Download - DIPLOMASI - WordPress.com
DIPLOMASIMARITIM INDONESIA
dalam Menjaga Kedaulatan Kepulauan Natuna 2014-2019
Asep Setiawan
Ali Noer Zaman
Diplomasi Maritim Indonesia dalam Menjaga Kedaulatan
Kepulauan Natuna 2014-2019Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog dalam Terbitan (KDT)
i – x + 110 hlm Cetakan Pertama : Juni 2020
Hak cipta dilindungi Undang-undangHak Penerbitan pada UM Jakarta Press
Penulis:Asep SetiawanAli Noer Zaman
Desain sampul dan tata letak :Bunga Tiara Sekar Ratih
ISBN :978-602-0798-66-0
Diterbitkan oleh :UM Jakarta Press
University of Muhammadiyah Jakarta PressJl. KH. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan 15419Telp. : 021-7492862, 7401894
Diplomasi Maritim Indonesia
iii
RINGKASAN
BUKU ini mengkaji diplomasi maritim yang dilakukan Indonesia dalam
menjaga kedaulatan Indonesia di Kepulauan Natuna pada tahun 2014-
2019. Perbatasan maritim di Kepulauan Natuna ini menjadi rawan
meskipun Indonesia sudah menyatakan wilayah di sekitar zona ekonomi
eksklusif merupakan bagian dari hak kedaulatan Indonesia sesuai dengan
Hukum Laut Internasional (United Nations Convention for the Law of the
Sea /UNCLOS). Isu hak kedaulatan menjadi perhatian Indonesia karena
belakangan ini China semakin kuat mengklaim wilayah tersebut dengan
menggunakan doktrin sembilan garis putus-putus (nine-dash-line).
Akibatnya, perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang diakui oleh
UNCLOS dianggap sebagai wilayah China di Laut China Selatan. Metode
kualitatif digunakan dalam penulisan buku ini untuk menemukan makna
dari diplomasi maritim yang dilakukan Indonesia dengan data dari
wawancara dan studi pustsaka. Temuan kajian buku ini adalah Indonesia
melakukan diplomasi maritim kooperatif dengan melakukan langkah-
langkah diplomatis sekaligus mengajak menghormati hak berdaulat
Indonesia. Diplomasi maritim persuasif juga dilakukan antara lain
mengganti nama kawasan Natuna menjadi Laut Natuna Utara. Sedangkan
diplomasi koersif dengan unjuk kekuatan militer dan pembangunan
pertahanan di Kepulauan Natuna dalam menjaga kedaulatan dan juga
hak berdaulat. China yang nelayannya terlibat dalam pencarian ikan
illegal di ZEE Indonesia masih belum menerima sikap Indonesia dengan
alasan wilayah itu adalah zona tradisional nelayan China.
Kata Kunci: Kepulauan Natuna, Diplomasi, Perbatasan, Maritim,
China, Indonesia
iv
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
v
KATA PENGANTAR
PERTAMA-tama, kami menyampaikan puji syukur kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah serta Pengetahuan untuk
me nyelesaikan buku tentang diplomasi maritim Indonesia di Kepu lauan
Natuna. Penulisan buku ini bertujuan untuk memahami sekaligus meng-
analisis diplomasi maritim Indonesia berkaitan dengan upaya menjaga
kedaulatan di perairan Kepulauan Natuna. Hak berdaulat Indonesia
terganggu di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) yang membentang 200 mil
laut dari garis pantai ke arah Laut China Selatan karena ternyata sejumlah
nelayan China mencari ikan secara illegal. Bahkan dengan dalih menjaga
nelayan, kapal pengawal pantai China turut menjaga operasi illegal di
ZEE Indonesia
Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai pentingnya
hak berdaulat di perairan Indonesia ini dapat meningkatkan kesadaran
dan kewaspadaan dalam menjaga wilayah Indonesia. Kepulauan Natuna
dan sekitarnya ini tidak hanya kaya akan sumber daya hayati seperti ikan
tetapi juga sumber daya alam seperti minyak dan gas. Apabila hak ber-
daulat itu terbengkalai maka akan terjadi kegiatan illegal di kawasan
perairan Indonesia yang sekarang disebut Natuna Utara.
Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Jakarta Dr. Ma’mun Murod M.Si. yang telah memberikan kesempatan
dalam mengkaji lebih dalam isu kedaulatan di Natuna ini. Demikian ju-
ga ucapan terimakasih disampaikan kepada Ketua Program Studi Ilmu
vi
Diplomasi Maritim Indonesia
Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Usni M.Si. atas du kung-
annya untuk melanjutkan penelitian sampai selesai. Terimakasih juga
disampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muham-
madiyah Jakarta Dr. Tri Yuni Hendrawati, M. Si yang ikut memberikan
fasilitas dan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini.
Kami, tim penulis, perlu menyebutkan beberapa nama informan
ahli yang telah menyediakan waktunya untuk diwawancara. Terimakasih
kepada juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Dr.
Teuku Faizasyah yang telah berusaha menjawab sejumlah pertanyaan
disertai dengan lampiran dokumen. Demikian juga kami sampaikan
terimakasih kepada Dr. Arfin Sudirman dari Prodi Hubungan Internasional
FISIP Universitas Padjadjaran, Dr. Ian Montratama dari Prodi Hubungan
Internasional, Universitas Pertamina dan Laode Muhamad Fathun M.Si.
dari Prodi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk menerima per min-
taan wawancara. Ucapan terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada
Penerbit UMJ Press yang menjadikan buku ini dapat dibaca secara luas di
kalangan akademisi dan peminat Hubungan Intenasional.
Kami berharap buku ini dapat memberikan sumbangsih bagi
per kem bangan studi diplomasi maritim ketika Indonesia menyatakan
sebagai Poros Maritim Dunia. Penulis juga berpendapat buku ini masih
banyak kekurangannya, semoga saran dan masukan dari para pembaca
akan menjadikan masukan bagi penyempurnaan di masa mendatang.
Jakarta, 6 Juni 2020.
Asep Setiawan dan Ali Noer Zaman
Diplomasi Maritim Indonesia
vii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL DIPLOMASI MARITIM ................... 7
2.1. Diplomasi Maritim ................................................................................. 7
2.2. Keamanan Maritim .............................................................................. 14
2.3. Kepentingan Nasional .......................................................................... 17
BAB III NATUNA DAN ISU PERBATASAN .............................................. 25
3.1. Geografi dan Potensi Natuna ............................................................... 25
3.2. Isu-isu terkait Perbatasan Maritim ...................................................... 28
3.3. Isu di Kawasan ZEE .............................................................................. 31
3.4. Isu dengan China .................................................................................. 36
BAB IV DIPLOMASI MARITIM INDONESIA DI NATUNA ..................... 45
4.1. Diplomasi Maritim Kooperatif ............................................................ 53
4.2. Diplomasi Maritim Persuasif ............................................................... 58
4.3. Bangun Pariwisata ................................................................................ 64
4.4. Diplomasi Bilateral ............................................................................... 65
4.5. Diplomasi Multilateral ......................................................................... 69
4.6. Diplomasi Maritim Koersif .................................................................. 73
4.7. Bangun Pangkalan ................................................................................ 83
4.8. Menjaga Kedaulatan Natuna ............................................................... 89
viii
Diplomasi Maritim Indonesia
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
LAMPIRAN ................................................................................................. 103
Diplomasi Maritim Indonesia
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ........................................... 3
Gambar 2: Diplomasi Maritim Kooperatif ................................................... 8
Gambar 3: Kerangka Konseptual Diplomasi Maritim ................................ 9
Gambar 4: Dimensi Diplomasi Maritim .................................................... 11
Gambar 5: Fungsi Kekuatan Maritim ......................................................... 12
Gambar 6: Keamanan Maritim ................................................................... 15
Gambar 7: Peta Baru Perbatasan Laut Natuna Utara ............................... 26
Gambar 8: Kepulauan Natuna .................................................................... 27
Gambar 9: Perbatasan Laut dengan 10 Negara ......................................... 32
Gambar 10: Peta Nine-Dash Line China ke PBB ....................................... 37
Gambar 11: Laut Natuna Utara .................................................................. 40
Gambar 12: Laut Natuna Utara dan Nine-Dash Line ............................... 41
Gambar 13: Saling Klaim di Laut China Selatan ....................................... 42
Gambar 14: Kapal Patroli China di Natuna ............................................... 43
Gambar 15: Lokasi Insiden Tahun 2016 .................................................... 50
Gambar 16: Insiden di ZEE di Kepulauan Natuna .................................... 51
Gambar 17: Insiden Nelayan China ........................................................... 52
Gambar 18: Penamaan baru Perairan Natuna Utara ............................... 59
Gambar 19: Lokasi Natuna Utara ............................................................... 60
Gambar 20: Perairan Natuna Utara ........................................................... 67
Gambar 21: Presiden Jokowi di Kapal Perang RI di Natuna ..................... 74
Gambar 22: Presiden di Kapal Perang RI ................................................... 76
Gambar 23 Presien Jokowi Awal 2020 ke Natuna ..................................... 77
Gambar 24: TNI AL mengawasi Kapal China ............................................ 79
Gambar 25: Pengawal Udara Natuna ......................................................... 80
Gambar 26: Patroli Kapal di Natuna .......................................................... 81
Gambar 27: Pembangunan TNI di Natuna ................................................ 84
Gambar 28: Peta pangkalan militer Indonesia .......................................... 85
x
Diplomasi Maritim Indonesia
DFTAR TABEL
Tabel 1: Elemen dan Tipe Koersif .............................................................. 10
Tabel 2: Batas Landas Kontinen RI dengan Negara Tetangga ................. 29
Tabel 3: Perbatasan Indonesia dengan Tetangga ..................................... 30
Tabel 4: Kasus Aktivitas Illegal Fishing oleh Nelayan China di ZEEI ...... 48
Tabel 5: Pelanggaran China ........................................................................ 49
Tabel 6: Kerjasama Indonesia .................................................................... 63
Tabel 7: Kekuatan Laut Indonesia .............................................................. 83
Diplomasi Maritim Indonesia
1
BAB I
PENDAHULUAN
KEPULAUAN Natuna merupakan salah satu kawasan perbatasan maritim
Indonesia dengan negara tetangga di sekitar Laut China Selatan. Status
Kepulauan Natuna dan perairan sekelilingnya dianggap tidak bermasalah
oleh dunia. Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan sikap resmi bah wa
Kepulauan Natuna dan perairan sekitarnya merupakan bagian dari wi layah
Indonesia dan tidak termasuk ke dalam wilayah yang diklaim China.1
Namun status ini belakangan mendapat tantangan karena be-
berapa kali China menunjukkan diri melalui kegiatan para nelayan dan
kapal patrolinya di sekitar perairan Natuna.2 Kegiatan nelayan China di
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia muncul terutama sejak ben-
trokan tahun 2016. Sebagai negara yang bertetangga secara maritim di
Laut China Selatan, China menunjukkan adanya kebijakan yang tidak
konsisten, dengan menganggap wilayah perairan sekitarnya sebagai
bagian dari dirinya dengan berdasarkan peta nine-dash line yang diajukan
ke Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2009.
Wilayah sekitar Kepulauan Natuna memiliki kekayaan alam yang
besar. Terdiri dari 300 pulau kecil dan pulau karang yang terbentang
1 Donald E. Weatherbee. 2016. “Re-Assessing Indonesia’s Role in the South China Sea”. Perspective. Singapore: ISEAS.
2 Aaron L. Connelly. 2016. “Indonesia in the South China Sea: Going it alone.” Analysis. Sydney: Lowy Institute.
2
Diplomasi Maritim Indonesia
sepanjang pantai timur Semenanjung Malaysia sampai dengan Kali-
mantan Utara, wilayah ini memiliki nilai strategis tinggi bagi Indonesia.
Kekayaan alam yang dimaksud adalah cadangan gas alam yang terletak
di landas pantai Natuna. Salah satu perkiraan menyebutkan bahwa
cadangan gas yang masih sifatnya potensial ada lebih dari 200 triliun kaki
kubik. Persoalannya, kandungan karbondioksida dalam cadangan gas ini
mencapai 70 persen dan yang bisa ditambang hanya 46 triliun kaki kubik
atau setara dengan 8,3 milyar barel minyak. Kalau dikalkulasikan dalam
dollar, nilainya setara dengan 628,7 milyar dollar jika harga per barel
adalah 75 dollar Amerika. Angka itu merupakan 40 persen dari cadangan
total minyak Indonesia3
Dengan kekayaan alam yang besar, termasuk kekayaan ikan dan
mineral serta lokasi yang strategis di Laut China Selatan, maka posi si
Natuna ini sangat penting dalam konteks kekuatan nasional Indo nesia.
Lokasinya yang jauh dari ibu kota Indonesia telah membuat pe ngem-
bangan wilayah perbatasan maritim tersebut mengalami keterbelakangan,
sehingga menjadi peluang bagi negara lain termasuk nelayan China untuk
memanfaatkan kekayaan laut di perairan Natuna.
Tidak hanya kaya dengan sumber daya alam, lokasi Natuna yang
berbatasan dengan Laut China Selatan ini juga merupakan kawasan
strategis karena menjadi perhatian negara luar kawasan seperti Amerika
Serikat. Washington menghendaki perairan ini tidak dikuasai China
namun menjadi perairan internasional yang terbuka. Selain itu Amerika
Serikat menghendaki kawasan Laut China Selatan ini stabil, tidak dalam
kondisi konflik kekerasan4. Dengan demikian Amerika Serikat memiliki
akses ke Laut China Selatan sekaligus menjaga mitra strategisnya seperti
Jepang.
Semakin hari pelanggaran kedaulatan terhadap Indonesia semakin
tinggi dan transparan namun Jakarta tidak memiliki kebijakan yang kuat
untuk menahan masuknya nelayan asing beroperasi di Zona Ekonomi
3 Iis Gindarsah.2016.”Strategic hedging in Indonesia’s defense diplomacy”. Defense & Security Analy-sis.
4 Taylor Fravel 2016. “U.S. Policy Towards the Disputes in the South China Sea Since 1995”. Power Politics in Asia’s Contested Waters: Territorial Disputes in the South China Sea. New York: Springer.
Diplomasi Maritim Indonesia
3
Eksklusif (ZEE) Indonesia di Natuna. Baru sejak pemerintahan periode
pertama Presiden Joko Widodo terdapat kebijakan keras menenggelamkan
kapal asing di perairan Indonesia termasuk di Natuna5. Seperti tampak
dalam gambar berikut, sebenarnya Natuna tidak termasuk dalam klaim
wilayah China dengan doktrin nine-dash-line.
Gambar 1 Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
Sumber: I Made Andi Arsana and Clive Schofield (2013)
Selama pemerintahan Joko Widodo, strategi Indonesia sebagai
negara yang memiliki doktrin poros maritim dunia mengukuhkan per-
lunya pengamanan perairan di Indonesia dan penyelesaian perbatasan
maritim. Diplomasi maritim Indonesia merupakan salah satu upaya untuk
menjaga keutuhan wilayah. Dengan melakukan diplomasi maritim ini
diharapkan negara tetangga yang berbatasan dengan Indonesia memiliki
perjanjian dan saling menghormati kedaulatan masing-masing.
Kebijakan Indonesia yang mengukuhkan diri sebagai poros ma-
5 Leo Suryadinata and Mustafa Izzuddin. 2017. The Natunas: Territorial Integrity in the Forefront of Indonesia–China Relations. Singapore: ISEAS – Yusof Ishak Institute.
4
Diplomasi Maritim Indonesia
ritim dunia ini tidak serta merta menyelesaikan potensi pertikaian di ZEE
Indonesia di Natuna dengan negara tetangga khususnya China. Posisi
China yang semakin kuat secara politik dan militer menyebabkan baik
sengaja atau tidak sengaja percobaan untuk melakukan pelanggaran wila-
yah kedaulatan Indonesia, yang kemudian tercetus dalam berbagai la-
poran adanya nelayan China yang beroperasi di ZEE Indonesia di Natuna.
Di satu sisi China semakin assertif dalam mengklaim wilayahnya di Laut
China Selatan mengikuti doktrin nine-dash line, yang mencakup sebagian
wilayah maritim sejumlah negara ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Filipina
dan Brunei Darussalam. Anggota ASEAN ini sudah lama bersengketa dengan
China di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Namun China
menunjukkan tidak ada tanda tanda mau menyelesaikan secara legal karena
adanya perbedaan basis penyelesaian. China menggunakan Sembilan garis
putus-putus sebagai dasar klaimnya sementara negara lain menggunakan
UNCLOS untuk mengatur perbatasan maritim6.
Diplomasi Indonesia untuk menyelesaikan perbatasan maritim di
Kepulauan Natuna ini tidak mengalami perkembangan karena Indonesia
selama ini mengklaim tidak melihat adanya masalah di wilayah tersebut.
Namun di sisi lain, China semakin tampak menggunakan sembilan garis
putus-putus sebagai bagian dari landasan kebijakan barunya termasuk
untuk kawasan perairan di sekitar Natuna. Sejumlah aktivitas nelayan
China dilaporkan beroperasi di kawasan ZEE bahkan di dalam wilayah
peraturan Natuna. Tidak hanya nelayan bahkan telah dilaporkan kapal
patroli laut China juga sudah memasuki wilayah hak berdaulat Indonesia
di Natuna. Badan Keamanan Laut (Bakamla) menyebutkan setidaknya 63
kapal ikan berbendera China dan dua kapal penjaga pantai China (coast
guard) memasuki wilayah perairan ZEE Indonesia pada 19 Desember – 30
Desember 2019.7
Meski semakin besar persoalan perbatasan di Natuna dengan
China, respons Indonesia masih menyandarkan kepada klaim legal
6 Ibid.
7 Indonesia Boosts Patrols Near Natuna Islands, as Row with China Escalates. https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/Natuna-Islands-01032020171733.html?searchterm:utf8:us-tring=+china+coast+guard+indonesia+natuna. Diakses 1 April 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
5
United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS). Pemerintah
Indonesia pun secara tegas menolak klaim Cina atas perairan Natuna
Utara yang mengacu pada nine-dash line atau sembilan garis imajiner
itu. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan klaim itu tidak
berlandaskan hukum internasional yang diakui oleh Konvensi Hukum
Laut PBB atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS).
Diplomasi Indonesia untuk menyelesaikan kasus perbatasan di
Natuna sekaligus peneguhan kedaulatan belum menguatkan petunjuk
bahwa isu ini sudah selesai. Diplomasi maritim yang dilakukan Indonesia
melalui penegakan poros maritim dunia dan berbagai forum internasional
masih menunggu hasil yang diinginkan Indonesia.
Kajian mengenai kebijakan Indonesia terhadap isu perbatasan
maritim di Kepulauan Natuna sudah banyak dilakukan. Obsatar Sinaga
& Verdinand Robertua (2018) dalam menjelaskan kebijakan Indonesia
terhadap Laut China Selatan menggunakan konsep humble-power.8
Indonesia memanfaatkan kemenangan Filipina di Permanent Court of
Arbitration Juli 2016 yang menggunakan regulasi dari UNCLOS sebagai
sandaran menyelesaikan isu perbatasan maritim. Dengan memanfaatkan
putusan di Mahkamah Arbitrasi Internasional itu Indonesia memiliki
peluang dalam mengadopsi kebijakan terhadap perairan maritim yang
berbatasan dengan Laut China Selatan.
Leo Suryadinata (2016) menyebutkan bahwa sikap Indonesia ter-
kait dengan klaim China terhadap kawasan di Laut China Selatan ter ma-
suk perairan di Kepulauan Natuna sudah tegas.9 Indonesia tidak meng akui
ke bijakan China memberlakukan nine-dash-line atau sembilan ga ris ter pu-
tus-putus di Laut China Selatan. Oleh karena itulah Indonesia me nya ta kan
tidak ada pertikaian perbatasan kedua negara di Kepulauan Natuna.
Iis Gindarsah (2017) dalam salah satu kajiannya menyatakan
bahwa kawasan Laut China Selatan dipandang penting oleh Indonesia
sehingga pertikaian di dalamnya akan berimbas langsung ke Indonesia
8 Obsatar Sinaga & Verdinand Robertua. 2018. “Indonesia in the South China Sea Dispute: Hum-ble-Hard Power”. Global & Strategis, Th. 11, No. 2.
9 Leo Suryadinata and Mustafa Izzuddin. 2017. “The Natunas: Territorial Integrity in the Forefront of Indonesia–China Relations”. Trend in Southeast Asia. Singapore: ISEAS – Yusof Ishak Institute.
6
Diplomasi Maritim Indonesia
yang berbatasan di Kepulauan Natuna.10 Kebijakan Indonesia terhadap
pertikaian di Laut China Selatan yang belum menyentuh Kepulauan
Natuna pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disinggung dalam
kajian Derry Aplianta (2015)11. Indonesia mengambil posisi netral dalam
pertikaian di Laut China Selatan. Diplomasi maritim yang secara luas
dilakukan oleh Indonesia berkaitan dengan kebijakan poros maritim
dunia telah dilakukan oleh Najamuddin Khairur Rijal (2018)12.
Belum banyak yang mengkaji diplomasi maritim Indonesia untuk
menyelesaikan persoalan perbatasan maritim di Kepulauan Natuna. Fo-
kus penelitian sebelumnya berkisar kepada perbedaan cara pandang
ke dua negara dan juga sikap Indonesia yang mengambil posisi masalah
Na tuna sudah selesai. Kajian ini akan mengangkat bagaimana diplomasi
maritim yang dilakukan Indonesian dalam menghadapi isu di perbatasan
maritim Natuna Utara khususnya di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
10 Iis Gindarsah. 2018. “Indonesia’s Strategic Hedging and the South China Sea”. Dalam Maintaining Maritime Order in the Asia Pacific. Tokyo: The National Institute for Defence Studies.
11 Derry Aplianta. 2015. “Indonesia’s Response in the South China Sea Disputes: A comparative analysis of the Soeharto and the post-Soeharto era”. Journal of ASEAN Studies, Vol. 3, No. 1 (2015), pp. 1-21
12 Najamuddin Khairur Rijal. 2018.”Smart Maritime Diplomacy: Diplomasi Maritim Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia”. Global & Strategis, Th. 13, No. 1.
Diplomasi Maritim Indonesia
7
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL DIPLOMASI MARITIM
SEJUMLAH konsep digunakan dalam penelitian ini yakni diplomasi ma-
ritim, keamanan maritim dan kepentingan nasional. Menurut Christian Le
Mière (2014), diplomasi adalah pengelolaan hubungan internasional dan
karena itu diplomasi maritim adalah manajemen hubungan inter nasional
melalui domain maritim.13 Diplomasi maritim merupakan peng gunaan
aset maritim untuk mengelola hubungan internasional dan bukan hanya
untuk menangani ketegangan di bidang maritim yang biasanya dilakukan
dengan menggunakan hukum laut internasional.
