DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN
BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR,
KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Septi Ningsih
NIM 11102241031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
NOVEMBER 2015
v
MOTTO
Ketika anda mampu memperkejakan orang yang lebih pintar dari anda,
maka anda telah membuktikan bahwa anda lebih pintar dari mereka (R. H.
Grant)
Sukses itu “menular”, begitu juga dengan kemiskinan pikiran akan menular.
Untuk itu, bergaulah dengan orang-orang hebat dan sukses agar “menular”
pada anda (Ir. Hendro)
Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka yang percaya dirinya bisa
melakukan hal-hal yang besar (Penulis)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah karya saya sendiri dan dengan rahmat Allah SWT, karya
ini saya persembahkan untuk:
1. Ayahanda, Ibunda tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya
dan memanjatkan doa-doa yang mulia untuk keberhasilan penulis dalam
menyusun karya ini.
2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ilmu,
pengetahuan dan banyak sekali pengalaman.
3. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar.
vii
DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR
DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA,
DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS
Oleh
Septi Ningsih
NIM 11102241031
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat; (2) Hasil pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat; (3) Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat; (4) Dampak pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan
Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah penyelenggara program, tutor, dan warga belajar program PKM di
PKBM Harapan Bangsa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen
utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedoman observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah
display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi sumber dilakukan
untuk menjelaskan keabsahan data dari berbagai narasumber dalam mencari
informasi yang dibutuhkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilakukan dengan 5 tahap
yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pendampingan; (2) Hasil
dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu warga
belajar mempunyai kemampuan untuk berwirausaha; (3) Faktor pendukung
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu: ketersediaan
modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi,
serta dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambatnya, yaitu:
terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana
pelatihan; (4) Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
bagi warga belajar secara ekonomi,yaitu: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya
pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Dampak
psikologis, yaitui: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam
berwirausaha. Dampak sosial, yaitu: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar
dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan
untuk membagikan pengetahuan cara budidaya ikan lele kepada orang lain.
Kata kunci: dampak program, pendidikan kewirausahaan masyarakat
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan yang baik
ini saya dapat menyelesaikan skripsi guna memperoleh gelar sarjana pendidikan,
di Universitas Negeri Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik atas kerjasama, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah
memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya berjalan lancar.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, yang telah memberikan kelancaran di
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan.
5. Ketua dan pengurus PKBM Harapan Bangsa beserta warga belajar lulusan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat atas izin penelitian yang
diberikan
6. Bapak dan ibu tercinta terimakasih untuk setiap doa, perih, dan keringat yang
beliau relakan demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Adik-adik ku tersayang,
terima kasih untuk setiap semangat yang telah kalian berikan.
ix
7. Topo Bidiyanto yang telah memberikan doa, motivasi, dan masukannya untuk
kelancaran penulisan skripsi ini.
8. Sahabatku tercinta yaitu Nuansa, Irma, Ferry, Intan, Tyas, dan Rina yang telah
memberikan masukan, motivasi, dan persahabatannya.
9. Teman-teman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah angkatan 2011 terimakasih
telah berbagi cerita, cinta, dan doa.
10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
saya dalam penyelesaian studi dan skripsi ini.
Dengan segenap kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga atas segala bantuan, doa, bimbingan dan dukungan yang telah diberikan
kepada saya. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 24 Agustus 2015
Penulis
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ....................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ..………………………………………………...
9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 11
1. Pendidikan Luar Sekolah ...............................................................
a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ......................................
11
11
b. Peran Pendidikan Luar Sekolah ..............................................
c. Program Pendidikan Luar Sekolah ..........................................
12
14
d. Asas Pendidikan Luar Sekolah ................................................ 14
xi
2. Manajemen dan Dampak Program ................................................ 16
a. Pengertian Manajemen Program .............................................. 16
b. Fungsi Manajemen Program .................................................... 16
c. Pengertian Dampak Program ................................................... 18
d. Dampak Program terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat ..... 21
3. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ......................................
a. Pendidikan .............................................................................
1) Pengertian Pendidikan .....................................................
2) Tujuan Pendidikan ...........................................................
3) Ciri Umum Pendidikan ....................................................
4) Faktor-faktor Pendidikan .................................................
23
23
23
24
25
25
b. Kewirausahaan ....................................................................... 26
1) Pengertian Kewirausahaan ............................................... 26
2) Sikap Kewirausahaan ....................................................... 26
3) Tujuan Kewirausahaan ..................................................... 28
4) Manfaat Kewirausahaan ................................................... 28
5) Asas Kewirausahaan ........................................................ 29
c. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ................................. 29
1) Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ........ 29
2) Tujuan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat .............. 29
3) Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat ........ 30
4) Proses Belajar Mengajar Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat .......................................................................
30
4. Kajian tentang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ...... 31
a. Pengertian PKBM ..................................................................
b. Tujuan PKBM ........................................................................
c. Fungsi PKBM .........................................................................
d. Azas PKBM ............................................................................
31
32
33
35
B. Penelitian yang Relevan .....................................................................
xii
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 36
D. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 40
B. Penentuan Subjek Penelitian .............................................................. 41
C. Setting, Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 41
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 42
1. Observasi ....................................................................................... 42
2. Wawancara .................................................................................... 43
3. Dokumentasi .................................................................................. 44
E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 46
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 46
G. Keabsahan Data ................................................................................. 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 49
1. Deskripsi Lembaga PKBM Harapan Bangsa ............................... 49
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Harapan Bangsa .......................... 51
3. Tujuan Lembaga PKBM Harapan Bangsa ................................... 52
4. Sasaran Lembaga PKBM Harapan Bangsa .................................. 52
5. Program Lembaga PKBM Harapan Bangsa ................................. 52
6. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa ............................... 53
7. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa ................................. 54
8. Tata Tertib PKBM Harapan Bangsa ............................................ 54
9. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa ............................. 56
B. Data Hasil Penelitian .......................................................................... 57
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa ...............................................................
57
a. Perencanaan pembelajaran program yang dilakukan oleh
PKBM Harapan Bangsa .........................................................
58
xiii
b. Pelaksanaan pembelajaran program yang dilakukan oleh
PKBM Harapan Bangsa .........................................................
63
c. Monitoring program yang dilakukan oleh PKBM Harapan
Bangsa ....................................................................................
71
d. Penilaian program yang dilakukan oleh PKBM Harapan
Bangsa ....................................................................................
72
e. Pendampingan ........................................................................ 75
2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa .......................................
76
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa ..........................................................................................
77
4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa .......................................
82
C. Pembahasan ....................................................................................... 92
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 101
B. Saran ................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................
105
107
xiv
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 45
Tabel 2. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa ...................................... 54
Tabel 3. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa ................................. 56
Tabel 4. Jadwal Penyelenggaraan Program ................................................... 62
Tabel 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program kewirausahaan 64
Tabel 6. Daftar Warga Belajar Pengembangan Program Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat..............................................................
67
xv
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1. Rangkaian Fungsi Manajemen .......................................................
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir ...............................................................
Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyuma.....
Gambar 4. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa ..................................
18
38
49
53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1. Pedoman Observasi .................................................................... 107
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ............................................................... 108
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................................. 109
Lampiran 4. Catatan Lapangan ....................................................................... 118
Lampiran 5. Display, Reduksi, dan Kesimpulan Wawancara ......................... 138
Lampiran 6. Hasil Dokumentasi Foto ............................................................. 150
Lampiran 7. Profil Lembaga PKBM Harapan Bangsa .................................... 154
Lampiran 8. Surat Perijinan ............................................................................ 157
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan
manusia di Indonesia, karena dengan pendidikan yang berkualitas maka akan
dapat mencerdaskan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan di Indonesia
sangat perlu untuk dikembangkan. Pendidikan merupakan bagian penting dari
proses pembangunan nasional yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa. Menurut UU No. 20 tahun 2003, “pendidikan merupakan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ketrampilan,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara” (Undang -Undang RI, 2003: 3).
Permasalahan pendidikan masih mewarnai berbagai daerah di Indonesia.
Permasalahan tersebut meliputi tingkat pendidikan masyarakat yang masih
rendah, kurangnya akses pendidikan, banyak masyarakat putus sekolah, dan
kesenjangan pendidikan. Permasalah pendidikan tersebut mengakibatkan
timbulnya masalah-masalah sosial yang lain seperti pengangguran karena
masyarakat tidak mampu untuk ikut bersaing di dunia kerja dengan bekal
pendidikan yang rendah. Jawa Tengah merupakan suatu provinsi yang ada di
Indonesia dengan jumlah pengangguran terbuka sebesar 1,1 juta jiwa dari total
jumlah angkatan kerja sebesar 17,76 juta jiwa (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014)
2
Data BPS Kabupaten Banyumas, menunjukan bahwa setiap tahun angka
pengangguran di wilayah Kabupaten Banyumas terus meningkat. Data dari
Pemerintah Kabupaten Banyumas Jawa Tengah pada tahun 2011 menyebutkan
127 ribu jiwa masih menganggur. Meski tergolong tinggi, jumlah tersebut tidak
sebanyak tahun-tahun sebelumnya yang pernah mencapai 152 ribu jiwa (BPS
Kabupaten Banyumas, 2011). Cara mengatasi pengangguran di daerah-daerah
di Indonesia memang tidak mudah, butuh kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah telah melakukan beberapa cara
untuk dapat mengatasi pengangguran, yaitu dengan memberikan pendidikan
gratis bagi masyarakat kurang mampu, dengan pendidikan maka akan
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak sehingga lebih mudah dalam
mencari pekerjaan. Dengan mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan
seperti kursus menjahit, atau pelatihan membuat kerajinan tangan, sehingga
orang yang tidak berpendidikan tinggi bisa bekerja dengan modal keterampilan
yang sudah dimiliki.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran adalah dengan
mengembangkan program-program pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan. “Suatu negara bisa menjadi makmur bila ada
entrepreneur sedikitnya 2% sekitar 4,7 juta jiwa dari jumlah penduduk, namun
kenyataannya di Indonesia hanya ada 1,56 % sekitar 3,7 juta jiwa” (Suryana,
2010: 14). Maka tidak mengherankan kalau kondisi perekonomian Indonesia
saat ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan Negara-negara lain. Hal ini
3
karena warga Indonesia lebih suka bekerja pada perusahaan milik orang lain,
dari pada berwirausaha.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagai penunjang
program pendidikan kewirausahaan, termasuk diantaranya dalam kebijakan
program pendidikan non formal melalui pendidikan kewirausahaan masyarakat.
“Pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan program pelayanan
pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh
lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat” (Dirjen
PAUDNI, 2013). Hal tersebut dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 pasal 26 ayat 5 yang menyebutkan bahwa: “Pelatihan dan kursus
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi”. Penyelenggaraan program ini adalah satuan
pendidikan non formal seperti lembaga kursus dan pelatihan (LKP), Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kelompok belajar dan satuan pendidikan
non formal yang sejenis. Selain itu program tersebut dapat dilaksanakan oleh
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) serta
yayasan sosial lainnya.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan salah satu
lembaga yang dapat mengadakan program pendidikan kewirausahaan
4
masyarakat. Menurut UNESCO dalam Mustofa Kamil (2011: 85), bahwa
PKBM merupakan:
“Sebuah lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem
pendidikan formal, diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan
dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan
kepeda masyarakat untuk dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilan masyarakat supaya dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.”
Di kota Banyumas sendiri tidak semua Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) mempunyai program pendidikan kewirausahaan
masyarakat dalam upaya untuk mengatasi pengangguran dikalangan
masyarakat desa. PKBM Harapan Bangsa yang mampu mewujudkan tujuan
dari program Pemerintah terutama dalam bidang pendidikan non formal,
melalui program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu berupa pelatihan
keterampilan yang bertujuan untuk memberikan modal pengetahuan dan
keterampilan kepada keluarga menengah ke bawah.
PKBM Harapan Bangsa di Kabupaten Banyumas berada di desa Petir,
kecamatan Kalibagor yang merupakan daerah pedesaan. Mata pencaharian
penduduknya sebagian besar adalah buruh, tani dan pedagang. Tingkat
pendidikan dari warga masyarakatnya adalah lulusan SD dan SMP atau
sederajat bahkan ada yang tidak tamat sekolah dasar sehingga kurang
mempunyai bekal ketrampilan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
hidup. Menurut data BPS Kabupaten Banyumas (2013), warga masyarakat desa
Petir sebagian besar tidak tamat sekolah dasar yaitu sekitar 687 jiwa, warga
masyarakat yang tamat SD ada 378 jiwa dan yang tamat SMP ada 378 jiwa.
Masyarakat di desa Petir sebagian masih banyak masyarakat yang kurang
5
mampu atau miskin, oleh karena itu perlu adanya keterampilan baru yang dapat
membantu mengentaskan kemiskinan pada masyarakat yang kurang mampu.
Masih adanya masyarakat yang berada pada tingkatan belum sejahtera maka
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
melalui pelatihan budidaya ikan lele pada tahun 2014 bagi masyarakat di
wiliyah tersebut dimaksud untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat
dengan memfasilitasi keterampilan.
Proses pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
melalui pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa
kurang berhasil karena dari sepuluh jumlah warga belajar hanya tujuh yang
membuat usaha mandiri. Dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, ada kekhawatiran bahwa program ini akan bernasib
sama dengan program-program kewirausahaan lain yang diluncurkan
pemerintah namun keberhasilannya meragukan. Pengalaman program yang
gagal, tentu akan berimbas pada keberlangsungan program itu sendiri.
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan
budidaya ikan lele masih mengalami berbagai kendala seperti analisis
kebutuhan yang tidak sesuai antara jenis keterampilan, proses pembelajaran,
serta masih sulitnya mengubah pola pikir masyarakat.
Tanggung jawab PKBM sebagai lembaga penyelenggara program tidak
hanya berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program pelatihan, tetapi
tetap melakukan pendampingan program pasca program pelatihan selesai.
Pendampingan tersebut berupa pendampingan oleh tutor dan pihak
6
penyelenggara kepada kelompok usaha mandiri, serta layanan konsultasi untuk
warga belajar apabila menemui kendala dalam kegiatan praktik atau pemasaran.
Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
melalui pelatihan budidaya ikan lele telah dilaksanakan pada bulan Agustus
sampai dengan bulan November 2014. Tujuan dari program pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele adalah
untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga belajar agar dapat
membuat usaha secara mandiri.
Program pendidikan kewirausahaan masyarakat sampai saat ini belum
menunjukkan dampak yang jelas bagi warga belajar baik dari segi ekonomi,
psikologis, maupun sosial. Begitu juga pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sampai saat ini belum
ada data mengenai berhasil atau tidaknya PKBM dalam melaksanakan program.
Dengan demikian penulis ingin mengkaji dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan
budidaya ikan lele yang diselenggarakan oleh PKBM Harapan Bangsa,
sehingga dapat diketahui manfaat dari pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “Dampak
Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga
Belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor,
Kabupaten Banyumas”.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari data BPS Banyumas jumlah angka pengangguran di Banyumas
masih tinggi yaitu 127 ribu jiwa.
2. Masih adanya warga masyarakat di daerah PKBM Harapan Bangsa yang
berada di tingkatan masyarakat yang belum sejahtera.
3. Tingkat pendidikan dari warga masyarakat di desa Petir adalah lulusan SD
dan SMP atau sederajat yang kurang mempunyai bekal ketrampilan.
4. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui
pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang
tepat, karena sulitnya mengubah pola pikir masyarakat.
5. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya
ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang berhasil.
6. Penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat belum
terkait dengan peningkatan ekonomi warga belajar karena program
pendidikan kewirausahaan masyarakat belum banyak.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada hasil identifikasi masalah diatas dengan keterbatasan
peneliti yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah pada dampak
pelaksanaan program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) bagi
Warga Belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa,
Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan
Kalibagor, Kabupaten Banyumas?
2. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa
Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan
Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas?
4. Bagaimana dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bagi warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang jelas tentang:
1. Mendiskripsikan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa
Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
9
2. Mendiskripsikan hasil dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa, Desa
Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas
3. Mendiskripsikan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten
Banyumas.
4. Mendiskripsikan bagaimana dampak pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten
Banyumas.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Pengembangan keilmuan pendidikan non formal khususnya pendidikan
luar sekolah.
b. Memperkaya kajian tentang dampak pelaksanaan program khususnya
program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
c. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi pendorong atau
bahan kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya.
10
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dibidang pendidikan kewirausahaan masyarakat
sebagai upaya memberi pengalaman baru agar dapat berguna bagi
kemampuan diri sendiri.
2) Memberikan suatu gambaran tentang program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM.
b. Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah
1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan tentang Pendidikan Luar Sekolah khususnya pada
Program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
2) Menjadi sarana program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
c. PKBM Harapan Bangsa
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dan manfaat
bagi PKBM Harapan Bangsa dalam merancang program-program
Non Formal.
2) Sebagai bahan masukan dalam menyiapkan perencanaan suatu
program yang terkait dengan pendidikan kewirausahaan
masyarakat.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Luar Sekolah
a. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mengubah tingkah laku seseorang. Pendidikan luar sekolah sebenarnya sudah
ada sebelum pendidikan formal lahir. Pendidikan luar sekolah (PLS)
sesungguhnya bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia.
Pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar yang diarahkan untuk
menyiapkan, meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia, agar
memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing untuk merebut
peluang yang ada dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang
ada di lingkungannya (Umberto Sihombing, 2000: 12). Menurut Djudju
Sudjana (2001: 8) pendidikan luar sekolah merupakan:
“Suatu kegiatan yang terorganisasi dan sistematis di luar subsistem
pendidikan sekolah, bertujuan untuk membantu peserta didik dan
masyarakat untuk selalu belajar tentang nilai-nilai, sikap, pengetahuan,
dan keterampilan fungsional yang diperlukan untuk mengaktualisasi diri
dan untuk membangun masyarakat dan bangsa dengan selalu
berorientasi pada kemajuan kehidupan di masa depan”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar
sekolah yaitu untuk membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi
diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan
sesuai dengan usia, dan kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari pendidikan
luar sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat,
bangsa, dan negara.
12
b. Peran Pendidikan Luar Sekolah
Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah menyebabkan
pendidikan luar sekolah mengambil peran untuk membantu sekolah dan
masyarakat dalam mengurangi masalah tersebut. Djudju Sudjana (2001: 74)
mengemukakan peran pendidikan luar sekolah sebagai berikut:
1) Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai pelengkap pendidikan ssekolah
berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik dengan memberikan
pengalaman belajar yang tidak diperoleh di pendidikan sekolah. Isi pogram
didasarkan atas kebutuhan peserta didik. Program dilakukan oleh para
penyelenggara pendidikan dan bekerja sama dengan masyarakat.
2) Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai penambah pendidikan sekolah
bertujuan untuk menyediakan kesempatan belajar kepada:
a) Peserta didik yang ingin memperdalam materi pelajaran tertentu
yang sudah diperoleh dalam pendidikan sekolah. Kegiatan belajar
tambahan ini dilakukan di luar jam pelajaran dengan menggunakan
ruang kelas di sekolah yang bersangkutan atau ditempat lain. Materi
pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Para
pendidik pada umumnya adalah guru-guru mata pelajaran yang
bersangkutan sangkutan atau sumber belajar lain yang ada di
masyarakat.
b) Alumni suatu jenjang pendidikan sekolah dan masih memerlukan
layanan pendidikan untuk memperluas materi pelajaran yang telah
diperoleh. Kebutuhan ini berkaitan dengan dua hal, yaitu:
Memperluas materi pelajaran yang telah diperoleh untuk
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kebutuhan ini
biasanya dilakukan melalui bimbingan studi, bimbingan tes, kursus-
kursus dan kelompok belajar, Menambah pengetahuan tentang
materi belajar yang dirasakan penting sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semakin cepat. Kebutuhan ini
13
dilakukan melalui kursus-kursus, diskusi, seminar lokakarya,
penelitian, dan studi kepustakaan.
c) Mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan serta
keterampilan yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan atau
penampilan diri dalam masyarakat. Upaya ini dikaitkan dengan
keterampilan kerja dan berusaha.
Pendidikan luar sekolah sebagai penambah ini diarahkan untuk
membekali para lulusan dan mereka yang putus sekolah untuk memasuki dunia
kerja.
3) Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai pengganti pendidikan sekolah
meyediakan kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena
berbagai alasan tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan
pendidikan sekolah, umumnya sekolah dasar.
Peran pendidikan luar sekolah menurut Umberto Sihombing (2000: 17),
yaitu:
1) Pendidikan luar sekolah membelajarkan mereka yang tidak
dibelajarkan oleh sistem persekolahan
2) Pendidikan luar sekolah membuka berbagai jenis dan pola
pendidikan dan pengajaran bagi siapapun yang tidak mendapat
kesempatan pada jalur pendidikan sekolah
3) Bagi mereka yang walaupun sudah ikut program persekolahan
namun masih memerlukan tambahan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang tidak diperoleh pada jalur sekolah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran pendidikan luar sekolah
adalah sebagai pelengkap, penambah, dan pengganti pendidikan yang tidak
diperoleh pada pendidikan formal (pendidikan sekolah) dan pendidikan
informal (pendidikan keluarga).
14
c. Program Pendidikan Luar Sekolah
Umberto Sihombing (2000: 37) mengemukakan beberapa program
pendidikan luar sekolah, sebagai berikut:
1) Program pengembangan anak usia dini
2) Program keaksaraan fungsional
3) Program pendidikan dasar (paket A dan paket B)
4) Program pemberdayaan perempuan
5) Program yang diselenggarakan masyarakat (kursus)
6) Program paket C
7) Program magang
d. Asas Pendidikan Luar Sekolah
Dalam membina dan mengembangan pendidikan luar sekolah
diperlukan asas yang kuat sehingga setiap program pendidikan didasari oleh
kenyataan objektif yang dimiliki individu, masyarakat, dan bangsa serta
berorientasi kearah terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Djudju Sudjana (2001: 175) mengemukakan bahwa ada empat asas dalam
pendidikan luar sekolah, antara lain:
1) Asas kebutuhan
Pentingnya kebutuhan dalam penyusunan dan pengembangan suatu
program pendidikan luar sekolah didasarkan pada alasan bahwa kebutuhan
adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Pendidikan luar sekolah akan
memperoleh dukungan dari peserta didik apabila program-programnya disusun
berdasarkan kebutuhan peserta didik.
2) Asas pendidikan sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayat adalah untuk menyiapkan diri dalam
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa depan. Penerapan asas pendidikan
15
sepanjang hayat dalam pendidikan luar sekolah menyebabkan adanya tiga ciri
umum pada pendidikan luar sekolah, yaitu: pertama, pendidikan luar sekolah
memberikan kesempatan belajar secara wajar dan luas kepada setiap orang.
Kedua, pendidikan luar sekolah diselenggarakan dengan melibatkan peserta
didik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses, hasil dan
dampak program. Ketiga, pendidikan luar sekolah memiliki tujuan-tujuan ideal
yang terkandung dalam proses pendidikannya.
3) Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat
Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat mengandung dua
makna. Pertama, bahwa kehadiran pendidikan luar sekolah didasarkan atas
kebutuhan masyarakat dan muncul karena tuntutan pembangunan masyarakat.
Kedua, program-program pendidikan luar sekolah berfungsi menggarap
pengembangan sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama dan penerima
pengaruh dari pembangunan masyarakat.
4) Asas wawasan ke masa depan
Pendidikan luar sekolah, sebagai bagian dari pendidikan nasional yang
programnya berkaitan dengan berbagai sektor pembangunan yang berorientasi
pada perubahan masyarakat yang mungkin terjadi di masa depan. Tugas dari
pendidikan luar sekolah perlu untuk dikembangkan. Pertama, membelajarkan
peserta didik agar memiliki dan mengembangkan keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai-nilai untuk dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
perubahan di masa depan. Kedua, membelajarkan peserta didik agar mampu
16
melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan taraf
hidupnya yang berorientasi pada kemajuan di masa depan.
