1
Dinamika Pemberdayaan Ekonomi dan Lingkungan Melalui Bank Sampah
(Studi Pada Bank Sampah Tokojo)
Eka Halfira Agustia (1), Imam Yudhi Prastya (2), Dian Prima Safitri (3)
[email protected], [email protected] , [email protected]
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Bank sampah merupakan salah satu program pemerintah dalam mengatasi masalah
sampah dengan memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah. Kabupaten
Bintan terdapat 22 bank sampah yang aktif , Kelurahan Kijang Kota di Perumahan
Tokojo terdapat bank sampah yang aktif beroprasi dan memiliki nasabah yang cukup
banyak dibandikan dengan bank sampah lainnya. Tokojo merupakan salah satu
tempat yang mendirikan bank sampah dalam upaya mengatasi masalah sampah
dengan memberdayakan ekonomi dan lingkungan. Terdapat dinamika yang terjadi
pada bank sampah di tokojo dikarenakan masyarakat terkadang lebih memilih untuk
menjual sampah pada pengepul luar bukan di bank sampah, dikarenakan harganya
lebih tinggi. pembuatan pupuk dan kerajinan hanya berjalan dalam waktu kurang dari
satu tahun. Adapun Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana dinamika
pemberdayaan ekonomi dan lingkungan di bank sampah perumahan Tokojo
Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam dimensi berbasis lokal
perencanaan dan pelaksanaan bank sampah melibatkan masyarakat, namun pada daya
saing bank sampah belum mampu bersaing. Dalam dimensi orientasi peningkatan
kesejahteraan, bank sampah sudah mampu membantu memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam skala kecil.Dalam dimensi berbasis kemitraan, bank sampah sudah
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan. Dalam dimensi
holistik, bank sampah telah mampu mengelola sampah dengan konsep 3R walaupun
tidak berjalan lancar. Dalam dimensi berkelanjutan bank smpah tokojo dapat
memberkan dampak bagi ekonomi dan lingkungan.
Kata kunci: Pemberdayaan, Pengelolaan, Bank Sampah
PENDAHULUAN
Permasalahan sampah bukan hanya terjadi di kota- kota besar saja, tapi masyarakat
pedesaan dan perkampungan juga mengalami masalah sampah. Kabupaten Bintan
2
juga merupakan salah satu daerah yang mengalami permasalahan sampah yang cukup
besar. Kecamatan Bintan Timur merupakan wilayah penyumbang sampah terbesar di
Kabupaten Bintan. Tercatat di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
(DKPP) Bintan, sebanyak 76.303 ton sampah yang dihasilkan pertahunnya dari 10
kecamatan se Bintan, 40 % berasal dari kecamatan Bintan Timur.
Tabel 1.
Sampah Yang di Hasilkan Pertahun
No Kecamatan Jumlah Penduduk Sampah yang di
Hasilkan
1 Bintan Timur 40.346 jiwa 21.786 ton/ tahun
2 Bintan Utara 20.775 jiwa 11. 218 ton/ tahun
3 Teluk Sebong 15. 334 jiwa 8. 280 ton/ tahun
4 Seri Kuala Lobam 15. 305 jiwa 8. 264 ton/ tahun
5 Gunung Kijang 11. 658 jiwa 6. 295 ton/ tahun
6 Toapaya 10. 504 jiwa 5. 672 ton/ tahun
7 Teluk Bintan 10. 230 jiwa 5. 524 ton/ tahun
8 Bintan Pesisir 7. 616 jiwa 4. 112 ton/ tahun
9 Tambelan 4. 508 jiwa 2. 434 ton/ tahun
10 Mantang 4. 180 jiwa 2. 257 ton/ tahun
Sumber :(BatamPos.co.id/4 April 2016/akses:10 Desember 2017)
Dalam Undang- Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
sudah menjadi tanggung jawab pemerintah termasuk masalah pembiayaannya.
Sedangkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
13 tahun 2012 Pasal ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa, kegiatan Reduse, reuse, dan
recycle atau batasi sampah. Bank sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan
sampah yang dapat di daur ulang yang memilki nilai ekonomi. Proses dalam bank
3
sampah ini hampir sama dengan bank konvensional pada umumnya. Bedanya, jika
bisanya masyarakat menabung uang dapatnya uang, maka melalui bank sampah
masyarakat menabung sampah dapatnya uang
Sistem bank sampah mungkin salah satu upaya penanggulangan yang tepat dalam
mengatasi masalah beberapa daerah di Indonesia, sistem bank sampah sudah bisa
berjalan dan membawa kebaikan dan kemajuan bagi daerahnya sendiri. Saat ini
Kabupaten Bintan sudah terbentuk beberapa kelompok bank sampah yang berada di
beberapa Kecamatan. Masing-masing kelompok bank sampah itu telah melakukan
usaha daur ulang sampah masyarakat dan pemilahan.
Bank Sampah Bintan Timur (BSBT) Tokojo Merupakan salah satu bank
sampah yang ada di Kabupaten Bintan. ini di dirikan berdasarkan inisiatif dari salah
satu warga di Tokojo yang melihat kondisi lingkungan di sana sangat kotor dan
masyarakat membuang sampah sembarangan termasuk disungai sekitar. Bank sampah
Tokojo yang memiliki 5 orang pengurus bekerjasama dalam membangun bank
Sampah ini dan sudah beberapa kali terjadi pergantian anggota pengurus dikarenakan
adanya ketidak cocokan antara anggota. Naik turun jumlah nasabah juga terjadi di
bank sampah Tokojo, dikarenakan 40% masyarakat yang tinggal di Perumahan
Tokojo merupakan pendatang yang menyewa di sana.
Awal mula di dirinya bank sampah ini hanya memiliki nasabah tidak lebih
dari 20 nasabah. Dikarenakan sulitnya untuk mengajak masyarakat setempat untuk
mengumpulkan sampah. Karena masyarakat hanya mengira sampah hanya bertujuan
untuk membersihkan lingkungan dari sampah, dan sudah ada dari pihak kebersihan
4
yang akan menjemput sampah. Dari mulai dibangun sampai sekarang sampah yang
dibeli ditampung di gudang milik pengurus bank sampah Tokojo. Bank sampah
Tokojo di bentuk pada tahun 2013, pada tahun 2014 sudah masuk di penilaian
adipura. Namun baru dapat adipura pada tahun 2015,2016 dan terakhir 2017. Ada
beberapa poin yang dinilai, tapi nilai yang paling terendah itu di poin tempat.
Pengurus bank sampah sangat mengingikan di bangunnya tempat pemilahan.
Pemilahan sampah di lakukan di jalan, dan pada saat pemilahan itu jalan itu untuk
sementara tidak bisa dilalui oleh masyarakat yang berada di blok itu. Sebenarnya
sudah ada lahan hibah untuk mendirikan tempat pemilahan sampah dari tahun 2016.
dan dana untuk mendirikan tempat itu sudah ada, namun sampai saat ini belum ada
tindak lanjut untuk membangun tempat pemilahan.
Sampah dipilah menjadi dua bagian, yaitu sampah basah dan sampah kering.
sampah kering seperti kardus, kertas, botol- botol, plastik dipisahkan untuk di jual.
sisa sampah basah seperti nasi, sayur dipisahkan yang nantinya akan di ambil oleh
penjaga ternak. Sedangkan sisa dari siangan ikan, itu di simpah di dalam berkas yang
telah diberikan oleh pengurus bank sampah di gunakan untuk pupuk tanaman.
Awalnya ibu- ibu disana membuat kerajinan tangan dari plastik-plastik (sunlight,coffe
mix, white coffee dll) namun karena terlalu banyak diproduksi dan tidak ada tempat
untuk didistribusikan hanya gunakan sendiri akhirnya masyarakat tidak meneruskan
membuat kerajinan tangan. Masyarakat juga kecewa karena tidak ada perhatian dari
masyarakat, karena awalnya mendapat dana untuk membuat kerajinan. Tujuan
5
penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika pemberdayaan ekonomi dan
lingkungan melalui bank sampah (studi di bank sampah tokojo).