2.1 Diplomasi MaritimChristian Le Mière secara berurutan membagi diplomasi maritim
dalam tiga kategori yakni diplomasi maritim kooperatif, persuasif dan
koer sif. Dalam diplomasi maritim kooperatif semua pihak bekerja secara
sukarela seperti Angkatan Laut memberikan bantuan kemanusiaan ke-
pada sebuah negara yang terkena bencana. Dengan demikian kapal pe-
rang tidak hanya dipakai untuk menghadapi pertempuran tetapi juga ke-
giatan lain seperti pemberian bantuan saat bencana atau bantuan kepada
para pengungsi yang kelaparan. Aktivitas lain dari diplomasi maritim
13 Christian Le Mière. 2014. Maritime Diplomacy in the 21st Ventury: Drivers and Challenger. London: Routledge. p. 7
8
Diplomasi Maritim Indonesia
menyangkut pertukaran personil, program pendidikan, dan pertemuan
kolaboratif yang bertujuan membangun saling percaya.
Christian Le Mière menggambarkan diplomasi maritim kooperatif
seperti gambar di bawah ini dimana bentuk diplomasi bisa bermacam-
macam mulai dari Humanitarian Assistance (HA) atau Disaster Response
(DR) sampai dengan operasi gabungan keamanan maritim. Dengan
bantuan kemanusiaan dan bantuan terhadap bencana, maka aktivitas itu
disebut sebagai diplomasi maritim kooperatif yang hasilnya antara lain
membangun pengaruh atau soft power dan saling percaya. Kunjungan
persahabatan (goodwill visit) kapal perang sebuah negara juga akan
memberikan dampak yang berpengaruh dan membangun saling percaya
di antara mereka yang terlibat.
Bentuk lain diplomasi maritim kooperatif adalah latihan gabungan
(joint exercise) dan operasi maritim gabungan (joint maritime security
operations) yang oleh Christian Le Mière disebut akan bisa membangun
rasa saling percaya dan terbentuknya sebuah koalisi.
Gambar 2: Diplomasi Maritim Kooperatif
Sumber: Christian Le Mière (2014)
Diplomasi maritim persuasif bertujuan menguatkan pengakuan pi-
hak lain terhadap kekuatan nasional suatu negara yang antara lain dengan
menunjukkan kekuatan angatan lautnya (demonstrasi kekuatan militer).
Sedangkan diplomasi maritim koersif dilakukan dengan penggunaan
Diplomasi Maritim Indonesia
9
instrumen kekuatan militer untuk mengamankan kepentingan nasional
suatu negara di perairan. Selain itu, diplomasi maritim persuasif juga ber-
tujuan untuk meningkatkan prestise internasional.
Diplomasi koersif yang dikenal dengan gunboat policy dilakukan
antara lain dengan penggunaan kekuatan maritim seperti kapal perang
untuk mengancam dan blokade maritim. Tujuan dari diplomasi koersif
antara lain membangun kekuatan militer, akses maritim global, mencapai
tujuan militer, menakut-nakuti target dan memenangkan pertikaian.
Gambar 3: Kerangka Konseptual Diplomasi Maritim
Diplomasi Maritim
Diplomasi Maritim Koersif
(gunboat policy)
Bentuk Diplomasi
Maritim Persuasif:
Unjuk kehadiran
kekuatan militer,
demonstrasi
kekuatan maritim,
Bentuk Diplomasi
Kooperatif:
Bantuan
Kemanusiaan,
Kunjungan
Persahabatan,
Bentuk Diplomasi
Maritim Koersif:
Penggunaan
kekautan maritim
seperti kapal
perang untuk
Tujuan: sebagai soft
power, membangun
saling percaya koalisi
Tujuan: bangun
kekuatan militer, akses
maritim global, capai tujuan militer, menakut-
nakuti target, memenangkan
pertikaian
Tujuan:
mendapatkan
pengakuan sebagai
kekuatan maritim
yang efektif,
meningkatkan
prestise
Diplomasi Maritim Persuasif
Diplomasi Maritim Kooperatif
Sumber: Diolah dari Christian Le Mière (2014)
Dalam pengertian lebih luas mengenai diplomasi koersif, Perez Aida
menjelaskan unsur-unsur dan tipe dari diplomasi koersif. Terdapat em-
pat elemen dalam diplomasi koersif ini, yakni tuntutan, cara yang digu-
nakan untuk menciptakan situasi yang mendesak atau penting, ancaman
hu kuman jika tidak dipenuhi, dan kemungkinan penggunaan insentif.
Se dangkan tipe dari diplomasi koersif ini, jelas Perez Aida, mulai dari ulti-
matum, ultimatum secara implisit, pendekatan “try & see”, penekanan se-
car a bertahap dan pendekatan “carrot and stick”. Diplomasi maritim ini
10
Diplomasi Maritim Indonesia
kental dengan pengertian pengerahan arsenal militer mulai dari kapal pe-
rang sampai dengan persenjataan di bidang maritim untuk melakukan an-
cam an, penekanan, menggetarkan lawan sehingga baik langsung atau pun
ti dak langsung tujuan dari diplomasi maritim ini dapat dicapai tanpa ter ja-
di nya kontak fisik atau adu senjata. Jadi aspek diplomasi yang me mak sa ini
memberikan tekanan kepada pihak lain agar tunduk kepada keingin an nya.
Tabel 1: Elemen dan Tipe Koersif
Elemen Teoritis Tipe Diplomasi Koersif
Empat Varibale Dasar - Ultimatum
- Tuntutan - “Tacit Ultimatum”
- Cara yang digunakan dalam menciptakan situasi yang mendesak
- Pendekatan “Try & See”
- Ancaman hukuman jika tidak ditaati
- Menekan secara bertahap
- Kemungkinan penggunaan insentif
- Pendekatan “carrot and stick”
Sumber: Perez Aida (2015)14
Diplomasi maritim dalam dimensi kedaulatan (sovereignty) ber tu-
juan untuk menjaga kedaulatan politik dan keutuhan wilayah Indonesia.
Dengan pengertian operasional ini maka pelaksanaannya diarahkan untuk
penguatan hukum dan perjanjian maritim, percepatan penyelesaian
perundingan perbatasan, penguatan pertahanan dan ketahanan maritim,
serta peningkatan pembangunan wilayah maritim.15
Diplomasi maritim dalam dimensi keamanan (security) bertujuan
mendukung terciptanya stabilitas keamanan di perairan Indonesia. Se-
bagai negara kepulauan terbesar di dunia, perairan Indonesia rentan ter-
hadap berbagai sumber ancaman, seperti illegal fishing, pembajakan, pen-
cemaran laut, terorisme, dan aktivitas ilegal lainnya. Berbagai ancaman
14 Aida M. Perez 2015. “Coercive Diplomacy in the 21st Century: A New Framework for the “Carrot and Stick” “. Open Access Dissertations. 1557. University of Miami.
15 Kemlu RI. 2016. Diplomasi Poros Maritim: Keamanan Maritim dalam Perspektif Politik Luar Negeri. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian luar Negeri Republik Indonesia. p.
Diplomasi Maritim Indonesia
11
tersebut tentunya berpotensi mengganggu keamanan dan kepentingan
nasional, bahkan keamanan kawasan
Diplomasi maritim juga memiliki dimensi kesejahteraan, yang
diwujudkan dalam apa yang disebut diplomasi ekonomi kelautan. Di-
plo masi ekonomi kelautan adalah aktualisasi peran aktor negara me-
la lui kebijakan Kementerian Luar Negeri dalam mendukung Visi Poros
Maritim melalui pembangunan kelautan yang memberi manfaat lang-
sung bagi kesejahteraan rakyat. Pembangunan kelautan di sini antara lain
pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim seperti dengan di-
wujudkannya tol laut, deep sea port, untuk mendukung distribusi logistik,
industri perkapalan, dan pariwisata maritim. Diharapkan proyek-proyek
tersebut dapat menumbuhkan kerja sama investasi dengan negara lain
sehingga dapat menggerakkan perekonomian rakyat secara langsung.
Gambar 4: Dimensi Diplomasi Maritim
Sumber: Diolah dari Kemenlu
Selanjutnya, Christian Le Mière menjelaskan dalam sebuah gambar
bagaimana fungsi dari kekuatan maritim di dunia saat ini. Setidaknya ada
empat domain kekuatan maritim yakni diplomasi maritim, keamanan
maritim, search and rescue, dan alat untuk perang. Dalam empat domain
12
Diplomasi Maritim Indonesia
yang disebut sebagai empat sudut berlian itu, Le Mière memetakan
sejumlah aktivitas atau program atau aksi yang terjadi.
Dalam pola segi empat berbentuk berlian itu digambarkan berbagai
fenomena yang biasanya terjadi antara diplomasi maritim dan perang ma-
ritim antara lain deterens strategis, deterens konvensional, koersif Ang katan
Laut dan proyeksi Angkatan Laut. Berbagai fenomena yang mun cul antara
diplomasi dan terjadinya perang menunjukkan proses per kem bangan yang
terjadi ketika diplomasi tidak berjalan sesuai dengan rencananya.
Gambar 5 : Fungsi Kekuatan Maritim
Sumber: Christian Le Mière (2014)
Berbeda dengan konsep yang diajukan oleh Christian Le Mière, In-
do nesia telah merumuskan kebijakan maritim dalam peraturan Presiden
ta hun 2017. Di dalamnya telah diatur hal-hal yang berkaitan dengan di plo-
masi maritim yang disebutkan sebagai “pelaksanaan politik luar negeri yang
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi kelautan guna me menuhi ke pen-
Diplomasi Maritim Indonesia
13
ting an nasional sesuai dengan ketentuan nasional dan hukum internasional.”
Dokumen tersebut juga menyatakan bahwa “Diplomasi maritim
Indonesia tidak dapat hanya diartikan secara sempit dalam bentuk pe-
rundingan internasional di bidang kelautan, penetapan perbatasan atau
diplomasi Angkatan Laut. Diplomasi maritim Indonesia adalah pe lak-
sanaan politik luar negeri yang tidak hanya terkait dengan berbagai aspek
kelautan pada tingkat bilateral, regional, dan global tetapi juga yang
meng gunakan aset kelautan, baik sipil maupun militer untuk memenuhi
ke pentingan nasional Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum na-
sional dan hukum internasional.” Program-program utama dalam melak-
sa nakan strategi kebijakan diplomasi maritim, sebagai berikut:16
a. Peningkatan kepemimpinan di dalam berbagai kerja sama di bidang
kelautan pada tingkat bilateral, regional, dan multilateral;
b. Peningkatan peran aktif dalam upaya menciptakan dan menjaga
perdamaian dan keamanan dunia di bidang kelautan;
c. Kepemimpinan atau peran aktif dalam penyusunan berbagai norma
internasional bidang kelautan;
d. Percepatan perundingan penetapan batas maritim Indonesia
dengan negara tetangga;
e. Percepatan submisi penetapan ekstensi landas kontinen sesuai
dengan hukum internasional;
f. Peningkatan penempatan warga negara Indonesia di dalam
berbagai organisasi internasional bidang kelautan; dan
g. Pembakuan nama pulau.
Dari pengertian diplomasi maritim yang dikemukakan oleh Chris-
tian Le Mière kebijakannya dapat berlangsung dalam salah satu dari tiga
jenis yakni diplomasi maritim kooperatif, persuasif dan koersif. Namun
demikian sebuah negara bisa juga melaksanakan diplomasi maritim
sekaligus dua atau bahkan tiga jenis diplomasi yang lain secara simultan.
Sedangkan dari diplomasi maritim yang diatur dalam Peraturan
Presiden No 16 Tahun 2017, diplomasinya dirinci dalam berbagai bentuk
16 Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Kebijakan Kelautan Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017.
14
Diplomasi Maritim Indonesia
kegiatan mulai dari kepemimpinan di bidang maritim sampai dengan
pembakuan nama pulau, termasuk di dalamnya penamaan perairan
seperti yang terjadi di Natuna. Peraturan Presiden ini tidak hanya secara
konseptual merumuskan makna dari diplomasi maritim tetapi juga men-
ja di kebijakan pemerintah Indonesia komprehensif.
2.2. Keamanan MaritimKeamanan maritim mengacu kepada perlindungan terhadap wilayah
maritim suatu negara beserta infrastruktur, ekonomi, lingkungan maupun
masyarakat dari ancaman atau tindakan merugikan yang terjadi di laut.17
Pengertian lainnya, maritime security adalah “the combination of preventive
and responsive measures to protect the maritime domain against threats
and intentional unlawful acts” (kombinasi langkah preventif dan responsif
untuk melindungi domain maritim dari ancaman dan potensi tindakan
pelanggaran hukum).18 Rumusan lain mengenai keamanan maritim disam-
paikan oleh Lutz Feldt dkk.19 Dalam gambar berikut ini tampak bahwa
Gambar 6: Keamanan Maritim
Sumber: Feldt (2013)
17 Yanyan Mochamad Yani, Ian Montratama, Emil Mahyudin. 2017. Pengantar Studi Keamanan. Malang: Intrans Publishing. p.65.
18 Lutz Feldt, Dr. Peter Roell, Ralph D. Thiele. 2013. Maritim Security – Perspectives for a Comprehen-sive Approach. Berlin: Institut für Strategie- Politik- Sicherheits- und Wirtschaftsberatung ISPSW.
19 Barry Buzan. 1991. People, States, and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era. Harrow: Longman.p.20
Diplomasi Maritim Indonesia
15
Jika keamanan maritim itu diartikan sebagai perlindungan unsur-
unsur tersebut maka terdapat pengertian tentang sesuatu yang meng-
ancam kepada keamanan tersebut. Ancaman terhadap keamanan mari-
tim ini dijelaskan dalam Oceans and Law of the Sea tahun 2008 :20
1.) Piracy and armed robbery, merupakan bentuk kejahatan yang biasa
terjadi di laut yang dapat membahayakan awak kapal sekaligus ke-
amanan jalur navigasi maupun komersial.
2.) Terrorist acts, merupakan salah satu ancaman bagi keamanan ma-
ritim karena tidak hanya berdampak pada penyerangan fisik namun
juga berdampak pada terganggunya keadaan ekonomi.
3.) Illicit trafficking in arms and weapons of mass destruction, meru pa-
kan ancaman terbesar bagi keamanan maritim jika dilakukan untuk
tujuan terorisme.
4.) Illicit trafficking in narcotic drug and psychotropic substance, meru-
pa kan ancaman keamanan maritim yang paling sering ditemui se-
jak dulu. Perdagangan obat-obatan terlarang ini biasa dilakukan
selama ataupun setelah pelayaran.
5.) Smuggling and trafficking of persons, baik penyelundupan mau-
pun perdagangan manusia melalui jalur laut keduanya sama-sama
meng ancam keselamatan sekaligus menyalahi hak asasi manusia.
6.) Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, merupakan
an caman bagi keamanan maritim yang berskala pada keamanan
pangan, ekonomi, sosial, politik maupun lingkungan.
7.) Intentional and unlawful damage to the marine environment, me-
ru pakan aktivitas yang merusak ekosistem laut sehingga da pat
mengancam keamanan maritim suatu negara karena dapat ber pe-
ngaruh pada ekonomi negara pantai.
Dari uraian mengenai ancaman keamanan tersebut dapat dipahami
bahwa ancaman keamanan maritim tidak semata-mata dalam bentuk
militer tetapi juga non-militer. Dalam United Nations Convention on the
Law of the Sea (UNCLOS) diatur penegakan hukum agar terhindar dari
20 Ibid.
16
Diplomasi Maritim Indonesia
ancaman di laut territorial maupun Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Marry Ann Palma mendefinisikan keamanan maritim dengan
kon disi terbebasnya suatu negara dari berbagai ancaman terhadap ke-
pen tingan nasionalnya di laut. Ancaman tersebut baik berupa ancaman
militer, maupun non-militer seperti tindakan kekerasan untuk memaksa,
mendorong sebuah kepentingan dan tujuan politik, menantang ke dau-
latan sebuah negara, mengabaikan hukum, baik nasional dan inter na sio-
nal, pemanfaatan secara ilegal sumberdaya laut, transportasi ilegal ter-
hadap barang dan orang melalui laut. 21
Menurut Marry Ann Palma, permasalahan keamanan maritim
dapat dibagi dalam dua kategori, yakni, pertama, keamanan maritim
se bagai keamanan nasional, yang mempunyai tujuan melindungi inte-
gritas wilayah dari sumber ancaman internal (konflik komunal dan se pa-
ratisme). Kedua, keamanan maritim sebagai kepentingan keamanan yang
berdampak regional. Setiap negara pasti memiliki kebijakan terhadap
adanya ancaman eksternal (transnational crime), yang mana kebijakan
atau jurisdiksi nasional tersebut berimplikasi pada dinamika regional di
suatu kawasan
2.3. Kepentingan NasionalKebijakan luar negeri seperti dijelaskan oleh K.J Holsti (1992)22 dan
James Rosenau (1976)23 merupakan tindakan sebuah negara terhadap ne-
gara lain atau lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, setiap kebijakan
luar negeri memiliki tujuan dan sasaran yang dirumuskan dalam konsep
kepentingan nasional. Dengan kata lain terdapat hubungan yang dekat
antara kebijakan luar negeri dan kepentingan nasional. Kebijakan luar
negeri ditentukan oleh kepentingan nasional yang akan dicapainya se-
dangkan kepentingan nasional ditentukan oleh sejumlah faktor baik sifat-
nya domestik maupun internasional.
Dalam konsepsi Holsti setidaknya terdapat empat tujuan dari poli-
21 Mary Ann E Palma. 2009.Legal and Political Responses to Maritim Security Challenges in the Strait of Malacca and Singapore. Canadian Consortium on Asia Pacific Security (CANCAPS) Papier No. 31.
22 K.J. Holsti.1992. International Politics: A Framework for Analysis. New Jersey: Prentice Hall. p. 9.
23 James N. Rosenau, Kenneth W. Thompson, Gavin Boyd. 1976. World Politics: An Introduction. New York: The Free Press.
Diplomasi Maritim Indonesia
17
tik luar negeri dalam kerangka membela kepentingan nasionalnya yakni
ke amanan, otonomi, kesejahteraan dalam arti luas, status dan gengsi.24
Tu juan dari politik luar negeri dengan demikian adalah untuk membela
kepentingan nasional masing-masing negara. Rumusan kepentingan
nasional itu sendiri beraneka ragam dan bahkan sebagian pihak meragu-
kan istilah tersebut karena sifatnya yang ambigu.25
Mengutip Callahan, Morin menjelaskan kerangka yang diajukan
untuk memahami istilah kepentingan nasional negara-negara demokratis.
Kerangkanya itu membedakan antara “needs” (kebutuhan) dan “wants”
(keinginan) pemerintah. Kebutuhan terkait dengan “kebutuhan” adalah
kepentingan vital untuk menjamin perlindungan dan survival di dunia
in ternasional seperti perlindungan terhadap warga, territorial, akses ter-
hadap sumber energi, kesehatan ekonomi dan keamanan sekutunya. Se-
dangkan kepentingan nasional yang terkait dengan “keinginan” adalah
me rujuk kepada keinginan negara yang tidak terkait langsung dengan
ke amanan seperti memajukan hak asasi manusia dan demokrasi di luar
negeri.
Menurut Rosenau perlu dibedakan konsep kepentingan nasional
sebagai alat analisis dan sebagai tindakan politik.
As an analytic tool, it is employed to describe, explain, or
evaluate the sources or the adequacy of a nation’s foreign policy. As
an instrument of political action, it serves as a means of justifying,
denouncing or proposing policies. Both usages, in other words, refer
to what is best for a national society. They also share a tendency
to confine the intended meaning to what is best for a national
society. Beyond these general considerations, however, the two
uses of the concept have little in common. (Sebagai alat analitik,
kepentingan nasional digunakan untuk menggambarkan, men-
jelas kan, atau mengevaluasi sumber atau kecukupan kebi jakan
luar negeri suatu negara. Sebagai instrumen aksi po litik, ke-
pen tingan nasional berfungsi sebagai sarana untuk mem be nar-
24 K.J. Holsti. Ibid.
25 Jean-Frederic Morin and Jonathan Paquin. 2018. Foreign Policy Analysis: A Toolbox. New York: Palgrave Macmillan. p.23.
18
Diplomasi Maritim Indonesia
kan, mencela, atau mengusulkan kebijakan. Dengan kata lain,
kedua penggunaan itu merujuk pada apa yang terbaik un tuk
masyarakat nasional. Kedua konsep tersebut juga sama-sa ma
cenderung membatasi makna yang dimaksudkan dengan apa
yang terbaik bagi masyarakat nasional. Namun, di luar per tim-
bangan umum ini, kedua penggunaan konsep tersebut memiliki
sedikit kesamaan.)
Berdasarkan pengertian itu, maka konsep kepentingan nasional
merupakan alat analisis untuk menerangkan, menjelaskan dan meng-
evaluasi sumber-sumber atau alasan politik luar negeri suatu negara.
Dengan konsep kepentingan nasional ini maka perilaku politik luar negeri
dapat dengan lebih objektif dianalisis.
Formulasi kepentingan nasional yang menjadi sorotan sejak awal
adalah yang dikemukakan oleh Hans J. Morgenthau. Rosenau menye-
butkan bahwa Morgenthau sebagai pakar realis merupakan penemu
istilah kepentingan nasional yang mengartikan sebagai “interest is the
perennial standard by which political action must be judged and directed”
(kepentingan adalah standar abadi dimana tindakan politik di tentukan
dan diarahkan).
Maka tujuan politik luar negeri harus didefinisikan sesuai dengan
kepentingan nasional. Pertanyaannya apakah kepentingan sebuah
bang sa (nation) itu? Morgenthau menjelaskan, “sejenis kepentingan
yang ditentukan tindakan politik dalam periode sejarah tertentu tergan-
tung kepada konteks politik dan budaya di mana politik luar negeri itu
diformulasikan”26 Kemudian Morgenthau menyebutkan bahwa kon-
teks faktor-faktor itu diartikan sebagai kepentingan dalam arti “po wer”
(kekuasaan). Bagi Morghentahu power adalah kekuatan untuk menen-
tukan negara lain.
Nuechterlein (1976) mengartikan kepentingan nasional sebagai
the perceived needs and desires of one sovereign state in relation to other
sovereign states comprising the external environment (kebutuhan dan
26 James N. Rosenau. 1971. The Scientific Study of Foreign Policy. New York: The Free Press. H.241
Diplomasi Maritim Indonesia
19
keinginan yang dirasakan dari satu negara berdaulat terhadap negara
berdaulat lainnya terkait dengan lingkungan eksternal).27 Dari pengertian
ini maka tampak adanya pengertian mengenai persepsi kebutuhan negara
mengenai apa kepentingan nasional itu sebagai hasil dari proses politik di
dalam negeri. Selain itu pengertian ini berkaitan dengan negara berdaulat,
bukan dengan organisasi internasional. Dari pengertian ini juga tampak
adanya apa yang disebut sebagai perbedaan antara lingkungan domestik
dan internasional. Akhirnya, dari pengertian ini maka kepentingan na-
sional berbicara mengenai kepentingan bangsa, bukan kelompok, biro-
kra si atau organisasi politik.
Selanjutnya Nuechterlein (1976) membagi kepentingan nasional
itu menjadi tiga yang mendasar yakni:28
1. Kepentingan Pertahanan: perlindungan negara dan warganya dari
ancaman kekerasan fisik dari negara lain dan atau pihak eksternal
yang mengancam pemerintahan.
2. Kepentingan Ekonomi: peningkatan kekuatan ekonomi negara
dalam berhubungan dengan negara lain.
3. Kepentingan Tata Dunia: perlindungan sistem politik dan ekonomi
internasional di mana negara merasa aman dan di mana warga atau
perdagangannya berjalan damai di luar perbatasannya.