Pendidikan luar sekolah perlu memantapkan peranan, fungsi dan
tugasnya dengan menerapkan asas kebutuhan, pendidikan sepanjang hayat,
relevansinya dengan pembangunan masyarakat dan wawasan ke masa depan.
2. Manajemen dan Dampak Program
a. Pengertian Manajemen Program
Menurut Djudju Sudjana (2000:52), “manajemen merupakan
kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan, baik
bersama orang lain atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan”. Sedangkan
Umberto Sihombing (2000: 52) mengemukakan “manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan
segala upaya dalam mengatur sumber daya secara efektif dan efesien untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Manajamen Program
Djudju Sudjana (2004: 57) mengatakan bahwa dalam manajemen
program pendidikan luar sekolah ada enam fungsi yang berurutan, yaitu:
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengembilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang
akan datang.
17
2) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian pendidikan luar sekolah adalah usaha
mengintegrasikan sumber daya manusia dan non manusia yang
diperlukan ke dalam satu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan
yang telah dirancang dalam mencapai tujuan.
3) Penggerakan (motivating)
Penggerakan merupakan upaya yang dilakukan untuk
menggerakkan seseorang dengan menumbuhkan dorongan untuk
melakukan kegiatan yang telah diberikan sesuai dengan rencana
untuk mencapai tujuan.
4) Pembinaan (conforming)
Pembinaan merupakan upaya memelihara atau membawa suatu
keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
seharusnya terlaksana.
5) Penilaian (evaluating)
Penilaian dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur
program serta terhadap pelaksanaan program.
6) Pengembangan (developing)
Pengembangan dilakukan setelah suatu program dilaksanakan dan
dievaluasi.
Sedangkan menurut Umberto Sihombing (2000: 56), ada lima fungsi
manajemen program, yaitu:
1) Perencanaan
Perencanaan dalam pendidikan luar sekolah yaitu menentukan tujuan
yang harus dicapai, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah dibuat oleh penyelenggara pendidikan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam pendidikan luar sekolah biasanya diwujudkan
dalam bentuk struktur organisasi. Sasaran program pendidikan luar sekolah
sering diwarnai dengan beberapa kendala antara lain, sasaran program yang
dikategorikan miskin (baik miskin ilmu, miskin harta, dan miskin informasi)
tetapi mempunyai keinginan untuk belajar, tempat tinggal sasaran yang tidak
18
mudah untuk dijangkau, dan sasaran dari program pendidikan luar sekolah tidak
mudah untuk diajak belajar. Oleh karena itu pengorganisasian program
pendidikan luar sekolah perlu dikaji dengan benar agar masalah-masalah diatas
dapat diatasi dengan baik.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan sebagai salah satu fungsi dalam manajemen bukan hanya
mengelola pelaksanaan program namun mencakup bagian yang luas, seperti
manusia, uang, material, dan waktu. Dalam pelaksanaan suatu program
pendidikan luar sekolah harus melibatkan masyarakat dalam perencanaan
pelaksanaan program
4) Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu usaha untuk bekerjasama antara beberapa
unsur dalam melaksanakan suatu kegiatan. Koordinasi harus menjadi kata kunci
dalam penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah baik dalam bentuk
kelompok belajar, pelatihan, atau kursus. Program pendidikan luar sekolah
menyangkut peningkatan kesejahteraan hidup melalui pendidikan, karena itu
harus menyangkut seluruh aspek kehidupan masyarakat, meskipun dalam
pelaksanaannya selalu disesuaikan dengan keadaan warga belajar.
5) Pengawasan
Pengawasan dalam program pendidikan luar sekolah bahwa tujuan
harus dicapai secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang sudah
ditetapkan. Permasalahan dan kendala yang dialami harus dapat segera
diketahui penyebabnya. Pengawasan dalam pendidikan luar sekolah ada dua
19
macam yaitu pengawasan internal yang dilakukan oleh struktur organisasi
pemerintah dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh masyarakat.
Fungsi manajemen menurut Manullang (2005: 8) terdiri dari sepuluh
fungsi, yaitu:
1) Forecasting
Forecasting merupakan kegiatan meramalkan, memproyeksikan, atau
mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebelum suatu rencana yang lebih pasti dilakukan.
2) Planning termasuk budgeting
Fungsi planning termasuk budgeting yaitu fungsi manajemen dalam
menetapkan tujuan yang ingin dicapai, menetapkan peraturan dan pelaksanaan
yang harus dilakukan, dan menetapkan biaya yang diperlukan serta pemasukan
dana.
3) Organizing
Organisasi dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokkan warga belajar serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Pelaksanaan (Staffing)
Pelaksanaan (Staffing) merupakan salah satu fungsi dalam manajemen
berupa penyusunan personalia pada suatu pelatihan atau pendidikan mulai dari
merekrut warga belajar, dan merekrut tutor.
20
5) Pengarah (Directing)
Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah, atau instruksi dalam melaksanakan tugas
masing-masing agar dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
6) Pemeran (Leading)
Pemeran (Leading) berkaitan dengan pengambilan keputusan,
komunikasi, memberikan semangat, inspirasi, dan dorongan kepada warga
belajar agar bertindak.
7) Pengkoordinasian (Coordinating)
Pengkoordinasian (Coordinating) merupakan fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan
kegiatan warga belajar.
8) Motivating
Motivating merupakan fungsi manajemen berupa pemberian semangat
dan dorongan agar warga belajar bersedia untuk mengikuti pelaksanaan
pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
9) Controlling
Controlling adalah salah satu dari fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian atau koreksi sehingga dalam pelaksanaan program dapat
diarahkan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
21
10) Pelaporan (Reporting)
Pelaporan (Reporting) merupakan fungsi manajemen berupa
penyampaian perkembangan, hasil kegiatan, pemberian keterangan mengenai
segala hal yang berkaitan dengan tugas dan juga fungsi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
manajemen dalam pendidikan luar sekolah terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, penilaian, dan pendampingan.
Fungsi manajemen pendidikan luar sekolah harus dilakukan berkesinambungan
dan berurutan.
Gambar 1. Rangkaian Fungsi Manajemen (Djudju Sudjana, 2004: 53)
c. Pengertian Dampak Program
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 234), “dampak berarti
benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif maupun positif”.
Pendapat lain menyatakan bahwa, “dampak adalah pengaruh yang dialami
warga belajar atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain”
Perencanaan
Penilaian
Pengembangan Pengorganisasian
n
Penggerakan
Pembinaan
22
(Djudju Sudjana, 2006: 95). Dari pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa dampak merupakan akibat atau pengaruh yang dialami oleh warga
belajar baik positif ataupun negatif. Dalam hal ini adalah pengaruh positif dari
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang berakibat
pada peningkatan kehidupan warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa
Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
Sedangkan program merupakan serangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan pelaksanaanya berkesinambungan. Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 3), program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,
berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang. “Program pendidikan luar
sekolah yaitu suatu kegiatan yang disusun secara terencana dan memiliki tujuan,
sasaran, isi, dan jenis kegiatan, pelaksanaan kegiatan, proses kegiatan, waktu,
fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber pendukung lainnya” (Djudju
Sudjana, 2006: 4).
Berdasarkan pengertian dampak dan program yang telah dijelaskan di
atas maka dapat disimpulkan pengertian dari dampak program. Dampak
program merupakan suatu perubahan yang terjadi sebagai bentuk akibat baik
negatif maupun positif yang dialami warga belajar, dengan perubahan sikap
perilaku, pengetahuan, keterampilan, atau status sosial sebagai hasil telah
mengikuti program dan mendapatkan dukungan dari pihak lain.
23
Menurut Djudju Sudjana (2006: 95) dampak program dapat dilihat
dalam tiga aspek kehidupan, yaitu:
1) Peningkatan taraf atau kesejahteraan hidup dengan indikator
memiliki pekerjaan atau usaha, pendapatan, kesehatan, dan
pendidikan.
2) Upaya membelajarkan orang lain baik kepada perorangan,
kelompok atau komunitas.
3) Keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau pembangunan masyarakat
seperti partisipasi dalam bentuk pemikiran, tenaga, keterampilan
atau harta benda.
Dengan demikian program pendidikan luar sekolah dikatakan lengkap
apabila menyangkut semua komponen-komponen program dan berlangsung
secara berkesinambungan.
d. Dampak Program terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat
Suatu program dalam pendidikan luar sekolah yang sebagian besar
dilaksanakan di lingkungan masyarakat karena asas pendidikan luar sekolah
meliputi, dari masyarakat, untuk masyarakat, dan oleh masyarakat. Program
yang telah selesai dilaksanakan akan memberikan hasil dan dampak yang
bermacam-macam bagi warga belajar ataupun bagi masyarakat luas. Dampak
dari suatu program tidak hanya dilihat pada segi ekonomi saja melainkan
meliputi beberapa aspek dalam kehidupan. Hasil dari suatu program pelatihan
berjalan dengan baik atau tidak tergantung pada pelaksanaan dan respon dari
masyarakat itu sendiri. Sedangkan dampak yang ditimbulkan sangat beragam
baik berupa dampak positif maupun negatif. Dampak program dapat dilihat
dalam aspek kehidupan masyarakat, yaitu:
24
1) Dampak ekonomi
“Dampak ekonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian”
(Depdiknas, 2005: 234). Sesuatu bernilai ekonomi apabila dapat menambah
penghasilan dari suatu keterampilan yang dimiliki kemudian mendapatkan uang
sehingga mengalami peningkatan kesejahteraan ekonomi. Kesejahteraan
ekonomi adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan
hidup seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan (Ainur, 2012: 31).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak ekonomi
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah pengaruh
perubahan perilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap, status atau perubahan
kehidupan terhadap perekonomian warga belajar berupa sandang, pangan,
papan, dan kesehatan. Keikutsertaan warga belajar pada pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat, maka dari keterampilan dan
pengetahuan yang sudah dimiliki, warga belajar mampu membuka usaha secara
mandiri atau berwirausaha sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi warga belajar serta masyarakat sekitar.
2) Dampak sosial
“Dampak sosial merupakan konsekuensi sosial yang timbul akibat
adanya suatu kegiatan pembangunan maupun penerapan suatu kebijaksanaan
dan program, serta merupakan perubahan yang terjadi pada masyarakat yang
diakibatkan oleh aktivitas pembangunan” (Haryati Roebyantho, dkk, 2011: 49).
Dampak sosial dari sebuah program dapat dilihat pada partisipasi aktif
25
masyarakat terhadap organisasi yang ada di lingkungannya baik itu sumbangan
pemikiran, tenaga, keterampilan dan harta benda. Dampak sosial berkaitan erat
dengan kecakapan sosial seseorang, kemampuan yang dibutuhkan dalam hidup
bermasyarakat, bersosialisasi dan bekerjasama dalam pemecahan masalah di
masyarakat.
Kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi dan kecakapan
bekerjasama dan tanggung jawab sosial Kecakapan berkomunikasi bukan
sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi dengan empati.
“Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan
sudah menjadi kebutuhan hidup yaitu menuangkan gagasan melalui tulisan
yang mudah dipahami orang lain” (Anwar, 2006:30). Kecakapan
berkomunikasi sangat diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain di
lingkungan masyarakat khususnya untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain. “Kecakapan bekerjasama bukan sekedar “bekerja bersama” tetapi
kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling
membantu” (Tim Broad Based Education, 2002: 11). Kerjasama dapat
dikembangkan dalam berbagai kegiatan seperti dalam berorganisasi di
masyarakat, pada dasarnya semua manusia merupakan makhluk sosial dan
dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan bekerjasama dengan
masyarakat lain.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpilkan bahwa dampak
sosial dari pelaksanaan program berkaitan erat dengan kecakapan sosial
26
seseorang yang terdiri dari kecakapan berkomunikasi dan kecakapan untuk
bekerjasama di dalam lingkungan masyarakat.
3) Dampak Psikologis
“Dampak dari sebuah program adalah meningkatnya rasa percaya diri,
memiliki kemandirian dan keberanian dalam menjalankan hidupnya” (Aulia
Syahrani, 2013: 14). Dampak psikologis dapat dilihat pada rasa percaya diri
warga belajar atau motivasi warga belajar dalam mengaplikasikan keterampilan
dan pengetahuan yang sudah dimiliki setelah mengikuti pelaksanaan suatu
program. Dampak Psikologis berkaitan erat dengan kecakapan personal
seseorang. Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam memahami atau
mengenal diri dan kecakapan berpikir rasional. Menurut Tim Broad Based
Education (2002:10), kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan
penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota
masyarakat dan warga negara, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki sekaligus sebagai modal dalam meningkatkan diri
sebagai individu yang bermanfaat bagi lingkungan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bawha dampak
psikologis dari suatu program berkaitan dengan kecakapan personal dari warga
belajar yang meliputi memahami atau mengenal diri dan kecakapan berpikir
rasional. Warga belajar yang sudah memiliki kecakapan personal biasanya
memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan
terus belajar.
27
Pengukuran keberhasilan program dapat dilihat dari indikator
keberhasilan, salah satunya adalah berkurangnya tingkat kemiskinan dan
pengangguran di masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal atau sumber
daya yang ada di masyarakat untuk dijadikan sumber usaha atau wirausaha, dan
dengan bekerja sesuai dengan keterampilan yang sudah dimiliki setelah
mengikuti program yang ada di lembaga masyarakat.
3. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
a. Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam pembangunan
dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia
sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan:
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar warga belajar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Pengertian pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional tersebut menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses
seseorang belajar untuk mengetahui, mengembangkan kemampuan, sikap dan
tingkah laku lainnya untuk menyesuaikan dengan lingkungan hidupnya.
Menurut Redja Mudyahardjo (2010: 11) pengertian pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu: pengertian maha luas, sempit dan luas terbatas. Pengertian
pendidikan maha luas, pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
28
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian
pendidikan secara sempit, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan
di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pengertian pendidikan secara
luas terbatas, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
pelatihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup di masa yang akan datang.
2) Tujuan Pendidikan
Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang
mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini kemudian dirumuskan
dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa:
“Pendidikan nasional berupaya mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Mengamati dari tujuan pendidikan yang ada dalam Undang- Undang
Sistem Pendidikan Nasional tersebut dapat dikemukakan bahwa pendidikan
merupakan tempat terbentuknya masyarakat yang dapat membangun serta
meningkatkan martabat dan kecerdasan bangsa. Pendidikan juga merupakan
salah satu bentuk investasi manusia yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat. Tujuan pendidikan menurut Binti Maunah (2009: 9) adalah
29
perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada subjek didik setelah
mengalami proses pendidikan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan
pada tingkah laku individu, kehidupan pribadi individu maupun kehidupan
masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup.
3) Ciri Umum Pendidikan
Menurut Fuad Ihsan (2008: 6) ciri atau unsur umum dalam pendidikan
ada tiga, sebagai berikut:
a) Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang
mempunyai kemampuan untuk berkembang sehingga dapat bermanfaat
untuk dirinya dan orang lain.
b) Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha-usaha
yang disengaja dan terencana untuk memilih materi, strategi kegiatan, dan
teknik penilaian yang sesuai.
c) Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat, pendidikan formal, informal, dan non formal.
4) Faktor-faktor Pendidikan
Dalam aktivitas pendidikan ada enam faktor pendidikan yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Menurut Fuad Ihsan
(2008: 7) enam faktor pendidikan tersebut yaitu:
a) Faktor tujuan
b) Faktor pendidik
c) Faktor peserta didik
d) Faktor isi/ materi pendidikan
e) Faktor metode pendidikan
f) Faktor situasi lingkungan
30
b. Kewirausahaan
1) Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki peran penting dalam kehidupan dan
pembangunan suatu bangsa. Kewirausahaan harus hadir dalam semua aspek
kehidupan. Menurut Basrowi (2011: 2) kewirausahaan merupakan:
“Proses kemanusiaan (human procces) yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi
sumber-sumber, mengelola, sehingga peluang itu dapat terwujud
menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba untuk jangka
waktu yang lama.”
Mardiyatmo (2005: 2) mengemukakan, “kewirausahaan adalah
tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan
yang membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif
dan inovatif”.
Artinya kewirausahaan adalah suatu tindakan kreatif dari seseorang
yang membuat sesuatu yang tidak bernilai menjadi bernilai. Kewirausahaan
memerlukan tekad dan komitmen untuk memimpin orang lain, kewirausahaan
juga mempunyai keberanian untuk mengambil resiko yang sudah
diperhitungkan sebelumnya, serta kewirausahaan mempunyai keberanian untuk
menghadapi tantangan.
2) Sikap kewirausahaan
Sikap kewirausahaan yang harus dikembangkan, meliputi:
a) Pencapaian orientasi dan ambisi
b) Percaya diri
c) Tekun
d) Otonom/ mandiri
e) Berorintasi pada tindakan
f) Belajar sambil bekerja
31
g) Kerja keras, tekad yang kuat (Ditdiknas dalam Yoyon Suryono,
2012: 101)
Sedangkan sikap wirausaha menurut Meredith dalam Basrowi (2011:
27), sebagai berikut:
a) Percaya diri (self confidence): percaya diri merupakan keyakinan seseorang
dalam menghadapi pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan
dinamis. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, dan kegairahan
berkarya.
b) Berorientasi tugas dan hasil: seseorang yang selalu mengutamakan tugas
dan hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif
berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja kera.
c) Keberanian mengambil resiko: wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan.
Kemampuan untuk mengambil resiko tergantu dari keyakinan pada diri
sendiri, kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang, dan kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realitis.
d) Kepemimpinan: seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, dan keteladanan.
e) Berorientasi ke masa depan: wirausaha harus memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
f) Kreativitas dan inovasi: kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak
sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
32
3) Tujuan Kewirausahaan
Menurut Basrowi (2011: 7) ada beberapa tujuan dari kewirausahaan,
yaitu:
a) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas
b) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
c) Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, andal dan
unggul
d) Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan
yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat
4) Manfaat Kewirausahaan
Mardiyatmo (2005: 6) mengemukakan manfaat dari berwirausaha,
yaitu:
a) Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan
sosial sesuai dengan kemampuannya.
b) Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
c) Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi
tidak melupakan perintah agama.
d) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul
yang patut diteladani.
e) Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distrIbusi,
pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan.
f) Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang yang mandiri,
disiplin, tekun, dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
g) Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak
berfoya-foya, dan tidak boros.
Menurut Rusdiana (2012: 58), manfaat yang dapat diperoleh melalui
berwirausaha adalah:
a) Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki.
Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena menjadikan
keterampilan atau hobi yang dimiliki menjadi suatu pekerjaan.
33
b) Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat.
Dengan berwirausaha seseorang memiliki kesempatan untuk berperan bagi
masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat.
c) Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha.
Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karier sangat bergantung
pada motivasi untuk menjalankan kariernya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat
dari kewirausahaan adalah berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan
pembangunan sosial sesuai dengan kemampuannya, menambah daya tampung
tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran, dan memberikan
motivasi bagaimana harus bekerja keras dan tekun dalam berwirausahan.
5) Asas Kewirausahaan
Asas kewirausahaan menurut Mardiyatmo (2005: 5), yaitu:
a) Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandasan etika
bisnis yang sehat
b) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif
c) Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan
secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko
d) Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian
e) Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
e. Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
1) Pengertian Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Pendidikan kewirausahaan merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang dihadapi
(Daryanto, 2012:4). Kewirausahaan dahulu hanya dapat dilakukan melalui
34
pengalaman langsung di lapangan, namun sekarang kewirausahaan bukan
hanya urusan lapangan tetapi merupakan ilmu yang dapat dipelajari dan
diajarkan.
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program
pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang
diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF
lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di
masyarakat (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014: 7). Program pendidikan
kewirausahaan masyarakat untuk mendidik warga masyarakat agar menjadi
wirausahawan, sehingga selain dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya
juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungannya.
2) Komponen Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Pendidikan kewirausahaan masyarakat termasuk dalam pendidikan luar
sekolah yang berupa pendidikan dan pelatihan. Keberhasilan pelatihan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran berupa dampak yang dapat dilihat setelah
kegiatan pelatihan berlangsung. Munculnya dampak terhadap warga belajar dari
pelaksanaan pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa yaitu berupa perilaku berwirausaha warga belajar pasca
pelatihan, tentunya tidak terlepas dari hubungan antara komponen-komponen
pelatihan yang saling keterkaitan, sebagai salah satu bentuk dari satuan
pendidikan nonformal maka pelatihan pun mempunyai beberapa komponen
yang saling berhubungan.
35
Menurut Djudju Sudjana (2006: 4), “komponen-komponen pendidikan
luar sekolah terdiri atas masukan lingkungan (environmental input), masukan
sarana (instrumental input), masukan mentah (raw input), proses (processes),
keluaran (output), masukan lain (other input), dan pengaruh (outcome)”.
Komponen-komponen program pendidikan luar sekolah tersebut merupakan
suatu sistem yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Masukan lingkungan (environmental input) meliputi lingkungan alam,
lingkungan sosial budaya, dan kelembagaan. Lingkungan alam terdiri dari
lingkungan alam hayati (flora dan fauna), lingkungan alam non hayati (tanah,
air, dan cuaca), dan lingkungan buatan (pemukiman, sarana dan alat
transportasi, pasar, dan lain sebagainya). Lingkungan sosial budaya meliputi
kondisi kependudukan dengan berbagai potensinya seperti tradisi, pendidikan,
agama, komunikasi, kesenian, bahasa, kesehatan, mata pencaharian, ideologi
dan politik, keamanaan, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Lingkungan
kelembagaan terdiri atas instansi-instansi pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang terkait dengan program.
Masukan sarana (instrumental input) meliputi kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, serta biaya. Kurikulum mencakup tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan alat evaluasi hasil belajar. Tenaga kependidikan terdiri dari
pendidik, pengelola lembaga, pimpinan lembaga, pengawas dan penilik,
penguji, pustakawan, serta peneliti dan pengembang pendidikan luar sekolah.
36
Sarana dan prasarana pembelajaran meliputi lokasi pembelajaran, panti
pembelajaran, gedung dan perlengkapan pembelajaran. Pembiayaan berkaitan
dengan sumber dana yang tersedia, anggaran, dan pengelolaan biaya.
Masukan mentah (raw input) adalah peserta didik yang terdiri atas
warga belajar, peserta pelatihan, dan peserta penyuluhan. Proses pendidikan
melalui pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara masukan sarana,
terutama pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran,
bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan. Keluaran (output) adalah lulusan
pendidikan luar sekolah yang terdiri dari kuantitas dan kualitas lulusan program
setelah mengalami proses pembelajaran. Masukan lain (other input) adalah
sumber-sumber yang memungkinkan lulusan dapat menerapkan hasil belajar
dalam kehidupannya. Masukan lain dapat digolongkan ke dalam bidang dunia
usaha, pekerjaan, dan aktivitas kemasyarakatan. Pengaruh (outcome)
merupakan dampak yang dialami warga belajar setelah memperoleh dukungan
dari masukan lain.
Komponen-komponen pendidikan menurut Tatang S. (2012: 219),
terdiri dari: “dasar pendidikan, tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik,
materi pendidikan, metode pendidikan, alat, dan lingkungan pendidikan”.
a) Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan warga
belajar dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan
guna mencapai tujuan pendidikan dengan didasari oleh nilai-nilai tertentu.