BAHAN DAN METODE
Pemberdayaan masyarakat umumnya dirancang dan dilaksanakan secara
komprehensif. Meminjam definisi Asian Development Bank (ADB), kegiatan
pembangunan termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dianggap komprehensif
jika menampilkan lima karakteristik: 1) berbasis lokal; 2) berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan; 3) berbasis kemitraan; 4) secara holistik; dan 5)
berkelanjutan (Latama, Gunarto,el,al.,202:4). Berdasarkan langkah- lnagkah yang
dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat maka metode penelitian yang digunakan
dalam Penelitian ini yaitu menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Lokasi penelitian ini pada bank sampah perumahan tokojo, Kelurahan
Kijang Kota, KecamatanBintan Timur, Kabupaten Bintan. Dengan sumber data yang
digunkan yaitu data primer dan data sekunder, data primer yaitu Data pimer
merupakan data yang langsung diperoleh sendiri oleh perorangan secara langsung
dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat
berupa interview dan observasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan dan disatukan oleh studi- studi sebelumnya atau yang terbitkan oleh
berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan
arsip-arsip resmi. Serta informan dalam penelitian ini terdiri dari Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Bintan Sebagia informan kunci, Ketua RT 05 Tokojo sebagai
tempat kedudukan bank sampah, Ketua RW 13 Tokojo sebagai turunan dari
6
kelurahan untuk memimpin masyarakat, pengurus bank sampah elaku eksekutor Bank
Sampah dalam pemberdayaan masyarakat, masyarakat yang menjadi nasabah bank
sampah sebagai rang yang menjalankan aktivitas dalam pengumpulan sampah sehari-
hari. Terdapat 3 teknik pengumpulan data yang pertama wawancara merupakan alat
rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya, observasi yangterdiri dari data yang didapatkan selama penelitian, serta
dokumentasi yang berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Terakhir teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian
dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dilapangan. penyajian data dapat diartikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. dan terakhir adalah adalah penarikan
kesimpulan yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan peneliti untuk dijadikan suatu
kesimpulan penelitian.
HASIL
Dalam aspek berbasis lokal dalam pemberdayaan ekonomi dan lingkungan
melalui bank sampah perencanaan dalam pendirian bank sampah melibatkan ide dari
masyarakat karena melihat kondisi lingkungan pada saat itu sangat kotor dan
pelaksanaan pendirian itu juga melibatakan masyarakat itu juga dapat dilihat dari
kepengurusan bank sampah sampah yang menjadi nasabah itu merupakan masyarakat
Tokojo itu sendiri. Pada daya saing antara bank sampah dan pengepul luar sampai
7
saat ini terdapat daya saing dikarenakan pengepul luar menawarkan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan bank sampah. Dalam aspek orientasi peningkatan
kesejahteraan pendirian bank sampah merupakan salah satu tujuan untuk
mensejahterakan masyarakat dengan adanya bank sampah ini sudah mulai membantu
masyarakat menghasilkan penghasilan dari hasil menukar sampah di bank sampah,
yang bisa ditujar dengan uang, bisa ditabung atau ditukar dengan sembako. Aspek
kemitraan terdapat kerjasama antara bank sampah dan pemerintah dalam menjalankan
program bank sampah yang sesuai dengan kerja masing-masing dan terdapat akses
yang diberikan oleh pemerintah kepada bank sampah dalam pengelolaan bank
sampah yang berupa bantuan bangunan, mesin, kaisar(pickup roda tiga) dan
sebagainya. Aspek holistik yang bermakna mencakup semua aspek baik itu
pengumpulan, pengangkutan dan pengelolaan sampah itu dilakukan oleh pengurus
bank sampah dan masyarakat Tokojo. Terakhir aspek berkelanjutan, dengan adanya
bank sampah ini diharapkan memberikan keberlanjutan ekonomi, agar dengan adanya
bank sampah ini ekonomi masyarakat tokojo menjadi baik dan aspek sosial yaitu
dengan adanya bank sampah ini kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah
sembarangan mejadi berkurang dan dapat meberi dampak baik bagi lingkungan
Tokojo.