4. Kepentingan Ideologi: perlindungan dan peningkatan nilai-ni-
lai yang dianut dan diyakini negara bangsa bernilai baik secara
unversal.
Dari pengertian mengenai kepentingan nasional tersebut perlin-
dung an territorial dan manusia menjadi hal yang sangat mendasar bagi
sebuah negara. Kepentingan mempertahankan keutuhan sebuah negara
termasuk warga di dalam dan luar negeri menjadi perhatian banyak negara
modern saat ini. Sedangkan kepentingan ideologi dapat dikesampingkan
terlebih dahulu ketika muncul prioritas menghadapi ancaman wilayah.
Dalam kajian modern, pertanyaan yang muncul dengan konsep
27 Donald. E. Nuechterlein. 1976. “National Interests and Foreign Policy: A conceptual Framework for Analysis and Decision-Making”. British Journal of International Studies. 246-266.
28 Ibid.
20
Diplomasi Maritim Indonesia
kepentingan nasional adalah apakah perspektif ideologi menentukan
pe ngertian kepentingan nasional?29 Ideologi, baik yang formal seperti
Marx is me-Leninisme atau ideologi Liberal Kapitalisme, ikut menentukan
kepentingan nasional sebuah bangsa seperti dijelaskan Nuechterlein
tentang kepentingan nasional yang bersifat ideologis. Kriteria untuk
mencapai kepentingan nasional di luar negeri juga ditentukan sifatnya
yang ojektif seperti terkait dengan perlindungan territorial. Dengan meng-
hubungkan kepentingan nasional kepada politik luar negeri tampak ba h-
wa perilaku negara juga ditentukan oleh aliran ideologinya yang ikut me-
ner jemahkan sasaran capaian kepentingan nasional. Meskipun hu bungan
kepentingan nasional yang ditentukan oleh ideologi ini bersifat abstrak
namun dalam fenomena internasional terdapat sejumlah kepentingan
nasional yang memperjuangkan kepentingan yang sifatnya ideologis.
Masih menurut Nuechterlein, untuk analisis yang lebih baik dalam
menentukan intensitas dari kepentingan nasional, perlu adanya kategori
pengertian sebagai berikut:
1. Isu-isu Survival: ketika eksistensi sebuah negara terancam seperti
ka rena serangan militer atas wilayahnya atau ancaman serangan
dari musuh karena tuntutannya ditolak. Dalam pengertian ini
mung kin tidak ada isu ekonomi, tantanan dunia atau ideologis na-
mun hanya kepentingan pertahanan semata.
2. Isu-isu Vital: ketika ancaman serius sangat mungkin terjadi kepada
sebuah negara kecuali kebijakan yang kuat termasuk pengerahan
pa sukan konvensional untuk mencegah serangan negara lain atau
menggetarkan musuh. Isu-isu vital dalam jangka panjang akan
menjadi ancaman serius terhadap keadaan politik dan ekonomi
sebagai isu-isu survival.
3. Isu-isu Besar: dimana keadaan politik, ekonomi dan ideologis ne-
gar a terancam karena pengaruh peristiwa dan trend di lingkungan
in ter nasional dan memerlukan tindakan koreksi dalam mencegah
mereka menjadi ancaman serius terhadap isu-isu vital.
29 Theodore A. Couloumbis, James H. Wolfe. 1990. Introduction to International Relations: Power and Justice. Englewood Cliffs: Prentice Hall. p. 99.
Diplomasi Maritim Indonesia
21
Dalam menjelaskan konsep kepentingan nasional ini, Couloumbis
(1990) membagi dalam dua aliran berfikir yakni objektif dan rasional serta
school of thought lainnya, yang disebut sebagai perebutan kepentingan
ber bagai kekuatan politik.30 Menurut aliran pemikiran yang objektif, ide n-
tifikasi kepentingan nasional merupakan ilmu. Sedangkan menurut aliran
berfikir kedua, kepentingan nasional merupakan sebuah seni.
Couloumbis mencatat aliran pertama dianut oleh Plato yang elitis,
yang menyerahkan penilaian kepentingan polis itu kepada raja yang
dipandu filosof. Dasar asumsinya antara lain keputusan yang bijaksana
dan menyeluruh, para pengambil kebijakan tidak korupsi dan dapat di-
laksanakan. Sedangkan tokoh pemikiran kedua yakni Aristoteles yang
menekankan aspek demokratis. Bagi Aristoteles, kebajikan publik, ter-
masuk kepentingan nasional, dapat dimaknai melalui proses demokratis
yang terbuka dan melibatkan perdebatan.
Dalam kajian modern, pertanyaan yang muncul dengan konsep
kepentingan nasional adalah apakah perspektif ideologi menentukan
pengertian kepentingan nasional? Ideologi yang formal seperti Marxisme-
Leninisme maupun idelogi Liberal Kapitalisme ikut menentukan kepen-
tingan nasional sebuah bangsa.
Burchill menyatakan studi konsep kepentingan nasional seperti
dijelaskan Frankel (1970) membagi mereka yang menggunakan kepen-
tingan nasional untuk menjelaskan dan menganalisis politik luar negeri
sebuah negara dan mereka yang menggunakan konsep ini sebagai pembe-
naran atau rasionalisasi perilaku negara dalam hubungan internasional.31
Oleh sebab itu muncul pemahaman yang objektif yang meyakini adanya
kriteria objektif terhadap politik luar negeri yang dapat dievaluasi dan
diperbandingkan. Selain itu, ada pemahaman yang sifatnya subjektif yang
menekankan perubahan prioritas dan preferensi pengambil kebijakan
serta publik dan penjelasan tindakannya. 32
Menurut Frankel seperti dijelaskan Burchill, kepentingan nasional
30 ibid. p.97.
31 Burchill. Scott. 2005.The National Interest in International Relations Theory. New York: Palgrave Macmillan.p.3
32 Joseph Frankel. National Interest. 1970. London: Palgrave Macmillan. p 15-17.
22
Diplomasi Maritim Indonesia
objektif berkaitan dengan tujuan utama politik luar negeri sebuah negara,
yang ditemukan para pengambil kebijakan melalui sebuah sistem penye-
lidikan. Inilah yang disebut kepentingan permanen, terdiri dari faktor-
fak tor seperti geografi, sejarah, negara tetangga, sumber daya alam,
jum lah penduduk dan etnik. Sedangkan kepentingan nasional subjektif
ter gantung kepada preferensi pemerintah tertentu atau kebijakan elit ter-
masuk ideologi, agama dan identitas kelas. Kepentingan itu didasarkan
kepada penafsiran dan perubahan pemerintah.
Meskipun formulasi kepentingan nasional ini sudah jelas dan
banyak versinya namun konsep kepentingan nasional tetap memiliki kele-
mahan. Rosenau (1971) dan Morin (2018) misalnya menyebutkan istilah
kepentingan nasional ini pada dasarnya ambigu dan sulit menentukan
manakah kepentingan yang utama. Kelemahan lainnya adalah sulitnya
menjelaskan kriteria yang menentukan adanya kepentingan itu dan
melacak kehadirannya dalam kebijakan utama. Lalu jika sudah dite mu-
kan kepentingan nasional, masih belum tentu ada prosedur untuk m e-
nentukan kepentingan yang kumulatif. 33
Namun demikian meskipun istilah ini ambigu namun terdapat
kese pakatan bahwa kepentingan nasional ini merupakan justifikasi utama
dalam tindakan sebuah negara. Penggunaan konsep kepentingan nasional
untuk menilai tindakan sebuah negara di luar negeri itu kemudian perlu
dikaji lebih dalam dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang sifatnya
tetap dan kontekstual. Karena kepentingan nasional bisa berubah, maka
kebijakan luar negeri dapat berubah juga karena adanya faktor domestik
dan internasional.
33 Jean-Frederic Morin and Jonathan Paquin. 2018. Foreign Policy Analysis: A Toolbox. New York: Palgrave Macmillan.
Diplomasi Maritim Indonesia
23
BAB III
NATUNA DAN ISU PERBATASAN
DALAM bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi Natuna yang masuk
dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Natuna. Kemudian dibahas
potensi di dalamnya termasuk sumber daya alam. Bagian akhir dari bab
ini mengulas isu-isu yang berkaitan dengan perbatasan Natuna dengan
negara-negara lain serta dinamika di dalamnya.
3.1. Geografi dan Potensi NatunaKabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepu-
lauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di
selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan
Kam boja, di selatan berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jam bi, di
bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian ti mur de-
ngan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.34 Dengan demikian se be nar-
nya Natuna tidak berbatasan secara maritim dengan China, tetapi klaim
China di Laut China Selatan itu menjadikan kedua negara memiliki per-
batasan dengan ZEE Indonesia.
Natuna disebutkan berada pada jalur pelayaran internasional
Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal sebagai
34 Profil Kabupaten Natuna. https://disparbud.natunakab.go.id/profil-kabupaten-natuna/. Diakses 10 Maret 2020.
24
Diplomasi Maritim Indonesia
penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan
mencapai 14.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680 barel. 35
Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun
1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya
Bupati Natuna Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm
Jenderal TNI Faisal Tanjung di Jakarta.
Gambar 7 : Peta Baru Perbatasan Laut Natuna Utara
Sumber: bbc.com
Dari peta yang dirilis Indonesia setelah bagian ZEE Indonesia di-
na makan Laut Natuna Utara bukan Laut China Selatan, maka jelas ke-
daulatan di kawasan itu berada di Indonesia. Gambaran Pulau Natuna
lebih detil lagi seperti dirilis oleh pemerintah Kabuaten adalah sebagai
berikut. Perubahan nama kawasan perairan ZEE di utara Kepulauan Na-
tuna menjadi perairan Natuna Utara memiliki beberapa arti baik sim-
bolis maupun arti nyata. Arti simbolis merujuk penegasan Indonesia
35 Ibid
Diplomasi Maritim Indonesia
25
ter hadap kepemilikan Laut Natuna Utara dengan identitas Indonesia
yang membedakannya dengan Laut China Selatan yang sering disebut
di dunia internasional. Dengan pengertian simbolis ini Indonesia ingin
mengabarkan kepada dunia dan khususnya ke China bahwa kawasan
ter sebut berada dalam ZEE Indonesia, bukan kawasan bebas apalagi ka-
wasan nelayan tradisional China. Arti nyata penamaan itu terlihat pada
nama Laut Natuna Utara di dalam peta Indonesia dan diharapkan dunia
me mahami dan mengikuti penamaan tersebut.
Gambar 8 : Kepulauan Natuna
Sumber: natunakab.go.id36
Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.
53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang
terdiri dari enam Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran
Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu
36 https://natunakab.go.id/kondisi-geografis-kabupaten-natuna/. Diakses 1 April 2020.
26
Diplomasi Maritim Indonesia
Tebang Ladan. Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten
Na tuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga
ta hun 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan Kecamatan Pal
Matak, Subi, Bunguran Utara dan Pulau Laut, dan jumlah kelurahan/desa
sebanyak 53.
Tahun 2007 Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan, 6
Ke camatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan Pulau
Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, Siantan
Ti mur dan Jemaja Timur dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak
75. Penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2010 berjumlah 69.003 jiwa,
yang terdiri dari 35.741 jiwa penduduk laki-laki dan 33.262 jiwa penduduk
perempuan
Kepulauan Natuna, seperti dijelaskan dalam situs resmi Kabupaten
Natuna, memiliki kekayaan sumber daya perikanan laut yang mencapai
lebih dari satu juta ton per tahun yang baru dimanfaatkan 36%, yang sekitar
4,3% oleh Kabupaten Natuna. Pertanian dan perkebunan mencakup seperti
ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkeh. Objek wisata: bahari (pantai,
pulau selam), gunung, air terjun, gua dan budidaya. Ladang gas D-Alpha
yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEE) dengan total
cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa
didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.37
Dari penjelasan itu tampak bahwa Kepulauan Natuna dan seki tar-
nya kaya akan sumber daya hayati laut dan sumber daya alam yang ma-
sih belum tergali di dalam laut seperti migas. Dengan lokasi strategis ini
Kepulauan Natuna masih memerlukan perhatian terutama dalam pe-
ngem bangan ekonomi agar para nelayannya mampu memanfaatkan ZEE
yang membentang 200 mil laut dari garis pantai.
3.2. Isu-isu terkait Perbatasan MaritimSecara geografis, Kabupaten Natuna terletak pada posisi 1 dengan
70 19’ Lintang Utara dan 105 mempunyai luas 264.198,37 Km 262.197,07
km2 dan si sa nya daratan yang berbentuk kepulauan seluas 2.001,3 km.
37 https://natunakab.go.id/kondisi-geografis-kabupaten-natuna/. Diakses 1 April 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
27
Kabupaten Natuna secara administrasi berbatasan dengan: Sebelah
Utara: Vietnam dan Kamboja Sebelah Selatan: Kepulauan Sebelah Timur:
Malaysia Sebelah Barat: Kabupaten Kepulauan Anambas. Posisi geografis
tersebut membuat Natuna menjadi wilayah strategis terutama karena
kekayaan dalam lautnya. Sumber daya perikanan laut Natuna yang men-
capai lebih dari satu juta ton per tahun baru dimanfaatkan sekitar 36
persen.
Perbatasan di Natuna ini sebagian sudah diselesaikan terutama
dengan negara yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
Tabel 2: Batas Landas Kontinen RI dengan Negara Tetangga
Sumber: Muzwardi (2016)38
Isu yang muncul di perbatasan Natuna selain manajemen per ba-
tasan adalah illegal fishing. Menurut Ady Muzwardi, keterbatasan ma na-
jemen perbatasan di wilayah perairan Natuna menyebabkan illegal fishing
semakin sering terjadi. Hal ini tidak lepas dari tidak adanya kerjasama dan
kesepakatan dengan negara negara yang berbatasan dengan Indonesia.
Lemahnya pengawasan terhadap illegal fishing di Laut China Selatan
dikarenakan :39
38 Ady Muzwardi. 2016. Analisa Pengelolaan Manajemen Perbatasan (Studi Kasus: Illegal Fishing di Perairan Natuna). Dalam Prosiding Seminar Bersama Program StudiIlmu Hukum FISIP Umrah dan Fakultas Hukum Universitas Islam Riau.
39 Ibid.
28
Diplomasi Maritim Indonesia
1) Limitasi alami berupa Laut Cina Selatan dengan kondisi iklim yang
menyulitkan kapal-kapal kecil seperti kapal patroli untuk berlayar.
2) Minimnya jumlah dan kualitas kapal patroli yang dimiliki Pos
TNI AL, di mana sebagian besar merupakan kapal yang sudah tua
(berupa kapal kayu) sehingga tidak layak untuk digunakan dalam
tugas patroli batas wilayah laut Negara.
3) Minimnya pengetahuan pengelolaan perbatasan oleh tenaga te-
naga pengaman perbatasan, sehingga tidak mendukung fungsi
han kam di perbatasan.
Tabel 3: Perbatasan Indonesia dengan Tetangga
Sumber: Ady Muzwardi (2016)
Menurut Ady Muzwardi secara umum tindakan Illegal Fishing yang
terjadi di perairan Natuna, antara lain:
a. Penangkapan ikan tanpa izin;
b. Penangkapan ikan dengan menggunakan izin palsu;
c. Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap terlarang; dan
Diplomasi Maritim Indonesia
29
d. Penangkapan ikan dengan jenis (species) yang tidak sesuai dengan
izin.
Tingginya angka tindakan Illegal Fishing di perairan Natuna di se-
babkan keberadaan Pos Lintas Batas (PLB) dan Pos Pemeriksaan Lin tas
Batas (PPLB) beserta fasilitas Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, dan Ke-
amanan (CIQS) yang belum maksimal. Dengan kata lain, pemanfaatan
wilayah ZEE Indonesia masih belum menjadi perhatian sekaligus masih
kurang adanya dukungan baik dari sisi pengawalan keamanan maupun
dukungan pemodalan.
3.3. Isu di Kawasan ZEEIndonesia mengenal Zona Ekonomi Eksklusif berdasarkan UNCLOS
1982. Oleh karena itu sepanjang 200 mil laut dari haris pantai merupakan
kedaulatan ZEE kecuali diatur perbatasan maritim. Isu perbatasan
maritim ini masih terus dibahas oleh beberapa negara tetangga Indonesia
namun tidak ada perbatasan wilayah yang dibahas dengan China. Hal ini
dikarenakan secara fisik wilayah daratan China jaraknya ribuan kilometer
dari Kepulauan Natuna. Oleh karena itulah belum ada pengaturan
perbatasan maritim dengan China antara Laut Natuna Utara dengan Laut
China Selatan. Namun seperti tampak dalam gambar berikut, Indonesia
telah mengatur perbatasan maritim dengan tetangga sekitarnya termasuk
dengan Vietnam dekat Natuna.
30
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 9: Perbatasan Laut dengan 10 Negara
Sumber: Indriati Kusumawardhani dan Arie Afriansyah (2019)40
Sejak tahun 1969 Indonesia telah berhasil menyepakati batas
maritim dengan negara tetangga. UNCLOS 1982 mengatur 3 (tiga) jenis
batas maritim, yaitu laut teritorial, landas kontinen, dan zona ekonomi
eksklusif (ZEE). Adapun berbagai perjanjian yang telah berhasil disepakati
adalah sebanyak 18 Perjanjian Batas Maritim, yaitu:
1. Indonesia – Malaysia:
a. Landas Kontinen, 27 Oktober 1969, dengan Keppres Nomor 89
Tahun 1969.
b. Laut Teritorial di Selat Malaka, 17 Maret 1970, dengan Undang
–Undang Nomor 2 Tahun 1971.
2. Indonesia – Singapura
a. Laut Teritorial di Selat Singapura, 25 Mei 1973, dengan Undang
–Undang Nomor 7 Tahun 1973.
b. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian barat, 10 Maret 2009,
dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2010.
c. Laut Teritorial di Selat Singapura bagian timur, 3 September
2014, Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2017.
3. Indonesia – Australia
40 Indriati Kusumawardhani dan Arie Afriansyah. 2019.” Kebijakan Kelautan Indonesia dan Diplomasi Maritim”. Jurnal Kertha Patrika, Vol. 41, No. 3 Desember 2019, h. 251 – 282.
Diplomasi Maritim Indonesia
31
a. Dasar Laut Tertentu, 18 Mei 1971, dengan Keppres Nomor 42
Tahun 1971.
b. Dasar Laut Tertentu di Wilayah Laut Timor dan Arafura,
Tambahan terhadap Persetujuan tanggal 18 Mei 1971 dengan
Keppres Nomor 66 Tahun 1972.
c. Garis – garis Batas Tertentu antara Indonesia dan Papua Nugini,
12 Februari 1973, dengan Undang – Undang Nomor 6 Tahun
1973.
d. Zona Ekonomi Eksklusif dan Dasar Laut Tertentu, 14 Maret 1997
(belum diratifikasi)
4. Indonesia – Thailand
a. Landas Kontinen di Bagian Utara Selat Malaka dan di Laut
Andaman, 17 Desember 1971 dengan Keppres Nomor 21 Tahun
1972.
b. Dasar Laut di Laut Andaman, 11 Desember 1975 dengan Keppres
Nomor 1 Tahun 1977.
5. Indonesia – India
a. Garis Batas Landas Kontinen, 8 Agustus 1974 dengan Keppres
Nomor 51 Tahun 1974.
b. Perpanjangan Garis Batas Landas Kontinen 1974, 14 Januari
1977 dengan Keppres Nomor 26 Tahun 1977.
6. Indonesia – India – Thailand
a. Trijunction Point dan Garis Batas dari Garis-garis Batas Tertentu
di Laut Andaman, 22 Juni 1978 dengan Keppres Nomor 24 Tahun
1978.
7. Indonesia –Vietnam
a. Garis Batas Landas Kontinen di Utara Pulau Natuna, 26 Juni 2003
dengan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2007.
8. Indonesia – Filipina
a. Garis Batas ZEE di Laut Sulawesi, 23 Mei 2014, masih dalam
proses ratifikasi.
9. Indonesia – PNG
a. Garis Batas Landas Kontinen, 13 Desember 1980 dengan Keppres
Nomor 21 Tahun 1982.
32
Diplomasi Maritim Indonesia
Indonesia mengumumkan Zona Ekonomi Eksklusif di bagian utara
Natuna pada 1 Maret 1980. Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah wilayah
laut Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia. Apabila ZEE suatu negara berhimpit dengan ZEE negara lain
maka penetapannya didasarkan kesepakatan antara kedua negara terse-
but. H. Abd Thalib, yang mengutip Bab III Pasal 4 UU No. 5 Tahun 1983
Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, menyebutkan bahwa:
(1) Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Republik Indonesia mem-
punyai dan melaksanakan:
a. Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, penge-
lolaan dan konservasi sumber daya alam hayati dan non hayati dari
dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di atasnya dan kegiatan-
kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona
tersebut, seperti pembangkitan tenaga dari air, arus dan angin;
b. Yurisdiksi yang berhubungan dengan :
1) pembuatan dan penggunaan pulau-pulau buatan, instalasi-
instalasi dan bangunan-bangunan lainnya;
2) penelitian ilmiah mengenai kelautan;
3) perlindungan dan pelestarian lingkungan taut;
c. Hak-hak lain dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan Kon-
vensi Hukum Laut yang berlaku.
(2) Sepanjang yang bertalian dengan dasar laut dan tanah di bawahnya,
hak berdaulat, hak-hak lain, yuridiksi dan kewajiban-kewajiban In-
do nesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan me-
nurut peraturan perundang-undangan Landas Kontinen Indonesia,
persetujuan-persetujuan antara Republik Indonesia dengan negara
negara tetangga dan ketentuan-ketentuan hukum internasional
yang berlaku.
(3) Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, kebebasan pelayaran dan
pe nerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan
pipa bawah laut diakui sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut
internasional yang berlaku.
Hak dan kewajiban negara lain di zona ekonomi eksklusif diatur
Diplomasi Maritim Indonesia
33
oleh Pasal 58 Konvensi Hukum Laut 1982, yaitu sebagai berikut:41
1. Di zona ekonomi eksklusif, semua negara, baik negara berpantai
atau tak berpantai, menikmati, dengan tunduk pada ketentuan
yang relevan konvensi ini, kebebasan-kebebasan pelayaran dan
pe nerbangan, serta kebebasan meletakkan kabel dan pipa bawah
laut yang disebutkan dalam pasal 87 dan penggunaan laut yang
berkaitan dengan pengoperasian kapal, pesawat udara, dan kebel
serta pipa di bawah laut, dan sejalan dengan ketentuan-ketentuan
lain konvensi ini.
2. Pasal 88 sampai pasal 115 dan ketentuan hukum internasional lain
yang berlaku diterapkan bagi zona ekonomi eksklusif sepanjang
tidak bertentangan dengan bab ini.
3. Dalam melaksanakan hak-hak memenuhi kewajiban berdasarkan
konvensi ini di zona ekonomi eksklusif, negara-negara harus mem-
per hatikan sebagaimana mestinya hak-hak dan kewajiban negara
pantai dan harus mentaati peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh negara pantai sesuai dengan ketentuan konvensi ini
dan peraturan hukum internasional sepanjang ketentuan tersebut
tidak bertentangan dengan ketentuan bab ini.
