HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) DEN GAN KEBERMAKNAAN HID UP NARAPIDANA DI
LEMBAGAPEMASYARAKATANTANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi
••• 111 ~-~-~~n-.·, L ····--~-~"'""'""'"'''""~1
d.ori : .. ,,/(,, ...... 2
.. 1.,,,,i'X ............. ,.\
DISUSUN OLEH:
NURKAMALA 205070000509
1.gt : .1?.::\,.:.t.,.'f,Q/?"'t"""""' 'Jn. lnduk : 0..LliJ .. ::.L ..... ; .. ';;1Ji:<..-;b. .. , klasifikasi : ...•....... ._ ................................. ,
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 HI 2009 M
I-IUBUNGAN ANT ARA KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) DENGAN KEBERMAKNAAN I-IIDUP NARAPIDANA DILEMBAGAPEMASYARAKATANTANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Psikologi ( S. Psi ) ~:___:_ ___ _,
Pembimbing I
Oleh:
NURKAMALA I 205070000509
Dibawah Bimbingan,
PERPUST AK.AAN UT AMA UIN SYAH!O JAl</\RTA \ ...
-------·"·---·----···---·-.. ~"""';
Pembimbing II
Neneng Tati Sumiati, M.Psi. Psi NIP. 150 300 679
Mohamad Avicenna, M. HSc. Psy NIP. 19770906 200112 I 004
FAI(ULTAS PSII(OLOGI UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH JAI(ARTA
1430 HI 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
)Si yang berjudul Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Keberrnaknaan Hidup
1pidana Di Lernbaga Pernasyarakatn Tangerang telah diajukan dalarn sidang
aqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1 tanggal 3 Desernber 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk
iperoleh gelar Sarjana Psikologi.
a Merangkap Anggota
3 Umar, Ph. D
130885522
~uji I
·atu h·M.Si
1989 03 2001
bimbing I
:mg Tati Sumiati. M.Psi. Psi
150300679
Sidang Munaqasah
Angggota:
Jakarta, 9 Desember 2009
Sekretaris Merangkap Anggota
Dra~~.Ms; NIP. 195612231983032001
Penguji II
Neneng Tati Sumiati. M.Psi. Psi
NIP. 150300679
Pembimbing II
~µ:~ Mohamad Avicenna,M.HSc.Psy
NIP. 19770906 200112 1 004
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nam a
NIM
: Nurkamala
: 205070000509
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA
KONSEP DIRI ( SELF CONCEPT) DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP
NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN TANGERANG adalah
benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat
dalam penyusunan karya tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. Saya bersedia untuk
melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang jika
ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau ciplakan dari karya
orang lain
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya t
Jakarta, November 2009
Yang Menyatakan
Nurkamala
(NIM 205070000509)
MOTTO
Raihlah kebahagian dan janganlah bersedih
Sadarilah bahwa kita tidak hanya hidup pada batasan
hari ini saja, maka lakukanlah apa yang bisa dikerjakan
Lupakan masa lalu dan semua yang pernah ter jadi ,
karena perhatian yang terpaku pada yang telah lewat
dan selesai merupakan kebodohan dan kegilaan.
Kedamaian seorang hamba berada dalam perasaan
tenanngnya kepada Allah
Sesungguhnya setelah kesulitan itu akan ada kemudahan
Berfikirlah tentang nikmat, lalu bersykurlah
Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air dan
bayangan, maka tak usah lah bersedih jika semua itu
ada
( DR. A' idh al-Qarni)
fi.arya BecCer!i'tma ini afi.u perBemliali'fi.em untufi. ayali' cCtm
liufi.u tercinta, yem:1 tefali' menyayem:1ifi.u cCem mencintai/i.u,
cCtm fi.ecCua acll/iJiu yem:J Btm:Jat afi.u Btrytm:Ji.
derima li.a.rili' ataB BU.J'.J'OTt cCem cCo ' emya
(A)FAKULTAS PSIKOLOGI (B) NOVEMBER 2009
ABSTRAK
(C) NURKAMALA (D) HUBUNGAN ANT ARA KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) DENGAN
KEBERMAKNAAN HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATANTANGERANG
(E) 80 halaman + lampiran (F) Setiap orang menginginkan hidupnya berharga dan bermanfaat baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi orang lain, keluarga dan masyarakatnya. Keinginan tersebut merupakan hasrat yang mendasar dalam diri manusia yaitu hasrat untuk hidup bermakna, jika keinginan itu terpenuhi, maka kehidupan akan terasa berharga dan bermakna, tetapi jika tidak bermakna maka akan menimbulkan kekecewaan dalam diri orang terse but..
Melakukan tindak kejahatan merupakan salah satu kejadian dalam hidup yang dapat membuat seseorang berubah pandangan hidupnya. Perubahan itu dapat rnengarah kepandangan yang negatif. Pandangan yang negatif ini dapat menyebabkan konsep diri narapidana berubah rnenjadi negatif dibandingkan dengan sebelumnya. Konsep diri yang negatif ini antara lain rnenyebabkan individu tidak merniliki pandangan yang tetap terhadap dirinya sendiri karena ada yang salah dalam dirinya (Calhoun & Acocella, 1990)
Narapidana dianggap sebagai kornunitas yang rentan terhadap kondisi keputusasaan. Ketika keputusasaan rnendera rnaka seseorang cenderung akan kehilangan keyakinannya terhadap rnakna kehidupan. Padahal jika seseorang dapat meyakini adanya rnakna dalarn kehidupan, dapat meyakini nilai pokok diri sendiri dan orang lain, dapat rneyakini bahwa alam (lingkungan) rnerniliki makna yang dapat mernbantunya dalam rneretas jalan untuk rnengatasi rasa ketidakamanan, rnaka ia akan kembali memiliki rasa percaya diri sekaligus keberanian yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan
(G)Tujuan: Mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri(se/f Concept) dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga pemasyarakatan Tangerang. Secara khusus rumusan penelitian ini yaitu, apakah ada korelasi dari aspek-aspek konsep diri dengan kebermaknaan hid up
Metode : Pendekatan kuantitatif dan menggunakan korelasi deskripsi dengan variabel I yaitu konsep diri, variabel II yaitu kebermaknaan hidup Sampel : Narapidana kasus kriminal di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, dengan menggunakan purpose sampling artinya mengambil sampel yang sudah ditentukan karakteristiknya dengan jumlah sampel sebanyak 39 narapidana. Pengumpulan data : Skala konsep diri (self concept) menggunakan skala Model Likert yang telah dimodifikasi menjadi 77 item dan 35 item yang valid setelah uji validitas. Skala makna hidup yang menggunakan skala PIL TEST Crumbaugh & Maholick ( 1973) yang dimodffikasi menjadi skala Model Likert menjadi 50 item dan 32 item yang valid setelah uji validitas. Uji validitas menggunakan rumus product moment pearson. Estimasi reabilitas menggunakan rumus Npha Cronbach, sedangkan untuk analisa data untuk mencari korelasi menggunakan rumus Product Moment Pearson, dan mendapatkan hasil 0, 737 > rtabel (Sig. 5% & 1% =0.316 & 0.408; N=39)
Kesimpulan: Hasil uji statistik (rh =0,737 >rt =0,05 (0,316), artinya ada hubungan yang signifikan antara konsep diri (self concept) dengan kebenTlaknaan hidup. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara konsep diri dengan kebenTlaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang, yang dapat di interpertasikan bahwa, semakin tinggi kualitas konsep diri maka akan semakin baik kebenT1aknaan hidup. Dan dari hasil regresi dapat disimpulkan bahwa Konsep Diri memberikan sumbangsih sebesar 60.6% bagi perubahan variabel Kebermaknaan Hidup. Dengan demikian terdapat 39.4% aspek lain selain kelima aspek Konsep Diri yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap Kebermaknaan Hidup. Bagi Lembaga Pemasyarakatan agar seyogyanya memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang konsep diri dan kebenTlaknaan hidup, seperti konseling, seminar-seminar, kegiatan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan pengembangan konsep diri dan kebermaknaan hidup. Dengan demikian diharapkan narapidana dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan secara optimal guna mencapai konsep diri yang positif
(H) Daftar Pustaka 23 buku-2 skripsi-5 internet (30 bacaan dari tahun 1988-2009)
(A) Psychology Faculty (B) November 2009 (C)Nurkamala
ABSTRACT
(0) The Relation between self concept and the meaning of life of convicts in the jail in Tangerang
(E) 80 pages + enclosure (F) Everybody want to have meaningful life and useful life, not only for
themselves but also for others. That is inherent basic wish for human. If that wish is not fulfilled, people will feel meaningless and useless, and it will cause a disappointment.
Doing crime is one of scandal that may change somebody. That change may point to negative view, it may cause self concept of some convicts getting worst. Negative self concept will cause someone do not have constant view of himself because of something wrong inside himself. (Calhoun & Acocella, 1990)
Convicts are considered as a susceptible community to lose hope. Losing hope will make someone losing meaning of life. Whereas, if someone sure to the meaning of life, he will sure to the basic value of himself and others, he also can sure that society has value which can help him to escape from fear, so it will make someone to have a self confidence and bravery that needed to face the reality of life
Purpose: to know is there any relationship between self concept and the meaning of life of convicts in the jail in Tangerang. This formulation of research is distinctively to know is there any correlation between aspects of self concept and the meaningfulness of life Method: this thesis is using quantitative approach and using description of correlation with free variable; self concept, bound variable; meaningfulness of life. Sample: the convicts that have crime scandal in the jail in Tangerang that has purpose sampling. I took the sample that the characteristic has been decided in amount of 39 convicts. Collecting data: the scale of self concept is using likert scale that has been modified to be 77 items and 35 items that the validity has been tested. Scale of the meaning of life is using PIL TEST Crumbaugh & Maholic (1973) that modified to be likert scale that has 50 items and 32 items that the validity has been tested. The test of validity is using pattern of product moment Pearson. The estimation of reliability is
using pattern of Alpha Cronbach, wherease for analyzing the data to look for the correlation is using pattern of Product moment Pearson, and the result is 0,737 > r chart (Sig. 5% &1 % = 0,316 & 0,408; N = 39)
Conclusion: the result of statistic test (rh = 0,737 > rt= 0,05 (0,316), it is mean that there is significant correlation between self concept and the meaningfulness life. From that research I got conclusion that there are positive and significant correlation between self concept and meaningfulness of life of convicts in the jail in Tangerang, it can be interpreted that, if the quality of self concept higher, the meaningfulness of life will be higher too. From the result of regression we can conclude that self concept give contribution to the change of meaningfulness of life in the amount of 60.6%. So, there are 39.4% other aspects except five aspects of self which is measurable in this research that can give the change to the variable of meaningfulness of life.
For the jail to give knowing and training about self concept and meaning of life such as conceling, seminaries, religious activity, and the others that correlation with self concept development and meaning of life. Thus.convict is hoped to knowing and developing ability with optimally for getting posltif self concept.
(G ) Reference : 23 books+ 2 tesis + 5 internet
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji dan syukur bagi Allah Rabb alam semesta. Atas segala rahmat
dan karunianya, dimana atas kesempatan-Nya lah penulis memperoleh
kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul " Hubungan
Antara Konsep Diri (Self Concept) Dengan Kebermaknaan Hidup
Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang". Shalawat dan
salam semoga senantiasa tecurah kepada junjungan dan tauladan kita,
Muhammad Rasulullah, keluarga dan para sahabat.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan,
bantuan, dan bimbingan yang tidak ternilai dari pihak-pihak lain. Dengan
setulus hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Jahja Umar. Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Neneng Tati Sumiati M.Si. Psi dan Mohamad Aviccena M.HSc. Psy
dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu dan ilmu kepada
penulis sehingga pikiran penulis jadi lebih terbuka.
3. Guru-guru penulis di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah mendidik penulis dan seluruh staf akademik yang telah banyak
membantu.
4. Ayahanda H. Adnan Ja'far dan ibunda Ruslaina yang telah memotivasi
penulis dalam penyelesaikan skripsi, serta keluaga besar ja'far di
petapahan Riau.
5. Bapak Pujo Harinto MSc, Kabid Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
6. Bapak Ishak yang telah mengkoordinir teman-teman di lembaga
pemasyarakatan untuk bersedia bekerjasama dengan penulis dalam
penelitian ini.
7. Para narapidana yang telah telah bersedia bekerjasama dengan penulis
8. Teman-teman angkatan 05 yang telah berhasil menjaga keakraban dan
meningkatkan prestasi dengan cara yang unik dengan makan-makan.
9. Teman-teman sekosan yang selalu mengingatkan penulis untuk
semangat menyelesaikan skripsi ini yaitu, de' dijah yang telah bersedia
meluangkan waktunya menemani penulis ke serang untuk mengantarkan
surat penelitian, walaupun kita sempat nyasar, tapi kenangannya tetap tak
bisa dilupakan. Buat Mba Eni yang sangat setia menemani penulis
selama penelitian. Buat fikiriah yang sudah berbaik hati memberikan
trans!etin gratis buat peneliti. Dan buat yiki n lela, terimah kasih banyak
atas supportnya.
10.Adik-adik di Khadijah Islamic School yang telah banyak membantu serta
tak lupa support yang diberikan kepada penulis.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih sangat
terbatas, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan dan kesempumaan skripsi ini.
Akhimya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dalam bermamfaat bagi
pihak yang memerlukan.
ii
Jakarta, November 2009
Penulis
Nurkamala
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMANPENGESAHAN
HALAMANPERNYATAAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
ABSTRAK·
DAFTAR ISi
KAT A PENGANTAR .....................................................................•....•.........
DAFT AR ISi ... . .. ... ... .. .............. ..... .. . .. ... ........ ...... ... ... ... ...... ... ... .. ......... ... ..... .. iii
DAFT AR T ABEL .......................................................................................... viii
DAFT AR GAMBAR ...... .. . ... .. ... . .. . .. .. . ... ... .. ......... ... .. . ... ........ ... ... . ... ............ ... x
BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .. ..... ... .......... ..... ... .... ...... ..... ...................... 1
1.2. ldentifikasi Masalah .......................................................... 7
1.3. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah ........................ 8
1.3.1. Batasan Masalah................................................... 7
1.3.2. Rumusan Masalah .. .... ................ ....... .. . ............. ... 8
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................... 9
1.4.1. Tujuan Penelitian ................... ........ ....................... 9
iii
1.4.2. Manfaat Penelitian ................................................ 10
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................... 11
BAB2 KAJIAN PUSTAKA
2.1. Makna Hid up .................................................................... 13
2.1.1. Definisi Makna Hidup .............................................. 13
2.1.2. Karekteristik Makna Hidup ...................................... 15
2.1.3. Sumber-sumber Makna Hidup ................................ 16
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Makna Hidup ... 17
2.1.5 Ciri-ciri lndividu yang Memiliki kebermaknaan
Hidup ...................................................................... 18
2.1.6. Metode-metode Makna Hidup ................................ 18
2.1.7. Makna Hidup dalam Perspektif Islam ................... 20
2.1. 7 .1. Manusia Sempurna .................................... 20
2.1.7.2. Makna Hidup .............................................. 21
2.1.7.3. Penghayatan Makna Hidup ....................... 23
2.2. Konsep Diri ...................................................................... 25
2.2.1. Pengertian Konsep Diri. .......................................... 25
2.2.2. Dimensi Konsep Diri .............................................. 28
2.2.3. Proses Pembentukan Konsep Diri ......................... 32
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Dlri ............... 34
2.3. Narapidana ...................................................................... 39
iv
2.4. Lembaga Pemasyarakatan ............................................... 44
2.5. Kerangka Berpikir ............................................................ 46
2.6. Hipotesis .......................................................................... 49
BAB3 METODE PENEl..ITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................. 50
3.2. Definisi Variabel dan Definisi Operasional Vanabel ......... 51
3.2.1. Definisi Vanabel. ..................................................... 51
3.4.4. Operasional V<1ri<1b<9.I ............................................ , 92
3,3, Pop1,1lasi dan Sampel ....................................................... 53
3.3.1. Jumlah Populasi dan Sampel ................................ 53
3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel ................................. 53
3.4. Pengumpulan Data .......................................................... 54
3.5. Teknik Analisa Data .......................................................... 58
3.6. TE!hapan Penelitian ........................................................... 59
BAB4 PERSENTASE DAN ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum Subjek ................................................. 61
4.1.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis .......................... 61
4.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ........................... 62
4.1.3. Gambaran Subjek Berdasarkan agama ....................... 63
4.2. Persentase dan Analisa Data ........................................... 64
v
4.2.1. Uji lnstrumen Penelitian .......................................... 64
4.2.2. Uji Normalitas .......................................................... 65
4.2.3. Uji Hipotesis ............................................................ 70
4.2.4. Uji Regresi ............................................................... 73
BABS KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................... 76
5.2. Diskusi ............................................................................. 77
5,3. Saran ............................................................................... 80
DAFT AR PUST AKA
LAMPI RAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pengskoran Skala Model Likert
Tabel 3.2 Blue Print Konsep Diri ( sebelum uji coba)
Tabel 3.3 Blue Print Kebermaknaan Hidup ( sebelum uji coba)
Tabel 3.4 Blue Print Konsep Diri (setelah uji coba)
Tabel 3.5 Blue Print Konsep Diri ( setelah uji coba)
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Kasus Kriminal
Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 4.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skala Konsep Diri
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kebermaknaan Hidup
Tabel 4.6 Gambaran Subjek Berdasarkan Penyebaran Skor Skala Konsep
Diri
Tabel 4.7 Gambaran Subjek Berdasarkan Penyebaran Skor Skala
Kebermaknaan Hidup
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.9 Korelasi per-aspek konsep diri dengan Kebermaknaan Hidup
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi
Tabel 4.11 Anova (b)
Tabel 4.12 Coefficients (a)
DAFT AR GAMBAR
3mbar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
3mbar 4.1 Scatterplot Skala Konsep Diri
3mbar 4.2 Scatterplot Skala Kebermaknaan Hiudp
1.1. Latar Belakang
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kejahatan di negara Indonesia semakin meningkat. Berdasarkan
pikiran rakyat online( dalam http://hotnews.pikiran-rakyat.com. 2009), tingkat
kejahatan di Indonesia mengalami kenaikan 6% tiap tahunnya. Meningkatnya
angka kejahatan terjadi diberbagai wilayah indonesia, terutama dikota besar.
