Download - Copy of Kritika Arsitektur
KRITIKA ARSITEKTURArchitecture and Critical Imagination
CHAPTER 1Tika Mayang Segara 080113124
P
engertian
Kritik berasal dari bahasa yunani, krinein, yang berarti memisahkan, menyaring, membuat perbedaan
Kritik seringkali digunakan pada investigasi ilmiah dan deskripsi teks, karakter, struktur, teknik, sejarah, konteks, sejarah, dsb
Kritik arsitektur dapat ditemukan dalam berbagai situasi, termasuk dalam saat-saat penting ketika mengajukan usul solusi desain untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain dalam memberikan pendapat mengenai ide.
Bentuk kritik yang paling umum adalah komentarkomentar dan penilaian di koran-koran, majalahmajalah, dan jurnal-jurnal profesional.
Bagi beberapa orang, kritik merupakan hal yang berharga karena mempermudah pemahaman. Mereka ingin tahu mengapa bangunan dikontruksi dalam bentuk yang ada, siapa yang bertanggung jawab, dan apa saja hal-hal yang berkaitan dalam membangun suatu bangunan.
Proses kritik biasanya berada diantara desainer dengan perusahaannya, diantara klien dengan arsitek, diantara arsitek dengan kontraktor, diantara pengguna bangunan dengan pembangun itu sendiri.
Kritikisme secara luas bersinggungan dengan mengevaluasi, menginterpretasi dan mendeskripsikan. Matthew Lipman(1967) membagi bidang seni mengkritik sebagai berikut: -Identifikasi -Deskripsi -Penjelasan -Interpretasi -Evaluasi
T.M. Greene
(1973) memiliki 3 kategori
kritik: -Historis -Penciptaan ulang -penguraian
Menurut Smith (1969) membaginya dalam beberapa kategori: -Analisis -Interpretasi -Orientasi -Penilaian -generalisasi
Bagi
Walter Abell
(1966) memiliki enam penafsiran tradisi
dalam seni: 1. Iconography, menekankan pada persoalan subyek dan sifat alaminya atau suber literatur sebagai sebuah basis untuk memahami seni 2. Biographical criticism, menekankan pada kepribadian kreatif sebagai basis utama memahami seni 3. Historical determinism, menekankan pada peradaban dan lingkungan sebagai suber pengkondisian bentuk seni.
4. Esthetic materialism, menekankan pada materi, teknik, danfungsi sebagai faktor utama menetukan bentuk seni 5. Esthetic teleology, bentuk seni di jelaskan sebagai hasil psikologis will to art berasosiasi dengan masa (zaman) atau ras 6. Pure visibility, seni dihasilkan dari organisasi garis, warna, dan elemen-elemen lainnya.
Empat kategori kritikisme arsitektur menurut Peter
Collins (1971):
1. Proses desain 2. Penilaian kompetitif 3. Kontrol evaluasi 4. Jurnalisme
T.S Elliot (1965) melihat limaperan untuk kritikisme:
1. Kritik profesional 2. Kritik advokat 3. Akademik dan teoritik 4. Kritik sebagai moralis
5. Kritik syair
Dengan mengerti metode tentang kritik seharusnya dapat membuat kemungkinan untuk membuat diskriminasi antara metode dan tujuan. Sehingga dapat melihat metode kritik sebagai taktik, kendaraan untuk menyampaikan konten secara signifikan.
Kunci untuk mencapai pengertian mengenai kritik sebagai sarana bukan ancaman ialah melihat kritik itu sebagai perilaku bukan ancaman.