Sementara hak dan kewajiban Indonesia di ZEE di perundangan
Indonesia diatur dalam Hak berdaulat. Kewajiban yurisdiksi dan hak-hak
lain di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia diatur dalam Bab III Pasal 4 UU
No.5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
Dengan mempertimbangkan argumentasi hukum dan landasan
perundangan maka isu di ZEE itu bukan merupakan kedaulatan territorial
namun kedaulatan dalam mengelola kekayaan laut dan perairan di
dalamnya. Mengenai ZEE sendiri, angka yang dikemukakan mengenai
lebarnya zona ekonomi eksklusif adalah 200 mil atau sekitar 370,4 km.
Sejak adanya gagasan zona ekonomi, angka 200 mil dari garis pangkal
sudah menjadi pegangan. Jika lebar laut wilayah 12 mil sudah diterima,
seperti kenyataannya sekarang ini, sebenarnya lebar zona ekonomi
41 H. Abd Thalib. 2016. Hak berdaulat Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif. Dalam Prosiding Seminar Bersama Program Studi Ilmu Hukum FISIP Umrah dan Fakultas Hukum Universitas Islam Riau.
34
Diplomasi Maritim Indonesia
eksklusif adalah 200-12 = 188 mil laut.
Sebagaimana telah dikemukakan, hak-hak negara pantai atas kedua
laut tersebut berbeda yaitu kedaulatan penuh atas laut wilayah (teritorial)
dan hak-hak berdaulat atas zona ekonomi untuk tujuan eksploitasi sum-
ber kekayaan yang terdapat di daerah laut tersebut. Dan yang saat ini di-
hadapi Indonesia berkaitan dengan nelayan dan coast guard China adalah
pelanggaran hak berdaulat di ZEE Natuna.
3.4. Isu dengan ChinaChina menyerahkan peta yang menyertakan nine-dash line di Laut
China Selatan yang diklaimnya kepada PBB tanggal 7 Mei 2009. China
mengklaim wilayah kedaulatannya berada di dalam sembilan garis putus-
putus yang diletakkan di peta Laut China Selatan. China mengklaim
peta itu berdasarkan penafsiran historisnya sehingga tidak ada standar
internasional seperti tanggal penerbitan, koordinat dan ciri peta modern
lainnya. Terungkapnya klaim Cina tahun 2009 itu menimbulkan reaksi
dari negara tetangganya termasuk Indonesia.
Diplomasi Maritim Indonesia
35
Gambar 10: Peta Nine-Dash Line China ke PBB
Sumber: www.un.org (2020)42
42 https://www.un.org/Depts/los/clcs_new/submissions_files/mysvnm33_09/chn_2009re_mys_vn-m_e.pdf. Diakses Maret 2020.
36
Diplomasi Maritim Indonesia
Pada tahun 2010, secara resmi Indonesia menyampaikan protes di
forum PBB dan mempertanyakan dasar hukum yang mengklaim wilayah
Laut China Selatan dengan menggunakan nine-dash line. Indonesia
menolak penggunaan nine-dash line sebagai dasar klaim perairan di Laut
China Selatan bukan dengan UNCLOS 1982. Dengan hadirnya peta baru
China itu maka dimulai babak baru isu Laut China Selatan sejak negara itu
mengklaim Spartly dan Paracel. Kawasan ini diklaim oleh beberapa negara
ASEAN seperti Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam. Itulah
yang menjadi alasan bagi Indonesia sejak tahun 1990 untuk mengadakan
workshop mengenai LCS yang merupakan pertemuan informal negara
yang terlibat konflik LCS.
Kebijakan Indonesia menjadi urgen setelah pada 17 Juni 2016 ada
dugaan klaim tumpang tindih di Laut China Selatan. Termasuk klaim tum-
pang tindih di Kepulauan Natuna. Pernyataan China ini berbeda de ngan
ke bi jakan Indonesia yang memandang ZEE merupakan wilayah In do nesia
berdasarkan UNCLOS 1982. Disinilah persoalan muncul bagi Indonesia
sendiri untuk melakukan diplomasi baik kepada China mau pun ke negara
tetangga lainnya untuk memetakan lagi kedaulatan di Kepulauan Natuna.
Isu perbatasan maritim dengan Laut China Selatan yang diklaim
China dekat Kepulauan Natuna tidak pernah menjadi masalah sampai
tahun 2016. Dalam upaya menegakkan doktrin Poros Maritim Dunia,
pemerintahan Joko Widodo melakukan penangkapan dan penenggelaman
kapal di perairan Indonesia termasuk kapal-kapal nelayan China, sehingga
timbul insiden di zona ekonomi eksklusif Kepulauan Natuna pada tahun
2016. Inilah peristiwa pertama yang menimbulkan ketegangan kedua
negara karena secara terang-terangan kapal-kapal nelayan China disertai
kapal patrol Cina beroperasi di ZEE Kepulauan Natuna.
Kapal KKP berusaha menangkap kapal pencuri ikan asal China
Kawy Fey 10078 dengan pemeriksaan kapal tersebut. Dilaporkan kapal
coast guard China menabrak kapal tersebut KKP ditafsirkan sebagai protes
China. Karena insiden itu terjadi di ZEE Indonesia maka kasus tabrakan
itu menjadi perhatian dan dapat disebut pelanggaran perairan Indonesia.
Akibat insiden itulah maka Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi
menyampaikan nota diplomatik atas tindakan kapal coast guard China.
Diplomasi Maritim Indonesia
37
Namun kemudian Menkopolhukam Luhut Panjaitan melakukan langkah
langsung menemui China untuk meredakan ketegangan.
Insiden yang melibatkan kapal berbendera China kembali terjadi
Juni 2016 saat kapal patroli Indonesia memberikan tembakan peringatan
terhadap kapal bendera asing. Kapal tersebut ternyata diawaki enam
orang warganegara China. Setelah itu pemerintah China menyampaikan
protes resmi atas insiden penembakan terhadap nelayan China yang
diklaimnya sebagai wilayah pemancingan tradisional China.
Sepanjang tahun 2016, sedikitnya terekam tiga kali insiden yang
melibatkan TNI Angkatan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), dan Chinese Coast Guard. Keterlibatan Chinese Coast Guard ini
menunjukkan China tidak mengakui hal yang diatur oleh United Nations
Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982. Setidaknya ada empat
unsur pengaturan di dalam UNCLOS yakni batas laut teritorial, batas zona
tambahan, batas perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan batas landas
kontinen.
Beberapa hari setelah keteganga di ZEE itu, Presiden Joko Widodo
mengunjungi Natuna menggunakan KRI Imam Bonjol. Kunjungan ini di-
baca sebagai sebuah pesan kepada China bahwa kedaulatan Indonesia
ti dak bisa dianggap main-main. China dengan menggunakan doktrin
nine-dash line (sembilan garis terputus-putus) mengklaim tidak ada pe-
langgaran batas perairan dengan Indonesia. Bahkan China menganggap
ada nya tumpang tindih wilayah kedaulatan di ZEE Indonesia itu karena
ada nya prinsip nine-dash line yang tidak diakui oleh UNCLOS. China
meng klaim bahwa ZEE Indonesia itu adalah wilayah nelayan tradisional
China.
Indonesia pada 14 Juli 2017 menamai perairan di sekitar Natuna
sebagai North Natuna. Juru bicara Kemenlu China Geng Shuang menya-
taan tidak mengetahui mengenai penamaan itu namun nama Laut China
Selatan memiliki pengakuan internasional dan memiliki batas geografis
yang jelas. Dia menegaskan, negara yang menamai ulang wilayah itu tidak
memiliki makna apa apa.43
43 Indonesia Declares “North Natuna Sea” – China: “Totally Meaningless”. https://investvine.com/indonesia-declares-north-natuna-sea-china-totally-meaningless/
38
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 11: Laut Natuna Utara
Sumber: investine.com44
Akibat dari penangkapan ikan secara ilegal tersebut nelayan Na-
tuna mengalami kerugian. Seorang nelayan yang dihubungi Antara me n-
jelaskan bahwa pendapatan ikan nelayan Kabupaten Natuna Kepulauan
Riau berkurang sekitar 75 persen, semenjak Desember 2019 sampai Januari
2020.45 Menurut nelayan ini satu kelompok nelayan mengumpulkan hing-
ga 4 kotak ikan. Satu kotak bisa memuat hingga 100 Kg ikan. Namun
kini, para pencari ikan hanya bisa mengumpulkan satu kotak. Perolehan
ikan itu didapat dari empat hari di laut sampai seminggu. Selain karena
hambatan cuaca dan gelombang laut tinggi, nelayan Natuna khawatir
akan kapal nelayan asing seperti dari Vietnam dan sangat mungkin juga
dari China.
44 Ibid
45 https://natunakab.go.id/kondisi-geografis-kabupaten-natuna/
Diplomasi Maritim Indonesia
39
Gambar 12: Laut Natuna Utara dan Nine-Dash Line
Sumber: Indonesia Joins The South China Sea Fray46
Penamaan Laut Natuna Utara merupakan bagian dari kebijakan
Indonesia untuk memberikan tanda yang jelas mengenai kedaulatan
wi layah Zona Ekonomi Eksklusif. Meski ada negara tidak setuju dengan
penamaan baru itu seperti diekspresikan China, Indonesia tetap memiliki
keabsahan menamakan wilayah itu dengan nama lain selain Laut China
Selatan di peta-peta resmi.
Dengan adanya nama baru maka Indonesia memberikan pene-
gasan secara hukum formal bahwa perairan di utara Kepulauan Natuna
yang berbatasan dengan Laut China Selatan itu dinamai Laut Natuna
Utara atau North Natuna Sea. Di utara perairan yang masuk dalam ZEE
Indonesia itu terbentang Laut China Selatan yang memiliki klaim tumpang
tindih antara China dengan Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina.
46 https://21stcenturyasianarmsrace.com/2017/07/18/indonesia-joins-the-south-china-sea-fray/. Diakses 30 Maret 2020.
40
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 13 Saling Klaim di Laut China Selatan
Sumber: indocropcircles.com
Peta tersebut memperlihatkan bagaimana klaim yang tumpang
tindih di Laut China Selatan akibat negosiasi yang belum selesai. karena
antara lain China memiliki klaim terhadap hampir semua kawasan
maritim di Laut China Selatan berdasarkan klaim nine-dash line. Klaim
China itulah kemudian yang langsung maupun tidak langsung berimbas
kepada perairan yang sekarang disebut Natuna Utara. Di kawasan
inilah para nelayan China melakukan penangkapan ikan di daerah ZEE
Diplomasi Maritim Indonesia
41
Indonesia. Bahkan dalam beberapa insiden aktivitas nelayan China itu
dilihat seperti dikawal oleh kapal pengawal pantai China.
Gambar 14: Kapal Patroli China di Natuna
Sumber bbc.com47
Gambar tersebut menunjukkan pergerakan kapal Coast Guard
China terlihat melalui layar yang tersambung kamera intai dari Pesawat
Boeing 737 Intai Strategis AI-7301 Skadron Udara 5 Wing 5 TNI AU Lanud
Sultan Hasanudin Makassar saat melakukan patroli udara di Laut Natuna
4 Januari 2020.
47 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51143850. Diakses 20 Mei 2020.
42
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
43
BAB IV
DIPLOMASI MARITIM INDONESIA DI NATUNA
PEMBAHASAN dalam bab ini seperti dijelaskan dalam kerangka kon-
septual sebelumnya menggunakan konsep dari Christian le Miere (2014)
bahwa diplomasi maritim adalah pengelolaan hubungan internasional
melalui domain maritim. Diplomasi maritim merupakan penggunaan aset
maritim untuk mengelola hubungan internasional. Diplomasi maritim
dapat dibagi kedalam kategori, yakni diplomasi maritim kooperatif,
persuasif dan koersif.
Diplomasi maritim kooperatif adalah semua pihak bekerja secara
sukarela seperti dalam kasus bantuan kemanusiaan yang dilakukan ang-
katan laut kepada sebuah negara yang terkena bencana. Aktivitas lain dari
diplomasi maritim menyangkut pertukaran personil, program pendidikan,
dan pertemuan kolaboratif yang bertujuan membangun saling percaya.
Diplomasi maritim persuasif bertujuan untuk menguatkan peng-
akuan pihak lain terhadap kekuatan nasional yang dimiliki suatu negara
antara lain dengan menunjukkan kekuatan angkatan lautnya. Sedangkan
Diplomasi maritim koersif dilakukan dengan penggunaan instrumen
kekuatan militer untuk mengamankan kepentingan nasional suatu negara
di perairan.
Dalam konteks diplomasi maritim pemerintah dapat menjaga
44
Diplomasi Maritim Indonesia
kedaulatan negara dengan beberapa langkah di antaranya:48
a. mempercepat negosiasi untuk menyelesaikan masalah perbatasan
dengan negara tetangga;
b. meningkatkan keamanan pulau-pulau terluar, dan
c. mengamankan sumber daya kelautandalam wilayah perairan Zona
Ekonomi Eksklusif (selanjutnya disebut ZEE).
Karena itu, pemerintah akan bekerja sama dengan negara-negara
mitra untuk mengelola dan mencari solusi sengketa territorial dan mari-
tim di kawasan. Indonesia bekerja sama dengan negara-negara mitra un-
tuk menghilangkan sumber konflik maritim seperti illegal fishing, pelang-
garan kedaulatan, sengketa teritorial, dan kerusakan lingkungan laut
Diplomasi maritim bersama klaster Batas Maritim dan klaster Ruang
Laut menjadi salah satu klaster/aspek penting dalam pembangunan ke-
ma ritiman yang dicanangkan oleh Pemerintah saat ini. Diplomasi Maritim
terdiri dari 4 (empat) kegiatan prioritas, yaitu: (1) Perundingan dan Pe-
nye lesaian Batas Laut; (2) Penguatan Diplomasi Maritim; (3) Penye lesaian
Toponimi; dan (4) Penataan Ruang Laut. Sehubungan dengan pro gram
pemerintah tersebut, strategi yang dilakukan mencakup:49
(1) Percepatan Penyelesaian Batas Maritim Indonesia Dengan Negara
Tetangga;
(2) Percepatan Submisi Penetapan Ekstensi Landas Kontinen Sesuai
dengan Hukum Internasional;
(3) Peningkatan Kepemimpinan Di dalam Berbagai Kerjasama Bidang
Kelautan Pada Tingkat Bilateral, Regional dan Multilateral;
(4) Peningkatan Peran Aktif Dalam Upaya Menciptakan Dan Menjaga
Perdamaian Dan Keamanan Dunia Melalui Bidang Kelautan;
(5) Kepemimpinan atau Peran Aktif Dalam Penyusunan Berbagai
Norma Internasional Bidang Kelautan;
(6) Peningkatan penempatan WNI di Berbagai Organisasi Internasional
Bidang Kelautan;
48 Dita Birahayu. 2019. Upaya Penanganan Sengketa Kelautan Indonesia Melalui Diplomasi Maritim. Prosiding Seminakel, 2019 - prosidingseminakel.hangtuah.ac.id.
49 Ibid.
Diplomasi Maritim Indonesia
45
(7) Pembakuan Nama Pulau;
(8) Penciptaan Keterpaduan Lintas Program Antar Sektor Di Wilayah
Laut;
(9) Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Laut Nasional;
Sebelum membahas bagaimana diplomasi maritim Indonesia dila-
kukan, dapat dicatat di bawah ini sejumlah pelanggaran China di kawasan
ZEE Indonesia seperti tampak dalam tabel berikut. Tabel ini mencatat
sejumlah pelanggaran yang dilakukan kapal nelayan China sampai pada
tahun 2016. Tahun 2019 berulang lagi pelanggaran kapal nelayan China
di wilayah ZEE Indonesia bahkan dikawal kapal coast guard China yang
berujung terjadi ketegangan militer kedua pihak di wilayah Natuna.
46
Diplomasi Maritim Indonesia
Tabel 4 Kasus Aktivitas Illegal Fishing oleh Nelayan China di ZEEI
Sumber: Riska50
Selain tabel tersebut terdapat penjelasan lainnya mengenai pelang-
garan nelayan China di kawasan perairan Natuna dalam kurun waktu 2009
sampai 2013 seperti di bawah ini. Ini menunjukkan bahwa klaim Indonesia
mengenai pelanggaran China terjadi sebelum kebijakan penenggelaman
50 Ela Riska. 2017. “Diplomasi Maritim Indonesia terhadap Aktivitas Penangkapan Ikan Ilegal oleh Nelayan China di ZEEI Perairan Kepulauan Natuna”. Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2.
Diplomasi Maritim Indonesia
47
kapal digalakkan Indonesia untuk menjaga sumber daya laut.
Tabel 5 Pelanggaran China
Sumber: Fauzan (2019)
Dari tabel tersebut tampak telah terjadi pelanggaran sejak tahun
2009 sebelum Indonesia menghadapinya dengan serius. Pelanggaran itu
tampak dari data penangkapan nelayan China yang beroperasi di kawasan
ZEE Indonesia.
Data lain menyebutkan pelanggaran nelayan China terjadi juga 20
Juni 2009, kemudian 13 Mei 2010 kapal Yuzheng 302 yang melanggar ZEE
disergap KRI SRE-386, kemudian tanggal 15 Mei kembali kapal Yuzheng
301 melakukan provokasi yang dipantau Kapal HIU 003 dan HIU 004.
Tanggal 23 Juni 2010 kembali terjadi provokasi Yuzheng 303 dan 311 yang
dipantau oleh HIU 009, HIU 010, KRI Ahmad Yani dan KRI Teuku Umar.
Selanjutnya hampir tiap tahun terjadi pelanggaran kecuali di tahun
2011 dan 2014 yang tidak terungkap adanya pelanggaran. Bisa jadi d masa
itu memang tidak ada pelanggaran atau ada pelanggaran tetapi tidak
terekam oleh Indonesia karena berbagai alasan misalnya tidak ada patrol
ketika pelanggaran terjadi. Dan pelanggaran yang kemudian menjadi
perhatian Indonesia terjadi tahun 2016 di wilayah ZEE Indonesia.
48
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 15 : Lokasi Insiden Tahun 2016
Sumber: I Made Andi Arsana (2020)51
Pelanggaran itu terjadi lagi bahkan sampai akhir tahun 2019. Kepala
Dinas Penerangan Koarmada I Letnan Kolonel Laut (P) Fajar Tri Rohadi
mengatakan, kehadiran Coast Guard China menimbulkan reaksi dari KRI-
KRI yang beroperasi di perairan tersebut. Fajar menjelaskan, pada tanggal
30 Desember 2019 KRI Tjiptadi-381 saat melaksanakan patroli sektor di
perbatasan ZEEI Laut Natuna Utara tepatnya pada posisi 05 06 20 U 109
15 80 T mendeteksi 1 kontak kapal di radar pada posisi 05 14 14 U 109 22
44 T jarak 11.5 NM menuju selatan dengan kecepatan 3 knots. Selanjutkan
dikatakan, setelah didekati pada jarak 1 NM kopal tersebut adalah CHINA
COAST GUARD nomor lambung 4301 (CCG 4301) yang sedang mengawal
beberapa kapal ikan China yang melakukan aktivitas perikanan.52
Fajar menjelaskan, komunikasi telah dilakukan. KRI Tjiptadi-381
51 http://madeandi.staff.ugm.ac.id/berebut-ikan-di-laut-tiongkok-selatan/#comment-16. Diakses 27 Maret 2020.
52 Ini Kronologis RI Protes Keras Klaim China Soal Natuna https://www.cnbcindonesia.com/news/20200104193648-4-127681/ini-kronologis-ri-protes-keras-klaim-china-soal-natuna. Diakses Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
49
lalu mengusir kapal-kapal nelayan yang berupaya menangkap ikan secara
ilegal. KRI Tjiptadi-381 mencegah kapal CCG 4301 untuk tidak mengawal
kegiatan perikanan yang illegal, unreported, and unregulated fishing
(IUUF) lantaran posisinya berada di perairan ZEEI.
Gambar 16: Insiden di ZEE DI Kepulauan Natuna
Sumber: Connelly (2016)53
Peta lain menunjukkan perkiraan terjadinya insiden antara kapal
China dan kapal Indonesia. Berulangkali bahkan sampai tahun 2019, ne-
layan China dengan kawalan kapal coast guard China berusaha mela kukan
penangkapan ikan secara illegal. Dengan adanya kebijakan Indonesia un-
tuk menangkap dan menenggelamkan kapal asing di perairan ZEE sekitar
Natuna, maka Indonesia memberlakukan kebijakan itu dengan tegas.
Penangkapan tidak hanya dilakukan terhadap kapal-kapalnya tetapi juga
mengadili para pelakunya karena terbukti melakukan penangkapan ikan
secara illegal di perairan Indonesia.
53 Aaron L. Connelly. 2016. Indonesia in the South China Sea: Going it Alone. Sydney: Lowly Institute.
50
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 17: Insiden Nelayan China
Sumber: merdeka.com (2016)54
Bab pembahasan ini akan dibagi beberapa bagian mulai dari di-
plomasi Indonesia yang bersifat koersif berupa pengerahan perangka
militer di wilayah Natuna dan sekitarnya, kemudian diplomasi persuasif
de ngan melakukan protes kepada China dan melakukan perbaikan di
dalam negeri, diplomasi multilateral di tingkat ASEAN serta diplomasi
kooperatif untuk tetap berdialog karena terdapat kepentingan hubungan
diplomatik yang lebih luas.
Namun secara umum diplomasi maritim pemerintahan Joko Wi-
dodo selama 2014-2019 dalam menjaga kedaulatan di Kepulauan Natuna
sudah menunjukkan perhatian yang tinggi. Menurut Arfin Sudirman
(2020), dalam konteks diplomasi maritim di Indonesia, Kepulauan Natuna
ini agak kompleks. Dari perspektif diplomasi maritim sebetulnya yang
dilakukan Presiden Jokowi seperti menghubungkan dengan Laut Natuna
Utara, lalu dalam konteks diplomasi pertahanan, sudah melakukan mi-
literisasi Natuna. Semua itu sebetulnya sudah bisa dibilang secara di plo-
masi bersifat simbolis atau kode keras bahwa kedaulatan Natuna sudah
54 Ini peta lokasi bentrok TNI AL & AL China di Laut Natuna. https://www.merdeka.com/dunia/ini-peta-lokasi-bentrok-tni-al-al-china-di-laut-natuna.html. Diakses 1 April 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
51
tidak bisa ditawar lagi.55
Menurut Pemerintah Indonesia, Sejak awal, Indonesia secara bila-
teral menyampaikan permintaan klarifikasi maupun protes terhadap ne-
gara yang tidak menghormati kedaulatan RI. Hal ini penting dilakukan
untuk menunjukkan kedaulatan RI di wilayahnya. Salah satu hasil tin-
dakan ini bahwa sejak tahun 1995 Pemerintah RRT telah menyatakan
tidak ada klaim tumpang tindih terhadap Kepulauan Natuna dan meng-
akui Kepulauan tersebut milik Indonesia.56
Dalam menghadapi isu perbatasan ini Indonesia memandang ter-
dapat faktor eksternal dan internal. Faktor eskternal dari China. Wa laupun
Pemerintah RRT telah menyatakan sikap menghormati kedaulatan RI di
sekitar Kepulauan Natuna, namun pelanggaran kapal-kapal RRT te tap
terjadi dari waktu ke waktu. Perlu dipahami bahwa apa yang dila ku kan
RRT merupakan upaya untuk melakukan power projection. Yang di -
lakukan pihak RRT terkait erat dengan kepentingan politik di dalam ne-
geri untuk memperkuat kekuasaan dengan menggunakan asumsi se pihak
yang tidak diakui hukum internasional, seperti traditional fishing grounds,
relevant waters dsb. Sedangkan pelanggaran yang dilakukan oleh negara-
negara lain seperti oleh kapal-kapal Vietnam, Malaysia dsb mendorong
Indonesia dan negara-negara yang berbatasan langsung untuk segera
menyelesaikan perundingan terkait perbatasan.57
4.1. Diplomasi Maritim KooperatifDiplomasi maritim kooperatif dijalankan Indonesia dalam meng-
hadapi China di Laut China Selatan agar wilayah Indonesia tidak ter-
ganggu. Dalam konsep Christian Le Mière (2014), diplomasi kooperatif
ini merupakan kebijakan diplomasi dalam domain maritim seperti ku n-
jungan persahabatan, hubungan diplomasi, bantuan kemanusiaan dan
juga bantuan dalam bencana alam.