PEMBAHASAN
1. Berbasis Lokal
Pemberdayaan masyarakat berbasis lokal jika pelaksanaan dan
perencanaannya dilakukan pada lokasi setempat dan melibatkan sumber daya lokal
8
return tolocal resource dan hasilnya pun dinikmati oleh masyarakat lokal. Dengan
demikian, maka prinsip daya saing komparatif akan dilaksanakan sabagai dasar atau
langkah awal untuk mencapai daya saing yang kompetitif.
a) Perencanaan
Menurut Alder (1999) dalam Rustiadi (2008 h.339) menyatakan bahwa
perencanaan adalah suatu proses menetukan apa yang ingin dicapai dimasa yang
akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang ditetapkan untuk
mencapainya. Hasil penelitian dari, menurut Sutarno NS (2004: 109) perencanaan
diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan
dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana ,menyangkut tempat, oleh siapa
pelaku itu, atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai suatu tujuan. Hal ini
berbanding lurus dengan kondisi di bank sampah Tokojo dapat dilihat dari struktur
kepengurusan bank sampah dimana didalamnya terdapat kepengurusan
pengelolaan sampah di perumahan Tokojo. Adapun yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yaitu mensejahterakan masyarakat dan menjaga lingkungan dan
masyarakat Tokojo yang menjalankannya.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan Menurut George R. Terry (1986) merupakan usaha menggerakan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha utuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran angota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena itu anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. hasil
penelitian oleh Purwanti dkk (2015), bahwa dalam operasional bank sampah ini
9
tentunya tidak dapat berjalan dengan baik apabila sepenuhnya dilaksanakan oleh
pemerintah daerah sehubungan dengan keterbatasan personil, sarana dan prasarana
dukungan anggaran dan lainnya. perencanaan pendirian bank sampah Tokojo juga
melibatkan ide masyarakat dan di dukung oleh pemerintah setempat.Walaupun ada
kendala dalam pelaksanaanya, tapi dari awal pendirian sampai sekarang bank sampah
masih terus berjalan. Pembentukan bank sampah ini juga bertujuan untuk
meningkatkan kreatifitas masyarakat dengan menggunakan barang-barang bekas
menjadi layak guna dan memberikan nilai ekonomis. Dan juga melaksanakan
program yang telah dibuat oleh pemerintah yang terdapat dalam undang-undang dan
peraturan pemerintah juga peraturan menteri tentang pengelolaan sampah.
c) Daya Saing Kompetitif
Pengertian daya saing adalah suatu keunggulan pembeda dari yang lain yang
terdiri dari comparative advantage (faktor keunggulan komperatif) dan
competitive advantage (faktor keunggulan kompetitif) (tambunan:2001).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 41 tahun 2007 tentang standart
proses daya saing adalah kemampuan untuk menghasilkan hasil yang lebih baik,
lebih cepat dan lebih bermakna. Kemampuan yang dimaksud adalah a)
kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya, b) kemampuan menghubungkan
dengan lingkungannya c) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, 4)
kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan. Namun dari 4 indikator
daya saing (kemampuan) bank sampah belum semuanya tercapai, ini dapat dilihat
pada bank sampah tokojo belum mampu memperkokoh pasarnya sehingga masih
10
ada beberapa masyarakat yang lebih memilih menjual sampah pada pengepul luar
bukan di bank sampah.
