaanKegiatan PIN Polio harus menjangkau semua sasaran
imunisasi sehingga kabupaten/kota dan Puskesmas perlu melakukan pemetaan berdasarkan tingkat risiko dan kesulitannya.
Setiap Puskesmas harus menyusun jadwal pelaksanaan PIN untuk setiap pos pelayanan yang mencantumkan nama petugas dan supervisor, tanggal pelaksanaan, dan jumlah sasaran. Setiap kabupaten/kota juga harus menyusun jadwal pelaksanaan di tiap puskesmas dan petugas kabupaten yang bertanggung jawab sebagai supervisor.
2.2.3 Distribusi Logistik dan Biaya OperasionalLogistik vaksin dan biaya operasional didistribusikan
sampai ke Puskesmas paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan PIN. Pertanggungjawaban biaya operasional disampaikan sesuai dengan sumber dananya, paling lambat satu minggu setelah pelaksanaan PIN.
11Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
2.2.4 Strategi PIN Polio a. Advokasi dan diseminasi informasi
Sebelum pelaksanaan PIN, perlu dilakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah tingkat provinsi (Gubernur) dan kab/kota (Bupati/Walikota) serta DPRD provinsi dan kab/kota sebagai penanggung jawab daerah. Diseminasi informasi yang bertujuan untuk melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait secara aktif perlu dilakukan demi suksesnya penyelenggaraan kegiatan. Lintas program yang dapat dilibatkan antara lain: bidang Kesehatan Keluarga/KIA, Promosi Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Bina Program, dan Farmasi. Lintas sektor terkait yang dapat dilibatkan secara aktif dalam kegiatan antara lain: tokoh agama/tokoh masyarakat, LSM, PKK, Koramil, BKKBN, organisasi profesi, organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, dunia usaha, media massa seperti koran lokal, radio RRI/swasta, TV lokal, media sosial.
b. Penggerakan masyarakat Penggerakan masyarakat melalui:• PKK, kader kesehatan, dan komponen masyarakat
lain dengan memberitahukan kepada ibu/keluarga balita tentang hari, tanggal, pos pelaksanaan PIN.
• Pemberitahuan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, pengumuman langsung melalui tempat-tempat ibadah (Mesjid, Gereja, Pura, Kelenteng, dll).
• Pemasangan spanduk di tempat-tempat yang strategis.• Informasi melalui media cetak, media elektronik, dan
media sosial tentang pelaksanaan PIN.
2.2.5 Evaluasi PersiapanEvaluasi persiapan sekurang-kurangnya dilaksanakan
H-14 sampai H-1 dengan menggunakan checklist yang meliputi:
12 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
a. Sasaran proyeksi dan atau sasaran hasil pendataan harus sudah tersedia.
b. Logistik meliputi kecukupan vaksin, vaccine carrier, cool pack, kit anafilaktik, gentian violet 5%, pedoman PIN, Format KIPI dan format RR.
c. Ketersediaan anggarand. Tenaga: mengecek kesiapan jumlah tenaga pelaksana dan
supervisor yang terlatih serta tenaga kader yang telah dilatihe. Mengecek pemetaan dan jadwal pelaksanaan di seluruh
Puskesmas.f. Mengecek rencana dan jadwal kegiatan penggerakan
masyarakat.
2.3 Pelaksanaan 2.3.1 Distribusi Vaksin dan Logistik
Petugas kabupaten/kota bertanggungjawab untuk menyediakan vaksin, logistik lainnya, bahan-bahan KIE, format pencatatan dan pelaporan cakupan dan logistik sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Pendistribusian vaksin dan logistik ke Puskesmas dapat dilakukan dengan cara diantar oleh petugas kabupaten/kota atau diambil oleh petugas Puskesmas.
Vaksin, dropper/penetes, dan logistik lainnya dibawa ke pos pelayanan pada hari pelaksanaan PIN Polio. Vaksin dibawa dengan vaccine carrier yang menggunakan dua sampai empat buah cool pack, sedangkan dropper/penetes jangan dimasukkan di vaccine carrier.
13Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Gambar 1. Cara penyimpanan vaksin dalam vaccine carrier
1. Masukan 4 buah cool pack
3. Pasang busa penutup untuk mempertahankan suhu
2. Masukan Vaksin
4. Tutup rapat-rapat
14 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Kebutuhan logistik di pos pelayanan imunisasi meliputi:1. Vaksin2. Dropper/penetes3. Formulir pencatatan dan pelaporan cakupan dan logistik4. Formulir laporan KIPI 5. Formulir investigasi KIPI 6. Kit anafilaktik
2.3.2 Mekanisme Kerja
Berikut ini adalah contoh mekanisme kerja pelayanan imunisasi di posyandu atau pos pelayanan imunisasi:
Gambar 2. Skema pelaksanaan di posyandu/pos pelayanan imunisasi
Kader/Pencatat
PetugasImunisasi
PemberianImunisasi
Polio
PENGATURANDAN
REGISTRASI
PINTUKELUAR
PINTUMASUK
Anakyangsudahdiimunisasijarinyadicelupkanketinta
sebagaitanda
15Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Beberapa hal yang harus dikerjakan oleh petugas pelaksana imunisasi antara lain:1. Memastikan rantai vaksin dalam kondisi baik.2. Memastikan vaksin polio dan penetesnya dalam jumlah yang
sama dan cukup.3. Memastikan vaksin dalam kondisi baik, belum kadaluarsa,
VVM dalam kondisi A atau B.4. Memberikan imunisasi sesuai prosedur (melalui tetes oral).5. Melakukan pengelolaan limbah imunisasi secara aman.6. Memantau, menangani dan melaporkan kasus KIPI.7. Memeriksa pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi dan
logistik serta melengkapinya pada akhir kegiatan.8. Membina kader dalam melaksanakan tugasnya.9. Melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat.10. Melakukan sweeping terhadap anak yang belum mendapat
imunisasi polio saat PIN Kader bertugas membantu pelaksanaan imunisasi dalam hal:1. Menggerakkan orang tua dan sasaran untuk datang ke Pos
Pelayanan Imunisasi/Posyandu.2. Mengatur alur pelayanan imunisasi.3. Mencatat sasaran dan memberi tanda pada kuku jari kelingking
kiri sasaran yang sudah diimunisasi.4. Melaporkan pada petugas bila ditemukan kasus KIPI.5. Mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi rutin
dengan selalu membawa buku KIA6. Membantu melakukan pemetaan sasaran yang tidak hadir
pada saat PIN untuk kemudian dijadikan sasaran dalam pelaksanaan sweeping
7. Memberikan imunisasi Polio jika diperlukan.Waktu pelaksanaan PIN Polio:1. Pelaksanaan PIN di Posyandu/pos imunisasi dilaksanakan
selama kurang-lebih 4 jam, namun dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
2. Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka
16 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
sasaran dan orangtua/pengasuh diminta untuk tetap tinggal di pos pelayanan imunisasi selama 30 menit sesudah imunisasi dan petugas harus tetap berada di pos minimal 30 menit setelah sasaran terakhir diimunisasi.