Contohnya adalah Bandung, berdasarkan laporan Polda Jabar per 19 Januari
- 15 Februari 2009, dari 387 kasus kriminal di Jawa Barat, angka kejahatan di
Kata Bandung menempati pasisi tertinggi diantara kota/kabupaten lainnya di
Jawa Barat disusul aleh Kota Bogar dan Kabupaten Bogar ( dalarn
http://www.republika.co.id. 2009).
Sedangkan di Jakarta, hasil evaluasi polisi selama tahun 2008, setiap 9 menit
21 detik, terjadi satu kejahatan di Jakarta. Kasus-kasus yang naik tahun 2008
ini adalah pembunuhan naik 16, 41 persen menjadi 78 kasus. Kasus
perjudian naik 47 persen menjadi 1.007 kasus di tahun 2008 ini. Khusus
untuk tahun 2009, palisi memperkirakan angka dan ragam modus kejahatan
semakin banyak. Selain itu dampak krisis ekonomi global yang
rnemunculkan banyak pengangguran yang berujung pada meningkatnya
1
tingkat kekerasan di masyarakat ( dalam http://www.tempointeraktif.com.
2008)
2
Menurut Kartono (2005) Kejahatan itu bukan merupakan peristiwa herediter
(bawaan sejak lahir, warisan). Tingkah laku kejahatan bisa dilakukan oleh
siapapun , baik wanita maupun pria;dapat berlangsung pada usia anak,
dewasa ataupun lanjut usia. Masyarakat modern yang sangat kompleks
menumbuhkan aspirasi-aspirasi materiil tinggi dan sering disertai oleh ambisi
ambisi sosial yang tidak sehat. Dambaan pemenuhan kebutuhan materlil
yang melimpah-limpah misalnya untuk memiliki harta kekayaan dan barang
barang mewah tanpa mempunyai kemampuan untuk mencapainya dengan
jalan wajar , mendorong individu untuk melakukan tindak kejahatan. Tingkah
laku individu yang jahat, immoril, dan anti sosial itu banyak meimbulkan
reaksi kejengkelan dan kemarahan dikalangan masyarakat dan jelas sangat
merugikan umum (Kartono, 2005). Dengan demikian, siapa yang melanggar
maka akan dikenai sankst
Menurut hukum pelaku kejahatan akan diadili dan diberi hukuman. Bentuk
hukuman yang diberikan berbeda-beda, seharusnya sesuai dengan tindak
kejahatan yang dilakukan. Ada yang harus membayar denda berupa uang
atau barang sitaan, ada juga yang dimasukkan kedalam Lembaga
Pemasyarakatan dan mendapatkan hukuman hilangnya kebebasan(Korah,
2004). Pada saatseseurangterpidana menjalani hukuman di dalam
Lembaga Pemasyaratakan, statusnya berubah menjadi naraptdana.
3
Lembaga µemasyarakatan berganti nama dari penjara pada tahun t964.
Perubahan nama menjadi lembaga pemasyarakatan bertujuan untuk
menjadikan LPbukantranya "Sebagai tempat menghukum dan menderitakan
orang, tetapi untuk membina atau mendidik orang-orang yang telah
melakukan penyimpangan(narapidana) agar setelah menjalani pembinaan di
LP dapat menjadl orang balk dan dapat menyesuallk:an dirt de1iga11
fingkungan masyarakat ( (Chazawi. 2007)
Sykes (dalam Syofia, 2003), kehidupan yang di alami na1apida11a di LP tentu
saja 1>angat iJerbeda uengan situasi uirumah, perbedaan yang sangat jefas
disebabkan oteh hilangnya kepribadian, hilangnya rasa aman, hila11g11ya
icebebasan, tiilangnya kemudahan memperofeh pelayanan dan jasa,
hilangnya hubungan heteroseksual.
Segala perubahan yang diafami oieh narapidana selama berada di LP akan
membawa dampak bagi diri narapidana itu sendiri. Mereka yang berubah ke
arah positif belum tentu mendapat penerimaan yang baik di masyarakat
sehingga stigma yang buruk sangat mereka rasakan. Sehingga didalam diri
mereka tertanam bahwa mereka tidak pernah lepas dari segala kesalahan
dan hukuman yang pernah mereka lakukan.
4
Hasmi {dalam Korah, 2004) pandangan dan penolakan dari masyarakat
tersebut akan mempengaruhi narapidana. Mereka akan cenderung dijauhi
dalam kehidupan bermasyarakat wafaupun mereka sudah bertaubat dan
kembali kejalan yang benar. Semua yang di alami narapidana di LP ataupun
diluar LP akan membawa dampak negatif bagi mereka. Menurut Udiati
(dalam Korah, 2004) sikap masyarakat yang kurang menerima dan selafu
"CUfiga te1I1adap nekas 11a1 apidana menyebabkan mereka frustasi dan merasa
tidak berguna lagi dalam masyarakat, sehingga dalam diri narapidana timbuf
ketakutan untuk i<embali menghadapi kehidupan dalam masyarakat.
Keadaan -keadaan yang membuat mereka tertekan ,depresi, ataupun stres
dapat mengubah pandangan mereka terhadap diri mereka sendiri. Mungkin
sebelum masuk LP, narapidana memiliki pandangan yang lebih baik tentang
dirinya, tapi setelah di LP akan membawa dampak negatif bagi mereka.
Salah satu dampak negatif adalah terpengaruhnya konsep diri.
Konsep diri (seff concept) merupakan gambaran yang dimiliki seseorang
tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dari interaksi dengan tingkungannya(Agustiani, 2006 ). Konsep diri
( self concept )bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan
5
faktor yang dipelajari dan 1erbentuk dari pengalaman dafam berhubungan
dengan individu lainnya. Dalam interaksi ini, setiap individu akan menerima
tanggapan, tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi
individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri
terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lainnya
(Pudjijogyanti, 1988). Konsep diri (self concept) dapat berubah karena
berbagai haf, salah satunya adalah kejadian yang cukup berpengaruh dalam
hid up.
Melakukan tindak kejahatan merupakan salah satu kejadian dalam hidup
yang dapat membuat seseorang berubah pandangan hidupnya. Perubahan
itu dapat mengarah kepandangan yang negatif. Pandangan yang negatif ini
dapat menyebabkan konsep diri narapidana berubah menjadi negatif
dibandingkan dengan sebelumnya. Konsep diri yang negatif ini antara lain
menyebabkan individu tidak memiliki pandangan yang tetap terhadap dirinya
sendiri karena ada yang salah dalam dirinya (Calhoun & Acocella, 1990).
Narapidana dianggap sebagai komunitas yang rentan terhadap kondisi
keputusasaan. Ketika keputusasaan mendera maka seseorang cenderung
akan kehilangan keyakinannya terhadap makna kehidupan. Padahat jika
seseorang dapat meyakini adanya makna dalam kehidupan, dapat meyakini
nilai pokok diri sendiri dan orang lain, dapat meyakini bahwa alam
(iingkungan) memiliki makna yang dapat membantunya dalam meretas jalan
untuk mengatasi rasa ketidakamanan, maka ia akan kembali memiliki rasa
percaya diri sekaligus keberanian yang dibutuhkan untuk menghadapi
kehidupan (dalam http://wangmuba.com 2009)
Frankl (2003) berpendapat bahwa kekuatan yang paling utama untuk
menggerakkan kepribadian manusia terletak sejauh mana keinginannya
untuk memberi makna hidup. Semangat untuk memberi makna hidup
merupakan fondasi yang siap menghadapi beban apapun. Tanpa makna
hidup dan tujuan yang jelas, ia akan terombang ambing dalam permainan
arus yang membingungkan dirinya sendiri.
6
Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga, serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila berhasil
ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan
uemikianiJerarti uan berharga. ( Bastaman, 1996).
Keinginan untuk hidup secara bermakna memang benar-benar merupakan
motivasi utama pada manusia dan hasrat inilah yang mendasari berbagai
kegiatan manusia. Hasrat untuk hidup bermakna yang pada gilirannya akan
menimbulkan perasaan bahagia. Sebaliknya bila hasrat tidak terpenuhi akan
mengakibatkan terjadinya kekecewaan hidup dan penghayatan diri hampa
tak bermakna yang kalau bertarut-larut akan menimbulkan berbagai
7
gangguan perasaan dan penyesuaian diri yang menghambat pengembangan
pribadi dan harga diri (Bastaman, 2007)
Berdasarkan dari uraian di atas tentang pentingnya konsep diri dalam hidup.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penghayatan
hidup narapidana yang ditihat dari konsep diri serta mengenai hubungan
antara konsep diri dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang.
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakangl)ermasalahan diatas, maka identifikasi
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara Konsep Diri dengan Kebermaknaan Hidup
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang?
2. Bagaimana pengaruh Konsep Diri terhadap Kebermaknaan Hidup
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsep diri terhadap
kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang?
4. Bagaimana gambaran konsep diri narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang?
5. Bagairnana rnernperoleh keberrnaknaan hidup pada narapidana di
Lernbaga Pernasyakaratan Tangerang?
1.3. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1.3.1. Bat.asan llllasalah
Untuk mernudahkan dan rnengarahkan pembatasan, peneliti rnernbatasi
perrnasalahan sebagai berikut:
1. Konsep diri atau seff concept adalah evaluasi individu mengenai diri
sendiri, penilaian atau penaksiran diri oleh individu yang bersangkutan.
8
2. Keberrnaknaan hidup sesuatu yang bersifat personal, dan bisa berubah
seiring berjalannya waktu rnaupun perubahan situasi dalarn kehidupannya
dan harus di pertanggungjawabkan (Frankl, 1985 ).
3. Narapidana adalah terpidana yang rnenjalani pidana hilang kernerdekaan
dilernbaga pernasyarakan" (UU:12 tahun 1995 Tentang pernasyarakan).
4. Lernbaga pernasyarakatan adalah sebuah lernbaga yang
rnernasyarakatkan kernbali terpidana sehingga rnenjadi warga yang balk
dan berguna.
1.3.2. Rumusan Masalah
Sedangkan rurnusan rnasalah dibagi rnenjadi dua yaitu secara urnurn dan
khusus
1. Secara umum rumusan masalah penelitian ini yaitu, apakah terdapat
hubungan antara konsep diri dengan kebermaknaan hidup narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Tangerang?
2. Sedangkan secara khusus, rumusan masalah ini dibagi menjadi:
a. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Fisik ( physical self)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang?
b. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Moral Etik( moral ethical
self) dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga
Pemasyarakatan Tangerang?
c. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Pribadi( personal self)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang?
d. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Keluarga ( family self)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang?
9
e. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Sosial ( social self) dengan
kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
konsep diri dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga
Pemasyarakatan dan korelasi dari lima aspek konsep diri yakni,
1. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Fisik { physical self) dengan
kebermaknaan hidup narapidana di lembaga Pemasyarakatan
Tangerang.
10
2. Apakah 1erdapat korelasi antara aspek Diri Moral Etik( moral ethical self)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga Pemasyarakatan
Tangerang.
3. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Pribadi( personal self)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pernasyarakatan
Tangerang.
4. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Keluarga (family self )dengan
kebermaknaan hidup narapidana di Lernbaga Pernasyarakatan
Tangerang.
5. Apakah terdapat korelasi antara aspek Diri Sosial ( social self) dengan
kebermaknaan hidup narapidana di Lernbaga Pernasyarakatan
Tangerang.
11
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkkan dapat bermanfaat dan
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan psikologi klinis, dan juga
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
tentang hubungan antara konsep diri dengan kebermaknaan hidup
narapiadana di Lembaga Pemasyarakatan.
2. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat
menjadi bahan masukan bagi-Lembaga Pemasyarakatan serta akademisi.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini dengan menggunakan APA Style,
dengan format yang terdapat dalam pedoman penyusunan dari penulisan
skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Untuk mempermudah pembahasan
penelitian ini, secara sistematis penyusunannya dibagi ke dalam lima bab,
terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematinya sebagai berikut:
Bab 1 Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian pustaka, bab ini menjelaskan tentang uraian-uraian
berupa: Pengertian makna hidup, karakteristik makna hidup,
Bab 3
Bab 4
Bab 5
12
sumber makna hidup, faktor yang mempengaruhi kebermaknaan
hidup, ciri-ciri individu yang memiliki kebermaknaan hidup,
metode-metode menemukan makna hidup pandangan islarn
tentang kebermaknaan hidup. Konsep diri, pengertian konsep diri
(self concept), dimensi konsep diri, perkembangan konsep diri,
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri. Narapidana.
Lembaga Pemasyarakatan. Kerangka berpikir. Hipotesis
Dalam metode penelitian ini berisi tentang pendekatan penelitian,
pengumpulan data: meliputi subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data, serta prosedur penelitian
Persentase dan Analisa Data
Penutup,berisi kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kebermaknaan Hidup
2.1.1. Pengertian Kebermaknaan Hidup
Setiap orang (normal) senantiasa menginginkan dirinya menjadi orang yang
berguna dan berharga bagi keluarga, lingkungan dan masyarakatnya.
Keinginan untuk hidup secara bermakna memang benar-benar merupakan
motivasi utama pada manusia dan hasrat inilah yang mendasari berbagai
kegaiatan manusia. Hasrat untuk hidup bermakna yang pada gilirannya
akan menimbulkan perasaan bahagia. Sebaliknya bila hasrat tidak terpenuhi
akan mengakibatkan terjadinya kekecewaan hidup dan penghayatan diri
hampa tak bermakna yang kalau berlarut-larut akan menimbulkan berbagai
gangguan perasaan dan penyesuaian diri yang menghambat pengembangan
pribadi dan harga diri (Bastaman, 2005)
Bastaman (1996) rnenyatakan bahwa makna hidup merupakan sesuatu yang
dianggap penting dan berharga, serta mernberikan nilai khusus bagi
seseorang. Makna hidup bila berhasil ditemukan dan dipenuhi akan
menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga.
13
14
Menurut pandangan Frankl (dalam Koeswara, 1992) makna hidup harus
dilihat sebagai suatu yang sangat objektif karena berkaitan dengan hubungan
individu dengan pengalamannya dalam dunia ini, meskipun makna hidup itu
sendiri sebenarnya suatu yang objektif, artinya benar-benar ada dan dialami
dalam kehidupan.
Frankl ( 1985 ) menyebutkan bahwa makna hidup sebagai sesuatu hal yang
bersifat personal, dan bisa berubah seiring berjalannya waktu maupun
perubahan situasi dalam kehidupannya. lndividu seolah-olah ditanya apa
makna hidupnya pada setiap waktu maupun situasi dan kemudian harus
mempertanggungjawabkan.