Setidaknya sejak 1990 Indonesia mengklaim bukan menjadi pihak
yang terlibat klaim di Laut China selatan. Oleh karena itu sejak tahun 1990
55 Wawancara Dr. Arfin Sudirman via aplikasi Zoom tanggal 28 April 2020.
56 Wawancara dengan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Dr. Teuku Faizasyah, 4 Juni 2020
57 Wawancara dengan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Dr. Teuku Faizasyah, 4 Juni 2020.
52
Diplomasi Maritim Indonesia
sampai 2000 Indonesia melakukan pertemuan informal untuk mencari
solusi klaim tumpang tindih di Laut China Selatan antara China dengan
anggota ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Fi-
lipina. Ini menunjukkan keinginan Indonesia untuk menengahi isu-isu
per batasan maritim di Laut China Selatan.
Ketika pada akhirnya Indonesia terpaksa terlibat karena ketika
2009, China mengumumkan kebijakan nine-dash line di Laut China Se-
latan dimana perairan Natuna masuk di dalamnya, maka Indonesia ma-
sih menjaga hubungan diplomatik yang tidak mengundang konflik. K e-
bijakan Indonesia selalu membawa penyelesaian perbatasan maritim
dalam kerangka UNCLOS meskipun tidak diakui oleh China.
Hubungan China dan Indonesia pada umumnya tidak dalam kondisi
konflik atau permusuhan. Hal itu terlihat dari hubungan diplomatik yang
relatif berjalan lancar pada periode 2014-2019. Bahkan jika indikator
per dagangan bilateral dijadikan basis dalam penilaian hubungan kedua
negara, maka dapat disebut kedua negara melakukan perdagangan yang
saling menguntungkan. Demikian juga kunjungan persahabatan ber-
langsung antara kedua negara, baik dalam domain maritim maupun tidak.
Dalam konteks hubungan itulah selain melakukan unjuk kekuatan
dalam perlindungan kedaulatan dan aksi protes terhadap perilaku China,
Indonesia juga menjalankan kebijakan untuk meredakan ketegangan me-
lalui kerjasama. Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
meminta agar maraknya kapal asing di perairan Natuna, Kepulauan Riau,
tidak dibesar-besarkan.58 Meski begitu, masuknya kapal ikan asing di
per airan Natuna dinilai menjadi peringatan bagi Indonesia untuk lebih
mem perketat pertahanan serta pengawasan. Luhut mengakui juga bahwa
Indonesia kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE
(Zona Ekonomi Eksklusif).
Bahwa Indonesia masih berlaku kooperatif terhadap China mes-
kipun terjadi pelanggaran di perairan Natuna, tampak dari pernyataan
Men teri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengatakan persoalan
58 Riwayat Konflik China-Indonesia di Laut Natuna “, https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/04/150845465/riwayat-konflik-china-indonesia-di-laut-natuna?page=all. Diakses 10 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
53
itu tidak akan menghambat investasi China.59 Pertimbangan Prabowo
ini antara lain menjaga hubungan bilateral termasuk dalam investasi
asing membangun infrastruktur. Adanya masalah di perbatasan Natuna
dianggap tidak akan menghambat investasi China di Indonesia termasuk
diantaranya dalam membangun kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Tindakan kooperatif terhadap China juga menjadi pandangan
Men teri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang
mengharapkan insiden di perairan Natuna Utara tidak akan mengganggu
hubungan diplomatik Indonesia dengan China. Untuk meredakan
ketegangan, sesuai bertemu duta besar China untuk Indonesia, Xiao Qiaan
16 Januari 2020, Mahfud menjelaskan pemerintah China dan Indonesia
sepakat bahwa tidak ada sengketa wilayah di Natuna. Namun Indonesia
dikatakan akan mengusir nelayan China yang mengambil sumber daya
ikan di kawasan ZEE Indonesia.
Menanggapi sikap Indonesia seperti dijelaskan Mahfud, Duta Besar
China, Xiao Qian juga berusaha meredakan ketegangan dengan me-
ngatakan Indonesia dan China memiliki hubungan yang erat, terutama
dalam lima tahun terakhir. Meski demikian, Xiao Qian mengaku bahwa
hubungan antara kedua negara tidak selalu baik, terutama terkait masalah
klaim wilayah di Perairan Natuna. “Saya tahu bahwa kita memiliki ma-
salah, namun saya yakin kita bisa mengurusnya dengan baik dan kita
dapat berdiskusi guna menemukan solusi permasalahan tersebut,” kata
Xiao.60 Menurutnya, nelayan-nelayan China masuk ke Perairan Natuna
atas inisiatif mereka sendiri untuk mencari ikan. Ia mengaku pihaknya
akan terus berdialog dengan Indonesia melalui kanal-kanal diplomatik
seperti Kementerian Luar Negeri.
Sikap kooperatif di isu Natuna itu ditempatkan dalam konteks
hubungan RI-China secara luas. Pakar Hubungan Internasional Uni-
versitas Indonesia Yeremia Lalisang mengungkapkan Indonesia memiliki
kepentingan yang lebih besar terkait hubungan bilateralnya dengan
Chi na, sehingga wajar jika pemerintah lebih memilih jalur diplomatik
59 Ibid.
60 Natuna: China dan Indonesia sepakat tidak ada sengketa soal ZEE, ‘demi stabilitas kawasan’. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51143850. Diakses 24 Maret 2020.
54
Diplomasi Maritim Indonesia
ketimbang kontroversi.61 Oleh karena itu Indonesia masih berusaha men-
cari jalan yang seimbang dalam isu ZEE di Natuna sehingga tidak merusak
hubungan bilateral.
Diplomasi kooperatif ini juga dilakukan Indonesia dalam kerangka
menjaga hubungan diplomatik yang lebih luas. Selain itu terdapat kepen-
tingan Indonesia untuk tetap menerima aliran investasi dari China. Ca-
tatan Badan Koordinasi Penanaman Modal seperti dilansir CNN Indonesia
menyebutkan tahun 2019 investasi dari China senilai 3,31 milyar dollar
Amerika yang dialirkan ke 1.888 proyek.62
Tahun 2014, China mengalirkan investasi sebesar 800,02 juta dollar
Amerika ke Indonesia untuk 501 proyek. Tahun 2015 investasi China tu-
run menjadi 628,33 juta dollar Amerika untuk 1.234 proyek. Tahun 2016,
nilai investasi meningkat menjadi 2,66 miliar dollar Amerika untuk 1.234
proyek pada 2016. Tahun 2017, investasi China naik lagi menjadi 3,36 mi-
liar dollar Amerika bagi 1.977 proyek. Tahun 2018 mengalami pe nurunan
lagi menjadi 2,37 miliar dollar Amerika untuk 1.562 proyek.
Di tengah perlunya membangun hubungan bilateral Indonesia-
China, perselisihan yang terjadi dengan ditangkap dan diusirnya nelayan
China di Natuna perlu diarahkan kepada sifat kooperatif di wilayah ini.
Untuk mencegah penangkapan secara ilegal, sudah saatnya Indonesia
melakukan kerjasama dengan China di kawasan Laut China Selatan dan
Laut Natuna Utara. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam kasus kerjasama
Malaysia dan Indonesia di ZEE yang berbatasan.63
Masih menyangkut diplomasi kooperatif ini, Dr Ian Montratama
menjelaskan gagasan dari Prof. Hasyim Djalal mengenai perlunya Joint
Development Zone dapat dikembangkan. Gagasannya adalah bekerjasama
dalam menggali sumberdaya alam disana daripada terlibat konflik. Co-
n toh kerjasama di kawasan ini adalah Vietnam dan China; meski ter-
libat konflik perbatasan keduanya dapat melakukan kerjasama dalam
61 ibid
62 Pecah di Natuna, Jokowi-Xi Jinping Tetap ‘Mesra’ di Investasi. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200104154405-532-462391/pecah-di-natuna-jokowi-xi-jinping-tetap-mesra-di-investasi. Diakses 26 Maret 2020.
63 Wawancara dengan Dr. Ian Montratama, Universitas Pertamina tanggal 22 April 2010.
Diplomasi Maritim Indonesia
55
eksploitasi migas di Laut China Selatan. Dalam hal ini, Indonesia dapat
menjajagi kerjasama pembangunan (joint development) di ZEE Indonesia
dan perairan Indoensia.
Bentuk kerjasama ini bias dilakukan dalam masalah perikanan.
Con tohnya, China menangkap ikan di kawasan perairan Laut China Se-
latan. Ikan-ikan tersebut biasanya diproses di Hongkong. Padahal, jika
ada kerjasama, proses itu bisa dilakukan di dekat Natuna, yang juga akan
mendukung ekonomi nelayan Natuna. Namun demikian isu kerjasama
dengan China di Natuna khususnya memiliki hambatan psikologis karena
dalam sejarah Indonesia, China sebagai negara komunis dipandang ter-
libat dalam G30S PKI tahun 1965.
Mengenai kerjasama ini, Dr. Ian Montratama menjelaskan bahwa
win-win solution harus menemukan trust level yang cukup tinggi. Asum-
sinya, tidak ada negara yang berusaha untuk mengeksploitasi negara lain
tapi tetapi bagaimana mencari solusi untuk bisa hidup berdampingan
secara damai, memanfaatkan sumber daya yang ada di lahan sengketa
un tuk kedua belah pihak. Selain sudut pandang realis yang hanya me-
ne ka n kan keamanan dan ancaman dari China, perlu dimunculkan per-
spektif liberal di mana negara yang terlibat dalam perselisihan pun dapat
bekerjasama dalam satu atau dua bidang.
Peluang pengembangan diplomasi kooperatif dengan jalan ker-
jasama didukung pendapat Laode Muhamad Fathun dari UPN Veteran
Jakarta yang menyatakan bahwa dengan kerjasama itu nelayan-nelayan
China dapat mencari ikan di luar batas wilayah negaranya.64 Bahkan
melalui pendekatan ekonomi ini, kedua negara juga bisa bekerjasama da-
lam pengelolaan aset maritim; misalnya semua hasil perikanan di lakukan
dan ditangkap oleh Indonesia dan hasilnya di ekspor ke China. Dengan
kerjasama itu, nelayan China tidak perlu melanggar hukum demi mencari
ikan. Itulah opsi rasional kedua negara.
64 Wawancara Laode Muhamad Fathun dari UPN Veteran Jakarta, 20 April 2020.
56
Diplomasi Maritim Indonesia
4.2. Diplomasi Maritim PersuasifDalam melakukan langkah peneguhan sikapnya ini, Indonesia juga
melakukan diplomasi persuasif terhadap isu maritim Kepulauan Na-
tuna. Secara konseptual telah ada sejumlah program dalam diplomasi. Di
antara langkah persuasif ini adalah dengan melakukan perubahan na ma
Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara di wilayah yursdiksi In-
donesia pada Juli 2017. Perubahan itu diumumkan Kementerian Koor-
dinator Bidang Kemaritiman meluncurkan peta Negara Kesatuan Re-
publik Indonesia (NKRI) baru. Indonesia mengajukan nama baru itu
untuk menciptakan kejelasan hukum laut dan mengamankan Zona Eko-
nomi Eksklusif di perairan Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang
Kemaritiman, Arif Havas Oegroseno, mengatakan, ada beberapa hal ba-
ru yang menyebabkan peta NKRI harus diperbaharui. “Pertama, ada
per janjian perbatasan laut teritorial yang sudah berlaku yakni antara In-
donesia-Singapura sisi barat dan sisi timur,” jelas Havas.65 Contoh lain
adalah perjanjian batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan
Filipina yang sudah disepakati bersama dan sudah diratifikasi.
65 Riwayat Konflik China-Indonesia di Laut Natuna. https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/04/150845465/riwayat-konflik-china-indonesia-di-laut-natuna?page=2. Diakses 25 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
57
Gambar 18: Penamaan baru Perairan Natuna Utara
Sumber: bbc.com66
Arif Havas Oegroseno menjelaskan, pemerintah Indonesia memilih
nama Laut Natuna Utara berdasarkan penamaan yang telah lebih dulu
di gunakan industri migas untuk perairan tersebut. Penamaan baru itu
di sebut didasarkan pada sejumlah kegiatan migas yang menggunakan
n a ma Natuna Utara dan Natuna Selatan. Supaya ada kejelasan dan ke-
samaan dengan landas kontinen, tim nasional sepakat menamakan kolom
air itu sebagai Laut Natuna Utara. Menurut Arif, proses penamaan yang
di kerjakan lintas kementerian dan lembaga itu sesuai dengan standar
yang ditetapkan International Hidrographic Organization dan ketentuan
Electronic Navigational Chart. Indonesia berkeyakinan dengan penamaan
ba ru itu tidak akan menyulut sengketa baru terkait Laut Cina Selatan.
66 Cina sebut penamaan Laut Natuna Utara oleh Indonesia ‘tidak kondusif’. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40610330. Diakses 19 Maret 2020.
58
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 19: Lokasi Natuna Utara
Sumber: bbc.com67
Indonesia optimis bahwa penamaan baru itu tidak bermasalah
karena Indonesia tidak bersengketa dengan Cina di perbatasan. Apalagi,
Indonesia menggunakan zona maritim sesuai konvensi hukum laut.
Peta Indonesia memiliki koordinat, tanggal, dan data yang jelas. Arif
menyatakan, pemerintah Indonesia tak akan bernegosiasi dengan negara
lain yang mengajukan klaim tanpa dasar konvensi hukum laut, termasuk
Cina yang berkeras dengan peta sembilan garis putus mereka.
Namun menghadapi kebijakan Indonesia itu, juru Bicara Kemen-
terian Luar Negeri China Geng Shuang menganggap pergantian penye-
butan nama itu tak masuk akal. “Dan tidak sesuai dengan upaya stan-
darisasi mengenai penyebutan wilayah internasional,” kata Juru Bicara
Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.68
Penegasan sikap Indonesia untuk mentaati asas-asas hukum laut
internasional ditegaskan lagi pada bulan Januari 2020 dengan me nge-
67 Imbas sengketa Cina-Filipina, wilayah Indonesia mekar 100 mil laut. https://www.bbc.com/indo-nesia/indonesia-40605643. Diakses 19 Maret 2020.
68 Cina sebut penamaan Laut Natuna Utara oleh Indonesia ‘tidak kondusif’. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40610330. Diakses 19 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
59
luarkan statemen mengenai kasus yang telah terjadi di Natuna. Menlu
Retno Marsudi menyatakan empat sikap resmi pemerintah RI.69 Pertama,
telah terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal Tiongkok di wilayah ZEE In-
donesia. Kedua, wilayah ZEE Indonesia telah ditetapkan oleh hukum
in ternasional yaitu United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS 1982).
Ketiga, Tiongkok merupakan salah satu partisipan dari UNCLOS
1982. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi Tiongkok untuk meng-
hor mati implementasi dari UNCLOS 1982. Keempat, Indonesia tidak per-
nah akan mengakui nine dash line atau klaim sepihak yang dilakukan oleh
Tiongkok, yang tidak memiliki landasan hukum internasional.
Penegasan Menlu Retno Marsudi mengenai kebijakan Indonesia
ter hadap kedaulatan di Kepulauan Natuna ditegaskan lagi oleh Menko
Polhukam Mahfud MD 3 Januari 2020 yang mengatakan, secara hukum,
China tidak memilki hak mengklaim Perairan Laut Natuna sebagai wilayah
teritorial mereka.70 Ia menegaskan, pemerintah akan melakukan langkah-
langkah untuk menjaga kedaulatan negara. Dikatakan pula secara hukum,
China tidak punya hak karena Indonesia tidak punya konflik perairan
dengan itu (Natuna). Menko Polhukam mengungkapkan, sebelumnya
China juga pernah memiliki konflik dengan Malaysia, Filipina, Brunei
Darussalam, Vietnam, dan Taiwan di Laut Cina Selatan yang telah diakui
oleh Southern Chinese Sea (SCS) Tribunal Tahun 2016.
Sikap Indonesia yang baru muncul awal Januari 2020 itu menun-
jukkan bahwa kedaulatan Kepulauan Natuna merupakan sesuatu yang
didukung oleh UNCLOS dan China tidak memiliki yurisdiksi di dalamnya.
Seperti ditegaskan lagi oleh Menko Polhukam Mahfud MD bahwa ber-
dasarkan United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS)
1982 ditetapkan bahwa secara hukum internasional, Perairan Laut Natuna
merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Retno Marsudi menegaskan, Indonesia tidak akan pernah mengakui
klaim China atas nine dash lines (sembilan garis putus-putus) di perairan
69 Konflik Natuna, Jokowi: Diplomatik Damai Tapi Tegas. https://www.gesuri.id/pemerintahan/konf-lik-natuna-jokowi-diplomatik-damai-tapi-tegas-b1YFrZpUL. Diakses 10 Maret 2020.
70 Ibid.
60
Diplomasi Maritim Indonesia
Natuna. Retno menyebut, batas wilayah itu tanpa dasar hukum. “Indonesia
tidak pernah akan mengakui nine dash line, klaim sepihak yang dilakukan
oleh China yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum
internasional, terutama UNCLOS 1982,” ujar Retno usai rapat tertutup
di Kantor Kemenkopolhukam, 3 Januari 2020.71 Retno menyebut China
merupakan salah satu bagian dari UNCLOS (United Nations Convetion
on the Law of the Sea) 1982. Oleh karena itu, Menlu RI meminta China
wajib menghormati implementasi dari UNCLOS 1982.
Pakar kebijakan luar negeri dari Centre for Strategic and International
Studies (CSIS), Evan Laksmana, menilai langkah pemerintah yang selama
ini sebatas melayangkan nota protes tidak mempan sebab persoalan
tersebut terus berulang. 72 Diperlukan sebuah kebijakan yang tegas secara
diplomatic, misalnya dengan menarik pulang duta besar Indonesia di
Beijing. Dengan langkah seperti itu diharapkan China memperhatikan
protes Indonesia sehingga dapat menarik lagi seluruh kapal patrolinya
dari perairan Natuna utara.
Namun demikian, Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menje-
laskan bahwa penarikan duta besar merupakan opsi terakhir. “Pe ngelolaan
hubungan antarnegara dilakukan secara terukur. Dalam mengelola hu-
bungan tersebut, termasuk pada saat muncul satu permasalahan, di-
tempuh berbagai pilihan kebijakan, dan penarikan dubes lazimnya me-
ru pakan opsi terakhir,” katanya.73
71 Natuna: Pemerintah Indonesia didesak tarik dubes dari Beijing dan tinjau ulang seluruh proyek den-gan China. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50999466. Diakses 25 Mei 2020.
72 Ibid.
73 Ibid.
Diplomasi Maritim Indonesia
61
Tabel 6: Kerjasama Indonesia
Sumber: Rand Corporation (2016)
Namun mengenai China yang kukuh menggunakan doktrin nine-
dash line di Laut China Selatan, Laode Muhamad Fathun dari UPN Ve-
teran Jakarta mengatakan, Indonesia tidak perlu repot-repot karena
memang karakter negara yang cenderung mau merubah statusnya dari
big power menjadi super power cenderung akan membuat sensasi-sen-
sasi untuk memperlihatkan kekuatan dan kekuasaanya. Dia akan me-
nun jukkan kekuatannya yang semakin meningkat kepada dunia. Oleh
karena itu kebijakan Indonesia yang paling kuat adalah melihat kem-
bali peta nasionalnya sesuai aturan konvensi hukum laut, kemudian
me lakukan negosiasi perbatasan tanpa tawar menawar dengan China.
Artinya kedaulatan tersebut sudah final dan tidak bisa diganggu gugat
lagi. Oleh sebab itulah diplomasi maritim harus tetap digalakkan dengan
62
Diplomasi Maritim Indonesia
mengutamakan asas rasionalitas untuk kepentingan bersama. Laode ber-
pendapat, sudah bukan jamannya kedua negara berkonflik dan saling
klaim tekait wilayah yang sudah jelas pemiliknya. Ada baiknya kedua ne-
gara bersinergi memberantas kejahatan laut lainya seperti terorisme ma-
ritim, kejahatan narkoba, dan penyelundupan senjata api ilegal.
4.3 Bangun pariwisataSeperti dijelaskan juga oleh Teuku Faizasyah, Indonesia juga perlu
membenahi diri ke dalam negeri. Dalam bahasa Faizasyah, Indonesia
harus secara konsisten menyampaikan concern atas setiap pelanggaran
yang dilakukan di wilayahnya dengan berpegang kepada hukum inter-
nasional. 74 Di dalam negeri, pemerintah juga harus memperkuat sinergi
antar lembaga yang terlibat dalam penanggulangan pelanggaran di wi-
layah perairan Indonesia. Sinergitas ini diperlukan untuk memastikan
pe mahaman kondisi riil di lapangan, koordinasi pengawasan dan pe-
nindakan, kesesuain kebijakan di berbagai lini termasuk langkah-langkah
kebijakan luar negeri dan penyampaian informasi yang akurat dan terukur
kepada publik.
Diantara memperkuat dalam negeri yang dilakukan adalah Indo-
nesia juga melakukan diplomasi maritim persuasif melalui pembenahan
di dalam negeri. Salah satunya adalah menjadikan kawasan Natuna se-
bagai destinasi wisata maritim. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Ke-
daulatan Maritim Kemenko Kemaritiman, Dedy Miharja mengatakan
bahwa Kepulauan Natuna saat ini sedang menjadi proyek percontohan
bagi kawasan destinasi wisata bahari di Indonesia.
Indonesia ingin menjadikan kawasan Natuna sebagai pariwisata
bahari.75 Dedy memaparkan bahwa nantinya, Natuna akan memiliki ra-
tusan home stay yang dikelola oleh masyarakat setempat, serta pe nge m-
bangan sarana dan fasilitas bagi para wisatawan yang ingin menikmati
keindahan bawah laut.
