4. Usia sekolah3.Bayi & Balita
5. Remaja & Usia produktif2.Ibu Menyusui
1. Ibu hamil
Anemia 37,1%
KEK 20-38 %
Konsumsi
Energi-Protein 77-80%
• Konsumsi Energi Dan
Potein <
Praktek IMD & ASI
Ekslusif
BBLR 10,2 %
Stunting 37,2 %
Gizi Kurang 19,6 %
Kurus 12,1 %
Gizi Lebih 11,9%
Praktek ASI Eksklusif Dan MPASI 40%
• Usia 15-19 KEK 46 %
• Usia 20-24 KEK 31 %
• Anemia 17-18%
• Kurus 9,4 %
• Gizi Lebih
• STATUS GIZI
- pendek 31-35 % - kurus 8,9 – 10,1 %
- kegemukan 1,4-2,5 %
• MEROKOK: Usia 10-15 Tahun: 4,2- 4,8%;
Laki-laki usia 15-19: 38,4%
• > 90% kurang mkn buah & sayur
Masalah Gizi pada LifecycleMasalah Gizi pada Lifecycle
Dampak Masalah Gizi
Anak Mudah Sakit
Daya saing rendah
Produktivitas Rendah
4
Kemampuan Motorik Rendah
Perkembangan Fisik Tidak Optimal
Bayi:
ASI
Imunisasi
Balita:
Nutrisi
Pendidikan karakter
Anak / Remaja:
Pendidikankarakter
Keilmuan
KesehatanReproduksi
Dewasa Muda:
Pendidikan
- kemandirian
- inovatif
- kreatif
Dewasa:
Penciptaan lahan
kerja
Produktivitas
Lansia:
Jaminan Sosial
memanusiakan manusia
Pangan(laut,daratan)
Pangan(laut,daratan)
Air
(air bersih, sanitasi,
irigasi)
Air
(air bersih, sanitasi,
irigasi)
Energi (fosil,terbaharu-kan)
Energi (fosil,terbaharu-kan)
ekonomi
KEBUTUHAN
Jaminan Kesehatan
Akses(Pendidikan,Kesehatan)
Akses(Pendidikan,Kesehatan)
6
KEKURANGAN GIZI KELEBIHAN GIZI
KVA
GAKI
Gizi Kurang
Stunting
Anemia
Gizi Lebih
PTM
SITUASI GIZI DI INDONESIA
controlled
un-finished
emerging
19,6%
37,2%
37,1% bumil
28,1%balita
11,9%
hipertensi, DM, jantung, stroke
MENGAPA KITA PERLU KHAWATIR
TERHADAP MASALAH KURANG GIZI?
Kurang gizi pada dua tahun pertama kehidupan menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat lagi diperbaiki
Balita Pendek Stunted kurang berprestasi di sekolah
Studi menunjukkan bahwa stuntingmenurunkan jumlah penghasilan saat dewasa sebesar 20%
Kurang Gizi menyebabkan kemiskinan
Fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, yang dimulai saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun, merupakan periode yang sangat penting
Definisi Stunting (UNICEF)
Pendek dan sangat pendek
(Z-score tinggi badan menurut
umur < - 2 SD)
(*WHO Growth Standard 2006)
Definition of the indicators. http://www.unicef.org/infobycountry/stats_popup2.html
Jadi, Stunting :
Gangguan pertumbuhan, yang dinyatakan sebagai HAZ < -2SD dengan WHO Growth Standard, yang menggambarkan tidaktercapainya potensi pertumbuhan sebagai akibat status kesehatan dan/ atau nutrisi yang tidak optimal
Consequence of stunted growth
Table 1. Conditions associated to stunting in children and adults
