JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
93
DETERMINAN ADOPSI APLIKASI PENCATATAN
INFORMASI KEUANGAN PADA UMKM
Lismawati
Program Studi Akuntansi, Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh kesiapan
keuangan, ukuran perusahaan, dan persepsi kegunaan terhadap adopsi aplikasi
pencatatan informasi keuangan pada UMKM. Sampel dalam penelitian ini adalah
pemilik UMKM di Bengkulu. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan
regresi dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesiapan
keuangan dan persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap adopsi aplikasi
pencatatan informasi keuangan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh. Penelitian ini berkontribusi dalam mengindetifikasi faktor yang harus
dipersiapkan dalam mengaplikasikan pencatatan informasi keuangan pada UMKM
yang berbasis komputerisasi dan android dalam penyusunan laporan keuangan hingga
menyajikan hasil analisis laporan keuangan serta melihat kinerja keuangan secara
lebih komperhensif.
Kata Kunci : Kesiapan dan persepsi keuangan, ukuran perusahaan, aplikasi
informasi
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi di dunia semakin
maju yang dibuktikan dengan munculnya banyak
perangkat teknologi sebagai sarana penunjang
hidup masyarakat. Perkembangan yang terjadi pada
bidang informasi akuntansi menyebabkan
berkembangnya kebutuhan informasi bagi pihak
pihak yang berkepentingan dan dibutuhkannya
proses serta kinerja yang berkualitas dalam
menghasilkan informasi, terutama informasi
keuangan yang akurat dan tepat waktu.
Sistim Informasi Akuntansi (SIA) lembaga-
lembaga atau unit-unit bisnis telah banyak
berkembang. SIA yang didukung oleh teknologi
informasi terbaru atau yang disebut Sistem
Informasi Akuntansi berbasis komputer
berkembang untuk memudahkan user dalam
menghasilkan informasi keuangan yang handal,
akurat dan tepat waktu. SIA merupakan suatu
kerangka pengkordinasian sumber daya untuk
mengubah input berupa data yang bernilai
ekonomis menjadi suatu keluaran berupa informasi
keuangan yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi
akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(Utari W,A, 2014).
Salah satu unit bisnis yang saat ini juga sudah
menggunakan teknologi dalam pengelolaan
usahanya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). UMKM adalah usaha bisnis yang
dijalankan individu, rumah tangga atau badan usaha
ukuran kecil. Penggolongan UMKM lazimnya
dilakukan dengan batasan omset per tahun, jumlah
kekayaan atau asset, serta jumlah karyawan.
UMKM memiliki peranan sangat penting dalam
perekonomian negara. Ini karena sektor UMKM
adalah penyumbang PDB terbesar, paling banyak
menyerap lapangan kerja, serta relatif tahan
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
94
terhadap krisis keuangan (Chaerini. A., 2018).
Mengingat pentingnya peran UMKM, perlu
pengelolaan yang lebih professional terutama dalam
mengelola keuangan dan asset yang dimiliki.
Salah satu bentuk perwujudan UMKM yang
professional adalah dengan melakukan pengelolaan
keuangan dan asset menggunakan Sistem
infrormasi akuntansi berbasis komputer. SIA
berbasis komputer merupakan sistem yang
memproses data dan transaksi untuk menghasilkan
informasi yang berguna untuk perencanaan,
pengendalian dan sebagai dasar pengambilan
keputusan (Ningrum, dkk. 2017). Penggunaan SIA
terkomputerisasi ini sangat penting, terlebih saat ini
Bank Indonesia adalah mendorong akses keuangan
para pelaku UMKM, sehingga perlu akuntabilitas
keuangan yg dapat diandalkan yg mampu dihasil-
kan dengan penggunaan SIA terkomputerisasi.
Pentingnya penggunaan SIA terkomputerisasi
belum direspon cepat oleh kebanyakan UMKM.
Masih banyak UMKM yang belum memahami arti
penting SIA yang terimplementasi dalam
penciptaan laporan keuangan. Struktur industri di
Indonesia menunjukkan jumlah perusahaan kecil,
menengah dan koperasi justru lebih banyak di
bandingkan dengan perusahaan besar (Ismail dan
Mat., 2009). Tetapi, pada saat ini banyak UMKM
yang mengalami kesulitan untuk memperoleh kredit
(Hakiki. Arista., dkk 2020). Terbatasnya akses
terhadap pembiayaan dan kredit untuk UMKM
terlihat dari rendahnya alokasi pinjaman yang
diterima sektor tersebut, berdasarkan data Asian
Development Bank pada tahun 2014 menunjukkan
bahwa UMKM hanya menerima sebesar 18,9
persen dari seluruh total pinjaman perbankan yang
beredar di tahun 2012 (Chaerini. A., 2018). UMKM
kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank, karena
bank menginginkan proses akuntabilitas pencatatan
transaksi keuangan secara andal dan tepat. UMKM
masih belum banyak yang menggunakan aplikasi-
aplikasi SIA yang ada. UMKM belum memahami
tentang pembukuan dan laporan keuangan karena
bagi mereka yang terpenting adalah mendapatkan
keuntungan dari usahanya (Auyar. A., 2013).
Padahal untuk mendapatkan permodalan dari
perbankan, UMKM perlu memenuhi salah satu
syarat administratif berupa adanya laporan
keuangan minimal neraca dan laporan laba rugi
(Edison. Dkk., 2012) yang handal yang dapat
dihasilkan dengan penggunaan beberapa aplikasi
SIA. Oleh sebab itu perlu mengkaji faktor atau
determinan yang mempengaruhi UMKM dalam
menerapkan atau menggunakan aplikasi pencatatan
informasi keuangan.
Technology Acceptance Model (TAM) dan
model technology organization environment (TOE)
merupakan dua model yang menjelaskan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pengadopsian
suatu inovasi teknologi. Technology Acceptance
Model (TAM) merupakan model yang memprediksi
penerimaan teknologi informasi (Palupi. Dkk.,
2012). TAM menjelaskan bagaimana pengguna
teknologi menerima dan menggunakan teknologi
dalam melakukan pekerjaan. Terdapat faktor utama
dalam penerimaan pengguna (user acceptance)
salah satunya adalah yaitu persepsi kegunaan
(perceived usefulness) yang sejalan dengan hasil
penelitian Syaninditha & Setiawan, (2017).
Model TOE mencakup tiga jenis konteks suatu
perusahaan yang mempengaruhi proses yang
mengadopsi dan menerapkan inovasi teknologi:
konteks teknologi, konteks organisasi dan konteks
lingkungan. konteks organisasi menjelaskan
langkah-langkah organisasi seperti struktur
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
95
pengambilan keputusan dan proses komunikasi
dengan manajemen puncak, kesiapan organisasi,
Ukuran organisasi dan organisasi budaya kerja
terhadap mengadopsi inovasi TI baru (Rosli et al.,
2012).
Penelitian yang dilakukan Habiba., dkk (2016)
menyatakan bahwa biaya sistem akuntansi
komputerisasi terdiri dari biaya peralatan, biaya
perakitan, biaya instalasi dan biaya pengujian. Staf
khusus yang terlatih diperlukan untuk mengoperasi-
kan sistem. Oleh karena itu, biaya pelatihan yang
besar dikeluarkan untuk memahami penggunaan
hardware dan software secara terus-menerus karena
jenis hardware dan software yang lebih baru
diperlukan untuk memastikan keefektifan dan
keefisienan penggunaan sistem akuntansi
komputerisasi. Jadi ketersediaan biaya dalam
pengadaan aplikasi pencatatan informasi keuangan
menjadi faktor penting.
Penelitian ini mencoba menguji beberapa
determinan yang mempengaruhi UMKM dalam
mengaplikasikan pencatatan informasi keuangan.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang dilakukan Habiba dkk (2019);
Syaninditha dan Setiawan (2017); Chaerini aninda
(2018); Kurnia., dkk (2015); Mutia, A.H (2016);
Ningrum., dkk (2017). Penelitian ini mencoba
mengkompilasi model teori TAM dan TOE dalam
satu model penelitian untuk menguji determinan
yang mempengaruhi adopsi Aplikasi Pencatatan
Informasi Keuangan (APIK) pada UMKM.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kesiapan keuangan berpengaruh
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan pada UMKM?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan pada UMKM?
3. Apakah persepsi kegunaan berpengaruh
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan pada UMKM?
METODE PENELITIAN
Jenis Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, yang mengkonfirmasi keandalan teori
sehingga dapat dibuat beberapa kesimpulan
penelitian. Desain penelitian ini adalah
menggunakan survey dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden secara langsung
maupun secara tidak langsung melalui media
online.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM
yang ada di Bengkulu. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a) UMKM yang terdaftar didinas Koperasi dan
UMKM provinsi Bengkulu.
b) UMKM yang memiliki jumlah karyawan
minimal 1 orang.
c) UMKM yang memiliki penghasilan minimal Rp
1.000.000,-
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode survey penyebaran
kuesioner. Kuesioner dibagikan ke responden
secara langsung dan tidak langsung menggunakan
link google doc. Jawaban responden terhadap
kuesioner yang dibagikan merupakan data primer
yang akan diolah dalam penelitian.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
96
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences). SPSS merupakan aplikasi
yang bias digunakan untuk mengolah data statistic
dalam suatu penelitian (Ghozali Imam., 2018).
Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan mengguna-
kan analisis statistik deskriptif, uji kualitas data dan
uji hipotesis. Analisis statistik deskriptif berguna
untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varian, maksimum, minimum. Uji kualitas
data dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan valid dan reliabel, sebab
kebenaran data yang diolah sangat menentukan
kualitas hasil penelitian. Uji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk
melihat kelayakan model penelitian, hubungan
secara parsial dan simultan variabel independen dan
dependen.
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Berikut disajikan Tabel 3.1 Statistik Deskriptif
yang menggambarkan deskriptif dari data
penelitian:
Tabel 3.1
Statistik Deskriptif
Variabel N
Kisaran Teoritis Kisaran aktual
Min Mak Mean Min Mak Mean Std. Deviasi
KK 65 6 30 18 12.00 30.00 18.69 6.857
PK 65 4 20 12 9.00 20.00 16.64 2.791
Frequency Percent
UK
kategori 1 Usaha mikro yaitu UMKM yang
berpenghasilan Mak Rp 25 juta 57 87,7
kategori 2 Usaha kecil yaitu UMKM yang
berpenghasilan >Rp 25 juta – Rp 200 juta 8 12,3
kategori 3 Usaha menengah yaitu UMKM yang
berpenghasilan Rp 200 juta – Rp 4 M 0 0
Total 65 100
Frequency Percent
Adopsi
APIK
UMKM yang menggunakan sistem pencatatan akuntansi
secara manual 55 84,62
UMKM yang menggunakan sistem pencatatan akuntansi
secara komputerisasi 10 15,38
Total 65 100
Sumber: Data primer diolah 2021
Berdasarkan tabel 3.1, variabel kesiapan
keuangan (KK) dan persepsi kegunaan (PK) pada
kisaran actual memiliki nilai mean lebih besar dari
pada mean kisaran teoritis. Ini mengindikasikan
bahwa secara rata-rata responden menjawab cukup
setuju dan setuju atau pada skala 3 dan 4. Hal ini
mengindikasikan bahwa mayoritas UMKM di
Bengkulu cukup setuju dalam mempersiapkan
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
97
keuangan untuk perbaikan sistem, palatihan
pegawai dan pengembangan jaringan modern.
Selanjutnya UMKM juga setuju bahwa APIK
dapat meningkatkan efektivitas, meningkatkan
kecepatan, meningkatkan produktivitas, dan
membantu dalam membuat dan mengolah laporan
keuangan pada UMKM. Terkait ukuran perusahaan,
rata-rata UMKM di Bengkulu mayoritas
berpenghasilan dibawah Rp 25 juta dan tergolong
kedalam usaha mikro. Secara aktual terlihat bahwa
rata-rata UMKM di Bengkulu masih terbilang
kurang baik, dikarenakan sistem pencatatan
akuntansinya masih menggunakan sistem
pencatatan manual sehinggga dapat menimbulkan
besarnya peluang terjadinya kesalahan dalam
pencatatan dan waktu yang digunakan belum
efisien.
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Tabel 3.2
Hasil Uji validitas
No Variabel Korelasi
Pearson
Sig.
(2-tailed) Ket.
1 Kesiapan keuangan
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
0,898
0,936
0,959
0,963
0,947
0,946
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
2 Persepsi kegunaan
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
0,761
0,865
0,835
0,881
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 3.2, semua item pernyataan
untuk variabel kesiapan keuangan dan persepsi
kegunaan, memiliki nilai pearson correlation
bernilai positif dengan signifikansi masing-masing
variabel 0,000 maka, dapat disimpulkan bahwa
semua variabel penelitian sudah valid.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Jumlah
instrumen
Cronbach’s
Alpha
Keterangan
1 Kesiapan
keuangan 6 0,974 Reliabel
2 Persepsi
kegunaan 4 0,874 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2021
Berdasarkan pada tabel 3.3 diatas, dapat dilihat
bahwa item pernyataan kuisioner variabel kesiapan
keuangan dan persepsi kegunaan diperoleh hasil
dari nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai
0,70. Jadi, dapat diartikan bahwa variabel kesiapan
keuangan dan persepsi kegunaan dalam penelitian
ini reliabel atau konsisten.
3. Uji Asumsi Klasik
Semua data terkait variable kesiapan keuangan
dan persepsi kemudahan adopsi APIK sudah
memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
dilakukan berupa uji normalitas dan uji
multikolinieritas.
Uji Hipotesis
Berikut disajikan tabel 3.4 resume hasil
pengujian hipotesis yang dilakukan mengguna
Analisis regresi logistik.
Tabel 3.4
Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien Sig Hasil
Constant -28.331 0.006
Kesiapan Keuangan 0.545 0.003 Diterima
Ukuran Perusahaan -2.796 0.084 Ditolak
Persepsi Kegunaan 0.553 0.046 Diterima
Cox & Snell R Square 0,277
Nagelkerke R Square 0,480
Overall Fit Model 1.751
Sig. 0.972
Sumber: Data Diolah 2021
Berdasarkan tabel 3.4 diatas, variabel kesiapan
keuangan memiliki nilai signifikan 0.003 lebih kecil
dari 0.05 dan nilai koefisiennya menunjukkan
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
98
angka yang positif. Hasil ini menunjukkan bahwa
variabel kesiapan keuangan berpengaruh positif
terhadap adopsi Aplikasi Pencatatan Informasi
Keuangan sehinggan hipotesis 1 diterima.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai
signifikan sebesar 0.084 lebih besar dari 0.05 yang
artinya variabel ukuran perusahaan ini tidak
berpengaruh terhadap adopsi Aplikasi Pencatatan
Informasi Keuangan dan hipotesis 2 ditolak.
Variabel persepsi kegunaan memiliki nilai
signifikan sebesar 0.046 dan nilai koefisien yang
menunjukkan angka yang positif. Nilai ini dapat
menjelaskan bahwa variabel persepsi kegunaan ini
berpengaruh positif terhadap adopsi Aplikasi
Pencatatan Informasi Keuangan dan hipotesis 3
diterima.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Kesiapan Keuangan Terhadap
Adopsi Aplikasi Pencatatan Informasi
Keuangan
Hasil penelitian menunjukan kesiapan
keuangan berpengaruh positif terhadap adopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan. Hasil ini
menunjukan bahwa semakin tinggi persiapan biaya
untuk perbaikan sistem, untuk pelatihan pegawai,
dan pengembangan jaringan modern, maka akan
semakin tinggi tingkat adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan tersebut.
Pengaruh positif dari kesiapan keuangan
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan ini bisa dilihat bahwa responden
memahami semua item pernyataan kuesioner
penelitian. Dari semua jawaban responden tersebut,
yang paling berpengaruh dalam adopsi aplikasi
pencatatan informasi keuangan adalah sumber daya
keuangan dan alokasi keuangan untuk pelatihan
pegawai. Sedangkan faktor anggaran untuk
peningkatan sistem, alokasi keuangan untuk
perbaikan infrastruktur dan pengembangan jaringan
memiliki pengaruh yang biasa saja. Hal ini
dikarenakan masih kurangnya kesadaran responden
untuk mengalokasikan keuangan mereka dalam
meningkatkan sistem pencatatan akuntansi manual
UMKM menuju terkomputerisasi. Dilihat dari
semua jawaban responden, rata-rata jawaban
terdapat pada angka 3 yang artinya kesiapan
keuangan memberikan pengaruh terhadap adopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Kesiapan keuangan sebagai salah satu variabel
yang mempengaruhi adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan juga sejalan dengan kerangka
TOE (technology organization environment).
Seperti dalam penjelasan kerangka TOE
menyatakan bahwa inovasi bergantung pada kondisi
organisasi, lingkungan industri, dan perkembangan
teknologi. Kesiapan keuangan pada penelitian ini
dimasukan dalam konteks organisasi (kesiapan
organisasi). selain itu, Wan ismail dan Ali (2013)
mengemukakan bahwa kesiapan keuangan adalah
masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam
adopsi inovasi. Dalam hal ini, dimana pelaku
UMKM memutuskan untuk menganggarkan biaya
untuk perbaikan sistem, pelatihan pegawai dan
pengembangan jaringan.
Hasil penelitin ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh pan dan jang
(2008), rosli et al (2012) dan habiba (2019). Semua
penelitian yang telah dilakukan tersebut,
menghasilkan hasil yang sama dengan penelitian
ini, yaitu bahwa variabel kesiapan keuangan
memiliki pengaruh positif terhadap adopsi SI APIK.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
99
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Adopsi Aplikasi Pencatatan Informasi
Keuangan
Hasil penelitian menunjukan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan. Hal
ini menujukan bahwa semakin tinggi ukuran
UMKM tidak dipengaruhi oleh tingginya tingkat
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Ukuran perusahaan merupakan nilai besar
kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini
ukuran perusahaan diukur dengan mengkategorikan
omzet penjualan UMKM perbulan. Ukuran
perusahaan dalam penelitian ini bertujuan untuk
melihat seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan dengan mengukur omzet penjualan yang
dihasilkan UMKM.
Penelitian ini menghasilkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap adopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan. Dengan
demikian, tidak terbukti bahwa ukuran perusahaan
mempengaruhi adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan dengan cara meningkatkan omzet
pejualan UMKM sebagaimana dalam kerangka
TOE.
Pengaruh ukuran perusahaan dalam penelitian
ini bisa dilihat dari jawaban kuesioner yang sudah
disebarkan. Berdasarkan jawaban kuesioner,
variabel ukuran perusahaan menghasilkan nilai
yang menunjukan bahwa mayoritas UMKM yang
ada di Bengkulu memiliki omzet penjualan dibawah
Rp 25 juta dan tergolong dalam usaha mikro.
Hasil penelitian yang didapatkan, menunjukan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan. Hal ini dikarenakan ada beberapa
UMKM yang memiliki omset yang rendah dan
tergolong kedalam usaha mikro namun UMKM
tersebut sudah melakukan sistem pencatatan
akuntansi secara terkomputerisasi dan sebaliknya
ada UMKM yang sudah tergolong kedalam usaha
kecil yang memiliki omzet > Rp 25 juta – Rp 200
juta namun UMKM tersebut masih menggunakan
sistem pencatatan akuntansi secara manual.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Tilahun. M., (2019) dan
habiba (2019) yang menjelaskan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap adopsi
CAIS. Jadi, dapat dikonfirmasi bahwa semakin
tinggi atau besarnya ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi tingkat adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan.
3. Pengaruh Persepsi Kegunaan Terhadap
Adopsi Aplikasi Pencatatan Informasi
Keuangan
Hasil penelitian menunjukan persepsi
kegunaan berpengaruh positif terhadap adopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan. Hasil ini
menunjukan bahwa semakin tinggi persepsi
kegunaan tentang sistem informasi akuntansi
terkomputerisasi, maka akan semakin tinggi tingkat
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan
tersebut.
Santoso (2010) mengemukakan bahwa
persepsi kegunaan sebagai sejauh mana seseorang
meyakini bahwa penggunaan sistem informasi
tertentu akan meningkatkan kinerja. Hal ini
menunjukan bahwa persepsi kegunaan merupakan
suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan. Ini artinya bahwa semakin besar tingkat
persepsi kegunaan seseorang dan merasa percaya
bahwa sistem tersebut berguna maka semakin tinggi
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
100
pula tingkat adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan tersebut.
Persepsi kegunaan yang memiliki pengaruh
positif terhadap adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan ini sesuai dengan jawaban
kuesioner responden pada penelitian ini. Dalam hal
ini, responden telah menjawab semua item
pernyataan kuesioner mengenai persepsi kegunaan.
Dari semua item pernyataan kuesioner tersebut,
jawaban responden menunjukan bahwa responden
memiliki pesepsi kegunaan yang tinggi mengenai
efektifitas, meningkatkan kecepatan, meningkatkan
produktivitas dan manfaat untuk tugas dan
pekerjaan dalam membuat dan mengolah laporan
keuangan. Dari semua item pernyataan tersebut,
semua jawaban responden rata-rata berada pada
angka 4 yang dapat disimpulkan bahwa UMKM
memiliki persepsi kegunaan yang tinggi mengenai
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Persepsi kegunaan sebagai salah satu variabel
yang mempengaruhi adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan juga sejalan dengan teori TAM.
Dalam hal ini dimana pelaku UMKM untuk
memutuskan mengadopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan atau tidak, apabila pelaku
UMKM semakin percaya akan persepsinya
terhadap kegunaan adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan maka hal ini akan menjadikan
pelaku UMKM tersebut untuk melakukan adopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Andrian, dkk
(2014) yang meneliti tentang analisis pengaruh
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan sikap
penggunaan terhadap minat perilaku penggunaan
billing system. Dalam penelitian ini menghasilkan
persepsi kegunaan mempengaruahi minat wajib
pajak dalam menggunakan billing system.
Penelitian Syaninditha dan Setiawan (2017)
yang berjudul “Pengaruh Persepsi Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, Faktor Sosial, dan Kondisi
yang Memfasilitasi Terhadap Minat Penggunaan E-
filling”. Penelitian menghasilkan bahwa variabel
persepsi kegunaan berpengaruh positif signifikan
terhadap minat perilaku wajib pajak orang pribadi
dalam penggunaan e-filling.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berikut beberapa kesimpulan yang dapat
dihasilkan dari penelitian ini:
1. Kesiapan keuangan berpengaruh positif terhadap
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Semakin besar kesiapan keuangan UMKM,
maka akan semakin tinggi untuk mengadopsi
aplikasi pencatatan informasi keuangan pada
UMKM di Bengkulu.
2. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif
terhadap adopsi aplikasi pencatatan informasi
keuangan. Semakin tinggi ukuran perusahaan
tidak mempengaruhi adopsi aplikasi pencatatan
informasi keuangan pada UMKM di Bengkulu.
3. Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap
adopsi aplikasi pencatatan informasi keuangan.
Semakin tinggi persepsi kegunaan pelaku
UMKM, maka akan semakin tinggi untuk
mengdaposi aplikasi pencatatan informasi
keuangan pada UMKM di Bengkulu.
Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut:
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
101
1. Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah
referensi lebih lagi mengenai adopsi aplikasi
pencatatan informasi keuangan agar semakin
luas pengetahuan mengenai aplikasi pencatatan
informasi keuangan.
2. Diharapkan pihak terkait untuk mengupdate data
UMKM terutama untuk contact person, agar
memudahkan peneliti menghubungi responden
pada saat membuat janji.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan
metode eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Andrian Agus, Kertahadi, Susilo Heru. (2014).
Analisis pengaruh persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan, dan sikap penggunaan terhadap
minat perilaku penggunaan billing system
(studi pada wajib pajak kantor pelayanan pajak
pratama malang utara), Jurnal Administrasi
Bisnis, 1-10.
Auvar Arialdi. (2013). Faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM (survei pada
perusahaan rekanan PT.PLN (persero) dikota
bandung, Skripsi. Bandung: Sarjana ekonomi
Universitas Widyatama.
Chaerini aninda. (2018).Kajian penggunaan
software akuntansi dengan pendekatan
technology acceptance model (TAM) (studi
pada UMKM dikota malang), Skripsi. Malang:
Sarjana ekonomi Universitas Islam Negeri
Maulana Ibrahim.
Edison Gwangwava, Manuere Faitira, Joseph
Mabvure, Gutu Kuadakwashe. (2012).
Evaluation Of Faktors Influencing Adoption
Of Accounting Information System By Small
To Medium Enterprises In Chinhoyi, Journal
of contemporary research in business, 4 (6),
1126-1141
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis
Miltivariate dengan Program IBM SPSS 25”.
Semarang: Badan Penerbit – Undip.
Habiba, Y., Azhar, M. N., Annuar, B. M.N.,
Mastora, Y. (2019). Computerized Accounting
Information System Adoption Among Small
and Medium Enterprises in Addis Ababa,
Ethiopia. International Journal of Accounting,
Finance and Business (IJAFB), 4(19), 44 - 60.
Hakiki. Arista., dkk. 2020. Penggunaan Sistem
Informasi Akuntansi untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Desa Kota Daro,
Kabupaten Ogan Ilir. Sricommerce: Journal of
Sriwijaya Community Services. 1 (1); 55-62,
2020.
Ismail, N., & Mat Zin, R. (2009). Dengan
menggunakan Accounting Information among
Malaysian Bumiputra Small and Medium Non-
Manufacturing Firms. Journal of Enterprise
Resources Planning Studies, 1-7.
Kurnia, S., Choudrie, J., Mahbubur, R., &
Alzagooul, B. (2015). E-commerce technology
adoption : A Malaysian grocery SME retail
sector study . Journal of Business Research.
68(9), 1906–1918.
Mutiha, A. H. (2016). Analisis Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Di Universitas : Studi
Kasus Pada Universitas Indonesia. 4(2), 12-27
Ningrum Azfrizda Yuhan Diwanti Karlinda. (2017).
Analisis implementasi sistem informasi
akuntansi komputerisasi pada kantor
pelayanan pajak pratama karanganyar,
Skripsi. Surakarta: Sarjana Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
Palupi, Majang dan Heru Kurnianto Tjahjono.
(2012). Aplikasi Technology Acceptance
Model (Tam) Dengan Mempertimbangkan
Gender Pada Perilaku Penggunaan Internet.
Universitas Muhammad iyah Yogyakarta.
Pan, M., & Jang, W. (2008). Determinants of the
adoption of enterprise resource planning
kategori technology-organization-environment
framework: Taiwan s communications
industry. The Journal of Computer technology-
organization-environment framework: Taiwan
s communications industry. The Journal of
Computer Information Systems, 48 ( 3), 94-
102.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
102
Rosli, K., Yeow, P., & Siew, E. (2012). Faktors
influencing audit technology acceptance by
audit firms: a new I-TOE adoption framework.
Journal of Accounting and Auditing: Research
& Practice, pp. 1-11. http://doi.org/10.
Santoso budi. (2010). Pengaruh perceived
usefulness, perceived ease of use, dan
perceived enjoyment terhadap penerimaan
teknologi informasi (studi empiris di
kabupaten sragen), Jurnal Studi Akuntansi
Indonesia,1-15.
Syaninditha Sang Ayu Putu, Setiawan Putu Ery.
(2017). Pengaruh persepsi kegunaan, persepsi
kemudahan, faktor sosial, dan kondisi yang
memfasilitasi terhadap minat penggunaan e-
filing, E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 21(1): 86-115.
Tilahun Manchilot. (2019). A Review on
Determinants of Accounting Information
System Adoption, Jurnal Sains Bisnis dan
Manajemen, 7 (1): 17-22.
Utari Widyaningdyah Agnes. (2014). Adopsi sistem
informasi akuntansi pada usaha kecil dan
menengah: sudahkah selaras? Studi empiris
pada usaha kecil dan menengah di surabaya
dan sekitarnya, Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 11 (1) : 82-101.
Wan Ismail, N. & Ali, A. (2013). Conceptual
Model for Examining the Faktors That
Influence the Likelihood of Computerized
Accounting Information System (cais)
Adoption Among Malaysian SMEs It / Is
Adoption. Journal of Information Technology
and Business Management.15 ( 1), 122-151.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
103
PERKEMBANGAN DANA OTONOMI KHUSUS ACEH 2008-2019
Adnan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Landasan hukum dana otonomi khusus Aceh adalah Undang-Undang No. 11 Tahun
2006 yaitu tentang Pemerintah Aceh. Dana otonomi khusus Aceh merupakan dana
Pemerintah Pusat yang diberikan kepada Pemerintah Aceh sebagai sumber penerimaan
yang dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian Pustaka dengan
mengumpulkan dokumen yang berkenaan dengan dana otonomi khusus Aceh. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa selama 12 tahun dana otonomi khusus Aceh sudah
ditransfer sebanyak Rp. 73,326 Triliun oleh pemerintah pusat dengan rata-rata Rp.
6,110 Triliun per tahun. Kontribusi dana otonomi khusus Aceh terhadap APBA rata-
rata sebesar 51,57% setiap tahun yang berarti bahwa APBA memiliki ketergantungan
yang sangat besar terhadap dana otonomi khusus dari pemerintah pusat.
Kata Kunci : Dana Otonomi Khusus Aceh, APBA
ABSTRACT
The legal basis for the special autonomy fund of Aceh is Undang-Undang No. 11 of
2006 concerning the Aceh Government. The special autonomy fund of Aceh is a
Central Government fund given to the Aceh Government as a source of revenue given
to the Aceh Revenue and Expenditure Budget (APBA). The research method used in
this study is a library study by collecting documents relating to the special autonomy
fund of Aceh. The results of this study indicate that special autonomy funds of Aceh
have amounted to Rp. 73,326 Trillion for 12 years provided by the Central
Government with an average of Rp. 6.110 Trillion. The contribution of the special
autonomy funds of Aceh to the APBA is an average of 51.57% annually, which means
the APBA has a high dependence on special autonomy funds from the central
government.
Keywords: Special Autonomy Fund of Aceh, APBA
PENDAHULUAN
Aceh merupakan salah satu provinsi yang
bersifat istimewa dan mendapatkan kewenangan
khusus dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
untuk mengurus pemerintahan dan kepentingan
masyarakat sesuai dengan perundang-undangan.
Hal ini dilatarbelakangi oleh faktor pergolakan
politik yang panas, konflik kekerasan bersenjata
selama bertahun-tahun yang menyebabkan jatuhnya
korban tewas baik warga sipil maupun aparat
keamanan negara, kerugian moril dan materiil yang
besar, serta adanya dugaan pelanggaran HAM
(Suharyo, 2016). Oleh karena itu Pemerintah
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka membuat
kesepakatan Memorandum of Understanding
(MoU) pada 15 Agustus 2005 di Helsinki.
Penandatanganan perjanjian damai ini menyebab-
kan status otonomi khusus dan suntikan dana besar-
besaran untuk wilayah Aceh (Basri dan Nabiha,
2014).
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
104
Pemberlakuan Aceh sebagai daerah otonomi
khusus berpedoman pada UU No 18 tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah
Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan UU No 11 tahun 2006 (Sukirno,
1996 dalam Mediyanti, 2019). Berdasarkan UU No.
11 tahun 2006 pasal 183 (2) dalam, pengalokasian
dana otonomi khusus memiliki jangka waktu 20
(dua puluh) tahun, dengan rincian tahun pertama
sampai dengan tahun kelima belas memiliki besaran
setara 2% (dua persen) plafon Dana Alokasi Umum
(DAU) Nasional. Sedangkan untuk tahun keenam
belas sampai dengan tahun kedua puluh, besarannya
setara 1% (satu persen) dari plafon DAU Nasional.
Penerimaan Dana Otonomi Khusus Aceh
(DOKA) bagi Pemerintah diharapkan dapat menjadi
stimulus peningkatan kesejahteraan masyarakat
Aceh (Ananto dkk, 2020; Mediyanti, 2019). Selain
itu, DOKA juga ditujukan untuk mengejar
ketertinggalan pembangunan daerah dengan
memperhatikan keseimbangan kemajuan
pembangunan antar kabupaten/kota (Syafei, 2013
dalam Taurina dkk, 2015). Namun, hal tersebut
kurang sejalan dengan hal yang diharapkan oleh
Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Aceh.
Cahyono (2016) menyatakan bahwa secara
ekonomi pembangunan belum berjalan maksimal
dan kesejahteraan rakyat secara umum belum
mengalami peningkatan.
DOKA dari tahun 2008 hingga 2021 secara
akumulatif telah mencapai senilai 89.36 triliun
rupiah yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat
untuk Aceh, dalam jangka waktu tiga belas tahun
terakhir. Dengan dana yang sangat besar idealnya
mampu memberikan dampak positif pada Aceh.
Akan tetapi pada data Biro Pusat Statistik (BPS)
tahun 2020 Aceh menempati urutan ke enam
dengan tingkat persentasi kemiskinan tertinggi dari
berbagai daerah lain di Indonesia, yaitu persentase
penduduk miskin sebesar 15,43%. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa dana otonomi khusus yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat belum mampu
menekan angka kemiskinan di Aceh.
Selain itu, hasil pemeriksaan BPK terhadap
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Aceh tahun 2008-2018 terkait Dana Otonomi
Khusus Aceh terdapat 10 temuan dan 41
rekomendasi senilai 32,38 miliar rupiah. 10
rekomendasi sudah ditindaklanjuti dan 15
rekomendasi sebesar 132,15 juta rupiah sedang
dalam penyelesaian. Sedangkan, masih terdapat 16
rekomendasi senilai 32,25 miliar rupiah yang masih
belum ditindaklanjuti oleh Pemerintah Aceh.
Seperti halnya, tahun 2017 diperoleh temuan oleh
hasil pemeriksaan BPK LKPD terkait Penyerapan
Dana Ekonomi Khusus se-Provinsi Aceh TA 2017
tidak optimal dan pengelolaan sisa dana Otonomi
Khusus alokasi Pemerintah Aceh tidak sesuai
dengan Peraturan Geburnur Aceh Nomor 79 Tahun
2013. Kemudian pada tahun 2018, temuan Dana
Otonomi Khusus Aceh pada pemeriksaan BPK RI
tahun 2018 terkait dengan kelebihan pembayaran
atas 31 paket pekerjaan pada delapan SKPA sebesar
Rp3.399.256.227,87.
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (2006)
dalam Hasan dan Nabiha (2014) menunjukkan
bahwa lembaga pemerintah daerah di Aceh tidak
memiliki kapasitas untuk mengelola dan
menggunakan sumber daya tersebut secara efektif.
Kemudian, pengelolaan DOKA secara sentralisasi
oleh Pemerintah Aceh dalam implikasinya tidak
berjalan dengan efektif, proses transparansi
keuangan tidak dijalankan sejalan dengan prinsip-
prinsip Good Governance, sehingga hal ini
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
105
menunjukkan buruknya pengelolaan dana otonomi
khusus di Provinsi Aceh (Syafei, 2013 pada Taurina
dkk 2015).
TINJAUAN PUSTAKA
Dana Otonomi Khusus
Dalam Pasal 183 ayat 2 Undang-Undang N0.
11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dana
otonomi khusus diberikan selama 20 (dua puluh)
tahun dimulai dari tahun 2008. Berkaitan besaran
dana yang diberikan, dari tahun pertama sampai
kelima belas (2008-2022) besarnya setara dengan 2
persen dari plafon Dana Alokasi Umum (DAU)
Nasional. Sedangkan sejak tahun keenam belas
sampai kedua puluh (2023-2028) besaran dana
setara dengan 1 persen dari plan DAU Nasional.
Dana otonomi khusus memiliki peranan yang
besar dalam pembangunan di Aceh. Hal ini dapat
dilihat dari kontribusi dana otonomi khusus yang
mencapai sekitar 50 persen dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Walaupun demikian, dana otonomi khusus
nampaknya belum begitu maksimal dipergunakan
(Sanur, 2019). Selain itu, tingkat kemiskinan di
Aceh juga masih begitu memprihatinkan. Padahal
keistimewaan dana otonomi khusus sangat
diharapkan dapat menunjang perekonomian
masyarakat Aceh.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No. 26 Tahun 2009 Pasal 1 (26), dana otonomi
khusus adalah dana yang dialokasikan untuk
membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu
daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan
Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi
Undang-Undang dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Yani
(2009) menyeburkan bahwa ada beberapa alasan
yang menjadi konsideran terwujudnya UU No. 11
Tahun 2006 yaitu:
1. Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) menurut Undang-Undang
Dasar Negara Reoublik Indonesia 1945
menghormati dan mengakui pemerintahan
daerah yang bersifat khusus/istimewa
sebagaimana diatur dalam undang-undang.
2. Aceh merupakan pemerintahan daerah yang
bersiat khusus/istimewa terkait dengan sejarah
perjuangan masyarakat Aceh.
3. Memiliki pandangan hidup yang islami sehingga
mewujudkan budaya Islam yang kuat sebagai
daerah modal bagi Indonesia.
4. Bencana gempa bumi dan tsunami telah
membentuk solidaritas bangsa dalam
membangun Aceh serta menyelesaikan konflik
secara damai.
Dana Otonomi Khusus Aceh diarahkan
penggunaannya untuk mendanai pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi
rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan
pendidikan, sosial, dan kesehatan, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh, berlaku untuk jangka waktu 20
(dua puluh) tahun sejak tahun 2008, dengan rincian
untuk tahun pertama sampai dengan tahun kelima
belas besarnya setara dengan 2 (dua) persen dari
pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara nasional,
dan untuk tahun keenam belas sampai tahun
keduapuluh besarnya setara dengan 1 (satu) persen
dari pagu Dana Alokasi Umum (DAU) secara
nasional.
Untuk menindaklanjuti pelaksanaan dana
otonomi Aceh pemerintah Aceh telah membentuk
Rencana Induk Pemanfaatan Dana Otonomi Khusus
selama 20 tahun (2008-2027) melalui Peraturan
Gubernur Aceh No.78 tahun 2015 dan Jo Peraturan
Gubernur Aceh No.114 tahun 2018.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
106
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif, yaitu dengan melakukan
kajian pustaka. Pengumpulan data dari berbagai
literatur seperti buku, jurnal, artikel yang berkaitan
dengan penelitian. Sumber data diambil dari
dokumen Badan Akuntabilitas Keuangan Negara
DPR-RI dan laporan Pemerintah Aceh. Data dan
informasi yang didapatkan kemudian dianalisis
untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian.