2.3.3 Teknis Pelaksanaan
a. Pemakaian Vaksin Polio1. Vaksin yang akan dipakai dalam kondisi baik (label masih
ada, tidak terendam air, disimpan dalam suhu 2-8 oC), belum kadaluarsa dan VVM dalam kondisi A atau B.
2. Buka penutup vial vaksin, kemudian pasangkan penetes vaksin. Gunakan satu penetes untuk satu vial vaksin. Tidak diperkenankan membuka vial vaksin baru sebelum vaksin yang sedang digunakan habis terpakai.
3. Sasaran imunisasi polio adalah balita usia 0 – 59 bulan tanpa melihat status imunisasi.
4. Dosis pemberian adalah 2 tetes secara oral.
b. Pemeliharaan cold chain selama pelaksanaan pelayanan imunisasi 1. Vaksin Polio adalah vaksin sensitif panas. Oleh karena itu
di Pos pelayanan vaksin harus tetap disimpan pada suhu 2-80C, dengan menggunakan vaccine carrier yang berisi minimal 2-4 buah cool pack (tergantung pada jenis vaccine carrier yang digunakan)
2. Vaccine carrier jangan terpapar sinar matahari langsung.3. Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau
busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
4. Selalu perhatikan kondisi VVM setiap akan menggunakan
17Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
vaksin. Vaksin yang bisa digunakan adalah kondisi VVM A atau B.
Gambar 3. Status VVM pada Vaksin Polio Oral
Gambar 4. Cara meletakkan vaksin polio yang sudah dipakai
INGAT!JANGAN MENYIMPAN BARANG LAIN SELAIN
VAKSIN DI DALAM VACCINE CARRIER
18 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
c. Pemakaian Vaksin SisaVaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa
kembali ke Puskesmas untuk disimpan di dalam lemari es pada suhu 2-8oC dengan memperhatikan kondisi VVM. Vaksin tersebut didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya. Vaksin yang sudah dibuka dan masih tersisa di akhir sesi pelayanan (di fasilitas pelayanan luar gedung) tidak boleh digunakan lagi.
d. Perhatian KhususVaksin polio sangat aman diberikan, walaupun
demikian terdapat beberapa kontra indikasi pemberian vaksin polio oral, yaitu:• Infeksi HIV atau kontak HIV serumah. Pasien dengan
HIV dapat diberikan imunisasi dengan mikroorganisme yang inaktif
• Immunodefisiensi (contohnya pada pasien dengan keganasan hematologi atau tumor padat, sedang mendapatkan terapi immuno supresan jangka panjang).
• Balita yang tinggal serumah dengan penderita imunodefisiensi dianjurkan untuk diberikan Inactivated Polio Vaccine (IPV)
• Anak yang menderita diare dan demam, pemberian imunisasi polio ditunda sampai anak tersebut sembuh
• Bagi anak-anak dengan imunokompromais (rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit) serta bagi balita yang tinggal serumah dengan pasien tersebut agar diberikan Inactivated Polio Vaccine (IPV) di rumah sakit
• Bayi dengan berat badan lahir rendah (≤ 2000 gram) pemberian imunisasi polio ditunda sampai berat badan lebih dari 2000 gram atau usia lebih dari 2 bulan (dengan kondisi klinis stabil)
19Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Imunisasi tetap boleh diberikan pada sasaran dengan kondisi:1. Malnutrisi 2. Sedang dalam terapi antibiotik3. Sedang mendapat ASI
e. Pengelolaan Limbah Imunisasi Limbah imunisasi tidak boleh dibuang di tempat terbuka, tetapi harus dikelola dengan cara:1. Sisa vaksin polio kemasan 20 dosis yang belum dibuka
segera dikumpulkan, dicatat dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota setelah pelaksanaan PIN selesai. Selanjutnya dimusnahkan sesuai dengan prosedur pemusnahan dalam juknis penggantian tOPV menjadi bOPV
2. Sisa vaksin PIN yang sudah dibuka, dimusnahkan sesuai prosedur imunisaasi rutin
f. Pencatatan dan PelaporanPencatatan kegiatan PIN Polio harus terpisah dari
pencatatan imunisasi rutin, dilaporkan setiap hari dan direkapitulasi setelah PIN Polio berakhir.
Jika pada pelaksanaan PIN Polio ditemukan anak yang seharusnya mendapatkan imunisasi polio rutin, maka pemberian imunisasi polio pada waktu PIN dicatat sebagai imunisasi PIN. Selanjutnya anak tersebut harus tetap melengkapi imunisasi dasar.
Pelaporan dilakukan berjenjang. Pencatatan dan pelaporan pada kegiatan ini adalah hasil cakupan dan pemakaian logistik dengan menggunakan formulir terlampir.
Pemberian IPV pada pasien imunokompromais dilaksanakan sebelum kegiatan PIN (bulan Januari 2016) di Rumah Sakit
20 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Skema pelaporan:
Pada buku KIA juga dicatatkan imunisasi polio yang diterima
saat PIN.
Gambar 5. Pencatatan Imunisasi Polio Yang Diterima Saat PIN Pada Buku KIA
Pencatatan pemberian imunisasi PIN Polio harus dituliskan di dalam buku KIA pada kolom “Tambahan Vaksin Lain” di lembar “CATATAN IMUNISASI ANAK” (seperti yang terlihat pada gambar).