Menurut Yalom ( dalam Bastaman, 1996 ) pengertian makna hidup sama
artinya dengan tujuan hidup yaitu segala sesuatu yang ingin dicapai dan
dipenuhi.
Menurut Tasmara (2001) makna hidup adalah seluruh keyakinan dan cita-cita
yang paling mulia. Dengan keyakinan itu pula seseorang dapat menjalankan
misi kehidupan melalui sikap dan perilaku yang bertangung jawab dan
berbudi luhur.
15
Berdasarkan uraian dia atas maka dapat disimpulkan bahwa makna hidup
adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga dapat menjadi motivasi
seseorang untuk melakukan kegiatan yang berguna bagi diri sendiri maupun
orang lain.
2.1.2. Karakteristik Makna Hidup
Menurut Frank yang dikutip oleh Bastaman (2007), karakteristik makna hidup
antara lain :
a. Makna hidup sifatnya unik, pribadi dan temperer
Artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang belum tentu berarti
pula bagi orang lain. Demikian pula hal-hal yang dianggap penting dapat
berubah dari waktu ke waktu.
b. Kongkrit dan spesifik
Yakni makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan
sehari-hari, serta tidak usah selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba
abstrak filosofis dan idealis atau kreativitas dan prestasi akademis yang
serba menakjubkan.
c. Memberi pedoman dan arah
Artinya makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan memberikan
pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya
sehingga makna hidup seakan-akan menantang ( challenging) dan
mengundang (inviting) seseorang untuk memenuhinya.
2.1.3. Sumber-sumber Makna Hidup
16
Bastaman (2007) ada tiga nilai yang merupakan sumber makna hidup, yaitu:
a. Creative value (nilai-nilai kreatif), bekerja dan berkarya serta
melaksanakan tugas dengan keterlibatan dan tanggung jawab penuh
pada pekerjaan. Sebenarnya pekerjaan hanyalah merupakan sarana
yang dapat memberikan kesempatan untuk menemukan dan
mengembangkan makna hidup. Makna hidup bukan terletak dari
pekerjaan melainkan pada sikap dan cara kerja yang mencerminkan
keterlibatan pribadi pada pekerjaan.
b. Experiental value (nilai-nilai penghayatan), meyakini dan menghayati
kebenaran, kebajikan, keindahan, keadilan, keimanan, dan nilai-nilai lain
yang dianggap berhharga. Dalam hal ini cinta kasih merupakan nilai yang
sangat pentingdalam mengembangkan hidup bermakna. Dengann
demikian, seseorang akan merasakan hidupnya sarat akan dengan
pengalaman-pengalaman penuh makna dan membahagiakan.
c. Attitudinal value (nilai-nilai sikap), menerima dengan tabah dan
mengambil sikap yang tepat terhadap penderitaan yang tak dapat
dihindari lagi setelah berbagai upaya dilakukan secara optimal tetapi
tidak berhasil mengatasinya. Dengan mengubah sikap diharapkan
beban mental akibat musibah mengurang, bahkan mungkin saja dapat
memberikan pengalaman berharga.
17
2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebermaknaan Hidup
Menurut Bastaman (1996) faktor-faktor yang mempengaruhi kebermaknaan
hidup adalah :
1. Kualitas-kualitas insani.
Adalah semua kemampuan , sifat, sikap dan kondisi yang semata-mata
terpatri dan terpadu dalam eksistensi manusia dan tidak dimiliki makhluk
lain. Kualitas insani dapat dikategorikan antara lain inlegensia, kesadaran
diri, pengembangan diri, humor, hasrat untuk bermakna, moralitas,
kreativitas,kebebasan dan tanggung jawab.
2. Encounter
Crumbaugh (1973) dalam bukunya "Everything to Gain" menjelaskan
bahwa encounter dapat digambarkan sebagai hubungan mendalam
antara seorang pribadi dengan pribadi yang lain. Hubungan ini ditandai
dengan penghayatan keakraban dan keterbukaan serta sikap dan
kesediaan untuk saling menghargai, memahami dan menerima
sepenuhnya satu sama lainnya. Hubungan ini semata-mata bukan hanya
didasari oleh pertimbangan rasional, melainkan lebih diwarnai oleh
alasan-alasan emosional, dalam ha! ini kasih sayang.
teraktualisasi untuk kemudian kekuatan-kekuatan itu dikembangkan dan
kelemahan-kelemahan dihambat dan dikurangi.
2. Bertindak positif
19
Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan tindakan
tindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat. Bertindak
positif merupakan kelanjutan dari berfikir positif.
3. Pengakraban Hubungan
Secara sengaja meningkatkan hubungan yang baik dengan pribadi
pribadi tertentu (misalnya anggota keluarga, teman, rekan kerja,
tetangga), sehingga masing-masing merasa saling menyayangi, saling
membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.
Menurut Hasan (dalam Bastaman,1996) hakikat manusia ialah
berbedaannya dalam suatu kesamaan (being in community)
4. Pengalaman Tri-Nilai
Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang
dianggap sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif ( kerja,
karya), nilai-nilai penghayatan (kebenaran, keindahan, kasih, iman), dan
nilai-nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat atas derita
yang tidak dapat dihindari lagi ).
5. lbadah.
lbadah merupakan upaya mendekatkan diri pada sang pencipta yang
pada akhirnya memberikan perasan damai, tentaram, dan tabah. lbadah
yang dilakukan secara terus-menerus dan khusuk memberikan perasan
seolah-olah dibimbing dan mendapat arahan ketika melakukan suatu
perbuatan.
2.1.7. Makna Hidup dalam Perspektif Islam
2.1.7.1. Manusia sempurna
20
Menurut Murtadha Muthahhari (2001) manusia sempurna adalah manusia
teladan, unggul dan luhur. Seperti setiap hal, seorang manusia mungkin
sempurna, mungkin juga tidak sempurna, mungkin sehat dan mungkin juga
cacat. Pribadi sehat pun mungkin sempurna atau tak sempurna. Dalam hal ini
yang dimaksud manusia sempurna manurut islam tentu saja mukmin
sempurna dan muslim yang baik. Muslim sempurna ialah orang yang
mencapai kesempurnaan dalam islam, mukmin sempurna ialah orang yang
mencapai kesempunaan daam keimanannya. Islam menyebutkan bahwa
contoh manusia sempurna adalah Nabi Muhammad Saw. Dengan mengenal
seluruh kepribadiannya, maka beliau dapat dijadikan teladan, baik dalam
aspek ucapan, perasaan, maupun dalam tindakan.
Setiap manusia memiliki tingkat kesempurnaan sendiri-sendiri. Manusia
merupakan perpaduan malaikat dengan akal suci, pikiran murni, roh ilahi dan
juga sekaligus memiliki sifat hewani seperti hawa nafsu, marah, dan
sebagainya. lni berarti mausia telah dianugerahi kemampuan-kemampuan
dan dibiarkan bebas untuk memilih jalan hidupnya. Jika memilih kebaikan,
maka pahala akan diperolehnya, sebaliknya jika kejahatan yang dipilih, ia
akan memperoleh hukuman atas perbuatannya. Dengan demikian ia
mendapat kesempurnaan melalui pengendalian dan penyeimbang diri
dengan mengerahkan seluruh kemampuannya,atau dengan kata lain insan
kamil adalah manusia yang seimbang (Muthahhari, 2001)
2.1.7.1 Makna Hidup
Menurut Tasmara (2001) makna hidup adalah seluruh keyakinan dan cita
cita yang paling mulia. Dengan keyakinan itu pula seseorang dapat
menjalankan misi kehidupan melalui sikap dan perilaku yang bertangung
jawab dan berbudi luhur.
Rifyal Ka'bah (dalam Rachmah, 2002) mengungkapkan bahwa kesadaran
akan kematian membuat seseorang akan memahami makna hidup dan
berfikir secara positif. Dengan demikian akan menempuh hidup ini dengan
penuh optimis menuju satu tujuan akhir yang pasti, bertemu dengan Allah
yang ia cintai dan mencintainya.
21
Sedangkan Effendi (2001) iman dan pedoman agama merupakan hal
terpenting dalam hidup manusia. Iman merupakan modal sekaligus kekuatan
yang sanggup mengalahkan derita dan menakhlukkah hawa nafsu.
22
Sehingga dapat memandang dunia dengan optimis, hati bersih, dan pikiran
jernih. Sebaliknya, betapapun perkasanya manusia, kalau tidak mempunyai
ilmu dan pendoman agama akan terlunta-lunta pada akhirnya. Sabda Nabi
Muhammad Saw" Ada tiga perkara yang bisa membinasakan manusia, hawa
nafsu yang di ikuti, sifat bakhil yang dita 'ati, dan kekaguman terhadap diri
sendirt. Karena itu Allah senantiasa memerintahkan manusia agar
senantiasa memelihara keseimbangan dalam hidup. Sebagaimana firman
Allah "Dan carilah dari karunia yang diberikan Allah itu untuk mempero/eh
kesempatan hid up dinegeri akhirat, tetapi jangan pula kau lupakan
bagiaanmu di dunia"(Al-Qashash:77).
Jika manusia ingin hidup bahagia di dunia, dia harus bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan materialnya dengan sandang,
pangan, dan papan. Sebaliknya, jika manusia ingin hidup bahagia di akhirat,
maka harus mangisi kehidupan spritualnya dengan iman, ilmu, dan amal
shaleh. Dengan kekuatan iman, ketinggianilmu, dan kemuliaan amal
makanya akan tercapai kebahagiaan akhirat ( Effendi. 2001)
Dari beberapa pengertian makna hidup diatas. Penulis menyimpulkan bahwa
makna hidup merupakan seluruh keyakinan yang dimiliki seseorang.
Sehingga seseorang mampu menjalankan kehidupannya melalui sikap dan
tanggung jawab serta berbudi luhur. Disamping keyakinan, agama dan iman
23
merupakan modal utama sehingga dapat memandang dunia dengan optimis,
hati bersih, dan pikiran jernih untuk bekal kehidupan di akhirat yaitu bertemu
dengan sang Khalik.
2.1.7.3. Penghayatan Makna Hidup
Toto Tasmara (2001) Setiap muslim merasakan seluruh gerakan hidupnya
merupakan faktor keyakinan (iman) untuk mendayagunakan kenyataan yang
dihadapinya, yaitu adanya ruang,waktu, dan gerak. Sehingga cara seorang
muslim memberikan makna tentang hidup dapat dirumuskan sebagai berikut:
MH = f K (R,W,G)
Dalam memahami aspek-aspek diatas , penulis akan menjelaskan secara
terperinci, yaitu:
a. Cara Pandang terhadap Ruang
Ruang yang dimaksud adalah hamparan bumi dan langit yang harus diyakini
sebagai ciptaan Allah untuk manusia agar mengolah dan memeliharanya
sebagai amanah. Setiap muslim yang ingin memberikan makna hidup harus
meyakini bahwa bumi dan langit bukanlah miliknya, melainkan amanah Allah
yang wajib dipelihara dan menjauhinya dari sifat fasad(kerusakan,
keserakahan, dan eksploitasi berlebihan). Hal ini telah ditegaskan Allah
dalam Al-Our' an:" kepunyaan Allah /ah segala apa yang ada di/angit dan di
bumt'(Al-Baqarah:284 ).
24
Hidup akan mempunyai makna apabila kita mampu menyadari secara hakiki
bahwa ruang tempat berpijak adalah amanah Allah yang harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk dirinya lalu ia mempertanggungjawabkan kelak
dihadapan Allah. Karena, kesadaran manusia terhadap ruang berarti
menyadari seluruh lingkungan manusia dengan segala kreasinya. Seseorang
akan memiliki makna hidup yang berkualitas, selama ia mampu memberikan
pengaruh kepada lingkungannya. Kemudian pada saat yang sama, ia
mengolah pengaruh dari dari pihak luar sehingga timbullah saling
ketergantungan dan saling mempengaruhi menuju satu harmoni.
b. Cara Pandang Terhadap Esensi Waktu
Hidup akan bermakna selama individu memberikan makna terhadap waktu.
Waktu merupakan rangkaian saat, moment, kejadian atau batas awal dan
akhir dari sebuah peristiwa.
c. Keyakinan terhadap gerak
Makna hidup akan semakin berkualitas apabila menyakini bahwa hidup
adalah gerak. Dengan demikian , makna hidup seorang muslim sangat
ditentukan oleh oleh gerak yang mencakup gerak batiniah(niat), gerak
amaliah (aktivitas tujuan), dan gerak keshalehan ( mempunyai moral dan
manfaat)
25
2.2. Konsep Diri
2.2.1 Pengertian Konsep Diri
Lau & Pun ( dalam Robert A. Baron & Donn Byrn, 2003 ) mengemukakan
bahwa berpikir mengenai dirinya sendiri adalah aktifitas manusia yang tak
dapat dihindari. Pada umumnya, secara harfiah orang akan berpusat pada
dirinya sendiri yang sebagian besar didasarkan pada interaksi dengan orang
lain yang dipelajari dan dimulai dengan anggota keluarga terdekat, kemudian
meluas ke orang lain di luar anggota keluarga.
William Fit! (dalam Agustiani, 2006) mengatakan bahwa pengalaman
pengalaman yang peroleh dari interaksi dengan lingkungan akan membentuk
konsep diri seseorang. Konsep diri merupakan aspek terpenting dalam diri
seseorang karena merupakan acuan dalam berinteraksi. Oleh karena itu,
setiap orang harus mempunyai pengetahuan dan mengetahui gambaran atau
persepsi terhadap dirinya sehingga mampu menghadapi segala tantangan
dan kewajiban-kewajibannya sebagi manusia dalam berbagai dimensi dan
peranannya ( Tasmara, 2001)
Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan sebagai sikap , pandangan
atau keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri.
26
Beberapa tokoh yang memilki sudut pandang masing-masing
mengungkapkan tentang definisi konsep diri, diantaranya adalah :
William D. Broorks (dalam Rakhmat, 2005) mendefinisikan konsep diri
sebagai " those pysical, social, and psychological perseptions of ourselves
that we have derived from experiences and our interaction with other". atau
persepsi tentang diri kita yang bersifat fisik, sosial, psikologis yang diperoleh
dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Anita Taylor ( dalam Rakhmat, 2005) mendefinisikan konsep diri sebagai "all
you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you
hold about yourself'. jadi Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran
deskriptif, tetapi juga penilaian individu tentang dirinya sendiri.
Rogers (dalam Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 2006) konsep diri
merupakan:
"Gestalt konseptual yang teroraganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari diri subjek atau diri objek dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara diri subjek atau diri objek dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Gestalt tersebut bersifat lentur dan berubah-rubah, suatu proses, tetapi pada suatu saat merupakan suatu entitas spesifik"
27
Symond (dalam Suryabrata,2007) mendefinisikan konsep diri sebagai cara
seseorang bereaksi terhadap diri sendiri, yang mengandung empat aspek
yaitu: bagaimana seseorang mengamati dirinya sendiri,bagaimana orang
berpikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri,dan
bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk menyempurnakan
dan mempertahankan diri"
Chaplin (2006) Konsep diri atau self concept adalah evaluasi individu
mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri atau
individu yang bersangkutan
Rahmat ( 2000 ) Keseluruhan fisik, sosial dan psikologis individu yang
diperoleh dari pengalaman-pengalamnnya dan interaksinya dengan orang
lain atau lingkungannya.
Agustiani (2006) Konsep diri me11Jpakan gambaran yang dimiliki seseorang
tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang
diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya.
William H.Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri sesorang
merupakan acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
28
PER PUST AKMN UT ':MA UIN SYAHID JAKARfA -
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan konsep diri sendiri adalah
individu yang memiliki keyakinan-keyakinan mengenai dirinya sendiri tentang
fisik, sosial, psikologis yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan
orang lain. Kumpulan dari keyakinan-keyakinan itu membentuk gambaran diri
atau konsep diri dan merupakan hasil evaluasi serta penilaian yang dimiliki
oleh diri sendiri sebagai objek.
Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri: komponen kognitif dan
komponen afektif. Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu
tentang gambaran dirinya, misalnya" saya ini orang bodoh ". Gambaran diri
(self picture) tersebut akan membentuk citra diri (self image). Sedangkan
konponen afektif merupakan penilaian individu terhadap dirinya. misalnya,
"saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh". Penilaian tersebut
akan membentuk harga diri (self esteem) (Rakhmat, 2005 )
2.2.2 Dimensi Konsep Diri
Fitts ( dalam Agustiani, 2006 ) membagi konsep diri dalam dua dimensi
pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Dimensi internal
Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal ( internal
frame of reference) adalah penilaian yang dilakukan individu yakni
penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan
dunia didalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk :
a. Diri ldentitas (identity self)
29
Merupakan aspek yang paling dasar dari diri dimana terkumpul
seluruh simbol yang digunakan individu untuk mengamati dan menilai
serta menggambarkan dirinya. Diri identitas dapat mempengaruhi cara
seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan diri sendri.
b. Diri Pelaku ( behavioral self)
Merupakaan persepsi terhadap tingkah laku atau cara bertindak
individu. Apakah tingkah laku dipengaruhi faktor internal atau eksternal
dan apakah tingkah laku perlu dipertahankan atau diulangi.
c. Diri Penerimaan I penilai (judging self)
Merupakan bagian dari diri yang menjalankan fungsi sebagai
pengamat, pemberi nilai standar, perbandingan dan yang paling utama
sekali sebagai penilai diri sendiri.
2. Dimensi Eksternal
Dimensi eksternal adalah dimensi yang melihat diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan dinamis dalam melakukan pengamatan dan
penilaian terhadap diri yang timbul sebagai hasil dari pertemuan individu
dengan dunia luar. Fitt (dalam Agustiani,2006 ) membagi dimensi
eksternal dalam lima aspek, yaitu:
a. Diri fisik (physical self)
Merupakan persepsi individu terhadap keadaan fisik, kesehatan,
penampilan diri dan gerak motoriknya.
b. Diri moral etik ( moral ethical self)
Merupakan persepsi individu tenang dirinya di tinjau dari standar
pertimbangan moral dan etika.
c. Diri pribadi (personal self)
30
Merupakan perasaan atau persepsi sesorang tentang keadaan
pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau orang lain,
tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana individu merasa puas terhadap
dirinya.
d. Diri keluarga (family self)
Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga.
e. Diri sosial (social self)
Merupakan penilaian individu terhadap interaksi dirinya dengan orang
lain maupun dengan lingkungannya.
Pudjijogyanti (1998) mengemukakan bahwa konsep diri terbagi atas dua
komponen, yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif
merupakan pengetahuan individu tentang keadaan dirinya, misalnya"saya
anak bodoh". Jadi komponen kognitif merupakan komponen kognitif
merupakan penjelasan dari "siapa saya" yang memberikan gambaran
31
tentang diri. Gambaran diri(se/f picture) akan membentuk citra diri (self
image). Komponen afektif merupakan peni/aian individu terhadap diri.
Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self
ecceptance), serta harga diri(self esteem) individu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif,
sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subyektif.
Calhoun & Acocella (1990) membagi konsep diri ke dalam tiga dimensi,
yaitu:
1. Dimensi pengetahuan, yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya.
Misalnya jenis kelamin, etnis, ras, usia, berat badan, atau pekerjaan.
2. Dimensi harapan, yaitu kepemilikan seseorang terhadap satu set
pandangan mengenai kemungkinan akan menjadi apa dirinya dimasa
yang akan datang.
3. Dimensi penilaian, yaitu penilaian tentang diri sendiri. Berdasarkan hasil
penelitiannya Marsh (1987) menyimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian
seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rangka untuk memperbaiki diri
sendiri di masa mendatang akan memunculkan konsep diri yang sangat
kuat
2.2.3. Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan
faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman dalam berhubungan
dengan individu lainnya. Dalam interaksi ini, setiap individu akan menerima
tanggapan, tanggapan yang diberikan tersebut akan dijadikan cermin bagi
individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri. Jadi, konsep diri
terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lainnya
(Pudjijogyanti, 1988 ).
Perkembangan konsep diri merupakan proses yang terus berlanjut di
sepanjang kehidupan manusia. Symond ( dalam Fitts, 1971) mengatakan
bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul saat kelahiran, tetapi
mulai berkembang secara bertahap dengan munculnya kemampuan
perseptif. lndividu merasakan bahwa dirinya terpisah dan berbeda dengan
orang lain
32
Menurut Weir (dalam Calhoun, 1990) kemajuan yang paling besar dalam
perkembangan konsep diri terjadi pada saat mulai menggunakan bahasa
kira-kira berumur satu tahun. Dengan memahami apa yang dikatakan orang -
orang di sekitar tentang diri seseorang, maka akan individu tersebut akan
memperoleh informasi lebih banyak tentang dirinya.
33
Agustiani (2006 ) mengemukakan bahwa pada usia 6-7 tahun, batas-batas
individu mulai menjadi lebih jelas sebagai hasil eksplorasi dan pengalaman
dengan tubuhnya sendiri. Selama periode awal kehidupan, konsep diri
individu sepenuhnya didasari oleh persepsi-persepsi tentang diri sendiri.
Kemudian dengan bertambahnya usia, pandangan tentang diri lebih banyak
didasari oleh nilai-nilai yang diperoleh dari interkasi dengan orang lain.
Selama masa anak pertengahan dan akhir, kelompok teman sebaya mulai
memainkan peran yang dominan, menggantikan orang tua sebagai orang
yang turut berpengaruh pada konsep diri mereka. Anak makin
mengidentifikasi diri dengan anak-anak seusianya dan mengadopsi bentuk
bentuk tingkah laku dari kelompok teman sebaya dari jenis kelamin yang
sama. Selama masa anak akhir konsep diri yang terbentuk sudah agak stabil.
Tetapi dengan mulainya masa pubertas terjadi perubahan drastis pada
konsep diri (Agustiani, 2006 ).
Pudjijogyanti (1988) mengemukakan bahwa sampai saat ini para ahli
psikologi sepakat untuk memandang masa remaja adalah masa yang
pontensial untuk mengembangkan konsep diri sebab masa remaja
merupakan masa yang penuh dengan tekanan dan masalah yang
memungkinkan individu menemukan identitas dirinya. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Sebagai masa peralihan, masa remaja juga disebut masa transisi. Masa yang
34
menimbulkan perubahan yang sangat menegangkan. Perubahan yang
diawali dengan perubahan fisik, yaitu dengan berkembangnya tanda-tanda
kelamin sekunder, menimbulkan perasaan aneh, ganjil dan berbeda dengan
orang lain. Perasaan tersebut menimbulkan perasaan yang tidak puas
terhadap diri sendiri.
Karena perubahan-perubahan yang terjadi mempengaruhi remaja pada
hampir semua area kehidupan, konsep diri juga berada dalam keadaan terus
berubah pada periode ini. Ketidakpastian masa depan, membuat formulasi
dari tujuan yang jelas merupakan tugas yang sulit. Namun dari penyelesaian
masalah dan konflik remaja inilah lahir konsep diri orang dewasa. Nilai-nilai
dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir remaja
cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkahlaku yang bersifat
permanen. Pada usia 25-30 tahun biasanya ego orang dewasa sudah
terbentuk dengan lengkap, namun mulai dari sinilah konsep diri menjadi
semakin sulit berubah (Agustiani,2006 ).
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri antara
lain:
1. Usia
Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia. Dimana
perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas
35
perkembangan. Pada masa kanak-kanak konsep diri sseorang
menyangkut hal-hal disekitar dirinya dan keluragnya. Pada masa remaja,
konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang
dipujanya, sedangkan pada masa dewasa konsep dirinya sangat
dipengaruhi oleh satus sosial dan pekerjaan, pada masa usia tua konsep
diri lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental
maupun sosial (Burns, 1993)
2. Pola Asuh Orang Tua
Kajian yang di lakukan oleh Dikcstein dan Posner (dalam
Pudjijogyanti, 1988) membuktikan adanya hubungan yang erat antara
kualitas hubungan orang tua dengan anak dengan pandangan anak
terhadap dirinya dan lingkungannya. Hal ini disebabkan ibu dari anak
yang mempuriyaf konsep diri yang tinggi tidak menggunakan tekanan
psikologis dalam menghukum anaknya.
Hasil penelitian Sears mendukung hasil penelitian Coopertmith, yaitu
kehangatan orang tua berhubungan erat dengan konsep diri anak karena
kehangatan orang tua merupakan aspek yang terpenting dalam
mengasuh anak (Pudjijogyanti, 1988)
3. Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang
lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat memepengaruhi
konsep diri seseorang. Penenrimaan lingkungan terhadap seseorang
cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat
dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan memiliki konsep diri
yang positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian Rosemberg terhadap anak-anak dari
ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri
yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status
ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi
mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan 38% anak dari tingkat ekonomi
rendah memiliki tingkat konsep diri yang rendah.
36
Perbedaan pengaruh kelas sosial ekonomi terhadap perkembangan
konsep diri anak lebih tampak pada anak laki-laki dibandingkan dengan
anak perempuan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan pola asuh
orang tua dan adanya pandangan bahwa individu yang berasal dari
ekonomi rendah adalah pemalas, bodoh, dan hanya berburu kesenangan
saja (( Pudjijogyanti, 1988 )
4. Reaksi dari orang lain.
Gabriel Marcel (dalam Rakhmat,2005 ) filosuf eksistensialis, menulis
tentang peranan orang lain dalam memahami diri kita, "The fact is that we
cqn understand ourselves by starting from other, or from others, and only
by staring fro them." Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain
terlebih dahulu. Bagaimana anda menilai diri saya, akan membentuk
konsep diri saya.
37
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa bahwa jika kita diterima
orang lain, dihormati dan disegani keadaan diri kita,kita akan cenderung
bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, jika orang lain
selalu meremehkan diri kita, kita akan cenderung tidak menyenangi diri
kita.
Hasil penelitian menunjukkan sebuah proses timbal balik dimana persepsi
diri mempengaruhi persepsi orang lain dan pesepsi-persepsi itu pada
akhirnya mempengaruhi persepsi diri (Robert A. Baron & Donn
Byrne,2003).
Namun tidak semua orang lain mempunyal pengaruh yang sama terhadap
diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling
dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934 ), seperti yang dikutip
oleh Jalaluddin Rakhmat (2005) , menyebut mereka significant other
orang lain yang sangat penting misalnya orang tua, saudara-saudara kita
dan orang lain yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey &WJ
Humber (1996) menamainya affective others-orang lain yang dengan
mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah konsep diri itu
terbentuk.
5. Keadaan fisik dan penghayatan seseorang terhadap dirinya
Setiap individu tidak dapat melihat secara keseluruhan tubuhnya. Hanya
melalui refleksi dari individu lain citra fisik dapat dibentuk. Tanggapan dari
individu lain mengenai keadaan fisik individu yang ia lihat akan didasari
38
oleh adanya dimensi tubuh ideal. Dimensi tubuh ideal berbeda antara
kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya dari waktu ke waktu.
Dengan adanya dimensi tubuh ideal sebagai patokan untuk menanggapi
keadaan fisik individu lain, maka setiap individu berusaha mencapai
patokan tubuh ideal tersebut. Dan tidak dapat disangkal lagi bahwa
keadaan fisik seseorang sangat berperan penting dalam pembentukan
konsep diri (Pudjijogyanti, 1988)
6. Pekerjaan
Menurut Stradling, Crowe & Tuohy, 1993 (dalam Robert & Donn,2003)
Memasuki sebuah pekerjaan baru juga cenderung membawa perubahan
terhadap konsep diri seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa menjadi
seorang polisi merupakan konsep diri yang baru dan berbeda.
7. Budaya
Miller (dalam Robert A. Baron & Donn Byrne,2003 ) Konsep diri juga
dipengaruhi oleh budaya. Banyak hal khas yang diyakini dunia barat
adalah norma yang menyatakan bahwa minat dan kemauan seseorang
merupakan penentu dan seharusnya menjadi determinasi utama dalam
tingkah laku seseorang
8. Jenis Kelamin
Ketika pertama kali manusia dilahirkan, pertanyaan yang muncul untuk
mengetahui manusia baru itu adalah " apakah ia laki-laki atau
39
perempuan ". Menurut Wilson & Wilson yang dikutip oleh Clara( 1988)
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa laki-laki memiliki konsep diri
yang berbeda dengan wanita. Konsep diri laki-laki bersumber pada
keberhasilan, persaingan, dan kekuasaan. Sedangkan konsep diri wanita
bersumber pada keberhasilan pribadi, citra fisik, keberhasilan dalam
hubungan keluarga
2.3. Narapidana
Pada saat seseorang terpidana menjalani hukuman di dalam Lembaga
Pemasyaratakan, statusnya berubah menjadi narapidana.
"Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan
dilembaga pemasyarakan"
" Narapidana adalah seseorang yang menjalani hukuman vonis yang dijatuhi
oleh hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap"
(UU:12 tahun 1995 Tentang pemasyarakan)"
Di lembaga pemasyarakatan , narapidana digolongkan berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan jenis kasus, dan lama masa hukuman. Narapidana wanita
dan pria ditempatkan di LP yang terpisah, demikian pula antara narapidana
anak, remaja,dewasa ditempatkan dilapas yang berbeda.
Menurut pasal 13 KUHP (dalam Chazawi. 2007) narapidana penjara dibagi
dalam beberapa kelas , yaitu sebagai berikut :
1. Kelas I, yaitu bagi narapidana penjara seumur hidup dan narapidana
penjara sementara yang membahayakan orang lain I masyarakat.
2. Kelas II, yaitu
a. Bagi narapidana yang dipidana lebih dari tiga bulan
b. Bagi narapidana sementara yang berada di kelas I dan ia
berkelakukan baik, maka ia di pindahkan kekelas II.
c. Bagi narapidana sementara di pindahkan ke kelas II atau Ill dengan
alasan-alasan tertentu.
40
3. Kelas Ill, yaitu narapidana sementara yang dipindahkan dari kelas I
karena memiliki kelakuan baik dan menjadi contoh bagi narapidana yang
lain.
4. Kelas IV, yaitu narapidana yang di pidana penjara sementara paling lama
tiga bulan.
Walaupun masing-masing narapidana telah mendapat vonis yang harus
dijalani, karena adanya remisis (pemotongan hukuman ) dan pembebasan
bersyarat , maka vonis tersebut tidak berjalan sesuai dengan masa hukuman
yang ditetapkan.
Menurut Harsono ( dalam http://digilib.unnes.ac.id. 2009) Ada beberapa
tahapan yang harus dijalani narapidana dalam proses menjalani
hukumannya, yaitu:
1. Tahap admisi I orientasi,
2. Tahap Pembinaan yaitu, Pada tahap pembinaan, narapidana dibina,
dibimbing agar dikemudian hari tidak melakukan tindak pidana lagi.
3. Tahap Asimilasi yaitu, narapidana diasimilasikan ke tengah-tengah
masyarakat diluar lembaga pemasyarakatan. Hal ini sebagai upaya
memberikan bekal kepada narapidana agar ia tidak lagi canggung
bila keluar dari lembaga pemasyarakatan.
41
Selain itu narapidana juga mempunyai hak seperti, melakukan ibadah sesuai
dengan agama atau kepercayaannya, mendapat perawatan, baik perawatan
rohani maupun jasmani, mendapatkan pendidikan dan pengajaran,
mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak,
menyampaikan keluhan, mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran
media massa lainnya yang tidak dilarang, mendapatkan upah atau premi atas
pekerjaan yang dilakukan, menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum,
atau orang tertentu lainnya, mendapatkan pengurangan masa pidana
(remisi), mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi
keluarga, mendapatkan pembebasan bersyarat, mendapatkan cuti menjelang
bebas, dan mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (dalam UU RI no 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan)
42
Berbagai usaha dalam pembinaan narapidana, namun dampak psikologis
akibat pidana penjara masih nampak dan memerlukan pemikiran yang tuntas.
Sykes (dalam Syofia, 2003) ada beberapa masalah yang muncul akibat dari
status sebagai narapidana, yaitu:
a. Deprivasi Kebebasan (The deprivation of Liberty)
Hal ini berkaitan dengan keterbatasan gerak, karena ruang lingkupnya
terbatas hanya didalam lingkungan LP saja. Menjadi narapidana membuat
narapidana berpisah dengan keluarga, kerabat dan teman. Keadaan
narapidana yang terisolasi inilah menyebabkan narapidana kesepian
karena tidak ada hubungan emosional
b. Deprvasi terhadap barang dan pelayanan ( The deprivation of good and
service).