HASIL PENELITIAN
1. Perkembangan Dana Otonomi Khusus Aceh
Selama 12 Tahun
Perkembangan penerimaan dana otonomi
khusus Aceh selama 12 tahun terakhir (2008-2019)
mengalami trend kenaikan. Secara lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Perkembangan Dana Otonomi Khusus Aceh
(2008-2019)
No Tahun Total Dana Otsus
(dalam Triliun)
Kenaikan
(%)
1 2008 Rp. 3,590 -
2 2009 Rp. 3,728 3,84%
3 2010 Rp. 3,849 3,24%
4 2011 Rp. 4,510 17,17%
5 2012 Rp. 5,479 21,48%
6 2013 Rp. 6,222 13,56%
7 2014 Rp. 6,824 9,67%
8 2015 Rp. 7,057 3,41%
9 2016 Rp. 7,707 9,21%
10 2017 Rp. 7,970 3,41%
11 2018 Rp. 8,030 0,75%
12 2019 Rp. 8,360 4,10%
Rata-Rata Rp. 6,110 T 7,489
Sumber: Diolah (2021)
Sesuai dengan tabel 1 di atas trend dana
otonomi khusus Aceh mengalami kenaikan
disebabkan oleh Dana Alokasi Umum (DAU)
Nasional juga mengalami kenaikan. Kenaikan yang
paling menonjol dapat dilihat pada tahun 2012 yaitu
sebesar Rp. 5,479 Triliun, mengalami kenaikan
sebesar 21,48% dari tahun 2011, dan kenaikan
paling rendah dapat dilihat pada tahun 2018 yaitu
dana otsus Aceh sebesar Rp. 8,030 Triliun yang
mengalami kenaikan sebesar 0,75% dari tahun
2017. Rata-rata dana otsus Aceh selama 12 tahun
dari 2008-2019 adalah sebesar Rp. 6,110 Triliun
dimana kenaikan rata-rata setiap tahun sebesar
7,48%.
2. Perkembangan Penerimaan Dana Otonomi
Khusus Dibanding dengan APBA
Perkembangan peneriman dana otonomi
khusus Aceh dibandingkan dengan pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA)
selama 12 tahun dapat dijelaskan pada tabel 2
berikut ini :
Tabel 2
Perkembangan Penerimaan Dana Otonomi
Khusus dibanding dengan APBA
No Tahun
Total
Dana
Otsus
(Milyar)
APBA
(Milyar)
Persentase
Dana
Otsus
1 2008 Rp. 3.590 Rp. 8.518 42,15%
2 2009 Rp. 3.728 Rp. 9.791 38,00%
3 2010 Rp. 3.849 Rp. 8.246 46,68%
4 2011 Rp. 4.510 Rp. 7.974 56,56%
5 2012 Rp. 5.479 Rp. 9.711 56,42%
6 2013 Rp. 6.222 Rp. 12.398 50,19%
7 2014 Rp. 6.824 Rp. 12.939 52,74%
8 2015 Rp. 7.057 Rp. 12.755 55,33%
9 2016 Rp. 7.707 Rp. 12.874 59,86%
10 2017 Rp. 7.970 Rp. 14.763 53,99%
11 2018 Rp. 8.030 Rp. 15.084 53,23%
12 2019 Rp. 8.360 Rp. 17.154 48,88%
Rata-
rata
pertahun
Rp. 6.111 51,57%
Sumber: BAKN DPR RI (2020)
Sesuai dengan tabel 2. di atas, dapat dijelaskan
bahwa perkembangan APBA Aceh selama 12 tahun
mengalami fluktuasi. Selama 12 tahun, adanya
trend penurunan pada tahun 2010, 2011, 2015, dan
2017. Sedangkan trend kenaikan pada tahun 2009,
2012, 2013, 2014, 2016, 2018, dan 2019. Rata-rata
APBA selama 12 tahun (2008-2019) adalah sebesar
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
107
Rp. 11,850 Triliun dimana APBA tertinggi pada
tahun 2019 sebesar Rp. 17,154 Triliun dan paling
rendah pada tahun 2011 sebesar Rp. 7,974 Triliun.
Persentase dana otonomi khusus yang paling
tinggi dibandingkan dengan APBA adalah tahun
2016 yaitu sebesar 59,86%, dan persentase yang
paling rendah adalah tahun 2009 yaitu sebesar 38%.
Apabila dilihat secara rata-rata sebagaimana
ditunjukkan pada tabel di atas dari tahun 2008
seenjak data otonomi khusus diberikan hingga
dengan tahun 2019 (12 tahun) adalah sebesar
51,57%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dana
otonomi khusus Aceh setiap tahun dapat menunjang
APBA sampai di atas 50%. Ini merupakan angka
yang besar dalam menunjang pelaksanaan
pembangunan di Aceh.
Realisasi Dana Otonomi Khusus Berdasarkan
Bidang Prioritas
Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA)
memiliki porsi alokasi yang berbeda dan belum ada
aturan yang terkait dengan alokasi setiap bidang
kecuali pada bidang Pendidikan yang sudah
ditetapkan dalam anggaran sebesar 20%. Sisa dari
anggaran infrastruktur dan Pendidikan dialokasikan
ke beberapa bidang yang telah ditetapkan
berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh
Nomor 9 Tahun 2017 pasal 10 (2). Untuk melihat
lebih rinci alokasi dana setiap bidang dapat dilihat
pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3
Alokasi Dana Otonomi Khusus Untuk Bidang Prioritas
Bidang Tahun (milliar Rp) Rata-Rata
2014 2015 2016 2017 2018 %
Infrastruktur 3,521.20 3,219.87 3,710.64 2,867.35 3,643.75 45.32
Pemberdayaan
Ekonomi Rakyat 548.56 775.59 961.39 941.53 767.25 10.95
Pengentasan
Kemiskinan 166.27 168.81 183.36 412.42 462.34 5.37
Pendidikan 1,569.85 1,677.46 1,582.49 2,014.28 1,624.27 21.15
Sosial 165.72 213.54 131.02 218.23 147.9 2.30
Kesehatan 806.8 889.48 956.62 1,280.06 1,178.77 13.02
Keistimewaan
Aceh 45.88 112.99 181.69 237.78 205.51 1.89
Total 6,824.28 7,707.21 7,971.65 8,029.79 7,198.50
Sumber: Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (2020)
Pada tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa alokasi
dana otonomi khusus Aceh sejak tahun 2014-2018
paling besar pada bidang infrastruktur sebesar
45,32%. Kemudian dibawah itu di bidang
Pendidikan sebesar 21,15%, bidang kesehatan
sebesar 13,02%, bidang pemberdayaan ekonomi
rakyat 10,95%, bidang pengentasan kemiskinan
5,37%, bidang sosial 2,30% dan bidang
keistimewaan Aceh sebesar 1,89%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasaan yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dana otonomi khusus Aceh merupakan sumber
penerimaan Pemerintah Aceh (APBA) sesuai
dengan acuan Undang-undang No.11 tahun 2006
tentang Pemerintah Aceh, yang digunakan untuk
membiayai pembangunan, terutama
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
108
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur,
dengan ekonomi rakyat, pengentasan
kemiskinan, serta pembinaan dibidang
pendidikan, sosial dan kesehatan.
2. Dana otonomi khusus Aceh akan diberikan
selama 20 tahun yaitu 2% dari DAU yaitu
selama 15 tahun dan sisanya 1% dari DAU
selama 5 tahun. Selama 12 tahun terakhir
pemerintah pusat sudah mengucurkan dana otsus
Aceh sebanyak Rp.73,326 Triliun atau rata-rata
setiap tahun sebesar Rp.6,110 Triliun.
3. Peranan dana otonomi khusus Aceh terhadap
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA)
adalah sangat besar, melebihi angka 50% dari
total APBA itu secara rata-rata selama 12 tahun
terakhir sebesar 51,58%.
4. Sesuai dengan Pergub No.78/2015, junto Pergub
No.114/2018, alokasi dana otsus Aceh
diperuntukkan untuk tujuh bidang prioritas
yaitu: bidang infrastruktur, pemberdayaan
ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan,
pendidikan, sosial, kesehatan dan bidang
keistimewaan aceh.
Saran
1. Diharapkan kepada Pemerintah Aceh
(Eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
(legislatif) harus sama-sama untuk menyamakan
persepsi untuk melobi Pemerintah Pusat dari
unsur DPR-RI, agar dana otonomi khusus Aceh
dapat diperpanjang kembali setelah berakhir
kontraknya tahun 2027 mendatang.
2. Dana otonomi khusus Aceh seharusnya harus
diprioritas untuk pekerjaan atau proyek-proyek
yang sifatnya monumental seperti halnya jalan
tembus provinsi, jalan tembus antar kabupaten,
pengembangan Mesjid Raya (bidang
infrastruktur), pengiriman program doktor untuk
1000 orang mahasiswa Aceh ke luar negeri
(bidang pendidikan), pengiriman 1000 orang
santri Aceh untuk melanjutkan pendidikan ke
Timur Tengah (bidang pendidikan)
pembangunan syariat Islam secara kaffah,
peningkatan ekonomi dan penurunan angka
kemiskinan dan proyek-proyek monumental
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ananto, E. A., Darma, T. S., Ridwan, N. M., &
Rizaldi, A. (2018). Satu Dasawarsa Otsus
Aceh Tahun Anggaran 2008 s.d. 2018.
Aziz, N. L. L., Zuhro, R. S., Cahyono, H., Suryani,
D., Aulia, D., Maulana, Y., & Tryatmoko, M.
W. (2016). Efektivitas Pengelolaan Dana
Otonomi Khusus dan Istimewa. Policy Paper.
Retrieved from
http://www.ipsk.lipi.go.id/index.php/galeri/do
wnload/category/23-policy-paper.
Badan Akuntabilitas Keungan Negara. (2020).
Penelaahan Atas Dana Otonomi Khusus
Provinsi Aceh.
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. (2021).
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa), 2018-
2020. Retrieved June 4, 2021, from
https://aceh.bps.go.id/indicator/23/41/1/jumlah
-penduduk-miskin.html
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. (2019).
Pertumbuhan IPM [metode baru] 2018-2020.
Badan Pusat Statistik Propinsi Aceh. (2021).
Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen),
2019-2021. Retrieved June 4, 2021, from
https://aceh.bps.go.id/indicator/6/206/1/tingkat
-pengangguran-terbuka.html
Basri, H., & Siti Nabiha, A. K. (2014).
Accountability of Local Government: the Case
of Aceh Province, Indonesia. Asia Pacific
Journal of Accounting and Finance, 3(1), 1–
14.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
109
Cahyono, H. (2016). Evaluasi Atas Pelaksanaan
Otonomi Khusus Aceh: Gagal
Menyejahterakan Rakyat dan Sarat Konflik
Internal. Jurnal Penelitian Politik, 9(2), 1–22.
CNN Indonesia. (2018). Kasus Dana Otsus Aceh,
Irwandi Didakwa Terima Suap Rp1,05 M.
Retrieved June 1, 2021, dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181
126182529-12-349379/kasus-dana-otsus-aceh-
irwandi-didakwa-terima-suap-rp105-m
Sanur, Debora L. (2020). Implementasi Kebijakan
Otonomi Khusus di Aceh. Politica Vol. 11 No.
1.
Gubernur Aceh. (2017). Peraturan Gubernur Aceh
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Tambahan Dana Bagi Hasil
Minyak Dan Gas Bumi Dan Dana Otonomi
Khusus. Banda Aceh: Gubernur Aceh.
Gubernur Aceh. (2018). Qanun Aceh Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi
Hasil Minyak Dan Bumi Dan Pengunnaan
Dana Otonomi Khusus. Banda Aceh: Gubernur
Aceh.
Menteri Keuangan Republik Indonesia. (2017).
Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 50/PMK.07/2017 Tentang
Pengelolaan Transfer Ke Daerah Dan Dana
Desa. Jakarta: Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Putra, E. J. (2014). Mewujudkan Kesejahteraan
Melalui Dana Otonomi Khusus Aceh dalam
Perspektif Hukum Keuangan Negara. Kanun
Jurnal Ilmu Hukum, 16(3), 421–435.
Republik Indonesia. (2006). Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006
Tenteng Pemerintah Aceh. Jakarta:
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2008 Tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2009. Jakarta: Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Rmol Aceh. (2021). BPKP Aceh: Masih Banyak
Ditemui Perencanaan Anggaran Melawan
Hukum. Retrieved June 1, 2021, from
https://www.rmolaceh.id/bpkp-aceh-masih-
banyak-ditemui-perencanaan-anggaran-
melawan-hukum
Suharyo, S. (2018). Otonomi Khusus di Aceh dan
Papua di Tengah Fenomena Korupsi, Suatu
Strategi Penindakan Hukum. Jurnal Penelitian
Hukum De Jure, 18(3), 305.
https://doi.org/10.30641/dejure.2018.v18.305-
318
Taurina, M., Basri, H., & Fahlevi, H. (2019).
Analisis Pengelolaan Dan Pemanfaatan Dana
Otonomi Khusus Di Kabupaten Bener Meriah.
Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, 5(1),
32–47.
https://doi.org/10.24815/jped.v5i1.13821
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
110
PENGARUH KOMPETENSI, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI AKUNTANSI
DAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI
(Study Kasus Pada Kantor Dinas Sosial Banda Aceh)
Maksalmina
Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Serambi Mekkah
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of competence, use of accounting information
technology and internal control on employee performance at Kantor Dinas Sosial
Banda Aceh. The population of this study were all employees at Kantor Dinas Sosial
Banda Aceh as many as 178 people and the sampling technique used the slovin
technique in order to obtain 64 employees. The model used in this study is multiple
linear regression analysis. The results of the study show that competence, use of
accounting information technology and internal control simultaneously and partially
have a significant effect on employee performance at Kantor Dinas Sosial Banda
Aceh.
Keywords : Competence, Use of Accounting Information Technology and
Internal Control, Employee Performance
PENDAHULUAN
Penilaian kinerja pegawai sangat penting
dilakukan, agar dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Keberhasilan suatu organisasi
sangat dipengaruhi oleh kinerja pegawainya. Setiap
organisasi akan selalu berusaha untuk
meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa
yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai
(Mangkunegara, 2014:67).
Kinerja pegawai yang masih rendah dan juga
tidak tepat dalam pembuatan laporan, gaji yang
belum sesuai dengan harapan, kondisi kerja yang
kurang memadai, hubungan rekan kerja yang
kurang mendukung. Keadaan seperti ini
menyebabkan pegawai acuh tak acuh kepada
peraturan yang telah ditetapkan di lingkungan kerja
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh sehingga
kedisiplinan pegawai menjadi rendah. Untuk dapat
meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai
hasil kerja yang optimal di perlukan kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal, karena dengan kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal maka akan memudahkan
pimpinan atau pegawai dalam rangka pengambilan
keputusan tentang apa yang akan dilakukan untuk
pencapaian tujuan instansi (Fransiska 2015, Zahro
2016 dan Sari, Basri dan Indriani 2017), sehingga
diharapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai
kearah yang lebih baik dan lebih professional.
Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja
pegawai adalah kompetensi. Kompetensi adalah
mengacu pada pengetahuan, kemampuan,
kecakapan, atau kepribadian individu secara
langsung mempengaruhi kinerja mereka (Menurut
Rivai, Fawzi, dkk, 2013:568). Permasalahan
kompetensi pegawai di Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh belum sesuai dengan ketentuan,
beberapa pegawai belum menempati posisi dan
tempat yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
111
belakang pendidikan yang dimiliki pegawai, serta
ada beberapa kompetensi pegawai yang dilakukan
tanpa melihat pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan dari pegawai. Tanpa memiliki
pengetahuan mengenai pekerjaan yang
dilaksanakannya, pegawai tidak akan tahu apa yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
Selanjutnya yang dapat mempengaruhi kinerja
pegawai adalah pemanfatan teknologi informasi
akuntansi. teknologi informasi akuntansi adalah
studi penggunaan peralatan elektronika, terutama
komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-
kata, bilangan, dan gambar (Kadir dan Triwahyuni,
2013:10) untuk mendukung manajemen dalam
pengambilan keputusan sehingga diharapkan
kinerja akan meningkat (Sari, Basri dan Indriani
2017) .
Berdasarkan survei awal yang dilakukan
bahwa keberadaan teknologi informasi akuntansi
berbasis komputer di Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh belum optimal, hal ini diakibatkan belum ada
standar aplikasi yang dipakai, umumnya karena
belum adanya buku panduan pengembangan IT
serta masih kurangnya pemahaman pengembangan
IT sehingga dapat menyebabkan terganggunya
aliran informasi karena lambatnya informasi yang
dihasilkan. Mengingat pentingnya Kantor Dinas
Sosial Provinsi Aceh dalam pemanfaatan teknologi
informasi akuntansi berbasis komputer agar
menghasilkan informasi yang bernilai dan
berkualitas bagi pemakaiannya.
Sistem pengendalian intern merupakan suatu
sistem yang meliputi struktur organisasi dan segala
cara serta tindakan yang terkoordinasi dengan
tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan
dari penyimpangan maupun penyelewengan yang
dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar
perusahaan. Dengan adanya pengendalian intern ini
tidak akan terjadi penyimpangan dan
penyelewengan, akan tetapi dapat menekan
terjadinya penyimpangan dan penyelewengan
dalam batas-batas yang layak sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan yang tepat oleh pihak
manajemen perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Pegawai
Mathis dan Jackson (2013:81) menyatakan
bahwa kinerja adalah proses evaluasi seberapa baik
karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika
dibandingkan dengan satu set standar, dan
kemudian mengkomunikasikannya dengan para
karyawan. Menurut Hasibuan (2014:94) kinerja
merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu.
Mangkunegara (2014:67) menyatakan bahwa
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Wibowo
(2016:2) kinerja adalah tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah prestasi yang diperoleh
seseorang dalam melakukan tugas (Sutrisno,
2013:171).
Indikator Kinerja Pegawai
Pengukuran kinerja adalah suatu proses untuk
mengetahui seberapa bagus kinerja yang dilakukan
dalam rangka mencapai sasaran strategis.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
112
Pengukuran kinerja yang dilakukan secara
berkelanjutan merupakan hal yang penting dalam
upaya perbaikan secara terus-menerus dan
mencapai keberhasilan dimasa mendatang sehingga
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya. Menurut Mangkunegara (2014:75)
menyatakan 4 (empat) indikator kinerja pegawai
yang menjadi penilaian hasil kerja yaitu:
1. Kualitas kerja yang meliputi ketepatan,
ketelitian, keterampilan dan kebersihan.
2. Kuantitas kerja meliputi output rutin dan non
rutin atau ekstra.
3. Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan,
yakni dapat tidaknya mengikuti instruksi,
kemampuan, inisiatif, kehati-hatian serta
kerajinan.
4. Sikap yang meliputi sikap pegawai lain,
pekerjaan serta kerjasama terhadap organisasi.
Kompetensi
Menurut Robbins (2013:57) kompetensi berarti
kapasitas seseorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut
Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability)
adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seorang pegawai. Menurut Rivai, Fawzi,
dkk (2013:568) kompetensi adalah mengacu pada
pengetahuan (knowledge), kemampuan (skills),
kecakapan (abilities), atau kepribadian (personality)
individu secara langsung mempengaruhi kinerja
mereka.
Indikator Kompetensi
Menurut Thoha (2013:88) adapun indikator
yang mempengaruhi kompetensi dalam melakukan
pekerjaan, yaitu:
1. Motif (motive) yaitu sesuatu yang secara terus
menerus dipikirkan atau diinginkan oleh
seseorang yang menyebabkan adanya tindakan.
Motif ini menggerakan, mengerahkan dan
memiliki prilaku terhadap tindakan tertentu atau
tujuan dan perbedaan orang lain.
2. Sifat (trait) yaitu karakteristik fisik dan respon
yang konsisten terhadap situasi dan informasi.
3. Konsep pribadi (self concept) yaitu pelaku, nilai-
nilai dan kesan pribadi seseorang.
4. Pengetahuan (knowledge) yaitu informasi
mengenai seseorang yang memiliki bidang
substansi tertentu.
5. Ketrampilan (skill) yaitu kemampuan untuk
melakukan tugas fisik dan mental tertentu.
Pemanfaatan Teknologi Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2014:21) teknologi
informasi akuntansi adalah mencakup komputer
(baik perangkat keras dan perangkat lunak),
berbagai peralatan kantor elektronik, perlengkapan
pabrik dan telekomunikasi. Kadir dan Triwahyuni
(2013:10) menyatakan bahwa teknologi informasi
adalah studi penggunaan peralatan elektronika,
terutama komputer, untuk menyimpan,
menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa
saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.
Menurut Susanto (2013:72) teknologi
informasi akuntansi adalah kumpulan atau group
dari sub sistem / bagian / komponen apapun baik
phisik atau non phisik yang saling berhubungan
satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis
untuk mengolah data transaksi yang berkaitan
dengan masalah keuangan menjadi informasi
keuangan. Sedangkan Baridwan (2013:4)
menyatakan bahwa teknologi informasi kuntansi
adalah suatu komponen yang mengumpulkan,
menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
mengkombinasikan informasi keuangan yang
relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak
luar dan pihak-pihak dalam.
Indikator Pemanfaatan Teknologi Informasi
Akuntansi
Menurut Susanto (2013:76) indikator teknologi
informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
kehandalan, intensitas pemanfaatan, frekuensi
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
113
pemafaatan, jumlah aplikasi/perangkat lunak,
relevansi hasil. Selanjutnya Widjajanto (2013:25)
menyatakan bahwa adapun indikator yang
mempengaruhi teknologi informasi akuntansi yang
berkualitas diantaranya, yaitu:
1. Kecermatan (accuracy)
2. Tepat Waktu (timeliness)
3. Kelengkapan (completeness)
4. Ringkas (conciseness)
Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2014:163) pengendalian
internal meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Krismiaji (2013:218) menyatakan bahwa
pengendalian internal adalah merupakan rencana
organisasi dan metode yang digunakan untuk
menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
memperbaiki efisiensi dan mendorong kebijakan
manajemen.
Indikator Pengendalian Internal
Bastian (2013:11-12) menyatakan bahwa
adapun indikator yang mempengaruhi pengendalian
internal adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian menggambarkan
keseluruhan sikap organisasi yang
mempengaruhi kesadaran dan tindakan personel
organisasi mengenai pengendalian.
2. Penilaian risiko. Pelaporan keuangan adalah
proses identifikasi, analisis, dan pengelolahan
resiko entitas yang berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penaksiran risiko mencakup identifikasii Resiko
dan analisis Risiko.
3. Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur yang dibuat untuk memastikan
pelaksanaan pertunjuk yang dibuat oleh
manajemen.
4. Informasi dan komunikasi, kebijakan dan
prosedur pengendalian yang berkaitan dengan
sistem akuntansi adalah bahwa transaksi
dilaksanakan mencegah terjadinya salah saji
potensial terhadap pernyataan manajemen dalam
laporan keuangan.
5. Pemantauan. Proses penilaian kualitas kinerja
dari struktur pengendalian internal sepanjang
waktu. Dilaksanakan melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit.
Kerangka Penelitian
1. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
Pegawai
Kompetensi adalah mengacu pada
pengetahuan, kemampuan, kecakapan, atau
kepribadian individu secara langsung
mempengaruhi kinerja mereka (Menurut Rivai,
Fawzi, dkk, 2013:568). Pegawai harus memiliki
pengetahuan mengenai pekerjaan yang
dilaksanakannya, misalnya terkait dengan prosedur
operasi standar untuk menyelesaikan pekerjaan dan
peraturan-peraturan serta kebijakan instansi yang
terkait dengan pekerjaan tersebut. Tanpa memiliki
pengetahuan mengenai pekerjaan yang
dilaksanakannya,pegawai tidak akan tahu apa yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
tersebut.
Kompetensi memiliki pengaruh besar terhadap
kinerja pegawai karena dalam proses penyusunan
laporan keuangan, pegawai bagian keuangan harus
memiliki kompetensi yang baik sehingga laporan
keuangan dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan keuangan merupakan proses
terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui
bagaimana kinerja suatu organisasi dalam satu
periode. Hasil penelitian sebelumnya mengenai
pengaruh kompetensi pegawai terhadap kinerja
pegawai yang telah dilakukan oleh Fransiska (2015)
dan Sari, Basri dan Indriani (2017) bahwa
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
114
kompetensi pegawai berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai.
2. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
Akuntansi Terhadap Kinerja Pegawai
Pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
adalah studi penggunaan peralatan elektronika,
terutama komputer, untuk menyimpan,
menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa
saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar
(Kadir dan Triwahyuni, 2013:10). Pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi merupakan sesuatu
yang umum disegala bidang akuntansi,
perkembangan pemanfaatan teknologi informasi
telah banyak membantu meningkatkan sistem
akuntansi perusahaan. Peningkatan pengguna
teknologi informasi akuntansi telah banyak
mengubah kegiatan pemrosesan data akuntansi
yang awalnya secara manual menjadi otomatis.
Pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
tidak hanya dirasakan oleh organisasi bisnis, tetapi
juga oleh organisasi sektor publik, termasuk
pemerintahan. Dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah No.56 Tahun 2005 tentang sistem
informasi keuangan daerah, dinyatakan bahwa
untuk menindak lanjuti terselenggaranya proses
pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata
kelola pemerintahan yang baik, pemerintah dan
pemerintah daerah diwajibkan untuk mengembang-
kan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi untuk meningkatkan kemampuan
pengelolaan keuangan daerah dan menyalurkan
informasi keuangan daerah kepada pelayanan
publik. Pemerintah harus meningkatkan
memanfaatan teknologi informasi untuk
memungkinkan pemerintah bekerja secara terpadu
dengan mengedarkan akses antar unit kerja. Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sari, Basri dan Indriani (2017)
bahwa teknologi informasi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai.
3. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap
Kinerja Pegawai
Pengendalian internal meliputi struktur
organisasi dan segala cara serta tindakan dalam
suatu perusahaan yang saling terkoordinasi dengan
tujuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran
informasi akuntansi, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta membantu menjaga
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan
(Mardi, 2013:59). Pengendalian internal merupakan
salah satu tolak ukur yang harus di gencarkan
pemerintah daerah dalam penyusunan laporan
keuangan. Karena Pengendalian internal mampu
membentuk struktur organisasi, metode dan ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
pemerintah daerah.
Pengendalian internal ini sangat diperlukan
didalam pemerintahan agar terhindar dari
kecurangan yang mungkin akan dilakukan oleh
pihak-pihak didalam sebuah instansi pemerintahan
tersebut dan untuk memastikan penyelenggaraan
kegiatan organisasi berjalan sebagaimana mestinya.
Jika pengendalian intern terimplementasikan
dengan baik, maka kegiatan di dalam organisasi
akan selalu terawasi dan berdampak pada
peningkatan kinerja. Hasil penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap
kinerja pegawai yang telah dilakukan oleh Azwir
Nasir dan Ranti Oktari (2013) dan Fransiska (2015)
menunjukkan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
115
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat
digambarkan kerangka pemikiran yang terlihat pada
Gambar di bawah ini
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka
dibutuhkan suatu pengujian hipotesis untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Kompetensi, pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh.
H2 : Kompetensi secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas
Sosial Provinsi Aceh.
H3 : Pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh.
H4 : Pengendalian internal secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh yang beralamat di Jalan
Sultan Iskandar Muda No. 49, Kampung Baru,
Baiturrahman Kota Banda Aceh. Objek dalam
penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Dinas
Sosial Provinsi Aceh.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2014:91). Populasi adalah seluruh
pegawai Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
berjumlah 178 orang pegawai. Adapun jumlah
pegawai Dinas Sosial Provinsi Aceh dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini
Tabel 1
Jumlah Pegawai Dinas Sosial Provinsi Aceh
No Nama Bagian PNS Total
IV III II I
1 Kepala Dinas 1 - - - 1
2 Bagian Sekretariat 1 - - - 1
3 Subag Program, Informasi dan Hubungan Mansyarakat
- 6 1 - 7
4 Subag Keuangan dan Aset - 13 1 - 14
5 Subag Hukum, Kepegawaian dan Umum
2 24 4 2 32
6 Bagian Penanganan Fakir Miskin 3 10 4 - 17
7 Bagian Pemberdayaan Sosial 1 14 4 - 19
8 Bagian Perlindungan Dan
Jaminan Sosial 1 13 5 - 19
9 Bagian Rehabilitasi Sosial 3 18 4 - 25
10 UPTD Rumoh Seujahtra Jroh
Naguna 3 5 5 - 13
11 UPTD Rumoh Seujahtra
Geunaseh Sayang 2 5 3 - 10
12 UPTD Rumoh Seujahtra Beujroh
Meukarya 1 7 - 8
13 UPTD Rumoh Seujahtra Aneuk
Nangroe 4 6 2 - 12
Jumlah 22 121 33 2 178
Sumber: Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
Berdasarkan Tabel di atas maka penarikan
sampel dilakukan dengan mengunakan rumus
Kompetensi
(X1)
Pengendalian Internal
(X3)
Pemanfaatan Teknologi
Informasi Akuntansi
(X2)
Kinerja Pegawai
(Y)
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
116
slovin. Penentuan jumlah sampel menggunakan
rumus slovin, Suliyanto (2013:100) sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Dimana :
n : Ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
e : Presentase kelonggaran ketelitian karena
kesalahan pengambilan sampel. ‘
Dengan menggunakan rumus tersebut diatas,
maka ukuran sampel dapat dilihat sebagai berikut:
n = 2)10,0(1781
178
+
n = )01,0(1781
178
+
n = 78,2
178
n = 64,03 dibulatkan menjadi 64 orang
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 64 orang pegawai Dinas Sosial Provinsi
Aceh, dimana penarikan sampel dilakukan dengan
metode slovin. Adapun pembagian sampel
berdasarkan jumlah populasi dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini
Tabel
Sampel Berdasarkan Jumlah Populasi
No Nama Bagian Populasi Sampel
1 Kepala Dinas 1 1
2 Bagian Sekretariat 1 1
3 Subag Program, Informasi dan
Hubungan Mansyarakat
7 3
4 Subag Keuangan dan Aset 14 5
5 Subag Hukum, Kepegawaian dan
Umum
32 11
6 Bagian Penanganan Fakir Miskin 17 6
7 Bagian Pemberdayaan Sosial 19 6
8 Bagian Perlindungan Dan Jaminan Sosial
19 6
9 Bagian Rehabilitasi Sosial 25 10
10 UPTD Rumoh Seujahtra Jroh
Naguna
13 5
11 UPTD Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang
10 3
12 UPTD Rumoh Seujahtra Beujroh
Meukarya
8 3
13 UPTD Rumoh Seujahtra Aneuk Nangroe
12 4
Jumlah 178 64
Sumber: Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
Peralatan Analisis Data
Peralatan analisis data menggunakan analisis
regresi berganda digunakan untuk mengolah data.
Analisis regresi berganda digunakan dalam
menghitung seberapa besar pengaruh variabel
dependen terhadap independen. Menurut Sugiyono
(2014:277) rumusan analisis regresi berganda
adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ℮
Dimana :
Y = Kinerja Karyawan
= Konstanta
X1 = Kompetensi
X2 = Pemanfaatan Teknologi Informasi
Akuntansi
X3 = Pengendalian Internal
b1, b2 dan b3 = Koefisien regresi
e = Error term
Pengujian Hipotesis
1. Uji secara Simultan
Menurut Sugiyono (2014:264) uji F digunakan
untuk menguji variabel-variabel bebas secara
bersama-sama atau secara simultan terhadap
variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan
pengujian, yaitu:
H01 : Jika Prob F > nilai kritis, maka Ho diterima
Ha ditolak, artinya kompetensi, pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal secara simultan tidak
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
Ha1 : Jika nilai Prob F < nilai kritis, maka Ha
diterima Ho ditolak, artinya kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
dan pengendalian internal secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
117
2. Uji secara Parsial
Menurut Sugiyono (2014:244) uji t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel penjelas secara individual alam
menerangkan variasi variabel terikat. Dasar
pengambilan keputusan pengujian, yaitu:
H02: Jika Jika nilai Prob t > nilai kritis, maka Ho
diterima Ha ditolak, artinya kompetensi
secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh.
Ha2: Jika nilai Prob t < nilai kritis, maka Ha
diterima Ho ditolak, artinya kompetensi
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh.
H03: Jika Jika nilai Prob t > nilai kritis, maka Ho
diterima Ha ditolak, artinya pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi secara parsial
tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
Ha3: Jika nilai Prob t < nilai kritis, maka Ha
diterima Ho ditolak, artinya pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
H04: Jika Jika nilai Prob t > nilai kritis, maka Ho
diterima Ha ditolak, artinya pengendalian
internal secara parsial tidak berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas
Sosial Provinsi Aceh.
Ha4: Jika nilai Prob t < nilai kritis, maka Ha
diterima Ho ditolak, artinya pengendalian
internal secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
Sesuai dengan peralatan analisis data dengan
menggunakan peralatan statistik regresi linier
berganda seperti terlihat dari bagian output SPSS
yang digunakan untuk mengetahui hubungan
fungsional antara variabel yang diteliti dalam
penelitian ini. Dari hasil SPSS, kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal sebagai fungsi dari kinerja
pegawai dapat dituliskan dalam persamaan dibawah
ini:m persamaan berikut:
Y = 1,819 + 0,227X1 + 0,116X2 + 0,704X3 + e
Pembuktian Hipotesis
Pembuktian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan One Way ANOVA dengan uji
signifikan garis regresi ini dilakukan dengan uji F-
tes., maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini
adalah:
1. Uji Simultan
Ha1 : Nilai Prob F < nilai kritis (0,000<0,05)
maka Ha diterima, artinya kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh.
2. Uji Parsial
Ha2 : Nilai Prob t < nilai kritis (0,001<0,05)
maka Ha diterima, artinya kompetensi
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh.
Ha3 : Nilai Prob t < nilai kritis (0,003<0,05)
maka Ha diterima, artinya pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
118
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh.
Ha4 : Nilai Prob t < nilai kritis (0,000<0,05)
maka Ha diterima, artinya pengendalian
internal secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembuktian
hipotesis bahwa kompetensi, pemanfaatan teknologi
informasi akuntansi dan pengendalian internal
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nasir dan Oktari (2013),
Fransiska (2015) dan Sari, Basri dan Indriani
(2017) menyatakan bahwa kompetensi,
pemanfaatan teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal berpengaruh terhadap kinerja
pegawai. Nilai konstanta sebesar 1,819 artinya jika
kompetensi, pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal secara
serempak atau bersama-sama tidak mengalami
perubahan atau sama dengan nol (0), maka
besarnya kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh sebesar 1,819 satuan.
Kompetensi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh. Besar pengaruh
kompetensi adalah sebesar sebesar 0,227, artiya
apabila terjadinya perubahan pada kompetensi
sebesar 1 satuan, maka akan mempengaruhi kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
sebesar 0,227 atau 22,7%. Hal ini dikarenakan
bahwa dalam proses penyusunan laporan keuangan,
pegawai harus memiliki kompetensi yang
berkualitas dalam menyusun laporan keuangan agar
kinerja pegawai dapat meningkat. Hasil penelitian
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fransiska (2015) dan Sari, Basri dan Indriani
(2017) bahwa kompetensi pegawai berpengaruh
positif terhadap kinerja pegawai.
Pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi
Aceh. Besar pengaruh pemanfaatan teknologi
informasi akuntansi adalah sebesar 0,116, artiya
apabila terjadinya perubahan pada pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi sebesar 1 satuan,
maka akan mempengaruhi kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh sebesar 0,116
atau 11,6%. Hal ini dikarenakan bahwa pemanfatan
teknologi informasi akuntansi merupakan penyedia
informasi penting untuk membantu manajer
mengendalikan aktivitasnya, sehingga informasi
yang tersedia dan digunakan manajemen sangat
membantu para manajer dalam menyelesaikan
tugasnya, sehingga diharapkan kinerja akan
meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nasir dan Oktari (2013) dan Sari,
Basri dan Indriani (2017) bahwa pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai.
Pengendalian internal secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh. Besar
pengaruh pengendalian internal adalah sebesar
0,704, artiya apabila terjadinya perubahan pada
pengendalian internal sebesar 1 satuan, maka akan
mempengaruhi kinerja pegawai pada Kantor Dinas
Sosial Provinsi Aceh sebesar 0,704 atau 70,4 %.
Hal ini dikarenakan bahwa pengendalian internal
ini sangat diperlukan didalam pemerintahan agar
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
119
terhindar dari kecurangan yang mungkin akan
dilakukan oleh pihak-pihak di dalam sebuah
instansi. Jika pengendalian intern diimplementasi-
kan dengan baik, maka kegiatan di dalam instansi
akan selalu terawasi dan berdampak pada
peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasir
dan Oktari (2013) dan Fransiska (2015)
menyatakan bahwa pengendalian internal
berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,891
menunjukkan bahwa hubungan (korelasi) antara
variabel independen (bebas) dengan variabel
dependen (terikat) sebesar 89,1%, artinya kinerja
pegawai pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
mempunyai hubungan yang kuat dengan
kompetensi, pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal sebesar 89,1%.
Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,793, artinya setiap perubahan-perubahan dalam
variabel kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh perubahan-
perubahan dalam variabel kompetensi, pemanfaatan
teknologi informasi akuntansi dan pengendalian
internal sebesar 0,793 atau 79,3% dan sisanya
sebesar 20,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar
dari penelitian ini yang mungkin bisa
mempengaruhi kinerja pegawai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi, pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh.
2. Kompetensi secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh, dengan
pengaruhnya sebesar 0,227 atau 22,7%.
3. Pemanfaatan teknologi informasi akuntansi
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial
Provinsi Aceh, dengan pengaruhnya sebesar
0,116 atau 11,6%.
4. Pengendalian internal secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Sosial Provinsi Aceh, dengan
pengaruhnya sebesar 0,704 atau 70,4%.
5. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,891 yang
menunjukkan bahwa derajat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen
sebesar 0,891 atau 89,1%, maka kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
mempunyai hubungan yang kuat dengan
kompetensi, pemanfaatan teknologi informasi
akuntansi dan pengendalian internal.
6. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,860,
artinya kompetensi, pemanfaatan teknologi
informasi akuntansi dan pengendalian internal
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh sebesar
0,793 atau 79,3% dan sisanya sebesar 20,7%
dijelaskan oleh variabel lain di luar dari
penelitian ini misalnya sistem informasi
akuntansi, penerapan standar akuntansi
pemerintahan, pengawasan intern, komitmen
organisasi dan lain-lain.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
120
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah dikemukakan maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh
diharapkan semakin mendorong manajemen
pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh tidak
ragu-ragu untuk menerapkan kompetensi,
pemanfaat teknologi informasi akuntansi dan
pengendalian internal secara bertahap agar
kinerja pegawai meningkat.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi
bagi Kantor Dinas Sosial Provinsi Aceh untuk
meningkatkan ketrampilan pegawai dengan cara
pelatihan agar kompetensi karyawan meningkat,
3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah
variabel independen yang memungkinkan dalam
mempengaruhi kinerja pegawai, misalnya sistem
informasi akuntansi, penerapan standar
akuntansi pemerintahan, pengawasan intern,
komitmen organisasi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Penerbit Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia: Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2013. Intermediate Accounting.
Yogyakarta: BPFE
Bastian, Indra. 2013. Akuntansi Sektor Publik Di
Indonesia. BPFE. Yogyakarta.
Fransiska, Emil Regina. 2015. Pengaruh Motivasi
Kerja, Kompetensi Kerja Dan Pengendalian
Intern Terhadap Kinerja Pegawai Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Pariaman. Jurnal
FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015. Riau
University: Pekanbaru.
Hall, James A. 2013. Sistem Informasi Akuntansi.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Jusuf, A.A. 2013. Auditing. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.
Krismiaji. 2013. Sistem Informasi Akuntansi.
Yogyakarta: UPP STIM. YKPN.
Mahmudi. 2013. Analisa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Penerbit UPP STIM
YPKN: Yogyakarta.
Mangkunegara. 2014. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: Penerbit PT.
Remaja Rosda Karya.
Mardi. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit
Ghalia Indonesia: Bogor. .
