DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT
KOMISI VI DPR RI
Tahun Sidang : 2018-2019
Masa Persidangan : V
Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat
Hari, Tanggal : Selasa, 16 Juli 2019
Pukul : 14.15 s.d. 17.10 WIB
Sifat Rapat : Terbuka
Pimpinan Rapat : Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si.
Sekretaris Rapat : Anita Handayaniputri, S.T., M,T.
(Plh. Kabag Set. Komisi VI DPR RI)
Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR RI
Gedung Nusantara I Lt. 1,
Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Acara : Membahas mengenai Kinerja Perusahaan (Kinerja
Operasional dan Kinerja Keuangan)
Daftar Anggota : PIMPINAN : 1. Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si. (Ketua/F-PAN) 2. MOHAMAD HEKAL, MBA. (Wakil Ketua/F-
P.Gerindra) 3. Ir. H. AZAM AZMAN NATAWIJANA (Wakil
Ketua/F-P.Demokrat) 4. H. DITO GANINDUTO, M.BA. (Wakil Ketua/F-
P.Golkar) 5. H. INAS NASRULLAH ZUBIR BE, SE (Wakil
Ketua/F-P.HANURA) ANGGOTA : FRAKSI PDI-P
6. NYOMAN DHAMANTRA,S.E.
7. Ir. ERIKO SOTARDUGA B.P.S
8. RIEKE DIAH PITALOKA, M.Hum.
9. DRS. ERWIN TPL TOBING
10. ADISATRYA SURYO SULISTO
11. H. IRMADI LUBIS
12. M. R. IHSAN YUNUS, BA,B,Comm, ME.Con
13. JULIARI P. BATUBARA
14. DARMADI DURIANTO
15. DANIEL LUMBAN TOBING
FRAKSI PARTAI GOLKAR
16. GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E.
17. Dr. Ir. H. LILI ASDJUDIREDJA, S.E., Ph.D.
18. HARDISOESILO
19. Ir. H.M. IDRIS LAENA
20. DWIE AROEM HADIATIE, S.I.Kom.
21. EKA SASTRA, SE, M.Si.
22. BOWO SIDIK PANGARSO, S.E.
FRAKSIP.GERINDRA
23. FADHLULLAH
24. H. NURZAHEDI, SE
25. KHILMI
26. SUPRATMAN ANDI AGTAS, S.H., M.H.
27. STEVEN ABRAHAM
28. ABDUL WACHID
FRAKSI P.DEMOKRAT
29. HJ. MELANI LEIMENA SUHARLI
30. LINDA MEGAWATI, SE., M.Si.
31. H. WAHYU SANJAYA, S.E.
32. SARTONO, SE., MM.
FRAKSI PAN
33. PRIMUS YUSTISIO, S.E.
34. H. NASRIL BAHAR, S.E.
35. MOHAMMAD HATTA
36. DAENG MUHAMMAD, SE, M.Si.
FRAKSI PKB
37. SITI MUKAROMAH, S.Ag, M. AP.
38. Ir. M. NASIM KHAN
39. H. YAQUT CHOLIL QOUMAS
40. H. LUKMANUL KHAKIM, M.Si.
FRAKSI PKS
41. Drs. H. ADANG DARADJATUN
42. H.M. MARTRI AGOENG, S.H.
43. drh. SLAMET
FRAKSI PPP
44. H. MUSTOFA ASSEGAF, M.Si.
45. H. ISKANDAR DZULKARNAIN SYAICHU, S.E.
46. H. MUKHLISIN
47. H. ABDUL AZIZ, S.E.
FRAKSI P.NASDEM
48. AKBAR FAIZAL
49. Drs. H. NYAT KADIR
50. H. HAMDHANI, S.IP.
Hadir Undangan : 1. Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana
Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN RI;
2. Dirut PELINDO I;
3. Direktur PELINDO II;
4. Direktur PELINDO III;
5. Direktur PELINDO IV.
JALANNYA RAPAT :
KETUA RAPAT (Ir. H. TEGUH JUWARNO, M.Si):
Bapak Ibu semua yang terhormat Anggota Komisi VI DPR RI,
Yang terhormat Saudara Deputi Bidang Konstruksi dan Sarana Prasarana
Perhubungan, Kementerian BUMN beserta jajaran,
Yang terhormat para Direktur Utama PT. Pelindo I, PT. Pelindo II, PT. Pelindo III
dan PT. Pelindo IV beserta jajaran.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan karunia kepada kita semua sehingga pada siang hari ini kita dapat melaksanakan
Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI. Menurut laporan dari Sekretariat Komisi
RDP hari ini telah dihadiri dan ditandatangani oleh 13 anggota dari 6 unsur fraksi,
dengan demikian kuorum telah terpenuhi sebagaimana ditentukan Pasal 251 ayat 1
Peraturan DPR tentang Tata Tertib.
Oleh karena itu dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, izinkan saya
membuka RDP Komisi VI DPR RI pada hari ini dan rapat saya nyatakan terbuka untuk
umum.
RAPAT : SETUJU
(KETUK PALU 1 X)
Terima kasih kami ucapkan kepada Saudara Deputi Bidang Usaha KSPP
Kementerian BUMN serta para Dirut Pelindo I sampai dengan Pelindo IV Persero atas
kesediaan waktunya untuk menghadiri RDP siang hari ini guna membahas mengenai
kinerja perusahaan, kinerja operasional dan kinerja keuangan.
Bapak ibu sekalian yang kami muliakan,
Sebagaimana kita ketahui bahwa maksud dan tujuan pendirian BUMN dalam
Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 pada Pasal 2 ayat 1 adalah memberikan
sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya, mengejar keuntungan, menyelenggarakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/jasa yang bermutu tinggi dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-
kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi dan
turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi dan masyarakat. Kegiatan BUMN harus sesuai dengan maksud dan
tujuannya serta tidak bertentangan dengan peraturan perundangan ketertiban umum
dan atau kesusilaan. Dari maksud dan tujuan tersebut BUMN diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan
keuangan negara. Selain itu maksud dan tujuan pendirian Persero dalam pasal 12
adalah menyediakan barang dan/jasa yang bermutu tinggi, berdaya saing kuat dan
mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Bapak ibu yang kami muliakan,
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Komisi VI DPR RI pada kesempatan ini
ingin mendapatkan penjelasan mengenai beberapa hal, ini juga sudah diajukan dalam
pertanyaan tertulis komisi, pertama terkait dengan kinerja Pelindo I sampai dengan IV
dari aspek manajemen operasional dan finansial dalam 5 tahun terakhir, kemudian
rencana pengembangaan pelabuhan yang sedang dan akan dilaksanakan termasuk
nilai investasi dan sumbernya apabila ada kendala yang dihadapi dan bagaimana
upaya untuk menyelesaikannya dan yang ketiga Kementrian BUMN meminta Pelindo I
dan IV bersinergi menyusun dan menerapkan sistem pembayaran tarif jasa ke
pelabuhan berbasis elektronik atau single billing yang terintegrasi secara nasional.
Kami mengharapkan penjelasan bagaimana perkembangan integrated billing system
tersebut.
Selanjutnya kami langsung saja persilakan kepada Saudara Deputi Bidang Usaha
KSPP Kementrian BUMN serta para Dirut Pelindo I sampai dengan IV untuk
menyampaikan penjelasan mengenai kinerja keuangan dan operasionalnya. Namun
sebelum itu pada kesempatan ini apabila saya tidak keliru ini adalah pertemuan
pertama dengan beberapa teman Dirut khususnya yang baru, mohon untuk dilakukan
perkenalan jajaran direksinya yang baru. Saya persilakan langsung kepada Pak Deputi.
DEPUTI BUMN:
Terima kasih Pimpinan Komisi VI DPR RI yang kami hormati.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Yang kami hormati Pimpinan Komisi VI DPR RI, Pak Teguh, Pak Azam, Pak Hekal
dan Pak Inas,
Bapak-bapak dan Ibu Anggota Komisi VI DPR RI yang kami hormati juga.
Bersama kami telah hadir lengkap sesuai dengan undangan dari Komisi VI DPR
RI Pelindo I, II, III dan IV dan semua Dirutnya alhamdulillah hadir untuk membahas 3
hal yang disampaikan oleh sekretariat DPR RI mengenai kinerja operasional,
manajemen dan finansial dan juga mengenai rencana pengembangan ke depan dan
sekaligus untuk program-program yang terkait dengan integrated billing system.
Ada beberapa tadi permintaan Ketua mengenai anggota baru di Pelindo.Yang
pertama dari Pelindo I ini Dirut baru Pak Dian Rahmawan. Dian Rahmawan
sebelumnya adalah Direktur Telkom selama 5 tahun. Sebelumnya lagi ada direktur
anak perusahaan Telkom yang di Hongkong Telin. Pelindo II lama Pak Elvyn, Elvyn G.
Massassya sudah 3 tahun. Pelindo III Pak Doso, Doso Pelindo IV, di Pelindo IV 3
tahun, sekarang belum setahun ya? Baru 6 bulan, 7 bulan, 8 bulan. Yang Pelindo IV
Pak Farid, Farid Padang, Farid Padang asli Ambon tapi turunan Padang, jadi generasi
kelima orang Minang yang ada di Ambon. Bersama kami juga sudah hadir para Direktur
Keuangan dari Pelindo II ada Pak Nusapati Widyaka, Pelindo I Pak Sodik, Direktur
Keuangannya Pelindo III Pak Iman, Pelindo IV Pak Yon enggak Yon dari Pelindo III jadi
Direktur di Pelindo IV, Iman dari Pelindo II Pak Nusapati ini dari PNM dulu, kalo Sodik
dari Inka,Direktur Keuangan Inka sebelumnya juga dia di Kepala Divisi Keuangan di
Pegadaian Alumni STAN, jadi dari lingkungan BUMN bukan dari Perbankan.
Jadi ini nih mengenai ini karena pertanyaannya detail langsung ke teknis operasi
karena alhamdulillah selama kebetulan saya, sebenarnya ini barang dititipan di saya
selama Pak Ahmad Bambang masih belum aktif, jadi dalam beberapa bulan ini, Pelindo
II, portfolionya bukan di saya tapi sekarang berada dalam pembinaan kedeputian kami,
walaupun namanya bukan KSPP. Karena ini menyangkut kinerja operasional saya
tergantung pimpinan gimana mau memulainya apa kita bisa mulai 1-1 dari Pelindo I, II,
III, IV atau gimana?
KETUA RAPAT:
Ya saya kira 1-1 sambil juga perkenalan mendengarkan suaranya Pak Dirut ini.
DEPUTI BUMN:
Oke, Saya mulai urut aja dari sisi paling barat Pak Dian silakan, Pak Dian.
DIRUT PELINDO I (DIAN RACHMAWAN):
Terima kasih Pak Deputi.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat Ketua atau Pimpinan Komisi VI DPR RI Pak Teguh Juwarno, Pak
Azam, Pak Hekal dan
Saya lupa Bapak. mohon maaf nanti kenalan pak.
(rekaman tidak jelas)
Siap Pak, siap.
Pak Inas,terima kasih PakInas dan seluruh Anggota Komisi VI yang hadir.
Perkenalkan bahwa saya baru 2 bulan di Pelindo I seperti yang disebut oleh Pak
Deputi, saya berasal dari Telkom 4,5 tahun di Telkom sebagai Direktur Consumer dan
Direktur Enterprise.
Baik, apa yang saya sampaikan ini dikasih berapa menit Pak Deputi? Pak
Pimpinan? Saya bisa cepat bisa lambat.
KETUA RAPAT:
Kalo di rapat Bu Rieke gak suka yang lama-lama. Jadi tadi beliau hanya minta 5
menit yah itu terlalu singkat, 7 menit lah.
DIRUT PELINDO I (DIAN RACHMAWAN):
Siap-siap.
Jadi secara singkat daftar isi yang yang diberikan kepada kami adalah profil
daripada Pelindo I kemudian kinerja keuangan dalam kurun waktu 5 tahun, rasio
keuangan dalam kurun waktu 5 tahun, summary kinerja manajemen sampai dengan
semester I, kemudian kinerja operasional kurun waktu 5 tahun, perkembangan
investasi, sama kurun waktu 5 tahun dan kontribusi kepada Negara, baik deviden dan
pajak dalam kurun waktu 5 tahun, serta terakhir adalah rencana pengembangan
investasi yang sedang dan akan dilaksanakan.
Jadi mengenai profil PT Pelindo I mencakup 4 provinsi dari mulai atas Sumatera,
Aceh, kemudian Sumatera Utara, Riau dan Kepri. Lokasinya sangat strategis
memanjang Selat Malaka diapit dari Semenanjung Malaysia sama bagian utara. Jadi
kami mempunyai hinterland juga backing up hinterland mengenai agrobisnis, mining,
chemical maupun industri lainnya.
Next, Visi misi saya skip mungkin karena mungkin sangat tidak valid lagi kalau
sudah ada holding Pelindo.
Untuk struktur grup perusahaan kita mempunyai 5 anak perusahaan, 5 anak
perusahaan yang hampir sebagian, seluruh sebagiannya adalah majority own by
Pelindo I. Terus kemudian ada lagi yang PT Terminal Peti Kemas Indonesia yang
Bersama-sama dengan Pelindo lainnya.Kinerja keuangan kita bisa melihat dalam 5
tahun terakhir ini gross CAGRnya cukup bagus double digit semua, pendapatan
10,41% CAGRnya, laba bersih 11,66, kemudian aset meningkat juga 30,36, liability
juga meningkat 45,69, ekuitas juga meningkat 19,47.
ANGGOTA DPR RI:
Interupsi pimpinan.
KETUA RAPAT:
Ya.
ANGGOTA DPR RI:
Sebelum Bapak lanjut saya minta dijelaskan tentang perihal anak perusahaan
yang sisa dari pada kepemilikan dari Pelindo I tuh siapa, seperti PT Prima Terminal
Multi, Peti Kemas, Prima Multi Terminal, yang minimal 25%
KETUA RAPAT:
Oh maksudnya disitu 99, yang 1% siapa begitu Pak?
ANGGOTA DPR RI:
Gak yang 70%, 30%nya siapa?
KETUA RAPAT:
Oh yang 70%.
DIRUT PELINDO I (DIAN RACHMAWAN):
Yang 70%, pak ya.
ANGGOTA DPR RI:
Ya sama yang Prima Multi Terminal Peti Kemas.
DIRUT PELINDO I (DIAN RACHMAWAN):
Prima Multi Terminal Peti Kemas..70% Pelindo I, 30% PMT Pak, anak
perusahaan sendiri Pak. Jadi ada cross ownership disitu Prima PTP Prima Terminal
Peti Kemas, PMT dan oh bukan. PTP itu yang tadi PP sama Waskita Pak berbagi 30%
Pak, 15:15 kemudian PTPrima Multi Terminal PMT itu Hutama Karya dengan Waskita
Waskita Karya, 25 sama 20. Kemudian PTP Eh .PPK 10% nya adalah cross ownership
dengan anak perusahaan kita PMTPak, PT Multi Terminal.
KETUA RAPAT:
Lanjut.
DIRUT PELINDO I (DIAN RACHMAWAN):
Baik kemudian rasio-rasio keuangan kita lompat karena ada diagram yang sama
dengan angka-angka yang tadi. Untuk GPM,Gross Profit Margin itu juga meningkat
39,98% CAGR nya ini tidak ditulis disini. Bidang margin juga terjaga 51,61,written on
asset agak drop 6,5% diakhir 2018, kemudian return on equity ROE itu meningkat
45,10, net profit margin juga meningkat 23,13 namun depth to equity ratio DER-nya
meningkat tajam karena banyaknya investasi yang dilakukan ditahun kemarin 2018
dilanjutkan dengan 2019 tahun ini.
Kemudian summary untuk semester pertama kita lihat disini pendapatan
meningkat tapi tipis single digit untuk sampai dengan semester pertama.Kemudian
beban ada salah tulis ini kayaknya grossnya double digit Pak 32%, sementara
pendapatan single digit. Kemudian laba usaha grossnya meningkat, eh laba usaha
turun pak warnanya merah itu 30%, kemudian laba setelah pajak juga turun grossnya
kemudian total asset oh ya..turun karena memang ada konsolidasi dengan anak
perusahaan. Kemudian achievementnya meningkat pak 141%, kemudian serapan
investasi juga masih terlihat cukup rendah, kemudian ebitda margin juga 42% tumbuh
namun ebit margin karena depresiasi meningkat menjadi turun, kemudian net income
juga tergerus karena adanya interest dari pada bank commercial loan. Jadi kinerja
semester pertama memang menjadi tantangan kami sebagai BOD baru untuk
memperbaiki secara keseluruhan.
Kemudian kinerja untuk semester pertama operasi, terlihat secara overall baik
jumlah call kapal dan jumlah volume GT grossnya menurun dibandingkan dengan tahun
lalu. Namun Kargo meningkat, Peti Kemas slightly menurun dari jumlah box dari volume
TEUs hampir stagnan. Kemudian penumpang juga slightly menurun.
Kemudian total dari jumlah SDM kami dengan pensiun alamiah menurun juga
stengah persen. Kemudian kontribusi negara kalau kita lihat dari deviden pertumbuhan
CAGR deviden 5,44%, pembayaran deviden pay out-nya, tahun lalu kita membayar 241
milyar, kemudian pembayaran pajak juga meningkat tajam dengan CAGR pajak sekitar
7,27% tahun lalu kita membayar pajak total 793 milyar ya.
Kemudian slide terakhir mengingat rencana investasi ini ada angka-angkanya
memang gak kami disclose disini tapi kami siap memberikan angka-angka melalui
tertulis. Overall adalah item-itemnya meliputi, pertama rencana pengembangan bisnis
operasi melalui BUMN Maritime Holding dan Pelindo Incorporated kemudian, kedua
kerja sama dengan mitra strategis untuk pengoperasian pelabuhan kita yang baru
Kuala Tanjung baik pelabuhan maupun pengembangan Kawasan, kemudian
peningkatan kapasitas digitalisasi untuk pelayanan terbaik pada customer, diantaranya
melalui IGMT dan IBS, kemudian penguatan infrastruktur bisnis pendukung kegiatan
logistik, kita punya anak perusahaan Prima Indonesia Logistik, kita focus di penguatan
infrastruktur.
Kemudian pengembangan kawasan tidak hanya di Kuala Tanjung tapi di Dumai.
Mostly ini ada di Dumai adalah agrobisnis untuk interland pelabuhan dumai. Kemudian
penataan terminal pelabuhan yang terstandar bandara antara lain Pelabuhan Belawan,
Sibolga dan Tanjung Balai Hasan. Ini terkait dengan permintaan beberapa Pemda
meskipun secara bisnis masih belum menjanjikan tapi kami mendukung beberapa
permintaan Pemerintah Daerah untuk membuat terminal pelabuhan penumpang
berstandar memadai.Kemudian yang kedua dari akhir adalah pengoperasian belawan
fase II, kemudian revitalisasi seluruh alat fasilitas pelabuhan, dalam hal ini kami nanti
akan bekerja sama dengan Pelindo lain yang sudah mempunyai kematangan untuk
pengelolaan fasilitas pelabuhan terutama di peralatannya, kami melakukan sinergi
untuk pengembangan yang terakhir. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik dilanjutkan dengan Pelindo II.
DIRUT PELINDO II:
Terima kasih,
Yang terhormat Pimpinan Komisi VI, beserta yang terhormat Anggota Dewan
Komisi VI.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Saya Elvyn Massassya dari Pelindo II. Ijinkan untuk menjelaskan hal-hal yang
dimintakan dalam Rapat Dengar Pendapat ini. Kami akan mulai dengan Pelindo II
memiliki visi sebagai pengelola pelabuhan next.
Next. ya kami memiliki visi menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul
dalam operasional dan pelayanan dan memiliki visi untuk maximize stakeholder value,
bisa dilihat dari seluruh aspek disitu. Dalam mencapai visi ini kami memiliki road map
sejak tahun 2016. Next dari 2016 kami memiliki road map sampai dengan tahun 2020
dimana diharapkan tahun 2020 Pelindo II sudah mencapai visi sebagai world class port
operator. Dalam perjalanannya menuju visi tersebut kami sudah banyak melakukan
perbaikan perbaikan, dimana dari yang pertama adalah sisi governance ditahun 2015
GCG-nya masih 83, ditahun 2018 terakhir kemarin alhamdulillah sudah mencapai
98,03.