Setiap manusia mempunyai sifat pemilih dalam memilki barang yang
sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi dalam LP hal tersebut harus
dihilangkan sedapat mungkin karena tidak bisa diperoleh. Kebutuhan
dasar narapidana akan materi memang terpenuhi dalam arti narapidana
tidak kelaparan ataupun kedinginan. Tetapi narapidana tidak dapat makan
enak, pakaian yang lebih layak, perabot yang lengkap seperti rumah, atau
mengharapkan privasi, karena hal tersebut tidak tersedia di LP.
Bagi mereka yang terbiasa dengan pelayanan istimewa, di dalam LP
tidak dapat lagi mengharapkan ha! tersebut, karena narapidana
diperlakukan sama tanpa memandang status sosial. Narapidana harus
mampu mengurus diri sendiri.
c. Deprivasi terhadap hubungan heteroseksual (The deprivation of
heterosexual relationship).
43
Selama menjalani pidana, narapidana ditempatkan dalam blok-blok
sesuai dengan jenis kelaminnya dengan pengawasan ketat dari para
petugas. Sehari-sehari mereka hanya bertemu dengan orang yang sama
jenisnya, hal inilah yang akhimya mereka melakukan hubungan dengan
sejenis.
d. Deprivasi Keamanan (The Deprivation of Security)
Dengan masuknya seseorang kedalama LP secara otomatis akan tinggal
bersama dengan narapidana lainnya selama menjalani masa pidananya.
Takjarang seorang narapidana bahkan narapidana dengan kejahatan
kriminal sekalipun memandang narapidana lain sebagai orang yang
berbahaya. Dia juga dapat merasa tidak aman karena terpaksa bergaul
dengan orang yang bukan pilihannya. Mereka ditempatkan dalam satu
kamar dengan pidana lain tanpa persetujuan dan sewaktu-waktu dapat
pindah ke kamar, blok atau LP lain. Walaupun di antara narapidana juga
ada solisaritas namun sekali-sekali muncul kesadaran bahwa ia berada di
45
memberikan hasil positif bagi si terpidana dan juga masyarakat. Di LP inilah
selanjutkan terpidana tinggal sesuai dengan hukuman yang dijatuhkan
padanya.
Pembinaan pelanggar hukuman ini ada macam yaitu pembinaan di dalam
lembaga dan juga diluar LP yang disebut "after care" yaitu pembinaan Ian jut
bagi bekas terpidana setelah keluar dari LP sebagai usaha reintegrasi
kedalam masyarakat. Disamping meningkatkan upaya pembinaan terhadap
narapidana, juga harus terus menerus tanpa mengenal putus asa
meningkatkan serta membina semangat kesadaran dalam benak
masyarakat akan pentingnya partisipasi mereka dalam proses pembinaan.
Ramli (dalam Syofia, 2003) Pada dasarnya pola pembinaan yang ada dalam
lembaga pemasyarakatan dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
a. Pembinaan Sosial
Dalam hal ini narapidana diberi pengarahan mengenai relationship yang
baik, bagaimana menghadapi orang lain dan bagaimana harus bersikap.
b. Pembinaan Mental dan Spritual
Pembinaan ini mencakup pendidikan agama dan ceramah kerohanian.
Dalam hal ini pengelola LP bekerjasama dengan Departemen Agama,
yayasan ataupun LSM yang peduli dengan moral narapida.
c. Pembinaan Keterampilan
46
Departemen Kehakiman dan beberapa instansi di antaranya Departemen
Tenaga Kerja dan Departemen Sosial memberikan pelatihan
keterampilan seperti, menjahit, mengayam dan percetakan. Latihan kerja
meliputi elektronik (listrik dan radio), las, bangunan, dan montir.
d. Pembinaan Fisik
Pembinaan kesehatan para narapidana serta kesegaran jasmani pada
umumnya merupakan kegiatan olahraga, untuk itu Departemen
Kehakiman bekerjasama dengan Departemen Kesehatan.
2.5. Kerangka Berpikir
Salah satu indikasi potensi kecerdasan ruhaniah adalah cara seseorang
memberikan makna terhadap hidup yang dijalaninya. Makna hidup adalah
cara seseorang untuk mengisi kehidupannya dan memberikan gambaran
menyeluruh yang menunjukkan arah dalam caranya berhubungan dengan
dirinya sendiri, orang lain dan alam sekitarnya.
Seseorang ditentukan oleh cara dirinya menetapkan tujuan, prilakunya
ditentukan apa yang diinginkannya. Arah tindakan, sikap, dan bentuk
keseluruhan dari individu itu sangat ditentukan oleh apa yang dijadikannnya
sebagai tujuannya.
47
Menemukan makna hidup dan menetapkan tujuan hidup merupakan upaya
untuk mengembangkan hidup yang bermakna. Hasrat untuk hidup bermakna
merupakan motivasi utama setiap orang yang selalu mendambakan hidup
bermakna dan bahagia. Kebebasan memberi keleluasan pada individu untuk
memiliki impian dan tujuan hidup serta menentukan cara-cara meraihnya.
Dengan adanya kebebasan ini manusia mampu menentukan "nasib"
sehingga manusia sering dijuluki sebagai the self determining yakni makluk
yang mampu memilih dan menentukan hal-hal yang terbaik bagi dirinya.
Kebebasan ini adalah kebebasan berkehendak yang senantiasa harus
dilakukan dengan tanggung jawab(responsibility), karena kebebasan tanpa
tanggung jawab merupakan langkah awal kearah kesewenang-wenangan
(Bastaman, 2007)
Dengan demikian, setiap orang harus memiliki gambaran atau konsep diri
sehingga mampu membuat rumusan-rumusan tentang arti dan tujuan hidup.
Orang yang memiliki konsep diri yang positif mempunyai harapan dalam
merancang tujuan -tujuan yang sesuai dan realistis. Orang yang memiliki
konsep diri yang positif mengenal dirinya dengan baik sekali, karena konsep
diri yang positif itu cukup luas untuk menampung seluruh pengalaman mental
seseorang, evaluasi tentang dirinya menjadi positif. Dia dapat menerima
dirinya apa adanya. Hal ini tidak berarti bahwa dia tidak pernah kecewa
48
terhadap dirinya sendiri atau dia gagal mengenali kesalahannya (Calhoun &
Acocella, 1990).
Melakukan tindak kejahatan merupakan salah satu kejadian dalam hidup
yang dapat membuat seseorang berubah. Perubahan itu dapat mengarah
kepandangan yang negatif. Pandangan yang negatif ini dapat menyebabkan
konsep diri narapidana berubah menjadi negatif dibandingkan dengan
sebelumnya. Konsep diri yang negatif ini antara lain menyebabkan individu
tidak memiliki pandangan yang tetap terhadap dirinya sendiri karena ada
yang salah dalam dirinya(Calhoun & Acocella, 1990).
Keputusasaan yang di alami narapidana cenderung menghilangkan
keyakinannya terhadap makna kehidupan itu sendiri. Padahal setiap orang
jika ia bisa memahami apa yang terjadi dalam hidupnya dan menemukan
makna dalam kehidupan itu, maka akan membantunya untuk bangkit dan
berani menjalani kehidupan selanjutnya dengan penuh kebahagiaan dan
kenyamanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep diri dengan
kebermaknaan hidup saling mempengaruhi.
Konsep Diri : 1. Diri fisik 2. Diri moral 3. Diri pribadi 4. Diri keluarga 5. Diri sosial
2.6. Hipotesis
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Kebermaknaan Hidup 1. Memiliki tujuan yang
jelas 2. Memiliki perasaan
bahagia 3. Memiliki tanggung
jawab 4. Memiliki alasan
keberadaan. 5. Memiliki control diri 6. Tidak merasa cemas
akan kematian
49
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri narapidana dengan
kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang.
BAB3
METODE PENELITIAN
Dalam melaksanakan suatu penelitian, metode penelitian merupakan bagian
yang sangat penting dan sangat menentukan sukses atau tidaknya
pelaksanaan penelitian tersebut, sebab metode penelitian merupakan
panduan peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian.
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif karena dalam menyimpulkan hasil penelitian, peneliti
mengacu pada angka yang diperoleh dengan rumus statistik. Oleh karena
penelitian ini fokus pada pengujian hubungan dua variabel. Maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional
(Asmadi, 2003).
Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993), metode deskriptif adalah kegiatan yang
meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan
dari pokok suatu penelitian.
50
52
2. Varibel terikat : Makna Hidup
Makna Hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga
serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan
tujuan hidup.
3.1.2. Operasional Variabel
Operasional variabel memuat rincian indikator variabel yang digunakan
dalam pengukuran ( Sugiyono, 2008). Definisi operasional variabel
merupakan suatu definisi yang memberikan batasan atau arti variabel
dengan merinci yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel
tersebut (Karlinger, 1996).
Berdasarkan konsep -konsep dari teori yang telah diuraikan, penulis
merumuskan definisi operasional sebagai pengertian operasional variabel
variabel penelitian, yaitu:
1. Independent Varible (IV) atau variabel bebas
Konsep diri ialah skor yang diperoleh dari skala konsep diri yang ditandai
dengan adamya tanda-tanda atau indikator seperti diri fisik, diri moral, diri
pribadi, diri keluarga, diri sosial.
2. Dependent Varible (DV) atau varibel terikat
Kebermaknaan hidup ialah skor yang diperoleh dari skala kebermaknaan
hidup yang ditandai dengan adanya tanda-tanda atau indikator seperti
53
memiliki tujuan yang jelas, memiliki perasaan bahagia, memiliki tanggung
jawab, memiliki alasan keberadaan (eksistensi), memiliki kontrol diri, tidak
merasa cemas akan kematian.
3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Jumlah Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok besar yang merupakan generalisi. Adapun sampel
adalah kelompok kecil yang diamati (Sevilla, 1993). Kerlinger (1973),
mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan anggota, kejadian, atau objek
objek yang telah ditetapkan dengan baik. Ferguson (dalam Sevilla, 1993)
mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang
ditarik dari populasi.
Gay (dalam Sevilla, 1993) mengatakan bahwa dalam penelitian korelasi
sampel minimum yang dapat diterima berjumlah 30 subjek. Dalam penelitian
ini berjumlah 39 subjek.
3.3.1. Teknik Pengambilan Sampel
T eknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling,yaitu pemilihan responden berdasarkan ciri-
ciri/sifat-sifat yang sesuai dengan karakteristik subyek penelitian yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Gay (1976), dimana semua anggota atau
subjek penelitian tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan karena dalam
pelaksanaannya digunakan pertimbangan hal-hal tertentu yang dikenakan
kedalam sub-kelompok (sevilla, 1993). Adapun karakteristik sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Narapidana kasus kriminal di lembaga pemasyarakatan Tangerang.
2. Laki-laki berusia 18-64 tahun
3. Telah menjalani masa tahanan lebih dari tiga bulan bulan
54
4. Subjek telah menyelesaikan pendidikan minimal SL TP sederajat. Karena
diduga dengan tingkat pendidikan tersebut, subjek telah mampu
membaca dan memahami intruksi pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang objektif, peneliti menggunakan metode
pengukuran atau skala. Kerlinger (dalam Sevilla, 1993),mendefinisikan skala
sebagai suatu perangkat simbol atau angka-angka dalam simbol atau angka
yang ditetapkan menurut aturan individu (atau tingkah laku mereka) di mana
55
skala ditetapkan, penetapan dinyatakan melalaui pemilikan individu skala apa
saja yang dianggap perlu di ukur. Skala yang digunakan untuk mengukur
konsep diri (self concept) dan kebermaknaan hid up yaitu Skala Likert.
Guna menghindari kecenderungan responden untuk "mengamankan "dan
untuk menempatkan jawaban mereka ditengah sebagai angka netral (Sevilla,
1993). Maka peneliti menghilangkan angka netral dan mengurangi skala
menjadi empat angka, yaitu:sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju.
Tabel 3.1 engskoran kaa P S I M odel Ltkert
Sangat Tidak Sangat
Pernyataan Setuju (SS) Setuju Sangat Tidak Setuju Setuju
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dua, yaitu:
Skala makna hidup dengan indikator memiliki tujuan yang jelas, memiliki
perasaan bahagia, memiliki tanggung jawab, memiliki alasan keberadaan
(eksistensi), memiliki kontrol diri, tidak merasa cemas akan kematian.
Skala konsep diri dengan indikator diri fisik, diri moral, diri pribadi, diri
keluarga, diri sosial.
56
Tabel 3.2 Blue Print Konsell Diri {sebelum uii coba)
No lndikator Favorable Unfavorable Jumlah
1 Diri Fisik 1, 3, 7, 9, 12, 15, 2, 4, 6, 8, 10, 13, 15 19,22 18
2 Diri Moral 5, 11, 14, 17, 20, 16, 21, 24, 28, 30, 14 23,25 32,33
3 Diri pribadi 26, 29, 31, 34, 39, 27, 35, 36, 37, 41, 16 40, 43, 44 42,45,46
4 Diri Keluarga 38, 49, 50, 52, 53, 47, 48, 54, 57, 58, 17 55,56,59,65 60,62,63
5 Diri Sosial 51, 61, 64, 66, 67, 69, 71, 70, 73, 74, 15 68, 72, 77 75, 76
TOTAL 40 37 77
Tabel 3.3 Blue Print Kebermaknaan Hidull CSebelum Uii Cobal
No lndikator Favorable Unfavorable Jumlah
1 Memiliki tujuan yang 1,4, 7,9, 11 2, 3, 5, 8,10 10 jelas
2 Memiliki perasaan 6, 12, 14, 15, 17 16, 18, 20, 22, 11 bahagia. 24,25
3 Memiliki tanggung 19, 21, 23 26, 28, 29, 31, 8 jawab. 33
4 Memiliki alasan 27,30,32 34,36,39 6 keberadaan (eksistensi)
5 Memiliki kontrol diri 35,37,38 40, 42, 45, 48, 8 49
6 Tidak merasa 41,43,44,46 47, 50, 13 7 cemasakan kematian
TOTAL 23 27 50
57
Berdasarkan hasil uji coba untuk menguji validitas dari skala yang disebarkan
kepada 33 subjek. Pada skala konsep diri menjadi 77 item, maka terdapat 35
item yang valid dan 32 yang tidak valid. Adapun nomor-nomor item yang valid
yang digunakan terdiri dari : 1, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 18, 24, 26, 27, 28, 30,31,
32, 33. 36, 37, 38, 41, 42,44, 45, 47, 48, 58, 59, 60, 62, 63, 69, 70, 71, 73,
7 4. Berikut adalah disrtibusi item skala konsep diri yang digunakan setelah di
uji cobakan.
Tabel 3.4 Blue Print Konseo Diri fSetelah Uii Cabal
No lndikator Favorable Unfavorable Jutnlah
1 Diri Fisik 1, 9,12 6, 10, 18 6
2 Diri Moral 5, 11 24, 28, 30, 32,33 7
3 Diri pribadi 26, 31,44 27,36, 37, 9 41,42,45
4 Diri Keluarga 38,59 47,48, 58, 8 60,62,63
5 Diri Sosial 69,70, 71, 73,74 5 TOTAL 10 25 35
Adapun hasll uj1 coba pada skala kebermaknaan hidup yang memodifikasi
dari PIL Test yang dikembangkan oleh James C. Crumbaugh & Maholick
(dalam Nihayah 2001) menjadi 50 item, maka terdapat 32 item yang valid dan
17 item yang tidak valid. adapun nomor-nomor item yang valid terdiri dari
nomor: 1,2, 3,5,6, 7, 10, 13, 14, 16, 17, 18,20,21,22,24,25,26,27,28,
30, 31, 32, 33, 35, 39, 42, 43, 45, 47, 49, 50. Berikut aini adalah item skala
kebermaknaan hidup yang digunakan setelah di uji cobakan.
58
Tabel 3.5 Blue Print Kebermaknaan Hiduo lSetelah Uii Cobal
No lndikator Favorable Unfavorable Jumlah
1 Memiliki tujuan yang 1, 7 2,3,5, 10 6 jelas
2 Memiliki perasaan 6, 14, 17 16, 18, 20, 22, 9 bahagia 24,25
3 Memiliki tanggung 21 26, 28, 31,33 5 jawab
4 Memiliki alasan 27,30,32 39 4 keberadaan (eksistensi)
5 rnemiliki kontrol diri 35 42, 45,49 4 6 Tidak merasa cemas 43 47,50, 13 4
akan kematian
TOTAL 11 21 32
3.5. Teknik Analisa Data
Untuk menguji validitas dan reabilitas dari instrumen ini yang berupa skala
Likert, peneliti menggunakan uji validitas product moment dari Pearson dan
uji reabilitas dengan rnenggunakan Alpha Cronbach. Sedangkan
perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS versi 11.5.