Nilai-nilai itulah yang disebut dasar pendidikan. Dasar pendidikan
37
kewirausahaan masyarakat menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 3)
yaitu:
(1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah
(3) Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan
Ekonomi Kreatif
(4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial.
b) Tujuan Pendidikan
Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan. Tujuan dari pendidikan
kewirausahaan masyarakat adalah untuk menciptakan wirausahaan baru
melalui pelatihan, menanamkan sikap wirausaha pada warga belajar,
memberikan bekal pengetahuan kepada warga belajar, memberi bekal
keterampilan, dan melatih keterampilan berwirausaha.
c) Pendidik
Pendidik pada pendidikan kewirausahaan masyarakat harus memiliki
kompetensi sesuai dengan bidang keterampilan dan materi yang diajarkan,
memiliki pengalaman berwirausaha, serta mampu melaksanakan pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap dan kepribadian warga
belajar.
d) Peserta didik
Peserta didik program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah
warga masyarakat yang putus sekolah, menganggur, dan tidak mampu di sekitar
38
lokasi kegiatan yang memiliki minat dan motivasi untuk berwirausaha setelah
selesai mengikuti program.
e) Materi Pendidikan
Bahan ajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat mengacu
pada modul-modul kewirausahaan yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan yang mencakup: membangun pola pikir dan
meningkatkan sikap perilaku kewirausahaan, manajemen usaha, perencanaan
usaha, dan keterampilan atau vokasi.
f) Metode Pendidikan
Keberhasilan proses pendidikan dalam mengantarkan peserta didik
mencapai tujuan pendidikan, tidak terlepas dari peranan metode yang
digunakan. Metode adalah cara yang digunakan dalam suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan. Metode pendidikan yang tidak tepat akan menjadi penghalang
kelancaran jalannya proses belajar mengajar.
g) Alat
Alat pendidikan yaitu segala sesuatu yang digunakan oleh
penyelenggara program untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan
dibagi menjadi dua macam, yaitu: alat fisik (sarana dan fasilitas) dan alat non
fisik (kurikulum, pendekatan, dan metode).
h) Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di
sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses
pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses
39
pendidikan, yaitu: lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lembaga pendidikan
dan masyarakat), lingkungan keagamaan (nilai-nilai agama yang hidup dan
berkembang di lembaga pendidikan), lingkungan budaya (nilai-nilai budaya
yang hidup dan berkembang di lembaga pendidikan), dan lingkungan alam
(keadaan iklim maupun geografis).
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
komponen-komponen dalam pendidikan kewirausahaan masyarakat terdiri dari
peserta didik, pendidik, materi pendidikan, metode pendidikan, sarana dan
prasarana, serta lingkungan alam, sosial, budaya dan kelembagaan.
3) Tujuan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Tujuan penyelenggaraan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat (PKM) menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 5) sebagai
berikut:
a) Mendorong dan menciptakan wirausahawan baru melalui kursus dan
pelatihan yang di dukung oleh dunia usaha dan industri, mitra-mitra usaha
dan instansi terkait, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja atau usaha
baru.
b) Menanamkan sikap dan etika berwirausaha kepada warga belajar.
c) Memberikan bekal pengetahuan kewirausahan kepada warga belajar.
d) Memberi bekal keterampilan di bidang produksi barang atau jasa kepada
warga belajar.
e) Melatih keterampilan berwirausaha kepada warga belajar melalui praktik
berwirausaha.
40
4) Kurikulum
Menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 16) kurikulum dan bahan
ajar program PKM untuk jenis keterampilan terstruktur dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Mengacu pada jenis keterampilan yang sudah ada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.
b) Mengacu pada modul-modul kewirausahaan yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan.
Kurikulum program pendidikan kewirausahaan menurut BP-PAUDNI
(2015: 12) terdiri dari:
a) Membangun pola pikir kewirausahaan
b) Manajemen usaha (mencari peluang usaha, tata cara merintis usaha kecil,
administrasi usaha pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan,
dan jaringan kerja)
c) Keterampilan, yakni satu keterampilan yang akan dirintis oleh peserta didik
sebagai usaha kecil.
d) Membangun dan meningkatkan sikap dan perilaku wirausaha.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum pendidikan kewirausahaan masyarakat harus mengacu pada yang
diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan yang mencakup:
membangun pola pikir kewirausahaan, manajemen usaha, keterampilan atau
vokasi, dan membangun dan meningkatkan sikap perilaku wirausaha.
41
5) Proses Belajar Mengajar
Menurut Direktorat Jenderal PAUDNI (2014: 17) proses belajar
mengajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat meliputi:
a) Teori
(1) Penguatan pengetahuan yang terkait dengan bidang keterampilan dan
kewirausahaan.
(2) Pemahaman terkait dengan alat, bahan, dan prosedur teknis sesuai
bidang keterampilan.
(3) Pemahaman yang terkait dengan teori tentang sikap, perilaku dan pola
pikir sebagai seorang wirausahawan.
b) Praktek
(1) Praktik keterampilan yang diajarkan di lembaga dan merujuk pada
kemampuan kerja.
(2) Praktik manajerial sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
berwirausaha.
c) Pembentukan Karakter
Pembiasaan sikap, perilaku, etos kerja, bekerjasama dalam
kelompok, kepemimpinan, kepribadian, disiplin, menjunjung tinggi
penegakan hukum, kejujuran, budaya bersih, tanggung jawab, dan
sebagainya.
6) Evaluasi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
Evaluasi program sebagai proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan
42
informasi tentang implementasi rancangan program yang telah disusun untuk
dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan
maupun menyusun program selanjutnya (Eko Putro Wijoyoko, 2009: 10).
Lembaga penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat wajib
melakukan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik yang dapat dilakukan
oleh lembaga penyelenggara program atau bersama dengan lembaga/pihak lain
yang kompeten (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014:19). Evaluasi program
pembelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan
program sekaligus untuk mengetahui kelemahan dari program karena pada
dasarnya program pelatihan tidak selamanya efektif dan dapat dilaksanakan
dengan baik. Untuk itu evaluasi program dilakukan agar kelemahan yang ada
pada program dapat di perbaiki dan tidak terulang pada program selanjutnya.
Eko Putro Wijoyoko (2009: 11) mengungkapkan bahwa “tujuan
dilakukan evaluasi program adalah mengomunikasikan program pada publik,
menyediakan informasi bagi pembuat keputusan, penyempurnaan program
yang ada, dan meningkatkan partisipasi”.
a) Mengomunikasikan Program pada Publik
Masyarakat memiliki kepentingan terhadap program yang dilaksanakan
oleh suatu lembaga pendidikan, untuk itu lembaga memiliki kewajiban untuk
mengkomunikasikan efektivitas program kepada masyarakat agar terjadi
kerjasama yang baik dan masayarakat akan memberikan dukungan dalam
pelaksanaan program pendidikan di sebuah lembaga pendidikan baik formal
maupun non formal.
43
b) Menyediakan Informasi bagi Pembuat Keputusan
Berguna untuk setiap tahapan dalam manajemen sebuah lembaga mulai
dari hasil evaluasi yang menjadi dasar bagi pembuatan keputusan sehingga
keputusan tersebut lebih valid dari pada sekedar intuisi
c) Penyempurnaan Program
Evaluasi program dimaksudkan sebagai upaya dalam rangka
menyempurnakan jalannya program pendidikan atau pelatihan sehingga lebih
efektif.
d) Meningkatkan Partisipasi
Dengan adanya evaluasi program pendidikan atau pelatihan, maka
masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan atau pelatihan di suatu lembaga.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
program pendidikan kewirausahaan masyarakat oleh lembaga penyelenggara
program atau bersama dengan lembaga/pihak lain yang kompeten dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan program
sekaligus untuk mengetahui kelemahan dari program.
4. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pendidikan non formal membutuhkan sebuah wadah atau lembaga yang
disebut satuan pendidikan untuk menjalankan fungsi dan pelayanan kegiatan
pendidikan. Salah satu satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan
pendidikan non formal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
44
Menurut Mustofa Kamil (2011: 86) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM), adalah sebuah lembaga pendidikan yang dikembangkan dan dikelola
oleh masyarakat serta diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan belajar kepada masyarakat agar mereka
mampu membangun dirinya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya. “PKBM merupakan suatu wadah yang menyediakan
informasi dan kegiatan belajar sepanjang hayat bagi setiap masyarakat agar
mereka lebih berdaya” (Umberto Sihombing, 2000:6). PKBM dapat
menyelenggarakan berbagai macam kegiatan seperti pembelajaran,
peningkatan kualitas hidup, pembangunan masyarakat, pembangunan ekonomi,
sosial, dan budaya.
PKBM merupakan salah satu mitra kerja pemerintah dalam rangka
mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui program-program pendidikan
non formal, sehingga diharapkan mampu menumbuhkan masyarakat belajar
yang akhirnya akan meningkatkan kemandirian dalam mencari berbagai
informasi baru dalam rangka meningkatkan kehidupannya. PKBM berperan
sebagai tempat pembelajaran masyarakat terhadap berbagai pengetahuan atas
keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarana dan potensi yang ada di
sekitar lingkungannya (desa atau kota) agar masyarakat memiliki keterampilan
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup.
b. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Secara umum tujuan dari PKBM adalah untuk memberdayakan
masyarakat agar mempunyai kemampuan agar dapat meningkatkan kualitas
45
hidupnya melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Menurut Mustofa Kamil
(2011: 87) ada tiga tujuan penting dalam PKBM, yaitu:
1) Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya)
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial
maupun ekonomi
3) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di
lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan
Sedangkan menurut Umberto Sihombing (1999: 53) tujuan penting dari
PKBM adalah:
1) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah yang
diarahkan pada keswadayaan masyarakat dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan
perekonomian keluarga dan masyarakat.
2) PKBM mengembangkan program serta melibatkan dan
memanfaatkan potensi masyarakat.
3) Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi langsung dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4) Potensi yang ada dimasyarakat yang selama ini tidak tergali akan
dapat digali, ditumbuhkan, dan dimanfaatkan melalui pendekatan
persuatif.
5) Program yang dilaksanakan diarahkan pada pengembangan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pengetahuan
kebutuhan masyarakat sehingga mampu meningkatkan ekonomi
keluarga.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan,
memanfaatkan seluruh potensi yang ada di dalam masyarakat, untuk
pemberdayaan masyarakat dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal di masyarakat
tentunya PKBM memiliki fungsi dalam meningkatkan pendidikan di
46
masyarakat. Menurut Mustofa Kamil (2011: 89) PKBM mempunyai beberapa
fungsi, yaitu:
1) Sebagai tempat masyarakat belajar (learning society), PKBM
merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan fungsional yang
sesuai dengan kebutuhan
2) Sebagai tempat tukar belajar (learning exchange), PKBM
mempunyai fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai
informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan antar
warga belajar
3) Sebagai pusat informasi atau taman bacaan masyarakat
(perpustakaan) masyarakat. PKBM harus mampu berfungsi sebagai
tempat menyimpan berbagai informasi pengetahuan dan
keterampilan secara aman dan kemudian disalurkan kepada seluruh
masyarakat atau warga belajar yang membutuhkan.
4) Sebagai sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat, fungsi
PKBM tidak hanya sebagai tempat pertemuan antara pengelola
dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen
masyarakat.
Secara umum PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk dari,
oleh dan untuk masyarakat dengan tujuan membelajarkan masyarakat agar
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yaitu dengan melayani dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Umberto Sihombing (1999: 110)
fungsi-fungsi dari PKBM adalah:
1) Sebagai wadah pembelajaran
2) Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat
3) Sebagai pusat dan sumber informasi
4) Sebagai ajang tukar menukar keterampilan dan pengalaman
5) Sebagai sentra pertemuan antar pengelola dan sumber belajar
6) Sebagai loka belajar yang tidak pernah kering
7) Sebagai tempat pembelajaran yang dapat digunakan oleh berbagai
departemen dan lembaga-lembaga pemerintah serta lembaga-
lembaga bukan pemerintah/swasta
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi dari PKBM dalam
masyarakat adalah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar yang
47
bersifat non formal untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sumber informasi, sebagai wadah
belajar masyarakat, dan sebagai tempat bertemunya semua lapisan di
masyarakat.
d. Azas-Azas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Menurut Umberto Sihombing, (1999: 109) Azas yang dianut PKBM
dapat diidentifikasi menjadi tujuh azas, yaitu:
1) Azas kemanfaatan, setiap kehadiran PKBM harus benar-benar
memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam upaya
memperbaiki dan mempertahankan kehidupannya.
2) Azas kebermaknaan, PKBM dengan segala potensinya harus
mampu memberikan dan menciptakan program yang bermakna dan
dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar.
3) Azas kebersamaan, PKBM merupakan lembaga yang dikelola
secara bersama-sama, digunakan bersama, dan untuk kepentingan
bersama.
4) Azas kemandirian, PKBM dalam pelaksanaan dan pengembangan
kegiatan harus mengutamakan kekuatan diri sendiri.
5) Azas keselarasan, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh PKBM
harus sesuai dan selaras dengan kondisi serta situasi masyarakat
sekitar.
6) Azas kebutuhan, setiap kegiatan atau program pembelajaran yang
dilaksanakan oleh PKBM harus dimulai dengan kegiatan
pembelajaran yang benar-benar mendesak dan dIbutuhkan oleh
masyarakat.
7) Azas tolong-menolong, PKBM merupakan arena atau ajang belajar
dan pembelajaran masyarakat yang didasarkan atas rasa saling asah,
saling asih, dan saling asih di antara sesama warga masyarakat itu
sendiri.
Azas yang sudah ada dapat dikembangkan lagi sesuai dengan visi dan
misi lembaga PKBM dan tidak bertentangan dengan program yang
dilaksanakan.
48
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian berikut ini merupakan hasil penelitian yang dinilai relevan
dengan penelitian yang mengangkat masalah mengenai dampak program.
1. Hasil penelitian oleh Aulia Syahrani (2013) mengenai dampak program
keaksaraan usaha mandiri terhadap peningkatan pendapatan warga belajar
menunjukkan bahwa pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri
(KUM) dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: perencanaan, proses
pembelajaran, dan evaluasi. Pasca program keaksaraan usaha mandiri
(KUM) di PKBM Handayani memberikan dampak positif berupa
peningkatan pendapatan warga belajar, tetapi dampak yang diperoleh belum
signifikan dalam meningkatkan pendapatan sehari-hari seluruh warga
belajar kelompok Al- Ahsan yang berjumlah 10 (sepuluh) warga belajar,
hanya 6 (enam) warga belajar atau 60 % dari jumlah warga belajar yang
mengalami peningkatan kesejahteraan, yaitu: (1) pemenuhan kebutuhan
pokok pangan; (2) terpenuhinya kebutuhan papan dan sandang; dan (3)
kepemilikan barang (perhiasan, kendaraan serta tabungan).
Penelitian ini hanya mengkaji dampak program keaksaraan usaha
mandiri (KUM) pada aspek ekonomi dan pendapatan keluarga dari warga
belajar. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti laksanakan yaitu
tentang dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat (PKM) yang tidak hanya mengkaji pada aspek ekonomi saja
namun mengkaji dampak program pada aspek ekonomi, aspek psikologis,
49
dan aspek sosial dari warga belajar. Dengan demikian, penelitian yang akan
dilakukan mengkaji lebih dalam mengenai dampak program dari tiga aspek.
2. Hasil penelitian oleh Puspita Handayani (2013) mengenai dampak
penyelenggaraan program keaksaraan usaha mandiri bagi warga belajar
menunjukan bahwa: (1) Dampak penyelenggaraan program pendidikan
keaksaraan usaha mandiri bagi warga belajar di PKBM Ngudi Makmur
secara ekonomi yaitu peningkatan kegiatan berwirausaha, peningkatan
penghasilan ekonomi keluarga, pemenuhan kebutuhan hidup, peningkatan
kemampuan menabung, dan peningkatan kesejahteraan ekonomi; (2)
Dampak penyelenggaraan program pendidikan kaksaraan usaha mandiri
bagi warga belajar di PKBM Ngudi Makmur secara sosial yaitu
peningkatan status sosial, peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam
organisasi masyarakat, peningkatan kepedulian sosial, peningkatan relasi,
dan peningkatan kemampuan membelajarkan ilmu kepada orang lain.
Penelitian ini hanya mengkaji dampak program keaksaraan usaha
mandiri (KUM) pada aspek ekonomi dan sosial warga belajar program.
Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti laksanakan yaitu tentang
dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
(PKM) tidak hanya mengkaji pada aspek ekonomi saja namun mengkaji
dampak program pada aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial
dari warga belajar. Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan
mengkaji lebih dalam mengenai dampak program dari tiga aspek.
50
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puri Bhakti Renatama (2012)
mengenai dampak pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup (Life
Skills) terhadap kesempatan kerja dan pendapatan kaum perempuan
menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup
rias pengantin sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh warga belajar yang
ingin mendapatkan lapangan pekerjaan ataupun mengembangkan usahanya
di bidang rias pengantin; (2) setelah warga belajar mengikuti program
pelatihan kecakapan hidup rias pengantin terjadi perubahan mencakup
pengetahuan rias pengantin, sikap, dan ketrampilan yang sangat mendukung
dalam proses kegiatan; (3) dampak pelaksanaan dari program kecakapan
hidup rias pengantin menunjukkan dampak positif yaitu warga belajar dapat
bekerja secaramandiri dan berkelompok, memanfaatkan pengetahuan yang
dimiliki untuk memperoleh kesempatan kerja dan pendapatan.
Penelitian ini terfokus pada dampak pendidikan kecakapan hidup
dalam mempengaruhi kesempatan dan pendapatan kaum perempuan.
Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan tidak hanya mengkaji
dalam peningkatan secara ekonomi yang dilihat dari peningkatan
pendapatan dan kesempatan kerja. Namun, juga akan mengkaji mengenai
dampak dalam tiga aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, aspek psikologis,
dan dampak sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti
bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “ Dampak
Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bagi Warga
51
Belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor,
Kabupaten Banyumas”, yaitu mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat, hasil pelaksanaan
program, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program, dan dampak
yang yang dirasakan oleh warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan kewirausahaan masyarakat sangat dIbutuhkan dalam rangka
mengatasi berbagai masalah bangsa seperti pengangguran, kemiskinan dan
keterbelakangan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah telah
mencanangkan sistem pendidikan di berbagai jalur, jenis dan jenjang
diantaranya adalah program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Pendidikan
kewirausahaan masyarakat pada hakekatnya adalah untuk mendidik warga
masyarakat agar menjadi wirausahawan, sehingga selain dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungan
dikesitar. Salah satu lembaga pelaksana program pendidikan kewirausahaan
masyarakat adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). PKBM sebagai
penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat berupaya untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan warga belajar dibidang
tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga mempunyai bekal dan
kemampuan untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat memiliki
latar belakang pendidikan dan kesadaran yang rendah. Oleh karena itu,
52
tanggung jawab lembaga PKBM tidak berhenti setelah warga belajar selesai
mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat, tetapi tetap
melakukan pendampingan program setelah program pelatihan selesai.
Pendampingan program dilakukan untuk memantau kegiatan praktek warga
belajar setelah selesai mengikuti program pembelajaran. Namun pada
kenyataannya di lapangan, banyak yang kurang sesuai dengan pedoman. Untuk
itu, program pendidikan kewirausahaan masyarakat perlu diteliti untuk melihat
sejauh mana keberhasilan dan ketepatan pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat kepada warga belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil dari
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Untuk
mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat. Selain itu juga mengetahui dampak
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilihat dari aspek
ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial. Dengan penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan untuk pengambilan kebijakan selanjutnya tentang
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
53
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat
dinyatakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa?
1. Masyarakat buruh tani
2. Masyarakat pengangguran
3. Kesejateraan ekonomi rendah
4. Kurangnya kesadaran akan pentingnya
pengetahuan dan keterampilan
5.
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM)
Hasil
Kemampuan berwirausaha mandiri
Dampak:
1. Aspek ekonomi: meningkatnya kesejahteraan hidup
2. Aspek Psikologis: Percaya diri dan berani
mengambil resiko
3. Aspek sosial: upaya membelajarkan orang lain atau
kelompk dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
sosial
54
2. Bagaimana pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa?
3. Bagaimana monitoring program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa?
4. Bagaimana penilaian program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa?
5. Bagaimana pendampingan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
di PKBM Harapan Bangsa?
6. Bagaimana hasil pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa?
7. Apa sajakah faktor pendukung pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa?
8. Apa sajakah faktor penghambat pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa?
9. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara ekonomi?
10. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara
psikologis?
11. Bagaimanakah dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa secara sosial?
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang
dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian, mulai dari merumuskan
masalah sampai dengan penarikan kesimpulan. Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Lexy J. Moleong (2012: 6) penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
otivasi, dan tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan Nasution (2003: 5)
mendefinisikan, “penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa
dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”.
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2012: 4)
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat mengenai sifat-sifat populasi maupun daerah tentu. “Dalam
penelitian deskriptif tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya
menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan” (Nurul
Zuriah, 2007: 47).
56
Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti
bermaksud mendeskripsikan perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, hasil pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, dampak pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa Desa
Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Bangyumas, serta faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
B. Penentuan Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 300) penentuan sumber data pada orang yang
akan diwawancarai maupun diobservasi dilakukan secara purposive, yaitu
dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Subyek dalam penelitian ini
adalah warga belajar yang telah mengikuti program pendidikan kewirausahaan
masyarakat dan tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Selain
subyek tersebut, peneliti juga mengumpulkan data melalui sumber informasi
(key informan). Sumber informasi (key informan) yang mempunyai cukup
informasi tentang fokus penelitian adalah ketua dan pengelola PKBM Harapan
Bangsa.
C. Setting, Waktu dan Tempat Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting Penelitian ini dilakukan di rumah warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat dengan pertimbangan peneliti dapat
mengamati secara langsung kegiatan warga belajar. Selain itu penelitian juga
57
dilakukan di PKBM Harapan Bangsa, dan rumah tutor program pendidikan
kewirausahaan masyarakat.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian untuk mengumpulkan data yaitu pada bulan Januari
2015 sampai dengan April 2015. Tempat penelitian berlokasi di PKBM
Harapan Bangsa Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh
Sugiyono (2008: 306) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu peneliti dalam merupakan
instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
Untuk mendapatkan data mengenai dampak pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, digunakan
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono (2008: 226) observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan yang hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui pengamatan.
58
Alasan menggunakan metode pengumpulan data observasi menurut
Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong (2012: 174) yaitu:
a. Teknik observasi didasarkan atas pengelaman secara langsung
b. Teknik observasi juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya
c. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data
d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang
dijaringnya ada yang keliru atau bias
e. Teknik observasi memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi
yang rumit
f. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan, observasi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat
Dalam penelitian ini, peneliti berperan serta secara aktif dan melihat
secara langsung kegiatan kewirausahaan yang dijalankan oleh warga belajar
PKBM Harapan Bangsa.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Lexy J. Moleong, 2012: 186). Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh
59
informasi dan data yang obyektif dan lengkap yang dIbutuhkan oleh peneliti.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu
mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka,
fleksibel dan disampaikan secara informal. Wawancara digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, faktor yang mempengaruhi program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, hasil pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat, serta dampak pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM
Harapan Bangsa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, yang
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2008: 240). Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto
(2010: 201) dapat dilaksanakan dengan:
1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal
ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala
yang dimaksud.
Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi
data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dokumentasi
yang dIbutuhkan oleh peneliti berupa gambar atau foto yang berkaitan dengan
60
kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, data
kelembagaan PKBM Harapan Bangsa, dan catatan lain yang berhubungan
dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
No Aspek Indikator
Teknik
Pengumpulan
Data
Sumber Data
1 Pelaksanaan
program
pendidikan
kewirausahaan
masyarakat
Perencanaan pelaksanaan
program
Wawancara
Dokumentasi
Ketua dan
tutor
Pelaksanaan
pembelajaran program
Wawancara
Dokumentasi
Ketua, tutor
dan warga
belajar
Monitoring pelaksanaan
program
Wawancara
Dokumentasi
Ketua dan
tutor
Penilaian pembelajaran Wawancara
Dokumentasi
Ketua, tutor
dan warga
belajar
2 Hasil
pelaksanaan
program
pendidikan
kewirausahaan
masyarakat
1. Kemampuan warga
belajar untuk
berwirausaha mandiri
2. Motivasi warga
belajar untuk
berwirausaha
Wawancara
Dokumentasi
Ketua, tutor
dan warga
belajar
3 Faktor yang
mempengaruhi
pelaksanaan
program
pendidikan
kewirausahaan
masyarakat
1. Faktor pendukung
pelaksanaan program
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
2. Faktor penghambat
pelaksanaan program
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
Wawancara
Dokumentasi
Ketua, tutor
dan warga
belajar
4 Dampak
pelaksanaan
program
pendidikan
kewirausahaan
masyarakat
bagi warga
belajar di
PKBM Harapan
Bangsa
1. Dampak ekonomi
dari pelaksanaan
program terhadap
warga belajar
2. Dampak psikologis
dari pelaksanaan
program terhadap
warga belajar
3. Dampak sosial dari
pelaksanaan program
terhadap warga
belajar
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Ketua, tutor
dan warga
belajar
61
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 305) dalam penelitian kualitatif instrument
utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian
menjadi jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian
sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan
dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Instrumen pendukung yang digunakan untuk mengungkapkan data
dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman sdokumentasi. Instrumen tersebut dikembangkan peneliti berdasarkan
indikator dari masing-masing indikator yang diteliti.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain (Sugiyono, 2008: 244). Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen dalam
Lexy J. Moleong (2012: 248) Analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif, artinya data yang diperoleh dalam penelitian dilaporkan
62
apa adanya kemudian diinterprestasikan secara kualitatif untuk mengambil
kesimpulan.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 246) mengemukakan
langkah-langkah dalam analisis data, antara lain:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang didapat dari catatan di
lapangan dengan tujuan untuk menggolongkan, mengarahkan, dan membuang
data yang tidak perlu sehingga ditarik suatu kesimpulan.