Sumber : Branca F., Ferrari M. Impact of micronutrient deficiencies on growth: the stunting syndrome. Ann Nutr Metab
2002;46(suppl 1):8–17
Sel Otak Rusak
Cabang yang Terbatas/Terputus
Abnormal, Cabang terlihat Pendek
DAMPAK STUNTING
PADA PERKEMBANGAN OTAK
Normal Stunting
Sel Otak Normal
Dengan Cabang-Cabang
PanjangSource: Cordero E et al, 1993
121212
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes, 2013
37,2%
6,8%
11,8%
5,3%
MASALAH GIZI BALITA DI INDONESIA (2013)
Tren Masalah Gizi di Kab. Klaten
0
5
10
15
20
25
30
Stunting Wasting Underweight
29
.4
5.7
4 8.5
9
18
.3
5.3
5
6.2
10
.19
4.9 5.7
9.0
2
3.2
7 5.5
7
9.5
7
2.8
5 5.5
88.7
3.1
6.3
8.8
3.2
6.1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017 (tm 1)
PREVALENSI STATUS GIZI KOMBINASI (RISKESDAS, 2013)
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes, 2013
PENDEK
GEMUK
Prevalensi Permasalahan Gizi
Kombinasi di Kabupaten Klaten
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra
mb
an
an
Ke
bo
nd
ale
m L
or
Ga
nti
wa
rno
We
di
Ba
ya
t
Ca
wa
s I
Ca
wa
s II
Tru
cuk
I
Tru
cuk
II
Ka
lik
ote
s
Ke
bo
na
rum
Jog
on
ala
n I
Jog
on
ala
n I
I
Ma
nis
ren
gg
o
Ka
ran
gn
on
gko
Ng
aw
en
Ce
pe
r
Jam
bu
ku
lon
Pe
da
n
Ka
ran
gd
ow
o
Juw
irin
g
Wo
no
sari
I
Wo
no
sari
II
De
lan
gg
u
Po
lan
ha
rjo
Ka
ran
ga
no
m
Tu
lun
g
Ma
jeg
an
Jati
no
m
Ka
yu
ma
s
Ke
ma
lan
g
Kla
ten
Se
lata
n
Kla
ten
Te
ng
ah
Kla
ten
Uta
ra
Stunting Wasting Underweight
PREVALENSI BALITA STUNTING (PENDEK +
SANGAT PENDEK) PER PUSKESMAS
DI KAB. KLATEN TRIMESTER I
-
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
Ma
nis
ren
gg
o
Po
lan
ha
rjo
Ke
bo
na
rum
Pra
mb
an
an
Ba
ya
t
Ce
pe
r
Ca
wa
s II
Ka
ran
ga
no
m
Ke
bo
nd
ale
m L
or
Wo
no
sari
II
Kla
ten
Se
lata
n
Kla
ten
Te
ng
ah
Ka
ran
gd
ow
o
Ga
nti
wa
rno
Jog
on
ala
n I
Tru
cuk
I
We
di
Ca
wa
s I
Juw
irin
g
Ma
jeg
an
Ng
aw
en
Wo
no
sari
I
Kla
ten
Uta
ra
De
lan
gg
u
Ka
lik
ote
s
Jati
no
m
Ka
yu
ma
s
Ka
ran
gn
on
gko
Ke
ma
lan
g
Jam
bu
ku
lon
Jog
on
ala
n I
I
Tru
cuk
II
Pe
da
n
Tu
lun
g
34
.4
28
.2
22
.0
21
.7
21
.1
19
.0
18
.2
16
.3
14
.6
13
.3
12
.7
11
.4
10
.6
10
.4
10
.0
7.5
7.5
5.6
3.7
3.5
3.0
2.9
2.8
2.5
2.0
1.8
1.4
1.4
1.3
1.3
1.2
1.1
0.8
0.6
PREVALENSI BALITA WASTING (KURUS + SANGAT
KURUS) PER PUSKESMASDI KAB. KLATEN TRIMESTER I
8.9
8.7
7.3
6.7
6.5
6.5
6.4
6.3
6.2
5.9
5.4
4.9
4.8
4.2
2.6
2.5
2.5
2.4
2.1
1.4
1.3
1.3
1.1
1.1
0.9
0.9
0.8
0.8
0.7
0.7
0.7
0.2
0.1
0.0
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
Ca
wa
s I
Po
lan
ha
rjo
Ma
nis
ren
gg
o
Kla
ten
Se
lata
n
Tru
cuk
I
Ba
ya
t
Ke
bo
na
rum
Wo
no
sari
II
Ga
nti
wa
rno
Jog
on
ala
n I