3.6. Tahapan Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian
b. Mernilih problematika dan judul penelitian
c. Menentukan rumusan dan batasan rnasalah
d. Menentukan variabel penelitian
e. Merumuskan hipotesis penelitian
f. Menyusun landasan penelitian dan kajian pustaka
g. Menentukan subyek penelitian
h. Menentukan instrumen pengumpulan data penelitian
2. Tahap Pengambilan Data
a. menyusun instrumen penelitian
b. menyiapkan subyek penelitian
c. melaksanakan uji coba penelitian
d. merevisi instrumen penelitian
e. melaksanakan tes
3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan skoring
b. Menghitung hasil
c. membuat tabulasi data
4. Tahap Analis
a. Mengalisis data yang telah diperoleh
b.Membuat hasil analisa
c. Membuat kesimpulan dan saran
5. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
• Menulis keseluruhan prosedur beserta hasil dan analisisnya
59
6. Teknik Analisa Data
r-~~RP~ST AK~~·~~~.;:::~\ I UIN SYAHID JAKAHTA - . ---
BAB4
PERSENTASE DAN ANALISA DATA
Berdasarkan pernyataan penelitian yang telah dipaparkan pada bab 1, yang
intinya ingin mengetahui (a) Hubungan antara konsep diri (self concept)
dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang, (b) bagaimana pengaruh self concept dengan kebermaknaan
hidup narapidana kelas 1 di Lembaga Pemasyarakatan Tangerang. Maka
didapatkan hasil penelitian terhadap 39 responden sebagai berikut :
4.1. Gambaran Umum Subjek
4.1.1. Gambaran Subjek Berdasarkan Kasus Kriminal
Pada penelitian ini, subjek yang diteliti berjumlah 39 narapidana laki-laki
yang berdasarkan kasus kriminal. Hasil persentase tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabet 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Kasus Kriminal
No Jenis kasus Frekuensi Persentase
1 Pembunuhan 3 orang 7.69%
2 Pencurian I perampokan 13 orang 33,34 %
60
61
3 Pemerasan 3 orang 7, 69%
4 Perkelahian/ kekerasan 9 orang 23, 07%
5 Pelecehan perempuan 3 orang 7, 69%
6 Penggelapan 6 orang 15, 38 %
7 Tanpa keterangan 2 5, 13 5
Total 39 100%
4.1.2. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini, usia subjek yang diteliti adalah narapidana yang berusia
18-64 tahun. Tahapan perkembangan berdasarkan tahapan perkembangan
Hurlock ( 2002 ). Hasil persentase tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia I
a aoan er em anaan Th P k b Tahapan Rentang Usia Frekuensi Persentase nerkembanaan Dewasaawal 18-40tahun 36 orang 92, 30% Dewasa madva 40-60 tahun 2 orang 5, 12 % Lansia 60 keatas 1 orang 2,56% Total 39 orang 100%
4.1.3. Gambaran Subjek Berdasarkan Agama
Pada penelitian ini, agama subjek yang diteliti adalah narapidana yang
menganut agama Islam dan Kristen. Hasil persentase tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
.63
4.2.2. Uji Normalitas
Hal yang perlu dilakukan dalam melakukan analisis untuk mengolah data
selanjutnya adalah melakukan uji normalitas. Hal ini didasari oleh suatu
asumsi bahwa skor subjek pada kelompok merupakan estimasi terhadap skor
subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi
secara normal (Saifuddin AlY/ar, 2003) untuk itu perlu dilakukan uji
normalitas raw score terlebih dahulu sebelum skor di transformasi dalam
bentuk norma. Uji normalitas pada pengukuran alat tes ini adalah dengan
menggunakan SPSS 11. 5 yang dihasilkan sebagai berikut:
Tabel4.4.
Hasil Uji Normalitas Skala Konsep Diri
Kolmogorov-Smirnov( a) Shapiro-Wilk
Significan Significan Statistic Of ce Statistic Of ce
Konsep Diri .101 39 .200(*) .977 39 .589
Hasil penghitungan uji normalitas terhadap variabel Konsep Oiri dihasilkan
nilai signifikansi probabilitas sebesar 2.00 dihitung dengan menggunakan
teknik Kolmogorov-Smirnov dan 0.589 dihitung dengan teknik Shapiro-Wilk.
Karena nilai signifikansi probabilitas yang didapat variabel pada konsep diri _:::
0.05, maka sebaran data pada variabel ini berdistribusi normal.
Berikut ini adalah gambar diagram Normal Q-Q Plot hasil SPSS 11,5.
Gambar4.1 Scatterplot Skala Konsep Diri
Normal Q-Q Plot of konsep diri
3
2
0
-1
' '
80 90
' '
100
'
/
110 120 130 1-40
Dari gambar diagram diatas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel
konsep diri disekitar garis lurus yang melintang dari pojok kiri bawah ke
kanan atas. Dengan demikian data tersebut terdistribusi normal.
Tabel 4.5.
Hasil Uji Normalitas skala Kebermaknaan Hidup
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
64
Statisti Significa Statisti Significa c Of nee c Of nee
Kebermaknaa .119 39 .176 .922 39 .010 n Hidup
.65
Dari tabel 4.5. diatas , dapat dilihat bahwa signifikansi probabilitas yang
dihasilkan pada variabel Kebermaknaan Hidup adalah sebesar 0.176 dihitung
dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dan 0.010 dihitung
dengan teknik Shapiro-Wilk.
Karena nilai signifikansi probabilitas yang didapat variabel pada
kebermaknaan hidup.:: 0.05, maka sebaran data pada variabel ini
berdistribusi normal.
Berikut ini adalah gambar diagram normal Q-Q Plot hasil SPSS 11.5.
Gambar4.2
Scatterplot skala kebermaknaan hidup
Normal Q-Q Plot of Kebermaknaan Hidup
2
0
-1
' -2 '
'
'
' ' '
Dari gambar 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa sebaran data variabel
kebermaknaan hidup di sekitar garis lurus yang melintang dari pojok kiri
bawah ke kanan atas, dengan demikian, data tersebut terdistribusi secara
normal.
Tabel 4.6
Gambaran Subjek Berdasarkan Penyebaran Skor
Skala Konsep Diri
Statistic Std. Error
Konsep Diri Mean 102.08 1.76
Std. Deviation 10.97
Minimum 81.00
Maximum 132.00
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang
berjumlah 39 orang laki-laki menunjukkan skor konsep diri terendah yaitu
81,00 dengan rata-rata 102.0769. Sedangkan skor tertinggi 132,00 dengan
standar deviasi yaitu 10, 97.
TabelA.7
Gambaran subjek berdasarkan penyebaran skor
skala kebermaknaan hidup
Statistic Std. Error
Keberrnaknaan Mean 89.67 1.78 Hid up
Std. Deviation 11.15
Minimum 73.00
Maximum 128.00
.66
.67
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa subjek penelitian yang
berjumlah sebanyak 39 orang laki-laki menunjukkan skor kebermaknaan
hidup terendah yaitu 73,00 dengan rata-rata 89.67. Sedangkan skor tertinggi
yaitu 128.00 dengan standar deviasi 11, 15.
4.2.3. Uji Hipotesis
Hasil penelian berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan
jumlah skor variabel konsep diri dengan variabel kebermaknaan hidup, maka
diperoleh dalam tabel berikut ini :
Konsep Diri
Kebermaknaan Hid up
Tabel 4.8 Hasil uji hipotesis
Konsep Diri
Pearson 1 Correlation
Significance(2-tailed)
N 39
Pearson .737(**) Correlation
Significance(2-.000
tailed)
N 39
** Correlation at 0.01(2-tailed): ...
Kebermaknaan Hid up
.737(**)
.000
39
1
39
69
Tabel 4.9.
Korelasi per-aspek konsep diri dengan kebennaknaan hidup
Kebermaknaan Diri Diri Diri Diri Diri Hid up Fisik Moral Pribadi Keluarga Sosial
Pearson Kebermaknaan 1.000 .234 .483 .520 .680 .556 Correlation Hidup
Diri Fisik .234 1.000 .005 .475 .207 .038
Diri Moral .483 .005 1.000 .372 .547 .564
Diri Pribadi .520 .475 .372 1.000 .480 .282
Diri Keluarga .680 .207 .547 .480 1.000 .365
Diri Sosial .556 .038 .564 .282 .365 1.000
Significance (1- Kebermaknaan .076 .001 .000 .000 .000 tailed) Hid up
Diri Fisik .076 .488 .001 .103 .409
Diri Moral .001 .488 .D10 .000 .000
Diri Pribadi .000 .001 .010 .001 .041
Diri Keluarga .000 .103 .000 .001 .011
Diri Sosial .000 .409 .000 .041 .011
N Kebermaknaan 39 39 39 39 39 39 Hid up
Diri Fisik 39 39 39 39 39 39
Diri Moral 39 39 39 39 39 39
Diri Pribadi 39 39 39 39 39 39
Diri Keluarga 39 39 39 39 39 39
Diri Sosial 39 39 39 39 39 39
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, dapat disimpulkan bahwa dari kelima aspek
konsep diri hanya aspek diri fisik yang tidak memiliki korelasi dengan
kebermaknaan hidup dengan nilai yang peroleh 0,234 < 0,316 (0,05) & 0,408
(0,01) karena rh <rt Sedangkan aspek diri moral, diri pribadi, diri keluarga
dan diri social memiliki hubungan yang signifikan dengan kebermaknaan
hidup.
4.2.4. Uji Regresi
Mod el
1
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi
Model Summary
Adjusted R R
R Square Square
.778(a) .606 .546
70
Std. Error of the
Estimate
7.51127
a Predictors: (constant) Diri fisik, diri moral, diri pribadi, diri keluarga, diri social.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai R Square yang didapat
adalah sebesar 0.606. Hal ini berarti bahwa kelima aspek Konsep Diri
memberikan sumbangsih sebesar 60.6% bagi perubahan variabel
Kebermaknaan Hidup. Dengan demikian terdapat 39.4% aspek lain selain
kelima aspek Konsep Diri yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat
memberikan perubahan terhadap variabel Kebermaknaan Hidup.
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih aspek-aspek Konsep
Diri terhadap Kebermaknaan Hidup, kemudian dilakukan penghitungan
Anova untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang
dipergunakan telah tepat untuk diterapkan dalam perhitungan regresi ini.
Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut;
71
Tabel. 4.11 ANOVA(b)
Sum of Mean Significan Model Squares Of Square F
1 Reg res 2860.833 5 572.167 10.141
sion
Residu 1861.834 33 56.419 al
Total 4722.667 38 . . . . . . ..
a Predictors: (constant) Diri fisik, dm moral, dm pnbad1, din keluarga, dm sos1al. b Dependent Variable: Keberm;ikna;m Hidup
ce
.OOO(a)
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah
sebesar 10.141. Sementara nilai F tabel dengan df 5 dan 33 adalah sebesar
2.49. Karena nilai F hitung yang didapat > F tabel maka dapat disimpulkan
bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian
ini dapat diterapkan.
Setelah diketahui nilai f hitung untuk rrtenguji persamaan regresi, kemudian
dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek variabel
independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients(a)
berikut;
Model
Tabel. 4.12 Coefficienw{a)
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
72
T Significance
1 {Constant) 19.435 12.768 1.522 .137 Diri Fisik .135 .608 .028 .223 .825 Diri Moral -.166 .494 -.051 -.335 .739 Diri Pribadi .726 .529 .196 1.373 .179 Diri 1.335 .392 .478 3.406 .002 Keluarga Diri Sosial 1.364 .513 .354 2.658 .012
.a Dependent Vanable; Kebermaknaan Hidup
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t hitung yang didapat pada
kelima aspek variabel Konsep Diri adalah sebesar;
a. 0.233 pada aspek Diri Fisik
b. -0.335 pada aspek Diri Moral
c. 1.373 pada aspek Diri Pribadi
d. 3.406 pada aspek Diri Keluarga, dan
e. 2.658 pada aspek Diri Sosial
Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 37 (n - 2 = 39 -
2) adalah sebesar 2.042. Nilai t hitung yang didapat pada aspek Diri Fisik,
Diri Moral, dan Diri Pribadi < t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga
aspek Konsep Diri ini tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap Kebermaknaan Hidup. Sementara kedua aspek lainnya, Diri
Keluarga dan Diri Sosial, memberikan pengaruh yang nyata terhadap
Kebermaknaan Hidup.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab terakhir ini penulis mencoba menyimpulkan dari semua hasil
penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga
dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti
agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah
ada.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan interpertasi data yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep
diri (self concept) dengan kebermaknaan hidup narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Tangerang. Artinya narapidana yang memiliki konsep diri
yang positif maka memiliki kebermaknaan hidupnya yang baik. Sebaliknya
narapidana yang memiliki konsep diri negatif akan memiliki kebermaknaan
hidup yang tidak baik. Dan dari penelitian ini, diketahui bahwa konsep diri
memberikan pengaruh yang nyata terhadap kebermaknaan hidup terutama
dari keluarga dan sosial.
73
74
5.2. Diskusi
Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat korelasi antara konsep diri (self concept)
narapidana dengan kebermaknaan hidup. Artinya narapidana yang memiliki
konsep diri yang positif memilki kebermaknaan hidup yang baik.
Berdasarkan temuan diatas dan kaitan dengan pendapat bahwa konsep diri
mempengaruhi kebermaknaan hidup, dimana kebermaknaan hidup dapat
ditemukan dan didapati dalam konsep diri, menjadi sejalan. Seperti yang
dikatakan oleh Calhoun & Acocella (.1990) bahwa konsep diri sangat penting
dalam memperoleh kehidupan yang bermakna. Orang yang memiliki konsep
diri dapat merancang tujuan-tujuan yang sesuai dan realistis. Dengan tujuan
tersebut apabila tercapai akan menjadi sesuatu yang berharga. Dan makna
hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga, serta
memberikan nilai khusus bagi seseorang. Makna hidup bila berhasil
ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan
demikian berarti dan berharga (Bastaman, 1996).
Begitu juga dengan Konsep diri mempunyai peranan penting dalam
menentukan prilaku individu. Bagaimana individu memandang dirinya akan
tampak dari seluruh perilakunya. Dengan kata lain, perilaku individu akan
konsep diri merupakan seperangkat harapan serta penilaian perilaku yang
merujuk kepada harapan-harapan tersebut.
76
Factor penting lainnya yang dapat mempengaruhi konsep diri terhadap
kebermaknaan hidup adalah encounter, yaitu hubungan yang mendalam
antara seorang pribadi dengan pribadi yang lain. dimana, hubungan ini
bukan hanya sebatas pada pergaulan dan keakraban semata. Namun
hubungan ini lebih ditandai dengan penghayatan keakraban dan
keterbukaan, serta sikap kesediaan untuk saling menghargai, memahami dan
menerima sepenuhnya satu sama lain. Hubungan inijuga semata-mata
bukan hanya didasari oleh kepentingan rasional, melainkan lebih diwarnai
oleh alasan-alasn emosional, dalam hal ini rasa kasih sayang. (Bastaman,
1996).
Sedangkan menurutTasmara (2001) orang akan mempunyai makna hidup
yang berkualitas selama ia mampu memberi pengaruh kepada lingkungannya
karena pada saat yang sama, jika ia mau mengolah pengaruh dari pihak luar
akan timbullah saling ketergantungan dan saling mempengaruhi menuju satu
tujuan yaitu hidup yang bermakna. Dan sebagai seorang muslim, Alqur'an
dan Sunnah Rasulullah merupakan rujukan bahwa hidup akan bermakna
selama mengarah kepada kebenaran serta keyakinan yang mendalam
kepada Allah mengantarkan dirinya menjadi manusia yang optimis,
independen, dan tangguh untuk mengubah dirinya sendirinya. Dengan
meyakini firmannya bahwa Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya.
