KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONNESIA2013
PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK 2
Kontributor Naskah
Juhari, S.Pd
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
1
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASAPROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKANMATA PELAJARAN : PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK
KELAS X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1. Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan dalam melaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
1.2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam melaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dasarelektromekanik
2.2. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikirdalam melaksanakan pekerjaan dasarelektromekanik
2.3. Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam melaksanakan pekerjaan dasarelektromekanik
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
3.1. Menentukan prosedur keamanan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan elektromekanik
3.2. Menentukan prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam)
3.3. Menentukan prosedur pengerjaan pelat logam
3.4. Menentukan prosedur perakitan rangka
2
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASARhumaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
pelat logam3.5. Menentukan kondisi operasi alat ukur
untuk pengukuran dimensional (mekanik)
3.6. Menentukan spesifikasi dan prosedur penyambungan kabel penghantar
3.7. Menentukan alat tangan dan prosedur pekerjaan wiring
3.8. Menentukan pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
4.1. Menerapkan prosedur keamanan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan elektromekanik
4.2. Menyiapkan pekerjaan pelat logam4.3. Melaksanakan kerja pelat4.4. Merakit rangka pelat logam4.5. Melakukan pekerjaan pengukuran
dimensional4.6. Memeriksa sesifikasi dan
penyambungan kabel penghantar.4.7. Melakukan pekerjaan wiring4.8. Melakukan pekerjaan perakitan
komponen listrik dengan solder
3
SILABUS MATA PELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMKProgram Keahlian : Teknik KetenagalistrikanPaket Keahlian : Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga ListrikMata Pelajaran : Pekerjaan Dasar ElektromekanikKelas /Semester : X
Kompetensi Inti:KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamBerinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial danalamsertadalammenempatkandirisebagaicerminanbangsadalampergaulandunia.
KI 3 : Memahami, menerapkandanmenganalisispengetahuanfaktual, konseptual, danproseduralberdasarkan rasa ingintahunyatentangilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumanioradalamwawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadabanterkaitpenyebabfenomenadankejadiandalambidangkerja yang spesifikuntukmemecahkanmasalah.
KI4 : Mengolah, menalar, danmenyajidalamranahkonkretdanranahabstrakterkaitdenganpengembangandari yang dipelajarinya di sekolahsecaramandiri, danmampumelaksanakantugasspesifik di bawahpengawasanlangsung.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Semester 11.3. Menyadari
sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan
4
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan dalammelaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
1.4. Mengamalkannilai-nilaiajaran agama sebagai tuntunan dalammelaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
2.4. Mengamalkanperilakujujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingintahu, inovatif dan tanggungjawabdalammelaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
2.5. Menghargaikerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalammenyelesaikanmasalahperbedaa
5
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
nkonsepberpikirdalammelaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
2.6. Menunjukkansikapresponsif,proaktif,konsisten, dan berinteraksisecaraefektifdenganlingkungansosialsebagaibagiandarisolusiatasberbagaipermasalahandalammelaksanakanpekerjaandasarelektromekanik
3.1. Menentukan prosedur keamanan, dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan elektromekanik
4.1. Menerapkan prosedur keamanan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan
Perilaku dan sikap aman pengelolaan tempat kerja
(bengkel) Lingkungan tempat kerja
yang aman Perlindungan personal Penggunaan perkakas
tanganPetunjuk umum- Pemekaian Obeng- Pemkaian Kunci pas- Pemkaian tang- Pemakaian Palu
Mengamati : Peraturan K3 Rambu-rambu K3 Alat pelindung Diri Alat pemadam kebakaran
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH,
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek Mengidentifikasi Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, dan alat pemadam kebakaran
Tes:
4 x 5 JP Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob
6
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
elektromekanik - Pemakaian gergaji- pemakaian crimping Tool
Penggunaan perkakas bertenaga listrik- mesin bor- mesin gerenda
Pemadam kebakaran
AlatpelindungDiri, dan alat pemadam kebakaran
Mengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, dan alat pemadam kebakaran
Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, dan alat pemadam kebakaran
Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, AlatpelindungDiri, dan alat pemadam kebakaran
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Menerapkan prosedur keamanan dan kesehatan kerja di bidang pekerjaan elektromekanik
Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
7
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:Peraturan K3LH, Rambu-rambu K3LH, Alat pelindung Diri, dan alat pemadam kebakaran
3.2. Menentukan prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
4.2. Menyiapkan pekerjaan pelat logam
Interpretasi gambar rangka
Peralatan tangan untuk menandai benda kerja- Alat ukur mekanik:- jangka sorong,- mikrometer,- mistar baja, penyiku
Pemberian tanda pada pelat logam
Mengamati :prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
Mengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: prosedur penyiapan
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil
4 x 5 JP Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
8
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
pekerjaan pelat logam
Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:prosedur penyiapan pekerjaan pelat logam
kegiatan belajar
Tugas:penyiapan pekerjaan pelat logam
3.3. Menentukan prosedur pengerjaan pelat logam
4.3. Melakukan kerja pelat
Memotong pelat logam Mengebor pelat logam Membuat lobang pada
pelat logam Melipat pelat logam
Mengamati :pelaksanaan kerja pelat
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek pelaksanaan kerja pelat
4 x 5 JP Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service,
9
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
: pelaksanaan kerja pelat
Mengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: pelaksanaan kerja pelat.Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: pelaksanaan kerja pelat
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:pelaksanaan kerja pelat
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: pelaksanaan kerja pelat
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Penggunaan alat tangan dan alat bertenaga listrik untuk kerja pelat
Canbera Industrial
Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
10
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
3.4 Menentukan prosedur perakitan rangka pelat logam
4.4. Merakit rangka pelat logam
Pemasangan fastener Alat pemasangan fastener Teknik pemasangan
fastener
Kerja proyekPenanganan plat: memberi tanda gambar pada benda kerja, fabrikasi sheet metal (cutting, bending, drilling, punching, rivetting, painting).
Mengamati :pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logamMengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam.Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: pelaksanaan pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Penggunaan alat tangan dan alat bertenaga listrik untuk pelaksanaan perakitan rangka
2 x 5 JP dan
4 x 5 JP
Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
11
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
yang lebihkompleksterkaitdengan: pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
dari pelat logam
Semester 23.5 Menentukan
kondisi operasi alat ukur untuk pengukuran dimensional (mekanik)
4.5. Melakukan pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Jangka geser Mikrometer luar Mikrometer kedalaman
Mengamati :kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Mengesplorasi :
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: kondisi operasi
2 x 5 JP dan
Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel
12
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik).Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonse
alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Penggunaan alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
yang sesuai
13
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
ptualisasitentang:kondisi operasi alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dimensi (mekanik)
3.6 Menentukan spesifikasi dan prosedur penyambungan kabel penghantar
4.6. Memeriksa spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Persyaratan penghantar listrik
Ukuran penghantar Jenis penghantar Tegangan kerja Warna kabel penghantar Pemilihan kabel
penghantar Penyambungan kabel
pengahntar
Mengamati :spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Mengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: spesifikasi dan penyambungan kabel
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek pelaksanaan spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Pemeriksaan
4 x 5 JP dan
Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
14
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
penghantar.Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
spesifikasi dan penyambungan kabel penghantar
3.7 Menentukan alat tangan untuk pekerjaan wiring
4.7. Menggunakan alat tangan untuk pekerjaan wiring
Tang potong Tang bulat Tang kombinasi Crimping tool
Penanganan pengawatan: bahan isolasi, penghantar, spesifikasi dan ukuran
Mengamati :pelaksanaan wiring kabel
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang
Kinerja:Pengamatan sikap kerja dan kegiatan praktek pelaksanaan wiring kabel
3 x 5 JP Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service,
15
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
kabel, alat pengupas kabel
Penaganan Terminasi: terminal kabel, kabel marker, sepatu kabel, crimping tool,
Penanganan penyambungan kabel dengan quick connector
Penanganan Pemipaan dan kanal kabel (Tray & duct)
Penaganan Komponen papan hubung bagi: Mounting rel (simetris, dan omega), isolator, dan connector block.