Kehadiran secara fisik Indonesia di Kepulauan Natuna perlu me n-
74 Wawancara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Dr. Teuku Faizasyah. 4 Juni 2020.
75 Natuna Akan Jadi Proyek Percontohan Destinasi Wisata. https://m.tribunnews.com/nasion-al/2016/11/21/natuna-akan-jadi-proyek-percontohan-destinasi-wisata. Diakses 18 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
63
jadi perhatian agar tidak mengulang pengalaman ketika Sipadan Ligitan
diserahkan kepada Malaysia oleh Mahkamah Internasional. Menurut
Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto
Juwana, kehadiran fisik aparat Indonesia sangat diperlukan dan patut
diapresiasi. “Karena dalam konsep hukum internasional, klaim atas suatu
wilayah tidak cukup sebatas klaim di atas peta atau melakukan proses
diplomatik, tapi harus ada penugasan,” kata Hikmahanto. 76
Hikmahanto mencontohkan lewat kasus kekalahan Indonesia pa-
da 1998 di Mahkamah Internasional dalam perkara perebutan Pulau Si-
pa dan dan Ligitan. Indonesia kalah karena minimnya kehadiran fisik
pe merintah. Untuk kasus Natuna, Hikmahanto bahkan menyarankan
ke ha diran fisik itu tidak cuma ditempuh dengan penambahan pasukan
peng amanan dan armada. Yang tidak kalah penting untuk dilakukan
adalah mendampingi nelayan-nelayan lokal. Pendampingan ini penting
untuk melawan kapal-kapal nelayan China yang mendapat pengawalan
dari negaranya. Selain itu, pendampingan juga penting untuk menjamin
agar kerja nelayan Indonesia tidak dihalau atau bahkan diusir apabila
bertemu penjaga kapal China. “Karena keberadaan ZEE Natuna tidak
dianggap ada oleh China. Justru yang dianggap ada [oleh China] adalah
wilayah penangkapan ikan tradisional nelayan China,” katanya.
4.4. Diplomasi BilateralDiplomasi maritim persuasif secara bilateral dilakukan dengan
pengiriman nota protes ke China ketika terjadi pelanggaran di ZEE In-
donesia. Namun protes itu dijawab dengan menyatakan Indonesia telah
menahan kru kapal nelayan China secara tidak sah. China menegaskan
bahwa ZEEI perairan Kepulauan Natuna merupakan bagian dari tradi-
tional fishing ground China (Ministry of Foreign Affairs of the People’s
Republic of China, 2016).
Indonesia dan China memiliki mekanisme bilateral dalam bentuk
MOU Kerja Sama Perikanan pada tahun 2012. Di dalamnya dimuat ke se-
pakatan untuk memberantas ilegal fishing namun MOU ini tidak belum
76 Babak Baru Konflik Indonesia dan Cina di Atas Perairan Natuna. https://tirto.id/babak-baru-konf-lik-indonesia-dan-cina-di-atas-perairan-natuna-eqov. Diakses 20 Maret 2020.
64
Diplomasi Maritim Indonesia
ditindaklanjuti kepada tahap operasional. Oleh sebab itu, MOU ini belum
dapat dijadikan dasar dalam melakukan penangkapan kepada pelaku
illegal fishing di Kepulauan Natuna.
Namun dalam insiden terakhir tahun 2019, secara diplomasi Duta
Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mengatakan perairan Natuna
adalah milik Indonesia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan
perairan Natuna memang milik Indonesia.77 Xiao Qian menyampaikan itu
usai bertemu Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan tanggal 24 Januari 2020.
Xiao Qian memastikan pemerintah China tidak akan mempermasalahkan
fakta tersebut. “Pertama, tidak ada perselisihan antara Indonesia dengan
China terkait teritorial kita. Natuna adalah milik Indonesia. China ti dak
pernah permasalahkan itu. China juga memiliki klaim teritorial sen diri
terkait Kepulauan Spratly dan Indonesia pun tidak pernah mem per-
masalahkan itu,” katanya.
77 Kemlu Respons Dubes China soal Natuna: Memang Milik Indonesia. https://news.detik.com/berita/d-4872722/kemlu-respons-dubes-china-soal-natuna-memang-milik-indonesia. Diakses 18 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
65
Gambar 20: Perairan Natuna Utara
Sumber: detikcom (2020)78
Dalam insiden 19 Maret 2016, di mana terjadi pelanggaran ke-
daulatan di ZEE, Indonesia mengajukan protes langsung kepada per wa-
kilan China di Jakarta. Menlu Retno Marsudi mengatakan kepada Sun We
Dei bahwa insiden ini merusak hubungan baik antara Indonesia-RRC.
Indonesia menegaskan kedaulatan dan hak ekonominya di Natuna, yang
dilindungi oleh prinsip hukum internasional termasuk UNCLOS 1982.
Indonesia tidak berkepentingan dengan sengketa wilayah antara China
dengan beberapa negara, misalnya Vietnam dan Filipina, di Kepualauan
Spartly. Sehingga, Natuna seharusnya tidak dilibatkan oleh negara ber-
sengketa. “Saya sampaikan penekanan bahwa Indonesia bukan me ru-
pakan claim state di Laut China Selatan,” kata Retno.79
Insiden 19 Maret itu terjadi ketika KP Hiu 11 melakukan upaya
78 Ibid.
79 Ini peta lokasi bentrok TNI AL & AL China di Laut Natuna. https://www.merdeka.com/dunia/ini-peta-lokasi-bentrok-tni-al-al-china-di-laut-natuna.html. Diakses 18 Maret 2020.
66
Diplomasi Maritim Indonesia
penangkapan KM Kway Fey 10078, sebuah kapal pelaku penangkapan
ikan ilegal asal China, di Perairan Natuna, 19 Maret 2016. Proses
penangkapan oleh tim KKP dan TNI AL melalui KP Hui 11 tidak berjalan
mulus, lantaran sebuah kapal coast guard China secara sengaja menabrak
KM Kway Fey 10078, dini hari ketika operasi penggiringan kapal nelayan
ilegal dilakukan. Manuver berbahaya itu diduga untuk mempersulit KP
Hiu 11 menahan awak KM Kway Fey 10078.
Menurut Indonesia ada dua jenis pelanggaran yang dilakukan
oleh kapal coast guard China dalam kacamata Kemlu. Pertama adalah
pelanggaran coast guard China terhadap hak berdaulat dan juridiksi
Indonesia di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.
Sedangkan pelanggaran kedua adalah upaya kapal China ini menghalang-
halangi proses penegakan hukum aparat Indonesia.
Namun pemerintah China beranggapan kapal KM Kway Fey
10078 yang ditangkap tersebut masih berada di lautan China, di mana
sekitar lebih dari 80 persen wilayah Laut China Selatan diklaim China.
Mereka juga mendesak pemerintah Indonesia untuk membebaskan dan
menjamin keamanan seluruh nelayan yang ditangkap.80
Menghadapi berbagai persoalan yang ada di perairan Indonesia
terkait China ini, Indonesia menggunakan jalur bilateral dengan
menegaskan ke China bahwa, sejak awal Indonesia menyatakan diri
bukan sebagai claimant state terhadap persoalan di Laut Tiongkok Selatan
(LTS).81 Indonesia tidak pernah melakukan klaim terhadap Kepulauan.
Spratly dan Paracel, serta memahami bahwa China berdasarkan peta
nine-dash-line tidak pernah melakukan klaim atas Laut Natuna.
Faizasyah juga menyatakan, Indonesia konsisten dalam posisinya
yang menyatakan bahwa klaim sepihak China tidak sesuai dengan hukum
Internasional terutama UNCLOS. Indonesia juga memandang bahwa
China perlu menghormati negara-negara yang memiliki kepentingan di
LTS sesuai dengan UNCLOS.
Menurut Faizasyah, Menjaga hubungan bilateral dengan negara-
80 Ibid
81 Penjelasan Jubir Kemlu Teuku Faizasyah dalam wawancara tertulis.
Diplomasi Maritim Indonesia
67
negara di kawasan juga penting. Kerjasama pengawasan wilayah meru-
pakan salah satu yang dapat dilakukan untuk memastikan nihilnya pe-
langgaran di wilayah masing-masing. Selain itu hubungan baik diperlukan
untuk mendorong berbagai finalisasi perundingan perbatasan yang masih
berlangsung.
4.5. Diplomasi MultilateralMengenai diplomasi multilateral ini, Teuku Faizasyah menjelaskan,
Indonesia sudah sedari awal menggunakan ASEAN untuk ikut menjaga
kepentingan Indonesia termasuk juga dengan negara-negara anggota
lain nya.82 Menyadari adanya keprihatinan/masalah bersama di kawasan
terkait situasi di Laut China Selatan dan sekitarnya menjadikan pentingnya
sikap bersama di antara sesama negara di kawasan. Tidak hanya dalam
menjaga kepentingan Indonesia terkait perairannya, Indonesia juga me-
milliki kepentingan penyelesaian dan perkembangan damai atas situasi
Laut China Selatan.
Diplomasi maritim persuasif Indonesia dilakukan pula secara mul-
tilateral melalui ASEAN. Salah satu langkah diplomasi persuaif secara
multiteral dijelaskan oleh pakar hubungan internasional dari Universitas
Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, yang menyebutkan persoalan dengan
China bisa diakhiri dengan mempercepat penyelesaian rancangan Code
of Conduct yang disusun negara-negara ASEAN. “Code of Conduct itu
ber isi pengaturan bersama bagaimana berperilaku di kawasan yang ada
pulau-pulau yang disengketakan. Seandainya China setuju, mungkin
akan mencegah suatu tindakan sepihak yang merugikan kepentingan
negara lain,” ujar Aleksius Jemadu.83
Pertengahan 2017, naskah code of conduct di Laut China Selatan
disepakati dalam pertemuan ke-14 ASEAN-China Senior Officials Meeting
on the Implementation of the Conduct of Parties in the South China
82 Wawancara dengan Jubir Kemlu Dr Teuku Faizasyah, Juni 2020.
83 Natuna: Pemerintah Indonesia didesak tarik dubes dari Beijing dan tinjau ulang seluruh proyek dengan China. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-50999466. Diakses 25 Maret 2020.
68
Diplomasi Maritim Indonesia
Sea di Guiyang China.84 Indonesia aktif dalam pertemuan itu dengan
mengusulkan draf COC Framework dalam pertemuan ASEAN-China Joint
Working Group on the Implementation of the DOC (JWG on DOC) di Bali
akhir Februari 2017.85 Pertemuan ini menyepakati pendekatan terhadap
isu di Laut China Selatan yang meletakkan dasar untuk mempecepat
pembahasan COC Framework.86
Juli 2017, Indonesia melakukan pembaharuan peta RI, salah satunya
dengan memberi nama baru di perairan sekitar Natuna menjadi Perairan
Natuna Utara. Penamaan Perairan Natuna Utara merupakan bagian dari
diplomasi maritim Indonesia untuk memetakan batas batas wilayah
di Natuna. Penamaan wilayah baru ini menegaskan bahwa Indonesia
memiliki yurisdiksi kuat atas kepulauan Natuna termasuk Zona Ekonomi
Eksklusifnya.
Menurut Dr. Arfin Sudirman, secara umum pendekatan diplomatik
dengan soft power merupakan langkah yang memiliki dampak dalam
menghadapi China di Natuna. Soft power yang diutamakan oleh Indonesia
itu sebetulnya bukan ditujukan ke China, tetapi mengikutsertakan
beberapa kekuatan di luar wilayah Asia dan ASEAN untuk bisa terlibat
di Laut China Selatan.87 Pihak luar seperti Amerika Serikat harus bisa
dilibatkan, sehingga mencakup Five Power Defence Arrangement (FDA).
Dengan memainkan soft power, Indonesia bisa meyakinkan Amerika
Serikat bahwa Laut China Selatan itu harus stabil dan jauh dari konflik.
Diplomasi Indonesia secara multilateral dalam menjaga Kepulauan
Natuna ini juga ditegaskan oleh Teuku Faizasyah bahwa Indonesia
bersama-sama dengan negara-negara kawasan, melalui forum ASEAN
84 Joint Press Briefing on the 14th ASEAN-China Senior Officials’ Meeting on the Implementation of the Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (SOM-DOC) https://asean.org/joint-press-briefing-on-the-14th-asean-china-senior-officials-meeting-on-the-implementation-of-the-declaration-on-the-conduct-of-parties-in-the-south-china-sea-som-doc/. Diakses 1 Maret 2020. Lihat pula Nadiah Oryza Shabrina.2017. Perubahan Respon Indonesia Terhadap Klaim Nine-Dash Line Tiongkok yang Melewati Perairan Natuna. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 6 (2). pp. 133-146.
85 http://setnas-asean.id/en/siaran-pers/read/capaian-penting-asean-rrt-sepakati-coc-framework
86 ASEAN-China Sepakati COC Framework Laut China Selatan https://international.sindonews.com/berita/1206437/40/asean-china-sepakati-coc-framework-laut-china-selatan
87 Wawancara Dr. Arfin Sudirman via aplikasi Zoom tanggal 28 April 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
69
mendorong adanya penyelesaian damai atas setiap klaim-klaim yang
dilakukan para claimant states.88 Salah satunya sejak 2002, ASEAN dan RRT
telah memiliki Declaration on the Conduct of Parties in the South China
Sea (DOC) beserta Guidelines on the implementation of DOC dan ASEAN
Six-point principles. Pembahasan implementasi DOC ini selanjutnya
dilakukan dalam Joint-working Group on the implementation of DOC dan
Senior-official meeting on the implementation of DOC. Indonesia juga
senantiasa memanfaatkan forum internasional untuk menyampaikan
concern atas klaim unilateral RRT maupun mendorong tiap pihak yang
bersengketa untuk menghormati hukum internasional.
Indonesia juga aktif menggunakan forum baik ASEAN maupun PBB
untuk mendorong penyelesaian sengketa atau concern secara damai dan
untuk meningkatkan kepercayaan di antara tiap negara yang memiliki
kepentingan.89 Dalam forum PBB perkembangan terbaru menunjukkan
Indonesia mengajukan apa yang disebut sebagai nota edaran tertanggal
26 Mei 2020.90
Nota edaran ini memuat tiga poin sikap Indonesia terkait dengan
isu di Laut China Selatan. Pertama, Indonesia bukan negara pengklaim
pertikaian kedaulatan di Laut China Selatan. Indonsia telah memainkan
peran aktif yang imparsial dalam membangun saling percaya negara
pengklaim dan menciptakan atmosfir perdamaian melalui serangkaian
workshop mengenai Laut China Selatan sejak 1990.
Kedua, Indonesia juga mengikuti dengan seksama perdebatan
dalam peta yang merujuk kepada peta “nine-dotted-lines”. Sejauh ini
belum ada penjelasan mengenai landasan hukum, cara menggambar
dan status dari garis putus-putus itu. Tampaknya garis terputus-putus itu
mungkin merupakan zona maritim dari berbagai pertikaian di perairan
Laut China Selatan. Mengenai fitur tersebut, Indonesia merujuk kepada
posisi Republik Rakyat China dalam kaitan dengan zona maritim pulau
sangat kecil dan karang seperti pernyataan berikut:
88 Penjelasan dari Jubir Kemlu Ri Teuku Faizasyah, 4 Juni 2020.
89 Ibid
90 Menjaga Hak berdaulat dengan Diplomasi Surat. Kompas 5 Juni 2020. Lihat Pula https://www.un.org/Depts/los/clcs_new/submissions_files/mysvnm33_09/idn_2010re_mys_vnm_e.pdf
70
Diplomasi Maritim Indonesia
a. Pernyataan Kepala Delegasi Republik Rakyat China Duta Besar Chen
Jianghua pada Sidang ke-15 International Seabed Authority (ISBA) di
Kingston Jamaika Juni 2009 yang secara khusus menyebutkan bahwa
“Klaim atas Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen dengan
batu karang sebabagai basis perhatian prinsip-prinsip penting
Konvensi dan seluruh kepentingan masyarakat internasional. “
Dia menjelaskan lebih lanjut dengan merujuk pernyatan Duta
Besar Arvid Prado di Malta bahwa “jika batas yurisdiksi 200 mil laut
dapat ditemukan dalam pemilikan pulau-pulau tidak berpenghuni,
sangat kecil atau terpencil, efektivitas administrasi internasional
space lautan melampui yurisdiksi nasional akan sangat lemah.”
b. Pernyataan delegasi China pada pertemuan ke-19 State Parties
on the Law of the Sea (SPLOS) 22-26 Juni tahun 2009 di New York,
yang menegaskan kembali bahwa “menurut Pasal 121 UNCLOS,
batukarang yang tidak berpenghuni manusia atau kehidupan
ekonomi tidak harus memiliki zona ekonomi eksklusif atau landas
kontinen”.
Pertama, Indonesia bukan negara pengklaim pertikaian kedaulatan
di Laut China Selatan. Indonsia telah memainkan peran aktif yang
imparsial dalam membangun saling percaya negara pengklaim dan
menciptakan atmosfir perdamaian melalui serangkaian workshop
mengenai Laut China Selatan sejak 1990.
Kedua, Indonesia juga mengikuti dengan seksama perdebatan
dalam peta yang merujuk kepada peta “nine-dotted-lines”. Sejauh ini
belum ada penjelasan mengenai landasan hukum, cara menggambar
dan status dari garis putus-putus itu. Tampaknya garis terputus-putus itu
mungkin merupakan zona maritim dari berbagai pertikaian di perairan
Laut China Selatan. Mengenai fitur tersebut, Indonesia merujuk kepada
posisi Republik Rakyat China dalam kaitan dengan cona maritim pulau
sangat kecil dan pulau karang seperti pernyataan berikut:
a. Pernyataan Kepala Delegasi Republik Rakyat China Duta Besar Chen
Jianghua pada Sidang ke-15 International Seabed Authority (ISBA) di
Kingston Jamaika Juni 2009 yang secara khusus menyebutkan bahwa
“Klaim atas Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen dengan
Diplomasi Maritim Indonesia
71
batu karang sebabagai basis perhatian prinsip-prinsip penting
Kon vensi dan seluruh kepentingan masyarakat internasional. “ Dia
menjelaskan lebih lanjut dengan merujuk pernyatan Duta Be sar
Arvid Prado di Malta bahwa “jika batas yurisdiksi 200 mil laut da-
pat ditemukan dalam pemilikan pulau-pulau tidak berpenghuni,
sangat kecil atau terpencil, efektivitas administrasi internasional
space lautan melampui yurisdiksi nasional akan sangat lemah.
b. Pernyataan delegasi China pada pertemuan ke-19 State Parties
on the Law of the Sea (SPLOS) 22-26 Juni tahun 2009 di New York,
yang menegaskan kembali bahwa “menurut Pasal 121 UNCLOS, ba-
tukarang yang tidak berpenghuni manusia atau kehidupan ekonomi
tidak harus memiliki zona ekonomi eksklusif atau landas kontinen”.
3. Dalam kaitan pernyataan wakil Republik Rakyat China juga
relevan terhadap situasi di Laut China Selatan dan jadi tidak hanya benar
untuk keadaan fitur yang terpencil dan sangat kecil di Laut China Selatan
tidak berhak mendapatkan zona ekonomis eksklusif atau landas kontinen
sendiri. Membolehkan pulau karang tidak berpenghuni, batu karang dan
pulau karang terisolasi dari daratan dan di tengah laut dalam sebagai poin
basis ruang maritim menjadi keprihatinan prinsip-prinsip dasar Konvensi
dan mengganggu kepentingan yang sah masyarakat global.
4. Oleh karena apa yang disebut “peta garis terputus-putus” seperti
dalam edaran Nomor CML/17/2009 tertanggal 7 Mei 2009, jelas lemah
basis hukum internasional dan sama dengan melemahkan UNCLOS 1982.
Upaya mengedarkan sikap Indonesia dalam sebuah surat di PBB
termasuk dalam langkah untuk meyakinkan China dan Dunia mengenai
pentingnya menghormati hak berdaulat Indonesia di ZEE Natuna Utara.
4.6. Diplomasi Maritim KoersifRespons Indonesia dalam menghadapi serangkaian pelanggaran
di ZEE adalah dengan melakukan diplomasi koersif. Diplomasi maritim
koersif, jelas Christian Le Miere (2014), dilakukan dengan penggunaan
instrumen kekuatan militer untuk mengamankan kepentingan nasional
suatu negara di perairan. Kalau mengacu kepada pengertian Christian Le
Miere, sebenarnya unjuk kekuatan militer itu termasuk kedalam diplomasi
72
Diplomasi Maritim Indonesia
persuasif seperti diperlihatkan dalam kasus di Kepulauan Natuna. Namun
dalam penelitian ini koersif diterjemahkan sebagai pengerahan perangkat
militer termasuk angkatan laut sebagai unjuk kekuatan serta perangkat
pemaksa untuk mengusir gangguan dari negara asing terhadap ZEE di
Kepulauan Natuna.
Indonesia menggunakan instrumen ini untuk mengukuhkan ke-
beradaannya di Kepulauan natuna melalui gelar latihan militer besar be-
saran pada Oktober 2016 yang dilaksanakan TNI. Latihan militer ini me-
nunjukkan keseriusan Indonesia dalam mempertahankan kedau lat annya
yang terganggu dengan adanya rongrongan dari kapal-kapal nelayan
China yang beroperasi di ZEE, yang dibantu kapal pengawal pantai China.
Gambar 21: Presiden Jokowi di Kapal Perang RI di Natuna
Sumber: Antara91
Dalam gambar itu tampak Presiden Joko Widodo (tengah) meninjau
KRI Imam Bonjol 383 usai memimpin rapat rapat terbatas tentang Natuna
91 Pakar: Indonesia harus hadir secara fisik di ZEE Natuna.https://www.antaranews.com/beri-ta/1230776/pakar-indonesia-harus-hadir-secara-fisik-di-zee-natuna.Diakses 17 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
73
di atas kapal perang yang berlayar di perairan Natuna, Kepulauan Riau,
23 Juni 2016. KRI Imam Bonjol adalah kapal yang digunakan Komando
Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) untuk menangkap kapal-kapal
China yang diduga menangkap ikan secara ilegal di perairan Natuna
beberapa waktu lalu. Gambar yang ditangkap media massa itu seolah
ingin menunjukkan bahwa isu kedaulatan territorial Indonesia tidak
akan pernah diremehkan. Bahkan kehadiran militer di Natuna, meskipun
disebut oleh Dr Ian Montratama sebagai sebuah kekuatan militer
yang asimetris jika dibandingkan negara adidaya seperti China, telah
memberikan kesan kesiagaan dan ketegasan Indonesia.
Gambar selanjutnya juga menunjukkan bagaimana Presiden Joko
Widodo menaruh perhatian penuh kepada isu kedaulatan di Kepulauan
Natuna termasuk di ZEE Indonesia. Sikap tegas terhadap China yang
mengklaim bahwa nelayannya menangkap ikan di wilayah tradisionalnya
tidak dapat diterima oleh Indonesia sebagai penjelasan yang masuk akal.
Pembenaran itu ditanggapi dengan penegasan Presiden Joko Widodo
untuk menghadirkan kekuatan militer meskipun secara simbolis di
perairan Natuna Utara. Meski diakui kekuatan militer Indonesia tidak
sehebat China, termasuk kekuatan maritimnya, gesture Indonesia di
dunia internasional ini menunjukkan pentingnya mempertahankan
kedaulatan meskipun bukan dalam arti territorial namun ZEE yang diakui
oleh UNCLOS.
74
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 22: Presiden di Kapal Perang RI
Sumber: gesuri.id (2020)92
Presiden Joko Widodo melakukan penekanan baru dengan me-
ren canakan pangkalan militer di kepulauan Natuna. Latihan perang juga
dilakukan di perairan Natuna pada Mei 2017. Latihan militer ini me-
ngerahkan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat melibatkan 5.899 personel,
yang dihadiri Presiden Jokowi, Panglima TNI dan beberapa menteri. Se-
lain itu dilaporkan pula hadir 23 gubernur dari berbagai provinsi.