Selanjutnya dari sisi kinerja berdasarkan hasil penilaian pemegang saham kami
memiliki skor KPKU di tahun 2018 kemarin di angka 593 lebih tinggi dari tahun-tahun
sebelumnya begitu juga untuk skor kepuasan pelanggan sudah diangka 4,58, demikian
juga untuk skor kepuasan pegawai sudah diangka 4,27, selama 3 tahun terakhir
bertumbuh dan meningkat dengan relatif baik.
Dalam perjalanannya menuju visi tersebut Alhamdulillah Pelindo II mendapatkan
berbagai penghargaan, di 2018 ada 35 awards internasional maupun nasional dan di
tahun 2019 ada sekitar 18 awards yang sudah diterima oleh Pelindo II. Next, kemudian
dalam konteks pengembangan pelabuhan, kami lebih suka memperlihatkan faktanya, di
gambar sebelah kiri itu adalah sebelum dilakukan pembaharuan, kita bisa lihat ada
kemacetan, kepadatan dan seterusnya. Sebelah kanan adalah setelah ditata ulang kita
bisa lihat pelabuhannya lebih rapih, lebih bersih dan lebih tertata.
Bapak Bapak Pimpinan beserta Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat,
Dalam menyongsong menuju pelabuhan kelas dunia, kami mentransform Pelindo
II itu sekarang berbasis digital pod. Bisa dilihat dalam gambar next next next
(mengarahkan operator tayangan slide) bahwa kami sudah melakukan kegiatan
konversi dari kegiatan manual ke digital di seluruh aspek pengelolaan pelabuhan. Mulai
dari perairan kita sebut sebagai marine service, di terminal handling bahkan
pengelolaan warehousing sekarang semuanya sudah berbasis digital. Untuk informasi
di pelabuhan Tanjung Priok khususnya sudah tidak ada lagi transaksi yang berbasis
cash. Semuanya sudah elektronik dan menggunakan perbankan. Dalam konteks digital
tersebut. next, kami sudah mengimplementasikan terminal operation system di Peti
Kemas dan bahkan sudah ada online dan auto gate di berbagai terminal di bawah
kelolaan Pelindo II. Demikian juga dengan Peti Kemas kami implementasikan satu
sistem yang disebut dengan NPKTOS Non Peti Kemas Terminal Operation
System.Disisi marine kami sudah memiliki yang namanya bezel marine system,
MOSMarine Operation System dan seluruh kegiatan di perairan sudah berbasis digital.
Next.
Dalam koteks aktifitas hal-hal yang baru yang ingin kami informasikan dalam
forum terhormat ini, bahwa sejak beberapa tahun yang lalu Tanjung Priok sudah bisa
melayani direct call atau kapal langsung dari Eropa ke Jakarta maupun Jakarta ke
Eropa dan Amerika tanpa melalui Singapur lagi. Ini adalah suatu terobosan yang
sebelumnya hampir semua ekspor-impor kita melalui Singapur. Dampak dari direct call
ini kami bisa meng-claim bahwa melalui Tanjung Priok sekarang costnya 40% lebih
murah dibandingkan Singapura dan waktu kirimnya ke Amerika sudah lebih cepat dari
31 hari menjadi 21 hari. Itu adalah langkah-langkah kualitatif yang kami lakukan dalam
mengelola Pelindo II untuk menuju pengelola pelabuhan berkelas dunia.
Dalam konteks performance. next, ini adalah sebaran cabang-cabang pelabuhan-
pelabuhan di bawah pengelolaan Pelindo II dimana di tahun 2018 yang lalu kami sudah
mencapai 7,6 juta TEUs untuk Peti Kemas dan 55,8 juta ton untuk non Peti Kemas.
Distribusinya bisa dilihat lebih detail disitu, memang sebagian besar masih dikuasai
oleh Tanjung Priok sebesar 88% sisanya tersebar di berbagai cabang Pelindo II.
Dari sisi pendapatan, kita bisa melihat sejak 5 tahun terakhir pendapatan itu
bertumbuh dari 7 triliun dan di tahun 2018 kemarin sudah mencapai 11,4 triliun. Jadi
bisa dilihat disitu kontribusi dari masing-masing aktifitas di bidang pelabuhan dan
peningkatan ini berlangsung secara terus menerus 5 tahun terakhir. Lebih detail bisa
kita lihat di halaman berikutnya untuk pendapatan CAGR nya adalah 12% lebih dimana
angka 7,0 triliun menjadi 11,4 triliun di tahun 2018 yang lalu. Lalu dari sisi EBITDA dan
EBITDA margin dapat terlihat disitu bahwa EBITDA kita juga bertumbuh dari 1,9 triliun
menjadi 4,1 triliun di tahun 2018 dan EBITDA marginnya mencapai 36%. Ini bisa terjadi
karena kami melakukan efisiensi di bidang biaya dan merubah bisnis model sehingga
menjadi lebih produktif.
Dari sisi net income juga bisa kelihatan di halaman sebelumnya. CAGR kita
adalah 11,4% dan angkanya mencapai 2,4 triliun di tahun 2018 yang lalu. Dari sisi aset,
ekuitas dan debt kalo kita rasio kita juga bisa melihat sebelumnya. halaman
sebelumnya, bisa terlihat di situ bahwa aset meningkat mencapai 51,4 triliun dimana
ekuitas kita juga meningkat menjadi 16,4 triliun dari 9 triliun tahun 2018 dan yang
menarik debt equity rasio kita semakin rendah ini menunjukan bahwa financial
performancenya menjadi lebih baik. Next, Lebih detailnya bisa dilihat total aset kita
bertumbuh 23,6% kemudian rasio keuangan yag lain net debt terhadap total debt juga
membaik begitu juga dengan EBITDA terhadap interest semakin membaik.
Kemudian halaman berikutnya, kontribusi kami kepada negara bisa dilihat dari sisi
pajak dan PNBP kemudian deviden dan deviden payout ratio. Di tahun 2018 kami
menyisihkan 35% deviden payout ratio dibandingkan tahun sebelumnya yang masih 20,
28 dan 30%. Jadi kontribusi deviden terhadap negara meningkat dan kemudian dari sisi
pajak juga meningkat mencapai 1,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya 1 triliun. Itu
adalah informasi keuangan secara menyeluruh kami perlihatkan dalam 3, 4 tahun
terakhir performance keuangan Pelindo II terus meningkat.
Dari sisi operasional kita juga bisa melihat bahwa traffic kapal juga meningkat
dalm 5 tahun terakhir, traffic Peti Kemas mencapai 7,6 juga TEUs dibandingkan 6,4 juta
TEUs beberapa tahun sebelumnya. Lalu dari sisi produktifitas dan efisiensi di
pelabuhan. next, kita lihat disitu bahwa waiting time pilot misalnya lebih cepat sekarang,
lalu produktiftas di terminal juga bisa lebih meningkat. Ada standar yang dikeluarkan
oleh regulator, yaituDirjen laut kalo kita lihat produktifitas bongkar muat Peti Kemas
realisasi 2018 ada 48,7 sedangkan KPI nya 36. Jadi angka-angka itu memperlihatkan
bahwa pengelolaan Pelindo II relatif di atas standar yang ditentukan oleh regulator.
Untuk tahun 2019 ini adalah angka dari operasional shift service dimana untuk
triwulan I memang lebih rendah dibandingkan tahun lalu, ini dikarenakan situasi makro
kita kemarin ada perhelatan Pilpres sehingga kemudian aktifitas agak mengalami
penurunan. Kami yakin di semester IIakan kembali normal dan meningkat. Next.
Hal-hal yang menarik lainnya dari sisi efisiensi, ini data dari world bank yang
meneliti pelabuhan kami bahwa sekarang di Tanjung Priok (..kaset terputus..) dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Bapak-bapak pimpinan dan bapak ibu anggota yang terhormat,
Terakhir kami ingin menyampaikan project-project strategis yang sekarang ini
sedang dikerjakan oleh Pelindo II. Yang pertama adalah project di Kijing, project di
Kijing ini adalah pembangunan terminal baru dekat dengan Pontianak dimana
kapasitasnya mencapai 2 juta TEUs untuk Peti Kemas lalu untuk sisi curah cair ada 8,3
juta ton dan curah kering 15 juta ton. Total investasi yang dikeluarkan di sini adalah 5
triliun. Kemudian kami melanjutkan project Kalibaru di Tanjung Priok dimana ini total
biayanya mencapai empat belas lima triliun. Semua project ini adalah project multi
years yang diharapkan bisa selesai dalam beberapa tahun kedepan. Di luar itu ada dua
project lagi yang sekarang dalam tahap inisiasi yaitu membangun kanal dari Cikarang
Bekasi Laut atau Tanjung Priok ke Cikarang untuk mendistribusikan kargo-kargo yang
sekarang jika lewat Tanjung Priok sudah mengalami mulai mengalami kemacetan. Dan
terakhir adalah pelabuhan di Sorong,di Papua dimana kami akan mengembangkan
pelabuhan baru untuk disinergikan dengan pelabuhan yang sudah ada.
Total dari biaya-biaya ini adalah kalau kami bisa sampaikan di Kijing 5 triliun, di
Tanjung Priok 14 triliun, di Cikarang Bekasi Laut 3,4 triliun dan di Sorong sekitar 2,5
triliun. Itulah total project stategis nasional yang sekarang ditangani oleh Pelindo II dan
kita harapkan dalam rapat tahun mendatang seluruh pelabuhan-pelabuhan ini sudah
bisa beroperasi.
Demikian paparan singkat kami menyangkut perkembangan perusahaan,
keuangan maupun operasional. Demikian, terima kasih.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Kami persilakan Pelindo III.
DEPUTI BUMN:
Mohon maaf Pimpinan, kalau boleh sekalian Pelindo III karena Coordinator IBS di
Pelindo III, sekalian dijelaskan mengenai IBS Integrated Billing System sekalian dari
Pelindo III.
KETUA RAPAT:
Ya ,deal.
DIRUT PT. PELINDO III:
Baik terima kasih.
Bapak Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati.
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.
Ijinkan kami memperkenalkan anggota direksi yang hadir Pak, karena kalau
hanya Pak Dirku yang dikenalkan masih kurang lengkap Pak. Ya ini Pak Iman
Rachman, Pak Direktur Keuangan Pelindo III, selanjutnya di belakang ada Pak Putut Sri
Muljanto Pak, Direktur Operasi yang sering mendampingi kunjungan Pak Teku dan Pak
Azam serta Pak Hekal Pak. Kemudian selanjutnya adalah Pak Toto Nugroho, Pak Toto
Nugroho ini direktur pertambahan struktur baru di Pelindo III sejak November 2018
adalah Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis. Seterusnya adalah Saudara
Joko Noer Hudha adalah Direktur Teknik Pak. Sedangkan Direktur SDM kami mohon
diijinkan untuk tetap di Surabaya karena ada kunjungan Ibu Menteri BUMN ke
Surabaya dan Banyuwangi Bapak.
Terima kasih Bapak Pimpinan atas waktu yang diberikan. Perkenankan kami
melaporkan Pak untuk kinerja operasional dari sisi arus kapal selama 5 tahun terakhir
Pak, ini dari angka CAGR ini berdasarkan RKAP tumbuh 1,04% namun perhitungan
kami sama dengan semester I 2019 ini tumbuh kurang lebih 28% untuk unit dan untuk
GT tumbuh 16%. Sedangkan arus barang pak, ini juga tumbuh 4% untuk tonase
maupun untuk metrik ton 16% dan PTPelindo III telah melakukan bisnis di bidang gas
Pakini bekerja sama dengan PLN dan sebentar lagi akan dimulai bekerja sama dengan
PGN pak, mungkin satu-satunya di lingkungan Pelindo I II III IV yang bisnis gas pak,
makanya disini ada satuan MMBTU dan ini terus tumbuh Pakkurang lebih 28%.
Untuk arus Peti Kemas kami rencanakan akan tumbuh 5% di Pelindo III dan
sampai dengan semester I 2019 ini sudah mengalami pertumbuhan rata-rata 4 sampai
5%. Sedangkan arus penumpang yang semula kami perkirakan turun pak, namun
ternyata dengan adanya beberapa fluktuasi harga tiket pesawat alhamdulillah kami
menerima windfall Pak tumbuh 19% yang semula kami perkirakan turun di dalam 5
tahun terakhir ini.
Selanjutnya,Bapak Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati,
Untuk pendapatan dari sisi rasio keuangan pertama-tama perlu kami laporkan
bahwa peringkat keuangan SNP dari PT Pelindo III sebelumnya double B(-) minus pak,
pada 2018 sekarang posisinya sudah triple B(-) minus pak sehingga sudah setara
dengan bank mandiri, PGN dan juga lebih baik mungkin dari BUMN lainnya yaitu PT
Jasamarga. Jadi ini ada peningkatan pak di 2019 ini untuk pengakuan peringkat
keuangan oleh SNP pak, untuk ratingnya.Kemudian dari sisi pendapatan PT Pelindo III
tumbuh kurang lebih 14,68%, sedangkan dari sisi laba usaha 14,36% dan apabila
dibandingkan dengan semester I 2018 yang lalu kami tumbuh rata-rata 10 sampai
dengan 11%.
PT Pelindo III senantiasa melakukan beberapa inovasi program di dalam rangka
meningkatkan 2 hal pak. Yang pertama adalah bagaimana menurunkan cost logistic,
yang kedua adalah bagaimana kita meningkatkan daya saing perekenomian secara
nasional. Untuk itu kami melakukan window connectivity diantara terminal Pelindo III
yang akibatnya adalah dari semula kapal dari Surabaya ke Banjarmasin rata-rata 9 dan
dibutuhkan waktu 9 hari, kali ini hanya 7 hari pak. Ini sangat penting, kenapa?Karena
dengan penjelasannya di halaman berikutnya, dari 9 hari itu pak berarti kapal bergerak
dalam 1 tahun hanya 40 kali. Kalau dengan dengan menjadi 7 kali artinya dia turner
vessel nya menjadi kurang lebih 52 kali pak. Jadi bagi pengusaha pelayaran ini sangat
membantu, bapak pimpinan. Sehingga dari program window connectivity yang kami
lakukan untuk antar terminal di Pelindo III mampu menambah 23 TRV pak atau turner
vessel pada beberapa terminal kami pak. Dan 23 ini adalah 23 baru pak, kontrak baru
dengan kami pak.
Yang kedua adalah program kami terkait window connectivity antara Pelindo III
dan IV. Kali ini kami lakukan bersama-sama, sinergi dengan PT Pelindo IV pak
sehingga seluruh kegiatan bongkar muat maupun kedatangan kapal baik di Pelindo III
dan IV telah dapat direncanakan dengan baik sehingga kecepatan bongkar muat dapat
diberikan jaminan kepada para pengguna jasa.
Seterusnya inovasi program yang kami lakukan pada 15 Januari 2019 yang lalu
pak adalah menjadikan Tanjung Perak sebagai domestic transshipment port. Kami
sampaikan bapak pimpinan bahwa Surabaya adalah merupakan hampir majority dari
kargo di Surabaya adalah antar pulau pak, dan selama ini kami melihat transhipment
domestic belum ada di Indonesia, jadi yang selalu menjadi popular adalah transhipment
untuk internasional. Karena menyadari posisi surabaya di tengah-tengah pak, di tengah
Indonesia, makanya kami membentuk domestic transhipment port dimana melalui
domestic transhipment port ini pak antara kargo di wilayah timur dan barat dapat
dilaksanakan konsolidasi muatan di terminal kami di Tanjung Perak Surabaya.
Kemudian seterusnya, inovasi program yang lainnya adalah kami membentuk
direct ekspor untuk beberapa pelabuhan di wilayah Pelindo III. Maksud dari ekspor ini
adalah bahwa container berangkat dari Kumay, berangkat dari Sampit, Banjarmasin
kemudian NTB, NTT, Bali dan lainnya ini dokumen sudah ekspor pak. Jadi tidak perlu
lagi di Surabaya diturunkan muatannya diganti container internasional pak. Jadi dari
sana kargo itu sudah diangkut dengan container eskpor dan PEB (Pemberitahuan
Ekspor Barang) sudah terbit dari Sampit, Kumay dan Banjarmasin maupun di wilayah-
wilayah PT Pelindo III lainnya. Sehingga ini akan menghemat dari sisi biaya maupun
efisiensi waktu, juga akan mempengaruhi kualitas barang karena harus dibongkar
masuk lagi ke container internasional.
Seterusnya kami melaporkan pak kami mendapatkan penugasan dari Kementrian
BUMN untuk menjadi koordinator dalam rangka integrated billing system, pak. Inovasi
program ini ditujukan dalam rangka menyederhanakan transaksi kepada para
pengguna jasa sehingga nantinya dimanapun kapal itu, dari Sabang sampai Merauke
nantinya akan dapat mengakses sistem yang sama baik sekarang ini masing-masing
memiliki platform yang berbeda, namun kami telah membangun suatu interface yang
sama sehingga tidak menyulitkan kepada perusahaan pelayaran pak, baik dia untuk
melakukan registrasi, kemudian melakukan booking, melakukan tracking, pembayaran
maupun juga penagihan pak. Sehingga keuntungan-keuntungan daripada integrated
billing system ini adalah efisiensi, fleksibilitas dan lebih mudah, juga lebih nyaman
kepada pengguna jasa. Jadi pengguna jasa akan sangat diuntungkan pak, dengan
upaya-upaya integrated billing system ini pak.
Seterusnya beberapa hal di bidang inovasi program lainnya yang kami lakukan di
Pelindo III adalah beberapa sinergi dengan BUMN yang lain. Kami telah bersinergi
dengan PT PGN pak, untuk membangun terminal LNG baru pak di Teluk Lamong dan
ini nantinya ini akan dapat menutupi kesulitan PGN untuk source tags energi di Jawa
Timur pak. Jadi ini sekarang perijinan sudah dari Kementrian Perhubungan tinggal
sidang lingkungan di Kementrian Lingkungan Hidup pada tanggal 30 Juli nanti,
harapannya di awal Agustus perijinan semua sudah dapat dipenuhi dan akan langsung
dilaksanakan pembangunannya dan harapan kami pak bersama dengan PGN nantinya
dapat beroperasi pada bulan Oktober maupun september 2019 tahun ini, pak.
Seterusnya kami melaporkan pak, bahwa bekerja sama dengan PLN, kami telah
membangun short connection pak di Tanjung Mas, kemudian di Tanjung Perak yang
nantinya juga akan kami kembangkan di seluruh wilayah PT Pelindo III dimana dengan
short connection listrik ini pak ini dapat menghemat biaya untuk kapal, karena
sebelumnya kapal itu menggunakan bahan bakar sekarang menggunakan listrik,
hampir pak 50% penghematannya dan ini juga nantinya kapal-kapal dengan
menggunakan crane pak, ini yang sebelumnya menggunakan diesel kapal yang
terbatas saat ini kami sediakan 1 megawatt pak di terminal kami sehingga kalau kapal
itu 4 crane semulanya bergerak 1 atau 2 sekarang 4 crane nya bisa jalan pak. Ini sudah
kami lakukan dengan PT Pupuk Indonesia di Semarang. Akibatnya bongkar muat
pupuk Indonesia menjadi lebih cepat. Tentu hal ini akan berpengaruh kepada subsidi
yang dibayarkan dengan pemerintah untuk kesediaan pupuk di masyarakat. Kami juga
bekerjasama dengan Bulog, dengan Barata dan juga dengan Pelindo I, terutama dalam
kaitan kerja sama pemanduan di Selat Malaka.
Seterusnya kami melaporkan beberapa project strategis yang saat ini sedang kami
tangani. Yang pertama adalah pelabuhan Gilimas di Lembar pak, ini harapannya sudah
dapat beroperasi pada akhir 2019 nanti dan saat ini sudah untuk project tersebut untuk
tahap pertama sudah hampir selesai pak dan harapannya di bulan September nanti
sudah dapat di lakukan soft launching pak dan ini adalah untuk mendukung
pembangunan di pelabuhan Lembar di NTB pak. Kemudian kami juga, seperti diketahui
dengan pengakhiran perjanjian dengan Dubai, kami berencana untuk memperbaharui
alat-alat di TPS yang terdiri dari container crane maupun RTG yang ada. Seterusnya
kami juga, tadi kami laporkan pembangunan terminal LNG yang harapannya dapat
diselesaikan pada Oktober ataupun November 2019.
Seterusnya kami juga melakukan pembangunan lanjutan untuk terminal Teluk
Lamong pak ini yang merupakan project strategis nasional dan juga pembangunan di
CT di Gresik pak ini untuk nantinya mendukung membackup industrial di Jawa Timur.