2. Display Data (Data Display)
Display data adalah menyajikan hasil reduksi data dalam laporan yang
sistematis dan mudah dibaca atau dipahami serta memungkinkan adanya
penarikan kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing Verification)
Kesimpulan yaitu peneliti mencari makna dari data yang terkumpul
kemudian menyusun pola hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan informasi
yang mudah dipahami dan ditafsirkan sesuai dengan masalahnya.
G. Keabsahan Data
“Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding data itu” (Lexy J. Moeloeng, 2011:330). Menurut Denzin dalam
Lexy J. Moleong (2011:330) ada empat macam trianggulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan
63
teori. Dalam penelitian ini hanya menggunakan teknik trianggulasi sumber.
Trianggulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data atau informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Data dari beberapa sumber yang
sudah diperoleh kemudian dideskripsikan, mana pandangan yang sama atau
yang berbeda dan mana yang lebih spesifik dari beberapa sumber data tersebut
yang kemudian dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan.
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Lembaga PKBM Harapan Bangsa
a. Letak Geografis Lokasi Penelitian
Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas
(BPS Banyumas, 2014)
PKBM Harapan Bangsa berada di Desa Petir Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas. Desa Petir berbatasan langsung dengan beberapa desa
yaitu di sebelah utara berbatasan dengan desa Kalicupak Lor, sebelah selatan
berbatasan dengan desa Pajerukan, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan
Sokaraja, dan sebelah timur berbatasan langsung dengan kabupaten
Purbalingga. Gambaran umum desa Petir mempunyai luas wilayah 155,93 ha
65
atau 1,56 km² dengan rincian 99,17 ha untuk lahan sawah, 23,12 ha untuk lahan
perkebunan, dan 31,51 ha untuk gedung atau bangunan. Topografi permukaan
daratan kecamatan Kalibagor dengan sedikit perbukitan dengan ketinggian
antara 31-38 m di atas permukaan laut. Desa Petir memiliki topografi 36 m di
atas permukaan laut. Desa Petir terdiri dari 5 dusun dengan 4 RW dan 17 RT.
Jumlah penduduk desa Petir yaitu 1.506 jiwa dengan 787 kepala keluarga, rata-
rata jumlah anggota keluarga 3 sampai 9 jiwa. Jumlah penduduk perempuan
1.554 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 1.552 jiwa. Jumlah penduduk desa
Petir berdasarkan usia yaitu 0-14 tahun ada 770 jiwa, usia 15-64 tahun ada 2.071
jiwa, dan usia 65 tahun ke atas ada 166 jiwa.
b. Sejarah Berdirinya
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa
merupakan salah satu lembaga pendidikan Non Formal yang berada di Desa
Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Sejarah berdirinya PKBM
Harapan Bangsa adalah berawal dari adanya kebutuhan masyarakat untuk bisa
mendapatkan pendidikan non formal sebagai pengganti pendidikan formal.
Oleh karena itu para pemuda desa Petir bekerjasama dengan pihak-pihak lain
untuk mengadakan program kejar paket C di desa Petir sejak tahun 2007. Dari
tahun ke tahun jumlah warga belajar paket C terus bertambah, maka perlu
adanya suatu wadah atau lembaga resmi yang mewadahinya. Pada tanggal 15
Desember 2010 resmi didirikan sebuah lembaga yang diberi nama Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa. PKBM Harapan
Bangsa didirikan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk masyarakat agar
66
masyarakat menjadi masyarakat yang bertaqwa, berkarakter dan terampil.
PKBM sangatlah diperlukan untuk dapat memberdayakan masyarakat sekitar
maupun masyarakat luas agar mendapatkan pendidikan yang setara dengan
pendidikan formal, dan mendapatkan berbagai macam keterampilan untuk bisa
dikembangkan.
Setelah resmi menjadi lembaga PKBM Harapan Bangsa banyak
program yang dilaksanakan dan dijalankan, seperti program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, bimbingan belajar, kejar paket C, kejar paket B,
Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM),
sanggar tari, dan kursus. Tempat untuk pembelajaran PKBM Harapan Bangsa
masih meminjam gedung bekas sekolah dasar di desa Petir yaitu ada 4 ruangan.
Gedung administrasi dan TBM Harapan Bangsa sudah milik sendiri yaitu
dengan membangun ruangan di sebalah gedung bekas sekolah dasar di desa
Petir.
2. Visi dan Misi Lembaga PKBM Harapan Bangsa
a. Visi PKBM Harapan Bangsa
Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa, berkarakter, dan terampil.
b. Misi PKBM Harapan Bangsa
PKBM Harapan Bangsa mempunyai misi sebagai berikut:
1) Membekali warga belajar dengan ilmu pengetahuan, akhlak mulia, dan
kecakapan hidup.
2) Mengantarkan warga belajar untuk bisa hidup mandiri.
3) Mempersiapkan warga belajar dalam menghadapi era globalisasi dunia.
67
3. Tujuan Lembaga PKBM Harapan Bangsa
Tujuan dari lembaga PKBM Harapan Bangsa adalah:
a. Menjadikan warga belajar pribadi yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti,
berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan.
b. Menjadikan warga belajar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c. Melatih warga belajar dengan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat.
4. Sasaran Lembaga PKBM Harapan Bangsa
Sasaran dari lembaga PKBM Harapan Bangsa sangat luas yaitu sampai
masuk ke pelosok-pelosok desa di kabupaten Banyumas bahkan sampai dengan
pelosok-pelosok desa di kabupaten Purbalingga. Kriteria sasaran program
pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Harapan Bangsa adalah masyarakat
sekitar yang membutuhkan layanan pendidikan non formal.
5. Program Lembaga PKBM Harapan Bangsa
Program yang diselenggarakan oleh PKBM Harapan Bangsa dengan
sumber dana dari APBN, APBD maupun swadaya adalah sebagai berikut:
a. Program Kursus Bahasa Korea
b. Program Taman Baca Masyarakat (TBM)
c. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM)
d. Program Paket B
e. Program Paket C
f. Program Sanggar Tari
g. Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)
68
h. Program Bimbingan Belajar
6. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa
Gambar 4. Struktur Organisasi PKBM Harapan Bangsa
Ketua PKBM
Sumarsih Ely Wahyuni, S.Pd. Aud
Sekretaris
1. Elsa Okti Inkamawarni
2. Riska Andriani
Bendahara
1. Kusmiati Suhati
2. Suci Atik Meilina, S. Pd
Seksi PKM
Casmadi
Seksi Paket B
Bondan, S. Pd
Seksi Paket C
Hari Prasojo, S. Pd
Seksi Sanggar Tari
Sunarti, S. Pd
Seksi Kursus Bahasa Korea
Rara Suratman
Seksi TBM
Ani Rahmawati
69
7. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa
Susunan pengurus PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini:
Tabel 2. Susunan Pengurus PKBM Harapan Bangsa
No Jabatan Nama L/P Pendidikan Pekerjaan
1 Ketua Sumarsih Ely Wahyuni,
S.Pd. Aud
P S1 Guru TK
2 Sekretaris Elsa Okti Inkamawarni,
S. Pd
P S1 Guru SD
Riska Andriani P S1 Guru TK
3 Bendahara Kusmiati Suhati P SMA Guru TK
Suci Atik Meilina, S. Pd P S1 Guru SD
Penanggung Jawab Program:
1 Kewirausahaan Casmadi L SMA Wiraswata
2 Kejar Paket B Bondan, S.Pd L S1 Guru SD
3 Kejar Paket C Hari Prasojo, S.Pd L S1 Guru SMP
4 TBM Ani Rahmawati P SMA Staff PKBM
5 Sanggar Tari Suniarti, S.Pd P S1 Guru TK
6 Kursus Bhs.
Korea
Rara Suratman L S1
Staff PKBM
Sumber: Data Primer PKBM Harapan Bangsa
8. Tata Tertib PKBM Harapan Bangsa
Tata tertib di PKBM Harapan Bangsa adalah untuk semua warga yang
ada di PKBM Harapan Bangsa, meliputi:
a. Tata Tertib Ketua PKBM
1) Mengelola program yang ada di PKBM dan melaksanakan tugas sebagai
ketua dan pengajar.
2) Professional mengamalkan ilmu kepada warga belajarnya.
3) Tidak merokok, menjaga perkataan, dan perilaku dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai Islam.
70
4) Mempunyai jam kerja, yaitu: setiap hari senin sampai sabtu pukul 14.00
WIB sampai pukul 17.00 WIB, dan hari minggu pukul 09.00 WIB sampai
14.00 WIB.
5) Hari kerja adalah setiap hari.
6) Menghadiri evaluasi pembelajaran setiap bulan sekali.
b. Tata Tertib Pendidik (Tutor)
1) Professional mengamalkan ilmu kepada warga belajarnya.
2) Tidak merokok, menjaga perkataan, dan perilaku dengan berpegang teguh
pada nilai-nilai Islam.
3) Mempunyai jam kerja, yaitu: setiap hari senin sampai sabtu pukul 14.00
WIB sampai pukul 17.00 WIB, dan hari minggu pukul 09.00 WIB sampai
14.00 WIB.
4) Hari kerja adalah setiap hari.
5) Menghadiri evaluasi pembelajaran setiap bulan sekali.
6) Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengajaran di
sertai perkembangan warga belajar.
7) Mengisi buku daftar hadir pendidik atau tutor setiap mengajar.
c. Tata Tertib Warga Belajar
1) Warga belajar hadir pada hari senin sampai sabtu pukul 14.00 WIB sampai
17.00 WIB, dan hari minggu pada pukul 09.00 WIB sampai 14.00 WIB.
2) Memakai pakaian yang rapi dan sopan.
3) Setiap warga belajar tidak hadir harus ada pemberitahuan ke PKBM.
71
9. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa
Sarana dan prasarana yang ada di PKBM Harapan dapat dilihat pada
tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Sarana dan Prasarana PKBM Harapan Bangsa
No Jenis Keadaan Ket
1 Luas Gedung Lembaga Luas Tanah : 800 m2
Luas Bangunan : 400 m2
2 Tempat Penyelenggaraan
Kegiatan
Eks. Gedung SD Negeri Petir 1 Pinjam
Sarana Belajar
No Jenis Peralatan Jumlah Peruntukan Keadaan
1 Meja Belajar 4 Buah Meja Baca dll Baik
2 Kursi 20 Buah Baca dll Baik
3 Meja PAUD 2 Buah Meja Guru Baik
4 Kursi PAUD 2 Buah Kursi Guru Baik
5 Papan Tulis 4 Buah Semua Program Baik
6 Loker 1 Buah Kelompok
Bermain
Baik
7 Lemari 2 Buah Semua Program Baik
8 Rak Buku TBM 4 Buah Buku TBM Baik
9 Karpet 2 Buah Semua Program Baik
10 Kipas Angin 1 Buah Semua Program Baik
11 Dispenser 1 Buah Semua Program Baik
12 Kamera Digital 1 Buah Semua Program Baik
13 Laptop 1 Buah Semua Program Baik
14 LCD Proyektor 1 Buah Semua Program Baik
15 Mebeler 1 Set Ruang Tamu Baik
16 Etalase 2 Buah Semua Program Baik
17 Meja Lipat 20 Buah Kelompok
Bermain
Baik
18 Box Mandi Bola 1 Buah Kelompok
Bermain
Baik
Sumber: Data Primer PKBM Harapan Bangsa
B. Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa telah dilaksankan pada bulan Agustus sampai dengan bulan
November tahun 2014 di desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten
72
Banyumas. Program ini secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Tahun
2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Informal, dan Non Formal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelatihan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yang diberikan adalah budidaya ikan lele. Latar
belakang dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa adalah dengan melihat kondisi masyarakat sekitar yang
kurang sejahtera karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Program pendidikan
kewirausahaan masyarakat dilaksanakan untuk mendidik warga belajar agar
menjadi wirausaha, sehingga selain dapat meningkatkan kesejateraan hidup
warga belajar juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele di PKBM Harapan
Bangsa di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Perencanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM
Harapan Bangsa
Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa ini merupakan suatu bentuk proses pelatihan keterampilan yang
diselenggarakan dalam rangka memberdayakan masyarakat, terutama bagi
masyarakat sekitar PKBM yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kurang
mampu agar memperoleh keterampilan dan kemampuan dalam berwirausaha.
Sebelum pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
73
PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan perlu adanya persiapan atau perencanaan
program. Perencanaan merupakan hal penting sebelum proses pelatihan atau
pembelajaran dilaksanakan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat
tercapai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa
selaku penyelenggara program diperoleh informasi bahwa kegiatan
perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sesuai
dengan potensi lokal yang ada, sosialisasi program, rapat koordinasi dan
penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan
program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan
bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan,
rekruitmen tutor, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar. Pendidikan
kewirausahaan masyarakat ini di arahkan pada kemampuan wirausaha mandiri
warga belajar.
Perencanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang
dilaksanakan oleh PKBM Harapan Bangsa adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
Tujuan dari diadakannya pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang peneliti dapatkan
melalui dokumentasi, yaitu:
a) Untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele.
b) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
diharapkan mampu membentuk kelompok belajar usaha mandiri.
74
c) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan
dengan membuat usaha.
2) Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat ini adalah masyarakat sekitar PKBM Harapan Bangsa yaitu
masyarakat desa Petir, diutamakan yaitu masyarakat yang kurang mampu, tidak
memiliki pekerjaan tetap atau menganggur yang direkomendasikan oleh kepala
desa atau kelurahan setempat. Minimal pendidikan terakhir adalah SD (bisa
baca dan tulis). Usia sasaran dari program pendidikan kewirausahaan
masyarakat ini adalah penduduk berusia 18-45 tahun yang memiliki minat dan
motivasi yang tinggi untuk berwirausaha. Sosialisasi kegiatan dan rapat
koordinasi dilaksanakan dengan bekerjasama antara pengurus PKBM Harapan
Bangsa dengan kepala desa dan tokoh masyarakat desa Petir. Sosialisasi
dihadiri oleh kepala desa, pengurus PKBM, tokoh masyarakat dan warga
belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Sy” selaku warga belajar
program kewirausahaan bahwa:
“Saya dikasih tahu sama pak RT kalau di PKBM akan ada pelatihan
budidaya ikan lele mbak. Waktu sosialisasi dan rapat yang datang yang
dapat undangan saja mbak, terus pengurus dari PKBM, pak RT sama
pak RW juga datang, pak kepala desa juga ada mbak.” (CL VI, Minggu
15 Februari 2015, hal 134)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Sr” selaku warga belajar
program pendidikan kewirausahaan masyarakat bahwa:
75
“Sebelum ada sosialisasi saya dikasih undangan sama pak RT, yang
datang iya cuma yang dapat undangan dari PKBM Harapan Bangsa atau
dari desa saja.” (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136)
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran dari
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
diutamakan adalah masyarakat yang sudah pernah mengikuti pelatihan
budidaya ikan lele pada tahun 2013, masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan
tetap atau kurang mampu yang direkomendasikan oleh kepala desa atau
kelurahan setempat.
3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk
menunjang keberhasilan kegiatan pelatihan budidaya ikan lele program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa.
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program pelatihan sangat
penting. Sarana dan prasarana program pendidikan kewirausahaan masyarakat
pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa tergolong lengkap,
antara lain:
a) Ruang belajar teori dan praktek
b) Peralatan praktek
c) Tempat untuk praktek berwirausaha
d) Modul kewirausahaan
e) Modul pelatihan budidaya ikan lele
Semakin lengkap sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang
kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, maka hasil keluaran
yang dihasilkan dapat diakui oleh pihak lain. Adanya sarana dan prasarana yang
76
memadai maka warga belajar akan lebih mudah dalam mengaplikasikan materi
yang disampaikan oleh tutor.
4) Sumber Dana
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya
ikan lele dibiayai dengan anggaran dana APBD kabupaten Banyumas tahun
anggaran 2014 yaitu dengan mengajukan proposal yang sesuai dengan petunjuk
teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tahun
2014.
5) Waktu dan Tempat
Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dIbuat oleh peyelenggara program
sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat agar dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Program
No Waktu Kegiatan
1 03 dan 7 Agustus 2014 Sosialisasi program pendidikan kewirausahaan masyarakat
2 10 dan 13 Agustus 2014 Rapat koordinasi
3 14- 23 Agustus 2014 Persiapan
4 24 Agustus 2014 Pembukaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat
5 25 Agustus 2014- 22
November 2015
Pelaksanaan pelatihan atau pembelajaran
Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
77
Berdasarkan dari data dokumentasi dan wawancara yang peneliti
peroleh, tempat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM
Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa dilaksanakan 214 jam @45 menit untuk teori dan @60 menit
untuk praktek. Pelaksanaan program mengacu pada standar kompetensi
pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu minimal dilaksanakan 200 jam
@45 menit untuk teori dan @60 menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan
ajar yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program
pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus
dan kelembagaan, yang kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Tujuan akhir dari
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini yaitu warga
belajar diharapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja/usaha baru atau
merintis peluang usaha yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “Sm”
selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Pelaksanaan program PKM mengacu standar kompetensi PKM.
Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan sesuai kurikulum PKM yang
diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, yang
disesuaikan dan dikembangkan sesuai kebutuhan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan.” (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal
132)
78
Berikut ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
yang diperoleh melalui dokumentasi:
Tabel 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program
kewirausahaan
No Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1 Memiliki sikap
personal dan
sosial sebagai
seorang
wirausaha
Memiliki etika dan jiwa
kewirausahaan, yang
meliputi: sikap sopan santun,
jujur, disiplin, tekun,
semangat kerja, tahu diri,
tenggang rasa, ulet
dan kesederhanaan sebagai
wirausaha
Memahami makna etika dan
jiwa kewirausahaan
Mampu berperilaku yang
didasari oleh etika dan jiwa
kewirausahaan
Memiliki semangat berwirausaha
Mampu menunjukkan
watak sebagai seorang wirausaha
Mampu berkomunikasi sosial
secara efektif sebagai seorang
wirausaha
Mampu menyampaikan pesan
secara efektif melalui komunikasi
lisan dalam
pergaulan usaha
Mampu menyampaikan pesan
secara efektif melalui
komunikasi tulisan dalam
pergaulan usaha
Mampu menjadi pendengar
yang baik dan kritis dalam
komunikasi sosial
Mampu Membangun jaringan
usaha
Mampu mengidentifikasi mitra
usaha (pemasok, distrIbutor, dan
pelanggan)
Mampu menjalin relasi dengan mitra
usaha
Mampu menjaga pelanggan lama
Mampu mengembangkan/
menambah pelanggan baru
Mampu membangun
kerjasama dalam
berwirausaha
Mampu bekerja dalam tim
(tim work) dalam menjalankan
Wirausaha
Mampu bernegosiasi dalam
membangun kerja sama
Mampu menyusun nota
kerjasama dengan mitra kerja
2 Memiliki
Kemampuan
Manajerial
Usaha Kecil
Menguasai pemasaran Menguasai pengetahuan produk
barang/jasa yang dipasarkan
Mampu mengemas barang/jasa yang
dipasarkan sehingga menarik
konsumen
79
Mampu menetapkan harga produk
atau jasa berdasarkan analisa biaya
produksi dan biaya pemasaran
Menguasai administrasi usaha
kecil
Memahami pembukuan sederhana
dalam menjalankan usaha
Mampu mengelola keuangan secara
efektif dan efisien
3 Memiliki
kemampuan
berfikir logis
Mampu mengidentifikasi dan
menganalisis potensi lokal
Mampu mengidentifikasi
potensi sumber daya alam yang ada
di sekitar lingkungan untuk
dijadikan lahan wirausaha
Mampu memprediksi pengaruh
ketersediaan potensi sumber daya
alam terhadap perkembangan usaha
Mampu mengidentifikasi potensi
SDM yang mendukung potensi SDA
untuk menjadi lahan wirausaha
Mampu menganalisis kondisi
lingkungan dan pasar
Mampu membaca kondisi
lingkungan usaha dan pasar
Mampu memprediksi pengaruh
kondisi lingkungan usaha dan
pasar terhadap perkembangan usaha
Mampu menganalisis kondisi
usaha
Mampu menghitung rugi laba
perusahaan
Mampu menghitung Break Event
Point (BEP)
Mampu menentukan kondisi usaha
apakah dalam keadaan maju (positif)
atau mundur (negatif)
Mampu memanfaatkan
peluang
Memiliki kepekaan terhadap setiap
peluang usaha yang ada
Mampu memanfaatkan peluang
menjadi bidang usaha
4 Memiliki
keterampilan
produksi
(barang/jasa)
Mampu membuat produk
baru yang inovatif dari bahan
baku yang ada
Mampu mengidentifikasi
sumberdaya sebagai bahan baku
produk tertentu
Trampil membuat produk
inovatif yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan memenuhi
standar POM
5 Memiliki
keterampilan
berwirausaha
Mampu membaca peluang
usaha
Mampu menganalisis peluang usaha
Mampu mengidentifikasi
sumberdaya, produk, dan jasa yang
dapat dikembangkan dalam
Usaha
Mampu memilih jenis usaha
yang akan dilakukan
Memprediksi produk/jasa yang
memiliki peminat besar
Memilih produk/jasa unggulan yang
memiliki peluang besar menjadi
bidang usaha yang
Prospektif
Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
80
Berdasarkan dari hasil dokumentasi dalam pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
penyelenggara menentukan administrasi belajar. Dalam pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat ada 10 warga belajar yang di jadikan
dalam satu kelompok. Penyelenggara bersama tutor dan warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat membuat kesepatakan bersama tentang
tempat, jadwal, waktu, dan tata tertib pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat. Waktu pembelajaran di sepakati setiap hari Selasa,
Rabu, dan Kamis pukul 19.00-21.30 WIB yaitu teori atau pemberian materi,
sedangkan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 14.00-17.00 WIB yaitu
praktek. Tempat pembelajaran untuk teori dilaksanakan di ruang kelas PKBM
Harapan Bangsa sedangkan tempat untuk praktek dilaksanakan di tempat salah
satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Pelaksanaan pembelajaran program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di sini ada teori dan juga praktek, untuk teori dan praktek
tempat pembelajarannya berbeda. Kalau teori dilaksanakan di ruang
belajar PKBM mbak, kalo untuk praktek dilaksanakan di rumah salah
satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat”. (CL V,
Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada
tabel 6 berikut ini:
81
Tabel 6. Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan
masyarakat
No Nama L/P Pendidikan
Terakhir
Tempat, Tanggal
Lahir
Pekerjaan Alamat
1. Amin L SD Banyumas, 16
Januari 1972
Petani Petir RT 06 RW 04
2 Sudarno L SD Banyumas, 01
Februari 1971
Petani Petir RT 06 RW 04
3 Suyatno L SD Banyumas, 16
Oktober 1982
Petani Petir RT 06 RW 04
4 Triyono L SD Banyumas, 06
September 1979
Buruh Petir RT 06 RW 04
5 Hadi L SD
Pacitan, 20
Agustus 1972
Petani Petir RT 06 RW 04
6 Suherno L SD Banyumas, 03
Maret 1970
Petani Petir RT 06 RW 04
7 Suratno L SD Banyumas, 05
Februari 1978
Petani Petir RT 02 RW 04
8 Untung L SMA Banyumas, 13
Mei 1994
Buruh Petir RT 01 RW 04
9 Amdi L SD Banyumas, 26
Januari 1971
Petani Petir RT 01 RW 04
10 Kasimin L SD Banyumas, 30
Desember 1971
Petani Petir RT 01 RW 04
Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
Data penelitian tentang warga belajar yang mengikuti program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang
diperoleh melalui dokumentasi menunjukan jumlah warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat berjumlah 10 orang dan berjenis
kelamin laki-laki semua. Rentang usia dari warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yaitu yang berusia 18-26 tahun ada 1 orang, yang
berusia 27-35 tahun ada 1 orang, dan yang berusia 36-45 tahun ada 8 orang.