Pencatatan dilakukan dengan mencantumkan jenis vaksin yang diberikan dan menuliskan tanggal, bulan dan tahun pemberian imunisasi tambahan tersebut.
Hal ini perlu dilakukan agar orang tua dan petugas kesehatan mendapatkan informasi secara jelas mengenai status imunisasi anak. Catatan imunisasi anak pada buku KIA ini akan diperlukan saat mendaftarkan anak di sekolah dasar.
Pos Imun PKM Kab/Kota Provinsi Pusat
Harian Harian Harian Harian
21Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
g. Pemantauan dan Pembinaan (Supervisi)Pemantauan adalah salah satu fungsi penting dalam
manajemen PIN untuk mengetahui permasalahan saat pelaksanaan kegiatan sehingga dapat segera dilakukan upaya pemecahan masalah. Ada tiga alat pemantauan yang digunakan dalam kegiatan PIN:1. Daftar/checklist supervisi sebelum pelaksanaan PIN Polio,
untuk memantau persiapan pelaksanaan2. Daftar/checklist supervisi saat pelaksanaan PIN Polio,
untuk memantau kegiatan PIN yang sedang berlangsung serta kendalanya.
3. Serta RCA (rapid convenient assesment) setelah PIN Polio, untuk memantau tingkat keberhasilan kampanye di suatu lokasi.
Pemantauan dan pembinaan dilakukan secara terus menerus, baik sebelum PIN, saat PIN, dan juga setelah PIN oleh supervisor. Jumlah Puskesmas yang disupervisi adalah minimal 50% dari total puskesmas. Pemilihan Puskesmas yang akan disupervisi berdasarkan kriteria tingkat kesulitan jangkauan (wilayah sulit dan biasa) atau berdasarkan daerah yang berisiko tinggi (cakupan polio rutin <80%, pernah terjadi KLB PD3I, daerah kumuh, padat penduduk, daerah sulit secara sosial dan ekonomi, dan lain-lain).
Dalam supervisi semua aspek pelaksanaan dilihat sesuai dengan checklist. Bila ditemukan pelaksanaan PIN yang tidak sesuai prosedur, segera dilakukan “on the job training” pada petugas. Hasil supervisi dianalisa dan didiskusikan bersama pelaksana PIN terkait. Kemudian dilakukan pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut bersama dengan kepala puskesmas dan petugas.
Pada tingkat Kabupaten/Kota hasil supervisi checklist dari beberapa Puskesmas direkapitulasi, dianalisis, dan
22 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
dibuat rencana tindak lanjut. Kemudian dilaporkan ke atasan langsung serta diumpanbalikkan ke puskesmas melalui pertemuan khusus maupun tertulis.
Selain melakukan supervisi pada pelaksanaan kampanye, pada wilayah (Desa/Kelurahan) yang telah selesai dilakukan kampanye dapat dilakukan pula “penilaian cepat (RCA)” untuk mengetahui apakah seluruh sasaran pada daerah tersebut sudah diimunisasi. Penilaian ini dilakukan terhadap minimal 20 rumah.
h. Menjangkau Sasaran yang Belum TerjangkauSetiap selesai pelayanan imunisasi, kader
mengidentifikasi anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio dan menyampaikannya pada tenaga pelaksana imunisasi untuk melakukan sweeping segera setelah pelayanan berakhir atau dalam kurun waktu maksimal 3 hari.
Berdasarkan analisis laporan yang masuk, petugas kabupaten/kota mengidentifikasi Puskesmas-Puskesmas yang belum mencapai target (< 95 %). Hasil analisis tersebut dikomunikasikan kepada Puskesmas yang bersangkutan untuk mengetahui kendala dan merencanakan tindak lanjut.
Melalui kegiatan ini diharapkan tidak ada puskesmas yang tidak mencapai target cakupan. Melalui “penilaian cepat atau Rapid Convenient Assessment” yang sudah dilakukan di suatu daerah, dapat diketahui alasan tidak terimunisasinya sasaran dan kisaran cakupan di daerah tersebut. Sasaran yang belum mendapatkan imunisasi dirujuk ke pos pelayanan imunisasi atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi polio, dan petugas diminta untuk kembali mencari sasaran lain yang mungkin belum terimunisasi.
23Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
BAB IIIPEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI
3.1 Pengertian KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan
Kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, baik berupa efek vaksin ataupun efek simpang, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, maupun kesalahan program, koinsiden, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Pada pelaksanaan PIN Polio dimana dilakukan pemberian imunisasi dalam jumlah banyak dalam periode waktu yang pendek, dapat timbul lebih banyak KIPI yang dilaporkan karena reaksi vaksin dan koinsiden. Peningkatan KIPI karena kesalahan prosedur/teknik pelaksanaan mungkin terjadi selama pelaksanaan PIN Polio.
3.2 Permasalahan yang Sering Terjadi Saat PIN Polio dan Antisipasinyaa. KIPI karena kesalahan prosedur/teknik pelaksanaan, dapat
terjadi bila:1) petugas tidak biasa/familiar dengan vaksin yang
diberikan atau petugas dalam situasi tertekan karena harus memberikan imunisasi dalam jumlah banyak pada waktu singkat (terburu-buru);
2) petugas tidak melaksanakan imunisasi secara aman. b. Rentang usia yang diimunisasi lebih lebar (biasanya
usia lebih tua) dibandingkan dengan imunisasi rutin dan petugas kurang berpengalaman dalam menangani KIPI pada kelompok umur lebih tua (contoh: pingsan)
c. Hambatan dari beberapa pihak dengan berbagai alasan, dapat menimbulkan perhatian berlebih terhadap kasus
24 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KIPI selama pelaksanaan PIN Polio dan menimbulkan pandangan negatif terhadap PIN Polio tersebut.
Rumor (isu) akan menyebar dengan cepat dan menghambat pelaksanaan PIN Polio sebelum ada kesempatan untuk menjelaskan. Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan terhadap KIPI (surveilans KIPI). Pemantauan KIPI yang telah berjalan dengan baik pada imunisasi rutin, perlu diperkuat pada saat PIN Polio untuk mengurangi dampak negatif terhadap kasus KIPI maupun program imunisasi.