Tabel 2
Perbandingan Harga Barang di Bank Sampah Tokojo
No Nama Barang Harga Nasabah Harga Jual Ke Pengepul
1 Kardus Rp. 800/kg Rp. 1000/kg
2 Ale-ale Rp. 800/kg Rp. 1000/kg
3 Ember Rp. 1500/kg Rp.1800/kg
4 Buku Rp. 500/kg Rp.600/kg
5 Tempat Telur Rp. 500/kg Rp.600/kg
6 Barang Padat Rp. 1500/kg Rp. 1700/kg
(Sumber: Pengurus Bank Sampah Tokojo)
2. Orientasi peningkatan Kesejahteraan
Menurut konsep Adams dalam penelitian Midawati (2012), mengartikan
bahwa pemberdayaan sebagai alat untuk membantu individu, kelompok dan
masyarakat supaya mereka mampu mengelola lingkungan dan mencapai tujuan
mereka, sehingga mampu bekerja dan membantu diri mereka dan orang lain untuk
memaksimalkan kualitas hidup. Kondisi di bank sampah Tokojo, memberikan
pengaruh ekonomi bagi masyarakat perumahan Tokojo. ini dapat di lihat dari hasil
penjualan bank sampah yang dialokasikan ibu rumahtangga untuk membeli pulsa
listrik, sembako, uang sekolah, menabung untuk lebaran dan lainnya. Walaupun
dalam skala kesejahteraan masih dalam memenuhi kebutuhan.
11
3. Berbasis Kemitraan
a) Mutualisasi antar lokal
Dalam penelitian Wuri Sulistiorini ddk (2015), menyatakan bahwa kerjasama
yang di bangun bukan hanya kepada Dinas Lingkungan Hidup selaku penanggung
jawab pelaksanan program bank sampah saja, tetapi juga harus melibatkan tetapi juga
Bappeda selaku koordinator perencanaan daerah, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
keuangan dan asset daerah selaku koordinator penyusun anggaran daerah, tim
anggaran pemerintah daerah selaku pembantu bupati dalam menyusun rancangan,
serta DPRD selaku legislator, ini tidak terjadi pada bank sampah tokojo, karena di
bank sampah tokojo hanya melibatkan Dinas Lingkungan Hidup saja sebagai
Pembina dan penanggungjawab.
Gambar 1
Skema kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam bank sampah
Pemerintah (DLH) Kelurahan Kijang
Kota Masyarakat
Melakukan
Pembinanaan Berkala
Mengeluarkan
Surat Keputusan
(SK) sebagai
legitimasi
Menjalankan
Program
Terlaksananya program
pemerintah dalam upaya
memberdayakan masyarakat
dalam pengelolaan sampah
Masyarakat mendapatkan
penghasilan dengan
mengikuti program bank
sampah dan lingkungan
menjadi bersih
12
b) Membuka akses
Dari hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa akses yang di berikan
oleh pemerintah kepada pengurus bank sampah untuk lebih memudahkan program
bank sampah berupa bangunan, pickup (kaisar), timbangan, mesin, bangku dan
juga kursi. Berdasarkan undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah yang membahas tentang penyediaan sarana dan prasarana bagi bank
sampah dalam menjalankan program ini. Ini juga telah didapatkan oleh bank
sampah perumahan Tokojo, pada awalnya mereka mendapatkan bantuan berupa
pickup (kaisar), timbangan, kursi dan meja. Sedangkan bangunan tempat
pengumpulan dan pemilahan sampah belum ada. Tapi sekarang sudah di bangun
bangunan untuk pengumpulan dan pemilahan sampah di perumahan Tokojo,
mereka juga mendapatkan alat untuk penggilingan sampah dan alat komposter.