Kami saat ini juga sedang menyelesaikan dalam tahap penyelesaian pembagunan
home terminal pariwisata pak, di Benoa yang apa namanya nantinya menjadi
terintegrasi jadi pelayanan wisata di Timur Indonesia nantinya menjadi satu pak antara
Benoa kemudian di Banyuwangi, Celukan Bawang dan juga di Labuan Bajo pak serta di
Lombok pak.
Untuk rencana pembangunan pak, beberapa pengembangan lainnya yang kami
kemarin mendapatkan instruksi dari Bapak Menteri Perhubungan untuk mengkaji
pembangunan Pelabuhan Labuan Bajo pak sehubungan kunjungan-kunjungan Bapak
Presiden ke NTT, dimana saat ini harapannya nantinya Labuan Bajo ini dapat menjadi
salah satu objek wisata bagi Indonesia yang merupakan bagian dari 10 destinasi wisata
baru selain Bali pak ini.
Kemudian kami juga berencana untuk membangun Pelabuhan Teluk Santong pak,
karena kita tahu bahwa Teluk Santong ini merupakan potensial sekali pak dengan
produk jagung yang rata-rata 2 juta ton pak per tahun, sekarang ini belum memiliki
pelabuhan yang memadai sementara pelabuhan kami memiliki keterbatasan-
keterbatasan tertentu yang sekarang sudah, kota justru mendekati pelabuhan pak,
karena pelabuhannya yang tetep pak, kotanya yang berkembang sehingga untuk
angkutan darat dan lainnya kesulitan di dalam mobilitas pak. Untuk itu kami berencana
membangun pelabuhan baru di Teluk Santong dan di NTT kami juga akan
mengembangkan Pelabuhan Tenau Kupang yang telah memiliki keterbatasan fasilitas
dan ini harapannya kami sungguh-sungguh mengharapkan dukungan penuh dari bapak
pimpinan maupun Anggota Komisi VI DPR RI yang sangat kami hormati.
Demikian bapak pimpinan dan anggota dewan yang kami hormati, paparan
singkat kami dan kami mengharapkan kiranya mendapatkan arahan untuk
penyempurnaan program-program di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III, demikian.
Wabillahitaufik Walhidayah, Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
ANGGOTA DPR RI:
(rekaman tidak jelas)
DIRUT PT. PELINDO III:
Tidak ada pak.. dan saat ini kami IBS tahapannya saat ini pak kami sudah
melemparkan meminta masukan baik kepada INSA, kepada ALFI ILFA pak untuk
masukan-masukan terkait platform yang ada. Jadi INSA itu adalah asosiasi pelayaran
nasional pak dan juga asosiasi forwarding nasional untuk meminta apakah platform
ataupun isian-isian yang ada ini sudah formatnya ini sudah sesuai dengan keinginan
mereka ataupun perlu penambahan. Yang kedua pak saat ini sedang dalam
pembahasan adalah dengan himbara pak, jadi nantinya itu kami juga akan
memanfaatkan kerja sama dengan Himbara untuk pelaksanaan pembayarannya pak
dengan Himbara itu terdiri dari 4 bank baik BNI, BTN, Mandiri maupun dengan BRI pak.
Demikian bapak pimpinan. Terima kasih.
ANGGOTA DPR RI:
(rekaman tidak jelas)
DIRUT PT. PELINDO III:
Pada harapannya pak ini karena masih menunggu uji coba, akhir tahun ini pak
kami coba, iya pak. Terima kasih pak.
KETUA RAPAT:
Baik, Pelindo III sudah. Saya persilakan Pak Farid Pelindo IV.
DIRUT PT. PELINDO IV:
Terima kasih pimpinan.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat Pimpinan Komisi VI,
Yang terhormat seluruh Anggota Komisi VI yang hadir.
Ijinkan kami mengenalkan juga direksi yang ikut hadir selain Direktur Keuangan
Pak Yon Irawan. Kami sekarang ini sejak September kemarin menjabat Dirut di Pelindo
IV menggantikan posisi Pak Doso yang pindah ke III, kami sebelumnya Direktur Teknik,
kemudian di samping saya Pak Yon yang tadi udah dikenalkan oleh Pak Deputi,
kemudian saya membawa Direktur Operasi pak Riman S. Duyo.
Ijinkan kami menjelaskan tentang peta Pelindo IV. Pelindo IV ini total
pelabuhannya 27 pelabuhan pak pimpinan, dari 11 provinsi luasannya 49,7% 11
propinsi itu mulai dari Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, seluruh Sulawesi,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara. Kemudian kami juga sekarang merubah atau
mentransformasi visi baru kita yaitu menjadi perusahaan pengelola pelabuhan yang
terintegrasi berdaya saing tinggi dan bertaraf internasional. Kemudian kami juga
membuat tagline kami yang baru yaitu great port, great connectivity, great Indonesia
dengan value juga yang baru. Kenapa seperti itu? Karena tantangan ke depan, Pelindo
IV ingin menjadikan pelabuhannya sebagai pelabuhan yang berstandar internasional.
Pembagian sub bisnis di Pelindo IV, ijin sama seperti yang lain kapal, Peti Kemas,
Non Peti Kemas, penumpang dan lain-lain. Lain-lain ini ada e-pass kemudian juga ada
e-ticketing nantinya kemudian ada yang lain. Sedangkan khusus untuk yang Non Peti
Kemas ini potensinya juga sangat besar karena disitu ada end to end logistic, karena
kebetulan daerah pelabuhan kita sangat luas dimana pelabuhan-pelabuhannya antar
pulau yang sangat besar, sehingga memerlukan suatu penurunan biaya logistik yang
banyak dengan satu bisnis Non Peti Kemas yang nantinya bisa mendukung dari pada
core bisnis kami yaitu kapal Peti Kemas dan penumpang.
Khusus untuk karakteristik di wilayah Indonesia Timur ini agak beda kami disana
industry nya tidak seperti di wilayah barat sehingga kurang industry in balance kargonya
sangat menjadi tantangan yang harus kami selesaikan. Posisi sekarang perbandingan
kalau berangkatnya ke timur 100% baliknya hanya penuh atau isi 20% sekarang udah
bisa ditingkatkan menjadi 30% jadi tinggal 70% nya harus kita menyelesaikan tentunya
dengan hilirisasi atau industri di wilayah Indonesia Timur. Kemudian areanya yang luas
kemudian investasi dengan nilai harga investasi yang sangat besar disana tentunya
harus kita bisa mengefisienkan proses juga dengan baik.
Untuk overview-nya kita, overview kita kita alhamdulillah syukur dalam 5 tahun ini
kalau ngeliat dari posisi tingkat kesehatan kami di double A terus. Posisi terakhir kami
itu dengan KPI-nya 94,13 kemudian KPKU terakhir kami meningkat sudah masuk
emerging, insyallah ini sampai di pemegang saham lagi diproses untuk 2019. Kemudian
untuk GCG kami juga bagus, meningkat di 2018 dan posisi target kami untuk GCGnya
adalah 2019, 90an. Untuk KPI corporate sendiri kami juga berada di posisi yang stabil
dalam arti tidak turun, 2017 sangat tinggi, 2018 insya Allah bisa lebih baik.
Kinerja operasional kalau ngeliat dari posisi arus kapal, arus barang, arus Peti
Kemas, arus kapal CAGR-nya, GTnya besar karena perubahan dari pola angkutan
kapal-kapal yang ukuran lebih besar. Kalo call-nya berkurang tapi biasanya besar
karena ukuran kapal berubah. Jadi perusahaan pelayaran sekarang cenderung
merubah mengangkut container dengan kapal dengan ukuran besar. Datang sehingga
seperti datang lima kasus impor, datangnya kapal dengan panjang sudah diatas
200an.Dulunya sekitar 130 sampai 150 meter. Ini yang cenderung membuat CAGR di
callnya turun tapi GT nya meningkat. Kalau GT ini yang menentukan perhitungan
dengan tarif untuk mendatangkan suatu pendapatan.
Kemudian untuk arus barang itu pola angkutannya berubah dari barang
mengangkut kepada berpindah pada Peti Kemas sehingga cenderung barangnya
malah turun karena beralih kepada pengangkutan dengan Peti Kemas. Kemudian arus
Peti Kemas sendiri rata-rata sekarang ini 3 sampai 4%. Namun nanti kalau ada
pelabuhan baru muncul ada pemain-pemain baru yang datang dan volume bisa
bertambah, karena kami punya dua pelabuhan baru yaitu pelabuhan Makassar new
port dan Kendari new port.
Kemudian arus penumpang tentunya trennya masih stabil gak terlalu besar,
tentunya kita harapkan kalau tarif pesawat juga bisa tetap meningkat kami akan
berusaha untuk bagaimana penumpang juga meningkat tentunya karena ada imbas
kepada penumpang.
Kinerja operasional, kalau melihat dari posisi semester I 2019 terhadap 2018
tentunya callnya meningkat tadi dilihat GT-nya sangat tinggi meningkat sampai
16%.Kalau muatan barangnya sekitar 9%. TEUsnya ini untuk semester I ini tentunya
tren-trennya adalah semester II itu yang lebih tinggi pak. Karena semester II itu
biasanya kita posisinya adalah 49 51, 51% berada di semester II. Kemudian
penumpang targetnya di semester ini cukup besar peningkatannya karena ada mungkin
per section-nya waktunya semester I nya ada lebaran dan ketemunya sehingga
penumpangnya cukup banyak dan imbas dari pada tarif pesawat kemarin.
Untuk kinerja keuangan kalau melihat dari posisi pendapatan kami sekarang udah
meningkat di 2018 3,4, target RKA 4,6 beban biaya tentunya kami, karena banyak
pelabuhan-pelabuhan baru dan banyak menyiapkan peralatan juga sehingga biayanya
juga sangat besar. Kemudian kami akan mengontrol ini supaya bisa lebih efisien,
pelabuhannya kemarin kami mencapai pendapatan bandingan 2018 terhadap 2017
kami lebih tinggi. Pada saat 2017 kami pendapatannya malah gak tercapai, tapi
biayanya labanya tercapai. Kemudian EBITDA tentunya posisinya hampir lebih baik
dalam posisi dari 2017 dan 2018. Kemudian perbandingan semester I tahun 2019 untuk
posisi baik untuk beban, pendapatan dan laba bersih maupun EBITDA itu masih dalam
kategori dapat terkontrol dan insya Allah target kami semester II ini target EBITDA dan
maupun laba dapat tercapai.
Untuk arus kas kami tahun 2018 kemarin cukup tinggi naiknya dari 2017, karena
17 adalah 900 an kami 1,1 kami bisa naik sampai 1,9 kenapa seperti itu, karena
percepatan dari collection period piutang. Kita collection period piutang kita biasanya
tahun kemarin bisa dikontrol di bawah 100 biasanya rata-rata dulu yang sebelumnya
200 sampai 300 sehingga kita bisa terkontrol dengan posisi yang tadinya pelaksanaan
IBS dilaksanakan bersama juga ini posisinya, SAP yang kita pakai sebagai aplikasi
untuk cashless semuanya dilaksanakan di Pelindo IV. Alhamdulillah syukur ini bisa
jalan dengan baik.
Kemudian untuk aset-aset dalam dua tahun ini kami berada diatas 10 triliun,
kenapa seperti itu? Karena memang ada Permen dua triliun yang kita dapat yang sudah
selesai pak bapak-bapak pimpinan, sudah selesai kemarin di akhir Desember 2017,
penyelesaian pembayarannya kemarin di April 2018 dan kami sekarang ini
melaksanakan pekerjaan murni dengan internal dan obligasi yang kami terbitkan
nanti.Kemudian hutang tentunya hutang hanya dari obligasi yang kami selesaikan,
kemudian hutang yang lain sudah selesai. Kami sementara ini belum ada menghutang
dari bank lain karena masih menggunakan obligasi. Kami melakukan suatu
perencanaan dengan prudent untuk berhati-hati tidak langsung mengeluarkan investasi
yang besar.
Kemudian ekuitas, ekuitas tentunya CAGR-nya 19,09 kami akan berusaha untuk
menjaga supaya modal juga tetap stabil tapi intinya adalah tahun ini kita menyiapkan
tahun produktifitas, tahun kemarin tahun konstruksi, dua tahun sebelumnya dianggap
tahun konstruksi. Tahun ini kami sudah mengadakan beberapa peralatan yang nanti,
tadinya awalnya miss match infrastruktur lebih duluan ada, peralatannya terlambat
sehingga kami mau menyesuaikan sehingga nantinya tahun ini merupakan tahun
produktifitas sampai tahun depan apa dua tahun ke depan sudah stabil, sehingga
nantinya pendapatan maupun biaya dapat terkontrol.
Next..
Rasio keuangan tentunya solvabilitas baik DER maupun DEP untuk rasio-rasio
tentunya masih tinggi. Dalam dia masih stabil atau dia posisinya sama tidak terlalu itu.
Baik untuk yang dep-nya maupun juga equitynya. Untuk likuiditasnya tentunya ini posisi
cash rasionya kita masih udah bisa stabil diatas 1T, kemudian khusus untuk
profitabilitas rasionya kita dalam 5 tahun ini posisinya baik operating rasio maupun
EBITDA marginnya kalau lihat tren agak turun tapi tentunya ini disebabkan karena
pendapatan yang akan diraih di tahun ini yang lebih besar sehinggal insya Allah bisa
terkontrol untuk profitabilitas rasio.
Baik yang ter ROI, ROE dan ROA itu terkontrol dari pada capex yang
alhamdulillah syukur dalam dua tahun ini capex kita cukup tinggi naik karena untuk
meningkatkan kekurangan atau keterlambatan kita membangun infrastruktur di wilayah
kita yang sangat luas dengan menambah peralatan yang juga secara berjenjang atau
bertahap.
Next, Bina lingkungan di semester i 2019 kita penyerapannya sekitar 2 lebih dari 6
yang rencana direalisasikan. Kemudian penggunaan dana obligasi yang saya
sampaikan 3T sudah dikeluarkan posisinya penyerapannya 87,24% insya Allah
September atau triwulan IV kita akan keluarkan 2 Triliun untuk mengeluarkan proyek-
proyek yang dijalani oleh kita. Kemudian kami punya profil anak usaha tidak banyak
hanya 2 yang yang murni dibawah kita, 33nya semua dengan tidak ada mitra lain
langsung oleh kita. Baik untuk yang maintenance NTS untuk logistik maupun ada kerja
sama kita dengan Kalimantan, Kalimantan yaitu terminal Peti Kemas Kaltim Prima PT
KKT (Kaltim Karyawan Terminal). Kemudian juga dengan Palaran dimana disitu kami
dengan Samindo maupun juga dengan Pemerintah Kota. Kami lebih banyak kerja sama
dengan Pemerintah Daerah kemudian TPI ini adalah sharenya sama-sama Pelindo I, II,
III, IV dengan share 25%.
Kami melaksanakan PNM alhamdulillah syukur yang kami laporkan sekali bahwa
pimpinan bahwa anggota yang terhormat, bahwa di 9 pelabuhan kita semuanya sudah
selesai dan sekarang sudah beroperasi semua dalam posisi peningkatan kapasitasnya
sangat besar mulai dari 100% dari peningkatan TEUs sampai 500% contoh Sorong.
Sorong itu dulu TEUsnya sekitar 50 ribu aja sekarang insyaallah 300 ribu TEUs.
Targetnya 300 ribu TEUs dalam apabila peralatan sudah dating. Insya Allah kita akan
berusaha ada namanya peningkatan investasi berjenjang supaya tetap bisa menutupi
semua pendapatan dan potensi pendapatan yang bisa diraih di 9 pelabuhan kita.
Alhamdulillah syukur kami belum minta PNM lagi tapi PNM ini sudah cukup bisa meng
trigger suatu pendapatan di tempat kita dan membuat potensi pendapatan baru datang
karena banyak pasar-pasar baru yang datang kapal-kapal baru yang datang dengan
adanya pembangunan lapangan penumpukan jadi luas area bertambah, TEUsnya bisa
diangkut dengan lebih besar dermaganya lebih panjang, kemudian peralatannya kami
baru menambah pada saat posisi sebagian yang baru datang di tahun ini.
Kami juga mendukung tol laut dalam hal sebagai transhipment dari pada tol laut
yang dikeluarkan oleh perhubungan laut. Kami punya 9 tempat yang tempat singgahan
tol laut dimana di ada di bagian forelandnya maupun hinterlandnya, forelandnya daerah
biak Merauke, Fakfak dan Bitung, kemudian hinterland Makassar, Kendari, Sangatta,
Nunukan. Dari total 27 yang kami punya ini tentunya kami mengharapkan supaya di
hinterland harus diperbanyak karena tol laut di foreland itu yang menyebabkan biaya
masih tinggi belum ada masuk titik tengah. Seharusnya banyak, itu sudah kami bahas
dengan perhubungan dan kemaritiman untuk bisa memperbaiki dan mengevaluasinya
mudah-mudahan insya Allah.
Kami punya PSN yang sudah menko perekonomian kontrol sudah 100% selesai
untuk tahap I (…kaset terputus…) Untuk kita Integrasi pariwisata karena disana ada
Taman Nasional Bunaken, kemudian kami juga diminta untuk Revitalisasi itu
segeranya. Jadi tadinya sekitar, sekarang 200 ribu TEUs, kita harus tingkatkan sekitar
2,2 juta nantinya, kalau Revitalisasi itu selesai. Maka (..suara tidak jelas..) Pelabuhan
PSN yang Tahap 1A sudah beroperasi, sekarang sudah hampir 130 Kapal sandar
disana, dalam Hal posisi per Bulannya 35.000 TEUs.Posisinya dengan masih Panjang
dermaga 365 m, target di 1A adalah 1000 m, Potensi tahap 1 itu adalah sekitar 2,6 juta
TEUs, kemudian ada tahap ke-2 akan ada tahap ke-3 itu Ultimate dari total 1428
Hektar. Kenapa Ultimate? Disitu ada Industri di dalam. Jadi kita berusaha ada Hilirisasi
motong Reduksi Costlogistic, dengan melakasanakan Hilirisasi di Pangkasan Import,
sehingga ada zonasi-zonasinya yang kita pecah.
SDM kami punya1500 SDM dengan autsorcing sekali 2500 hampir 5000-an posisi
Pegawai. Kemudian kami punya RJPP yang kami siapkan yang sudah ke scading ke
seluruh cabang. Posisinya ini Potensi yang sangat ini adalah melakukan Terminal 33
Makassar. Bapak-bapak pernah lihat, bapak Pimpinan dan Anggota, ada laporan atau
dibilang namanya kenapa kok antrian banyak di Pelabuhan Makassar? Itu disebabkan
karena saat itu belum mengoperasinya kawasan Import. Kemudian waktu itu ada
Gempa di Palu, semua arahan Rute Kapal berputar ke Makassar. Saat itu Kapal
meningkat sangat tajam, yang tadinya 98 Kapal, sampai 130 Kapal. Sehingga kita,
Alhamdulillah syukur dengan memakai semua jalan kita bisa kontrol Antiran sekarang,
sehingga Alhamdulillah syukur tidak ada lagi issu tentang antrian dan bisa terkontrol.
Kemudian masalah CHGR kami, dari potensi di wilayah kita, Peti Kemas dan pelayanan
kapal kita yang paling tinggi Potensinya dan Terminal Peti Kemas Makassar yang
paling besar.
Ini kita ingin supaya tahun 2023 kita World class sesuai dengan visi, misi kita
yang baru Insya Allah 2020 ada Transformasi, kita masih memprovit di 2021, 2023 nya
kita akan berusaha untuk bisa World Class. Obligasi yang kita terbitkan memang baru
juga domestic, belum Global, kenapa? Karena kami berhati-hati dalam mengeluarkan
Obligasi sehinga bertahap dengan pengembangannnya,
Visinya udah jelas, ini ada Bisnis Revenue endhand dalam sampai 2023 kita
operationnya, peoplenya kita akan perbaiki, tehnologi nya juga sudah Gate System
hampir di 16 lokasi Pelabuhan kita. Kemudian GCGnya kita sangat lebih baik daripada
tahun tahun sebelumnya.
Next, Ini pendorong proyeksi kita ada proyeksi dari barang, kemudian kami sudah
kerjakan ada sensifitasnya, ada moderator, ada Optimis kemudian ada Pesimis. Disini
kalau melihat bahwa Peti Kemasnya sangat dominan dan ada yang paling bagus selain
Peti Kemas, Non Peti Kemas ini CAGR nya sangat tinggi juga nanti, karena apa?
