Download - critical review jurnal ilmiah
PENGEMBANGAN SISTEM AUDIT SOSIAL UNTUK
MENGEVALUASI KINERJA LAYANAN PEMBERDAYAAN
SOSIAL
TUGAS MATA KULIAH
SEMINAR AKUNTANSI
Oleh :
Nama: Hasunah
NIM : 110810301139
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2014
1
Pengembangan Sistem Audit Sosial Untuk Mengevaluasi Kinerja
Layanan Pemberdayaan Sosial
1. Konsep Audit Sosial
Pada umumnya audit dikenal sebagai sebuah asesmen dan evaluasi
yang melibatkan pengumpulan informasi mengenai sistem dan laporan
keuangan dari sebuah perusahaan. Audit seperti ini biasanya dilakukan oleh
orang yang kompeten, independen dan objectif yang dikenal sebagai auditor
atau akuntan. Audit sosial merupakan proses untuk memahami dan
mengukur institutional performances dari aspek sosial (non finansial). Audit
sosial dapat memperlihatkan hasil yang nyata, dampak dan manfaat lembaga
terhadap lingkungan sosial yang muncul sebagai akibat pelaksanaan
pencapaian tujuan lembaga melalui pemantauan yang sistematik dan
pandangan stakeholders secara demokratis.
Proses audit sosial memerlukan komitmen yang kuat dari orang-
orang kunci, seperti CEO dan Board of Director, dalam organisasi yang
diaudit. Dalam implementasinya, audit sosial juga memerlukan keterlibatan
stakeholders, termasuk pekerja, klien, voluntir, pendiri, kontraktor, supplier
dan penduduk setempat yang terkait dengan operasi perusahaan. Para
auditor sosial biasanya bekerjasama dengan shareholders dan stakeholders
untuk merancang, mengumpulkan, mengkoordinasikan, dan menganalisis
informasi.
2. Ruang Lingkup Audit Sosial
Ruang lingkup social auditing secara garis besar meliputi aspek
sosial internal organisasi dan aspek sosial eksternal organisasi. Aspek
internal organisasi meliputi antara lain manajemen sumber daya manusia,
kesehatan dan keselamatan kerja, perubahan organisasi, manajemen
lingkungan dan sumber daya alam. Sedangkan aspek eksternal organisasi
meliputi antara lain komunitas lokal, partner bisnis, pemasok, konsumen,
hak-hak asasi manusia, dan kepedulian lingkungan secara global. Apabila
2
menggunakan pendekatan global reporting initiative, ruang lingkup tersebut
dapat dikelompokkan menjadi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
3. Prinsip Pendekatan dan Manfaat Audit Sosial
Berikut adalah prinsip pendekatan yang dikemukakan oleh Pearce
dan Kay (2001 dalam Muljono. et. al, 2007):
1) Multi-perspective, bahwa opini yang didapat harus dari
berbagaisumber yang luas (keseluruhan stakeholder), baik yang
memperngaruhiatau terkena dampak organisasi/lembaga.
2) Comprehensive, bahwa laporan yang dihasilkan harus meliputi
seluruhaspek dan aktivitas lembaga tersebut.
3) Comparative, bahwa organisasi pelayanan masyarakat harus selalu
meningkatkan pelayanan dengan mengadakan perbandingan
performance lembaga dengan organisasi lain dari waktu ke waktu.
4) Regular, yakni diupayakan berjalan setiap tahun dan bukan one-off
exercise, bertujuan menghasilkan social account berdasar pada
konsep dan pelakasanaan melekat sebagai budaya
organisasi/lembaga tersebut.
5) Verified, bahwa laporan pelaksanaan kegiatan (social account) harus
dilihat oleh orang luar (independent person), untuk menjamin bahwa
pelaksanaan social account diaudit oleh seseorang yang tidak
memiliki keterkaitan pribadi terhadap lembaga tersebut.
6) Disclosed, bahwa pelaksanaan audit sosial memiliki ruang lingkup
yang luas untuk menjamin keterbukaan kepada stakeholder dan
komunitas yang lebih luas yang memiliki perhatian pada
akuntabilitas dan transparansi.
Sedangakan untuk manfaat daripada audit sosial adalah sebagai berikut:
Memiliki definisi yang tajam dan fokus dalam lembaga
Memberikan pertanggungjawaban kepada stakeholders
Menyediakan kerangka kerja yang bermanfaat untuk semua aktivitas
lembaga
3
Memberikan kepercayaan untuk memperoleh outcame yang tepat
Menjamin lingkungannya untuk dapat merasakan manfaat
keberadaan lembaga tersebut
Melibatkan stakeholders dalam setiap kegiatan lembaga
Menyajikan proses yang fleksibel dan penilaian internal maupun
eksternal yang jujur sehingga dapat mendorong konsistensi lembaga
tersebut.
3) Dimensi Program dan Lingkup Studi Audit Sosial
Pada jurnal ini program sosial yang diaudit adalah program
pemberdayaan 27 kategori PMKS. Secara singkat diperlukan satu alat
penyederhanaan, maka dalam studi ini digunakan kerangka logis yang
menyangkut tujuan, manfaat, hasil, proses, kegiatan dan input kegiatan, di
mana masing-masing aspek memiliki indikator sendiri-sendiri. Kemudian
jurnal ini menggunakan lokasi uji coba pada 6 provinsi yaitu Provinsi
Bengkulu, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Kalimantan
Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Provinsi Sulawesi Selatan. Dari
setiap provinsi tersebut diambil satu kabupaten yang dipilih dengan kriteria
kabupaten/kota banyak program yang terkategori identik dengan program
penanggulangan kessos ataiu sedikit penanggulangan kessos dan indeks
PMKS tinggi atau rendah. Pada setiap kabupaten dipilih satu komunitas
dengan PMKS terbanyak dan surplus penanggulangan kessos.
Beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan
setiap audit sosial adalah:
1) Brainstorming, untuk menyamakan persepsi tentang sistem audit
sosial dan social accounting
2) Menyusun kerangka dasar sistemaudit sosial dan social accounting
3) Menyusun kriteria dan indikator kinerja kegiatan audit sosial dan
social accounting
4) Menyiapkan tim ahli dan penilai lapangan untuk audit sosial dan
social accounting
5) Uji coba sistem audit sosial dan social accounting
4
6) Analisis hasil uji coba sistem audit sosial dan social accounting
7) Pelaporan dan presentasi
Data hasil ujicoba audit sosial bisa digunakan secara berulang-ulang dalam
berbagai aspek yang berbeda, tergantung tujuannya. Hal ini karena hasil
audit sosial bisa mengambil gambaran secara menyeluruh tentang kinerja
sebuah komunitas beserta aktivitas komponen-komponen di dalamnya.
Kemudian terdapat beberapa metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu:
Focus group: mengandung sejumlah orang yang telah diidentifikasi
untuk berdiskusi dengan topik-topik khusus.
In-dept interview: melakukan wawancara mendalam dengan tokoh
terntentu dapat berasal dari peserta atau tokoh masyarakat lain
sehingga pertanyaan menjadi lebih luas dan lebih terperinci karena
mengkaitkan antara jawaban pertanyaan satu dengan yang lainnya
Survei: melakukan wawancara kepada responden dengan
menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan secara khusus dan
sama untuk setiap kategori responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil kajian
menunjukkan bahwa kinerja program layanan sosial bervariasi antara daerah
satu dengan daerah lainnya. Rekomendasi yang diajukan dari kajian ini
adalah bahwa untuk mendukung implementasi sistem audit sosial perlu
dikeluarkan seperangkat regulasi di tingkat kementrian berupa Keppmen,
sehingga penerapan sistem audit sosial lebih bersifat mengikat dan pedoman
operasional atau pedoman teknis terkait. Selain itu perlu upaya
pengembangan sumber daya manusia yang akan mengelola sistem audit
sosial tersebut pada lingkup dinas sosial provinsi atau kabupaten/kota dan
PSKS/komunitas, misalnya melalui pendidikan dan pelatihan, workshop,
seminar, dan lain sebagainya.
5
4. Critcal Review
Audit merupakan sebuah asesmen dan evaluasi yang melibatkan
pengumpulan informasi mengenai sistem dan laporan keuangan dari sebuah
perusahaan. Audit laporan keuangan dan audit manajemen merupkan audit
yang memang telah kita kenal, kemudian muncul baru audit sosial.
Berdasarkan jurnal di atas yang bermaksud melakukan penelitian untuk
mengembangkan audit sosial merupakan suatu hal yang sangat bagus dan
bermanfaat. Peneliti sudah mencoba memaparkan mulai dari konsep audit
sosial itu sendiri hingga metodologi penelitian yang menggunakan data
kuantitatif maupun data kualitatif. Jurnal ini merupakan sebuah referensi
yang bagus untuk mengetahui dan memahami lebih dalam tentang audit
sosial karena kelengkapan dan keruntutan segala sesuatu yang dijelaskan
oleh penulis sehingga mempermudah pembaca untuk memahami maksud
dari jurnal tersebut.
Dilakukannya penelitian tentang audit sosial ini akan memberikan
berbagai manfaat karena audit sosial dapat membantu organisasi
mengerjakan pengelolaan yang benar. Begitu tujuan telah di sepakati,
selanjutnya adalah memeriksa bagaimana suatu organisasi mengukur
keberhasilan atau kegagalan dari tujuan ini dalam batasannya sendiri. Semua
ini adalah alat bantu yang berharga bagi pengurus dan membantu mereka
untuk fokus pada isu paling penting dalam mengelola suatu organisasi.
Selain itu dapat menjadikan nilai organisasi sungguh jelas. Nilai-
nilai menetapkan organisasi kita dan nilai yang sama menjaga kita tetap
bekerja bersama dan saling membantu satu sama lainnya. Perbedaan atau
kebingungan tentang nilai-nilai dapat mengarah pada ketidakpercayaan dan
konfik. Proses Audit Sosial membuat kita menjadi jelas dan terbuka
mengenai nilai-nilai suatu organisasi dan menguji aplikasi dari nilai tersebut
dalam pekerjaan sehari-hari.
Tidak hanya itu audit sosial juga memberikan manfaat untuk menilai
seberapa jauh dampak dari kinerja sosial yang dilakukan organisasi kepada
6
para stakeholders. Selain dipergunakan sebagai laporan kepada
stakeholders, social auditing ini berguna pula bagi organisasi dalam
peningkatan kinerja sosial selanjutnya sehingga hal itu merupakan suatu
proses yang berkelanjutan
Serta dengan audit sosial memastikan landasan dari organisasi
mencerminkan tujuan yang menyeluruh. Sering anggaran dasar dan status
hukum suatu orgnaisasi tidak ditinjau ulang. Kebijakan tidak dimutakhirkan
dan peraturan tidak ditulis dengan jelas. Semua ini adalah tugas dimana para
manajer dan pengurus mengetahui, yakni harus dikerjakan akan tetapi
begitu mudahnya dibiarkan. Tim Audit Sosial memastikan bahwa tinjauan
ulang ini dikerjakan dan dilakukan secara teratur. Sehingga hal-hal
tersebutlah yang membuat pentingnya dilakukan audit sosial.
Referensi
7
http://bambang-rustanto.blogspot.com/2012/04/penelitian-sosial-audit-
sosial.html
http://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/745/Social-Auditing
8