Mathis, Robert R dan John H. Jackson. 2013.
Human Resource Management. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Jakarta Penerbit
Salemba Empat.
Nasir, Azwir dan Oktari, Ranti. 2013. Pengaruh
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi
Pemerintah (Studi Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Kampar). Jurnal
Ekonomi. Riau University: Pekanbaru.
Rivai, Veithzal. 2014. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan. Penerbit Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Rivai, Veithzal & Fawzi Mohd Basri, Ahmad.
2013. Performance Appraisal Sistem Yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan.
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Robbins, Stephen P. 2013. Prinsip-Prinsip Perilaku
Organisasi. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Sari, Basri dan Indriani. 2017. Pengaruh Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Kompetensi Aparatur Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja
Manajerial Pengelolaan Keuangan Pada Satuan
Kerja Perangkat Kabupaten Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Megister
Akuntansi, Volume 6, No. 2, Mei 2017.
Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
121
Sarjono Haryadi, dan Julianita Winda. 2013. SPSS
vs LISREL. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Sarwono, Jonathan. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Sedarmayanti. 2015. Sumber Daya Manusia dan
Produktifitas Kerja. CV Mandar Maju:
Bandung.
Sekar, Mayangsari dan Puspa Wandanarum. 2013.
Auditing. Media Bangsa: Jakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Penerbit Alfabeta:
Bandung.
Suliyanto. 2013. Metode Riset Bisnis. Andi:
Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2014. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit CAPS: Yogyakarta.
Susanto, Azhar. 2013. Sistem Informasi Akuntansi.
Penerbit Lembaga Informasi Akuntansi:
Bandung.
Sutabri, Tata. 2014. Analisis Sistem Informasi.
Penerbit Andi: Yogyakarta.
Sutrisno, Edy. 2013. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Kencana Perdana Media Grup:
Jakarta.
Umam, Khaerul. 2013. Perilaku Organisasi.
Pustaka Setia: Bandung.
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Widjajanto, Nugroho. 2013. Sistem Informasi
Akuntansi. Erlangga: Jakarta.
Wilkinson, Joseph W. 2012. Sistem Akuntansi dan
Informasi, Alih bahasa Marianus Sinaga.
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Zahro, Nafi’Inayati. 2016. Pengaruh Sistem
Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Intern
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Kudus. Jurnal Ekonomi Akuntansi.
Universitas Muria Kudus: Kudus (Jawa
Tengah).
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
122
PENGARUH JUMLAH ZAKAT PRODUKTIF, UMUR PRODUKTIF MUSTAHIK DAN
LAMA USAHA MUSTAHIK TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA MUSTAHIK
PADA BAITUL MAL KABUPATEN PIDIE
Syamsidar1, Elviza2, Fitriani3 1,2 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
3 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Jumlah Zakat Produktif, Umur Produktif
Mustahik dan Lama Usaha Mustahik terhadap Produktivitas Usaha Mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie. Data penelitian dikumpulkan melalui daftar wawancara dan studi dokumentasi.
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji bersama-sama dan uji parsial
dimaksud untuk mengetahui secara bersama-sama dan secara parsial pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Objek penelitian ini adalah tentang Jumlah Zakat Produktif, Umur
Produktif Mustahik dan Lama Usaha Mustahik berpengaruh terhadap Produktivitas Usaha Mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie. Ukuran sampel penelitian ini sebanyak 58 mustahik. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Secara uji simultan antara variabel Jumlah Zakat Produktif, Umur
Produktif Mustahik dan Lama Usaha Mustahik secara simultan berpengaruh terhadap Produktivitas
Usaha Mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie. Kemudian secara parsial yaitu Jumlah Zakat
Produktif berpengaruh terhadap Produktivitas Usaha Mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Umur Produktif Mustahik berpengaruh terhadap Produktivitas Usaha Mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie. Lama Usaha Mustahik berpengaruh terhadap Produktivitas Usaha Mustahik pada
Baitul Mal Kabupaten Pidie.
.
Kata kunci : Jumlah Zakat Produktif, Umur Produktif Mustahik, Lama Usaha Mustahik dan
Produktivitas Usaha Mustahik
THE INFLUENCE OF TOTAL PRODUCTIVE ZAKAT, IMPOSSIBLE PRODUCTIVE AGE AND
IMPOSSIBLE BUSINESS LONG ON IMPOSSIBLE BUSINESS PRODUCTIVITY IN BAITUL
MAL PIDIE DISTRICT
ABSTRACT
The purpose of this study was to examine the effect of the amount of productive zakat, the productive
age of the mustahik and the length of the mustahik's business on the business productivity of
Mustahik in Baitul Mal, Pidie Regency. The research data were collected through a list of interviews
and documentation studies. Hypothesis testing using multiple linear regression analysis, joint test
and partial test is meant to know jointly and partially the effect of the independent variables on the
dependent variable. The object of this research is the amount of productive zakat, the productive age
of the mustahik and the length of mustahik's business have an effect on the productivity of Mustahik's
business in Baitul Mal, Pidie Regency. The sample size of this study was 58 mustahik. The results
showed that the simultaneous test between the variables of the Total Productive Zakat, Productive
Age Mustahik and Mustahik Business Time simultaneously affected the Mustahik Business
Productivity in Baitul Mal, Pidie Regency. Then partially, the amount of productive zakat has an
effect on the business productivity of Mustahik in Baitul Mal, Pidie Regency. Productive Age of
Mustahik affects Mustahik Business Productivity in Baitul Mal, Pidie Regency. The duration of
Mustahik's business affects Mustahik's business productivity at Baitul Mal, Pidie Regency.
Keywords : Total Productive Zakat, Mustahik Productive Age, Mustahik Business Time and
Mustahik Business Productivity
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
123
PENDAHULUAN
Provinsi Aceh sebagai serambi Mekah telah
menetapkan pelaksanaan Syariah Islam melalui
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh
Nomor 5 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syari'at
Islam, kemudian Tahun 2002 melalui Qanun
Nomor 11 Tahun 2002 tentang pelaksanaan Syariat
Islam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syiar Islam. Di
Provinsi Aceh memiliki Qanun yang mengatur
tentang pengelolan zakat daerah yang khusus
mengatur tentang zakat, yaitu Qanun Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 7 Tahun 2004.
Berdasarkan Qanun tersebut dibentuk sebuah
lembaga amil yang mengelola zakat mulai dari
pengumpulan sampai penyaluran, yang sekarang
dikenal dengan Baitul Mal Aceh (BMA) Provinsi
Aceh.
Masyarakat di Provinsi Aceh yang mayoritas
muslim memiliki potensi strategis yang layak
dikembangkan menjadi salah satu instrument
pemerintah dalam pemerataan pendapatan.
Realisasi penerimaan zakat di Provinsi Aceh masih
minim jika dibanding dengan target. Jika dihitung
dari PDRB (Produk Domestic Regional Bruto tahun
2012) potensi zakat mencapai Rp. 1,9 Triliun,
namun pada tahun tersebut Baitul Mal Aceh (BMA)
sebesar Rp. 28,78 M. Sedangkan jika digabung
dengan seluruh Baitul Mal Kabupaten/Kota sebesar
Rp. 98,19 (M. Armiadi Musa, 2018).
Zakat termasuk dalam ranah keuangan publik,
dana yang dihimpun dari masyarakat oleh badan
amil harus dipertanggung jawabkan secara terbuka.
Hal ini menjadi keharusan dan tidak boleh
diabaikan, karena dapat berdampak besar terhadap
kepercayaan masyarakat. Ketidakpercayaan
pembayar zakat (Muzakki) disebabkan belum
transparansinya laporan penggunaan dana zakat
untuk publik. Karena itu aturan pelaporan
penggunaan dana zakat diperlakukan pada semua
Amil di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kredibilitas lembaga amil zakat berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi membayar
zakat.
Produktivitas usaha merupakan sebuah
keluaran fisik per unit dari usaha produksi dengan
tingkat efektivitas dari manajemen industri dalam
penggunaan fasilitas produksi, serta tingkat
efektivitas dari penggunaan tenaga kerja dan
peralatan. Berbagai konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa
yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga
kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk
menghasilkan hasil tersebut.
Jumlah zakat produktif merupakan pemberian
zakat yang dapat membuat para penerimanya
menghasilkan sesuatu secara terus menerus dengan
harta zakat yang telah diterimanya. Zakat produktif
dengan demikian adalah zakat dimana harta atau
dana zakat yang diberikan kepada para mustahik
tidak dihabiskan, akan tetapi dikembangkan dan
digunakan untuk membantu usaha mereka,
sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat
memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus.
Umur mustahik cukup menentukan
keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan,
baik sifatnya fisik maupun non fisik. Pada
umumnya, mustahik yang berumur tua mempunyai
tenaga fisik yang lemah dan terbatas, sebaliknya
mustahik yang berumur muda mempunyai
kemampuan fisik yang kuat. Namun umur yang
produktif memiliki batas usia tertentu.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
124
Lama usaha merupakan berapa lamanya
usaha yang dijalankan mustahik atau berapa lama
pengalamannya dalam menjalankan aktivitas
usahanya sehingga ada asumsi yang menyatakan
bahwa semakin lama seseorang tersebut bekerja,
maka pengalaman yang dimiliki akan lebih banyak
sehingga lebih mengetahui strategi apa yang
harus dilakukan agar usahanya lebih maju dan
pada akhirnya produktivitasnya ikut meningkat
Sistem akuntansi yang baik dan transparan
yang sesuai dengan PSAK No 109 tentang
Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah, merupakan
salah satu faktor yang akan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap organisasi
pengelola zakat dan upaya untuk memantapkan
pengelolaan lembaga-lembaga amil zakat sebagai
suatu sistem pemberdayaan ekonomi umat Islam.
Sistem pendistribusian yang tepat guna dan efektif
serta profesional akan mampu membantu
masyarakat terlepas dari kemiskinan. Selain itu,
laporan keuangan yang dihasilkan lembaga
pengelola zakat merupakan bentuk akuntabilitas.
Sistem akuntansi yang baik berdampak
terhadap pihak yang menggunakan laporan
keuangan yang memiliki kepentingan bersama
dalam rangka menilai jasa yang diberikan oleh
Baitul Mal Kabupaten Pidie. Dimana Baitul Mal
Kabupaten Pidie merupakan implementasi dari
prinsip dasar yaitu bertanggungjawab dan
transparan (amanah) dalam pengelolaan zakat
mendapatkan kepercayaan dari muzzaki atau
masyarakat untuk membuat laporan keuangan,
sehingga dengan adanya laporan keuangan
mendapatkan bukti dasar implementasi kinerja yang
professional dan terpercaya.
Adapun alasan memilih Baitul Mal
Pidie sebagai objek penelitian yaitu
dikarenakan pada tahun 2017 diantara 23
Kabupaten/Kota di Aceh, Pidie merupakan salah
satu Kabupaten/Kota yang tingkat kemiskinannya
mencapai 21,43%, terjadi peningkatan dari
sebelumnya 21,25% di tahun 2016
(ModusAceh.com, 17 Agustus 2018). Sebenar-
nya program zakat produktif yang dijalankan
oleh Baitul Mal bertujuan untuk mengurangi
tingkat kemiskinan. Dikarenakan zakat produktif
dapat menjadikan mustahik menjadi lebih
produktif. Namun pada kenyataannya tujuan
tersebut masih belum tercapai. Permasalahan
utama yang menyebabkan hal tersebut terdapat
pada pihak internal dan eksternal Lembaga
pengelolaan zakat.
Adapun permasalahan internal dalam
menyelenggarakan program pemberdayaan melalui
pendayagunaan zakat atau biasa disebut
dengan zakat produktif adalah belum
matangnya perencana program, kurangnya SDM
pendamping yang handal, belum adanya alat
ukur kebehasilan program. Selain permasalahan
internal, terdapat juga permasalahan eksternal
lembaga pengelolaan zakat yaitu lemahnya
penataan sistematik kelembagaan, rendahnya jiwa
kewirausahaan mustahik, dan mustahik tidak
mengetahui aturan program zakat produktif (Arfan,
2016).
Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui
pada tahun 2015 dan 2016 jumlah dana zakat
produktif mengalami keseimbangan dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 100.000.000,-
dibandingkan dengan tahun 2017 dengan jumlah
dana zakat produktif yang disalurkan sebesar Rp
40.000.000.- hal ini merupakan adanya
penurunan dari tahun 2016 dan setelah itu
mengalami penurunan ditahun selanjutnya yaitu
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
125
Rp 10.000.000,-. Oleh karena itu perlu adanya
pengembangan dan peningkatan pada tahun
selanjutnya menjadi lebih baik dari tahun
sebelumnya. 25 tahun 2016 dan setelah itu
mengalami penurunan ditahun selanjutnya yaitu
Rp 10.000.000,-. Oleh karena itu perlu adanya
pengembangan dan peningkatan pada tahun
selanjutnya menjadi lebih baik dari tahun
sebelumnya. Salah satu hal yang menyebabkan
terhambatnya dana zakat produktif yaitu pihak
mustahik yang sudah menerima zakat
produktif tidak digunakan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Dan dari segi
lainnya disebabkan kurangnya monitoring evaluasi
terhadap mustahik oleh pihak Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Berbagai macam jenis usaha mustahik yang
mendapatkan modal langsung dari Baitul Mal
Kabupaten Pidie yaitu usaha kue dan usaha
makanan jadi, usaha menjahit pakaian, usaha petani
sayur, pedagang dan lainnya. Jumlah dana yang
diterima oleh setiap mustahik tergantung usahanya
mulai dari Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000
untuk tahun pertama, kemudian jumlah dana bagi
mustahik untuk tahun selanjutnya akan ditingkatkan
berdasarkan perkembangan usaha, semakin baik
perkembangan usaha, maka semakin besar dana
yang didapatkan oleh pihak mustahik. Jumlah
mustahik menurun pada Baitul Mal Kabupaten
Pidie disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya
jumlah permohonan atau pengajuan dana pada
Baitul Mal Kabupaten Pidie, tingkat perkembangan
usaha mustahik yang menurun sehingga mustahik
tidak mengajukan peningkatan jumlah dana pada
Baitul Mal Kabupaten Pidie, adanya bantuan
lainnya dari pemerintah atau dari desa kepada
masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan judul “Pengaruh Jumlah Zakat
Produktif, Umur Produktif Mustahik dan Lama
Usaha Mustahik terhadap Produktivitas usaha
mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie”.
KAJIAN PUSTAKA
Produktiftivitas Usaha
Menurut Wibowo (2016) produktivitas adalah
hubungan antara keluaran atau hasil organisasi
dengan masukan yang diperlukan. Produktivitas
dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran
dengan masukan. Menaikan produktivitas dapat
dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas.
Menurut Syarifuddin dan Yani (2014:23)
produktivitas didefinisikan sebagai hubungan
antara input dan output suatu sistem produksi.
Hubungan ini sering lebih umum dinyatakan
sebagai rasio output dibagi input. Jika lebih
banyak output yang dihasilkan dengan input yang
sama, maka disebut terjadi peningkatan
produktivitas. Begitu juga kalau input yang lebih
rendah dapat menghasilkan output yang tetap,
maka produktivitas dikatakan meningkat
Menurut Hasibuan (2018:126) mengemukakan
bahwa “produktivitas adalah perbandingan antara
output (hasil dengan input (masukan). Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh
adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga)
dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya
peningkatan keterampilan dari tenaga kerja”.
Menurut Ratnaningsih (2016:7) “Produktivitas
mengikut sertakan pendayagunaan secara terpadu
sumber daya manusia dan keterampilan, barang
modal, teknologi, manajemen, informasi, dan energi
kepada pengembangan dan peningkatan standar
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
126
hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep
produktivitas total.
Menurut Ulfa (2019:64) produktivitas dana
zakat bagi mustahik dalam peningkatan usaha,
terdapat beberapa jenis:
1. Bantuan modal usaha
a. Bantuan modal usaha kecil.
b. Bantuan dana bergulir (UMKM).
c. Bantuan usaha menjahit masyarakata binaan
Baznas.
2. Pelatihan life skil
a. Pelatihan menjahit.
b. Service AC.
c. Service motor.
d. Pelatihan pengelasan.
3. Bantuan pengadaan gerobak dan modal usaha.
Jumlah Zakat Produktif
Menurut Huda, et al. (2015) zakat adalah
istilah Al-Qur’an yang menandakan kewajiban
khusus memberikan sebagian kekayaan individu
dan harta untuk amal. Salah satu faktor yang diduga
mempengaruhi produktivitas usaha mustahik adalah
jumlah zakat produktif. Zakat produktif adalah
zakat yang dikelola dengan cara produktif, yang
dilakukan dengan cara pemberian modal usaha
kepada para fakir dan miskin sebagai penerima
zakat dan kemudian dikembangkan, untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka pada masa
yang akan datang.
Menurut Rakhma (2018) menyatakan bahwa
jumlah zakat produktif yang diberikan kepada
mustahik akan digunakan sebagai modal usaha.
Menurut Arfan (2016:317) zakat produktif
adalah zakat yang dikelola secara produktif, yang
dilakukan dengan cara pemberian modal usaha
kepada fakir dan miskin sebagai penerima zakat dan
kemudian dikembangkan, untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka pada masa yang akan
datang.
Menurut Barkah, et al. (2020) zakat produktif
adalah pemberian zakat yang dapat membuat para
penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus-
meneru, dengan harta zakat yang telah diterimanya.
Zakat produktif dengan demikian adalah zakat di
mana harta atau dana zakat yang diberikan kepada
para mustahik tidak dihabiskan, akan tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu
usaha mereka.
Menurut Arfan (2016:317) jumlah zakat
produktif yang diberikan kepada mustahik akan
digunakan sebagai modal usaha. Faktor modal
memiliki peranan penting dalam menjalankan
kegiatan produksi dan pengembangan usaha.
Semakin besar jumlah zakat produtif yang diterima
mustahik, maka skala yang dihasilkan semakin
besar pula sehingga akan berpengaruh terhadap
pada produktivitas mustahik.
Umur Produktif Mustahik
Faktor berikutnya yang diperkirakan
mempengaruhi produktivitas usaha mustahik adalah
umur produktif mustahik menurut Rakhma (2018).
Umur seseorang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan dan kemampuan
aktivitas fisiknya. Penduduk yang dikategorikan
dalam usia produktif adalah antara usia 15 –64
tahun, sedangkan usia anak-anak (di bawah 15
tahun) dan usia tua (di atas 65 tahun)
dikategorikan sebagai usia non produktif
berdasarkan umum mustahik. Umur mustahik
yang masih berada usia produktif akan
mempengaruhi kemampuan mustahik dalam
mengelola usaha, sehingga usahanya semakin
berkembang dan kesejahteraannya pun ikut
meningkat.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
127
Menurut Mudah dan Arfan (2016:317) Umur
mustahik cukup menentukan keberhasilan dalam
melakukan suatu pekerjaan, baik sifatnya fisik
maupun non fisik. Pada umumnya, mustahik yang
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang lemah
dan terbatas, sebaliknya mustahik yang berumur
muda mempunyai kemampuan fisik yang kuat.
Namun umur yang produktif memiliki batas usia
tertentu. Semakin bertambah umur semakin
produktif dalam berusaha karena dianggap memiliki
pengalaman kerja yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang masih muda kecuali mustahik yang
memasuki waktu pensiun.
Lama Usaha Mustahik
Menurut Herawati dan Sasana (2013:4) faktor
lain yang diduga berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik adalah lama usaha
mustahik. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin
lama bekerja maka produktivitas tenaga kerja
semakin meningkat.
Menurut Rakhma (2018:4) lama usaha adalah
lamanya usaha yang telah dijalankan mustahik. Ada
asumsi yang menyatakan bahwa semakin lama
seseorang tersebut bekerja, maka pengalaman yang
dimiliki akan lebih banyak sehingga lebih
mengetahui strategi apa yang harus dilakukan agar
usahanya lebih maju dan pada akhirnya
kesejahteraannya pun ikut meningkat.
Menurut Arfan (2016:320) lama usaha adalah
berapa lamanya usaha yang dijalankan mustahik
atau berapa lama pengalamannya dalam
menjalankan aktivitas usahanya sehingga ada
asumsi yang menyatakan bahwa semakin lama
seseorang tersebut bekerja, maka pengalaman yang
dimiliki akan lebih banyak sehingga lebih
mengetahui strategi apa yang harus dilakukan agar
usahanya lebih maju dan pada akhirnya
produktivitasnya pun ikut meningkat.
Tambunan dan Woyanti (2012) menyatakan
bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas tenaga kerja.
Penelitian Sebelumnya
Banyak penelitian sebelumnya yang
membahas tentang produktivitas usaha. Beberapa
penelitian tersebut menjadi acuan dalam penelitian
ini, yaitu:
Tanjung (2019) dengan judul Pengaruh Zakat
Produktif Baznas Kota Medan Terhadap
Pertumbuhan Usaha Dan Kesejahteraan Mustahik
Di Kecamatan Medan Timur. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif yang
menggunakan analisis pendekatan SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan Zakat, Infaq dan Sedekah
Produktif berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha
mikro mustahik di Kota Medan, sedangkan Zakat,
Infaq dan Sedekah Produktif tidak berpengaruh
terhadap kesejahteraan mustahik di Kota Medan,
adapun pertumbuhan usaha mikro mustahik tidak
berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik di
Kota Medan. Potensi ZIS di Kota Medan
sebenarnya cukup besar, apabila mereka
menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS Kota
Medan akan terkumpul dana yang lebih besar bagi
kemaslahatan ummat.
Utami (2018) dengan judul Pengaruh
Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pemberdayaan Mustahik Di Kota Medan. Hasil
analisis statistik melalui paired sample t-test
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
pendapatan mustahik sebelum dan sesudah
menerima zakat produktif, dimana perbedaan
tersebut rata-rata mengalami peningkatan walaupun
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
128
dalam jumlah yang relatif sedikit. Kenaikan
pendapatan minimum mustahik yaitu sebesar Rp
300.000 perbulan dan kenaikan pendapatan
maksimum yaitu sebesar Rp 2.000.000 perbulan.
Kenaikan pendapatan rata-rata 37 responden dapat
dilihat dari nilai mean paired samples test yaitu
sebesar Rp 303.500 perbulan
Azhari (2018) dengan judul Pengaruh
Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pertumbuhan Usaha Mikro Dan Penyerapan Tenaga
Kerja Mustahik Pada Program Jatim Makmur
Baznas Jawa Timur. Hasil perhitungan PLS
menunjukkan bahwa koefisien hasil pengujian
hipotesis (path modeling) zakat produktif terhadap
pertumbuhan usaha mikro sebesar 0,837 dan T-
statistic sebesar 9.835 dan p-value sebesar 0.000.
Jadi, nilai koefisien path lebih dari 1,96 serta nilai
p-value berada di angka yang lebih kecil dari 0,05
atau 5%, sehingga hipotesis adanya pengaruh
pendayagunaan zakat produktif terhadap
pertumbuhan usaha mikro diterima. Sedangkan
hipotesis adanya pengaruh pertumbuhan usaha
mikro terhadap penyerapan tenaga kerja dengan T-
statistic sebesar 0.919 dan p-value sebesar 0.000.
Jadi, nilai koefisien path 26.049 lebih dari 1,96
serta nilai p-value berada di angka yang lebih kecil
dari 0,05 atau 5% menunjukkan bahwa hipotesis
yang kedua juga diterima. Artinya semakin besar
manfaat, hasil dan juga besaran zakat produktif
yang diberikan kepada mustahik berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan usaha mikro, dan
semakin tinggi tingkat pertumbuhan usaha mikro
maka dapat menaikkan indikator penyerapan tenaga
kerja.
Arfan (2016) dengan judul Pengaruh Jumlah
Zakat Produktif, Umur Produktif Mustahik, Dan
Lama Usaha Mustahik Terhadap Produktivitas
Usaha Mustahik (Studi pada Baitul Mal Kota Banda
Aceh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Jumlah zakat produktif, umur produktif mustahik,
dan lama usaha mustahik secara bersama-sama
berpengaruh terhadap produktivitas usaha mustahik.
Jumlah zakat produktif berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik. Umur produktif
mustahik berpengaruh terhadap produktivitas usaha
mustahik. Lama usaha mustahik berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik.
Kerangka Pemikiran
1. Hubungan Jumlah Zakat Produktif dengan
Produktivitas Usaha Mustahik
Salah satu faktor yang memberikan
dampak terhadap produktivitas adalah modal.
Modal merupakan faktor yang memiliki peranan
penting dalam kegiatan produksi dan
pengembangan usaha. Jumlah zakat produktif
yang diberikan kepada mustahik akan digunakan
sebagai modal usaha. Semakin besar jumlah zakat
produktif yang diberikan, maka proporsi yang
dihasilkan mustahik akan semakin besar pula
sehingga mampu mempengaruhi produktivitas
usaha. Penelitian Fajrin (2015) menyatakan bahwa
secara individual variabel modal usaha mikro
mempunyai dampak yang positif terhadap variabel
keuntungan usaha mustahik secara signifikan.
Semakin banyak usaha mikro, maka keuntungan
usaha mikro yang dihasilkan juga semakin
meningkat.
2. Hubungan Umur Produktif Mustahik dengan
Produktivitas Usaha Mustahik
Salah satu faktor umum yang mempengaruhi
produktivitas adalah manusia, yang meliputi
keahlian dan umur. Umur sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu usaha, baik yang bersifat fisik
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
129
maupun nonfisik. Pada umumnya, mustahik yang
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang lemah
dan terbatas. Namun sebaliknya,mustahik yang
berumur muda mempunyai tenaga fisik yang kuat.
Akan tetapi umur yang produktif mempunyai
batasan tertentu. Semakin bertambah umur
produktif mustahik maka dianggap semakin
produktif karena dianggap memiliki lebih banyak
pengalaman dibandingkan dengan mustahik yang
berumur muda kecuali mustahik yang sudah
memasuki usia pensiun.
3. Hubungan Lama Usaha Mustahik dengan
Produktivitas Usaha Mustahik
Lama usaha adalah berapa lamanya usaha yang
dijalankan mustahik atau berapa lama
pengalamannya dalam menjalankan aktivitas
usahanya sehingga ada asumsi yang menyatakan
bahwa semakin lama seseorang tersebut bekerja,
maka pengalaman yang dimiliki akan lebih banyak
sehingga lebih mengetahui strategi apa yang harus
dilakukan agar usahanya lebih maju dan pada
akhirnya produktivitasnya pun ikut meningkat
(Rakhma, 2014).
Kerangka berpikir merupakan sebuah model
konseptual tentang bagaimana teori dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai
masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang
baik akan menjelaskan secara teoritis peraturan
antara variabel dependen dengan variabel
independen. Berdasarkan landasan teoritis dan
penelitian sebelumnya, maka hubungan antar
variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan landasan teoritis, penelitian
sebelumnya dan kerangka pemikiran, maka
hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
H1 : Jumlah zakat produktif berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik pada
Baitul Mal Kabupaten Pidie
H2 : Umur produktif mustahik berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik pada
Baitul Mal Kabupaten Pidie
H3 : Lama usaha mustahik berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik pada Baitul
Mal Kabupaten Pidie
H4 : Jumlah zakat produktif, umur produktif
mustahik dan lama usaha mustahik secara
simultan berpengaruh terhadap produktif
usaha mustahik Baitul Mal Pidie
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah para mustahik terdaftar pada Baitul Mal
Pidie yang membuka berbagai usaha yaitu sebanyak
58 mustahik. Menurut Sugiyono (2017:80) populasi
merupakan subyek penelitian. Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Jumlah Zakat
Produktif
(X1)
Umur Produktif
Mustahik (X2)
Lama Usaha
Mustahik (X3)
Produktivitas
Usaha Mustahik
(Y)
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
130
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengambilan data awal jumlah
mustahik yang berjualan kios penerima zakat
produktif dalam bentuk modal usaha pada tahun
2019 berjumlah 58 mustahik (berdasarkan data
pada Tabel I.1), sedangkan sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Kerana jumlah populasi dalam
penelitian ini dibawah 100 maka seluruh jumlah
populasi dijadikan sampel, sehingga jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 58 mustahik.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang di pergunakan dalam penelitan ini
adalah dengan cara data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber asli.
Data tersebut dapat diperoleh langsung dari personi
yang di teliti dan dapat pula berasal dari lapangan
(Sugiyono, 2017:147). Data primer yang di proleh
dalam penelitian ini berasal dari hail wawancara
langsung kepada pihak yang berkompetan.
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut (Sugiyono, 2017:137):
a. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara
akan dilakukan dengan bagian pelaporan
keuangan Baitul Mal Pidie.
b. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagi proses bologis dan pisokologis. Dua
diantaranya yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan. Tehnik
pengumpulan data dengan observasi, digunakan
bila, penelitian berkenaan dengan prilaku
manusia proses kerja, gejala-geja alam dan bila
responden yang diamati tidak besar. Observasi
ini akan dilakukan di Baitul Mal Pidie.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
telah berlalu, dokumentasi bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumentasi berbentuk tulisan
contohnya catatan harian, sejarah kehidupan
(life history), ceritra, bografi peraturan,
kebijakan.
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan sebagai alat analisis
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
analisa regresi linier berganda dengan bantuan
program SPSS versi 21. Berikut rumus regresi linier
berganda menurut Sugiyono (2017:277) adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y : Produktif usaha mustahik
X1 : Jumlah zakat produktif
X2 : Umur produktif mustahik
X3 : Lama usaha mustahik
a : Nilai konstan
b1,b2,b3 : Koefisien regresi
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan
menggunakan analisa kuantitatif terhadap jawaban
responden yang diukur menggunakan skala rasio
yaitu skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan,
mempunyai jarak tertentu, dan bisa dibandingkan
(paling lengkap, mencakup semuanya dibanding
skala-skala dibawahannya).
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
131
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) yang
merupakan uji parsial dan uji F (F-test) yaitu uji
secara serentak pada tingkat kepercayaan 95%.
1. Dalam uji secara individu dapat dilihat dengan
cara berikut:
Ho2 : Jika ß1= 0, maka Ho tidak ditolak (Ha
tidak diterima), artinya jumlah zakat
produktif secara parsial tidak
berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Ho2 : Jika ß1≠ 0 maka Ha tidak ditolak (Ho
tidak diterima), artinya jumlah zakat
produktif secara parsial berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Ho3 : Jika ß2= 0 maka Ho tidak ditolak (Ha
tidak diterima), artinya umur produktif
mustahik secara parsial tidak
berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Ho3 : Jika ß2≠ 0 maka Ha tidak ditolak (Ho
tidak diterima), artinya umur produktif
mustahik secara parsial berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Ho4 : Jika ß3= 0 maka Ho tidak ditolak (Ha
tidak diterima), artinya lama usaha
mustahik secara parsial tidak
berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Ho4 : Jika ß3≠ 0 maka Ha tidak ditolak (Ho
tidak diterima), artinya lama usaha
mustahik secara parsial berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
2. Dalam uji bersama-sama dapat dilihat dengan
cara berikut:
Ho1 : Jika ßi = ( i = 1, 2, 3 ) = 0 : maka Ho
tidak ditolak (Ha tidak diterima),
Artinya jumlah zakat produktif, umur
produktif mustahik dan lama usaha
mustahik secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Ho1 : Jika ßi = ( i = 1, 2, 3 ) ≠ 0 : maka Ha
tidak ditolak (Ho tidak diterima),
Artinya jumlah zakat produktif, umur
produktif mustahik dan lama usaha
mustahik secara bersama-sama
berpegaruh terhadap produktivitas usaha
mustahik pada Baitul Mal Kabupaten
Pidie.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jumlah Zakat Produktif, Umur
Produktif Mustahik Dan Lama Usaha Mustahik
Terhadap Produktivitas Usaha Mustahik
Koefisien regresi 'ß' dalam penelitian ini
merupakan kontribusi besarnya perubahan nilai
variabel bebas, semakin besar nilai koefisien regresi
maka kontribusi perubahan semakin besar,
demikian pula sebaliknya akan semakin lecil.
Kontribusi perubahan variabel bebas (X) juga
ditentukan oleh koefisien regresi positif atau
negatif. Berdasarkan hasil penelitian koefisien
regresi secara bersama-sama yaitu H01 ; β1 = 0,034,
β2 = -0,001, β3 = 0,000, maka ß1 ≠ 0, ß2 ≠ 0, ß3 ≠ 0,
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
132
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H01
ditolak dan Ha1 diterima, artinya jumlah zakat
produktif, umur produktif mustahik dan lama usaha
mustahik secara bersama-sama berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik pada Baitul
Mal Kabupaten Pidie
Pengujian secara bersama-sama dalam
penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh
variabel jumlah zakat produktif, umur produktif
mustahik dan lama usaha mustahik bersama
terhadap produktivitas usaha mustahik pada Baitul
Mal Kabupaten Pidie. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah zakat produktif, umur
produktif mustahik dan lama usaha mustahik secara
bersama-sama berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian dari Arfan (2016) karena variabel yang
diteliti sama-sama berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik yaitu jumlah zakat
produktif, umur produktif mustahik dan lama usaha
mustahik.
Pengaruh Jumlah Zakat Produktif Terhadap
Produktivitas Usaha Mustahik
Salah satu faktor yang memberikan
dampak terhadap produktivitas adalah modal.
Modal merupakan faktor yang memiliki peranan
penting dalam kegiatan produksi dan
pengembangan usaha. Jumlah zakat produktif
yang diberikan kepada mustahik akan digunakan
sebagai modal usaha. Semakin besar jumlah zakat
produktif yang diberikan, maka proporsi yang
dihasilkan mustahik akan semakin besar pula
sehingga mampu mempengaruhi produktivitas
usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi untuk jumlah zakat produktif
adalah sebesar 0,034, dengan demikian dapat
disimpulkan H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya
jumlah zakat produktif mempengaruhi
produktivitas usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Hasil analisis menunjukkan nilai β1 sebesar
0,034 dengan hasil perhitungan β1 ≠ 0, dapat
disimpulkan jumlah zakat produktif secara parsial
berpengaruh terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie. Hal ini sejalan
dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian
dari Arfan (2016) karena variabel yang diteliti
yaitu jumlah zakat produktif berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik.
Pengaruh Umur Produktif Mustahik Terhadap
Produktivitas Usaha Mustahik
Salah satu faktor umum yang mempengaruhi
produktivitas adalah manusia, yang meliputi
keahlian dan umur. Umur sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu usaha, baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik. Pada umumnya, mustahik yang
berumur tua mempunyai tenaga fisik yang lemah
dan terbatas. Namun sebaliknya,mustahik yang
berumur muda mempunyai tenaga fisik yang kuat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi untuk umur produktif mustahik adalah
sebesar -0,001 dengan demikian dapat disimpulkan
H03 ditolak dan Ha3 diterima, artinya umur
produktif mustahik mempengaruhi produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Hasil analisis menunjukkan nilai β2 sebesar -
0,001 dengan hasil perhitungan β2 ≠ 0, dapat
disimpulkan umur produktif mustahik secara parsial
berpengaruh terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
133
dari Arfan (2016) karena variabel yang diteliti umur
produktif mustahik sama-sama berpengaruh
terhadap produktivitas usaha mustahik.
Pengaruh Lama Usaha Mustahik Terhadap
Produktivitas Usaha Mustahik
Lama usaha adalah berapa lamanya usaha yang
dijalankan mustahik atau berapa lama
pengalamannya dalam menjalankan aktivitas
usahanya sehingga ada asumsi yang menyatakan
bahwa semakin lama seseorang tersebut bekerja,
maka pengalaman yang dimiliki akan lebih banyak
sehingga lebih mengetahui strategi apa yang
harusdilakukan agar usahanya lebih maju dan pada
akhirnya produktivitasnya pun ikut meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi untuk lama usaha mustahik adalah sebesar
0,000 dengan demikian dapat disimpulkan H04
ditolak dan Ha4 diterima, artinya lama usaha
mustahik mempengaruhi produktivitas usaha
mustahik pada Baitul Mal Kabupaten Pidie.
Hasil analisis menunjukkan nilai β3 sebesar
0,000 dengan hasil perhitungan β3 ≠ 0, dapat
disimpulkan lama usaha mustahik secara parsial
berpengaruh terhadap produktivitas usaha mustahik
pada Baitul Mal Kabupaten Pidie. Hal ini sesuai
dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian
dari Arfan (2016) karena variabel yang diteliti lama
usaha mustahik sama-sama berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, pengolahan, dan
analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah zakat produktif, umur produktif
mustahik dan lama usaha mustahik secara
simultan berpengaruh terhadap produktivitas
usaha mustahik pada Baitul Mal Kabupaten
Pidie.
2. Jumlah zakat produktif berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
3. Umur produktif mustahik berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
4. Lama usaha mustahik berpengaruh terhadap
produktivitas usaha mustahik pada Baitul Mal
Kabupaten Pidie.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis
ingin menyampaikan beberapa saran kepada Baitul
Mal Kabupaten Pidie sebagai berikut:
1. Baitul Mal Kabupaten Pidie hendaklah selalu
meningkatkan pengawasan kepada mustahik
yang meminjam modal untuk usaha produtif
agar dana bantuan yang didapatkan oleh
mustahik dapat dikelola sebagaimana mestinya.
2. Baitul Mal Kabupaten Pidie diharapkan dapat
meningkatkan pendistribusian zakat produktif
kepada mustahik yang membutuhkan,
dikarenakan hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa zakat produktif dapat membantu untuk
meningkatkan produktivitas usaha mustahik.
Bagi Mustahik yang menerima zakat produktif
diharapkan dapat mempergunakan zakat
produktif tersebut dengan sebaik mungkin
sehingga dapat meningkatkan kualitas serta
kuantitas dari usaha yang dikelolanya
3. Untuk penelitian selanjutnya agar tidak berfokus
kepada variabel jumlah zakat produktif, umur
produktif mustahik dan lama usaha mustahik
saja, tapi juga meneliti variabel lainnya seperti
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
134
pengelolaan zakat, kemampuan aparat, sistem
akuntansi zakat dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrhaman, Qadir. (2015). Zakat ( Dalam
Dimensi Mahdah dan Sosial), Jakrata: Raja
Grafindo Persada.
Afrida, BR. (2003). Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Aida, E. D. N. (2016). Pengaruh Kompensasi,
Kompetensi, Dan Penilaian Kinerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Bank
Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor
Cabang Kediri. Artikel Skripsi Universitas
Nusantara PGRI Kediri
Ali, Mohammad Daud. (2015). Sistem Ekonomi
Islam. Jurnal Zakat dan Wakaf.
Arfan, Muhammad. (2016). Pengaruh Jumlah Zakat
Produktif, Umur Produktif Mustahik, Dan
Lama Usahamustahik Terhadap Produktivitas
Usaha Mustahik (Studi pada Baitul Mal Kota
Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) Vol. 1, No. 1.
Arikunto, S. (2018). Prosedur Suatu Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta
Asnainu. (2008). Zakat Produktif dalam Perspektif
Islam. Bengkulu: Pustaka Pelajar.