: pelaksanaan wiring kabel
Mengesplorasi :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: pelaksanaan wiring kabel
.Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:pelaksa
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: pelaksanaan pelaksanaan perakitan rangka dari pelat logam
Portofolio:Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:pelaksanaan wiring kabel
Canbera Industrial
Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
16
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
naan wiring kabel
3.8 Menentukan pekerjaan perakitan dengan solder
4.8 Melakukan pekerjan perakitan komponen listrik dengan solder
Kerja proyek 2;Penanagnan penyambungan komponen dengan solder:Soldering joint (kabel, dan komponen listrik/elektronik)
Mengamati :Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Menanya :Mengkondisikansituasibelajaruntukmembiasakanmengajukanpertanyaansecaraaktifdanmandiritentang: Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Pengumpulan Data :Mengumpulkan data yang dipertanyakandanmenentukansumber (melaluibendakonkrit, dokumen, buku, eksperimen) untukmenjawabpertanyaan yang diajukantentang: Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Kinerja:Pengematan sikap kerja dan kegiatan praktek Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Tes:Teslisan, tertulis, dan praktek terkait dengan: Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Portofolio:
3 x 5 JP Training manual Electrical electronic Industry, Australian Goverment Service, Canbera
Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, Bob Mercer, Newnes, 2001
Buku referensi dan artikel yang sesuai
17
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
.
Mengasosiasi :Mengkatagorikan data danmenentukanhubungannya, selanjutnyanyadisimpulkandenganurutandari yang sederhanasampaipada yang lebihkompleksterkaitdengan: Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Mengkomunikasikan :Menyampaikanhasilkonseptualisasitentang:Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
Laporan dan presentasi hasil kegiatan belajar
Tugas:Pekerjaan perakitan komponen listrik dengan solder
18
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I Peralatan Ukur (Measuring Equipment) 4
A. Jangka geser 4
B. Mikrometer 14
C Mikrometer Kedalaman 25
C. Latihan Soal 27
BAB II Kabel Penghantar 28
A. Pengertian 23
B. Persyaratan Pengantar 30
C. Ukuran Pengantar 30
D. Macam-macam penghantar dan kegunaannya 32
E. Tegangan Kerja 34
F. Identifikasi Warna Kabel 37
G. Pemilihan Kabel 37
H. Menyambung (Joining) underground armoured cable 44
I. Latihan Soal 49
BAB III Tang (Pliers) 50
19
A. Tang Potong (Cutting Pliers) 51
B. Tang Bulat (Round-Nose Pliers) 52
C. Tang Kombinasi (Combination Pliers) 53
D. Latihan Soal 53
BAB IV Menyolder (Soldering) 58
A. Soldering (Menyolder) 58
B. Menyolder Terminal (Sepatu Kabel) 59
C. Kegagalan pada Penyolderan 61
D. Latihan Soal 63
Daftar Pustaka 65
20
BAB I
Peralatan Ukur (Measuring Equipment)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan ukur
(Measuring Equipment). Siswa akan belajar bagaimana mengidentifikasi,
menggunakan dengan aman dan memelihara peralatan ukur serta peralatan
yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Peralatan ukur meliputi :
Jangka Geser.
Mikrometer.
Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk
mempersiapkan pekerjaan pelat logam sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
Mengidentifikasi peralatan ukur untuk mengukur benda kerja.
Menggunakan peralatan ukur untuk menentukan ukuran benda kerja.
Memelihara dan menyimpan peralatan ukur secara aman dan benar.
A. Jangka geser.Jangka geser digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam dan
kedalaman lubang. Alat ini terbuat dari baja tahan karat. Keistimewaan jangka
geser ini terletak pada kemampuan mengukur untuk variasi bentuk dan kondisi
benda kerja yang hendak diukur. Namun meskipun demikian tingkat ketelitian
pengukurannya masih berada dibawah tingkat ketelitian mikro meter.
Gambar 1-1. Bentuk fisik jangka geser.
21
Bagian-bagian jangka geser adalah : mistar ukur yang dapat digeser, rahang
pengukur, ekor/batang kedalaman dan pita pengikat. Jangla geser terdiri dari
dua skala ialah skala utama (main scale) dan skala geser (vernier scale) terdapat
garis-garis ukur dalam ukuran inchi dan millimeter. Pada salah satu sisinya
terdapat alur tempat kedudukan bagian ekor/batang kedalaman. Rumah geser
terpasang pada mistar ukur dan dapat bergeser sepanjang mistar tersebut.
Bagian ekor/batang kedalaman berbentuk segiempat pipih dan letaknya pada
mistar yang beralur, bagian ini gunanya untuk mengukur kedalaman lubang atau
tingginya suatu benda kerja.
Jika rumah geser digeserkan, bagian ini ikut bergeser pula. Rahang jepit terdiri
dari dua pasang, sepasang rahang untuk mengukur diameter luar, sepasang lagi
untuk mengukur diameter dalam. Mur pengikat gunanya untuk mengikat rumah
geser trehadap mistar.
Gambar 1-2. Mengukur diameter luar dan dalam
1) Cara membaca jangla geser ukuran millimeter (Pembagian 0,1 mm).
Jangka geser yang skala noniusnya 0,1 mm dapat mengukur hanya sampai 0,1
mm. Pada rumah geser terdapat garis ukur sebanyak 10 bagian yang
panjangnya 9 mm. Jadi jarak antara garis yang satu terhadap garis yang lain 0,9
mm. Garis-garis itu ditandai dengan angka 0 – 10. Garis 0 merupakan garis
penunjuk ukuran bulat misalnya 1 mm, 2 mm, 3 mm dan seterusnya. Pada
22
pengukuran demikian, garis 0 kedudukannya satu garis dengan garis diatasnya
yang terdapat pada mistar ukur, demikian pula garis yang berangka 10 segaris
dengan salah satu garis diatasnya. Adapun garis-garis lainnya, garis ke 1 sampai
garis ke 9 tidak segaris dengan garis diatasnya. Garis-garis ini menunjukan
ukuran 0,1 mm.
Gambar 1-3. Skala utama dan geser.
Contoh 1 :
Pada pengukuran 14,2 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 14 dan ke 15 pada mistar.
Garis ke 2 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu garis mistar.
Gambar 1-4. Contoh pengukuran 14,2 mm.
Contoh 2 :
Pada pengukuran 17,8 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 17 dan ke 18 pada mistar.
23
Garis ke 8 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu garis mistar.
Gambar 1-5. Contoh pengukuran 17,8 mm.
Contoh 3 :
Pada pengukuran 15 mm, letak garis-garis ukurnya adalah sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak segaris ke 15 pada mistar. Garis ke 10 pada rumah geser kedudukannya satu garis dengan suatu
garis mistar.
Gambar 1-6. Contoh pengukuran 15 mm.
2) Cara membaca jangla geser ukuran millimeter (Pembagian 0,05 mm).
Pada pembagian ini, garis ukur pada rumah geser berjumlah 20 bagian. Jarak
dari 0 sampai 20 sama dengan 19 mm. Berarti jarak antara garis yang satu
dengan yang lainnya 19 : 20 = 0,95 mm, jadi selisih dari kedua skala ini 1 mm –
0,95 mm = 0,05 mm. Berarti pula, bahwa jangka geser ini mampu mengukur
sampai ukuran terkecil 0,05 mm.
Cara membaca pembagian ini sama dengan membaca pembagian 0,1 mm
diatas.
Contoh 1 :
Pada pengukuran 8 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 8 pada mistar ukur.
Garis ke 20 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
24
Gambar 1-7. Contoh pengukuran 8 mm.
Contoh 2 :
Pada pengukuran 9,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak di antara garis ke 9 dan garis ke 10
pada mistar ukur.
Garis ke 10 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Gambar 1-8. Contoh pengukuran 9,5 mm.
Contoh 3 :
Pada pengukuran 37,66 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah
sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak di antara garis ke 37,5 dan garis ke 38
pada mistar ukur.
Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
25
Gambar 1-9. Contoh pengukuran 37,66 mm.
Untuk lebih memudahkan membaca angka-angka di belakang koma, misalnya
0,55 – 0,65 – 0,75 dan seterusnya, maka caranya sebagai berikut :
Misalnya ukuran :
0,65 : carilah yang berangka 6 dan tambahkan 1 garis.
0,75 : carilah yang berangka 7 dan tambahkan 1 garis.
0,85 : carilah yang berangka 8 dan tambahkan 1 garis.
Biasanya garis yang berangka (seperpuluhan) bentuknya lebih panjang dari
pada garis 0,05 mm.
3) Cara membaca jangka geser ukuran inchi.