77
Temuan ini juga menjelaskan bahwa konsep diri yang terdiri dari,lima aspek
seperti yang dijelaskan oleh Fitt ( dalam Agustiani, 2006) yakni, diri fisik, diri
moral, diri pribadi, diri keluarga dan diri sosial. Diantara kelima aspek tersebut
hanya diri fisik saja yang tidak memiliki korelasi secara signifikan dengan
kebermaknaan hidup. Sedangkan keluarga dan sosial memberikan pengaruh
yang nyata dalam memperoleh kebermaknaan hidup. lni berarti, konsep diri
(self concept) pada narapidana kasus kriminal di Lembaga Pemasyarakatan
Tangerang memiliki kaitan dalam pencarian dan penemuan makna
hidupnya. Seperti yang dikatakan Calhoun & Acocella (1990) bahwa konsep
diri mempunyai cakupan yang sangat luas untuk menampung seluruh
pengalaman mental seseorang, evaluasi tentang dirinya sendiri. Dia dapat
menerima dirinya sendiri secara apa adanya. Hal ini tidak berarti bahwa
seseorang tidak pemah kecewa terhadap dirinya sendiri atau gagal
mengenali kesalahannya sebagai suatu kesalahan. Dengan menerima dirinya
sendiri, maka seseorang akan dapat menerima orang lain.
78
5.3. Saran
Berdasarkan hasil temuan diatas, terdapat hubungan yang signifikan antara
konsep diri (self concept) dengan kebermaknaan hid up narapidana.
Penelitian ini masih banyak memiliki kekurangan dan masih lingkup yang
terbatas , oleh karena itu, penulis memberikan saran untuk penelitian
selanjutnya, yaitu:
1. Saran teoritis
a. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperhatikan dan
melibatkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kebermaknaan
hid up,
b. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak kajian
pustaka tentang kebermaknaan hidup, Dengan demikian dapat
memperkuat teori yang ada.
2. Saran praktis
a. Bagi Lembaga Pemasyarakatan agar seyogyanya memberikan
pengetahuan dan pelatihan tentang konsep diri dan kebermaknaan
hidup, seperti konseling, seminar-seminar, kegiatan keagamaan, dan
kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan pengembangan konsep
diri dan kebermaknaan hidup. Dengan demikian diharapkan
narapidana dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan
secara optimal guna mencapai konsep diri yang positif.
79
b. Diharapakan kepada masyarakat dan pemerintah agar pandangan
mereka terhadap narapidana yang selama ini dianggap sebagai orang
hukuman dan dipandang sebelah mata, sebenarnya merupakan
orang yang memiliki potensi yang besar untuk berkembang dalam
masyarakat nantinya, diharapkan masyarakat dapat menerima mereka
sebagai orang biasa.
DAFT AR PUST AKA
Agustianti, Hendriati. 2006."Psikologi Perkembangan, Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuian Diri Pada Remaja". Bandung : Refika Aditama.
Bums, R.B. 1993." Konsep Diri". Jakarta: Arcan
Baron. A. Robert .Byrne. 2003." Psikologi sosial". Jakarta :Erlangga
Bastaman. HD. 2005." lntegrasi Psikologi Dengan Islam: menuju psikologi islami". Yogyakarta : Pustaka Pelajar dengan lnsan Kami!.
Bastaman. H.D. 1996. "MERAIH HIDUP BERMAKNA:kisah pribadi dengan pengalaman tragis". Jakarta: paramadina.
Bastaman. H.D. 2007. "LOGOTERAPl:psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna". Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Calhoun. J.F. & Acocella. J. R. 1990."Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan". Cet.3. New York: McGraw-Hill.
Chazawi. Adami. 2007." Pelajaran Hukum Pidana". Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Effendi. Djohan. 2001." Menemukan Makna Hidup". Jakarta: Mediacita.
Frankl, E. Victor. 2003." Man's Search Meaning: An Introduction to Logotheraphy".te~emahan. Yogyakarta: 2003.
Kartono. Kartini.2005. "Patologi Sosial, jilid 1". Jakarta :RajaGrafindo Persada.
Koeswara, E. 1992." LOGOTERAPI: Psikoterapi Victor Frankl". Yogyakarta :Kanisius.
Lindzey. Gardner & Hall. 2006." Teori-teori Holistik ( organismikfenomenologis )". Jogyakarta: Kanius.
Muthahari. Murtadha. 2003." Manusia Sempurna". Jakarta: Penerbit Lentera Pudjijogyanti, Clara. 1988." Konsep diri dalam pendidikan". Jakarta:arcan
Rakhmat. Jalaluddin. 2005. " Psikologi Komunikasi". Edisi revisi. Jakarta :Remaja RosdaKarya.
Suryabrata. Sumadi. 2007." Psikologi Kepribadian". Jakarta: RajaGrafindo Persad a Sugiyono. Prof. DR. 2008." Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan H & D
".Bandung: Alfabeta.
Sevilla, Consuelo G.et all, 1993." An Introduction To Research Methods". terjemahan. UI Press
Tasmara. Toto. 2001." Kecerdasan Ruhaniah (transcedental Intelligence)". Jakarta: Gema lnsani.
UU:12 tahun 1995 Tentang pemasyarakan.
SKRIPSI & TESIS Korah. Ringking. 2004."Gambaran Konsep Diri pada Narapidana Wanita
(khususnya kasus pembunuhan)". Jakarta : Skripsi Fakultas Psikologi UI.
Nihayah. Zahratun. 2001." "Hubungan antara Tingkat Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup pada Lanjut Usia di Kata Malang. Tesis. Fakutas Psikologi UI.
Syofia. 2003. "Perilaku Coping pada Narapidana Wanita di LP Tangerang". Jakarta : Skripsi. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
WEBSITE: htto://hotnews.pikiran- rakyat.com /index.php?mib=news.detail&id=76364 _ Kamis, 21 Mei (2009), Angka Kejahatan Meningkat 6%
http://www.tempointeraktif.com/hg/kriminal/2008/12/30/brk,20081230-153173.id.html . Selasa, 30 Desember 2008, Tiap Sembilan Menit Terjadi Satu Kejahatan di Jakarta
http://www.republika.co.id/berita/31907/Angka Kejahatan di Bandung Palin g Tinggi By Republika Newsroom Senin, 16 Februari 2009. Angka Kejahatan di Bandung Paling Tinggi
http://digilib.unnes.ac.id. (2009)
http://wangmuba.com ( 2009)
0
M 0
R
R
E s p
0 N D E
N
z 3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13 14 15
16 17
18 19
20 21
22
23 24
25 26
27
28
29 30 31 32
33
2
1
3
3
3
1
3
1
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
4
2
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
2
3
2
3
2
3
3
3
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
4
2
3
4
4
4
3
4
3
1
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
2
2
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
2
2
3
2
1
1
2
3
1
3
2
2
3
4
2
4
1
2
3
2
4
1
4
1
4
2
3
1
4
4
3
4
3
2
4
2
3
4
2
4
3
3
4
2
4
3
4
2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
1
3
3
4
4
3
3
2
3
4 2
4 3
3 2
4 3
4 2
4 3
4 '4
3 3
4 4
3 3
4 3
4 3
4 4
4 3
4 3
3 2
3, 3
4 2
4 4
4, 2
4 3
4 1
4 3
4 3
3 4
3 3
4 3
4 4
1 4
4 3
4 2
3 3
4 4
3 1
3 4
4 4
3 3
4 3
3 1
3 3
3 4
3 4
4 4
3 4
4 4
3 4
3 4
3 4
4 4
4 3
4 4
3 4
4 3
4 4
4 3
4 3
2 4
3 2
4 '4
4 4
3 1
4 4
4 ·4
2 2
3
1
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
.4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
2
4
2
4
2
4
4
2
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
2
4
4
4
4
3
3
2
2
3
3
4
3
3
4
3
2
3
2
3
4
2
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
4
3
4
2
4
4
3
3
4
1
4
4
4
4
3
4 2 4
2 2 3
3 2 2
3 3 4
3 2 2
3 4 2
3 3 ' 2
3 3 3
3 4 4
3 3 3
1 3 4
4 4 2
4 4 4
3 1 4
3 3 4
4 2 3
3 ' 2 2
4 2 4
3 1 3
3 4 3
4 4 1
4 4 1
3 3 4
4 3 3
4 3 3
4 3 4
3 4 3
3 4 4
4 1 4
4 3 3
4 4 1
3 3 3
4 4
3 3
1 3
4 3
2 3
4 3
3 3
3 3
4 3
3 4
4 4
4 3 4 . 3
4 3
4 3
3 2
3 3
3 3
3 2
4. 4
3 4
4 3
3 4
2 3
4 3
2 1
4 4
4 3
1 3
3 3
2 3
4 4
2
2
3
2
3
4
2
3
3
2
4
2
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
1
4
3
3
2
2
3
1
1
2
1
3
2
3
3
3
4
1
2
2
2
3
3
1
3
4
3
3
4
1
4
3
3
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
2
3
3
3
2
3
1
3
3
4
3
2
4
2
4
2
2
3
4
4
4
1
4
2
2
4
3
3
3
3
4
4
4
2
2
3
2
1
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
4
4
2
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
1
4
3
4
4
4
3
4
4
3
1
4
4
3
4
4
2
4
3
4
4
3
1
4
1
4
4
4
4
2
3
3
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
4
2
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
3
2
3
4
4
4
4
3
4
1
4
3
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
2
1
3
4
2
3
3
1
4
2
3
3
4
4
2
3
4
3
4
2
4
2
4
4
3
3
4
1
4
4
3
3
4
1
4
4
3
4
3
4
4
2
1
4
4
4
4
2
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
2
4
4
4
4
4
2
3
1
2
3
3
2
1
1
2
4
2
3
2
3
1
4
3
2
3
3
3
4
1
2
2
3
1
3
4
1
4
2
3
3 3 2
2 1 2
3 3 . 3
4 2 2
3 3 4
3 4 3
3 1 2
2 3 2
3 4 4
3 3 3
4 3 4
3 4 2
3 3 4
3 2 3
2 3 3
3 3 2
3 . 4 2
4 2 3
;i
1
4
1
3
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
4
4
2
3
3
1
3
3
4
1
3
3
4
4
2
1
3
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
4
2
2
2
3
1
4
3
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
3
1
2
4
4
1
4
4
4
2
3
4
2
3
4
3
3
4
3
4
2
4
3
2
3
2
.1
3.
2
2
1
2
2
1
3
3
4
3
3
2
3
3
1
4
3
3
4
2
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
2
4
1
3
3
3
2
4
4
3
4
3
3
4
1
2
4
4
1
1
2
3
3
4
3
3
1
2
3
3
2
4
3
3
1
3
.2
1
4
3
4
3
4
2
2
4
3
3
4
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
3
3
2
3
4
3
2
1
3
3
2
2
4
3
2
4
1
4
3
2
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
2
4
1
3
4
2
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
2
4
3
3
3
4
4
3
4
3
2
4
3
4
4
3
4
3
4
2
3
4
2
1
3
3
2
4
3
3
3
1
4
4
4
4
3
4
2
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
4
3
4
.3
1
4
3
4
4
2
4
4
3
4
2
4
4
3
1
3
3
4
2
1
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
1
3
3
4
3
4 4 3 4 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4
4 4 1 4 4 2 4
4 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 4 4 4
~3 2. 4 3 4
p ----E:Rpu.,,.,.. -----·-····--" • Ak -.
UtN S'r'A.1-11~AAN UTAfv'q 1 . JA.kARr.4" I
4
1
2
2
1
3
·1
3
4
3
4
4
4
2
4
3
3 3
4
3
4
1
3
1
2
4
2
4
2
3
2
1
3
2
3
2
3
2
1
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3·
3
4.
4
4
1
3
2
4
2
3
4
4
3
2
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
2
1
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
1
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
2
2
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
1
4
2
4
4
3
3
4
4
3
2
4
2
2
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
2
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
1
4
4
4
4
4
4
3
4
1
3
4
1
4
3
4
3
1
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
1
3
4
4
4
4
2
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
2
4
4
2
3
4
4
3
4
2
3
1
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
1
2
3
4
3
3
4
3
2
4
3
2
3
4
3
3
4
2
3
2
3
4
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
1
2
3
4
3
4
4
3
2
4
3
2
3
3
4
4
4
2
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
2
3
4
4
2
3
3
4
3
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
3
1
2
4
4
3
4
3
3
4
2
4
1
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
4
4
3
4
3
3
4
3
3
2
4
4
3
4
3
2
3
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
2
4
1
1
3
4
1
3
4
4
4
3
3
2
2
4
3
4
2
1
3
4
2
4
4
4
1
3
3
3
2
4
4
4
1
1
3
1
1
3
4
4
3
3
2
4 3
3 2
3 2
3 4
4 4
4 3
4 3
2 3
3 4
3 4
4 3
4 3
4 3
3 2
4 2
3· 3
3 3
3 4
4 3
4 4
4 2
4 4
4 2
3 4
4 4
3 1
3 4
3 3
4 4
4 3
3 4
4 4
4
3
1
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
1
2
4
3
2
2
2
3
3
4
3
3
2
4
4
2
4
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
4
4
3
3
3
4
3
2
4
4
3
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
2
4
3
2
4
2
3
3
3
1
3
3
4
2
4
2
4
2
2
3
3
3
4
3
3
1
3
2
1
3
3
4
4
3
2
4
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
,3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
2
4
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
·1
3
4
4
4
3
4
1
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
1
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
1
3
3
2
1
3
3
2
2
2
4
3
1
2
3
3
2
4
1
3
1
2
2
1
1
2
4
2
2
3
3
4
3
3
3
3
1
2
3
3
3
4
3
3
2
3
2
3
3
4
2
3
1
3
3
2
1
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
2
1
3
3
2
4
4
4
2
3
4
3
4
3
4
4
3
1
2
3
4
1
4
2
1
2
2
1
4
4
4
4
3
1
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
1
1
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4 4
4
4
4
4
3
4
1
4
4
4
4
4
4
4
267 208 233 258 237 226 217 219 267 231 275 264 279 220 255 228 .242 235 271 252 261 215 238 230 232 212 262 284 235 270 239 227
2
3
3
1
4
2
3
3
2
1
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
4
3
2
4
3
4
4
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
1
3
3
4
3
1
2
1
2
2
2
4
4
4
3
4
1
2
4
4
4
4
2
1
1 4
3 3
4 4
3 4
2 2
3 4
2 3
3 4
2 3
3 4
1 4
2 4
2 2
2 3
3 3
2 3
3 3
3 3
1 4
3 4
4 4
2 2
2 4
2 4
1 3
2 4
4 4
2 3
3 4
3 3
1 2
2
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
2
3
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
1
4
4
4
3
4
3
3
4
3
1
1
4
3
3
3
3
2
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
2
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
3
3
4
4
4
2
4
3
1
4
4
4
3
3
4
3
1
1
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
2
3
3
3
4
4
3
4
1
3
3 3
3 4
4 3
3 3
3 4
3 4
3 3
4 3
3 3
4 4
4 3
4 3
3 4
4 3
3 3
3 3
4 3
3 3
4 4
4 4
4 3
3 3
3 3
4 3
4 4
3 4
4 4
3 4
3 4
4 3
4 4
3 4
3 4
3 4
3 4
1 4
3 4
3 2
3 4
3 2
4 4
1· 4
3 4
1 3
2 1
2 4
2 4
2 2
3 2
4 1
1 1
1 1
2 2
3 3
2 3
1 2
4 2
4 4
3 2
3 4
4 1
2 2
3 2
1 4
4 3
3 2
3 2
3 3
3 3
2 4
2 2
4 2
4 3
4 3
4 2
3 2
3 2
3 3
4 3
3 3
1 1
4 1
4 1
3 2
2 3
1 1
2 1
4 3
4 4
4 2
4 2 4 2
4 4
3
2
4
2
2
3
3
1
3
3
4
4
4
3
3
3
2
3
4
4
4
3
2
2
4
4
4
4
4
4
1
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
4
4
4
4
4
2
2
3
2
1
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
1
1
1
4
3
3
1
1
3
4
3
3
2
1
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1 2
1 3
4 3
2 2
3 3
3 1
3 3
1 4
3 . 2
3 3
4 3
3 2
3 2
1 3
3 2
2 2
2 2
1 2
4 4
3 4
4 1
3 3
2 3
1 3
1 2
4 1
4 4
3 2
3 2
3 2
1 3
2 3
4 2
4 3
3 2
3 4
2 4
3 3
3 3
3 3
2 4
4 4
3 4
1 4
2 4
2 3
2 3
2 2
1 3
1 1
1 4
4 4
3 3
2 3
2 2
3 2
3 4
4 4
2 1
4 4 3 3
3 3
132
. 151
177
152
136
152
140
168
142.