3.3 Mekanisme Penanggulangan KIPIPemantauan kasus KIPI pada dasarnya terdiri dari
kegiatan penemuan kasus, pelacakan kasus, analisis kejadian, tindak lanjut kasus, pelaporan, dan evaluasi, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 42 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.
25Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Gambar 6. Skema Penemuan Kasus KIPI sampai Pelaporan
Penemuan Kasus
24 Jam
Pelacakan
Konrmasi
Identikasi
:
:
Positif atau Negatif
KasusVaksinPetugasTatalaksanaSikap Masyarakat
Tunggal / Berkelompok
Apakah ada kasusu lain yang serupa
…
…
…
…
Analisis (Sementara)
Kilasikasi KIPI
Penyebab KIPI…
…
Tindak LanjutPengobatan
Komunikasi
Perbaikan Mutu Pelayanan
…
…
…
Laporan Kasus
Invstigasi
Pemantauan KIPI
…
…
Informasi dari MasyarakatPetugas Kesehatan
Petugas Puskesmas
Tim KIPIKabupaten/Kota
Puskesmas RS
Dinas Kes.Kab./Kota
Komda KIPIPropinsi
KomNasPP-KIPI
°°
°
26 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
3.4 Pelaporan KIPIUntuk menentukan penyebab KIPI diperlukan laporan
lengkap dan rinci. Data yang diperoleh dipergunakan untuk menganalisis kasus dan mengambil kesimpulan. Pelaporan KIPI dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang. Pada keadaan tertentu, yaitu laporan KIPI yang menimbulkan perhatian berlebihan dari masyarakat atau KIPI serius, maka pelaporan dilakukan langsung melalui website keamanan vaksin oleh masing masing provinsi.
Pelaporan KIPI serius harus dilakukan secepatnya, didukung dengan pelacakan dan investigasi. Kurun waktu pelaporan KIPI serius pada waktu pelaporan berdasarkan pada jenjang administrasi penerima laporan.
Tabel 2. Kurun waktu pelaporan berdasarkan jenjang administrasi penerima laporan
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 24 jam dari saat penemuan kasus
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI, melalui website keamanan vaksin
24 - 72 jam dari saat penemuan kasus
Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI melalui website keamanan vaksin
24 jam – 7 hari dari saat penemuan kasus
Hasil kajian dan rekomendasi KOMDA dan KOMNAS PP KIPI akan ditindak lanjuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Kesehatan sebagai dasar tindak lanjut dan perbaikan mutu pelayanan.
Output dari hasil investigasi dan kajian laporan KIPI adalah rekomendasi yang akan digunakan sebagai dasar tindak lanjut dan perbaikan mutu pelayanan.
27Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
BAB IVMONITORING DAN EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan PIN Polio adalah untuk mengetahui hasil ataupun proses kegiatan bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan PIN Polio, dengan menggunakan format RCA (Rapid Convenience Assesment)/Penilaian Cepat (Lampiran 5) dan format laporan hasil (Lampiran 8-11).
4.1 Pertemuan EvaluasiPertemuan evaluasi pasca PIN Polio dilakukan untuk
mengidentifikasi pencapaian hasil kegiatan, seperti cakupan masing-masing wilayah, pemanfaatan logistik, dan masalah-masalah yang dijumpai di lapangan. Pada pertemuan evaluasi pasca PIN Polio juga diidentifikasi laporan KIPI serta aspek-aspek yang menyebabkan terjadinya KIPI tersebut. Hasil pertemuan evaluasi dapat dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak lanjut untuk penguatan imunisasi rutin.
4.2 Evaluasi DampakEvaluasi dampak dilakukan dalam rangka mengetahui
dampak PIN Polio terhadap penurunan morbiditas maupun mortalitas penyakit polio Evaluasi dapat dilakukan melalui:• Laporan bulanan penyakit tertentu (LB)• Laporan kasus AFP.
LAMPIRAN
31Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Template Rencana PIN POLIO 2016
Nama Provinsi/Kabupaten:
A. DATA:
1 Jumlah penduduk 2 Jumlah sasaran pendataan (0-59 bulan) 3 Jumlah Kabupaten/Kota 4 Jumlah Puskesmas 5 Jumlah POS PIN di wilayah kerja (hasil rekap tingkat Kabupaten untuk
Provinsi atau Puskesmas untuk tingkat Kabupaten)
6 Jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam PIN (hasil rekap tingkat Kabupaten untuk Provinsi atau Puskesmas untuk tingkat Kabupaten)
7 Jumlah kader yang terlibat dalam PIN (hasil rekap tingkat Kabupaten untuk Provinsi atau Puskesmas untuk tingkat Kabupaten)
B. PERENCANAAN
1. Pembentukan Tim POKJA Eradikasi Polio a. Ya (lihat lampiran no 1) , pada tanggal --/--/-- b. Bila belum, kapan POKJA bisa terbentuk? --/--/--
2. Rencana Kerja Pelaksanaan PIN (lihat lampiran 2) 3. Dukungan organisasi kemasyarakatan, profesi dan keagamaan dalam PIN
No Nama organisasi Bentuk dukungan Keterangan
4. Pertemuan advokasi/sosialisasi, pelatihan dan koordinasi
Kegiatan Peserta Jumlah yg
hadir Tanggal
pelaksanaan Rencana
pelaksanaan 1. Pertemuan advokasi dengan Pemerintah
Daerah
2. Pertemuan sosialisasi tingkat Provinsi 3. Pertemuan lintas sektor 4. Pertemuan dengan organisasi profesi 5. Pertemuan dengan swasta (RS/Klinik/DBS) 6. Rapat koordinasi POKJA 7. Pertemuan sub grup POKJA 8. Pelatihan --------- 9. Pertemuan evaluasi PIN 10. 11.
Lampiran 1
32 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Penyebarluasan informasi bentuk lain (sebutkan kegiatan dan waktu pelaksanaan):
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………............................................................................