Pra
mb
an
an
Ca
wa
s II
Ke
bo
nd
ale
m L
or
Kla
ten
Te
ng
ah
Wo
no
sari
I
Juw
irin
g
De
lan
gg
u
Ka
ran
gd
ow
o
Kla
ten
Uta
ra
Ka
lik
ote
s
Ce
pe
r
Ka
ran
gn
on
gko
Ng
aw
en
Jam
bu
ku
lon
We
di
Jog
on
ala
n I
I
Jati
no
m
Ke
ma
lan
g
Tu
lun
g
Pe
da
n
Tru
cuk
II
Ka
ran
ga
no
m
Ma
jeg
an
Ka
yu
ma
s
PREVALENSI BALITA UNDERWEIGHT (GIZI BURUK +
GIZI KURANG) PER PUSKESMASDI KAB. KLATEN TRIMESTER I
13
.9
11
.6
11
.4
10
.8
10
.5
10
.3
9.5
9.1
8.8
8.6
8.4
8.4
7.6
7.5
7.4
7.1
6.2
6.0
5.8
5.5
5.5
3.6
3.4
3.4
2.7
2.6
2.5
2.2
2.2
2.0
2.0
1.3
1.0
0.9
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
Ka
ran
ga
no
m
Ca
wa
s I
Ba
ya
t
Jam
bu
ku
lon
Ce
pe
r
Ca
wa
s II
Ga
nti
wa
rno
Pra
mb
an
an
Ma
nis
ren
gg
o
Po
lan
ha
rjo
Ke
bo
nd
ale
m L
or
Jog
on
ala
n I
Tru
cuk
I
We
di
Kla
ten
Se
lata
n
Wo
no
sari
II
Ka
ran
gd
ow
o
Ke
bo
na
rum
Wo
no
sari
I
Kla
ten
Te
ng
ah
Jog
on
ala
n I
I
Ng
aw
en
Juw
irin
g
Kla
ten
Uta
ra
Pe
da
n
Tu
lun
g
De
lan
gg
u
Ka
ran
gn
on
gko
Ka
lik
ote
s
Jati
no
m
Ma
jeg
an
Tru
cuk
II
Ka
yu
ma
s
Ke
ma
lan
g
KLASIFIKASI PREVALENSI KLASIFIKASI PREVALENSI
PENDEK 19,2% STUNTING 37,2%
SANGAT PENDEK 18,0%
SANGAT KURUS 5,3% GIZI BURUK (SEVERE
ACUTE MALNUTRITION)*
5,3%
PENDEK 19,2% MODERATE
MALNUTRITION (GIZI
KURANG)**
26,0%
KURUS 6,8%
GEMUK 11,9% OVERWEIGHT + OBESE 11,9%
GEMUK-PENDEK 6,8% STUNTEDOVERWEIGHT
(GEMUK-PENDEK)
6,8%
* WHO, 2013 BANDINGKAN DENGAN “GIZI BURUK ATAU BB/U” RISKESDAS (5,7%)
** Shoham J, Duffield A. Food Nutr Bull, 2009;30(Suppl);S464-S474).
BANDINGKAN DENGAN PREVALENSI MENURUT RISKESDAS (13,9%)
MASALAH GIZI BALITA DI INDONESIA
NO INDIKATOR 2017
1 GIZI BURUK 0.93 %
2 SANGAT PENDEK 1.69 %
3 SANGAT KURUS 0.07 %
4 GIZI LEBIH 1.42 %
5 GEMUK 2.73 %
MASALAH GIZI
DI KAB KLATEN
10 Desa Lokus
Stunting
1. Randusari (Prambanan)
2. Butuhan (Delanggu)
3. Sumyang, Titang (Jogonalan I)
4. Ngaren (Pedan)
5. Keprabon (Polanharjo)
6. Tibayan (Kayumas)
7. Gemblegan (Kalikotes)
8. Granting (Jogonalan II)
Desa lainnya tetap bertanggung jawab dalam
penurunan stunting
LAHIR STUNTING/ STUNTING AT BIRTH
• Bayi lahir dengan panjang
badan < - 2 SD*
• Bayi laki-laki PB <46,1 cm*
• Bayi perempuan PB <45,4 cm*
* Termasuk Kepmenkes No.: 1995/Menkes/SK/XII/2010
Lahir pendek bila PB lahir <48 cm?
tumbuh kembang
optimal
dampak antargenerasi
Perlu Investasi GIZI ??
Hak Asasi Manusia
HE
ALT
H &
FO
OD
• Investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan
dan meningkatkan PDB negara 2 hingga 3% per tahun.
• Investasi $1 pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $30 dalam
peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi.