Bentuk ukuran inchi ini ada yang pecahan dan ada pula yang desimal. Bentuk
pecahan : angka-angka yang terdapat pada mistar, misalnya 1 – 2 – 3 dan
seterusnya menunjukan ukuran 1” – 2” – 3” dan seterusnya. Dari angka ke angka
dibagi dalam 16 bagian sehingga 1 bagian jaraknya 1/16”. Pada rumah geser
26
terdapat garis-garis ukur yang jaraknya 7/16” dan terbagi atas 8 bagian berarti 1
bagian 7/16” dibagi 8 sama dengan 7/128”. Selisih skala 1/16” – 7/128” = 1/128”.
Jadi ketelitian pengukuran jangka geser ini adalah 1/128”.
Gambar 1-10. Skala jangka geser ukuran inchi.
Contoh 1 :
Pada pengukuran 2,853, maka kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 2,850 pada mistar
ukur.
Garis ke 3 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Gambar 1-11. Contoh pengukuran 2,853.
Contoh 2 :
Pada pengukuran 5/8” sama dengan 10/16”. Kedudukan garis-garis ukurnya
adalah sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser segaris dengan garis ke 10 pada mistar ukur.
Garis ke 8 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Gambar 1-12. Contoh pengukuran 5/8”.
27
Contoh 3 :
Pada pengukuran 15/128” sama dengan 1/16” + 7/128”. Kedudukan garis-garis
ukurnya adalah sebagai berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 pada mistar
ukur.
Garis ke 7 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Gambar 1-13. Contoh pengukuran 15/128”.
Contoh 4 :
Pada pengukuran 21/128”. Kedudukan garis-garis ukurnya adalah sebagai
berikut :
Garis 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 2 dan ke 3 pada mistar
ukur.
Garis ke 5 pada rumah geser segaris dengan suatu garis pada mistar
ukur.
Gambar 1-13. Contoh pengukuran 15/128”.
4) Bentuk desimal.
Jarak 1” pada mistar ukur dibagi dalam 10 bagian sehingga 1 bagian yang
berangka 1/10”. Dari angka ke angka (1/10”) dibagi dalam 4 bagian sehingga 1
bagian 0,0025”. Karena selisih skala itu 0,0025” – 0,0024” = 0,001”, berarti pula
ketelitian jangka geser ini adalah 0,001”.
28
Contoh 1 :
Pada pengukuran 1,148”, berarti 1,148” = 1” + 0,1” + 0,025” + 0,023”.
Jadi penunjukannya :
Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 1 dan ke 2 yang berangka
dan garis ke 23 segaris dengan salah satu garis pada mistar.
Contoh 2 :
Pada pengukuran 2,653”, berarti 2,653” = 2” + 0,6” + 0,050” + 0,005”.
Jadi penunjukannya :
Angka 0 pada rumah geser terletak antara garis ke 6 dan ke 7 yang berangka
dan garis ke 3 segaris dengan salah satu garis pada mistar.
Tugas Praktek.
1. Alat dan Bahan :
Jangka geser.
Fuse holder
Nepel
Pipa PVC
2. Petunjuk :
Letakan rahang-rahang jangka geser pada benda kerja sesuai dengan
objek pengukuran yang diperlihatkan pada gambar kerja.
Sebelum melakukan pembacaan hasil pengukuran, usahakan benda kerja
jangan dilepas atau kalau akan dilepas terlebih dahulu kunci rahang yang
bergerak dengan mengencangkan mur pengingat.
29
Lakukan beberapa kali pengukuran untuk setiap objek pengukuran agar
diperoleh hasil pengukuran yang akurat.
Lakukan pengukuran pada tempat yang memiliki kuat cahaya penerangan
yang baik.
Lakukan dua kali pengukuran, yang pertama menggunakan skala
milimeter dan yang ke dua menggunakan skala inchi.
Pergunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya.
3. Gambar Kerja :
30
4. Tabel Pengukuran : Nepel.
Bidang Data PengukuranMilimeter Inchi
abcdefghijkl
mopq
Fuse Holder.
Bidang Data PengukuranMilimeter Inchi
abcd
31
5. Evaluasi :
a. Sebutkan fungsi dari bagian-bagian jangka geser berikut ini :
1) Rahang tetap.
2) Rahang bergerak
3) Batang geser
4) Batang kedalaman
5) Mur pengikat
b. Gambarkan ilustrasi skala ukur jangka geser sesuai dengan data berikut :
1) Hasil ukur 16,75 mm.
2) Hasil ukur 3/32 inchi.
32
Latihan Soal :
1) Tuliskan nama bagian-bagian dari jangka geser seperti yang diperlihatkan
pada gambar dibawah ini :
1) .......................................................
2) .......................................................
3) .......................................................
4) .......................................................
5) .......................................................
6) .......................................................
7) .......................................................
8) .......................................................
33
2) Tentukan hasil pengukuran dengan jangka geser pada gambar dibawah
ini dengan faktor ketelitian 0,02 mm.
34
B. Mikrometer Luar.
Mikrometer adalah suatu alat ukur yang sangat teliti bila dibandingkan dengan
jangka geser oleh karenanya banyak dipakai di tempat-tempat pekerjaan yang
memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi.
Mikrometer ada beberapa macam antara lain :
Mikrometer Luar
Mikrometer Dalam
Mikrometer Kedalaman
Mikrometer Ulir
Pada pembelajaran ini akan kita uraikan mengenai mikrometer luar dengan
ukuran mengenai mikrometer luar dengan ukuran milimeter. Adapun bentuk fisik
mikrometer ini seperti yang ditunjukan pada gambar berikut ini serta bagian-
bagiannya terdiri dari :
Rangka (frame)
Landasan (anvil)
Poros geser dan ulir (spincle and thread)
Tabung ukur (sleeve)
Tabung putar (thimble)
Gigi gelincir (rechett)
Pengunci (lock nut).
Pada bagian tabung ukur dan tabung putar terdapat angka-angka dan garis-garis
ukur. Angka-angka dan garis-garis ukur inilah yang akan menunjukan ukuran
benda kerja yang di ukur.
35
Gambar 1-15. Bagian-bagian mikrometer.
Angka-angka yang terdapat pada tabung ukur menunjukan ukuran milimeter,
misalnya 0 – 5 – 10 – 15 – 20 dan seterusnya. Dengan demikian diantara angka
5 – 10 = 5 mm dan seterusnya. Dari angka ke angka ini dibagi dalam 5 bagian
sehingga 1 bagian jaraknya 1 mm. Pada bagian bawah garis-garis ini
(adakalanya letaknya diatas), terdapat pula garis-garis ukur pembagi dua, artinya
antara garis atas dan garis bawah jaraknya 0,5 mm (lihat gambar 2-2). Pada
bagian tabung putar terdapat garis-garis ukur yang banyaknya 50 bagian. Jika
tabung putar di putar 1 kali (misalnya dari angka 0 sampai ke angka 0 lagi) maka
poros geser akan bergerak 0,5 mm. Jika 2 kali diputar berart 2 x 0,5 mm = 1 mm
dan seterusnya. Oleh karena itu tabung putar dibagi dalam 50 bagian, maka 1
bagian jaraknya 0,5 : 50 = 0,01mm langkah poros geser.
36
Gambar 1-16. Bagian tabung ukur dan tabung putar.
Gambar 1-17. Tabung ukur (sleeve).
37
Gambar 1-18. Langkah poros geser dengan jarak 0,5 : 50 = 0,01m.
Contoh 1 (lihat gambar 1-18)
Pada ukuran 15 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :
Garis yang berangka 15 pada tabung ukur berimpit dengan rusuk tabung
putar.
Garis yang berangka 0 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi
dua pada tabung ukur.
Contoh 2 (lihat gambar 1-18)
Pada ukuran 17,5 mm, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :
Garis ukur milimeter yang ke 17 pada tabung ukur tampak jelas..
Garis ukur setengah milimeter pada tabung ukur terletak antara garis ke
17 dan 18 ukuran milimeter dan berimpit dengan sisi tabung putar.
Garis yang berangka 0 pada tabung putar segaris dengan garis pembegi
dua pada tabung putar.
38
Pada ukuran 18,82 mm, maka kedudukan :
Garis ukur milimeter yang ke 18 pada tabung ukur terlihat jelas.
Garis ukur setengah milimeter pada tabung ukur yang terletak antara garis
ke 18 dan ke 19 ukuran milimeter tampak jelas karena 0,82 mm adalah
lebih dari 0,5 mm.
Garis ke 32 pada tabung putar (82 – 50 = 32) segaris dengan sisi tabung
putar (gambar 1-19).
Gambar 1-18.
Cara membaca mikrometer ukuran inchi.