Karena NTUN Logistik ada disitu, ada Integrasi kawasan Pelabuhan yang akan kita
bentuk dari proyeksi trafik-trafik Peti Kemas, maupun Barang, maupun traffic.
Berdasarkan arahan tentunya kita diproyeksikan bertumbuh 20% khusus
untukpendapatan sampai 2023 kita berusaha menjaga tahun berjalan ini sehingga
Insya Allah dari 4 Proyeksi Pendapatan baik cabang dan anak Pusat disini cucu atau
SBU, tentunya kita masih SBU bukan cucu SBU, saya koreksi disini, 36,8 % dan
beberapa proyeksi yang kami buat Insya Allah akan sesuai kami akan berusaha untuk
menjaga hal tersebut.
Next, rencana di pelabuhan di 27 Pelabuhan kita di Indonesia timur, itu sudah
dilaksanakan 6 telah ditetapkan, 14 masih didalam perhubungan laut, satunya dalam
review yaitu Makassar new port. Harapannya kita bahwa intinya ini kedepannya harus
perlu ada didorong dari bapak pimpinan ke Perhubungan Laut supaya proses yang bisa
lebih cepat, karena kalau dibangun oleh APBN, Pelabuhan-pelabuhan di bawah KUPP
itu tanpa menggunakan KRP pun juga jalan. Tapi kami yang BUP atau Operator,
melaksanakan di wilayah kita harus ada selesai dulu RIP, membuat, ada mismatch
waktunya dalam pengembangannya. Tapi tentunya kami tetap melaksanakan sesuai
perintah aturan Pak.
Next, kapasitas kami meningkat tajam 2017, naik 109% 2018, 5,3, kemudian
Tahun 2011 itu ada 6,4 karena didalamnya ada Sinergi dengan Pertamina 1 Triliun, itu
perintah dari Pak Deputi dengan Pak Menteri untuk bisa sinergi dengan Pertamina.
Kenapa? Supaya efisiensi di Pertamina tapi peningkatan Pendapatan atau revenue
pertama di tempatnya Pelindo. Contoh itu di Tas Kapal tunda di Pertamina yang sama-
sama punya Kapal Tunda, tentunya dia aktualisasinya rendah, tapi kalau digunakan
oleh kita dan itu bisa lebih tinggi karena digunakan untuk mitra yang lain-lain bukan
hanya TUKS Pertamina saja, tapijuga dilaksanakan oleh Pelindo.
Next, Ini adalah pengembangan-pengembangan strategis di wilayah kita, kita bagi
ada 4 kluster. Kluster ada Sulawesi, Maluku, ada kluster Papua dan kluster tentunya
ada Kalimantan, ini bisa dilihat perkembangan rencana Pengembangan.
Next, Ini yang tadi saya sampaikan bahwa Makassar New port adalah project
besar, dan sudah di launching, tinggal apakah diresmikan kita menunggu tapi operation
sudah jalan, jadi kami mengambil suatu system, proses yang bisa lebih cepat, sehingga
bisa di Launching dan bisa dioperasikan dulu, supaya menjerat Modal untuk
pendapatan bisa terjadi dari hasil Operation.
Next, Ada satu hal yang kami rencana pengembangan adalah gas terminal. Di
daerah Sulawesi selatan ada Sengkang, kemudian Bintuni di Papua, Kemenko
Kemaritiman minta lokasi, satu lokasi yang bisa tepat untuk bisa menjadikan konsolidasi
Gas. Maka kami mau menyeimbangkan Lapangan 74 Hektar, wilayah di Makassar New
port, di posisi di belakang daripada tahap 1. Kalau itu bisa dilakukan itu bisa menjadi
tempat konsolidasi daripada gas, dari Sengkang maupun dari Sengkang Sulawesi
maupun dari Bintuni, saya kira seperti itu, itu project cost nya dan ini sudah dibahas
sampai Kementrian BUMN.
Next, Ini kawasan ekonomi khusus termasuk Makassar New port. Kenapa saya
bilang begini? Ke depannya yang membuat biaya tinggi karena jauh antara kawasan
khusus dengan pelabuhan, kita berusaha untuk mengintegrasi, sehingga integrasi itu
menurunkan biaya logistik, Insya Allah.Kalau seaindainya ini kita Konsisten dan
Pemerintah daerah, kemarin kita ketemu Gubernur di Sulawesi Utara, kami minta ke
Tanjung Merah kalau bisa segera bisa kita Operasikan dan bisa kerjakan dengan
Pelindo sehingga bisa lebih cepat untuk proses Integrasi Logistik nya.
Next,Ada satu project juga di Ambon, sebenarnya kita mau berusaha bagaimana
wilayah kita yang Potensi besar ini melakukan hal-hal viseri atauthe content integraty
port. Kenapa seperti itu? Australia maupun di tampat lain juga bisa melakukan itu,
kenapa kita tidak?Lokasinya lokasi baru yang kita ingin kembangkan untuk bisa
melakukan hal-hal viseri industry dan Contentant port.
Next,Ini adalah sinergi kita dengan instansipemerintah, KUPP dan BUMN. Kalau
kita dengan BUMN ada beberapa kami salah satunya disebutkan Pertamina, dengan
KUPP Bungkutoko Kendari, kemudian di Arar nya Sorong, kemudian juga kerja sama
dengan Pemerintah semua, itu kita melakukan kerja sama sepanjang KS, kerja sama
pemanfaatan.Potensinya ada konstribusi tetap yang kita keluarkan berdasarkan hasil
Operasial, kemudian sisanya adalah apa yang dari sharing produksi dari pendapatan
diperoleh apabila kami melayani seperti Bontang tentunya.
KETUA RAPAT:
Pak Farid, sorry interupsi dikit, untuk yang Sorong, pada hari yang samakan
Pelindo II terkait dengan PSN di Sorong dengan yang anda kembangkan ini tabrakan
nggak?
DIRUT PT. PELINDO IV:
Tidak pak, jadi gini pak, di tempat kami di Sorong itu ada 2 posisi, Sorong existing,
Sorong existing itu posisinya itu di bawah Pelindo IV, itu Posisinya sekarang ini
pembenahannya kita sudah melaksanakan suatu, ingin peningkatan status, tahun ini
dalam proses peningkatan status jadi terminal Peti Kemas. Didalamnya ada terminal
penumpang yang berkaitan dengan Perinus lokasinya di Sorong. Kemudian kami
lakukan kerja sama operasi dengan KSUP Sorong untuk Arar. Jadi Arar itu dalam
proses KSP, kita melakukan burning yang dilakukan oleh Pelindo II itu adalah Seget.
Seget itu posisisnya dari Sorong existing masih sekitar, kalau ke Arar sekitar 45 kilo, ke
Seget nya masih lagi sekitar 3 sampai 40 kilometer lagi dari sana. Yang paling penting
adalah Pelindo II sudah meminta kerja sama dengan Pelindo IV, melakukan suatu
kajian bersama sebenarnya untuk Sorong terintegrasi.
Nah, saya sampaikan ke Pak Elvin bahwa pada prinsipnya kita yang penting dari
Menko Perekonomian dan Menteri Perhubungan izinkan untuk melakukan suatu
Pengembangan. Karena percuma kita melakukan kajian sekarang, padahal di lokasi
sisi bisa kita kembangkan dulu, contohnya, lokasi kita kembangkan dulu. Kita nggak
harus dulu, membangun dulu, dan itu disanalayak untuk proses lahan kan sangat sulit
bagi kami. Beberapa Investor datang ke kami ngomong kami pun juga, kami jelaskan
dan kami meminta Pelindo II, untuk mungkin kita buat kajian tapi untuk
pengembangannya Pak Menteri Perhubungan udah mengeluarkan ini jangka panjang.
Sehingga saya sampaikan, karena itu masih BSN, akhirnya di BSN nya diPelindo II
kalau nggak salah dikurangi bahwa ini prosesnya masih 0 %. Seharusnya kita
kembangkan di dekat existing dulu. Kebetulan itu ada di wilayah kita Pak, yang existing
dan kita meningkatakan status, karena potensinya sangat besar. Sekarang sudah
hampir 80.000 TEUs berarti potensinya target kita akan menjadi 100 sampai 200.000
TEUs. Belum juga dekat dengan Raja Ampat. Kita Raja Ampat punya area ada lahan
yang bisa kita kembangkan untuk melakukan Integrasi, dengan ini Raja Ampat disitu.
Tentunya ada beberapa..termasuk Bintuni.Sekarang untuk proses Bintuni saja PBN di
Tanggu kita, kita yang handle, kita membantu PBN. Termasuk perindustrian mengajak
Pelindo IV melakukan suatu proses.
Jadi intinya kami sekali lagi ini karena berbeda lokasi pak, berbeda lokasi tapi
karena kami tanggung jawabnya di existing dan lokasi Arar, kemudian pemerintah
Sorong sendiri sudah memberikan lahan depannya untuk pengembangan kita juga. Jadi
dia akan memberikan jalan puter, jalannya akanberbeda, wilayah pelabuhan kana
dikasih penuh ke Pelindo IV untuk pengembangan di wilayah Sorong dan potensinya
sangat besar untuk itu.Karena nanti keknya Arar yang kami sampaikan disini akan
mendukung lokasi baik Sorong existing maupun Arar. Kalau nanti Seget itu nanti jangka
panjang menurut kami kira-kira gitu.
Khusus untuk pariwisata, kami kan ada punya beberapa lokasi yang ada disana,
yang wilayah kami kebetulan banyak termasuk yang terakhir kami ingin kembangkan di
Marina bay. Tapi untuk pelabuhan-pelabuhan modern kami sudah bangun di 6 lokasi
pelabuhan di Nunukan, di Balik papan di Makassar mauapun di 3 pelabuhan yang lain
yang besar-besar termasuk di Fakfak. Intinya kita mau melakukan integrasi tentang
pariwisata dengan Aplikasi yang selama ini orang laksanakan secara parsial
saja,parsial. Jadi kami bekerja sama dengan Daerah dalam hal ini dengan PHRI
dengan Dinas Pariwisata ataupun dengan beberapa Stake holder agent wisata untuk
bisa mengembangkan pariwisata wilayah kita yang banyak dengan bayar privasi
supaya tidak terjadi yang namanya krus selamaini hanya standar 8 jam, seharusnya
krus itu bisa standar 3 hari, sehingga roda ekonomi devisa dari pariwisata, turunnya
turun selama ini hanya sekitar 30 % seharunya bisa trurun 100%. Nah kita melakukan
integrasi supaya nanti Yakyak membawa dan daerah dan multi moda nya kita bawa di
wilayah-wilayah tertentu dengan mengkoordinasi dengan agent wisata dnegan PHRI,
sehingga nanti apa yang diperoleh bisa lebih besar.
Pengembangan pelabuhan untuk pariwisata ini Menanu bay, yang didatangi oleh
Pak Jokowi, kemarin Pak Presiden, beliau minta untuk kita selesaikan dalam 2 tahun.
Di Konstruksi mulai sekarang kami melakukan DED, Kontruksi 2020 kami akan
percepat untuk yang Ground (..suara tidak jelas..) nya di tahun ini juga supaya bisa
cepat, karena ini suatu konsep yang baru, konsep yang melakukan integrasi terhadap
pariwisata lokasi dekat kawasan Bunaken. Pak Presiden melihat kok kenapa ada
cotagedi Bunaken yang banyak tersebut kok, pemiliknya siapa, kok nggak di
Koordinasi? Akhirnya saya ketemu dengan Pak Gubernur Sulawesi utara, kita buat
MOU untuk melakukan Integrasi nantinya.
Tentunya banyak investor yang bisa juga terlibat saat pekerjaan ini, tentunya kami
ingin supaya Maria Bay ini, pada saat images orang di Singapura bilang Marina Bay,
orang bilang Marina bay kecil kok, ada di Indonesia tapi juga ada di Manado, kira-kira
seperti itu. Dan ini Potensi untuk mendukung Bunaken, karena merupakan 5 Taman
wisata yang masuk didalam, di tentukan oleh Kementrian Pariwisata.
Oke pak, kemudian yang satu sebagaimana yang dilakukan oleh Pak Pelindo III,
kami Pelindo yang lain, Pelindo II juga, kami ada juga melakukan Directclor atau Direct
Explore, itu sejak 2015 yang saya sering sampaikan, posisi konternya itu dulu pernah
20 sampai 40 container sekarang sudah 4.000 lebih. Memang baru satu pelayararan
yaitu SCPC, tapi dampak yang terjadi ialah dengan Directcall ini kalau bapak-bapak
melihat, Pimpinan dan Anggota yang terhormat, kalau kita melakukan alih status kalau
kita bisa mengirim langsung dari Makassar.Kita tidak melakukan konektifitas Surabaya
Jakarta kita bias, neraca perdagangannya jadi positif, Neraca perdagangannya kami
bisa 5 % malah. Tapi kalau kita restart itu seharusnya biaya logistik, kita bisa motong
dari Makassar ke China, Sanghai dan Jepang, naik keatas, itu kita malah tentunya bisa
positif dan itu kita lakukan sekarang impornya hanya terjadi si Makassar sisanya adalah
Directexport, Directcall terjadi di Makassar. Kira-kira itu yang kita lakukan. Kemudian
komoditi nya, lainnya barang bisa turun karena datang barang-barang baru kebutuhan
harga pokok yang datang. Kira-kira seperti itu.
Terakhir, ini adalah peningkatan status terminal yang tadi saya sampaikan, kami
punya 27 pelabuhan, peningkatan status ada 6, yaitu Gorontalo, Ternate, Sorong,
Manokwari, Tarakan, dan Merauke. Ini kenapa harus peningkatan status? Selama ini
kalau masih Konvensional, tarifnya itu ada variannya banyak. Maka ini kami melakukan
paketan tarif dengan adanya kawasannya naikain status. Status jadi terminal Peti
Kemas berarti bisa efisien dari segi biaya pelabuhan atau CHC atau THC di dalam
pelabuhan.
Ini TKBM, ini penting juga, bapak Pimpinan dan Anggota yang terhormat. Untuk
wilayah Indonesia Timur TKBM itu sangat penting. Kalau kita melakukan Mekanisasi,
mekanisasi alat, yang sudah modern tentunya yang TKBM bukan lagi Peti Kemas tapi
dai udah masih ke Penumpang atau muatan biasa. Harus kita geserkan. Kalau ndak dia
suku besar, posisisnya kita, tarifnya 45, dia sekitar 65%. Ini yang perlu diluruskan,
dikasih kesempatan jangan Single provider, tetapi ada juga ada koperasi lain, ada BUP
lain atau siapapun juga yang bisa bermitra disini. Sehingga nantinya biaya jadi
kompetisi harga, harga khusus TKBM. Bukan berarti kita ingin. Karena tentunya selama
ini standarnya dari UMR, jadi dia bukan per geng tapi per grup. Kenapa grup karena
nilaiannya jadi besar pembagiannya jadi kecil. Lalu kemudian pembagian di tempat
mereka juga tidak seimbang. Nah ini yang perlu satu perubahan sebenarnya kalau mau
Pelabuhan di kita tarif TKBM nya kita perbaiki.
Ini yang tadi terakhir, terkait dengan IBS. Kami menyampaikan saja bahwa Gate
system di tempat kami sudah 12 Pelabuhan kami melakukan e-pass, dimana disitu
sudah posisinya bisa meningkatkan, tidak ada yang namanya cyber pungli lagi, tidak
ada cyber pungli kemudian tidak ada yang namanya pungli. Kemudian tidak bisa
meningkatkan efisisensi yang paling penting kecepatan pelayanan, penertiban lokasi
pelabuhan didalam pelabuhan karena adanya antrian atau pengaturan parkiran yang
tidak benar, itu bisa menyebabkan Aimo menarik kita punya standar ESP Squad.
Sehingga kita memperbaiki dengan standar ini.
Demikian itu yang dapat saya sampaikan, kami punya Inapurnet dan dia online
yang lagi tren kami punya 3 yang sudah terkontrol di online, tipikal Makassar, tipikal
Bitung, Kaltim (..suara tidak jelas..) terminal.
Saya rasa itu yang bisa kami sampaikan, bapak-bapak pimpinan dan bapak-bapak
anggota yang terhormat, lebih kurangnya kami mohon maaf.
Wabillahi Taufik walhidayah, Wassalamualakum Warahmatulahi Wabarakatuh
KETUA RAPAT:
Waalaikumsalam warah matulahi wabarakatuh,
Terima kasih Pak Farid, Pak Deputi masih ada yang mau ditambahkan? Tadi udah
cukup lengkap ini dari teman-teman.
DEPUTI BUMN:
Cukup Pak.
KETUA RAPAT:
Baik saya persilahkan sekarang teman-teman anggota apabila ada yang ingin
didalami terkait dengan paparan yang udah disampaikan oleh masing-masing-masing-
masing Dirut, baik Pelindo I, II, III, maupun IV.
Saya persilahkan, O iya terlebih dahulu kita ucapkan selamat datang untuk Pak
Tobing. Rupanya di(suara tidak jelas) Komisi VI, mas Aryo Bima di (..suara tidak jelas..)
di Komisi III, mengawal proses pemilihan Capim KPK. Silahkan apabila ada pertanyaan,
Pak Abraham, Pak Lili, Pak Lili dulu, saya persilahkan Pak Lili.
F-GOLKAR - (Dr. Ir. H LILI ASDJUDIREDJA, S.E., Ph.D):
Terima kasih, Pak Ketua, Pak Deputi serta Dirut-dirut Pelindo I, II, III, dan IV. Saya
apa pertanyaannyayang sederhana saja.
Pertama pada e Pelindo III, Sebagaimana diketahui disebutkan oleh Dirut Pelindo
III, disini ada kinerja Operasional. Kalau kita lihat, harus menumpang (suara tidak jelas)
dengan kaitannya dengan Garuda ya atau pesawat terbang, arus menumpang ini kalau
kita lihat dari 2017, 2018, naik 2019 naik. Saya kaitkan dengan apakah kenaikan ini
sehubungan tiket pesawat terbang ini naik ya? Kalau ini kan barangkali pas sekali ini,
2017, 2018, 2019 yang cukup, cukup besar kenaikannya. Begitu pula saya lihat di
Pelindo II, juga kalau tidak salah ya? Jadi ini juga sama, rekan-rekan, jadi dengan
demikian bahwa kenaikan tiket ini berdampak kepada, istilahnya kan kalau kapal laut
kan lebih murah dibandingkan dengan. Jadi sama dengan 2 kalau tidak sama intinya
apa, anunya, trennya. Terus yang ketiga, Itu yang ini yang saya ingin tahu Pak, tadi
harus menumpang saya ingin tahu arus hewan Pak? Nah ini coba. Arus hewan nih
tahun 2018, 2019 juga cukup naik ya? Atau mungkin karena hari Kurban, biasanya
banyak ya? Jadi ini apakah Import hewan ini kalau menurut bapak ini trennya naik
nggak? Karena terus terang ini akan pemerintah menyediakan supaya bagaimana
meningkatkan kemampuan dari peternakan kita. Tapi di lain pihak, barangkali
Importnya cukup banyak sehingga demikian menurut saya ini bertolak belakang .
Kemudian yang selanjutnya ini tadi ada yang IV ya Pak, Pelindo IV, saya
mendengar, Manado Marina Bay ya, suka inget di Singapur ya Pak, Marina Bay,
apakah ini memang Investornya disana atau gimana pak, jadi saya kira barangkali ini
kan ya, biasanya disana kan ada Kasino, ada ini kan begitu ya, seperti kemarin Pak
Teguh makan di Korea kan wah, itu daya tariknya kan. Jadi saya ingin tahu aja itu Pak,
mengenai Marina Bay apa hubungannya kanapa nggak pakai Menado Bay saja begitu
ya? Tidak memakai Marina, Marina gitu ya.
Terus yang terakhir.Jadi Pelindo II Pak, saya ingin tahu Pak, saya ingin tahu Pak,
disini Bapak sebutkan 40 % lebih murah dari Transhipment via Singapura, Pelindo II ya
Pak ya, saya inginmengetahui. Karena pikiran saya Transhipment itu adalah barang
dari Luar tidak bermerek, dimerek in disini. Jadi seperti orang-orang tekstil, Import
barang tidak tampak merek, kemudian merek nya disini FILLA, kemudian balik lagi
untuk, ini kan ke Amerika, untuk menghindari perang dagang. Ini karena terus terang
saja, lebih murah Transhipment via Singapura ya dengan sendirinya ini akan pasti
murah ya. Seperti tadi waktu lebih Efisien dari 31 hari menjadi 21 hari. Tapi dengan ini
juga barangkali masukan-masukan Import dari luar itu bertambah besar.Nah in
berbahaya, in perlu pengawasan itu aja Pak, Terima kasih.
Wassalamualaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh,
KETUA RAPAT:
Walaikumsalam Warahmatulahi Wabarakatuh,
Terima kasih Pak Lili atas pertanyaannya.
Berikutnya saya persilahkan apabila ada yang lain, Pak Slamet kemudian Bu
Rieke, silahkan Pak Dokter Slamet, silahkan.
F-PKS (Drh. SLAMET):
Bismillahirohmanirohim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Terima kasih pimpinan yang saya hormati, rekan-rekan Anggota yang juga saya
hormati,
Bapak Deputi dan seluruh Dirut yang hadir.
Ada beberapa juga yang ingin saya ketahui. Yang pertama tadi terkait dengan
Performance Financial, kalau di Pelindo II tadi ada, ada kalau tidak salah terjadi
penurunan karena di semester ini karena ada Agenda Politik Pilpres. Ternyata saya
bandingkan di kinerja keuangan di Pelindo III ini di semester yang sekarang justru
mengalami peningkatan. Nah ini mungkin analisa sesungguhnya yang pas itu apa?
Karena kalau sama-sama terjadi perhelatan atau agenda politik tejadi penurunan.saya
rasa di tempat yang sama juga akan terjadi penurunan, itu yang pertama.
Yang kedua tadi juga di Pelindo II, saya ingin mendapatkan gambaran
Performance Financial membaik karena salah satunya memang disamping melakukan
apa bisnis model adalah efisisensi. Mungkin dari efisiensi mana yang sehingga bisa
meningkatkan Performance dari Financial.
Saya juga ingin mendapatkan penjelasan yang baru kejadian ini pak di bab
Pelindo III, ya yang Kapal Kontainer menabrak itu, nabrak train ya. Nah itu mungkin
bisa di jelaskan terkait juga hal-hal yang pasti muncul kerugian di beberapa pihak,
mungkin posisi Pelindo dimana kemudian untuk mengatasi, kerugian-kerugian itu.
Terakhir saya menguatkan, tadi disampaikan oleh pak Haji Lili terkait dengan
naiknya penumpang atau hewan, apakah memang Import dari ini meningkat atau ada
hal - hal lain?Mungkin ada penjelasan.
Terima kasih Pimpinan.
Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Walaikumsalam Warahmatulahi Wabarakatuh.
Terima kasih Pak Slamet, berikutnya ibu Rieke saya persilahkan bu.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.
Mohon maaf, tenang.
(Ini bawa supporter ini.)
enggak Pak, saya kaget sendiri.
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang terhormat, Pimpinan Komisi VI, Ketuadan Wakil Ketua,
Yang saya hormati Anggota Komisi VI, Deputi Bidang Usaha, Energi, Logistik,
Selanjutnya dari Kementrian BUMN, para Direksi, Direkur Pelindo I, II, III, IV
beserta jajarannya.
Terima kasih untuk kesempatan nya Izin Pimpinan, saya dari Pelindo IV, Terima
kasih Bapak, Untuk pemaparannya karena ini juga terkait dengan apa yang sedang
kami pelajari. Saya secara pribadi setuju dengan bagaimana pemerintah, Izin bapak
Deputi, mohon diperkuat agar memperkuat Pelabuhan yang telah existing yaitu
Pelabuhan Arar di Sorong, dan kami berharap tidak terburu-buru untuk membangun
suatu Pelabuhan baru yaitu di Rencananya di Pulau Teleme yang kemudian di
pindahkan ke Seget yang FS nya sudah menghabiskan uang cukup banyak, miliyaran
ya bapak ya?Tapi belum ada apa-apa gitu, karena ternyata itu adalah kawasan Hutan
Lindung yang tidak bisa serta merta anda putuskan untuk kemudian dijadikan
Pelabuhan. Secara hukum untuk pengalihan fungsi Hutan Lindung itu harus melalui
Keputusan DPR RI.Jadi mohon di tunda, karena kita tidak bisa terburu-buru meskipun
kita tidak mau mengalihkan ke Seget. Sekali lagi saya mendukung dari Pelindo IV, agar
kemudian bisa memperkuat yang telah exsisting terlebih dahulu, mudah-mudahan ini
juga menjadi solusi. Ini sebetulnya curhat dari Pelindo IV ke Pelindo II, begitu ya.
Karena secara wewenang itu ada di Pelindo IV untuk di wilayah Sorong dan kemudian
hadir tiba-tiba Pelindo II, mohon juga untuk tidak mengulang hal-hal yang kurang baik
pada jajaran Direksi yang lama, begitu. Ini bisa ditinjau lagi, tidak ada yang tidak bisa di
tinjau lagi. Namun tentu saja ini menjadi pembelajaran yang cukup berharga.
Yang kedua adalah kepada Pelindo III. Kepada Pelindo III, secara pribadi pula
saya turut berduka cita atas kejadian kemarin ada satu orang yang luka, tapi mudah-
mudahan tidak ada luka berat dan tidak ada korban.
Kami disampaikan data, e, secara tertulis Bapak, kalau tidak salah ada 2 kali
Global Bond Pak Doso, memang yang satu sebelum Bapak, tapi kami ingin melihat
bagimana sebetulnya Konstruksi Global Bond itu diputuskan, begitu. Sehingga ada
perbandingan karena kalau tidak nanti sepertiterjadi di Pelindo II, ya Pak Avin. Pak Avin
juga cukup pusing karena ternyata kemudian sudah berapa, izin pimpinan, bunga yang
harus dibayar stiap bulan 50 atau 60 Milyar, atau 100 Milyar, Izin langsung Pimpinan.
DIRUT PT. PELINDO II:
Izin Pimpinan setahun itu kita membayar sekitar 850 Milyar.
F-PDIP (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Iya, jadi, tolong mohon, tolong tertib ya, karena ini persidangan.bukan kesalahan,
Bapak Deputi, kita semua tahu ini bukan kesalahan Direksi Baru tetapi Bapak, Ibu
Anggota tentu saja ini menjadi penting, karena bunga hutang sebanyak itu, 850 Milyar
loh Pak Deputi, ya jadi tidak bisa cepat meng ACC Global Bond dengan Indikasi tanpa
adanya visibilities studies yang jelas gitu. Sebetulnya ini bisa kan ini dalam satu, satu
payung BUMN, apa yang dilakukan e Kontruksi dari Global Bond di Pelindo III, itu bisa ,
Izin Bapak, di Pelindo III, itu sebetulnya juga bisa dilakukan di Pelindo II, dan Pelindo
lainnya begitu. Tidak terburu-buru tapi mungkin kita juga harus cek jangan sampai
terjadi, 850 Milyar per bulan dari keuntungan Pelindo, per tahun 800, kalau Per bulan
langsung bangkrut, itu dari. Bisa bayangkan, berapa Pelabuhan kecil yang bisa di
bangun dengan uang yang harusnya bisa masuk ke dalam Kas Negara.
Nah disisi lain, saya nitip pak, dari tadi sebetulnya e, saya tidak mendengarkan
bahwa seolah-olah Manajemen di Pelindo I, II, III, dan IV, ini Operasionalnya seperti
tidak melihat ada karyawan atau tenaga kerja yang bekerja disana, sehinga nanti
mungkin boleh Izin secara tertulis, tolong dibantu kami, bagaimanapeta penyebaran
tenaga kerja yang berstatus tetap maupun tidak, di seluruh Pelindo I, II, III, IV dan di
anak perusahaan dan cicit-cicit perusahaan begitu. Dan saya titip kepada Bapak
Direktur Pelindo III, satu kasus Pak memang betul sebelum Bapak, sisa sedikit saja
Pak, mohon Pak dibantu ya.Saya yakin kalau kita memudahkan jalan orang lain,
terutama mereka kaum Mustad Afin Insya Allah jalan kita juga akan di mudahkan Allah,
ya itu PT Pelindo III, ada 21 pekerja dengan status PKWT, di kop Pelindo III, diminta
untuk melamar di PT PDS ini sudah cukup lama, pak, tinggal, dari hampir 90, Terima
kasih, tinggal 21 pekerja ini yang kami mohon untuk ada solusinya dan mereka bisa
bekerja, hanya 21 pekerja saja Pak Doso. Mudah-mudahan bisa dibantu.
Kemudian di Pelindo II, Bapak Pak Elvin, mohon izin mudah-mudahan ada, saya
belum kenalan anak Direksi anak perusahaannya yang baru apakah sudah ada atau
belum ya. Kami mohon izin juga untuk berhati-hati jangan kemudian malah yang
sedang bermasalah itu mendapatkan posisi apalagi masalah hokum. Ada persoalan
ketenaga kerjaan yang tersisa Pak di Pelindo II, anak perusahannya yaitu di PT Emco
400 orang pekerja yang tergabung di PT Emco diganti dengan alasan peralihan vendor
pada 1 Januari 2018, padahal di dalam Permenakertrans 2012 bahwa vendor baru
untuk menerima seluruh pekerja dari vendor sebelumnya. Dan di Undang- undang 13
ini juga sudah di atur bahwa tidak bisa orang serta merta di putuskan hubungan kerja
karena peralihan vendor, ya Pak Deputi? Seperti juga kasus di Pertamina nanti rame
lagi, ya karena persoalan, sebetulnya pekerja yang juga sangat dibutuhkan oleh
perusahaan. Kemudian di PT JAI, Pak Elvin tanggal 21 Mei 2018, sebanyak 42 Orang
di PHK dengan alasan tidak mau menandatangani perjanjian kerja laut ya.Ini juga
melanggar Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang ketenagakerjaan
Peraturuan Pemerintah Nomor 61 2009 tentang Kepelabuhan Pasal 69 Ayat 2 dan
Permenakertrans Nomor 19 tahun 2012. Mohon dibantu bapak. Mohon dibantu untuk
mereka untuk bisa bekerja kembali.
Nah mohon dibantu saya boleh saya begging sama Bapak, Pak, karena mereka
sudah cukup lama Pimpinan, tidak bekerja, karena persoalan yang menurut saya ini
harus dipilah serius. Kalau ini betul Anggota saya dan yang terakhir Pelindo I, untuk
sementara saya tidak memiliki catatan tapi juga mohon informasinya apakah melakukan
skema Global Bond atau tidak.
Nah untuk Pelindo II tersisa saya juga mohon bantuan Pak, sudah berapa sisa
dari Pelindo II, Global Bond yang belum digunakan dan sudah berapa yang digunakan
untuk hal-hal lainnya. Untuk hal-hal lainnya yang terkait Pelindo II, sebentar lagi kita
akan memutuskan di Pansus ya, mudah-mudahan di akhir Masa Sidang ini.
Yang terakhir,
Bapak Pimpinan yang kami Hormati, Angggota dan Rekan-rekan ee.hadirin
sekalian,
Bapak Deputi kalau ada apa-apa terkait saya, Bapak bisa bicara saya langsung
ya, karena apa, saya tidak mau terulang saya di Panggil ke Mahkamah Kehormatan
Dewan, karena ada pelaporan yang sebetulnya saya bisa telusuri indikasinya Mal
administrasi, saya dipaksa untuk mengikuti Persidangan yang juga tidak dilakukan di
tempat yang harusnya untuk Persidangan Mahkamah Kehormatan Dewan,karena ada
Indikasi Oknum di Kementrian BUMN, indikasi saya tidak menuduh, tapi mohon ini tidak
terulang lagi, dengan alasan keberpihakan saya pada Buruh. Saya dipaksa ketika
sedang Pileg diperiksa di Mahkamah Kehormatan Dewan, dan saya kalau sampai
sekali lagi terjadi, saya akan meminta Persidangan serupa seperti itu untuk dibuka
dihadapan Umum Indonesia.
Saya tidak takut Pak, jadi proses-proses yang kami lakukan sebagai anggota
Dewan, terbuka. Pansus terbuka, Komisi juga terbuka, apalagi menyangkut Pelindo
saya tidak ada dari kami yang bermain. Jangan sampai kemudian kami yang ingin
bekerja serius, kami diperlakukan seperti ini kalau ada apa-apa silahkan bicara
langsung secara jantan, Bapak laki-laki, tapi untuk urusan ini saya Perempuan juga bisa
jantan Pak ya, saya tidak takut.Saya memang memutuskan menjadi Anggota Dewan
karena saya berpihak kepada Buruh, itu tidak ada konflik kepentingan, harus ada
Konflik kepentingan jadi Politisi, masa nggak boleh ada konflik kepentingan? Kalau
saya ada konflik kepentingan bisnis misalnya, saya tidak pernah menganggu lapak
siapapun di Pelindo, silahkan dicek ya. Jangan seperti ini lah Pak ya, saya mohon
untuk, tapi kalau mau nyoba sekali lagi nggak papa, (tertawa) saya terima.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, Terima kasih Bu Rieke sudah kita berikan kesempatan untuk menyampaikan
cukup luas berbagai hal yang menjadi catatan beliau. Dari anggota lain apabila masih
ada saya persilahkan, Pak Nasril, tidak ada, dari meja Pimpinan? Pak Inas saya
persilahkan kemudian Pak Azam.
F- HANURA - (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Terima kasih Pimpinan, saya langsung aja sama Pelindo II, karena baik di Media-
media Sosial maupun di Media Elektronik itu ramai soal jasa Armada Indonesia. Saya
coba telusuri sedikit mengenai jasa Armada Indonesia ini bahwa ABK Jasa Armada
Indonesia, ternyata sekarang di berikan kepada Humpus kalau tidak salah pak ya. Nanti
tolong, izin interaktif Pimpinan. Humpus pak ya sekarang? ABK dari Jasa Armada
Indonesia.
DIRUT PT. PELINDO II:
Agency nya dari Grup nya Humpus.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Humpus, ya betul Pak ya. Pertanyaan saya adalah kenapa, pekap? karena Jasa
Armada Indonesia ini anak perusahaannya dari Pelindo II, kenapa tidak cari sendiri
Pak? Apa nggak mampu? Tolong dijawab Pak.
DIRUT PELINDO II:
Langsung di jawab Pak, ya. JAI itu anak perusahaannya Pelindo II yang bergerak
di Marine Service, dan JAI itu untuk mengelola Kapal-kapalnya membutuhkan Awak.
Awak ini hubungannya adalah dengan kitab hukum dagang, dimana JAI tidak memiliki
SIUPAK, SIUPAK itu adalah Izin untuk bisa mengelola anak buah Kapal, nah oleh
karena itu JAI kemudian mengundang Pihak ke tiga.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Apa dilarang JAI untuk ngurus SIUPAK?
DIRUT PT. PELINDO II:
SIUPAK tidak dimiliki oleh JAI Pak, itu yang kami miliki.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Apakah dila, nggak dimiliki atau bisa ngurus atau enggak Pak?
PELINDO II:
Sudah diurus tapi, ketentuan nya tidak membolehkan JAI memilki itu.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Alasannya apa Pak?
PELINDO II:
Kami akan cek lebih lanjut alasannya apa,
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kan aneh, saya lama di Pelayaran Pak, 20 tahun Pak, saya di Pelayaran juga Pak.
Jadi saya juga pernah menghandle kru, di Perusahaan Pelayaran. Kok Perusahaan
Pelayaran Swasta bisa handle Kapal, bisa handle Kru juga?
PELINDO II:
Kami akan teliti lebih jauh Pak Inas, tapi dapat saya jelaskan JAI itu mengelola
Kapal-kapal yang dimiliki oleh Pelindo II.
F- HANURA(H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ah, saya paham Pak, saya sudah baca, Bapak nggak usah ngajarin saya sudah
baca.
PELINDO II:
Saya menjelaskan kepada Bapak, saya menjelaskan kepada Bapak,
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Iya coba,lantas?
PELINDO II:
Saya jelaskan, JAI itu mengelola Kapal-kapal yang dimiliki oleh Pelindo II. Nah
dalam kaitannya itu untuk anak buah kapalnya mereka harus memiliki SIUPAK, saat ini
JAI belum memiliki SIUPAK. Karena belum memiliki SIUPAK, maka dia melelangkan
untuk ABK tadi. Lelang itu dimenangkan oleh Grup Humpus, salah satu peserta nya
termasuk, anak perusahaan, bukan anak perusahaan, Koperasi, Kopekmar yang
dimiliki oleh Grupnya efisi. Nah ini akan berakhir di bulan September nanti, September
itu, kami sebagai pemegang Saham meminta mereka untuk mengurus SIUPAK, dan
kalau belum keluar, melelangkan lagi. Demikian penjelasannya Pak Inas.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Begini, Bapak kan dari Pelindo, Pelindo berarti berhubungan, Pelindo ini kan
kepanjangan tangannya perhubungan laut, ya kan Pak.
PELINDO II:
Kami adalah BUMN.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ya BUMN, paling tidak kan teknisnya ada disana.
PELINDO II:
Ya tetapi kami bukan panjang tangan Kementrian Perhubungan Pak, secara
Undang-undang.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ya tetapi teknisnya ada disana Pak.
PELINDO II:
Sebagai Regulator adalah Kementrian Perhubungan, iya.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Artinya untuk dapatkan SIUPAK sulit Pak?
PELINDO II:
Kami mengajukan Proses sebagaimana mestinya Pak.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Berapa lama?Sudah berapa lama Bapak ngurusi SIUPAK nya?
PELINDO II:
SIUPAK itu bukan kami yang mengurus Pak, tapi adalah yang mengelola PT JAI.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Iya PT JAI, Bapak, emang nggak kontrol PT JAI Pak?
Bapak pemegang saham, Bapak tidak disitu, Pelindo.
PELINDO II:
Kami melakukannya sesuai Undang-undang PT.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Betul, saya tanya Bapak kontrol apa tidak? SIUPAK itu sudah diurus sama PT JAI
sudah berapa lama?
PELINDO II:
Sudah diurus Pak,
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Sudah berapa lama?Itu sudah berapa tahun PT JAI, saya tanya sudah berapa
tahun PT JAI?
PELINDO II:
Izinkan saya menjawab dulu Pak,
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Enggak saya tanya dulu, sudah berapa lama PT JAI beroperasi?
PELINDO II:
Laporan kepada kami, itu sudah diurus, saya akan cek berapa lama,
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Saya tanya PT JAI itu sudah operasional berapa lama?
PELINDO II:
PT JAI sudah cukup lama Pak, tahun 2002 dia sudah mulai beroperasi.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Berapa tahun 17 tahun? Ngurusi SIUPAK nggak selesai?
PELINDO II:
Izin saya jelaskan Pak Inas, Izin saya jelaskan. Sebenarnya ketentuan Menteri
Perhubungan dalam pengelolaan Marine itu ada di PT Pelindo II. Lalu pengelolaan
Marine itu dibagi 2, Pandu dan Tunda, Pandu nya dikelola oleh PT Pelindo II,
sedangkan Tunda nya di kelola oleh PT JAI berdasarkan persetujuan dari Kementrian
Perhubungan.
Nah dalam pengelolaan ABK itu sepenuhnya Kewenangannya ada di PT JAI, nah
untuk itu karena mereka tidak memiliki SIUPAK, maka di Provide oleh pihak ke 3 dalam
hal ini kami sebagai pemegang saham meminta mereka untuk melengkapi itu.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Pertanyaan saya kan simple PT JAI itu diberikan kuasa untuk ngurus pagu nya
kan Pak?
PELINDO II:
Tunda nya.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Tunda nya,sorry, untuk Tundanya. Kemudian kalau ngurus Tunda nya masak
nggak bisa ngurusin juga untuk SIUPAK nya, kru nya? Sekarang pertanyaan saya apa
beda nya Perusahaan Pelayaran punya kapal sendiri, seperti saya kerja di Perusahaan
Pelayaran, dia punya kouta sendiri, dan bisa mengurus Krunya juga sendiri?
PELINDO II:
Iya saya kira begini Pak Inas, Bapak punya saran, kami perhatikan kami
tindaklanjuti saran itu.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ya tapi kan ini sudah 12 tahun, 2002 katanya berdiri.
PELINDO II:
Setahu saya, seingat saya.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Nah sekarang bapak, bisa kapan bisa ini selesai?
PELINDO II:
Kami akan koordinasi karena JAI..
