LOGO
PEMBAHASAN
1. Pemetaan Geomorfologi, NDVI dan Temperatur
Permukaan Tanah
2. Proses Deliniasi Prospek Panas Bumi Tiris dan
Sekitarnya
LOGO
Pemetaan Geomorfologi,NDVI
dan Temperatur Permukaan Tanah
LOGO
Gambar 4.5 Band 4 sebelum melalui
proses filter konvolusi Laplace
Data yang digunakan untuk memetakan geomorfologi ini adalah band 4 (0,772-0,898 µm).
Langkah yang dilakukan untuk memetakan geomorfologi adalah memfilter band 4 dengan filter
konvolusi Laplace.
Filter konvolusi Laplace ini dapat membantu mempertajam tepi suatu objek.
Pemetaan Geomorfologi
LOGO
Gambar 4.6 Band 4 setelah melalui proses filter konvolusi Laplace dan
dilakukan cropping untuk daerah Tiris Probolinggo dan sekitarnya
Peta Geomorfologi
LOGO
Gambar 4.7 NDVI range -1 sampai 1
mengkombinasikan band 3 dan band 4. Band 3
dan band 4 ini masing-masing memiliki range
panjang gelombang 0,631-0,692 µm dan 0,772-
0,898 µm.
Untuk daerah tanpa vegetasi berada pada
jangkauan nilai NDVI -1 sampai 0.24 yang
selanjutnya diberi warna magenta. Daerah
dengan vegetasi jarang berada pada jangkauan
0.25-0.49 dengan warna biru, vegetasi sedang
berada pada jangkauan 0.5-0.69 dengan warna
kuning, dan vegetasi lebat berada pada 0.7-1
dengan warna merah.
Pemetaan NDVI
LOGO
Gambar 4.8 NDVI setelah melalui proses
slicing dan cropping
Peta NDVI
LOGO
Gambar 4.1 Data band 61 Landsat 7
ETM+
Data yang digunakan untuk memetakan
temperatur permukaan tanah ini adalah
band 61.
Band 61 memiliki range panjang
gelombang 10,31-12,36 µm. Range
panjang gelombang ini merupakan
jendela atmosfer gelombang
elektromagnetik inframerah termal.
Pemetaan Temperatur Permukaan Tanah
LOGO
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan citra termal :
Sensor termal merekam energi radiasi
Kapan data citra tersebut direkam oleh satelit
Harus dipastikan data citra tidak tertutup awan
LOGO
Gambar 4.3 Data band 61 Landsat 7
ETM+ setelah dikoreksi atmosfer.Gambar 4.2 Data band 61 Landsat 7
ETM+ setelah dikonversi TOA radiance
LOGO
Gambar 4.4 Peta temperatur permukaan
tanah daerah Tiris Probolinggo dan
sekitarnya
Peta temperatur permukaan tanah
LOGO
Proses Deliniasi Prospek Panas
Bumi Tiris dan Sekitarnya
LOGOInterpretasi Peta geomorfologi
LOGOInterpretasi Peta NDVI
LOGOPeta Temperatur Permukaan Tanah: Deliniasi
LOGO
Citra satelit Landsat 7 ETM+ dapat membantu untuk memetakan
geomorfologi, NDVI dan temperatur permukaan tanah.
Peta geomorfologi digunakan untuk menganalisa adanya patahan.
Peta NDVI digunakan untuk mengetahui kerapatan vegetasi.
Peta temperatur permukaan tanah digunakan untuk mengetahui temperatur
pancaran dari sebuah objek di permukaan bumi.
Dari analisa geomorfolgi didapat 2 patahan dominan yakni pada tubuh
gunung Lamongan dan di daerah Tiris (Sebelah timur gunung Lamongan)
dengan arah patahan barat laut-tenggara. Manifestasi panas bumi
kemungkinan muncul ke permukaan melalui daerah patahan tersebut.
KESIMPULAN
LOGO
Dari analisa NDVI didapatkan 3 daerah utama yang memiliki kerapatan vegetasi
yang berbeda yaitu daerah A tidak terdapat vegetasi, daerah B bervegetasi sedang dan
daerah C bervegetasi jarang.
Dari analisa temperatur permukaan tanah didapat 2 pola sebaran temperatur pancaran
tinggi yang ditunjukkan warna magenta yaitu merata pada utara gunung Lamongan dan
sparadis pada daerah Tiris.