F. BUDGET: (isilah sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing Provinsi)
JENIS KEGIATAN
KETERSEDIAAN DANA Sumber
dana Jumlah Keterangan Tersedia
cukup
Tersedia tidak cukup
Tidak tersedia
1. Pertemuan advokasi/ sosialisasi
2. Pelatihan staf kesehatan 3. Penyebarluasan PIN di
media
4. Operasional PIN 5. Penggandaan formulir/IEC 6. Monitoring pelaksanaan
PIN
7. Biaya distribusi tOPV 8. Monitoring 9. Pertemuan review
kesiapan PIN
10. Pertemuan evaluasi PIN 11. Lain2 ---- 12. ----- 13.
G. HASIL (Laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan PIN POLIO tingkat Provinsi)
J. Lampiran
No Jenis Lampiran Keterangan 1 SK Tim Pokja 1 SK POKJA Eradikasi Polio
2. Rencana Kerja PIN 2
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan PIN 3
C. Cold chain
No JENIS Jumlah
Kecukupan kapasitas cold chain Jumlah kekurangan
Berfungsi Tidak
berfungsi Cukup Tidak cukup
1 Cold room 2 Freezer 3 Kulkas/Refrigerator 4 Kulkas rumah tangga 5 Vaccine carrier
D. Alokasi dan rencana distribusi tOPV (20 dosis)
No Kabupaten/Kota Jumlah sasaran 0-59
bulan Jumlah alokasi tOPV
(20 dosis) Rencana tanggal
distribusi
E. Penyebarluasan informasi (komunikasi, media sosial)
No Media KIE Jumlah oplah Frekuensi penyiaran/pemuatan 1 Media cetak (surat kabar) 2 Media elektronik a. Radio b. TV
3 Talkshow 4 Leaflet 5 Banner 6 Petunjuk teknis PIN 7 Buku Saku PIN
33Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Penyebarluasan informasi bentuk lain (sebutkan kegiatan dan waktu pelaksanaan):
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………............................................................................
F. BUDGET: (isilah sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing Provinsi)
JENIS KEGIATAN
KETERSEDIAAN DANA Sumber
dana Jumlah Keterangan Tersedia
cukup
Tersedia tidak cukup
Tidak tersedia
1. Pertemuan advokasi/ sosialisasi
2. Pelatihan staf kesehatan 3. Penyebarluasan PIN di
media
4. Operasional PIN 5. Penggandaan formulir/IEC 6. Monitoring pelaksanaan
PIN
7. Biaya distribusi tOPV 8. Monitoring 9. Pertemuan review
kesiapan PIN
10. Pertemuan evaluasi PIN 11. Lain2 ---- 12. ----- 13.
G. HASIL (Laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan PIN POLIO tingkat Provinsi)
J. Lampiran
No Jenis Lampiran Keterangan 1 SK Tim Pokja 1 SK POKJA Eradikasi Polio
2. Rencana Kerja PIN 2
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan PIN 3
34 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
No
Kegi
atan
APE
RENC
ANAA
NI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IV1
Pem
bent
ukka
n PO
KJA
unt
uk P
IN P
OLI
O, P
engg
antia
n tO
PV k
e bO
PV d
an in
trod
uksi
IPV
2Pe
rtem
uan
advo
kasi
den
gan
Pem
erin
tah
Dae
rah
3Pe
nyus
unan
renc
ana
kerj
a P
IN ti
ngka
t Kab
upat
en
berik
ut b
udge
t
4Pe
rtem
uan
sosi
alis
asi
- Tin
gkat
Kab
upat
en- T
ingk
at P
uske
smas
5Pe
rtem
uan
linta
s se
ktor
terk
ait,
PKK
, org
anis
asi
keag
amaa
n
6Pe
rtem
uan
deng
an o
rgan
isas
i pro
fesi
(ter
mas
uk
Peng
da K
IPI)
7A
sses
men
kap
asita
s co
ld c
hain
8
Perh
itung
an k
ebut
uhan
vak
sin
untu
k P
uske
smas
9Ra
pat r
utin
PO
KJA
10Pe
latih
an te
naga
kes
ehat
an
11So
sial
isas
i PIN
mel
alui
med
ia c
etak
dan
ele
ktro
nk (T
V,
Radi
o), T
alks
how
12Pe
ngga
ndaa
n da
n di
strib
usi
form
ulir,
leaf
let,
mat
eri
pela
tihan
13 P
erte
mua
n re
view
ting
kat K
abup
aten
(per
siap
an a
khir
PIN
)
14M
onito
ring
pers
iapa
n pe
laks
anaa
n PI
N k
e Pu
skes
mas
15D
istr
ibus
i log
istik
(vak
sin,
lefle
t, b
anne
r) d
ll)
16Pe
rsia
pan
Pos
Kom
ando
unt
uk p
elap
oran
has
il, K
IPI
dan
pert
anya
an m
edia
/mas
yara
kat
CPE
LAKS
ANAA
N 1
Laun
chin
g P
IN ti
ngka
t Kab
/Kot
a
2Pe
laks
anaa
n PI
N ta
ngga
l 8-1
5 M
aret
201
63
Mon
itorin
g pe
laks
anaa
n PI
N
DEV
ALUA
SI1
Peny
usun
an la
pora
n pe
laks
anaa
n PI
N
2Pe
rtem
uan
revi
ew p
elak
sana
an P
IN
Cata
tan:
Des-
15Ja
n-16
Peb
16M
ar-1
6
Kegi
atan
dia
tas
hany
a co
ntoh
saj
a, d
apat
diis
i mas
ing-
mas
ing
Kabu
pate
n se
suai
den
gan
kond
isi m
asin
g-m
asin
g.Ca
ra m
engi
si: d
iber
i hig
hlig
ht u
tk k
egia
tan
yg d
iren
cana
kan
sesu
ai d
enga
n w
aktu
(min
ggu
dan
bula
n)
RENC
ANA
KERJ
A PE
LAKS
ANAA
N PI
N PO
LIO
, 8-1
5 M
aret
201
6KA
BUPA
TEN:
Agu-
15Se
p-15
Okt
-15
Nop
15
Lampiran 2
35Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
No
Kegi
atan
APE
RENC
ANAA
NI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IVI
IIIII
IV1
Pem
bent
ukka
n PO
KJA
untu
k PI
N P
OLI
O, P
engg
antia
n tO
PV k
e bO
PV d
an
intr
oduk
si IP
V 2
Advo
kasi
ke
Pem
erin
tah
Dae
rah
3Pe
nyus
unan
renc
ana
kerja
PIN
ting
kat P
ropi
nsi/
Kabu
pate
n be
rikut
bud
get
4Pe
rtem
uan
sosi
alis
asi
- Tin
gkat
Pro
pins
i- T
ingk
at K
abup
aten
5Pe
rtem
uan
linta
s se
ktor
terk
ait,
PKK,
org
anis
asi k
eaga
maa
n6
Pert
emua
n de
ngan
org
anis
asi p
rofe
si (t
erm
asuk
Kom
da K
IPI)
7As
sesm
en k
apas
itas
cold
cha
in
8Pe
rhitu
ngan
keb
utuh
an v
aksi
n un
tuk
Kabu
pate
n/Ko
ta
9Ra
pat r
utin
PO
KJA
10Pe
latih
an te
naga
kes
ehat
an
11So
sial
isas
i PIN
mel
alui
med
ia c
etak
dan
ele
ktro
nk (T
V, R
adio
), Ta
lksh
ow12
Peng
gand
aan
dan
dist
ribus
i fo
rmul
ir, le
afle
t, m
ater
i pel
atih
an
13Pe
rtem
uan
revi
ew ti
ngka
t Pro
vins
i/pe
rsia
pan
akhi
r PIN
14M
onito
ring
pers
iapa
n pe
laks
anaa
n PI
N k
e Ka
bupa
ten/
Kota
15D
istr
ibus
i log
istik
(vak
sin,
lefle
t, ba
nner
) dll.