Azhari, Roikha. (2018). Pengaruh Pendayagunaan
Zakat Produktif Terhadap Pertumbuhan Usaha
Mikro Dan Penyerapan Tenaga Kerja
Mustahiq Pada Program Jatim Makmur Baznas
Jawa Timur. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Program Studi Ekonomi Syariah Surabaya
Barkah, Qodariah., et al. (2020). Fikih Zakat,
Sedakah dan Wakaf. Jakarta: Prenadamedia
Group
Busro, Muhammad. (2018). Teori-teori Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Prenadamedia Grup
Departemen Agama RI, (2007). Petunjuk
Pelaksanaan Pemberdayaan Zakat, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa,
(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI.) Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Didin Hafinuddin. (2018). Zakat Dalam
Perekonomian Modern. Jakrata : Gema Insani
Fadli, A.A (2017) Analisis Kinerja Keuangan
Ditinjau Dari Aspek Likuiditas Dan
Rentabilitas Ekonomi Pada PT. Astra Argo
Lestari Tbk. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen
Universitas Pamulang, Vol. 4, No.2
Hasibuan, M.S. (2018). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Herawati, N & H. Sasana. (2013). Analisis
Pengaruh Pendidikan, Upah Pengalaman
Kerja, Jenis Kelamin Dan Umur Terhadap
Produktivitas Tenaga Kerja Industri
Shutllecock Kota Tegal. Diponegoro Journal
of Economics Vol. 2, No. 4: 1-8
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)., (2018). Standar
Professional Akuntan Publik (SPAP), Jakarta:
Salemba Empat.
Iskandar Muda. (2016). Pengaruh Jumlah Zakat
Produktif, Umur Produktif Mustahik, Dan
Lama Usahamustahik Terhadap Produktivitas
Usaha Mustahik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA),Volume.1 No.1
Junaedy. (2016). Pengaruh Dana Alokasi Umum,
Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas
Wilayah,Terhadap Belanja Modal. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua
Kementerian Sekretariat Negara. (2013). Kajian
Kebijakan Penguatan Peran Pemerintah
Daerah Dalam Percepatan Pengentasan
Kemiskinan. Jakarta: Asisten Deputi Dukungan
Kebijakan Dalam Negeri Kedeputian Bidang
Dukungan Kebijakan.
Lestari., et al. (2009). Sistem Pendukung Keputusan
Pengukuran dan Analisis Produktivitas Usaha
Kecil Dan Menengah Menggunakan Metode
Objective Matrix Studi Kasus: Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bangkalan. Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 5, No.
2:129-136
Nurhayati (2015) Analisis Rasio Keuangan Untuk
Mengukur Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Ilmiah Cano
Ekonomos Vol.4 No.1
Ratnaningsih, N. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Pengalaman Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.
Taspen (Persero) Kantor Cabang Yogyakarta.
Skripsi Manajemen Universitas Negeri
Yogyakarta
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
135
Ritonga, Pandapotan (2017). Analisis Akuntansi
Zakat Berdasarkan Psak No. 109 Pada Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera
Utara. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
Rusli. (2013). Analisis dampak pemberian modal
zakat Produktif terhadap pengentasan
kemiskinan di kabupaten Aceh Utara. Jurnal
Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala, Vol 1, No 1: 56- 63.
Sekaran, U. (2017). Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Soetrisno, Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung: Alfabeta
Sulaeman, A. (2014). Pengaruh Upah dan
Pengalaman Kerja terhadap Produktivitas
Karyawan Kerajinan Ukiran Kabupaten
Subang. Jurnal Trikonomika Vol. 13, No. 1,
Juni 2014. Hlm 1-7
Syarifuddin dan Lisa, Yani. (2014). Analisis
Produktivitas Perusahaan Pada UD. Karya
Jaya. Malikussaleh Industrial Engineering
Journal Vol.3 No.2
Tanjung, Dewi, S. (2019). Pengaruh Zakat
Produktif Baznas Kota Medan Terhadap
Pertumbuhan Usaha Dan Kesejahteraan
Mustahik Di Kecamatan Medan Timur. AT-
TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam,
Volume IV No. 2 Juli
Ulfa, Marwiyah. (2019). Produktivitas Dana Zakat
Bagi Mustahik Dalam Peningkatan Usaha
(Studi Masyarakatbinaan Baznas Kota
Makassar). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Uin Alauddin Makassar
Utami, Siti, H. (2018). Pengaruh Pendayagunaan
Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan
Mustahiq Di Kota Medan. Jurnal Ekonomi
dan Keuangan Vol.2 No.6
Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Jakarta:
Rajawali Pers
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
136
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG KAJIAN TEORI
PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh)
Seri Murni Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Email: [email protected]
ABSTRACT
Samsung is the smartphone brand that is most in demand by consumers in Indonesia based
on the results of research by global news providers. This is certainly influenced by several
faktors that influence consumer behavior including brand faktors, price, and product quality.
This study aims to determine whether these three faktors influence the decision to purchase
Samsung mobile phones for students at Ar-Raniry State Islamic1University in Banda Aceh.
This type of research is quantitative with a questionnaire as a data collection tool. The
sampling method is Accident Sampling with a sample of 100 respondents namely students
who are on the campus of UIN Ar-Raniry Banda Aceh. The test used to test the research
instrument is the validity and reliability test with the Multiple Linear Regression research
model using SPSS 16. The results show that the brand variable, price, and product quality
both partially and simultaneously have a positive effect on purchasing decisions. Variable
price, product quality and brand are also able to explain its effect on the purchase decision
variable by 45.3% and the remaining 54.7% are influenced by other variables not included
in the study. So the more appropriate the price with the benefits, good product quality and a
good brand, the more it will improve the consumer's decision to make a purchase.
Keywords: Brand, Price, Product Quality, and Purchasing Decisions
ABSTRAK
Samsung merupakan merek smartphone yang paling banyak diminati oleh konsumen di
Indonesia dilihat berdasarkan hasil riset penyedia berita global. Hal ini tentu dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya faktor merek,
harga dan kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga faktor
tersebut mempengaruhi keputusan pembelian handphone Samsung pada Mahasiswa di
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
kuantitatif dengan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Metode pengambilan
sampel yaitu Accident Sampling dengan sampel sebanyak 100 responden yaitu Mahasiswa/i
yang berada di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Uji yang digunakan untuk menguji
instrumen penelitian adalah uji validitas dan reliabilitas dengan model penelitian Regresi
Linear Berganda menggunakan alat bantu SPSS 16. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel
merek, harga dan kualitas produk baik secara parsial maupun simultan berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Variabel harga, kualitas produk dan merek juga mampu
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 45,3% dan sisanya
sebesar 54,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dicantumkan dalam penelitian. Jadi
semakin sesuai harga dengan manfaat, kualitas produk yang bagus dan merek yang baik
maka akan semakin meningkatkan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
Kata Kunci : Merek, Harga, Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
137
PENDAHULUAN
Kegiatan pemasaran sangat penting dilakukan
dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan
dari perusahaan tersebut. Keberhasilan perusahaan
dalam memasarkan suatu produk tidak hanya dilihat
dari seberapa banyak konsumen yang diperoleh,
lebih daripada itu yaitu untuk memastikan
bagaimana caranya mempertahankan konsumen
tersebut agar mereka tetap bertahan dengan produk
yang dipasarkan. Untuk masalah tersebut,
diperlukan konsep pemasaran yang baik disertai
dengan strategi yang menunjang keberhasilan suatu
perusahaan.
Pemasaran sendiri menurut Sofyan Assauri
(2004:5) merupakan aktivitas manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran. Untuk
memuaskan konsumen, perusahaan harus jeli
melihat dan mencermati kebutuhan dan keinginan
konsumen dalam memilih suatu produk. Perilaku
konsumen adalah aktivitas konsumen yang
ditunjukkan melalui pencarian, pembelian,
penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk
atau jasa yang diharapkan dapat memuaskan
kebutuhan konsumen itu sendiri (Anoraga, 2004:
224).
Dari riset yang dilakukan oleh International
Data Corporation (IDC), yaitu sebuah perusahaan
penyedia berita global, layanan konsultasi dan acara
di bidang teknologi informasi, telekomunikasi dan
pasar teknologi konsumen mengemukakan bahwa
ada lima besar merek smartphone yang paling laris
di dunia tahun 2017 dan awal tahun 2018. Salah
satunya adalah Samsung. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut: (Zakaria, 2018)
Tabel 1.1
Persentase Penjualan 5 Besar Smartphone Per
Kuartal Pada Tahun 2017 dan Awal Tahun 2018
Quarter 2017Q1 2017Q2 2017Q3 2017Q4 2018Q1 2018Q2
Samsung 23,2% 22,9% 22,1% 18,9% 23,5% 21,0%
Huawei 10,0% 11,0% 10,4% 10,7% 11,8% 15,9%
Apple 14,7% 11,8% 12,4% 19,6% 15,7% 12,1%
Xiaomi 4,3% 6,2% 7,5% 7,1% 8,4% 9,5%
OPPO 7,5% 8,0% 8,1% 6,9% 7,4% 8,6%
Sumber: International Data Corporation, 2018
Apabila dilihat dari sisi Indonesia, beberapa
tahun kebelakang Samsung juga berada pada
peringkat pertama, termasuk pada tahun 2017 yang
lalu, seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2
Perbandingan 5 Besar Brand Smartphone Tahun
2016-2017
Pada tahun 2018 di kuartal I dan II, Samsung
masih tetap menduduki peringkat pertama dalam
tingkat penjualan. Hal ini dapat dilihat pada grafik
berikut:
Gambar 1.1
Grafik Perbandingan 5 Besar Penjualan
Smartphone Di Indonesia Kuartal Kedua
Tahun 2017 dan 2018
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
138
Dari data-data di atas dapat dilihat bahwa
perusahaan Samsung tidak pernah lepas dari 3 besar
dalam memasarkan produknya. Untuk menghasil-
kan produk yang berkualitas dan diminati banyak
konsumen, suatu perusahaan perlu menciptakan
berbagai model pemasaran dan strategi yang
mendukung. Amirullah (2002: 61) mengatakan
bahwa “pengambilan keputusan adalah suatu proses
penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif
sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu
dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap
paling menguntungkan.” .
Adapun salah satu aspek yang mendukung
perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian
suatu produk adalah kualitas dari produk itu sendiri.
Hal ini sesuai dengan penelitian Asep Wibowo
(2016) yang mengatakan bahwa kualitas produk
yang bagus berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Tetapi hasil penelitian Asep wibowo
bertentangan dengan Meiria Sari Suroso (2012)
yang mengatakan bahwa kualitas produk tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Pengertian kualitas produk menurut Kotler dan
Amstrong (2012: 283) adalah kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,
ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi
produk juga atribut produk lainnya.
Dalam hubungannya dengan keputusan
pembelian, produk merupakan salah satu aspek
yang penting untuk mendorong konsumen
melakukan pembelian. Apabila produk yang
dipasarkan perusahaan baik dan memuaskan, maka
keputusan konsumen untuk membeli juga akan
meningkat. Begitu juga sebaliknya. Jika produk
yang dipasarkan memiliki kualitas yang buruk
maka keputusan konsumen untuk membeli produk
tersebut juga akan berkurang. Berdasarkan uraian di
atas, maka diperoleh hasil yang berbeda-beda
sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Disebabkan karena banyaknya faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian, maka peneliti
hanya fokus untuk mengambil faktor merek, harga
dan kualitas produk, karena peneliti menganggap
ketiga faktor inilah yang berperan penting dalam
keputusan pembelian.
Dari penjelasan data-data di atas dapat dilihat
bahwa smartphone Samsung memiliki posisi dan
pengaruh yang cukup penting bagi perkembangan
teknologi baik di dunia maupun di Indonesia. Hal
ini tentu tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan pembelian. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk meneliti apakah Samsung juga
memiliki pengaruh pada mahasiswa di Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh dilihat dari
faktor merek, harga, dan kualitas produk.
Tujuan dalam penelitian ini untuk menguji dan
menganalisis:
1. Pengaruh merek terhadap keputusan pembelian
Handphone Samsung pada mahasiswa
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
2. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
Handphone Samsung pada mahasiswa
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
3. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian Handphone Samsung pada mahasiswa
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku mahasiswa
UIN Ar-Raniry Banda Aceh dalam perspektif
ekonomi Islam terhadap keputusan pembelian
Handphone Samsung.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
139
LANDASAN TEORI
Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk (2004: 547) menyatakan
bahwa keputusan pembelian merupakan pemilihan
dari dua atau lebih alternatif untuk memutuskan
membeli suatu barang atau membatalkannya.
Kotler (2012: 176) mengatakan bahwa ada 5
tahap proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh konsumen yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Proses ini dimulai ketika pembeli mengenali
masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut
dapat timbul karena adanya rangsangan internal
maupun eksternal.
b. Pencarian Informasi
Kotler (2012: 178) menjelaskan bahwa sumber
utama konsumen untuk mendapatkan informasi
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga,
kenalan
2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga,
penyalur, kemasan, pajangan di toko.
3. Sumber publik: media massa, organisasi
penentu peringkat konsumen.
4. Sumber pengalaman: penanganan,
pengkajian, pemakaian produk.
c. Evaluasi Alternatif
Pada tahap ini konsumen mulai melakukan
evaluasi terhadap beberapa merek yang
menghasilkan produk-produk yang sama.
d. Keputusan Pembelian
Pada tahap ini niat sudah membentuk di hati
para konsumen, sehingga keputusan untuk
membeli atau tidak sudah ditetapkan.
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan
merasakan manfaat dari produk yang dibeli,
apakah menghasilkan level kepuasan atau malah
mengecewakan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan membeli konsumen adalah sebagai
berikut: (Swastha & Handoko, 2000: 111)
1. Lokasi Penjual yang Strategis
Lokasi yang strategis mempengaruhi keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk.
2. Pelayanan yang Baik
Pelayanan sangat berpengaruh terhadap jadi
tidaknya transaksi pembelian oleh konsumen.
3. Kemampuan Tenaga Penjualnya
Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam
mengembangkan sebuah perusahaan.
4. Iklan dan Promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan program pemasaran.
5. Penggolongan Barang
Dalam melakukan kegiatan pembelian,
penggolongan barang akan menjadi faktor
pertimbangan bagi konsumen.
Merek
Buchari Alma (2007: 147) mengatakan bahwa
merek merupakan suatu tanda atau simbol untuk
memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu
berupa kata-kata, gambar atau gabungan keduanya.
Menurut Rangkuti (2002: 244) merek adalah
sekumpulan pemikiran tentang suatu produk yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen.
Merek Dalam Konsep Islam
Dalam pemasaran syari’ah, merek yang baik
akan menjadi identitas suatu produk untuk individu
atau perusahaan.
Harga
Harga adalah satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan
untuk memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa atas barang yang
ditukar (Tjiptono, 2001).
Harga Dalam Konsep Islam
Harga dalam istilah fiqh disebut al-ba’i yang
memiliki pengertian menjual, membeli dan
menukar (Harun, 2000: 111). Jual beli
diperbolehkan dalam Islam sebagaimana yang
dicantumkan dalam Al-Qur’an dalam surah (Al-
baqarah: 275)n , yaitu: (Departemen Agama RI,
2010: 47)
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
140
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Hal itu disebabkan karena
mereka berkata, Sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.” (Q.S Al-
Baqarah [2]: 275)
Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan kemampuan dari
suatu produk dalam menjalankan fungsinya yang
mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan,
kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan
perbaikan produk serta ciri-ciri lainnya (Luthfia,
2012). Berdasarkan berwujud dan tidaknya,
klasifikasi produk dapat dibagi menjadi tiga, antara
lain:
1. Barang tidak tahan lama (nondurable goods),
yaitu barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Contoh: makanan
2. Barang tahan lama (durable goods), yaitu
barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
dengan banyak pemakaian. Contoh: pakaian
3. Jasa yaitu aktivitas atau manfaat yang
ditawarkan untuk dijual
Kualitas Produk Dalam Konsep Islam
Dalam ekonomi Islam, produk yang dihasilkan
perusahaan semestinya adalah produk yang dapat
bermanfaat bagi konsumennya dan juga sesuai
dengan koridor syariah yang telah ditetapkan.
Konteks produk menurut pandangan Islam:
a. Produk yang halal dan thayyib
b. Produk yang bermanfaat
c. Produk yang berpotensi ekonomi atau benefit
d. Produk yang bernilai tambah tinggi
e. Produk yang dapat memuaskan masyarakat.
(Muhammad, 2004: 110).
Pengaruh Merek Terhadap Keputusan
Pembelian
Merek merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Heru Febrianto (2015) dalam penelitiannya tentang
analisis pengaruh kualitas produk, harga dan citra
merek terhadap keputusan pembelian handphone
Samsung Android dengan minat beli sebagai
variabel interving menyatakan bahwa kualitas
produk, harga dan citra merek memiliki hubungan
yang signifikan terhadap minat beli, baik secara
parsial maupun simultan.
Pengaruh Harga Terhadap Keputusan
Pembelian
Augusty Ferdinand (2006: 225)
mengemukakan bahwa “harga merupakan salah
satu variabel penting dalam pemasaran, dimana
harga dapat mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk,
karena berbagai alasan.”
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian
Lupiyoadi dan Hamdani dalam bukunya
mengatakan bahwa “Konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan kualitas, kinerja dan
pelengkap inovatif yang terbaik.
Hipotesis
Sugiyono (2009: 96) mengatakan bahwa
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Adapun hipotesis dari penelitian ini
adalah:
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
141
H01 = Merek tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Handphone
Samsung
H1 = Merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian Handphone Samsung
H02 = Harga tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Handphone
Samsung
H2 = Harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian Handphone Samsung
H03 = Kualitas produk tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian Handphone
Samsung
H3 = Kualitas produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Handphone
Samsung
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Adapun jenis data dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
sumber data yang digunakan adalah data primer.
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan responden
atau objek penelitian adalah Mahasiswa di Kampus
UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumber data yang diteliti, maka
sumber data yang penulis gunakan adalah:
a. Teknik Kuisioner
b. Teknik Dokumentasi
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari objek
penelitian yang akan diteliti. Menurut Sugiyono
(2012: 119) “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.” Populasi dari penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Banda Aceh yang menggunakan handphone
bermerek Samsung.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan
diteliti yang dianggap dapat menggambarkan
populasinya (Soehartono, 2004: 57). Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling, sedangkan teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental
sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, Adapun untuk menentukan
jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini,
Roscoe (1982: 253) dalam Uma Sekaran (2006:
160) memberikan aturan umum atau rule of thumb
untuk menentukan ukuran sampel. Dalam penelitian
ini jumlah indikator untuk semua variabel bebas
yaitu berjumlah 15 indikator, jumlah sampelnya
adalah 6 x 15 = 90, tetapi untuk mendapatkan
kuesioner yang lebih baik, penulis menggenapkan
sampel menjadi 100 orang.
Skala Pengukuran
Penelitian juga bertujuan untuk mengukur,
memperkirakan dan mengembangkan teori. Dalam
penelitian ini analisis data kuantitatif yang
digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan
alat ukur skala likert. Djaali dan Muljono (2008:
28) mengatakan bahwa “skala likert adalah skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan pandangan seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu peristiwa atau fenomena pendidikan
Model Penelitian
Dalam penelitian ini, model yang dipakai
adalah regresi linear berganda. Regresi linear
berganda merupakan teknik untuk menganalisis
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
142
pengaruh antara dua variabel atau lebih yang
mempunyai sebab akibat Adapun rumus yang
digunakan yaitu: (Subagyo & Djarwanto Ps, 2005:
67)
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + e (3.1)
Dari persamaan model regresi di atas, dapat
dibentuk model persamaan berdasarkan penelitian
yang akan diteliti menjadi:
KP = a + b₁H + b₂KPr + b₃M + e (3.2)
Keterangan :
KP = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
H = Harga
KPr = Kualitas Produk
M = Merek
b₁, b₂, b₃ = Koefisien Regresi
e = Standar Error
Teknik Analisis Data
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kuesioner yang digunakan benar-benar
valid untuk mengukur variabel dan responden yang
menjawab sesuai dengan kriteria sampel dalam
penelitian kuantitatif.
Uji Reliabilitas
“Uji Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukur yang sama pula” (Siregar, 2013: 87).
Reliabilitas suatu model variabel dikatakan baik
jika memiliki nilai cronbach’s alpha di atas dari
0,60. Sebab kuesioner dinyatakan reliabel jika
mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar
dari 0,60.
Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik, ada beberapa jenis
pengujian asumsi yang dilakukan yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi yang digunakan variabel
residual atau variabel pengganggunya
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011: 165).
Pengujian normalitas dilakukan melalui uji
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program
SPSS. Kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut: (Sarjono & Julianita, 2011: 64)
a) Jika nilai signifikan < 0,05 berarti data tidak
berdistribusi normal.
b) Jika nilai signifikan > 0,05 berarti data
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen/variabel
bebas. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi dapat
dilihat dengan dua cara yaitu:
a) Melihat nilai variance inflation faktor (VIF <
10)
b) Nilai angka tolerance mendekati 1.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terdapat
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2011: 70). Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homokedastisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
143
Pengujian Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap
variabel bebas secara masing-masing parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat (dependen) pada tingkat
kepercayaan sebesar 95% (α = 5% atau 0,05)
dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan
(Nachrowi, 2006: 17). Rumus yang digunakan
untuk mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = t (α/2); n-k-1.
Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel independen
Pengambilan keputusan dalam uji parsial
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika sig. < α = 5% (0,05) atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya secara
parsial terdapat pengaruh signifikan antara
setiap variabel independen terhadap variabel
dependen.
b. Jika sig. > α = 5% (0,05) atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
maka Ha ditolak dan H0 diterima artinya secara
parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara
setiap variabel independen terhadap variabel
dependen.
2. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model regresi secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel dependen. Ketentuan
adalah sebagai berikut: (Nachrowi, 2006; 16)
a. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak yang
artinya semua variabel independen secara
bersama-sama (secara simultan) berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima yang
artinya semua variabel independen secara
bersama-sama (secara simultan) tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Semakin besar nilai R² (mendekati satu) semakin
baik hasil regresi tersebut karena variabel
independen secara keseluruhan mampu
menjelaskan variasi variabel dependen dan
sebaliknya semakin mendekati angka nol berarti
semakin buruk hasil regresinya, karena variabel
independen secara keseluruhan tidak mampu
menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,
2011: 97).
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dalam
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
memprediksi bagaimana variabel merek, harga, dan
kualitas produk mempengaruhi keputusan
pembelian dengan menggunakan data primer hasil
dari penyebaran kuesioner. Berdasarkan data yang
telah diolah, maka didapatkan hasil regresi yaitu:
Tabel 4.1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9.131 3.237 -2.821 .006
Merek .669 .196 .346 3.410 .001
Harga .412 .185 .213 2.230 .028
Kualitas
Produk .348 .166 .230 2.093 .039
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: SPSS Versi 16, 2018
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
144
Hasil persamaan regresi yang diperoleh
berdasarkan tabel 4.1 di atas adalah:
KP = -2,821 + 3,410 M + 2,230 H + 2,093 KPr + e
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka
dapat di interpretasikan sebagai berikut:
a. Nilai konstan sebesar -2,821 artinya jika
variabel merek, harga dan kualitas produk
dianggap konstan maka keputusan pembelian
handphone Samsung turun sebesar 2,821 atau
282,1%.
b. Nilai koefisien merek sebesar 3,410 menyatakan
bahwa apabila variabel merek (X1) meningkat
sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian
juga akan meningkat sebesar 3,410 satuan
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan.
c. Nilai koefisien harga sebesar 2,230 menyatakan
bahwa jika variabel harga (X2) meningkat
sebesar 1 satuan, maka keputusan pembelian
juga akan ikut meningkat sebesar 2,230 satuan
dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap
konstan.
d. Nilai koefisien kualitas produk sebesar 2,093
berarti bahwa jika variabel kualitas produk (X3)
meningkat sebesar 1 satuan, maka keputusan
pembelian juga akan turut meningkat sebesar
2,093 satuan dengan asumsi bahwa variabel lain
dianggap konstan.
Analisis Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Tabel 4.2
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9.131 3.237 -2.821 .006
Merek .669 .196 .346 3.410 .001
Harga .412 .185 .213 2.230 .028
Kualitas
Produk .348 .166 .230 2.093 .039
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: SPSS Versi 16, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diperoleh
hasil uji t (parsial) yaitu sebagai berikut:
a. Variabel merek (X1) memiliki nilai t hitung
sebesar 3,410 > t tabel sebesar 1,985 dan
signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel merek berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sebesar 3,410.
b. Variabel harga (X2) memiliki nilai t hitung
sebesar 2,230 > t tabel sebesar 1,985 dan
signifikansi 0,028 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian sebesar 2,230.
c. Variabel kualitas produk (X3) memiliki nilai t
hitung sebesar 2,093> t tabel sebesar 1,985 dan
signifikansi 0,039 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
sebesar 2,093.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
145
2. Uji F (Simultan)
Tabel 4.3
Hasil Uji F (Simultan) ANOVAb
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 804.345 3 268.115 26.542 .000a
Residual 969.765 96 10.102
Total 1774.110 99
a. Predictors: (Constant), Merek, Harga, Kualitas Produk
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: SPSS Versi 16, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil uji F
(Simultan) diperoleh nilai F hitung sebesar 26,542
> F tabel sebesar 2,70 dan nilai probabilitas
signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel merek, harga, dan
kualitas produk terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama (simultan) terhadap
keputusan pembelian handphone merek Samsung.
3. Uji Determinasi
Tabel 4.4
Hasil Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
Estimate
1 .673a .453 .436 3.17832
a. Predictors: (Constant), Merek, Harga, Kualitas Produk
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: SPSS Versi 16, 2018
Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diperoleh R
Square atau koefisien determinasi sebesar 0,453
atau 45,3%. Hal ini menunjukkan bahwa 45,3%
keputusan pembelian handphone Samsung
dipengaruhi oleh variabel harga, kualitas produk
dan merek. Sedangkan 54,7% sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak terdapat pada
penelitian ini.
Pembahasan Penelitian
1. Pengaruh Variabel Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
variabel merek diperoleh nilai t hitung sebesar
3,410 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Dari
hasil yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa
semakin baik merek di mata konsumen, maka
semakin tinggi juga keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian..
2. Pengaruh Variabel Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
variabel harga diperoleh nilai t hitung sebesar 2,230
dengan nilai signifikansi sebesar 0,028. Dari hasil
analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa
penelitian ini berhasil membuktikan tentang
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
handphone Samsung. Hal ini berarti semakin sesuai
harga barang yang ditawarkan dengan manfaat yang
diperoleh maka semakin tinggi keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian produk
handphone merek Samsung.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Stanton dalam Rosvita (2010: 24) yang
mengatakan bahwa salah satu indikator untuk
mengukur harga adalah dengan melihat kesesuaian
harga dengan manfaat yang diperoleh. Jika harga
sesuai dengan manfaat yang didapatkan atau
bahkan lebih, maka semakin kuat juga keputusan
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
3. Pengaruh Variabel Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
variabel kualitas produk diperoleh nilai t hitung
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
146
sebesar 2,093 dengan nilai signifikansi sebesar
0,039. Dari hasil yang sudah dilakukan
menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian handphone
Samsung. Hal ini berarti semakin baik kualitas
produk, maka akan meningkatkan keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian.
Kualitas produk merupakan salah satu aspek
yang penting dalam kegiatan mengkonsumsi.
Konsumen tentu tidak akan membeli suatu produk
yang tidak memenuhi harapan. Bagian dari produk
yang diharapkan seperti keandalan dan kualitas
kinerja yang dimiliki juga menjadi indikator
penting dalam memutuskan pembelian suatu
produk. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Asep Wibowo (2016: 97) yang
mengatakan bahwa kualitas produk yang bagus
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Variabel Merek, Harga, dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian
Hasil pengujian yang telah dilakukan
memperoleh nilai 𝑓ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 26,542 dengan
signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil tersebut,
penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ada
pengaruh secara simultan antara merek, harga, dan
kualitas produk terhadap keputusan pembelian
handphone Samsung pada Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Hasil uji R
square menunjukkan bahwa didapatkan nilai
sebesar 0,453. Hal ini menunjukkan bahwa
keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel
merek, harga, dan kualitas produk sebesar 45,3%,
sedangkan sisanya sebesar 54,7% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
baik harga, kualitas produk dan merek maka
semakin tinggi juga keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian.
Deskripsi Hasil Kuesioner Kajian Teori Perilaku
Konsumen Dalam Islam
Untuk melihat kecenderungan responden
berperilaku sesuai konsep syari’ah dalam membuat
keputusan pembelian handphone bermerek
Samsung, maka dapat dirincikan berdasarkan
prinsip-prinsip berikut:
1. Prinsip Keadilan
Tabel 4.5
Perilaku Konsumen Berdasarkan Prinsip
Keadilan
Pertanyaan Skala Ukur Jumlah Persentase
Saya
menyeimbangkan
penggunaan
handphone
Samsung di setiap
aktivitas untuk
kesehatan jasmani
dan rohani
Sangat Setuju 25 25%
Setuju 36 36%
Kurang Setuju 20 20%
Tidak Setuju 9 9%
Sangat Tidak Setuju 10 10%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Telah Diolah Kembali (2018)
Berdasarkan tabel 4.5 memperlihatkan bahwa
jawaban responden berdasarkan prinsip keadilan
mendapatkan hasil yang paling besar dengan
jumlah 36 dengan skala ukur setuju, sedangkan
jumlah terkecil yaitu berjumlah 9 dengan skala ukur
tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 36%
pengguna handphone Samsung dapat
menyeimbangkan penggunaan handphone Samsung
dalam setiap aktivitasnya sehari-hari. Maksud dari
kalimat dapat menyeimbangkan yaitu responden
berlaku adil terhadap dirinya sendiri dalam
menggunakan handphone, walaupun kebanyakan
responden lebih banyak menggunakan
handphonenya lebih dari 6 jam per hari berdasarkan
hasil kuesioner karakteristik responden, namun
penggunaan yang dimaksudkan adalah penggunaan
yang bermanfaat seperti mencari tugas, membaca
berita dan mencari informasi lainnya.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
147
2. Prinsip Kebersihan
Tabel 4.6
Perilaku Konsumen Berdasarkan Prinsip
Kebersihan
Pertanyaan Skala Ukur Jumlah Persentase
Saya memilih
menggunakan
handphone
Samsung
lebih karena
nilai-nilai
manfaat yang
ditawarkan,
bukan untuk
mengikuti tren
Sangat Setuju 37 37%
Setuju 21 21%
Kurang Setuju 25 25%
Tidak Setuju 11 11%
Sangat Tidak Setuju 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Telah Diolah Kembali (2018)
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa
jawaban responden berdasarkan prinsip kebersihan
mendapatkan hasil yang paling besar dengan
jumlah 37 dengan skala ukur sangat setuju,
sedangkan jumlah terkecil yaitu berjumlah 6
dengan skala ukur sangat tidak setuju. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa 37% responden menggunakan
handphone Samsung karena manfaat yang
ditawarkan, bukan untuk mengikuti tren. Prinsip
kebersihan disini mengarah pada mengkonsumsi
produk yang halalan thayyiban, sehingga diperoleh
manfaat dari produk yang dikonsumsi tersebut.
3. Prinsip Kesederhanaan
Tabel 4.7
Perilaku Konsumen Berdasarkan Prinsip
Kesederhanaan
Pertanyaan Skala Ukur Jumlah Persentase
Saya merasa
cukup hanya
dengan
memiliki satu
handphone
yaitu yang
bermerek
Samsung
Sangat Setuju 25 25%
Setuju 39 39%
Kurang Setuju 17 17%
Tidak Setuju 12 12%
Sangat Tidak Setuju 7 7%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Telah Diolah Kembali (2018)
Berdasarkan tabel 4.7 memperlihatkan bahwa
jawaban responden berdasarkan prinsip
kesederhanaan mendapatkan hasil yang paling besar
yaitu berjumlah 39 dengan skala ukur setuju,
sedangkan jumlah terkecil yaitu berjumlah 7
dengan skala ukur sangat tidak setuju. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa 39% responden merasa cukup
hanya dengan memiliki satu handphone yaitu yang
bermerek Samsung. Prinsip kesederhanaan dalam
hal ini yaitu responden merasa qana’ah dan tidak
mengedepankan hawa nafsu dengan tidak
menimbulkan sifat tabzir atau israf sehingga
terwujudnya salah satu perilaku konsumen sesuai
syari’ah yaitu prinsip kesederhanaan.
4. Prinsip Kemurahan Hati
Tabel 4.8
Perilaku Konsumen Berdasarkan Prinsip
Kemurahan Hati
Pertanyaan Skala Ukur Jumlah Persentase
Saya mengguna-
kan handphone
Samsung dengan
salah satu tujuan
untuk mengerat-
kan tali
persaudaraan
dengan sesama
Sangat Setuju 18 18%
Setuju 46 46%
Kurang Setuju 24 24%
Tidak Setuju 13 13%
Sangat Tidak Setuju 9 9%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Telah Diolah Kembali (2018)
Berdasarkan tabel 4.8 memperlihatkan bahwa
jawaban responden berdasarkan prinsip kemurahan
hati mendapatkan hasil yang paling besar dengan
jumlah 46 dengan skala ukur setuju, sedangkan
jumlah terkecil yaitu berjumlah 9 dengan skala ukur
sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa 46% responden menggunakan handphone
Samsung dengan salah satu tujuan untuk
mengeratkan tali persaudaraan dengan sesama.
Perilaku konsumen dengan prinsip kemurahan hati
yaitu responden menumbuhkan kelembutan hati dan
sifat saling tolong menolong serta memiliki cinta
kasih terhadap sesama sehingga akan tumbuh rasa
persaudaraan satu sama lain.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
148
5. Prinsip Moralitas
Tabel 4.9
Perilaku Konsumen Berdasarkan Prinsip Moralitas
Pertanyaan Skala Ukur Jumlah Persentase
Saya tidak
tergesa-gesa
saat membeli
handphone
Samsung
untuk
menghindari
penyesalan
dimasa yang
akan datang
Sangat Setuju 17 17%
Setuju 49 49%
Kurang Setuju 14 14%
Tidak Setuju 8 8%
Sangat Tidak Setuju 12 12%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer Telah Diolah Kembali (2018)
Berdasarkan tabel 4.28 memperlihatkan bahwa
jawaban responden berdasarkan prinsip moralitas
mendapatkan hasil yang paling besar dengan
jumlah 49 dengan skala ukur setuju, sedangkan
jumlah terkecil yaitu berjumlah 8 dengan skala ukur
tidak setuju
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil analisis yang telah
dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Secara parsial variabel merek (X1) berpengaruh
terhadap keputusan pembelian handphone
Samsung pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yaitu sebesar
3,410, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
adanya hubungan positif antara variabel merek
terhadap keputusan pembelian.
b. Secara parsial variabel harga (X2) berpengaruh
terhadap keputusan pembelian handphone
Samsung pada Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yaitu sebesar
2,230, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
adanya hubungan positif antara variabel harga
terhadap keputusan pembelian.
c. Secara parsial variabel kualitas produk (X3)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
handphone Samsung pada Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
yaitu sebesar 2,093, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa adanya hubungan positif
antara variabel kualitas produk terhadap
keputusan pembelian.
d. Hasil kuesioner perilaku konsumen berdasarkan
perspektif ekonomi Islam menunjukkan bahwa
prinsip keadilan, kebersihan, kesederhanaan,
kemurahan hati dan moralitas memiliki
pengaruh pada perilaku konsumen berdasarkan
ekonomi Islam.
REFERENSI
Agama RI, Departemen. (2010). Al-Hikmah Al-
Qur'an dan Terjemahnya. Bandung:
Diponegoro.
Adriansyah, Muhammad Ari., Aryanto, Rudy.,
Toindo, Harly., Agustina, Shirley. (2012).
Jurnal. Peran Minat Pembelian Konsumen
Sebagai Mediasi Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Perusahaan Kue,
volume 4 no.1. Binus Business Review.
Al-Haritsi, Jaribah Bin Ahmad. (2006). Fiqih
Ekonomi Umar Bin Al-Khattab, Cet.1. Jakarta:
Khalifa.
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan
Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Amirullah. (2002). Perilaku Konsumen Edisi
Pertama Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Amstrong, P. Kotler. (2012). principles of
marketing. Ney Jersey: Pearson Education
Limited.
Angipora, Marius P. (2002). Dasar-Dasar
Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anoraga, Pandji. (2004). Manajemen Bisnis,
Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Rajawali Press.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
149
Aziz, Abdul. (2013). Etika Bisnis Perspektif Islam.
Bandung: Alfabeta.
Chalil, Zaki Fuad. (2009). Pemerataan Distribusi
Kekayaan Dalam Ekonomi Islam. Jakarta:
Erlangga.
C.Mowen, John., & Yahya, Michael Minor. (2002).
Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Durianto, Darmadi., Sugiarto., Sitinjak, Tony.
(2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Febrianto, Heru. (2015). Skripsi. Analisis Pengaruh
Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Handphone
Samsung Android Dengan Minat Beli Sebagai
Variabel Interverning. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ferdinand, August. (2006). Metode Penelitian
Modern. Semarang: Universitas Diponegoro.
G.Amstrong, P. Kotler. (2003). Manajemen
Pemasaran, Edisi Ke Sembilan. Jakarta: Indeks
Gramedia.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gilarso, T. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro
(Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.
Hamdani, A., & Lupiyadi, Rambat. (2006).
Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Empat.
Harun, Nasrun. (2000). Fiqh Muamalah. Jakarta:
Gaya Media Pratama.
Hidayat, Muhammad. (2010). An Introduction To
The Syaria Economic: Pengantar Ekonomi
Islam, cet.1. Jakarta: Zikrul Hakim.
Ismaya, Sujaya., Winarno, Sigit. (2007). Kamus
Besar Ekonomi. Bandung: Pustaka Grafika.
Julianita., Sarjono. (2011:64). SPSS VS LISREL:
Sebuah Pengantar, Aplikasi Untuk Riset.
Jakarta: Salemba Empat.
Kanuk., & Schifman. (2008). Perilaku Konsumen
Edisi 7. Jakarta: Indeks.
. (2004). Consumen Behaviour
8th Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kartajaya, Hermawan. (2004). Hermawan
Kartajaya On Brand, cet.1. Bandung: Mizan.
Koch, Richard. (2005). Manajemen Pemasaran
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Lembang, Rosvita Dua. (2010). Skripsi. Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi
dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian
Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh
Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi S1 Reguler II Universitas
Diponegoro). Yogyakarta: Universitas
Diponegoro.
Lupiyadi, Rambat. (2001). Pemasaran Jasa.
Jakarta: Salemba Empat.
Luthfia, Widha Emil. (2012). Skripsi. Analisis
Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Coffee Shop Kofisyop Tembalang.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Muhammad. (2004). Etika Bisnis Islami.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mujahidin, Akhmad. (2007). Ekonomi Islam.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muljono., & Djaali. (2008). Pengukuran Dalam
Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Nachrowi, Hardius Usman., Djalal, Nachrowi.
(2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan
Keuangan. Jakarta: FEUI.
Narimawati, Umi. (2008). Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi.
Bandung: Agung Media.