Latihan militer ini menunjukkan kesungguhan Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya yang terganggu dengan adanya rong-
rongan dari kapal-kapal nelayan China yang beroperasi di ZEE yang di-
bantu kapal pengawal pantai China.
92 Konflik Natuna, Jokowi: Diplomatik Damai Tapi Tegas. https://www.gesuri.id/pemerintahan/konf-lik-natuna-jokowi-diplomatik-damai-tapi-tegas-b1YFrZpUL. Diakses 1 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
75
Gambar 23: Presiden Jokowi Awal 2020 ke Natuna
Sumber: Benarnews93
Mengenai pengerahan kapal perang ini Jokowi menyebutnya sebagai
perlawanan terhadap pelanggaran kedaulatan. Kebijakan diplo masi koersif
ini kembali ditegaskan Jokowi Maret 2019. Jokowi menegas kan Indonesia
melakukan perlawanan terhadap klaim kedaulatan di per batasan maritim
Natuna. Salah satu bentuk perlawanan dikatakannya adalah dengan
membawa kapal perang RI ke Natuna dalam upaya men jaga kedaulatan
teritorial. “Saat itu ingat saya bawa kapal perang kita ke Na tuna dan saya
sampaikan bahwa Natuna adalah teritorial Indonesia. Ti dak ada rasa takut
sedikit pun di hati saya untuk melakukan itu,” katanya.94
Pengerahan mesin perang ke Kepulauan Natuna ini sesuai dengan
pendapat Ken Booth bahwa angkatan laut di seluruh dunia secara uni-
versal memiliki 3 (tiga) peran yang dikenal dengan Trinitas Peran
93 In Letter to UN Chief, Indonesia Takes Stand on South China Sea. https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/unclos-letter-05282020172147.html. Diakses 8 Juni 2020.
94 Soal Klaim Cina terhadap Natuna, Jokowi: Saya Bawa Kapal Perang. https://tirto.id/soal-klaim-ci-na-terhadap-natuna-jokowi-saya-bawa-kapal-perang-dj8B. Diakses 25 Maret 2020.
76
Diplomasi Maritim Indonesia
Angkatan Laut antara lain:95
1) Peran Militer (Military) yang hakikatnya adalah penggunaan
kekuatan secara optimal untuk memenangkan perang atau konflik ber-
senjata. Penggunaan kekuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka me-
negakan kedaulatan negara di laut dengan cara pertahanan negara dan
penangkalan melalui penyiapan kekuatan untuk perang, menangkal se-
tiap ancaman militer melalui laut, menjaga stabilitas kawasan maritim,
me lindungi dan menjaga perbatasan laut dengan negara tetangga.
2) Peran Polisionil (Constabulary) yang dilaksanakan dalam rangka
menegakan hukum di laut, melindungi sumber daya dan kekayaan laut
nasional, memelihara ketertiban di laut, serta mendukung pembangunan
bangsa dengan memberikan kontribusi terhadap stabilitas dan pem ba-
ngunan nasional.
3) Peran Diplomasi (Diplomacy) di mana peran ini dilaksanakan
dengan menggunakan kekuatan laut sebagai sarana diplomasi dalam
men dukung kebijakan luar negeri pemerintah dan dirancang untuk mem-
pengaruhi kepemimpinan negara atau beberapa negara dalam keadaan
damai atau pada situasi bermusuhan. Dengan demikian latihan militer
gabungan yang dilakukan oleh Angkatan Laut memiliki fungsi perangkat
militer, polisi dan juga diplomasi.
Unjuk kekuatan yang merupakan diplomasi maritim Indonesia
terhadap klaim China di ZEE Indonesia masih terus berlanjut. Badan
Keamanan Laut atau Bakamla menemukan 30 kapal berlayar di wilayah
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia pada Jumat, 3 Januari 2020.
Keberadaan kapal-kapal tersebut dikawal oleh tiga armada kapal penjaga
pantai atau coast guard milik Pemerintah China. “Pada 10 Desember, kami
menghadang dan mengusir kapal itu. Terus tanggal 23 kapal itu masuk
kembali, kapal coast guard dan beberapa kapal ikan dari China waktu itu,”
kata Direktur Operasi Laut Bakamla Nursyawal Embun.96
Diplomasi koersif pengerahan kekuatan militer ini, jelas Laode
95 Dita Birahayu. 2019. Upaya Penanganan Sengketa Kelautan Indonesia Melalui Diplomasi Maritim. Prosiding Seminakel, 2019 - prosidingseminakel.hangtuah.ac.id. Diakses 25 Maret 2020.
96 Cina Klaim Natuna, 30 Kapalnya Masih Ada di ZEE Indonesia. https://bisnis.tempo.co/read/1290829/cina-klaim-natuna-30-kapalnya-masih-ada-di-zee-indonesia. Diakses 10 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
77
Muhamad Fathun (2020), menunjukkan keberhasilan karena faktanya
setidaknya kapal-kapal China mampu dipukul mundur oleh Indonesia.
Hal ini juga menjadi diplomasi pertahanan Indonesia untuk menciptakan
kepercayaan kepada publik bahwa Indonesia bisa menjaga integritas
wilayahnya.
Gambar 24: Militer Indonesia Kawal Laut Natuna Utara
Sumber: bisnis.tempo.co (2020)97
Gambar di atas menunjukkan bagaimana militer Indonesia
mengawal perairan di ZEE Laut Natuna Utara. Gambar itu diambil
dari KRI Tjiptadi-381 yang beroperasi di bawah kendali Gugus Tempur
Laut (Guspurla) Koarmada I yang menghalau kapal Coast Guard China
saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Senin 30
Desember 2019. KRI Tjiptadi-381 menghalau kapal Coast Guard China
untuk menjaga kedaulatan wilayah dan keamanan di kawasan sekaligus
menjaga stabilitas di wilayah perbatasan.
97 Ibid.
78
Diplomasi Maritim Indonesia
Gambar 25: TNI AL mengawasi Kapal China
Sumber: bbc.com98
Kapal Indonesia mengawasi Kehadiran kapal penjaga pantai dan
kapal pencari ikan China di ZEE Indonesia di perairan Natuna Utara
membuat hubungan kedua negara kembali menegang.
Sikap Indonesia yang keras ditunjukkan oleh Panglima Komando
Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo
Margono awal Januari 2020 yang menyatakan operasi siap tempur kali
ini melibatkan Koarmada 1 dan Koopsau 1 dengan armada lima KRI,
satu pesawat intai maritim, dan satu pesawat Boeing TNI AU.99 Pasukan
yang dipimpin langsung oleh Yudo ini telah bertolak dari Jakarta ke
Natuna menggunakan satu pesawat Boeing TNI AU pada tanggal 3
Januari 2019. Operasi siap tempur kali ini krusial karena status perairan
Natuna belakangan sudah jadi “perhatian bersama.” TNI tidak hanya
mengerahkan pengawal militer dari laut Indonesia tetapi juga pengawalan
udara di Natuna seperti tampak dalam gambar berikut.
98 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51143850. Diakses 20 Maret 2020.
99 Babak Baru Konflik Indonesia dan Cina di Atas Perairan Natuna. https://tirto.id/babak-baru-konf-lik-indonesia-dan-cina-di-atas-perairan-natuna-eqov. Diakses 24 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
79
Gambar 26: Pengawal Udara Natuna
Sumber: bbc.com100
Bersamaan dengan unjuk kekuatan tersebut Indonesia juga mela-
kukan diplomasi persuasif di mana Kementerian Luar Negeri memanggil
Duta Besar Cina untuk Indonesia. Indonesia melayangkan nota protes
keras terhadap pemerintah Cina atas pelanggaran ini. Pemerintah
Indonesia secara tegas menolak klaim Cina atas perairan Natuna Utara yang
mengacu pada Nine Dash-Line atau sembilan garis imajiner itu. Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan klaim itu tidak berlandaskan
hukum internasional yang diakui oleh Konvensi Hukum Laut PBB atau
United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS).
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan berencana
meningkatkan kekuatan militer di kawasan tersebut. “Itu nanti ada satu
flight pesawat tempur, ada tiga nanti kapal jenis korvet, kemudian ada
satu pasukan marinir, Paskhas, satu batalion Angkatan Darat di situ.
Marinir nanti lengkap dengan sea rider-nya. Bersenjata semua itu. Kalau
ada apa-apa itu nanti dia (masuk),” kata Ryamizard.101
100 https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51143850. Diakses 7 April 2020.
101 Hak berdaulat Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif. https://www.bbc.com/indonesia/berita_in-donesia/2016/06/160621_indonesia_natuna_cina_indonesia.
80
Diplomasi Maritim Indonesia
Aksi China melakukan provokasi akhir tahun 2019 disebut oleh
Derek Grossman dari Rand Corporation sebagai ujian ke pemerintahan
baru Jokowi yang terpilih kedua kalinya.102 Dalam kabinet baru Jokowi
Prabowo Subianto ditunjuk sebagai Menhan yang dipandang kritis
terhadap China. Selain itu China juga sedang mencoba melihat reaksi
pengganti Menteri Susi Pudjiastuti yang mengambil sikap keras terhadap
kapal-kapal China di Natuna tahun 2016. Edhy Prabowo disebut bertekad
bersikap sama namun belum teruji.
Menurut Grossman, Beijing bertaruh bahwa Indonesia tidak akan
berani mengganggu hubungan bilateral akibat isu Natuna. Grosman
menyebutkan, juru bicara Kemenlu China Geng Shuang mengatakan
Indonesia akhirnya akan melihat gambaran besar hubungan bilateral
dan stabilitas regional, menyelesaikan secara tepat dengan China serta
mendukung kondisi yang kondusif untuk merayakan 70 tahun hubungan
diplomatik kedua negara. Tidak beraninya Indonesia ini karena menurut
Grossman, Indonesia menerima sekitar 3,6 milyar investasi pada paruh
pertama 2019 dan prakarsa Belt and Road dengan mendanai sejumlah
proyek infrastruktur Indonesia serta dana relokasi ibu kota dari Jakarta ke
Kalimantan Timur.
102 https://www.rand.org/blog/2020/01/why-is-china-pressing-indonesia-again-over-its-maritime.html. Diakses 10 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
81
Tabel 7: Kekuatan Laut Indonesia
Sumber: Rand
Menurut Teuku Faizasyah, apa yang dilakukan Indonesia dalam
menjaga kedaulatan di perairan Indonesia dilakukan oleh sejumlah ins-
tansi yang berwenang seperti BAKAMLA, PSDKP, Polair, KPLP yang ber-
tugas di garda depan untuk melakukan penegakkan hukum. Di tingkatan
yang lebih besar upaya ini juga didukung oleh TNI AL. Namun dalam
pra k teknya, penegakkan hukum perlu dilakukan sesuai porsinya untuk
meng hindari kekeliruan ataupun eskalasi.103
4.7.Bangun Pangkalan Penguatan kehadiran Indonesia di Kepulauan Natuna dilakukan
de ngan adanya usulan pembangunan pangkalan militer. Komisi I DPR
me nilai, pembangunan pangkalan militer di Pulau Natuna, Provinsi Ke-
pri, sangat penting sebagai bagian pembangunan wilayah pertahanan
di ba gian tengah Indonesia – yang berhadapan langsung dengan bebe-
ra pa negara, termasuk tentu saja China. “Apalagi pembangunan wilayah
per t a han an bagian tengah yang berhadapan langsung dengan batas
wi l a yah (teritorial, red) beberapa negara dan Laut China Selatan,” ka-
103 Wawancara Juru Bicara Kemlu Dr. Teuku Faizasyah, 4 Juni 2020.
82
Diplomasi Maritim Indonesia
ta Ang gota Komisi I DPR, Mahfud Siddiq tanggal 24 Maret 2019.104 Men-
kopolhukam Binsar Panjaitan mengatakan, pihaknya telah meng usul kan
pembangunan pangkalan militer di Pulau Natuna tersebut. Ren cananya
dibuat seperti kapal induk, untuk menjadi basis militer yang kuat bagi AL
dan AU di sana.
Gambar 27: Patroli Kapal di Natuna
Sumber: Antara 105
Sebelumnya tahun 2016, setelah insiden penangkapan kapal Chi-
na Maret 2016, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu jengkel de ngan
kondisi perbatasan Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, yang mem pri-
hatinkan. Ia berkata, saat berkunjung ke sana, gerbang perbatasan Na tuna
tidak dijaga aparat keamanan. “Itu pintu masuk (negara). Masuk kompleks
perumahan saja dijaga, kok itu enggak dijaga. Sudah berapa lama (seperti
104 Harus ada pangkalan militer di Pulau Natuna, Kepri. https://www.linggapos.com/17361_ha-rus-ada-pangkalan-militer-di-pulau-natuna-kepri.html. Diakses 18 Maret 2020.
105 13 institusi sepakat awasi Laut Natuna Utara untuk cegah tumpang-tindih. https://sulteng.antaranews.com/berita/99178/13-institusi-sepakat-awasi-laut-natuna-utara-untuk-cegah-tump-ang-tindih. Diakses 8 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
83
itu). Jadi kalau ada maling masuk, lumrah saja karena enggak dijaga,” kata
Ryamizard di Jakarta.106 Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal buruk,
Ryamizard mengatakan telah memberi petunjuk khusus ke pada ketiga
matra TNI, baik Angkatan Darat, Udara, dan Laut.
Gambar 28: Pembangunan TNI di Natuna
Sumber: Fernandes Simangunsong (2018)107
Satu kompi Korps Pasukan Khas TNI AU akan ditempatkan di Na-
tuna. Satu kompi terdiri dari 150-200 personel. Selain itu, kekuatan Ang-
katan Udara di Natuna akan dilengkapi radar, penangkis udara, drone,
dan pesawat tempur. Namun sebelum pesawat tempur dikirim ke Natuna,
pang kalan udara di sana akan diperbaiki lebih dulu.
“Karena kalau untuk pesawat tempur tidak layak, bisa rusak pe-
106 Menhan Jengkel dengan Kondisi Perbatasan di Natuna. https://beritakalimantan.co.id/men-han-jengkel-dengan-kondisi-perbatasan-di-natuna/. Diakses 8 Maret 2020.
107 Fernandes Simangunsong and Imelda Hutasoit.2018. “A Study of the development of Natuna Regency as a key site on Indonesia’s Outer Border with particular regard to national defense and security issues in the South China Sea.” Journal of Marine and Island Cultures.Vol 7. No 2.
84
Diplomasi Maritim Indonesia
sawat itu,” kata Ryamizard. Sementara untuk membangun kekuatan Ang-
katan Laut di Natuna, akan dibangun dermaga untuk kapal patroli yang
dilengkapi dengan satu kompi marinir.
Penguatan militer ditegaskan pula oleh KSAL, Laksamana Ade Su-
pandi memastikan, di mana prajurit akan ditempatkan di wilayah ber-
daulat di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Pihaknya juga meng-
ha dirkan strategi operasi di kawasan tersebut. Apalagi hingga kini, China
masih mengklaim adanya traditional fishing line di titik 9-Dashed Line
yang berdekatan dengan perairan Natuna.
“Itu (9-Dashed Line) sudah dijelaskan Menlu sama Menko Polhu-
kam. Kita hadirkan kapal sebagai strategi naval operation. Pokoknya di
wi layah kedaulatan utuh atau di kawasan hak berdaulat di ZEE, TNI AL
harus hadir disana,” kata Ade di Jakarta.108 Memperkuat militer yang ada
menjadi salah satu prioritas. Membangun kekuatan militer merupakan
salah satu kebijakan selain latihan gabungan.109 Pakar Hubungan Inter-
nasional dari Universitas Pertamina Ian Montratama menyebutkan bahwa
perhatian terhadap kebutuhan pangkalan militer ini telah mendorong
adanya satuan militer integratif di Natuna sehingga terdapat pangkalan
besar dengan skadron yang sifatnya permanen.
Awal tahun 2016, Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri
Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya menggungkapkan bahwa DPR
telah menyetujui alokasi anggaran sebesar Rp 450 miliar untuk mem-
perkuat pangkalan militer TNI di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, yang
berbatasan dengan Laut China Selatan.110 TNI dinilai tidak saja harus
me miliki pangkalan militer yang memadai di Pulau Natuna, tetapi juga
personil dan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. “Natuna itu
adalah wilayah yang paling jauh dan paling terluar sehingga misalkan
ter jadi apa-apa itu memakan waktu. Jadi dalam rangka penguatan wi-
108 TNI AL Perketat Pengawalan Wilayah Natuna. https://nasional.okezone.com/read/2016/06/16/337/1416432/tni-al-perketat-pengawalan-wilayah-natuna. Diakses 9 Maret 2020.
109 Ini 5 kekuatan TNI yang siaga di Natuna hadang China.https://www.merdeka.com/dunia/ini-5-kekuatan-tni-yang-siaga-di-natuna-hadang-china.html. Diakses Maret 2020.
110 Tegaskan Kedaulatan, Indonesia Akan Bangun Pangkalan Militer Di Pulau Natuna. http://portalin-donesianews.com/. Diakses 6 Maret 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
85
layah itu sendiri apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, disitu di-
butuhkan penguatan-penguatan misalkan penambahan prajurit, pem-
buatan fasilitas dan infrastruktur seperti pangkalan dan sebagainya. Ja di
muaranya lebih pada penguatan diri dari kejadian yang tidak kita ingin-
kan,” kata Tantowi Yahya.
Selain pembangunan pangkalan militer, Indonesia juga mem-
per panjang landas pacu Lanud Ranai untuk didarati pesawat tempur,
membangun dermaga yang dapat disinggahi sejumlah kapal perang.
TNI Angkatan Laut dan Bakamla meningkatkan patroli di Natuna dan
menambah radar untuk memantau wilayah.111
Letak Pulau Natuna yang sangat strategis di dekat kawasan Laut Cina
Selatan dan sumber daya alam yang luar biasa, menjadikan kawasan ini di-
perebutkan banyak negara. Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam dan Chi-
na merupakan beberapa negara yang mengklaim kepemilikan kawasan itu.
Gambar 29: Peta pangkalan militer Indonesia
Sumber: www.rand.org
Pengerahan hard power dalam menghadapi isu perbatasan maritim
111 https://www.antaranews.com/infografik/20520/menjaga-kedaulatan-natuna. Diakses 28 Maret 2020.
86
Diplomasi Maritim Indonesia
Natuna tidak direkomendasikan dalam menghadapi China karena
kalkulasi perimbangan kekuatan Indonesia yang kalah jauh.112 Unjuk
kekuatan militer itu disebut Dr Ian Montratama sebagai pesan kepada
China bahwa Indonesia menanggapi serius isu perbatasan Natuna. Pesan
lainya, jika Indonesia ini memiliki sikap tegas di perbatasan maritim,
maka negara lain yang sependapat dengan Indonesia juga bisa terlibat di
dalamnya. Inilah hal yang perlu dimainkan Indonesia dalam menghadapi
isu perbatasan maritim di Natuna Utara.
Senada dengan Dr Ian Montratama, Dr. Arfin Sudirman dari Fisip
Unpad bahkan menegaskan perlunya dimensi diplomasi soft power
bersamaan dengan hard power.113 Penggunaan soft power antara lain
penguatan fungsi territorial militer di Natuna yang juga mencakup
hubungan kemasyarakatan. Sedangkan hard power fungsinya lebih
untuk kekuatan penggetar (deterence) dalam rangka berjaga-jaga. Namun
demikian penggunaan hard power di wilayah ZEE Indonesia sifatnya
terbatas karena perairan Natura Utara bukan bagian dari territorial
namun bagian dari wilayah di mana Indonesia memiliki hak berdaulat
berdasarkan UNCLOS 1982.
Menurut Dr. Arfin Sudirman, pengerahan hard power Indonesia
tidak bisa berdiri sendiri. Dengan perhitungan matematika sederhana,
menghadapkan Indonesia dengan China tidak mungkin sebanding
bahkan jika seluruh negara ASEAN digabungkan. Indonesia dalam hal ini
dapat menyertakan negara lain dalam berhadapan dengan China tetapi
terutama dengan kekuatan soft power berupa diplomasi.
Diplomasi koersif ingin menunjukkan bahwa kekuatan militer
Indonesia tegas dalam isu Natuna ini. Aspek positifnya bagi TNI adalah
sejak 2016 ada penambahan anggaran pertahanan. Kenaikan anggaran
pertahanan ini mendapat dukungan dari DPR untuk rencana strategis
2020-2024. Akan tetapi pandemi Covid-19 telah membuat pemerintah
Indonesia mengalihkan perhatiannya terhadap bahaya pandemi.
Yang masih menjadi pertanyaan, apakah pendekatan koersif
112 Wawancara Dr Ian Montratama dari Hubungan Internasional Universitas Pertamina 22 April 2020.
113 Wawancara Dr Arfin Sudirman, Fisip Unpad, melalui aplikasi Zoom tanggal 28 April 2020.
Diplomasi Maritim Indonesia
87
dengan hard power tepat dalam menangani isu di ZEE Natuna ini? Laode
Muhamad Fathun dari UPN Veteran Jakarta menjelaskan, pendekatan
soft power justru merupakan pilihan yang lebih tepat. Alasannya,
a) konstitusional, b) militer c) ekonomi dan d) emosional. Mengapa
pendekatan soft power? Karena Indonesia adalah negara middle power
walau tidak menutup kemungkinan kedepan bisa menjadi high power.
Negara super power saja akan sangat sulit untuk mempertimbangkan
perang dan konflik di era globalisasi ini.
Laode menambahkan, penggunaan hard power bisa merugikan
ekonomi, personil dan persahabatan, dan akhirnya bisa memperkeruh
hubungan internasional. Pendekatan soft power juga lebih relevan karena
sesuai amanat konstitusi. Apalagi jika melihat pertimbangan kemampuan
militer Indonesia sangat jauh dari Tiongkok, sehingga mustahil bagi
Indonesia untuk menang. Selain itu wilayah Natuna bukan wilayah perang
yang diatur dalam konvensi sehingga tidak ada benar jika menggunakan
pendekatan militer.
Selanjutnya Laode menambahkan, pendekatan militer hanya dida-
sarkan pertimbangan emosional, bukan rasional sehingga kalkulasinya
tidak matang. Di lain sisi, Indonesia juga memiliki hubungan ekonomi
yang baik dengan China walaupun sempat berkonflik di era Orde Baru.
Dengan pengalaman masa lalu itulah pendekatan melalui diplomasi
lebih relevan buat Indonesia.
Perlu ditekankan bahwa diplomasi dengan China dalam rangka
men jaga kedaulatan Natuna harus melalui multi jalur dan dikirim para
diplomat yang memiliki pengalaman dan kedekatan kultural dengan
China sehingga pendekatan tersebut sungguh mampu meredam konflik
kedua negara.
4.8. Menjaga Kedaulatan NatunaDari uraian di atas, Indonesia melakukan tiga dimensi diplomasi
maritim sekaligus, yakni kooperatif, persuasif dan koersif. Pendekatan
se cara simultan ini menunjukkan adanya pertimbangan luas dari pe me-
rintah untuk menjaga kedaulatan di perbatasan maritim Natuna, lebih
tepatnya di ZEE Indonesia yang terbentang 200 mil laut dari pantai Natuna
88
Diplomasi Maritim Indonesia
ke arah Latu Natuna Utara.