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Saya di Komisi VI minta laporan ya, berapa lama sekarang Pelindo II bisa ngurus
SIUPAK? Jangan sampe sekarang berapa triliun uang yang hilang akibat.
KETUA RAPAT:
Sebentar Pak Inas, Pak Alvin, saya ingin penegasan, karena begini karena terkait
dengan ketentuan regulator diKementrian Perhubungan, ada nggak ketentuan misalkan
bahwa PT JAI yang di singgung oleh Pak Inas ini sebagai Operatordisitu dia tidak boleh
memiliki SIUPAK, ada nggak seperti itu?
PELINDO II:
Saya bacakan, Pak Pimpinan, peraturan terkait pengawakan itu pertama, ada
Aimorgulation ini Konvension 1998 mengenai Standar Minimum ABK.
KETUA RAPAT:
Ya.
PELINDO II:
Yang kedua, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008, Pasal 135 mengenai
Pengawakan Kapal. Yang ketiga Kitab Undang Hukum Dagang, buku kedua pasal 39
terhadap PKL disamping kita ketahui ini berlaku ketentuan KUHP, Buku ketiga Bab
sekian-sekian sekian. Kemudian ada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 84, 2013,
tentang Perekrutan dan Penempatan Awak Kapal, dimana Pasal 2 nya mengatakan,
dalam pelaksanaan perekrutan penempatan laut kapal wajib memiliki Izin Usaha
Keageanan Awak Kapal, dari Menteri namanya SIUPAK.
Nah ini karena JAI itu dia mengelola Kapal milik pihak lain dalam hal ini Pelindo II,
dia tidak memiliki itu. Nah untuk kebutuhan ABK nya di Provide oleh pihak ketiga yang
memiliki SIUPAK, dan SIUPAK ini adalah satu hal yang lazim untuk bisa memprovide
ABK tadi. Isu ini sebenarnya bukan disitu Isunya adalah ABK tadi ingin diangkat
sebagai Karyawan JAI.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ya yang begini Pak, sekarang mau diangkat sebagai karyawan JAI atau tidak
yang penting karena dia Operasionalnya melalui PT JAI, ya wajar aja kalau dia pengen
diangkat jadi karyawan JAI, sekarang apa sulitnya buat PT JAI mengurus SIUPAK?
PELINDO II:
Kami sudah memerintahkan itu Pak Inas, sekarang dalam proses.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Progresnya seperti apa begitu? Ini kita pengen tahu. Ini udah lama loh kejadian ini.
PELINDO II:
Iya kami catat kami akan laporkan itu ke Pak Inas nanti.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Saya minta laporannya itu, berapa lama bisa selesai, supaya tidak terulang lagi
mogok, triliunan loh pak kerugian Negara akibat mogok.
PELINDO II:
Tetapi kami juga harus menjelaskan Pak Inas, secara Objektif ya, bahwa mereka
itu, ABK ini adalah karyawan-karyawan yang bekerja di Vendor. Nama vendornya itu
adalah Meaning Agency, mereka bukan karyawan JAI. Untuk bisa menjadi karyawan
JAI ada kriteria-kriteria sesuai Undang-undang Tenaga Kerja, ada tes dan seterusnya
dan seterusnya dan seterusnya. Kami laksanakan ini sesuai dengan Good Corporate
Governance Pak Inas.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Iya saya paham itu. Kalau ini tidak dari awal, misalnya dari awal JAI itu punya
SIUPAK, lantas ngurus kru nya sendiri, kejadian ini tidak akan berlangsung, begitu loh
Pimpinan .
KETUA RAPAT:
Bukan, mungkin begini Pak Inas. Kan kita juga mengkritisi teman-teman BUMN
untuk tidak merajalela ke semua Lini. Kita juga ingin sektor swasta juga hidup atau
katakanlah pihak-pihak yang selama ini mungkin menjadi Mitra juga untuk diberikan
kesempatan agar mengisi bisnis-bisnis yang bisa dikerjakan oleh teman-teman di
Swasta. Sehingga Fungsi Agent of Development juga berkembang. Pertanyaan saya
sebenanrnya dari kacamata obyektif, dari apa yang menjadi konsennya Pak Inas ini,
apakah bisa diterima secara obyektif bahwa memang JAI mustinya memiliki karyawan
sendiri untuk mengelola ABK tersebut atau justru malah dengan memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk mengisi, maka JAI bisa mengontrol kinerja
karyawan tersebut agar mereka bekerja secara baik, begitu.Nah ini mugkin disitu
konteksnya.
Saya rasa JAI mempunyai pertimbangan obyektif kenapa sampai sekarang
misalkan SIUPAK nya kok belum beres, atau belum diselesaikan. Nah mungkin itu yang
bisa dijelaskan.
PELINDO II:
Baik pimpinan, dalam konteks ini berdasarkan hasil audit kami terhadap JAI, untuk
menjadi ABK itu ada persyaratan-persyaratan khusus, dan dia mengacu kepada KUHD,
berbeda dengan pekerja yang biasa, karena ABK itu semacam satu profesi. Nah itu
sebabnya kemudian dia di pasok oleh pihak ketiga. Kalau di pasok oleh pihak ketiga dia
bisa kemudian bekerja di berbagai tempat yang lain sesuai dengan kebutuhan profesi,
berbeda dengan karyawan biasa. Tapi yang sedangkan Pak Inas kami note, kami coba
percepat mengurusi SIUPAK, tentu ini ada prokons nya Pak, pasti ada Prokonsnya.
Nah untuk diketahui oleh forum yang terhormat ini, laporan kepada kami dan
pemeriksaan kami, teman-teman ABK itu ingin diangkat sebagai ABK, dan ini bebeda
dengan status ABK yang Kitab Hukum Dagang. Untuk informasi dari laporan hasil
pemeriksaan kamirata-rata penghasilan ABK itu, di JAI sekarang dari meaning Agency
itu adalah 12,5 juta per bulan. Di tempat lain, rata-rata 6 juta perbulan.Di data kami,
saya laporkan, ini juga buat Bu Rieke yang konsen, di Praktik JAI itu teman-teman ABK
mendapatkan Gaji bulanan, mendapatkan uang makan, mendapatkan uang cuti,
mendapatkan gaji ke-13, mendapatkan THR, premi, bonus, BPJS Kesehatan, BPJS
Ketenagakerja, Asuransi Kesehatan, dan seterusnya, dan sistem rotasinya 5 bulan, di
Kapal 1 bulan di darat.Ditempat lain, silahkan boleh dicek itu 20 hari kapal, 10 hari
didarat, dan tidak semua benefit itu mereka terima.
KETUA RAPAT:
Pak Alvin, Apa yang ingin anda sampaikan, maksud anda kesejahteraan karyawan
itu sudah baik.
PELINDO II:
Ya artinya meskipun ini pendekatannya adalah Outsourcing ternyata dibandingkan
kesejahteraan yang lain, kesejahteraan JAI lebih baik,
KETUA RAPAT :
Dua kali lipat
itu saja yang membuat mereka masih tetap demo, begitu maksud anda?
PELINDO II:
Mereka ingin menjadi karyawan JAI pimpinan, ini 2 hal yang berbeda.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Lantas sebentar Pimpinan, satu lagi saya tanya dengan Demonya kemarin,
tanggung jawab adri vendornya JAI ini apa? Ada kerugian akibat mogok, ada kerugian
kan pak? Nah tanggung jawabsi Vendor apa?
PELINDO II:
Saya jelaskan pak, saya jelaskan. Dalam konteks operasional ini tidak
sepenuhnya kewenangan itu ada di port operator tetapi ada di operator di pelabuhan
yaitu OP, dibawah Kementerian Perhubungan, dan syah Bandar. Kami sudah
berdiskusi dengan syah Bandar dan seterusnya. Dalam prakteknya saya harus terus
terang, kalau terjadi pemogok, si meaning agency harus memprovide ABK yang baru.
Nah dalam konteks ini, kemarin ABK yang ada bersedia bekerja kembali, bersedia
bekerja kembali. Jadi supaya kita objektif melihat ini, dan kami lakukan.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kerugian yang timbul sekarang siapa yang tanggung jawab?
PELINDO II:
Bagaimana pak,?
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kerugian yang timbul sekarang siapa yang tanggung jawab?
PELINDO II:
Kami tidak melihat ada kerugian disitu, Pak Inas.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Loh saya baca di Media ada kerugian kok.
PELINDO II:
Kami tidak punya kerugian disitu.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kerugian kan bisa bukan hanya diakibatkan di perusahaannya Bapak, apakah
pergerakan Kapal-kapal terganggu semua pasti ada kerugian.
PELINDO II:
Pada saat yang bersamaan ketika mereka mogok, kami memprovide ABK yang
baru.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Tapi kan tetep, ketika Bapak sekarang misalnya, saya tahu kan misal ada kapal
dia punya window misalnya, windownya dari hari ini jam sekian ternyata hari tersebut
JAI tidak bisa provide pandu, pilot, akhirnya kapal tidak bisa sandar pada saat window.
PELINDO II:
Silahkan kami diberikan data itu, nanti kami akanklarfikasi, karena di medsos kan
saya kira kan tidak bisa di verivikasi pak. Kalau ada data yang benar ada yang seperti
itu akan kami laporkan dan perbaiki. Tapi data di kami tidak ada kerugian apapun,
karena perjanjian kami dengan si meaning agency kalau ada yang mogok, doia harus
memprovide ABK yang baru.
(..Suara tidak jelas..)
Ada ABK yang menggantikannya Pak, ada ABK yang menggantikannya.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Namun pada saat itu, karena saya lihat, mogoknya bukan saat itu mogok dan saat
itu ganti, tidak, coba sekarang saya diminta hitung-hitungan ya berapa lama mogoknya,
berapa lama kekosongan waktu akibat mogok itu?
PELINDO II:
Saya kira saya akan jelaskan tertulis semuanya untuk informasi Pak Inas. Kami di
laut sudah menerapkan namanya Marine Operation System. Ketika kapal datang,
Window sudah di siapkan, siapa yang jadi pandu siapa yang jadi tunda, nah ketika
mereka tidak mau melaksanakan sudah ada tempat yang lain menggantikan itu, by
system. Di Priok itu sekarang tidak manual lagi Pak, kami undang bapak ke Priok untu
menyaksikan itu.
KETUA RAPAT:
Baik saya kira.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kapan?
PELINDO II:
Bapak mau ke Priok kami undang.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Bapak tinggal kirim undangan saja.
PELINDO II:
Kami boleh mengundang atau pada kesempatan ini kami mengundang Bapak,
untuk kesana.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Ya silahkan kirim undangan.
PELINDO II:
Baik kita kirim Undangan Pak.
KETUA RAPAT:
Baik soal isu ini nanti boleh di klarifikasi secara langsung tadi juga disampaikan
dari Pak Dirut Pelindo II akan memberikan tanggapan secara tertulis. Namun kita sekali
lagi juga mesti melihat secara objektif bahwa dalam kacamata kami, di Komisi sebagai
perlemen yang melakukan fungsi pengawasan ingin memastikan bahwa jangan sampai
kinerja operasional teman-teman terganggu dan apabila ada isu-isu seperti ini wajib
adanya untuk diberikan klarifikasi.
Maka tadi saya ingin mengclearkan betul apakah, karena begini, dengan segala
hormat apabila kita memiliki ketergantungan sama pihak-pihak tertentu kan tentu kita
harus punya SOP untuk ada fungsi semacam reward punishment atau fungsi jaminan
bagaimana agar ketergantungan itu juga ada cadangan begitu. Kalau tadi dijelaskan
bahwa dukungan ABK dengan di Outsourching kan tentu dengan sebuah perjanjian
yang tegas begitu.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Stop, sedikit Pimpinan
KETUA RAPAT:
Sebentar Pak Inas, saya jelaskan dulu, juga dengan penegasan yang jelas bahwa
apabila mereka mogok juga ada pengganti dan itu adalah tanggung jawab pihak yang
memprovide artinya sebagai user selalu ada dalam jaminan untuk mengontrol kepastian
layannan nya. Mungkin itu ya, Pak Inas ada yang mau disampaikan lagi apa?
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Saya tanya sedikit, apakah tahun lalu itu memang penyediaan ABK itu oleh
Humpus atau tidak, penyediaan oleh Humpus sejak kapan?
PELINDO II:
Ada beberapa vendor yang menyiapkan ABK ini Pak. Jadi sebelumnya itu ada
mereka berkontrak dengan Kopegmar, nah kemudian ketika kontrak berakhir dilelang
ulang ada 2 agency yaitu PT MCS International kemudian PT Menara Suar Maritim.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Itu sejak 2002?
PELINDO II:
Tidak, ini kontraknya dari tahun 2018, dan ini kontrak sudah berakhir.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Oke pertanyaan saya gini, pada saat berdirinya PT JAI, pada saat PT JAI berdiri
kemudian kuasa pengelolaan dari Kapal-kapal Tunda ini di pegang oleh PT JAI,
apakah pada saat itu PT JAI mengelola ABK nya apa tidak?
PELINDO II:
Tidak, dia dikelola oleh Kopegmar.
F- HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kopegmar?
PELINDO II:
Iya, jadi ABK ini di kontrak oleh Kopekmar, kemdian mereka bekerja untuk PT
JAI, sama status nya seperti yang lalu-lalu hanya kali ini vendornya berbeda, kok,
malalui lelang, iya.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Nah pertanyaan saya kenapa Kopegmar tidak digunakan lagi oleh PT JAI, apakah
jelek, atau kenapa?
PELINDO II:
Mereka melalui lelang dan Kopegmar nya kalah.
RIEKE DIAH PITALOKA (F-PDIP):
Izin Pak, sebelum di jawab nanti tambahan saja, sedikit saja. Kepada Deputi
Bidang Usaha dan seterusnya yang panjang sekali itu, jabatannya banyak sekali, jika
melihat perdebatan seperti ini kiranya memang kita harus mau tidak mau masuk pada
manajemen ketenaga kerjaan yang baik, untuk Pelindo. Oleh karena itu dari BUMN
mohon untuk segera mengeluarkan 1 konsep mana yang kor bisnis, pekerjaan yang kor
bisnis, mana yang bukan kor bisnis, dalam kepelabuhanan dan juga di BUMN, BUMN
lainnya.Kalau dia adalah Kor bisnis, maka berdasarkan Undang-undang 13, 2003, mau
tidak mau Bapak dari BUMN ya memeang itu harus ada aturan yang jelas kepada
Perusahaan, anak perusahaan dan sebagainya, begitu. Karena seperti contoh PT JAI
itu kan penundaan, nah bisnisnya ya, Kor bisnisnya salah satunya adalah penundaan
dan pandu kapal begitu, tunda Kapal. Jadi hal-hal seperti ini sudah ada aturan baru di
tingkat Disnaker Pak, Dinas begitu.
Jadi tolong dibantu sehingga kita bisa memetakan sebetulnya persoalannya
dimana. Jadi nggak bisa kemudian di BUMN sendiri hanya berdikir soal berapa deviden
yang masuk, dan kemudian berapa tantiem yang harus di berikan? Tapi persoalan
ketenagakerjaan mohon menjadi perhatian, karena kalau kajadian seperti ini yang rugi
juga perusahaan dan negara begitu.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih.
PELINDO II:
Pimpinan boleh sedikit saja menjelaskan.
PIMPINAN:
Iya Pak Alvin, silahkan.
PELINDO II:
Saya bacakan, dengan segala hormat, peraturan Menteri Perhubungan nomor 284
tahun 2013, tentang Perekrutan dan penempatan awak Kapal, Pasal 2 Ayat 1 kegiatan
usaha keagenan awak Kapal dilakukan oleh Badan Usaha yang didirikan khusus untuk
usaha keagenan Awak Kapal, Pasal 2 Ayat 1.
Sekali lagi saya ulangi, kegiatan usaha keagenan Awak Kapal dilakukan oleh
badan Usaha yang didirikan khusus untuk usaha keagenan Awak Kapal. Kami sebagai
koorperasi harus mengikuti Peraturan Menteri perhubungan.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Iya sebentar saya luruskan ini Pak, saya juga tahu itu Pak. Kalau Bapak usahanya
adalah menyediakan Kru Kapal, betul bapak harus punya itu. Tapi Bapak ini sekarang
adalah pengguna, JIA itu pengguna Kru Kapal.
PELINDO II:
Kosultan hukum. Untuk me-review ini bagaimana kebaikan buat semua pihak.
Saya kira.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Harus dibedakan. Yang Bapak maksud itu memang betul kalau perusahaan JAI itu
adalah perusahaan perekrut anak buah kapal atau kru kapal, itu betul. Tapi kalau,
sekarang di JAI ini kan di user, pemakai kru kapal. Jadi mau ngapain dia ngurusin
kegaenan kru kapal? Ya ga perlu. Bapak harus bedakan itu pak gitu.
PELINDO II :
Ya, Pak Inas saya kira kita note. Pak Pimpinan mohon maaf, ya supaya juga
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Satu lagi, saya minta diluruskan kalau memang salah berita-berita, di semua
media semua berita isinya sama. Bahwa JAI akan mengalihkan ABK itu kepada vendor,
baru akan mengalihkan. Kalau ini salah, JAI harus minta untuk klarifikasi format dari
induk pos. Karena dari induk pos dikatakan bahwa JAI akan mengalihkan, bukan sudah
tapi baru akan. Karena itu demo. Nah ini harus diluruskan oleh JAI.
PELINDO II:
Saya respon Pak Pimpinan.
Saya kira saya note yang disampaikan tadi, tapi juga mohon ijin supaya kita
luruskan. JAI itu adalah anak perusahaannya Pelindo II dan kami berperan disitu
sebagai official pemegang saham, dimana kegiatan JAI juga tunduk dengan Undang-
Undang PT. Kami sebagai pemegang saham hanya bisa mengarahkan secara
governance, sedangkan hal teknis tanggung jawab ada di manajemen JAI. Yang
berdasarkan ini nanti kami akan mengklarifikasi, kami akan follow up sesuai bagaimana
sebaiknya aturan yang berlaku.
Saya kira begitu Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Baik saya kira cukup jelas dari apa yang sudah disampaikan tadi masukan yang
ada. Apabila ini sesuai dengan ketentuan di GCG tentu akan dilaksanakan. Tapi kami
percaya teman-teman di BUMN dalam berbagai kesempatan juga selalu harus
menyampaikan untuk akan terus tunduk kepada good governance.
Baik apabila ada pertanyaan lagi saya persilahkan dari Pak Azam silahkan.
IR. H. AZAM AZMAN NATAWIJANA (WAKIL KETUA/F-P.DEMOKRAT):
Terima kasih Pak Pimpinan.
Rekan-rekan anggota komisi VI yang saya hormati,
Pak Deputi beserta jajaran direksi Pelindo I, II, IV yang saya hormati.
Pak Deputi, lain kali laporan paparan ini, 4 perusahaan ini laporannya beda-beda
Pak, beda-beda. Tolong berikutnya paparannya diseragamkan. Supaya apa? Supaya
mudah diikuti, pak. Jadi perusahaan perseroan sejenis diseragamkan. Ini kita fungsi
pengawasan ndak bisa ngikutin, mikir lagi Pak. Mikir lagi dari Pelindo I, konsersikan ke
Pelindo II, konversikan lagi ke Pelindo III, konversikan lagi ke Pelindo IV. Kita mikir ndak
seragam. Padahal di kedeputian Bapak itu banyak juga, ada karya-karya, ada kawasan
perikat, macam-macam. Jadi masing-masing berikutnya coba diseragamkan, sehingga
kita bisa mengikuti dengan baik. Jadi ndak, kalau mudah diikuti lebih cepat rapat ini
Pak. Kalau sulit diikuti kita mikir lagi rapatnya lama, itu yang pertama. Sebab parameter
kinerjanya kan sama, parameternya sama, bisa diseragamkan, dikoordinir. Deputi, Pak
Deputi yang mengarahkan. Ini jalan sendiri-sendiri berikutnya, itu yang pertama.
Yang kedua dari penjelasan Pak Deputi ini terlalu kecil mata saya ndak melihat,
saya besarkan Pak ini Pak. Supaya saya bisa mengikuti apa yang disampaikan oleh
Pak Deputi kepada kita, kepada Komisi VI. Jadi dari penjelasan Pak Deputi yang paling
lemah itu Pelindo I dan IV. Betul ya Pak Deputi ya? Kinerjanya yang ini yang perlu
ditingkatkan, tetapi perlu penjelasan ekuitas daripada Pelindo III dan laba bersih
Pelindo III 2018 turun. Tolong bisa dijelaskan. Pelindo I, II walaupun rendah ya seperti
yang saya sampaikan bahwa memang yang paling rendah Pelindo I dan Pelindo II ini
yang perlu ditingkatkan.