Tabel. 3
Daftar bantuan dari pemerintah untuk Bank Sampah Tokojo
No Nama Bantuan Jumlah
1 Gudang pemilahan dan Pengelolaan
sampah
1 buah
2 Pick up (kaisar) 1 buah
3 Timbangan 1 buah
4 Mesin Penggilingan dan Komposter 3 unit
5 Kursi dan Timbangan
(Sumber: DLH Kabupaten Bintan dan Pengurus Bank Sampah)
4. Holistik
13
Maksud dari mencakup semua aspek berarti masyarakat bisa mengelola semua
sumber daya yang ada. Ini juga terjadi pada bank sampah Tokojo, Dinas Kebersihan
sudah tidak datang mengambil sampah di perumahan sampah di kumpulkan dan
dipilah sendiri oleh masyarakat Tokojo, dan akan diambil oleh pengurus dengan
menggunakan pickup (kaisar) yang di berikan oleh pemerintah untuk bank sampah.
5. Berkelanjutan
a) Aspek Ekonomi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahbuban MS Tentang Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Bank Sampah (2016), menyatakan bahwa Pembangunan bank
sampah yang pada akhirnya berdampak pada ekonomi masyarakat seperti tersedianya
kesempatan kerja dan memanfaatkan sumber daya dan adanya pendapatan bagi
masyarakat selama adanya proses pembangunan. Seperti halnya yang terjadi pada
bank sampah yang memang tujuan terbentuknya bank sampah untuk mensejahterakan
masyarakat. Di bank sampah perumahan Tokojo dengan adanya bank sampah ini
masyarakat menjadi bisa bekerja dan berpenghasilan untuk membantu meningkatkan
ekonomi masyarakat dan masyarakat bisa menghasilkan pendapatan dengan
menabung sampah di bank sampah dan hasil penjualan bisa diambil untuk keperluan
sehari-hari dan juga bisa ditabungkan.
b) Aspek Sosial
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahbuban MS Tentang Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Bank Sampah (2016), menyatakan menurut Armour
sebagaimana dikutip oleh Sudharto P. Hadi untuk mengkaji dampak sosial
14
pembangunan maka harus diperhatikan cara hidup dan keikutsertaan dan partisipasi
masyarakat. Hal ini juga terjadi pada bank sampah Tokojo masyarakat ikut serta
berpartisipasi dalam pendirian dan pelaksanaan program bank sampah ini, pengurus
dan nasabah yaitu dari masyarakat perumahan tokojo sendiri yang berda di RW 13
yang terdiri dari RT 01 sampai 06. Dan juga mengubah cara hidup masyarakat
Tokojo yang dulunya membuang sampah sembarangan di jalan-jalan dan juga di
sungai yang ada di daerah perumahan kini tidak membuang sampah sembarangan
lagii bahkan sebagian besar dari masyarakat mengumpulkan sampah dan memiliah
sampah agar bernilai ekonomis.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap permasalahandinamika pemberdayaan
ekonomi dan lingkungan melalui bank sampah di perumahan tokojo, maka dapat di
sumpulkan bahwa dinamika yang terjadi dalam pemberdayaan ekonomi dan
lingkungan sudah mulai berjalan dengan baik, meskipun belum berjalan begutu
sempurna.Berikut kesimpulan dari beberapa indikator:
1. Berbasis Lokal, dalam dimensi perencanaan, untuk perencanaan pembentukan
bank sampah masyarakat telah memiliki kesadaran akan kebersihan lingkungan
dengan pendirian bank sampah ini, dan bekerjasana dengan pemerintah setempat
sebagai fasilitator dengan memberikan bantuan dan penyuluhan tentang bank
sampah dan melakukan pembinaan. Kemudian dalam dimensi pelaksanaan,Untuk
pelasanaan program bank sampah juga melibatkan masyarakat sebagai penghasil
sampah dan menjalankan program bank sampah. Walaupun pada awal
15
pembentukan terdapat kendala karena masyarakat tidak tau fungsi bank sampah
dan lebih memilih menjualnya pada pengepul luar.Sedangkan dalam daya saing
kompetitif, daya saing terajadi antara bak sampah dan pengepul dari luar,
dikarenakan pengepul luar membeli sampah dengan harga lebih tinggi dari harga
yang di beli oleh bank sampah ini. Tetapi bank sampah bekerja sama dengan Dinas
Lingkungan Hidup memberikan pengetahuan dan mengarahkan masyarakat untuk
menjul sampah di bank sampah.