Investasi Gizi untuk pembangunan manusia
• Sumber: SUN Movement Secretariate, 2013
• The Copenhagen Consensus 2012:
Para ekonom terkenal dunia
mengidentifikasi cara paling
cerdas mengalokasikan uang untuk
menghadapi 10 tantangan utama
dunia adalah: Investasi untuk perbaikan status gizi penduduk
Arah Pembangunan Kesehatan (2005-2024)
Masyarakat
Sehat Yang
Mandiri Dan
Berkeadilan
RPJMN I
2005-2009
RPJMN II
2010-2014
RPJMN III
2015-2019
RPJMN IV
2020-2024
Pendukung/penunjang
Upaya Kuratif
Universal
Coverage
Universal
Coverage
a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak
termasuk Imunisasi
b. Perbaikan Gizi khususnya stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/
AIDS, Tuberkulosis & Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas &
Kanker)
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
PERBAIKAN
GIZI
Peningkatan
surveilans gizi
termasuk pemantauan
pertumbuhan
Peningkatan promosi
perilaku masyarakat
tentang kesehatan,
gizi, dll
Peningkatan akses
dan mutu paket
yankes dan gizi
Peningkatan peran
serta masyarakat
dalam perbaikan gizi
Penguatan
pelaksanaan
dan pengawasan
regulasi dan
standar gizi
Penguatan peran Linsek
dalam rangka intervensi
sensitif dan spesifik1
2
3
4
5
6
ARAH KEBIJAKAN GIZI 2015 - 2019
upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan
partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan
terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan
prioritas pada seribu hari pertama kehidupan
KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA
33
Kerangka Konsep Penyebab Stunting
Gagal Tumbuh
masa Janin
Kekurangan
GiziMikro
Kekurangan
GiziMakro
Pemberian ASI
jelek
Kemiskinan
Kestabilan
sosial politik
Meningkatnya
paparan
penyakit
Ketahanan
pangan rendah
Akses
pelayanan
kurang
Infeksi
Infeksi
STUNTING
“pendek”
WASTING
CACAT
Meninggal
PM
BA
GIZI IBU
KERANGKA KONSEP PERBAIKAN GIZI
DI INDONESIA
• Prev. anemia bumil 28%
• Menurunnya BBLR 8 %
• ASI ekslusif 50%
• Prev. gizi kurang 17%
• Prev. wasting 9.5 %
• Prev. stunting baduta 28 %
WUS
Ibu prahamil
Ibu hamilIbu
menyusui
Bayi danAnak
RENCANA AKSI PANGAN DAN GIZI
MULTI SEKTOR
SASARAN 2019
INTERVENSI GIZI LANGSUNG
(SPESIFIK)
INTERVENSI GIZI TDK
LANGSUNG (SENSITIF)
SASARAN
GLOBAL GIZI
2025
Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara
langsung.
Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan.
Kegiatannya antara lain berupa
imunisasi, PMT ibu hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di
Posyandu.
Sasaran : khusus kelompok 1.000
HPK (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan
Anak 0-23 bulan).
Kontribusi: 30%
Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara tidak
langsung.
Berbagai kegiatan pembangunan
pada umumnya non-kesehatan.
Kegiatannya antara lain penyediaan
air bersih, kegiatan
penanggulangan kemiskinan, dan
kesetaraan gender.
Sasaran: masyarakat umum, tidak
khusus untuk 1000 HPK.
Kontribusi: 70%
INTERVENSI GIZI SENSITIFINTERVENSI GIZI SPESIFIK
INTERVENSI DALAM PERBAIKAN GIZI
38
Intervensi Gizi SpesifikIntervensi Gizi Spesifik
4. Usia sekolah
3.Bayi & Balita
5. Remaja & Usia produktif
2.Ibu Menyusui
1. Ibu hamil 6. Lansia
Kepada ibu menyusui
Promosi menyusui /
ASI Eksklusif
Konseling Menyusui
Pemantauan pertumbuhan
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
PMT / MPASI
Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi (Taburia))
Zink untuk manajemen diare
Pemberian obat cacing
• Konseling gizi
• Pelayanan gizi
Lansia
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
• Suplementasi Fe
• Penjaringan
• Bln Imunisasi Anak Sekolah
• Upaya Kes Sekolah
• PMT anak sekolah
• Promosi MJAS di sekolah
Suplementasi besi folat
PMT ibu hamil KEK
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
o Dicegah sejak sejak janin dalam kandungan
hingga anak berusia dua tahun.