Pada bagian tabung ukurnya terdapat satu baris ukur. Dari angka ke angka
jaraknya 0,1” dan dibagi 4 bagian, berarti satu bagian 0,025”. Sedangkan pada
tabung putar terdapat 25 garis ukur. Jika tabung putar diputar 1 kali (misalnya
dari angka 0 ke angka 0 lagi), maka poros geser akan bergeser 0,025”. Jadi
artinya jarak antara garis yang satu dengan garis yang lainnya pada tabung putar
0,025” : 25 = 0,001” langkah poros geser (lihat gambar 1-19).
39
Gambar 1-19.
Contoh 3 (lihat gambar 1-20).
Pada ukuran 0,297”, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :
Sisi tabung putar berimpit dengan garis yang berangka 0,275 pada tabung
ukur.
Garis yang berangka 22 pada tabung putar segaris dengan garis pembegi
dua pada tabung ukur.
Gambar 1-20.
40
Contoh 4 (lihat gambar 1-20).
Pada ukuran 0,242”, maka kedudukan garis-garis ukurnya sebagai berikut :
Sisi tabung putar 0,2 + 0,025 = 0,225. Artinya sisi tabung putar terletak
pada garis ke 2 sebelah kanan garis yang berangka 2.
Garis ke 17 pada tabung putar segaris dengan garis pembagi dua tabung
ukur.
Gambar 1-21.
Ukuran mikrometer.
Ukuran mikrometer ditentukan oleh jarak maksimal yang ditempuh oleh poros
geser. Misalnya mikrometer 1”, artinya mikrometer yang jarak maksimal
pengukurannya 1” (dari 0 – 1”).
Mikrometer 2” pengukurannya dari 1” sampai 2”.
Mikrometer 3” pengukurannya dari 2” sampai 3”, dan seterusnya. Jadi jarak
gesernya hanya 1”.
Pada mikrometer milimeter jarak gesernya :
41
0 – 25 mm
25 – 50 mm
50 – 75 mm
75 – 100 mm dan seterusnya.
Cara mengukur dengan mikrometer :
Kedudukan poros geser sebelum mengukur harus lebih lebar dari pada
diameter benda kerja.
Tempatkan bagian alas mikrometer pada benda kerja putarlah tabung
putarnya kearah kanan sehingga poros geser hampir menyentuh benda
kerja.
Bila poros geser sudah dekat dengan benda kerja, putarlah bagian
ratchet-nya sampai ratchet tersebut berbunyi.
Lihatlah garis-garis ukurnya dan terbacalah dengan mudah hasil
pengukurannya.
42
Gambar 1-21. Cara mengukur yang benar.
Cara mengukur yang salah :
Pada waktu mengukur, jangan hanya memutar tabung putar saja. Hal ini
bisa merubah pengukurannya karena tekanan tangan yang memutar tidak
stabil (harus betul-betul memakai perasaan). Dalam hal ini putarlah
ratchet-nya.
Jangan menarik mikrometer keluar dari benda kerja untuk dilihat hasil
pengukurannya. Hal ini bisa merusak landasan dan ujung poros geser
aus.
43
Gambar 1-22. Cara mengukur yang salah.
Memeriksa ketepatan ukuran.
Sebelum mikrometer itu kita gunakan, sebaiknya kita periksa dahulu
kerapatannya. Caranya adalah : rapatkan poros geser pada alasnya (untuk
mikrometer 0 -25 mm) atau dengan mal (untuk mikrometer 25 - 50 mm).
Kemudian lihatlah garis ukur pada tabung ukur dan garis ukur pada tabung putar.
Jika garis 0 (nol) pada tabung putar segaris dengan garis 0 (nol) pada tabung
ukur, berarti keadaan mikrometer itu baik. Tetapi bila kedudukannya tidak tepat,
maka hal ini harus kita perbaiki dengan kunci khusus. Pada setiap kotak tempat
mikrometer terdapat kunci dan sebuah mal. Kunci itu kita masukan kedalam
lubang kecil tabung ukur, lalu putarlah ke kanan atau ke kiri sesuai dengan
kedudukan yang tidak tepat tadi sehingga kedua garis yang berangka 0 (nol) tadi
segaris.
44
Cara memegang mikrometer.
Satu tangan dengan benda kerja bebas : kelingking dengan jari manis tangan
kanan memegang mikrometer, jari lainnya memutar tabung putar. Tangan kiri
memegang benda kerja.
Gambar 1-23.
Gambar 1-24.
45
C. Mikrometer kedalaman (depth micrometer).
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kedalaman alas lubang suatu
alur. Benda kerja diletakan pada bangku kerja atau meja gambar. Tangan kanan
menekan blok silang agar tetap rapat pada bidang kerja. Tangan kiri memutar
tabung putar sampai poros geser menyentuh alas lubang atau alur. Cara
membaca ukurannya sama dengan membaca ukuran mikrometer luar.
Gambar 1-25. Mikrometer dalam.
46
Tugas Praktek.
1. Alat dan bahan :
Mikrometer
Paket jenis-jenis kabel.
Macam-macam kawat email.
2. Petunjuk :
Letakkan semua peralatan pada tempat yang aman.
Ukurlah semua diameter inti kabel dan kawat yang telah disiapkan.
Masukkanlah hasil pengukuran pada tabel yang sudah disediakan.
Hitunglah luas penampang inti kabel dan kawat tersebut.
3. Tabel hasil pengukuran :
No. Jenis Kabel/Kawat Diameter(mm)
Luas Penampang (mm2)
47
4. Evaluasi :
1) Gambarlah ilustrasi skala ukur mikrometer sesuai dengan data
pengukuran berikut :
a. Diameter kawat 0,75 milimeter.
b. Diameter kawat 2,35 milimeter.
c. Luas penampang 2,5 milimeter.
2) Buatlah kesimpulan dari hasil pengukuran.
Latihan Soal :
1. Tuliskan nama bagian-bagian dari mikrometer seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 1-24.
a. .................................................b. .................................................c. .................................................d. .................................................e. .................................................f. .................................................
48
2. Tentukan hasil pengukuran dengan mikrometer pada gambar dibawah ini :
Gambar 1-25.
49
BAB II
Kabel Penghantar
Pada bab ini siswa akan belajar membedakan jenis-jenis penghatar. Siswa akan
belajar bagaimana mengidentifikasi, memilih, menggunakan dengan benar untuk
melengkapi pekerjaan ini.
Peralatan ukur meliputi :
Macam-macam Penghantar.
Memilih penghantar.
Mengklasifikasikan penghantar.
Dengan demikian siswa dapat memilih dan menggunakan penghantar untuk
mempersiapkan pekerjaan dasar elektromekanik sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
Mengidentifikasi kabel penghantar untuk tegangan rendah.
Menyambung kabel penghantar untuk tegangan rendah.
A. Pengertian.
a. Penghantar ialah : (PUIL 108 P 25 )
Benda logam atau bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik
Kawat/pilinan kawat yang cocok digunakan untuk menyalurkan arus listrik
b. Kabel ialah :
rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar pejal atau berupa
pintalan, masing -masing dilindungi dengan isolasi, keseluruhannya
dilengkapi dengan selubung pelindung bersama.
50
c. Kabel instalasi ialah :
Kabel yang dimaksudkan untuk instalasi tetap (PUIL 108 K4 )
d. Kabel fleksibel ialah :
kabel yang karena sifat penghantar, isolasi dan selubung yang fleksibel
dimaksudkan untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik yang dapat
dipindah-pindahkan dan atau bergerak. (PUIL 108 K3 )
B. Persyaratan Penghantar :
a. Bahan penghantar, isolasi dan selubung harus memenuhi syarat sesuai
dengan
penggunaannya.
c. Telah diperiksa dan diuji oleh LMK.
C. Ukuran penghantar (PUIL ayat 700 A 2.1 )
Dinyatakan dalam ukuran luas penampang intinya dan satuannya adalah
mm2 . Ukuran luas penampang nominal kabel, penghantar tak berisolasi
seperti pada tabel 1 di bawah (di PUIL tercantum pada daftar 700 -1).