Diplomasi koersif ditunjukkan dengan pernyataan mengenai wi-
layah kedaulatan yang tidak dapat ditawar lagi, mulai dari presiden sam-
pai dengan para pejabat militer. Unjuk kekuatan militer dengan la tihan
gabungan di Kepulauan Natuna menandakan pendekatan hard po wer
ter hadap isu Natuna dari Indonesia. Meskipun kekuatan militer In do-
nesia tida bisa dibandingkan kekuatan militer China, namun reaksi In-
do n e sia yang tegas dengan memperlihatkan kekuatan militer dapat me-
ngi rimkan pesan kepada China agar memikirkan ulang dukungannya
ke pada nelayan yang mencari ikan di ZEE Indonesia dengan alasan se-
bagai wilayah tradisional nelayan China. Klaim China itu bisa disebut
mengada-ada karena jarak dari daratan China ke perairan laut Natuna
Utara mencapai ratusan mil laut. Oleh sebab itu, selain menggunakan
dalih tempat mencari ikan tradisional China juga menggunakan peta
nine-dash line tahun 2009 sebagai dasar klaim China untuk membela ber-
operasinya nelayan China di Natuna.
Selain pendekatan keras berupa unjuk kekuatan militer untuk
men jaga kedaulatan di Natuna, Indonesia juga menempuh pendekatan
persuasif dengan pendekatan bilateral dan multilateral. Dari pendekatan
persuasif, Indonesia mengerahkan jalur-jalur diplomatik bilateral mau-
pun multilateral. Di tingkat bilateral Indonesia mengajukan protes lang-
sung ke pemerintah China atas pelanggaran yang dilakukan nelayan
di wilayah ZEE. Di tingkat multilateral Indonesia menggunakan forum
seperti ASEAN untuk menegakkan kode perilaku di Laut China Selatan
agar klaim nine-dash line tidak diselesaikan melalui jalur militer.
Sedangkan pendekatan kooperatif digunakan untuk menjaga hu-
bungan yang lebih luas antara kedua negara. Indonesia masih ingin me-
manfaatkan dana investasi China di Indonesia yang jumlahnya milyaran
dollar untuk pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, Indonesia
masih menganggap masih perlu bekerja sama dengan China di bidang
ekonomi meksipun terdapat masalah penangkapan ikan secara illegal
nelayan China di ZEE Natuna.
Pengerahan diplomasi maritim ini telah ikut menjaga stabilitas
kawasan di sekitar Kepulauan Natuna dari gangguan eksternal termasuk
Diplomasi Maritim Indonesia
89
para nelayan asing diantaranya dari China yang beroperasi secara illegal
di kawasan ZEE Indonesia dan bahkan masuk wilayah perairan Indonesia.
Menurut Dr. Arfin Sudirman, dalam menjaga hak berdaulat ZEE
In donesia, peran Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang baru perlu
ditingkatkan.114 Kehadiran armada laut di Kepulauan Natuna kurang
memadai untuk menjaga hak berdaulat di ZEE Natuna dan kedulatan
territorial Indonesia. Kekuatan Bakamla dengan demikian perlu diting-
katkan sehingga mampu mengawal para nelayan Indonesia 200 mil laut
dari garis pantai. Dengan dua per tiga dari wilayah Indonesia terdiri atas
laut, Bakamla diperkirakan hanya mampu memenuhi pengawalan ku-
rang dari setengahnya untuk menjaga ZEE Indonesia. Berbeda dengan
de ngan yang dimiliki oleh China, negara itu memiliki senjata yang cang-
gih, dan telah memodifikasi kapal-kapal perangnya yang menjadi coast
guard. Mereka mengawal nelayan-nelayannya untuk memancing atau
mengambil ikan seperti terjadi di Natuna.
Dalam konteks perlindungan kedaultan maritim inilah, seperti
dijelaskan Laode Muhamad Fathun, apa yang dilakukan oleh Jokowi se-
benarnya adalah bentuk kelanjutan dari pendahulunya yaitu Soekarno
dengan Negara Baharinya. Negara Bahari saat ini dimaknai sebagai ne-
gara maritim yang membutuhkan pelaksanaan diplomasi maritim sebagai
bentuk implementasi politik luar negeri Indonesia.115
Menurut Laode, implementasi Indonesia sebagai nagara maritim
dimaknai Jokowi dengan membentuk Poros Maritim Dunia (PMD) dengan
diplomasi sebagai salah satu prinsipnya. Kebijakan turunannya, yakni
Nawacita dan Kebijakan Kelautan Indonesia merupakan upaya mencapai
kepentingan nasional Indonesia. Artikulasi diplomasi ini kemudian di-
sebut oleh Kementerian Luar Negeri RI sebagai diplomasi maritim yang
me miliki tiga domain yaitu sovereignty, security dan prosperity.
114 Wawancara Dr Arfin Sudirman, Fisip Unpad, melalui aplikasi Zoom tanggal 28 April 2020.
115 Wawancara tertulis Laode Muhamad Fathun dari UPN Veteran Jakarta 20 April 2020.
90
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
91
BAB VI
PENUTUP
DALAM menghadapi isu perbatasan maritim di Kepulauan Natuna, ter-
utama saat berhubungan dengan negara tetangga seperti China, In do-
nesia melakukan diplomasi maritim untuk menegaskan ke daulatannya
di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sesuai dengan UNCLOS 1982. Namun
Chi na menyebut operasi nelayan di wilayah yang disebut ZEE Indonesia
sebagai wilayah tradisional nelayan China sehingga saat melakukan pen-
carian ikan, Coast Goard China terkesan mengawal mereka. Maka ber da-
sarkan penanganan perbatasan maritim di Kepulauan Natuna, yang ke-
mudian disebut Laut Natua Utara, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, diplomasi maritim kooperatif digunakan Indonesia da lam
menangani kasus perbatasan maritim dengan China di Kepulauan Na-
tuna. Kebijakan melakukan diplomasi kooperatif diplomatik dilakukan
un tuk mengingatkan China tentang telah terjadinya pelanggaran di
ZEE Indonesia di Natuna Utara di mana para nelayan China secara ile-
gal menangkap ikan di sana. Indonesia bersifat kooperatif mengingat
Chi na merupakan investor besar di Indonesia dan kebijakan yang keras
da pat mengganggu hubungan ekonomi dan politik yang lebih luas. Chi-
na juga menyatakan, meski terkesan mendua, bahwa tidak ada per se li-
sihan perbatasan dengan Indonesia di Natuna. Namun demikian Chi na
menyebutkan penangkapan ikan oleh nelayan di ZEE Indonesia ka rena
92
Diplomasi Maritim Indonesia
wilayah itu dikenal sebagai zona nelayan tradisional meskipun posisinya
sebenarnya sangat jauh dari garis pantai China daratan. Salah satu pe-
mikiran yang muncul dalam diplomasi kooperatif ini adalah mem ba-
ngun kerjasama di wilayah perairan ZEE Indonesia dalam masalah pe-
man faatan sumber daya maritim dengan China sehingga penangkapan
ikan bisa dikelola untuk manfaat bersama yang saling menguntungkan.
Namun gagasan kerjasama ini masih belum dijajagi karena Indonesia
tampaknya belum menyiapkan sumber daya untuk mengelola ZEE di
Laut Natuna Utara.
Kedua, Indonesia juga menggunakan perangkat diplomasi maritim
persuasif untuk menegaskan kedaulatannya di ZEE Kepulauan Natuna.
Salah satu penegasan diplomasi ini adalah mengubah nama perairan di
utara Kepulauan Natuna yang masuk dalam ZEE Indonesia menjadi Laut
Natuna Utara. Perubahan nama itu sekaligus meneguhkan kehadiran
In donesia setidaknya dalam peta resmi negara bahwa wilayah itu me-
rupakan daerah hak berdaulat Indonesia sesuai dengan UNCLOS 1982
yang juga ditandatangani China. Meskipun demikian, penamaan baru itu
mendapat kritik dari China sebagai sesuatu yang tidak memiliki standar
internasional.
Ketiga, secara simultan Indonesia menggunakan pendekatan di-
plo masi maritim koersif sebagai cara untuk menjaga kedaulatan di ZEE
Kepulauan Natuna yang diketahui digunakan nelayan China untuk
menangkap ikan secara ilegal. Jenis diplomasi ini, seperti halnya gunboat
diplomacy, merupakan pengerahan perangkat militer untuk mencapai
tujuan diplomasi, yakni takut, tunduk dan menyerah. Diplomasi koersif
antara lain merupakan unjuk kekuatan militer berupa latihan militer
atau seperti diteguhkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa hak berdaulat
Indonesia di ZEE merupakan sesuatu yang sungguh diperhatikan.
Keempat, kedaulatan Indonesia di wilayah maritim khususnya di
ZEE Kepulauan Natuna sejauh ini dapat dijaga antara lain dengan pe-
rangkat diplomasi maritime serta berbagai aparatur pemerintah mulai
dari kementerian pertahanan sampai dengan Bakamla. Namun karena
China masih belum menerima prinsip dasar UNCLOS maka hak berdaulat
Indonesia di ZEE Natuna masih harus diperjuangkan baik secara bilateral
Diplomasi Maritim Indonesia
93
maupun multilateral. Indonesia juga dapat membuka peluang kerjasama
di ZEE Indonesia dengan Negara-negara tetangga termasuk dengan China
dalam memanfaatkan sumber daya hayati dan sumber daya alam.
Dalam menghadapi isu Natuna ini, pertama, pemerintah Indonesia
perlu menegaskan kehadirannya secara fisik di kawasan Laut Natuna
Utara yang menjadi bagian dari ZEE Indonesia. Kehadiran fisik ini da-
pat dilakukan dengan keberadaan patrol Angkatan Laut atau dengan
Ba kamla. Selain itu kehadiran fisik juga dilakukan dengan mengelola
ka wasan perairan Natuna mulai dari penangkapan ikan sampai dengan
pariwisata. Berbagai kementerian dapat dilibatkan juga pengusaha swasta
diajak dalam melakukan penangkapan ikan di Natuna Utara dengan
mendukung nelayan lokal atau investasi di bidang eksplorasi sumber
daya alam dalam jangka panjang.
Kedua, Kementerian Pertahanan perlu hadir secara terus menerus
melalui patroli atau pengembangan pangkalan di Kepulauan Natuna.
Kehadiran secara fisik aparat keamanan perlu dilakukan secara regular
dan terus menerus sehingga dunia dapat mengetahui bahwa hak berdaulat
Indonesia di ZEE Natuna dijaga dan ditegakkan.
Ketiga, kerjasama bilateral dan multilateral perlu dibuka oleh
pemerintah sehingga tidak fokus kepada konflik dan perbedaan pandang-
an mengenai perbatasan maritime dan ZEE. Kerjasama itu antara lain da-
lam penangkapan ikan serta eksplorasi sumber daya alam serta keamanan
lalu lintas maritime di kawasan ZEE Indonesia dan perairan internasional.
94
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
95
DAFTAR PUSTAKA
BukuArsana, I Made Andi and Clive Schofield. (2013). Indonesia’s “Invisible”
Border with China. New York: M.E. Sharpe.
Boeije, Hennie. (2010). Analysis in Qualitative Research. Los Angeles: Sage.
Burchill. Scott. 2005.The National Interest in International Relations
Theory. New York: Palgrave Macmillan
Buzan, Barry. 1991. People, States, and Fear: An Agenda for International
Security Studies in the Post-Cold War Era. Harrow: Longman.
Connelly, Aaron L. (2016). Indonesia in the South China Sea: Going it
alone. Sydney: Lowly Institute.
Couloumbis, Theodore A., James H Wolfe. 1990. Introduction to
International Relations: Power and Justice. Englewood Cliffs:
Prentice Hall
Creswell, John W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative and
Mixed Methods Aproaches. Los Angeles: Sage.
Frankel, Joseph. National Interest. 1970. London: Palgrave Macmillan
Fravel, Taylor. 2016. “U.S. Policy Towards the Disputes in the South China
Sea Since 1995”. Dalam Power Politics in Asia’s Contested Waters :
Territorial Disputes in the South China Sea. New York: Springer.
Gindarsah, Iis. 2016. Indonesia’s Strategic Hedging and the South China
Sea.
Holsti, K.J.1992. International Politics: A Framework for Analysis. New
96
Diplomasi Maritim Indonesia
Jersey: Prentice Hal
Lamont, Christopher. 2014. Research Methods in International Relations.
London: Sage.
Le Mière, Christian. 2014. Maritime Diplomacy in the 21st Ventury: Drivers
and Challenger. London: Routledge.
Morin, Jean-Frederic and Jonathan Paquin. 2018. Foreign Policy Analysis:
A Toolbox. New York: Palgrave Macmillan.
Nordquist, Myron H. and John Norton Moore. 2012. Maritime Border
diplomacy. Leiden: Martinus Nijhoff Publishers.
Rosenau, James N. 1971. The Scientific Study of Foreign Policy. New York:
The Free Press.
Rosenau, James N., Kenneth W. Thompson, Gavin Boyd. 1971. World
Politics: An Introduction. New York: The Free Press.
Suryadinata, Leo. 2016. Did the Natuna Incident Shake Indonesia-China
Relations?
ISEAS: Perspective. Issues 2016. No 19.
Suryadinata, Leo and Mustafa Izzuddin. 2017. The Natunas: Territorial
Integrityin the Forefront of Indonesia–China Relations. Singapore:
ISEAS – Yusof Ishak Institute.
Suryadinata, Leo and Mustafa Izzuddin. 2017. “The Natunas: Territorial
Integrity in the Forefront of Indonesia–China Relations”. Trend in
Southeast Asia. Singapore: ISEAS – Yusof Ishak Institute.
Weatherbee, Donald E.2016. “Re-Assessing Indonesia’s Role in the South
China Sea”. Perspective Issue No 18. Singapore: ISEAS.
Yani, Yanyan Mochamad , Ian Montratama, Emil Mahyudin. 2017.
Pengantar Studi Keamanan. Malang: Intrans Publishing.
JurnalAplianta, Derry.2015. Indonesia’s Response in the South China Sea Disputes:
A Comparative Analysis of the Soeharto and the Post-Soeharto Era.
Journal of ASEAN Studies, Vol. 3, No. 1 (2015), pp. 1-21
Birahayu, Dita. 2019. “Upaya Penanganan Sengketa Kelautan Indonesia
Melalui Diplomasi Maritim”. Prosiding Seminakel, 2019 -
prosidingseminakel.hangtuah.ac.id.
Diplomasi Maritim Indonesia
97
Connelly, Aaron L. 2016. Indonesia in the South China Sea: Going it Alone.
Sydney: Lowly Institute.
Feldt, Lutz, Dr. Peter Roell, Ralph D. Thiele. 2013. Maritim Security –
Perspectives for a Comprehensive Approach. Berlin: Institut für
Strategie- Politik- Sicherheits- und Wirtschaftsberatung ISPSW.
Fauzan, Kamarulnizam Abdullah, Mohammad Zaki Ahmad. “Border
Security Problems in the Waters of the Natuna Islands: Between
National Boundaries and Illegal Fishing”. AEGIS | Vol. 3 No. 2, Mar-
Sep 2019.
Gindarsah, Iis. 2018. “Indonesia’s Strategic Hedging and the South China
Sea”. Dalam Maintaining Maritime Order in the Asia Pacific. Tokyo:
The National Institute for Defence Studies.
Nuechterlein, Donald. E. 1976. “National Interests and Foreign Policy: A
conceptual Framework for Analysis and Decision-Making”. British
Journal of International Studies. 246-266.
Palma, Mary Ann E. 2009. Legal and Political Responses to Maritim
Security Challenges in the Strait of Malacca and Singapore. Canadian
Consortium on Asia Pacific Security (CANCAPS) Papier No. 31.
Perez, Aida M. 2015. “Coercive Diplomacy in the 21st Century: A New
Framework for the “Carrot and Stick”” .Open Access Dissertations.
1557. University of Miami.
Rijal, Najamuddin Khairur. 2018.” Smart Maritime Diplomacy: Diplomasi
Maritim Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia”. Global &
Strategis, Th. 13, No. 1.
Riska. Ela. 2017. “Diplomasi Maritim Indonesia terhadap Aktivitas
Penangkapan Ikan Ilegal oleh Nelayan China di ZEEI Perairan
Kepulauan Natuna”. Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan | Juni 2017
| Volume 3 Nomor 2.
Sinaga, Obsatar & Verdinand Robertua. 2018.” Indonesia in the South
China Sea Dispute: Humble-Hard Power.” Global & Strategis, Th.
11, No. 2.
Shabrina, Nadiah Oryza.2017. Perubahan Respon Indonesia Terhadap
Klaim Nine-Dash Line Tiongkok yang Melewati Perairan Natuna.
Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 6 (2). pp. 133-146.
98
Diplomasi Maritim Indonesia
Simangunsong, Fernandes and Imelda Hutasoit.2018. “A Study of the
development of Natuna Regency as a key site on Indonesia’s Outer
Border with particular regard to national defense and security issues
in the South China Sea.” Journal of Marine and Island Cultures.Vol
7. No 2.
DokumenKemlu RI. 2016. Diplomasi Poros Maritim: Keamanan Maritim dalam
Perspektif Politik Luar Negeri. Jakarta: Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan Kementerian luar Negeri Republik
Indonesia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017. Kebijakan Kelautan
Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017.
Sumber OnlineIndonesia Protes China Terkait Pelanggaran ZEE di Natuna. https://
www.benarnews.org/indonesian/berita/indonesia-china-natuna-
zee-12302019161448.html.
Cina Klaim Laut Natuna, Menhub Akan Tambah Kapal Ikan dan Patroli.
https://bisnis.tempo.co/read/1290783/cina-klaim-laut-natuna-
menhub-akan-tambah-kapal-ikan-dan-patroli/full&view=ok.
Tegaskan Kedaulatan, Indonesia Akan Bangun Pangkalan Militer Di Pulau
Natuna. http://portalindonesianews.com/.
Menjaga Kedaulatan Natuna,https://www.antaranews.com/
infografik/20520/menjaga-kedaulatan-natuna.
Natuna: Pemerintah Indonesia didesak tarik dubes dari Beijing dan
tinjau ulang seluruh proyek dengan China. https://www.bbc.com/
indonesia/indonesia-50999466.
Joint Press Briefing on the 14th ASEAN-China Senior Officials’ Meeting
on the Implementation of the Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea (SOM-DOC) https://asean.org/joint-
press-briefing-on-the-14th-asean-china-senior-officials-meeting-
on-the-implementation-of-the-declaration-on-the-conduct-of-
parties-in-the-south-china-sea-som-doc/. http://setnas-asean.
Diplomasi Maritim Indonesia
99
id/en/siaran-pers/read/capaian-penting-asean-rrt-sepakati-coc-
framework
ASEAN-China Sepakati COC Framework Laut China Selatan https://
international.sindonews.com/berita/1206437/40/asean-china-
sepakati-coc-framework-laut-china-selatan
Menjaga Hak berdaulat dengan Diplomasi Surat. Kompas 5 Juni 2020.
https://www.un.org/Depts/los/clcs_new/submissions_files/
mysvnm33_09/idn_2010re_mys_vnm_e.pdf
Pakar: Indonesia harus hadir secara fisik di ZEE Natuna.https://www.
antaranews.com/berita/1230776/pakar-indonesia-harus-hadir-
secara-fisik-di-zee-natuna.
Konflik Natuna, Jokowi: Diplomatik Damai Tapi Tegas. https://www.
gesuri.id/pemerintahan/konflik-natuna-jokowi-diplomatik-
damai-tapi-tegas-b1YFrZpUL. In Letter to UN Chief, Indonesia
Takes Stand on South China Sea. https://www.benarnews.org/
english/news/indonesian/unclos-letter-05282020172147.html.
Soal Klaim Cina terhadap Natuna, Jokowi: Saya Bawa Kapal Perang.
https://tirto.id/soal-klaim-cina-terhadap-natuna-jokowi-saya-
bawa-kapal-perang-dj8B. Diakses
Cina Klaim Natuna, 30 Kapalnya Masih Ada di ZEE Indonesia. https://
bisnis.tempo.co/read/1290829/cina-klaim-natuna-30-kapalnya-
masih-ada-di-zee-indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/
indonesia-51143850. Diakses 7 April 2020.
Hak berdaulat Indonesia di Zona Ekonomi Eksklusif. https://www.bbc.
com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160621_indonesia_
natuna_cina_indonesia. https://www.rand.org/blog/2020/01/why-
is-china-pressing-indonesia-again-over-its-maritime.html.
Harus ada pangkalan militer di Pulau Natuna, Kepri. https://www.
linggapos.com/17361_harus-ada-pangkalan-militer-di-pulau-
natuna-kepri.html.
13 institusi sepakat awasi Laut Natuna Utara untuk cegah tumpang-
tindih. https://sulteng.antaranews.com/berita/99178/13-institusi-
sepakat-awasi-laut-natuna-utara-untuk-cegah-tumpang-tindih.
Menhan Jengkel dengan Kondisi Perbatasan di Natuna. https://
100
Diplomasi Maritim Indonesia
beritakalimantan.co.id/menhan-jengkel-dengan-kondisi-
perbatasan-di-natuna/.
TNI AL Perketat Pengawalan Wilayah Natuna. https://nasional.okezone.
com/read/2016/06/16/337/1416432/tni-al-perketat-pengawalan-
wilayah-natuna.
Ini 5 kekuatan TNI yang siaga di Natuna hadang China.https://www.
merdeka.com/dunia/ini-5-kekuatan-tni-yang-siaga-di-natuna-
hadang-china.html.
Tegaskan Kedaulatan, Indonesia Akan Bangun Pangkalan Militer Di
Pulau Natuna. http://portalindonesianews.com/. Diakses 6 Maret
2020. https://www.antaranews.com/infografik/20520/menjaga-
kedaulatan-natuna.
Diplomasi Maritim Indonesia
101
LAMPIRANBrief Paper Kementerian Luar Negeri RI
102
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
103
104
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
105
106
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
107
108
Diplomasi Maritim Indonesia
Diplomasi Maritim Indonesia
109
PENULISAsep Setiawan adalah pengajar dan peneliti di
Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Gelar sarjana Hubungan Internasional
diperoleh dari FISIP Universitas Padjadjaran
sedangkan gelar Master Hubungan Internasional
dari Universitas Birmingham, Inggris. Tahun 2019
meraih gelar Doktor Hubungan Internasional juga
dari Universitas Padjadjaran dengan disertasi mengenai Politik Luar
Negeri Indonesia terhadap Isu Nuklir Iran di PBB. Asep focus kepada
kajian Politik Luar Negeri, Hubungan Internasional di Asia dan Timur
Tengah serta kajian Diplomasi dan Keamanan Global. Buku yang pernah
diterbitkan antara lain Hubungan Internasional Abad ke-21, Politik Luar
Negeri Indonesia dan Dinamika Timur Tengah.
Ali Noer Zaman kini bekerja sebagai dosen di
Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Jakarta. Menyelesaikan pendidikan master dalam
ilmu politik dari Universite de Marseille III,
Perancis. Minat studinya mencakup politik
internasional, Islam dan politik, dan isu-isu
lingkungan.
110
Diplomasi Maritim Indonesia