o Pertumbuhan janin (Intra Uterine Growth
Retardation/IUGR) sangat terkait dengan status
gizi ibu, sehingga pencegahan perlu dilakukan
sedini mungkin10.
o Keadaan gizi yang baik sejak pra-kehamilan,
o Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
selama kehamilan
o Masa menyusui juga menentukan pertumbuhan
dan perkembangan seorang anak
Pencegahan Masalah Gizi pada 1000 HPK
I. Ibu Hamil
ANC Terpadu
Suplementasi besi folat
PMT pada ibu hamil Kurang
Energi Kalori (KEK)
Suplemen kalsium
Kelas Ibu Hamil
Promosi dan Konseling IMD-ASI
II. Ibu Menyusui
Promosi dan Konseling menyusui
Kawal ASI
Komunikasi perubahan perilaku
untuk memperbaiki pemberian
makanan pendamping ASI
Pemberian Vit. A dan TTD saat
nifas
INTERVENSI GIZI SPESIFIK YG SUDAH
DILAKUKAN DI KABUPATEN KLATENIII. Bayi dan Balita
IMD
ASI Eksklusif
PMBA setelah 6 bulan
Menyusui s/d 2 tahun
Suplementasi zink
Suplemen vitamin A
Imunisasi
Pemberian garam iodium
Pemantauan Tumbang
Pencegahan kurang giziakut
Pemberian obat cacing
PMT Penyuluhan danPemulihan
Rujukan BGM/2T
Kelas Ibu Balita
• Perbup Kesehatan Ibu dan Anak: upaya
menurunkan AKI AKB
• Sudah adanya SURAT EDARAN Kepala Dinas
Kesehatan tentang pelaksanaan ANC Terpadu
dimana semua ibu hamil WAJIB melakukan
ANC terpadu yang meliputi contact dengan
dokter umum, pemeriksaan gigi, konsultasi
gizi dan pemeriksaan laboratorium
IV. Anak Sekolah
Penjaringan Anak Sekolah
BIAS
Upaya Kesehatan Sekolah
Promosi PMJAS
Penyuluhan Gizi Seimbang
VII. Lansia
Posbindu
Promosi dan Konseling menyusui
Konseling Gizi
INTERVENSI GIZI SPESIFIK YG SUDAH
DILAKUKAN DI KABUPATEN KLATEN
III. Remaja & Usia Produktif
Suplementasi Fe untukremaja putri
Posyandu/PosbinduRemaja
Suplementasi TTD untukremaja putri
Penyuluhan kespro
Pembentukan konselorsebaya
Promosi Gizi Seimbang
Skrining kesehatan utkCalon Pengantin
Promosi IMD-ASI untukCalon Pengantin
Imunisasi utk CalonPengantin
INTERVENSI GIZI SENSITIF:
Pengarusutamaan Pembangunan Gizi pada Lintas Sektor
44
Ketahanan
Pangan dan
Gizi
Jaminan
Kesehatan
Nasional
Penanggulan
gan
Kemiskinan
Keluarga
Berencana
Air Bersih
& Sanitasi
Remaja
Perempuan
Pendidikan
Gizi
Masyarakat
PU
BKKBN
AGAMA
DIKBUD
PP DAN PA
BPJS
BKP/PERTANIAN
SOSIAL
Peraturan Daerah ttg IMD dan ASI
Peraturan Bupati ttg IMD dan ASI
Pelatihan Konselor ASI
Pelatihan Tumbang untuk tenakes
Pelatihan PMBA (Fasilitator/Konselor)
Pelatihan Motivator PMBA
Pelatihan PMBA untuk Penyuluh Pertanian Lapangan kaitannya PMBA dgn
pemanfaatan lahan
Pelatihan Supportive Supervisionn PMBA