16Pe
rsia
pan
Pos
Kom
ando
unt
uk p
elap
oran
has
il, K
IPI d
an p
erta
nyaa
n m
edia
/ m
asya
raka
t
CPE
LAKS
ANAA
N 1
Laun
chin
g P
IN ti
ngka
t Pro
vins
i2
Pela
ksan
aan
PIN
tang
gal 8
-15
Mar
et 2
016
3M
onito
ring
pela
ksan
aan
PIN
DEV
ALUA
SI1
Peny
usun
an la
pora
n pe
laks
anaa
n PI
N
2Pe
rtem
uan
revi
ew p
elak
sana
an P
IN
Cata
tan:
Des-
15Ja
n-16
Peb
16M
ar-1
6
Kegi
atan
dia
tas
hany
a co
ntoh
saj
a, d
apat
diis
i mas
ing-
mas
ing
Prov
insi
ses
uai d
enga
n ko
ndis
i mas
ing-
mas
ing
Cara
men
gisi
: dib
eri h
ighl
ight
unt
uk k
egia
tan
yg d
irenc
anak
an s
esua
i den
gan
wak
tu (m
ingg
u da
n bu
lan)
RENC
ANA
KERJ
A PE
LAKS
ANAA
N PI
N PO
LIO
, 8-
15 M
aret
201
6
PRO
VINS
I:
Agu-
15Se
p-15
Okt
-15
Nop
15
39Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Lampiran 4
40 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
41Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KA
BU
PATE
N/K
OTA
PRO
VIN
SIB
ULA
N/T
AH
UN
Des
a B
iasa
Des
a Su
litPo
s Im
unis
asi/
Posy
andu
Pela
ksan
aSu
perv
isor
12
34
56
78
9
TOTA
L
……
……
……
…, …
……
……
……
……
…20
……
.K
EPA
LA D
INA
S K
ESEH
ATA
N
Nam
a Je
las
NIP
DA
TA
DA
SAR
PIN
PO
LIO
No
Nam
a Pu
skes
mas
Jum
lah
Jum
lah
Sasa
ran
PIN
Po
lio 0
- 59
Bul
an
Jum
lah
Tena
ga
Ket
eran
gan
Lampiran 5
42 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Nam
a Su
perv
isor
Jaba
tan
Tang
gal
Kab
/Kot
aPu
skes
mas
YATI
DAK
Mik
ropl
anPe
mbe
ntuk
an T
im Im
unisa
siPe
latih
an P
etuga
sPe
latih
an K
ader
Pem
bent
ukan
tena
ga ta
mba
han/
cada
ngan
unt
uk d
esa r
esik
o tin
ggi
Perte
mua
n SO
G M
ob/L
S/LP
Mate
ri KI
E (S
pand
uk, P
oster
, Lea
flet)
Buku
Ped
oman
PIN
Pol
io, P
etunj
uk T
ekni
s Pela
ksan
aan
telah
dite
rima &
renc
ana
distr
ibus
iHa
sil su
rvey
cepa
t ter
hada
p so
sialis
asi k
epad
a mas
yara
kat m
enge
nai :
um
ur sa
sara
n, je
nis
imun
isasi,
tem
pat p
elaks
anaa
n, ta
ngga
l pela
ksan
aan
Hasil
Sur
vey C
epat
terh
adap
sosia
lisas
i kep
ada k
ompo
nen
insti
tusi
seko
lah m
enge
nai
PIN
Pene
rimaa
n va
ksin
& lo
gisti
k (A
DS)
Logi
stik
pend
ukun
g PI
N (g
entia
n vi
olet
5%, K
IPI K
it)Re
ncan
a dist
ribus
i vak
sin &
logi
stik
Kecu
kupa
n co
ld ch
ain
Kond
isi co
ld ch
ain
baik
ber
fung
si da
n ter
pant
au te
ratu
rKe
cuku
pan
vacc
ine c
arrie
r da
n co
olpa
ckKe
terse
diaa
n fo
rmat
pelap
oran
Renc
ana d
istrib
usi f
orm
at pe
lapor
anRe
ncan
a pem
buan
gan
limba
h m
edis
HAS
IL O
BSER
VAS
ITI
NDAK
LAN
JUT
YANG
DIP
ERLU
KAN
CEKL
IST
SUP
ERVI
SI P
IN P
OLI
O(S
EBEL
UM P
ELAK
SANA
AN)
PERE
NCAN
AAN
KO
MUN
IKAS
I
VAK
SIN
DAN
LOG
ISTI
K
NOK
EGIA
TAN
Lampiran 6
43Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Pusk
esm
asT
KPo
s Im
unis
asi
RB
1 2 3 4*)
Ber
ikan
tand
a "X
" pa
da k
olom
yan
g se
suai
YT
TT
APE
NG
OR
GA
NIS
ASI
AN
1Te
rpas
ang
tand
a Po
s Pe
laya
nan
2A
da v
aksi
nato
r ter
latih
3A
da k
ader
mem
adai
4A
ntria
n ya
ng te
ratu
r
BPE
MB
ER
IAN
IM
UN
ISA
SI1
Han
ya 1
via
l vak
sin
yang
dip
asan
gkan
dro
per p
ada
saat
itu
2D
rope
r di
baw
a te
rpis
ah d
enga
n va
ccin
e ca
rrie
r3
Dro
per
tidak
dis
impa
n da
lam
vac
cine
car
rier
saa
t pel
ayan
an4
Vak
sina
tor m
embe
rikan
imun
isas
i den
gan
cara