Tabel 1 - Luas Penampang Nominal Kabel Dan Kabel Tanah
Kabel dan kabel tanah instalasi tetap dari aluminium atau tembaga
( mm2 )
Kabel dan kabel tanah Instalasi
tetap dari aluminium atau tembaga bentuk
sektor( mm2 )
Kabel fleksibel , Lebih fleksibel , Sangat fleksibel
dari tembaga( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Bulat
Dipilin Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 5
0,50,751,0
0,50,751,0
---
---
0,50,751,0
51
Kabel dan kabel tanah instalasi tetap dari aluminium atau tembaga
( mm2 )
Kabel dan kabel tanah Instalasi
tetap dari aluminium atau tembaga bentuk
sektor( mm2 )
Kabel fleksibel , Lebih fleksibel , Sangat fleksibel
dari tembaga( mm2 )
Pejal Bulat Dipilin Bulat
Dipilin Bulat Dipadatkan
1 2 3 4 51,52,54
61016
253550
7095120
150185240
300
1,52,54
1016
253550
7095
120
150185240
300400500
6308001000
---
--
16
253550
7095120
150185240
300400500
630--
---
-1016
253550
7095120
150185240
300400500
630--
1,52,54
1016
253550
7095
120
150185240
300400500
--
52
Macam-macam penghantar dan kegunaannya. ( ayat 700 B2 )
Macam-macam penghantar yang sering digunakan dan kegunaannya yang
lengkap (lihat PUIL daftar 700-3 dan 700-4.)
Tabel 2.
Kabel Instalasi Jenis Penggunaan
NYA
NYAF
NGA
Untuk instalasi ruangan kering : Di dalam pipa dan dipasang
diatas atau di bawah plesteran. Dengan menggunakan rol
isolator dipasang diatas plafon .
Untuk pemasangan di dalam alat-alat listrik dan lemari hubung bagi.
Tidak boleh digunakan : Menempel langsung pada
plesteran, kayu dan di dalam plesteran.
Pada pemasangan instalasi ruang lembab, basah, di alam terbuka, ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan.
NYM
Untuk instalasi ruangan kering, lembab, basah, dengan bahaya kebakaran yang dipasang di atas, di dalam plesteran dan di atas kayu.
Pemasangan pada ruangan dengan bahaya ledakan harus memperhatikan pengaruh kimia & termis.
NYZ
NYD
Untuk alat tangan ringan seperti pesawat radio, alat cukur dll yang dipasang hanya pada ruangan kering dengan tekanan mekanis rendah.
Tidak digunakan untuk peralatan listrik thermis.
NYMHY untuk alat listrik domestik seperti
mesin cuci, lemari es dll yang
53
Kabel Instalasi Jenis Penggunaandipasang didalam ruangan kering, lembab sementara dengan tekanan mekanis sedang.
Tidak boleh untuk perlengkapan listrik thermis.
NMH
Untuk alat listrik dapur, bengkel pertanian ( misalnya pemanas air yang besar, lampu tangan ) dan alat - alat listrik tangan, dengan tekanan mekanis sedang dan dipasang di ruang kering, lembab.
Boleh dipasang ditempat kerja dengan bahaya kebakaran ( untuk maksud pertanian, alam terbuka ) menggunakan penghantar dengan penampang mulai 1,5mm2.
Tidak boleh direnggangkan seperti penghantar udara.
NSA Untuk alat listrik ringan ini
misalnya setrika dengan tekanan mekanis sedikit dan dipasang diruang kering.
NYYNAYY
Untuk instalasi mesin tenaga, lemari hubung bagi dan instalasi industri yang dipasang di dalam ruangan, saluran kabel, alam terbuka . Bila diperkirakan tidak akan terjadi kerusakan mekanis.
Untuk pemasangan dalam tanah yang kemungkinan terjadi kerusakan harus diberi perlindungan .
NYFGbYNAYFGbY
Untuk instalasi msin tenaga, industri, lemari hubung bagi yang dipasang di dalam ruangan, saluran kabel, alam terbuka, dalam tanah dengan gangguan mekanis sedang.
Boleh dipasang di dalam air/sungai bila tidak akan terjadi gangguan gaya tarik mekanis.
NYRGbY Untuk pemasangan dalam tanah,
54
Kabel Instalasi Jenis PenggunaanNAYRGbY di dalam ruangan, saluran kabel
dan alam terbuka, bila diisyaratkan perlinduangan mekanis yang lebih tinggi atau tekanan tarik yang lebih besar pada waktu montase dan pada waktu pembebanan.
Boleh dipasang didalam air dan sungai, bila tidak akan terjadi gangguan gaya tarik mekanis.
BCC
AACAAAC
ACSR
Digunakan untuk saluran udara tegangan rendah, menengah maupun tinggi.
D. Tegangan Kerja a. Tegangan Kerja Instalasi dan Kabel Fleksibel.
Boleh dibebani terus menerus dengan tegangan kerja maksimun 15% lebih tinggi dari tegangan nominal kabel tersebut ( ayat 700 B2 ).
Contoh :
Tegangan nominal NYM adalah 500 V, maka NYM dapat
dibebani secara terus menerus dengan tegangan maksimun
sebesar : 115% X 500 V = 575 V.
b. Tegangan Kerja Kabel Tanah ( ayat 700 C2 )
Pada instalasi 3 fase, kabel tanah dapat dibebani dengan tegangan kerja
maksimun sebesar :1. 20% di atas tegangan nominal kabel tanah 0,6/1 kV.
2. 15% di atas tegangan nominal kabel tanah 3,6/6 kV & 6/10 kV.
3. 10% di atas tegangan nominal kabel tanah di atas 10 kV.
55
KHA terus menerus yang diperkenankan dan pengaman untuk
kabelberisolasi PVC tunggal pada suhu keliling 30oC dan suhu penghantar
maksimun 700C
d. Kabel instalasi berisolasi, berselubung karet dan kabel instalasi
berisolasi karet, PVC, serta kabel fleksibel pada suhu keliling di atas
30oC sampai 55oC. KHA kabel-kabel tersebut di atas sama seperti tabel
2 dan tabel 3 yang telah dikoreksi oleh tabel 4 di bawah ini.
Contoh :
1. KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
98% x 33A = 32,34A untuk pemasangan dalam pipa
98% x 54A = 52,92A untuk pemasangan dengan rol isolator
Sedangkan KHA kabel NGA 6 mm2 pada suhu keliling 350C : 90% x 33A = 29,7A untuk pemasangan dalam pipa
90% x 54A = 48,6A untuk pemasangan dengan rol isolator
2. KHA kabel NMH 6 mm2 pada suhu keliling 300C adalah
98% x 44A = 43,12A
Sedangkan pada suhu keliling 350C adalah : 90% x 33A = 39,6A
3. KHA kabel NYA 6 mm2 pada suhu keliling 400C adalah : 87% x 33A = 28,71A pada pemasangan dalam pipa
4. KHA kabel NYM 6 mm2 pada suhu keliling 550C adalah : 62% x 44A = 28,28A
Kabel-kabel tersebut di atas tidak boleh dibebani melebihi kemampuan
hantar arusnya.
56
d. Kabel tanah
Kabel NYY, NYGbY, NYRGbY berpenghantar tembaga tidak boleh dibebani
melebihi KHA seperti yang tercantum pada tabel 5 di bawah untuk masing-
masing luas penampang.
Tabel 6. KHA terus menerus untuk tabel tanah berinti tunggal, berpenghantar
tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, dipasang pada sistem arus searah
dengan tegangan kerja maksimun 1,8 kV; serta untuk kabel tanah berinti dua,
tiga, dan empat berpenghantar tembaga, berisolasi dan berselubung PVC, yang
dipasang pada sistem arus 3 fase dengan tegangan kerja maksimun 0,6/1kV,
pada suhu keliling 300C.
Tabel 6. KHA Kabel Penghantar.
Jenis Luas KHA terus meneruskabel penam Berinti tunggal Berinti dua Berinti 3 dan
4pang nominal( mm2 )
Di tanah( A )
Di udara( A )
Di tanah( A )
Di udara( A )
Di tanah( A )
Di udara( A )
1 2 3 4 5 6 7 8NYYNYBYNYFGbY
NYRGbY
NYCYNYCWY
NYSY
NYCEY
NYSEY
NYHSY
1,52,54
61016
253550
7095
120
150185240
334558
7498
129
169209249
312374427
481552641
263546
5880
105
140175215
270335390
445510620
273647
5978
102
134160187
231280320
356409472
212938
486690
120150180
230275320
375430510
243241
526989
116138165
205245280
316356414
182534
446080
105130160
200245285
325370435
57
300400500
730854988
710850
1000
525605
-
590710
-
463534
-
500600
-
E. Identifikasi Warna Kabel Penggunaan warna untuk identifikasi kabel berlaku ketentuan sebagai
berikut :
Warna hijau-kuning : untuk penghantar pentanahan (ayat 302 B2)
Warna biru : untuk penghantar netral
Warna merah : untuk penghantar fase R
Warna kuning : untuk penghantar fase S
Warna hitam : untuk penghantar fase T
Pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan mempergunakan satu
warna saja ( merah, kuning atau hitam ) kecuali kabel netral harus warna
biru dan kabel pembumian harus hijau-kuning .