Pelatihan PAUD Holistik Integratif
Pelatihan Konselor Sebaya untuk Remaja
Pelatihan KB Pasca Persalinan
Peningkatan Kapasitas Nakes dalam Tatalaksana Gizi Buruk
Sosialisasi Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri di sekolah & desa
Survey Pemantauan Status Gizi
Survey Ketahanan Pangan
Peningkatan wilayah ODF
INTERVENSI GIZI SENSITIF YG SUDAH
DILAKUKAN DI KABUPATEN KLATEN
TANTANGAN
1. PEMAHAMAN dan KOMITMEN yang sama tentang
penyelesaian faktor penyebab tidak langsung dan akar
masalah gizi;
2. PENGINTEGRASIAN kegiatan-kegiatan antar lembaga dan
antar tingkat pemerintahan di lapangan dalam rangka
pelaksanaan Gernas Percepatan Perbaikan Gizi;
3. PERUBAHAN STRUKTUR DEMOGRAFI, baik yang berkaitan
dengan urbanisasi dan semakin meningkatnya proporsi
penduduk lansia;
4. PERUBAHAN GAYA HIDUP meliputi;
- kebiasaan makan diluar rumah dan konsumsi pangan olahan meningkat
- makan tidak seimbang, tinggi minyak/lemak, gula, karbohidrat, rendah
sayur, buah, pangan hewani
- ancaman keamanan pangan karena banyak industri makanan rumah
tangga 46
PKD/POSKESDES(BIDAN)
PUSKESMASRUJUKAN
I II
KONTAK DNG BIDAN (NAKES)
KONTAK DNG PUSKESMAS
KONSUL DOKTER AHI
KONTAK DNG RS II
SAAT PRA HAMIL
SAAT HAMIL
DAN MELAHIRKAN
SIMPUL MASALAH
SIMPUL PERMASALAHAN GIZI
MASYARAKAT
1
MASYARAKAT
2
3 4
5
6
PELAYANAN RUJUKANPELAYANAN DASAR
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN DALAM RUJUKAN
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR
POLINDES(BIDAN)
PUSKESMASRUJUKAN
I II
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
SAAT PRA HAMIL
SAAT HAMIL
DAN MELAHIRKAN
SURVEILANS
GIZI
RUJUKAN
YANDAS
RUJUKAN I
RUJUKAN II
SIMPUL PERMASALAHAN GIZI
PELAYANAN RUJUKAN
INFORMASI
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN DALAM RUJUKAN
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR
POLINDES(BIDAN)
PUSKESMASRUJUKAN
I IISAAT PRA HAMIL
SAAT HAMIL
DAN MELAHIRKAN
PROMOTIF
PREVENTIF
TATALAKSANA
GIZI BURUK
PELAYANAN RUJUKAN
KAP
MASYARAKAT
PERAWATAN
GIZI BURUK
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
BERAT
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN DALAM RUJUKAN
FAKTOR
RISIKO
DETEKSI DINI SIMPUL MASALAH GIZI
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR
POLINDES(BIDAN)
PUSKESMASRUJUKAN
I IISAAT PRA HAMIL
SAAT HAMIL
DAN MELAHIRKAN
PENYEBAB PERMASALAHAN GIZI
PELAYANAN RUJUKAN
AKSES
INFORMASI
& AKSES YAN ?
KWALITAS
POSYANDU?
KOMPETENSI
SDM ?
KUALITAS
PELAYANAN ?
KUALITAS
PELAYANAN ?
KUALITAS
PELAYANAN ?