153
166
172 130
147
136
149
131
150
156
173
140
142
140
130
123
172
200
155
177 140
137
'l )
VI )
R
R E s p
0 N D E N
33234443334333333333144444344444442
44134412314242311423224433234212321 5
6 7 8 9
10 11 12
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
3 2 3
2
3
2 3
2 3
3 2
1 1 1
1 3 3 1 2 4 2
2
3 4 3 1
3 2 4 1 4 4 4 3
2 4 4 4
3 4 4 3
4 1
4 3 3 4 1 2 3 3
4 4 4 4 3 3 2
3
3
4 4 3
4 4 2 3 1 4 2 3
4 3 3 3
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3'3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2
3434334341344223343443
2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 3 1 4 3 3 3 2 2 2 4 2 2 3333333332323433333333
3344433444312324444444
3344343444221443334343
3433433332322332223333
1 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 1 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3
3 1 4 2 3 4
3 4 4
2 2 3
3 4 4
3 4 4
3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4
3 3 1
3 4
3 2 3 2 2 3 3 3
2
3 4
3 2 3 4 3 3 3 2
1 4 4 2 3 3
3 3
3 3 1 3
3 3 3 3 1214444444444
2344234331343 4 4 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4
21142443343423444232334333343 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 1 3 1 3 4 3 3 2 3 3 4 2
41233433334343343432241431224 22333312333314433221234424332 3 2 3 4 4 3 3 2 1 4 4 4 2 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 3 4 3 1 33324424213222214132132432333 3 1 4 4 4 4 3 2 1 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3
3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 1 2 4 1 3 1 4 4 4 2 2 1 2 3 1
31444414444443444444444444444 2 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 3 2 2 3
21333323233233323233242322231 32444113242334433241444434444
4 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 3 1 4 1 3 4 1 1 1· 4 4 4 1 1 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4
31434324342441434332434312442 2 4 3 3
3 3 3
2
2 3
2 4
2 3
444323 333343
232333 223133
144323 144443 431234
3 2 4 4 4 2 2 3132233 2333233 2221123 3 3 3 4 3 2 3 2 4 3 4 2 3 1 3343333
2 3 1 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 4 1 2 2 4 3 4 1 3 4 2 4 2
4 4 4 3 2 3 4 4 4 432423322 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 344322431 4 3 4 2 2 2 4 4 4
3 3 4 3 3
3 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 1 3 2 4
2 2 3 2 3
2 2 4 4 1 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2
1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2
2 3 2 3 3
2 4 4 4 2 4 1 3 3 2 2
1 4 3 3
4 4
1
3 3
3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 4 3 4 4 3 2 1 2 2 2
4 3 4 3 2 2 2 2 3 1 3 4 4 3 2
2 116 2 89 3 100 3 99 3 114 1 81 2 107 2 117 2 106 3 98 3 112 4 112 2 96 3 117 3 110 2 99 1 98 2 92 3 106 1 83 3 90 2 107 4 97 4 132 3 99 2 88 3 111 1 95 3 113 3 106 3 106 1 97 3 108 3 81 3 101 4 98 4 109
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S S C A L E
Statistics for Mean Variance SCALE 243.9091 461.3977
Item-total Statistics
VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAROOOOB VAR00009 VAROOOlO VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VA\'-00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 'l/Af\00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 V71R00042 VAR00043 Vl\R00044 Vl\R00045 VAR00046
Scale Mean
if Item Deleted
241.1515 240.9697 240.5152 240.6364 241.3939 240.8182 240 .2727 240.9697 240.4545 240.5152 240.3333 240.8789 240.7576 240.6061 240.5758 241. 0000 240.9091 240.6667 240.8182 240.7273 241. 3636 240.1818 240.9394 241.2424 240.5455 240.5758 240.8788 240.6364 240.6364 241.4545 241.0303 241. 0303 241.0606 241. 3030 241. 2121 240.6667 241.2121 240.9091 240.3939 240.1515 240.7879 240.7273 240.7576 240.1515 240.6970 240.5152
Scale Variance if Item Deleted
445.9451 453.7803 458 .1951 452.6136 444.6837 444.6534 453.2045 452.4678
- 449.6307 438.9451 449.9167 447.2348 452 .1269 461.4337 462.7519 451.1250 451.3352 447.3542 455. 7159 454.9545 449.5511 464.0284 450.6837 443.5019 454.9432 442.8144 443.4849 444.4886 454.1136 435.1932 448.5928 444.3428 449.0587 448.2178 453.8598 437.7292 431.3598 446.3352 454.7462 456.3826 450.3598 449.0795 461.1269 455.1326 446.5928 453.6326
N of Std Dev Variables 21.4802 77
Corrected ItemTotal
Correlation
.4210
.2373
.0765
.2904
.3366
.5009
.2795
.2633
.4352
.5315
.3425
.4734
.2892 -.0181 -. 0616
.2329
.2218
.3465
.1803
.1587
.2648 -.1455
.2532
.5282
.1410
.4751
.4415
.4187
.1839
.6023
.3911
.4143
.3295
.2883
.1795
.6316
.6469
.3911
.2624
.2595
.3341
.4097 -.0141
.3272
.3558
.2128
(A L P H A)
Alpha if Item Deleted
.8999
.9004
.9018
.9000
.8997
.8983
.9001
.9002
.8991
.8976
.8996
.8987
.9000
.9024 • 9026 .9006 .9008 .8995 .9008 .9012 .9004 • 9023 .9004 .9990 .9015 .8983 .8986 .8998 .9010 .8969 .8992 .8988 .9997 .9001 . 9011 .8969 .9961 .8991 .9003 .9004 .8997 .8992 . 9029 .9001 .8994 .9007
VAR00047 241.1515 431.4451 .6175 .8963 VAR00048 240.8788 439.7348 .5637 .8975 VAR00049 240.4545 454.1307 .1853 .9009 VAR00050 240.6364 451.4886 .2580 .9003 VAR00051 240.5758 452.7519 .2772 .9001 VAR00052 240.0303 457. 0928 .2960 .9004 VAR00053 240.3636 451.4261 .2768 .9001 VAR00054 240.6364 457. 8011 .0598 .9026 VAR00055 240.1515 462.0701 -.0398 • 9022 VAR00056 240.2727 460.5170 .0306 . 9015 VAR00057 240. 6970 451.0303 .2942 .9000 VAR00058 240.8788 446.9223 .4529 .8988 VAR00059 240.6667 449.9792 .3046 .8999 VAR00060 240.6061 442.4337 .5119 .8980 VAR00061 240.5758 453.4394 .2366 .9004 VAR00062 240.6667 439.2292 .5425 .8975 VAR00063 241.1212 431.1723 .6282 .8962 VAR00064 240.3939 454.4962 .2728 .9002 VAR00065 240.7273 457.2670 .0944 • 9018 VAR00066 241.3030 456.9678 .1211 .9013 VAR00067 240.7273 456.0795 .1812 .9008 VAR00068 240.4545 455.8182 .1807 .9008 VAR00069 241.0606 441.4962 .5014 .8980 VAR00070 240.4242 450.7519 .4298 .8993 VAR00071 240.6061 443.3087 .4869 .8982 VAR00072 240.4242 464. 5644 -.1256 .9029 VAR00073 241.5758 441.8769 .4622 .8983 VAR00074 241.0909 440.7727 .5884 .8974 VAR00075 241. 0606 448.9962 .2419 .9008 VAR00076 240.6970 455.7803 .1334 .9014 YAR00077 240.1515 457.6326 .1173 • 9012
Reliability Coefficients N of Cases 33.0 N of Items 77 Alpha .9010
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S s C A L E (AL P H A)
N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 151. 7879 316.2973 17.7848 50
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 148.9091 303.3352 .4095 .9001 VAR00002 149.0000 295.6250 .5980 .8976 VAR00003 148.7879 297.0473 .5934 .8978 VAR00004 148.6061 309.5587 .2139 .9022 VAR00005 148.9091 300.3352 .4900 .8991 VAR00006 148.6970 300.4053 .5197 .8988 VAR00007 148.3636 304.9261 .4119 .9001 VAR00008 148.6364 307.1761 .2741 .9017 VAR00009 148.3030 310.5303 .1550 .9032 VAROOOlO 149.4545 302.7557 .4118 .9000 VAROOOll 148.3333 312 .1667 .1168 .9034 VAR00012 148.3636 312.1761 .1446 .9027 VAR00013 148.8485 300.6326 .4238 .8999 VAR00014 148.9394 301.6212 .4405 .8997 VAR00015 148.5758 310.3144 .2241 .9020 VAR00016 148.6667 304.2917 .5109 .8994 VAR00017 148.2121 303.9223 .4807 .8995 VAROOOlB 149.0000 293.9375 .6510 .8969 VAR00019 148.2727 309.5170 .2502 .9017 VAR00020 148.6667 298.6667 .5233 .8986 VAR00021 148.0606 309.1212 .4384 .9006 VAR00022 149.7273 299.5795 .4719 .8992 VAR00023 148.1818 313.2784 .1378 .9025 VAR00024 149.8182 291.0909 .6370 .8967 VAR00025 149.3939 294.6212 .6035 .8974 VAR00026 149.0909 296.8977 .5082 .8987 VAR00027 148.5152 307.8826 .3364 .9009 VAR00028 148.6061 302.2462 .4767 .8994 VAR00029 149.0303 308.9053 .2297 .9021 VAR00030 149.1212 297.4223 .4903 .8989 VAR00031 149.3333 302.3542 .4172 .9000 VAR00032 148.4242 304.6894 .4556 .8998 VAR00033 148.3939 302.4962 .5093 .8992 VAR00034 148.4545 309.5682 .2110 .9023 VAR00035 148.2424 305.6894 .3809 .9005 VAR00036 148.6061 305.4337 .2881 .9017 VAR00037 148.3030 313.1553 .1606 .9023 VAR00038 148.3939 313.9337 .1204 .9026 VAR00039 149.1818 301.2784 .4047 .9001 VAR00040 148.8788 304.4223 .2540 .9027 VAR00041 148.6364 305.5511 .2884 .9017 VAR00042 149.3030 303.4053 .3669 .9006 VAR00043 148.6667 305.0417 .3210 .9012 VAR00044 148. 0909 311. 5852 .2371 .9018 VAR00045 149.4242 300.5019 .4634 .8994 VAR00046 147.9697 313.5928 .1512 .9023
Explore
Descriptives
I Statistic Std. Error Konsep Diri Mean 102.0769 1.75542
95o/o Confidence Lower Bound 98.5233 Interval for Mean Upper Bound
105.6306
5°/o Trimmed Mean 101.9915 Median 101.0000 Variance 120.178 Std. Deviation 10.96258 Minimum 81.00 Maximum 132.00 Range 51.00 Interquartile Range 14.0000 Skewness .146 .378 Kurtosis .297 .741
Kebermaknaan Mean 89.6667 1.78513 Hldup 95% Confidence Lower Bound 86.0529
Interval for Mean Upper Bound 93.2805
5% Trimmed Mean 88.8960 Median 87.0000 Variance 124.281 Std. Deviation 11.14813 Minimum 73.00 Maximum 128.00 Range 55.00 Interquartile Range 13.0000 Skewness 1.247 .378 Kurtosis 2.501 .741
Tests of Normality
Kolmnnorov-Smimov(a) Shaoiro-Wilk
Statistic Df Significance Statistic df · Sianlficance Konsep Dirl .101 39 .200(*) .977 39 .589 Kebermaknaan
.119 39 .176 .922 39 .010 Hlduo
" This 1s a lower bound ... a Lilliefors Significance Correction
a Lilliefors Significance Correction
Correlations
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Konsep Diri 102.0769 10.96258 39 Kebermaknaan 89.6667 11.14813 39 Hidup
Correlations
I Kebermakn Konseo Diri aan Diri
Konsep Diri Pearson Correlation 1 .737('') Slgnificance(2-tailed) .000 N 39 39
Kebermaknaan Hidup Pearson Correlation .737(") 1 Significance(2-tailed) .000 N 39 39
.. Correlation at 0.01(2-tailed): ...
Konsep Diri Normal Q-Q Plot of Konsep Diri
2 0
D
0 D D
0 0
0
-1 0
0
D -2
80 90 100 110 120 130 140
.8 0
.6
.4
.2
oOO 0
aD
0.0 0 ace o -
0 0 D 0 0
D DD 0
0 ·.2
0
-.4
80 90 100 110 120 130 140
Kebermaknaan Hidup
2.0~----------------------~
1.5 0
1.0
.5 0 0
0 0 0
0 0 ° 0.0 "
0 00 0
oooDoo Do 0
-.5 70 eo 90 100 110 120 130
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model B I Std. Error i Beta t Significance
1 (Constant) 19.4351 12.768 1.522 . 137
Diri Fisik .135 .608 .028 .223 .825 Diri Moral -.166 I .494 -.051 -.335 .739 Diri Pribadi .7261 .529 .196 1.373 .179 Diri 1.335 .392 .478 3.406 .002 Keluarga ! Diri Sosial 1.364 I .513 .354 2.658 .012
a Dependent Variable: Kebermaknaan Htdup
DEPARTEMEN HU KUM DAN HAK ASASI MAN USIA RI
KANTOR WILAVAH BANTEN
LEMBAGA PEMASVARAKATAN KLAS I TANGERANG
Jin. Veteran Raya No. 02 Kota Tangerang I Tip. 021-5524187
SURAT KETERANGAN No : W29.Ec.PK.01.02.02-•• At108 ·
Ke pa la Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Tangerang ,Banten menerangkan bahwa
1a yang tersebut di bawah ini :
Nama : Nurkamala
NPM : 205070000509
Judul Skripsi : "Hubungan Konsep Diri Dengan Kebermaknaan Hidup Narapidana Di
Lembaga Pemasyarakatan Tangerang"
Dasar : 1. Surat dari Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Tanggal 18 Agustus 2009 No : Un.01/ F7 /
KM.01.3 /1811 /2009
2. Surat ijin dari Kepala Kantor Wilayah Dep.Hukum dan HAM Banten
No.W29.PK.Ol.02.02-966 Tanggal 24 Agustus 2009, Perihal
Permohonan ljin Penefitian
Telah melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi di Lapas Kelas 1 Tangerang
en selama 6 hari terhitung mulai tanggal 10 Oktober 2009 sampai dengan 16 Oktober
'· Demikian surat keterangan ini dibuat dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dikeluarkan di : Tangerang Pada tanggal : 03 November 2009
AN. KALAPAS
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan. Anda
diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat anda cara menyilang (X) salah satu dari empat pilihan tersedia, pada
bagian kanan dari masing-masing pernyataan.
Jika jawaban anda Anda Sangat Setuju, silanglah pada bagian SS
Jika jawaban anda Anda Setuju, silanglah pada bagian S
Jika jawaban anda Anda Tidak Setuju, silanglah pada bagian TS
Jika jawaban anda Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah pada bagian STS
Contoh:
No Pernyataan SS s TS
1. Hidup saya tidak bermakna
Skala 1 : Self Concept
No Pernyataan SS s TS
1 Saya merasa berat badan saya proposional.
2 Saya merasa puas dengan tingkah laku saya. -
3 Saya tidak percaya diri karena warna kulit saya
berwarna gelap
4 Untuk menjaga kesehatan tubuh, saya melakukan olah raaa denaan teratur.
5 Saya tidak peduli dengan kesehatan tubuh saya.
6 Saya berusaha untuk tidak melanggar norma-norma vani:i berlaku.
7 Saya merasa fisik saya kuat.
8 Saya tidak puas dengan fisik yang saya miliki.
9 Norma yang ada di lingkungan saya membuat saya tidak bebas.
10 Saya merasa hidup saya berguna.
11 Saya orang yang tidak percaya diri.
12 Saya orang yang tidak patuh akan peraturan.
13 Saya orang yang tidak suka di atur.
14 Saya merasa orang-orang senang dengan adanva sava.
STS
x
STS
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
saya tidak bisa menjalankan dengan baik
tanggungjawab yang diberikan pada saya saat
ini.
Saya memandang dunia ini baik, sehingga
membuat saya tertantang untuk selalu
memperbaiki diri.
Saya adalah orang yang mudah lari dari
tanggungjawab.
Penentu keberhasilan saya adalah saya, bukan
orang lain.
Walaupun saya sudah berusaha keras , hidup
saya tidak ada perubahan
Beban yang berat membuat saya sulit untuk
mengontrol diri.
Bagi saya, kematian bukanlah hal yang
menakutkan.
Saya sulit mengendalikan diri saat berada dalam
kondisi yang menyakitkan.
Saya belum siap untuk mati.
Saya merasa orang yang paling tidak beruntung
ketika mendapatkan musibah
Bagi saya, kematian adalah hal yang
menakutkan.
-Terima kasih atas kerjasamanya-
PER PUST AK.i>,,'\N UTA MA UIN SYAHID JAKARTA