F. Pemilihan Kabel.Banyak jenis-jenis dan variasi kabel yang digunakan untuk instalasi listrik.
Jika kabel dipilih untuk suatu aplikasi tertentu, sesuai dengan IEC
Publication 502 dan SPLN 43-5 juga harus dikonsultasikan untuk
memastikan bahwa kabel yang dipilih sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan pada instalasi listrik. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk pemilihan kabel yang benar sebagai berikut :
Aplikasi dan jenisnya (application and types of duty)
Kondisi arus ( current conditions)
Pertimbangan drop tegangan (voltage drop considerations)
Tegangan kerja (operating voltage)
Keadaan lingkungan (operating environment, e.g. ambient
temperature)
Kemungkinan adanya geteran atau bahaya mekanik
(possibility of vibration or mechanical damage)
58
Sebagai contoh kabel dipilih berdasarkan hanya pada kemampuan arus akan
terbukti dalam penggunaannya tidak sesuai karena terjadi penurunan tegangan
(voltage drop).
Jika faktor tersebut sebagai bahan pertimbangan, secara lengkap untuk
pemilihan kabel yang berbeda berdasarkan kebutuhannya tidak hanya pada
kapasitas arus saja.
1). Klasifikasi KabelKabel diklasifikasikan berdasarkan :
Penghantar – jumlah dan ukuran standar (conductor –
number and size of standart)
Jenis isolasi (insulation type i.e PVC insulated)
Nilai temperatur (temperature rating i.e V75 is 750rating)
Jenis selubung (sheathing type i.e XLPE)
Pelindung (protection i.e armoured or non- armoured)
Catatan :
“Armouring” means a covering which would afford good mechanical protection
to the IEC Publication 502 and SPLN 43-5. The cable described above would
be a typical cable used in a domestic installation.
2). Kontruksi kabel (Cable Construction).Kabel tegangan menengah (medium voltage) XLPE dirancang berdasarkan
IEC publikasi 502 dan SPLN 43-5.
a. Jenis Penghantar (types of conductor)
Dua jenis bahan utama yang digunakan untuk penghantar adalah
aluminium dan tembaga (copper), masing-masing mempunyai
keuntungan (advantages) dan kerugian (disadvantages) yang spesifik.
59
Tembaga (cooper) :
memiliki daya hantar yang tinggi per satuan luas (high
conductivity)
secara mekanik mudah disambungkan atau disolder
(mechanically joined)
mahal
tahan terhadap korosi (resistant to corrosion)
lebih kuat dibangdingkan dengan aluminium
Aluminium :
memiliki daya hantar yang tinggi per satuan berat (high
conductivity)
harus disambungkan dengan penyambung pasta
lebih murah dibandingkan dengan tembaga
tidak tahan terhadap korosi (not as resistant to corrosion)
lebih lemah dibandingkan dengan tembaga (weaker than cooper)
- jika digunakan pada instalasi listrik, kabel aluminium biasanya
terdapat baja pada intinya untuk menambah kekuatan.
b. Kontruksi Kabel (Cable Contruction)
N : Copper Conductors
NA : Aluminium Conductors
Y : (1st Y ) Polyvinyl Chloride (PVC) Insulation
Y : (2nd Y) PVC Sheath for outdoor Cable
2Y : Polyethylene (PE) Insulation
2Y : Polyethylene (PE) Sheath
2X : Cross Linked Polyethylene (XLPE) Insulation
S : Copper Tape Screening
SE : Copper Tape Screening for each Core
C : Concentric Copper Wire Screening
CE : Concentric Copper Wire Screening for each Core
60
NFA : Twisted Cable with Aluminium Conductor
NF : Twisted Cable with Copper Conductor
T : Neutral/Messenger for Self Supporting Cable
F : Galvanized Flat Steel or Aluminium Wire Armour
R : Galvanized Round Steel or Aluminium Wire Armour
Gb : Steel tape Helix (following F or R)
B : Double Steel Tape Armour
K : Lead Alloy Sheath
Gambar 2-1. Kabel Penghantar NYGBy.
3). Bahan Isolasi (Insulating Material)Pertimbangan seksama yang harus pula diberikan terhadap pemilihan isolasi
untuk penghantar.
Kriteria bahan isolasi kabel secara drastis akan dipengaruhi oleh :
cuaca (weather)
minyak (oil)
pengausan/lecet (abrasion)
kimia (chemicals)
61
Sebagai perbandingkan karet vukanisir (vulcanized rubber), yang telah
digunakan secara ekstensif pada beberapa tahun yang lalu, dewasa ini secara
luas digunakan PVC sedangkan karet vulkanis terungkap memiliki :
temperatur kerjanya rendah (lower operating temperature)
tidak tahan terhadap cuaca (poorer weather resistance)
tidak tahan terhadap minyak (poorer oil resistance)
tidak tahan terhadap air (poorer water resistance)
tidak tahan terhadap kimia (poorer chemical resistance)
tidak tahan terhadap bahan pelarut (poorer solvent resistance)
tidak tahan terhadap pengausan/lecet (poorer abrasion resistance)
tidak tahan terhadap api (poorer flame resistance)
tidak tahan terhadap kekuatan listrik (poorer electric strength)
Untuk alasan tersebut, isolasi karet secara luas telah digantikan dengan PVC.
Tetapi, karet memiliki keuntungan yang sangat feksibel dan masih banyak
digunakan untuk mining cable, flexible cords dan sebagainya.
4). Jenis Kabel (Cable Types)Kabel Isolasi PVC (poly vinil chlorired insulated), selubung berlapis baja (lead
sheated armoured) secara khusus terdiri dari :
Konduktor – stranded copper or aluminium
Isolasi – oil-impregnated paper
Pelapis (covering) – lead sheathing
Armouring – steel wire
Selubung (Serving) – PVC (sebagai proteksi terhadap
korosi)
Kabel jenis ini banyak digunakan untuk sistem distribusi tegangan rendah.
62
Gambar 2-2. Kabel armoured dengan tiga penghantar.
Gambar 2-3. Kabel armoured dengan tiga penghantar dan arde.
63
Kabel tiga inti ditambah pembumian (three-core plus earth), isolasi PVC, selubung
berlapis kawat baja, selubung XPE digunakan jika kabel mendapatkan gangguan
mekanik. Selubung pelapis dari kawat baja akan melindungi penghantarnya jika
terjadi gangguan mekanik.
Pada tabel-tabel berikut akan dijelaskan secara mendetail.
Penggantian dengan menggunakan penghantar aluminium adalah alternatif untuk
mengurangi harga yang mahal. Penyambungan kabel aluminium diperlukan teknik
secara khusus yang akan didiskusikan kemudian.
Gambar 2-4. Kabel armoured alumunium dengan tiga penghantar.
64
Gambar 2-5. Kabel trailing dengan tiga penghantar
H. Menyambung (Joining) underground armoured kabel1). Mengupas Kabel (Stripping the Cable)
Mengupas kabel yang benar adalah sesuatu hal yang mempunyai arti sangat
penting karena dengan suatu metoda pengupasan yang salah akan
mengakibatkan penghantar (conductor) menjadi rusak. Ini akan merusak
kekuatan mekaniknya dan selanjutnya dengan tekukkan sedikit saja pada
penghantar (conductor) akan terjadi suatu retakkan.
Pengupasan dapat dilakukan dengan :
Knife
Adjustable stippers
Automatic strippers
Pliers
65
Catatan :
A knife should not be use to remove insulation on very fine single or stranded
conductor.
Menggunakan pisau (knife) :
Isolasi yang akan dipotong jauhkan dari badan anda.
Irislah isolasi dengan sudut kira-kira 150 terhadap isolasinya untuk
menghidari terpotongnya penghantar (conductor).
Lanjutkan proses diatas sampai semua isolasi yang tidak diperlukan
terkelupas dari penghantarnya.
Gambar 2-6. Mengupas kabel menggunakan pisau.
66
Gambar 2-7. Membuka pelindung kabel dengan tang potong.