Nasir, Moh. (2003). Metode Penelitian (cetakan
kelima). Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nasution, Arman Hakim., Sudarso, Indung.,
Trisunarno, Lantip. (2006). Manajemen
Pemasaran Untuk Engineering. Yogyakarta:
Andi Offset.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
150
Ningsih, Ekawati Rahayu. (2008). Manajemen
Pemasaran. Kudus: Nora Media Interprisse.
Prasetyani, Indriyatri Rima. (2012). Skripsi.
Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen Netizen Terhadap Minat
Beli Produk Smartphone Samsung Galaxy
Series (Studi Pada Netizen Di Kota
Semarang). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Prawirosentono, Suyadi. (2004). Manajemen Mutu
Terpadu Total Quality Manajemen Abad 21.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rangkuti, Freddy. (2002). Riset Pemasaran.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Riofita, Hendra. (2013). Sistem Ekonomi Islam.
Pekan Baru: Sutra Benta Perkasa.
Sastradipoera, Komaruddin. (2003). Manajemen
Marketing Edisi Pertama. Bandung: Kappa-
Sigma.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen.
Jakarta: Kencana.
Simamora, Bilson. (2001). Memenangkan Pasar
Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Fajar.
Situmorang, Syafrizal Helmi. (2011). Bisnis Konsep
dan Kasus. Medan: USU Press.
Soehartono, Irawan. (2004). Metode Penelitian
Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subagyo, Pangestu., & Djarwanto Ps. (2005).
Statistika Induktif Edisi 5. Yogyakarta: BPFE.
Sugiarto. Herlambang, Teddy., Brastoro. Sudjana,
Rachmat., Kelana, Said. (2007). Ekonomi
Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif, Cetakan
keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2013). Mikro Ekonomi: Teori
Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: Grafindo
Persada.
Sula, M. Syakir., & Kartajaya, H. (2008). Syariah
Marketing. Bandung: Mizan Pustaka.
Sunarto. (2003). Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
Amus.
Suroso, Meiria Sari. (2012). Skripsi. Analisis
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat
Beli Handphone Nokia Di Sidoarjo. Surabaya:
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
Swastha, B., & Handoko, T. (2000). Manajemen
Pemasaran (Analisa Perilaku Konsumen),
Edisi Pertama Cet.3. Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi pemasaran Edisi
Pertama. Yogyakarta: Andi Ofset.
Wahjono, Sentot Imam. (2010). Manajemen
Pemasaran Bank. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wibowo, Asep. (2016). Skripsi. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada
Handphone Samsung Galaxy Series (Studi
Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata
Dharma, Kampus 1 Mrican). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Wibowo, Sukarno., & Supriyadi, Dedi. (2013).
Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Wulandari, Dwi. (2018, Mei 16). Top 5 Smartphone
Di Indonesia Pada Q1 2018. Retrieved
November 30, 2018, from MIX Marcomm:
http://www.mix.co.id
Yuliadi, Imadudin. (2001). Ekonomi Islam Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian
dan Pengamalan Islam (LPPI).
Zainal, Veithzal Rivai., Djaelani, Firdaus.,
Basalamah, Salim., Yusran, Husna Leila.,
Veithzal, Andria Permata. (2018). Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan:
Dari Teori Ke Praktik, Edisi Ketiga. Bandung:
Adventure Word Press.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
151
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI DAN
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
PADA SKPK KOTA BANDA ACEH
Eva Susanti1, Intan Rizkia Chudri2, Putri Risdayanti3 1,2 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
3 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas sumber daya
manusia, komitmen organisasi dan sistem pengendalian internterhadap kualitas
laporan keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) Banda Aceh. Populasi
penelitian ini adalah seluruh SKPK Banda Aceh sebanyak 94 responden. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunujukkan bahwa kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan sistem
pengendalian internsecara simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pada SKPK Banda Aceh. Sedangkan kualitas sumber daya manusia, komitmen
organisasi dan sistem pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pada SKPK Banda Aceh. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,500
menunjukkan bahwa hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat
sebesar 50,0%, artinya kualitas laporan keuanganpada SKPK Banda Acehmempunyai
hubungan yang erat dan positif dengan kualitas sumber daya manusia, komitmen
organisasi dan sistem pengendalian intern sebesar 50,0%. Sedangkan koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,250, artinya setiap perubahan-perubahan dalam variabel
kualitas laporan keuangandapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam variabel
kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan sistem pengendalian
internsebesar 0,250 atau 25,0% dan sisanya sebesar 75,0% dijelaskan oleh variabel
lain diluar dari penelitian ini yang mungkin bisa mempengaruhi kualitas laporan
keuangan.
Kata Kunci : Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Sistem
Pengendalian Intern Dan Kualitas Laporan Keuangan
PENDAHULUAN
Dieraglobalisasi dalam penyusunan laporan
keuangan diharapkan berpedoman pada standar
yang telah ditentukan. Di dalam organisasi/instansi
fungsi keuangan menempati posisi yang sangat
penting yang akan mempengaruhi perkembangan
organisasi/instansi. Secara umum fungsi keuangan
dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama,
yaitu kegiatan mencari dana dan kegiatan
menggunakan dana (Fahmi, 2013:13). Kegiatan
mencari dana harus dilakukan secara efisien oleh
pihak manajemen terutama bagian keuangan.Dalam
rangka mewujudkan tata kelola pemerintah,
pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan
sistem informasi akuntansi, pelaksanaan sistem ini
tidak ada jaminan bahwa terdapat kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperlukan suatu metode
pengendalian intern secara efektif dapat
mengakibatkan sistem informasi akuntansi yang
diterapkan berjalan dengan baik.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu
proses akuntansi yaitu aktivitas pengumpulan dan
pengelolaan data keuangan untuk disajikan dalam
bentuk laporan keuangan atau ikthisar lainnya yang
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
152
dapat digunakan untuk membantu para pemakainya
dalam membuat atau mengambil keputusan
(Bastian, 2013:9). Penyusunan suatu laporan
keuangan dapat dipertanggung jawabkan dan dapat
diterima secara umum didasari pada prinsip-prinsip
akuntansi, prosedur metode serta teknik-teknik dari
segala sesuatu yang cukup dalam ruang lingkup
akuntansi (Bastian, 2013:213).
Laporan keuangan yang memiliki kualitas nilai
informasi yang baik, tidak terlepas dari penerapan
sistem pengendalian internal yang baik. Melalui
penguatan sistem pengendalian intern diharapkan
upaya perbaikan kualitas laporan keuangan lebih
dipacu agar kedepannya dapat dipercaya sebagai
alat pengambil keputusan oleh para pemakai
laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh
Mutiana, Diantimala dan Zuraida (2017) bahwa
sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan sehingga sistem
pengendalian internal menjadi sangat penting untuk
menjaga kekayaannya.
Bedasarkan survei yang dilakukan pada Satuan
Kerja Perangkat Kota Banda Aceh bahwa
kelemahan 5 tahun terakhir ini adalah menurunnya
produktivitas kerja pegawai, kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia yang kurang memadai, belum
optimalnya sumber daya manusia dalam mengelola
laporan keuangan, kurangnya sarana prasarana
dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini
diakibatkan kelemahan didalam sistem pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan antara lain
berupa pencatatan transaksi yang tidak dicatat dan
aset tetap yang belum diinventarisasi, sehingga hal
ini akan menyulitkan Satuan Kerja Perangkat Kota
Banda Aceh dalam menyusun laporan keuangan
yang andal (Hasil Wawancara Satuan Kerja
Perangkat Kota Banda Aceh).
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Manfaat Analisis Kualitas Laporan Keuangan
Munawir (2013:31) manfaat analisis laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbanding-
kan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa
lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data
yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil. Kasmir (2014:68) menyatakan ada
beberapa manfaat dari analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
dalam satu periode tertentu, baik aset,
kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang
telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa
saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang
dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan
apa saja yang perlu dilakukan ke depan
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen
ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak
karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding
dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
mereka capai.
Harahap (2013:195) menyatakan bahwa
manfaat analisis laporan keuangan ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas,
lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan
keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak
secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan
keuangan atau yang berada dibalik laporan
keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung
dalam laporan keuangan.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
153
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak
konsisten dalam hubungannya dengan suatu
laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya
dapat melahirkan model-model dan teori-teori
yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan
oleh para pengambil keputusan. Dengan
perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu
laporan keuangan merupakan tujuan analisis
laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan
b. Dapat memproyeksi laporan perusahaan
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu
dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu
d. Menilai perkembangan dari waktu ke waktu
e. Menilai komposisi struktur keuangan, arus
dana
7. Dapat menentukan peringkat (rating)
perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah
dikenal dalam dunia bisnis.
Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2013:10) mengemukakan
bahwa sumber daya manusia adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, pegawai, dan masyarakat. Menurut
Nawawi dalam Gaol (2014:44) sumber daya
manusia adalah orangyang bekerja dan berfungsi
sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat
dihitung jumlahnya (kuantitatif), dan SDM
merupakan potensi yang menjadi penggerak
organisasi.
Pengertian Komitmen Organisasi
Menurut Sunyoto dan Burhanudin (2011:26)
komitmen organisasi adalah sejauhmana pegawai
memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuannya
dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi tersebut. Mathis dan
Jackson dalam Sopiah (2012:155) menyatakan
bahwa komitmen organisasi adalah derajat dimana
pegawai percaya dan mau menerima tujuan-tujuan
organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasinya.
Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2014:163) sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.Mahmudi (2013:20) menyatakan bahwa
sistem pengendalian internal adalah proses yang
integral dari tindakan dan kegiatan yang dilakukan
oleh manajemen dan jajarannya untuk memberikan
jaminan atau keyakinan memadai atas tercapainnya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien dan keandalan pelaporan keuangan.
Krismiaji (2013:218) menyatakan bahwa
pengendalian intern adalah merupakan rencana
organisasi dan metode yang digunakan untuk
menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
memperbaiki efisiensi dan mendorong kebijakan
manajemen. Menurut Mardi (2013:59) sistem
pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan
segala cara serta tindakan dalam suatu perusahaan
yang saling terkoordinasi dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional
perusahaan serta membantu menjaga kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan.
METODE PENELITIAN
Peralatan analisis data menggunakan analisis
regresi berganda digunakan untuk mengolah data.
Analisis regresi berganda digunakan dalam
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
154
menghitung seberapa besar pengaruh variabel
dependen terhadap independen. Menurut Sugiyono
(2014:277) rumusan analisis regresi berganda
adalah sebagai berikut:
Y = α+ b1X1+ b2X2 + b3X3 + e
Di mana :
Y = Kualitas Laporan Keuangan
α = Konstanta
X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia
X2 = Komitmen Organisasi
X3 = Sistem Pengendalian Intern
b1-b3 = Koefisien regresi
e = Error term
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang
menujukkan tingkat-tingkat valid suatu instrumen
(Sugiyono, 2014:168). Suatu instrumen yang valid
sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Alat ukur validitas adalah korelasi
product moment dari pearson (Sugiyono, 2014:170)
suatu indikator dikatakan valid, apabila n=59 dan α
= 0,05, maka rtable = 0,252 dengan hasil rhitung> rtable
(0,252) valid dan hasil rhitung< rtable (0,252) tidak
valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik (Sugiyono, 2014:178). Instrument yang sudah
dapat dipercaya, yang reliabel yang menghasilkan
data yang dapat dipercaya, maka beberapa
kesimpulan diambil, tetap akan sama reabilitas
menunjukkan pada tingkat keandalan. Alat untuk
mengukur reliabilitas adalah alpha cronbach
(Sugiyono, 2014:196), suatu variabel dikatakan
reliabilitas apabila α ≥ 0,60 = reliabel dan α ≤ 0,60=
tidak reliabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yang
disampaikan secara langsung oleh peneliti kepada
para responden. Dalam hal ini yaitu sampel
berjumlah 94 reponden. Peneliti mengambil
kembali untuk selanjutnya ditabulasikan dan diolah
menggunakan program SPSS versi 23.0. Dalam
proses pembagian kuesioner, semua kuesioner
dapat terkumpul kembali kurang dari satu minggu.
Dalam jumlah kuesioner yang diedarkan
kepada responden sebanyak 94 kuesioner,
semuanya telah dikembalikan dengan tingkat
pengembalian kuesioner mencapai 100%, sehingga
sampel akhir penelitian berjumlah 94 (n=94).
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 94
responden pada SKPK Banda Aceh dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Dilihat dari usia responden yang berusia kurang
dari 40 tahun sebanyak 15 responden atau 15%,
usia 40-45 tahun sebanyak 31 responden atau
31% dan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 48
responden atau 48%.
2. Dilihat dari jenis kelamin bahwa laki-laki
sebanyak 36 responden atau 36% dan
perempuan sebanyak 58 responden atau sebesar
58%.
3. Dilihat dari pendidikan responden, pendidikan
DIII sebanyak 37 responden atau 37%,
pendidikan S1sebanyak 53 responden atau 53%,
dan pendidikan S2 sebanyak 4 orang pegawai
atau 4%.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
155
4. Dilihat dari status perkawinan yang menikah
sebanyak 70 responden atau 70%, yang belum
menikah sebanyak 16 responden atau 16%,
duda sebanyak 4 responden atau 4% dan Janda
sebanyak 4 responden atau 4%.
5. Dilihat dari masa kerja yang bekerja <5 tahun
sebanyak 19 responden atau 19%, bekerja 5-10
tahun sebanyak 42 responden atau 42%, bekerja
11-15 tahun sebanyak 18 responden atau 18%,
bekerja 16-20 tahun sebanyak 7 responden atau
7% dan bekerja >20 tahun sebanyak 8 responden
atau 8%.
Hasil Pengujian Instrumen
Pengujian Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang
menujukkan tingkat-tingkat valid suatu instrumen
(Sugiyono, 2014:168). Suatu instrumen yang valid
sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Alat ukur validitas adalah korelasi
product moment dari pearson (Sugiyono, 2014:170)
suatu indikator dikatakan valid, apabila n=59 dan α
= 0,05, maka rtable = 0,252 dengan hasil rhitung> rtable
(0,252) valid dan hasil rhitung< rtable (0,252) tidak
valid.Untuk lebih jelasnya mengenai hasil
pengujian validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validasi
No Variabel Butir Nilai
Rhitung
Nilai Kritis
5% (df=N-2)
Keterangan
1 Kualitas
Laporan
Keuangan
(Y)
A1 0,310
0,2028
Valid
A2 0,578 Valid
A3 0,295 Valid
A4 0,441 Valid
A5 0,462 Valid
2 Kualitas
Sumber Daya Manusia
(X1)
B1 0,381
0,2028
Valid
B2 0,559 Valid
B3 0,527 Valid
B4 0,267 Valid
B5 0,368 Valid
Tabel 4.1 Lanjutan
No Variabel Butir Nilai
Rhitung
Nilai Kritis
5% (df=N-2)
Keterangan
3 Komitmen
Organisasi
(X2)
C1 0,269
0,2028
Valid
C2 0,677 Valid
C3 0,658 Valid
C4 0,455 Valid
C5 0,243 Valid
4 Sistem
Pengendalian
Intern (X3)
D1 0,599
0,2028
Valid
D2 0,845 Valid
D3 0,611 Valid
D4 0,683 Valid
D5 0,585 Valid
Sumber: Data diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.1, maka hasil pengujian
vadilitas pada setiap variabel mempunyai nilai yang
paling rendah, yaitu:
1. Variabel kualitas laporan keuangan yang terdiri
dari 5 (lima) item pernyataan dilambangkan
dengan kode item A1 hingga A5 menunjukkan
rhitung terendah sebesar 0,295 lebih kecil dari nilai
rtabel (n=94) sebesar 0,2028, maka seluruh item
pernyataan yang berhubungan dengan variabel
kualitas laporan keuangan dinyatakan valid.
2. Variabel kualitas sumber daya manusia yang
terdiri dari 5 (lima) item pernyataan dengan
kode item B1 hingga B5, menunjukkan nilai
rhitung terendah sebesar 0,368 lebih kecil dari
nilai rtabel (df=N-2) sebesar 0,2028, sehingga
seluruh item pernyataan yang berhubungan
dengan variabel kualitas sumber daya manusia
dinyatakan valid.
3. Variabel komitmen organisasi yang terdiri dari 5
(lima) item pernyataan dilambangkan dengan
kode item C1 hingga C5, bahwa nilai rhitung
terendah sebesar 0,243 lebih kecil dari nilai rtabel
(df=N-2) sebesar 0,2028, maka seluruh item
pernyataan yang berhubungan dengan variabel
komitmen organisasi dinyatakan valid.
4. Variabel sistem pengendalian intern yang terdiri
dari 5 (lima) item pernyataan dilambangkan
dengan kode item D1 hingga D5, bahwa nilai
rhitung terendah sebesar 0,585lebih kecil dari nilai
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
156
rtabel (n=59) sebesar 0,2028, maka seluruh item
pernyataan yang berhubungan dengan variabel
sistem pengendalian intern dinyatakan valid.
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas Cronbach Alpha
digunakan untuk menilai kehandalan kuesioner, uji
ini adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono 2012:177). Maka dalam
penelitian ini digunakan yang lazim digunakan
untuk pengujian kuesioner. Analisis ini digunakan
untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat
dengan skala variabel. Pengujian reliabilitas ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten juga dilakukan secara
statistik yaitu dengan menghitung besarnya
Cronbach Alpha dengan bantuan Program SPSS
versi 23.0.Seperti terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Reliability Statistics
No Variabel Nilai
Alpha Kriteria Status
1 Kualitas Laporan
Keuangan (Y) 0,793 5 Reliable
2 Kualitas Sumber Daya
Manusia (X1) 0,646 5 Reliable
3 Komitmen Organisasi
(X2) 0,628 5 Reliable
3 Sistem Pengendalian
Intern (X3) 0,848 5 Reliable
Sumber: Data diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.2, maka pengujian
reliabilitas dengan Cronbach Alpha terhadap 4
pernyataan yang telah dinilai jawabannya, maka
dapat dilihat bahwa alpha untuk variabel kualitas
laporan keuangan sebesar 0,793, karena memiliki
nilai > 0,6 mengacu kepada syarat suatu instrument
dikatakan reliabel memiliki alpha > 0,6, variabel
kualitas sumber daya manusia sebesar 0,646 karena
memiliki nilai > 0,6 mengacu kepada syarat suatu
instrument dikatakan reliabel memiliki alpha >
0,6,komitmen organisasi sebesar 0,628 karena
memiliki nilai > 0,6 mengacu kepada syarat suatu
instrument dikatakan reliabel memiliki alpha >
0,6,dan sistem pengendalian intern sebesar 0,848
karena memiliki nilai > 0,6 mengacu kepada syarat
suatu instrument dikatakan reliabel memiliki alpha
> 0,6, maka kuesioner penelitian ini dinyatakan
reliabel untuk penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam.
Pembahasan
1. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia,
Komitmen Organisasi dan Pengendalian
Intern Secara Simultan Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pada SKPK Banda
Aceh
Pengujian secara bersama-sama dalam
penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh
kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi
dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas
laporan keuangan pada SKPK Banda Aceh. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas sumber
daya manusia, komitmen organisasi dan sistem
pengendalian intern secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
pada SKPK Banda Aceh. Nilai konstanta yang
diperoleh adalah sebesar 2,557.Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nurillah dan Muid (2014), Mutiana, Diantimala dan
Zuraida (2017) dan Widari dan Sutrisno (2017)
menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia,
komitmen organisasi dan sistem pengendalian
internberpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
157
2. Kualitas Sumber Daya Manusia Secara
Parsial Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pada SKPK Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
sumber daya manusia, secara parsial berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh. Besar pengaruh Koefisien beta untuk
kualitas sumber daya manusia sebesar 0,284
bernilai positif dan nilai signifikan adalah
0,005<α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwakualitas
sumber daya manusia secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pada
SKPK Banda Aceh, dengan demikian hipotesis
kedua (Ha2) diterima. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Mutiana, Diantimala dan Zuraida (2017)
kualitas sumber daya manusia berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan, dimana
semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka
kualitas laporan keuangan juga akan meningkat.
3. Komitmen Organisasi Secara Parsial
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pada SKPK Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
komitmen organisasi secara parsial berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh. Besar pengaruh Koefisien beta untuk
komitmen organisasi sebesar 0,177 bernilai positif
dan nilai signifikan adalah 0,012<α=0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa komitmen organisasi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pada SKPK Banda Aceh, dengan
demikian hipotesis kedua (Ha2) diterima. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mutiana, Diantimala dan Zuraida (2017) dan
Widari dan Sutrisno (2017) komitmen organisasi
berpengaruh secara positif signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan, dimana semakin tinggi
komitmen organisasi maka kualitas laporan
keuangan juga akan meningkat.
4. Pengendalian Secara Parsial Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Pada SKPK
Banda Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
pengendalian intern secara parsial berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh. Besar pengaruh Koefisien beta untuk
sistem pengendalian intern sebesar 0,191 bernilai
positif dan nilai signifikan adalah 0,008<α=0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian
intern secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh, dengan demikian hipotesis kedua
(Ha2) diterima. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurillah dan Muid
(2014), Mutiana, Diantimala dan Zuraida (2017)
dan Widari dan Sutrisno (2017) sistem
pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan, dimana semakin sistem
pengendalian intern maka kualitas laporan
keuangan juga akan meningkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagaiberikut:
1. Kualitas sumberdaya manusia, komitmen
organisasi dan sistem pengendalian intern secara
simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan pada SKPK Banda Aceh,sebesar
2,557.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh, sebesar 0,284.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
158
3. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan pada SKPK Banda
Aceh, sebesar 0,177.
4. Sistem pengendalian intern berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pada SKPK
Banda Aceh, sebesar 0,191.
5. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,500 yang
menunjukkan bahwa derajat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen
sebesar 0,500 atau 50,0%, maka kualitas laporan
keuangan mempunyai hubungan yang eratdan
positif dengan kualita ssumber daya manusia,
komitmen organisasi dan sistem pengendalian
intern.
6. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,250,
artinya kualitas laporan keuangan dapat
dijelaskan oleh kualitas sumber daya manusia,
komitmen organisasi dan sistem pengendalian
internsebesar 0,250 atau 25,0%. Sedangkan
sisanya sebesar 75,0% dijelaskan oleh variabel
lain diluar dari penelitian ini yang mungkin bisa
mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing. Penerbit
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VII.
Penerbit PT. RinekaCipta: Jakarta.
Bastian, Indra.(2013). Akuntansi Sektor Publik Di
Indonesia. BPFE. Yogyakarta.
Fahmi, Irham. (2013). Analisis Laporan Keuangan.
Penerbit Alfabeta: Bandung.
Gaol, CHR. Jimmy L. (2014). A to Z Human
Capital (Manajemen Sumber Daya Manusia)
Konsep, Teori, dan Pengembangan Dalam
Konteks Organisasi Publikdan Bisnis. PT.
Gramedia Widiasarana: Jakarta.
Handoko, T. Hani. (2013). Manajemen. Penerbit
BPFE: Yogyakarta
Harahap, Sofyan S. (2013). Teori Akuntansi. PT.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2013). Manajemen Sumber
Daya Manusi. PT. Bumi Aksara: Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Standar
Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta.
Ismawanto. (2012). Ekonomi: Untuk SMA dan MA
Kelas XII. Penerbit Pusat Pembukuan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Jusuf, A.A. (2013). Auditing. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.
Kasmir.(2014). Analisis Laporan Keuangan.
PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Kreitner dan Kinicki.(2011). Perilaku Organisasi.
Salemba Empat: Jakarta.
Krismiaji.(2013). Sistem Informasi Akuntansi. AMP
YKPN: Yogyakarta.
Luthans, Fred. (2012). Perilaku Organisasi.
Penerbit Andi: Yogyakarta.
Mahmudi.(2013). Analisa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah. Penerbit UPP STIM
YPKN: Yogyakarta.
Mardi.(2013). Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit
Ghalia Indonesia: Bogor. .
Mulyadi.(2014). Sistem Akuntansi. Penerbit
Salemba Empat: Jakarta.
Munawir. (2013). Analisa Laporan Keuangan.
Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Mutiana, Diantimala dan Zuraida.(2017). Pengaruh
Sistem Pengendalian Intern, Teknologi
Informasi, Kualitas Sumber Daya Manusia
Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan (Studi Pada Satker Di
Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten
Aceh Utara). Jurnal Perspektif Ekonomi
Darussalam, Vol 3 No 2. Universitas Syiah
Kuala: Banda Aceh.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
159
Ndaraha, Taliziduhu. (2012). Kybernology (Ilmu
Pemerintahan Baru). Penerbit Rineka Cipta:
Jakarta.
Nurillah, As Syifa dan Dul Muid (2014). Pengaruh
Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD),
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi
Empiris Pada SKPD Kota Depok). Jurnal
Akuntansi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Pasolong, Harbani. (2013). Kepemimpinan
Birokrasi. CV. Alfabeta: Bandung.
Raharjaputra, S. Hendra. (2012). Manajemen
Keuangan dan Akuntansi. Penerbit Salemba
Empat: Jakarta.
Rasdianto, Erlina. (2013). Akuntansi Keuangan
Daerah Berbasis Akrual. Brama Ardian:
Medan.
Rivai, Veithzal. (2013). Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan. Penerbit Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Robbins dan Timothy, A. Judge.(2013). Perilaku
Organisasi. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Sarjono Haryadi, dan Julianita, Winda. (2012).
SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi
untuk Riset. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Sedarmayanti.(2013). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Reformasi Birokrasi Manajene PNS.
Refika Aditama: Bandung.
Sekar, Mayangsari dan Wandanarumm, Puspa.
(2013). Auditing. Media Bangsa: Jakarta.
Sopiah.(2012). Perilaku Organisasi. Penerbit Andi:
Yogyakarta.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
160
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
RASIO KEUANGAN PADA PT. BTN (PERSERO)
CABANG BANDA ACEH
Rusnaidi1, Chaira Mauli Usrina2 1 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
ABSTRAK
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis
pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran dan hubungan
yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian tujuan
analisis laporan keuangan adalah mengkonversikan data menjadi informasi. Ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai dalam analisis laporan keuangan misalnya sebagai alat forecasting
mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang
biasanya digunakan dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah analisis
rasio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh ditinjau dari rasio likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.Data penelitian ini bersifat kualitatif yang dikumpulkan
menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan library research, yang
kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Adapun analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah terhadap laporan keuangan berdasarkan rasio likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan Kinerja keuangan Bank BTN
Cabang Banda Aceh bila ditinjau dari tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas selama
3 (tiga) periode menunjukkan bahwa tahun 2016 Bank BTN Cabang Banda Aceh memiliki
rasio kinerja keuangan yang berada pada kategori sangat baik dibandingkan dengan tahun
2017 dan 2018. Tahun 2018 merupakan tahun yang rasio kinerja keuangan Bank BTN
Cabang Banda Aceh kurang baik, bahkan pada rasio current ratio, di tahun 2018 kinerja
keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh berada pada kateogri buruk.
Kata kunci: Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas
ABSTRACT
Financial statement analysis includes the application of various analytical tools and
techniques to financial reports and data in order to obtain meaningful and useful measures
and relationships in the decision-making process. Thus the objective of financial statement
analysis is to convert data into information. There are several objectives to be achieved in
financial statement analysis, for example as a forecasting tool regarding future financial
conditions and performance. There are several techniques that are usually used in conducting
an analysis, one of which is ratio analysis. The purpose of this study was to determine the
financial performance of PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Banda Aceh Branch in terms
of liquidity ratios, solvency and profitability. The qualitative data of this study were
collected using interview, observation, documentation and library research techniques, which
were then processed and analyzed descriptively qualitatively. The analysis used in this study
is on financial statements based on liquidity ratios, solvency and profitability. The results
showed that the financial performance of Bank BTN Banda Aceh Branch when viewed from
the level of liquidity, solvency and profitability for 3 (three) periods shows that in 2016 Bank
BTN Banda Aceh Branch had financial performance ratios that were in the very good
category compared to 2017 and 2018 2018 was a year when the financial performance ratio
of Bank BTN Banda Aceh Branch was not good, even at the current ratio ratio, in 2018 the
financial performance of Bank BTN Banda Aceh Branch was in a bad category.
Keywords: Liquidity Ratio, Solvency and Profitability
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
161
PENDAHULUAN
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Banda Aceh pada awal November 2020, diketahui
bahwa saat ini PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Banda Aceh telah menjadi salah satu
alternatif bagi masyarakat untuk menyalurkan
dananya dalam bentuk tabungan serta menjadi
pilihan yang terbaik dalam rangka pengajuan
pembiayaan kredit perumahan, bantuan biaya
pembangunan rumah atau renovasi rumah, serta
pembiayaan laiinya seperti kredit kendaraan
bermotor, kredit modal kerja dan lain-lain. Selain itu
kemajuan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Banda Aceh juga terlihat dalam
peningkatan nasabah dan jumlah aset pada setiap
tahunnya, untuk lebih jelasnya peningkatan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1.
Jumlah Aset dan Nasabah PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Banda Aceh Periode
2015-2019
dalam jutaan rupiah No. Tahun Jumlah
Aset
Jumlah
Nasabah
1 2015 343.270 51.109
2. 2016 147.760 53.775
3. 2017 171.527 59.112
4. 2018 218.847 68.911
5. 2019 472.052 73.823
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Banda Aceh, 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat, bahwa
pencapaian PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Banda Aceh selama kurun waktu 5 tahun
terakhir mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Sehingga secara langsung mengindikasikan bahwa
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Banda Aceh memiliki kinerja keuangan yang baik.
Sebuah predikat kinerja suatu bank berdasarkan
hasil identifikasi tingkat kesehatan merupakan tolak
ukur bagi manajemen bank dalam menilai prestasi
atas pengelolaan usahanya, sedang bagi Bank
Indonesia sendiri, ini sangat penting sebagai dasar
dalam menetapkan arah pembinaan dan
pengembangan bank dan dengan teridentifikasinya
tingkat kesehatan suatu bank, tentu ini sangat
berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap bank, baik bagi pemilik dan pengelola
bank, bagi masyarakat sebagai pengguna jasa bank
dan juga bagi Bank Indonesia selaku pembina dan
pengawas bank.
Selanjutnya, meskipun data awal memperlihat-
kan peningkatan aset dan nasabah setiap tahunnya
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Banda Aceh, hal itu belum bisa untuk dijadikan
indikator untuk mengukur kinerja keuangan PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda
Aceh secara keseluruhan, sehingga untuk
mengetahui kondisi kinerja keuangan PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh
yang sebenarnya haruslah dianalisis sesuai dengan
pendekatan penilaian kinerja keuangan perusahaan,
diantaranya adalah berdasarkan indikator likuiditas,
leverage dan profibilitas yang diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutang
(Jumingan, 2016:239).
Analisis rasio keuangan merupakan metode
analisis yang sering dipakai karena merupakan
metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan khususnya dalam hal ini
adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Banda Aceh. Dengan mengetahui
kinerjanya, PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Cabang Banda Aceh akan dapat melakukan
perkiraan keputusan apa yang diambil guna
mencapai tujuannya. Dalam hal ini analisis rasio
keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
162
(Persero) Cabang Banda Aceh akan menggali
informasi dari laporan neraca dan laporan hasil
usahanya.
Analisis rasio keuangan kegiatannya meliputi
pengevaluasian aspek-aspek keuangan antara lain
adalah tingkat likuiditas, leverage dan profitabilitas.
Dengan mengetahui hasil evaluasi yang tentunya
juga dilakukan suatu analisa, maka PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh
akan mengetahui kinerjanya berdasarkan indikator
atau penyebab terjadinya masalah yang ada.
Hasil fakta lain dari survei awal yang peneliti
lakukan diketahui bahwa PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Banda Aceh juga masih
memiliki beberapa masalah-masalah yang harus
diperbaiki, yang meskipun sudah disusun dengan
baik, namun masih banyak yang belum sempurna.
Salah seorang nara sumber di PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Banda Aceh tersebut
mengatakan bahwa masih ada beberapa rasio-rasio
keuangan yang tidak mencapai target yang
direncanakan, bahkan tingkat besaran laba juga
terkadang meleset dari target awal. Sebagaimana
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2.
Jumlah Laba Bersih PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Cabang Banda Aceh Periode
2015-2019
dalam jurtaan rupiah No. Tahun Laba Bersih Naik Turun
1 2015 43.270 - 0
2. 2016 35.383 - 7.887
3. 2017 8.091 - 27.292
4. 2018 12.797 4.706 -
5. 2019 22.052 9.255 -
Sumber: PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Banda Aceh, 2020
Data di atas memperlihatkan trend menurun
dari laba bersih yang diterima Bank BTN Cabang
Banda Aceh pada 5 tahun terakhir, meskipun di 2
tahun terakhir mengalami peningkatan kembali, tapi
peningkatan tersebut tidaklah signifikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dengan adanya
analisa laporan keuangan berdasarkan tingkat
kinerja keuangan, maka dapat diketahui tingkat
kinerja keuangan suatu bank, karena tingkat kinerja
keuangan merupakan salah satu alat pengontrol
kelangsungan hidup bank tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal
yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi
efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan
yang telah dilaksanakan pada periode waktu
tertentu. Menurut Sucipto (2017:33) pengertian
kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan
laba. Sedangkan menurut IAI (2015:17) Kinerja
Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang
dimilikinya.
Pengertian kinerja menurut Bastian (2017:274)
adalah gambaran pencapaian pelaksanaan/program/
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja
keuangan menurut Gitosudarmo dan Basri
(2018:275) adalah rangkaian aktivitas keuangan
pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam
laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan
neraca.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah gambaran dari
kondisi perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, ikhtisar/laporan laba ditahan, dan laporan
posisi keuangan, biasanya pada akhir tahun/kwartal
(Sakti, 2017:128). Prinsip-Prinsip Akuntansi
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
163
Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015:13)
menetapkan bahwa: “Laporan keuangan
memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi serta menunjukkan juga pertanggung-
jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen
laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi
komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan
posisi keuangan pada awal periode komparatif.”
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015):5-
6), dalam PSAK No.1 terdapat enam jenis laporan
keuangan yaitu:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) pada akhir
periode
Neraca adalah ringkasan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu yang
menunjukkan total aktiva sama dengan total
kewajiban dan modal. Aktiva adalah kekayaan
yang dimiliki perusahaan. Liabilitas atau
kewajiban adalah klaim terhadap aktiva oleh
kreditur, sedangkan modal adalah klaim
terhadap aktiva oleh pemilik.
Aktiva dalam perusahaan terdiri dari 3
komponen utama yaitu:
a. aktiva lancar terdiri atas kas dan bank, surat
berharga, deposito, piutang, tagihan, biaya
dibayar dimuka;
b. aktiva tetap terdiri atas peralatan, bangunan,
kendaraan serta tanah; dan
c. aktiva lain–lain terdiri atas bunga, uang
jaminan.
Liabilitas dalam perusahaan terdiri dari 2
komponen yaitu:
a. liabilitas lancar terdiri atas pinjaman, hutang
reasuransi, hutang klaim, hutang pajak, dan
hutang dividen; dan
b. liabilitas tidak lancar terdiri atas premi,
estimasi klaim, hutang lain-lain, obligasi.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan
laba rugi berupa ringkasan pendapatan dan biaya
perusahaan ditambah dengan pendapatan
komprehensif lain yang berisikan pos–pos
pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian
reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laporan
laba rugi serta diakhiri dengan laba atau
kerugian bersih pada periode tersebut.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang
mengungkapkan kenaikan atau penurunan kas
perusahaan untuk periode tertentu, selain itu
dapat dijadikan dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus
kas terdiri dari tiga komponen yaitu aliran kas
dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi
penjelasan naratif atau jumlah yang tertera
dalam laporan neraca, laporan laba rugi
komprehensif, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas serta informasi tambahan
seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.
Catatan atas laporan keuangan juga memberikan
informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
serta diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting, memberikan informasi yang
diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang tidak disajikan dalam laporan
neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode
komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
restropektif atau membuat penyajian pos-pos
laporan keuangan atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Rasio Likuiditas
Menurut Syamsuddin (2017:41), rasio likuiditas
adalah suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
164
dengan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Horne
(2017:205), likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan
sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang
tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
tersebut.
Horne (2017:313) menyebutkan adanya
indikasi semakin besar likuiditas perusahaan
semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan dan
semakin besar laba perusahaan berarti semakin
tinggi tingkat risiko pendanaan yang digunakan
yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan
adanya perbaikan dalam likuiditas. Rasio likuiditas
yang biasa digunakan perusahaan dan dipakai
dalam penelitian ini (Kasmir, 2015:119) adalah:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Rumus current ratio yang
digunakan:
Current Ratio = x 100
Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan
besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan
hutang lancar melainkan harus dilihat pada
hubungannya atau perbandingannya yang
mencerminkan kemampuan membelikan hutang.
Current ratio yang tinggi mungkin
menunjukkan adanya tingkat kebutuhan atau
adanya unsur aktiva lancar yang rendah
likuiditasnya (seperti persediaan) yang
berlebihan. Dengan demikian, berdasarkan
rumus di atas dapat diketahui bahwa rasio ini
menunujukkan sebarapa besar kemampuan
aktiva yang dimiliki perusahaan dapat
digunakan jika kewajiban atau utang harus
dibayar pada saat jatuh tempo. Semakini besar
nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya. Jika perusahaan
memiliki nilai rasio lancar dua, artinya
perusahaan memiliki aktiva lancar yang nilainya
dua kali dari utang yang harus dibayar. Nilai
rasio lancar dua sudah dianggap cukup baik bagi
beberapa perusahaan. Perusahaan sudah berapa
pada keadaan yang dianggap aman untuk jangka
pendek.
2. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
dilihat dari tersedianya dana kas atau yang setara
dengan kas seperti rekening perusahaan yang
ada di bank (misalnya tabungan atau giro).
Rumus cash ratio yang digunakan:
Cash Ratio = Lancar Hutang
Kas SetaraKas + x 100
Cash Ratio yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendeknya dengan menggunakan dana
kas yang tersedia. Sebaliknya, cash ratio yang
rendah menunjukkan bahwa perusahaan
mengalami kekurangan dana kas untuk
membayar hutang jangka pendeknya sehingga
perlu dilakukan penjualan aktiva lancar yang
lain untuk menutupi kekurangan dana kas.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas disebut juga ratio leverage
yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Perusahaan untuk
mendanai biaya operasional yang terus meningkat,
kerapkali perusahaan memakai dana pinjaman yang
dikenal dengan leverage keuangan. Leverage
Keuangan adalah penggunaan pembiayaan dengan
hutang. Leverage keuangan perusahaan akan
mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat
resiko dan harga saham. Nilai perusahaan yang
tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan
naik pada saat kebutuhan akan tambahan modal
dipenuhi hutang dan nilai tersebut kemudian akan
mencapai puncaknya dan akhirnya nilai itu akan
menurun setelah penggunaan hutang berlebihan.
Menurut Riyanto (2016:331), rasio leverage
adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur
sampai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
Lancar Hutang
Lancar Aktiva
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
165
dengan hutang (debt total assets ratio). Sedangkan,
menurut Sawir (2015:13), rasio leverage mengukur
tingkat solvitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi segala kewajiban finansialnya dan
seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio-
rasio leverage yang umum digunakan adalah :
1. Rasio Utang (Debt Ratio/TDTA)
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara
kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan
yang dimiliki. Semakin tingi hasil
persentasenya, cenderung semakin besar resiko
keuangannya bagi kreditur maupun pemegang
saham. Rumus rasio debt ratio yang digunakan :
Total Debt to Total Aset Ratio = Aktiva Total
Hutang Totalx 100
Adapun indikator dari rasio ini adalah semakin
tingi hasil persentasenya, cenderung semakin
besar resiko keuangannya bagi kreditur maupun
pemegang saham.