pen
etes
an s
ecar
a or
al s
eban
yak
2 te
tes
5V
aksi
nato
r tid
ak m
enye
ntuh
mul
ut d
rope
r saa
t pem
asan
gan
dan
pene
tesa
n6
Vak
sina
tor t
idak
men
ggun
akan
via
l vak
sin
baru
seb
elum
via
l seb
elum
nya
habi
s7
Men
anda
i ana
k ya
ng te
lah
diim
unis
asi
8M
engg
unak
an d
rope
r ya
ng b
erbe
da u
ntuk
set
iap
vial
vak
sin
CPE
NG
OL
AH
AN
LIM
BA
H M
ED
ISV
aksi
nato
r mem
buan
g dr
oper
dan
via
l vak
sin
koso
ng k
e da
lam
pla
stik
pem
buan
gan
limba
h
Wak
tu d
imul
ainy
a su
perv
isi d
i pos
pel
ayan
anW
aktu
dim
ulai
nya
supe
rvis
i di p
os p
elay
anan
Ber
ikan
tand
a "Y
A"
(=Y
) "TI
DA
K"
(=T)
"TI
DA
K T
AH
UN
" (=
TT) p
ada
kolo
m ti
pe p
os p
elay
anan
KE
TE
RA
NG
AN
CH
EK
LIST
SU
PER
VIS
I PI
N P
OL
IO
Nam
a Su
perv
isor
:K
ab/K
ota
:
Tip
e Po
s Pe
laya
nan
*)N
oPo
s Pe
laya
nan
Des
a/K
el.
Kec
amat
an
Uni
t Org
anis
asi :
Tan
ggal
:Ja
bata
n
:
Pusk
esm
as :
Lampiran 7
44 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
YT
TT
DPE
NG
EL
OL
AA
N K
IPI
1Fo
rmat
Pel
apor
an K
IPI t
erse
dia
2V
aksi
nato
r men
geta
hui a
pa y
ang
dila
kuka
n bi
la te
rjadi
KIP
I (ru
juka
n, p
elap
oran
)
ESU
PER
VIS
I1
Apa
kah
supe
rvis
or m
engu
njun
gi p
os h
ari i
ni
FC
OLD
CH
AIN
1V
aksi
n di
sim
pan
dala
m v
acci
ne c
arri
er d
ileng
kapi
den
gan
4 ko
tak
ding
in
2V
VM
vak
sin
dala
m k
ondi
si A
ata
u B
GL
OG
IST
IK1
Jum
lah
vaks
inya
di b
awa
sesu
ai s
asar
an h
ari t
erse
but d
i pos
2V
aksi
n be
lum
kad
aluw
arsa
3V
aksi
nato
r men
geta
hui t
empa
t pen
yim
pana
n ca
dang
an v
aksi
n
HB
eber
apa
jum
lah
jaw
aban
"Y
A"
dari
5 r
espo
nden
yan
g di
waw
anca
rai
1A
da in
form
asi k
ampa
nye
dari
peng
eras
sua
ra2
Ada
info
rmas
i kam
pany
e da
ri ra
dio/
TV3
Ada
info
rmas
i kam
pany
e da
ri pe
tuga
s ke
seha
tan/
kade
r 4
Men
geta
hui u
mur
sas
aran
PIN
5M
enge
tahu
i jen
is im
unis
asi y
ang
dibe
rikan
6M
enge
tahu
i man
faat
/keg
unaa
n im
unis
asi y
ang
dibe
rikan
IK
UN
JUN
GA
N K
E P
USK
ESM
AS
1Pe
nyim
pana
n V
aksi
n :
a. S
uhu
sesu
ai ju
knis
b. A
da g
rafik
suh
u (h
aria
n)c.
Mel
etak
kan
ice
pack
tel
ah s
esua
i2
Pena
ngan
gan
KIP
I (di
PU
SK D
TP/R
S ru
juka
n ya
ng d
itunj
uk)
a. O
bat-o
bata
n da
n fa
silit
as p
enan
gana
n K
IPI t
erse
dia
b. A
da te
naga
yan
g si
ap m
enan
gani
KIP
I3
Lim
bah
med
isa.
Tem
pat l
imba
h m
edia
s di
tem
pat y
ang
aman
b. In
sine
rato
r/tem
pat m
emba
kar y
ang
berf
ungs
i
KE
TE
RA
NG
AN
45Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
Nam
a Su
per
viso
r:
Kab
./Ko
ta.
:Ja
bat
an :
Un
it O
rgan
isas
i:
Tip
e ar
ea: P
edes
aan
/Per
kota
anPu
skes
mas
:D
esa/
kel.
:R
isti
/No
n R
isti
:R
T./R
W.
:
Ku
nju
nga
n k
e 20
ru
mah
yan
g m
emili
ki a
nak
sas
aran
kam
pan
ye 9
-59
bu
lan
(te
rmas
uk
anak
TK
) d
alam
1 lo
kasi
sec
ara
acak
Dila
kuka
n p
ada
loka
si y
ang
tela
h m
elak
san
akan
kam
pan
ye 2
-14
har
i
No
Nam
a R
esp
on
den
Ala
mat
Ap
akah
men
geta
hu
i ta
nte
ng
kam
pan
ye P
olio
(Y
a/Ti
dak
)
*Dar
iman
a m
enge
tah
ui
kam
pan
ye P
olio
? (P
ilih
jaw
aban
, b
ole
h le
bih
dar
i sat
u s
um
ber
)
Jum
lah
sas
aran
d
alam
ser
um
ah
Jum
lah
sas
aran
ya
ng
di
imu
nis
asi
**B
erik
an a
lasa
n a
nak
tid
ak
di i
mu
nis
asi?