Latar belakang pendidikan warga belajar program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, ada 9 orang yang hanya lulusan SD dan
1 orang lulusan SMA. Status pekerjaan dari warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat sebagai buruh ada 2 orang, dan 8 orang sebagai
82
petani. Semua warga belajar program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa
berasal dari masyarakat sekitar yaitu desa Petir.
Tutor untuk pembelajaran program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ada dua orang. Satu orang tutor untuk
pemberian materi dan satu tutor untuk kegiatan praktek. Tutor untuk program
pendidikan kewirausahaan masyarakat ini sudah ditentukan sesuai dengan
kriteria khusus. Tugas dari tutor adalah melaksanakan pelatihan pembelajaran
sesuai dengan pedoman yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu
“Sm” selaku ketua PKBM bahwa: “Tugas dari tutor di sini hanya melaksanakan
pelatihan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang kami berikan”. (CL V,
Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
Metode pembelajaran untuk pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yang digunakan adalah dengan ceramah, dan
praktek. Pengelola PKBM Harapan Bangsa menggunakan metode ceramah dan
praktek karena metode tersebut lebih bisa diterima bagi warga belajar yang
memiliki latar belakang berbeda-beda. Metode ceramah digunakan pada saat
penyampaian materi. Metode ceramah banyak digunakan oleh tutor ataupun
pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran karena metode ceramah ini
digunakan untuk menyampaikan informasi, penjelasan, dan pemikiran. Metode
ceramah digunakan dalam penyampaian materi karena materi-materi yang
disampaikan oleh tutor akan lebih mudah diterima oleh warga belajar. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bapak “Nr” selaku tutor program bahwa:
83
“Untuk penjelasan materi saya menggunakan ceramah mbak, warga
belajar lebih bisa menerima apa yang saya sampaikan, kalau tidak jelas
mereka bisa langsung menanyakannya dan akan saya jawab.” (CL X,
Minggu 15 Maret 2015, hal 140)
Selain menggunakan metode ceramah tutor juga menggunakan metode
praktek. Metode praktek digunakan untuk mendukung materi yang sudah
disampaikan sebelumnya oleh tutor. Setiap minggunya setelah pertemuan
pemberian materi selesai warga belajar langsung praktek. Metode praktek yang
dilaksanakan yaitu untuk meteri keterampilan budidaya ikan lele. Untuk
kegiatan praktek tutor menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan
dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak “Am” selaku tutor
program untuk praktek bahwa:
“Kegiatan praktek dilakukan setiap pemberian materi selesai, kegiatan
praktek yang paling utama adalah untuk materi keterampilan budidaya
ikan lele”. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Dokumentasi pada materi dan bahan ajar pada pembelajaran
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa berisi tentang:
1) Manajemen usaha (proses perencanaan usaha, tata cara merintis usaha,
administrasi usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan,
jaringan kerja)
2) Dasar-dasar komunikasi
3) Etika berwirausaha
4) Keterampilan (budidaya ikan lele)
Pembelajaran keterampilan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa mencakup:
84
1) Pengenalan budidaya ikan lele
2) Jenis-jenis ikan lele
3) Teknik budidaya
4) Peluang pasar
5) Penyiapan lahan atau kolam
6) Pemilihan induk
7) Pembibitan
8) Pemijahan
9) Pemeliharaan dan pakan
10) Pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya
11) Pembesaran
12) Pemasaran hasil panen
13) Perawatan kolam pasca panen
Setelah pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat
baik teori dan praktek selesai warga belajar diberikan kesempatan untuk belajar
menjalankan usaha sebelum akhirnya nanti menjalankan usaha sendiri. Dalam
belajar menjalankan usaha warga belajar yang sudah tergabung menjadi satu
kelompok dituntut untuk menjalankan usaha secara bersama-sama. Alokasi
waktu untuk kegiatan belajar menjalankan usaha ini yaitu 90 jam @60 menit
selama 30 hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua
PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Setelah pembelajaran selesai warga belajar wajib belajar untuk
menjalankan usaha dengan kelompok. Kami dari pihak penyelenggara
hanya akan mendampingi warga belajar dalam menjalankan usaha
bersama mbak.” (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
85
Pernyataan dari Ibu “Sm” didukung oleh pernyataan dari Bapak “Am”
selaku tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat:
“Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai maka warga belajar wajib
untuk belajar menjalankan usaha bersama satu kelompok.” (CL IX,
Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa semua warga
belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat wajib belajar
menjalankan usaha bersama satu kelompok sebelum membuat usaha secara
mandiri, tugas dari pihak penyelenggara hanya mendampingi warga belajar
dalam belajar menjalankan usaha.
c. Monitoring yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Agar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa berjalan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya maka penyelenggara program pendidikan
kewirausahaan masyarakat melakukan monitoring pelaksanaan program.
Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak lembaga yang ahli
dalam program yang sedang dilaksanakan. Aspek yang dimonitoring mencakup
hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, evaluasi, dan
pendampingan. Jika terdapat permasalah ataupun kendala dalam pelaksanaan
program maka dicarikan solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak “Nr” selaku tutor program bahwa:
“Kegiatan monitoring pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di sini itu oleh penanggung jawab programnya mbak, beliau
sering menanyakan beberapa hal yang terkait dengan program seperti
bagaimana perencanaan program, bagaimana pelaksanaanya, apakah
ada kendala yang dihadapi.” (CL X, Minggu 15 Maret 2015, hal 140)
86
Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan
Bangsa bahwa:
“Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak PKBM sendiri
mbak, dengan melihat pelaksanaan programnya sudah sesuai belum
dengan perencanaan sebelumnya, jika tidak sesuai maka dicari tahu
sebab terjadinya masalah tersebut”. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal
141)
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa monitoring
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
dilakukan sendiri oleh penyelenggara program atau penanggung jawab dari
program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
d. Penilaian yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Penilaian merupakan tahapan terakhir dalam pelaksanaan suatu
program. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan
penilaian keberhasilan usaha.
1) Penilaian Pembelajaran Teori
Penilaian pada pembelajaran teori bermaksud untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman warga belajar tentang seperangkat pengetahuan yang harus
dikuasai, termasuk di dalamnya karakteristik kewirausahaan dalam diri warga
belajar. Teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Teknis tes
meliputi tes objektif dan tes subjektif tentang berbagai macam solusi atau
pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan usaha.
87
Teknik non tes yang digunakan adalah wawancara, angket, observasi dan
penulusuran dokumen hasil pekerjaan warga belajar selama proses pembelajaran
teori berlangsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak “Ty” selaku warga
belajar program bahwa:
“Penialainnya dilakukan dengan tes mbak, setelah pembelajaran selesai
kami diberi kertas yang berisi soal, saolnya berupa pilihan ganda dan
juga isian mbak”. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Cm” selaku tutor program
bahwa:
“Untuk evaluasi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat disini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tes objektif
dan juga uraian. Selain itu juga dengan pengamatan mbak, pengamatan
dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, baik itu teori
maupun praktek.” (CL III, Minggu 26 Oktober 2015, hal 129)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa
penilaian pembelajaran teori dilakukan dengan tes yang terdiri dari tes objektif
dan tes subjektif. Selain itu penialian dilakukan tutor dengan mengamati warga
belajar pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
2) Penilaian Pembelajaran Praktek
Penilaian pada pembelajaran praktek bermaksud untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman warga belajar terhadap materi-materi yang sudah
diberikan untuk diaplikasikan pada saat praktek. Penilaian pada pembelajaran
praktek dilaksanakan secara langsung selama warga belajar melaksanakan
praktek pembelajaran. Penilaian pada pembelajaran praktek antara lain
meliputi: aspek-aspek kewirausahaan, praktek keterampilan, praktek
menganalisis peluang dan perencanaan usaha, praktek pembukuan dan
88
pemasaran. Penilaian ini dapat dilakukan melalui proses pelaksanaan praktek
dan penilaian hasil kerja. Hal ini sesusai dengan pernyataan dari Bapak “Ty”
selaku warga belajar program bahwa:
“Pada saat praktek kita kadang merasa seperti diperhatikan mbak
disuruh untuk melakukan praktek sendiri-sendiri mbak.” (CL XIII,
Minggu 05 April 2015, hal 144)
Hal serupa juga dinyataan Bapak “Am” selaku tutor program untuk
kegiatan praktek bawha:
“Untuk penilaian praktek dilaksanakan pada saat kegiatan praktek
berlangsung mbak, kadang pada saat warga belajar sedang melakukan
praktek saya diam-diam mengamati untuk dinilai.” (CL IX, Minggu 08
Maret 2015, hal 138)
3) Penilaian Menjalankan Usaha
Penilaian menjalankan usaha dilakukan setiap satu minggu sekali.
Penilaian dilakukan dengan wawancara, observasi atau pengamatan. Penilain
dilaksanakan ditempat usaha warga belajar program pendidikan kewirausahaan
masyarakat. Komponen pada penilaian dalam kemampuan menjalankan usaha
pada warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat mencakup
hal-hal sebagai berikut: 1) ketepatan dalam menganalisis peluang usaha, 2)
permodalan, 3) kualitas produksi barang, 4) pemasaran yang dilakukan, 5)
manajemen dan pembukuan, 6) sikap perilaku dalam merintis usaha. Hal
tersebut seperti pernyataan Bapak “Am” selaku tutor program bahwa:
“Setiap satu minggu sekali kita datang untuk melihat perkembangan dari
usaha yang dijalankan oleh warga belajar sekaligus melakukan penilaian
dengan pengamatan.” (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak “Ty” selaku warga belajar
program pendidikan kewiraushaan masyarakat bahwa:
89
“Orang dari PKBM biasanya setiap minggu datang mbak buat lihat
usaha kelompok kita, iya kalo datang sering tanya-tanya tentang usaha
ini mbak.” (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144)
e. Pendampingan
Pendampingan warga belajar pendidikan kewirausahaan masyarakat
pasca program merupakan suatu kegiatan yang perlu untuk dilakukan karena
kondisi warga belajar yang memiliki latar belakang pendidikan dan kesadaran
yang rendah. Oleh karena itu tanggung jawab PKBM Harapan Bangsa tidak
berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program namun tetap
melakukan pendampingan setelah program selesai sampai warga belajar bisa
mendirikan usaha sendiri. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan
usaha sendiri dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak
lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri
selama kurang lebih 60 jam @60 menit dengan asumsi dilakukan dua minggu
sekali sesuai dengan kesepakatan warga belajar sehingga pendampingan
dilaksanakan kurang lebih dua bulan yang dilakukan mulai bulan November
hingga Desember. Dari jumlah warga belajar ada tujuh orang siap untuk
menjalankan usaha mandiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Sr”
selaku warga belajar bahwa:
“Yang buat usaha budidaya lele ini ada tujuh orang mbak, yang lain
tidak, alasannya modal yang dikasih tidak cukup.” (CL VII, Minggu 22
Februari 2015, hal 136)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan
Bangsa, bahwa:
“Berapapun jumlah warga belajar yang siap untuk membuka usaha
mandiri kami akan siap untuk mendampingi mbak, dan ternyata ada
90
tujuh orang yang siap untuk membuka usaha.” (CL XI, Minggu 22
Maret 2015, hal 141)
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara kepada warga
belajar dan penyelenggara program, pendampingan setelah program selesai
sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pendampingan terhadap warga belajar
yaitu berupa pemantauan dan pengamatan kegiatan usaha yang dilakukan oleh
warga belajar. Pendampingan juga dilakukan dengan memberikan motivasi
kepada warga belajar untuk tetap menjaga semangat berwirausaha. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Sr” selaku warga belajar, bahwa:
“Kadang dua minggu sekali tutornya datang ke rumah mbak buat tanya
kemajuan usaha saya. Mereka juga selalu memberikan semangat supaya saya
terus mengembangkan usaha mbak” (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal
136). Hal serupa juga diungkapkan oleh warga belajar lain yaitu Bapak “Sy”,
bahwa: “kami sering ditanyai tentang kemajuan usaha mbak, kemudian dikasih
semangat mbak buat terus usaha” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134).
2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
di PKBM Harapan Bangsa
Berkenaan dengan hasil yang dikeluarkan dari pendidikan
kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele dapat diperoleh data
mengenai perubahan kehidupan warga belajar. Warga belajar yang telah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
sekarang mempunyai kemampuan mendirikan usaha mandiri. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan dari Ibu “Sm” selaku ketua PKBM, bahwa:
91
“Begini mbak, hasil dari pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yang diselenggarakan disini itu membekali
warga belajar agar dapat membuka usaha sendiri.” (CL XI, Minggu 22
Maret 2015, hal 141)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak “Am” selaku tutor pendidikan
kewirausahaan masyarakat, bahwa:
“Saya sebagai tutor pendidikan kewirausahaan masyarakat tidak hanya
mengajarkan pengetahuan tentang budidaya lele saja mbak, tapi saya
juga mengajarkan bagaimana membuka peluang usaha dengan pelatihan
yang sudah diberikan disini.” (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan
budidaya ikan lele yaitu warga belajar mampu mendirikan usaha mandiri sesuai
dengan keterampilan yang sudah diberikan seperti dapat membaca peluang
pasar, penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk ikan lele, pembibitan,
pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara
mengatasinya, pembesaran, pemasarann hasil panen, serta perawatan kolam
pasca panen.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
di PKBM Harapan Bangsa tentu adanya faktor-faktor pendukung yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program. Faktor-faktor pendukung
dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa, yaitu:
92
a. Ketersedian Modal
Modal merupakan hal yang paling utama dalam wirausaha. Tanpa
adanya modal maka pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bisa berhenti di tengah jalan atau bahkan tidak dapat berjalan.
PKBM Harapan Bangsa memberikan modal usaha kepada warga belajar yang
telah selesai mengikuti pembelajaran program pendidikan kewirausahaan
masyarakat. Setiap warga belajar mendapatkan modal usaha sebesar Rp
1.000.000,00. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak “Sy” selaku warga
belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa: “Setiap warga belajar dikasih uang modal mbak sama PKBM Harapan
Bangsa, jadi kita harus bisa buat usaha sendiri” (CL VI, Minggu 15 Februari
2015, hal 134). Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM
Harapan Bangsa, yaitu: “Semua warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa kita beri uang sebagai
modal untuk membuka usaha sendiri mbak.” (CL XI, Minggu 22 Maret 2015,
hal 141)
b. Dukungan dari Lembaga
Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa mendapatkan dukungan dari pihak lembaga. Pihak
lembaga selalu memberikan motivasi kepada warga belajar untuk giat dalam
mengikuti proses pembelajaran baik pemberian materi maupun praktek. Pihak
lembaga selalu mengingatkan untuk hadir dalam setiap jadwal pembelajaran
yang sudah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak “Sr” selaku
93
warga belajar program: “Kami selalu mendapatkan motivasi dari orang-orang
di PKBM mba untuk semangat belajar, setiap ada jadwal pembelajaran kami
selalu diingatkan dengan SMS untuk berangkat” (CL VII, Minggu 22 Februari
hal 136). Hal serupa juga dinyatakan Bapak “Cm” selaku penanggung jawab
program pendidikan kewirausahaan masyarakat, yaitu: “Kami dari pihak
lembaga selalu memberikan motivasi mbak kepada warga belajar untuk
semangat mengikuti proses pembealajaran baik teori maupun praktek, kalau ada
yang tidak berangkat tanpa alasan pasti kami SMS untuk berangkat” (CL III,
Minggu 26 Oktober 2014, hal 129).
c. Motivasi dan Semangat Warga Belajar yang Tinggi
Motivasi dan semangat warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat sangatlah tinggi dalam mengikuti pembelajaran dan
pelatihan di PKBM Harapan Bangsa. Setelah selasai warga belajar mempunyai
motivasi untuk membuka usaha sendiri dengan bekal keterampilan yang sudah
dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak “Sr” selaku warga belajar
program: “Semangat saya waktu ikut pelatihan sangat tinggi mbak, jadi
sekarang Alhamdulillah saya bisa buat budidaya lele sendiri mbak” (CL VII,
Minggu 22 Februari hal 136). Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Sy”
bahwa: “Alhamdulillah sekarang saya punya budidaya lele sendiri mbak
meskipun sedikit itu karena semangat dan motivasi saya tinggi mbak waktu
belajar di PKBM Harapan Bangsa” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134).
94
d. Dukungan dari Keluarga dan Masyarakat Sekitar
Dukungan dari lingkungan terutama dari keluarga dan masyarakat
sekitar sangatlah berpengaruh dalam program pendidikan kewirausahaan
masyarakat. Dorongan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, saudara atau
teman dekat dapat dijadikan sebagai motivasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dari Bapak “Sr” sebagai warga belajar program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Keluarga sangat mendukung saya waktu ikut program kewirausahaan
di PKBM Harapan Bangsa mba, mereka memberikan semangat dan
motivasi untuk membuka usaha setelah nanti selesai mengikuti
program. Selain mendapat dukungan dari keluarga, Bapak RT dan juga
RW juga sangat mendukung kami”. (CL VII, Minggu 22 Februari hal
136)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan
Bangsa, bahwa:
“Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini
mendapatkan dukungan dari para keluarga warga belajar dan juga dari
para tokoh masyarakat seperti kepala desa, ketua RT dan juga ketua
RW”. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141)
Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa tentu tidak terlepas dari adanya faktor-faktor
penghmbat. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat antara lain:
a. Terbatasnya Lahan
Terbatasnya lahan yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa
merupakan salah satu penghambat pelaksanaan program, karena untuk program
pendidikan kewirausahaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PKBM
95
membutuhkan lahan yang cukup luas untuk kegiatan praktek seperti pembuatan
kolam untuk budidaya ikan lele. Terbatasnya lahan di PKBM Harapan Bangsa
sehingga untuk kegiatan praktek dilaksanakan di rumah salah satu tutor
program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Bapak “Am” selaku tutor program:
“Lahan di PKBM itu tidak ada mba, gedungnya saja masih pinjam, jadi
untuk setiap kegiatan praktek dialihkan di rumah saya, kebetulan saya
punya cukup lahan.” (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM
Harapan Bangsa:
“Lahan PKBM sangat terbatas mbak, untuk gedungnya saja kami masih
pinjam gedung bekas sekolah dasar”. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015,
hal 141)
b. Terbatasnya Warga Belajar yang dilatih serta Anggaran Dana Pelatihan
Terbatasnya anggaran dari pemerintah yang didapat oleh PKBM
Harapan Bangsa untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat
sehingga lembaga dalam merekrut warga belajar dibatasi hanya 10 orang.
PKBM Harapan Bangsa hanya mendapatkan dana sebesar Rp 25.000.000,00
untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya
ikan lele. Dana tersebut digunakan untuk biaya administrasi, biaya
pembelajaran dan pelatihan, serta untuk modal usaha. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM bahwa:
“Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini
hanya mengajukan dana sebesar Rp 25.000.000,- kepada pemerintah.
Dana tersebut digunakan untuk biaya administrasi, biaya pembelajaran
dan biaya pelatihan, dan untuk modal usaha. Untuk warga belajarnya
dibatasi hanya 10 orang saja.” (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal 141)
96
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Cm” selaku penanggung jawab
program bahwa:
“Anggaran biaya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di sini ada Rp 25.000.000,00 sehingga untuk rekruitmen
warga belajar oleh pihak penyelenggara dibatasi hanya 10 orang saja
mbak.” (CL III, Minggu, 26 Oktober 2014, hal 129)
4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
merupakan upaya pemberdayaan terutama untuk masyarakat yang sudah pernah
mengikuti program pendidikan kewirausahaan sebelumnya dan untuk
masyarakat sekitar PKBM Harapan Bangsa yang dikatakan kurang mampu.
Tujuan dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini
adalah: 1) untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele
sampai dengan tahap pembesaran, 2) melalui pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat diharapkan mampu membentuk kelompok belajar
usaha, 3) melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan
dengan membuat usaha. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa memberikan pelatihan budidaya ikan
lele mulai dari teknik budidaya, penyiapan kolam, pemilihan induk, pembibitan,
pemijahan, pemeliharaan, pembesaran, dan pemasaran.
Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
perlu diketahui baik dari aspek psikologis, aspek ekonomi, dan aspek sosial.
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan tentang
97
dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat secara
psikologis, ekonomi dan sosial.
a. Dampak Ekonomi
Dampak ekonomi pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari perubahan kehidupan
ekonomi yang terjadi pada warga belajar. Warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat sebelum mengikuti program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa merupakan warga
masyarakat yang kurang sejahtera karena hanya bekerja sebagai buruh dan
petani yang mendapatkan penghasilan tidak menentu. Masalah lain yang
dihadapi oleh warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat
sebelum mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat adalah
rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pelatihan sehingga warga
belajar tidak dapat mengelola sumber daya alam yang ada. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM, berikut ungkapan Ibu “Sm”:
“warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu
masyarakat yang secara ekonomi berkemampuan rendah. Mata pencaharian
warga belajar yaitu bertani, dagang, buruh dan tidak bekerja” (CL XI, Minggu
22 Maret 2015, hal 141). Pernyataan Ibu “Sm” sesuai dengan pernyataan Bapak
“Ty” selaku warga belajar. Berikut ungkapan Bapak “Ty”: “Saya sebelumnya
hanya buruh mbak yang penghasilannya tidak seberapa, penghasilan saya
sekedar cukup untuk makan” (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144).
98
Warga belajar setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, menjadi mempunyai bekal keterampilan
untuk dapat berwirausaha sendiri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonomi. Dari data yang peneliti peroleh, berikut ini beberapa dampak ekonomi
yang dialami warga belajar setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa:
1) Mempunyai Usaha Sendiri
Dampak ekonomi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yaitu warga belajar dapat mendirikan usaha secara mandiri. Usaha
yang dimiliki oleh warga belajar adalah budidaya ikan lele. Warga belajar sudah
mampu merencanakan kegiatan usaha yang akan dijalankan secara mandiri dan
dapat menentukan harga jual serta laba yang akan diperoleh. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Bapak “Sy” selaku warga belajar program, bahwa:
“Sejak saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat, saya sudah berniat untuk membuka usaha mbak, karena
dorongan dari pihak lembaga dan keluarga. Saya sekarang jadi punya
usaha budidaya lele sendiri mbak.” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015,
hal 134)
Hal tersebut juga dirasakan oleh warga belajar lain yaitu Bapak “Ty”
yang menyatakan bahwa:
“Setelah ikut program yang ada di PKBM Harapan Bangsa saya
sekarang jadi punya budidaya lele mbak, dulu saya hanya bekerja
sebagai buruh mbak yang gajinya tidak tentu.” (CL XIII, Minggu 05
April 2015, hal 144)
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa memberikan materi bekal keterampilan kepada warga belajar
untuk membuka usaha mandiri. Pembelajaran keterampilan yang diberikan
99
telah berdampak pada peningkatan kemampuan berwirausaha warga belajar.
Pembelajaran keterampilan yang diperoleh telah diimplementasikan oleh warga
belajar dengan menjalankan usaha budidaya ikan lele.