2). Jenis Crimping toolCrimping tool seperti yang diperlihatkan pada gambar adalah jenis crimping tool
untuk kabel dari 0.5 sampai 6 mm2.
Preset crimping tool otomatis untuk kabel dari 0.5 sampai 6 mm2 dan secara
otomatis kedalamannya dapat dikontrol.
Gambar 3-8. Jenis Crimping tool yang dapat diatur.
67
Kabel dengan ukuran dari 10 sampai 120 mm2 dapat dijepit (crimped)
menggunakan adjustable crimper. Ukurannya dapat diset dengan memutar
adjusting screw . Kabel besar secara umum diperlukan tenaga (force) yang lebih
kuat selama penjepitan. Untuk itu digunakan hydraulic crimper.
Gambar 2-8. Jenis Crimping tool hidrolik.
3). Menyambung penghantar aluminium (Joining aluminium conductor)Menggunakan penghantar aluminium menjadi sangat populer karena
aluminium :
Lebih murah dari tembaga (copper).
Kira-kira beratnya 1/3 dari tembaga.
Memiliki luas penampang yang besar untuk batas arus yang sama dari
pada tembaga.
Memiliki thermal capacity yang lebih baik dari pada tembaga.
Faktor biaya dan berat merupakan alasan utama menggunakan aluminium untuk
aerials, busbars dan large current-carrying conductors.
68
Masalah utama penyambungan penghantar aluminium adalah oksida (oxide) yang
membentuk pada permukaan tidak dapat segera dibersihkan. Oksida ini
merupakan isolasi yang efektif.
Untuk mengalahkan formasi oksida, alat bantu digunakan dalam membersihkan
permukaan aluminium untuk penyambungan. Ini adalah special grease yang
berisikan partikel abrasive untuk membantu melepaskan oksida film.
Penyambungan tekanan dilakukan pada aluminium atau aluminium campuran.
Gambar 2-9. Menyambung kabel alumunium.
69
Latihan Soal :
1. Mengupas kabel yang betul adalah sangat penting, karena cara mengupas
kabel yang tidak betul akan mengakibatkan penghantarnya rusak.
Pengupasan dapat dilakukan dengan cara :
a. ................................................................................
b. .................................................................................
c. .................................................................................
d. .................................................................................
2. Cara yang perlu diperhatikan pada pemasangan sepatu kabel dengan
crimping tool adalah :
a. ..................................................................................
b. ..................................................................................
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan sepatu kabel dengan
crimping tool adalah :
a. ...................................................................................
b. ...................................................................................
c. ...................................................................................
4. Pemasangan sepatu kabel secara mekanik biasanya berbentuk :
a. ....................................................................................
b. ....................................................................................
70
BAB III
TANG (PLIERS)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan peralatan tangan seperti
tang (pliers). Siswa akan belajar bagaimana menggunakan dengan aman dan
memelihara peralatan tangan yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Peralatan tangan meliputi :
Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter).
Tang Bulat (Round-Nose Pliers).
Tang Kombinasi.
Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk
mempersiapkan pekerjaan dasar elektromekanik sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
Mengetahui macam-macam tang (pliers) dengan benar.
Menggunakan tang (pliers) dengan benar.
Memelihara dan menyimpan tang (pliers)secara aman dan benar.
Tang (pliers) adalah : Terbuat dari bahan high carbon steel alloy steel.
Di klasifikasikan ole h jenis dan panjangnya.
Bentuk pegangan dapat digengam oleh tangan dengan mudah.
Bentuk mulutnya dibuat bervariasi dan dirancang untuk memotong,
memegang, mencekram, menarik, menekan dan memuntir dan memutar.
Beberapa jenis tang terutama digunakan untuk memotong. Selain itu untuk
memengang dan menggerakkan. Pada dasarnya untuk dapat digunakan seperti
yang disebutkan diatas adalah jenis kombinasi.
A. Tang Potong (Cutting Pliers).
71
Tang potong (Diagonal-cutting pliers atau side cutter) adalah :
Mulutnya memiliki sudut tertentu.
Terdapat beberapa ukuran dari 100 sampai 200 mm.
Digunakan untuk memotong kawat pada mang terbatas atau ujung kawat
pada terminal.
Digunakan juga untuk menarik, memotong dan membelah pilin (split pins)
Ujung kawat bila dipotong akan loncat, terutama kawat baja. Hati-hatilah, potongan
dengan baik agar potongan ujung kawat bebas dari anda. Gunakanlah kaeamata
pengaman.
Gambar 3-1. Tang potong.
Ujung kawat yang runcing bekas potongan harus dikikir. Karena dapat melukai
seseorang.
Nipper (End-cutting pliers) digunakan sama halnya seperti tang potong (Side-Nose
Pliers) adalah :
Bentuk mulutnya runcing, bulat bentuk konical)
72
Gunakan untuk membentuk lingkaran kawat.
Digunakan juga untuk membentuk mata itik padi kawat yang akan dipegang
pada horizontal.
Juga digunakan untuk memegang komponen kecil.
Gambar 3-2. Memotong ujung kawat pada terminal.
B. Tang Bulat (Round-Nose Pliers).Tang Lancip (Round-Nose Pliers) adalah :
Bentuk mulut runcing dan bulat dengan permukaan halus atau bergerigi
tajam.
Digunakan untuk menekuk dan melipat besi pelat yang tipis.
Digunakan juga untuk pembentuk kawat pada peralatan listrik.
Banyak variasinya dari tang bulat untuk digunakan secara khusus.
Gambar 3-3. Membetuk kawat penghantar.
73
Gambar 3-5. Membetuk kawat penghantar.
Gambar 3-4. Membetuk kawat penghantar.
C. Tang Kombinasi (Combination Pliers).Tang standar disebut tang kombinasi karena bisa digunakan untuk beraneka
ragam keperluan.
Ujung yang bergerigi tajam untuk menjepit.
Lubang mulut yang bergerigi tajam untuk menjepit benda yang berbentuk
silinder.
Terdapat dua pemotong yang disediakan untuk memotong kawat baja.
Mulut pemotong untuk memotong kawat lunak.
Tang kombinasi terdapat beberapa ukuran dari 150 sampai 230mm.
74
Tang standar untuk Teknisi listrik adalah tang kombinasi yang pemegangnya
(hands) di isolasi.
Gambar 3-5. Tang kombinasi.
75
Menggunakan Tang Kombinasi.Tang kombinasi digunakan untuk :
Memegang dan Melipat.
Gunakan ujung mulut tang untuk menjepit.
Gunakan bahan lunak, bila menjepit benda.
Jangan menjepitnya dengan keras secara langsung, ini akan merusak
permukaan.
Gambar 3-6. Memegang benda kerja.
Memilin Kawat.
Jepit kawat ditengah-tengah mulutnya dari sejajar dengan sumbu tang,
seperti yang diperlihatkan pada gambar.
Gambar 3-7. Memilin kawat.
76
Memotong kawat lunak, Contohnya : tembaga
Gunakan mulut pemotong (Sid-Cutting jaw).
Gambar 3-8. Memotong kawat.
Memotong kawat baja :
Untuk ini digunakan baja dengan kedua pemutong kawat kedua
pemotong kawat yang telah disediakan.
Gambar 3-9. Memotong kawat baja.
Jangan memotong kawat dalam keadaan tegang yakinkan oleh anda bahwa
ujungnya tidak akan loncat karena berbahanya.
Menggunakan Tang dengan Aman.
Gunakan selalu jenis dan ukurannya benar.
Jangan coba untuk memotong bahan terlalu lebar dan terlalu keras
karena akan marusak mulut pemotong.
77
Jangan memasang peralatan pada pegangannya (handle) karena akan
merusak.
Jika anda akan membuka mur gunakan kunci pas dengan ukuran yang
benar, jangan menggunakan Tang.
Bila menjepit objek yang akan digerakkan, samahalnya jika anda
menggunakan kunci pas.
Hati-hatilah jika tang tergelincir dan kemungkinan akan raelukai jari anda.
Jangan menggunakan tang tanpa perlindungan untuk menjepit.
Jagalah tang selalu bersih. Bersihkan secara berkala.
Berilah pelumasan pada bagian bergeraknya.
Periksalah secara berkala. Tang yang rasak akan membahanyakan tangan
anda dan benda kerja.
Jangan menggunakan tang untuk memaksakan sesuatu karena akan
merusak.
Tang yang rusak tidak dapat digunakan untuk mengerjakan sesuatu, untuk
memaksakan benda kerja gunakanlah alat khusus.