Dari analisa geomorfologi, NDVI dan temperatur permukaan tanah diperkirakan
bahwa temperatur tinggi yang dipancarkan di daerah utara gunung lamongan sebagian
besar berasal dari aktivitas manusia, karena di daerah tersebut tingkat kerapatan
vegetasinya sangat rendah. Berbeda halnya dengan temperatur tinggi yang ditemukan
di daerah Tiris, tingginya kerapatan vegetasi identifikasikan tidak ada aktivitas manusia
sehingga bisa diinterpretasikan bahwa pancaran panas tersebut berasal dari adanya
manifestasi panas bumi.
Dari ke 3 analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 daerah
utama yang memungkinkan ditemukan manifestasi panas bumi, yaitu di sisi utara
gunung Lamongan (Daerah A) dan di daerah Tiris (Daerah B).
KESIMPULAN
LOGO
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Photogrammetry, (1983), “Manual of Remote Sensing (ed. R. N. Colwell)”, 2 jilid, ASP,
Washington DC.
Barsi, Julia A., John L. Barker, John R. Schott, (2003), “An Atmospheric Correction Parameter Calculator for
a Single Thermal Band Earth-Sensing Instrument”, IEEE.
Budiyanto, Eko, S.Pd., M.Si., (2010), “Penginderaan Jauh”, www.google.com, dikutip tanggal 26/9/2010,
09:58wib.
CCRS/NRC, (1997), “Fundamental Of Remote Sensing”, Ottawa, Ontario, Canada.
Chander, Gyanesh, Brian L. Markam, and Dennis L. Helder, (2009), “Summary of Current Radiometric
Calibration Coefficients for Landsat MSS, TM, ETM+, and EO-1 ALI sensor”, Journal Remote Sensing
of Environment 113, ELSEVIER.
Howard, John., A., (1996), “Penginderaan Jauh untuk Sumber Daya Hutan Teori dan Aplikasi”, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Lillesand, Thomas, M., dan Ralph, W., Kiefer, (1990), “Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra”, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
LOGO
DAFTAR PUSTAKAPT. Intimulya Multikencana, (2010), “Laporan Akhir Pengadaan Data MT, Penambahan Data Geokimia dan
Analisa Citra Satelit di Prospek Geothermal Sangkanurip”, Jawa Barat.
Renaldi, Alvin Agustino, (2004), “Aplikasi Filter Konvolusi Laplace pada Data Citra Satelit Landsat 7 ETM+
untuk Analisa Kemelurusan (Linement) dalam Pemetaan Bahan Galian Golongan C di Kabupaten
Bangkalan”, Teknik Fisika ITS, Surabaya.
Srivastava, P. K., T. J. Majumdar and Amit K. Bhattacharya, (2009), “Surface Temperature Estimation in
Singhbhum Shear Zone of India Using Landsat-7 ETM+ Thermal Infrared Data”, Advance in Space
Research, ELSEVIER.
Sukristiyanti dan Marganingrum, (2009), “Pendeteksian Kerapatan Vegetasi dan Suhu Permukaan
Menggunakan Citra Landsat, Studi Kasus : Jawa Barat Bagian Selatan dan Sekitarnya”, Jurnal Riset
dan Pertambangan Jilid 19 No.1, LIPI, Bandung.
Supriatna, Wahyu, dan Sukartono, (2002), “Teknik Perbaikan Data Digital (Koreksi dan Penajaman) Citra
Satelit”, Buletin Teknik Pertanian Vol. 7. Nomor 1, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, Bogor.
LOGO
DAFTAR PUSTAKASutanto, Prof., D., (1987), “Penginderaan Jauh“, jilid 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Thoha, Achmad Siddik, (2008), “Karakteristik Citra Satelit”, Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatra Utara.
Yuan, Fei, and Marvin E. Bauer, (2006), “Comparison of Impervious Surface Area and Normalized
Difference Vegetation Index as Indicators of Surface Urban Heat Island Effect in Landsat Imagery”,
Journal Remote Sensing of Environment, ELSEVIER.
(http://homepages.inf.ed.ac.uk/rbf/HIPR2/convolve.htm)
(http://www.google.co.id/)
LOGO