2) Meningkatnya Pendapatan Ekonomi
Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
selanjutnya yaitu meningkatnya pendapatan ekonomi warga belajar.
Peningkatan pendapatan tersebut timbul dari aktivitas kegiatan usaha yang
dilakukan oleh warga belajar. Secara umum, mata pencaharian warga belajar
adalah sebagai petani dan buruh. Dengan menjalankan usaha budidaya ikan lele
secara mandiri, warga belajar mengalami peningkatan pendapatan. Hal tersebut
diungkapkan oleh Bapak “Sy”, bahwa:
“Alhamdulillah mbak penghasilan saya nambah dari budidaya lele,
setiap bulan kurang lebih ada Rp 500.000,00 mbak. Dulu waktu cuma
jadi petani penghasilan setiap bulan tidak pasti kadang banyak kadang
juga sedikit.” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Hal tersebut juga dirasakan oleh Bapak “Ty” dan Bapak “Sr” yang
mengalami peningkatan pendapatan. Bapak “Ty” menyatakan bahwa:
“Penghasilan saya sekarang nambah mbak, saya jual ikan lelenya di
pasar sokaraja jadi lumayan setiap hari saya bisa untung Rp 100.000,00
mbak.” (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144)
Bapak “Sr” juga mengalami peningkatan pendapatan ketika membuka
usaha budidaya ikan lele di rumahnya. Bapak “Sr” menyatakan bahwa:
“Setelah saya mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, saya menjadi anggota usaha juga mbak.
Hasilnya lumayan mbak bisa buat jajan anak.” (CL VII, Minggu 22
Februari hal 136)
100
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai dampak
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan pendapatan ekonomi warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa.
3) Tercukupi Kebutuhan Rumah Tangga
Pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya ikan lele yang
dijalankan telah dimanfaatkan oleh warga belajar untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Hasil wawancara dengan warga belajar menunjukkan bahwa
dengan peningkatan pendapatan secara otomatis berdampak pada tercukupinya
kebutuhan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Pendapatan yang warga
belajar peroleh telah dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Hal
ini diungkapkan oleh Bapak “Ty” bahwa:
“Uang hasil saya jual lele saya kasih ke istri saya mbak buat beli
kebutuhan rumah tangga seperti beras, sayur, minyak gitu mbak. Terus
untuk uang jajan anak kalau sekolah.” (CL XIII, Minggu 05 April 2015,
hal 144)
Tercukupinya kebutuhan rumah tangga warga belajar juga dirasakan
oleh Bapak “Sr” yang menyatakan bahwa:
“Istri saya dulu sering ngutang di warung mbak kalau mau beli minyak,
gula, atau yang lain. Alhamdulillah sejak saya usaha budidaya lele istri
saya jadi tidak ngutang-ngutang lagi mbak.” (CL VII, Minggu 22
Februari hal 136)
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh warga belajar menambah
pendapatan warga belajar. Pendapatan yang diperoleh tersebut digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan. Selain itu warga
101
belajar menggunakan pendapatan yang diperoleh untuk kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan.
b. Dampak Psikologis
Dampak psikologis pada pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari
perubahan sikap dan perilaku warga belajar. Warga belajar sebelum mengikuti
program pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat
yang kurang percaya diri untuk berwirausaha karena takut gagal atau rugi.
Warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah dituntut
oleh pihak PKBM untuk membuka usaha sendiri dengan modal dan
keterampilan yang sudah didapat, namun kenyataannya masih ada warga belajar
yang tidak membuka usaha sendiri karena takut beresiko gagal. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan dari Ibu “Sm” selaku ketua PKBM bahwa:
“Program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya
ikan lele kurang maksimal mbak, karena masih ada warga belajar yang
tidak mengaplikasikannya dengan alasan susah merawatnya dan modal
yang dikasih kurang untuk buka budidaya lele sendiri.” (CL XI, Minggu
22 Maret 2015, hal 141)
Pernyataan Ibu “Sm” sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Ty” selaku
warga belajar program bahwa:
“Dulu saya sudah pernah ikut mba pelatihan budidaya lele, saya sempat
buat usaha pembibitan mbak tapi hanya sebulan, perawatannya susah
mbak kalau pembibitan, airnya harus selalu jernih, pakannya harus
cacing sutera yang lumayan mahal harganya mbak.” (CL XIII, Minggu
05 April 2015, hal 144)
Setelah warga belajar mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, warga belajar memiliki
102
rasa percaya diri yang tinggi untuk berwirausaha sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi keluarga. Dari data yang peneliti peroleh, berikut ini
beberapa dampak psikologis yang dialami warga belajar setelah mengikuti
pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa:
1) Meningkatnya Rasa Percaya Diri
Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
membuat meningkatnya rasa percaya diri pada warga belajar. Rasa percaya diri
tersebut dapat terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, warga
belajar berani menyampaikan ide atau pendapatnya. Warga belajar juga mampu
menjelaskan kepada warga belajar yang lain apabila ada materi yang
disampaikan tutor kurang jelas. Hal ini diungkapkan oleh Ibu “Sm” selaku
penyelenggara program, bahwa:
“Percaya diri yang tinggi sudah dimiliki oleh warga belajar sejak
mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat mbak,
mereka dalam pembelajaran sering menyampaikan ide dan pendapat
mereka, mereka juga sering membantu tutor untuk menjelaskan materi
kepada warga belajar lain jika kurang jelas.” (CL XI, Minggu 22 Maret
2015, hal 141)
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa rasa percaya diri
dari warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
meningkat, hal ini ditunjukan dengan keberanian warga belajar untuk
menyampaikan ide serta pendapatnya, dan berani menjelaskan materi kepada
warga belajar yang kurang paham.
103
2) Kerja Keras dalam Berwirausaha
Dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
yaitu meningkatnya kerja keras warga belajar dalam berwirausaha. Hal ini
terlihat pada usaha yang dijalani oleh warga belajar pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat. Usaha yang dimiliki oleh warga belajar
adalah budidaya ikan lele, semakin lama usaha yang warga belajar miliki
semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Ty” selaku
warga belajar program, bahwa:
“Awal usaha itu saya hanya punya 2 kolam mbak, tapi saya terus kerja
keras supaya kolam saya bisa semakin banyak, dan sekarang
alhamdulillah kolam saya sudah ada 5 mbak.” (CL XIII, Minggu 05
April 2015, hal 144)
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak “Sy” selaku warga belajar
program, bahwa:
“Sekarang saya sudah punya kolam ikan sendiri meskipun seadanya
mbak, semua karena kerja keras dan semangat saya buat usaha.” (CL
VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa warga
belajar mempunyai kerja keras yang tinggi untuk berwirausaha dan terus
mengembangkan usahanya.
c. Dampak Sosial
Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat berkaitan dengan perubahan kehidupan warga belajar terhadap
hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat. Setelah warga belajar
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa, warga belajar mendapatkan kecakapan sosial untuk
104
dapat berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat serta meningkatnya
kepedulian sosial warga belajar. Berikut ini merupakan dampak sosial bagi
warga belajar pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat:
1) Meningkatnya Partisipasi Aktif Warga Belajar dalam Organisasi
Masyarakat
Dampak dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yaitu meningkatnya partisipasi warga belajar dalam organisasi-
organisasi yang ada di lingkungan masyarakat. Keikutsertaan warga belajar
dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah
mengubah warga belajar menjadi masyarakat yang aktif. Keaktifan tersebut
ditunjukan dengan adanya peningkatan partisipasi aktif dalam organisasi
masyarakat yang ada di Desa Petir. Hal tersebut dirasakan oleh Bapak “Sr”
selaku warga belajar program bahwa:
“Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat saya jadi lebih percaya diri mbak. Sekarang saya lebih
berani untuk bersosialisasi aktif dalam kegiatan yang ada di Desa
mbak.” (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136)
Peningkatan partisipasi aktif warga belajar di masyarakat tidak hanya
dirasakan oleh Bapak “Sr”, tetapi juga warga belajar yang lain. Warga belajar
lebih percaya diri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak “Sy” selaku warga belajar, bahwa:
“Sekarang saya ikut arisan untuk Bapak-Bapak setiap malam jum’at
mbak, Alhamdulillah saya dipercaya jadi bendahara buat megang uang
mbak.” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa adanya
peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi-organisasi di
105
masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat warga belajar diajarkan untuk
berorganisasi dan bekerjasama dalam suatu kelompok.
2) Penambahan Relasi
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
berdampak pada penambahan relasi warga belajar. Penambahan relasi
ditunjukan dengan bertambahnya teman atau link untuk perluasan usaha warga
belajar. Warga belajar harus bisa mencari teman baru dan pelanggan untuk
pemasaran hasil dari usaha yang dijalankan. Berikut ungkapan dari Bapak “Ty”
selaku warga belajar program, bahwa:
“Alhamdulillah kalau untuk pemasaran ikan lele saya tidak susah mbak,
karena justru orang-orang yang datang ke rumah saya, yang beli ada
yang dari desa sini ada juga dari desa lain, sekarang saya jadi banyak
kenalannya mbak.” (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144)
Hal tersebut juga dirasakan oleh Bapak “Sy” selaku warga belajar
pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, bahwa:
“Kalau untuk pemasaran ikan lele saya jual di pasar sokaraja mbak,
orang di pasarkan asalnya beda-beda mbak, saya jadi banyak kenal
orang mbak di pasar.” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat berdampak pada
penambahan teman atau relasi bagi warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat.
106
3) Peningkatan Kemampuan untuk Membagikan Pengetahuan kepada Orang
Lain
Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yang selanjutnya yaitu peningkatan kemampuan warga belajar
untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Kegiatan membagikan
pengetahuan kepada orang lain dilakukan warga belajar berupa keterampilan
budidaya ikan lele. Berikut ini ungkapan dari Bapak “Ty” selaku warga belajar
program:
“Kalau ada yang beli lele kadang mereka juga nanya cara-cara budidaya
lele itu gimana, iya saya menjelaskan sesuai dengan pengetahuan dan
bekal ketermpilan yang saya punya mbak.” (CL XIII, Minggu 05 April
2015, hal 144)
Peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang
lain juga dirasakan oleh Bapak “Sy” yang menyatakan bahwa:
“Keterampilan budidaya lele saya tularkan mbak kepada tetangga dan
saudara-saudara saya, jadi mereka juga bisa buat usaha budidaya lele.
Iya saya seneng mbak bisa berbagi pengetahuan yang saya punya.” (CL
VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa terdapat
peningkatan kemampuan warga belajar untuk membagikan pengetahuan
kepada orang lain. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat warga belajar dituntut untuk
dapat belajar mandiri maupun berkelompok.
107
C. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, yaitu: data
hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan serta dokumentasi yang
peneliti peroleh, maka peneliti akan melakukan pembahasan tentang dampak
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa. Pembahasan dari data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, dapat
dilihat sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program
pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang
diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF
lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di
masyarakat (Direktorat Jenderal PAUDNI, 2014: 7). Hasil Penelitian yang
peneliti dapatkan melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi mengenai
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele
di PKBM Harapan Bangsa melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah
persiapan atau perencanaan. Proses persiapan yang dilakukan yaitu dengan
mengidentifikasi potensi lokal yang ada di daerah sekitar, sosialisasi program,
rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program,
menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan,
pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran,
menyiapkan pendanaan, rekruitmen pendidik, dan yang terakhir rekruitmen
108
warga belajar. Dalam sosialisasi program, rapat koordinasi, penentuan jadwal
dan tempat pembelajaran program melibatkan peran dari pengelola, tutor, warga
belajar, dan tokoh masyarakat.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat. Pelaksanaan program mengacu pada standar
kompetensi program kewirausahaan yaitu minimal dilaksanakan 200 jam @45
menit untuk teori dan @60 menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang
digunakan dalam program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan
yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, kemudian
disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan. Warga belajar program kewirausahaan di PKBM
Harapan Bangsa ada 10 orang yang dijadikan dalam satu kelompok dalam setiap
pembelajaran. Sedangkan untuk tutor ada dua orang, satu untuk tutor untuk
pembelajaran teori dan satu tutor untuk pembelajaran praktek. Metode
pembelajaran untuk program kewirausahaan yang digunakan adalah dengan
ceramah dan praktek. Materi yang diajarkan yaitu materi tentang kewirausahaan
dan materi keterampilan budidaya ikan lele. Monitoring kegiatan program perlu
dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan.
Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada program pendidikan
kewirausahaan masyarakat dilakukan oleh pengelola PKBM. Aspek yang
dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program,
pelaksanaan program, evaluasi, dan pendampingan.
109
Tahap terakhir dalam pelaksanaan suatu program yaitu penilaian.
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi
penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian
keberhasilan usaha. Teknik penilaian yang digunakan ada dua yaitu tes dan non
tes. Penilaian tes digunakan untuk menilai sejauh mana pengetahuan warga
belajar tentang materi yang diberikan. Penilaian non tes digunakan untuk
mengukur sejauh mana warga belajar dapat mengaplikasikan materi yang sudah
deberikan dengan praktek.
Pendampingan dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti
pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama kelompok.
Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha sendiri-sendiri
dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya
mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri selama kurang lebih
60 jam @60 menit dengan asumsi dilakukan dua minggu sekali sesuai dengan
kesepakatan warga belajar.
2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
di PKBM Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat sangat
diperhatikan oleh tutor dan penyelenggara, sehingga diakhiri dengan evaluasi
dan tetap dilakukan pendampingan sehingga warga belajar dapat membuka
usaha dengan bekal kemampuan keterampilan yang dimiliki. Hal ini
memperlihatkan keberhasilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
110
di PKBM Harapan Bangsa dalam membentuk perubahan tingkah laku warga
belajar dalam berwirausaha.
Hasil pelatihan budidaya ikan lele ternyata sangat bermanfaat bagi
warga belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dIbuktikan
dengan dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu mereka mampu
membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. Hasil pelatihan budidaya ikan lele
pada warga belajar dapat bertahan lama karena telah menghasilkan tambahan
pendapatan bagi warga belajar.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaaan masyarakat tidak hanya dari internal warga belajar tetapi juga
ada pihak eksternal yang mendukung. Dukungan tersebut dapat menentukan
berhasil tidaknya program yang diselenggarakan. Berdasarkan hasil wawancara
dan pengamatan peneliti, faktor pendukung dalam pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyrakat di PKBM Harapan Bngsa, yaitu: (1)
Ketersediaan modal, (2) Dukungan dari lembaga, (3) Motivasi dan semangat
warga belajar yang tinggi, dan (4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat
sekitar. Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
juga mengalami hambatan. Hambatan-hambatan yang mucul mengakibatkan
program yang berjalan kurang maksimal. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan
Bangsa, yaitu: (1) Terbatasnya lahan, dan (2) Terbatasnya warga belajar yang
111
dilatih serta anggaran dana pelatihan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
seharusnya dapat di minimalkan dengan mencari pemecahan masalah untuk
mengatasinya agar dapat mengembangkan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yang lebih luas.
4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa
Dampak adalah pengaruh yang dialami warga belajar atau lulusan
setelah memperoleh dukungan dari masukan lain (Djudju Sudjana, 2006: 95).
Dampak merupakan akibat atau pengaruh yang dialami oleh warga belajar baik
positif ataupun negatif. Dalam hal ini adalah pengaruh positif dari pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang berakibat pada
peningkatan kehidupan warga belajar. Pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat merupakan suatu upaya penguatan pendidikan
kewirausahaan bagi masyarakat melalui pembelajaran keterampilan usaha yang
dapat meningkatkan produktifitas perorangan maupun kelompok secara
mandiri bagi warga belajar yang telah mengikuti program. Tujuan dari
diadakannya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa, yaitu: 1) untuk memperluas pengetahuan tentang
pelatihan budidaya ikan lele sampai dengan tahap pembesaran, 2) melalui
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapkan
mampu membentuk kelompok belajar usaha, 3) melalui pelaksanaan program
112
pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat
mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha.
Pelaksanaan program pendidikan kewiraushaan masyarakat tahun 2014
di PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan dengan memberikan pembelajaran
keterampilan usaha. Keterampilan yang diberikan yaitu: pengenalan budidaya
ikan lele, jenis-jenis ikan lele, teknik budidaya, peluang pasar, penyiapan lahan
atau kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan,
pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasaran
hasil panen, dan perawatan kolam pasca panen.
Dampak ekonomi pada pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dapat dilihat dari perubahan kehidupan
ekonomi yang terjadi pada warga belajar. Warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat sebelum mengikuti pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang
kurang sejahtera karena hanya bekerja sebagai buruh dan petani yang
mendapatkan penghasilan tidak menentu. Berdasarkan data yang diperoleh di
lapangan, dampak ekonomi yang di alami warga belajar pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat tahun 2014, meliputi: 1) mempunyai
usaha sendiri, 2) meningkatnya pendapatan ekonomi, dan 3) tercukupinya
kebutuhan rumah tangga. Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat, warga belajar memiliki bekal keterampilan untuk
diimplementasikan dalam kegiatan usaha mandiri budidaya ikan lele. Kegiatan
usaha yang dijalankan oleh warga belajar baik sebagai mata pencaharian utama
113
maupun usaha sampingan tersebut memberikan tambahan penghasilan yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pangan, sandang,
papan, kesehatan dan pendidikan. Dengan terpenuhinya seluruh kebutuhan
hidup warga belajar, maka itu berarti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat telah berdampak ekonomi pula pada peningkatan
kesejahteraan ekonomi keluarga.
Dampak psikologis pada pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilaku
warga belajar. Warga belajar sebelum mengikuti pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang
kurang percaya diri untuk berwirausaha karena takut gagal atau rugi. .
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dampak psikologis yang di alami
warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat,
meliputi: 1) meningkatnya rasa percaya diri, dan 2) kerja keras dalam
berwirausaha. Setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat warga belajar menjadi lebih percaya diri untuk
membuka usaha budidaya ikan lele. Warga belajar juga terus bekerja keras
untuk mengambangkan usaha budidaya ikan lele agar semakin banyak.
Dampak sosial pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat berkaitan dengan perubahan kehidupan warga belajar terhadap
hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat. Setelah warga belajar
mengikuti pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa, warga belajar mendapatkan kecakapan sosial untuk
114
dapat berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat. Dampak sosial yang di
alami warga belajar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat tahun 2014, meliputi: 1) meningkatnya partisipasi aktif warga
belajar dalam organisasi masyarakat, 2) penambahan relasi, dan 3) peningkatan
kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain.
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah
menimbulkan perubahan mata pencaharian warga belajar. Warga belajar
menjalankan usaha mandiri baik sebagai mata pencaharian utama atau usaha
sampingan selain pekerjaan utama. Perubahan mata pencaharian yang dialami
oleh warga belajar setelah pelaksanaan program tersebut berdampak pada
peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat.
Keikutsertaan warga belajar dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat telah mengubah mereka menjadi anggota
masyarakat yang aktif. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan adanya
peningkatan partisipasi aktif dalam organisasi yang ada di masyarakat Desa
Petir. Warga belajar juga mampu membagikan ilmu pengetahuan yang sudah
dimiliki kepada orang lain dengan membelajarkan cara-cara budidaya ikan lele.
Berdasarkan hal tersebut, agar pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat dapat memberikan dampak yang lebih kepada warga
belajar dan masyarakat luas, maka perlu adanya pendampingan dan pengawasan
yang dilakukan oleh pihak lembaga penyelenggara terhadap warga belajar
secara rutin untuk melihat secara mendalam permasalahan dan kesulitan yang
di alami oleh warga belajar.
115
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan
Bangsa, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa
a. Perencanaan merupakan suatu tahap awal yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi masalah pada program pendidikan kewirausahaan
masyarakat sebelumnya dengan disesuaikan kebutuhan masyarakat,
sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang
meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan
standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar,
menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen
pendidik, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ini lebih diperhatikan pada
teknisnya, meliputi: sarana dan prasarana, tutor atau narasumber, dan
metode pembelajarannya.
c. Monitoring kegiatan program dilakukan untuk mengukur keberhasilan
program yang dilaksanakan. Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada
pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilakukan
oleh pengelola PKBM. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal
116
sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, dan
pendampingan.
d. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian
pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil
belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha.
e. Pendampingan yang dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti
pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama
kelompok. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha
dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga
hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri.
2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa
Hasil pelatihan budidaya ikan lele sangat bermanfaat bagi warga
belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dIbuktikan dengan
dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu mereka mampu
membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. Hasil pelatihan budidaya ikan
lele pada warga belajar dapat bertahan lama karena telah menghasilkan
tambahan pendapatan bagi warga belajar. Hal ini memperlihatkan
keberhasilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa dalam membentuk perubahan tingkah laku warga belajar
dalam berwirausaha.
117
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
a. Faktor Pendukung
1) Ketersediaan modal,
2) Dukungan dari lembaga,
3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan
4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar.
b. Faktor Penghambat
1) Terbatasnya lahan, dan
2) Terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana
pelatihan.
4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
PKBM Harapan Bangsa berdampak bagi warga belajar program. Secara
umum dampak yang terjadi pada warga belajar adalah bertambahnya
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh warga belajar. Secara
keseluruhan dampak pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat dikategorikan menjadi tiga aspek. Aspek tersebut meliputi
aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial. Berikut ini dampak
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa:
118
a. Dampak ekonomi, meliputi: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya
pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga.
b. Dampak psikologis, meliputi: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja
keras dalam berwirausaha.
c. Dampak sosial, meliputi: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar
dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan
kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain.
B. Saran
1. Pihak penyelenggara seharusnya melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap usaha warga belajar secara rutin untuk melihat secara mendalam
permasalahan dan kesulitan yang di alami oleh warga belajar.
2. Pihak penyelenggara seharusnya lebih meningkatkan jumlah warga belajar
yang dilatih dengan menambah anggaran dana
3. Bagi warga belajar, bahwa warga belajar senantiasa berperan aktif dalam
proses pembelajaran keterampilan yang dilaksanakan agar mampu
mengimplementasikan hasil belajar dengan baik.
119
DAFTAR PUSTAKA
Ainur Rokhimah Hasyim. (2012). Tingkat Kesejahteraan Pembatik Lepas,
Pembatik Kelompok dan Pembatik Lembaga Dilihat Dari Penghasilan di
Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri kabupaten Bantul. Diakses dari
journal.student.uny.ac.id. pada tanggal 14 Oktober 2015, jam 10.55 WIB.
Anwar. (2006). Konsep dan Aplikasi Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills
Education). Bandung: Alfabeta.
Aulia Syahrani. (2013). Dampak Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM)
terhadap Peningkatan Pendapatan Warga Belajar (Studi Kajian di PKBM
Handayani, Kabupaten Banjarnegara). Skripsi. UNY.
Basrowi. (2011). Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Binti Maunah. (2009). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
BP-PAUDNI. (2015). Pentunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud.
BPS Kabupaten Banyumas. (2011). Keadaan Ketenagakerjaan Banyumas. Diakses
dari banyumaskab.bps.go.id, pada tanggal 15 November 2014, jam 20.16
WIB.
BPS Kabupaten Banyumas. (2014). Peta Administrasi Kecamatan Kalibagor.
Diakses dari banyumaskab.bps.go.id, pada tanggal 20 Mei 2015, jam 09.00
WIB.
BPS Provinsi Jawa Tengah. (2014). Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Tengah.
Diakses dari binsos.jatengprov.go.id, pada tanggal 15 November 2014, jam
19.00 WIB.
Daryanto. (2012). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jakarta: Balai Pustaka.
Dirjen PAUDNI. (2013). Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud.
Dirjen PAUDNI. (2014). Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pendidikan
Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud.
Djudju Sudjana. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production.
Djudju Sudjana. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah
Production.
120
Djudju Sudjana. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Untuk
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon pendidik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fuad Ihsan. (2008). Dasar Dasar Pendidikan (Komponen MKDK). Jakarta: Rineka
Cipta.
Haryati Roebyantho, Sri Gati Setiti, & Aulia Rahman. (2011). Dampak Sosial
Ekonomi Program Penanganan Kemiskinan melalui KUBE. Jakarta: P3KS
Press.
Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Manullang. (2005). Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Mardiyatmo. (2005). Kewirausahaan. Jakarta: Yudhistira.
Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Nonformal (Pengembangan Melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar di Indonesia). Bandung: Alfabeta.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurul Zuriah. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Puri Bhakti Renatama. (2012). Dampak Pelaksanaan Program Pelatihan Kecakapan
Hidup (Life Skills) Rias Pengantin Yogya Putri terhadap Kesempatan Kerja
dan Pendapatan Kaum Perempuan di SKB Kabupaten Bantul. Skripsi.
UNY.
Puspita Handayani. (2013). Dampak Penyelenggaraan Program Keaksaraan Usaha
Mandiri bagi Warga Belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Ngudi
Makmur Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo.
Skripsi. UNY.
Redja Mudyahardjo. (2010). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Rusdiana. (2012). Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
121
Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2007). Evaluasi Program
Pendidikan:Pedoman Teoritis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tatang S. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2002). Kecakapan Hidup Life Skills
Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas. Jatim: Swa Bina Qualita
Indonesia.
Umberto Sihombing. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan.
Jakarta: PD. Mahkota.
Umberto Sihombing. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi.
Jakarta: PD. Mahkota.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Undang-undang RI No.20 Tahun Pendidikan. (2003). Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Yoyon Suryono & Sumarno. (2012). Pembelajaran Kewirausahaan masyarakat.
Yogyakarta: Aditya Media.
Yuyus Suryana, dkk. (2010). Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencanas.
LAMPIRAN
122
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Hal Deskripsi
1. Lokasi dan Keadaan Penelitian
a. Letak dan Alamat
b. Status Bangunan
c. Kondisi Bangunan dan Fasilitas
2. Struktur Kepengurusan
3. Dampak Pelaksanaan Program
Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat
a. Dampak Ekonomi
b. Dampak Psikologis
c. Dampak Sosial
123
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Melalui Arsip Tertulis
a. Sejarah berdirinya PKBM Harapan Bangsa
b. Visi dan Misi PKBM Harapan Bangsa
c. Arsip data program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa
2. Foto
a. Gedung atau fisik PKBM Harapan Bangsa
b. Fasilitas yang dimiliki PKBM Harapan Bangsa
c. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran,
monitoring, penilaian, dan pendampingan
124
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Untuk Ketua Penyelenggara PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kalibagor,
Banyumas
I. Identitas Diri
1. Nama : (Laki-laki/Perempuan)
2. Usia :
3. Pekerjaan :
4. Alamat :
5. Pendidikan terakhir :
II. Pertanyaan
A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
1. Apa latar belakang dari pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
2. Apa tujuan dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
3. Bagaimana cara rekruitmen warga belajar, tutor dan narasumber teknik
dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
4. Bagimana perencanaan pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
5. Kapan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat? Di
mana kegiatan dilaksanakan?
6. Materi apa saja yang diberikan?
125
7. Apa metode yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
8. Bagaimana monitoring program dilakukan?
9. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan?
10. Apa faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
11. Apa faktor penghambat dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
12. Bagaimana penilaian hasil pembelajaran dilakukan?
13. Apakah ada pendampingan yang dilakukan setelah program selesai?
Bagaimana bentuk pendampingan yang diberikan?
B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat
1. Apakah warga belajar sekarang sudah mempunyai usaha sendiri?
2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada warga belajar setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
4. Apakah warga belajar mengalami peningkatan mata pencaharian setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
126
5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri warga belajar
dalam mendirikan sebuah usaha?
7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi warga belajar
dengan masyarakat?
9. Apakah ada perubahan warga belajar terhadap kepedulian sosial?
10. Bagaimana tingkat partisipasi warga belajar dalam organisasi
masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
127
Pedoman Wawancara
Untuk Tutor Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat PKBM
Harapan Bangsa, Desa Petir, Kalibagor, Banyumas
I. Identitas Diri
1. Nama : (Laki-laki/Perempuan)
2. Usia :
3. Pekerjaan :
4. Alamat :
5. Pendidikan terakhir :
II. Pertanyaan
A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
1. Sejak kapan anda menjadi tutor program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
2. Apa yang melatar belakangi anda menjadi tutor program pendidikan
kewirausahaan masyarakat? Apakah ditunjuk pihak pengelola untuk
menjadi tutor dalam program ini?
3. Menurut anda, apakah tujuan dari pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa?
4. Apakah hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut?
5. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksanaan program?
6. Apa saja materi yang diberikan dalam pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
128
7. Bagaimana perencanaan dan persiapan dalam pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat?
8. Apakah warga belajar terlibat dalam perencanaan program yang akan
dilakukan? Alasannya?
9. Bagaimana proses dan tahapan pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
10. Bagaimana proses monitoring program di PKBM Harapan Bangsa?
11. Apa saja fasilitas atau media yang digunakan dalam program tersebut?
Apakah fasilitas atau media yang digunakan sudah memadai?
12. Apakah menurut anda pengambangan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat ini sudah memenuhi kebutuhan warga
belajar?
13. Bagaimana evaluasi yang dilakukan dalam program tersebut?
14. Bagaimana hasil dari pelaksanaan program yang dilakukan?
15. Bagaimana pendampingan yang dilakukan setelah program selesai?
16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat
1. Apakah warga belajar sekarang sudah mempunyai usaha sendiri?
2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
129
3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada warga belajar setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
4. Apakah warga belajar mengalami peningkatan mata pencaharian setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri warga belajar
dalam mendirikan sebuah usaha?
7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada warga belajar setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi warga belajar
dengan masyarakat?
9. Apakah ada perubahan warga belajar terhadap kepedulian sosial?
10. Bagaimana tingkat partisipasi warga belajar dalam organisasi
masyarakat setelah mengikuti pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat?
130
Pedoman Wawancara
Untuk Warga Belajar Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat
I. Identitas Diri
1. Nama : (Laki-laki/Perempuan)
2. Usia :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan Terakhir :
II. Pertanyaan
A. Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat
1. Sejak kapan anda mengikuti program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
2. Apa alasan anda mengikuti program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
3. Darimana anda mengetahui ada pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dan bagaimana
proses menjadi warga belajar program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan bangsa?
4. Menurut anda, adanya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat bermanfaat atau tidak?
5. Apa manfaat yang anda peroleh?
6. Materi apa saja yang anda dapat dalam program ini?
7. Apakah materi tersebut sesuai kebutuhan anda?
131
8. Bagaimana tutor dalam memberi materi? jelas atau tidak?
9. Apakah fasilitas atau media yang dipakai sudah cukup memadai untuk
mendukung pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat ini?
10. Apa evaluasi atau tes yang diberikan oleh tutor?
11. Menurut anda kendala apa saja yang ada selama program berlangsung?
B. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan
Masyarakat
1. Apakah sekarang anda sudah mempunyai usaha sendiri?
2. Apa perubahan ekonomi yang terjadi pada anda setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
3. Apakah ada peningkatan ekonomi pada anda setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
4. Apakah anda mengalami peningkatan mata pencaharian setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
5. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada anda setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
6. Apakah ada perubahan pada tingkat kepercayaan diri anda dalam
mendirikan sebuah usaha?
7. Apakah perubahan sosial yang terjadi pada anda setelah mengikuti
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat?
132
8. Apakah ada perubahan pada hubungan dan interaksi anda dengan
masyarakat?
9. Apakah ada perubahan anda terhadap kepedulian sosial?
10. Bagaimana tingkat partisipasi anda dalam organisasi masyarakat setelah
mengikuti pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
133
Lampiran 4. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN I
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 12 Oktober 2014
Waktu : 09.00 – 10.15 WIB
Kegiatan : Observasi awal
Deskripsi
Hari ini merupakan hari pertama peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa
dan bertemu dengan salah satu pengelola PKBM yaitu Ibu “Km” selaku sekertaris
di sana. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan datang ke PKBM kepada Ibu
“Km”. Maksud dan tujuan peneliti adalah untuk mendapatkan informasi tentang
PKBM Harapan Bangsa tentang program-program yang dijalankan oleh PKBM
baik yang sudah terlaksana maupun yang belum terlaksana. Dengan sangat ramah
Ibu “Km” menjawab setiap pertanyaan yang peneliti ajukan. Ibu “Km” kemudian
menjelaskan program-program yang ada di PKBM Harapan Bangsa seperti
program yang sedang dijalankan saat ini ada kursus bahasa Korea, kejar paket B,
kejar paket C, program pendidikan kewirausahaan masyarakat, taman bacaan
masyarakat (TBM) dan sanggar tari. Sedangkan untuk program yang pernah
dilaksanakan ada keaksaraan usaha mandiri (KUM), kursus menjahit, kursus
komputer dan bimbingan belajar. Ibu “Km” menjelaskan dengan sangat detail
setiap program yang ada di PKBM Harapan Bangsa mulai dari warga belajarnya,
tutornya, kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program, dan sumber
134
dananya. Setelah penetili merasa sudah cukup mendapatkan informasi mengenai
program-program yang ada di PKBM Harapan Bangsa, penelitipun pamit kepada
Ibu “Km” dan mengucapkan terimakasih serta menyampaikan akan datang kembali
untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di
PKBM Harapan Bangsa.
135
CATATAN LAPANGAN II
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014
Waktu : 09.00 – 10.30 WIB
Kegiatan : Konfirmasi Tempat Penelitian
Deskripsi
Hari ini peneliti datang kembali ke PKBM Harapan Bangsa. Kedatangan
peneliti adalah untuk menyampaikan rencana penelitian yang akan peneliti
laksanakan di PKBM Harapan Bangsa. Di PKBM Harapan Bangsa peneliti bertemu
dengan ketua PKBM yaitu Ibu “Sm”. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan
peneliti datang ke PKBM dengan menjalaskan rencana penelitian yang akan
peneliti lakukan. Peneliti menyampaikan tertarik pada program yang ada di PKBM
Harapan Bangsa yaitu program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Peneliti
bermaksud untuk mmelakukan penelitian pada program pendidikan kewirausahaan
masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele yang ada di PKBM Harapan
Bangsa. Ibu “Sm” pun menanggapi dengan baik rencana penelitian yang akan
peneliti lakukan. Ibu “Sms” juga memperbolehkan peneliti melakukan penelitian
skripsi di PKBM Harapan Bangsa dengan surat ijin penelitian menyusul. Ibu “Sms”
menyerankan peneliti untuk bertemu juga dengan Bapak “Cm” selaku penanggung
jawab program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa.
Setelah peneliti merasa sudah cukup maka penelitipun pamit dan akan datang lagi
setelah selesai mengurus surat ijin penelitian.
136
CATATAN LAPANGAN III
Lokasi : Rumah penanggung jawab program PKM
Hari, tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014
Waktu : 11.00 – 11.45 WIB
Kegiatan : Silaturahmi dan mencari informasi tentang program PKM
di PKBM Harapan Bangsa
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak “Cm” selaku penanggung jawab
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti
menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang ke rumah Bapak “Cm” yaitu
untuk mencari informasi tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat
yang ada di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar peneliti mendapatkan
informasi tentang program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang ada di
PKBM Harapan Bangsa. Bapak “Cm” menjawab dengan lengkap setiap pertanyaan
yang peneliti ajukan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan peneliti dengan Bapak
“Cm” tersebut yaitu Bapak “Cm” telah menjadi seksi atau penanggung jawab
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sejak
tahun 2013 dan ditunjuk langsung oleh ketua PKBM Harapan Bangsa. Tujuan dari
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa adalah
untuk membekali masyarakat sekitar dalam bidang keterampilan agar mereka
mampu untuk berwirausaha sendiri. Metode yang digunakan untuk menyampaikan
137
materi kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa adalah dengan ceramah, dan
praktek. Persiapan yang dilakukan dalam program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yaitu dengan melakukan sosialisasi program terlebih dahulu kepada
masyarakat. Kemudian dilalukan rapat beberapa kali untuk membahas rencana dari
program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang akan dilaksanakan. Warga
belajar terlibat langsung dalam perencanaan program yaitu dengan mengundang
warga belajar dan juga tokoh-tokoh masyarakat dalam setiap kegiatan rapat maupun
sosialisasi.
138
CATATAN LAPANGAN IV
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 01 Februari 2015
Waktu : 09.00 – 09.45WIB
Kegiatan : Mengantar surat ijin penelitian
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa untuk menyerahkan
surat ijin penelitian. Pada saat datang kesana peneliti bertemu dengan Ibu “Sm” dan
Ibu “Km” selaku pengelola PKBM Harapan Bangsa. Peneliti menyerahkan surat
ijin penelitan beserta proposal penilitian kepada Ibu “Sm”. Peneliti menanyakan
kepada Ibu “Sm” mulai kapan peneliti bisa memulai untuk melakukan penelitian.
Ibu “Sm” pun menjelaskan bahwa pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat sudah selesai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan
November. Pembelajaran dilaksanakan pada setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis
pukul 19.00-22.00 WIB yaitu untuk teori serta hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 14.00-
17.00 WIB yaitu untuk praktek. Ibu “Sm” mempersilahkan peneliti untuk memulai
penelitian kapan saja dan bisa datang kapan saja dengan bertemu pengelola yang ada di
PKBM seandainya Ibu “Sm” tidak ada. Peneliti mohon ijin untuk melihat sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa dengan di temani oleh Ibu “Km”.
Setelah peneliti merasa cukup dengan melihat-lihat sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
PKBM Harapan Bangsa dan melakukan perbincangan maka penelitipun pamit untuk
pulang.
139
CATATAN LAPANGAN V
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 08 Februari 2015
Waktu : 09.00 – 10.15 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan pengelola PKBM Harapan Bangsa
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke PKBM Harapan Bangsa untuk bertemu dengan
Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa. Tujuan peneliti untuk bertemu
dengan Ibu “Sm” adalah untuk wawancara tentang pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele yang sudah selesai
dilaksanakan. Ibu “Sm” langsung menyambut kedatangan peneliti dengan ramah,
kemudian peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti
memberikan cukup pertanyaan kepada Ibu “Sm” mengenai penyelenggaraan
program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar peneliti mendapatkan
informasi yang lengkap dan akurat.
Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara tersebut bahwa
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sudah
berjalan pada bulan Agustus sampai bulan November 2014. Warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat ada 10 orang, yaitu masyarakat sekitar
daerah PKBM yang kurang mampu dan tokoh masyarakat yang langsung
menunjuk. Tutor untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada dua
140
(satu tutor pemberian materi dan satu tutor untuk kegiatan praktek), yang sesuai
dengan program yang dilaksanakan. Program kewirauasahaan di PKBM Harapan
Bangsa melalui beberapa tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi dan pendampingan. Jadwal pembelajarannya setiap hari Selasa, Rabu, dan
Kamis pukul 19.00-21.30 WIB untuk teori tempatnya di ruang pembelajaran
PKBM dan untuk praktek setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 14.00-17.00
WIB di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran program pendidikan kewirausahaan
masyarakat ada teori dan praktek. faktor pendukung dalam penyelenggaraan
proram kewirausahaan di PKBM Harapan Bngsa, yaitu: (1) Ketersediaan modal,
(2) Dukungan dari lembaga, (3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi,
dan (4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambat dalam
penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa, yaitu: (1) Terbatasnya lahan, dan (2) Terbatasnya warga belajar
yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. Sampai saat ini hanya ada dua warga
belajar yang membuat usaha budidaya lele sendiri, yang lain alasannya modal yang
diberikan tidak mecukupi untuk membuka usaha.
141
CATATAN LAPANGAN VI
Lokasi : Rumah warga belajar
Hari, tanggal : Minggu, 15 Februari 2015
Waktu : 11.00 – 12.15 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat
Deskrispi
Hari ini peneliti datang ke rumah salah satu warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Peneliti datang ke rumah
Bapak “Sy” dengan tujuan untuk wawancara tentang program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yang pernah diikuti dan dampak dari program. Bapak
“Sy” menyambut dengan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan
maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak
pertanyaan kepada Bapak “Sy” untuk mendapatkan informasi yang jelas.
Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara tersebut bahwa
warga belajar mengetahui adanya program pendidikan kewirausahaan masyarakat
di PKBM Harapan Bangsa karena diberikan informasi oleh tokoh masyarakat desa
Petir. Masyarakat yang boleh mengikuti adalah hanya masyarakat yang
mendapatkan undangan dari tokoh masyarakat ataupun dari pengelola PKBM.
Setiap warga belajar mendapatkan uang modal setelah selesai mengikuti
pembelajaran dan dinyatakan lulus. Uang modal tersebut digunakan untuk
membuka usaha. Namun setelah program pembelajaran selesai hanya ada tujuh
142
orang yang membuka usaha budidaya ikan lele. Alasan warga belajar yang lain
tidak membuka usaha karena modal yang diberikan tidak cukup padahal modal
yang diberikan sama besarnya.
Dampak yang dirasakan oleh Bapak “Sy” setelah mengikuti program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yaitu Bapak “Sy”
sekarang sudah mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri. Penghasilan Bapak
“Sy” pun setiap bulan meningkat dengan usaha tersebut. Selain itu Bapak “Sy” juga
menjadi aktif ikut di organisasi yang ada di masyarakat.
143
CATATAN LAPANGAN VII
Lokasi : Rumah warga belajar
Hari, tanggal : Minggu, 22 Februari 2015
Waktu : 13.00 – 13.45 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak “Sr” warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak “Sr” menyambut
dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan maksud dan
tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak pertanyaan kepada
Bapak “Sr” untuk mendapatkan informasi yang jelas.
Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak
“Sr”, bahwa warga belajar pada saat mengikuti pembelajaran mempunyai semangat
dan motivasi yang tinggi karena memiliki niat untuk membuka usaha sendiri saat
sudah selesai mengikuti pembelajaran. Pihak PKBM selalu memeberikan dukungan
dan motivasi kepada warag belajar untuk semangat mengikuti pembelajaran baik
teori maupun praktek. Dukungan tidak hanya datang dari pengelola tapi juga datang
pihak keluarga dan juga tokoh masyarakat. Dampak yang dirasakan oleh Bapak
“Sr” setelah mengikuti program pendidikan kewirausahaan di PKBM Harapan
Bangsa sudah terlihat jelas yaitu uang hasil usaha digunakan oleh Bapak “Sr” untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu Bapak “Sr” sekarang jadi lebih aktif
dalam bersosialisai di organisasi yang ada di masyarakat.
144
CATATAN LAPANGAN VIII
Lokasi : Rumah warga belajar
Hari, tanggal : Minggu, 01 Maret 2015
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan warga belajar program PKM
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak “Ks” warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak “Ks”
menyambut dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan
maksud dan tujuan peneliti datang. Peneliti langsung memberikan banyak
pertanyaan kepada Bapak “Ks” untuk mendapatkan informasi yang jelas.
Kesimpulan dari hasil wawancara yang peneliti dapatlkan bahwa Bapak
“Ks” tidak membuka usaha setelah selesai mengikuti program dan mendapatkan
modal usaha karena modal yang diberikan tidak cukup untuk membuka usaha
sendiri. Budidaya ikan lele membutuhkan modal yang tidak sedikit, untuk membuat
kolam membutuhkan bambu dan terpal yang harganya tidak murah, untuk pakan
ikan lelenya juga mahal. Menurut Bapak “Ks” seharusnya PKBM lebih
mempertimbangkan program yang akan dilaksanakan dengan melihat kebutuhan
masyarakat dan melihat potensi lokal di daerah masyarakat sehingga akan lebih
efektif dan efisien. Contoh program yang masyarakat butuhkan adalah pengolahan
hasil pertanian seperti pengolahan makanan dan juga pengolahan sampah menjadi
pupuk yang tentunya sangat masyarakat butuhkan.
145
CATATAN LAPANGAN IX
Lokasi : Rumah tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat
Hari, tanggal : Minggu, 08 Maret 2015
Waktu : 14.00 – 15.00 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan tutor program PKM
Deskripsi
Pada hari ini peniliti datang ke rumah Bapak “Am” selaku tutor pada
program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa.
Penelitipun menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk wawancara
seputar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang sudah dilaksanakan.
Bapak “Am” sangat sopan menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung
memberikan pertanyaaan dan Bapak “Am” menjawab semua pertanyaan yang
peneliti berikan.
Kesimpulan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak “Am” bahwa
Bapak “Am” menjadi tutor di PKBM Harapan Bangsa karena ditunjuk langsung
oleh ketua PKBM Harapan Bangsa. Bapak “Am” adalah tutor untuk kegiatan
praktek dan kebetulan kegiatan praktek program pendidikan kewirausahaan
masyarakat dilaksanakan di rumah Bapak “Am” karena di PKBM lahannya sempit.
Untuk waku pembelajaran praktek setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu pukul
14.00-17.00 WIB. Materi yang diberikan yaitu keterampilan budidaya lele seperti:
pengenalan budidaya ikan lele, jenis-jenis ikan lele, teknik budidaya, peluang pasar,
146
penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan,
pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya,
pembesaran, pemasaran hasil panen, dan perawatan kolam pasca panen.
147
CATATAN LAPANGAN X
Lokasi : Rumah tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat
Hari, tanggal : Minggu, 15 Maret 2015
Waktu : 12.30 – 13.15 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan tutor program PKM
Deskripsi
Pada hari ini peniliti datang ke rumah Bapak “Nr” selaku tutor pada program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Penelitipun
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk wawancara seputar
program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang sudah dilaksanakan. Bapak
“Nr” sangat sopan menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung memberikan
pertanyaaan dan Bapak “Nr” menjawab semua pertanyaan yang peneliti berikan.
Kesimpulan dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak “Nr” yaitu: Bapak
“Nr” menjadi tutor karena ditunjuk oleh ketua PKBM. Untuk pembelajaran teori
dilaksanakan pada setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul 19.00-21.30 WIB di
ruang pembelajaran PKBM Harapan Bangsa. Materi yang diajarkan berupa
manajemen usaha (proses perencanaan usaha, tata cara merintis usaha, administrasi
usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan, jaringan kerja),
dasar-dasar komunikasi, dan etika berwirausahaan.
148
CATATAN LAPANGAN XI
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 22 Maret 2015
Waktu : 10.15 – 11.00 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa
Deskripsi
Pada hari Minggu, 22 Maret 2015 peneliti datang ke PKBM Harapan
Bangsa untuk bertemu dengan Ibu “Sm” selaku penyelenggara program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Tujuan peneliti datang ke
PKBM untuk mencari data atau informasi tentang dampak program pendidikan
kewirausahaan masyarakat. Peneliti dipersilahkan duduk di ruang tamu dan
memulai wawancara. Peneliti menanyakan tentang dampak pendidikan
kewirausahaan masyarakat terhadap warga belajar.
Ibu “Sm” menjawab pertanyaan dengan jelas, beliau menyatakan bahwa
sudah terlihat beberapa perubahan dari warga belajar yang mengikuti program
pendidikan kewirausahaan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi adanya warga
belajar yang sudah termotivasi untuk membuka usaha, warga belajar lebih percaya
diri, meningkatkan relasi dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Setelah selesai
wawancara, peneliti mohon pamit dan berterimakasih kepada Ibu “Sm” yang sudah
bersedia memberikan informasi yang dIbutuhkan oleh peneliti.
149
CATATAN LAPANGAN XII
Lokasi : PKBM Harapan Bangsa
Hari, tanggal : Minggu, 29 Maret 2015
Waktu : 13.00 – 14.15 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa
Deskripsi
Hari ini peneliti kembali berkunjung ke PKBM Harapan Bangsa untuk
bertemu dengan Ibu “Sm”. Peneliti langsung menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti datang adalah untuk melihat arsip-arsip data tentang pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Kemudian Ibu
“Sm” segera mengambil dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan program
yang telah didapat dari sekretaris PKBM. Peneliti ditunjukkan banyak dokumen-
dokumen yang dimiliki oleh PKBM Harapan Bangsa terkait pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat. Secara administrasi, dokumen yang
dimiliki sudah lengkap dan sesuai dengan pedoman pelaksanaan bantuan sosial
Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) yang ditetapkan oleh Dirjen
PAUDNI.