78
BAB IV
Menyolder (Soldering)
Pada bab ini siswa akan belajar bagaimana menggunakan solder (soldering). Siswa
akan belajar bagaimana menggunakan solder dengan aman dan memelihara solder
yang diperlukan untuk melengkapi pekerjaan ini.
Penyolderan meliputi :
Menyolder terminal (sepatu kabel).
Kegagalan pada Penyolderan.
Dengan demikian siswa dapat menggunakan peralatan tangan untuk
mempersiapkan pekerjaan pelat logam sesuai dengan gambar kerja.
Untuk mencapai bab ini siswa harus dapat :
Mengidentifikasi solder yang akan digunakan.
Menggunakan solder dan menentukan ukurannya dengan benar.
Memelihara dan menyimpan solder secara aman dan benar.
A. Soldering (Menyolder)Solder listrik (elektrric Soldering Iron) sangat ideal untuk berbagai macam
penggunaannya dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan, pada pabrik perakitan
electrik digunakan untuk merakit komponen elektrik yang sangat sensitif terhadap
panas. Jenis yang besar (heavy duty) digunakan pada perakitan yang membutukan
panas agak tinggi. Solder listrik terdiri dari bermacam jenis :
Ukuran besar (Heavy duty) dengan kapasitas daya dalam kilowatt (kW). Jenis ini
digunakan untuk pekerjaan menyolder kawat penghantar dengan diameter lebih
besar dari 10 mm dan untuk menyolder beri pelat.
Ukuran sedang (medium duty) dengan kapasitas daya outputnya beberapa ratus
watt. Biasanya digunakan untuk penghantar berdiameter 10 mm.
Ukuran kecil (light duty irons) dari 12 sampai 80 watt, biasanya digunakan untuk
menyolder kawat dengan terminal ukuran kecil dan pada perakitan komponen
elektronik untuk menghubungkan komponen dengan Printed Circuit Board (PCB).
79
Gambar 4-1. Jenis-jenis solder listrik.
B. Menyolder Terminal (Sepatu Kabel)
Syarat-syarat yang hams dipenuhi untuk menyolder terminal adalah :
Pilih alat yang dapat dipanaskan dengan cepat, dan ini syarat
utamanya adalah temperatur.
Bersihkan penghantar dan terminal yang akan disolder. Jangan
disentuh permukaan yang akan disolder setelah dibersihkan.
Penyolder yang baik membutuhkan perubahan yang cukup untuk
mencegah oksidasi dalam proses penyolderan.
Penghantarnya lapisi dengan terminal sebelum menyolder.
80
Panaskan keduanya, penghantar dan terminal dengan waktu yang
sama. Kedua komponen tersebut temperaturnya harus sama sebelum
disolder.
Titik lebar penyolderan adalah kira-kira 60°c sampai 80°c. Permukaan
yang akan disolder harus mendapatkan temperatur tersebut diatas.
Gambar 4-2. Menyolder terminal.
Gunakanlah solder sesuai dengan pekerjaannya/penggunaannya agar tidak
terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh panas yang berlebihan
Dinginkan dulu penyolderan sebelum digerakkan atau diuji secara mekanik.
Periksa hasil penyolderan, perhatikan bagian luar isolasi penghantar juga
daerah penyolederan.
81
C. Kegagalan pada Penyolderan.Kegagalan pada penyolderan kemungkinan terjadi dari satu atau beberapa faktor
kurang kontrolnya penyolder Kegagalan dimungkinkan dapat terjadi karena :
Dingin atau kering pada penyambungan
Temperatur rendah karena memilih alat tidak sesuai dengan panas
atau kapasitas yang dibutuhkan atau kedua komponen tidak
mendapatkan temperatur yang sesuai sebelum disolder.
Panas berlebihan pada penyambungan.
Disebabkan oleh temperatur yang berlebihan, pemanasan terlalu lama.
Panas berlebihan pada penyambungan akan tampak (kelihatan) tidak
mengkilap/pudar, pucat dan seperti berisi butiran - butiran kecil.
Kurang kuat pada penyambungan.
Penyebab utamanya adalah terlalu kecil solder yang digunakan pada
penyambungan atau permukaan penghantar terkontaminasi.
Gambar 4-3. Pengaruh penyolderan yang tidak baik.
82
Kataktaistik penyolderan sambungan yang baik. Permukaannya harus
mengkilap/licin dan halus. Karakteristik penyolderan sambungan yang baik
diperhatikan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4-5. Karakteristik penyolderan.
83
D. Penyambungan secara mekanik
Kabel tembanga dapat disambung secara mekanik, yang terdiri dari:
Pemasangan jenis sekurup (Screw-tipe Connection).
Peralatan tekanan (Compression Fitiings).
Gambar 4-6. Jenis-jenis sepatu kabel (crimp lugs).
Pemasangan Sepatu Kabel dengan Crimping Tool.
Gunakan Crimping Tool yang sesuai untuk jenis sepatu kabel yang akan
dipasang.
Pastikan bahwa sepatu kabel dirancang sesuai dengan crimping tool (alat
penjepit) yang akan digunakan.
Berikan tekanan yang konstan pada crimping tool, yakinkan bahwa sepatu
kabel dapat terpasang kokoh pada penghantar
Pemasangan Jenis Baud/Skrup (Bolt type connectors). Jangalah ujung isolasi dalam keadaan baik.
Periksa isolasi tersebut jangan sampai terjepit pada penyambungan yang
akan mengakibatkan sambungan tidak baik.
84
Gambar 4-7. Jenis sambungan dengan baud.
Jenis Crimping Tool.
Crimping tool seperti yang diperlihatkan pada gambar disamping adalah jenis
crimping tool untuk ukuran kabel dari 0,5 sampai 6 mm2. Automatic pre-set crimping
tool untuk ukuran kabel otomatis mengatur kedalaman penjepitan.
Gambar 4-8. crimping tool.
Ukuran kabel dari 10 sampai 120 mm menggunakan crimping tool dengan
rahangnya dapat diatur. Ukurannya dapat diset dengan cara memutar rahangnya
disesuaikan dengan ukuran sepatu kabel.
85
Untuk kabel ukuran besar umumnya membutuhkan tenaga pada saat dilakukan
penekanan, untuk itu digunakan Crimping Tool Hydraulic.
Gambar 4-9. Crimping Tool Hydraulic.
Pemasangan Sepatu Kabel Pada Penghantar.
Pemasangan sepatu kabel biasanya dilakukan secara mekanik. Pada kenyataannya
mudah dilakukan, tetapi hams hati-hati jangan sampai terjadi kesalahan. Banyak
cara untuk pemasangan sepatu kabel, tetapi cara yang dilakukan akan berhasil
dengan baik jika :
Ujung kabel hams betul-betul bersih
Sepatu kabel (Lug) dengan kabelnya hams sesuai ukurannya.
Hams mengikuti prosedur pemakaian Crimping tool
Hams mengikuti prosedur pemakaian Crimping tool.
Pemasangan sepatu kabel Secara mekanik biasanya berbentuk :
Lingkaran
Segi enam
Untuk ukuran kabel besar biasanya digunakan Crimping Tool Hydraiulic yang
dirancang sedemikian rupa yang dapat digunakan untuk berbagai ukuran.
86
Gambar 4-10. Pemasangan sepatu kabel untuk penghantar standar.
87
Latihan Soal :
1. Mengupas kabel yang betul adalah sangat penting, karena cara mengupas kabel
yang tidak betul akan mengakibatkan penghantarnya rusak. Pengupasan dapat
dilakukan dengan :
a. .....................................................................................................
b. .....................................................................................................
c. .....................................................................................................
d. .....................................................................................................
2. Cara yang perm diperhatikan pada pemasangan sepatu kabel dengan crimping
tool adalah :
a. .......................................................................................................
b. .......................................................................................................
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan sepatu kabel dengan
crimping tool adalah :
a. .......................................................................................................
b. .......................................................................................................
c. .......................................................................................................
4. Pemasangan sepatu kabel secara mekanik biasanya berbentuk :
a. ........................................................................................................
b. ........................................................................................................
88
Daftar Pustaka
......................, Training manual Electrical Electronic Industry, Australian
Goverment Service, Canbera, 2001.
Bob Mercer, Industrial Control Wiring Guide, Second Edition, , Newnes
Publishing New York, 2001.
Departement of Employment and Industrial Relation, Basic Training Manual Electrcal Trades Electrical Cable Terminations, Australian Government
Publishing Service, 1987.
89