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN DALAM RUJUKAN
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR
POLINDES(BIDAN)
PUSKESMASRUJUKAN
I IISAAT HAMIL
SAAT MELAHIRKAN
INTERVENSI KEGIATAN UNTUK
PENYEBAB GIZI
PELAYANAN RUJUKAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI
DESA SIAGA
REVITALISASI
POSYANDU
UJI
KOPETENSITIM ASUHAN
GIZI PUSK
TIM ASIHAN
GIZI RS
GRADASI WARNA MENUNJUKKAN TERJADINYA KEGAWAT DARURATAN DALAM RUJUKAN
TIM ASIHAN
GIZI RS
MASYARAKAT PELAYANAN DASAR
SAAT HAMIL
SAAT MELAHIRKAN
UPAYA YG DILAKSANAKAN
MASYARAKAT
Penc Anemi Remaja
Kes ibu hamil
Pembrts GAKY
Konseling gizi
ASI Eksklusif
Promosi dan
pemberdayaan masy
PMT dan MP ASI
Revitalisasi posyandu
Pelatihan konselor
Pelatihan motivator
Pelatihan tatalaksana
gibur
MTBS dan MTBM
Desa Siaga (Pos
Kesehaan Desa)
Tatalaksana gizi buruk
Tim asuhan gizi Pusk
MTBS dan MTBM
Sertifikasi tenaga gizi
TFC
Koordinasi LS tk Kec
Tatalaksana gizi buruk
Tim asuhan gizi RS
Konselor Laktasi, PMBA
Sertifikasi tenaga gizi
Koordinasi LP dan LS kab/Kot
Tatalaksana gizi buruk
Tim asuhan gizi RS
Sertifikasi tenaga gizi
Koordinasi LS tk Prov
SEMUA KELUARGA SADAR GIZI
1. Menyusui eksklusif 6 bulan,
dilanjutkan menyusui sampai
24 bulan, mulai 6 bulan anak
dapat MP-ASI
2. Memantau pertumbuhan anak
3. Menggunakan garam
beryodium
4. Makan aneka ragam makanan
gizi seimbang
5. Mengkonsumsi suplementasi
zat mikro dan vitamin
KELUARGA MISKIN
6. MPASI anak 6-24 bulan
7. PMT bumil dan anak usia
sekolah
POSYANDU• Penimbangan
balita (D)• Konseling• Suplementasi
gizi• Pelayanan
kesehatan dasar
• PMT Pemulihan
• Konseling
PKD
Puskesmas
Rumah sakit
BB Naik (N), Sehat
T2, BGM, Gizi
buruk, sakit
BB Tidak
naik (T1),
Gizi kurang
Sembuh, tidak perlu PMTSembuh perlu PMT
KELUARGA
MASYARAKAT dan LINTAS SEKTORPELAYANAN KESEHATAN
emua
Balita
Punya
KMS
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
BB Naik (N),Sehat
Pelatihan Petugas Catatan
ASI 40 jam IBCLC: 1
Fasilitator ASI: 23 (5 Dokter, 12 Bidan,
4 Ahli gizi, 2 Perawat)
Konselor: 519
Minimum 2 konselor di Puskesmas
MP-ASI Fas MPASI: 3
Konselor: 20 (8 Bidan, 7 Ahli Gizi,
6 Dokter, 1 Perawat)
Pemantauan
Pertumbuhan
Bidan: 470
Ahli Gizi: 37
Setiap ahli gizi puskesmas sdh dilatih.
Setiap bidan desa dilatih mengenai
pemantauan pertumbuhan sederhana.
PMBA MOT: 18 (9 di antaranya Fasilitator
Nasional)
Fas PMBA: 79 nakes
Konselor: Bidan 422
PLKB: 34
PPL : 212
Seluruh nutrisionis & bikor di puskesmas
sudah dilatih.
Seluruh bidan desa sudah dilatih.
Setiap posyandu minimal ada 1 kader
terlatih (2.469 kader PMBA).
PLKB di tiap kecamatan dilatih PMBA.
Semua PPL (Pertanian) terlatih PMBA.
PAUD HI Bunda PAUD : 96 (PAUD HI)
Fas PAUD; 14
Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif
Kader Remaja Anak SMU : 51 Konselor sebaya dipadukan dg PMBA
PLA (Participatory
Learning & Action)
19 org (6 org Dinkes, 13 Linsek) PKK, Bappeda, Bapermas, Dinas Pendidikan,
Dinas Pertanian, KKP, Kantor PP&KB,
Dinsosnakertrans, Kantor Kemenag, LSM)
1. Stunting merupakan issue baru dalam program gizi.
2. Stunting belum masuk dalam RPJMD Klaten.
3. Stunting belum masuk dalam pelayanan kesehatan dan gizi reguler.
4. Belum adanya sanksi untuk penegakanperda/perbub yang berhubungan dengan stunting
5. Belum adanya kepedulian / awareness dari lintassector utk penanganan stunting
Ini belom tau isinya apa bunda
1. Pengalaman suksesnya kabupaten Klatenmelaksanakan program ASI.
2. Bagusnya komitmen Pemda Kabupaten Klatenuntuk mendukung program kesehatan dan gizi. ?????
3. Pemerintah Pusat mendukung kebijakan dan anggaran, ini saat yang tepat melaksanakan upaya menurunkan anak stunting di kab. Klaten. ?????
4. Sudah memiliki sumber daya manusia yg cukup danterlatih untuk penurunan angka stunting