Peneliti membaca setiap dokumen-dokummen yang diberikan. Kemudian
peneliti memohon ijin untuk meggandakan/mengcopy dokumen yang sudah dipilih.
Peneliti menggandakan proposal program pendidikan kewirausahaan masyarakat
dan laporan kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, karena data-
150
data ini dianggap sudah cukup untuk melengkapi data penelitian. Setelah selesai
digandakan, peneliti mengembalikan dokumen tersebut serta mohon ijin untuk
pulang. Peneliti juga mengucapkan terima kasih karena telah dibantu dalam
pemerolehan data-data terkait dengan program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa.
151
CATATAN LAPANGAN XIII
Lokasi : Rumah warga belajar
Hari, tanggal : Minggu, 05 April 2015
Waktu : 15.00 – 15.45 WIB
Kegiatan : Wawancara dengan warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat
Deskripsi
Hari ini peneliti datang ke rumah Bapak “Ty” warga belajar program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Bapak “Ty”
menyambut dengan sopan dan ramah kedatangan peneliti. Penelitipun menjelaskan
maksud dan tujuan peneliti datang yaitu untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang pernah diikuti
dan dampak yang dirasakan setelah mengikuti program. Peneliti langsung
memberikan banyak pertanyaan kepada Bapak “Ty” untuk mendapatkan informasi
yang jelas.
Kesimpulan yang dapat ditarik peneliti dari hasil wawancara dengan Bapak
“Ty”, bahwa sekarang beliau sudah merasakan dampak yang positif setelah
mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat, berupa penghasilan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga karena sudah
mempunyai usaha budidaya ikan lele sendiri. Pemasaran ikan lele Bapak “Ty” tidak
susah karena orang-orang yang datang sendiri untuk membeli ikan lele beliau.
Kadang para pembeli juga menanyakan cara-cara budidaya ikan lele kepada Bapak
152
“Ty” dan beliau tidak sungkan untuk membagikan ilmunya kepada pembeli yang
mananyakan cara-cara budidaya ikan lele yang baik.
153
Lampiran 5. Analisis Data (Display, Reduksi, Kesimpulan)
ANALISIS DATA
(Display, Reduksi, Kesimpulan)
No Pertanyaan Penelitian Responden Pernyataan Kesimpulan
1 Bagaimana perencanaan
program pendidikan
kewirausahaan
masyarakat?
“Sm”
“Kegiatan perencanaan yang dilakukan
dalam persiapan program kewiarusahaan ini
yaitu dengan melakukan identifikasi
masalah pada program yang sudah
dilaksanakan dan penetapan program yang
meliputi: merumuskan program,
menetapkan tujuan program, sosialisasi
program, penetapan standar kompetensi
lulusan, pelaksanaan kurikulum dan bahan
ajar, menyiapkan materi pembelajaran,
menyiapkan pendanaan, rekruitmen warga
belajar, rekruitmen tutor dan menyiapkan
sarana prasarana.”
Persiapan program dimulai dengan
melakukan identifikasi masalah pada
program yang sudah dilaksanakan dan
penetapan program yang meliputi:
merumuskan program, tujuan,
sosialisasi, penetapan standar
kompetensi lulusan, pelaksanaan
kurikulum dan bahan ajar, materi
pembelajaran,pendanaan, rekruitmen
warga belajar, tutor dan menyiapkan
sarana prasarana.
2 Dari mana anda
mengetahui ada
pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM
Harapan Bangsa dan
“Sy”
“Saya dikasih tahu sama pak RT kalau di
PKBM akan ada pelatihan budidaya ikan
lele mbak. Waktu sosialisasi dan rapat yang
datang yang dapat undangan saja mbak,
terus pengurus dari PKBM, pak RT sama
Warga belajar program pendidikan
kewirausahaan masyarakat yaitu warga
masyarakat yang kurang mampu yang
direkomendasikan oleh tokoh
masyarakat
154
bagaimana proses menjadi
warga belajar?
“Sr”
pak RW juga datang, pak kepala desa juga
ada mbak.”
“Sebelum ada sosialisasi saya dikasih
undangan sama pak RT, yang datang iya
cuma yang dapat undangan dari PKBM
Harapan Bangsa atau dari desa saja.”
3 Bagaimana pelaksanaan
program pendidikan
kewirausahaan
masyarakat?
“Sm” “Pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di sini
dilaksanakan mengacu pada standar
kompetensi program pendidikan
kewirausahaan yaitu 214 jam @45 menit
untuk pemberian teori dan @60 menit untuk
kegiatan praktek. Kurikulum dan bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan kurikulum
program pendidikan kewirausahaan yang
diterbitkan oleh direktorat pembinaan
kursus dan kelembagaan tahun 2010, yang
kemudian disesuaikan dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan pendidikan dan
pelatihan yang dilaksanakan.”
Program dilaksanakan sesuai dengan
standar kompetensi program pendidikan
kewirausahaan yang disesuaikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan.
155
4
Metode apa yang
digunakan dalam
pembelajaran?
“Sm”
“Nr”
“Am”
“Pelaksanaan pembelajaran pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di sini ada teori dan juga
praktek, untuk teori dan praktek tempat
pembelajarannya berbeda. Kalau teori
dilaksanakan di ruang belajar PKBM mbak,
kalo untuk praktek dilaksanakan di rumah
salah satu tutor program pendidikan
kewirausahaan masyarakat”.
“Untuk penjelasan materi saya
menggunakan ceramah mbak, warga belajar
lebih bisa menerima apa yang saya
sampaikan, kalau tidak jelas mereka bisa
langsung menanyakannya dan akan saya
jawab”.
“Kegiatan praktek dilakukan setiap
pemberian materi selesai, kegiatan praktek
yang paling utama adalah untuk materi
keterampilan budidaya ikan lele”.
Metode yang digunakan ceramah dan
praktek. Ceramah digunakan untuk
menyampaikan materi dan praktek untuk
mempraktekan materi yang sudah
didapat.
5 Bagaimana monitoring
program dilakukan?
“Nr”
“Kegiatan monitoring pelaksanaan
pelaksanaan program pendidikan
kewirausahaan masyarakat di sini itu oleh
penanggung jawab programnya mbak,
beliau sering menanyakan beberapa hal
Monitoring dilakukan oleh
penanggungjawab program, yang
dimonitoring adalah perencanaan
program, pelaksanaan program, dan
pendampingan
156
“Sm”
yang terkait dengan program seperti
bagaimana perencanaan program,
bagaimana pelaksanaanya, apakah ada
kendala yang dihadapi.”
“Monitoring pelaksanaan program
dilakukan oleh pihak PKBM sendiri mbak,
dengan melihat pelaksanaan programnya
sudah sesuai belum dengan perencanaan
sebelumnya, jika tidak sesuai maka dicari
tahu sebab terjadinya masalah tersebut”.
6 Bagaimana evaluasi
program dilakukan?
“Cm”
“Am”
“Untuk evaluasi pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat
disini dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan tes objektif dan juga uraian. Selain
itu juga dengan pengamatan mbak,
pengamatan dilakukan setiap proses
pembelajaran berlangsung, baik itu teori
maupun praktek”.
“Untuk penilaian praktek dilaksanakan pada
saat kegiatan praktek berlangsung mbak,
kadang pada saat warga belajar sedang
melakukan praktek saya diam-diam
mengamati untuk dinilai. Penilainnya
meliputi aspek kewirausahaan, praktek
Evaluasi program dilakukam oleh tutor.
Evaluasi program meliputi, penilaian
belajar teori, praktek dan menjalankan
usaha
157
“Ty”
keterampilan, praktek menganalisis peluang
yang ada di masyarakat, praktek bagaimana
cara merencanakan sebuah usaha, praktek
untuk membuat pembukuan, dan praktek
untuk melakukan pemasaran di
masyarakat”.
“Orang dari PKBM biasanya setiap minggu
datang mbak buat lihat usaha kelompok
kita, iya kalo datang sering tanya-tanya
tentang usaha ini mbak.”
7 Apakah ada pendampingan
yang dilakukan setelah
program selesai?
“Sm” “Berapapun jumlah warga belajar yang siap
untuk membuka usaha mandiri kami akan
siap untuk mendampingi mbak, dan ternyata
ada tujuh orang yang siap untuk membuka
usaha.”
Pendampingan dilakukan setelah
pelaksanaan pembelajaran selesai
terhadap warga belajar yang membuka
usaha mandiri.
8 Bagaimana hasil dari
pelaksanaan program?
“Sm”
“Am”
“Begini mbak, hasil dari pelaksanaan
program yang diselenggarakan disini itu
membekali warga belajar agar dapat
membuka usaha sendiri.”
“Saya sebagai tutor tidak hanya
mengajarkan pengetahuan tentang budidaya
lele saja mbak, tapi saya juga mengajarkan
bagaimana membuka peluang usaha dengan
pelatihan yang sudah diberikan disini.”
Warga belajar mempunyai kemampuan
untuk membuka usaha secara mandiri
dengan bekal kemampuan yang sudah
dimiliki.
158
9 Faktor Pendukung
pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
“Sy”
“Sm”
“Sr”
“Cm”
“Setiap warga belajar dikasih uang modal
mbak sama PKBM Harapan Bangsa, jadi
kita harus bisa buat usaha sendiri”.
“Semua warga belajar pelaksanaan program
di PKBM Harapan Bangsa kita beri uang
sebagai modal untuk membuka usaha
sendiri mbak. Pelaksanaan program PKM di
sini mendapatkan dukungan dari para
keluarga warga belajar dan juga dari para
tokoh masyarakat seperti kepala desa, ketua
RT dan juga ketua RW.”
“Kami selalu mendapatkan motivasi dari
orang-orang di PKBM mba untuk semangat
belajar, setiap ada jadwal pembelajaran
kami selalu diingatkan dengan SMS untuk
berangkat”.
“Kami dari pihak lembaga selalu
memberikan motivasi mbak kepada warga
belajar untuk semangat mengikuti proses
pembealajaran baik teori maupun praktek,
kalau ada yang tidak berangkat tanpa alasan
pasti kami SMS untuk berangkat”.
Faktor pendukung pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat,
meliputi Ketersediaan modal, dukungan
dari lembaga, motivasi dan semangat
warga belajar yang tinggi, dan dukungan
dari keluarga dan masyarakat sekitar.
159
10 Faktor Penghambat
pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
“Am”
“Sm”
“Cm”
“Lahan di PKBM itu tidak ada mba,
gedungnya saja masih pinjam, jadi untuk
setiap kegiatan praktek dialihkan di rumah
saya, kebetulan saya punya cukup lahan”.
“Lahan PKBM sangat terbatas mbak, untuk
gedungnya saja kami masih pinjam gedung
bekas sekolah dasar”. “Untuk pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat di PKBM Harapan Bangsa
hanya mengajukan dana sebesar Rp
25.000.000,- kepada pemerintah. Dana
tersebut digunakan untuk biaya
administrasi, biaya pembelajaran dan biaya
pelatihan, dan untuk modal usaha. Untuk
warga belajarnya dibatasi hanya 10 orang
saja.”
“Anggaran biaya pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat di
sini ada Rp 25.000.000,- sehingga
rekruitmen warga belajarpun oleh pihak
penyelenggara di batasi hanya 10 orang saja
mbak.”
Faktor Penghambat pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat, meliputi: terbatasnya lahan,
dan terbatasnya warga belajar yang
dilatih serta anggaran dana pelatihan.
160
11 Apakah sekarang anda
mempunyai usaha
mandiri?
“Sy”
“Ty”
“Sr”
“Sejak saya mengikuti pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat yang ada di PKBM Harapan
Bangsa, saya sudah berniat untuk membuka
usaha mbak, karena dorongan dari pihak
lembaga dan keluarga. Saya sekarang jadi
punya usaha budidaya lele sendiri mbak.”
“Setelah ikut program yang ada di PKBM
Harapan Bangsa saya sekarang jadi punya
budidaya lele mbak, dulu saya hanya
bekerja sebagai buruh mbak yang gajinya
tidak tentu.”
“yang buat usaha budidaya lele ini ada tujuh
orang mbak, yang lain tidak, alasannya
modal yang dikasih tidak cukup”.
Dari 10 warga belajar yang mengikuti
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat hanya ada 7 warga belajar
yang telah mempunyai usaha budidaya
ikan lele sendiri
161
12 Apakah pendapatan
ekonomi anda meningkat
setelah mengikuti
pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
“Sy”
“Ty”
“Sr”
“Alhamdulillah mbak pengahisalan saya
nambah dari budidaya lele, setiap bulan
kurang lebih ada Rp 500.000,- mbak. Dulu
waktu cuma jadi petani penghasilan setiap
bulan tidak pasti kadang banyak kadang
juga sedikt.”
“Penghasilan saya sekarang nambah mbak,
saya jual ikan lelenya di pasar sokaraja jadi
lumayan setiap hari saya bisa untung Rp
100.000,- mbak.”
“Setelah saya mengikuti pelaksanaan
program pendidikan kewirausahaan
masyarakat, saya menjadi anggota usaha
juga mbak. Hasilnya lumayan mbak bisa
buat jajan anak.”
Rata-rata pendapatan warga belajar
meningkat setelah mempunyai usaha
budidaya ikan lele sendiri.
162
13 Apakah kebutuhan rumah
tangga anda tercukupi
setelah mengikuti
pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan
masyarakat?
“Ty”
“Sr”
“Uang hasil saya jual lele saya kasih ke istri
saya mbak buat beli kebutuhan rumah
tangga seperti beras, sayur, minyak gitu
mbak. Terus untuk uang jajan anak kalau
sekolah.”
“Istri saya dulu sering ngutang di warung
mbak kalau mau beli minyak, gula, atau
yang lain. Alhamdulillah sejak saya usaha
budidaya lele istri saya jadi tidak ngutang-
ngutang lagi mbak.”
Kebutuhan rumah tangga warga
belajarpun terpenuhi dengan membuat
usaha budidaya ikan lele.
14 Apakah ada perubahan
pada tingkat kepercayaan
diri warga belajar dalam
mendirikan sebuah usaha?
“Sm” “Percaya diri yang tinggi sudah dimiliki
oleh warga belajar sejak mengikuti program
pendidikan kewirausahaan masyarakat
mbak, mereka dalam pembelajaran sering
menyampaikan ide dan pendapat mereka,
mereka juga sering membantu tutor untuk
menjelaskan materi kepada warga belajar
lain jika kurang jelas.”
Percaya diri warga belajarpun semakin
meningkat setelah mengikuti program
pendidikan kewirausahaan masyarakat.
163
15 Apa perubahan ekonomi
yang terjadi pada warga
belajar setelah mengikuti
program pendidikan
kewirausahaan
masyarakat?
“Ty”
“Sy”
“Awal usaha itu saya hanya punya 2 kolam
mbak, tapi saya terus kerja keras supaya
kolam saya bisa semakin banyak, dan
sekarang alhamdulillah kolam saya sudah
ada 5 mbak.”
“Sekarang saya sudah punya kolam ikan
sendiri meskipun seadanya mbak, semua
karena kerja keras dan semangat saya buat
usaha.”
Perubahan ekonomi warga belajar
semakin meningkat dengan
bertambahnya budidaya ikan yang
dimiliki.
16 Bagaimana tingkat
partisipasi warga belajr
dalam organisasi
masyarakat setelah
mengikuti pelaksanaan
program pendidikan
kewirausahaan
masyarakat?
“Sr”
“Sy”
“Setelah mengikuti pelaksanaan program
pendidikan kewirausahaan masyarakat saya
jadi lebih percaya diri mbak. Sekarang saya
lebih berani untuk bersosialisasi aktif dalam
kegiatan yang ada di Desa mbak.”
“Sekarang saya ikut arisan untuk bapak-
bapak setiap malam jum’at mbak,
Alhamdulillah saya dipercaya jadi
bendahara buat megang uang mbak.”
Warga belajar menjadi semakin aktif
untuk berpartisipasi dalam organisasi
yang ada di masyarakat.
164
17 Apakah ada perubahan
pada hubungan dan
interaksi warga belajar
dengan masyarakat?
“Ty”
“Sy”
“Alhamdulillah kalau untuk pemasaran ikan
lele saya tidak susah mbak, karena justru
orang-orang yang datang ke rumah saya,
yang beli ada yang dari desa sini ada juga
dari desa lain, sekarang saya jadi banyak
kenalannya mbak.”
“Kalau untuk pemasaran ikan lele saya jual
di pasar sokaraja mbak, orang di pasarkan
asalnya beda-beda mbak, saya jadi banyak
kenal orang mbak di pasar.”
Warga belajar tidak mengalami kesulitan
dalam pemasaran. Melalui pemasaran
interaksi warga belajar kepada
masyarakatpun semakin meningkat.
18 Apakah ada perubahan
warga belajar terhadap
kepedulian sosial?
“Ty”
“Sy”
“Kalau ada yang beli lele kadang mereka
juga nanya cara-cara budidaya lele itu
gimana, iya saya menjelaskan sesuai dengan
pengetahuan dan bekal ketermpilan yang
saya punya mbak.”
“Keterampilan budidaya lele saya tularkan
mbak kepada tetangga dan saudara-saudara
saya, jadi mereka juga bisa buat usaha
budidaya lele. Iya saya seneng mbak bisa
berbagi pengetahuan yang saya punya.”
Kepedulian warga belajar semakin
meningkat dengan membagikan ilmu
yang sudah dimiliki kepada orang lain
yang membutuhkan
165
Lampiran 6. Hasil Dokumentasi
Lampiran Hasil Dokumentasi
Gambar 1. PKBM Harapan Bangsa
Gambar 2. Ruang belajar PKBM Harapan Bangsa
Gambar 3. Ruang administrasi PKBM Harapan Bangsa
166
Gambar 4. Warga belajar program PKM dan pengelola PKBM Harapan Bangsa
Gambar 5. Sosialisasi program PKM di PKBM Harapan Bangsa
Gambar 6. Kolam milik PKBM Harapan Bangsa
167
Gambar 8. Kolam milik warga belajar untuk budidaya ikan lele
Gambar 9. Kolam warga belajar PKBM Harapan Bangsa yang sudah ada ikan lelenya
Gambar 7. Kolam ikan PKBM Harapan Bangsa
168
Gambar 11. Pengelola PKBM melihat usaha mandiri warga belajar PKM
Gambar 12. Pengelola PKBM melihat usaha mandiri warga belajar PKM
Gambar 10. Kegiatan Panen ikan lele
169
PROFIL LEMBAGA
PUSAT KEGIATAN BELAJAR
MASYARAKAT (PKBM)
HARAPAN BANGSA
Jl. Kalianja No. 10 Desa Petir Kecamatan
Kalibagor
Kabupaten Banyumas 53191
170
171
VISI :
Bertaqwa, Berkarakter, dan Terampil
MISI :
1. Membekali Warga Belajar Dengan Ilmu Pengetahuan,
Akhlak Mulia, Dan Kecakapan Hidup.
2. Mengantarkan Warga Belajar Untuk Bisa Hidup
Mandiri.
3. Mempersiapkan Warga Belajar Dalam Menghadapi Era-
Globalisasi Dunia.
TUJUAN :
1. Menjadikan Warga Belajar Pribadi Yang Beriman,
Bertaqwa, Berbudi Pekerti, Berakhlak Mulia Dan
Berwawasan Kebangsaan.
2. Menjadikan Warga Belajar Menguasai Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Sesuai Dengan Kurikulum
Yang Berlaku.
3. Melatih Warga Belajar Dengan Keterampilan-
Keterampilan Yang Bermanfaat
172
PENGURUS PKBM HARAPAN BANGSA
DESA PETIR KECAMATAN KALIBAGOR
KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2015
Ketua PKBM
Sumarsih Ely Wahyuni, S.Pd. Aud
Sekretaris
1. Elsa Okti Inkamawarni
2. Riska Andriani
Bendahara
1. Kusmiati Suhati
2. Suci Atik Meilina, S. Pd
Seksi PKM
Casmadi
Seksi Paket B
Bondan, S. Pd
Seksi Paket C
Hari Prasojo, S. Pd
Seksi Sanggar Tari
Sunarti, S. Pd
Seksi Kursus Bahasa Korea
Rara Suratman
Seksi TBM
Ani Rahmawati
173
DAFTAR PERSONALIA PELAKSANA
1. Profil Lembaga
a. Nama Lembaga : PKBM Harapan Bangsa
b. No. Induk Lembaga : 33.1.02.0010.4.0.0001
c. Alamat Lembaga : Jl. Kalianja No.10 RT 02 RW 01 Desa Petir
Kec. Kalibagor Kab. Banyumas
d. No. Telp/HP : 085227129662
e. Nama Ketua : Sumarsih Ely Wahyuni, S.Pd.Aud
f. Alamat Lengkap : Desa Petir RT 04 RW 06 Kec. Kalibagor
Kab. Banyumas 53191
g. No. Telp/HP : 085227129662
h. Akta Notaris
Nama Notaris : Sri Nugraeni, S.H. M.Kn.
Nomor : 01
Tanggal : 21 januari 2010
Nomor Akta : AHU-0023.AH.02.01 Th 2010
i. Ijin Operasional
Instansi : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas
Nomor : 423.9/821/2011
j. Bank
Nama : Bank Jateng
No. rekening : 3-120-04162-1
Atas nama : PKBM Harapan Bangsa
k. NPWP : 31.263.674.9-521.000
l. Kegiatan Pendidikan Non-Formal yang dilaksanakan saat ini:
NO. PROGRAM JUMLAH
1 Kursus Bhs. Korea 3 Kelompok
2 TBM 1 Kelompok
3 Paket B 1 Kelas
4 Paket C 3 Kelas
5 Sanggar Tari 1 Kelompok
6 PKM 1 Kelompok
174
m. Daftar Pengurus Lembaga
NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN PEKERJAAN
1 Ketua Sumarsih Ely
Wahyuni, S.Pd.Aud S1 Guru TK
2 Sekretaris Elsa Okti
Inkamawarni, S. Pd S1 Guru SD
Riska Andriani S1 Guru TK
3 Bendahara Kusmiati Suhati
SMA Guru TK
Suciati Maylina S1 Guru SD
4 Penanggung Jawab Program:
PKM
Casmadi
SMA Wiraswata
Kejar Paket B Bondan, S.Pd S1 Guru SD
Kejar Paket C Hari Prasojo, S.Pd S1 Guru SMP
TBM Ani Rahmawati SMA Staff PKBM
Sanggar Tari Suniarti, S.Pd S1 Guru TK
Kursus Bhs.
Korea Rara Suratman S1 Staff PKBM
175
n. Sarana Prasarana
NO JENIS SARANA KEADAAN KET
1 Luas Gedung Lembaga Luas Tanah : 800 m2
Luas Bangunan : 400 m2
2 Tempat Penyelenggaraan
Kegiatan
Eks. Gedung SD Negeri Petir 1 Pinjam
3 Sarana Belajar
No Jenis Peralatan Jumlah Peruntukan Keadaan
1 Meja Belajar 4 Buah Meja Baca dll Baik
2 Kursi 20 Buah Baca dll Baik
3 Meja PAUD 2 Buah Meja Guru Baik
4 Kursi PAUD 2 Buah Kursi Guru Baik
5 Papan Tulis 4 Buah Semua Program Baik
6 Loker 1 Buah Kelompok
Bermain
Baik
7 Lemari 2 Buah Semua Program Baik
8 Rak Buku TBM 4 Buah Buku TBM Baik
9 Karpet 2 Buah Semua Program Baik
10 Kipas Angin 1 Buah Semua Program Baik
11 Dispenser 1 Buah Semua Program Baik
12 Kamera Digital 1 Buah Semua Program Baik
13 Laptop 1 Buah Semua Program Baik
14 LCD Proyektor 1 Buah Semua Program Baik
15 Mebeler 1 Set Ruang Tamu Baik
16 Etalase 2 Buah Semua Program Baik
17 Meja Lipat 20 Buah Kelompok
Bermain
Baik
18 Box Mandi Bola 1 Buah Kelompok
Bermain
Baik