2. Orientasi Peningkatan Kesejahteraan, dalam dimensi kesejahteraan masyarakat,
dengan adanya bank sampah ini, para ibu rumah tangga tidak hanya duduk diam
dirumah. Mereka dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dengan
menghasilkan pendapatan dengan penjualan sampah.
3. Berkelanjutan, dalam aspek Ekonomi, dengan adanya program bank sampah ini
masyarakat ditokojo merasa senang karena bisa menambah dan membantu
penghasilan dari penjualan sampah. Uang hasil penjualan sampah dapat ditabung,
di pergunakan untuk biaya anak sekolah dan menukarnya dengan sembako dan
juga pulsa listrik. sedangkan dalam aspek Sosial, dengan adanya bank sampah
kebiasaan masyaarakat tokojo yang pada mulanya membuang sampah
sembarangan kini mulai berkurang. Dan menjadikan lingkungan bersih, laut dan
sungai sekitaran perumahan tokojo juga menjadi bebas sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Anwas, Oos M. 2013. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung, Alfabeta
Awang, Azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintahan Desa . Jogjakarta.
Pustaka Pelajar
16
Badaruddin & nasution, M. Arief. 2005. Modal Sosial dan Pemberdayaan Komunitas
Nelayan (Isu-isu Kelautan dan Kemiskinan Hingga Bajak Laut) Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Hikma, Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung :Humaniora
Utama Press. h. 3
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. 2013. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Perspektif Kebijakan Publikcet II. Bandung: Alfabeta
Nasdian, Fredian Tonny. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta. Yayasan
Pustaaka Obor Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metodel Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat. 2013. Kencana Prenada Media Grup
Donna Asteriadan Heru Heruman Tahun 2015 denganjudul“Bank Sampah Sebagai
Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Tasikmalaya”
Anih Sri Suryani, Tahun 2014 dengan judul“Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas
Pengelolaan Sampah Studi Kasus Bank Sampah Malang”
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Semarang.Universitas
Diponogoro
Khoirunnisa Nida. 2016. Analisis Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Di Daerah
Perbatasan Kabupaten Cirebon). Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Mahyudin P. Rizqi. 2017. Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak
Lingkungan di Tempat Pemrosesan Akhir. Kalimantan Selatan. Universitas
Lambung Mangkurat
MitaNovinty, Tahun 2013 denagn judul “Dampak Program Bank Sampah Terhadap
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai,
Kota Medan
Sofiyatul Muntazah tahun 2015 dengan judul “Pengelolaan Program Bank Sampah
Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Bintang Mangrove
Kelurahan Gunung AnyarTambak Kecamatan Gunung Anyar Surabaya
17
Muslihuddin, tahun 2016 dengan judul“Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Bank Sampah Masyarakat Banjarbaru
Hadhan Bachtiar, Imam Hanafi, Mochamad Rozikin Tahun dengan judul
“Pengembangan Bank Sampah Sebagai Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah (Studi Pada Koperasi Bank Sampah Malang)”
Wuri Sulistiyorini Purwanti, Sumartono, Bambang Santoso Haryono Tahun 2015
dengan judul “Perencanaan Bank Sampah dalam Rangka Pemberdayaan
Masyarakat di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang”
Agus Purbathin Hadi, dengan judul “Konsep Pemberdayaan, Partisipasi dan
Kelembagaan dalam Pembangunan”
Sri Widayanti dengan judul “pemberdayaan Masyarakat: Pendekatan Teoritis”
Ade Octavia, Ida Masriani, Sry Rosita tahun 2016 dengan Judul “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Optimalisasi Program Bank Sampah Dengan Bantuan
Teknis dan Manajemen Usaha Pada KSM Aneka Limbah dan KSM Maidanul
Ula Kota Jambi”
Andi Riansyah Tahun 2016 dengan judul“Evaluasi Pelaksanaan Program Bank
Sampah di Kota TanjungPinang Tahun 2012-2016”