2. Rasio Utang terhadap ekuitas (Debt to Equity
Ratio/TDTE)
Rasio ini menggambarkan perbandingan utang
dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Rumus rasio Debt to equity ratio
yang digunakan:
Total Debt to Total Equity Ratio = Ekuitas Total
Hutang Total x 100
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen
dimana mencerminkan pengimbangan antar
hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal
sendiri adalah modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau
berasal dari mengambil bagian, peserta, atau
pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-
lain). Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to
equity ratio merupakan perbandingan antara
total hutang (hutang lancar dan hutang jangka
panjang) dan modal yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan modal yang
ada.
Rasio Profitabilitas
1. Return On Investment (ROI)
“Return on investment (ROI) atau yang sering
juga disebut dengan “Return on Total Assets”
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia di dalam perusahaan” (Sartono,
2015: 123).
Menurut Munawir (2018:89) ROI (Return on
investment) adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan. Menurut Hanafi dan
Halim (2017: 84) rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu.
ROI sering juga disebut ROA atau Return on
Assets. ROI ini dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
Return on investment (ROI) =
aktiva total
pajaksetelah Laba x 100
Dalam perusahaan, perhitungan ROi adalah
semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan
suatu perusahaan. Return on investment atau
Return on Asset menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Rata-rata ROI untuk industri
adalah 9% (Brigham dan Weston, 2016: 90).
ROI yang tinggi menunjukkan efisiensi
manajemen asset/aktiva. Rendahnya rasio ini
diakibatkan oleh (a) rendahnya basic earning
power (BEP) perusahaan, (b) tingginya biaya
bunga karena penggunaan kewajiban di atas
rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif
rendah.
2. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on
Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini
menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya (Fahmi, 2016:79).
Sedangkan rumus untuk mencari Return on
Equity (ROE) adalah sebagaimana dikemukakan
Fahmi (2016:81) berikut ini.
Return On Equity (ROE) =
Equity
Tax and Interst after Earning x 100
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
166
Profitabilitas modal sendiri atau sering disebut
dengan rentabilitas usaha atau return on equity
(ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba
yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu
pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau
dengan kata lain profitabilitas modal sendiri
adalah kemampuan suatu perusahaan den gan
modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan.
Menurut Hanafi dan Halim (2012: 84) angka
yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak
memperhitungkan dividen maupun capital gain
untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan
pengukur return yang diterima pemegang saham
yang sebenarnya. Menurut Husnan dan
Pudjiastuti (2012: 74) “Return On Invesment
menunjukkan seberapa banyak laba yang bisa
diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki
oleh perusahaan”.
ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat
penggunaan utang. Rasio ini juga dipengaruhi
oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang semakin besar maka rasio ini
juga akan semakin besar. Rasio atau pedoman
yang baik adalah antara 2 0% - 40%. Fahmi
(2016:81) mengemukakan bahwa ROE dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Return On Equity (ROE) = penjualan
pajaksetelah Laba x 100
Dengan memahami ROE secara mendalam, kita
akan menemukan tiga hal penting diantaranya :
(1) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(profitability); (2) Efisiensi perusahaan dalam
mengelola aset (assets management); dan (3)
Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha
(financial leverage).
METODE PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini ingin menentukan cara
penyelesaian atas permasalahan yang terjadi. Jenis
investigasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah studi survey observasional. Studi ini
merupakan penelitian dengan cara mengamati dan
menganalisa data-data yang menjadi subjek dalam
penelitian, dalam hal ini adalah laporan keuangan
perusahaan periode 2017-2019 pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif
analisis, adapun pengertian dari metode deskriptif
analitis menurut (Sugiyono, 2016:29) adalah suatu
metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Dengan kata lain penelitian deskriptif analitis
mengambil masalah atau memusatkan perhatian
kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat
penelitian dilaksanakan, hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya. Maka untuk peranan menganalisis
data-data tentang kinerja keuangan PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh,
penulis menggunakan metode deskriptif analisis
karena dirasa cocok untuk mengetahui fenomena
yang saat ini sedang berlangsung.
Horizon Waktu
Horizon waktu dalam penelitian ini adalah
studi lapaangan yang bersifat kualitatfi. Menurut
Jogiyanto (2018:54) “panel data adalah gabungan
dari data yang melibatkan satu waktu tertentu
dengan banyak sampel dan data yang melibatkan
urutan waktu (time series)”. Data yang
dikumpulkan dalam tiga periode yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah survey data laporan
keuangan periode 2016-2018 pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Banda Aceh.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
167
Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data
yang dikumpulkan selama tahap analisis data
selanjutnya (Sekaran, 2017:73). Unit analisis dalam
penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Banda Aceh, dalam hal ini berupa laporan tahuan
posisi neraca keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Banda Aceh tersebut.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan mendapatkan sejumlah
informasi dan data yang relevan serta akurat maka
diperlukan data yang akurat melalui penelitian
langsung di lapangan dengan mengambil lokasi
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Banda Aceh yang beralamat di Jln. Sri Ratu
Safiatuddin No. 19-23 Peunayong, Banda Aceh.
Selanjutnya, yang menjadi objek dalam penelitian
ini adalah data sekunder berupa laporan tahuan
posisi neraca keuangan PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Cabang Banda Aceh.
Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah
menggunbakan deskriptif kuantitatif prosentase.
Deskriptif merupakan tulisan yang berisi paparan
uraian tentang suatu obyek sebagaimana adanya
pada waktu tertentu. Kuantitatif merupakan data
yang dapat diolah atau diukur. Sedangkan
prosentase merupakan data yang digunakan untuk
menyajikan analisis mengenai obyek dengan
prosentase. Jadi, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan tulisan
yang berisi paparan uraian tentang suatu obyek
sebagaimana adanya pada waktu tertentu dimana
data yang digunakan dapat diolah atau diukur dan
hasil dari data yang telah dianalisis tersebut
berbentuk prosentase. Rumus yang digunakan
untuk mengkaji analisis data adalah dengan
menggunakan beberapa rasio keuangan
sebagaimana yang dikemukakan Gumanti
(2017:170-174), antara lain :
1. Rasio Likuditas
a. Rasio Lancar (current ratio)
Rasio ini menunjukan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutangnya yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
sLiabilitieCurrent
AssetCurrentRatioCurrent
= x 100%
b. Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan kas yang
dimilikinya.
Lancar Hutang
Bank Kas
+=RatioCash x 100%
2. Rasio Leverage
a. Total Debt to Total Assets Rasio
Pada rasio ini membandingkan jumlah total
hutang dengan aktiva total yang dimiliki
perusahaan.
Aktiva Total
Hutang Total =RasioAssetsTotaltoDebtTotal x 100%
b. Long Term Debt to Equity Ratio
Pada rasio ini membandingkan hutang jangka
panjang dan modal sendiri.
Sendiri Modal
Panjang Jangka Hutang =RasiouityDebt to EqLong Term x 100%
3. Rasio Profitabilitas
Rasio Rentabilitas bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu, juga bertujuan untuk
mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
168
a. Return on investment
Membandingkan laba setelah bunga dan
pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja.
Jenis rasio ini sering disebut juga dengan
Rentabilitas Ekonomi.
Aktiva Total
PajakSetelah Laba =InvestmentonturnRe x 100%
b. Return on Equity
Membandingkan antara laba bersih (laba
setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal
pemilik. Jenis rasio ini disebut dengan
Rentabilitas Modal Sendiri.
Sendiri Modal
PajakSetelah Laba =uityturn on EqRe x 100%
Selanjutnya, rasio keuangan yang telah
diperoleh dari hasil analisis data tersebut,
dibandingkan dengan nilai kriteria kinerja
keuangan perusahaan sebagaimana tabel
berikut.
Tabel. 3.1
Standar Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan Berdasarkan Rasio Likuiditas,
Leverage dan Profitabilitas
No Komponen Standar
(%) Nilai Kriteria
1. Likuiditas
a. Current Ratio 175 – 200 100 Sangat Baik
150 – 174 75 Baik
125 – 149 50 Cukup Baik
100 – 124 25 Kurang Baik
< 100 0 Buruk
b. Cash Ratio 175 – 200 100 Sangat Baik
150 – 174 75 Baik
125 – 149 50 Cukup Baik
100 – 124 25 Kurang Baik
< 100 0 Buruk
2. Leverage
a. Rasio Total ≤ 39 100 Sangat Baik
a. Hutang dengan 50 – 39 75 Baik
a. Total Aktiva 60 – 51 50 Cukup Baik
80 – 61 25 Kurang Baik
> 80 0 Buruk
b. Rasio Hutang ≤ 39 100 Sangat Baik
a.Jangka Panjang 50 – 39 75 Baik
a. dengan Modal 60 – 51 50 Cukup Baik
a. Sendiri 80 – 61 25 Kurang Baik
> 80 0 Buruk
Lanjutan Tabel 3.1
No Komponen Standar
(%)
Nilai Kriteria
3. Profitabilitas
a. Return of ≥ 10 100 Sangat Baik
a. Investment 7 – 10 75 Baik
3 – 6 50 Cukup Baik
1 – 2 25 Kurang Baik
< 1 0 Buruk
b. Return of ≥ 10 100 Sangat Baik
a. Equity 7 – 10 75 Baik
3 – 6 50 Cukup Baik
1 – 2 25 Kurang Baik
< 1 0 Buruk
Sumber: Harahap, Sofyan (2017:128-132)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Analisis Rasio Likuiditas Bank BTN Cabang
Banda Aceh
A. Rasio Lancar (Current Ratio)
1) Tahun 2017
Current Ratio = .74235.150.220
.29750.258.588 x 100
= 1.430
= 143.0
2) Tahun 2018
Current Ratio = 1875.827.136.
2464.972.872. x 100
= 0,853
= 85.3
3) Tahun 2019
Current Ratio = 2084.222.582.
3554.185.320. x 100
= 0.991
= 99.1
B. Rasio Kas (Cash Ratio)
1) Tahun 2017
Cash Ratio = .06162.531.834
2.300146.654.44 x 100
= 2,345
= 234,5
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
169
2) Tahun 2018
Cash Ratio = .99386.348.222
9.740117.785.92 x 100
= 1,364
= 136,4
3) Tahun 2019
Cash Ratio = .01086.025.758
2.860110.785.95 x 100
= 1,288
= 128,8
2. Analisis Rasio Solvabilitas Bank BTN
Cabang Banda Aceh
A. Rasio Utang (Debt Ratio/TDTA)
1) Tahun 2017
Total Debt to Total Aset Ratio = 6.475171.527.40
.06162.531.834 x 100
= 0,365
= 36,5
2) Tahun 2018
Total Debt to Total Aset Ratio =4.491218.847.82
.99386.348.222 x 100
= 0,395
= 39,5
3) Tahun 2019
Total Debt to Total Aset Ratio = 2.910204.472.42
.01086.025.758 x 100
= 0,421
= 42,1
B. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap
Ekuitas (Long Term Debt to Equity
Ratio/LTDE)
1) Tahun 2017
Long Term Debt to Total Equity Ratio =
9.414108.995.56
.10351.313.892 x100
= 0,471
= 47,1
2) Tahun 2018
Long Term Debt to Total Equity Ratio =
1.497132.499.60
.75373.806.056 x100
= 0,557
= 55,7
3) Tahun 2019
Long Term Debt to Total Equity Ratio=
0.140144.324.09
.50287.206.056 x 100
= 0,604
= 60,4
3. Analisis Rasio Profitabilitas Bank BTN
Cabang Banda Aceh
A. Return On Investment (ROI)
1) Tahun 2017
Return on investment (ROI) =6.475171.527.40
3398.091.200. x 100
= 0,047
= 4,7
2) Tahun 2018
Return on investment (ROI) =4.491218.847.82
.46912.797.302 x 100
= 0,058
= 5,8
3) Tahun 2019
Return on investment (ROI) = 2.910204.472.42
.20510.528.731 x 100
= 0,051
= 5,1
B) Return on Equity (ROE)
1) Tahun 2017
Return On Equity (ROE) =9.414108.995.56
3398.091.200. x 100
= 0,074
= 7,4
2) Tahun 2018
Return On Equity (ROE) =1.497132.499.60
.46912.797.302 x 100
= 0,097
= 9,7
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
170
3) Tahun 2019
Return On Equity (ROE) = 0.140144.324.09
.20510.528.731x 100
= 0,097
= 9,7
Pembahasan
Hasil penelitian dan perhitungan rasio
likuidtitas berdasarkan aspek rasio lancar (current
ratio), yang merupakan rasio untuk mengukur
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Berdasarkan skala penilaian kinerja
keuangan berdasarkan aspek current ratio, yaitu
skor 100-200, maka tahun 2017 current ratio Bank
BTN Cabang Banda Aceh memiliki niai sebesar
143,8 atau berdasarkan rentang skala tersebut, rasio
ini hampir mendekati 200 sehingga dapat
dikategorikan cukup baik. Namun pada tahun 2018
current ratio Bank BTN Cabang Banda Aceh turun
cukup sangat menjadi 85,3. Meskipun di tahun
2019 current ratio Bank BTN Cabang Banda Aceh
naik menjadi 99,1 namun masih kurang dari 100.
Dari tahun ke tahun Bank BTN Cabang Banda
Aceh terlihat sedikit kesulitan untuk menjamin
kewajiban lancar sehingga tahun berikutnya selalu
terjadi penurunan, perubahan tiap tahun disebabkan
perusahaan tidak mampu menurunkan dan
meminimalisirkan biaya-biaya yang mengembang-
kan usahanya, dengan kata lain kemampuan Bank
BTN Cabang Banda Aceh untuk memenuhi
kewajiban lancarnya semakin buruk dari tahun
2017-2019.
Begitu juga halnya jika dilihat dari rasio
likuiditas berdasarkan aspek cash ratio, hal yang
tidak jauh berbeda seperti current ratio, namun
kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh
berdasarkan cash ratio sedikit lebih baik.
Namun bagi bank hal seperti ini tidak terlalu
masalah, karena dengan kondisi seperti itu bukan
berarti bank tidak sehat tetapi karena bank banyak
menyalurkan dana sehingga dana yang tinggal di
bank sangat sedikit, yang nampak pada kas dan
harta lancar lainnya. Hal ini terjadi karena kegiatan
dan fungsi bank memang bertindak sebagai penarik
dan penyalur dana kepada masyarakat. Oleh karena
itu setiap dana yang masuk misalnya melalui
tabungan dan usaha lainnya akan tersalur kembali.
Sehingga dana yang tinggal di bank akan tetap atau
bahkan berkurang karena permintaan dari nasabah
yang akan meminjam dana.
Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi bank untuk dikelola dengan baik
karena akan berdampak kepada profiitabililitas serta
business sustainability dan continuity. Hal itu juga
tercermin dari peraturan bank Indonesia yang
menetapkan likuiditas sebagai salah satu dari
delapan risiko yang harus dikelola oleh bank
(Ichsan, 2013:102).
Likuiditas memiliki dua risiko, yang pertama
adalah ketika terlalu tinggi, maka akan terdapat
dana idle sehingga mengurangi kesempatan bank
untuk mendapatkan laba dari penyaluran dana, serta
apabila terlalu kecil maka bank tidak mampu
mencukupi kewajiban jangka pendek serta akan
mendapatkan pinalti dari Bank Indonesia. Apabila
bank tidak mampu memenuhi kewajiban jangka
pendek bisa terjadi peminjaman antar bank dengan
jatuh tempo yang pendek dan biaya imbal hasil
yang tinggi (Kasmir, 2012).
Tahun 2018 merupakan tahun yang kinerja
keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh
berdasarkan rasio likuiditas sangat menurun. Rasio
likuiditas Bank BTN Cabang Banda Aceh
berdasarkan aspek current ratio mengalami
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
171
penurunan yang cukup drastis, dengan current ratio
sebesar 85,3. Begitu juga halnya dengan rasio
likuiditas berdasarkan aspek cash ratio, dimana,
dimana pada tahun 2017 cash ratio Bank BTN
Cabang Banda Aceh memiliki nilai di atas 200,
namun pada tahun 2018 mengalami sedikit
penurunan, begitu juga dengan tahun 2019 yang
kembali mengalami sedikit penurunan.
Penurunan likuiditas yang terjadi setiap tahun
di Bank BTN Cabang Banda Aceh ini dikarenakan
menurunnya utang jangka pendek pada current ratio
serta menurunnya kas dan setara kas pada cash
ratio. Komponen-komponen utang jangka pendek
yang dapat mempengaruhi penurunan nilai rasio ini
diantaranya utang usaha, utang bank jangka pendek,
utang pajak, utang pihak berelasi, utang pihak
ketiga, dan beban akrual.
Current ratio tahun 2018 mengalami
penurunan karna disebabkan naiknya utang lancar
perusahaan yang awalnya tahun 2017 sebesar Rp.
9.948.612.628 menjadi Rp. 35.150.220.742. Pada
tahun 2019 utang lancar menurun dikarenakan pada
tahun tersebut sebagian utangnya telah dibayarkan,
hal ini dapat dilihat dari aset lancarnya yang
mengalami penurunan cukup signifikan sehingga
current ratio menjadi sangat rendah.
Tahun 2018 Bank BTN Cabang Banda Aceh
mengalami penurunan rasio, hal ini disebabkan
utang lancar mengalami kenaikan dikarenakan
kenaikan beban yang dikeluarkan pada tahun 2018
terutama pada beban operasional dan beban umum
dan administrasi. Sedangkan aset lancar pada tahun
2019 menurun terutama pada akun pajak dibayar
dimuka mengalami penurunan nilai yang
disebabkan pajak tersebut telah dibebankan ke
beban umum dan administrasi.
Pada cash ratio periode 2017 kinerja keuangan
Bank BTN Cabang Banda Aceh tergolong sangat
baik, namun pada tahun 2018 dan tahun 2019
mengalami sedikit penurunan, dan tidak terlalu
signifikan sehingga masih bisa dikategorikan cukup
baik. Hal disebabkan tahun 2019 jumlah kas + bank
Bank BTN Cabang Banda Aceh menurun menjadi
Rp. 110.785.952.860 dari sebelumnya sebesar Rp.
117.785.929.740. Hal tersebut dikarenakan
sebagian utangnya telah dibayarkan, dapat dilihat
dari akun kas dan bank tahun 2019 yang menurun
dari tahun-tahun sebelumnya.
Ketika pendapatan perusahaan naik secara
otomatis biaya atau beban yang dikeluarkan
perusahaan juga ikut mengalami kenaikan.
Sehingga dapat dikatakan biaya atau beban yang
dikeluarkan bersifat fluktuatif. Pada tahun 2017
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Semakin
tinggi jumlah kelipatan aset lancar yang dimiliki
terhadap utang lancar atau utang jangka pendek
maka semakin besar jaminan yang perusahaan
miliki untuk dapat membayar utang lancar. Hal ini
juga menandakan kelebihan aset lancar atas utang
jangka pendek perusahaan mampu memberikan
margin keselamatan yang cukup.
Kinerja Keuangan Bank BTN Cabang Banda
Aceh Berdasarkan Rasio Solvabilitas
Selanjutnya, jika kinerja keuangan Bank BTN
dilihat dari rasio solvabilitas atau leverage, maka
diketahui berdasarkan dua aspek yaitu Rasio Utang
(Debt Ratio/TDTA) dan Rasio Utang terhadap
ekuitas (Debt to Equity Ratio/TDTE). Berdasarkan
skala penilaian kinerja keuangan berdasarkan aspek
rasio utang, maka tahun 2017 rasio utang Bank
BTN Cabang Banda Aceh memiliki nilai sebesar
36,5 atau berdasarkan rentang skala tersebut, rasio
ini berada di bawah 39 sehingga dapat
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
172
dikategorikan sangat baik. Namun pada tahun 2018
rasio utang tahun Bank BTN Cabang Banda Aceh
sedikit meningkat sehingga rasionya berada di atas
39 yang bisa dikatakan bahwa secara performance
menurun, dan trend menurunnya performance ini
juga terjadi di tahun 2019.
Hal ini juga hampir sama dengan rasio
solvabilitas atau leverage berdasarkan rasio total
jangka panjang terhadap ekuitas (Long Term Debt
to Equity Ratio/LTDTE) yang juga cenderung
mengalami penurunan performance setiap
tahunnya. Data di atas menunjukkan bahwa rasio
hutang jangka panjang terhadap ekuitas pada Bank
BTN Cabang Banda Aceh setiap tahunnya
mengalami peningkatan nilai persentase sehingga
secara kriteria kinerja keuangan terjadi penurunan
yang cukup signifikan. Berdasarkan skala penilaian
kinerja keuangan berdasarkan aspek rasio hutang
jangka panjang terhadap ekuitas, yaitu 80-39, maka
tahun 2017 rasio hutang jangka panjang terhadap
ekuitas Bank BTN Cabang Banda Aceh memiliki
niai sebesar 47,1 atau berdasarkan rentang skala
tersebut, rasio ini berada di rentang 50-39 sehingga
dapat dikategorikan baik. Namun pada tahun 2018
rasio hutang jangka panjang terhadap ekuitas Bank
BTN Cabang Banda Aceh naik menjadi 55,7 atau
berdasarkan skala kriteria berada di rentang 50-39
sehingga secara performance mengalami sedikit
penurunan. Trend menurun ini berlanjut lagi di
tahun 2019 dimana rasio hutang jangka panjang
menjadi 60,4 namun meskipun demikian rasio
hutang jangka panjang terhadap ekuitas Bank BTN
Cabang Banda Aceh tahun 2019 masih dapat
dikategorikan cukup baik.
Rasio ini menggambarkan perbandingan
hutang jangka panjang dengan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut
untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Struktur
modal adalah pembelanjaan permanen dimana
mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka
panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah
modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri
(cadangan, laba) atau berasal dari mengambil
bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal
peserta dan lain-lain). Jadi dapat disimpulkan
bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan
antara total hutang (hutang lancar dan hutang
jangka panjang) dan modal yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan modal yang
ada.
Kinerja Keuangan Bank BTN Cabang Banda
Aceh Berdasarkan Rasio Profitabilitas
Selanjutnya, rasio yang menjadi alat ukur
kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh
lainnya adalah rasio profitabilitas, dalam hal ini
menggunakan Return On Investment (ROI) dan
rasio Return On Equity (ROE), dimana berdasarkan
hasil perhitungan diketahui bahwa rasio yang
menjadi alat ukur juga memperlihatkan penurunan
kriteria kinerja.
Data di atas menunjukkan bahwa rasio return in
investment Bank BTN Cabang Banda Aceh, secara
nilai dan secara kriteria juga mengalami penurunan.
Berdasarkan skala ukur nilai rasio ROI yaitu 1-10,
dimana jika lebih dari 10 maka dapat dikategorikan
sangat baik, maka pada tahun 2017 kinerja ROI
Bank BTN Cabang Banda Aceh berniai 4,7 sehingga
dikategorikan cukup baik, lalu tahun 2018 rasio ROI
meningkat menjadi 5,8 atau masih berada dikategori
cukup baik, begiitu juga halnya dengan rasio ROI di
tahun 2019, meskipun kembali turun menjadi 5,1
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
173
namun rasio ROI Bank BTN Cabang Banda Aceh
tahun masih bisa dikategorikan cukup baik.
Sama halnya dengan rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas, pada rasio profitabilitas ini kinerja
keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh pada
tahun 2019 juga menurun jika dibandingkan dengan
tahun 2017 dan 2018. Rasio utang terhadap aset dan
rasio utang terhadap ekuitas ini, menunjukkan
bahwa Bank BTN Cabang Banda Aceh masih
mempunyai aset dan ekuitas yang cukup untuk
membayar utang yang dimiliki. Pada periode 2017
dan 2018 rasio ini sangat baik karena tahun ini total
utang yang dimiliki perusahaan menurun
dikarenakan sebagian utangnya telah dibayarkan.
Hal ini dapat dilihat dari total aset Bank BTN
Cabang Banda Aceh juga mengalami penurunan
disebabkan piutang usaha telah tertagih untuk
membayar utang yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan ekuitas perusahaan menurun pada akun
saldo laba dikarenakan laba yang dihasilkan juga
menurun.
Sedangkan pada rasio utang terhadap ekuitas,
setiap tahun Bank BTN Cabang Banda Aceh
menambah hutang jangka panjangnya, dimana
modal sendiri yang dimiliki tidak bertambah secara
signifikan. Setiap tahunnya utang jangka panjang
mengalami peningkatan sekitar 40%, sedangkan
modal sendiri di tahun 2018 meningkat hanya
sekitar 10%. Begitu juga di tahun 2019, dimana
peningkatan utang jangka panjang sekitar 20%
tidak diringi dengan peningkatan modal sendiri,
yang di tahun 2019 hanya meningkat sekitar 15%.
Hal ini membuat rasio utang terhadap ekuitas selalu
menurun setiap tahunnya.
Hal ini juga terlihat dari hasil perhitungan rasio
Return On Equity (ROE) pada rasio perhitungan
rasio profitabilitas berdasarkan aspek ROE ini,
kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda Aceh
ini juga cenderung sedikit menurun. Data di atas
menunjukkan bahwa rasio return on equity (ROE)
Bank BTN Cabang Banda Aceh, secara nilai dan
secara kriteria juga mengalami penurunan.
Berdasarkan skala ukur nilai rasio ROE yaitu 1-10,
dimana jika lebih dari 10 maka dapat dikategorikan
sangat baik, maka pada tahun 2017 kinerja ROE
Bank BTN Cabang Banda Aceh berniai 7,4
sehingga dikategorikan baik, lalu tahun 2018
meningkat hampir mendekati 10 menjadi 9,7 dan
berkategori baik. Namun pada tahun 2019 ROE
Bank BTN Cabang Banda Aceh turun kembali
menjadi 7,3 tetapi hal ini masih tergolong baik.
Pada rasio profitabilitas ini, kinerja keuangan
Bank BTN Cabang Banda Aceh berdasarkan aspek
return on investment (ROI) dan return on equity
(ROE) juga hampir sama dengan rasio-rasio
sebelumnya, dimana tahun 2017, 2018 maupun
tahun 2019 masih bisa dikategorikan baik,
meskipun mengalami naik turun, namun tidak
terlalu berpengaruh terhadap perfomance kinerja
keuangan bank.
Pada tahun 2017 pendapatan perusahaan
menurun drastis dari tahun sebelumnya sekitar
sebesar 77%, sehingga berdampak pada laba yang
dihasilkan. Sedangkan tahun 2018 kembali naik,
namun hanya sedikit. Sehingga Bank BTN Cabang
Banda Aceh hanya menghasilkan lebih kurang 1%
margin laba bersih dikarenakan membesarnya
beban operasional dan beban umum dan
administrasi yang digunakan untuk operasional
bank. Ketika pendapatan bank naik secara otomatis
biaya atau beban yang dikeluarkan bank juga ikut
mengalami kenaikan.
Pada rasio return on investment (ROI) periode
2018 mengalami penurunan lebih dari 70%,
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
174
disebabkan total aset menurun terutama pada akun
piutang usaha. Terkait dengan turunnya piutang
usaha dikarenakan pendapatan yang dihasilkan juga
menurun. Sedangkan tahun 2019 mengalami
kenaikan meskipun tidak signifikan dikarenakan
beban-beban yang dikeluarkan juga menurun
terutama beban umum & administrasi dan beban
lain-lain. Kenaikan aset ditahun 2019 dikarenakan
bertambahnya aset tetap yang dibeli bank.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan ROE
pada tahun 2017-2018 dapat dipahami bahwa laba
yang dihasilkan menurun. ROE mengalami
penurunan laba dan penurunan laba paling drastis
pada tahun 2018. Penurunan laba bersih disebabkan
berkurangnya tambahan modal disetor yang
digunakan untuk operasional bank, sehingga
pendapatan yang dihasilkan berkurang. Dampak
dari menurunnya ekuitas adalah menurunnya laba
bersih yang dihasilkan. Tahun 2019 hanya naik
beberapa persen dan tidak berpenaruh terhadap
kinerja keuangan bank mengalami penurunan
kembali yang disebabkan kenaikan beban
Penurunan ROE ini mencerminkan bahwa
manajemen bank kurang optimal dalam mengelola
modal untuk menghasilkan laba.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda
Aceh bila ditinjau dari tingkat likuiditas secara
rata-rata cukup baik, meskipun di tahun 2018
mengalami penurunan yang cukup drastis
namun tidak terlalu berpengaruh terhadap
performance kinerja keuangan Bank BTN
Cabang Banda Aceh.
2. Kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda
Aceh berdasarkan rasio solvabilitas cukup stabil
selama rentang 2017-2019, dan mengalami
sedikit penurunan kinerja pada tahun 2019.
3. Kinerja keuangan Bank BTN Cabang Banda
Aceh berdasarkan rasio profitabilitas selama
2017-2019 menunjukkan kinerja yang baik dan
sangat baik jika dilihat pada tahun 2017.
Saran
1. Bank BTN Cabang Banda Aceh diharapkan
dapat memperbaiki manajemen likuiditasnya
khususnya pada aspek current ratio, hal ini harus
ditingkatkan dan dikelola dengan baik karena
memiliki tingkat likuiditas yang rendah dan akan
mempengaruhi profitabilitas bank.
2. Bank BTN Cabang Banda Aceh harus dapat
mengelola dan mengendalikan penggunaakan
aset semaksimal mungkin agar dapat
menghasilkan laba yang diharapkan.
3. Serta pengelolaan modal kerja yang lebih
optimal untuk memperoleh hasil yang lebih baik
terutama dalam menghasilkan laba.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alawiyah, Tuti. 2017. Analisis Kinerja Keuangan
dengan Menggunakan Rasio Profitabilitas dan
Rasio Aktivitas Pada PT BATA Tbk. Jurnal
JIMFE. Vol 3, No 2 (2017).
Aditya, Cyndi. 2011. Analisis Tingkat Kesehatan
Keuangan PT. BPR Shinta Daya Sleman,
Yogyakarta. e-Jurnal UDINus. Vol 2 No. 12
2015.
Arikunto, Suharsimi, 2015, Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta.
Bank Indonesia, Surat Edaran Bank Indonesia
No.27/5/UPPB/2005 tentang Format Laporan
Keuangan Bank. Jakarta. Available online at
http: \\www.bi.go.id.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
175
Bank Indonesia, Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No.31/146/KEP/DIR Tanggal 12
November 2006 tentang Pemberian Kredit
terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif. Jakarta : Bank Indonesia.
Bastian. 2017. Akuntansi Perbankan. Liberty.
Yogyakarta.
Brigham & Weston. 2015. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dendawijaya, Lukman, 2018, Manajemen
Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Fahmi, Irham, 2016. Analisis Kinerja Keuangan.
Jakarta: Alfabeta.
Gitosudarmo, dan Basri, 2018. Manajemen
Keuangan, edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Gumanti, 2017. Manajemen Investasi: Konsep,
Teori, dan Aplikasi. Buku Satu, Edisi Empat,
Jember: Center for Society Studies.
Harahap, Sofyan 2017. Analisa Kritis Atas Laporan
Keuangan, Jakarta: PT Raja Grfindo Persada.
Hanafi dan Halim. 2012. Manajemen Keuangan.
Edisi Kedua. Jakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama.
Horne, 2017. Fundamental of Financial
Management / Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan (Edisi Kedua belas). Jakarta:
Salemba Empat.
Husnan dan Pudjiastuti, 2012. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Edisi Keenam,
Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Jogiyanto, 2018. Analisis dan Desain Sistem
Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktik aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI
Offset.
Jumingan, 2016. Analisis Kinerja Keuangan.
Cetakan Ke-Tiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Kasmir, 2017. Analisis Laporan Keuangan. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Munawir, S. 2016. Analisa Laporan Keuangan.
Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto, 2016. Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Badan
Penerbit Gadjah Mada.
Sahara. 2015. Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Menggunakan Rasio
Keuangan dan Metode Economic Value Added
(EVA). Jurnal Administrasi Bisnis, Unibraw.
VOL 19, NO 1 (2015).
Sawir, 2015. Analisa Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siamat, Dahlan. 2015. Manajemen Lembaga
Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Simorangkir, O.P., 2017. Pengantar Lembaga
Keuangan Bank dan Non Bank, Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.
Sekaran, 2018. Metode penelitian untuk bisnis,
Jakarta: Salemba Empat.
Sucipto, 2017. Penilaian Kinerja Keuangan.
Medan: Universitas Sumatra Utara, Jurnal
Akuntansi.
Sugiyono, 2018. Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Susilo, dkk. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Jakarta: Salemba Empat.
Totok dan Sigit, 2017, Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, Edisi 2, Jakarta: Salemba
Empat.
Wibowo, Herman, 2017. Teknik Analisis Keuangan.
Terjemahan dari buku Helfert. Edisi
kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Weston & Brigham. 2015. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Widjanarto. 2018. Hukum dan Ketentuan
Perbankan Indonesia di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
176
PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL, SITUASI AUDIT, ETIKA AUDIT,
PENGALAMAN DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN
PEMBERIAN OPINI AUDITOR
Surna Lastri1*, Fitri Yunina2, Anggun Dwi Handayani3 1,2 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
3 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
Email: 1*[email protected]
ABSTRAK
This study aims to examine the effect of professional skepticism, audit situations, audit
ethics, audit experience and expertise on the accuracy of giving auditor opinion by
accountants to the BPKRI Perwakilan Aceh. This study uses quantitative methods. The
sample in this study was all auditors at the BPK RI Perwakilan Aceh. Data collection
techniques using questionnaires were obtained by distributing questionnaires to
auditors working at the BPK RIPerwakilan Aceh. The analytical method used is
multiple linear regression. The results of this study found that professional
skepticism, audit situations, audit ethics, audit experience and expertise have an effect
on the accuracy of giving auditor opinion by accountants, both simultaneous and
partially
Keywords : Professional Skepticism, Audit Situations, Audit Ethics, Audit
Experience And Expertise
PENDAHULUAN
Auditing merupakan suatu proses
mengumpulkan data dan mengevaluasi bukti
tentang informasi dalam rangka menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan
kriteria yang telah di tetapkan. Dalam pelaksanaan
audit ini diharapkan kontribusi auditor yang tidak
memihak atau netral dan independent dalam
memberikan opini atau pendapat terkait dengan
hasil audit yang diberikan sehingga meningkatkan
dan menumbuhkan kepercayaan para pemakai
informasi laporan keuangan. Diharapkan auditor
dapat menjalankan tugasnya, yakni melakukan
pemeriksaan secara sistematis dan kritis terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh pengelola
suatu entitas beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, sehingga pada akhirnya
dapat memberikan opini yang tepat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut. Opini yang
diberikan oleh auditor tersebutsangat penting, maka
seorang auditor harus memilki kompetensi sesuai
dengan bidangnya dalam mengumpulkan dan
menganalisa bukti-bukti audit (Konrath, 2015).
Laporan keuangan daerah disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan BPK
mengacu kepada Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN). Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) merupakan standar yang ditetapkan
dengan peraturan BPK Nomor 01 Tahun 2007
SPKN tersebut menggunakan referensi utama The
Generally Accepted Government Auditing
Standards (GAGAS) Tahun 2003. GAGAS telah
mengalami revisi sebanyak dua kali, dengan revisi
terakhir tahun 2011.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
177
Standar Audit yang Berlaku Umum adalah
standar otoritatif yang harus dipenuhi oleh auditor
pada saat melakukan penugasan audit, merupakan
media profesi audit untuk menjamin kualitas hasil
audit (kualitas laporan hasil audit). Dimana
kompetensi merupakan bagian pertama dari standar
umum dalam standar audit, independensi
merupakan bagian kedua dari standar umum dalam
standar audit dan profesionalisme merupakan
bagian ketiga dari standar umum dalam standar
audit. Standar Umum Pemeriksaan Keuangan
Negara meliputi keahlian, independensi,
pertimbangan profesionalisme, kompetensi, kendali
dan jaminan kualitas. Dengan demikian, semua
standar tersebut merupakan standar yang
menentukan kualitas laporan audit yang dihasilkan
auditor.
Terdapat lima opini yang diberikan oleh
akuntan publik atas laporan keuangan yang terdapat
dalam standar audit, Adapun opini tersebut adalah
opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion), opini wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa yang ditambahkan dalam laporan audit
bentuk baku (unqualified with explanatory
paragraph or modified wording), opinit wajar
dengan pengecualian (qualified opinion), opini
tidak wajar (adverse opinion), dan pernyataan tidak
memberikan opini (disclaimer of opinion).
Dalam memberikan opini terhadap kewajaran
sebuah laporan keuangan, seorang auditor harus
memiliki sikap atau pikiran yang dinamakan
skeptisme. Menurut Arens (2015:47), auditor harus
bertanggung jawab secara profesional dalam
pelaksanaan tugasnya untuk bersikap tekun dan
penuh hati-hati. Sebagai ilustrasi, perhatian
mendalam termasuk pertimbangan akan
kelengkapan kertas kerja, kecukupan bukti audit,
serta ketepatan laporan audit. Kemahiran
profesional menuntut pemeriksa untuk
melaksanakan skeptisme profesional. Pemeriksa
menggunakan pengetahuan, keahlian dan
pengalaman yang dituntut oleh profesinya untuk
melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi
obyektif mengenai kecukupan, kompetensi dan
relevansi bukti. Karena bukti dikumpulkan dan
dievaluasi selama pemeriksaan, skeptisme
profesional harus digunakan selama pemeriksaan.
Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap opini yang
akan diberikan oleh auditor.
Beberapa penelitian yang dilakukan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
pemberian opini auditor. Ditemukan bahwa adanya
pengaruh skeptisisme profesional audit. Semakin
tinggi tingkat skeptis auditor dalam
mempertanyakan bukti-bukti audit serta tidak
mudah begitu usaha percaya terhadap keterangan-
keterangan yang diberikan klien dapat
menimbulkan sikap profesional auditor, sikap
profesional tersebut menjadi salah satu faktor dalam
menentukan kemahiran profesional auditor, sikap
profesional tersebut menjadi salah satu faktor dalam
menentukan kemahiran profesional seorang auditor.
Kemahiran akan sangat mempengaruhi ketetapan
pemberian opini seorang auditor (Triyanto, 2014).
Demikian pula situasi audit ditemukan berpengaruh
terhadap ketetapan pemberian opini auditor.
Berpengaruhnya situasi audit terhadap ketetapan
pemberian opini auditor, dikarenakan situasi audit
akan memunculkan kepekaan pada diri auditor
dalam menghadapi situasi audit yang bermacam-
macam, dan dapat dijadikan pertimbangan dalam
memutuskan opini audit yang diberikan (Gusti dan
Syahril, 2008).
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
178
Etika auditor juga berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan.
Tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu audit
yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika
merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
auditor dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi
opini atas laporan keuangan (Merici, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa seorang auditor yang
berpengalaman akan memiliki sikap skeptisisme
yang lebih bagus, namun tidak dapat memberikan
opini yang semakin tepat. Hal ini disebabkan
karena semakin berpengalaman seorang auditor
maka semakin banyak relasi atau klien yang
diaudit, sehingga hubungan ini akan menyebabkan
opini yang diberikan auditor dapat dipengaruhi oleh
klien (Prihandono, 2012).
Seorang auditor yang memiliki keahlian audit
yang baik maka cenderung bersikap skeptis yang
lebih baik. Ketika auditor merasa bahwa dirinya
ahli maka auditor akan semakin berhati-hati dalam
proses audit sehingga akan berdampak pada
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan
publik. Sebaliknya, Ketika auditor merasa bahwa
dirinya tidak begitu ahli maka auditor tidak terlalu
berhati-hati dalam proses audit sehingga akan
berdampak pada pemberian opini auditor oleh
akuntan publik yang tidak didasarkan pada bukti
yang kompeten (Kautsarrahmelia, 2013).
Beberapa temuan kasus di media juga banyak
dipaparkan tentang tidak obejektifnya seorang
auditor dalam memberikan opini audit diantaranya
kasus di Jakarta yaitu Auditor BPK Bagindo
Quirinno ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) karena menerima
sejumlah uang dari kliennya untuk mengubah hasil
auditnya yang ternyata berindikasi penyalagunaan
anggaran. Ini menyebabkan laporan audit dan opini
yang dihasilkan tidak akurat dan objektif karena
informasi dalam laporan audit tidak sesuai dengan
fakta dan bukti-bukti yang terjadi
(www.liputan6.com). Kemudian ditemukan kasus
bahwa auditor ternyata bekerja tidak menggunakan
profesionalismenya namun menggunakan asumsi-
asumsi saat BPK RI mengaudit tentang
penyalahgunaan dana APBD. Hal ini disebabkan
kurangnya berkas-berkas atau bukti-bukti yang
diperlukan oleh auditor untuk melakukan proses
audit terhadap penggunaan APBD tersebut. Ini
menunjukan bahwasannya auditor tidak cukup
berskeptisme professional dalam bekerja, dan tidak
mencerminkan seorang auditor yang memiliki etika,
pengalaman, dan keahlian audit yang tidak baik
(antikorupsi.org).
Melihat pentingnya kemahiran dan
profesionalitas seorang auditor dalam ketepatan
pemberian opini, maka tujuan adalah penelitian
untuk mengetahui dan menguji pengaruh
skeptisisme profesional, situasi audit, etika audit,
pengalaman dan keahlian audit terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan kantor BPK
RI Aceh
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ketepatan Opini Auditor
Opini audit menurut kamus standar akuntansi
(Tugiman, 2013) adalah laporan yang diberikan
seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil
penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang
disajikan perusahaan. Opini audit diberikan oleh
auditor melalui beberapa tahap audit sehingga
auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini
yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
179
Skeptisisme Profesional Auditor
Seorang auditor yang memiliki skeptisisme
profesional tidak akan begitu saja menerima
penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan
pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti, dan
konfirmasi mengenai objek tersebut. Skeptisisme
profesional akan mengarahkan auditor untuk
mengambil tindakan untuk memilih audit prosedur
yang efektif untuk memperoleh opini audit yang
tepat (Noviyanti, 2008). Menurut Wijaya (2015)
bahwa skeptisisme professional auditor adalah
sikap auditor yang selalu meragukan dan
mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara
kritis bukti audit serta mengambil keputusan audit
berlandaskan keahlian auditing yang dimilikinya.
Situasi Audit
Kee dan Knox’s (2014), menyatakan bahwa
situasi audit adalah kondisi resiko yang dihadapi
oleh klien. Kondisi ini dimungkinkan karena situasi
audit yang semakin beresiko akan membuat auditor
lebih berhati-hati dalam memberikan hasil auditnya,
sehingga akan memberikan ketepatan pemberian
opini audit yang lebih baik.
Etika
Etika dalam auditing adalah suatu prinsip
untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi
yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang
dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang
kompeten dan independen (Ida, 2015:78).
Kerangka Pemikiran
1. Hubungan Antara Skeptisme Profesional
Auditor dengan Ketetapan Pemberian
Opini Auditor
Menurut SPAP (2011:2301) Skeptisisme
profesional yang dimaksud disini adalah sikap
skeptis yang dimiliki seorang auditor yang selalu
mempertanyakan dan meragukan bukti audit.
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa
penggunaan kemahiran profesional dengan cermat
dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisisme profesional. Dapat diartikan bahwa
skeptisisme profesional menjadi salah satu faktor
dalam menentukan kemahiran profesional seorang
auditor. Kemahiran profesional akan sangat
mempengaruhi ketepatan pemberian opini oleh
seorang auditor. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi tingkat skeptisisime seorang
auditor dalam melakukan audit, maka diduga akan
berpengaruh pada ketepatan pemberian opini
auditor tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Tania Kautsamahmelia (2013)
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
skeptisisme profesional auditor dengan ketetapan
pemberian opini auditor.
- H1 : Skeptisisme profesional auditor secara
parsial berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan BPK
RI Aceh.
2. Hubungan Antara Situasi Audit dengan
Ketetapan Pemberian Opini Auditor
Dalam pelaksanaan audit, auditor sering
menjumpai situasi audit dalam keadaan resiko
tinggi dan resiko rendah (Mulyadi, 2012). Dalam
situasi audit yang beresiko tinggi, bukti audit yang
cukup dan kompeten harus dikumpulkan dalam
jumlah yang memadai (Arens, 2015). Hal ini
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
180
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang dilakukan oleh Syahril yang menyatakan
bahwa situasi audit memiliki hubungan yang erat
dengan ketetapan pemberian opini auditor.
- H2 : Situasi audit secara parsial berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan BPK RI Aceh
3. Hubungan Antara Etika dengan Ketetapan
Pemberian Opini Auditor
Menurut Arens, dkk (2015:101), etika
merupakan suatu kebiasaan yang baik dalam
masyarakat yang lalu mengendap menjadi norma-
norma atau kaidah-kaidah, atau dengan kata lain
menjadi normatif dalam kehidupan mereka. Dengan
demikian, seorang auditor yang akan berada pada
batas norma dan kaidah yang baik. Dengan
kesadaran etis yang tinggi, seorang auditor tidak
akan melakukan kecurangan atau terlibat dalam
skandal pemeriksaan laporan keuangan. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Syahril (2008) yang menjelaskan bahwa terdapat
hubungan antara etika dengan ketetapan pemberian
opini auditor.
- H3 : Etika audit secara parsial berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan BPK RI Aceh.
Hubungan Antara Pengalaman dengan
Ketetapan Pemberian Opini Auditor
Menurut Agoes (2012), auditor yang
berpengalaman akan membuat judgement yang
relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesionalnya,
daripada auditor yang kurang berpengalaman.
Mereka juga lebih mampu member penjelasan yang
masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan
keuangan dan data mengelompokkan kesalah
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari
sistem akuntansi yang mendasari (Mayangsari,
2013:4). Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Syahril (2008) yang mengemukakan
bahwa terdapat hubungan antara pengalaman
dengan ketetapan pemberian opini auditor.
- H4 : Pengalaman secara parsial berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan BPK RI Aceh.
4. Hubungan Antara Keahlian dengan
Ketetapan Pemberian Opini Auditor
Keahlian juga merupakan faktor penting yang
mempengaruhi tepat atau tidaknya opini yang
dihasilkan oleh auditor. Mayangsari (2013:65),
keahlian adalah mengerjakan pekerjaan secara
mudah, cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak
pernah membuat kesalahan. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sabrina (2012) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
keahlian dengan ketetapan pemberian opini auditor.
H5: Keahlian audit secara parsial berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan BPK RI Aceh.
Sebagai variabel independen yaitu skeptisme
profesional audit (X1), situasi audit (X2), etika
(X3), pengalaman (X4), dan keahlian audit (X5)
sedangkan variabel dependen yaitu ketetapan
pemberian opini auditor oleh akuntan (Y). Maka
skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut:
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
181
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif yaitu suatu metode analisa
yang setiap variabelnya diukur dengan memberikan
simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai
dengan kategori informasi yang berkaitan dengan
variabel tersebut (Sugiyono, 2012).
Pada penelitian ini, penelitian kuantitatif
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
pengaruh skeptisisme profesional, situasi audit,
etika audit, pengalaman dan keahlian audit terhadap
ketepatan pemberian opini auditor. Populasi dalam
penelitian ini diambil sesuai dengan jabatan
fungsional sebanyak 60 orang auditor yang bekerja
sebagai auditor pemeriksaan pada Kantor BPK RI
Perwakilan Aceh. Karena jumlah populasi yang
dianggap relatif kecil maka penelitian ini
menggunakan metode sensus. Menurut Sugiyono
(2012:80) semua (sampling jenuh) adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Penelitian ini menggunakan sumber data
primer berupa kuesioner. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi
pertanyaan tertulis kepada responden pada
penelitian untuk kemudian dijawab. Data primer
yang diambil dalam penelitian ini dengan
mengajukan pernyataan tertulis melalui kuesioner
dengan responden auditor yang bekerja pada kantor
BPK RI Aceh. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan bantuan softwareStatistical Package
for the Social Science (SPSS) versi 20.0. Analisis
data tersebut dapat dirumuskan dengan persamaan:
Y = ɑ+ ß1X1+ ß2X2+ß3X3+ ß4X4 + ß5X5 + e
Keterangan:
Y = Ketetapan Pemberian Opini
Auditor oleh Akuntan
ɑ = Konstanta
X1 = Skeptisisme Profesional
Auditor
X2 = Situasi Audit
X3 = Etika
X4 = Pengalaman
X5 = Keahlian Audit
ß1,ß2, ß3, ß4, ß5 = Koefisien Regresi
e = Standar Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan
hasil regresi pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen secara rinci
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Pengujian Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 5,172 ,728
Skeptisisme
Profesional Auditor ,131 ,086
Situasi Audit ,077 ,066
Etika ,024 ,079
Pengalaman ,076 ,087
Keahlian Audit ,030 ,082
a. Dependent Variable: Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan
Ketepatan Pemberian
Opini Auditor (Y)
Situasi Audit (X2)
Skeptisisme
Profesional Auditor
(X1)
Etika (X3)
Pengalaman (X4)
Keahlian Audit (X5)
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
182
Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti
yang terlihat pada Tabel di atas maka diperoleh
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 5,172+ 0,131X1 + 0,077X2+ 0,024X3 + 0,076X4
+ 0,030X5 + e
Dari persamaan regresi linear berganda di atas
dapat dilihat bahwa konstanta sebesar 5,172.
Konstanta ini menunjukkan bahwa jika tidak ada
perubahan skeptisisme profesional auditor, situasi
audit, etika, pengalaman dan keahlian audit maka
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan
akan sebesar5,172.
Koefisien regresi skeptisisme profesional
auditor (X1) sebesar 0,131 yang menjelaskan bahwa
setiap kenaikan 1 nilai skeptisisme profesional
auditor, maka ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan akan mengalami kenaikannilai sebesar
0,131. Dan sebaliknya jika mengalami penurunan 1
nilai skeptisisme profesional auditor, maka
ketepatan pemberian opini auditoroleh akuntanakan
mengalami penurunan nilai sebesar 0,131 dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Koefisien regresi situasi audit (X2) sebesar
0,077 yang menjelaskan bahwa setiap kenaikan 1
nilaisituasi audit, maka ketepatan pemberian opini
auditoroleh akuntan akan mengalami kenaikan nilai
sebesar 0,077. Dan sebaliknya jika mengalami
penurunan 1 nilaisituasi audit, maka ketepatan
pemberian opini auditoroleh akuntan akan
mengalami penurunan sebesar 0,077 dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Koefisien regresi etika (X3) sebesar 0,024yang
menjelaskan bahwa setiap kenaikan 1 nilaietika,
maka ketepatan pemberian opini auditor akan
mengalami kenaikannilai sebesar 0,024. Dan
sebaliknya jika mengalami penurunan 1 nilaietika,
maka ketepatan pemberian opini auditoroleh
akuntanakan mengalami penurunan sebesar
0,024dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
Koefisien regresi pengalaman (X4) sebesar
0,076 yang menjelaskan bahwa setiap kenaikan 1
nilai pengalaman, maka ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan akan mengalami kenaikan
nilai sebesar 0,076. Dan sebaliknya jika mengalami
penurunan 1 nilai pengalaman, maka ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan akan
penurunan kenaikan sebesar 0,076 dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Koefisien regresi keahlian audit (X5) sebesar
0,030yang menjelaskan bahwa setiap kenaikan 1
nilaikeahlian audit, maka ketepatan pemberian
opini auditoroleh akuntan akan mengalami
kenaikannilai sebesar 0,030. Dan sebaliknya jika
mengalami penurunan 1 nilaikeahlian audit, maka
ketepatan pemberian opini auditoroleh akuntanakan
mengalami penurunan sebesar 0,030 dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan.
Koefisiensi Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,166a ,028 ,000 ,54283
a. Predictors: (Constant), Keahlian_Audit,
Skeptisisme_Profesional_Auditor, Etika, Pengalaman,
Situasi_Audit
Dapat dilihat nilai korelasi antar variabel
adalah sebesar 0,166. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa variabel skeptisisme profesional auditor,
situasi audit, etika, pengalaman dan keahlian audit
dipengaruhi sebesar 16,6% oleh variabel ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan. Sedangkan R
square (𝑅2) diperoleh nilai sebesar 0,028 atau
sebesar 2,8%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa 2,8% variasi ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan dapat dipengaruhi oleh kelima
variabel independen dalam penelitian ini yaitu
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
183
skeptisisme profesional auditor, situasi audit, etika,
pengalaman dan keahlian audit, sedangkan sisanya
(100% - 2,8% = 97,2%) dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pembahasan
1. Pengaruh Skeptisisme Profesional Pemberian
Opini Auditor, Situasi Audit, Etika,
Pengalamandan Keahlian Audit Terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh
Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis
yang telah dijelaskan sebelumnya. Berhubung
penelitian ini menggunakan metode sensus, tidak
dilakukan pengujian signifikansi terhadap nilai
koefisiensi regresi yang diperoleh, karena nilai
koefisiensi regresi yang diperoleh adalah nilai
koefisiensi yang sesungguhnya dari populasi.
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis, Ha1
diterima jika paling sedikit ada satu ßi ≠ 0 (i =
1,2,3,4,5) yang berarti bahwa terdapat salah satu
nilai ß dari kelima variabel independen yaitu
skeptisisme profesional auditor, situasi audit, etika,
pengalaman dan keahlian audit yang nilainya tidak
sama dengan nol.
Nilai ß dari kelima variabel independen yaitu
skeptisisme profesional auditor, situasi audit, etika,
pengalaman dan keahlian auditdapat dilihat pada
1diatas. Dalam Tabel tersebut didapatkan hasil
bahwa ß1= 0,131, ß2 = 0,077,ß3= 0,024,ß4= 0,076,
ß5= 0,030 sehingga hipotesis diterima. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa skeptisisme
profesional auditor, situasi audit, etika, pengalaman
dan keahlian audit secara bersama-sama
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditoroleh akuntan.
Nilai korelasi antar variabel adalah sebesar
0,166 yang berarti bahwa kenaikan dan penurunan
ketepatan pemberian opini auditoroleh akuntan
sangat dipengaruhi oleh variabel skeptisisme
profesional auditor, situasi audit, etika, pengalaman
dan keahlian audit. Dalam hal analisis koefisien
determinasi diperoleh nilai sebesar 0,028 atau
sebesar 2,8%. Sehingga dapat dikatakan bahwa
2,8% variasi ketepatan pemberian opini auditoroleh
akuntan dipengaruhi oleh variabel independen
dalam penelitian ini yaitu skeptisisme profesional
auditor, situasi audit, etika, pengalaman dan
keahlian audit sedangkan 94,6% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain.
2. Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor
Terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Auditor Oleh Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis,
syarat untuk menyatakan bahwa skeptisisme
profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan apabila ß1 ≠
0. Nilai koefisien regresi skeptisisme profesional
auditorpada Tabel 4.6 adalah sebesar 0,131.
Mengacu pada syarat tersebut, hasil penelitian ini
dan menerima hipotesis. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa skeptisisme profesional auditor
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan pada BPKRI Perwakilan Aceh.
Hal ini berarti bahwa dengan adanya sikap
skeptisisme profesional auditor mampu
mempengaruhi ketepatan pemberian opini auditor
oleh akuntan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Merici (2015) yang
menunjukkan bahwa skeptisisme profesional
auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor oleh akuntan. Dan penelitian ini juga
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Triyanto (2014), Gusti dan Syahril Ali (2008) yang
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
184
menemukan bahwa skeptisisme profesional
auditorjuga berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan.
3. Pengaruh Situasi Audit Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis,
syarat untuk menyatakan bahwa situasi
auditberpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor oleh akuntan apabila ß2≠ 0. Nilai
koefisien regresi situasi auditpada Tabel 1 adalah
sebesar 0,077. Mengacu pada syarat tersebut, hasil
penelitian menerima hipotesis. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa situasi audit berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan pada BPKRI Perwakilan Aceh. Hal ini
berarti bahwa situasi pada saat proses audit akan
meningkatkan ketepatan seorang auditor dalam
pemberian opini.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Gusti dan Syahril ali (2008), menyebutkan situasi
audit mempengaruhi ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan. Penelitian ini juga didukung
oleh temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Sabrina (2012) yang menyatakan bahwa situasi
audit mampu mempengaruhiketepatan pemberian
opini auditor oleh akuntan.
4. Pengaruh Etika Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis,
syarat untuk menyatakan bahwa etika berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan apabila ß3 ≠ 0. Nilai koefisien regresi
etikapada Tabel 1 adalah sebesar 0,024. Mengacu
pada syarat tersebut, hasil penelitian ini dan
menerima hipotesis. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa etika auditor berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan pada BPKRI Perwakilan Aceh. Hal ini
berarti bahwa etika yang ada pada seorang auditor
akan mempengaruhi ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Triyanto (2014) yang
menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2012),
Gusti dan Syahril Ali (2008) yang menemukan
bahwa etikajuga berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan.
5. Pengaruh Pengalaman Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis,
syarat untuk menyatakan bahwa pengalaman
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan apabila ß4 ≠ 0. Nilai koefisien
regresi pengalaman pada Tabel 1 adalah sebesar
0,076. Mengacu pada syarat tersebut, hasil
penelitian ini dan menerima hipotesis. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pengalaman
auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor oleh akuntan pada BPKRI Perwakilan
Aceh. Hal ini berarti bahwa pengalaman yang
dimiliki oleh seorang auditor akan mempengaruhi
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Triyanto (2014) yang
menunjukkan bahwa pengalaman berpengaruh
terhadap ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Merici (2015), Gusti
dan Syahril Ali (2008) yang menemukan bahwa
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
185
pengalamanjuga berpengaruh terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan.
6. Pengaruh Keahlian Audit Terhadap
Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh
Akuntan
Berdasarkan rancangan pengujian hipotesis,
syarat untuk menyatakan bahwa keahlian audit
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan apabila ß5 ≠ 0. Nilai koefisien
regresi keahlian auditpada Tabel 1 adalah sebesar
0,030. Mengacu pada syarat tersebut, hasil
penelitian ini dan menerima hipotesis. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa keahlian audit
auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian
opini auditor oleh akuntan pada BPKRI Perwakilan
Aceh. Hal ini berarti bahwa keahlian seorang
auditor dalam proses mengaudit akan berdampak
pada ketepatan pemberian opini auditor oleh
akuntan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Tania Kautsamahmelia (2013)
yang menunjukkan bahwa keahlian audit
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan. Hasil penelitian ini juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Januarti (2012), Triyanto (2014) dan Merici (2015)
yang menjelaskan bahwa keahlian audit juga
berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang
dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Skeptisisme profesional auditor, situasi audit,
etika, pengalaman dan keahlian audit secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan
pada BPK RI Perwakilan Aceh dengan nilai
pengaruh sebesar 0,028 atau sebesar 2,8%
sedangkan sisanya 97,2% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
2. Skeptisisme profesional auditor secara individu
(parsial) berpengaruh positif terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan pada BPK
RI Perwakilan Acehdengan nilai pengaruh
sebesar 0,131.
3. Situasi audit secara individu (parsial)
berpengaruh positif terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan pada BPK
RI Perwakilan Acehdengan nilai pengaruh
sebesar 0,077.
4. Etika secara individu (parsial) berpengaruh
positif terhadap ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan pada BPK RI Perwakilan
Aceh dengan nilai pengaruh sebesar 0,024.
5. Pengalaman secara individu (parsial)
berpengaruh positif terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan pada BPK
RI Perwakilan Aceh dengan nilai pengaruh
sebesar 0,076.
6. Keahlian audit secara individu (parsial)
berpengaruh positif terhadap ketepatan
pemberian opini auditor oleh akuntan pada BPK
RI Perwakilan Aceh dengan nilai pengaruh
sebesar 0,030.
Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan
penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
186
1. Untuk meningkatkan ketepatan pemberian opini
auditor oleh akuntan maka semua pihak yang
ada dalam instansi perlu menyadari pentingnya
skeptisisme profesional auditor, situasi audit,
etika, pengalaman dan keahlian audit yang
merupakan aspek penting bagi profesionalisme
akuntan.
2. Lingkup penelitian terbatas auditor pada BPK RI
Perwakilan Aceh, diharapkan penelitian
selanjutnya menambah objek penelitiannya
karena memungkinkan ditemukan hasil dan
kesimpulan yang berbeda jika dilakukan pada
objek yang berbeda.
3. Peneliti selanjutnya dapat memperbanyak
jumlah sampel, sehingga hasil yang didapatkan
lebih baik lagi dengan memperluas cakupan
geografis sampel, misal dengan mengambil
sampel auditor pemerintah di luar Provinsi Aceh
sehingga hasil penelitian memiliki daya
generalisiryang lebih kuat.
4. Penelitian selanjutnya, diharapkan untuk
memperluas penelitian dengan menambah
variabel penelitian yang diduga mempengaruhi
ketepatan pemberian opini auditor oleh akuntan,
seperti integritas, profesional dan risiko audit
sehingga akan tercapai hasil penelitian yang
lebih baik.
5. Peneliti diharapkan mengawasi pengisian
kuesioner dalam pengambilan jawaban dari
responden, sehingga hasil yang diperoleh sesuai
dengan kondisi yang sebenar-benarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis
Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik.
Jilid 1. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba
Empat.
Alim, M. Nizarul (2013). Pengaruh Kompetensi
Dan Independensi Terhadap Kualitas
AuditorDengan Etika Auditor Sebagai
Variabel Moderasi. Simposium Nasional
Akuntansi X.
Arens Alvin A, Elder Randal J, Beasley Mark
S, Amir Abadi Jusuf. (2015). Auditing dan
Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas.
Jakarta: Salemba Empat.
Arvian, Vidianto.(2014). Perilaku Etika dalam
Profesi Akuntansi. Makalah. Universitas
Gunadarma.
Auditing Standards Board (ASB). (2012).
“Concepts Statement 326.03 Objective of
Financial Reporting.
Budi, Susetyo. (2016). Pengaruh pengalaman Audit
Terhadap Pertimbangan Auditor Dengan
Kredibiltas Klien sebagai Variabel
Modereting. Tesis. Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro Semarang.
Budiman. (2001). Etika Profesi dan Mutu Audit
Kantor Akuntan Publik.
http://anthoex.multiply.com/journal/item/1/ETI
KA_PROFESI_DAN_MUTU_AUDIT/.
Diakses tanggal 28 Oktober 2018.
GAO. (2011).Government Auditing Standards 2011
Revision .Washington, D. C.: United States
Government Accountability.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gusti, Magfirah, Syahrir dan Ali. (2008). Hubungan
Skeptisme Profersional Auditor dan Situasi
Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit
dengan Keputusan Pemberian Opini Auditor
oleh Akuntan Publik. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi Padang. Vol 8, No. 3.
Hery. (2012). Potret Profesi Audit Internal (di
Perusahaan Swasta & BUMN Terkemuka).
Bandung: Alfabeta.
Ida, Suraida. (2015). Pengaruh Etika, Kompetensi,
Pengalaman Audit dan Risiko Audit terhadap
Skeptisisme Profesional Auditor dan
Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
Sosiohumaniora. Vol. 7 No. 3. Hal: 186-202.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
187
Indah, S. N. 2013, Pengaruh Kompetensi Dan
Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audi
t: Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Semarang. Skripsi Program Sarjana.
Universitas Diponegoro.
Indriantoro. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Kautsarrahmelia, Tania (2013). Pengaruh
Independensi, Keahlian, Pengetahuan
Akuntansi dan Auditing Serta Skeptisme
Profesional Auditor Terhadap Ketepatan
Pemberian. Skripsi. Jakarta: Program Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Kushasyandita R. S. dan Indira Januarti. (2012).
Pengaruh Pengalaman,Keahlian, Situasi Audit,
Etika, dan Gender Terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor melalui Skeptisisme
Profesional Auditor (Studi Kasus pada KAP
Big Four di Jakarta). Jurnal Sistem Informasi,
Etika dan Auditing.
Kee, H. W., Knox, R. E. 2014. “Conceptual and
Methodological Consideration in the Study of
Trust and Suspicion.” The Journal of Conflict
Resolution. Vol.14, No.3. Hal: 357-366.
Konrath. (2015). Auditing & Assurance Services: A
Systematic Approach. Jakarta: Salemba Empat.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2014
Standar Profesi Audit Internal. Jakarta.
Mayang, Sulastri. (2014). Pengaruh Skeptisisme
Profesional Auditor dan Audit Judgment
terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit
atas Laporan Keuangan. Jurnal Auditing. Vol.
3, No. 2.
Mayangsari, S. (2013). Pengaruh Kualitas Audit,
Independensi terhadap Integritas Laporan
Keuangan.Simposium Nasional AkuntansiVI.
Surabaya.
Merici, Cresensia Anggela. (2015). Pengaruh
Skeptisisme Profesional, Pengalaman Audit,
Keahlian Audit, Independensi, Dan
Kompetensi Terhadap Ketepatan Pemberian
Opini Auditor pada KAP Kota Malang. Jurnal
Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA). Vol. 20,
No. 20.
Mulyadi. (2014). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Nasution. (2014). Akuntansi Guna Usaha (Leasing)
Menurut Pernyataan SAK No. 30.Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Noviyanti. (2008). Skeptisme Profersional Auditor
dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 5,
No. 1.
Opini Audit Oleh Akuntan Publik. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Peraturan BPK RI No. 02 Tahun 2011 Tentang
Kode Etik BPK. Jakarta: Badan
Pemeriksa Keuangan.
Pernyatan Standar Pemeriksa (PSP). 2008. Komite
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN). Jakarta BPK RI.
Prihandono, Aldiansyah Utama. (2012). Hubungan
Skeptisisme Profesional Auditor, Situasi
Audit, Independensi, Etika, Keahlian, Dan
Pengalaman Dengan Keputusan Pemberian
Opini Audit Oleh Auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Jakarta. Jurnal Akuntansi.
Vol. 3, No. 2.
Sabrina dan Indira Januarti (2002). Pengaruh
Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika,
dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian
Opini Audit melalui Skeptisme Profesional
Auditor (Studi Kasus Pada KAP Big Four di
Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi XV.
Banjarmasin.
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat Konsep dan
Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sekaran, & Bougie. (2013). Research Methods for
Business: A skill Building Approach. New
York: John wiley Sons.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2010). Statistik Teori dan Aplikasi.
Jakarta: UI Press.
SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara).
Peraturan BPK RI No. 01 Tahun 2017. Ditama
Binbangkum BPK RI.
Standar Auditing. (SA230.6 2013). IAI (Ikatan
Akuntansi Indonesia). Jakarta: Salemba
Empat.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
188
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA (FAMILY OWNERSHIP) TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAAN DENGAN AGENCY COST SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG
DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2017-2019
Cut Fitrika Syawalina1, Irmawati2, Tamara Elfa Sylyana3 1,2 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
3 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
kinerja perusahaan dengan dimoderasi oleh agency cost. Kepemilkan keluarga
menggunakan indikator jumlah saham yang dimiliki oleh keluarga, kinerja perusahaan
meggunakan proksi Return On Asset (ROA) dan Agency cost diukur dengan biaya
operasi manajerial. Populasi dalam penelitian ini adalah sub sektor Manufaktur pada
industri Barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017-
2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh (sensus) dan
diperoleh 33 populasi pengamatan yang memnuhi kriteria. Tekhnik analisis
menggunakan analisis regresi moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh positif kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan. Dan agency Cost mampu memoderasi hubungan kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan Keluarga (Family Ownership), Kinerja Perusahaan,
Agency Cost
PENDAHULUAN
Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. agar
meningkatkan nilai saham pemegang saham
manajer harus memperoleh laba/profit yang
maksimal. Perusahaan didirikan untuk
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham,
kesejahteraan pemegang saham dapat ditigkatkan
dengan kinerja perusahaan (Firm Performance).
(Dharmawan & Wijaya, 2014).
Kinerja perusahaan yang baik juga bermakna
bagi konsumen, karyawan, komunitas, dan
pemasoknya adalah kreditur, yaitu sebagai pemasok
dana. Prestasi kerja perusahaan merupakan kinerja
perusahaan yang menunjukkan kemampuan
perusahaaan untuk memberikan keuntungan dari
aset, ekuitas, dan hutang-kinerja perusahaaan.
Kinerja perusahaan juga melihat suatu gambaran
tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat alat analisis keuangan.
Sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam suatu suatu
periode tertentu. Kinerja perusahaan dalam
penelitian ini diukur dengan ROA (Return on
Asset).
Return on assets (ROA) adalah rasio
profitabilitas yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan
seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya.
Sebagai rasio profitabilitas, ROA digunakan untuk
menilai kualitas dan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset
yang dimilikinya. Rasio ROA dinyatakan dalam
persentase, semakin tinggi atau baik rasio ROA
yang dimiliki perusahaan, menandakan semakin
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
189
baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih.
Industri Barang Konsumsi merupakan salah
satu sektor dari perusahaan manufaktur yang
mempunyai peran aktif di pasar modal Indonesia.
Sektor industri barang dan konsumsi di Indonesia
sendiri terdiri dari lima sub sektor yaitu sub sektor
makanan dan minuman, sub sektor rokok, sub
sektor farmasi, sub sektor kosmetik dan barang
keperluan rumah tangga. Perkembangan sektor
industri barang dan konsumsi tentu saja akan
menarik minat investor dikarenakan saham-saham
dari perusahaan dalam industri manufaktur yang
masih menawarkan potensi kenaikan, dan beberapa
perusahaan menghasulkan kinerja yang baik
sehingga menghasilkan laba yang maksimal,
dengan laba yang maksimal maka investor tertarik
untuk berinvestasi.
Pencapaian prestasi sebuah perusahaan dari
kinerja perusahaan mampu memberikan gambaran
dan kondisi sebuah perusahaan pada suatu periode
tertentu. Perusahaan-perusahaan di Indonesia
memiliki karakteristik struktur kepemilikan yang
hampir sebagian besar perusahaan di indonesia
terkonsentrasi pada kepemilikan oleh pihak
keluarga. Fenomena berbagai perusahaan
kepemilikan keluarga yang kinerjanya ditentukan
dan diatur oleh keluarga mampu untuk membawa
dampak yang baik bagi perusahaan, karena keluarga
memiliki kendali terhadap perusahaan sehingga
pengambilan keputusan semakin mudah dan sesuai
keinginan dengan cara kerja turun temurun,
sehingga pengendalian secara efektif dapat
mendukung strategi yang dibuat berjalan lancar dan
sukses (Radiawati, 2015).
Pada dasarnya perusahaan keluarga (Family
Firm) adalah perusahaan yang didirikan, dimiliki,
dikontrol, dan dijalankan oleh sekelompok orang
yang memiliki hubungan atau ikatan darah serta
pernikahan dan sebagian besar memiliki mayoritas
saham pada suatu perusahaan (Komalasari & Nor
2014).
Suatu perusahaan yang pemiliknya didominasi
oleh keluarga baik itu berada di sisi kepemilikan
saham atau manajer biasanya keluarga merasa
senang karena memiliki perusahaaan yang bertahan
lama dan perhatian keluarga untuk menjaga
reputasi perusahaan terjamin dengan baik.
Dalam perusahaan yang kepemilikannya
terkonsentrasi pada keluarga, biasanya terjadi
transfer pengalaman dan pengetahuan atau
intelectual capital, dari generasi ke generasi
penerusnya. Apabila generasi keluarga ini tumbuh
di dalam perusahaan akan menciptakan hubungan
yang penuh rasa kepercayaan dengan karyawan dan
hubungan dengan para pemasok dan pihak eksternal
lainnya yang berorientasi jangka panjang.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) di setiap
perusahaaan terdapat pemilik saham (shareholder)
yang merupakan bagian dari principle menyewa
orang lain sebagai manajer perusahaan (agent)
untuk melakukan jasa sesuai keinginan mereka,
yang termasuk dalam pendelegasian-kekuasaan
untuk mengambil keputusan kepada manajer
(agent).yang disebut agency theory. Apabila kedua
belah pihak dalam hubungan ini bertindak untuk
memkasimalkan kebutuhan dan keinginannya
masig-masing, maka ada alasan yang kuat untuk
dipercayai bahwa manajer (agent) tidak akan selalu
bertindak untuk kepentingan yang tebaik bagi
pemilik saham.
Maka dengan adanya perbedaan kepentingan
antara manajer dan pemilik saham menimbulkan
biaya yang disebut dengan biaya agensi (agency
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
190
cost). Biaya agensi adalah biaya yang timbul karena
adanya perbedaan kepentingan antara manajer
dengan pemilik saham, meliputi pengawasan
(monitoring) kinerja manajemen (jensen dan
meckling, 1976). Struktur kepemlikan yang
terfokus kepada keluarga biasanya dapat terlihat
dengan adanya anggota keuarga yang memiliki
jabatan di jajaran Top Management perusahaan.
Dalam manajemen perusahaan terdapat
anggota perwakilan keluarga pemilik yang turut
serta dan berpartisipasi dalam manajemen
perusahaaan tersebut (giovannini, 2009). Dengan
adanya perwakilan keluarga ini dapat mengurangi
pengaruh negatif atas masalah agensi yang
ditimbulkan oleh direktur non keluarga. Karena
anggota keluarga cenderung lebih patuh dalam
manajemen perusahaan, dan juga menyampaikan
informasi mengenai perusahaan secara lengkap
kepada pemilik perusahaan selaku principal
sehingga kecil kemungkinan terjadi konflik
kepentingan atau asimetri informasi diantara
principal dan agent. Maka kita ketahui bahwa
dengan hadirnya Biaya Agensi (agency cost)
memperlemah hubungan positif antara kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik
mengenai perusahaan keluarga. karena banyak
perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik dan
tentunya keluarga masih memgang kendali.
Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat
pengaruh kepemilikan keluarga (family ownership)
terhadap kinerja perusahaan dengan adanya Agency
Cost sebagai variabel moderasi. Riset ini
menggunakan data panel dari 33 perusahaan yang
tercatat di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun
2017 sampai 2019 dengan menggunakan model
sampel jenuh.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan meckling (1976), menjelaskan
bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak,
dimana satu atau beberapa pihak yang berperan
sebagai pemilik (principal) mempekerjakan orang
lain didalam manajemen yang bertidak sebagai agen
(agent) untuk melaksanakan sebuah jasa dan
mendelegasikan wewenang untuk mengambil
sebuah keputusan kepada agen tersebut.
Secara historis, pemisahan kepemilikan dan
manajemen untuk mengontrol perusahaan dapat
menyebabkan manajer mengerjakan apa yang
menjadi keingginanya serta kepentingannya diatas
kepentingan pemegang saham alam teori yang
dicetus oleh (Jensen & Meckling, 1976).
Elsenhardt (1989) berpendapat bahwa
hubungan yang mercerminkan sruktur dasar
keagenan antara pemilik (principal) dan manajer
(agent) yang terlibat dalam perilaku yang
kooperatif, tetapi memiliki tujuan dan dan sikap
terhadap risiko yang berbeda.
Menurut (Jensen & Meckling, 1976), potensi
yang terjadi yaitu konflik agensi akan muncul
apabila manajer perusahaan memiliki kurang dari
100 persen saham biasa perusahaan. Yang
mendorong manajer untuk memaksimalkan
keuntungan sendiri. Hal ini dikarenakan pemisahan
fungsi pengelola dan fungsi kepemilikan. Pemegang
saham akan menerima dampaknya apabila manajer
melakukan kesalahan dalam pengambilan
keputusan.
Biaya Agensi (Agency Cost)
Menurut (Asuti,2015) di dalam jurnalnya
menjelaskan bahwa hubungan keagenan adalah
sebuah kontrak antara principle dan agent atau
kontrak antar manajer dengan pemilik saham. Yang
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
191
mana diliat sebagai satu rangkaian kontrak yang
pihaknya saling berkaitan. Pemegang saham akan
mengontrak atau menyewa manajer untuk
mengelola perusahaan agar perusahaan tersebut
menghasilkan aliran kas yang meningkatkan nilai
perusahaan, maka demikianpula akan meningkatkan
kemakmuran pemegang saham.
Agency Cost adalah suatu biaya tambahan yang
muncul saat principal sebagai pemegang saham
menunjuk manajer sebagai agent untuk membuat
keputusan mewakili kepentingan mereka (Jensen &
Meckling, 1976).
Menurut (Jensen & Meckling, 1976)
mendefinisikan biaya agensi adalah sebagian
jumlah biaya yang dikeluarkan principal untuk
melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir
mustahil bagi perusahaan tidak ada biaya agensi.
Dalam rangka menjamin manajer akan mengambil
sebuah keputusan yang optimak dari pemegang
saham kareana adanya kepentingan besar yang
berbeda.
Jensen & Meckling (1976) membagi jenis
biaya agensi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Monitoring Cost : Biaya yang muncul untuk
mengawasi, mengukur, mengamati dan
mengontrol perilaku agen
2. Bonding Lost : Biaya yang ditanggung oleh
manajemen untuk mematuhi dan menetapkan
cara kerja yang ingin menunjukkan bahwa agen
tersebut telah berprilaku sesuai dengan
kepentingan principal.
3. Residual Loss : Biaya yang berupa turunnya
kesejahteran principal akibat dari adanya
perbedaan kepentingan principal dan keputusan
agen.
Kinerja Perusahaan
Perusahaan adalah suatu bentuk usaha yang
menjalankan jenis usaha yang sifatnya tetap dan
terus menerus tujuannya untuk memperoleh laba
atau keuntuntungan. Perusahaan juga merupakan
sebuah organisasi yang memiliki kesatuan antara
fungsi dan kinerja operasional mengolah dan
memproses masukan secara sistematis menjadi
sebuah keluaran barang dan jasa agar memenuhi
kebutuhan ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu
dan memperoleh keuntungan yang maksimal yang
dikemukakan oleh (Astuti, 2914).
Menurut (Rivai & Basri, 2004) Kinerja
Perusahaan (companies performance) merupakan
sesuatu yang dihasilkan oleh sesuatu perusahaan
pada periode tertentu dengan mengacu kepada
standar yang ditetapkan. Pengukuran aktivitas
kinerja perusahaaan dirancang untuk melihat
bagaimana kinerja aktivitas dari hasl akhir yang
diperoleh.