(p
ilih
jaw
aban
, b
ileh
leb
ih d
ari s
atu
su
mb
er)
12
34
56
78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 (*)
Dar
iman
a m
enge
tah
ui a
dan
ya k
amp
anye
Po
lio?
1. P
etu
gas
Kese
hat
an 2
. Kad
er 3
. Sek
ola
h 4
. Tem
pat
Ibad
ah (
Mes
jid, G
erej
a,...
..) 5
. Tet
angg
a 6.
TV
7. R
adio
8. K
ora
n 9
. Sel
ebar
an 1
0. S
pan
du
k 1
1. P
ost
er 1
2. D
ll...
(**)
Ap
a al
asan
an
ak t
idak
di i
mu
nis
asi ?
1. T
idak
men
geta
hu
i ten
tan
g ka
mp
anye
2. A
nak
sak
it 3
. Sed
ang
sib
uk
4. P
etu
gas
kese
hat
an t
idak
dat
ang
ke p
os
atau
tid
ak a
da
pel
ayan
an im
un
isas
i di p
os
pel
ayan
an5.
Mer
asa
tid
ak y
akin
ter
had
ap p
enti
ngn
ya im
un
isas
i Po
lio 6
. Pem
aham
an y
ang
sala
h t
enta
ng
efek
sam
pin
g 7.
Men
gert
i ten
tan
g ef
ek s
amp
ing
8. T
aku
t d
isu
nti
k 9.
Dll.
..
Rapi
d Co
nven
ienc
e As
sess
men
t (R
CA
) P
enila
ian
Cep
at
......
......
......
......
......
....,.
......
......
,.....
......
......
......
......
......
......
.....2
0....
.
Tan
da
tan
gan
Pen
ilai
Men
geta
hu
i ;
____
____
____
____
____
____
__
Lampiran 8
46 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KA
BUPA
TEN
/KO
TAPR
OV
INSI
TAH
UN
No
Nam
a Pu
skes
mas
Jum
lah
Sasa
ran
PIN
Po
lio 0
- 59
bul
anK
ebut
uhan
vak
sin p
olio
Ket
eran
gan
12
34
5
DA
TA K
EBU
TUH
AN
LO
GIS
TIK
PIN
PIL
IO
TOTA
L
……
……
……
…..,
……
……
……
……
……
……
20…
…K
EPA
LA D
INA
S K
ESEH
ATA
N
Nam
a Le
ngka
p
N
IP
Lampiran 9
47Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KA
B/K
OTA
:PR
OV
INSI
:
Bid
anPe
raw
atK
es.
Lain
nya
Bid
anPe
raw
atK
es.
Lain
nya
12
34
56
78
910
1112
1314
FOR
M D
AT
A K
ET
EN
AG
AA
N U
NT
UK
PIN
PO
LIO
No
Pusk
esm
asJm
l. Po
s Sa
sara
n Pe
ndat
aan
Tena
ga P
uske
smas
UPS
, RSU
dan
Pen
didi
kan
Tota
l Te
naga
Keb
utuh
an
Tena
gaR
enca
na L
ama
Pela
ksan
aan
Tang
gal
Pela
ksan
aan
TOTA
L
Lampiran 10
48 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
POSY
AN
DU
/PO
S IM
UN
ISA
SID
ESA
/KE
LU
RA
HA
NPU
SKE
SMA
ST
AN
GG
AL
PE
LA
KSA
NA
AN
TA
HU
N
NO
NA
MA
AN
AK
UM
UR
NA
MA
OR
AN
G T
UA
AL
AM
AT
KE
TE
RA
NG
AN
12
34
56
Jum
lah
Pem
akai
anV
aksi
nD
rope
r
PEN
CA
TA
TA
N H
ASI
L P
EL
AK
SAN
AA
N P
IN P
OL
IO
Lampiran 11
49Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
PUSK
ESM
AS
KA
BUPA
TEN
/KO
TATA
HU
N/B
ULA
N
DIT
ERIM
AD
IPA
KA
ISI
SAD
ITER
IMA
DIP
AK
AI
SISA
VA
KSI
N P
OLI
OPE
MA
KA
IAN
VA
KSI
N &
LO
GIS
TIK DRO
PER
NO
LAPO
RA
N R
EKA
PITU
LASI
HA
SIL
PELA
KSA
NA
AN
PIN
PO
LIO
TIN
GK
AT
PUSK
ESM
AS
DES
AJU
MLA
H S
ASA
RA
N
POLI
O 0
- 59
BU
LAN
CA
KU
PAN
JUM
LAH
%
Lampiran 12
50 Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
KA
BU
PAT
EN
/KO
TA
PRO
VIN
SIT
AH
UN
/BU
LA
N
DIT
ER
IMA
DIP
AK
AI
SISA
DIT
ER
IMA
DIP
AK
AI
SISA
DR
OPE
R
LA
POR
AN
RE
KA
PIT
UL
ASI
HA
SIL
PE
LA
KSA
NA
AN
PIN
PO
LIO
TIN
GK
AT
KA
BU
PAT
EN
/KO
TA
NO
DE
SAJU
ML
AH
SA
SAR
AN
PO
LIO
0 -
59 B
UL
AN
CA
KU
PAN
PEM
AK
AIA
N V
AK
SIN
& L
OG
IST
IK
JUM
LA
H%
VA
KSI
N P
OL
IO
Lampiran 13
51Petunjuk Teknis Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016
PRO
VIN
SITA
HU
N/B
ULA
N
DIT
ERIM
AD
IPA
KA
ISI
SAD
ITER
IMA
DIP
AK
AI
SISA
DRO
PER
LAPO
RA
N R
EKA
PITU
LASI
HA
SIL
PELA
KSA
NA
AN
PIN
PO
LIO
TIN
GK
AT
PRO
VIN
SI
NO
DES
AJU
MLA
H S
ASA
RA
N
POLI
O 0
- 59
BU
LAN
CA
KU
PAN
PEM
AK
AIA
N V
AK
SIN
& L
OG
ISTI
K
JUM
LAH
%V
AK
SIN
PO
LIO
Lampiran 14