Yang ketiga, tolong dijelaskan kepada kita, mungkin arus kapal di Pelindo III dan
IV ini besar, tapi kapalnya kecil-kecil barangkali saya ngga tau. Mungkin kapalnya kecil-
kecil sehingga banyak. Kemudian Peti Kemas di Pelindo III dan Pelindo I tidak sebesar
Pelindo II dan Pelindo III. Nah ini mungkin yang perlu dipikirkan ke depan, sehingga
bisa menjadi entah pelabuhannya ya nanti direksi. Pelabuhannya yang bisa berthing
kapalnya agak besar atau bagaimana saya ngga tau. Tapi ini fenomena yang harus
diperbaiki ke depan.
Kemudian, arus barang, arus barang itu tu Pelindo IV besar. Arus barang ini
Pelindo IV melampaui arus barangnya Pelindo I, II, dan III. Apakah betul ini saya ngga
tau, ini data dari Pak Deputi, jadi saya ngga tau. Ini harus bisa diterjemahkan Pak.
Kemudian penumpang, penumpang itu di Pelindo IV juga besar, Pelindo I juga besar.
Beda Pelindo IV besar, Pelindo I besar, artinya pola yang berbeda dengan Pelindo II
dan Pelindo III. Jadi ini yang perlu didorong barangkali, fasilitas-fasilitasnya perlu
didorong. Sebab ini kalo di Pelindo II, Pelindo III moda transportasi lainnya ada. Pelindo
IV, dan I ini kan berbeda. Mungkin spesifik, spesifik ini yang perlu di, ini opportunitykan
ya ini opportunity untuk Pelindo I dan Pelindo IV. Jadi masih berpotensi besar untuk
arus penumpangnya, apakah betul demikian? Itu Pak Deputi yang harus bisa
menjelaskan. Sehingga kinerja operasionalnya Pelindo I, Pelindo II bisa meningkat. Ini
data yang saya yang kami terima dari Pak Deputi, begitu kira-kira. Jadi ada spesifikasi-
spesifikasi daripada Pelindo ini tidak bisa sama, I, II, III, IV itu tidak bisa sama.
Barangkali kalau liat data di Pelindo II, III berbeda dengan Pelindo I dan IV. Sebab
moda transportasinya berbeda dan ada kekhususan penumpang itu untuk tetap
memakai kapal laut.
Kira-kira begitu Pak Deputi. Mungkin perlu penjelasan dari Pak Deputi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik terima kasih Pak Ir. H. Azam.
Pak Hekal ada ditanyakan? Tidak ada.
Dari saya mungkin ada 1 hal aja. Pertama, Pak Doso dari Pelindo III, tadi sudah
disinggung sama Bu Rieke soal musibah yang terjadi, kita perlu penjelasan dan kalau
yang kita ikuti dari pemberitaan kita mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan tapi
tentu saja yang menjadi pertanyaan kami kenapa ini bisa terjadi? Dimana miss-nya
begitu. Ini yang kami ingin mendapatkan klarifikasi.
Kemudian yang kedua ke Pak Deputi, salah satu isu yang sekarang mencuat
khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Ini kan Jakarta mengalami problem yang sangat
besar terkait pencemaran udara, yang mana sudah sampai di level yang sebenarnya
membahayakan bagi warganya. Namun nggak tau kenapa Pak Gubernur nggak
mengintruksikan warga Jakarta untuk pakai masker. Saya tidak mempersoalkan itu, tapi
maksud saya begini, itu salah satunya kontributor utamanya adalah kalau kita ketahui
adalah PLTU yang berbahan bakar batu bara. Nah yang seiring dengan upaya kita
untuk menekan yang namanya pencemeran udara di negara-negara maju salah
satunya yang mungkin bisa kita jadikan best mark, apa yang dilakukan Belgia di
pelabuhan Antwerp itu mereka Pelindonya sana begitu, sekarang mengembangkan
yang namanya energi terbarukan yaitu win turbin. Apakah ada dari teman-teman
Pelindo ini yang diarahkan untuk pengembangan energi terbarukan khususnya listrik
berbahan baku angin. Mereka tidak hanya di kawasan pelabuhannya bahkan sudah ke
Offshore melakukan pengembangan kesana dengan target yang cukup ambisius
mereka akan menggantikan pembangkit listrik tenaga nuklirnya di tahun 2035. Nah ini
tentu menjadi hal yang menarik untuk kita kaji atau kita ingin mendengar apakah
memang ada pemikiran kesana atau situasi di Indonesia tidak memungkinkan. Nah itu
saya sendiri secara teknis tidak memahami, namun ini bagi kami sangat menarik.
Karena yang kita lihat memang seperti otoritas pelabuhan di Antwerp itu mereka
mengembangkan itu karena kesadaran untuk kedepan listrik yang semakin bersih
begitu.
Itu saja yang saya ingin tanyakan, mohon tanggapannya, dan tadi kalau ada
pertanyaan yang ingin ditanggapi secara tertulis mungkin bisa dijelaskan.
Silahkan Pak Deputi.
PELINDO III:
Terima kasih Pak Ketua, Pimpinan.
Yang pertama saya mau minta maaf sama Pak Azam karena tidak seragam.
Karena yang II, III, IV juga baru dapat undangannya kemarin. Ya mohon memang waktu
kita untuk koordinasi memang agak kurang, jadi next time saya minta teman-teman
semua sudah uniform terutama untuk Pelindo penyajian 1. Karena terus terang sewaktu
saya masuk jangankan untuk untuk materi presentasi, saya diminta untuk ambil alih 6-7
bulan yang lalu. Struktur organisasi aja ngga uniform, makanya berubah sekarang
alhamdulillah sudah sama dari level 1 dari direksi sampai ke bawah I, II, III, IV sudah
sudah sama. Dulunya beda-beda. Dulunya itu di misalnya di Pelindo I eh di Pelindo IV
itu ada yang namanya direktorat teknik dan peralatan. Nah di Pelindo eh itu di Pelindo
IV. Di Pelindo I itu adanya manajer peralatan jadi tidak ada direktur peralatan gitu ya. Ini
kan ngga bener, jadi kemudian kita seragamkan. Jadi banyak hal yang kita seragamkan
(...................):
Untung tidak ada direktur peralatan dan montase.
PELINDO III:
Nah itu dia itu adanya di TVRI. Tempatnya Pak Teguh jaman waktu masih di tv.
Jadi memang harus kita seragamkan. Jadi terima kasih masukannya Pak Azam, karena
memang banyak hal yang kita seragamkan karena termasuk bagian dari upaya kita
membuat Pelindo ini lebih baik.
Yang kedua saya juga minta maaf Pak Azam lagi yang mengenai penurunan
ekuitas itu salah ketik. Itu mestinya naik, yang bener memang net income memang
turun Pelindo III. Kenapa turun? Karena itu kita harus mencatatkan unrealize foreign
loss sekitar 700 miliar, aslinya.
KETUA RAPAT:
Maaf apa Pak mencatatkan?
PELINDO III:
Jadi gini
KETUA RAPAT:
Apa ini kejadiannya?
PELINDO III:
Namanya unrealize foreign loss, jadi tahun 2018 itu terjadi yang namanya
kenaikan harga US dollar terhadap rupiah. Sementara pencatatan di 2017 akhir US
dollar terhadap rupiah itu hanya sekitar 13.500, tapi di akhir Desember 2018 naik Rp
1.000,-.
KETUA RAPAT:
Kalau terkait dengan forex loss ini saya jadi tergelitik soal obligasiya Pelindo II.
Kan dulu dapetnya dalam US dollar waktu masih murah.
PELINDO III:
Agak berbeda agak berbeda. Karena kalau di Pelindo III ini dia domestic
transhipment, jadi pendapatannya lebih banyak dalam bentuk rupiah. Sementara di
Jakarta pendapatannya dollar, jadi natural hedge. Jadi dia tidak bermasalah kalau
pendapatan itu langsung otomatis di dollar.
KETUA RAPAT:
Nah sebentar soal pendapatan, karena rezim yang kita pake kan di dalam negeri
seluruh transaksi harus dalam bentuk rupiah? Ketentuan Bank Indonesianya?
PELINDO III:
PBI-nya iya mengatakan, cuma ada beberapa transaksi termasuk oil and gas dan
pelabuhan itu tetap mengalami. Oil and gas juga tetap menggunakan, Pak Inas hafal
lah, kalau untuk transaksi oil and gas tetap menggunakan US dollar. Dan ngga ngga di
rupiah, bahkan untuk Pertamina juga.
KETUA RAPAT:
Tapi untuk pelabuhan?
PELINDO III:
Ya US dollar transaction. Transaction-nya itu mata uang yang berlaku untuk untuk
internasional
KETUA RAPAT:
Untuk pelabuhan juga US dollar?
PELINDO III:
Iya untuk pelabuhan international US dollar semua. Kalau Pelindo III dia domestic
salesman jadi dia harus rupiah. Ya jadi ada bedanya, jadi disitu perbedaannya. Hanya
beda
KETUA RAPAT:
Dia bayarnya harus dalam dollar?
PELINDO III:
Harus dalam dollar.
KETUA RAPAT:
Disitu celakanya.
PELINDO III:
Tapi, sedangkan disitu cuman bedanya dia..
KETUA RAPAT:
Lima (5) rupiah bayar dollar.
PELINDO III:
Ya tapi value utilize, kalau ini under utilize. Cuman dia secara secara resiko
foreign exhange, kurs mata uang asing, Pelindo II sudah ter-hide secara alami, karena
pendapatannya juga dalam bentuk valuta asing, gitu. Jadi..
(...............):
Tapi Undang-Undang, Undang-Undang pengeluaran negara gimana Pak?
PELINDO III:
Gimana Pak?
(................):
Undang-Undang keuangan negara
KETUA RAPAT:
Anu Pak karena ini persoalan status domestic transhipment, jadi apa Pelindo III ini
bukan internasional ya. Domestic transmit, maka tidak boleh transaksinya dalam..
PELINDO III:
Nggak, memang banyak dia transaksi dalam dalam rupiah. Dia tidak ada celah
seperti..
KETUA RAPAT:
Maskud saya apakah boleh Pelindo III transaksinya dalam bentuk dolar? Siapa
yang ngelarang maksud saya.
(............):
Mohon ijin Pak Ketua, jadi sesuai dengan aturan BI Pak Ketua bahwa kami ini tarif
untuk internasional tapi porsinya sangat kecil Bapak Pimpinan. Jadi hanya kurang lebih
40% Pak dari revenue kami, ya domestik yang paling besar Pak.
KETUA RAPAT:
Secara natural me..
(............):
kalau domestik memang
KETUA RAPAT:
Secara natural memang lebih banyak
(............):
Tapi secara prosedural lebih banyak
KETUA RAPAT:
Domestiknya. Maka banyak rupiahnya.
(............):
Maka ketika kita dolar naik kita mengalami kerugian kurs itu.
KETUA RAPAT:
Betul. Secara ya secara alami sudah saling ya hedging alamiah ya.
PELINDO III:
Kaya hotel di Bali sama hotel di Wonosobo tau Pak. Wonosobo ada turis asingnya
tapi ngga banyak gitu kan.
KETUA RAPAT:
Ya tapi kan kalo hotel di Wonosobo ngga perlu bayar tempe pake dolar mas jadi
gak apa.
Oke baik. Jadi terima kasih Mas We, Pak Jom saya nanti kami siapkan. Untuk
berbagai pertanyaan detail silahkan dijawab.
(.............):
Kalau untuk Pertamina sendiri.
Ijin Pimpinan.
Kalau dengan Pertamina 90%-10% itu bagi hasilnya Pelindo, sebab masih sama.
Kalau untuk di pelabuhan Pertamina, pelabuhan khusus Pertamina. Bagi hasilnya.
(.............):
Sudah ngga ada lagi Pak itu. Sudah 100% udah kita Pak Pelindo.
(Suara tidak jelas)
(.............):
Padahal gimana dengan pakbud pakbudnya Pertamina gimana jadinya?
(.............):
Iya itu justru itu kita melakukan sinergi yang disampaikan Ibu Menteri, melakukan
sinergi dengan Pertamina. Ada 11 item, salah satunya itemnya adalah menggunakan
utilisasi pakbud yang sudah dimiliki oleh Pertamina bisa dimanfaatkanoleh Pelindo.
Jadi, Betul. Itu yang kerjasama, namanya kerjasama, operasi untuk kita.
(............):
Jadi semua port charger semua diambil sama Pelindo semua?
(..suara tidak jelas..)
PELINDO III:
Yang terakhir. Pak Teguh sebelum. Karena banyak pertanyaan yang yang saya
kira lebih pantas dijawab tertulis karena sangat detail. Kalau menyangkut pertanyaan
Pak Teguh memang menarik karena memang kalau untuk wind untuk tenaga surya kita
sebutnya tenaga angin, bayu. memang beda karakter alam Indonesia sama Eropa,
kebetulan saya juga di PLN jadi kita sudah melakukan survei di banyak tempat.
Kebanyakan tu yang bisa generate anginnya cukup itu bukan di kawasan Pelabuhan
yang ada Pelindo ini rendah. Jadi lebih banyak yang dia drap, kemudian di Sukabumi,
Pelabuhan Ratu. Jadi mungkin pantai yang langsung naik ke gunung. Kalau di Pelindo
belum ada yang kita survei. Yang kita survei itu Pantai Selatan Jawa, Pantai Utara,
Pantai Barat Jawa paling Tangerang, Sulawesi, Bali, tapi yang untuk daerah Pelindo
belum ada.
KETUA RAPAT:
Itu yang untuk tenaga bayu? Kalau untuk tenaga gelombang?
PELINDO III:
Gelombang juga Pantai Selatan ada, Sumatera Barat ada cuman masih skala lab
belum ada yang kita ada juga di NTT cuman masih skala lab artinya masih skala uji
coba sebelum kita komersialkan. Problem-nya sama tenaga yang Pak Teguh
sampaikan tadi, ini kita sebutnya intermittent electricity. Jadi tenaga listrik yang tidak
stabil, dia tergantung daripada hembusan angin dan segala macam. Kita mau
kembangkan ini secara masif tergantung kondisi alam dan lain-lain, dan kalau pun bisa
ini harus me-replace sistem transmisi dan distribusi ini menjadi sebut saja smart grade.
Kenapa? Kalau kita intermittent dan kita tidak equip dengan tiba-tiba dia putus kita ngga
ada back up-nya, itu akan merusak gardu-gardunya ini. Jadi banyak hal yang kita harus
siapkan. Jadi tidak hanya tergantung pada pembangktinya, tapi juga sistem transmisi,
distribusi, termasuk gardu gardu induknya itu harus smart dan itu harus bisa untuk
mengoperasikan sisem yang listrik intermitten. Jadi memang ini tidak bisa kita sebutnya
tidak bisa namanya usaha yang sendiri-sendiri tapi harus melibatkan banyak pihak dan
harus ada yang penting political will dari government didukung oleh Komisi DPR RI
untuk kita masuk ke area energi terbarukan ini, energi baru dan terbarukan. Saya kira
itu yang ini.
Memang ini diskusi agak panjang, ngga bisa diselesaikan disini. Kemudian
beberapa pertanyaan detail lagi Pak dari ini saya kira dari Pelindo I ada pertanyaan tadi
Pelindo I, bisa dijawab secara singkat? Yang lain bisa tertulis.
(……….):
Ya tadi Bu Rieke address mengenai global bond, kami pendanaan bukan berasal
dari global Bond Buk, ngga ada, yang ada adalah pendanaan dari obligasi sama
comercial bank Dalam negeri semua.
Terima kasih.
PELINDO III:
Cuman ada sindikasi perbankan dan domestik, insya Allah.
KETUA RAPAT:
Baik.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Saya boleh 1 Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Silahkan Pak.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Setahu saya beberapa tahun yang lalu Pelindo I itu mengkutip PPN ke port
charges. Dan kalau kita kita merefer pada Undang-Undang Pelayaran, untuk port
charges ini untuk port charges itu tidak dikutip oleh tidak dikutip PPN. Apakah itu masih
ada apa tidak? Hanya Pelindo I lho yang mengutip PPN, II, dan III, IV tidak. Apakah
sekarang ini sudah udah dihilangkan atau masih mengutip? Karena itu pengalaman
saya masih 5 tahun yang lalu itu masih mengutip.
KETUA RAPAT:
Pak Inas, Pak Dian, dan jajaran ini baru 2 bulan. Jadi mohon pertanyaan ini nanti
juga di di apa dijawab.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Tolong dicatat, kalau memang dikutip.
KETUA RAPAT:
Catatan Pak Inas ini penting untuk diperhatikan.
F- HANURA- (H. INAS NASRULLAH ZUBIR,BE,.SE):
Kalau itu memang dikutip, berarti kan dikutip dari masyarakat. Itu seperti apa
sekarang? Apakah memang dikembalikan? Terutama dengan pelabuhan pertamina
semuanya. Itu dikembalikan ke pertamina apa tidak saya tidak tahu. Kita ingin tahu
seperti apa kemaren karena ada kesalahan dari Pelindo I mengutip PPN pada port
charges padahal Undang-Undang tidak membenarkan itu, ya.
PELINDO II:
Kami cek untuk itu Pak, apakah memungut PPN dengan port charges, kami cek
Pak.
KETUA RAPAT:
Baik.
PELINDO III:
Direktur Keuangan juga baru soalnya.
KETUA RAPAT:
iya-iya. Oke. Pak Azam masih ada pertanyaan yang belum dijawab?
IR. H. AZAM AZMAN NATAWIJANA (WAKIL KETUA/F-PHANURA):
Pertanyaan saya belum dijawab. Jadi arus barangnya Pelindo IV ini besar. Terus
arus kapalnya besar. Arus penumpangnya Pelindo I dan Pelindo IV besar. Tapi
fenomena ini bisa dijelaskan ndak? Pendapatannya IV sama I ini kecil. Jadi coba
dijelaskan apa yang mempengaruhi, gitu lho. Apa yang itu ada di pa..
KETUA RAPAT:
Ya saya tau ada di pasal 7. Pak Farid silahkan Pak Farid. Mungkin kalau yang
datang disini sedikit tapi kaya-kaya.
FARID:
Terima kasih Pak Pimpinan.
Siap.
Pertama tadi penjelasan kami, di tempat kami memang domainnya adalah
pelayanan kapal karena jumlah wilayahnya adalah banyak yang kepulauan. Jadi
pelayanan kapalnya yang dominan besar. Nah namun kami dominan hampir di 90% itu
diatasnya domestik. Kalau bicara pendapatan, pendapatan ini kita jadi lebih rendah
dibandingkan Pelindo II dan Pelindo III yang lebih banyak pendapatan internasionalnya,
jadi dollar-nya. Jadi kalau di nanti kita hitung secara rerata, kita punya kapal banyak tadi
Bapak bilang kapal-kapal kecil, kapalnya banyak tapi domestiknya revenue-nya yang
diperoleh lebih besar. Jadi kalau kita kalkulasi dengan perbandingan 2:3 memang ngga
ketemu karena dia dollar-nya justru lebih banyak, internasionalnya lebih banyak dari
kita. Kita hanya 3 sampe 2 sampe 4% saja, itu yang internasional. Kira-kira seperti itu.
Kalau yang untuk penumpang, penumpang sama Pak. Jumlah rute kapal yang jalan di
wilayah Indonesia Timur itu lebih besar daripada Indonesia Barat, tapi jumlah kapal
perintisnya yang banyak. Kapal perintisnya yang banyak, jadi sama. Pendapatan yang
diperoleh sangat kecil, justru itu sebenarnya pengembangan yang kita lakukan dengan
investasi besar, salah satu yang kita mau lakukan adalah simplifikasi tarif, bagaimana
mengakalkualasi tarif. Karena ada yang sampe 10 tahun tarif tidak naik, jadi kalau
mereka nggak ketemu sebenarnya. Tapi itulah karena ada agent of development kita
yang kita harus lakukan, seperti mendukung tol laut dan sebagainya. Nah ini yang
harus segera kita bahas untuk perubahan tarif, karena tarif ini sangat rentan, kita ngga
berani untuk memunculkan masalah tarif dalam hal itu. Lebih baik kita, bagaimana
meningkatkan volume dengan mencari pasar baru yang datangkan kapal internasional.