Menurut Moerdiyanto (2010) Kinerja
Perusahaan adalah kegiatan perusahaan yang
menghasilkan serangkaian proses bisnis dengan
memerlukan berbagai macam sumber daya. Jika
kinerja perusahaan meningkat, bisa diliat dari
gencarnya kegiatan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang besar.
Helfert (1996) mendefinisikan, Kinerja
Perusahaan merupakan gambaran keadaan utuh atas
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dan
merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
oleh kegiatan operasional dalam pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki.
Kepemilikan Keluarga (Family Ownership)
Menurut (Anderson & Reeb, 2003)
mendefinisikan Kepemilikan keluarga adalah
Kepemilikan dimana keluarga keluarga memiliki
saham dalam perusahaan atau keluarga memiliki
peran dalam manajemen sebuah perusahaan
sehingga keluarga turut mengambil bagian dalam
keputusan perusahaan.
Dalam risetnya (Shyu, 2011) mendefinisikan
sebuah perusahaan keluarga menganggap
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
192
perusahaan mereka sebagai aset untuk diteruskan
kepada generasi berikutnya, sehingga mereka
cenderung untuk memantau dan mengontol kinerja
manajer agar kinerja manajer dapat lebih efektif dan
efisien terhadap perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Astuti (2015) melakukan penelitian berjudul’’
Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan dengan agency cost sebagai variabel
moderating pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di BEI tahun 2011-2013” hasil penelitian
ini ditemukan bahwa adanya pengaruh positif
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan,
namun agency cost sebagai variabel moderating
memperlemah hubungan kepemilikan keluarga dan
kinerja perusahaan.
Komalasari (2014) melakukan penelitian yang
berjudul “pengaruh struktur kepemilikan keluarga,
kepemimpinan dan perwakilan keluarga terhadap
kinerja perusahaan pada perusahaan go public yang
terdaftar di BEI 2009-2011”. Hasil peneltian ini
ditemukan bahwa kepemilikan keluarga mempunyai
pengaruh positif pada kinerja perusahaan (ROA).
Kausari (2014) melakukan penelitian berjudul
“Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan strategi
bisnis sebagai varioabel moderasi pada perusahaan
industri makanan dan minuman yang terdaftar di
BEI tahun 2005-2011” Hasil penelitian ini
ditemukan bahwa kepemilikan keluarga
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan (ROA).
Pranata, purwanto & lindrawati (2019)
melakukan penelitian yang berjudul”Pengaruh
Family ownership dan Direktur independen
terhadap kinerja perusahaan sektor non-keuangan
yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017” hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Family
ownership tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Sukamto & Juniarti (2016) melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh struktur
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan
pada sektor infrastruktur, Utilitas dan transportasi
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015 “.
Kerangka Pemikiran
Berikut ini kerangka pemikiran pengaruh
family ownership terhadap kinerja perusahaan
dengan Agency Cost sebagai variabel moderasi :
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
1. Hubungan Family Ownership Kinerja
Perusahaan
Perusahaan dikatakan memiliki struktur
kepemilikan keluarga apabila keluarga memiliki
saham dalam perusahaan atau keluarga menduduki
posisi manajerial pada perusahaan, membuat
keluarga melihat perusahaan sebagai aset penting
sehingga perusahaan mempunyai visi jangka
panjang agar bertujuan untuk diwariskan ke
generasi selanjutnya ( Shleifer & Vishny. 1986).
Disisi lain pada perusahaan keluarga, keluarga
yang mengontrol perusahaan seringkali melakukan
tindakan tindakan yang mementingkan keuntungan
dirinya sendiri dengan kerugian yang dibebankan ke
Family
Ownership
(X)
Kinerja
Perusahaan
(Y)
Agency Cost
(Z)
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
193
perusahaan atau pihak lain seperti mempertahankan
anggota keluarga tidak kompeten di manajerial. Hal
tersebut mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi
tidak efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak
dapat menghasilkan kinerja yang bagus, tindakan
lainnya seperti pemberian kompensasi yang lebih
tinggi kepada keluarga dibandingkan keluarga lain
(Mirucci, 2008). Tindakan ini berdampak pada
penurunan kinerja perusahaan. (Subekti &
Sumargo, 2015).
2. Hubungan Agency Cost Pada Kepemilikan
Keluarga dengan Kinerja Perusahaan
Agency Cost atau juga disebut biaya keagenan
merupakan inti mekanisme tata kelola perusahaan
yang bertugas untuk meminimalisir masalah
keagenan dalam perusahaan. Agency Cost yang
sedikit menunjukkan masalah keagenan yang
sedikit pula, sehingga kinerja perusahaan semakin
efisien dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki biaya keagenan yang besar yang menjadi
penyebab banyaknya masalah keagenan dalam
perusahaan. Dengan kepemilikan keluarga yang
mempunyai saham yang dominan dalam
perusahaan, pengendalian manajemen akan lebih
efektif dibandingkan struktur kepemilikan lainnya
sehingga biaya-biaya keagenan dapat diminimalisir,
dengan sedikitnya biaya-biaya keagenan yang
dikeluarkan perusahaan maka kinerja perusahaan
lebih efisien terkait berkurangnya masalah
keagenan dalam perusahan (Komalasari, 2014).
Menurut Jensen & Meckling (1976) ketika
keluarga sebagai pemegang saham, mereka akan
memiliki insetif untuk meminimalisasi masalah
keagenan dan mengawasi keputusan keputusan
manajerial yang berkaitan dengan proyek
perusahaan yang efektif yang dapat meningkatkan
kinerja perusahaan. Kinerja yang meningkat maka
ditandai dengan profit perusahaan yang semakin
tinggi melalui pengurangan beban operasional.
Dengan kata lain, peningkatan kinerja akibat dari
penurunan biaya cost.
Hipotesis
Berdasarkan hubungan variabel yang
dipaparkan sebelumnya maka hipotesis penelitian
ini adalah :
1. Hipotesis Pertama
− H01 : Family Ownership tidak berpengaruh
terhadap kinerja Perusahaan
− Ha1 : Family Ownership berpengaruh positif
terhadap kinerja Perusahaan
2. 2. Hipotesis Kedua
− H02 : Agency Cost tidak memoderasi
pengaruh Family Ownership terhadap
Kinerja perusahaan
− Ha2 : Agency Cost memoderasi pengaruh
Family Ownership terhadap Kinerja
perusahaan
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Ferdinand (2011), populasi adalah gabungan
dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti
karena itu dipandang sebagai sebuah semesta
penelitian. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan Barang Konsumsi
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2017-2019 yang telah memenuhi kriteria
populasi yaitu berjumlah perusahaan.
Jumlah populasi penelitian berjumlah 33 data
laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya 33
laporan keuangan perusahaan ini akan di olah
datanya untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
194
dari pengujian hipotesis tersebut akan menjawab
rumusan masalah penelitian. Sampel dalam
penelitian ini adalah memasukkan semua populasi
menjadi sampel, sehingga disebut teknik
pengambilan sampel jenuh (sensus).
Sumber dan teknik pengumpulan data.
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang diperoleh secara
historis dari laporan tahunan perusahaan industri
barang dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam periode waktu tahun 2017-2019,
dengan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan data maupun literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti diantara
lainnya berupa laporan tahunan (annual report)
yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia,
serta studi pustaka (literatur) melalui buku teks,
artikel dan berita yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti. Jenis data penelitian
merupakan data kuantitatif berupa annual report dan
laporan keuangan untuk periode 2017-2019.
Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (sugiono, 2012). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari
segi analisis laporan keuangan berupa rasio
keuangan. Pada penelitian ini, kinerja perusahaan
diukur menggunakan Return On Asset (ROA). ROA
merupakan rasio profabilitas yang mengukur
kemampuan yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan
seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya.
ROA sebagai rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan atau keuntungan dari sumber daya
ekonomi atau asrt yang dimiliki dalam neracanya.
Secara lebih sederhana, ROA dapat didefinisikan
sebagai hasil perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total asrt yang dimiliki suatu
perusahaan, salah satu contoh rumusnya sebagai
berikut :
ROA = Laba Bersih
Total Aset
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel
dependen atau faktor faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungan fenomena yang diobservasi
atau diamati (sugiono, 2012). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah Family Ownership
(Kepemilikan Keluarga). Kepemilikan keluarga
merupakan kepemilikan saham minimal 20 %
saham dikuasai oleh suatu suatu keluarga tertentu
untuk diklasifikasikan sebagai perusahaan
keluarga.dimensi kepemilikan keluarga dengan
komposisi saham keluarga yang diukur melalui
presentase jumlah saham yang dimiliki oleh
keluarga.
3. Variabel Moderasi
Variabel moderasi mempunyai pengaruh
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
(Sugiono, 2012). Variabel moderasi digunakan
karena diduga terdapat variabel lain yang
mempengaruhi hubungan antara kepemilikan
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
195
keluarga (Family Ownership) dengan kinerja
perusahaan.
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel
moderasi yaitu biaya keagenan atau biaya agen.
Biaya agen atau biaya keagenan adalah biaya
tambahan yang muncul ketika principal menunjuk
agen untuk membuat keputusan mewakili
kepentingan mereka. Dimesnsi dalam biaya agen
dalam penelitian ini dengan melihat biaya
operasional manajerial melalui indikator beban
operasi, umum dan administrasi terhadap total
penjualan.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini melakukan uji interaksi untuk
menguji variabel moderasi yaitu variabel corporate
governance dengan menggunakan Moderated
Regression Analysis (MRA). Moderated Regression
Analysis merupakan aplikasi khusus regresi linear
berganda yang mengandung unsur interaksi yang
merupakan perkalian dua atau lebih variabel
independen (Ghozali, 2018). Variabel moderasi
dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis
berdasarkan hubungan dimensi ada tidaknya
hubungan interaksi antara variabel moderasi dan
variabel independen dan dimensi ada tidaknya
hubungan antara variabel moderasi dengan variabel
dependen.
Persamaan 1:
Y = a + β1X + e
Keterangan:
Y : Kinerja Perusahaan
a : Konstanta
β1 : Koefisien
X : Kepemilikan Keluarga (Family Ownership)
e : Error
Persamaan 2:
Y = a + β1X + β2Z + e
Keterangan:
Y : Kinerja perusahaan
A : Konstanta
β1, β2 : Koefisien
X : Family ownership
Z : Agency Cost
e : error
Persamaan 3:
Y = a + β1X + β2Z + β3X*Z + e
Keterangan:
Y : Kinerja Perusahaan
A : Konstanta
β1, β2, β3 : Koefisien
X : Kepemilikan Keluarga (Family
Ownership)
Z : Agency Cost
X*Z : Interaksi Family Ownership terhadap
Agency Cost
e : error
Pengujian Hipotesis
1. Kriteria Pengujian Hipotesis Pertama
− H01 : Family Ownership tidak berpengaruh
terhadap kinerja Perusahaan.
− Ha1 : Family Ownership berpengaruh
terhadap kinerja Perusahaan.
2. Kriteria Pengujian Hipotesis Kedua
− H02 : Agency Cost tidak memoderasi
pengaruh Family Ownership terhadap
Kinerja perusahaan.
− Ha2 : Agency Cost memoderasi pengaruh
Family Ownership terhadap Kinerja
perusahaan.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
196
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian telah di peroleh melalui uji
Moderated Regression Analysis (MRA) pada
bagian sebelumnya. Selanjutnya pembahasan untuk
hasil tersebut yaitu pengaruh kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan dengan Agency Cost
sebagai variabel moderating akan dibahas sebagai
berikut :
Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap
Kinerja Perusahaan
Hasil pengujian statistik memperlihatkan
bahwa nilai Koefisien β # 0 (0,037#0,000), artinya
Hipotesis pertama (Ha1) diterima. artinya
kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.. Hal ini menunjukan bahwa
kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
James (1999) berpendapat bahwa keluarga
berinvestasi dalam pola yang efisien karena mereka
lebih fokus dengan transfer kekayaan bagi
generasinya dibanding mengkonsumsi sendiri masa
hidupnya.kebutuhan untuk mempertahankan suatu
hubungan baik masyarakat investasi untuk
memfasilitasi peningkatan kas masa depan dana
memperoleh biaya modal yang lebih rendah
mendorong keputusan-keputtusan optimal bagi
perusahaan yang diharapkan akan berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini juga sejalan dengan (Muttakin et all.,
2014) yang berpendapat bahwa kepemilikan
keluarga memiliki motivasi yang kuat dalam
melakukan kontrol perusahaan dan meningkatkan
kinerja perusahaan.hal ini menyebabkan
kepemilikan keluarga memiliki pengendalian yang
lebih ketat terhadap manajemen perusahaan
sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan. selain itu (Anderson & Reeb, 2003)
kepemilikan keluarga terus meningkatkan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang yang dapat
memlihara kekayaannya untu generasi mendatang.
Agency Cost Memoderasi Pengaruh Kepemilikan
Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian interaksi
kepemilikan keluarga x kinerja perusahaan bernilai
tidak signifikan..pada Persamaan (2) b2Z, b2
significan (-0,061 # 0,000) dan Persamaan (3)
b3X*Z, b3 signifikan (0,037 # 0,000). Maka Ha2
diterima, artinya Agency Cost dapat memoderasi
secara Quasi moderator pengaruh kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan. Kemudian
nilai b3X*Z sebsar 0,037, artinya agency cost
tmemperkuat pengaruh positif kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Xiao, 2009).Hal ini menunjukkan
bahwa biaya keagenan merupakan inti dari
mekanisme tata kelola perusahaan yang bertugas
meminimalisir masalah keagenan dalam
perusahaan. Secara konsep biaya keagenan yang
sedikit menunjukkan masalah keagenan yang
sedikit pula sehingga kinerja perusahaan semakin
efisien dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki biaya keagenan yang besar yang menjadi
indiikator banyaknya masalah keagenan dalam
perusahaan.
Dengan kepemilikan saham yang dominan
dalam perusahaan keluarga, pengendalian terhadap
manajemen akan lebih efektif dibandingkan struktur
kepemilikan lainnya sehingga biaya-biaya keagenan
dapa diminimalisir. Dengan sedikitnya biaya-biaya
keagenan yang dikeluarkan perusahaan maka
kinerja perusahaan lebih efisien terkait
berkurangnya masalah keagenan dalam perusahaan.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
197
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian
hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemilikan keluarga ( Family Ownership )
tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Karena pada nilai Koefisien β # 0 (0,037 #
0,000). Maka Ha1 diterima, H0 ditolak. Sehingga
kepemilikan keluarga (Family Ownership)
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa efek
Indonesia tahun 2017-2019.
2. Agency cost sebagai variabel Quasi moderator
yang tidak memperkuat atau memperlemah
hubungan antara kepemilikan keluarga terhadap
kinerja perusahaan. Karena di hipotesis kedua,
pada persamaan 2 dan 3 terdapat B2Z sebelum
adanya interaksi bernilai -0,061. dan setelah ada
interaksi terdapat b3X*Z bernilai 0,037. Maka
pada persamaan 2 dan 3 terdapat (0,037 > -
0,061). Sehinga Agency Cost memoderasi
kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan. Barang Konsumsi yang terdaftar di
Bursa efek indonesia tahun 2017-2019.
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
jika akan mengembangkan penelitian ini,ada
baiknya menggunakan periode waktu yang lebih
panjang. Dan dapat mengembangkan hasil riset
penelitian ini pada industri non manufaktur
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel
lain sebagai variabel moderasi untuk
memperkuat hubungan antara variabel
independen terhadap kinerja perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R. C dan Reeb. (2003). Founding Family
Ownership and firm perfomance ; Evidence
From S and P 500 author. The Journal of
Finance, Volume 58, no. 3, 1301-1328.
Andres, C. 2008. Large Shareholder and Firm
Performing – An Empirical Examination of
Founding-Family Ownership. Journal of
Corporate Finance. Vol 14, No 4, pp.431-445.
Astuti, Dwi Apri. (2015). Pengaruh Kepemilikan
Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan
Dengan Agency Cost Sebagai Variabel
Moderating. Jurnal Dinamika Akuntansi, vol 7.
Semarang : Universitas Dipenogoro.
Claessens, S., Djankov, S & Lang, L. H. P (2000).
The seperation of ownership and control in
East Asian Corporations. Journal of Financial
Economics, 58, 81-112.
Dhamsetz, H & Villalonga, B. (2001). Ownership
structure and corporate performance. Journal
of corporate finance. Vol 7, No 1, pp.209-223.
Dharmawan, Isma & Wijaya Erric. (2014).
Pengaruh Keluarga Terhadap Kinerja
Perusahaan. Jurnal Keuangan & Perbankan,
Vol.10, No.2.
Elsenhard, Kathleen M. (1989). Agency Theory :
An Assesme and Review. Academy of
Management Review. Vol 14, No 1: 57-74.
Giovannini, Renato. (2009). “Corporate
Governance, Family Ownership and
Performance”. Springer science & Business
Media, Vol 14, h. 145-166.
Hadiprajitno, Paulus Basuki. (2013). Struktur
Kepemilikan, Mekanisme tata kelola
Perusahaan dan Biaya Keagenan di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol 9. No 2,
97-127.
Hanafi, Mamduh. (2008). Manajemen Keuangan.
BPFE-Yogyakarta.
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
198
Harianto, Lidia dan Juniarti, (2014). Pengaruh
Family Control, Firm Risk, Firm Size dan Firm
age terhadap profitabilitas dan nilai Perusahaan
Sektor Keuangan. Business accounting review,
Vol 2, no 1.
Helfert, E. A. (1996). Teknik Analisis Keuangan,
Jakarta: PT Erlangga.
James, H. (1999). Owner as Manager, Extended
Horizons and the Family Firm. International
Journal of Economics and Business, 6. 41-56.
Klein, P., Shapiro, D., & Young , J. (2005).
Corporate governance, Family ownership, and
Firm value: the canadian evidence. Corporate
Governance. Family Ownership,and Firm
Value 13, 769-784.
Komalasari, Tri Puput dan Nor, Alfin Muhammad.
(2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Keluarga, Kepemimpinan Dan Perwakilan
Keluarga Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal
Akuntansi. Univesitas Airlanga.
Masdupi, Erni. (2005). Analisis Dampak struktur
Kepemilikan pada Kebojakan Hutang dalam
Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal
Ekonomi & Bisnis Indonesia, Vol 2,. No 1.
Hal 57-69.
Moerdiyanto. (2010). Tingkat Pendidikan Manajer
dan Kinerja perusahaan Go- Public.
Yogyakarta: FISE. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Pranata, J., Purwanto & Lindrawati. (2017).
Pengaruh Family Ownership terhadap Kinerja
Perusahaan. Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya.
Pranata, Jimmy. Purwanto, Marini dan Lindrawati.
(2014). Pengaruh Family Ownership dan
Direktur Independen Terhadap Kinerja
Perusahaan. Surabaya : Universitas Widya
Mandala Surabaya.
Rivai, V & Basri, A.F.M. (2004). “Performance
Appraisal”. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Shleifer, A & R.Vishny. (1986). Large shareholders
and corporate control. Journal of Political
Economy, 94: 461-488.
Shyu, J. (2011). Family ownership and firm
performance: evidence from Taiwanese firms.
International Journal of Managerial Finance,
7(4), 397-411.
Sukamto, J, C. & Juniarti (2016). Pengaruh Struktur
Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja
Perusahaan pada Sektor Infrastruktur, Utilitas,
Transportasi. Akuntansi Bisnis. Universitas
Kristen Petra.
Tsao, S., & Lien, W. (2013). Family Management
and Internationalization: The Impact on Firm
Performance and Innovation. MIR:
Management International Review, 53(2), 189-
213.
www. Idx.co.id/[15 November 2020]
www. Sahamok. Com/[25 November 2020
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
199
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN
KONSTRUKSI CV. CENTRALINDO CONSULTAN
Maidar1, Emmi Suryani Nst2, Adel Viani3 1,2 Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Aceh
3 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengakuan pendapatan pada
perusahaan konstruksi CV. Centralindo Consultan apakah sudah sesuai dengan PSAK
No 34 tentang kontrak konstruksi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif-kualitatif, yaitu metode dimana data yang dikumpulkan
disusun, dikelompokkan dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya tentang pengakuan pendapatan perusahaan. Data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder. Data primer dalam hal ini, yaitu dengan melakukan
wawancara langsung dengan direktur CV. Centralindo Consultan, adapun data
sekunder yaitu dengan melakukan pengambilan data dokumentasi berupa laporan
keuangan perusahaan, juga penelitian kepustakaan berupa literatur yang relevan. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa CV. Centralindo Consultan dalam mengakui
pendapatannya sudah sesuai dengan PSAK No 34 dimana dalam PSAK No 34 metode
kontrak selesai digunakan untuk proyek jangka pendek.
Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Perusahaan Konstruksi
PENDAHULUAN
Informasi akuntansi perusahaan konstruksi
dapat dilihat dari pengakuan pendapatan dan beban
yang mengacu pada Prinsip Akuntansi yang
Diterima Umum terutama pada Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 34 yang mengatur
perlakuan pada transaksi yang secara khusus
berkaitan dengan aktivitas konstruksi.
Pengakuan pendapatan dan beban adalah untuk
mendapatkan perhitungan laba yang wajar maka
sangat penting diperhatikan mengenai penentuan
dasar untuk menentukan pengakuan pendapatan dan
beban. Ada dua metode dalam menentukan
pendapatan kontrak konstruksi yaitu metode
kontrak selesai (Completed Contract Method) dan
metode persentase penyelesaian (Percentage Of
Complection Method).
CV. Centralindo Consultan adalah salah satu
perusahaan jasa konstruksi di Aceh yang telah
berdiri sejak tahun 2012. Perusahaan ini bergerak
dibidang usaha konstruksi meliputi sub bidang
pekerjaan yang terdiri dari: bangunan sipil, jalan
dan jembatan. Pekerjaan tersebut diperoleh melalui
lelang atau penunjukan langsung oleh pemberi
kerja. Proyek yang dikerja oleh CV. Centralindo
Consultan ada yang diselesaikan kurang dari satu
periode akuntansi dan ada pula yang lebih. Sebagai
salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia, maka
CV.Centralindo Consultan mengikuti dan
menerapkan perkembangan PSAK No. 34 dalam
perlakuan pendapatan perusahaan.
Berdasarkan survei awal dan hasil wawancara
terhadap Laporan Laba Rugi CV. Centralindo
Consultan, dapat diketahui bahwa pengukuran
pendapatan pendapatan dari CV. Centralindo
Consultan menggunakan metode kontrak selesai.
Pendapatan CV. Centralindo Consultan mengalami
kenaikan pada tahun 2018 tetapi mengalami
penurunan pada tahun 2019. Walaupun tahun 2018
mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2019
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
200
mengalami penurunan yang jauh dibanding dengan
pendapatan tahun 2017. Terkait hal tersebut maka
dilakukan penelitian mengenai “Analisis
Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Jasa
Konstruksi CV. Centralindo Consultan”.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Pendapatan
Pengertian pendapatan menurut Kartikahadi,
dkk (2012:186) adalah Penghasilan (income) adalah
kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal.
Ikatan Akuntan Indonesia (2015:23.1)
mendefinisikan: Pendapatan adalah penghasilan
yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang
normal dan dikenal dengan sebutan yang berbeda,
seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen,
royalti, dan sewa. Selanjutnya pada halaman 23.2
paragraf 7 dijelaskan bahwa pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika
arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
PSAK Nomor 23 tentang Pendapatan
menyatakan bahwa “Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas
normal entitas selama periode jika arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal”.
Pengakuan Pendapatan
Menurut Warren (2006:124) dasar pengakuan
pendapatan atau revenue secara umum ada dua cara
yaitu:
1. Dasar Kas (Cash Basis).
Pada dasar kas, pendapatan dan beban
dilaporkan dalam laporan laba rugi pada
periode dimana kas diterima atau dibayar.
Misalnya, penghasilan dicatat ketika kas ditirima
dari klien, dan upah dicatat ketika kas
dibayarkan kepada karyawan. Laba (rugi) bersih
merupakan selisih antara penerimaan kas
(pendapatan) dan pengeluaran kas (beban).
2. Dasar Akrual (Accrual Basis).
Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam
laporan laba rugi pada periode saat pendapatan
tersebut dihasilkan (earned). Misalnya,
pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan
kepada pelanggan tanpa melihat apakah kas
telah diterima atau belum dari pelanggan selama
periode ini.
Menurut PSAK 34 (2014:34.1) Kontrak
Konstruksi adalah suatu kontrak yang
dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi
suatu aset atau suatu kombinasi aset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan
fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Pengertian di
atas menyebutkan bahwa kontrak kontruksi
merupakan suatu perjanjian atau kesepakatan untuk
melaksanakan suatu proyek yang sebelumnya telah
tercapai suatu kata sepakat antara perusahaan
pemberi jasa dengan pengguna jasa, dimana proyek
yang akan dilaksanakan dapat berupa pembuatan
jalan raya, pendirian suatu asset, atau dalam bentuk
lainnya.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui deskriptif atau gambaran secara
sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta secara
hubungan antar permasalahan yang sedang diteliti
kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan selanjutnya
dibandingkan dengan teori yang ada untuk
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
201
mendapatkan simpulan penyelesaian masalah yang
tepat.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-
kualitatif, karena menggambarkan keadaan
objek penelitian atau masalah yang ada dalam
penelitian, dalam penelitian ini masalah metode
pengakuan pendapatan dengan pendekatan
kontrak selesai dalam penyajian laporan
keuangan.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada CV. Centralindo
Consultan yang beralamat di Dusun Tgk. Mat
Areh Gampong Bireuen Meunasah Reuleut,
Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen
Aceh. Usaha jasa kontruksi CV. Centralindo
Consultan mulai beroperasi awal tahun 2012.
Beberapa proyek perencanaan yang pernah
digarap berupa pembangunan puskesmas dan
rumah sakit tersebar di seputar Bireuen.
3. Jenis dan Teknik Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer
dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
langsung dengan Direktur CV. Centralindo
Consultan. Data sekunder, dalam hal ini peneliti
melakukan pengambilan data dokumentasi
berupa laporan keuangan perusahaan, penelitian
kepustakaan berupa kontak konstruksi dan
literatur lainnya yang relevan.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu metode
dimana data yang dikumpulkan disusun,
dikelompokkan, dan di analisis sehingga dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya tentang
pengakuan pendapatan pada perusahaan
konstruksi CV. Centralindo Consultan.
HASIL PEMNELITIAN
Pengakuan Pendapatan CV. Centralindo
Consultan
Seperti pada umumnya pendapatan merupakan
suatu hal yang penting bagi kelangsungan CV.
Centralindo Consultan. Sehingga pengakuan
pendapatan yang dihasilkan oleh CV. Centralindo
Consultan haruslah menguntungkan perusahaan
atau tidak banyak merugikan perusahaan. Pada CV.
Centralindo Consultan Pendapatan diakui saat
pekerjaan telah selesai dikerjakan dan metode yang
digunakan adalah metode kontrak selesai, dimana
pendapatan perusahaan diakui setelah pekerjaan
selesai dikerjakan sesuai dengan perjanjian waktu
dalam perjanjian kontrak. Tetapi seringkali kas
tidak langsung diterima walaupun pekerjaan sudah
selesai, bisa saja kas diterima pada bulan berikutnya
saat Surat Perintah Membayar telah diterbitkan.
Metode Kontrak selesai biasa digunakan oleh
perusahaan yang mempunyai kontrak jangka
pendek atau proyek yang memiliki resiko yang
tidak diestimasi secara andal. Dimana pendapatan
dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak
diselesaikan secara keseluruhan. Dalam metode
kontrak selesai biaya-biaya dari kontrak yang
dikerjakan diakumulasikan, dan tidak ada
pembebanan yang dilakukan atas rekening
pendapatan, biaya dan laba kotor sampai dengan
kontrak selesai dikerjakan. Metode kontrak selesai
tidak melakukan pencatatan sebelum penyelesaian
kontrak, sehingga untuk kerugian-kerugian yang
sudah dapat diduga harus dilakukan penyisihan.
Selain itu, dalam metode kontrak selesai terdapat
pendapatan yang tidak dilaporkan sampai tahun
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
202
penyelesaiannya sehingga menimbulkan
penyimpangan dalam pencatatan laba.
Tabel 1
Akumulasi Pendapatan CV. Centralindo
Consultan Tahun 2017
No Tanggal Nilai Kontrak
1 26 Mei 2017 Rp. 34.940.000
2 26 Mei 2017 Rp. 49.700.000
3 05 Juni 2017 Rp. 24.000.000
4 19 Juni 2017 Rp. 54.670.000
5 14 Juli 2017 Rp. 14.800.000
6 14 Juli 2017 Rp. 29.900.000
7 14 Juli 2017 Rp. 22 400.000
8 19 Juli 2017 Rp. 184.106.000
9 19 Juli 2017 Rp. 84.106.000
10 21 Oktober 2017 Rp. 49.850.000
11 21 Oktober 2017 Rp. 48.750.000
12 02 November 2017 Rp. 37.990.000
TOTAL Rp. 635.212.000
Tabel 2
Akumulasi Pendapatan CV. Centralindo
Consultan Tahun 2018
No Tanggal Nilai Kontrak
1 07 Maret 2018 Rp. 12.890.000
2 13 Maret 2018 Rp. 5.000.000
3 27 Maret 2018 Rp. 23.800.000
4 27 Maret 2018 Rp. 18.810.000
5 27 Maret 2018 Rp. 14.910.000
6 27 Maret 2018 Rp. 113.970.000
7 27 Maret 2018 Rp. 120.494.000
8 21 Mei 2018 Rp. 19.969.000
9 30 Mei 2018 Rp. 13.976.000
10 30 Mei 2018 Rp. 17.970.000
11 31 Mei 2018 Rp. 10.000.000
12 31 Mei 2018 Rp.24.400.000
13 31 Mei 2018 Rp. 24.400.000
14 26 Juni 2018 Rp. 35.000.000
15 26 Juni 2018 Rp.42.000.000
16 17 Juli 2018 Rp. 69.195.000
17 17 Juli 2018 Rp. 65.345.000
18 25 Juli 2018 Rp. 16.500.000
19 27 Juli 2018 Rp. 16.679.000
20 27 Juli 2018 Rp. 19.679.000
21 29 Oktober 2018 Rp. 3.600.000
TOTAL Rp. 688.587.000
Tabel 3
Akumulasi Pendapatan CV. Centralindo
Consultan 2019
No Tanggal Nilai Kontrak
1 22 M ei 2019 Rp. 86.240.000
2 17 Juni 2018 Rp. 263.879.000
3 01 November 2019 Rp. 44.275.000
4 01 November 2019 Rp. 65.312.000
5 01 November 2019 Rp. 83.149.000
6 01 November 2019 Rp. 58.258.000
TOTAL Rp. 601.113.500
Tabel 4
Pendapatan CV. Cenntralindo tahun 2017-2019
Tahun Pendapatan
(laba kotor)
Kenaikan/
Penurunan %
2017 Rp. 635.212.000 - -
2018 Rp. 688.587.000 Rp.53.375.000 8,4 %
2019 Rp. 601.113.500 (Rp.87.473.500) (12,7 %)
Sumber: CV. Centralindo Consultan
Analisis Pengakuan Pendapatan CV.
Centralindo Consultan
Sebagian besar dari proyek CV. Centralindo
Consultan yaitu kontrak jangka pendek dimana
pelaksanaannya tidak lebih dari satu tahun. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil ruang lingkup
penelitian dari data CV. Centralindo Consultan dari
tahun 2017-2019.
CV. Centralindo Consultan lebih banyak
mengerjakan proyek-proyek pemerintah dimana
pengerjaanya tidak lebih dari satu tahun, kas dapat
ditagih jika proyek selesai dikerjakan sesuai dengan
yang tertera dalam kontrak perjanjian. Apabila kas
tidak diterima di tahun berikutnya maka dianggap
hangus dan perusahaan mengalami kerugian.
Berikut ini disajikan salah satu proyek yang
telah dikerjakan oleh CV. Centralindo Consultan
sebagai ilustrasi dari pembahasan masalah yaitu
pada tahun 2019 CV. Centalindo Consultan bekerja
sama dengan Dinas Pengairan Aceh dalam proyek
pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
203
permukaan, rawa dan tambak yang berlokasi di
Kabupaten Aceh Barat Daya dengan nilai kontrak
sebesar Rp. 86.240.000,- dengan jangka waktu
penyelesaian 168 hari kalender (lampiran 4).
Perusahaan mengukur pendapatannya dengai
nilai wajar yaitu nilai yang ada dalam kontrak
perjanjian proyek Rp. 86.240.000,- terhitung
dimulai dari tanggal 22 Mei 2019 sampai dengan 05
November 2019 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 5
Pengakuan Pendapatan yang diakui Perusahaan
Bulan Pendapatan
Mei 2019 Rp.0
Juni 2019 Rp.0
Juli 2019 Rp.0
Agustus 2019 Rp.0
September 2019 Rp.0
Oktober 2019 Rp.0
November 2019 Rp. 86.240.000
TOTAL Rp. 86.240.000
Sumber: CV. Centalindo Consultan
Berdasarkan tabel di atas pengakuan
pendapatan pada CV. Centralindo Consultan
mengakui pendapatannya menggunakan accrual
basis dimana pendapatan diakui pada saat
pendapatan itu dihasilkan walaupun secara fisik kas
belum diterima dan beban diakui saat beban terjadi
tanpa memperhatikan arus kas keluar dalam usaha
menghasilkan pendapatan. CV. Centralindo tidak
melakukan pembukuan tiap bulan, seluruh
pendapatan pekerjaan diakumulasikan diakhir tahun
berjalan.
Setelah peneliti menganalisis data yang
disajikan oleh perusahaan maka terlihat bahwa
masalah pengakuan pendapatan dan beban dalam
kegiatan perusahaan berpengaruh terhadap
kepentingan intern perusahaan dalam membuat
perencanaan pada perusahaan dimasa yang akan
datang.
CV. Centralido Consultan dalam mengakui
pendapatannya sudah sesuai dengan PSAK No. 34
tentang kontrak konstruksi, karena menggunakan
metode kontrak selesai untuk proyek jangka
pendek. Metode pengakuan pendapatan kontrak
selesai adalah metode pengakuan dimana
pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat
kontrak diselesaikan.
Terdapat beberapa jurnal penelitian terdahulu
sebagai acuan peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini yang menjelaskan bahwa pengakuan
pendapatan dengan metode kontrak selesai
digunakan untuk proyek jangka pendek dan metode
pesentase penyelesaian digunakan untuk proyek
jangka panjang dimana perusahaan mengakui
pendapatannya berdasarkan estimasi kemajuan fisik
atas pekerjaan yang telah dicapai di lapangan,
diantaranya yaitu penelitian dari Wijaya et al (2015)
dengan judul Analisis Pengakuan Pendapatan dan
Beban dalam Penyajian Laporan Laba Rugi PT.
Karya Jaya Dedy Mulia dimana dalam penelitian ini
PT. Karya jaya Dedy Mulia menggunakan metode
kontrak selesai untuk proyek jangka panjang, hal
tersebut belum sesuai dengan PSAK No 34 karena
metode kontrak selesai digunakan untuk proyek
jangka pendek.
Menurut PSAK No. 34 jika hasil kontrak
konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal maka
pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah
terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan
dapatan dipulihkan dan biaya kontrak harus diakui
sebagai beban dalam periode terjadinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
terdapat dalam bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
204
1. CV. Centralindo Consultan dalam menetapkan
metode pengakuan pendapatan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
34, dimana perusahaan menerapkan metode
kontrak selesai dalam mengakui pendapatannya
untuk proyek jangka pendek, proyek jangka
pendek sendiri tidak lebih dari satu periode
akuntansi.
2. Pendapatannya diakui dengan menggunkan
acrual basis dimana pendapatan diakui saat
pendapatan dihasilkan walaupun kas belum
diterima. Tetapi CV. Centralindo Consultan
tidak melakukan pencatatan pembukuan tiap
bulan, hanya di akhir tahun berjalan saja
sehingga tidak dapat diketahui pendapatan tiap
bulannya.
Setelah menganalisis pengakuan pendapatan
pada CV. Centralindo Consultan, maka penulis
mencoba memberi saran yang mungkin berguna
dan dapat menjadi bahan pertimbangan demi
kemajuan perusahaan, yaitu:
CV. Centralindo Consultan agar dapat
membuat pencatatan pembukuan tiap bulan,
sehingga dengan demikian maka laporan laba rugi
yang disajikan oleh perusahaan akan memberikan
informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan
perusahaan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Baridwan, Zaki. 2014. Intermediate Accounting.
Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.
Darmayanti, Elmira Febri. 2016. Analisis
Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan
Kontruksi. ISSN Cetak 1978-6579. Universitas
Muhammadiyah Metro.
Farmuzi, Aris dkk. 2015. Analisis Pengakuan
Pendapatan Perusahaan Konstruksi Proyek
Bendungan Marangkayu pada PT. Luhribu
Naga Jaya Samarinda. Universitas Samarinda.
Greuning, Hennie Van dkk. 2013. International
Financial Reporting Standards. Edisi 6.
Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Teori Akuntansi. Edisi
Revisi. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Perseda.
Hery. 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Joni, Afandi. 2018. Pengakuan Pendapatan
menurut SAK dan Pengakuan Pendapatan
menurut SAP. Melalui
(https://www.ksap.org/sap/pengakuan-
pendapatan-menurut-sak-dan-pengakuan-
pendapatan-menurut-sap/). Diakses pada
tanggal 9 Juli 2020.
Kartikahadi, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan
berdasarkan SAK berbasis IFRS. Jakarta:
Salemba.
Lam, Nelson dan Peter Lau. 2014. Akuntansi
Keuangan (Intermediate Financial Reporting)
: Perspektif Ifrs Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Martani, Dwi dkk. 2016. Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba
Empat.
Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Undang-
Undang Republik Indonesia No 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi. Jakarta.
Rahayu dan Kardinal. 2013. Analisis Pengakuan
Pendapatan Jasa Konstruksi pada CV.
Samudera Konstruksi Palembang Berdasarkan
PSAK No. 34. STIE MDP.
Ratunuman, Sisilia Merry. 2013. Analisis
Pengakuan Pendapatan dengan Persentase
Penyelesaian dalam Penyajian Laporan
Keuangan PT. Pilar Dasar. Jurnal EMBA ,
Vol. 1, No. 3, Juni 2013. HAL 578-586. ISSN:
2303-1174.
Smith, Jay. M and K. Fred Skousen. 2001.
Intermediate Accounting. Terjemahan .
Jakarta: Airlangga
Sodikin dan Riyono. 2014. Akuntansi Pengantar I.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN
JURNAL AKUNTANSI MUHAMMADIYAH
Edisi : Januari – Juni 2021 VOL. 11 NO. 2
ISSN 2087-9776
205
Warren, Carl S., James M Reeve and Phillip E. Fees
2006, Pengantar Akuntansi, Edisi Keduapuluh
Satu, Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat
Wijaya, Hendra dkk. 2015. Analisis Pengakuan
Pendapatan dan Beban dalam Penyajian
Laporan Laba Rugi PT. Karya Jaya Dedy
Mulia. STIE MDP.