Untuk itu industri timur harus dikembangkan Pak Pak Pimpinan. Sehingga banyak
industry, sehingga nanti bukan bahan bakunya ini. Yang terjadi adalah kapal-kapal
asing datang sehingga nanti munculkan adalah international traffic yang kita dapat. Ini
yang kita mau usaha supaya international traffic, kita cuman 2 sampe 3%. Itu
perbandingan dengan II dan III. Jadi kalau perbandingan pendapatan disitu azam,
dalam hal itu. Kalau barang, karena banyak masih belum Peti Kemas, kita cuma di
wilayah kita hanya 5 yang masih Peti Kemas, yang masih mau di-upgrade menjadi Peti
Kemas ada 6. Sehingga masih dengan konvensional tarif bukan dari packaging tarif,
yang dominannya masih domestik yang lebih banyak daripada international tarif, seperti
itu. Kira-kira seperti itu, jadi kenapa membuat perbedaan kita sama dengan itu biaya
kita. Kita dengan I kan tidak ada global bond, adanya domestic bond. Mereka di ini
global bond yang ada di III dan II. Ini kalau kita arahkan lagi ke investasi. Saya kira
seperti itu Pak.
Terima kasih Pak.
Assalamu’alaikum.
KETUA RAPAT:
Silahkan Pak.
(..................):
Gini-gini gini Pak Edwin, jangan sampai ada kesan bahwa direksi ini tidak mampu
mengelola. Sehingga pelabuhan ini perlu di (…kaset terputus…) jangan sampai bahwa
memang perlu harus ditingkatkan pendapatannya, betul. Tapi jangan sampai
pemerintah berpikir bahwa ini perlu diserahkan ke asing supaya pendapatannya lebih
besar. Ini yang kita coba gali dari kondisi ini. Kan sudah ada fenomena dari Kemenhub,
ini harus diserahkan kepada asing supaya menjadi untung. Padahal karakteristiknya
berbeda, karakteristiknya berbeda. Jangan seperti merpati, seperti Pelni. Mereka sudah
merintis diserahkan kepada orang lain, rute-rute itu. sehingga merpati mati, orang lain
hidup disitu. Iya. Jadi ini fenomena-fenomena itu yang harus diselamatkan. Gitu lho Pak
Edwin. Jangan jangan disimplifikasi bahwa ini rugi sehingga perlu diberikan kepada
perusahaan asing supaya bisa besar. Ini yang terjadi ya, ini kita hanya mengingatkan
saja kepada Kementerian BUMN.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, terima kasih.
Dari temen-temen, Bapak Ibu sekalian saya kira cukup ya apa yang sudah
disampaikan oleh rapat kita ini.
Untuk selanjutnya kita akan bacakan draft kesimpulan Rapat Dengar Pendapat
Komisi VI DPR RI dengan Deputi Bidang Usaha Industri, Konstruksi, Sarana dan
Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Republik Indonesia, serta para Direktur
Utama PT Pelindo I, II, dan IV Persero, masa persidangan V, tahun sidang 2018/2019,
Selasa/16 Juli 2019.
Kesimpulan:
1. Komisi VI DPR RI meminta kepada para Direktur Utama dari PT Pelabuhan
Indonesia I, II, III, dan IV persero untuk terus meningkatkan kinerja agar tercapai
maksud dan tujuan sebagimana diamanatkan oleh Undang-Undang dan sesuai
deng visi misi persero.
2. Komisi VI DPR RI meminta kepada para Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I,
II, III, dan IV persero agar dalam pembangunan investasi dan pembangunan
pelabuhan agar tetap memperhatikan dan mempertimbangkan peraturan
Perundang-Undangan.
Ini normatif semua ini.
3. Komisi VI DPR RI mendukung penerapan sistem pembayaran tarif jasa ke
pelabuhan berbasis elektronik atau single billing yang terintegrasi secara nasional.
Tadi istilahnya IBS (Intergrated Billing System), mungkin terminologinya di dibuat
sama. Ya itu atau Integrated Billing System garis miring (/) atau apa ya? Berbasis
elektronik, gitu aja ya? Oke, yang terintegrasi secara nasional. Oke.
Ini dan sudah sedang berjalan ya, artinya on going process ya? Oke. Mendukung
sistim penerapan tarif jasa ke pelabuhan berbasis elektronik atau Integrated Billing
System yang terintegrasi secara nasional agar segera dijalankan gitu ya. Agar segera
diwujudkan gitu ya. Mungkin begitu.
Kesimpulannya 3 itu, apakah bisa disetujui Bapak Ibu sekalian? Mba Rieke? Nanti
kemudian ada catatan yang kami sampaikan dibawahnya. Ini untuk kesimpulan yang 3
ini secara normatif.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Ijin Pak yang kesimpulan tambah 1. Kami meminta dari fraksi agar Kementerian
BUMN membuat aturan tentang kaitannya tadi mana yang core bisnis mana yang non
core bisnis begitu. Khususnya untuk sektor ke pelabuhan karena hari ini pelabuhan
bicara.
KETUA RAPAT:
Oke, ini juga saya kira point yang perlu kita sampaikan nanti dalam rapat kerja
dengan Kementerian BUMN agar penekanan pada, khususnya terkait dengan
ketenegarakerjaan. Jadi kita pinjam sedikit kesimpulan Komisi IX, ya. Nanti dicatatan
kita mintakan sampaikan ya. Mengeluarkan aturan khususnya di sektor ke pelabuhan
ya. Maksudnya aturan core, non core bisnis ini, oke. Bu Rieke kesimpulannya cukup
begini ya?
Meminta kepada Kementerian BUMN menggunakan aturan mengenai core dan no
core bisnis, di BUMN khususnya di sektor kepelabuhan.
Oke.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Iya ini dulu, nanti begitu tau core bisnisnya apa maka otomatis tenaga kerja yang
di core bisnis itu tidak boleh bukan pegawai tetap seperti yang Pak Inas maaf saya lupa
namanya.
KETUA RAPAT:
Iya tadi saya sudah kirim WA perintahnya Bu Rieke ke Pak Dede Yusuf. Jadi nanti
biar jadi kesimpulan juga di Komisi IX, begitu ya?Iya, kemudian catatan yang pertama,
Komisi VI DPR RI meminta kepada para Direktur Utama dari PT Pelabuhan I dan
seterusnya untuk satu menyampaikan data rincian mengenai SDM dan sistem
mekanisme selama 5 tahun terakhir.
Ngapain ini? Ngga ada tadi kesimpulan seperti ini.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Minta pemetaan. Nanti itu dari core dan non core baru kita bisa melihat di setelah
ini baru bisa disampaikan data ini. Jadi kita bisa klasifikasi. Ini Mas Adi juga baru nerima
dari sektor migas di core bisnis tapi statusnya tidak tetap.
KETUA RAPAT:
Catatan yang pertama Komisi VI meminta jawaban tertulis terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang tadi muncul dalam rapat Komisi yang belum menyampaikan jawaban
tertulis.
(…SUARA TIDAK JELAS…)
Oke. Terus kemudian menyampaikan data rincian mengenai global port
maksudnya status dan penggunaannya? Kan I sama Pelindo I dan Pelindo IV tidak ada
ya. Meminta kepada I dan III, oke, ya, II dan III menyampaikan data mengenai global
bond, oke.
Terus kemudian catatan.
Maksudnya jawaban tertulis itu 1 soal global bond. Ngga Bu Rieke Gapapa sih.
Karena.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Secara tertulis, pertanyaan Komisi VI DPR RI:
1 tentang global bond tuh. Nah begitu si Buyung. Saya ngga tau yang lain
tentang apa.
Terima kasih Buyung
KETUA RAPAT:
Oke, terus Komisi VI meminta kepada (…suara tidak jelas…) pelabuhan untuk
kasus ya langsung spesifik aja soal JAI aja, Pelindo II ya, tertulis. Iya.
(.............):
III-nya ngga usah, dibuang, langsung ke pekerjaan di PT JAI secara komprehensif
KETUA RAPAT:
Untuk menyampaikan penjelasan, bukan menyelesaikan kasus.
(………..):
Menyampaikan penjelasan secara komprehensif. Perekrutan kru di PT JAI.
KETUA RAPAT:
Cukup ya begitu? Oke.
Yang ketiga. Maksudnya?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Yang PT JAI ini kalau dari saya, saya mendesak dipekerjakan kembali memang
harus menyelesaikan, bukan hanya ini penjelasan komprehensif, tapi saya meminta 42
orang yang di-PHK sepihak dipekerjakan kembali. Kalau dari saya itu.
KETUA RAPAT:
Sesuai ketentuan perundangan ya Bu?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
KETUA RAPAT:
Iya.
Yang mana Pak? Iya ini kesimpulannya agak ini Pak.
(……….):
Komisi VI meminta kepada Direktur Utama, ngga pake para Dirut. Para Komando
angkatan. Paranya dihilangkan.
KETUA RAPAT:
Direktur utama kok para?
(………..):
Tiga tiga.
Untuk, tadi penjelasan komprehensif udah betul.
Komisi itu beda lagi.
KETUA RAPAT:
Mungkin gini aja nih, II, III itu digabung aja kesimpulannya bunyinya begini,
meminta kepada Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II untuk menyampaikan
penjelasan secara komprehensif mengenai perekrutan kru di PT JAI dan penyelesaian.
(………...):
Penyelesaian kasus.
KETUA RAPAT:
Penyelesaian kasus, penyelesaian 42 orang yang di PHK, sesuai ketentuan
perundangan.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Oke Interupsi Pimpinan, sebelum sesuai peraturan perundangan saya minta
tambah,”dan 400 orang pekerja yang bergabung di PT Emco, yang di-PHK sepihak,
dipekerjakan kembali.”
KETUA RAPAT:
PT Emco ini apa Bu?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
PT Emco itu.
KETUA RAPAT:
Anak perusahaan atau outsourcing?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Eh SPC di SPC.
KETUA RAPAT:
SPC apa?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
JICT, JICT.
KETUA RAPAT:
Gimana Pak Dirut ada ngga kaitannya? Kalau ngga ada kaitannya jangan kita
masuk ke kesimpulan dong. Kan ini yang harus terkait dengan kita.
(............):
Ya ijin Pimpinan, dijelaskan. Yang dimaksud Ibu Rieke tadi, PT JICT itu memiliki
kerjasama dengan pihak ketiga. Pihak ketiga itu namanya Emco. Kalau Emco itu
memiliki karyawan-karyawan yang hubungan pekerja dan pemilik kerjanya adalah
antara mereka dengan Emco. Emco ini adalah pihak ketiga yang bekerjasama dengan
JICT.
Seminarlah.
KETUA RAPAT:
Tapi apakah kemudian kita mewajibkan Pelabuhan Indonesia II untuk
mempekerjakan mereka kembali kan saya kira juga tidak tepat, karena mereka bukan
merupakan karyawan anak perusahaan PT JAI.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Justu itu persoalannya. Kenapa jadi harus dipetakan bisnis dan core bisnis. Sama
seperti yang disampaikan Pak Irnas tadi. Kalau itu memang core bisnis, harusnya itu
tidak, ini kan anak-anak yang craine ya apa yang.
KETUA RAPAT:
Menangani craine Dan mereka adalah.
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Operator-operator itu adalah core bisnis. Termasuk di JAICT, pemandu itu adalah
core bisnis di JAI. Kalau tidak usah harus pake pihak ketiga kan juga bisa. Kenapa juga
harus pake pihak ketiga? Jangan sampai nanti kita telusuri ini pihak ketiganya
sebenarnya punyanya siapa? Begitu. Punyanya siapa? Di di semua BUMN begitu lho,
bukan hanya di pelabuhan. Ah orang bisa ngerjain sendiri. Sebelum Pak Elvin lah,
misalnya urusan listrik. Untuk bayar ke PLN aja dibikin anak perusahaan pake pihak
ketiga. Bayar gaji pake pihak ketiga. Ya, Pak Teguh lebih taulah dari saya. Karena
temannya Pak Teguh kan.
(..........):
Jadi nanti itu tolong dilurusin ya Pak Elvin ya.
PELINDO II:
Boleh gini Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Kira-kira penjelasannya bagaimana?
PELINDO II:
Karena ini ditanyakan ya kami menjelaskan nanti. Pasti kami akan jelaskan,
tertulis kami jelaskan. Tidak mungkin kita jelaskan disini, karena kami akan lampirkan
dokumen-dokumen dan seterusnya.
KETUA RAPAT:
Jadi kesimpulannya saya kira seperti itu ya.
Meminta kepada Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia untuk menyampaikan
penjelasan secara komprehensif mengenai perekrutan kru di PT JAI dan penyelesaian
42 orang yang di-PHK. Itu yang 42 orang itu di JAI Bu Rieke? Atau di Emco? Yang di
Emco 400, yang di JAI 42 orang. Oke.
Perekrutan kru di PT JAI setelah penyelesaian 42 orang yang di-PHK. Ada
pengulangan ya. Mengenai perekrutan kru. Ya gitu aja, serta.
PT JAI, itu betul hapus, itu hapus. Iya. Serta penyelesaian kasus penyelesaian
kasus orang-orang yang di-PHK di PT JAI dan 400 orang di PT Emco.
(..........):
Dan 400 orang yang di-PHK di PT Emco.
KETUA RAPAT:
Yang di Emco itu di-PHK juga Bu?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Kenapa Pak? Ini kalau ganti vendor memang ganti lagi semua pekerjanya. Kalau
ganti pekerja baru, dididik lagi, dilatih lagi. Dan sebetulnya ada masalah-masalah
strategis ya seperti di Pertamina itu. meskipun itu sopir pembawa BBM, bukan sopir
angkot, tidak bisa diganti begitu saja. Dia bawa sesuatu yang sangat apa strategis,
sangat penting buat negara. Jadi kaya-kaya gini ni Pak Deputi Bidang usaha dan
seterusnya, mohon perhatian lho Pak. Ya saya ngga akan ragu keras, dan sekali lagi
kita selesaikan secara gentle di persidangan seperti ini. Karena ini tidak bisa kami
menekan hanya direktur-direktur, karena apapun saya pernah di Komisi IX.
Kementerian Tenaga Kerja tidak bisa apa-apa, sama BUMN. Karena semua tunduknya
pada Kementerian BUMN, ya. Sehingga persoalan itu bisa muncul dari urusan-urusan
seperti ini, BUMN gimana mau maju kalau ngurusin karyawannya saja kemudian
berantakan seperti itu.
Catatan kalau ini sudah disetujui, saya minta kedepan kalau ada jadwal lagi saya
minta dibuka kasus penjualan Bank Mantap di PT POS. Untuk kabarnya untuk
membayarkan TM direksi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Nanti kita anu dengan deputi yang lain.
Baik untuk yang ketiga, Komisi VI meminta kepada Kementerian BUMN karena
penyampaian materi kinerja laporan keuangan dan operasional menggunakan format
yang sama. Dengan format yang sama.
3 kesimpulan di atas dan 3 catatan ini apakah bisa diterima?
Cukup ya Pak Deputi? Apakah ada yang mengganjal dari kesimpulan laporan
kita? Apa kesimpulan kita.
DEPUTI:
Engga.
KETUA RAPAT:
Kembali ke atas. Ke yang 1, 2, 3.
1, 2, 3 sih normatif saya kira ya. Ini terkait dengan apa Bu?
F-PDIP - (RIEKE DIAH PITALOKA, M. Hum):
Ijin, minta dukungan kalau saya. Saya ngga tau itu catatan atau umum, agar
Kementerian BUMN men-support Pelindo IV untuk lebih fokus pada pengembangan
pelabuhan-pelabuhan yang telah existing. Dan kemudian menunda apa yang sedang
dikerjakan oleh Pelindo II di Teleme yang dialihkan ke Seget, ya. Ini bisa jadi masalah
pelanggaran Undang-Undang Lingkungan Hidup juga Pak. Jadi saya kira Komisi VI
juga harus melihat ini sebagai 1 urgensi begitu.
KETUA RAPAT:
Itu tidak perlu dimasukkan ke kesimpulan yang ke-5, saya kira itu di ada dalam
catatan kita. Karena terkait dengan proyek strategis nasional dan penunjukkan Pelindo
II kan ranah yang tidak hanya melibatkan Komisi VI. Itu ranahnya presidennya, Bu
Rieke atau presiden kita juga.
Saya kira yang itu menjadi catatan kita. Mungkin nanti bisa dijelaskan juga secara
lebih terbukalah kenapa itu ya karena ada kasus Pelindo seperti itu.
Pengembangan pelabuhan berdasarkan pengembangan pelabuhan yang telah
existing begitu ya? Itu Bahasa Inggris tapi ya, yang sudah ada gitu. Exist itu kan yang
sudah ada.
Oke saya kira cukup ya? Baik.
Kebanyakan Komisi VI-nya. Yang di catatan.
(suara tidak jelas)
Ya itu tulisan Komisi VI-nya buang aja, memintanya buang. Ya oke, udah, oke.
Kenapa?
(suara tidak jelas)
Betul-betul. Terus yang lain juga?Kepada oke, oke, langsung aja. Yah, oke itu
nanti diperbaiki penulisannya.
Baik Bapak Ibu sekalian,.
yang khususnya pengembangan pelabuhan yang di Pelindo IV? Yang point ke 4
terakhir?
(...):
Pak, Buk. Jadi mohon ijin.
KETUA RAPAT:
Silahkan-silahkan dijelaskan.
(...):
Mohon ijin Bapak Pimpinan, jadi menurut pendapat kami kan jumlah 21 itu kan
belum fix Buk. Jadi artiya kami mengikuti kesepakatan yang sudah ada saja antar
manajemen yang lalu dengan pekerja, karena harus melalui mekanisme tes dan
sebagainya Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baik, Bapak Ibu sekalian, saya kira kita sudah sampai di ujung rapat kita, seperti
biasa kami beri kesimpulan, kami persilahkan kepada Pak Deputi mewakili teman-
teman dari Pelindo untuk menyampaikan kata akhir.
DEPUTI:
Bismillah.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih saya ucapkan kepada Pimpinan dan Para Komisi VI DPR RI yang
saya hormati.
Hari ini diberi kesempatan untuk dengar pendapat dengan Bapak/Ibu sekalian.
Dan terima kasih atas berbagai saran, ya dan kritikan yang ini juga menjadi hal-hal
yang harus kita pertimbangkan dan kita jalankan untuk kedepannya. Kepada Pimpinan
banyaknya masukan, memang pelabuhan ini sangat strategis tapi tidak mungkin kita
kerjakan sendiri, harus banyak pihak yang terlibat membantu agar kita bisa berjalan
dengan baik dan bisa mencapai tujuannya karena pelabuhan ini tidak hanya dia
melayani kapal-kapal, tapi sebetulnya dia adalah pintu masuk pertumbuhan ekonomi.
Jadi untuk pengembangan pelabuhan ini kita membutuhkan banyak support terutama
adalah political support terutama dari Komisi VI DPR RI.
Saya kira terima kasih Pimpinan atas kesempatan ini. Saya kembalikan kepada
Pimpinan.
Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Terima kasih Pak Deputi.
Kalau bicara pemasukan yang banyak pemasukannya memang para penguasa
tanah ini yaitu Pelindo I, II, III, dan IV. Dan kalau rapat dengan kawan-kawan ini kita
tidak pernah berkecil hati karena kita tau yang kita inginkan justru kinerjanya makin
bagus makin bagus. Tapi kalau cerita rugi kita ngga pernah dengar. Nah mungkin
persoalan-persoalan tadi yang timbul adalah bagian dari kita untuk menggunakan atau
mengingatkan teman-teman bahwa persoalan-persoalan ini tentu selain ada dampak
ekonomi, ada dampak sosial, dan kami percaya teman-teman akan bekerja dengan
maksimal menjalankan good corporate governance sebagaimana yang selalu berulang-
ulang kita tekankan.
Sekali lagi selamat bekerja, kurang lebihnya mohon maaf dan Rapat Kerja atau
Rapat Dengar Pendapat pada siang hari hingga sore hari ini kita tutup dengan ucapan
Alhamdulillah bersama-sama.
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.
Billahitaufik walhidayah.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh.
(RAPAT DITUTUP PUKUL 17.10 WIB)
Jakarta, Juli 2019
a.n Ketua Rapat
Sekretaris Rapat,
TTD.
Anita Handayaniputri, S.T., M.T.
NIP. 19820102 200502 2 002